semarang inventarisasi ekoregion rpplh uu32

54
Wahyu Indraningsih Asdep Perencanaan Pemanfaatan SDA dan LH Deputi Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup

Upload: taruko-belantara-algamar

Post on 31-Oct-2015

405 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

ekoregion

TRANSCRIPT

Page 1: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Wahyu IndraningsihAsdep Perencanaan Pemanfaatan SDA dan LH

Deputi Tata LingkunganKementerian Lingkungan Hidup

Page 2: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Tantangan PembangunanTantangan Kelima, pertumbuhan ekonomi tidak boleh merusak lingkungan hidup.

Pengelolaan LH & SDA Pengelolaan LH & SDA yang tidak tepatyang tidak tepat

Krisis EnergiKrisis EnergiKrisis AirKrisis AirKrisis PanganKrisis Pangan

SDA SDA Menyusut Menyusut

Lebih CepatLebih Cepat

Kerusakan & Kerusakan & Pencemaran LHPencemaran LH

•pertumbuhan pertumbuhan ekonomi tidak berkelanjutanekonomi tidak berkelanjutan•kesehatankesehatan manusia menurun manusia menurun..•biaya hidup meningkatbiaya hidup meningkat•menurunkan menurunkan kualitas hidupkualitas hidup..

Dimensi LH pun makin luas berkaitan dengan perubahan iklim mempunyai keterkaitan kuat dengan kerusakan lingkungan hidup dan pembangunan yang tidak ramah lingkungan.

Ancaman perubahan iklim bencana alam

mengancam produktivitas dari SDA Sumber RPJMN 2010-2014

Page 3: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

PerencanaaPerencanaann

Pemanfaatan Pengendalian Pemeliharaan

Pengawasan & Penegakan Hukum

-RRencana encana PPLHPPLH

- Keberlanjutan Proses

- Keberlanjutan Produktifitas

- Keselamatan dan Kesejahteraan Masyarakat

-Pencegahan-Penanggulangan-Pemulihan

-Konservasi SDA-Pencadangan SDA-Pelestarian fungsi Atmosfer (mitigasi, adaptasi, lapisan ozon dan hujan asam

-Pembinaan -Sanksi Administrasi-Sanksi Perdata-Sanksi Pidana

-Baku Mutu LH-Kriteria Kerusakan LH-Perizinan-Anggaran berbasis LH-Analisa Risiko LH-Audit LH

Muatan UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH

-KLHS-Tata Ruang-AMDAL-UKL-UPL-Instrumen Ekonomi- RPPLHRPPLH

-Daya Dukung-Daya Tampung

-Perubahan iklim-Rekayasa genetika-Sumber daya genetik

-PUU berbasis LH-Ijin lingkungan

Data dan Informasi

Peningkatan Kapasitas Tersedianya Sarana dan Prasarana KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP MENINGKAT

3

Inventarisasi

LH

Inventarisasi

LH

Penetapan Ekoregion

Penetapan Ekoregion

Page 4: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

4

Setiap pemanfaatan SUMBER DAYA ALAM, wajib didasarkan pada RPPLH (Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) serta Daya Dukung dan Daya Tampung

Setiap pemanfaatan RUANG, wajib didasarkan pada RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang didasarkan pada Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) serta Daya Dukung dan Daya Tampung

Perencanaan Pembangunan...!!!

RPPLH dijadikan dasar dan dimuat dalam RPJP dan RPJM

Page 5: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Integrasi Kebijakan PPLH

KLHS [daya dukungKLHS

Baku Mutu Lingkungan

FungsiLingkungan

AMDAL /UKL-UPL

Analisis Risiko LH

KONSERVASI /PENCADANGAN

PENGAWASAN

izin usaha

Dana Penjaminan

Audit LingkunganPPLH /PPNS

daya tampung]

PROPERRPJP & RPJMRPJP & RPJM

Modifikasi slideSumber:Hariadi K, Agustus 2011

Page 6: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

PERTIMBANGAN PENETAPAN EKOREGION

(atribut ekoregion)a.Karakteristik bentang alam,b.Daerah aliran sungaic.Iklimd.Flora Fauna,e.Sosial budaya, ekonomi dan kelembagaan masyarakatf.Hasil inventarisasi

PERTIMBANGAN PENETAPAN EKOREGION

(atribut ekoregion)a.Karakteristik bentang alam,b.Daerah aliran sungaic.Iklimd.Flora Fauna,e.Sosial budaya, ekonomi dan kelembagaan masyarakatf.Hasil inventarisasi

INVENTARISASI LH :Data & Informasi SDA

1.Potensi dan ketersediaan SDA

2.Jenis yang dimanfaatkan3.Bentuk penguasaan4.Bagaimana pengelolaannya5.Bentuk kerusakan6.Konflik dan penyebab konflik

Inventarisasi LH di Wil. Ekoregion-Inventarisasi LH di Wil. Ekoregion-Untuk menentukan Daya Dukung, Untuk menentukan Daya Dukung, Daya Tampung dan Cadangan SDADaya Tampung dan Cadangan SDA

INVENTARISASI LH :Data & Informasi SDA

1.Potensi dan ketersediaan SDA

2.Jenis yang dimanfaatkan3.Bentuk penguasaan4.Bagaimana pengelolaannya5.Bentuk kerusakan6.Konflik dan penyebab konflik

Inventarisasi LH di Wil. Ekoregion-Inventarisasi LH di Wil. Ekoregion-Untuk menentukan Daya Dukung, Untuk menentukan Daya Dukung, Daya Tampung dan Cadangan SDADaya Tampung dan Cadangan SDA

RPPLHNasional,

Prov, Kab/Kota

PEWILAYAHAN SDA

PENETAPAN EKOREGION

6

Telaah (assessment

)

Pengambilan Keputusan

)

• Tk Nasional• Tk Pulau/

Kepulauan• Tk Ekoregion

• Tk Nasional• Tk Pulau/

Kepulauan• Tk Ekoregion

32

1

Page 7: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Rencana:a.Pemanfaatan dan/atau pencadangan SDA;b.Pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi LH;c.Pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian SDA;d.Adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim

INVENTARI-INVENTARI-SASI L.H.SASI L.H.

INVENTARI-INVENTARI-SASI L.H.SASI L.H.

PENETAPAN WILAYAH

EKOREGION

PENETAPAN WILAYAH

EKOREGIONPENYUSUNAN

RPPLH

PENYUSUNAN RPPLH

ANALISIS BIFISIK, SOSIAL, EKONOMI WILAYAH UNTUK MENENTUKAN KETERKAITAN & KETERGANTUNGANNYA

DAYA DUKUNG LHDAYA DUKUNG LH

DAYA TAMPUNG LHDAYA TAMPUNG LH

CADANGAN SDACADANGAN SDA

Isi RPPLH

Sumber:Hariadi K, Agustus 2011

Page 8: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

PP Inventarisasi, Ekoregion dan RPPLH: Amanat UU No.32/2009 (Pasal 9, 10 (1))

April 17, 20238

Inventarisasi TkNasional

(Pulau, Kepulauan dan Laut?)

Penetapan Ekoregion oleh Menteri

Inventarisasi Tk Pulau/Kepulauan

PPRPPLH NasIonal

PERDARPPLH Provinsi

PERDARPPLH Provinsi

PERDA RPPLH Kab/Kot

Inventarisasi Tk Ekoregion

RPJP/RPJMPengelolaan SDAPengelolaan LingkPerubahan iklim

NSPK

Page 9: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

9

EKOREGIONEKOREGION

Page 10: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Bagaimana posisiBagaimana posisi

(RPPLH)

10

Page 11: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

RTRWUU No.26/2007

WILAYAH PESISIR DAN LAUT

UU No.27/2007

KAW.HUTAN(DAS)

UU No19/2004

WILAYAH PERTAMBANGA

NUU No 4/2009

RPPLH

RENCANA PEMBANGUNA

NRPJP, RPJMUU No.25/2004

Catatan: posisi RPPLH ? 11

POSISI RPPLH dan rencana yang diamanatkan UU lain

Page 12: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Posisi RPPLH sebagai rencana dengan pendekatan wilayah

• Bersimbiose mutualistis dan bersinergi dengan RTRW• Harmonisasi dengan rencana wilayah pertambangan (WPN,

WPU,WPR) rencana kehutanan (DAS), pola pengelolaan sumberdaya air (WS), rencana wilayah pesisir, kawasan bencana alam

• Memperkuat kerjasama antar provinsi dalam ekoregion (misalnya dalam upaya mencapai “ketahanan air”, “ketahanan pangan”)

• Memperhatikan cadangan, eksplorasi, eksploitasi SDA sesuai potensinya (mis memperkuat perencanaan pemanfaatan jasa lingkungan bagi ekoregion yang mempunyai potensi wisata)

April 17, 2023 12

Page 13: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

POSISI KEBIJAKAN LH RPJMN 2010-2014

VISI-MISI SBY-BOEDIONO

RPJMN 2010-2014

11 PRIORITAS NAS + 3 PRIORITAS NAS LAIN

PRIORITAS BIDANG Sosial Budaya Ekonomi IPTEK

Sarana Praarana Politik Hankam

Hukum & Aparatur Wilayah & Tata Ruang

SDA & LH

PRIORITAS REGIONAL

Sumatera Jawa-Bali Kalimantan Sulawesi

Nusa Tenggara Maluku

Papua

Prioritas ke 9LH &

Pengelolaan Bencana

EKOREGION

Page 14: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

2 Pendidikan

3 Kesehatan4 Penanggulangan Kemiskinan

5 Ketahanan Pangan

6 Infrastruktur

7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha

8 Energi

9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik

11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi

12 Bidang Politik, Hukum dan Keamanan

13 Bidang Perekonomian

14 Bidang Kesejahteraan Rakyat

Prioritas Lainnya

11 Prioritas NasionalKabinet Indonesia Bersatu II 2009-2014

1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Prioritas Prioritas Lingkungan Hidup dalam Lingkungan Hidup dalam RPJMN RPJMN

BUKU I BUKU I RPJMNRPJMN

Substansi Inti : • Perubahan Iklim• Pengendalian Kerusakan Lingkungan•Sistem Peringatan Dini• Penanggulangan Bencana

Page 15: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Goal Nomor 7 dalam Millenium Development Goals: Menjamin keberlanjutan lingkungan hidup

Tantangan Pembangunan:MDGs

Yang berkaitan dengan Yang berkaitan dengan sektor kehutanan antara sektor kehutanan antara lain:lain:-Peningkatan tutupan Peningkatan tutupan hutanhutan- Pengurangan emisi CO2Pengurangan emisi CO2-Peningkatan luas Peningkatan luas kawasan hutan untuk kawasan hutan untuk melindungi melindungi keanekaragaman hayatikeanekaragaman hayati

Page 16: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

PERTEMUAN COP 14 UNFCCC,2008 POZNAN, POLANDIA

• Mengurangi Emisi dari Deforestasi• Mengurangi Emisi dari Degradasi Hutan• Peranan Konservasi• Pengelolaan Hutan Lestari• Peningkatan Cadangan karbon hutan

2 ketetapan awal REDD

Strategi tambahan REDD +

REDD diperluas menjadi REDD + :Menambahkan 3 areal strategis terhadap 2 hal yang telah ditetapkan sebelumnya di Bali

Kelima komponen REDD + akan dideteksi dengan pendekatan pengurangan sumber emisi (Source) dan meningkatkan simpanan

(sink) karbon

Sumber: KLH

Page 17: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

17

s/d 2020

PROTOKOL AKSES & PEMBAGIAN KEUNTUNGAN SUMBER DAYA GENETIK

RENSTRA & TARGET KEANEKRAGAMAN HAYATI S/D 2020 (KESEPAKATAN koNVENSI KEHATI)

Page 18: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

DD & DTL Nasional, Pulau, Kepulauan

DD &DTL Provinsi & Ekoregion lintas Kab/Kota

DD &DTL Kab/Kota & Ekoregion wil Kab/Kota

Sumber: Pasal 1 angka 4 UU 32/2009

Pemanfaatan2

18

Page 19: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

19

Pengendalian3Dilakukan dengan

3 (tiga) cara:

PENCEMARAN DAN/ATAU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

PENCEGAHAN

PENANGGULANGAN

PEMULIHAN

KLHS;

tata ruang;

baku mutu lingkungan hidup;

kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;

amdal;

UKL-UPL;

perizinan;

instrumen ekonomi lingkungan hidup;

peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;

anggaran berbasis lingkungan hidup;

analisis risiko lingkungan hidup;

audit lingkungan hidup; dan

instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.

INSTRUMEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU KERUSAKAN LINGKUNGAN

Diterapkan u/ RPPLH

Page 20: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

20

Pemeliharaan (ps 57)4Melalui Upaya:

• Konservasi SDA• Pencadangan SDA (SDA yang tidak dapat dikelola dalam jangka

waktu tertentu)• Pelestarian Fungsi Atmosfer (termasuk adaptasi & mitigasi)

Merupakan Muatan dalam RPPLH

Page 21: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Definisi EkoregionDefinisi Ekoregion

Ekoregion Ekoregion adalah wilayah geografis yang memiliki adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora , dan fauna asli, serta iklim, tanah, air, flora , dan fauna asli, serta pola interaksi manusia pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan dengan alam yang menggambarkan integritas siintegritas sisstem tem alam dan lingkungan hidupalam dan lingkungan hidup

Page 22: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

KEMAJUAN PROSES PENETAPAN EKOREGION

PS 7--- PENETAPAN MENTERI LH

(STATUS 27 SEPTEMBER 2011 BELUM FINAL)

22

Page 23: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

MATRIKS KOMPONEN PENETAPAN EKOREGION

23

Bentang Alam

Iklim DAS Flora Fauna

Sosial Budaya

Ekonomi Kelemb. Masy

Potensi & Ketersediaan SDA

Jenis yg dimanfaatkan

Bentuk Penguasaan

Pengetahuan Pengelolaan

Bentuk Kerusakan

Konflik &penyebabnya

Page 24: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Kelengkapan Inventarisasi Lingkungan Hidup menurut tingkat skala

TingkatData dan informasi sumberdaya alam

1: 1000.000

(1:500.000)

(1:250.000)

(1:50.000/ 25.000)

potensi dan ketersediaan √ √ √ √

jenis yang dimanfaatkan √ √ √ √

bentuk penguasaan √ √ √ √

pengetahuan pengelolaan; √ √

bentuk kerusakan √ √

konflik dan penyebab konflik yang timbul akibat pengelolaan

√ √

Page 25: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

KEMAJUANProses penetapan ekoregion

• Mengkaji penerapan ekoregion di berbagai negara & pengembangan ekoregion yang sudah pernah dilakukan di Indonesia. (WWF- lebih untuk tujuan konservasi)

• Deduktif & induktif: penjabaran komponen pertimbangan ekoregion mengacu pada UU 32/2009:– Ekoregion merupakan informasi yang sifatnya spasial dan dilengkapi

dengan informasi yang sifatnya non spasial – Ekoregion dicirikan dengan pembedaan skala /tingkat kedetilan

informasi & kelengkapan informasi non spasial

25

Page 26: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

PENETAPAN WILAYAH EKOREGION• Klasifikasi ekoregion harus didasarkan pada unsur-unsur yang

terukur• Setiap kelas harus menunjukkan keunikan yang bisa

dibedakan dengan kelas yang lainnya• Sebagai dasar landasan/ pengaturan perlu :

– Batas yang tetap dan mudah diidentifikasi– Perlu pewilayahan ekoregion atas beberapa level/ paras

ekoregion sesuai level perencanaan pembangunan & pengelolaan sdal

Page 27: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

EKOREGION NASIONAL

- GEOBIOGRAFI (TEKTOGEN & FAUNA)- IKLIM MARITIM- LAUT TUA- SERPIHAN BENUA

Sunda

Wallace

Sahul

Page 28: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Ekoregion IndonesiaEkoregion Indonesia BY WWF UNTUK TUJUAN KONSERVASIBY WWF UNTUK TUJUAN KONSERVASI

28

Page 29: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Dasmann Udvardy: biogeografi Indonesia (DIGUNAKAN KKP SBG SALAH SATU DASAR PENETAPAN KAWASAN PERIKANAN TANGKAP)

Page 30: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

HIRARKI EKOREGION MENURUT SKALA

(UU 32 tahun 2009 Pasal 7 ayat 2)

Klasisfikasi Wilayah

Ekoregion

Faktor dan atribut penentu satuan dan karakter wilayah dengan memperhatikan sejarah, kondisi sekarang dan masa datang

Skala

Fisik : Geologi Bentang Alam, Iklim

Biotik/ Kehati

  Pola Interaksi Manusia dan Masyarakat

    (Non Fisik)

Hasil inventarisasi lingkungan hidup

Bentang Alam Iklim Flora/ Fauna DASSosial

Budaya Ekonomi

Kelemb. Masy.

Ekoregion Nasional               1 : 1.000.000

Ekoregion Pulau               1 : 500.000

Ekoregion Gugus Pulau

              1 : 500.000

(1 : 250.000)

Wilayah Ekologi               1 : 250.000

Wilayah Ekologi Kelompok Pulau

              1 : 250.000

Zona Ekologi               1 : 100.000

Blok Ekologi               1 : 50.000

delineator delineator deskripsi delineator/tematik

Page 31: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

KOMPONEN PENYUSUN PETA EKOREGIONKOMPONEN PENYUSUN PETA EKOREGIONSKALA 1:1.000.000.SKALA 1:1.000.000.

Page 32: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

EKOREGION NASIONAL

• SKALA PETA 1: 1000.000• Sebagai dasar penetapan ekoregion skala

lebih tinggi • Sebagai arahan untuk mengenali potensi dan

permasalahan wilayah yang dipertimbangkan dalam penyusunan RPPLH

• Teridentifikasi 16 klasifikasi yang dilengkapi dengan deskripsi karakteristik

32

Page 33: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

EKOREGION NASIONAL• Belum seluruh parameter ekoregion dapat ditampilkan, karena sebagian dari

informasi tersebut belum dapat muncul pada skala nasional dengan skala 1: 1.000.000.

• Mengingat keanekaragaman yang terdapat dalam Kepulauan Indonesia cukup tinggi, maka dalam penetapan Ekoregion Nasional perlu digunakan pendekatan :

– yang bersifat tetap/statis & mewakili komponen fisik umum, – mudah diaplikasikan dalam bentuk peta,– memiliki kelas-kelas turunan yang lebih detail, hirarki yang jelas dalamunit pemetaan,– ketersediaan data, dan terukur.

• Hanya parameter fisik yang menonjol dan relatif tidak banyak berubah yang dapat muncul pada skala nasional, antara lain adalah tektogenesa, morfologi, litologi dan iklim.

• Mengingat komponen- komponen yang diperlukan dalam pendekatan tersebut secara umum telah terwakili dalam Peta Sistem Lahan, maka penetapan Ekoregion Nasional menggunakan operasionalisasi pemetaan dengan pendekatan Sistem Lahan (Land System).

33

Page 34: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

34

Page 35: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

KOMPONEN DISKRIPSI KLASIFIKASI EKOREGION NASIONAL

35

Page 36: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

36

KOMPONEN DISKRIPSI KLASIFIKASI EKOREGION NASIONAL

Page 37: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Contoh deskripsi Klasifikasi (14) Pegunungan Berbatuan Beku Beriklim Kering - (Mn Ig D)

• Suatu ekoregion yang mempunyai relief/morfologi bergunung dengan kemiringan lereng bervariasi dari terjal hingga sangat terjal dengan elevasi berkisar antara 1500-4500 meter,

• Tersusun atas batuan beku masif yang terbentuk akibat proses endogen berupa intrusi magma atau aliran lahar (vulkanik atau plutonik).

• Beriklim kering dengan curah hujan rerata tahunan rendah hingga sedang. • Kondisi morfologi bergunung yang tersusun oleh material batuan beku dengan input

curah hujan rendah hingga sedang, menyebabkan kelas ini potensial sebagai kawasan lindung berfungsi konservasi, dapat mengalami kekeringan meteorologis,

• Kaya akan bahan galian golongan C, di samping juga mineral-mineral tertentu. • Kerentanan lingkungan yang mungkin dijumpai pada kelas ini adalah erosi lereng dan

longsor lahan, ancamanbahaya gunungapi (post volcano pada gunungapi ti dak aktif atau erupsi pada gunungapi akti f),

• Sulitnya menemukan sumber-sumber air, • Proses abrasi pada tebing-tebing pantai yang berlereng terjal.• Kelas ini terletak dalam Paparan Sunda dan Wilayah Wallacea. Umumnya terletak

pada busur magmati s di bagian utara Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara; serta tersebar merata di seluruh busur magmati s Wilayah Wallacea,

• Luas 10.580.918 Ha (5.60%).

37

Page 38: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

38

1. Ekoregion Dataran Material Aluvium Beriklim Basah (KBa)2. Ekoregion Dataran Material Aluvium Beriklim Kering 36,85% (KSe)3. Ekoregion Dataran Berbatuan Sedimen Beriklim Basah 11,85% (KBa – KTi)4. Ekoregion Dataran Berbatuan Sedimen Beriklim Kering (KSe)5. Ekoregion Perbukitan Berbatuan Sedimen Beriklim Basah (KTi)6. Ekoregion Perbukitan Berbatuan Sedimen Beriklim Kering (Kse – KTi)7. Ekoregion Perbukitan Berbatuan Beku Beriklim Basah (Kba – KTi)8. Ekoregion Perbukitan Berbatuan Beku Beriklim Kering9. Ekoregion Perbukitan Berbatuan Metamorf Beriklim Basah (KBa)10. Ekoregion Perbukitan Berbatuan Metamorf Beriklim Kering11. Ekoregion Pegunungan Berbatuan Sedimen Beriklim Basah 12,27% (Kba– KTi)12. Ekoregion Pegunungan Berbatuan Sedimen Beriklim Kering (KSe – KTi)13. Ekoregion Pegunungan Berbatuan Beku Beriklim Basah (KBa)14. Ekoregion Pegunungan Berbatuan Beku Beriklim Kering (KSe)15. Ekoregion Pegunungan Berbatuan Metamorf Beriklim Basah (KBa)16. Ekoregion Pegunungan Berbatuan Metamorf Beriklim Kering

*

KBar KTeng KSel KTim

Page 39: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Elemen Ekoregion Ekoregion (Skala)

Nasional (Skala :

1.000.000)

Pulau (Skala 1 : 500.000) Provinsi (Skala 1: 250.0000

Informasi Spasial

(Deliniator)

Informasi Non Spasial (Atribut)

Pulau Kepulauan

Info Spasial Info Non Spasial Info Spasial Info Non Spasial

1. TEKTOGENESIS Paparan Sunda

____________ ____________

Wallacea ____________ ____________

Paparan Sahul

____________ ____________

2. RELIEF/BATHYMETRI

Dataran Dataran

Perbukitan Perbukitan

Pegunungan Pegunungan

3. BATUAN Aluvium Aluvium Dominasi kandungan yang berbeda

Beku Beku Masukkan informasi tipe batuan beku,

Sedimen Sedimen Masukkan informasi tipe batuan sedimen,

Metamorf Metamorf Masukan informasi tipe batuan metamaorf,

Matriks Indentifikasi Deliniator dan Atribut Pembentuk Ekoregion pada masing-masing Skala Matriks Indentifikasi Deliniator dan Atribut Pembentuk Ekoregion pada masing-masing Skala

Denpasar280611

Page 40: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Elemen Ekoregion Ekoregion (Skala)

Nasional (Skala :

1.000.000)

Pulau (Skala 1 : 500.000) Provinsi (Skala 1: 250.0000

Informasi Spasial

Informasi Non Spasial

Pulau Kepulauan

Info Spasial Info Non Spasial Info Spasial Info Non Spasial

4. MORFOGENESIS Konstruksional Vulkanik

Fluvial

Marine

Solusional

Aolian

Glasial

Organik

Denudasional Denudasional

5. IKLIM Basah Basah Sangat Basah

Basah (0,143 <q<0,333)Agak Basah (0,333<q<0,600)Sedang (0,600<q<1,000)

Kering Kering Agak Kering (1,000<1,670)Kering (1m670<q<3,000)

Sangat Kering (3<q<7)

Luar Biasa Kering (q>7)Denpasar280611

Page 41: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Elemen Ekoregion Ekoregion (Skala)

Nasional (Skala :

1.000.000)

Pulau (Skala 1 : 500.000) Provinsi (Skala 1: 250.0000

Informasi Spasial

Informasi Non Spasial

Pulau Kepulauan

Info Spasial Info Non Spasial Info Spasial Info Non Spasial

6. DAS Nama , dan posisi DAS (hulu, tengah, hilir)

7. FLORA FAUNA

( EKOSISTEM -SPECIES GENETIK ……? )

Biota darat dan laut yang unik, spesifik sebagai spesies indikator

Biota endemik

8. TANAH Pada skala ini diinformasikan tentang karakteristik tanah yang diklasifikasikan menurut order

Sub Order

9. POLA INTERAKSI MANUSIA (sosial budaya)

10. EKONOMI

Denpasar280611

Page 42: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Inventarisasi-Ekoregion-RPPLH-Pemanfaatan SDA

1. Bentuk input bagi penetapan Ekoregion2. Data dasar bagi penetapan daya dukung

dan daya tampung LH3. Inventarisasi LH/SDA u RPPLH4. Rekomendasi pengelolaan

objek/komoditi SDA/sektor thd RPJM5. Isu SDA dan LH di ekoregion dan Kriteria

penilaian RTRWP, RPJMD dari sisi RPPLHD

Sumber: KLH dan Hariadi K, Agustus 2011

Page 43: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Siapa yang melakukan Inventarisasi LH

Ps 63: Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten/Kota

Bertugas dan berwenang melaksanakan– Inventarisasi LH/SDA/Gas Rumah kaca – Pengelolaan informasi lingkungan hidup ( minimal

memuat status lingkungan hidup, peta waran lingkungan)

43

Sesuai tingkat kewenangan

Page 44: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Inventarisasi SDA & LH

1. Pengumpulan data/informasi sekunder untuk mengetahui isu-isu pokok SDA dan LH di suatu wilayah: Kehutanan: data dasar pembentukan rancang bangun

KPH, ijin, konflik lahan, lahan kritis, dll; PU: data dasat penetapan tata ruang: nasional, propinsi,

kabupaten; Tambang: sebaran ijin, wil. eksplorasi, konflik, dll. Pertanian: (arti luas): pusat pangan, ternak, perikanan,

sebaran hama dan penyakit, banjir, puso, dll

Sumber:Hariadi K, Agustus 2011

Page 45: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

2. Menentukan masalah SDA & LH dan penyebab-penyebab terjadinya masalah terkait kondisi sosial dan ekosistem; Banjir dan kekeringan Pencemaran air, udara Abrasi pantai Kesehatan dan sebaran penyakit, dll

Validasi sebab-akibat terjadinya masalah SDA dan LH melalui FGD dan/atau pertemuan panel ahli dam masyarakat.

Sumber:Hariadi K, Agustus 2011

Page 46: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

3. Menentukan “wilayah” penyebab-dampak terjadinya persoalan SDA & LH = penetapan ekoregion secara empiris/induktif; Penetapan hubungan dalam DAS, darat-laut,

antar pulau, pulau-pulau tertentu; Kelangkaan spesies dan kerusakan habitat-

ekosistemnya; Sebaran banjir dan wilayah kekeringan dan

wilayah DAS kriis, dll.

Pemetaan wilayah penyebab-dampak terjadinya persoalan SDA & LH

Sumber:Hariadi K, Agustus 2011

Page 47: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

4. Penetapan wilayah ekoregion (deduktif-induktif) dan DD + DT Penetapan wilayah ekoregion secara deduktif

(seperti yang telah dikerjakan saat ini) Validasi peta wilayah ekoregion secara deduktif

dengan hasil pemetaan secara induktif Penetapan daya dukung dan daya tampung

berdasarkan prioritas isu-isu pokok SDA & LH.

Sumber:Hariadi K, Agustus 2011

Page 48: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Skema Inventarisasi SDA & LH

Sumber:Hariadi K, Agustus ’2011Sumber:Hariadi K, Agustus 2011

Page 49: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Inventarisasi penentu deliniasi ekoregiontk:• Nasional• Pulau•Kepulauan

IdentifikasiEkoregion Pulau

Inventarisasitk

ekoregion &atributnya

RPPLHNasional

RPPLHProvinsi

RPPLHKab / Kota

Dari inventarisasi ekoregion ke RPPLH

IdentifikasiEkoregion Kepulauan

Identifikasi Ekoregion Laut dan Pesisir

Penetapan Ekoregion Paras

1,2 dst

Status Lingkungan Hidup

( SLHD)

SLHI

ANALISIS

Page 50: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Inventarisasi, Penetapan Ekoregion dan RPPLH

Inventarisasi Lingkungan

Penetapan Ekoregion Penetapan

RPPLHInstrumenPengendalian Lingkungan

Realita Lingkungan dan SDA

Telaah Kebijakan dan rencana Rencana Tindak Realita

pertanyaan yang akan dijawab dalam presebtasi ini

Faktor lain yang perlu diperhatikan

InstrumenPengendalian SDA

Rencana Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

RPJM

17/04/23 50

Page 51: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Inventarisasi LH-Ekoregion-Muatan RPPLH (Pasal 10 ayat 4,5) UU32/2010)

Inventarisasi LH Data dan Informasi

STATUS LINGKUNGAN HIDUP (INDONESIA & DAERAH)

Inventarisasi LH Data dan Informasi

EKOREGION DAYA DUKUNG & DAYA TAMPUNG

Page 52: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

Operasionalisasi RPPLH tidak Langsung

Pendekatan ekoregion

RPPLH

meningkatkan

kualitas

memperkuat

integrasiRPJM: prioritas nasional, sinergi antar bidang, dimensi kewilayahan

RTRW: pola dan struktur ruang

Pemanfaatan dan

pencadangan SDA

Instrumen pencegahan

pencemaaran dan

kerusakan lingkungan

mendukung fungsi

Page 53: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

TINDAK LANJUTTINDAK LANJUT

• MELENGKAPI PROSES PENYUSUNAN PEDOMAN & PERATURAN (NSPK)

• SINERGI DATA DAN INFORMASI LH ANTAR PEMANGKU KEPENTINGAN

• PEMBAHASAN UNTUK PENETAPAN EKOREGION TINGKAT PULAU, KEPULAUAN, DAN TINGKAT LEBIH RENDAH LAINNYA (TERMASUK PEMBAHASAN EKOREGION YANG MEMPERTIMBANGKAN LAUT)

• PEMBAGIAN RUANG LINGKUP INVENTARISASI LH / ATRIBUT YANG MELENGKAPI KARAKTERISTIK EKOREGION

• MEMPERDALAM UJICOBA APLIKASI EKOREGION DAN INSTRUMEN LH YANG RELEVAN UNTUK MENDUKUNG RPPLH

• PEMANTAPAN PROSES / MEKANISME MENSINERGIKAN RPPLH DENGAN PERENCANAAN YANG LAIN (antara lain RTRW, RPJMN/D, RENCANA SEKTOR)

• MEMBANGUN PERSEPSI YANG SAMA

DISKUSI ANTAR BERBAGAI PIHAK KEMITRAAN YANG KUAT

Page 54: SEMARANG Inventarisasi Ekoregion RPPLH UU32

54