fitogeografi dan kesesuaian lahan tanaman sawit - faperta
TRANSCRIPT
Afrika Alasannya:• Ditemukannya fosil tepungsari kelapa sawit
pada lapisan-lapisan arkeologis tua (zaman Miocene) maupun lapisan arkeologis muda ---- indikasi bahwa kelapa sawit telah tumbuh sejak lama di kawasan afrika
• Penjelajahan bangsa eropa (abad 14-16) menjumpai tanaman sawit di kawasan afrika barat (Liberia) dan afrika tengah (Nigeria), dijumpai adanya minyak sawit dan anggur (wine) sawit, dijumpai adanya bahan-bahan yang berasal dari pohon kelapa sawit
Alasan lanjutan ….
Telaah bahasa/linguistik:• Di Suriname, nama-nama yang dipakai
untuk kelapa sawit merupakan modifikasi kata-kata dalam bahasa afrika
• Di Brazil, ditemukan bukti bahwa kelapa sawit yang ada di sana, dibawa oleh budak-budak belian yang datang dari afrika pada abad 16
Amerika selatan
Alasannya:• Kelapa sawit ditemukan tumbuh secara alamiah
di pantai Brazil
Kelemahan alasan di atas:• Keluarga palma (salah satunya sawit), memiliki
karakteristik mudah tumbuh dan cepat berkembangbiak di manapun dan kapanpun asalkan syarat tumbuhnya terpenuhi
Alasan lanjutan ….
• Marga-marga palma lainnya kebanyakan berasal dari amerika selatan
Kelemahan alasan di atas:• Di Afrika ditemukan anggota dari keluarga
palma (Jubaeopsis caffra), yang asalnya dari afrika selatan
Alasan lanjutan ….
• Dari afrika hanya ditemukan satu spesies yaitu Elaeis guineensis
• Di amerika selatan ditemukan dua spesies yaitu Elaeis odora dan Elaeis oleivera
• Marga palma: 28, 26 diantaranya berasal dari amerika selatan (karena paling banyak ditemukan di sana), pengecualian untuk marga Cocos dan Elaeis
• Marga Cocos, ditemukan merata di semua wilayah tropika
• Marga Elaeis, semua anggota dari marga tersebut ditemukan tersebar di afrika
Masih terjadi kerancuan pendapat mengenaiasal kelapa sawit, namun sebagian besarahli berpendapat bahwa kelapa sawit berasal dari afrika
Jalan tengahDiduga, kelapa sawit terbentuk pada saat amerika selatan masih menyatudengan afrika (sebelum terjadinyapergeseran benua/continental drift)
Kualitas Lahan dan Karakteristik Lahan
• Temperatur : temperatur rerata atau elevasi• Ketersediaan air : curah hujan, masa kering, RH• Ketersediaan oksigen : drainase• Media perakaran : drainase, tekstur, jeluk tanah,
ketebalan-kematangan gambut• Retensi hara : KTK, kejenuhan basa, pH, C org• Toksisisitas : Al, salinitas/DHL• Sodisitas : alkalinitas• Sulfidik : pyrit• Erosi : lereng, erosi• Banjir : genangan• Penyiapan lahan : batuan
Syarat Tumbuh dan Kesesuaian Lahan
• Syarat tumbuh : keadaan yang harus dipenuhi agar tanaman dapat hidup, tumbuh dan memberi hasil yang tinggi
• Syarat tumbuh : iklim (suhu, curah hujan), tanah (jeluk, tekstur, derajat lengas, struktur, pH, kesuburan)
• Syarat tumbuh : minimum, optimum dan maksimum
• Lahan : bagian bentang alam mencakup : iklim, elevasi, topografi, hidrologi, tanah dan vegetasi
• Kesesuaian lahan : kesuaian antara syarat tumbuh dan kualitas lahan
Klasifikasi Kesesuaian Lahan
• Cara membandingkan : syarat tumbuh, kualitas dan karakteristik lahan, dengan keadaan lahan
• Ordo : sesuai (S) dan tidak sesuai (N)• Kelas : sangat sesuai (S1), cukup sesuai
(S2), sesuai marginal (S3), tidak sesuai saat ini (N1), tidak sesuai permanen (N2)
Kriteria Kesesuaian
• S1: pembatas sangat kecil, tidak menurunkan hasil nyata
• S2 : ada pembatas kecil, berpengaruh terhadap hasil, perlu input, dapat diatasi petani
• S3 : faktor pembatas berat, perlu input lebih banyak, perlu modal besar dan bantuan pemerintah
• N : tidak sesuai untuk diusahakan, sulit diatasi
Pada Komoditas Sawit
Daya hasil (ton/ha/tahun) tandan buah segar berdasarkan kelas kesesuaian lahan:• S1 : > 24 ton/ha/th• S2 : 19-24 ton/ha/th• S3 : 13-18 ton/ha/th• N : < 12 ton/ha/th
Syarat tumbuh kelapa sawit
1. Iklim:• Curah hujan dan evapotranspirasi• Penyinaran• Suhu
2. Tanah:• Fisika tanah• Kimia tanah• Biologi tanah
Curah hujan dan evapotranspirasi
• 2000 mm/tahun, terbagi merata sepanjang tahun, tidak terdapat periode kering yang tegas
• CH tinggi: produksi bunga tinggi, prosentase bah jadi rendah, penyerbukan terhambat, sebagian besar pollen terhanyut oleh air hujan
• CH rendah: pembentukan daun dihambat, pembentukan bunga dan buah dihambat (bunga/buah terbentuk pada ketiak daun)
CH lanjutan ….
• Daerah dengan 2-4 bulan kering, kelapa sawitnya memiliki produktifitas yang rendah
• Permasalahan 2-4 bulan kering bisa diminimalkan pengaruhnya apabila di wilayah tersebut :
a. tanahnya memiliki kemampuan menahan lengas tinggi ---- produktifitasnya bisa meningkat 100%
b. Permukaan air tanahnya dangkal ---- dapat meningkatkan produktifitas kelapa sawit
c. Dilaksanakan pengembangan sistem irigasi
Evapotranspirasi lanjutan ….
• Evapotranspirasi < CH, tidak ada masalah
• Evapotranspirasi > CH, bisa timbul masalah, pertanaman bisa mengalami defisit air
Defisit air pertahun (mm)
Status / klasifikasi
0 – 150 Optimal
150 – 250 Masih sesuai
250 – 350 Intermedier
350 – 400 Batas, limit
400 – 500 Kritis
> 500 Tidak sesuai
PenyinaranLama penyinaran:• Minimal 5 jam penyinaran per hari, sepanjang tahun• Kondisi ideal: paling tidak terdapat periode 3 bulan
dalam 1 tahun yang penyinarannya 7 jam per hariIntensitas penyinaran:• Kelapa sawit termasuk sun plant• > 80%• < 80%: ternaungi, jarak tanam terlalu rapat --- akibatnya
adalah: bunga mengalami aborsi, produktivitas rendahLama penyinaran x Intensitas penyinaran: energi cahayatotal yang diterima oleh setiap tanaman per satuan waktu(per bulan, per tahun) --- konsep penyinaran efektif
Suhu
• Suhu: mempengaruhi aktifitas biokimia dan metabolisme dalam tubuh tanaman
• 200C: suhu minimal bagi pertumbuhan vegetatif
• 22-230C: suhu rata-rata tahunan yang diperlukan untuk produksi buah
• Suhu: terkait dengan garis lintang dan elevasi
Suhu lanjutan …• Batas lintang ideal: 10 – 120LU/LS, untuk
ketinggian tempat 5 – 400 m dpl• Pada lintang > 120 , suhu optimal untuk tanaman
sawit tidak pernah tercapai• Garis lintang juga berkaitan dengan CH dan
penyinaran. Di daerah dekat equator, cocok untuk sawit karena CH tinggi, merata sepanjang tahun, IC tinggi, panjang penyinaran rata-rata 11 jam
• Pada ketinggian > 400 m dpl, suhu mulai sejuk, produksi terhambat, kurang optimal untuk pembudidayaan sawit
Tanah
• Jenis tanah: latosol, aluvial, dan laterit• Latosol: berwarna kemerahan, kecoklatan, dan
kekuningan• Aluvial: sepanjang DAS dan sepanjang daerah
pantai, variasi kesuburan tanah sangat tinggi• Laterit: tanah yang kesuburannya rendah, terdapat
oksida besi dan aluminium terhidrasi, menjadi lapisan kedap, jika tebal menghambat perkembangan akar, pada musim kemarau tanah cepat mengering
• Tanah mineral (latosol, aluvial, dan laterit) jumlahnya terbatas dan sebagian besar telah dipergunakan untuk budidaya tanaman
Tanah lanjutan ….• Ke depan: pengembangan sawit di lahan
gambut (organik), luasannya melimpah di kalimantan dan papua (17 – 27 juta ha)
• Sifat fisik tanah gambut: selalu tergenang air, dekomposisi bahan organik lambat, konsistensi lepas, kepadatan masa rendah, bersifat seperti spon (menyerap dan manahan air dalam jumlah besar), drainase pada gambut akan diikuti oleh penyusutan masa, terjadi penurunan muka tanah, tanaman tumbuh miring dan tumbang, mudah terbakar
Tanah lanjutan ….
• Sifat kimia tanah gambut: bahan organik mentah sangat tinggi, asam humik dan fulfik tinggi, pH 3 – 3.5, kandungan N tinggi dan tersedia, C/N tinggi, KPK tinggi, status hara rendah kecuali N dan tidak seimbang, P, K, Mg, Cu, Zn, B dalam kondisi defisien
Tanah lanjutan ….• Jenis tanah lain yang potensial untuk
pengembangan sawit: tanah sulfat masam (pasang surut)
• Luasan di Indonesia: 2 juta ha• Kelebihan tanah sulfat masam: karena disekitar
daerah pantai (pasang surut) topografinya datar• Kekurangan tanah sulfat masam untuk budidaya
sawit: kandungan senyawa pirit tinggi (FeS2) dan potensial mengalami oksidasi, letaknya di daerah pasang surut air laut, NaCl dan MgCl sangat tinggi, EC tinggi, air tanahnya sangat pekat, pertanaman akan mengalami plasmolisis
• Perlu ditemukan teknologi yang tepat untuk mengelola sistem drainase pada tanah sulfat masam
Kesesuaian Lahan Kelapa SawitKesesuaian Lahan Kelapa SawitPersyaratan
Kelas Kesesuaian Lahan
S1 S2 S3 N
Temperatur (oC) 25-28 22-25/28-32
20-22/32-35
< 20/> 35
Curah hujan (mm) 1700-2500 1450-1700/ 2500-3500
1250-1450/ 3500-4000
< 1250 / > 4000
Defisit air (mm/thn) 0 - 150 150 - 200 250 - 400 > 400Hari terpanjang tidak hujan
< 10 < 10 < 10 > 10
Jeluk (cm) >100 50-100 25-50 < 25Lereng (%) < 8 8-16 16-30 > 30pH 5,0 – 6,5 4,2 – 5,0 < 4,2 Penyinaran (jam) ≥ 6 ≥ 6 < 6 < 6Kelembaban (%) ≥ 80 ≥ 80 < 80 < 80
PersyaratanKelas Kesesuaian Lahan
S1 S2 S3 N
Tinggi (m dpl) 0-400 0-400 0-400 0-400Topografi Datar-ombak Datar-
gelombangberbukit Curam
Lereng (%) 0-15 16-25 25-36 > 36Solum (cm) > 80 80 60-80 < 60Dalam air (cm) > 80 60-80 50-60 40-50Tekstur Lp-lpli Lip-li Plp-li POrganik (cm) 5-10 5-10 5-10 < 5Batuan dalam dalam dalam dangkalErosi t.a t.a t.a sedikitDrainase baik baik Agak baik Agak baik
Banjir t.a t.a t.a SedikitPasang surut t.a t.a t.a ada
Keterangan: Li: liat, p: pasir, lp: lempung, t.a.: tidak adaKeterangan: Li: liat, p: pasir, lp: lempung, t.a.: tidak ada