senyawa aromatik

8
SENYAWA AROMATIK ( Heterosiklik dan Polisiklik) Beberapa senyawa aromatik yang dapat dikelompokkan dalam dua kelas, yaitu senyawa polisiklik dan senyawa heterosiklik. Senyawa aromatik polisiklik juga dikenal dengan sebutan senyawa aromatik polinuklir atau cincin terpadu. 1. Senyawa Polisiklik Senyawa aromatik ini dicirikan oleh cincin-cincin aromatik yang menggunakan atom-atom karbon tertentu secara bersama-sama, atau dua atau lebih cincin benzena dipadukan. Berikut contoh struktur senyawa aromatik polisiklik. Grafit merupakan salah satu contoh senyawa polisiklik. Struktur grafit terdiri atas bidang-bidang cincin benzena terpadu. Jarak antara setiap dua bidang (sekitar 3,5 Å) diduga merupakan ketebalan sistem ikatan π (pi) dari benzena. Sifat licin dari grafit disebabkan kemampuan bidang-bidang ini dapat bergeser satu sama lain. Berdasarkan sifat ini maka grafit sering digunakan sebagai pelumas. Akibat elektron π yang dapat berpindah-pindah dan terdelokalisasi, grafit dapat

Upload: yohanamd14

Post on 13-Dec-2015

130 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Kimia Organik

TRANSCRIPT

Page 1: SENYAWA AROMATIK

SENYAWA AROMATIK

( Heterosiklik dan Polisiklik)

Beberapa senyawa aromatik yang dapat dikelompokkan dalam dua kelas, yaitu senyawa polisiklik dan senyawa heterosiklik. Senyawa aromatik polisiklik juga dikenal dengan sebutan senyawa aromatik polinuklir atau cincin terpadu.

1. Senyawa Polisiklik

Senyawa aromatik ini dicirikan oleh cincin-cincin aromatik yang menggunakan atom-atom karbon tertentu secara bersama-sama, atau dua atau lebih cincin benzena dipadukan. Berikut contoh struktur senyawa aromatik polisiklik.

 

Grafit merupakan salah satu contoh senyawa polisiklik. Struktur grafit terdiri atas bidang-bidang cincin benzena terpadu. Jarak antara setiap dua bidang (sekitar 3,5 Å) diduga merupakan ketebalan sistem ikatan π (pi) dari benzena.

Sifat licin dari grafit disebabkan kemampuan bidang-bidang ini dapat bergeser satu sama lain. Berdasarkan sifat ini maka grafit sering digunakan sebagai pelumas. Akibat elektron π yang dapat berpindah-pindah dan terdelokalisasi, grafit dapat menghantarkan arus listrik dan digunakan sebagai elektrode pada baterai.

  Hidrokarbon aromatik polisiklik dan sebagian besar turunannya berbentuk zat padat. Naftalena digunakan sebagai pengusir ngengat, serta turunannya digunakan dalam bahan bakar motor dan pelumas. Aromatik polisiklik digunakan secara luas sebagai zat antara pada sintesis organik, misalnya dalam pembuatan zat warna (lihat kegunaan senyawa benzena pada pembahasan sebelumnya).

Page 2: SENYAWA AROMATIK

a. Tata Nama Senyawa Aromatik Polisiklik

Penataan nama secara trivial, posisi substituen dalam naftalena tersubstitusi mono dinyatakan dengan huruf Yunani (α dan β). 

Posisi yang berdekatan dengan karbon-karbon pemaduan cincin disebut posisi alfa (α), posisi berikutnya adalah beta (β). Contoh:

b. Kereaktifan Senyawa Polisiklik

Senyawa aromatik polisiklik lebih reaktif terhadap reaksi oksidasi, reduksi, dan substitusi dibandingkan senyawa benzena. Kereaktifan ini disebabkan kemampuan bereaksi dari suatu cincin, sementara cincin lainnya masih dipertahankan

1) Reaksi Oksidasi

Asam ftalat anhidrida dibuat dari oksidasi naftalena dengan katalis vanadium oksida. Persamaan reaksinya:

Page 3: SENYAWA AROMATIK

Antrasena dan fenantrena dapat juga dioksidasi menjadi suatu kuinon. Reaksinya:

2) Reaksi Reduksi

Berbeda dari benzena, senyawa polisiklik dapat dihidrogenasi (direduksi) parsial pada tekanan dan suhu kamar.

Page 4: SENYAWA AROMATIK

Untuk menghidrogenasi semua cincin aromatik dalam naftalena dapat dilakukan pada suhu dan tekanan tinggi. Persamaan reaksinya:

3) Reaksi Substitusi

Sistem cincin aromatik polisiklik lebih reaktif terhadap serangan substitusi daripada benzena.

  a) Reaksi brominasi

  Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa naftalena dapat dibrominasi pada suhu kamar menggunakan katalis FeBr3. Reaksi yang terjadi menggunakan mekanisme reaksi yang ditunjukkan sebagai berikut.

  Br2 + FeBr3 → FeBr4– + Br+

FeBr4– ⇌ FeBr3 + Br–

Page 5: SENYAWA AROMATIK

b) Reaksi sulfonasi

  Reaksi sulfonasi pada naftalena dilakukan sama seperti pada sulfonasi benzena. Berdasarkan data hasil percobaan diketahui bahwa reaksi sulfonasi naftalena dipengaruhi oleh suhu.

Pada suhu di bawah 60 °C, naftalena bereaksi dengan asam sulfat pekat membentuk asam 1–naftalenasulfonat, tetapi pada suhu tinggi di atas 160 °C, menghasilkan campuran produk dari asam 2–naftalenasulfonat (85%) dan asam 1–naftalenasulfonat (15%).

2. Senyawa Heterosiklik

Senyawa heterosiklik aromatik adalah suatu senyawa siklik di mana atom-atom yang terdapat dalam cincin terdiri atas dua atau lebih unsur yang berbeda. Cincin heterosiklik dapat bersifat aromatik, sama seperti pada cincin benzena. Senyawa heterosiklik banyak terdapat di alam sebagai suatu alkaloid (seperti, morfin, nikotin, dan kokain), asam-asam nukleat (pengemban kode genetik), dan senyawa biologi lainnya. Contoh:

Page 6: SENYAWA AROMATIK

Penataan nama secara trivial, posisi substituen dalam naftalena tersubstitusi mono dinyatakan dengan huruf Yunani (α dan β). 

Posisi yang berdekatan dengan karbon-karbon pemaduan cincin disebut posisi alfa (α), posisi berikutnya adalah beta (β). Contoh:

Tata Nama Senyawa Heterosiklik

Sama seperti senyawa polisiklik aromatik, senyawa heterosiklik aromatik juga memiliki nama tertentu sebagai berikut.