selulitis.docx

15
SELULITIS OLEH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014 0

Upload: rusmin-usman

Post on 28-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

N

TRANSCRIPT

Page 1: SELULITIS.docx

SELULITIS

OLEH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2014

SELULITIS

0

Page 2: SELULITIS.docx

I. DEFINISI

Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan

subkutan. Penyakit ini merupakan infeksi bakterial akut yang terjadi pada kulit.

Infeksi yang terjadi menyebar ke dalam hingga ke lapisan dermis dan sub kutis.

Infeksi ini biasanya didahului oleh luka atau trauma pada kulit. Pada anak usia di

bawah 2 tahun akan tampak sakit berat, sering disertai gangguan pernapasan

bagian atas, dapat pula diikuti bakterimia dan septikemia. Terdapat tanda-tanda

peradangan lokal pada lokasi infeksi seperti eritema, teraba hangat, dan nyeri serta

terjadi limfangitis dan sering bergejala sistemik seperti demam dan peningkatan

hitungan sel darah putih.

Selulitis yang mengalami supurasi disebut flegmon, sedangkan bentuk

selulitis superfisial yang mengenai pembuluh limfe yang disebabkan oleh

Streptokokus beta hemolitikus grup A disebut erisepelas. Tidak ada perbedaan

yang bersifat absolut antara selulitis dan erisepelas yang disebabkan oleh

Streptokokus. Sebagian besar kasus selulitis dapat sembuh dengan pengobatan

antibiotik. Infeksi dapat menjadi berat dan menyebabkan infeksi seluruh tubuh

jika terlambat dalam memberikan pengobatan.

1

Page 3: SELULITIS.docx

II. ETIOLOGI

Penyebab selulitis paling sering pada orang dewasa adalah Staphylococcus

aureus dan Streptokokus beta hemolitikus grup A sedangkan penyebab selulitis

pada anak adalah Haemophilus influenza tipe b (Hib), Streptokokus beta

hemolitikus grup A, dan Staphylococcus aureus. Streptococcuss beta hemolitikus

group B adalah penyebab yang jarang pada selulitis. Selulitis pada orang dewasa

imunokompeten banyak disebabkan oleh Streptococcus pyogenes dan

Staphylococcus aureus sedangkan pada ulkus diabetikum dan ulkus dekubitus

biasanya disebabkan oleh organisme campuran antara kokus gram positif dan

gram negatif aerob maupun anaerob. Bakteri mencapai dermis melalui jalur

eksternal maupun hematogen. Pada imunokompeten perlu ada kerusakan barrier

kulit, sedangkan pada imunokopromais lebih sering melalui aliran darah.

2

Page 4: SELULITIS.docx

III. EPIDEMIOLOGI

Selulitis dapat terjadi di semua usia, tersering pada usia di bawah 3 tahun

dan usia dekade keempat dan kelima. Sedangkan angka insidensi pada laki-laki

lebih besar daripada perempuan dalam beberapa studi epidemiologi. Insidensi

selulitis ekstremitas masih menduduki peringkat pertama. Terjadi peningkatan

resiko selulitis seiring meningkatnya usia, tetapi tidak ada hubungan dengan jenis

kelamin.

IV. FAKTOR PREDISPOSISI

Selulitis umumnya terjadi akibat komplikasi suatu luka atau ulkus atau lesi

kulit yang lain, namun dapat terjadi secara mendadak pada kulit yang normal

terutama pada pasien dengan kondisi edema limfatik, penyakit ginjal kronik atau

hipostatik. Adapun faktor-faktor yang dapat memperberat kejadian selulitis, antara

lain :

a. Usia

Semakin tua usia, keefektifan sistem sirkulasi dalam menghantarkan darah

berkurang pada bagian tubuh tertentu. Sehingga abrasi kulit potensi

mengalami infeksi seperti selulitis pada bagian yang sirkulasi darahnya

memprihatinkan.

b. Melemahnya sistem imun (Immunodeficiency)

Dengan sistem immune yang melemah maka semakin mempermudah

terjadinya infeksi. Contoh pada penderita leukemia lymphotik kronis dan

infeksi HIV. Penggunaan obat pelemah immun (bagi orang yang baru

transplantasi organ) juga mempermudah infeksi.

3

Page 5: SELULITIS.docx

c. Diabetes mellitus

Tidak hanya gula darah meningkat dalam darah namun juga mengurangi

sistem immun tubuh dan menambah resiko terinfeksi. Diabetes

mengurangi sirkulasi darah pada ekstremitas bawah dan potensial

membuat luka pada kaki dan menjadi jalan masuk bagi bakteri

penginfeksi.

d. Cacar dan ruam saraf

Karena penyakit ini menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi jalan

masuk bakteri penginfeksi.

e. Pembengkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema)

Pembengkakan jaringan membuat kulit terbuka dan menjadi jalan masuk

bagi bakteri penginfeksi.

f. Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki

Infeksi jamur kaki juga dapat membuka celah kulit sehinggan menambah

resiko bakteri penginfeksi masuk

g. Penggunaan steroid kronik

Contohnya penggunaan corticosteroid.

h. Penyalahgunaan obat dan alcohol

Mengurangi sistem immun sehingga mempermudah bakteri penginfeksi

berkembang.

i. Malnutrisi

Sedangkan lingkungan tropis, panas, banyak debu dan kotoran,

mempermudah timbulnya penyakit ini.

4

Page 6: SELULITIS.docx

V. PATOGENESIS

Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada

permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering berjangkit

pada orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang

yang menderita diabetes mellitus yang pengobatannya tidak adekuat.

Setelah menembus lapisan luar kulit, infeksi akan menyebar ke jaringan-

jaringan dan menghancurkannya, hyaluronidase memecah substansi polisakarida,

fibrinolysin mencerna barrier fibrin, dan lecithinase menghancurkan membran sel.

Bakteri patogen (streptokokus piogenes, streptokokus grup A, stapilokokus aureus)

Menyerang kulit dan jaringan subkutan

Meluas ke jaringan yang lebih dalam

Menyebar secara sistemik

Terjadi peradangan akut

Eritema lokal pada kulit

Edema kemerahan

Lesi

Nyeri tekan

Kerusakan integritas kulit

Gangguan rasa nyaman dan nyeri

5

Page 7: SELULITIS.docx

Gambar .Skema patogenesis

VI. GEJALA KLINIS

Gambaran klinis tergantung akut atau tidaknya infeksi. Umumnya semua

bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas jelas, nyeri tekan dan bengkak.

Penyebaran perluasan kemerahan dapat timbul secara cepat di sekitar luka atau

ulkus disertai dengan demam dan lesu. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul

bula. Dapat dijumpai limfadenopati limfangitis. Tanpa pengobatan yang efektif

dapat terjadi supurasi lokal (flegmon, nekrosis atau gangren).

Selulitis biasanya didahului oleh gejala sistemik seperti demam, menggigil,

dan malaise. Daerah yang terkena terdapat 4 kardinal peradangan yaitu rubor

(eritema), color (hangat), dolor (nyeri) dan tumor (pembengkakan). Lesi tampak

merah gelap, tidak berbatas tegas pada tepi lesi tidak dapat diraba atau tidak

meninggi. Pada infeksi yang berat dapat ditemukan pula vesikel, bula, pustul, atau

jaringan neurotik. Ditemukan pembesaran kelenjar getah bening regional dan

limfangitis ascenden. Pada pemeriksaan darah tepi biasanya ditemukan

leukositosis.

Periode inkubasi sekitar beberapa hari, tidak terlalu lama. Gejala prodormal

berupa: malaise anoreksia; demam, menggigil dan berkembang dengan cepat,

sebelum menimbulkan gejala-gejala khasnya. Pasien imunokompromais rentan

mengalami infeksi walau dengan patogen yang patogenisitas rendah. Terdapat

gejala berupa nyeri yang terlokalisasi dan nyeri tekan. Jika tidak diobati, gejala

6

Page 8: SELULITIS.docx

akan menjalar ke sekitar lesi terutama ke proksimal. Kalau sering residif di tempat

yang sama dapat terjadi elefantiasis.

Lokasi selulitis pada anak biasanya di kepala dan leher, sedangkan pada

orang dewasa paling sering di ekstremitas karena berhubungan dengan riwayat

seringnya trauma di ekstremitas. Pada penggunaan salah obat, sering berlokasi di

lengan atas. Komplikasi jarang ditemukan, tetapi termasuk glomerulonefritis akut

(jika disebabkan oleh strain nefritogenik streptococcus, limfadenitis, endokarditis

bakterial subakut). Kerusakan pembuluh limfe dapat menyebabkan selulitis

rekurens.

VII. DIAGNOSIS

Diagnosis selulitis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

klinis. Pada pemeriksaan klinis selulitis ditemukan makula eritematous, tepi tidak

meninggi, batas tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas, dapat disertai

limfangitis dan limfadenitis. Penderita biasanya demam dan dapat menjadi

septikemia.

Selulitis yang disebabkan oleh H. Influenza tampak sakit berat, toksik dan

sering disertai gejala infeksi traktus respiratorius bagian atas bakteriemia dan

septikemia. Lesi kulit berwarna merah keabu-abuan, merah kebiru-biruan atau

merah keunguan. Lesi kebiru-biruan dapat juga ditemukan pada selulitis yang

disebabkan oleh Streptokokus pneumonia. Pada pemeriksaan darah tepi selulitis

terdapat leukositosis (15.000-400.000) dengan hitung jenis bergeser ke kiri.

Gejala dan tanda SelulitisGejala prodormal Demam, malaise, nyeri sendi dan menggigilDaerah predileksi Ekstremitas atas dan bawah, wajah, badan dan genitaliaMakula eritematous Eritema cerahTepi Batas tidak tegas

7

Page 9: SELULITIS.docx

Penonjolan Tidak terlalu menonjolVesikel atau bula Biasanya disertai dengan vesikel atau bulaEdema EdemaHangat Tidak terlalu hangatFluktuasi Fluktuasi

Tabel 1. Gejala dan tanda selulitis

Pemeriksaan laboratorium sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan pada

sebagian besar pasien dengan selulitis. Seperti halnya pemeriksaan laboratorium,

pemeriksaan pencitraan juga tidak terlalu dibutuhkan. Pada pemeriksaan darah

lengkap, ditemukan leukositosis pada selulitis penyerta penyakit berat, leukopenia

juga bisa ditemukan pada toxin-mediated cellulitis. ESR dan C-reactive protein

(CRP) juga sering meningkat terutama penyakit yang membutuhkan perawatan

rumah sakit dalam waktu lama. Pada banyak kasus, pemeriksaan Gram dan kultur

darah tidak terlalu penting dan efektif.

VIII. PENGOBATAN

Selulitis karena streptokokus diberi penisilin prokain G 600.000-2.000.000

IU IM selama 6 hari atau dengan pengobatan secara oral dengan penisilin V 500

mg setiap 6 jam, selama 10-14 hari. Pada selulitis karena H. Influenza diberikan

Ampicilin untuk anak (3 bulan sampai 12 tahun) 100-200 mg/kg/d (150-300 mg),

>12 tahun seperti dosis dewasa.

Pada selulitis yang ternyata penyebabnya bukan staphylococcus aureus

penghasil penisilinase (non SAPP) dapat diberi penisilin. Pada yang alergi

terhadap penisilin, sebagai alternatif digunakan eritromisin (dewasa: 250-500

gram peroral; anak-anak: 30-50 mg/kgbb/hari) tiap 6 jam selama 10 hari. Dapat

juga digunakan klindamisin (dewasa 300-450 mg/hari PO; anak-anak 16-20

8

Page 10: SELULITIS.docx

mg/kgbb/hari). Pada yang penyebabnya SAPP selain eritromisin dan klindamisin,

juga dapat diberikan dikloksasilin 500 mg/hari secara oral selama 7-10 hari.

IX. KOMPLIKASI

Pada anak dan orang dewasa yang immunocompromised, penyulit pada

selulitis dapat berupa gangren, metastasis, abses dan sepsis yang berat. Selulitis

pada wajah merupakan indikator dini terjadinya bakteriemia stafilokokus beta

hemollitikus grup A, dapat berakibat fatal karena mengakibatkan trombosis sinus

cavernpsum yang septik. Selulitis pada wajah dapat menyebabkan penyulit

intrakranial berupa meningitis.

9

Page 11: SELULITIS.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2008

2. Todd, James. Infeksi Bakteri. In Behrman, Kliegman & E. Nelson. Nelson

Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Volume 2. Jakarta: EGC. 2000

3. Fitzpatrick, Thomas B. Dermatology in General Medicine, seventh edition.

New York: McGrawHill: 2008

4. Pandaleke, HEJ. Erisipelas dan selulitis. Fakultas kedokteran Universitas

Samratulangi; Manado. Cermin Dunia Kedokteran No. 117, 1997

5. Concheiro J, Loureiro M, González-Vilas D, et al. 2009. Erysipelas and

cellulitis: a retrospective study of 122 cases. 100(10): 888-94

6. Kertowigno S. 2011. 10 Besar Kelompok Penyakit Kulit. Unsri press,

Palembang, Indonesia, hal: 146-149

10