semnas faperta 2011-1

Upload: loraaviaa

Post on 12-Mar-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gfghvhbhbhbhbh

TRANSCRIPT

USAHATANI KONSERVASI BERKELANJUTAN PADA LAHAN ALANG-ALANG BERBASISKAN SISTEM USAHATANI TERPADU DI DTA SINGKARAKAprisal, Bujang Rusman, Refdinal, Musliar Kasim dan Indra Dwipa)**

ABSTRAK

Pemamfaatan lahan alang-alang disekitar DTA Singkarak masih sangat potensi untuk usahatani konservasi dan dapat meningkatkan taraf hidup petani sekitar DTA. Penelitian ini bertujuan untuk; 1). Mempelajari pengaruhusahatani konservasi tanah terhadap sifat tanah, 2). Mempelajari pengaruh uasahatani konservasi tanah terhadap produksi tanaman, 3). Mempelajari pengaruh usahatani konservasi tanah terhadap penerimaan petani. Penelitian ini adalah merupakan penelitian usahatani konsevarsi di lahan marjinal dengan beberapa komoditi seperti; usaha penggemukan sapi 3 ekor, tanam strip rumput raja, tanaman semusim (kedelai, jagung, dan semangka) dan tanaman tahunan karet. Usaha tanaman semusim ini adalah pada tanah marjinal dengan usahatani konservasi, dengan biomasa in situ dijadikan kompos+pupuk kandang dari sapi yang dipelihara (empat taraf) yakni Ro =usahatani konvensional, R1 = usahatani konservasi dengan biomasa in situ yang sudah di haluskan, R2 = kompos dan pupuk kandang, dan R3 = Round up alang-alang. Penelitian ini dirancang dengan split plot sebagai petak utmanya adalah usahatani konservasi tanah, dan anak petak adalah tiga jenis komoditi tanaman semusim. Data dari penelitian dianalisis dengan statitik 8 untuk melihat sidik ragam dan perbedaan antara perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani konservasi tanah dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah dan juga dapat meningkatkan produktivitas tanah. Dari beberapa sistem usahatani konservasi maka sistem usahatani konservasi yang menggunakan meggunakan kompos alang-alang dan pupuk kandang (R2) dan menjadikan alang-alang sebagai mulsa (R1) mempunyai tingkat produktivitas lahan yang lebih tinggi daripada cara pembukaan lahan dengan cara membakar lahan (Ro) dan menyemprot alang-alang dengan round up (R3). Lahan yang diberi pupuk kandang dan kompos kemudian ditanami dengan semangka dan kedelai mempunyai potensi yang paling tinggi meningkatkan produktivitas lahan. Produktivitas lahan yang ditanami semangka dan kedelai berturut adalah Rp 137.917 per petak atau Rp 114.930.833. per hektar; dan Rp 56.163 per petak atau Rp 56.163.333.- per hektar. Indikator tersebut menyatakan bahwa lahan ini dapat dikembangkan untuk usahatani konservasiKey word: konservasi, lahan marjinal, penerimaan petani..PendahuluanLahan kritis yang ditumbuhi oleh alang-alang disekitar Daerah Tangkapan Air (DTA) singkarak cukup luas. Penelitian Istyono (2005) menunjukkan interpretasi dari foto udara terdapat luas lahan alang sekitar 6767,87 ha. Luasan ini mempunyai potensi untuk diusahakan untuk usahatani konservasi. Permasalahan utama pada lahan ini adalah sifat tanahnya yang buruk dan petani yang lebih suka menebas dan membakar lahan alang-alang ini.

Pemanfatan lahan ini untuk usahatani konservasi yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan memanfaatan alang-alang sebagai bahan organik insitu untuk menjadi kompos dan mulsa. Untuk meningkatkan penerimaan petani maka harus diusahakan berbagai komoditi yakni tanaman semusim, tanaman tahuan dan ternak sapi.

Penelitian ini bertujuan untuk; 1). Mempelajari pengaruh usahatani konservasi tanah terhadap sifat tanah, 2). Mempelajari pengaruh usahatani konservasi tanah terhadap produksi tanaman, 3). Mempelajari pengaruh usahatani konservasi tanah terhadap penerimaan petani. Metodelogi PenelitianPenelitian dilakukan di lapangan dengan menggunakan rancangan petak terbagi (RPT), dimana cara usahatani konservasi tanah (R) sebagai petak utama dan tanam (T) anak petak dengan perlakuan-perlakuan sebagai berikut: Tanaman pangan alternatif ini, menggunakan tanaman yang cocok dengan kondisi biofisik daerah setempat dan mempunyai harga yang tinggi di pasaran. Untuk menunjang dan menambah pendapatan petani, maka disamping tanaman pangan petani menanam juga tanaman karet sebanyak 200 batang, dan rumput raja. Sapi lokal dipelihara tiga ekor untuk digemukan; pakan sapi diambil dari strip rumput raja dan sebagian dari sisa tanaman dari petak R2; kotoran sapi dikembalikan ke petak R2.

Petak utama (R): 3 usahatani konservasi tanah yaitu:RoR1R2R3

Alang-alang dibakar dan tanah diolah secara konvensional (tanah dicangkul dan dicincang satu kali) teknik yang biasa dilakukan petani.Alang-alang dibabat, dipotong kira-kira 20 cm dijadikan mulsa 10 ton ha-1+ sisa tanaman dijadikan mulsa dan tanah diolah konvensional. Alang-alang dibabat kemudian daun dan rimpang alang-alang dikomposkan dan tanah diolah konvensional+kapur CaCO3 1 ton ha-1+pupuk kandang 10 ton ha-1 tahun-1 atau 7,6 ton BKM ha-1 yang diberikan 2,53 ton BKM ha-1 tahun-1 setiap musim tanam dan ditambah kompos alang-alang (7 ton ha-1) pada MT2 dan sisa tanaman dijadikan mulsa dan campuran pakan sapi, kemudian kotoran sapi dikembalikan pada petak R2.Alang-alang disemprot dengan herbisida sistemik Round up kemudian alang-alang direbah-kan+ sisa panen tanaman dijadikan mulsa, tanah diolah minimum menurut barisan tanaman

AnakT1T2T3

Petak (T) : 3 tanaman semusim yaitu:Pola tanam yang biasa dilakukan petani setempat sebagai pembanding ( Jagung)Pola tanam alternatif (I) KedelaiPola tanam alternatif (II) Semangka (water melon).

Persiapan lahanLahan alang-alang yang pilih dibatasi (diplot) dengan tali plastik sesuai dengan ukuran dan banyaknya petak percobaan. Peletakan setiap cara usahatani konservasi tanah (R) dilakukan secara acak. Setelah diplot kemudian lahan dibuka sesuai dengan perlakuan usahatani konservasi tanah (R) yang sudah ditentukan dan dijadikan sebagai petak utama (masing-masing ukuran petak utama); jarak antara petak utama adalah 1 m. Setelah pembukaan lahan selesai dilakukan penanaman sesuai dengan pola tanam (P) yang telah dirancang dan dijadikan sebagai anak petak dengan ukuran 2,5 m x 6 m; jarak atara setiap anak petak adalah 0,5 m. Peletakan setiap anak petak di setiap petak utama dilakukan secara acak.

PenanamanTanaman yang digunakan adalah: (1) tanaman pangan; kacang kedelai, jagung manis dan semangka (varietas Diana). Penanaman umumnya dilakukan dengan tugal, namun untuk semangka dibuatkan dahulu lobangnya kemudian diberi pupuk awal setelah satu minggu baru benih ditanam, (2) rumput raja (50cm x 50cm) sebagai tanaman strip pada teras antara petak utama tanaman pangan, (3) tanaman karet ditanam dua barisan (3mx6m) mengelilingi lahan tanaman pangan.

Pengambilan Contoh Tanah.

Contoh tanah diambil sebelum percobaan dimulai, dan tiga bulan setelah perlakuan pada MT1; contoh tanah diambil dari masing-masing petak percobaan. Untuk keperluan analisis sifat fisika tanah diambil 36 contoh tanah tidak terganggu dengan ring sampler dan untuk analisis sifat kimia dan biologi tanah diambil 36 contoh tanah komposit. Analisis contoh tanah dilakukan di laboratorium Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Pengamatan aliran permukaan dan erosi di amati dengan cara menampung air aliran permukaan masing-masing petak. Untuk melihat pengaruh antara perlakuan terhadap sifat-sifat tanah dilakukan analisis sidik ragam dan untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dilakukan uji jarak ganda Duncan (DNMRT).

Hasil dan PembahasanPengaruh Usahatani konservasi terhadap Erosi Tanah

Jumlah erosi tanah pada pengamatan saat penelitian, terlihat tidak adanya interaksi cara usahatani konservasi dengan jenis tanam. Lahan yang dibuka dengan cara membakar (Ro) dan ditanami dengan semangka mempunyai erosi yang lebih besar (2.000 g/petak) dari perlakuan usahatani konservasi yang lainnya (Gambar 1). Hal dikarenakan oleh tanah yang sudah dibakar akan cepat mengalami dispersi dan memadat. Ini disebabkan pembakaran dapat menyebabkan banyaknya bahan organik tanah yang habis terbakar akibat suhu yang tinggi.

Usahatani konservasi dengan memberi mulsa alang-alang (R1); pupuk kandang (R2); Round up dan tanahnya diolah minimum (R3), erosi tanahnya lebih rendah bila dibandingkan dengan lahan yang dibuka dengan cara membakar. Hal ini disebabkan oleh mulsa alang-alang dapat menutupi permukaan tanah dari pukulan butiran curah hujan, sehingga struktur tanah tidak hancur dan hanyut dibawa oleh aliran permukaan. Sedangkan pupuk kandang dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang juga memantapkan struktur tanah, meningkatkan laju infiltrasi sehingga memperkecil aliran permukaan.

Menurut hasil penelitian Cogo dan Moldenhauer (1983) menunjukkan bahwa pengo-lahan tanah yang tidak memakai mulsa dari sisa panen, erosi butir-butir agregat tanah yang berukuran 0,05 mm meningkat dari 18 % (tanah memakai mulsa sisa tanaman yang menutup permukaan tanah 58%) menjadi 70 % (tanpa mulsa). Selanjutnya Bonsu dan Obeng (1984) hasil penelitiannya di Kwadaso juga menujukkan bahwa pemberian mulsa organik sisa tanam-

Curah hujan selama penelitian dilakukan adalah sekitar 110 - 205 mm (Gambar 2). Curah hujan ini sangat rendah karena selama penelitian berlangsung dari bulan Juni sampai dengan bulan September hanya ada 10 kali kejadian hujan seperti pada grafik dibawah ini. Hal ini juga karena daerah ini merupakan bayangan daerah hujan di Singkarak.

Pengaruh Usahatani konservasi terhadap terhadap sifat kimia tanah

Pengaruh usahatani konservasi tanah ternyata dapat meningkat kandungan C-organik secara nyata pada perlakuan pemberian pupuk kandang dan kompos alang-alang 10 ton/ha dan demikian juga dengan kandungan nitrogen.

Tabel 1. Pengaruh Cara Usahatani konservasiLahan Marjinal Alang-Alang

dan jenis terhadap sifat kimia Tanah

PelakuanRata-rata

C org N P K Ca Mg PH ........... %......... ppm ................. cmol kg-1 ...........

Ro 2,245a 0,11a 15,99 0,71a 10,85 a 1,08 5,75 a

R1 2,423a 0,11a 17,38 0,86a 10,85 a 1,12 5,58 a

R2 3,048b 0.05b 16,21 0,01a 9,33 a 1,48 5,61 a

R3 3,289b 0,85c 18,54 0,98a 9,06 a 1,66 5,76 a

T1 2,76a 0,01a 15,65 0,78a 11,32 1,318 5,89

T2 2,86a 0,11b 18,91 0,97a 7,71 1,340 5,64

T3 2,65a 0,77c 16,53 0,92a 9,99 1,331 5,54

Angka dalam kolam yang sama yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata

pada taraf 5 % menurut uji DMRT

Keterangan:

Ro = Alang-alang dibuka dengan pembakaran dicangkul dan dicincang satu kali

R1 = Alang-alang ditebas, dicangkul+dicincang satu kali+tepung posfat 1 ton/ha/tahun + mulsa alang-alang 10 ton/ha.

R2 = Alang-alang ditebas+dicangkul dan cincang satu kali + pupuk kandang 10 ton/ha/tahun+kompos alang-alang.

R3 = Alang-alang disemprot dengan Roundup, tanah cangkul menurut baris tanaman .

T1 = Pola tanam kacang tanah kacang tanah - kacang tanah - kacang tanah.

T2 = Pola rotasi tanam kacang tanah - kedelai - semangka

T3 = Pola rotasi tanam kacang tanah + Jagung - Kedelai semangka

Kandanung N total tanah yang usahatani konservasi belum nyata bedanya dengan lahan yang dibuka dengan cara membakar (Ro) (Tabel 1). Hal ini diduga karena belum nyatanya konstrbusi nitrogen dari pelapukan mulsa alang-alang (R1) dan penambahan pupuk kandang, kompos (R2) serta dengan cara me Round up (R3) alang-alang. Hal ini diduga karena waktunya masih relatif singkat. Menurut Anderson dan Ingram, (1993) yang dimaksud bahan organik tanah adalah fraksi bahan organik yang berukuran kecil dari 2 mm dan kandungan bahan tergantung pada komposisi dan umurnya. Dengan arti kata, penambahan bahan organik ke dalam tanah pengaruhnya akan terlihat setelah mempunyai waktu yang cukup dalam proses pelapukannya

Kandungan unsur kalium, fosfor, calium, dan magnesium serta pH tanah juga belum meningkat nyata seperti Tabel 1. Hal ini juga disebabkan karena masih relatif singkatnya waktu penelitian sehinga konstribusi dari bahan-bahan organik yang ditambahkan belum nyata menaikan unsur hara dalam tanah.

Produktivitas Tanah

Dari hasil panen tanaman pada penelitian ternyata usahatani konservasi dapat meningkatkan produktivitas tanah. Hal ini terbukti dengan lebih tingginnya hasil tanaman pada lahan yang usahatani konservasi daripada yang sistem usahatani yang tidak konservasi atau yang dibuka dengan cara membakar. Pada tahun pertama hasil tanaman terdiri dari jagung, kedelai dan semangka.

Gambar 3. Grafik produktivitas tanah akibat perlakuan usahatani konservasi di lahan

marjinal Aripan Singkarak

Keterangan:

Ro = 1= Alang-alang dibuka dengan pembakaran dicangkul dan dicincang satu kali

R1 = 2 = Alang-alang ditebas, dicangkul+dicincang satu kali mulsa alang-alang.

R2 = 3 = Alang-alang ditebas+dicangkul dan cincang satu kali + pupuk kandang 10 ton/ha/tahun+kompos alang-alang.

R3 = 4 = Alang-alang disemprot dengan Roundup, tanah cangkul menurut baris tanaman .

T1 = jagung.

T2 = kedelai

T3 = semangka

Hasil tanaman secara berurutan mempunyai potensi adalah semangka, kedelai dan jagung (Gambar 3), setelah dikonversi ke nilai rupiah maka didapatkan nilai productivitas lahan adalah Rp 55.500 sampai dengan Rp 138.000 per petak. Namun demikian pada tahun pertama ini karena pengaruh konservasi lahan yang belum nyata juga terlihat dari produktivitas lahan. Dari beberapa tiga komoditi yang ditanam potensial hasil yang paling tinggi adalah tanaman semangka yakni Rp 137.917 per petak atau Rp 114,930,833 ; kedelai Rp 56,163,333 dan jagung Rp 47,360,833. Dan bila dikonversi ke dalam hektar maka potensi lahan tersebut adalah 114,930,833 bila ditanami dengan semangka; Rp 56,163,333 bila lahan ditanami dengan kedelai dengan varietas lokal; Rp 47,360,833 bila lahan ditanami dengan jagung manis.

Untuk menambah penerimaan petani ada penambahan bobot badan sapi yang dipelihara sekitar 4-5 kg/ekor selama 3 bulan. Artinya ada penambahan penerimaan petani sekitar 15 kg daging x Rp 50.000 = Rp 2250.000/3 bulan. Sedangkan tanaman karet yang ditanam dapat tumbuh dengan baik sekitar 75 persen. Berdasarkan penelitian Aprisal (2000) menunjukkan bahwa tanaman karet yang diusahakan oleh petani dapat meningkatkan penerimaan mulai tahun ke 5 petani sampai tahun ke 15. Produktivitas tanah ini akan dapat dipertahankan apabila tingkat erosi dapat direduksi sampai samat atau kecil dari erosi yang ditoleransikan. Karena erosi sangat nyata menurunkan produktivitas tanah. Menurut Arsyad (2000) tingkat erosi tanah sangat berpengaruh terhadap penurunan produktivitas tanah. Tingkat penurunan produktivitas tanah tersebut tergantung pada jenis tanaman dan perubahan sifat tanah menurut kedalaman lapisan tanah atas. Hasil penelitian Sudirman et al. (1986) pada tanah Podsolik Merah Kuning di Kuamang Kuning Jambi menunjukkan bahwa semakin tipis tanah tererosi penurunan produktivitas tanah semakin rendahKesimpulan1. Peningkatan produktivitas lahan marjinal dapat dilakukan dengan cara usahatani konservasi.

2. Pemberian pupuk kandang dan kompos alang-alang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. 3. Komoditi tanaman pangan yang lebih berpotensi meningkatkan produktivitas lahan adalah semangka, kedelai dan jagung. Dan bila dikonversi ke dalam hektar maka potensi lahan tersebut adalah 114,930,833 bila ditanami dengan semangka; Rp 56,163,333 bila lahan ditanami dengan kedelai dengan varietas lokal; Rp 47,360,833 bila lahan ditanami dengan jagung manis.

4. Komoditi ternak dan tanaman tahunan berpotensi menambah pendapatan masyarakat di lahan marjinal di Aripan Singkarak.DAFTAR PUSTAKAAnderson, J.M and J.S.Ingram. 1993. Tropical soil biology and fertility. A. Handbook of methods. CAB International, Wallingford.

Aprisal. 2000. Reklamasi lahan marjinal alang-alang dan model system usahatani terpadu untuk membangun pertanian lestari di daerah Transmigrasi Pandan Wangi Peranap Riau. Disertasi. IPB. Bogor.Aprisal. 2011. Bentuk usahatani konservasi di lahan marjinal untuk meningkatkan peneri-

maan keluarga tani di Nagari Aripan Daerah Tangkapan Air Singkarak. Makalah

Seminar Nasional BKS-PTN 23-25 Mai 2011 Palembang.

Arsyad, S. 2000. Konservasi tanah dan air. IPB Press. Bogor

Bonsu, M. and H.B. Obeng. 1984. Effects of cultural practices on soil erosion and maize production in the semidecidous rainforest and forest savana transitional zones of Ghana. In Lal, R. and D.J. Greenland (eds). Soil physical properties and crop production in the tropics. John Wiley and Sons. Brisbane. Bruce, R.R., G.W. Langdale, L.T. West and W.P. Miller. 1992. Soil surface modification by biomass input. Affecting rainfall infiltration. Soil. Sci. Soc. Am. J. 56:1614-1619

Gomez, K.A. And A.A. Gomez. 1995. Prosedur statistik untuk penelitian pertanian. Terjemahan oleh Endang Syamsudin dan J.S. Baharsyah. UI Press. Jakarta.Istijono.B. 2005. Konservasi daerah aliran sungai dan Pendapatan petani : studi

tentang integrasi pengelolaan daerah aliran sungai. (studi kasus: das

sumani kabupaten solok/kota solok, sumatera barat)

Lal, R. 1994. Methode and guideline for assessing sustainable use of soil and water resources in the tropics. Soil managemen support service USDA. The Ohio State University Departmen of Agronomy.

Lynam, J.F. and R.W. Herdt. 1989. Sense and sustainability. Sustainbility as an objective in international agriculture research. Proc. 14 IBSRAM.

Obatolu, C.R. and A. A. Agboola. 1993. The potential of siam weed (Chromolaena odorata) as a source of organic matter for soil in the humid tropics. In: Mulongoy, K., and R. Merekx. (Eds). Soil Organic Mater Dynamic and Sustainablility of Tropical Agriculture. John Wiley and Sons. New York

Pusat Penelitian Tanah. 1989. Peta satuan lahan dan tanah. Dokumentasi PPT. Bogor.

Sinukaban, N. 1994. Membangun pertanian menjadi industri yang lestari dengan pertanian konservasi. Orasi Ilmiah. IPB. Bogor.Sudirman, N. Sinukaban, Suwarjo, dan S. Arsyad. 1986. Pengaruh tingkat erosi dan pengapuran terhadap produktivitas tanah. Makalah pada kongres HITI IV. Bogor

Gambar 2. Ggrafik curah hujan dilokasi penelitian Aripan Solok dari

bulan Juni sampai dengan Agustus 2009

Gambar 1 . Grafik rerata erosi tanah pada berbagai perlakuan didaerah penelitian Aripan

Solok dari bulan Juni sampai September 2009.

bulan Juni sampai bulan Agustus 2009