selasa, 25 oktober 2011 impor kebablasan polda lampung ... filekelompok tani bawang merah kecamatan...

1
9 N USA NTARA SELASA, 25 OKTOBER 2011 Bawang China sudah masuk pasar sejak 3 bulan lalu. Saat itu, bawang impor langsung diserbu karena pasokan bawang lokal tersendat akibat petani gagal panen.” DERASNYA serbuan sayur impor membuat petani mera- dang. Protes pun mengalir dari sejumlah daerah. Di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, misalnya, ribuan petani bawang merah merasa- kan dampak kebijakan impor itu. “Pembukaan keran impor bawang merah akan mema- tikan petani. Harga bawang merah lokal akan jatuh pada titik terendah,” kata ketua kelompok tani bawang merah Kecamatan Sanden, Bantul, Selamet, 35, kemarin. Impor, lanjut dia, hanya menghidupkan dan membuat kaya pengimpor bawang me- rah. Seharusnya pemerintah memberikan pelatihan untuk petani sehingga bisa meng- hasilkan produk berkualitas tinggi dan memenuhi kebu- tuhan semua konsumen. Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Edi Suhariyanta mengaku tidak berdaya. “Kalau boleh ber- sikap, kami jelas menolak impor bawang merah itu ka- rena mematikan usaha ribuan petani di Bantul. Kami hanya bisa memberikan penyuluhan agar produksi petani lebih berkualitas sehingga mampu bersaing dengan barang im- por.” Dari Surakarta, Jawa Te- ngah, juga dilaporkan, bawang merah asal China membanjiri Pasar Legi. Banyak pedagang menjualnya karena pasokan yang melimpah dan harganya yang lebih murah daripada bawang lokal. Hampir semua kios pe- dagang sayur menjajakan bawang asal China. Mulai dari pedagang partai kecil hingga partai besar. “Bawang China sudah masuk pasar sejak 3 bulan lalu. Saat itu, bawang impor langsung diserbu karena pa- sokan bawang lokal tersendat akibat petani gagal panen,” kata Yati, 52, pedagang Pasar Legi. Berbeda dengan di Jawa Timur, Gubernur Soekarwo mengaku geregetan dengan merembesnya garam impor di pasaran. “Biro hukum sedang mengkaji dari berbagai aspek untuk menerbitkan peraturan gubernur larangan impor garam,” kata Soekarwo di Surabaya. Regulasi tentang tata niaga garam itu, kata dia, untuk me- lindungi petani. Sebelumnya pemprov sudah mengundang pimpinan kabupaten produ- sen garam, seperti Sampang dan Pamekasan, untuk me- nampung aspirasi mereka. Dalam draf peraturan guber- nur akan dimuat aturan bahwa saat panen raya garam, Jawa Timur tidak akan menerima garam impor. Aturan serupa juga berlaku jika stok garam di daerah itu mencukupi. Adapun soal produk perta- nian impor lain yang masuk ke Jawa Timur dan mengan- cam produk pertanian lokal, Gubernur mengaku tidak bisa sembarangan melakukan pro- teksi. (AU/FR/FL/N-2) BLOKADE jalan kembali di- lakukan di Sidoarjo. Warga em- pat desa yang terkena dampak semburan lumpur bercampur gas Lapindo memblokade jalan alternatif Surabaya-Malang, Jawa Timur, kemarin. Aksi itu bertujuan menuntut pihak Lapindo Brantas dan Badan Penanggulangan Lum- pur Sidoarjo (BPLS) segera memberikan uang kompensasi ganti rugi atas semburan lum- pur yang telah terjadi sejak 29 Mei 2006. Aksi itu dilakukan di dua titik, yaitu di Desa Glagah Arum dan Desa Sentul. Mereka memblokade jalan dengan cara memarkir dua truk secara me- lintang serta mendirikan tenda di tengah jalan. Mereka yang melakukan aksi itu ialah warga gabungan dari empat desa, yaitu Desa Glagah Arum, Sentul, Penatar Sewu, dan Gempolsari. Warga Gempolsari menuntut ganti rugi atas gagal panen sawah mereka selama empat tahun akibat lumpur Lapindo. Warga Glagah Arum, Sentul, dan Penatar Sewu menuntut uang ganti rugi karena wilayah mereka sempat diterjang aliran air bercampur lumpur pada 23 Desember 2010. Pada saat itu tanggul di Desa Glagah Arum jebol dan lu- beran air bercampur lumpur menerjang wilayah tiga desa tersebut. ‘’Selain itu, warga juga menuntut ganti rugi gagal panen tambak akibat air tam- bak terkontaminasi oleh lum- pur Lapindo,’’ kata Ahmad Sariyadi, salah satu warga. Walaupun terkena dampak lumpur Lapindo, wilayah warga di empat desa itu tidak masuk areal peta terdampak. Karena itu, mereka tidak mendapatkan ganti rugi se- perti diatur dalam peraturan presiden. Akibat pemblokadean jalan, aktivitas warga yang melin- tasi jalur tersebut menjadi terganggu. Sebagian warga bersepeda motor yang sudah terjebak oleh kemacetan nekat melewati ka- wasan yang diblokade dengan cara mengangkat kendaraan mereka kemudian melewati pematang sawah. Namun, ken- daraan roda empat tidak bisa lewat sama sekali. (HS/N-1) KEJAKSAAN Negeri Kota Malang, Jawa Timur, akan menyeret Kepala PT Adira Fi- nance cabang Malang sebagai tersangka. Isyarat itu dilontarkan Kepala Kejari Malang Moch Nasrun, setelah pihaknya mengusut kasus dugaan ko- rupsi penggelapan jaminan dusia, yang dilakukan peru- sahaan pembiayaan tersebut. Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan. “Kami sudah memeriksa se- jumlah saksi. Sudah ada calon tersangka, yakni Kepala PT Adira cabang Malang,” kata Nasrun, kemarin. Kasus itu terungkap saat intel kejari menyelidiki dugaan korupsi uang negara dari pe- nerimaan negara bukan pajak, yang bersumber dari jaminan dusia. Modus kejahatan dilakukan dengan tidak menjaminkan dusia terhadap semua kontrak jual beli kendaraan bermotor. Jaminan setiap sepeda motor besarnya Rp25 ribu. Akibat ulah itu, kerugian negara untuk sementara tercatat mencapai Rp1 miliar. “Untuk setiap transaksi kre- dit kendaraan bermotor, seha- rusnya perusahaan memba- yarkan jaminan dusia. Tapi, PT Adira hanya membayarkan bagi kendaraan yang kreditnya macet,” tandas Nasrun. Jaminan fidusia diatur UU No 42/1999. Perusahaan itu diduga tidak membayarnya pada 2008-2011. Masih di Malang, 10 ang- gota DPRD periode 1999-2004 dan 2004-2009 diperiksa kejari dalam kasus dugaan korupsi senilai Rp8,4 miliar. Sebelum- nya, dalam kasus yang sama Ketua Panitia Anggaran DPRD Malang Agus Sukamto telah divonis dua tahun penjara. “Mereka sudah mengembali- kan uang negara yang diambil. Tapi, itu tidak bisa menghapus perbuatan mereka melawan hukum,” kata Nasrun. Mereka diduga terlibat me- nikmati uang dari penyalah- gunaan anggaran perjalanan pimpinan dan anggota DPRD senilai Rp4 miliar, dan pembe- rian tunjangan kesehatan Rp1 miliar. Selain itu, belanja perjalanan dinas Rp1,9 miliar, pemeli- haraan rumah Rp1,1 miliar, dan uang kehormatan, rapat, tim ahli, dan peningkatan sumber daya manusia total sebesar Rp5 miliar. Dari Bali dilaporkan, ke- jaksaan tinggi juga tengah menyelidiki kasus dugaan ko- rupsi penggunaan dana alokasi khusus senilai Rp17 miliar pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tabanan. Kepala Kejati Bali AF Dar- mawan sudah merekomendasi- kan anak buahnya segera me- nyelidiki kasus yang dilapor- kan mantan anggota DPRD Tabanan, Ketut Suardiana, itu. (BN/RS/N-2) AHMAD NOVRIWAN K EPOLISIAN Daerah (Polda) Lampung kembali menyita narkoba sebanyak 1.562 kg jenis ganja dan 6 kg sabu, kemarin, dan Minggu (23/10). Barang haram itu disita ke- tika akan diseberangkan ke Pulau Jawa melalui area Pe- meriksaan Pelabuhan (seaport interdiction) Bakauheni, Lam- pung Selatan. Ini merupakan penangkapan kedua kasus narkoba besar oleh Polda Lampung selama Oktober 2011, di area yang sama. Sebe- lumnya, polisi menangkap 45 kg sabu (senilai Rp90 miliar) yang dibawa dari Kota Pekanbaru. Atas penangkapan itu, Ka- polda Lampung Brigjen Su- listyo Ishak menjelaskan, ia belum bisa memastikan modus apa yang digunakan pada dua kasus tersebut. ‘’Tunggu penye- lidikan lebih lanjut,’’ urainya. Peristiwa itu berawal pada Minggu (23/10), ketika polisi menangkap Andriyansyah bin Tarmizi dan M Yahya Ilyas. Ke- duanya warga Desa Meunasah, Nanggroe Aceh Darussalam. Polisi juga mengamankan sebuah truk berwarna kuning dengan nomor polisi (nopol) F 8909 UK, 32 karung yang di dalamnya berisi 1.491 paket seberat kurang lebih 1.562 kg narkotika gol 1 jenis ganja. Ganja itu dikemas dalam karung plastik warna putih dan dibungkus kembali de- ngan plastik warna hijau yang dicampur dengan karung yang berisi buah jengkol. Barang haram itu dibawa dari Desa Seilimuem, Aceh Utara, yang diduga atas pe- rintah tersangka Efendi. Efendi yang kini dalam status daftar pencarian orang (DPO) me- nyerahkan uang jalan sebesar Rp2 juta pada Kamis (20/10) kepada dua tersangka. Kepada dua temannya, Efen- di menjanjikan apabila ganja tersebut sampai di Merak, Ban- ten, dan diserahkan kepada se- seorang (yang akan dihubungi melalui ponsel bernama Nasir, sebagai pemilik barang), me- reka akan mendapat imbalan sebesar Rp20 juta. Menurut Sulistyo, dua ter- sangka tersebut akan dikenai Pasal 111 ayat (2), Pasal 114 (2), Pasal 115 (2), dan Pasal 132 (2) UU RI Nomor 35 Tahun 2009. Warga Malaysia Di sisi lain, dini hari kemarin, polisi menangkap M Mukhlis bin M Yusoff dan Amir Smyar bin Rahim. Keduanya warga Jalan Kampung Gapis, Kam- pung Nyalas 77100, Asahan, Malaka, Malaysia. Dari dua tersangka, polisi menyita enam paralon ber- bentuk kapsul berisikan enam paket narkotika gol 1 jenis sabu, seberat kurang lebih 6 kg. Selain sabu, polisi menyita tiga telepon seluler, satu tas ransel warna hitam, dan dua paspor. Dua tersangka tersebut be- rangkat dari Malaysia melalui Riau, menggunakan kapal cepat pada Jumat (21/10). Pada Sabtu, mereka menerus- kan perjalanan menggunakan bus Lorena menuju Lampung. Setiba di Kota Bandar Lam- pung, dua tersangka berganti menggunakan kendaraan travel menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Namun, di lokasi itu perjalanan mereka berakhir. Menurut rencana, apabila tersangka tidak tertangkap dan tiba di Jakarta, keduanya akan menginap di Hotel Begawan atau Hotel Serasi, Jakarta, sam- pai petunjuk lebih lanjut. Na- mun, sebelum rencana semula terjadi, keduanya ditangkap petugas. Dalam kasus itu, Kapolda Lampung mengatakan dua tersangka akan dikenai Pasal 112 (2), Pasal 11 (2), Pasal 132 (2) UU RI N0 35 Tahun 2009, dengan ancaman hukuman seumur hidup. (N-1) [email protected] Polda Lampung Sita 1.562 Kg Ganja dan 6 Kg Sabu Ini merupakan penangkapan kedua kasus narkoba besar oleh Polda Lampung selama Oktober 2011, di area yang sama. Impor Kebablasan Petani Dirugikan Warga Terdampak Lumpur Lapindo Blokade Jalan Jaksa Usut Kerugian Negara oleh PT Adira TUNJUKKAN BARANG BUKTI: Kapolda Lampung Brigjen Sulistyo Ishak (tengah) menunjukkan barang bukti narkoba di Polda Lampung, kemarin. Polda Lampung menyita narkoba sebanyak 1.562 kg jenis ganja dan 6 kg sabu ketika akan diseberangkan ke Pulau Jawa melalui area Pemeriksaan Pelabuhan (Seaport interdiction) Bakauheni, Lampung Selatan. MI/AHMAD NOVRIWAN

Upload: phamcong

Post on 11-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SELASA, 25 OKTOBER 2011 Impor Kebablasan Polda Lampung ... filekelompok tani bawang merah Kecamatan Sanden, Bantul, Selamet, 35, kemarin. Impor, lanjut dia, hanya menghidupkan dan

9NUSANTARASELASA, 25 OKTOBER 2011

Bawang China sudah masuk pasar

sejak 3 bulan lalu. Saat itu, bawang impor langsung diserbu karena pasokan bawang lokal tersendat akibat petani gagal panen.”

DERASNYA serbuan sayur impor membuat petani mera-dang. Protes pun mengalir dari sejumlah daerah.

Di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, misalnya, ribuan petani bawang merah merasa-kan dampak kebijakan impor itu. “Pembukaan keran impor bawang merah akan mema-tikan petani. Harga bawang merah lokal akan jatuh pada titik terendah,” kata ketua kelompok tani bawang merah Kecamatan Sanden, Bantul, Selamet, 35, kemarin.

Impor, lanjut dia, hanya menghidupkan dan membuat kaya pengimpor bawang me-rah. Seharusnya pemerintah memberikan pelatihan untuk petani sehingga bisa meng-hasilkan produk berkualitas tinggi dan memenuhi kebu-tuhan semua konsumen.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Edi Suhariyanta mengaku tidak berdaya. “Kalau boleh ber-sikap, kami jelas menolak impor bawang merah itu ka-rena mematikan usaha ribuan petani di Bantul. Kami hanya bisa memberikan penyuluhan agar produksi petani lebih berkualitas sehingga mampu bersaing dengan barang im-por.”

Dari Surakarta, Jawa Te-ngah, juga dilaporkan, bawang merah asal China membanjiri Pasar Legi. Banyak pedagang menjualnya karena pasokan yang melimpah dan harganya yang lebih murah daripada bawang lokal.

Hampir semua kios pe-dagang sayur menjajakan bawang asal China. Mulai dari pedagang partai kecil hingga partai besar.

“ B a w a n g C h i n a s u d a h

masuk pasar sejak 3 bulan lalu. Saat itu, bawang impor langsung diserbu karena pa-sokan bawang lokal tersendat akibat petani gagal panen,” kata Yati, 52, pedagang Pasar Legi.

Berbeda dengan di Jawa Timur, Gubernur Soekarwo mengaku geregetan dengan merembesnya garam impor di pasaran. “Biro hukum sedang mengkaji dari berbagai aspek untuk menerbitkan peraturan gubernur larangan impor garam,” kata Soekarwo di Surabaya.

Regulasi tentang tata niaga garam itu, kata dia, untuk me-lindungi petani. Sebelumnya pemprov sudah mengundang pimpinan kabupaten produ-sen garam, seperti Sampang dan Pamekasan, untuk me-nampung aspirasi mereka.

Dalam draf peraturan guber-nur akan dimuat aturan bahwa saat panen raya garam, Jawa Timur tidak akan menerima garam impor. Aturan serupa juga berlaku jika stok garam di daerah itu mencukupi.

Adapun soal produk perta-nian impor lain yang masuk ke Jawa Timur dan mengan-cam produk pertanian lokal, Gubernur mengaku tidak bisa sembarangan melakukan pro-teksi. (AU/FR/FL/N-2)

BLOKADE jalan kembali di-lakukan di Sidoarjo. Warga em-pat desa yang terkena dampak semburan lumpur bercampur gas Lapindo memblokade jalan alternatif Surabaya-Malang, Jawa Timur, kemarin.

Aksi itu bertujuan menuntut pihak Lapindo Brantas dan Badan Penanggulangan Lum-pur Sidoarjo (BPLS) segera memberikan uang kompensasi ganti rugi atas semburan lum-pur yang telah terjadi sejak 29 Mei 2006.

Aksi itu dilakukan di dua titik, yaitu di Desa Glagah Arum dan Desa Sentul. Mereka memblokade jalan dengan cara memarkir dua truk secara me-lintang serta mendirikan tenda di tengah jalan.

Mereka yang melakukan aksi

itu ialah warga gabungan dari empat desa, yaitu Desa Glagah Arum, Sentul, Penatar Sewu, dan Gempolsari.

Warga Gempolsari menuntut ganti rugi atas gagal panen sawah mereka selama empat tahun akibat lumpur Lapindo. Warga Glagah Arum, Sentul, dan Penatar Sewu menuntut uang ganti rugi karena wilayah mereka sempat diterjang aliran air bercampur lumpur pada 23 Desember 2010.

Pada saat itu tanggul di Desa Glagah Arum jebol dan lu-beran air bercampur lumpur menerjang wilayah tiga desa tersebut.

‘’Selain itu, warga juga menuntut ganti rugi gagal panen tambak akibat air tam-bak terkontaminasi oleh lum-

pur Lapindo,’’ kata Ahmad Sariyadi, salah satu warga.

Walaupun terkena dampak lumpur Lapindo, wilayah warga di empat desa itu tidak masuk areal peta terdampak. Karena itu, mereka tidak mendapatkan ganti rugi se-perti diatur dalam peraturan presiden.

Akibat pemblokadean jalan, aktivitas warga yang melin-tasi jalur tersebut menjadi terganggu.

Sebagian warga bersepeda motor yang sudah terjebak oleh kemacetan nekat melewati ka-wasan yang diblokade dengan cara mengangkat kendaraan mereka kemudian melewati pematang sawah. Namun, ken-daraan roda empat tidak bisa lewat sama sekali. (HS/N-1)

KEJAKSAAN Negeri Kota Malang, Jawa Timur, akan menyeret Kepala PT Adira Fi-nance cabang Malang sebagai tersangka.

Isyarat i tu di lontarkan Kepala Kejari Malang Moch Nasrun, setelah pihaknya mengusut kasus dugaan ko-rupsi penggelapan jaminan fi dusia, yang dilakukan peru-sahaan pembiayaan tersebut. Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan.

“Kami sudah memeriksa se-jumlah saksi. Sudah ada calon tersangka, yakni Kepala PT Adira cabang Malang,” kata Nasrun, kemarin.

Kasus itu terungkap saat intel kejari menyelidiki dugaan korupsi uang negara dari pe-nerimaan negara bukan pajak, yang bersumber dari jaminan fi dusia.

Modus kejahatan dilakukan dengan tidak menjaminkan fi dusia terhadap semua kontrak jual beli kendaraan bermotor.

Jaminan setiap sepeda motor besarnya Rp25 ribu. Akibat ulah itu, kerugian negara untuk sementara tercatat mencapai Rp1 miliar.

“Untuk setiap transaksi kre-dit kendaraan bermotor, seha-rusnya perusahaan memba-yarkan jaminan fi dusia. Tapi, PT Adira hanya membayarkan bagi kendaraan yang kreditnya macet,” tandas Nasrun.

Jaminan fidusia diatur UU No 42/1999. Perusahaan itu diduga tidak membayarnya pada 2008-2011.

Masih di Malang, 10 ang-gota DPRD periode 1999-2004 dan 2004-2009 diperiksa kejari dalam kasus dugaan korupsi senilai Rp8,4 miliar. Sebelum-nya, dalam kasus yang sama Ketua Panitia Anggaran DPRD Malang Agus Sukamto telah divonis dua tahun penjara.

“Mereka sudah mengembali-kan uang negara yang diambil. Tapi, itu tidak bisa menghapus perbuatan mereka melawan

hukum,” kata Nasrun. Mereka diduga terlibat me-

nikmati uang dari penyalah-gunaan anggaran perjalanan pimpinan dan anggota DPRD senilai Rp4 miliar, dan pembe-rian tunjangan kesehatan Rp1 miliar.

Selain itu, belanja perjalanan dinas Rp1,9 miliar, pemeli-haraan rumah Rp1,1 miliar, dan uang kehormatan, rapat, tim ahli, dan peningkatan sumber daya manusia total sebesar Rp5 miliar.

Dari Bali dilaporkan, ke-jaksaan tinggi juga tengah menyelidiki kasus dugaan ko-rupsi penggunaan dana alokasi khusus senilai Rp17 miliar pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tabanan.

Kepala Kejati Bali AF Dar-mawan sudah merekomendasi-kan anak buahnya segera me-nyelidiki kasus yang dilapor-kan mantan anggota DPRD Tabanan, Ketut Suardiana, itu. (BN/RS/N-2)

AHMAD NOVRIWAN

KEPOLISIAN Daerah (Polda) Lampung kembali menyita narkoba sebanyak

1.562 kg jenis ganja dan 6 kg sabu, kemarin, dan Minggu (23/10).

Barang haram itu disita ke-tika akan diseberangkan ke Pulau Jawa melalui area Pe-meriksaan Pelabuhan (seaport interdiction) Bakauheni, Lam-pung Selatan.

Ini merupakan penangkapan kedua kasus narkoba besar oleh Polda Lampung selama Oktober 2011, di area yang sama. Sebe-lumnya, polisi menangkap 45 kg sabu (senilai Rp90 miliar) yang dibawa dari Kota Pekanbaru.

Atas penangkapan itu, Ka-polda Lampung Brigjen Su-listyo Ishak menjelaskan, ia belum bisa memastikan modus apa yang digunakan pada dua kasus tersebut. ‘’Tunggu penye-lidikan lebih lanjut,’’ urainya.

Peristiwa itu berawal pada Minggu (23/10), ketika polisi menangkap Andriyansyah bin Tarmizi dan M Yahya Ilyas. Ke-duanya warga Desa Meunasah, Nanggroe Aceh Darussalam.

Polisi juga mengamankan sebuah truk berwarna kuning dengan nomor polisi (nopol) F 8909 UK, 32 karung yang di dalamnya berisi 1.491 paket seberat kurang lebih 1.562 kg

narkotika gol 1 jenis ganja.Ganja itu dikemas dalam

karung plastik warna putih dan dibungkus kembali de-ngan plastik warna hijau yang dicampur dengan karung yang berisi buah jengkol.

Barang haram itu dibawa dari Desa Seilimuem, Aceh Utara, yang diduga atas pe-rintah tersangka Efendi. Efendi yang kini dalam status daftar pencarian orang (DPO) me-nyerahkan uang jalan sebesar Rp2 juta pada Kamis (20/10) kepada dua tersangka.

Kepada dua temannya, Efen-di menjanjikan apabila ganja tersebut sampai di Merak, Ban-ten, dan diserahkan kepada se-seorang (yang akan dihubungi melalui ponsel bernama Nasir, sebagai pemilik barang), me-reka akan mendapat imbalan sebesar Rp20 juta.

Menurut Sulistyo, dua ter-sangka tersebut akan dikenai Pasal 111 ayat (2), Pasal 114 (2), Pasal 115 (2), dan Pasal 132 (2) UU RI Nomor 35 Tahun 2009.

Warga MalaysiaDi sisi lain, dini hari kemarin,

polisi menangkap M Mukhlis bin M Yusoff dan Amir Smyar bin Rahim. Keduanya warga Jalan Kampung Gapis, Kam-pung Nyalas 77100, Asahan, Malaka, Malaysia.

Dari dua tersangka, polisi menyita enam paralon ber-

bentuk kapsul berisikan enam paket narkotika gol 1 jenis sabu, seberat kurang lebih 6 kg.

Selain sabu, polisi menyita tiga telepon seluler, satu tas ransel warna hitam, dan dua paspor.

Dua tersangka tersebut be-rangkat dari Malaysia melalui Riau, menggunakan kapal cepat pada Jumat (21/10).

Pada Sabtu, mereka menerus-kan perjalanan menggunakan

bus Lorena menuju Lampung. Setiba di Kota Bandar Lam-pung, dua tersangka berganti menggunakan kendaraan travel menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Namun, di lokasi itu perjalanan mereka berakhir.

Menurut rencana, apabila tersangka tidak tertangkap dan tiba di Jakarta, keduanya akan menginap di Hotel Begawan atau Hotel Serasi, Jakarta, sam-

pai petunjuk lebih lanjut. Na-mun, sebelum rencana semula terjadi, keduanya ditangkap petugas.

Dalam kasus itu, Kapolda Lampung mengatakan dua tersangka akan dikenai Pasal 112 (2), Pasal 11 (2), Pasal 132 (2) UU RI N0 35 Tahun 2009, dengan ancaman hukuman seumur hidup. (N-1)

[email protected]

Polda Lampung Sita 1.562 Kg Ganja dan 6 Kg SabuIni merupakan penangkapan kedua kasus narkoba besar oleh Polda Lampung selama Oktober 2011, di area yang sama.

Impor Kebablasan Petani Dirugikan

Warga Terdampak Lumpur Lapindo Blokade Jalan

Jaksa Usut Kerugian Negara oleh PT Adira

TUNJUKKAN BARANG BUKTI: Kapolda Lampung Brigjen Sulistyo Ishak (tengah) menunjukkan barang bukti narkoba di Polda Lampung, kemarin. Polda Lampung menyita narkoba sebanyak 1.562 kg jenis ganja dan 6 kg sabu ketika akan diseberangkan ke Pulau Jawa melalui area Pemeriksaan Pelabuhan (Seaport interdiction) Bakauheni, Lampung Selatan.

MI/AHMAD NOVRIWAN