lapak reaksi identifikasi hidrokarbon non aromatik dan aromatik erdani

Upload: abigail

Post on 07-Mar-2016

48 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

REAKSI IDENTIFIKASI HIDROKARBON NON AROMATIK DAN AROMATIKErdani Arya GuntamaFakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.Jalan Raya Sumedang KM. 21 Jatinangor Sumedang 45363 - Jawa Barat. www.fpik.ac.idEmail : [email protected]

AbstrakSenyawa hidrokarbon aromatik adalah senyawa siklik karbon dan hidrogen yang memiliki ikatan tak jenuh yang ditandai dengan satu atau lebih cincin planar atom bergabung dengan ikatan kovalen dari dua jenis yang berbeda. Stabilitas yang unik dari senyawa ini disebut sebagai aromatisitas. Sedangkan senyawa hidrokarbon non-aromatik yaitu senyawa hidrokarbon alifatik ( rantai terbuka ) dan alisiklik (rantai tertutup). Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu praktikan dapat mengidentifikasikan hidrokarbon non-aromatik dan aromatik, kemudian menentukan sifat kimia (reaktivitas) senyawa tersebut dengan menggunakan KMnO4, H2SO4, dan HNO3 sebagai reagensia (pereaksi) dan katalis. Senyawa hidrokarbon aromatik yang digunakan adalah toluena dan senyawa non-aromatik yang digunakan adalah sikloheksana, n-heksana, minyak. Senyawa hidrokarbon tersebut ada yang dapat bereaksi dengan reagensia karena ada yang memiliki sifat reaktif dari ikatan rangkap sehingga mengalami oksidasi. Pada praktikum ini juga menggunakan nitrasi, yaitu sebagai reaksi terbentuknya senyawa nitro atau masuknya gugus nitro pada suatu senyawa. Kata Kunci : Senyawa hdirokarbon aromatik, hidrokarbon alifatik, hidrokrbon alisiklik, pereaksi, katalisAbstracAromatic hydrocarbon compounds are cyclic compounds of carbon and hydrogen is characterized by one or more planar ring atoms joined by covalent bonding of two different types. This compound is referred to as aromaticity. While the non-aromatic hydrocarbon compounds are aliphatic hydrocarbon compounds (open chain) and alicyclic (closed chain). The purpose to practitioner could identify non-aromatic hydrocarbons and aromatic, then determine the chemical properties (reactivity) of these compounds by using KMnO4, H2SO4, and HNO3 as reagents (reagent) and catalyst. Aromatic hydrocarbon compounds used toluene and non-aromatic compounds used cyclohexane, n-hexane, petroleum. The existing hydrocarbon compounds that can react with the reagent because nobody has the reactive nature of the bond that undergoes oxidation. In this lab also uses nitration, namely as a reaction formation or the entry of the nitro group in a compoundKeywords: aromatic hydrocarbon compounds, aliphatic hydrocarbons, alicyclic hydrocarbons, reagents, catalysts

PENDAHULUAN

Senyawa hidrokarbon adalah senyawa organik yang mengandung unsur Karbon (C) dan Hidrogen (H) saja. Hidrokarbon aromatik adalah senyawa siklik karbon dan hidrogen yang memiliki ikatan tak jenuh. Yang termasuk senyawa aromatik adalah benzena yang memiliki rantai karbon tertutup atau melingkar dan segi enam beraturan. Senyawa benzena pertama kali disintesis pada tahun 1825 oleh Michael Faraday (1791 1867) dari residu minyak dalam pipa gas di London. Faraday membuat senyawa benzena dari gas asetilena. Benzena mempunyai rumus molekul C6H16 dan mengandung ikatan tak jenuh (rangkap). Benzena tidak dapat mengalami reaksi adisi dan hanya mengalami reaksi subtitusi. Setiap atom karbon mengikat satu atom homogen serta terdapat tiga buah ikatan rangkap dua dan tiga buah ikatan tunggal secara berselang seling dengan sudut putar antaratom karbon sebesar 1200.Benzena memiliki kegunaan sebagai pelarut dan bahan baku pembuatan senyawa - senyawa turunannya. Fenol biasa juga disebut karbol, digunakan sebagai desinfektan, pengawet kayu, plastik. Sebagai bahan peledak. Asam benzoat sebagai pengawet makanan.

Toluena, dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah cairan bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma seperti pengencer cat dan berbau harum seperti benzena. Toluena adalah hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga sebagai pelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai obat inhalan oleh karena sifatnya yang memabukkan.Sifat fisik dari toluna adalah cairan tidak berwarna, berbau manis, pedas seperti benzene dengan berat molekul 92, 14; titik didih 231,1F (110,6C ); titik lebur -139F (-95C); tekanan uap 28,4 mmHg pada 25C ; kerapatan uap 3,1 (udara = 1) dengan kekentalan 0,59 cps pada 20C; berat jenis 0,866 (air = 1).Senyawa hidrokarbon non-aromatik terdapat 2 macam, yaitu hidrokarbon alifatik dan hidrokarbon alisiklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.Contohnya adalah n-heksana:

Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna. Contoh senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh:

Senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.

Siklohekana

BAHAN DAN METODE

Alat dan FungsiAlat yang digunakan pada praktikum ini antara lain :1. Pipet TetesUntuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah kecil (tetesan).

2. Tabung ReaksiUntuk dijadikan tempat mereaksikan bahan kimia. Dalam praktikum kali ini senyawa hidrokarbon aromatin dan aromatik, serta pereaksinya.3. Vortex MixerBerfungsi untuk menghomogenkan atau mencampurkan larutan dalam jumlah kecil.4. Penangas EsBerfungsi sebagai wadah air es yang digunakan dalam uji coba nitrasi toluena.5. Rak Tabung ReaksiUntuk menyimpan tabung reaksi.6. Batang PengadukUntuk mengaduk pada saat nitrasi toluena sebelum divortex.

BahanBahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain :N heksanaKMnO4SikloheksanaH2SO4Minyak GorengHNO3ToluenaAir EsAlkohol Absolut

Metode Percobaan1. Uji Nitrasi ToluenaPertama tama siapkan tabung reaksi dalam keadaan kering dan bersih. Kemudian masukan H2SO4 pekat sebanyak 3 mL. Kemudian masukan tabung reaksi tersebut kedalam penangas es. Setelah itu masukan 1,5 mL toluena dengan keadaan tabung reaksi didalam penangas es dan aduk dengan vortex. Setelah itu masukan kembali kedalam penangas es dan masukan H2SO4 sebanyak 1 mL. Kemudian tambahkan H NO3 sebanyak 1 mL dan aduk kembali dengan vortex. Terakhir amati hasil uji tersebut.2. Uji Oksidasi KMnO4A. SikloheksanaPertama tama siapkan tabung reaksi dalam keadaan kering dan bersih. Kemudian masukan 3 tetes sikloheksana, tambahkan sebanyak 1 mL alkohol absolut dan teteskan KMnO4. Dan amati hasil pengujian tersebut.B. N HeksanaPertama tama siapkan tabung reaksi dalam keadaan kering dan bersih. Kemudian masukan 3 tetes n-heksana, tambahkan sebanyak 1 mL alkohol absolut dan teteskan KMnO4. Dan amati hasil pengujian tersebut.C. Minyak GorengPertama tama siapkan tabung reaksi dalam keadaan kering dan bersih. Kemudian masukan 3 tetes minyak goreng, tambahkan sebanyak 1 mL alkohol absolut dan teteskan KMnO4. Dan amati hasil pengujian tersebut.3. Uji Oksidasi H2SO4A. SikloheksanaPertama tama siapkan tabung reaksi dalam keadaan kering dan bersih. Kemudian masukan 10 tetes sikloheksana, kemudian masukan tabung reaksi tersebut kedalam penangas es, tambahkan sebanyak 5 tetes H2SO4. Amati hasil pengujian tersebut.B. N HeksanaPertama tama siapkan tabung reaksi dalam keadaan kering dan bersih. Kemudian masukan 10 tetes n-heksana, kemudian masukan tabung reaksi tersebut kedalam penangas es, tambahkan sebanyak 5 tetes H2SO4. Amati hasil pengujian tersebut.C. Minyak gorengPertama tama siapkan tabung reaksi dalam keadaan kering dan bersih. Kemudian masukan 10 tetes minyak goreng, kemudian masukan tabung reaksi tersebut kedalam penangas es, tambahkan sebanyak 5 tetes H2SO4. Amati hasil pengujian tersebut.D. ToluenaPertama tama siapkan tabung reaksi dalam keadaan kering dan bersih. Kemudian masukan 10 tetes toluena, kemudian masukan tabung reaksi tersebut kedalam penangas es, tambahkan sebanyak 5 tetes H2SO4. Amati hasil pengujian tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN1. Uji Nitrasi ToluenaPada pengujian nitrasi toluena ini, ketika H2SO4 dicampur dengan toluena dan HNO3 akan terasa panas karena Asam sulfat pekat memiliki sifat eksoterm sehingga terasa sangat panas, maka dari itu digunakan penangas es untuk meredam panas tersebut. Ketika vortex pertama, larutan berubah warna menjadi kuning dan terdapat 4 fase yaitu merah pekat-bening-kuning pekat-bening. Hal tersebut karena tolunea mengalami reaksi subtitusi dengan asam sulfat menjadi Asam p-toluenasulfonat. Reaksi tersebut :

CH3C6H5 + H2SO4 CH3C6H4SO3H + H2O

Adapun struktur Asam p-toluenasulfonat sebagai berikut :.

Kemudian larutan tersebut di campur dengan HNO3 kemudian di aduk dengan vortex dan kembali bereaksi dengan warna berubah menjadi merah bata terdapat 1 fase, reaksi tersebu menghasilkan adalah TNT (Trinitrotoluene) merupakan senyawa turunan benzena yang bersifat mudah meledak. Senyawa TNT diperoleh melalui reaksi nitrasi toluena. TNT digunakan sebagai bahan peledak untuk kepentingan militer dan pertambangan.Senyawa TNT (Trinitrotoluene) dibuat dengan cara mereaksikan toluena dan asam nitrat pekat, serta dibantu katalis asam sulfat pekat. Berikut reaksi pembentukan TNT :

Seharusnya larutan ini memiliki 2 fase, dimana fase diatas adalah trinitrotoluene dibawah adalah air.

2. Uji Oksidasi KMnO4A. SikloheksanaPada pengujian ini dihasilkan bahwa sikloheksana dapat bereaksi dan menghasilkan 2 fase (kuning bening). Sikloheksana dapat bereaksi dengan KMnO4 karena sikloheksana memiliki sifat sangat kaku atau rigid (tidak bisa berputrar bebas) karena strukturnya tertutup. Sifat sikloheksana ini hampir mirip dengan alkena sehingga mudah teroksidasi dengan KMnO4.

B. N- HeksanaPada pengujian ini dihasilkan bahwa n-heksana tidak bereaksi dengan KMnO4 karena tidak memiliki ikatan rangkap dan n heksana bersifat hidrokarbon jenuh. Karena memiliki ikatan tunggal (hanya ikatan ) maka mengakibatkan n-heksana dapat berputar bebas dan bersifat tidak reaktif sehingga tidak bisa bereaksi dan teroksidasi dengan KMnO4. Hal tersebut dapat dibuktidak dengan bentuk fisik larutan tersebut yang mana tidak ada perubahan warna (tetap berwarna ungu).

CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 + KMnO4

C. Minyak GorengPada pengujian ini dihasilkan bahwa minyak goreng dapat bereaksi dengan KMnO4. Terbukti dari sifat fisik senyawa tersebut yang berubah warna menjadi coklat. Selain itu Minyak goreng dapat bereaksi dapat dibuktikan dalam sifat kimianya juga yang mana minyak goreng adalah hidrokarbon tak jenuh (ikatan rangkap 2) sehingga sangat reaktif dan dapat teroksidasi. Dalam minyak goreng terdapat ikatan dan ikatan . Ikatan dapat mudah putus dan berikatan dengan senyawa lain (reaktif).

3. Uji Oksidasi H2SO4A. SikloheksanaPada pengujian oksidasi H2SO4 ini, ketika H2SO4 pekat dicampur dengan sikloheksana akan menghasilkan panas, karena H2SO4 bersifat eksoterm yaitu melepas panas, maka dari itu pada pengujian ini, tabung diletakan di dalam penangas es. Larutan ini dapat bereaksi (reaksi adisi) terbukti dengan berbau menyengat dan berwarna merah bata. Sikloheksana dapat bereaksi karena memiliki rantai tertutp sehingga bersifat kaku atau rigid ( tidak dapat berputar bebas). Dari sifat kaku tersebut sikloheksana dapat teroksidasi oleh H2SO4. Reaksi :C6H12(l) + H2SO4(l) C6H11SO3H(l) + H2O(l)

B. N Heksana Pada pengujian oksidasi H2SO4 ini, ketika H2SO4 pekat dicampur dengan n-heksana akan menghasilkan panas, karena H2SO4 bersifat eksoterm yaitu melepas panas, maka dari itu pada pengujian ini, tabung diletakan di dalam penangas es. Pada uji coba ini n heksan daapat bereaksi karena terdapat perubahan warna, berbau seperti alkohol, namun terdapat 3 fase yang berarti bahwa reaksi tidak bereaksi sempurna. Seharusnya n heksan tidak dapat bereaksi karena ikatannya tunggal yang tidak memungkinkan teroksidasi oleh H2SO4 pekat. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya ketelitian dan tidak tepat kuantitas dari pencampuran larutan tersebut. Reaksi :CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3 + H2SO4 C. Minyak GorengPada pengujian oksidasi H2SO4 ini, ketika H2SO4 pekat dicampur dengan minyak goreng akan menghasilkan panas, karena H2SO4 bersifat eksoterm yaitu melepas panas, maka dari itu pada pengujian ini, tabung diletakan di dalam penangas es . Minyak goreng dapat bereaksi (Reaksi adisis) dengan H2SO4, karena minyak goreng memiliki ikatan rangkap 2 yang menjadikannya reaktif mudah teroksidasi. Minyak goreng berubah warna setelah dicampur dengan H2SO4 menjadi coklat kecap (kehitam-hitaman) dan tidak berbau. Hal serupa juga terjadi jika kita memanaskan selalu minyak goreng maka minyak akan berubah warna menjadi hitam yang menandakan ia sudah jenuh (ikatannya jadi tunggal).

D. ToluenaPada pengujian oksidasi H2SO4 ini, ketika H2SO4 pekat dicampur dengan toluena akan menghasilkan panas yang lebih besar, karena H2SO4 bersifat eksoterm yaitu melepas panas, maka dari itu pada pengujian ini, tabung diletakan di dalam penangas es. Toluena dapat bereaksi (reaksi adasi) dengan H2SO4 dengan ada perubahan warna yaitu menjadi kuning dan bau seperti lem aibon, terdapat 3 fase.Reaksi : CH3C6H5 + H2SO4 CH3C6H4SO3H + H2O

DATA KELOMPOK C

Kel. Uji Oksidasi KMnO4Uji Oksidasi H2SO4

Sikloheksanan-heksanaMinyakSikloheksanan-heksanaMinyakToluena

1Bening jadi keruh, sedikit wangi, 1 fasa, bereaksi.Warna coklat keruh, ada endapan, bau menyengat, 1 fasa, tidak bereaksi.Bening jadi keruh, sedikit bau, 2 fase, bereaksi.Merah kecoklatan, kental, eksoterm, bau menyengat.Bening jadi kuning transparan, 3 fasa.Bening jadi coklat kehitaman, kental.Bening jadi kuning transparan, 3 fasa, bau lem aibon.

2Coklat muda, bau menyengat, 1 fasa.Warna maroon, 1 fasa, bau, tidak bereaksi.Warna coklat, 2 fasa, wangi harum, bereaksi.Warna merah gelap, panas, bau menyengat, jadi kental.Warna kuning, 3 fasa, bau.Warna coklat gelap, jadi lebih kental.Warna kuning, 3 fasa, bau lem aibon.

3Warna coklat, ada endapan seperti kopi, 1 fasa.Warna magenta, ada endapan.Merah gelap, ada sedikit minyak dibawah, 2 fasa.Hitam kemerahan, panas.2 fasa (hijau-putih), bau alkohol.Kuning, 2 fasa (kuning putih), coklat gelap.2 fasa, bau seperti lem.

4Coklat, 1 fasa, bau menyengat.Coklat kemerahan (warna anggur), endapan coklat.Coklat, 1 fasa.Oren, panas.Bening, bau alkohol, homogen.Gelap, berwarna gula aren.Kuning 3 fasa, bau lem aibon.

5Bereaksi, 2 fasa (kuning dan bening)Tidak bereaksi, tetap unguCoklat, bereaksi.Panas, bau menyengat, merah bata.Kuning, 3 fasa, bau menyengat seperti alkohol.Coklat kecap, tidak berbau.3 fasa (kuning- putih-kuning), bau lem aibon.

KelompokNitrasi Toluena

1Vortex 1 warna jadi kuning, diberi H2SO4 berubah merah dan bergerak lalu divortex terapat 2 fasa, merah maroon dan coklat gelap.

2Vortex pertama larutan jadi kuning ditambah H2SO4dan divortex ada 4 fasa, ditambah HNO3 divortex larutan jadi coklat dan ada 2 fasa.

3Vortex pertama larutan jadi kuning, ditambah HNO3 warna jadi coklat setelah divortex terbentuk 2 fasa.

4Vortex pertama warna larutan jadi kuning, ditambah HNO3 pekat terdapat 4 fasa, ketika divortex terdapat 1 fasa.

5Vortex pertama larutan kuning, ditambah HNO3 pekat terdapat 4 fasa ketika larutan divortex terdapat 1 fasa.

6Vortex pertama dan penambahan toluena, larutan bercampur dan jadi kuning, ditambah H2SO4 terdapat 2 lapisan, setelah ditambah HNO3 terjadi gelembung udara seperti mendidih terjadi 4 fasa, setelah divortex larutan bercampur menjadi coklat dan terdapat 2 fasa.

DATA KELAS

KELOMPOK AKel. Uji Oksidasi KMnO4Uji Oksidasi H2SO4

Sikloheksanan-heksanaMinyakSikloheksanan-heksanaMinyakToluena

1+-+.Merah kecoklatan, kental, eksoterm.Bening,suhu rendahcoklat kehitamanTerdapat 2 fase,suhu fan warna tidak berubah

2+-+Kuning kecoklatan,terdapat endapanBening. Bau tidak menhyengatEnapan warna hitam pekatBening, bau menyengat

3+-+Warna coklat pekat, bau kuatTidak berbau,suhu normal.Warna coklat,terdapat endapan,tidak berbauBening, bau kuat

4+-+Bau menyengatBerbau,warna kunigWarna coklat,tidak bebrbauBening, berbau.

5+_+Kuning kecoklatanbeningWarna hitamTerdapat 2 fase, bau menyengat.

6+-+Kuning kecoklatanBening,tidak berbauWarna hitamTerdapat2 fase,bau kuat

KelompokNitrasi Toluena

1Terdapat 4 fase (bening,coklat terag,bening,coklat gelap).

2Terdapat 4 fase (bening,coklat terag,bening,coklat gelap).

3Terdapat 4 fase (bening,coklat tenag,kuning bening,coklat tua,setelah di vortex menjadi 2 fase,coklat kehitman dan coklat

4Terdapat 4 fase (bening,coklat bening,coklat).

5Terdapat 4 fase(bening,coklat,kuning,coklat tua).

6Terdapat 4 fase(bening,coklat,kuning,coklat tua).

Kelompok B

KelompokUji Oksidasi KMnO4Uji Oksidasi H2SO4

Sikloheksanan-heksanaMinyakSikloheksanan-heksanaMinyakToluena

1Hasil positif, karena warna ion permanganat hilang, berwarna coklat, 2 fasa, tidak ada endapanHasil Negatif, karena warna ion permanganat tidak hilang, berwarna ungu dan tidak ada endapan.Hasil positif, karena warna ion permanganat hilang dan menjadi berwarna coklat, terdapat endapan.Terbentuk 1 fasa, berwarna coklat, suhu panas.Terbentuk 1 fasa, berwarna bening, suhu dingin.Terbentuk 1 fasa, berwarna coklat pekat, suhu dingin.2 fasa, lapisan atas putih keruh, lapisan bawah bening, suhu dingin

2Hasil positif, karena warna ion permanganat hilang dan terdapat endapanHasil negatif, karena warna ion permanganat tidak hilangHasil positif, karena warna ion permanganat tidak hilang dan terdapat endapan coklatTerbentuk 1 fasa, berwarna coklat suhu panas.Terbentuk 2 fasa, lapisan atas kuning, lapisan bawah bening, suhu dinginTerbentuk 1 fasa, berwarna coklat pekat, suhu dingin.Terbentuk 2 fasa, bagian atas kuning, bagian bawah bening, suhu dingin

3Hasil positif, karena warna ion permanganat hilang, terdapat endapan, berwarna coklatHasil negatif, karena warna ion permanganat tidak hilangHasil positif, karena warna ion permanganat tidak hilang dan terdapat endapan coklat2 fasa, bagian, bawah bening, bagian atas merah, suhu panas.Terbentuk 2 fasa, lapisan atas bening, lapisan bawah bening, suhu dingin.Terbentuk 2 fasa, lapisan atas coklat tua seperti caramel, bagian bawah coklat muda, suhu dingin.2 fasa, lapisan atas bening lebih keruh, lapisan bawah bening, suhu dingin.

4Hasil positif, karena terjadi perubahan warna dari bening menjadi coklat (agak pekat)Hasil negatif, karena warna yang terbentuk adalah ungu bukan coklat, dan 2 fasa.Hasil positif, karena terjadi perubahan dari bening (kuning) jadi coklat mudaTerbentuk 3 fasa (bening-coklat muda-coklat pekat).Terbentuk 3 fasa (kuning-bening-kuning), bau hilang.2 fasa (keruh- coklat gelap).-2 fasa (keruh-bening)-Vortex (keruh-susu vanilla)- H2SO4 (Keruh-Susu Vanila

5Hasil positif, karena warna ion permanganat hilang, larutan berwarna coklat muda dan ada endapan coklat, ada 2 fasaHasil negatif, karena masih warna ion permanganat dan tidak ada endapanHasil positif, karena warna ion permanganat hilang, larutan coklat dan ada endapan coklat, 2 fasa2 fasa, atas kuning bawah coklat, tidak berbau.2 fasa, kedua warna bening, tidak berbau.3 fasa(coklat-kuning-coklat).2 fasa, lapisan atas kuning, lapisan bawah keruh, bau menyengat.

KelompokNitrasi Toluena

1Terbentuk 2 fasa, lapisan atas berwarna kuning, lapisan bawah berwarna coklat pekat, suhu panas.

2Terbentuk 2 fasa, lapisan atas kuning, lapisan bawah coklat pekat, suhu panas.

3Terbentuk 2 fasa, lapisan atas berwarna hitam, lapisan bawah berwarna coklat pekat, suhu dingin, bau menyengat.

4Ditambah HNO3menjadi panas, coklat pekat, ada ledakan sedikit, ada 3 fasa.

5Terbentuk 2 fasa, lapisan atas hitam dan lapisan bawah coklat tua, bau menyengat.

KESIMPULANSenyawa yang dapat teroksidasi dan ternitrasi hanyalah senyawa hidrokarbon akifatik tak jenuh seperti alkuna, alkena, untuk hidrokarbon aromatik yaitu benzena. Untuk hidrokabron alisiklik seperti sikloheksana walaupun ia ikatan jennuh tetapi bentuknya tertup sehingga kaku atau rigid. Senyawa yang dapat bereaksi karena memiliki reaktivitas yang tinggi terutama alkena pada praktikum kali ini. Dalam penggunaan H2SO4 akan terasa panas karena memang memilki sifat eksoterm (melepas panas).

Terima kasih kepada Ibu Yeni Mulyani dan Ibu Santi Rukminita atas ilmu Kimia Organik yang telah diberikan selama di kelas,dan terimakasih kepada Ibu Yeni Mulyani yang memberikan ilmu selama praktikum. Terima kasih kepada Asisten Dosen yang telah membimbing selama proses praktikum dan Terima kasih kepada rekan rekan kelompok A, B, dan C atas kerjasamanya dalam proses pelaksanaan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden & Fessenden. 1984. Kimia Organik II. Jakarta: Erlangga.

Hadyana, A. Putjatmaka. 1993. Kamus Kimia Organik. Jakarta: DEPDIKBUD.

Solomons. F. W. Gaham. 1990. Fundamental Of Organic Chemistry. New York: Jhon Willey

Brandy, James E. 1994. Kimia Universitas, Asas dan Struktur. Terjemahan A.H. Pudjaatmaka dan suminar A. Jakarta: Erlangga

Vogel, A.I. 1970. Organic Chemistry. London : Longman Group Limite

Muchtardi, Justiama Sandri. 2009. Kimia 1. Jakarta: Yudistira

Devathasan G, Low D, Teoh PC, Wan SH, Wong PK (1984). "Complications of chronic glue (toluene) abuse in adolescents". Aust N Z J Med 14 (1): 3943