seminar ocd.pptx

30
GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF Oleh: Fauziah Damayanti Innayatul Aulia Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati , Sp. KJ Dr. Alif Mardiijana, Sp.KJ SMF Ilmu Kesehatan Jiwa RSD dr.Soebandi Fakultas Kedokteran Universitas Jember 2015

Upload: fauziah-damayanti

Post on 13-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF

Oleh:Fauziah Damayanti

Innayatul Aulia

Pembimbing:dr. Justina Evy Tyaswati , Sp. KJ

Dr. Alif Mardiijana, Sp.KJ

SMF Ilmu Kesehatan Jiwa RSD dr.Soebandi Fakultas Kedokteran Universitas Jember

2015

Gangguan Obsesif-kompulsif

Gangguan Obsesif-Kompulsif (Obsessive Compulsive Disorder/OCD) adalah gangguan kecemasan yang ditandai oleh pikiran-pikiran obsesif yang persisten dan disertai tindakan kompulsif.

Gangguan Obsesif-kompulsif membutuhkan adanya obsesi atau kompulsi yang merupakan sumber gangguan atau kerusakan yang signifikan dan bukan karena gangguan mental lainnya

Gangguan Obsesif-kompulsif

Gangguan Obsesif-Kompulsif diklasifikasikan dalam Diagnostik and Statistic Manual of Mental Disorders, Fourth Edition, Text Revision

(DSM IV TR) sebagai gangguan kecemasan

EPIDEMIOLOGI

Untuk orang dewasa, laki-laki dan wanita prevalensinya sama; untuk remaja, laki-laki lebih sering terkena gangguan obsesif-kompulsif dibandingkan perempuan

Usia rata-rata terjadinya onset berkisar antara usia 22-36 tahun. Pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif umumnya dipengaruhi oleh

gangguan mental lain. Prevalensi seumur hidup untuk gangguan depresif berat pada pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif adalah kira-kira 67 % dan untuk fobia sosial adalah kira-kira 25%

Obsesi

Definisi: - Ide atau bayangan mental yang mendesak ke dalam pikiran secara berulang.

- Hal yang mengganggu, berulang, ide-ide yang tidak diinginkan pikiran, atau impuls yang sulit untuk diberhentikan meskipun mengganggu alam sadar mereka.

- Pikiran atau bayangan obsesif dapat berupa kekhawatiran yang biasa hingga fantasi yang aneh dan menakutkan

- Contoh: khawatir pintu sudah dikunci atau belum

Kompulsi

Definisi:

- Dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk melakukan susuatu.

- Perilaku yang dilakukan berulang, baik yang dapat diamati ataupun secara mental

yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan yang ditimbulkan oleh obsesi.

- Contoh :

- Khawatir pintu sudah dikunci atau belum (obsesif) berulang kali memeriksa pintu yg

sudah terkunci (kompulsif)

Obsesi KompulsiPerhatian terhadap kebersihan (kotoran, kuman, kontaminasi)

Ritual mandi, mencuci dan membersihkan yang berlebihan

Perhatian pada ketepatan Ritual mengatur posisi yang berlebihan

Perhatian pada peralatan rumah tangga (piring, sendok)

Memeriksa berulang-ulang

Perhatian terhadp sekresi tubuh (ludah, feses, urin) Ritual menghindari kontak dengan sekret tubuh, menghindari sentuhan

Obsesi religius Ritual keagamaan yang berlebihan (berdoa sepanjang hari)

Obsesi seksual (nafsu seksual atau tindakan seksual yang agresif)

Ritual berhubungan seksual yang kaku

Obsesi kesehatan (sesuatu yang buruk bisa terjadi dan menimbulkan kematian)

Ritual berulang pemeriksaan tanda vital berulang, diet yang terbatas, mencari informasi tentang kesehatan dan kematian

Obsesi ketakutan (menyakiti diri sendiri atau orang lain)

Pemeriksaan pintu, kompor, gembok, secara berulang

Pemikiran mengganggu tentang suara, kata-kata atau musik

Menghitung, berbicara, menulis, yang berlebihan

ETIOLOGI

1. Aspek Biologis > Neurotransmitter

A. Sistem Serotoninergik• Terdapat hipotesis mengenai disregulasi serotonin dalam kaitannya terhadap

gejala obsesif-kompulsif.

• Banyak data yang menunjukkan obat serotonergik lebih efektif dibandingkan

obat lain yang juga mempengaruhi neurorotransmitter.

• Kesimpulan pasti keterlibatan serotonin dalam terjadinya Obsesif-kompulsif

masih belum pasti.

ETIOLOGI

1. Aspek Biologis > Neurotransmitter

B. Sistem Noradrenergik

• Bukti pasti mengenai disfungsi fungsi noradrenergik dalam

terjadinya Obsesif-kompulsif masih kurang.

• Terdapat laporan mengenai penggunaan Clonidine oral yang bisa

menurunkan gejala.

ETIOLOGI

1. Aspek Biologis > Neurotransmitter

C. Sistem Neuroimunologi• Terdapat hipotesis antara infeksi Streptococcus B hemoliticus

penyebab demam rematik dengan gejala Obsesif-kompulsif.

• Terdapat beberapa laporan yang menyebutkan bahwa 10-30% pasien

dengan demam reumatik mengalami Sydenhamm’s chorea dan

Gangguan Obsesif-kompulsif

D. Genetik

ETIOLOGI

2. Psikologis

- Gangguan Obsesif-kompulsif menyetarakan pikiran dengan

tindakan atau aktivitas tertentu yang dipresentasikan oleh pikiran,

disebut “fusi pikiran dan tindakan” (though action fusion)

- Penyebab:

rasa tangggung jawab berlebihan, rasa bersalah berlebihan, dan

adanya niat jahat.

ETIOLOGI

3. Faktor Psikososial

• Regresi fase anal dalam masa perkembangan

• Mekanisme pertahanan psikologis mungkin memegang peranan

pada beberapa manifestasi gangguan obsesif – kompulsif. Represi

perasaan marah terhadap seseorang mungkin menjadi alasan

timbulnya pikiran berulang untuk menyakiti orang tersebut.

DIAGNOSIS

Diagnosis obsesif-kompulsif didasarkan atas gejala

klinisnya

Pasien dengan Gangguan Obsesif-kompulsif biasanya

menunjukkan wawasan dan menyadari bahwa perilaku

mereka tidak normal atau tidak logis.

DIAGNOSIS

Diagnosis pasti>>berdasarkan PPDGJ III :

gejala harus ada hampir setiap hari selama 2 minggu

berturut-turut.

Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau

mengganggu aktivitas penderita.

DIAGNOSIS

Gejala –gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut:

a. Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri.

b. Setidaknya satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil

dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh

penderita.

DIAGNOSIS

c. Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut di atas bukan merupakan

hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan

lega dari ketegangan atau anxietas, tidak dianggap sebagai

kesenangan seperti dimaksud diatas)

d. Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan

pengulangan yang tidak menyenangkan.

DIAGNOSIS

Menurut DSM edisi IV, gejala –gejala kompulsi harus memenuhi kriteria:

• Individu melakukan perilaku berulang (mencuci tangan, pemesanan, memeriksa)

atau tindakan mental (berdoa, menghitung, mengulang kata diam-diam) dalam

menanggapi obsesi dan bukan dikarenakan efek fisiologis suatu zat atau kondisi

medis umum.

• Perilaku/tindakan mental digunakan untuk mencegah atau mengurangi

gangguan atau mencegah peristiwa yang dicemaskan

• Pasien mengetahui bahwa obsesi maupun kompulsi itu berlebihan atau tidak

masuk akal (tidak berlaku untuk anak-anak)

DIAGNOSIS

• obsesi ataupun kompulsi menimbulkan penderitaan yang memakan waktu

(>1jam/hari) atau secara signifikan mengganggu rutinitas normal

• Jika Axis I lainnya muncul isi dari obsesi atau kompulsi tidak terbatas pada itu saja

• Gangguan ini tidak terjadi karena pengaruh langsung zat psikotik atau kondisi

medis tertentu

• Spesifikasi tambahan “dengan tilikan rendah” dibuat bagi seseorang dengan

gangguan obsesif kompulsif jika dalam suatu periode panjang orang tersebut

tidak mengenali bahwa gejala tersebut berlebihan atau tidak masuk akal.

DIAGNOSIS

Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran obsesif dengan gejala depresi.

Penderita obsesif-kompulsif seringkali juga menunjukkan gejala depresi, dan

sebaliknya penderita gangguan depresi berulang dapat menunjukkan pikiran-pikiran

obsesif selama periode depresifnya.

Diagnosis gangguan obsesif-kompulsif ditegakkan hanya bila

tidak ada gangguan depresi pada saat gejala obsesif-kompulsif timbul

Bila dari keduanya tidak ada gejala yang menonjol, maka lebih baik menganggap

depresi sebagai diagnosis yang primer.

DIAGNOSIS

• Klasifikasi Diagnosis Menurut PPDGJ III:

F42 Gangguan Obsesif-KompulsifF42.0 Predominan Pikiran Obsesif atau PengulanganF42.1 Predominan Tindakan KompulsiF42.2 Campuran Pikiran dan Tindakan ObsesifF42.8 Gangguan Obsesif – Kompulsif LainnyaF42.9 Gangguan Obsesif – Kompulsif Yang Tidak Tergolongkan

42.0 Predominan Pikiran Obsesif atau Pengulangan

Pedoman Diagnostik:- Keadaan ini dapat berupa : gagasan, bayangan pikiran atau

impuls (dorongan perbuatan), yang sifatnya mengganggu (ego alien).

- Meskipun isi pikiran tersebut berbeda – beda, umumnya hampir selalu menyebabkan penderitaan (distress).

F42.1 Predominan Tindakan Kompulsi

Pedoman Diagnostik:- Umumnya tindakan kompulsif berkaitan dengan : kebersihan (khususnya mencuci

tangan), memeriksa berulang untuk meyakinkan bahwa suatu situasi yang dianggap berpotensi bahaya tidak terjadi atau masalah kerapihan dan keteraturan.

- Hal tersebut dilatar belakangi perasaan takut terhadap bahaya yang mengancam dirinya atau bersumber dari dirinya dan tindakan ritual tersebut merupakan ikhtiar simbolik dan tidak efektif untuk menghindari bahaya tersebut.

- Tindakan ritual kompulsif tersebut menyita waktu sampai beberapa jam dalam sehari dan kadang – kadang berkaitan dengan ketidakmampuan mengambil keputusan dan kelambanan.

F42.2 Campuran Pikiran dan Tindakan Obsesif

Pedoman Diagnostik:- Kebanyakan dari penderita obsesif–kompulsif memperlihatkan pikiran

serta tindakan kompulsif.Diagnosis ini digunakan bilamana kedua hal tersebut sama– sama menonjol, yang umumnya memang demikian.

- Apabila salah satu memang jelas lebih dominan, sebaiknya dinyatakan dalam diagnosis F42.0 atau F42.1. Hal ini berkaitan dengan respon yang berbeda terhadap pengobatan. Tindakan kompulsif lebih responsif terhadap terapi perilaku.

PENATALAKSANAAN

Beberapa terapi untuk penatalaksanaan gangguan obsesif – kompulsif antara lain:

1. Terapi farmakologi (farmakoterapi) 2. Psikoterapi suportif > Terapi tingkah laku

(psikoterapi)

Kombinasi kedua bentuk terapi tersebut memberikan hasil yang lebih efektif daripada terapi tunggal

FARMAKOTERAPI

Kelompok obat – obatan yang terbukti efektif untuk terapi pada pasien gangguan obsesif – kompulsif adalah

1. SSRI (fuoxetine, fluvoxamine, paroxetine, setraline) 2. TCA > Clomipramine (Analafril)3. MAOI’s (phenelzine,tranylcipromine, isocarboxazid)

- Pemberian MAOI’s harus diikuti pantangan makan berkeju, anggur merah, pil KB, analgesik, obat alergi dan suplemen.

- Kontraindikasi MAOI’s: tekanan darah tinggi.- MAOI’s jarang digunakan

PSIKOTERAPI SUPORTIF

• Tujuan:1. Menguatkan daya tahan mental yang ada2. Mengembangkan mekanisme baru dan lebih baik untuk

mempertahankan kontrol diri3. Mengembalikan keseimbangan adaptif.

• Cara:1. Persuasi 2. Bimbingan dan penyuluhan3. Terapi kerja4. Hipno-terapi5. Psikoterapi kelompok6. Terapi perilaku

Terapi Tingkah Laku (PSIKOTERAPI)

>> Baku emas terapi tingkah laku untuk gangguan obsesif kompulsif meliputi paparan dan pencegahan ritual (aktivitas).

Cara:• pasien dipaparkan dengan stimuli yang memprovokasi obsesinya, misalnya

dengan menyentuh objek yang terkontaminasi.• pasien ditahan untuk tidak kompulsi misalnya menunda mencuci tangan. Terapi tingkah laku ini dimulai dengan pasien membuat daftar tentang obsesinya kemudian diatur sesuai hierarki mulai dari yang kurang membuat cemas sampai yang paling membuat cemas. Dengan melakukan paparan berulang terhadap stimulus diharapkan akan menghasilkan kecemasan yang minimal karena adanya habituasi.

PROGNOSIS

1. 20 – 30% pasien menunjukkan perubahan gejala yang signifikan.

2. 40 – 50% menunjukkan perubahan sedang, 3. Sekitar 20 – 40% tetap terganggu bahkan bertambah parah.

PROGNOSIS

Kondisi yang dapat memperburuk prognosis gangguan obsesif – kompulsif :- pasien tidak mampu menahan dorongan kompulsi- onset pada masa kecil- kompulsi yang aneh atau kacau- pasien rawat inap disertai gangguan depresi berat- keyakinan delusional atau gangguan skizotipal- tidak respon atau menolak terapi yang dianjurkan.

Prognosis pasien dinyatakan baik apabila:- kehidupan sosial dan pekerjaan baik- adanya stressor dan gejala yang bersifat periodik.

Terima Kasih