2011zah_analisis kesesuaian (bab v)

18
5 ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN POLA PEMANFAATAN RUANG WISATA KAWASAN PESISIR BARAT SERANG PROVINSI BANTEN 5.1 Analisis Trend Wisata Sumberdaya atau investasi untuk pengembangan pariwisata pesisir identik dengan unsur supply. Potensi obyek wisata di kawasan Anyer-Cinangka (supply) merupakan modal dasar dalam pengembangan pariwisata yang meliputi view/vista, karateristik dan historis, budaya serta prasarana dan sarana pendukung wisata. Pengembangan usaha pariwisata pesisir dengan obyek dan daya tarik wisata di Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka masih dalam suatu kajian pendahuluan, sehingga data-data yang menyangkut parameter permintaan terhadap pariwisata belum tersedia dengna baik. Dengan demikian perkiraan permintaan pariwisata didekati dengan analisis trend kunjungan wisatawan sebagai berikut : 5.1.1 Trend Wisata Kecamatan Anyer Trend kunjungan wisata nusantara dalam studi ini diprediksi sampai keadaan kunjungan wisata 20 tahun ke depan atau sampai pada tahun 2020. Trend analisis ini di dasarkan pada data kunjungan wisata yang diperoleh dari tahun 2000 sampai tahun 2009. Gambar 11 dibawah ini mencerminkan kondisi jumlah kunjungan wisata di Kecamatan Anyer yang meningkat pada periode 2000-2012. Hasil prediksi tingkat kunjungan setelah tahun 2012 cenderung menurun hingga tahun 2020. Prediksi ini berdasarkan asumsi bahwa tahun 2012 terjadi peningkatan laju tingkat kunjungan yang signifikan, kemudian perlahan-lahan terjadi penurunan pada tahun-tahun berikutnya hingga stagnan.

Upload: pasalperda

Post on 03-Jan-2016

82 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

Page 1: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

95 5 ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN POLA

PEMANFAATAN RUANG WISATA KAWASAN PESISIR BARAT SERANG PROVINSI BANTEN

5.1 Analisis Trend Wisata

Sumberdaya atau investasi untuk pengembangan pariwisata pesisir

identik dengan unsur supply. Potensi obyek wisata di kawasan Anyer-Cinangka

(supply) merupakan modal dasar dalam pengembangan pariwisata yang meliputi

view/vista, karateristik dan historis, budaya serta prasarana dan sarana pendukung

wisata. Pengembangan usaha pariwisata pesisir dengan obyek dan daya tarik

wisata di Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka masih dalam suatu kajian

pendahuluan, sehingga data-data yang menyangkut parameter permintaan

terhadap pariwisata belum tersedia dengna baik. Dengan demikian perkiraan

permintaan pariwisata didekati dengan analisis trend kunjungan wisatawan

sebagai berikut :

5.1.1 Trend Wisata Kecamatan Anyer

Trend kunjungan wisata nusantara dalam studi ini diprediksi sampai

keadaan kunjungan wisata 20 tahun ke depan atau sampai pada tahun 2020. Trend

analisis ini di dasarkan pada data kunjungan wisata yang diperoleh dari tahun

2000 sampai tahun 2009. Gambar 11 dibawah ini mencerminkan kondisi jumlah

kunjungan wisata di Kecamatan Anyer yang meningkat pada periode 2000-2012.

Hasil prediksi tingkat kunjungan setelah tahun 2012 cenderung menurun hingga

tahun 2020. Prediksi ini berdasarkan asumsi bahwa tahun 2012 terjadi

peningkatan laju tingkat kunjungan yang signifikan, kemudian perlahan-lahan

terjadi penurunan pada tahun-tahun berikutnya hingga stagnan.

Page 2: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

96

Gambar 11 Trend Kunjungan Wisata Nusantara Kecamatan Anyer 5.1.2 Trend Wisata Kecamatan Cinangka

Lebih lanjut kunjungan wisata nusantara di Kecamatan Cinangka

diprediksi dari tahun 2000 hingga 20 tahun ke depan atau tahun 2020. Tingkat

laju peningkatannya dari tahun 2000 hingga 2009 cukup signifikan. Dengan

asumsi bahwa trend kunjungan wisata di Kecamatan Cinangka diprediksi tahun

2012 terjadi penurunan jumlah pengunjung secara perlahan-lahan hingga tahun

2020. Secara rinci trend kunjungan wisata Kecamatan Cinangka disajikan pada

Gambar 12 sebagai berikut:

Gambar 12 Trend Kunjungan Wisata Nusantara Kecamatan Cinangka

5

200 10

5

0

10

15

20

25

30

35

15

20

25

30

35

Page 3: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

97 Analisis trend tersebut menunjukkan bahwa pengembangan kawasan

wisata Anyer dan Cinangka harus dilakukan secara hati-hati mengingat adanya

kunjungan wisatawan dengan karateristik yang fluktuatif yakni meningkat dan

kemudian terdapat kecenderungan terjadinya penurunan.

Namun demikian, berdasarkan hasil pengamatan lapang kondisi jumlah

kunjungan wisatawan pada waktu akhir pekan kunjungan meningkat yang terlihat

dari penginapan dalam kondisi penuh, baik di Anyer maupun di Cinangka. Dari

data yang dianalisis nampak bahwa pada akhir pekan jumlah maksimum

wisatawan lebih kurang 5.086 orang memanfaatkan fasilitas penginapan dan

jumlah pengunjung yang tidak menginap 508 orang. Dalam satu bulan

pengunjung untuk penginapan jenis melati sekitar 30%, sedangkan pengunjung

untuk jenis hotel berbintang berkisar 70% dari jumlah total pengunjung ± 18.335

orang setiap bulan. Hasil analisis mencerminkan bahwa permintaan wisatawan

meningkat pada akhir pekan dibandingkan hari biasa, seperti terlihat pada Tabel

24 sebagai berikut:

Tabel 24 Kunjungan Wisatawan yang Menginap di Kawasan Anyer-Cinangka Sumber: Hasil Analisis dan Pengamatan 2006.

Berdasarkan data diatas jumlah wisatawan yang berkunjung akhir pekan

ke Anyer dan Cinangka berkisar 30,12% untuk jenis hotel melati dan 69,88%

untuk jenis hotel berbintang sedangkan hari biasa 30,95% jenis melati dan hotel

berbintang lebih kurang 69,05%. Wisatawan yang berkunjung di Kecamatan

Anyer dan Cinangka meningkat pada akhir pekan dan hal yang sama terjadi pada

hari libur nasional dan libur sekolah.

Jenis Penginapan Jumlah Wisatawan (orang) Akhir Pekan Hari Biasa

Melati 1.532 160 Berbintang 3.554 357

Page 4: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

98 5.2 Analisis Sosial dan Ekonomi

5.2.1 Analisis Sosial

Berdasarkan hasil analisis keadaaan penduduk Kecamatan Anyer

berdasarkan kelompok umur penduduk antara 15-64 tahun adalah lebih banyak (

26.498 orang) dari jumlah penduduk berumur 0-14 tahun dan ≥ 65 tahun (13.438

orang). Rasio jenis kelamin 109 yang menggambarkan bahwa jumlah laki-laki

lebih banyak dari perempuan. Sedangkan rasio ketergantungan sebesar 50,71%

berarti dari 100 usia produktif menanggung beban hidup sekitar 51 orang yang

tidak berkerja (non produktif).

Selanjutnya di Kecamatan Cinangka komposisi umur penduduk antara 15-

64 tahun lebih banyak (38.609 orang) dari penduduk berumur 0-14 tahun dan ≥ 65

tahun (15.761 orang). Rasio jenis kelamin 109 merupakan rasio perbandingan

antara perempuan dengan laki-laki. Sedangkan beban ketergantungan adalah

40,82% berarti dari 100 usia produktif menanggung beban hidup sekitar 41 orang

yang tidak berkerja.

Dari analisis tersebut terlihat bahwa jumlah kelompok umur penduduk

muda dalam 10 tahun mendatang akan meningkat, keadaan tersebut menunjukkan

bahwa angkatan kerja akan meningkat dan diharapkan sektor pariwisata dapat

menyerap penduduk usia produktif tersebut. Rasio beban tanggungan di wilayah

penelitian ini cukup tinggi yang disebabkan oleh banyaknya penduduk non

produktif yakni pada kelompok umur anak-anak (0-14 tahun). Secara umum,

kepadatan penduduk di kawasan pesisir barat Serang, Kecamatan Anyer relatif

tinggi dibandingkan dengan kepadatan penduduk di Kecamatan Cinangka.

Kepadatan tertinggi dijumpai di Kecamatan Anyer sebesar 913 jiwa/km2.

Kecamatan Cinangka kepadatan penduduknya lebih rendah sebesar 312 jiwa/km2.

Dengan demikian dalam kurun waktu 5 hingga 20 tahun ke depan

kelompok usia 10-29 tahun yang merupakan persentase terbesar dari penduduk

kawasan pesisir barat Serang masih berada pada kelompok usia kerja. Jumlah ini

akan bertambah dengan pergeseran kelompok usia sampai 55 tahun yang

menggambarkan bahwa pengembangan kawasan pariwisata pesisir didukung oleh

ketersediaan tenaga kerja yang memadai. Hasil analisis komposisi penduduk,

rasio jenis kelamin dan rasio beban tanggungan disajikan pada Lampiran 8.

Page 5: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

99

5.2.2 Analisis Ekonomi

Berdasarkan data PDRB 2006, aktivitas perekonomian penduduk kawasan

pesisir barat Serang, Banten meliputi industri, jasa, perdagangan, pariwisata dan

pertanian, ketersediaan prasarana dan sarana perekonomian.

Kecamatan Anyer dengan panjang pantai 5.960 km, yang dihuni oleh

54.390 jiwa penduduk sebagian besar penduduknya (27,99 %)

bermatapencaharian pertanian sedangkan (28,70 %) sebagai karyawan dan buruh

di industri di sekitar kawasan Anyer serta penduduk yang bekerja sebagai

pedagang, hotel dan restoran (20,63%).

Selanjutnya Kecamatan Cinangka dengan panjang pantai 12.814 km dengan

jumlah penduduk 39.936 jiwa dan sebagian besar (31,01%) sumber nafkah

sebagai buruh dan (29,75%) sebagai petani serta (20,83%) sebagai pedagang

sedangkan sebagai nelayan sebesar (13,32%). Sarana transportasi penghubung

desa-desa di Kecamatan Cinangka dan Kecamatan Anyer adalah angkutan umum

yang tersedia hanya pada waktu-waktu tertentu saja misalnya waktu hari pasar

kendaraan umum lebih banyak bila dibanding pada hari biasa. Dihitung dari nilai

Produk Domestik Bruto (PDRB), peran sektor hotel dan restoran cukup tinggi dan

meningkat setiap tahun, secara rinci PDRB Kabupaten Serang disajikan pada

Tabel 26 sebagai berikut:

Page 6: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

100 Tabel 25 Perkembangan PDRB Kabupaten Serang Menurut Harga Berlaku,

Tahun 2000-2004 (Rp juta)

Sumber: Hasil Olahan (PDRB Kabupaten Serang, Banten 2005) Dari data diatas terlihat PDRB yang tertinggi adalah sektor industri yang

diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Produk Domesttik Regional

Bruto merupakan salah satu indikator yang paling banyak dipakai untuk

mengukur tingkat produksi suatu wilayah. Dengan melihat angka PDRB selam

periode tertentu serta distribusi persentase dari masing-masing lapangan usaha,

maka secara makro dapat diketahui peran sektor ekonomi dan struktur

perekonomian suatu daerah.

Selanjutnya berdasarkan hasil analisis responden dan hasil wawancara

dengan para pakar untuk prasarana dan sarana di kawasan pesisir barat Serang

sangat terbatas. Prasarana dan sarana yang tersedia berupa kios dan penginapan

seperti hotel, resort, cottage, villa dan lain sebagainya. Sedangkan transportasi

darat untuk umum masih sedikit kecuali pada hari-hari pasar tertentu. Penginapan

merupakan usaha ekonomi masyarakat di bidang pariwisata yang berperan dalam

pendapatan masyarakat. Penginapan menyediakan jasa akomodasi untuk

No Sektor/Lapangan usaha 2002 2003 2004

1 Pertanian 370.203 381.474 391.657

2 Pertambangan dan Penggalian 1.822 1.890 1.964

3 Industri Pengolahan 1.402.402 1.446.858 1.496.924

4 Listrik , Gas, Air Bersih 128.900 134.982 139.224

5 Bangunan/Konstruksi 180.696 190.470 201.013

6 Perdagangan Hotel &Restoran 273.279 288.879 302.389

7 Pengangkutan dan Komunikasi 90.232 95.403 99.861

8 Keu, Pesewaan & Jasa Perusahaan 94.748 110.433 127.262

9 Jasa-Jasa 227.239 233.802 244.646

PDRB Kabupaten Serang 2.769.519 2.884.187 3.004.939

Page 7: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

101 wisatawan yang berkunjung. Manfaat yang diperoleh oleh masyarakat berupa

pendapatan dari hasil penginapan, akomodasi dan pelayanan jasa lainnya selama

wisatawan berada kawasan wisata Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka.

Pendapatan per kapita rata-rata penduduk berdasarkan tingkat pendapatan berada

pada tingkatan tinggi dan sedang.

Hasil analisis kuesioner dari para responden diperoleh bahwa

pendapatan utama penduduk berasal dari subsektor pertanian, jasa, perdagangan

dan industri serta pariwisata. Hasil analisis responden menunjukkan bahwa

pendapatan per kapita responden rata-rata lebih dari Rp. 1.500.000,- serta

pendapatan masyarakat lainnya, dibawah Rp. 1.000.000,-. Hasil analisis disajikan

pada Lampiran 9.

5.3 Kesesuaian Lahan Pariwisata Pesisir di Kecamatan Anyer dan Cinangka

Pariwisata pesisir merupakan jenis pariwisata yang memanfaatkan pantai

dan tepian laut sebagai obyek dan daya tarik wisata maupun rekreasi. Menikmati

panorama dan keindahan alam pantai, berjemur, olah raga pantai seperti volley

pantai, jalan pantai dan, rekreasi pantai, berkemah, memancing waktu pasang

surut dan lain-lain.

Analisis pengelompokan kawasan pesisir barat Serang (Kecamatan Anyer

dan Kecamatan Cinangka) dilakukan berdasarkan jarak, akses dan ketersedian

prasarana dan sarana pariwisata pesisir. Lahan terdiri atas pantai kering, lahan

pasang surut, terumbu karang yang memiliki obyek dan daya tarik untuk

pengembangan pariwisata dan rekreasi pantai dan laut.

Analisis dilakukan dengan membandingkan karakteristik lahan dengan

persyaratan penggunaan pariwisata pesisir. Persyaratan lahan untuk wisata pesisir

terdiri dari 10 parameter dan fasilitas pariwisata, yang dijelaskan dalam Bab III.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan cara pembobotan dan skoring untuk

menghasilkan kelas kesesuaian lahan. Hasil analisis kesesuaian lahan untuk

penggunaan pariwisata pesisir disajikan pada Tabel 27.

Page 8: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

102 Tabel 26 Kelas Kesesuaian dan Luas Lahan (ha) untuk Pariwisata Pesisir Kategori Rekreasi

No Kecamatan Anyer

Kesesuaian Lahan (Ha) Sangat Sesuai (S1)

Cukup Sesuai (S2)

Sesuai Bersyarat (S3)

Tidak Sesuai (N)

1 Desa Anyer -- -- 3,038 13,537 2 Desa Cikoneng -- -- -- 25,688 3 Desa Bandulu -- -- -- 17,101 Total I 3,038 56,326 Kecamatan Cinangka

4 Desa Kamasan -- -- 0,958 3,963 5 Desa Sindanglaya -- -- -- 12,358 6 Desa Cinangka -- -- -- 5,963 7 Desa Karang Suraga -- -- 9,987 18,497 8 Desa Bulakan -- -- -- 21,302 9 Desa Pasauran -- -- -- 13,164 10 Desa Umbul Tanjung -- -- -- 6,669 Total II 10,945 82,760

Sumber: Hasil Analisis dan SIG 2006

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan pesisir kawasan barat Serang,

Banten untuk penggunaan pariwisata pesisir dikelompokan dalam empat kelas.

Pertama adalah kategori lahan sangat sesuai (S1) yang memiliki kesesuaian

berkisar 83 sampai 100% tidak ditemui. Kedua adalah kategori cukup sesuai (S2)

yang memiliki kesesuaian berkisar 50 sampai 83% juga tidak ditemui. Ketiga

adalah kategori sesuai bersyarat (S3) yang memiliki kesesuaian berkisar 17–50%

ditemui di Kecamatan Anyer, lahan terletak di Desa Anyer seluas 3,038 ha, dan di

Kecamatan Cinangka tersebar di dua desa yaitu di Desa Kamasan seluas 0,958 ha,

Desa Karang Suraga seluas 9,987 ha dengan total luasan 10,945 ha. Lahan pesisir

memiliki obyek daya tarik wisata rekreasi yaitu pantai dengan pasir putih, semak

belukar yang alami dan pohon-pohon kelapa. Kegiatan wisata rekreasi yang dapat

dilakukan antara lain menikmati keindahan panorama alam, olahraga pantai,

rekreasi, berenang berjemur, memancing dan jalan-jalan di zona pasang surut

ketika air surut. Fasilitas pendukung, seperti resort, cottage, hotel dan villa.

Page 9: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

103 Keempat Lahan kelas tidak sesuai (N) ditemui di Kecamatan Anyer seluas 56,326

ha dan di Kecamatan Cinangka seluas 82,760 ha, digunakan untuk lahan

pemanfaatan fasilitas pariwisata seperti hotel, villa, resort dan cottage dan lain-

lain.

Kawasan Anyer-Cinangka termasuk tipe sesuai bersyarat untuk jenis

pariwisata pesisir kategori rekreasi dan untuk wisata renang yang diperbolehkan

hanya sampai kedalaman ±10 m dan lebih kurang sepanjang 50 m dari pinggir

pantai karena kecepatan arus lebih besar dari 0,51 m/detik. Kecamatan Anyer

dikelompokkan dalam kelas sesuai bersyarat (S3) dengan indeks kesesuaian

wisata sebesar 40,38% dengan bobot 63. Kecamatan Cinangka dikelompokkan

dalam kelas sesuai bersyarat (S3) dengan indeks kesesuaian wisata sebesar

35,26% dengan bobot 55. Namun demikian, kawasan tersebut memilki faktor

pembatas seperti kurangnya sarana transportasi dan tidak ada sarana akomodasi,

telekomunikasi serta kondisi perairan yang selalu dinamis pada musim-musim

tertentu. Hasil analisis kesesuaian lahan disajikan pada Lampiran 10.

Kondisi wisata di Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka termasuk

layak untuk dikategorikan pariwisata pesisir karena didukung oleh dua kondisi,

pertama adalah jarak dari pantai yang berkisar ± 500 m dan kedua adalah kondisi

lingkungan fisik yakni tingkat kerawanan terhadap bencana seperti gelombang

tidak terlalu besar, banjir tidak terlalu tinggi (sedang), tekstur beberapa tempat

berpasir putih, aksesibilitas yang mudah untuk Kecamatan Anyer, sedangkan

Kecamatan Cinangka transportasi agak sulit kecuali kendaraan pribadi serta jarak

sumber air bersih cukup dekat.

Parameter yang kurang mendukung untuk wisata pantai di Kecamatan

Anyer adalah penggunaan lahan yang tidak memenuhi kriteria karena lebar pantai

kurang dari 50 m. Kawasan ini dapat dikembangkan untuk penataan bangunan

karena sebagian besar keberadaan pemukiman dan perumahan penduduk selain

hotel, resort dan villa serta cottage berada di sepanjang pantai barat Serang,

Banten. Sedangkan Kecamatan Cinangka dapat dikembangkan dengan

memprioritaskan keberadaan alam/view dan memiliki panjang pantai lebih dari

500 m.

Page 10: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

104

Selanjutnya Kecamatan Anyer sesuai untuk wisata pantai dengan kategori

rekreasi, olah raga pantai (volley pantai, jalan pantai), berjemur, berenang dan

memancing seluas 3,038 ha dan yang tidak sesuai seluas 56,326 ha. Luasan

kawasan Anyer yang tidak sesuai dimanfaatkan untuk fasilitas wisata yang dibagi

dalam tiga kelompok yakni tipe A (48 m2) dengan luasan yang dibutuhkan adalah

8,522 ha, tipe B (100 m2) dengan luasan 1,77 ha, tipe C (114 m2) dengan luasan

2,024 ha. Kawasan dapat dimanfaatkan untuk hotel berbintang dan hotel melati,

villa, resort,dan cottage.

Kecamatan Cinangka dapat dikembangkan untuk pariwisata pantai

dengan kriteria rekreasi. Luasan lahan yang sesuai untuk wisata pantai dengan

jenis olah raga pantai (volley pantai, jalan pantai), berjemur seluas 10,945 ha dan

yang tidak sesuai seluas 82,78 ha. Luasan yang tidak sesuai dimanfaatkan untuk

fasilitas wisata yang dibagi dalam tiga kelompok yakni tipe A (48 m2) dengan

luasan yang dibutuhkan adalah 5,80 ha, tipe B (100 m2) dengan luasan 12,8 ha,

tipe C (114 m2) dengan luasan 13,77 ha yang diperuntukkan sebagai kawasan

pemanfaatan seperti hotel berbintang dan hotel melati, villa, resort, dan cottage.

Selanjutnya lahan yang masih bisa dikembangkan di kawasan pesisir barat

Serang, Banten adalah lebih kurang sebanyak 11,198 ha untuk luasan (250 m)

sebagai lahan hijau atau taman wisata.

5.4 Analisis Daya Dukung Kecamatan Anyer dan Cinangka

Kawasan pesisir barat Serang terdiri dari dua Kecamatan yaitu Kecamatan

Anyer dan Kecamatan Cinangka dengan potensi perikanan dan pariwisata yang

belum dimanfaatkan secara optimal. Kondisi sumberdaya perikanan dan

pariwisata masih baik dan sangat berpeluang untuk dikembangkan. Namun

demikian, pemanfaatan dan pengembangannya harus dikelola dengan baik agar

kualitasnya tetap terjaga. Selain itu, kawasan pesisir terdiri dari sumberdaya alam

dan lingkungan yang rapuh (fragile) dan sangat rentan terhadap gangguan yang

datang dari luar apabila melebihi kemampuan daya dukungnya. Oleh karenanya

perlu dilakukan analisis daya dukung lingkungan yang mampu mentolerir segenap

kegiatan pembangunan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Page 11: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

105

Daya dukung diartikan sebagai kemampuan atau intensitas pemanfaatan

maksimum sumberdaya alam secara terus-menerus tanpa mengalami kerusakan

(Bengen, 2002). Analisis daya dukung kawasan pantai barat Serang untuk

pariwisata pesisir dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan sumberdaya dan lingkungan mendukung aktifitas pembangunan

khususnya pariwisata secara optimal dan berkelanjutan tanpa menimbulkan

kerusakan. Parameter penting yang perlu diketahui adalah jumlah maksimum

pengunjung secara fisik yang dapat ditampung di kawasan wisata pada waktu

tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia.

Selanjutnya daya dukung kawasan perlu dibatasi dengan daya dukung

pemanfaatan yaktu lebih kurang 10% dari luas areal yang digunakan untuk

pengunjung dengan mempertimbangkan kemampuan alam mentolerir pengunjung

sehingga keaslian alam terjaga dengan baik. Dalam kegiatan wisata pantai di

asumsikan setiap orang membutuhkan pantai 50 m2, karena pengunjung akan

melakukan berbagai aktivitas yang memerlukan ruang dan luas seperti berjemur,

bersepeda, berjalan-jalan dan lain-lain seperti yang disajikan pada Tabel 5 dan

Tabel 6 dalam Bab 3.

Hasil analisis dan perhitungan daya dukung kawasan untuk Kecamatan

Anyer adalah 1.215 orang /hari dan kunjungan aktual untuk Anyer rata-rata

sebanyak 120 orang/hari. Kapasitas air bersih adalah kapasitas air yang diukur

berdasarkan jumlah pengunjung yang memanfaatkan air bersih per hari (ltr/hr)

dengan standar 60 liter/hari/pengunjung. Hal ini dianggap optimal bagi seorang

pengunjung selama berada di kawasan wisata. Berdasarkan standar tersebut daya

dukung air bersih berdasarkan jumlah pengunjung di Kecamatan Anyer adalah

adalah maksimum sebanyak 73 liter/hari/pengunjung. Selanjutnya daya dukung

kawasan untuk Kecamatan Cinangka adalah 4.378 orang/hari dan kunjungan

aktual hanya rata-rata 12 orang/hari serta kebutuhan air bersih lebih kurang 263

liter/hari/pengunjung. Oleh karena itu kawasan Anyer dan Cinangka dapat

menampung 5.593 orang/hari. Jumlah pengunjung seharusnya sesuai dengan

kapasitas daya dukung sehingga keberlanjutan wisata pesisir dapat diwujudkan,

perhitungan daya dukung kawasan ditinjau dari jumlah pengunjung disajikan pada

Lampiran 11.

Page 12: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

106

Namun demikian kawasan Anyer dan Cinangka secara nyata saat ini masih

memiliki jumlah kunjungan dibawah jumlah daya dukung kawasan. Sehingga

pariwisata pesisir di Kecamatan Anyer dan Cinangka, masih memiliki peluang

untuk dapat dikembangkan.

5.5 Ecological Footprint

Wilayah pesisir rentan terhadap perubahan lingkungan dalam bentuk

pencemaran, sedimentasi, dan penurunan keanekaragaman hayati akibat aktivitas

manusia. Dengan demikian, untuk mengantisipasi dampak negatif dari

pengembangan pariwisata yang mungkin timbul, maka kajian tentang kemampuan

daya dukung ruang pesisir pantai barat Serang, Banten diperlukan untuk

mendukung kegiatan pariwisata yang akan dikembangkan.

Dalam rangka mengetahui daya dukung ruang untuk pariwisata

dilakukannya perhitungan ecological footprint (EF), yang bertujuan untuk

mengekspresikan kesesuaian areal yang produktif secara ekologi terhadap

kebutuhan pariwisata. Perhitungan ruang ekologi dibagi kedalam dua bagian yaitu

permintaan terhadap sumberdaya (EF) dan ketersediaan sumberdaya (BC). Nilai

EF yang menggambarkan tingkat kebutuhan tersebut selanjutnya dibandingkan

dengan ketersediaan ruang (biological capacity / BC). Hasil analisis menunjukkan

bahwa nilai EF untuk Kecamatan Anyer sebesar 1,6 ha/kapita dan kecamatan

cinangka sebesar 0,09 ha/kapita sedangkan nilai BC Kecamatan Anyer adalah

2,93 ha/kapita dan Kecamatan Cinangka 2,99 ha/kapita Perhitungan EF dan BC

secara rinci disajikan pada lampiran 12 dan nilai perhitungan tersebut dinyatakan

pada Tabel 28 berikut ini :

Tabel 27 Kemampuan dan Daya Dukung Pemanfaatan Wisata Kawasan Pesisir Barat Serang, Banten

Sumber: Hasil Analisis

No Kriteria Anyer Cinangka 1 Ecological Footprint (ha/kapita) 1,6928 0,0943 2 Biocapacity (ha/kapita) 2,9348 2,9899 3 Daya Dukung Kawasan (orang/kawasan) 1.215 4.378 4 Luasan Wisata Rekreasi Sesuai Bersyarat (ha) 3,038 10,945

Page 13: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

107

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai EF<BC yang berarti terjadi “under

shoot” sehingga tingkat kebutuhan ruang belum melebihi ketersediaan ruang yang

tersedia. Dengan demikian masih terdapat ketersediaan ruang untuk

mengembangkan pariwisata.

Di Kecamatan Anyer tingkat kebutuhan akan pengembangan pariwisata

lebih kecil dibandingkan tingkat ketersediaan sumberdaya (biocapacity) atau

kapasitas lahan. Demikian juga dengan Kecamatan Cinangka tingkat kebutuhan

pemanfaatan ruang lebih kecil dari kapasitas pemanfaatannya selanjutnya

disajikan pada Gambar 13 sebagai berikut:

Gambar 13 Estimasi Kebutuhan Ruang Wisata Rekreasi di Kawasan Pesisir Barat Serang Provinsi Banten Dari analisis tersebut terlihat bahwa di wilayah Kecamatan Cinangka dan

Kecamatan Anyer masih terdapat peluang pengembangan pariwisata pesisir yang

diprioritaskan utama adalah wisata alam.

Berdasarkan hasil analisis ruang ekologis dengan pendekatan Ecological

Footprint, diperoleh bahwa daya dukung ruang ekologis untuk pengembangan

pariwisata dengan kategori rekreasi berdasarkan tingkat kebutuhan ruang ekologi

belum optimal. Belum optimalnya tingkat pemanfaatan sumberdaya kawasan

pantai barat Serang untuk wisata pesisir dicerminkan dengan tingkat ketersediaan

ruang di Kecamatan Anyer lebih kecil dari pemanfaatan dengan kata lain bahwa

EF ≤ BC (1,6 ha /kapita ≤ 2,9 ha/kapita) dan di Kecamatan Cinangka (0,09

ha/kapita ≤ 2,9 ha/kapita). Perbandingan nilai EF dan BC disajikan pada Tabel 29

sebagai berikut :

Page 14: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

108

Tabel 28 Estimasi Kebutuhan Ruang Wisata Rekreasi di Kawasan Pesisir Barat Serang, Provinsi Banten

Sumber: Hasil Analisis, 2007

Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan pariwisata

masih dapat dilakukan karena nilai permintaan terhadap sumberdaya (EF) masih

lebih kecil dari ketersediaan sumberdaya (BC). Beberapa penyebab belum

optimalnya pariwisata dari hasil responden dan wawancara, antara lain kondisi

lingkungan, infrastruktur dan akomodasi yang masih terbatas serta kurang

publikasi berupa promosi, brosur-brosur dan iklan di media elektronik.

Secara sosial kegiatan pariwisata pesisir yang sudah lama dilakukan hanya

dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Faktor rendahnya dukungan

pemerintah terhadap kegiatan tersebut menyebabkan usaha pariwisata dilakukan

berdasarkan kemampuan (modal) sendiri yang bersifat sementara atau usaha

sampingan pada akhir pekan atau hari-hari besar nasional dan hari libur sekolah

dengan target adalah wisatawan lokal dan wisatawan nusantara.

5.6 Pola Pemanfaatan Ruang Wisata

Secara geografis ruang pesisir Kabupaten Serang memiliki luas 1.734,09

km2. Ketersediaan ruang wisata untuk wisata pantai diperoleh dari hasil analisis

kesesuaian sumberdaya menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG). Analisis

kesesuaian ini didasarkan pada kriteria sepuluh (10) parameter kesesuaian

sumberdaya untuk jenis wisata pantai dengan kategori rekreasi. Analisis tersebut

didasarkan pada hasil tumpang susun parameter guna menghasilkan ruang wisata

yang sesuai dan memenuhi persyaratan untuk pariwisata. Dari empat kriteria

kesesuaian hanya dua kriteria yang ditemui di kawasan penelitian yaitu kriteria

sesuai bersyarat berkisar 9,2% dan tidak sesuai berkisar 90,8%. Dari hasil analisis

No

Kecamatan

Ecological Footprint Wisata Rekreasi(Ha/Kapita)

Biocapacity Wisata Rekreasi (Ha/Kapita)

1 Anyer 1,6928 2,9348

2 Cinangka 0,0943 2,9899

Page 15: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

109 ini kesesuaian ruang untuk pemanfaatan wisata sangat kecil hanya lebih kurang

10%, secara rinci kesesuaian lahan disajikan pada Tabel 30.

Tabel 29 Kesesuaian Pariwisata Pesisir dengan Kategori Rekreasi Kawasan Pesisir Barat Serang, Banten

No Jenis Kesesuaian Wisata Luas (ha) (%) 1 Sangat Sesuai (S1) - - 2 Sesuai (S2) - - 3 Sesuai Bersyarat (S3) 13,983 9,2 4 Tidak Sesuai (N) 139,080 90,8 Jumlah 153,063 100

Sumber : Hasil analisis spasial, 2006

Dari hasil analisis Sistem Informasi Geografi atau SIG, di Kecamatan

Anyer dari 3 (tiga) hanya satu desa yang sesuai bersyarat yaitu Desa Anyer,

sedangkan di Kecamatan Cinangka yang terdiri dari tujuh desa terdapat dua desa

yang sesuai bersyarat yaitu: (1) Desa Kamasan terdapat dua lokasi, (2) Desa

Karang Suraga terdapat dua lokasi, masing-masing untuk wisata pantai dengan

kategori rekreasi. Analisis kesesuaian wisata disajikan dalam bentuk peta

kesesuaian sebagai berikut: 5.6.1 Peta Kesesuaian Lahan Wisata Kecamatan Anyer

Hasil analisis kesesuaian menunjukkan bahwa diwilayah Kecamatan

Anyer diperoleh jenis kesesuaian wisata yakni sesuai bersyarat (S3). Kesesuaian

sumberdaya untuk wisata dengan kategori rekreasi pantai hanya ditemukan di satu

desa yaitu Desa Anyer dari tiga desa yang ada di kecamatan tersebut. Aktivitas

wisata yang sesuai adalah wisata rekreasi dengan panjang pantai 618,38 m dan

lebar pantai 46,81 m dari total luasan 3,038 ha serta dengan daya dukung kawasan

1.215 orang/ha/kawasan. Peta kesesuaian wisata di Kecamatan Anyer disajikan

pada Gambar 14.

5.6.2 Peta Kesesuaian Lahan Wisata Kecamatan Cinangka

Sedangkan di Kecamatan Cinangka yang terdiri dari tujuh desa hanya

terdapat dua desa yang sesuai bersyarat untuk wisata yaitu: 1) Desa Kamasan

terdapat dua lokasi yakni Kamasan A: panjang pantai 290,52 m dengan lebar

Page 16: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

110 pantai 46,91 m dan Kamasan B: panjang pantai 168,72 m dengan lebar pantai 40,

82 m, 2) Desa Karang Suraga terdapat dua lokasi yaitu Karang Suraga A: dengan

panjang pantai 770,29 m dengan lebar pantai 43,03 m, Karang Suraga B: panjang

pantai 1.453 m dengan lebar pantai 44,89 m dari total luasan 10,945 ha, luasan

tersebut memiliki daya dukung 4.378 orang/ha. Peta kesesuaian wisata Kecamatan

Cinangka pada Gambar 15.

Dalam rangka meningkat PDRB Kabupaten Serang,Provinsi Banten maka

salah satu unsur penunjangnya adalah sektor pariwisata. Teridentifikasi sekitar

13,983 ha sebagai potensi pariwisata yang dapat dikembangkan oleh pemerintah

setempat. Secara administratif, potensi ini terdapat di kawasan pesisir barat

Serang yakni dua Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka dengan proporsi

mansing-masing sekitar 3.038 ha dan 10.945 ha. Model pengembangan sektor

pariwisata bagi peningkatan PDRB Kabupaten Serang, Banten di fokuskan pada

potensi Anyer dan Cinangka. Dengan demikian, pemodelan pengembangan sektor

pariwisata Kabupaten Serang Banten dibangun berdasarkan “potensi Anyer dan

Cinangka" ditinjau dari tiga komponen yaitu aspek ekologi, aspek ekonomi dan

aspek sosial. Namun demikian dalam kondisi tertentu di asumsikan bahwa

aktivitas wisata dihitung berdasarkan seluruh potensi wilayah wisata yang

terdapat di Kabupaten Serang yakni kawasan wisata yang sudah dimanfaatkan dan

kawasan wisata yang akan dikembangkan berdasarkan analisis kesesuaian yang

sudah dikaji.

Page 17: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

16   Gambar 14 Kesesuaian Wisata di Kecamatan Anyer

  

Page 18: 2011zah_Analisis Kesesuaian (BAB v)

 

Gambar 15 Kesesuaian Wisata di Kecamatan Cinangka