seminar pemeriksaan keuangan negara

9
1. Jenis Pemeriksaan BPK A. Pemeriksaan Keuangan Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah (Pusat, daerah, BUMN maupun BUMD), dengan tujuan pemeriksaan memberikan pernyataan pendapat/opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah pusat/daerah. Kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan didasarkan atas empat kriteria: 1. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah 2. Kecukupan pengungkapan 3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan 4. Efektifitas sistem pengendalian intern Pernyataan pendapat/opini sebagai hasil pemerikasaan dimaksud terdiri dari pendapat ”Wajar Tanpa Pengecualian”, pendapat ”Wajar Dengan Pengecualian”, pendapat ”Tidak Memberikan Pendapat”dan pendapat ”Tidak Wajar”. Pemeriksaan keuangan oleh BPK dilaksanakan dengan suatu Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. B. Pemeriksaan Kinerja Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas. Dalam melakukan pemeriksaan kinerja pemeriksa juga menguji kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan serta pengendalian intern. Pemeriksaan kinerja dilakukan secara obyektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti/dokumen, untuk dapat melakukan penilaian secara objektive atas kinerja organisasi atau program/kegiatan yang diperiksa. Pemeriksaan kinerja menghasilkan informasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja suatu organisasi/SKPD dan memudahkan pengambilan keputusan bagi gubernur selaku pimpinan tertinggi dari unit kerja dilingkungan pemerintah daerah Pemeriksaan kinerja menghasilkan temuan, simpulan, dan rekomendasi. Tujuan pemeriksaan yang menilai hasil dan efektivitas suatu program adalah mengukur sejauh mana suatu program mencapai tujuannya. Sedangkan tujuan pemeriksaan yang menilai aspek ekonomi dan efisiensi berkaitan dengan apakah suatu organisasi/SKPD telahmenggunakan sumber dayanya dengan cara yang paling produktif di dalam mencapai tujuan program. Contoh tujuan pemeriksaan atas

Upload: putri-juliana-rahayu

Post on 13-Sep-2015

235 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

semiar pemeriksaan keuangan negara

TRANSCRIPT

1. Jenis Pemeriksaan BPKA. Pemeriksaan Keuangan

Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah (Pusat, daerah, BUMN maupun BUMD), dengan tujuan pemeriksaan memberikan pernyataan pendapat/opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah pusat/daerah. Kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan didasarkan atas empat kriteria:1. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah

2. Kecukupan pengungkapan

3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

4. Efektifitas sistem pengendalian intern

Pernyataan pendapat/opini sebagai hasil pemerikasaan dimaksud terdiri dari pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, pendapat Wajar Dengan Pengecualian, pendapat Tidak Memberikan Pendapatdan pendapat Tidak Wajar.

Pemeriksaan keuangan oleh BPK dilaksanakan dengan suatu Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

B. Pemeriksaan Kinerja

Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas. Dalam melakukan pemeriksaan kinerja pemeriksa juga menguji kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan serta pengendalian intern. Pemeriksaan kinerja dilakukan secara obyektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti/dokumen, untuk dapat melakukan penilaian secara objektive atas kinerja organisasi atau program/kegiatan yang diperiksa.

Pemeriksaan kinerja menghasilkan informasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja suatu organisasi/SKPD dan memudahkan pengambilan keputusan bagi gubernur selaku pimpinan tertinggi dari unit kerja dilingkungan pemerintah daerah Pemeriksaan kinerja menghasilkan temuan, simpulan, dan rekomendasi. Tujuan pemeriksaan yang menilai hasil dan efektivitas suatu program adalah mengukur sejauh mana suatu program mencapai tujuannya. Sedangkan tujuan pemeriksaan yang menilai aspek ekonomi dan efisiensi berkaitan dengan apakah suatu organisasi/SKPD telahmenggunakan sumber dayanya dengan cara yang paling produktif di dalam mencapai tujuan program. Contoh tujuan pemeriksaan atas hasil dan efektivitas program serta pemeriksaan atas ekonomi dan efisiensi adalah penilaian atas:a. Sejauh mana tujuan peraturan perundang-undangan dan organisasi dapat dicapai.

b. Kemungkinan alternatif lain yang dapat meningkatkan kinerja program atau menghilangkan faktor-faktor yang menghambat efektivitas program.

c. Perbandingan antara biaya danmanfaat atau efektivitas biaya suatuprogram.

d. Sejauhmana suatu program mencapai hasil yang diharapkan atau menimbulkan dampak yang tidak diharapkan.

e. Sejauh mana program berduplikasi, bertumpang tindih, atau bertentangan dengan program lain yang sejenis.

f. Sejauh mana entitas yang diperiksa telah mengikuti ketentuan pengadaan yang sehat.

g. Validitas dan keandalan ukuran-ukuran hasil dan efektivitas program,atau ekonomi dan efisiensi.

h. Keandalan, validitas, dan relevansi informasi keuangan yang berkaitan dengan kinerja suatu program.

C. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu

Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan, pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaan atas sistem pengendalian intern pemerintah.

Pemeriksaan dengan tujuan tertentu bertujuan untuk memberikan simpulan atas suatu hal yang diperiksa. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu dapat bersifat: eksaminasi , reviu , atau prosedur yang disepakati. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi antara lain pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaan atas sistem pengendalian intern.

Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, sering juga dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari pemeriksaan laporankeuangan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Sebagai contoh adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang direncanakan dilakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu / pemeriksaan investigatif, setelah BPK RI memberikan pendapat disclaimer.

Apabila pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu berdasarkan permintaan, maka BPK harus memastikan melalui komunikasi tertulis yang memadai bahwa sifat pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah telah sesuai dengan permintaan.

Laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu memuat kesimpulan. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK-RI segera melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.AspekKinerjaKeuanganTujuan Tertentu

TujuanMenilai aspek ekonomi, efisiensi dan efektivitas

Menilai kewajaran laporan keuangan

Memberikan simpulan atas suatu hal yang diperiksa dan dapat bersifat eksaminasi (pengujian), reviu,atau prosedur yangdisepakati (agreedupon procedures)

Fokus PemeriksaanKebijakan, program,organisasi, aktivitas dan systemmanajemenTransaksi keuangan,laporan keuangan dan prosedur pengendalian kunci

Dapat berupa program, prosedur,bagian dari systemakuntansi dan sistem manajemen

OrientasiUrusan operasional kegiatan/ program,yang sudah lalu,sekarang dan yangakan datang

Urusan keuangan dalam periode yangsudah lampau

Urusan keuangan atau non keuangan yang sudah lampau

Dasar AkademisEkonomi, ilmu politik, ilmu social,dsb.

Akuntansi dan hukum

Ekonomi, ilmu hukum, ilmu politik, ilmu social, Dsb

KeahlianInvestigasi professional, analisis, evaluasi dan pemahaman terhadap metode-metode yang diaplikasikan dalam ilmu sosial

Profesional audit

Investigasi professional,analisis dan evaluasi

Metode PemeriksaanBervariasi antara satu penugasan dengan penugasan lainnya

Relatif sudah terstandarisasi

Bervariasi tergantung dari sifat pemeriksaan apakah eksaminasi (pengujian), reviu,atau prosedur yangdisepakati (agreedupon procedures)

Kriteria PemeriksaanSpesifik untuk setiap penugasan

Prinsip akuntansi yang berlaku umum

Spesifik untuk setiap penugasan

LHP Struktur dan isi laporan bervariasi Dipublikasikan secara tidak tetap (ad hoc basis) Bentuk laporan terstandarisasi Dipublikasikan secara berkala

Bentuk laporan tergantung pada jenis pemeriksaan, yaitu:o Eksaminasi: simpulan yang berupa pernyataan Positif o Reviu: simpulan yang berupa Pernyataan Negative o Agreed upon procedures: simpulan yang berupa temuan atas Penerapan prosedur Dipublikasikan secara tidak tetap (ad hoc basis)

B. OPINI BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Opini adalah pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Pasal 16 ayat (1) Undang-Undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara menyebutkan bahwa Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah memuat opini.Paragraf penjelasan atas Undang-undang tersebut menyatakan bahwa opini atas laporan keuangan dibedakan menjadi empat kategori: Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified opinion), Wajar Dengan Pengecualian (qualified opinion), Tidak Wajar (adverse opinion), dan Tidak Memberikan Pendapat (disclaimer of opinion). Selain itu, ada opini yang kualitasnya sedikit di dibawah di bawah opini terbaik, yaitu Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan.

1. Opini wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa, menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan , hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Apabila hal ini dikaitkan dengan pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh BPK, auditor dapat mengeluarkan opini WTP apabila secara faktual tidak menemukan salah saji material atau temuan-temuan pengendalian intern dan temuan-temuan kepatuhan yang material dan berpengaruh pada kualitas laporan keuangan.

Sementara itu opini WTP dengan Paragraf Penjelas dikeluarkan apabila terjadi kondisi-kondisi berikut:

2. Opini wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)

menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.

3. Opini tidak wajar (Adversed Opinion)

menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

4. Pernyataan menolak memberikan opini (Disclaimer of Opinion)

menyatakan bahwa Auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan, jika bukti audit tidak untuk membuat kesimpulan.

Sementara dari sisi proses, secara sederhana proses pemberian opini atas laporan keuangan pemerintah dapat digambarkan dalam alur sebagai berikut: