sekularisasi ditinjau kembali digital ok layout 1 · pdf file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111...

127

Upload: phungthien

Post on 05-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-
Page 2: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-
Page 3: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Democracy Project

SekularisasiDitinjau KembaliAGAMA DAN POLITIK DI DUNIA DEWASA INI

Pippa Norris & Ronald Inglehart

Pengantar Edisi Indonesia:

Ihsan Ali-Fauzi & Rizal Panggabean

Penerjemah: Zaim Rofiqi Editor: Ihsan Ali-Fauzi

Proofreader: Husni MubarokDesain cover: Heni Nuroni

EDISI DIGITAL

Lay-out dan Redesain cover: PriyantoRedaksi: Anick HT

Jakarta 2011

SEKULARISASIDITINJAU KEMBALI

Page 4: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

II

Democracy Project

Page 5: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

III

Democracy Project

Daftar Isi

Pengantar Penerbit

Pengantar Edisi Indonesia: Ihsan Ali-Fauzi dan Rizal Panggabean

Pendahuluan dan Ucapan Terimakasih

BAGIAN I - MEMAHAMI SEKULARISASI

1. Perdebatan Sekularisasi

2. Mengukur Sekularisasi

3. Membandingkan Sekularisasi di Seluruh Dunia

BAGIAN II - STUDI-STUDI KASUS AGAMA DAN POLITIK

4. Teka-teki Sekularisasi di Amerika dan Eropa Barat

5. Kebangkitan Agama di Eropa Pasca-Komunis?

6. Agama dan Politik di Dunia Muslim

ix

xi

xxi

1

3

42

67

101

103

137

163

Page 6: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

IV DAFTAR ISI

Democracy Project

BAGIAN III - KONSEKUENSI SEKULARISASI

7. Agama, Etika Protestan, dan Nilai-nilai Moral

8. Organisasi-organisasi Keagamaan dan Modal Sosial

9. Partai Politik dan Perilaku Pemilih

KESIMPULAN

10. Sekularisasi dan Dampak-dampaknya

Lampiran A: Klasifikasi Jenis Masyarakat

Lampiran B: Konsep dan Ukuran

Lampiran C: Catatan Teknis tentang Skala Kebebasan Beragama

Catatan-catatan

Bibliografi

Indeks

191

193

218

237

257

259

291

295

299

301

331

361

Page 7: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

V

Democracy Project

Daftar Tabel

2.1. Indikator-indikator Religiusitas2.2. Klasifikasi Masyarakat berdasarkan Agama Besar Mereka

yang secara Historis Dominan2.3. Indikator-Indikator Sosial dan Ekonomi dari Agama-agama

Besar Dunia3.1. Religiusitas Menurut Jenis Masyarakat3.2. Keamanan Manusia dan Perilaku Keagamaan3.3. Menjelaskan Perilaku Keagamaan3.4. Karakteristik-karakteristik Sosial dari Partisipasi Keagamaan3.5. Kemerosotan Partisipasi Keagamaan, UE 1970-19983.6. Kecenderungan-kecenderungan dalam Partisipasi

Keagamaan, 1981-20013.7. Munculnya Pemikiran tentang Makna Hidup, 1981-20014.1. Keyakinan pada Tuhan, 1947-20014.2. Keyakinan pada Hidup Setelah Mati, 1947-20014.3. Keamanan Manusia, Pasar Keagamaan dan Religiusitas dalam

Masyarakat-masyarakat Pasca-Industri4.4. Pandangan tentang Fungsi Otoritas-otoritas Keagamaan5.1. Usia dan Religiusitas di Eropa Pasca-Komunis, Tanpa Kontrol5.2. Menjelaskan Partisipasi Keagamaan Individual di Eropa

pasca-Komunis5.3. Menjelaskan Religiusitas Tingkat-Sosial di Eropa

Pasca-Komunis5.4. Menjelaskan Nilai-nilai Keagamaan Sosial di Eropa

Pasca-Komunis

52

58

617278828891

9394

111113

122130148

152

156

157

Page 8: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

VI DAFTAR TABEL

Democracy Project

6.1. Klasifikasi Masyarakat berdasarkan Budaya Keagamaan6.2. Analisa Faktor terhadap Nilai-nilai Politik6.3 Nilai-nilai Politik berdasarkan Jenis Budaya Keagamaan,

dengan Kontrol6.4. Nilai-nilai Sosial berdasarkan Jenis Budaya Keagamaan,

dengan KontrolA6.1. Ilustrasi tentang Model Regresi Penuh yang digunakan

dalam Tabel 6.3 dan 6.47.1. Analisa Faktor atas Etika Kerja7.2. Skor Rata-rata tentang Skala Etika Kerja7.3. Etika Kerja berdasarkan Jenis Budaya Keagamaan

yang Dominan, dengan Kontrol7.4. Sikap-sikap Ekonomi berdasarkan Budaya Keagamaan dan

Masyarakat (Pengkodean V143 masih diperiksa)7.5. Skala-skala Etis berdasarkan Agama (% “Tidak Pernah

Dibenarkan)7.6. Nilai-nilai Moral dari “Isu-isu Kehidupan” berdasarkan

Budaya Keagamaan (% Tidak Pernah Dibenarkan)7.7. Nilai-nilai Moral berdasarkan Jenis Budaya Keagamaan

Dominan, dengan KontrolA7.1. Ilustrasi tentang Model Regresi Penuh yang digunakan

dalam Tabel 7.3 dan 7.78.1. Menjelaskan Keanggotaan dalam Organisasi-organisasi

Keagamaan8.2. Menjelaskan Keanggotaan dalam Organisasi-organisasi

Sukarela Non-Religius8.3. Partisipasi Keagamaan dan Keanggotaan Asosiasi8.4. Dampak-dampak Partisipasi Keagamaan pada Keterlibatan Sipil9.1. Dukungan bagi (partai) Kanan berdasarkan Masyarakat dan

Religiusitas9.2. Menjelaskan Orientasi Kanan, Model Gabungan Semua Negara9.3. Korelasi antara Nilai-nilai Keagamaan dan Orientasi Kanan9.4. Kekuatan Elektoral Partai-partai Agama dalam Pemilu Nasional

di Masyarakat-masyarakat Pasca-Industri, 1945-199410.1. Indikator-indikator Demografis Berdasarkan Jenis Masyarakat10.2. Angka Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Jenis Masyarakat10.3. Perkiraan Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Jenis

Masyarakat, 1900-200010.4. Menjelaskan Angka KesuburanA1. Klasifikasi Jenis MasyarakatA2. Jenis Negara-Bangsa yang Tercakup dalam Tiap Gelombang

Survei Nilai-nilai Dunia (WVS)B1. Konsep dan Ukuran

173175

178

182

190199200

202

207

209

211

212

217

226

229231234

246248249

252280281

283286291

294295

Page 9: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

VII

Democracy Project

Daftar Gambar

1.1. Model Skematis yang Menjelaskan Religiusitas2.1. Negara-negara yang Termasuk dalam Kumpulan Survei

Nilai-nilai Dunia dan Survei Nilai-nilai Eropa, 1981-20012.2. Agama-agama yang secara Historis Dominan di 188 Negara

di seluruh Dunia3.1. Religiusitas Menurut Jenis Masyarakat3.2. Perilaku Keagamaan di 76 Masyarakat3.3. Keyakinan pada Ilmu Pengetahuan dan Agama3.4. Partisipasi Keagamaan berdasarkan Kelompok Kelahiran4.1. Perilaku Keagamaan di Negara-negara Pasca-Industri4.2. Partisipasi Keagamaan di Eropa4.3. Partisipasi Keagamaan di Eropa Barat, 1970-19994.4. Partisipasi Keagamaan di AS, 1972-20024.5. Identitas Keagamaan di AS, 1972-20024.6. Religiusitas dan Pluralisme4.7. Religiusitas dan Ketidaksetaraan Ekonomi4.8. Religiusitas berdasarkan Pendapatan di Masyarakat-

masyarakat Pasca-Industri4.9. Religiusitas berdasarkan Pendapatan di AS5.1. Nilai-nilai Keagamaan menurut Kelompok Kelahiran5.2. Partisipasi Keagamaan menurut Kelompok Kelahiran5.3. Nilai-nilai Keagamaan dan Indikator-indikator Sosial

Perkembangan Manusia

17

49

5774768697

105106108114115125133

134135149150

158

Page 10: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

VIII DAFTAR GAMBAR

Democracy Project

5.4. Nilai-nilai Keagamaan, Pluralisme Keagamaan, dan IndeksKebebasan Keagamaan

6.1. Nilai-nilai Demokrasi6.2. Sikap-sikap terhadap Kepemimpinan6.3. Nilai-nilai Sosial6.4. Dukungan terhadap Nilai-nilai Liberalisasi Seksual

berdasarkan Kelompok Kelahiran dan Masyarakat7.1. Nilai-nilai Kerja berdasarkan Budaya Keagamaan7.2. Orientasi Kerja berdasarkan Budaya Keagamaan7.3. Nilai-nilai Moral dari “Isu-isu Kehidupan” berdasarkan

Jenis Agama9.1. Nilai-nilai Keagamaan dan Penempatan-Diri Kanan-Kiri9.2. Kekuatan Elektoral Partai-partai Keagamaan dalam Pemilu

Nasional di Masyarakat-masyarakat Pasca-Industri,1945-1994

10.1. Perilaku Keagamaan dan Nilai-nilai Keagamaan10.2. Partisipasi Keagamaan dan Keyakinan Keagamaan10.3. Nilai-nilai Keagamaan dan Angka Pertumbuhan Penduduk,

1975-199810.4. Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Rasional, Pertengahan 1990-an

159160181184

186204205

214247

253270272

282

285

Page 11: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

IX

Democracy Project

Pengantar Penerbit(Edisi Cetak)

BUKU INI MERUPAKAN SALAH SATU BUKU TERPENTING MENGENAI

hubungan antara agama dan politik yang terbit lima tahunbelakangan ini. Bukan saja temanya, sekularisasi, sedang ramaikembali dibicarakan oleh para sarjana, tetapi metode dan cakupanstudi yang dilaporkan dalam buku ini juga mutakhir dan kokoh.Seperti ditunjukkan pengantar Ihsan Ali-Fauzi dan Rizal Panggabeandalam edisi ini, di sini Pippa Norris dan Ronald Inglehart datangdengan terobosan baru yang benar-benar harus dipertimbangkan.

Itu sebabnya mengapa kami merasa perlu menerjemahkan danmenerbitkan buku ini. Kami menerbitkannya bersamaan denganpelaksanaan Nurcholish Madjid Memorial Lecture III, yangberlangsung tahun 2009 ini. Acara tahunan ini mencakup tigakegiatan: (1) Pidato ”Nurcholish Madjid Memorial Lecture” olehseorang cendekiawan terkemuka; (2) Penerbitan satu buku oleh atautentang Nurcholish Madjid; dan (3) Penerbitan buku pidato disertaikomentar para cendekiawan lain.

Penerbitan buku ini masuk ke dalam kegiatan kedua di atas. DiIndonesia, tema sekularisasi tentu mengingatkan orang akan pidatoalmarhum Nurcholish Madjid yang kontroversial pada 1970,berjudul “Keharusan Pembaharuan Islam dan Masalah IntegrasiUmat”. Dengan penerbitan buku ini, kami ingin mengajak pembacauntuk merenungkan kembali makna pidato di atas dan melihat

Page 12: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

X PENGANTAR PENERBIT

Democracy Project

relevansinya sekarang, sejalan dengan temuan-temuan kesarjanaanmutakhir. Kami yakin, inilah salah satu cara mengapresiasisumbang an pemikiran almarhum.

Dengan terbitnya buku ini, atas nama penerbit, kami meng -ucapkan terimakasih kepada Newmont Pacific Nusantara (NPN)dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) atas partisipasinya dalampendanaan buku ini. Juga kepada Penerbit Alvabet, yang bersediamenerbitkan dan mendistribusikan buku ini.***

Jakarta, September 2009Yayasan Wakaf Paramadina

Page 13: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

XI

Democracy Project

Sekularisasi Ditinjau Kembali:Catatan Pengantar

Ihsan Ali-Fauzi dan Rizal Panggabean

I.

ANDA BOLEH SETUJU ATAU TIDAK DENGAN BERBAGAI KESIMPULANNYA DAN

bagaimana hal itu diperoleh, tapi ini buku tentang sekularisasi yangharam Anda abaikan. Sebelum membaca buku ini, baiklah kita malu,tak enak hati, jika kita berani bicara tentang apa saja yang terkaitdengan tema itu.

Kami tak sedang membual. Inilah mungkin buku paling ilmiah,dalam pengertian dirancang dengan desain riset yang sistematis dandijalankan dengan ketat dan hati-hati, dan karenanya sangat ber -tanggung jawab, mengenai sekularisasi. Buku ini unggul dan mutakhirdalam kejelasan ruang lingkup, metode, dan data yang digunakan -nya.

Mengapa demikian? Perkaranya cukup panjang dan agakkompleks. Tapi di bawah ini kami akan coba mengemukakannyasecara ringkas dan sederhana.

II.

BELAKANGAN INI TEORI SEKULARISASI KEMBALI RAMAI DIGUGAT. INI

terkait dengan meningkatnya pengaruh politik gerakan-gerakankeagamaan di banyak tempat, seperti Kristen Kanan di AmerikaUtara, fundamentalisme Yahudi di Israel, fundamentalisme Hindu diIndia, dan fundamentalisme Islam di banyak negara, termasuk diEropa. Hal itu juga terkait dengan makin meningkatnya minat

Page 14: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

XII CATATAN PENGANTAR

Democracy Project

orang kepada berbagai jenis spiritualitas, seperti New Age, yangberbeda dari bentuk-bentuk lama agama formal. Semua per -kembangan ini tidak saja menggerogoti asumsi-asumsi pokok teorisekularisasi, yang menujumkan makin merosotnya peran agama diera modern ini, tapi juga rumusan lama tentang pemisahan gerejadan negara. Inilah momen-momen di mana, meminjam NancyRosenblum (2000), “kewajiban kewarganegaraan” makin bergesek -an dengan “tuntutan iman”. Itulah momen-momen ketika orang-orang, dalam rumusan filsuf Robert Audi (2003), berusaha me -nyeimbangkan “komitmen keagamaan” mereka dan “penalaransekular” mereka.

Dalam gugat-menggugat teori sekularisasi itu, sebagian pemainlama mengaku bahwa teori lama mereka memang salah. Contohterbaiknya mungkin adalah sosiolog Peter Berger, yang menyuntingDesecularization of the World (1996). Dia bahkan sempat me -nyatakan, “Tidak ada salahnya kita mengakui bahwa teori kita itusalah. Toh, kita ini sosiolog, yang kesalahannya akan lebih mudahdimaafkan dibanding kesalahan para teolog!” Yang lain, sosiologInggris Steve Bruce misalnya, menulis God is Dead: Secularizationin the West (2002), dan kukuh dengan pendapat lama. Dia meng -klaim bahwa sekularisasi gencar terjadi di Barat, sekalipun obser -vasi nya dilakukan terutama di Eropa.

Ilmuwan lainnya lagi, seperti José Casanova, sosiolog kelahiranSpanyol tapi bekerja di Amerika Serikat, mengusulkan cara-carabaru dalam melihat sekularisasi. Dalam Public Religion in theModern World (1994), dia memilah tiga unsur dalam teorisekularisasi, yang selalu dipandang sebagai bagian esensial darimodernisasi. Ketiganya adalah: (1) diferensiasi struktural yang terusberlangsung dalam ruang-ruang sosial, yang berakibat padamerosotnya peran agama dan partisipasi keagamaan; (2) privatisasiagama, yang menjadikan agama tidak lagi memiliki signifikansipublik; dan (3) pemisahan agama dari wilayah-wilayah kehidupanlain, seperti politik, ekonomi, dan ilmu pengetahuan–yang disebut -nya “deprivatisasi agama”. Baginya, dua klaim yang pertama tidakbisa menjelaskan meningkatnya religiusitas dan signifikansi agamadi ruang publik belakangan ini, dan hanya klaim terakhir yang bisamenjelaskan hal itu. Menurutnya, deprivatisasi (lawan privatisasi)tidak serta-merta merupakan penolakan atas teori sekularisasi,karena hal itu dapat berlangsung dalam cara yang konsisten denganprasyarat-prasyarat masyarakat modern, termasuk sistem politikyang demokratis. Dengan kata lain: soalnya bukanlah apakah agama

Page 15: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

CATATAN PENGANTAR XIII

Democracy Project

itu pada esensinya bersifat privat atau publik, dan karenanya sesuaiatau tidak dengan modernisasi, tetapi bagaimana agama menjadipublik.

Debat ini masih terus berlangsung. Tahun 2006 lalu, HedgehogReview mengeluarkan edisi khusus dengan judul menantang: “AfterSecularization”. Namun isinya tidak menunjukkan bahwa kita sudahberada di wilayah “sesudah sekularisasi”, seperti dikesankan judul -nya itu; melainkan, banyak hal dalam tema itu yang belum ter -pecahkan.

Sulit untuk bicara memuaskan tentang debat ini dalam ruangyang terbatas. Tapi kira-kira, secara garis besar, ada dua kubu besardi sana.

Pertama kubu Teori Sekularisasi Klasik (disingkat: TSK), yangpunya tradisi panjang. Rumusan awalnya diberikan Saint-Simon danAugust Comte, yang memandang bahwa modernitas dan agamatidak mungkin bersatu – they just don’t mix! Lalu, para bapak ilmusosial modern (Marx, Durkheim, dan Weber), meski dengan alasanberbeda, sama-sama sepakat bahwa era agama akan lewat. Di abadke-20, teori sekularisasi “bercampur” dengan teori modernisasi:makin modern masyarakat, makin kompleks penataan hidupmereka, makin rasional dan individual mereka, dan makin lessreligious mereka.

TSK mengajukan sejumlah bukti. Yang cukup jelas, kita terusmenyaksikan ekspansi lembaga-lembaga sekular dalam berbagaibidang, yang memainkan peran yang dulu dimainkan oleh agama.Para dukun, yang memperoleh setidaknya sebagian “legitimasi”mereka dari agama, makin kehilangan pasien, yang terus beralih kedokter, misalnya. Lalu, dari jendela awal abad ke-21 ini, kita men -catat terus merosotnya agama Kristen Ortodoks, yang sudahberlangsung sejak awal abad ke-19.

Tapi dua keberatan diajukan kepada TSK. Pertama, soal data:rentang waktu yang dijadikan bukti berlangsungnya sekularisasikurang panjang. Itu pun umumnya diambil dari sejarah Barat abadke-20. Lalu, sehubungan dengan bukti tentang agama KristenOrtodoks, pertanyaannya: bagaimana jika agama itu sedang meng -alami transisi, seperti dialami Gereja Reformasi dulu, dan tidaksepenuhnya mati? Keberatan kedua menyangkut penafsiran atasdata: jika benar, seperti diklaim TSK, bahwa sekularisasi di akibat -kan modernisasi, maka kita berharap menemukan korelasi kuat danlangsung antara dimensi-dimensi modernisasi (urbanisasi, industri -alisasi, rasionalisasi, dst.) dan indikator-indikator sekularisasi

Page 16: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

(misalnya menurunnya partisipasi keagamaan) di sepanjang waktudan tempat. Dari bukti-bukti secara umum, sepertinya kita memangmenemukan korelasi itu. Tetapi kalau variasi internalnya ditelusurilebih jauh, gambarannya menjadi lebih kompleks. Misalnya jikadibandingkan antara negara-negara Skandinavia, yang amat sekular,dengan Belanda, yang kurang sekular. Bagaimana hal ini dijelaskan,padahal Belanda lebih dulu melakukan modernisasi dibandingnegara-negara yang pertama?

Kubu kedua disebut Model Ekonomi Agama (saya singkat: MEA)dalam sosiologi. Diinspirasikan oleh ekonomi neoklasik, MEAmenekankan sisi-penawaran agama: “vitalitas agama” berhubungansecara positif dengan “kompetisi agama” dan secara negatif dengan“regulasi agama”. Ringkasnya: di mana “pasar agama” didominasisedikit “perusahaan” (institusi agama) besar atau banyak“diregulasi” negara, yang terjadi adalah tumbuhnya “perusahaan”agama yang geraknya lamban, “produk” agama yang buruk, dantingkat “konsumsi” agama yang rendah – dengan kata lain: stagnasiagama. Kata pendukung MEA, kalau ada variasi dalam “vitalitasagama”, itu tidak disebabkan oleh “sekularisasi”, melainkan olehperubahan-perubahan dalam “ekonomi agama”. Kata Rodney Starkdan Lawrence Iannaccone, dua dedengkot MEA, “Teori sekularisasiharus kita drop dari diskusi, kita makamkan, dan kita tulis ‘Rest inPeace’ di atas makamnya”.

Sejak 1980-an, para pendukung MEA mempelajari hubunganantara pluralisme dan vitalitas keagamaan di Amerika Utara, danumumnya menemukan hubungan positif di antara keduanya.Vitalitas ini tidak bisa dijelaskan kecuali dengan melihat keragamanorganisasi-organisasi agama, kompetisi di antara organisasi-organisasi itu, kebebasan beragama, dan pemisahan yang tegasantara agama dan negara. Tambah mereka, denominasi-denominasiyang mainstream dan usianya lebih tua di Amerika Utara, sepertiKatolik dan Episcopal, terus ditantang oleh gereja-gereja Evangelisyang menuntut lebih banyak energi dan waktu dari para peng -anutnya, tetapi juga menawarkan produk keagamaan yang lebihmenarik.

Namun, kata lawan-lawan mereka, data MEA melulu diangkatdari kasus Amerita Utara. Dari ranah Eropa, misalnya, MEA tidakbisa menjelaskan terus-bertahannya kongregasi di beberapa negaradi Eropa Selatan seperti Spanyol, di mana monopoli Gereja Katoliktidak diikuti oleh menurunnya “permintaan” akan agama. MEAdianggap terlalu menekankan aspek-aspek institusional (“pasar

XIV CATATAN PENGANTAR

Democracy Project

Page 17: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

agama” dan “regulasi agama”) yang menawarkan agama, tetapimenyepelekan hasrat individual manusia akan agama. Lalu,bantahan MEA atas teori sekularisasi dianggap berlebihan: teori ituadalah teori mengenai perubahan sosial-struktural dan pengaruhnyaterhadap agama, bukan teori mengenai perilaku individual, yangmenjadi fokus perhatian MEA.

III.

ALHASIL, HINGGA TITIK INI, PERDEBATAN TENTANG SEKULARISASI SEPERTI

berjalan di tempat. Ada cara pandang Eropa (TSK) dan AmerikaUtara (MEA) yang berbeda, bahkan bertentangan, dalam melihatpersoalan ini – dan para pendukung kedua kubu sebenarnya tidakbicara mengenai hal yang sama. TSK kini mencirikan umumnyasosiologi agama Eropa (kata Casanova, “Menjadi semacamEuropean fait accompli!”), sedang MEA banyak berkembang diAmerika Utara.

Selain itu, kadang para ilmuwan sosial mencampuradukkandeskripsi tentang sekularisasi dengan hasrat mereka untukmenjadikannya sebagai sesuatu yang normatif. Di sini kita melihattautologi: naiknya fundamentalisme agama dipandang sebagaihanya menunjukkan merebaknya perlawanan terhadap modernitasdan terhambat atau gagalnya modernisasi. Di sini, teori sekularisasi“diselamatkan” dengan menjadikannya sesuatu yang normatif: agarsebuah masyarakat menjadi modern, maka ia harus sekular; danagar menjadi sekular, masyarakat itu harus menempatkan agama diruang-ruang yang non-politis, karena aransemen ini esensial bagimasyarakat modern.

Namun, kemandegan perdebatan di atas mungkin juga menjaditampak di depan mata kita karena sekarang kita makin pintar dancerdas dalam memahami sesuatu, karena cara kerja ilmupengetahuan di zaman kita makin baik. Kata Casanova: “Bukanmakhluk yang kita teliti itu sendiri yang berubah atau berbeda, tapicara kita melihat makhluk itu, yang belakangan makin canggih,membuatnya tampak berubah atau berbeda”. Kita sebenarnya masihberhadapan dengan gajah yang sama, tapi kini kita memiliki alat,piranti lunak maupun keras, yang lebih lengkap dan mumpuniuntuk lebih mengerti tentang gajah itu. Itu sebabnya kitamemandang debat antara dua orang buta tentang gajah – yang satumemandangnya sebagai terompet, karena dia memegang hidung sigajah, dan yang lainnya lagi menggambarkannya seperti batang

CATATAN PENGANTAR XV

Democracy Project

Page 18: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

XVI CATATAN PENGANTAR

Democracy Project

pohon besar, karena yang dielus-elusnya adalah perut gajah yangsama – adalah debat yang berjalan di tempat.

Dalam kerja-kerja ilmu sosial, piranti itu adalah teoretisasi dankonseptualisasi baru yang memungkinkan pengukuran obyek yangsedang diteliti secara lebih akurat. Besertanya juga alat-alat baru,teknik-teknik baru yang memungkinkan pengumpulan data secaralebih luas tapi sekaligus lebih sistematis. Dan dari sinilah diharapkanmuncul sejumlah terobosan.

IV.

DALAM PERDEBATAN TENTANG SEKULARISASI, SALAH SATU TEROBOSAN

seperti itu jelas ditawarkan buku ini. Penulisnya, Pippa Norris danRonald Inglehart, adalah dua ilmuwan sosial kelas satu, masing-masing mengajar di Universitas Harvard dan Michigan, dua daripusat-pusat kajian ilmu sosial paling maju di Amerika Utara, yangsudah lama berkolaborasi dan menghasilkan banyak karya.

Dalam buku ini, keduanya melaporkan hasil survei mereka atas80 masyarakat di dunia, mengenai hubungan antara apa yangmereka sebut sebagai keamanan eksistensial (existential security)dengan sekularisasi. (Mereka mengukur masyarakat, bukan negara,karena masyarakat, yang usianya lebih tua dibanding negara, lebihmampu “menampung” agama yang biasanya memiliki tradisipanjang.) Ada dua terobosan penting di sini: (1) wilayah risetdiperlebar hingga mencakup lingkup manusia yang lebih banyak,tapi (2) faktor penjelas sekularisasi dipersempit sehingga lebih bisadiukur dengan memuaskan. Dua terobosan ini menjadikan merekamelampaui capaian baik TSK maupun MEA seperti sudahdisinggung di atas. Mereka mengklaim kemajuan baru ini, tapisekaligus mengakui batas-batas studi mereka sendiri.

Data-data mereka menunjukkan: kelompok masyarakat duniayang hidup sehari-hari anggotanya dipengaruhi oleh ancamankemiskinan, penyakit, dan kematian-dini, tetap religius sekarangsebagaimana mereka religius seabad yang lalu. Tapi, mereka jugamengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Sebaliknya, dimasyarakat-masyarakat yang kaya, bukti-bukti yang ada menunjuk -kan bahwa sekularisasi sudah berlangsung setidaknya sejak per -tengahan abad ke-20 (mungkin lebih awal). Tapi, pada saat yang sama,tingkat pertumbuhan penduduk di sana stagnan, jika tidak merosot.

Jika dikombinasikan, catat Norris dan Inglehart, kecenderungan-kecenderungan di atas menunjukkan dua hal penting. Pertama,

Page 19: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

masyarakat-masyarakat yang kaya menjadi makin sekular, tetapidunia secara keseluruhan makin religius. Ini akibat pertumbuhanpenduduk yang jomplang. Selain itu, kedua, jurang makinmenganga di antara sistem-sistem nilai yang dianut di negara-negarakaya dan hal yang sama yang ditemukan di negara-negara miskin,yang menjadikan perbedaan-perbedaan agama meningkat signifi -kan sinya.

Tentu saja di sini ada kejanggalan penting: fenomena AmerikaSerikat (AS). Di negara yang sangat maju ini, peran agama tetappenting, dibanding di masyarakat-masyarakat Eropa, misalnya.Bagaimana menjelaskannya? Norris dan Inglehart menegaskan, takada yang janggal di sini. Tingkat partisipasi dan keyakinan agamayang tinggi di AS dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa diantara negara-negara maju, AS adalah yang ekonominya palingtimpang, memiliki banyak warga miskin, dan dengan tingkatjaminan sosial dan asuransi yang paling rendah. Jadi, AS lebihreligius karena ketidakamanan eksistensial lebih besar di sana.

Menarik juga di sini untuk mencatat implikasi temuan Norrisdan Inglehart terhadap tesis Huntington tentang benturanperadaban. Sehubungan dengan dukungan terhadap nilai-nilaidemokrasi, tak ada benturan antara dunia Barat dan dunia Islam.Data mereka menunjukkan bahwa masyarakat Muslim padaumumnya mendukung demokrasi sebagai nilai dan metode politik,serupa dengan masyarakat di Barat. Kedua peradaban hanyaberbenturan di bidang masalah budaya seperti kebebasan seks dankesetaraan gender. Akan tetapi, untuk mencari kaum konservatif dibidang kesetaraan gender dan kebebasan seks, masyarakat AS tidakusah jauh-jauh mencari di dunia Islam. Kelompok-kelompok agamakonservatif di AS pun punya pandangan serupa.

Relevan ditambahkan di sini bahwa pengetahuan kita di bidanghubungan antara agama dan negara juga bertambah denganterbitnya buku Jonathan Fox tahun lalu, A World Survey of Religionand the State (2008). Buku ini merupakan hasil dari analisis ter -hadap data agama dan negara (RAS) yang disusun penulisnya sejak1990 hingga 2002. Data Fox juga jauh lebih banyak dari data Norrisdan Ingelhart, yaitu mencakup 175 negara. Pertanyaan pokok yangdikaji adalah keterlibatan pemerintah dalam agama (GIR) – yaituperubahannya, variasinya berdasarkan waktu dan tempat, dankaitan nya dengan aspek-aspek sosial dan politik di negara-negaratersebut sejak 1990-2002. Unsur-unsur GIR yang terpenting dalamstudi Fox adalah diskriminasi, regulasi, dan legislasi keagamaan.

CATATAN PENGANTAR XVII

Democracy Project

Page 20: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Survey yang dilakukan Fox mengarah kepada kesimpulan yangselaras dengan kesimpulan Norris dan Inglehart, yaitu bahwa secaraumum orang lebih religius. Selain itu, Fox menemukan bahwaketerlibatan pemerintah di bidang agama meningkat, terutama dinegeri-negeri Muslim di Timur Tengah dan Kristen Ortodoks.Walaupun periode yang dikaji Fox relatif pendek, kesimpulan inimembantah prediksi teori sekularisasi dan modernisasi klasikmengenai makin lemahnya peran agama.

V.

DI BAGIAN-BAGIAN AKHIR BUKU MEREKA, DI MANA NORRIS DAN INGLEHART

melaporkan hasil-hasil temuan mereka secara lebih terinci, adabanyak subtema yang pasti menarik kita baca dalam soal hubunganagama dan politik. Misalnya tentang bagaimana sekularisasiberlangsung di dunia Islam atau sejauhmana Amerika Serikatmerupakan pengecualian dalam sejarah kontemporer masyarakatBarat. Tapi kami tidak akan mengulasnya di sini, karena parapembaca bisa menikmatinya sendiri.

Daripada melakukan hal di atas, kami ingin mengakhiri peng -antar ini dengan dua catatan. Pertama, penelitian Norris danInglehart bersifat kuantitatif, dengan memanfaatkan survei yangdihasilkan lewat beberapa gelombang World Value Surveys (WVS)dan Eurobarometer. Dengan cara inilah mereka bisa mengumpulkandan memperbandingkan data dari lingkup masyarakat yang lebihluas, hampir mencakup seluruh dunia, yang pasti mustahildilakukan lewat metode kualitatif. Para pembaca yang berharapbahwa mereka akan menemukan cerita-cerita yang hidup dalambuku ini, mengenai manusia yang pergi ke gereja atau masjidmisalnya, tentu akan kecewa. Yang justru disajikan di sini adalahangka-angka yang menjadi indikator sekular atau tidaknya sebuahmasyarakat atau individu. Kita bahkan cukup sulit untuk menemu -kan semacam penjelasan mengenai mekanisme dengan apa ke -tiadaan keamanan eksistensial menyebabkan orang tetap atau makinreligius, atau sebaliknya.

Kedua, kami kira juga karena pendekatannya yang kuantitatifitu, buku ini seperti tidak memedulikan upaya Casanova di dalammemperbarui konsep sekularisasi dengan memecahnya ke dalamtiga klaim yang berbeda, seperti sudah kami sebutkan di atas. Cukupjelas bahwa dalam perdebatan sekularisasi ini, Norris dan Inglehartlebih berpihak kepada TSK, yang oleh Casanova dianggap hanya

XVIII CATATAN PENGANTAR

Democracy Project

Page 21: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

CATATAN PENGANTAR XIX

Democracy Project

menampung dua klaim tentang sekularisasi. Yang tidak kita lihatdari buku ini adalah data maupun diskusi tentang apa yang disebutCasanova sebagai “deprivatisasi agama”.

Keterbatasan-keterbatasan ini adalah sesuatu yang lumrah dalamsetiap penelitian dan buku yang dihasilkannya. Kita tentu tidak bisaberharap bahwa sebuah buku akan menghasilkan sesuatu yang serbalengkap: dengan cakupan pembahasan yang luas (breath) dandengan tingkat pembahasan yang mendalam (depth).

Akhirnya, buku ini penting dibaca karena ia membahas sesuatuyang relevan dengan hidup kita sehari-hari: hubungan agama danpolitik. Di Indonesia, sejak mendiang Nurcholish Madjid me -nyerukan sekularisasi di awal tahun 1970-an, tema itu terus bergulirsebagai wacana publik. Sayangnya, pengertian kita mengenai temaini sering rancu, kalau tidak sepenuhnya salah. Maka kita perlumembaca buku ini agar kita tidak terus berada dalam kegelapan danmerasa senang di dalamnya.***

Ihsan Ali-Fauzi adalah Direktur Program Yayasan Paramadina,Jakarta; Rizal Panggabean adalah dosen pada Magister Perdamaiandan Resolusi Konflik (MPRK), UGM, Yogyakarta.

Page 22: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

XX

Democracy Project

Page 23: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Pendahuluan dan Ucapan Terimakasih

PERISTIWA 9/11 DAN DAMPAKNYA DI AFGHANISTAN DAN IRAK TELAH

mengguncang berbagai asumsi para sarjana tentang “akhir sejarah”dan perdamaian pasca-Perang Dingin—dan studi agama tiba-tibamuncuat menjadi perhatian publik. Apakah konflik keagamaan kinimenjadi isu utama? Apakah ramalan tentang suatu “benturanperadaban” baru sedang terjadi? Spekulasi tentang berbagaipersoalan ini ditopang oleh kepustakaan yang terus-menerusbertambah tentang berbagai hal-ihwal, mulai dari sebab-sebabterorisme, perpecahan aliansi Atlantik, prospek demokrasi di TimurTengah, hingga watak keyakinan-keyakinan Islam.

Para ilmuwan sosial terpecah-pecah dalam hal apakah prosessekularisasi mengurangi peran agama dalam kehidupan sehari-hari—atau apakah keyakinan-keyakinan keagamaan besar duniasedang mengalami kebangkitan besar. Untungnya, sekumpulanbesar bukti-bukti tentang faktor-faktor dasar yang mendorongreligiusitas di dunia belakangan ini mulai tersedia. Buku inimemanfaatkan bukti-bukti ini untuk mengkaji ulang berbagaipersoalan klasik tentang sifat agama. Dengan mendasarkan diripada gagasan-gagasan Weber dan Durkheim yang dikemukakan satuabad yang lalu, buku ini mengembangkan sebuah kerangka teoretisbaru untuk memahami bagaimana pengalaman keamananeksistensial mendorong proses sekularisasi. Kami menguji teori inidengan mendasarkan diri pada bukti-bukti dari Survei Nilai-nilai

XXI

Democracy Project

Page 24: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

XXII PENDAHULUAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH

1981-2001, yang menjalankan survei-survei nasional yang repre -sentatif di 80 masyarakat di seluruh dunia, yang mencakup semuakeyakinan besar dunia. Analisa ini didasarkan pada buku kamisebelumnya, Rising Tide: Gender Equality and Cultural ChangeAround the World (2003), yang mengkaji peran religiusitas dalammenjelaskan sikap egalitarian atau tradisional terhadap peranperempuan dan laki-laki. Kami berharap bahwa studi ini memilikiandil dalam memperbaiki perdebatan tentang peran agama di duniasekarang ini.

Buku ini terbit berkat bantuan dari banyak teman dan kolega.Analisanya didasarkan pada suatu kumpulan-data yang unik—Survei Nilai-nilai Dunia (WVS) dan Survei Nilai-nilai Eropa (EVS).Survei-survei ini menyediakan data dari negara-negara yangmencakup lebih dari 85% populasi dunia dan melingkupi berbagaimacam variasi, mulai dari masyarakat-masyarakat dengan pendapat -an per kapita $300 per tahun hingga masyarakat-masyarakat de -ngan pendapatan per kapita seratus kali lipat; dan mulai daridemokrasi-demokrasi mapan dengan ekonomi pasar hingga negara-negara otoritarian dan negara-negara bekas-sosialis. Kami sangatberterimakasih kepada para partisipan WVS dan EVS berikut ini,yang telah menyediakan kumpulan data yang tidak ternilai ini:Abdel-Hamid Abdel-Latif, Anthony M. Abela, Q. K. Ahmad, RasaAlishauskene, Helmut Anheier, Jose Arocena, W. A. Arts, Soo YoungAuh, Taghi Azadarmaki, Ljiljana Bacevic, Olga Balakireva, JosipBalobn, Miguel Basanez, Elena Bashkirova, Abdallah Bedaida, JorgeBenitez, Jaak Billiet, Alan Black, Ammar Boukhedir, RahmaBourquia, Fares al Braizat, Pavel Campeanu, Augustin Canzani,Marita Carballo, Henrique Carlos de O. de Castro, Pi-Chao Chen,Pradeep Chhibber, Mark F. Chingono, Hei-yuan Chiu, MargitCleveland, Andrew P. Davidson, Jaime Diez Medrano, Herman DeDijn, Juan Diez Nicolas, Karel Dobbelaere, Peter J. D. Drenth,Javier Elzo, Yilmaz Esmer, P. Estgen, T. Fahey, Nadjematul Faizah,Georgy Fotev, James Georgas, C. Geppaart, Renzo Gubert, LindaLuz Guerrero, Peter Gundelach, Jacques Hagenaars, Loek Halman,Mustafa Hamarneh, Sang-Jin Han, Stephen Harding, Mari Harris,Bernadette C. Hayes, Camilo Herrera, Virginia Hodgkinson, NadraMuhammed Hosen, Kenji Iijima, Ljubov Ishimova, WolfgangJagodzinski, Aleksandra Jasinska-Kania, Fridrik Jonsson, StanislovasJuknevicius, Jan Kerkhofs SJ, Johann Kinghorn, Zuzana Kusá, M.Legrand, Ola Listhaug, Hans-Dieter Klingemann, Hennie Kotze,Marta Lagos, Bernard Lategan, Carlos Lemoine, Noah Lewin-

Democracy Project

Page 25: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

PENDAHULUAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH XXIII

Epstein, Jin-yun Liu, Brina Malnar, Mahar Mangahas, FelipeMiranda, Mario Marinov, Carlos Matheus, Robert Mattes,Mansoor Moaddel, Jose Molina, Rafael Mendizabal, AlejandroMoreno, Gaspar K. Munishi, Elone Nwabuzor, Neil Navitte, F. A.Orizo, Dragomir Pantic, Juhani Pehkonen, Paul Perry, ThorleifPettersson, Pham Minh Hac, Pham Thanh Nghi, Gevork Pogosian,Bi Puranen, Ladislav Rabusic, Angel Rivera-Ortiz, Catalina Romero,David Rotman, Rajab Sattarov, Seiko Yamazaki, Sandeep Shastri,Shen Mingming, Renata Siemienska, John Sudarsky, Tan Ern Ser,Farooq Tanwir, Jean-Francois Tchernia, Kareem Tejumola, LarissaTitarenko, Miklos Tomka, Alfredo Torres, Toru Takahashi, NikoTos, Jorge Vala, Andrei Vardomatskii, Malina Voicu, Alan Webster,Friedrich Welsch, Christian Welzel, Ephraim Yuchtman-Yaar,Josefina Zaiter, Brigita Zepa, dan Paul Zulehner.

Sebagian besar dari survei-survei ini didukung oleh sumber-sumber dari negeri bersangkutan, namun bantuan untuk survei-survei di mana pendanaan tersebut tidak ada dan untuk koordinasipusat diberikan oleh National Science Foundation, the Bank ofSweden Tercentenary Foundation, the Swedish Agency forInternational Development, the Volkswagen Foundation, dan theBBVA Foundation. Untuk informasi lebih jauh tentang Survei Nilai-nilai Dunia, lihat situs WVS: http://wvs.isr.umich.edu/ danhttp://www.world values survey.org. Survei-survei Eropa yangdigunakan di sini dikumpulkan oleh kelompok Survei Nilai-nilaiEropa (EVS). Untuk detail tentang temuan-temuan EVS, lihat LoekHalman, The European Values Study: A Sourcebook Based on the1999/2000 European Values Study Surveys. Tilburg: EVS, TilburgUniversity Press, 2001. Untuk informasi lebih lanjut, lihat situs EVS:http://evs.kub.nl.

Beberapa gagasan awal pertama kali dijabarkan secara umumdalam artikel-artikel yang diterbitkan di Foreign Policy danComparative Sociology. Tema buku ini mengalami pematangandalam percakapan-percakapan selama tahun-tahun itu denganbanyak kolega, antara lain David Appel, William Inglehart, SwaneeHunt, Richard Parker, Larry Diamond, Ivor Crewe, Mark Franklin,dan Sam Huntington. Kami juga sangat berterimakasih kepadamereka yang memberikan tanggapan-balik menyangkut gagasan-gagasan awal tersebut atau membaca draf bab-bab dan memberikankomentar. Dukungan Cambridge University Press sangat takternilai, khususnya bantuan yang begitu efisien dan antusiasmeeditor kami, Lew Bateman, dan asistennya, Sarah Gentile, juga

Democracy Project

Page 26: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

XXIV PENDAHULUAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH

komentar-komentar dari para pengulas anonim, dan komentar-komentar David C. Leege, co-editor seri Studi Cambridge atas TeoriSosial, Agama, dan Politik. Kami berterimakasih kepada Karen Longdan Zhengxu Wang untuk bantuan dalam menyaring dan meng -kodekan WVS, dan Roopal Thaker dan Jose Chicoma di KennedySchool untuk bantuan riset dalam koleksi kumpulan data dankepustakaan. Terakhir, buku ini tidak mungkin ada tanpa dorongandan rangsangan yang diberikan oleh banyak kolega dan mahasiswadi John F. Kennedy School of Government, Harvard University, danDepartment of Political Science dan Institute for Social Research diUniversitas Michigan.

—Cambridge, Massachusetts, dan Ann Arbor, Michigan.

Democracy Project

Page 27: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

BAGIAN I

Memahami Sekularisasi

1

Democracy Project

Page 28: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

2

Democracy Project

Page 29: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

1

Perdebatan Sekularisasi

PARA PEMIKIR SOSIAL TERKEMUKA ABAD KE-19—AUGUSTE COMTE,Herbert Spencer, Émile Durkheim, Max Weber, Karl Marx danSigmund Freud—yakin bahwa agama perlahan-lahan akan pudardan tidak begitu penting perannya bersamaan dengan makinmajunya masyarakat industri.1 Mereka tidak sendirian; sejak ZamanPencerahan, tokoh-tokoh utama dalam filsafat, antropologi, danpsikologi menyatakan bahwa khayalan-khayalan teologis, ritualliturgis simbolis, dan praktik-praktik sakral adalah produk masa laluyang akan memudar dalam masa modern. Matinya agamamerupakan keyakinan yang luas diterima dalam ilmu-ilmu sosialselama sebagian besar abad ke-20; tak diragukan, hal itu telahdianggap sebagai model utama dari penelitian sosiologis, di manasekularisasi disejajarkan dengan birokratisasi, rasionalisasi, danurbanisasi sebagai revolusi-revolusi historis utama yang mengubahmasyarakat agraris lama menjadi masyarakat industri modern.Sebagaimana dikemukakan C. Wright Mills menyangkut proses ini:“Dunia pernah dipenuhi dengan yang-sakral—dalam pemikiran,praktik, dan bentuk kelembagaan. Setelah Reformasi dan Renaisans,kekuatan-kekuatan modernisasi menyapu dunia, dan sekularisasi,sebagai proses historis yang mengikutinya, memperlemah dominasidari yang-sakral. Pada waktunya, yang-sakral akan sepenuhnyamenghilang, kecuali mungkin dalam wilayah pribadi.”2

3

Democracy Project

Page 30: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Namun, selama dekade terakhir ini, tesis tentang kematianpelan-pelan dan bertahap dari agama semakin banyak dikritik; teorisekularisasi belakangan ini mendapat tantangan yang paling beratdan serius dalam sejarahnya yang panjang. Para kritikus menunjukpada berbagai indikator dari sehatnya agama dan vitalitas agamasekarang ini, yang berkisar mulai dari semakin populernyakehadiran di gereja di Amerika Serikat, hingga munculnyaspiritualitas New Age di Eropa Barat, berkembangnya gerakan-gerakan fundamentalis dan partai keagamaan di dunia Muslim,bangkitnya kembali kalangan evangelis di seluruh Amerika Latin,dan menyeruaknya konflik etno-religius dalam persoalan-persoalaninternasional.3 Setelah mengulas berbagai perkembangan ini, PeterL. Berger, salah satu pendukung utama teori sekularisasi selama1960-an, menarik kembali klaim-klaim awalnya: “Dunia sekarangini, dengan beberapa pengecualian,… amat sangat religiussebagaimana sebelumnya, dan di beberapa wilayah bahkan lebihreligius ketimbang sebelumnya. Hal ini berarti bahwa keseluruhankepustakaan oleh para sejarawan dan ilmuwan sosial yang secaralonggar disebut ‘teori sekularisasi’ pada dasarnya salah.”4 Dalamsebuah kritik yang sangat keras dan kuat, Rodney Stark dan RogerFinke menyatakan bahwa inilah saatnya untuk membuang tesissekularisasi: “Setelah hampir tiga abad melakukan ramalan yangsama sekali salah dan salah menafsirkan baik masa kini dan masalalu, sekaranglah saatnya untuk menguburkan doktrin sekularisasidalam makam teori-teori yang salah, dan mendoakannya agardoktrin itu ‘beristirahat dengan tenang.’” 5

Apakah Comte, Durkheim, Weber, dan Marx sepenuhnya salahdalam keyakinan mereka tentang kemerosotan agama dalammasyarakat industri? Apakah pandangan sosiologis yang dominanselama abad ke-20 sepenuhnya salah? Apakah perdebatan tersebuttelah selesai? Kami kira tidak. Pembicaraan tentang pemakamanteori sekularisasi masih terlalu dini. Kritik-kritik di atas terlalubersandar pada anomali-anomali tertentu dan terlalu berfokus padakasus-kasus Amerika Serikat (yang kebetulan merupakan suatukasus penyimpangan yang menonjol) dan tidak membandingkanbukti-bukti yang ada secara sistematik di antara berbagai macammasyarakat kaya dan miskin.6 Kita perlu bergerak lebih jauh daristudi-studi tentang kehadiran di gereja Katolik dan Protestan diEropa (di mana kehadiran di gereja menurun) dan Amerika Serikat(di mana kehadiran di gereja tetap stabil) jika kita ingin memahamiberbagai kecenderungan yang lebih luas dalam vitalitas keagamaan

4 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 31: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

di gereja, masjid, kelenteng, sinagog, dan kuil di seluruh dunia. Jelas bahwa tesis sekularisasi yang lama perlu diperbarui. Jelas

juga bahwa agama tidak menghilang, dan tampaknya agamamemang tidak mungkin menghilang. Namun, konsep sekularisasiitu menangkap satu hal penting menyangkut apa yang sedangterjadi. Buku ini mengembangkan suatu versi teori sekularisasi yangdiperbarui, yang menekankan tingkat di mana orang-orangmempunyai suatu rasa aman eksistensial—yakni, perasaan bahwakehidupan cukup aman sehingga ia bisa dijalani begitu saja. Kamimengembangkan elemen-elemen kunci dari ulasan-ulasan sosiologistradisional sambil memperbaiki elemen-elemen yang lain. Kamipercaya bahwa pentingnya religiusitas terus bertahan dengan palingkuat di kalangan masyarakat yang rentan dan terancam, khususnyamereka yang hidup di negara-negara yang lebih miskin, yangmenghadapi berbagai risiko yang mengancam kehidupan personal.Kami beranggapan bahwa rasa keterancaman fisik, sosial, danpersonal merupakan faktor kunci yang mendorong religiusitas, dankami memperlihatkan bahwa proses sekularisasi—suatu pengikisansistematis dari praktik, nilai dan keyakinan keagamaan—terjadidengan paling jelas di kelompok-kelompok sosial yang palingmakmur yang hidup dalam masyarakat-masyarakat pascaindustriyang kaya dan aman.

Sekularisasi adalah suatu kecenderungan, bukan suatu hukumbesi. Seseorang dapat dengan mudah berpikir tentang beberapapengecualian yang menonjol, seperti Osama bin Laden, yang sangatkaya dan amat sangat religius. Namun jika kita bergerak lebih jauhdari sekadar contoh anekdoktal seperti ini, kita akan menemukanbahwa sekumpulan besar bukti-bukti menunjukkan hal yangberlawanan: orang-orang yang mengalami risiko-risiko ego-tropikselama tahun-tahun perkembangan mereka (yang merupakanancaman langsung bagi diri dan keluarga mereka) atau risiko-risikososio-tropik (yang mengancam komunitas mereka) cenderung jauhlebih religius dibanding mereka yang tumbuh dalam lingkunganyang lebih aman, nyaman, dan terkendali. Dalam masyarakat-masyarakat yang relatif aman, sisa-sisa agama tidak musnah samasekali; dalam berbagai survei, sebagian besar orang Eropa masihmengungkapkan keyakinan formal pada Tuhan, atau meng iden tifi kasidiri mereka sebagai umat Katolik atau Protestan dalam bentuk-bentukformal. Namun, dalam masyarakat-masyarakat ini, arti penting danvitalitas agama, yakni pengaruh kuatnya terhadap bagaimana orangmenjalani kehidupan mereka sehari-hari, perlahan terkikis.

PERDEBATAN SEKULARISASI 5

Democracy Project

Page 32: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Bukti yang paling meyakinkan tentang sekularisasi di negara-negara kaya terkait dengan nilai-nilai dan perilaku: tes yang sangatpenting adalah apa yang orang katakan penting bagi kehidupanmereka dan apa yang benar-benar mereka lakukan. Sebagaimanayang akan dibuktikan buku ini, selama abad ke-20 di hampir semuanegara pascaindustri—mulai dari Kanada dan Swedia hinggaPrancis, Inggris dan Australia—catatan-catatan resmi gerejamelaporkan bahwa tempat-tempat di mana orang-orang biasanyaberkumpul untuk melakukan ibadah Sabbath, kini hampir tak terisilagi. Survei-survei yang memantau orang-orang Eropa yang hadir digereja selama 50 tahun terakhir menegaskan fenomena ini. AmerikaSerikat tetap merupakan pengecualian dalam hal ini, karena alasan-alasan yang akan dijelaskan secara mendetail dalam Bab 4.

Terlepas dari berbagai kecenderungan dalam sekularisasi yangterjadi di negara-negara kaya, hal ini tidak berarti bahwa duniasecara keseluruhan telah menjadi kurang religius. Sebagaimana yangakan diperlihatkan oleh buku ini:

1. Publik dari hampir semua masyarakat industri maju telah ber -gerak ke arah orientasi yang lebih sekular selama 50 tahun ter akhir.Meskipun demikian,

2. Secara keseluruhan, di dunia sekarang ini, terdapat lebih banyakorang dengan pandangan keagamaan tradisional dibandingsebelumnya—dan mereka merupakan bagian dari populasi duniayang terus bertambah.

Meskipun kedua proposisi di atas pada awalnya mungkin tampakkontradiktif, sesungguhnya tidaklah demikian. Seperti yang akankami perlihatkan nanti, kenyataan bahwa proposisi pertamatersebut benar membantu menjelaskan yang kedua—karenasekularisasi dan perkembangan manusia memiliki dampak negatifyang kuat pada angka kesuburan manusia. Dalam kenyataannya,semua negara di mana sekularisasi berlangsung paling pesat mem -perlihatkan angka kesuburan jauh di bawah tingkat penggantian—sementara masyarakat-masyarakat dengan orientasi keagamaantradisional memiliki angka kesuburan dua atau tiga kali lebih tinggidari tingkat penggantian. Masyarakat-masyarakat ini memuatjumlah penduduk dunia yang semakin bertambah. Jurang yangmakin menganga antara (yang) sakral dan (yang) sekular di seluruhdunia mempunyai dampak yang penting bagi perubahan budaya,masyarakat dan politik dunia.

6 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 33: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Bagian I menggunakan kerangka teoretis ini untuk mengembang -kan dan menguji serangkaian proposisi, dan memperlihatkanbagaimana religiusitas secara sistematis terkait dengan (i) tingkatmodernisasi masyarakat, keamanan manusia, dan ketidaksetaraanekonomi; (ii) tipe budaya religius yang dominan dalam suatumasyarakat; (iii) pergeseran-pergeseran nilai suatu generasi; (iv)sektor-sektor sosial yang berbeda; dan (v) pola-pola demografi,angka kesuburan, dan perubahan populasi. Bagian II menganalisisstudi-studi kasus regional yang mendetail, yang membandingkanreligiusitas di Amerika Serikat dan Eropa Barat, dunia Muslim, danEropa pasca-Komunis. Bagian III mengulas konsekuensi-konsekuensi sosial dan politik dari sekularisasi, dan percabangan-percabangannya terkait dengan nilai-nilai budaya dan moral,organisasi keagamaan dan modal sosial, dan dukungan suara bagipartai-partai keagamaan. Bagian Kesimpulan meringkaskan ber -bagai temuan utama dan memperlihatkan pola-pola demografisyang menghasilkan kesenjangan agama yang melebar di seluruhdunia.

Studi ini menggunakan sekumpulan bukti baru yang berlimpahyang dihasilkan melalui empat gelombang Survei Nilai-nilai Dunia(World Values Survey) yang dilakukan mulai 1981 sampai 2001.Survei Nilai-nilai Dunia itu telah menjalankan survei-survei nasionalyang representatif di hampir 80 masyarakat, yang mencakup semuakeyakinan utama dunia. Kami juga mengkaji bukti-bukti lain yangterkait dengan religiusitas dari berbagai sumber, termasuk poling-poling Internasional Gallup, Program Survei Sosial Internasional(International Social Survey Programme), dan survei-survei Euro -barometer. Pada satu tingkat, tidak ada yang baru atau mengejutkanmenyangkut klaim-klaim kami. Suatu tradisi utama dalam sosiologi,antropologi, sejarah, dan psikologi sosial telah lama menteorikanbahwa berbagai perbedaan dalam religiusitas antar-budaya hadir dibanyak masyarakat di seluruh dunia. Namun, teori sekularisasi lamatelah memperoleh kritik yang kuat dan terus-menerus dari banyaksarjana berpengaruh selama sepuluh tahun terakhir. Bukti surveisistematis yang membandingkan sikap-sikap budaya terhadap agamadi banyak negara masih terpencar-pencar dan tidak menyeluruh, dimana sebagian besar studi dilakukan secara terbatas pada beberapamasyarakat pascaindustri yang makmur dan demokrasi-demokrasiyang mapan di Eropa Barat dan Amerika Utara. Selain mengonsep -tualisasikan kembali dan memperbaiki teori sekularisasi, studi kamimengkaji berlimpahnya bukti survei menyangkut religiusitas

PERDEBATAN SEKULARISASI 7

Democracy Project

Page 34: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

tersebut dari perspektif yang lebih luas dan dalam rangkaian negarayang lebih luas dibanding sebelumnya.

Teori-teori Sekularisasi Lama

Cabang-cabang pemikiran paling berpengaruh yang membentukperdebatan tentang sekularisasi secara garis besar dapat dibagi kedalam dua perspektif. Di satu pihak, teori-teori sisi-permintaan(demand-side theories), yang menyoroti massa publik “dari bawahke atas”, menyatakan bahwa ketika masyarakat terindustrialisasi -kan—terlepas dari apa yang dilakukan para pemimpin danorganisasi-organisasi keagamaan—maka perilaku-perilaku religiusperlahan akan terkikis, dan publik akan menjadi acuh tak acuhterhadap seruan-seruan spiritual. Sebaliknya, teori sisi-penawaran(supply-side theory), yang menyoroti organisasi-organisasikeagamaan “dari atas ke bawah”, menekankan bahwa permintaanpublik akan agama bersifat konstan dan variasi-variasi antar-negaraapa pun dalam vitalitas kehidupan spiritual merupakan produk daripenawarannya dalam pasar-pasar keagamaan.7 Mereka yangmendukung sisi-penawaran berpendapat bahwa organisasi-organisasi dan para pemimpin keagamaan memainkan peranstrategis dalam membentuk dan memelihara kongregasi, yang padadasarnya menyatakan bahwa “jika anda membangun sebuah gereja,maka orang-orang akan berdatangan.” Setelah menjabarkan secarasingkat ulasan-ulasan alternatif ini, kami menyimpulkan bahwa,meskipun teori sekularisasi awal tersebut memiliki kelemahandalam hal-hal tertentu, teori itu benar dilihat dari perspektif sisi-permintaan. Demikianlah, kami meringkaskan teori sekularisasialternatif kami, yang didasarkan pada kondisi-kondisi keamananeksistensial, yang sepenuhnya dikembangkan dalam studi ini.

Pandangan Dunia Rasional: Hilangnya Keyakinan

Gagasan bahwa munculnya suatu pandangan dunia yang rasionalakan meruntuhkan fondasi keyakinan pada yang supernatural, yangmisterius, dan yang magis memang telah muncul sebelum MaxWeber. Namun gagasan itu menjadi berkembang pesat akibatpengaruh dua karya Weber, yakni The Protestant Ethic and the Spiritof Capitalism (1904) dan Economics and Society (1933).8 Banyak

8 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 35: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

sosiolog terkemuka mengemukakan argumen rasionalis tersebutlebih jauh selama 1960-an dan 1970-an, dan yang paling utamaadalah Peter Berger, David Martin, dan Brian Wilson.9

Dalam perspektif ini, masa Pencerahan menghasilkan suatupandangan rasional tentang dunia yang didasarkan atas standarbukti empiris, pengetahuan ilmiah atas fenomena alam, danpenguasaan teknologis atas alam. Rasionalisme dianggap telahmembuat klaim-klaim utama Gereja menjadi tak masuk akal dalammasyarakat modern, serta menghapus sisa-sisa dogma khayali diEropa Barat. Hilangnya keyakinan tersebut dianggap menyebabkanperan agama merosot, mengikis kebiasaan pergi ke gereja danibadah ritual seremonial, menghapus makna sosial identitaskeagamaan, dan memperlemah keterlibatan aktif dalam organisasi-organisasi yang berbasis agama dan dukungan pada partai-partaikeagamaan dalam masyarakat sipil.

Ilmu pengetahuan dan agama berada dalam posisi yangberhadap-hadapan dalam suatu permainan kalah-menang, di manapenjelasan-penjelasan ilmiah meruntuhkan penafsiran harfiahajaran-ajaran Injil dari Genesis 1 dan 2, yang dicontohkan oleh teorievolusi Darwinian yang menghantam gagasan tentang penciptaankhusus oleh Tuhan.10 Yang lebih penting, ilmu pengetahuan,penerapannya melalui teknologi dan keahlian teknik, dan perluasanpendidikan massa, semuanya memiliki dampak sosial yang lebih luasdan tersebar, dan dengannya manusia pun diantar menuju sebuahera budaya baru. Setelah pencerahan Eropa, kalkulasi rasionaldianggap telah mengikis secara perlahan fondasi-fondasi keyakinanmetafisik yang pokok. Gagasan tentang yang misterius dipandangoleh Weber sebagai sesuatu yang akan ditaklukkan oleh akal budimanusia dan dikuasai oleh produk-produk teknologi, serta tundukpada penjelasan-penjelasan logis yang ditemukan dalam fisika,biologi dan kimia ketimbang pada kekuatan-kekuatan ilahiah di luardunia ini. Berbagai pencapaian yang mencengangkan dari ilmukedokteran, ilmu teknik, dan matematika—serta produk-produkmaterial yang dihasilkan oleh munculnya kapitalisme, teknologi danindustri manufaktur modern selama abad ke-19—menegaskan danmemperkuat gagasan tentang kontrol manusia atas alam.11

Malapetaka pribadi, penyakit menular, banjir besar, dan peranginternasional, yang pernah dikaitkan dengan kekuatan-kekuatansupernatural, sihir primitif, dan campur tangan ilahiah, atau padanasib, mulai dilihat sebagai hasil dari berbagai sebab yang dapatdiprediksikan dan dikendalikan. Para pendeta, pastur, paus, rabbi

PERDEBATAN SEKULARISASI 9

Democracy Project

Page 36: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

dan mullah yang memohon pada otoritas ilahiah hanya menjadi satusumber pengetahuan dalam masyarakat modern. Mereka tidakserta-merta menjadi sumber yang paling penting atau terpercayadalam banyak dimensi kehidupan, ketika keahlian mereka bersaingdengan keahlian yang terspesialisasikan, pelatihan yang mumpuni,dan ketrampilan-ketrampilan praktis dari para ahli ekonomi,fisikawan, dokter, atau insinyur profesional.12 Pemisahan negaradan gereja, dan munculnya negara-negara birokratis sekular-rasionaldan pemerintahan yang representatif, menggantikan peran para pe -mimpin spiritual, institusi-institusi gereja, dan para penguasa yangmengklaim otoritas dari Tuhan. Sebagaimana dikemukakan Bruce:

Industrialisasi membawa serangkaian perubahan sosial—fragmen -tasi dunia-kehidupan, merosotnya komunitas, munculnya birokrasi,kesadaran teknologis—yang serentak membuat agama kurangmenarik dan kurang masuk akal dibanding sebelumnya di masamasyarakat pra-modern. Inilah kesimpulan dari sebagian besarilmuwan sosial, sejarawan, dan para pemimpin gereja di duniaBarat.13

Inti tesis Weberian menyoroti dampak Reformasi dan RevolusiIndustri yang terjadi beberapa abad sebelumnya, sehingga tetap sulituntuk secara sistematis menyelidikinya dengan bukti empirissekarang ini. Namun jika suatu pandangan dunia rasional meng -hasilkan skeptisisme luas menyangkut keberadaan Tuhan dankeyakinan pada hal-hal metafisis, maka masyarakat-masyarakatyang mengungkapkan kepercayaan yang sangat kuat pada sainsmungkin bisa dianggap paling kurang religius; dalam kenyataannya,seperti yang dijabarkan dalam Bab 3, kita menemukan hal yangsebaliknya.

Evolusi Fungsional: Memudarnya Tujuan

Sebuah penjelasan yang terkait diberikan oleh teori-teori diferensi -asi fungsional dalam masyarakat industri, yang meramalkanhilangnya peran utama institusi keagamaan dalam masyarakat.Argumen ini bermula dari karya Émile Durkheim yang ber -pengaruh, The Elementary Forms of the Religious Life (1912), danpada 1950-an perspektif fungsionalis menjadi pandangan sosiologisyang dominan.14 Teoretisi kontemporer yang mengembangkanpandangan ini lebih jauh antara lain adalah Steve Bruce, ThomasLuckman, dan Karel Dobbelaere.15

10 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 37: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Kaum fungsionalis menegaskan bahwa agama bukan sekadarsuatu sistem keyakinan dan gagasan (seperti yang dikemukakanWeber); ia juga merupakan suatu sistem tindakan yang mencakupritual-ritual formal dan upacara-upacara simbolik untuk menandaiperistiwa-peristiwa penting seperti kelahiran, pernikahan, dankematian, serta perayaan-perayaan musiman. Menurut Durkheim,ritual-ritual ini memainkan fungsi yang sangat penting bagimasyarakat secara keseluruhan dengan menjaga solidaritas dankohesi sosial, memelihara ketertiban dan stabilitas, dan dengandemikian menghasilkan berbagai keuntungan kolektif. Durkheimmenyatakan bahwa masyarakat industri dicirikan oleh diferensiasifungsional, di mana kaum profesional dan organisasi-organisasitertentu—yang menangani kesehatan, pendidikan, kontrol sosial,politik, dan kesejahteraan—menggantikan sebagian besar tugasyang di Eropa Barat pernah dijalankan oleh biara, pendeta, danjemaah gereja. Organisasi-organisasi sukarela dan derma atas dasarkeyakinan di zaman pertengahan—lembaga bagi orang miskin,seminari, dan tempat-tempat penampungan (hospice)—di Eropadigantikan oleh perluasan negara kesejahteraan selama pertengahanabad ke-19 dan awal abad ke-20. Berkembangnya negarakesejahteraan tersebut memunculkan sekolah-sekolah yang didanaisecara publik, pusat kesehatan, dan jaringan keamanan dankesejahteraan untuk membantu pengangguran, lansia, orang-orangpapa. Karena dilucuti dari inti tujuan-tujuan sosial mereka,Durkheim meramalkan bahwa peran spiritual dan moral darilembaga-lembaga keagamaan perlahan akan menghilang dalammasyarakat industri, di luar ritus-ritus formal tradisional darikelahiran, pernikahan, dan kematian, dan ibadah hari-hari rayatertentu.

Teori fungsionalisme evolusioner tersebut menjadi ortodoksiumum dalam sosiologi agama selama dekade pasca-perang.Jagodzinski dan Dobbelaere, misalnya, memberikan penjelasanseperti itu untuk menerangkan penyusutan jemaah gereja di EropaBarat: “Semua bukti empiris dalam bab ini sesuai dengan asumsibahwa rasionalisasi fungsional terkait dengan diferensiasi fungsional,detradisionalisasi, dan memastikan bahwa individualisasi mem -punyai dampak kumulatif terhadap merosotnya keterlibatan digereja, terutama di kalangan generasi pasca-perang.”16 Jika tesis inibenar, maka salah satu implikasinya adalah bahwa jemaah gerejaseharusnya akan merosot lebih jauh, dan paling cepat terjadi dimasyarakat-masyarakat makmur yang telah mengembangkan negara

PERDEBATAN SEKULARISASI 11

Democracy Project

Page 38: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

kesejahteraan yang sangat kuat, seperti di Swedia, Belanda, danPrancis—dan memang banyak dari bukti-bukti yang ada konsistendengan penjelasan ini.17

Namun dalam dekade-dekade belakangan ini, semakin banyakkritikus yang mengungkapkan keberatan mereka terhadap klaim-klaim inti dari versi fungsionalis perkembangan masyarakat.Terkikisnya tujuan sosial gereja oleh diferensiasi fungsional tidakniscaya berarti bahwa peran moral dan spiritual yang utama dariinstitusi keagamaan berkurang atau hilang—malah, peran-peran itubisa jadi lebih penting. Teori fungsionalis, yang mendominasikepustakaan tentang perkembangan sosial selama 1950-an dan1960-an, perlahan kurang diminati secara intelektual; gagasanbahwa semua masyarakat mengalami kemajuan melalui suatu jalanperkembangan sosio-ekonomi yang tunggal dan deterministikmenuju suatu titik-akhir yang sama—negara modern yang demo -kratis dan sekular—semakin ditentang oleh perspektif multikulturaldalam antropologi, perbandingan sosiologi, dan perbandinganpolitik, yang menegaskan bahwa komunitas, masyarakat, dannegara mengalami bentuk-bentuk perubahan yang berbeda-beda.18

Para kritikus tersebut menyatakan bahwa ketika masyarakat ter -modernisasikan, yang terjadi tidak niscaya hilangnya keyakinan atautujuan spiritual. Mereka berpendapat bahwa terdapat pola-polahistoris dan antar-wilayah yang lebih kompleks, di mana agamapopularitasnya naik dan turun pada periode-periode yang berbedadalam masyarakat-masyarakat yang berbeda, dipengaruhi olehfaktor-faktor tertentu, seperti karisma para pemimpin spiritualtertentu, dampak peristiwa-peristiwa tertentu, atau mobilisasigerakan-gerakan berbasis-keyakinan tertentu. Untuk mendukungargumen ini, para pengamat tersebut menunjuk pada kebangkitankembali religiusitas yang tampak dalam keberhasilan partai-partaiIslam di Pakistan, popularitas Evangelisme di Amerika Latin,pecahnya pertikaian etno-religius di Nigeria, dan konflik inter -nasional di Afganistan dan Irak setelah peristiwa 9/11.19 Pada saatyang bersamaan, di tempat lain keyakinan keagamaan mungkinsangat terkikis, dan gereja mungkin mengalami krisis dukunganmassa, yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa tertentu dankeadaan-keadaan lokal, seperti reaksi publik Amerika terhadapskandal penyimpangan seksual di kalangan para pendeta KatolikRoma, atau perpecahan yang begitu kuat dalam kepemimpinanGereja Anglikan internasional menyangkut isu homoseksualitas.Oleh karena itu, Andrew Greeley menyatakan bahwa sekarang ini

12 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 39: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

terdapat pola-pola religiusitas yang beragam, bahkan di kalangannegara-negara Eropa yang makmur, dan tidak tampak suatukonversi yang konsisten dan terus-menerus ke arah ateisme atauagnostisisme, atau hilangnya keyakinan pada Tuhan.20

Penjelasan sisi-permintaan dari sekularisasi yang diawali olehkarya Weber dan Durkheim mengalami serangan intelektual besar-besaran selama dekade terakhir. Setelah mengulas bukti-buktihistoris dari kehadiran para jemaah di gereja-gereja di Eropa,Rodney Stark menyimpulkan bahwa sekularisasi merupakan suatumitos yang tersebar luas, yang didasarkan pada ramalan-ramalanyang gagal dan polemik ideologis, dan tidak didukung oleh datayang sistematis: “Buktinya jelas bahwa klaim-klaim tentangkemerosotan besar dalam partisipasi keagamaan [di Eropa]didasarkan sebagian pada persepsi yang terlalu berlebihan ataskeberagamaan masa lalu. Partisipasi mungkin sekarang ini sangatrendah di banyak negara, tetapi itu bukan karena modernisasi; olehkarena itu, tesis sekularisasi tidak relevan.”21 Bagi Jeffrey Hadden,asumsi-asumsi dalam sekularisasi lebih merupakan doktrin ataudogma ketimbang suatu teori keagamaan yang sangat-teruji: “suatuideologi yang dicomot begitu saja, dan bukan suatu rangkaianproposisi sistematis yang saling terkait.”22 Ia menyatakan bahwapengabaian—dan bukannya bukti yang memperkuat—yang mem -buat klaim-klaim sekularisasi tetap bertahan untuk jangka waktuyang lama. Gagasan bahwa agama akan merosot dan pada akhirnyamenghilang merupakan produk dari lingkungan sosial dan kulturaldari masanya, yang sesuai dengan model fungsional evolusioner darimodernisasi. Munculnya gerakan-gerakan spiritual baru, dankenyataan bahwa agama tetap terkait dengan politik, menurutHadden, memperlihatkan bahwa sekularisasi tidak terjadi sebagai -mana yang diramalkan. Ia menyatakan, mereka yang mengklaimbahwa sekularisasi telah terjadi, telah melebih-lebihkan danmeromantisasi kekuatan praktik-praktik keagamaan di Eropa dimasa lalu, dan serentak meremehkan kekuatan dan popularitasgerakan-gerakan keagamaan di masa sekarang ini, yang di -contohkan oleh kebangkitan kembali evangelisme di Amerika Latindan spiritualitas New Age di Eropa Barat. Kumpulan karya ke -sarjanaan yang muncul selama dekade terakhir telah menghasilkansuatu perdebatan sengit tentang vitalitas kehidupan keagamaansekarang ini, dan memunculkan berbagai pertanyaan pentingtentang kaitan-kaitan yang dianggap menghubungkan prosesmodernisasi dengan sekularisasi.

PERDEBATAN SEKULARISASI 13

Democracy Project

Page 40: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Teori Pasar Keagamaan: Hilangnya Kompetisi

Teori sekularisasi tradisional sekarang ini ditentang secara luas,namun tidak ada satu kerangka teoretis yang diterima umum untukmenggantikannya. Aliran sisi-penawaran dari para teoretisi pilihanrasional yang muncul pada awal 1990-an, meskipun tetapkontroversial, memberikan alternatif yang paling populer. Memang,Warner mengklaim bahwa aliran ini menggambarkan suatu“paradigma baru”, karena model tersebut telah merangsangberbagai studi selama dekade terakhir.23 Model pasar keagamaantersebut mengabaikan “permintaan” publik atas agama, yangdianggap konstan, namun memfokuskan perhatian pada bagaimanakondisi-kondisi kebebasan keagamaan—dan kerja institusi-institusikeagamaan yang saling bersaing–secara aktif menghasilkan“tawaran”-nya. Para pendukung utamanya antara lain adalah RogerFinke, Rodney Stark, Lawrence R. Iannaccone, William SimsBainbridge, dan R. Stephen Warner.24

Pandangan awal yang menonjol adalah bahwa pluralismemengikis keyakinan keagamaan. Reformasi Protestan menyebabkanfragmentasi kekristenan Barat, di mana berbagai macam sekte dankelompok keagamaan menegaskan keyakinan-keyakinan dandoktrin-doktrin alternatif. Bagi Durkheim, proses ini meruntuhkankekuasaan hegemonik dari satu keyakinan teologis tunggal yangbegitu mendominasi, menyemaikan benih-benih skeptisisme dankeraguan.25 Dengan bersandar secara kuat pada analogi perusahaan-perusahaan yang berusaha merangkul konsumen dalam pasarekonomi, teori sisi-penawaran mengandaikan hal yang berlawanan.Proposisi inti dalam pendekatan pasar keagamaan adalah gagasanbahwa kompetisi yang kuat di antara kelompok-kelompokkeagamaan mempunyai efek positif pada keterlibatan keagamaan.Penjelasan mengapa agama tumbuh subur di beberapa tempat,sementara di tempat-tempat lain layu, bersandar pada energi danaktivitas para pemimpin dan organisasi keagamaan. Menurut teoriitu, semakin bersaing gereja-gereja, kelompok-kelompok keagama -an, keyakinan-keyakinan dan sekte-sekte dalam sebuah komunitaslokal, semakin berat usaha para pemimpin keagamaan yang salingbersaing untuk menjaga jemaah mereka. Para pendukung teori iniberpendapat bahwa vitalitas keyakinan-keyakinan dan praktik-praktik keagamaan yang terus terjaga di Amerika Serikat dapatdijelaskan dengan masuk akal semata-mata oleh keberagamanoraganisasi-organisasi berbasis keyakinan, kompetisi pluralistik

14 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 41: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

yang kuat di antara institusi-institusi keagamaan, kebebasan agama,dan pemisahan konstitusional antara gereja dan negara.26

Kelompok-kelompok keagamaan utama yang lebih tua di Amerika,seperti kalangan Katolik, Episkopal, dan Lutheran, disaingi olehgereja-gereja evangelis yang menuntut lebih banyak waktu danenergi, namun juga memberikan pengalaman keagamaan yang lebihmeyentuh.27

Sebaliknya, komunitas-komunitas di mana hanya ada satuorganisasi keagamaan yang mendominasi lewat regulasi dan subsidipemerintah, misalnya gereja-gereja yang resmi, merupakan kondisi-kondisi pemikiran yang mendorong kependetaan yang berpuas-diridan jumlah jemaah yang merosot, melayukan kehidupan ke pendeta -an dalam suatu cara yang sama sebagaimana industri-industri miliknegara, monopoli-monopoli perusahaan, dan kartel-kartel bisnisdianggap menghasilkan ketidakefisienan, kekakuan struktural, dankurangnya inovasi dalam pasar ekonomi. Stark dan Finkemenyatakan bahwa Eropa Utara didominasi oleh “agama sosialis”,di mana regulasi-regulasi negara memihak gereja-gereja resmi,melalui subsidi fiskal atau berbagai pembatasan pada gereja-gerejasaingan. Menurut mereka, proses ini memperkuat monopolikeagamaan, dan kependetaan yang malas dan apatetik, yangmenyebabkan tumbuhnya publik yang acuh tak acuh dan bangkugereja yang setengah kosong seperti tampak di Skandinavia.28

Namun, setelah lebih dari satu dekade perdebatan dan studiberlangsung, klaim sisi-penawaran bahwa pluralisme keagamaanmendorong partisipasi keagamaan masih tetap diperdebatkan(seperti yang didiskusikan secara lebih menyeluruh dalam Bab 4).Para kritikus menyatakan bahwa sebagian dari bukti-buktikomparatif tidak mendukung klaim-klaim teori itu. Sebagai contoh,klaim ini tidak bisa menjelaskan jumlah jemaah yang terus bertahandi banyak negara di Eropa Selatan, meskipun terdapat peranmonopolistik Gereja Katolik.29 Salah satu ukuran empiris yangpaling umum dari pluralisme keagamaan yang digunakan untukmendukung penjelasan ini kemudian ditemukan mengandungkelemahan dan secara statistik cacat.30 Suatu tinjauan menyeluruhatas kumpulan lebih dari dua lusin studi empiris yang diterbitkandalam kepustakaan akademis tentang sosiologi agama, yangdilakukan oleh Chaves dan Gorski, diakhiri dengan kesimpulanyang dengan tajam mengeritik teori tersebut:

PERDEBATAN SEKULARISASI 15

Democracy Project

Page 42: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

16 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Klaim bahwa pluralisme keagamaan dan partisipasi keagamaansecara umum dan secara positif berkaitan satu sama lain—intihipotesis empiris dari pendekatan pasar terhadap studi agama—tidak mendapatkan dukungan, dan usaha-usaha untuk meragukanbukti-bukti yang sebaliknya dengan dasar metodologis harusditolak. Hubungan positif antara pluralisme keagamaan danpartisipasi keagamaan dapat ditemukan hanya dalam jumlahkonteks yang terbatas, sementara konsep-konsep itu sendiri kurangmumpuni untuk diterjemahkan ke latar-latar yang non-modern.31

Oleh karena itu, perdebatan kontemporer telah memunculkan dibenak kita begitu banyak keraguan terhadap versi tesis sekularisasiWeberian dan Durkheimian tradisional. Namun alasan untukmenerima teori pasar keagamaan, yang menjadi lawannya,didasarkan lebih pada keyakinan ketimbang kenyataan. Penjelasansisi-penawaran tersebut belum mendapatkan penerimaan umumdalam ilmu-ilmu sosial.

Tesis Sekularisasi BerdasarkanKeamanan Eksistensial

Versi teori sekularisasi klasik tersebut jelas perlu diperbaiki; namunmenolaknya begitu saja akan merupakan suatu kesalahan, karena iabenar dalam beberapa hal penting. Stark dan Finke menyimpulkan:“Apa yang diperlukan bukanlah suatu teori sederhana tentangkeniscayaan merosotnya agama, namun suatu teori untukmenjelaskan variasi.”32 Kami setuju. Teori kami tentang sekularisasiyang didasarkan atas keamanan eksistensial bersandar pada duaaksioma atau premis sederhana yang terbukti sangat kuat dalammenjelaskan sebagian besar variasi dalam praktik keagamaan yangditemukan di seluruh dunia. Aksioma dan hipotesis inti tersebutdigambarkan secara skematis dalam Gambar 1.1. Apa logika yangmendasari argumen kami?

Aksioma Keamanan

Blok bangunan dasar pertama dari teori kami adalah asumsi bahwanegara-negara kaya dan miskin di seluruh dunia sangat berbedadalam tingkat-tingkat pembangunan manusia yang berkelanjutandan ketidaksetaraan sosio-ekonomi mereka, dan dengan demikianjuga dalam kondisi-kondisi kehidupan dasar dari keamanan manusia

Page 43: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Gam

bar

1.1.

Mod

el S

kem

atis

yan

g M

enje

lask

an R

elig

iusi

tas

Masy

arak

at be

rbed

a-be

da d

alam

hal

keam

anan

man

usia

Aksio

ma #

1

Pemb

angu

nan m

anus

ia Ke

setar

aan e

kono

mi

Pend

idika

n dan

keme

lek-hu

rufan

Kema

kmura

n dan

peng

hasil

an

Kese

hatan

Ke

sejah

teraa

n sos

ial

Masy

arak

at be

rbed

a-be

da b

erda

sark

an

buda

ya ke

agam

aan

Aksio

ma #

2

Prote

stan,

Katol

ik,

Ortod

oks,

Musli

m,

Hind

u, Bu

dha,

Konfu

sian

Keya

kinan

-keya

kinan

keag

amaa

n

Indika

tor:

• Keta

atan p

ada k

eyak

inan-k

eyak

inan d

alam

tiap-t

iap

agam

a, se

perti

keya

kinan

Kris

ten pa

da hi

dup s

etelah

ma

ti, su

rga, d

an ne

raka

• Sika

p mora

l terha

dap i

su-is

u sep

erti a

borsi

, pe

rkawi

nan,

perce

raian

, kerj

a, da

n kes

etaraa

n gen

der

Nilai

-nila

i kea

gama

an

Indika

tor:

• Pen

tingn

ya A

gama

• P

entin

gnya

Tuha

n

Parti

sipas

i kea

gama

an

Indika

tor:

• Men

ghad

iri iba

dah-

ibada

h kea

gama

an

• Berd

oa at

au m

edita

si se

tiap h

ari

Aktiv

isme P

olitik

Keag

amaa

n

Indika

tor:

• Kea

nggo

taan d

alam

kelom

pok-k

elomp

ok

keag

amaa

n dan

org

anisa

si-org

anisa

si sip

il • D

ukun

gan t

erhad

ap

parta

i-part

ai ke

agam

aan

------

------

------

------

------

------

------

------

------

------

------

------

----

Hipo

tesa-h

ipotes

a Inti

------

------

------

------

------

------

------

------

------

------

------

------

------

-- A

ksiom

a-aks

ioma

-----

17

Democracy Project

H#5 H#

3

H#2

H#1

H#4

Kece

nder

unga

n de

mogr

afis

Indika

tor:

• Pola

-pola

kesu

buran

• A

ngka

pertu

mbuh

an pe

ndud

uk

Page 44: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

dan kerentanan terhadap berbagai bahaya. Gagasan tentangkeamanan manusia telah muncul di tahun-tahun belakangan sebagaisuatu tujuan penting dari pembangunan internasional, meskipunkonsep tersebut kompleks dan terdapat berbagai macam definisitentangnya.33 Sederhananya, gagasan inti dari keamanan menunjukpada kebebasan atau keterhindaran dari berbagai risiko danbahaya.34 Pandangan tradisional berfokus pada penggunaan ke kuat -an militer untuk menjamin integritas dan keamanan teritorial darinegara-negara bangsa. Selama dekade terakhir, pandangan inidiperbaiki ketika para analis mulai menyadari bahwa definisi iniamat sangat sempit, di mana banyak risiko lain juga mempunyaiandil pada keamanan manusia, mulai dari kerusakan lingkunganhingga berbagai malapetaka alam dan akibat ulah manusia sepertibanjir, gempa bumi, angin topan, dan musim kemarau, sertaancaman epidemi penyakit, pelanggaran hak-hak asasi manusia,krisis kemanusiaan, dan kemiskinan. Lingkup bahaya yang luastersebut berarti bahwa konsep keamanan manusia bisa menjadibegitu luas dan mencakup banyak hal, sehingga ia bisa kehilangankoherensi dan kegunaan praktisnya, serta menjadi sulit atau bahkanmustahil untuk mengukurnya dengan satu ukuran gabungan.Meskipun demikian, gagasan inti tentang keamanan manusia ter -sebut, terlepas dari watak spesifik dari bahaya-bahaya itu,merupakan sebuah gagasan yang diakui secara luas sebagai sesuatuyang penting bagi manusia, dan kami menganggap tidak-adanyakeamanan manusia sebagai sesuatu yang amat sangat penting bagireligiusitas.

Penduduk negara-negara miskin tetap sangat rentan terhadapkematian dini—terutama karena kelaparan dan penyakit yangterkait dengan kelaparan. Mereka juga menghadapi berbagaimalapetaka mendadak dari kemarau atau banjir, atau berbagaikeadaan darurat yang terkait dengan cuaca. Negara-negara miskinmempunyai akses yang terbatas kepada kondisi-kondisi dasarkehidupan, termasuk persediaan air bersih dan makanan yangmemadai, serta akses kepada pelayanan-pelayanan publik yangefektif yang menyediakan perawatan kesehatan dasar, pengajaran,dan pendidikan, dan penghasilan yang mencukupi. Negara-negaraini juga sering kali menghadapi berbagai persoalan endemik sepertipolusi karena kerusakan lingkungan, ketidaksetaraan gender yangbegitu besar, dan konflik etnik yang telah lama ada. Kurangnyakemampuan untuk mengatasi berbagai persoalan ini disebabkanoleh korupsi dalam pemerintahan, sektor publik yang tidak efektif,

18 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 45: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

dan ketidakstabilan politik. Negara-negara miskin sering kalimempunyai pertahanan yang lemah terhadap invasi dari luar,ancaman kudeta dalam negeri dan, dalam kasus-kasus ekstrem,kegagalan negara.

Ketika ekonomi-ekonomi agraris yang lebih miskin berkembangmenjadi masyarakat-masyarakat industri menengah, dan kemudianberkembang lebih jauh menjadi masyarakat pasca-industri yangmakmur, proses ini menghamparkan berbagai jalan yang secaraumum mirip, yang biasanya memperbaiki kondisi-kondisi dasarkeamanan manusia. Proses industrialisasi dan pembangunanmanusia itu membantu mengangkat negara-negara berkembanguntuk keluar dari kemiskinan akut, mengurangi ketidakpastian danberbagai risiko kehidupan sehari-hari yang dihadapi orang-orang,sebagaimana didokumentasikan dalam kepustakaan luas tentangpembangunan yang diterbitkan oleh Program Pembangunan PBB(United National Development Program) dan Bank Dunia (WorldBank).35 Perpindahan dari pertanian yang dimaksudkan untuk hanyabertahan hidup di pedesaan (subsistence rural farming) ke manu -faktur dengan penghasilan menengah tersebut umumnya membantumengangkat masyarakat yang paling rentan keluar dari kemiskinandan biasanya memperbaiki standar kehidupan, mendorong urbani -sasi, memperbaiki gizi, sanitasi, dan akses ke air bersih. Masyarakat-masyarakat yang lebih maju biasanya juga mempunyai rumah sakityang lebih baik, para ahli kesehatan yang terdidik, akses terhadapobat-obatan dan pengobatan, dan layanan-layanan publik untukmengurangi kematian bayi dan anak-anak, program imunisasi,perencanaan keluarga, dan pencegahan dan pengobatan wabahHIV/AIDS. Sekolahan, dan keahlian-keahlian membaca dan ber -hitung yang sangat penting, menjadi lebih tersedia bagi laki-laki danperempuan. Perkembangan ini, ditambah dengan penyebarankomunikasi massa, perlahan memunculkan suatu publik yang lebihterdidik dan sadar politik. Perluasan sektor-sektor pelayananprofesional dan manajerial memunculkan akses bagi para pekerjakelas menengah kepada asuransi kesehatan, pensiun, dan aset-asetmaterial yang lebih besar. Sementara itu, berkembangnya jaringanjaminan kesejahteraan, dan pemberian pelayanan pemerintah yanglebih efektif ketika masyarakat berkembang, melindungi kalanganyang kurang mampu dari berbagai bahaya keadaan sakit dan usiatua, kemiskinan dan kemelaratan. Karena semua alasan ini, tahappertama dari modernisasi masyarakat tersebut mengubah kondisi-kondisi kehidupan bagi banyak orang, dan mengurangi kerentanan

PERDEBATAN SEKULARISASI 19

Democracy Project

Page 46: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

mereka terhadap berbagai bahaya yang tak terduga.Sekalipun merupakan suatu syarat yang diperlukan, pem -

bangunan ekonomi saja tidak memadai untuk menjamin keamananmanusia. Di banyak negara berkembang, kantong-kantong ke-miskinan yang akut sering kali tetap ada di sektor-sektor yang palingkurang sejahtera. Di Meksiko, Kolumbia, atau Brazil, misalnya,kemiskinan akut terdapat di kalangan penduduk di wilayah kumuhperkotaan, pinggiran kota, dan desa-desa pedalaman yang terisolasi,berdampingan dengan kalangan borjuis yang semakin berkembang.Kondisi-kondisi ketidaksetaraan sosio-ekonomi amat sangat pentingbagi kondisi-kondisi keamanan manusia yang tersebar luas; jikatidak, maka pertumbuhan hanya memperkaya elite yang telahmakmur dan kelas yang berkuasa, suatu pola yang umum ditemukandi banyak negara yang kaya mineral dan minyak seperti Nigeria,Venezuela, dan Saudi Arabia.

Selain itu, ada satu perbedaan penting yang harus ditarik antarapenjelasan kami dan penjelasan beberapa versi teori modernisasiyang lebih sederhana dan mekanis. Meskipun kami percaya bahwapembangunan manusia dan kondisi-kondisi kesetaraan ekonomibiasanya menghasilkan tingkat-tingkat keamanan yang semakinbaik, generalisasi ini harus dipahami sebagai sesuatu yang bersifatprobabilistik (kemungkinan), bukan deterministik (pasti); faktor-faktor yang terkait dengan situasi tertentu memustahilkan kamiuntuk meramalkan secara tepat apa yang akan terjadi dalam suatumasyarakat tertentu. Sementara kami memang yakin bahwa publiksecara umum memperoleh kondisi-kondisi keamanan yang lebihbaik selama berlangsungnya proses pembangunan modern tersebut,namun proses ini sendiri selalu dapat terhenti untuk sementara ataudibalikkan secara tiba-tiba, bahkan di negara-negara kaya, olehperistiwa-peristiwa dramatik tertentu seperti bencana-bencana alambesar, perang, atau resesi-resesi besar. Bahkan negara-negara pasca-industri yang paling makmur pun bisa tiba-tiba mengalami muncul -nya kembali ketidakamanan yang tersebar luas. Sebagai contoh,kecemasan akan terorisme muncul secara kuat di Amerika Serikat,khususnya bagi para penduduk di Pantai Timur, segera setelahperistiwa 11 September 2001.36 Contoh lainnya adalah pengalamanyang terjadi belakangan ini di Argentina, sebuah negeri yang kayasumberdaya alam dan agrikultural, dengan kekuatan kerja yangterdidik dengan baik, sebuah sistem politik yang demokratis, dansalah satu perekonomian terbesar dan terkuat di Amerika Selatan.Namun pertumbuhan ekonomi di negara itu mengalami suatu krisis

20 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 47: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

mendadak; sebuah resesi besar merupakan awal dari kehancuranekonomi pada 2001, yang menjadikan lebih dari setengahpenduduk negeri itu hidup dalam kemiskinan. Negeri itu berusahamengatasi catatan kegagalan hutang, sistem perbankan yang hancur,sinisme yang begitu kuat terhadap politik, dan devaluasi mata uang.Orang-orang yang sebelumnya merupakan kalangan profesionalkelas menengah yang kehilangan tabungan dan pekerjaan mereka—para guru, karyawan kantor, dan pegawai negeri—tiba-tiba menjaditergantung pada dapur sop, barter, pengumpulan sampah untukmemberi makan anak-anak mereka. Melalui modernisasi, kamiyakin bahwa tingkat keamanan yang mulai naik menjadi makinmungkin terjadi. Namun perubahan-perubahan ini sifatnya tidakmekanis atau deterministik; peristiwa-peristiwa dan pemimpin-pemimpin tertentu dapat merintangi atau mendorong jalannyapembangunan manusia dalam sebuah masyarakat.

Aksioma Tradisi-tradisi Budaya

Blok bangunan kedua bagi teori kami mengandaikan bahwapandangan-pandangan dunia yang khas yang awalnya terkaitdengan tradisi keagamaan telah membentuk budaya masing-masingnegara dalam suatu cara yang terus berkelanjutan; sekarang ini,nilai-nilai khas ini diteruskan ke warganegara, sekalipun merekatidak pernah menjejakkan kaki mereka di gereja, kuil, atau masjid.Dengan demikian, meskipun hanya sekitar 5% dari publik Swediamengunjungi gereja setiap minggu, publik Swedia secara ke seluruh -an mengejawantahkan suatu sistem nilai Protestan yang khas yangmereka pegang bersama dengan warganegara-warganegara darimasyarakat-masyarakat lain yang secara historis Protestan sepertiNorwegia, Denmark, Islandia, Findlandia, Jerman, dan Belanda.Sekarang ini, nilai-nilai ini tidak disebarluaskan terutama olehgereja, namun oleh sistem pendidikan dan media massa. Akibatnya,meskipun sistem-sistem nilai negara-negara yang secara historisProtestan itu terus berbeda secara menyolok dari sistem-sistem nilainegara-negara yang secara historis Katolik, sistem-sistem nilai darikalangan Katolik Belanda jauh lebih mirip dengan sistem nilaikalangan Protestan Belanda dibanding dengan sistem-sistem nilaikalangan Katolik Prancis, Italia, atau Spanyol. Bahkan dalammasyarakat-masyarakat yang sangat sekular, warisan historis dariagama-agama tertentu terus mempengaruhi pandangan dunia danmendefinisikan wilayah-wilayah budaya. Ini seperti yang dikemuka -

PERDEBATAN SEKULARISASI 21

Democracy Project

Page 48: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

kan oleh seorang kolega dari Estonia, saat menjelaskan perbedaanantara pandangan dunia orang Estonia dan Rusia, “Kami memangsemua atheis; namun saya adalah atheis Lutheran, dan merekaadalah atheis Ortodoks.” Dengan demikian, kami menganggapbahwa nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat Katolik danProtestan, misalnya orientasi mereka terhadap etika kerja,liberalisasi seks, dan demokrasi, akan secara sistematis berbeda-bedaberdasarkan tradisi historis masa lalu, dan juga berbeda-beda dalammasyarakat Hindu, Budha, Konfusian, Ortodoks, dan Muslim. Halini juga dapat dilihat bahkan di antara orang-orang yang hidupdalam masyarakat-masyarakat itu namun tidak memeluk keyakinan-keyakinan di atas, atau tidak merasa bahwa mereka adalah bagiandari suatu gereja, kuil, atau masjid.

Beberapa Hipotesis

Jika kita bisa menerima dua aksioma dasar di atas sebagai hal yangmasuk akal dan relatif tidak kontroversial, maka keduanyamengandaikan serangkaian proposisi atau hipotesis yang diuji dalamkeseluruhan buku ini untuk melihat apakah keduanya itu tahan ujijika dihadapkan kepada bukti-bukti empiris.

1. Hipotesis Nilai-nilai Keagamaan

Para teoretisi pasar keagamaan mengasumsikan bahwa permintaanitu konstan, sehingga berbagai variasi dalam religiusitas pastidisebabkan oleh penawaran. Kami bertolak dari premis-premis yangsangat berbeda karena kami percaya bahwa pengalaman hidupdalam kondisi-kondisi keamanan manusia selama tahun-tahunpertumbuhan seorang manusia akan membentuk permintaan akanagama, dan dengan demikian juga prioritas yang diberikan orang-orang pada nilai-nilai keagamaan. Secara khusus, kami meng hipo -tesiskan bahwa, jika segala sesuatu dianggap setara, pengalamantumbuh dalam masyarakat-masyarakat yang kurang aman akanmemperkuat pentingnya nilai-nilai keagamaan, dan sebaliknya,pengalaman akan kondisi-kondisi yang lebih aman akan mem per -lemah pentingnya nilai-nilai tersebut.

Teori-teori modernisasi mengandaikan bahwa perubahan-perubahan ekonomi dan politik berjalan bersama denganperkembangan-perkembangan budaya dalam suatu cara yangkoheren dan konsisten. Kami akan memperlihatkan nanti bahwa

22 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 49: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

proses perkembangan manusia tersebut mempunyai berbagaikonsekuensi yang signifikan bagi religiusitas; ketika masyarakatmengalami transisi dari ekonomi agraris ke industri, dan kemudianberkembang menjadi masyarakat pasca-industri, kondisi-kondisikeamanan yang semakin kuat yang biasanya menyertai proses inicenderung mengurangi pentingnya nilai-nilai keagamaan. Kamiyakin, alasan utamanya adalah bahwa kebutuhan akan ke tenteram -an religius menjadi kurang kuat dalam kondisi-kondisi keamananyang lebih besar. Efek-efek ini beroperasi baik pada tingkatmasyarakat (sosio-tropik) maupun tingkat personal (ego-tropik),meskipun kami menganggap bahwa yang pertama tersebut lebihpenting. Perlindungan, kontrol, harapan hidup, dan kesehatan yanglebih besar yang ditemukan di negara-negara pasca-industri berartibahwa lebih sedikit orang dalam masyarakat ini yang menganggapnilai-nilai spiritual, keyakinan-keyakinan dan praktik-praktiktradisional sebagai sesuatu yang penting bagi kehidupan mereka,atau bagi kehidupan komunitas mereka. Hal ini tidak mengandai -kan bahwa semua bentuk agama niscaya akan menghilang saatmasyarakat berkembang; elemen-elemen sisa dan simbolik dariagama sering kali tetap bertahan—seperti kesetiaan formal terhadapidentitas-identitias religius—bahkan ketika makna substantifmereka telah luntur. Namun kami menganggap bahwa orang-orangyang hidup dalam masyarakat-masyarakat industri maju sering kaliakan semakin tidak acuh terhadap para pemimpin dan institusikeagamaan tradisional, dan menjadi kurang berminat untuk terlibatdalam aktivitas-aktivitas spiritual. Bertentangan dengan aliran pasarkeagamaan, kami mengasumsikan bahwa “permintaan” akanspiritualitas sama sekali tidak konstan; sebaliknya, berbagai variasiyang mencolok jelas terlihat, yang disebabkan oleh pengalamankondisi-kondisi kehidupan dasar yang ditemukan dalam masya -rakat-masyarakat yang kaya dan miskin.

Hampir semua budaya keagamaan besar di dunia memberikanpenegasan bahwa, sekalipun seorang individu tidak dapat me -mahami atau meramalkan apa yang terjadi di masa depan, sebuahkekuatan yang lebih tinggi akan menjamin bahwa segala sesuatuakan berjalan baik. Baik agama maupun ideologi-ideologi sekularmeyakinkan orang-orang bahwa alam semesta mengikuti suaturencana, yang menjamin bahwa jika anda berlaku dengan benar dansesuai aturan, maka segala sesuatu akan baik adanya, di dunia iniatau dunia berikutnya. Keyakinan ini mengurangi ketegangan,memungkinkan orang-orang untuk membuang kecemasan dan

PERDEBATAN SEKULARISASI 23

Democracy Project

Page 50: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

memfokuskan diri pada pemecahan persoalan-persoalan merekasekarang ini. Tanpa sistem keyakinan tersebut, ketegangan yangekstrem cenderung menimbulkan reaksi penarikan-diri. Dalamkondisi ketidakamanan, orang-orang mempunyai kebutuhan yangsangat kuat untuk melihat otoritas sebagai sesuatu yang kuat danpenuh kebajikan—bahkan di hadapan bukti-bukti yang menunjuk -kan sebaliknya.

Individu-individu yang mengalami ketegangan mempunyaikebutuhan akan aturan-aturan yang ketat dan dapat diprediksikan.Mereka perlu merasa yakin atas apa yang akan terjadi karenamereka berada dalam bahaya—batas kesalahan (margin for error)mereka sangat kecil dan mereka menginginkan prediktabilitas yangmaksimum. Sebaliknya, orang-orang yang dibesarkan dalam kondisikeamanan relatif dapat menoleransi lebih banyak ambiguitas dankurang mempunyai kebutuhan akan aturan-aturan yang mutlak danpasti yang disediakan oleh hukum-hukum keagamaan. Orang-orangdengan tingkat keamanan eksistensial yang relatif tinggi lebih bisamenerima penyimpangan-penyimpangan dari pola-pola umumdibanding orang-orang yang merasa cemas akan kebutuhan-kebutuhan eksistensial dasar mereka. Dalam masyarakat-masyarakatindustri yang secara ekonomi aman, dengan suatu jaringankeamanan dasar yang mapan yang memberi perlindungan terhadaprisiko-risiko kemiskinan absolut dan suatu distribusi yang relatifegalitarian dari pendapatan-pendapatan rumah tangga, suatuperasaan aman yang semakin kuat mengikis kebutuhan akan aturan-aturan absolut, yang mempunyai andil bagi merosotnya norma-norma keagamaan tradisional.

Dalam masyarakat-masyarakat agraris, manusia tetap beradadalam kekuasaan kekuatan-kekuatan alam yang tak bisa di kendali -kan dan tak terpahami. Karena sebab-sebab mereka kurang di -pahami, orang-orang cenderung melekatkan apa pun yang terjadipada roh-roh atau dewa-dewa antropomorfik. Mayoritas pendudukmendapatkan nafkah hidup mereka dari pertanian, dan umumnyabergantung pada hal-hal yang berasal dari langit, seperti mataharidan hujan. Para petani berdoa memohon cuaca yang baik, per -lindungan dari penyakit atau dari wabah hama serangga.

Industrialisasi memunculkan ketidaksesuaian kognitif antarasistem-sistem norma tradisional dan dunia yang diketahui sebagianbesar orang dari pengalaman langsung. Simbol-simbol dan pandang -an dunia dari agama-agama mapan tidak lagi begitu meyakinkanatau menarik sebagaimana mereka dalam latar sebelumnya. Dalam

24 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 51: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

masyarakat industri, produksi berlangsung dalam ruang-ruangindoor tersendiri, dalam suatu lingkungan buatan manusia. Parapekerja tidak secara pasif menunggu matahari terbit dan musimberubah. Ketika gelap, orang-orang menyalakan lampu; ketikadingin, orang-orang menyalakan pemanas. Para pekerja pabrik tidakberdoa memohon hasil yang baik—produksi manufaktur ber -gantung pada mesin-mesin yang diciptakan oleh kecerdasanmanusia. Dengan penemuan kuman dan antibiotik, penyakit puntidak lagi dilihat sebagai suatu wabah ilahiah; ia menjadi suatupersoalan yang bisa dikendalikan oleh manusia.

Berbagai perubahan besar dalam pengalaman sehari-harimanusia tersebut menyebabkan berbagai perubahan dalam kosmo -logi yang umum berlaku. Dalam masyarakat industri, di manapabrik adalah pusat produksi, suatu pandangan mekanistik akandunia tampak sebagai sesuatu yang alamiah. Pada awalnya, hal inimemunculkan konsep tentang Tuhan sebagai seorang pembuat jambesar yang telah membangun dunia dan kemudian membiarkannyaberjalan sendiri. Namun ketika kontrol manusia akan lingkungansemakin besar, peran yang diberikan kepada Tuhan menjadi kecil.Ideologi-ideologi materialistik muncul menawarkan interpretasisekular atas sejarah dan utopia-utopia sekular yang dicapai melaluikeahlian teknik manusia. Ketika orang-orang masuk ke dalammasyarakat pengetahuan, dunia mekanis dari pabrik menjadi kurangtersebar luas. Pengalaman hidup orang lebih berkaitan dengan idedan gagasan ketimbang dengan hal-hal yang bersifat materi. Dalammasyarakat pengetahuan tersebut, produktivitas lebih bergantungpada informasi, inovasi, dan imajinasi, dan kurang bergantung padahal-hal yang bersifat material. Namun dalam kondisi-kondisiketidakamanan eksistensial yang telah mendominasi kehidupankebanyakan manusia dalam sebagian besar sejarah, persoalan-persoalan teologis besar tersebut terkait dengan jumlah orang yangrelatif terbatas; mayoritas populasi lebih memikirkan kebutuhanakan jaminan di hadapan suatu dunia di mana kemungkinan untukbertahan hidup tidak pasti, dan ini merupakan faktor dominan yangmenjelaskan cengkeraman agama tradisional pada publik luas.

2. Hipotesis Budaya Keagamaan

Tradisi budaya keagamaan yang dominan dalam suatu masyarakat,seperti warisan Protestantisme dan Katolisisme di Eropa Barat,dianggap meninggalkan suatu jejak yang khas pada keyakinan-

PERDEBATAN SEKULARISASI 25

Democracy Project

Page 52: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

keyakinan moral dan sikap-sikap sosial sekarang ini yang tersebarluas di kalangan publik negara-negara ini. Meskipun demikian, jikasekularisasi terjadi di negeri-negeri pasca-industri, seperti yang kamiperkirakan, maka pengaruh tradisi-tradisi keagamaan tersebut dapatdianggap paling terkikis di masyarakat-masyarakat ini.

Budaya keagamaan yang dominan di sini dipahami sebagaisesuatu yang bergantung, yang beradaptasi dan berkembang sebagaitanggapan terhadap berbagai perkembangan di dunia kontemporer,dan meskipun demikian secara kuat mencerminkan warisan dariabad-abad lampau.37 Keyakinan-keyakinan utama dunia meng -ungkapkan ajaran-ajaran dan doktrin-doktrin yang berbedamenyangkut berbagai nilai moral dan keyakinan normatif, sepertiyang berkenaan dengan peran perempuan dan laki-laki, kesucianhidup, dan pentingnya pernikahan dan keluarga. Untuk memfokus -kan analisis, kami mengkaji dampak budaya keagamaan yangdominan tersebut pada masyarakat-masyarakat sekarang ini dalamkonteks teori Max Weber tentang etika Protestan dan munculnyakapitalisme,38 dan juga klaim-klaim yang lebih baru tentangpentingnya budaya keagamaan Barat dan Muslim yang dikemuka -kan oleh teori Samuel Huntington tentang suatu “benturanperadaban”.39

3. Hipotesis Partisipasi Keagamaan

Kami menganggap bahwa merosotnya arti penting nilai-nilaikeagamaan di negara-negara pasca-industri nantinya mengikispartisipasi reguler dalam praktik-praktik keagamaan, yang diper -lihatkan oleh kehadiran di layanan-layanan ibadah dan keterlibatandalam ibadah atau meditasi reguler.

Tiap-tiap agama besar mendefinisikan praktik-praktiknya yangpenting dan khas dalam ritual, upacara dan ibadah spiritual, yangsering kali dikaitkan dengan perubahan-perubahan kehidupanseperti kelahiran, pernikahan, dan kematian, serta perayaan hari-hari raya tertentu, dan terdapat berbagai macam variasi dalammasing-masing sekte, kelompok keagamaan, dan komunitaskeagamaan. Praktik keagamaan Kristen dicontohkan oleh kehadiranrutin di gereja pada hari Minggu dan hari-hari raya tertentu, sertaoleh peran ibadah, derma, pentingnya komuni, dan ritual-ritualpembaptisan, pengesahan, dan pernikahan. Namun dalam daftaryang umum ini, kalangan Anglikan, Metodis, dan Baptis masing-masing menegaskan ritual-ritual khusus mereka sendiri. Di lain

26 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 53: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

pihak, ritual dan upacara meditasi sangat penting bagi Budhisme,serta menjalankan perayaan, pemberkatan dan inisiasi, dan perankomunitas monastik. Bagi kaum Muslim, Al-Quran merinci limaRukun Islam, yakni mengucapkan syahadat di depan umum, men -dirikan salat setiap hari, zakat, puasa ramadhan, dan menunaikanibadah Haji. Bentuk-bentuk spiritualitas alternatif dari New Agemencakup aktivitas-aktivitas yang bahkan lebih luas lagi, antara laincenayang, pagan, metafisik, pertumbuhan personal, dan pemeli -haraan kesehatan holistik, dengan praktik-praktik yang dicontoh -kan oleh yoga, meditasi, terapi aroma, penyaluran, divinasi, danastrologi.

Dalam studi yang terbatas ini, kami tidak mungkin mem -bandingkan semua bentuk perilaku keagamaan yang beragam yangditemukan dalam masing-masing agama besar dunia tersebut,namun, seperti yang dibahas dalam bab berikut, kami bisa meng -analisis aspek-aspek yang paling umum dari praktik-praktik ke -agamaan tersebut, yang disimbolkan oleh kehadiran pada layanan-layanan ibadah dan keterlibatan reguler dalam ibadah atau meditasi.Kami memprediksikan bahwa kemerosotan terbesar dalampartisipasi keagamaan akan terjadi dalam masyarakat-masyarakatyang makmur dan aman, di mana arti penting agama paling terkikis.Sebaliknya, dalam masyarakat-masyarakat agraris miskin, di mananilai-nilai keagamaan tetap merupakan bagian penting darikehidupan sehari-hari orang-orang, kami juga menganggap bahwaorang-orang tersebut akan sangat aktif dalam pemujaan dan ibadah.

4. Hipotesis Keterlibatan Kewargaan (Civic Engagement)

Kemudian, terdapat alasan-alasan yang baik untuk percaya bahwapartisipasi keagamaan reguler, khususnya tindakan-tindakankolektif pada layanan-layanan ibadah, mungkin akan mendorongketerlibatan politik dan sosial dan juga dukungan pemilih bagipartai-partai keagamaan.

Teori-teori modal sosial mengklaim bahwa, di Amerika Serikat,kehadiran di gereja secara reguler mendorong keanggotaan dalamorganisasi-organisasi yang berbasis keyakinan dan keikutsertaandalam kelompok-kelompok komunitas yang lebih luas dalammasyarakat kewargaan. Gereja-gereja Protestan utama di AmerikaSerikat telah lama dianggap memainkan peran penting dalam ke -hidupan komunitas-komunitas lokal mereka dengan menyediakantempat bagi orang-orang untuk berkumpul, mendorong jaringan

PERDEBATAN SEKULARISASI 27

Democracy Project

Page 54: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

sosial pertemanan dan rukun tetangga yang bersifat informal,membentuk ketrampilan kepemimpinan, memberi informasitentang masalah-masalah publik, mengumpulkan orang-orangdengan latar belakang sosial dan etnik yang beragam, danmendorong keterlibatan aktif dalam kelompok-kelompok asosiasiyang berhubungan dengan pendidikan, pengembangan pemuda, danlayanan-layanan kewargaan Peran gereja-gereja di Amerika Serikattersebut memunculkan beberapa pertanyaan penting: secara khusus,apakah institusi-institusi keagamaan di negara-negara lain mem -punyai fungsi yang mirip, yakni mendorong jaringan sosial,aktivisme kelompok, dan keterlibatan warga? Dan jika demikian,apakah sekularisasi menyebabkan pengikisan modal sosial? Teori-teori klasik tentang perilaku pemilih juga telah lama mengklaimbahwa di Eropa Barat perpecahan elektoral antara kalanganProtestan dan Katolik, yang diperkuat oleh hubungan-hubunganorganisasi antara Gereja Katolik dan partai Demokrat Kristen,mendorong orang-orang religius untuk memberikan suara kepadapartai-partai kanan. Sekali lagi, jika partisipasi dan nilai-nilaikeagamaan telah terkikis dalam masyarakat-masyarakat pasca-industri, seperti yang kami kemukakan, maka kami juga berharapuntuk melihat suatu proses perpecahan keagamaan, di manaidentitas-identitas kelompok keagamaan memainkan peran yangkurang penting dalam perilaku pemilih. Sebaliknya, dalammasyarakat-masyarakat berkembang, kami memprediksikan bahwaagama akan terus memainkan peran penting dalam politik.

5. Hipotesis Demografis

Namun, sekalipun rangkaian hipotesis di atas mungkin membawapada asumsi bahwa sekularisasi tersebar luas di seluruh dunia,dalam kenyataannya keadaannya jauh lebih kompleks. Kamimenemukan bahwa kemajuan manusia dan kondisi-kondisikeamanan eksistensial yang semakin baik mengikis pentingnya nilai-nilai keagamaan, dan dengan demikian juga mengurangi angka-angka pertumbuhan penduduk dalam masyarakat-masyarakatpasca-industri. Oleh karena itu, kami berharap menemukan bahwamasyarakat-masyarakat kaya menjadi lebih sekular dalam nilai-nilaimereka, namun pada saat bersamaan mereka juga me nurun dari segijumlah populasi. Sebaliknya, kami berharap bahwa negara-negaramiskin akan tetap sangat religius dalam nilai-nilai mereka, dan jugaakan menunjukkan angka kesuburan yang jauh lebih tinggi dan

28 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 55: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

penduduk yang semakin bertambah. Salah satu perintah palingpenting dari hampir semua agama tradisional adalah memperkuatkeluarga, mendorong orang untuk mempunyai anak, mendorongperempuan untuk tinggal di rumah dan membesarkan anak, danmelarang aborsi, perceraian, atau segala sesuatu yang menghalangiangka reproduksi yang tinggi. Sebagai hasil dari dua kecenderunganyang saling terkait ini, negara-negara kaya menjadi lebih sekular,namun dunia secara keseluruhan menjadi lebih religius.

Kebudayaan telah lama didefinisikan sebagai strategi-strategiuntuk bertahan hidup bagi sebuah masyarakat, dan seseorang dapatmelihat hal ini sebagai suatu persaingan antara dua strategi bertahanhidup yang pada dasarnya berbeda. (1) Masyarakat-masyarakatyang kaya dan sekular menghasilkan lebih sedikit orang, namundengan investasi yang relatif tinggi pada tiap-tiap individu, yangmenghasilkan masyarakat pengetahuan dengan tingkat pendidikanyang tinggi, harapan hidup yang panjang, dan tingkat per ekonomi -an dan teknologi yang maju. Hal ini juga menghasilkan potensimiliter dan keamanan nasional yang sangat maju. Namun karenakeluarga-keluarga menempatkan investasi yang penting pada sedikitketurunan, masyarakat-masyarakat ini memberi penilaian yangrelatif tinggi bagi tiap-tiap individu dan memperlihatkan kemauanyang relatif rendah untuk membahayakan hidup dalam perang. Disisi lain, (2) masyarakat-masyarakat tradisional yang lebih miskinmenghasilkan jumlah anak yang besar, dan berinvestasi jauh lebihsedikit pada tiap-tiap individu. Anak laki-laki dinilai lebih tinggidibanding anak-anak perempuan, namun jika seseorang mempunyaibeberapa anak laki-laki, kehilangan satu atau dua anak adalah tragisnamun bukan malapetaka besar. Angka kematian bayi dan angkakematian pada umumnya cukup tinggi, sehingga orang-orang secaraimplisit tidak berharap bahwa semua anak mereka bertahan hidup.

Strategi modern menekankan investasi yang tinggi pada relatifsedikit individu, dengan investasi yang sama diberikan kepada baikanak laki-laki maupun anak perempuan, dan suatu investasi besarmodal manusia dalam suatu kekuatan kerja yang lebih sedikitnamun sangat terlatih di mana perempuan diperlakukan sepenuh -nya sebagaimana laki-laki. Sebaliknya, strategi tradisional secarasempit membatasi kesempatan perempuan untuk mendapatkanpendidikan, dan hanya menyisakan sedikit pilihan bagi merekakecuali untuk menjadi ibu rumah tangga dan keluarga, dengan lebihsedikit investasi dalam tiap-tiap individu.40 Dalam strategi ini,perempuan yang berbakat tidak mendapatkan pendidikan dan tidak

PERDEBATAN SEKULARISASI 29

Democracy Project

Page 56: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

diperbolehkan mempunyai karir di luar rumah, yang berarti bahwapotensi kontribusi mereka pada masyarakat di luar rumah menjadisia-sia. Strategi ini juga mempunyai biaya tak langsung: hal iniberarti bahwa para ibu yang tak terdidik membesarkan anak-anak,sehingga remaja laki-laki dan perempuan kurang menerimarangsangan intelektual dalam tahun-tahun awal mereka yang sangatkrusial. Di sisi lain, strategi ini menghasilkan jumlah anak-anak yangjauh lebih besar.

Tidak jelas strategi mana yang lebih efektif. Strategi modernmenghasilkan standar hidup yang jauh lebih tinggi, harapan hidupyang lebih tinggi, dan kemakmuran subyektif yang lebih tinggi, dannegara-negara modern mempunyai kekuatan teknologi dan militeryang lebih besar. Namun sejauh hanya jumlah yang dilihat,masyarakat-masyarakat tradisional jelas lebih unggul: merekamenjadi bagian yang semakin besar dari penduduk dunia. Sebagaiakibatnya, kami ingin menemukan—dan tentu saja memperlihat -kan—berbagai kontras besar antara angka kesuburan masyarakattradisional dan modern. Sekarang ini, hampir semua masyarakatindustri maju mempunyai angka kesuburan jauh di bawah tingkatpenggantian penduduk—dan sebagian dari masyarakat-masyarakattersebut menghasilkan hanya sekitar setengah dari jumlah anak yangdiperlukan untuk menggantikan orang dewasa. Sebaliknya, masya -rakat-masyarakat yang lebih miskin mempunyai angka kelahiran jauhdi atas tingkat penggantian penduduk, dan banyak masyarakat yangmenghasilkan jumlah anak dua atau tiga kali lebih banyak dari yangdiperlukan untuk menggantikan orang dewasa. Efek nyatanya adalahbahwa penduduk yang religius berkembang cepat, sementara jumlahpenduduk yang sekular merosot, terlepas dari kenyataan bahwaproses sekularisasi terus-menerus maju di negara-negara kaya.

6. Hipotesis Pasar Keagamaan

Namun kami tidak menyandarkan argumen kami hanya pada mem -buktikan rangkaian proposisi tersebut. Untuk mempertimbangkanproposisi inti dari perspektif pasar keagamaan alternatif di atas,kami juga menguji bukti-bukti empiris bagi asumsi-asumsi yangmenjadi inti dari teori tandingan ini. Teori pasar keagamaan meng -anggap bahwa partisipasi keagamaan akan dipengaruhi terutamaoleh penawaran agama: pluralisme keagamaan yang lebih besar danjuga kebebasan keagamaan yang lebih besar akan meningkatkanpartisipasi keagamaan.

30 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 57: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Untuk mengkaji bukti-bukti bagi proposisi-proposisi ini, dalambab-bab berikut kami membandingkan dampak pada partisipasikeagamaan (frekuensi menghadiri layanan ibadah) dari baikpluralisme keagamaan (dengan menghitung Indeks Herfindahl yangstandar) maupun Indeks Kebebasan Keagamaan 20-poin yang baru.Kami memperlihatkan bahwa pluralisme tidak mempunyai hubung -an positif dengan partisipasi, dalam masyarakat-masyarakat pasca-industri atau dalam perspektif seluruh dunia. Teori tersebut sesuaidengan kasus Amerika, namun persoalannya adalah bahwa teori itugagal bekerja di tempat lain. Regulasi negara memberikan suatupenjelasan yang lebih masuk akal dari pola-pola kehadiran di gerejadalam masyarakat-masyarakat yang makmur, namun bahkan di sinihubungan tersebut sifatnya lemah dan korelasi tersebut mungkintidak sahih. Di Eropa pasca-Komunis, pluralisme keagamaan dankebebasan keagamaan berhubungan negatif dengan partisipasi.Secara keseluruhan kami menyimpulkan bahwa tingkat pluralismekeagamaan dalam sebuah masyarakat jauh kurang penting di -banding pengalaman orang-orang dalam kaitannya dengan apakaheksistensi hidup dilihat sebagai aman atau tidak aman.

Kesimpulan

Tiga kesimpulan penting muncul dari studi ini. Pertama, kami me -nyimpulkan bahwa karena tingkat keamanan manusia yang semakintinggi, publik dari hampir semua masyarakat industri maju bergerakke arah orientasi yang lebih sekular. Kami memperlihatkan bahwa“modernisasi” (proses industrialisasi, urbanisasi, dan tingkat pen -didik an dan kekayaan yang meningkat) sangat memperlemahpengaruh institusi keagamaan dalam masyarakat-masyarakat mak -mur, mengakibatkan angka kehadiran dalam ibadah keagamaan lebihrendah, dan membuat agama secara subyektif kurang penting dalamkehidupan orang-orang.

Kecenderungan umum tersebut jelas: dalam masyarakat-masyarakat industri yang paling maju, tingkat kehadiran di gerejamenurun, tidak naik, selama beberapa dekade terakhir; selain itu,kependetaan umumnya kehilangan otoritas mereka atas publik dantidak lagi mampu mendikte publik menyangkut persoalan-persoalanseperti kontrol kelahiran, perceraian, aborsi, orientasi seks, danperlunya pernikahan sebelum kelahiran anak. Sekularisasi tidakhanya terjadi di Eropa Barat, seperti yang dikemukakan oleh

PERDEBATAN SEKULARISASI 31

Democracy Project

Page 58: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

beberapa kritikus (meskipun hal itu pertama kali ditemukan disana). Sekularisasi terjadi di sebagian besar masyarakat industrimaju, termasuk Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Kanada.Amerika Serikat tetap merupakan kasus khusus di kalanganmasyarakat-masyarakat pasca-industri, yang mempunyai publikyang meyakini padangan dunia yang jauh lebih tradisionaldibanding pandangan dunia dari negara-negara kaya lain kecualiIrlandia. Namun, bahkan di Amerika, terdapat suatu kecenderunganyang lebih kecil namun jelas terlihat ke arah sekularisasi;kecenderungan tersebut sebagian tertutupi oleh imigrasi besar-besaran orang-orang dengan pandangan dunia yang relatiftradisional (dan angka kesuburan yang tinggi) dari negara-negaraHispanik dan oleh tingkat ketidaksetaraan ekonomi yang relatiftinggi; namun ketika seseorang mengontrol faktor-faktor ini,bahkan di Amerika Serikat terdapat suatu gerakan yang signifikanke arah sekularisasi.

Meskipun demikian, menganggap bahwa sekularisasi majudengan pesat dan bahwa agama pada akhirnya akan menghilang diseluruh dunia adalah sebuah kesalahan besar. Kesimpulan kami yangkedua adalah bahwa karena kecenderungan-kecenderungandemografis dalam masyarakat-masyarakat yang lebih miskin, didunia secara keseluruhan sekarang ini terdapat lebih banyak orangdengan pandangan keagamaan tradisional dibanding sebelumnya—dan mereka merupakan bagian yang semakin bertambah daripenduduk dunia. Masyarakat-masyarakat kaya menjadi sekular,namun mereka hanyalah bagian kecil dari penduduk dunia;sementara masyarakat-masyarakat miskin tidak tersekularkan danmereka adalah bagian yang semakin besar dari penduduk dunia.Dengan demikian, modernisasi memang mengakibatkan pelemahanagama dalam hampir semua negeri yang mengalaminya, namunpersentase penduduk dunia yang menganggap agama penting makinmeningkat.

Angka-angka kesuburan yang berbeda dari masyarakat religiusdan sekular sama sekali bukan kebetulan belaka; sebaliknya, hal itusecara langsung terkait dengan sekularisasi. Pergeseran dari nilai-nilai keagamaan tradisional ke nilai-nilai sekular-rasional meng -akibatkan pergeseran budaya dari penekanan pada peran tradisionalperempuan—yang hidupnya sebagian besar terbatas pada meng -hasilkan dan memelihara banyak anak, pertama di bawah otoritasayah mereka dan kemudian suami mereka, dengan sedikit otonomidan sedikit pilihan di luar rumah—ke suatu dunia di mana

32 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 59: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

perempuan mempunyai lingkup pilihan hidup yang semakin luas,dan sebagian besar perempuan mempunyai karir dan kepentingan diluar rumah. Pergeseran budaya ini terkait dengan kemerosotandramatis dalam angka kesuburan. Baik religiusitas maupunkemajuan manusia mempunyai pengaruh yang kuat pada angkakesuburan, seperti yang akan kami perlihatkan. Bukti-buktimemperlihatkan bahwa kemajuan manusia menyebabkan berbagaiperubahan budaya yang secara drastis mengurangi (1) religiusitasdan (2) angka kesuburan. Kemakmuran yang semakin meningkattidak secara otomatis menghasilkan perubahan-perubahan ini,namun sangat besar kemungkinannya bahwa hal itu demikian,karena ia cenderung menghasilkan berbagai perubahan pentingdalam sistem keyakinan dan struktur sosial massa.

Yang terakhir, kami memprediksikan, meskipun kami belum bisamemperlihatkan, bahwa kesenjangan yang makin lebar antaramasyarakat yang sakral dan yang sekular di seluruh dunia akanmempunyai konsekuensi-konsekuensi penting bagi politik dunia,yang meningkatkan peran agama pada agenda internasional.Terlepas dari komentar populer, hal ini tidak berarti bahwa situasiini niscaya akan menghasilkan konflik etno-religius yang lebihintens, di dalam suatu negara atau antar-negara. Setelah peristiwa9/11, dan intervensi militer Amerika di Afganistan dan Irak, banyakkomentator percaya bahwa peristiwa-peristiwa ini mencerminkansuatu benturan peradaban yang sangat kuat. Tetapi kita tidak bolehmengasumsikan sebuah penjelasan monokausal yang sederhana.Pada tahun-tahun terakhir ini, banyak perang saudara yang berlarut-larut telah berhasil dihentikan melalui penyelesaian-penyelesaiannegosiasi, termasuk di Angola, Somalia, dan Sudan. Perkiraanindependen yang paling terpercaya dari jumlah dan kerasnyainsiden konflik etnik dan perang-perang besar di seluruh duniamemperlihatkan bahwa suatu “dividen perdamaian” yang cukupbesar telah terjadi selama era pasca-Perang Dingin. LaporanMinorities at Risk memperkirakan bahwa jumlah insiden tersebutmemuncak pada pertengahan 1980-an, dan kemudian menurun,sehingga pada akhir 2002 konflik etnik mencapai tingkat terendah -nya sejak awal 1960-an.41 Bagaimanapun, kami percaya bahwaperubahan berbagai sikap yang berbeda terhadap isu-isu moral yangditemukan dalam masyarakat tradisional dan modern tersebut, yangdicontohkan oleh persetujuan atau penolakan terhadap liberalisasiseksual, kesetaraan perempuan, perceraian, aborsi, dan hak-hakkaum gay, menghamparkan suatu tantangan penting bagi toleransi

PERDEBATAN SEKULARISASI 33

Democracy Project

Page 60: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

sosial. Perdebatan kontemporer tentang isu-isu ini disimbolkan olehkemungkinan perpecahan di dalam Gereja Anglikan sehubungandengan pentahbisan di Amerika atas Pendeta Gene Robinson,seorang uskup yang jelas-jelas gay. Perbedaan-perbedaan budayaantara nilai-nilai yang lebih religius dan lebih sekular mungkin akanmemicu perdebatan hangat tentang banyak persoalan etis kompleksyang lain, seperti legalisasi eutanasia di Belanda, pemberlakuanhukum Syariah yang kaku bagi pelaku zina di Nigeria, atau adanyahak-hak reproduktif di Amerika Serikat. Meskipun demikian, kamitetap bersikap sangat agnostik menyangkut apakah perbedaan-perbedaan budaya dalam hal nilai-nilai keagamaan niscaya akanmengakibatkan pecahnya kekerasan yang berlarut-larut, per musuh -an bersenjata, atau konflik internasional, suatu isu penting yangberada jauh di luar lingkup studi ini.

Mendemonstrasikan Teori itu

Buku ini akan mengkaji bukti-bukti sistematis yang terkait denganrangkaian proposisi tersebut di atas, dan menyelidiki apakah tingkatkemajuan masyarakat secara konsisten berkaitan dengan pola-polanilai, keyakinan dan perilaku religius. Jika kami benar, kami akanmenemukan berbagai perbedaan yang jelas antara masyarakatagraris, industri, dan pasca-industri dalam indikator-indikatorreligiusitas, seperti partisipasi dalam ibadah harian dan kehadiranreguler di gereja, di luar ritual-ritual yang murni simbolis yangberhubungan dengan kelahiran, pernikahan, dan kematian, danperayaan hari-hari besar keagamaan.

Studi ini mengkaji bukti-bukti bagi penjelasan kognitif,fungsionalis, dan sisi-penawaran dari sekularisasi yang telah kitadiskusikan, dan menemukan sedikit bukti yang secara konsistenmendukung teori-teori ini. Klaim utama dalam argumen Weberianadalah bahwa tersebarnya pengetahuan ilmiah dan naiknya tingkatpendidikan akan menghasilkan suatu kecenderungan universal kearah suatu pandangan dunia yang semakin rasional, dalam semuamasyarakat industri. Jika hal ini benar, maka hal ini mengandaikanbahwa sekularisasi paling deras seharusnya terjadi di kalanganmereka yang paling terdidik dan mereka yang meyakini danmenghargai ilmu pengetahuan. Namun kami tidak menemukankecenderungan universal seperti itu: seperti yang akan kamiperlihatkan, sekularisasi paling kuat terkait dengan apakah publik

34 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 61: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

dari suatu masyarakat tertentu telah mengalami tingkat keamananekonomi dan fisik yang relatif tinggi atau belum. Selain itu,interpretasi Weberian tersebut menekankan faktor-faktor kognitifyang cenderung tidak dapat dibalikkan dan universal: tersebarnyailmu pengetahuan ilmiah tersebut tidak menghilang pada masa krisisatau kemunduran ekonomi. Jika hal ini merupakan sebab dominandari sekularisasi, kami tidak akan berharap untuk menemukanfluktuasi dalam religiusitas yang terkait dengan berbagai tingkatkeamanan.

Jika teori sekularisasi yang telah diperbaiki yang didasarkan padakeamanan eksistensial ini benar, dan jika pola-pola budaya darireligiusitas adalah koheren dan dapat diprediksikan, makaproposisi-proposisi atau hipotesis-hipotesis khusus tertentu mun -cul—yang masing-masing akan diuji dalam studi ini dengan meng -gunakan perbandingan-perbandingan antarnegara, kecenderungan-kecenderungan dari waktu ke waktu, dan analisis generasi.

(i) Perbandingan-perbandingan Antarnegara

Proposisi dasar pertama kami adalah bahwa tingkat modernisasimasyarakat, kemajuan manusia, dan kesetaraan ekonomimemengaruhi kuatnya religiusitas—yakni nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan praktik-praktik agama yang ada dalam suatumasyarakat. Kami menganggap bahwa masyarakat-masyarakat pra-industri yang lebih miskin, yang paling rentan terhadap ancamanbencana alam dan bahaya-bahaya sosial, paling mungkin untukmenekankan sangat pentingnya agama. Sebaliknya, agama akandiberi prioritas yang lebih rendah oleh publik dari masyarakat-masyarakat pasca-industri yang makmur, yang hidup dalam tingkatkeamanan fisik dan sosial yang lebih tinggi. Kami berharap me -nemukan perbandingan-perbandingan serupa bagi banyak indikatorreligiusitas yang lain, termasuk kuatnya identitas keagamaan,keyakinan-keyakinan teologis, kesetiaan pada sikap-sikap moraltradisional, dan kebiasaan ibadah dan praktik keagamaan sepertiberdoa dan kehadiran pada layanan-layanan ibadah. Kenyataan bahwakita mempunyai data survei dari hampir 80 masyarakat—yangmencakup beragam variasi, mulai dari perekonomian-per ekonomi -an dengan penghasilan rendah hingga negara-negara pasca-industriyang makmur, serta mencakup semua tradisi keagamaan besar—memungkinkan kita untuk menguji hipotesis-hipotesis ini dalamsuatu cara yang lebih konklusif dibanding sebelumnya.

PERDEBATAN SEKULARISASI 35

Democracy Project

Page 62: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

(ii) Membandingkan Budaya-budaya Keagamaan yang Dominan

Namun kami juga menganggap bahwa warisan historis tradisikeagamaan yang dominan di masing-masing masyarakat akan turutmembentuk kesetiaan pada nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, danpraktik-praktik keagamaan tertentu. Oleh karena itu, kami berharapbahwa budaya keagamaan yang dominan tersebut akan menerakanjejaknya pada masing-masing masyarakat, dan memberi dampakpada bagaimana modernisasi masyarakat mempengaruhi pola-polakeyakinan dan praktik keagamaan. Sebagai akibatnya, berbagaivariasi penting dalam religiusitas bisa ada bahkan di antaramasyarakat-masyarakat yang mempunyai tingkat perkembangansosio-ekonomi yang mirip. Untuk menguji proposisi ini, kami akanmembandingkan masyarakat-masyarakat yang diklasifikasikanmenurut budaya keagamaan dominan mereka.

(iii) Perbandingan-perbandingan Generasional

Dalam masyarakat-masyarakat yang telah mengalami periode-periode pertumbuhan ekonomi dan keamanan fisik yang terusmeningkat (seperti Jerman, Amerika Serikat, dan Jepang), ataupertumbuhan ekonomi yang sangat cepat (seperti Korea Selatan danTaiwan), kami berharap menemukan berbagai perbedaan substansialdalam nilai-nilai keagamaan yang diyakini oleh generasi yang lebihtua dan lebih muda. Dalam masyarakat-masyarakat seperti itu,kaum muda seharusnya terbukti kurang religius dalam nilai-nilai,keyakinan-keyakinan dan praktik-praktik mereka, sementarakelompok yang lebih tua seharusnya memperlihatkan orientasi yanglebih tradisional, karena nilai-nilai dasar tidak berubah semalam;bahkan, teori sosialisasi mengandaikan bahwa kami seharusnyamenemukan suatu jeda waktu (time lag) yang substansial antarakeadaan-keadaan ekonomi yang berubah dan dampak mereka padanilai-nilai keagamaan yang umum berlaku, karena orang-orangdewasa tetap mempertahankan norma-norma, nilai-nilai, dankeyakinan-keyakinan yang ditanamkan selama tahun-tahunpertumbuhan pra-dewasa mereka.42 Nilai-nilai budaya berubahketika kelompok-kelompok anak yang lebih muda, yang dibentukoleh pengalaman-pengalaman perkembangan yang khas, meng -gantikan orang-orang yang lebih tua. Karena kami menghipotesis -kan bahwa perbedaan-perbedaan generasi ini mencerminkanpertumbuhan ekonomi dan kemajuan manusia, kami tidak akan

36 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 63: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

berharap untuk menemukan berbagai perbedaan generasi yangbesar menyangkut agama dalam masyarakat-masyarakat sepertiNigeria, Aljazair, atau Bangladesh, yang tidak mengalami kemajuanbesar ke arah perkembangan manusia selama beberapa dekadeterakhir. Dalam kasus-kasus itu kami memperkirakan bahwa kaummuda sepenuhnya sama religiusnya dengan kaum tua. Merosotnyareligiusitas tidak mencerminkan keniscayaan persebaran ilmupengetahuan dan pendidikan; hal itu tergantung pada apakahorang-orang dalam suatu masyarakat mengalami keamananeksistensial yang meningkat–atau apakah mereka mengalamistagnasi ekonomi, kegagalan negara, atau runtuhnya negara ke -sejahteraan, seperti yang terjadi dalam perekonomian-perekonomi -an pasca-Komunis yang kurang berhasil.

(iv) Perbandingan-perbandingan Sektoral

Tesis sekularisasi yang didasarkan atas keamanan eksistensialtersebut mengandaikan bahwa kantong pembilahan utama dalammemprediksikan religiusitas adalah kontras antara masyarakat-masyarakat kaya dan miskin. Kami juga memperkirakan bahwasektor-sektor sosial yang lebih rentan di dalam suatu masyarakattertentu, seperti kaum miskin, kalangan tua, mereka dengan tingkatpendidikan dan melek huruf yang rendah, dan kaum perempuan,akan lebih religius, bahkan dalam masyarakat-masyarakat pasca-industri. Lebih jauh, perbedaan-perbedaan sosial terbesar diperkira -kan ada dalam masyarakat-masyarakat di mana penghasilan ter -distribusikan secara paling tidak setara.

(v) Pola-pola Demografi, Angka Kesuburan, dan Perubahan Penduduk

Tesis kami menyatakan bahwa angka kesuburan secara sistematisterkait dengan kuatnya religiusitas dan pembangunan manusia.Meskipun tingkat harapan hidup jauh lebih rendah di masyarakat-masyarakat yang lebih miskin, kami berharap menemukan bahwanegara-negara dengan religiusitas terkuat mempunyai pertumbuhanpenduduk yang lebih besar dibanding masyarakat-masyarakat sekular.

(vi) Konsekuensi-konsekuensi Sosial dan Politik

Di mana proses sekularisasi telah terjadi, kami berharap hal inimempunyai berbagai konsekuensi penting bagi masyarakat dan

PERDEBATAN SEKULARISASI 37

Democracy Project

Page 64: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

politik, khususnya dengan memperlemah pengaruh religiusitasterhadap penerimaan nilai-nilai moral, sosial, ekonomi, dan politik,dan dengan mengikis keterlibatan aktif seseorang dalam organisasi-organisasi dan partai-partai keagamaan, serta dengan mengurangikuatnya identitas keagamaan dan konflik etno-religius dalammasyarakat.

Rencana Buku

Untuk mengembangkan dan menguji proposisi-proposisi ini, Bab 2menggambarkan desain penelitian kami, kerangka komparatif, dansumber data utama kami—Survei Nilai-nilai Dunia dan Survei Nilai-nilai Eropa. Kami menggambarkan secara garis besar prosedur yangdigunakan untuk mengklasifikasikan 191 masyarakat di seluruhdunia menurut budaya keagamaan dominan mereka, yang me -mungkinkan kita untuk membandingkan budaya keagamanProtestan, Katolik, Ortodoks, Muslim, Hindu dan yang lainnya. Bab3 mengkaji kecenderungan-kecenderungan global dalam religiusitasdan sekularisasi. Jika pergeseran-pergeseran budaya dapatdiprediksikan, kami berharap pola-pola religiusitas dalam masing-masing masyarakat secara konsisten terkait dengan tingkat-tingkatperkembangan manusia dan kesetaraan ekonomi. Lebih khusus,kami berharap bahwa keyakinan-keyakinan dan praktik-praktikkeagamaan yang paling kuat akan ditemukan dalam masyarakat-masyarakat yang lebih miskin dan pra-industri; dan sebaliknya,publik dari masyarakat-masyarakat yang paling makmur, aman, danegalitarian akan terbukti paling sekular. Dalam suatu masyarakat dimana perkembangan ekonomi yang substansial telah terjadi, kamiberharap sekularisasi mencapai titik paling tinggi di kalangangenerasi-generasi yang lebih muda, yang akan kurang religiusdibanding orang tua dan kakek-nenek mereka. Dengan data dariSurvei Nilai-nilai tersebut kami bisa menguji proposisi-proposisi intiini secara lebih sistematis dibanding sebelumnya, dengan meng -gunakan perbandingan-perbandingan lintas-negara, kecenderungan-kecenderungan dari waktu ke waktu, dan analisis generasi.

Dalam Bagian II kami mengkaji studi-studi kasus regionaltertentu dengan lebih mendalam. Banyak kepustakaan sebelum inimemfokuskan diri pada jejak khas agama dalam masyarakat-masyarakat atau wilayah-wilayah dunia tertentu, dan peran negaradan agama yang terorganisir. Sebagian besar dari kepustakaan

38 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 65: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

tersebut mengkaji pola-pola kehadiran di gereja dan keyakinan-keyakinan keagamaan di Amerika Serikat dan Eropa Barat, danmemfokuskan diri pada masyarakat-masyarakat pasca-industri yangmakmur dengan tingkat pendidikan dan komunikasi massa yangmirip, dan sama-sama memiliki warisan Kristen. Bab 4 mengkajiteka-teki lama tentang mengapa religiusitas tampak tetap stabil diAmerika Serikat; sementara sebagian besar studi menemukan bahwapraktik pergi ke gereja telah terkikis di negara-negara kaya yanglain. Kami mengkaji berbagai bukti yang menopang kecenderungan-kecenderungan dan penjelasan-penjelasan bagi perbedaan-per -bedaan ini, yang diberikan oleh teori-teori fungsionalis dan pasarkeagamaan. Bab 5 menganalisis apakah agama telah mengalamipengikisan di Eropa Tengah dan Timur—yang mirip dengan prosessekularisasi di Eropa Barat—atau apakah dalam dekade terakhir,seperti yang dikemukakan teori sisi-penawaran, telah terjadikebangkitan-kembali religiusitas setelah kebijakan Soviet tentangatheisme negara dihapuskan. Di sisi lain, pola-pola ini mungkindipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan lain. Sebagaicontoh, di mana gereja mulai dihubungkan dengan protesnasionalistik yang mendukung upaya-upaya memerdekakan diridari kontrol Uni Soviet, di Polandia yang Katolik atau Estonia yangLutheran, maka begitu Tembok Berlin runtuh setelah suatu efek“bulan madu” sementara, kita mungkin mengharapkan suatu pe -ngikisan religiusitas. Bab 5 mengkaji kumpulan paling besar bukti-bukti survei sistematis lintas-negara yang pernah dikumpulkan, yangmenyoroti nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan Muslim dari begitubanyak negara di seluruh dunia. Secara khusus kami memfokuskanperhatian pada apakah terdapat suatu benturan budaya antara nilai-nilai demokratis yang dipegang dalam Kekristenan Barat dan nilai-nilai yang diyakini di dunia Muslim, seperti yang dikemukakanHuntington.43 Kami membandingkan masyarakat-masyarakat yangumumnya Islam di Timur Tengah dan di tempat lain, sepertiIndonesia, Mesir, Iran, Nigeria, dan Pakistan.

Teori-teori sekularisasi penting pada dirinya sendiri. Namunteori-teori itu juga mempunyai implikasi-implikasi sosial dan politikbesar, seperti yang dibahas dalam Bagian III. Meskipun sebagianbesar orang terus mengekspresikan kesetiaan nominal kepadaidentitas-identitas kelompok keagamaan tradisional, namun ketikareligiusitas merosot, tidak jelas seberapa jauh identitas-identitas inimasih penting juga. Salah satu klaim terkuat, paling bertahan,namun banyak diperdebatkan dalam persoalan ini adalah teori

PERDEBATAN SEKULARISASI 39

Democracy Project

Page 66: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Weber bahwa Reformasi Protestan menghasilkan suatu etos kerjayang khas, yang menghasilkan syarat-syarat pokok bagi munculnyakapitalisme borjuis. Kami tidak dapat mengkaji pola-pola historistersebut, namun jika tradisi-tradisi budaya keagamaan meninggal -kan suatu warisan yang terus bertahan, maka kami dapat mengkajibukti-bukti itu sekarang ini. Bab 7 membandingkan tingkat di manaorientasi pada kerja, dan sikap-sikap yang lebih luas ke arahkapitalisme, berbeda-beda menurut jenis keyakinan keagamaan. Bab8 mengkaji peran agama yang terorganisir pada modal sosial.Belakangan ini, karya Robert Putnam telah merangsang kebangkitankembali suatu minat intelektual pada apakah jaringan-jaringansosial, kepercayaan sosial, dan norma-norma dan nilai-nilai yangumumnya terkait dengan perilaku kooperatif, dibentuk olehpartisipasi dalam organisasi keagamaan.44 Meski berbagai studi telahmengkaji isu ini secara mendalam di Amerika Serikat, hanya adasedikit studi yang menganilisis apakah hubungan ini berlaku diantara berbagai jenis keyakinan keagamaan yang berbeda. Bab 9menganalisis kuatnya hubungan antara identitas-identitas ke agama -an dan dukungan bagi partai-partai politik, dan khususnya apakahterdapat bukti-bukti tentang pengambilan jarak dari agama dimasyarakat-masyarakat pasca-industri. Terdapat beberapa buktiyang mendukung klaim-klaim ini. Di negara-negara Eropa di manapopulasi Protestan dan Katolik secara kuat “terpilarkan” ke dalampartai-partai dan jaringan-jaringan sosial yang terpisah, yang di -contohkan oleh Belanda, “pilar-pilar” berbasis-keagamaan tersebuttelah kehilangan banyak relevansi mereka bagi perilaku elektoral.45

Juga di Eropa Barat, pengambilan jarak dari agama tampak telahmengikis identitas-identitas kelompok keagamaan sebagai suatupetunjuk sosial yang memandu pola-pola keberpihakan dan pilihansuara. Kesetiaan pada Gereja Katolik menjadi kurang terkait dengandukungan elektoral bagi partai-partai Demokrasi Kristen di Prancis,Italia, dan Belgia.46 Namun di Amerika Serikat, religiusitas tampakmendedahkan dampak yang lebih kuat terhadap pemilahan-pemilahan keberpihakan pemilih pada tahun-tahun terakhir.47 Tetaptidak jelas seberapa jauh agama, khususnya seruan-seruan funda -mentalis, telah membentuk dukungan bagi partai-partai politik danpola-pola perilaku pemilih dalam masyarakat-masyarakat ber -kembang yang lebih miskin dan dalam demokrasi-demokrasielektoral yang lebih baru. Untuk memadukan analisis tersebut,kesimpulan dalam Bab 10 meringkaskan temuan-temuan utamadalam buku ini dan mengkaji implikasi-implikasi mereka yang lebih

40 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 67: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

luas terhadap perkembangan ekonomi dan politik dan terhadapperubahan demografis. Bab 2 memberikan detail-detail teknistentang desain dan metode penelitian kami; mereka yang lebihberminat pada hasil-hasil substantifnya mungkin lebih baik langsungmeloncat ke Bab 3, yang mulai mengkaji bukti-bukti tersebut.***

PERDEBATAN SEKULARISASI 41

Democracy Project

Page 68: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

2

Mengukur Sekularisasi

PERDEBATAN KONTEMPORER TENTANG SEKULARISASI, YANG PERNAH MANDEK

secara intelektual, sekarang ini hidup kembali dan hangat, namunsayangnya banyak bukti-bukti yang dikutip oleh kedua belah pihaktetap parsial dan selektif. Sulit untuk mendapatkan generalisasi-generalisasi sistematik tentang vitalitas kehidupan keagamaan diseluruh dunia dari studi-studi yang berfokus pada satu atau duanegara, suatu periode waktu yang terbatas, atau satu indikatorsekularisasi.1 Seorang sarjana mungkin meneliti bukti-buktimerosotnya kebiasaan pergi ke gereja di Inggris dan Irlandia sejak1960-an, misalnya, dan menyimpulkan bahwa sekularisasi ber -kembang pesat, dan kemudian sarjana yang lain mungkin me -nentang kesimpulan ini dengan merujuk pada kebangkitan kembaliIslam radikal di Iran dan Aljazair selama dekade terakhir,bangkitnya gereja-gereja Pantekosta di Amerika Latin, per kembang -an Presbiterian di Korea Selatan, atau adanya konflik etno-religiusdi Bosnia-Herzegovina. Banyak argumen sekadar menunjuk padapopularitas agama yang semakin besar di Amerika Serikat, seolah-olah pengecualian ini pada dirinya sendiri menyangkal pola-polaumum di seluruh dunia. Proses memilih studi-studi kasus yangdidasarkan pada variabel dependen tersebut menghasilkan lebihbanyak tanda tanya dan perdebatan lebih jauh ketimbang penjelasanyang memuaskan. Diperlukan tinjauan yang lebih sistematis, yang

42

Democracy Project

Page 69: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

membandingkan berbagai macam indikator religiusitas di antarabanyak budaya dan wilayah dunia. Dalam bab ini kami meng -gambarkan secara garis besar kerangka komparatif yang digunakandalam buku ini dan menjabarkan sumber-sumber bukti, klasifikasi-klasifikasi sosial, dan ukuran-ukuran yang digunakan dalam studiini. Berdasarkan hal ini, bab selanjutnya akan membandingkanbukti-bukti sistematis bagi religiusitas dan sekularisasi yang terjadiselama 50 tahun terakhir.

Desain Penelitian

Desain penelitian dasar yang digunakan dalam studi ini mengguna -kan suatu pendekatan triangulasi. Jika dilihat secara terisolasi, tidakada indikator, kumpulan data, atau teknik analitis yang bisa mem -berikan suatu gambaran yang komprehensif. Seperti halnya kontro -versi-kontroversi lain di dalam ilmu-ilmu sosial, konsep-konsep,definisi-definisi, dan ukuran-ukuran utama tentang religiusitasdapat dipahami dan dioperasikan dalam berbagai cara yang ber -lainan. Masing-masing potongan dari teka-teki tersebut dapat di per -soalkan secara masuk akal. Namun di mana pendekatan-pen dekatanalternatif yang menggunakan banyak indikator, survei-survei sosial,dan metode-metode analisis menghasilkan hasil-hasil yang kon sis -ten, maka efek kumulatif dari kesemuanya ini akan me ningkatkankepercayaan kita pada ketepatan dan kekuatan temuan-temuan itu,dan kesimpulan-kesimpulan tersebut menjadi lebih menantang.Pola-pola religiusitas dianalisis di sini dengan meng gunakan tigateknik analisis dasar.

Survei-survei Lintas-Negara

Pertama, bukti-bukti empiris kami didasarkan pada perbandingan-perbandingan dengan N (jumlah kasus) yang besar, menggunakandata level-makro dari 191 negara di seluruh dunia dan data surveidari hampir 80 masyarakat di seluruh dunia. Survei-survei lintas-nasional diperbandingkan di antara banyak masyarakat sekarang ini,yang mempunyai tingkat-tingkat perkembangan sosial yang sangatberbeda, termasuk di antaranya beberapa negara terkaya dan ter -miskin di dunia. Salah satu keterbatasan dari sebagian besar studisebelumnya adalah bahwa mereka biasanya terbatas pada studi-studiatas masyarakat pasca-industri yang makmur (biasanya berfokuspada negara-negara Kristen), yang merupakan suatu kerangka yangtidak memadai untuk menentukan seberapa jauh religiusitas ber -

MENGUKUR SEKULARISASI 43

Democracy Project

Page 70: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

beda-beda menurut tingkat-tingkat modernisasi sosial. KumpulanSurvei Nilai-nilai Dunia/Survei Nilai-nilai Eropa tersebut me -mungkinkan kami untuk mengkaji berbagai macam variasi dalamsikap-sikap dan perilaku religius di antara jenis-jenis masyarakat,wilayah, dan keyakinan yang sangat berbeda. Adanya bukti-buktidari begitu banyak masyarakat tersebut juga memungkinkan kamiuntuk mengombinasikan skor-skor mean (rata-rata) bagi tiap-tiapnegara dengan data level-makro tentang karakteristik sosio-eko no -mi dan politik dari masing-masing negara, yang memunculkan suatukumpulan data yang terintegrasikan dan yang memungkinkan kamiuntuk menganalisis hubungan-hubungan lintas-level, sepertidampak keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai tingkat-individu padaangka kesuburan suatu masyarakat; atau hubungan-hubunganantara tingkat perkembangan ekonomi suatu masyarakat dankeyakinan-keyakinan religius orang-orangnya. Bukti-bukti itu jugamemungkinkan kami untuk mengidentifikasi berbagai pengecualiandari suatu pola umum, seperti anomali angka religiusitas yang tinggidi Amerika Serikat dan Irlandia dibandingkan dengan tingkatkemajuan mereka. Temuan-temuan itu memperlihatkan perlunyastudi-studi kasus yang mendalam untuk memahami alasan-alasan dibalik berbagai penyimpangan dari pola-pola umum tersebut.

Korelasi-korelasi pada suatu titik waktu tertentu pada dirinyasendiri tidak bisa menunjukkan kausalitas yang berlangsung di balik -nya. Selain itu, banyak aspek dari modernisasi sosial saling ter kaitdengan kuat, seperti antara tingkat kemakmuran, pendidikan danurbanisasi yang semakin tinggi, sehingga sulit untuk meng urai kanefek-efek mereka. Lebih jauh, dalam penelitian lintas-negara, per -bedaan-perbedaan dalam bidang kerja dan praktik-praktik peng -ambilan sampel, pengkodean dan penerjemahan, dapat meng hasil kanberbagai kesalahan pengukuran yang substansial. Jika per bedaan-perbedaan lintas-negara yang signifikan muncul, setelah me nerapkankontrol-kontrol yang tepat, maka gangguan yang ber lang sung acakini mungkin menyebabkan efek-efek yang bisa di remehkan.

Kecenderungan-kecenderungan Longitudinal

Untuk melengkapi Survei-survei Nilai-nilai Dunia yang dilakukandari 1981 hingga 2001 tersebut, kami juga perlu mengkaji bukti-bukti longitudinal dari kecenderungan-kecenderungan historisdalam sikap dan perilaku keagamaan selama periode waktu yangbahkan lebih panjang lagi. Kami menggunakan data survei dari

44 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 71: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

waktu ke waktu tersebut jika hal ini tersedia. Perbandingan data daribanyak dekade tersebut memberikan indikasi-indikasi yang lebihterpercaya tentang berbagai proses yang sedang berjalan dan pola-pola kausalitas di balik perubahan-perubahan dalam sikap danperilaku, seperti kemungkinan bahwa suatu pengikisan keyakinan-keyakinan keagamaan mengganggu praktik kebiasaan pergi kegereja. Namun di sini kami juga menemui dua keterbatasan penting.Pertama, lingkup geografis bagi analisis dari waktu ke waktutersebut sangat terbatas, karena hingga belakangan ini, sebagianbesar survei dilakukan dalam masyarakat-masyarakat industri maju.Tidak terdapat landasan atau standar awal untuk memonitorperubahan-perubahan dalam religiusitas di sebagian besar negaraberkembang—dan tidak ada standar atau landasan seperti itu bagisebagian besar jenis agama selain agama Kristen. Bahkan dengandata tentang religiusitas dari poling-poling Gallup awal yangdijalankan pada 1950-an, kami terbatas hanya menganalisiskecenderungan-kecenderungan yang telah terjadi selama 50 tahunterakhir, dan lebih sering kami hanya bisa membandingkan data daridua atau tiga dekade terakhir, atau bahkan lebih belakangan.Dengan demikian, setelah membandingkan hasil-hasil dari survei-survei Program Survei Sosial Internasional tentang agama pada1991 dan 1998, Greeley menyimpulkan bahwa indikator-indikatorapa pun tentang perubahan dalam religiusitas tidak menyeluruh, dimana ada hal-hal yang diperoleh dan ada hal-hal yang hilang.2Namun melihat periode waktu tujuh-tahun yang terbatas ini,ditambah dengan kesalahan-kesalahan pengukuran lazim yangmuncul dari pembandingan survei-survei lintas-bagian, pendekatanini tidak dapat diharapkan untuk memberi banyak penjelasanmengenai proses-proses sekularisasi jangka panjang: selama suatuperiode yang singkat, fluktuasi-fluktuasi acak serta perubahan-perubahan kecil dalam praktik kerja lapangan, prosedur-prosedurpengambilan sampel, atau bahkan susunan pertanyaan dalam surveiitu boleh jadi akan menenggelamkan efek-efek dari berbagaikecenderungan jangka-panjang tersebut. Karena modernisasimasyarakat yang bergeser dari masyarakat agraris ke industri, dankemudian dari industri ke pasca-industri, merupakan suatu prosesyang terjadi sangat lambat selama berdekade-dekade, maka bukti-bukti longitudinal kami tentang berbagai kecenderungan darisurvei-survei yang ada di Eropa Barat dan demokrasi-demokrasiAnglo-Amerika sering kali melingkupi tahun yang sangat pendeksehingga kurang menangkap keseluruhan dampak yang terjadi.

MENGUKUR SEKULARISASI 45

Democracy Project

Page 72: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Analisis Generasional

Analisis generasional dari survei-survei lintas-wilayah merupakansuatu teknik alternatif yang dapat memberikan penjelasan me -nyangkut perubahan budaya jangka-panjang. Jika proses sosialisasimendedahkan efek-efek pengalaman bersama kepada berbagaigenerasi selama tahun-tahun pertumbuhan mereka, maka analisisatas sikap dan perilaku yang dimiliki bersama oleh kelompok-kelompok usia tertentu bisa digunakan sebagai suatu indikatorpengganti dari kecenderungan-kecenderungan longitudinal.3 Kitabisa meneliti seberapa jauh mereka yang lahir di era pra-perangberbeda dari generasi pasca-perang, atau dari generasi yang lebihmuda yang tumbuh selama 1960-an. Ukuran dari sampel-sampelsurvei lintas-negara yang tersedia pada Survei Nilai Dunia tersebutmeningkatkan kesahihan pendekatan ini. Hal ini benar khususnyaketika kita menganalisis gabungan kelompok-kelompok masyarakat,misalnya, dan membandingkan keseluruhan pola perbedaan-perbedaan kelompok tertentu dalam masyarakat-masyarakat agrarisdengan yang ada dalam masyarakat-masyarakat industri dan pasca-industri. Pendekatan ini gagal memenuhi apa yang idealnya inginkami lakukan—yakni menganalisis gelombang-gelombang kelompokdata survei yang dikumpulkan di kalangan responden yang samadari waktu ke waktu, yang akan mempermudah penguraian efek-efek lingkaran-kehidupan, efek-efek periode, dan efek-efek ke -lompok kelahiran.4 Efek-efek lingkaran-kehidupan secara teoretisdapat menjelaskan perbedaan-perbedaan yang terlihat di kalangankelompok-kelompok orang tertentu, seperti kehadiran di gerejayang lebih rendah di kalangan generasi pasca-perang dibandingdengan pra-perang, jika seseorang mengasumsikan bahwa orang-orang mempunyai suatu kecenderungan inheren untuk menjadilebih religius saat mereka bertambah tua. Ketersediaan data darijenis-jenis masyarakat yang pada dasarnya berbeda membantupenafsiran efek-efek ini, karena (seperti yang akan kami perlihatkannanti) tidak tampak ada suatu kecenderungan inheren bagi orang-orang untuk menjadi lebih religius saat mereka bertambah tua: kamimemang menemukan tingkat religiusitas yang lebih rendah dikalangan kelompok-kelompok yang lebih muda dibanding ke lom -pok-kelompok yang lebih tua dalam masyarakat-masyarakat pasca-industri, namun kami tidak menemukan fenomena ini dalam masya -rakat-masyarakat agraris.

Kami hanya tidak memunyai kumpulan data longitudinal dalam

46 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 73: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

jumlah besar yang diperlukan untuk memperlihatkan secarameyakinkan apakah sekularisasi terjadi atau tidak terjadi. Dengantidak adanya hal tersebut, maka tidak ada satu pendekatan yang bisasungguh-sungguh konklusif, dan hasil-hasilnya selalu akan tetapterbuka untuk diperdebatkan. Namun jika suatu kombinasi motode-metode, indikator-indikator, dan rangkaian-rangkaian data meng -hasilkan temuan-temuan yang semuanya menunjuk pada arah yangsama—dan arah ini konsisten dengan argumen teoretis dasarkami—maka kasus tersebut menjadi lebih meyakinkan. Inilah pen -dekatan yang akan kami ambil.

Kerangka Komparatif

Untuk mengkaji teori dan proposisi-proposisi khusus yang dibahasdalam Bab 1, kerangka komparatif yang diadopsi dalam buku inimengikuti desain penelitian sistem-sistem yang paling berbeda dariPrezeworski dan Teune, yang berusaha untuk memaksimalkanperbedaan-perbedaan di antara hampir 80 masyarakat yang sangatberagam untuk membedakan kelompok-kelompok karakteristikyang sistematis yang terkait dengan dimensi-dimensi dan jenis-jenisreligiusitas yang berbeda.5 Beberapa pertukaran (trade-off) pentingtercakup dalam pendekatan ini, terutama hilangnya kedalamankontekstual yang bisa bersumber dari pemfokusan pada per -kembangan-perkembangan historis dari waktu ke waktu dalam satuatau dua negara. Namun strategi melakukan perbandingan-perbandingan global tersebut memunyai berbagai keuntungan besar.Yang paling penting, hal itu memungkinkan kami untuk mengkajiapakah, seperti yang diklaim oleh teori-teori modernisasi masya -rakat, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan praktik-praktik ke-agamaan dasar melemah bersama dengan terjadinya pergeseran darimasyarakat agraris tradisional, yang sebagian besar merupakanpopulasi yang buta huruf dan miskin, ke perekonomian-per-ekonomian industri yang didasarkan pada manufaktur dengan kelaspekerja urban yang semakin bertambah, ke perekonomian pasca-industri dengan kaum profesional dan kelas menengah manajerialyang besar yang bertumpu pada sektor jasa.

Perkembangan manusia merupakan suatu proses transformasisosial yang kompleks, yang mencakup berbagai perubahan dalamperekonomian yang bergeser dari produksi agraris ke produksiindustri dan munculnya sektor jasa. Hal ini mencakup suatu per -

MENGUKUR SEKULARISASI 47

Democracy Project

Page 74: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

48 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

luasan pendidikan, meningkatnya kemakmuran dan kesejahteraan,meningkatnya harapan hidup dan kesehatan, urbanisasi dan sub -urbanisasi, penyebaran media massa, dan perubahan-perubahandalam struktur keluarga dan jaringan sosial komunitas; dan hal inicenderung terkait dengan proses demokratisasi. Tidak semuaperkembangan ini niscaya berjalan beriringan dengan perubahan-perubahan dalam religiusitas. Desain penelitian kami memungkin -kan kami untuk membandingkan masyarakat-masyarakat yang me -wakili masing-masing keyakinan besar dunia, yang mencakupmasyarakat-masyarakat yang secara historis dibentuk oleh sistem-sistem keyakinan Protestan, Katolik, Ortodoks, Muslim, Hindu,Yahudi, dan Budha/Konfusian/Shinto. Analisis apa pun terhadaptopik ini menghadapi persoalan “terlalu banyak variabel, terlalu se -dikit kasus”, di mana menjadi hampir mustahil untuk mengontrolsemua faktor yang bisa memengaruhi religiusitas. Sebagai contoh,hampir semua negara Muslim adalah masyarakat-masyarakatberkembang dengan sistem politik otokratik. Untuk mengatasiketerbatasan ini, Bagian II mengulas pola-pola regional, di manakami bisa berfokus secara lebih mendalam pada perbandingan-perbandingan yang menganalisis berbagai variasi dalam nilai-nilaimoral dan keyakinan-keyakinan keagamaan sambil menganggapkonstan ciri-ciri sosial tertentu, khususnya peran pluralisme ke -agamaan dalam demokrasi-demokrasi Anglo-Amerika dan di EropaBarat, warisan penindasan agama di negara-negara pasca-Komunis,dan dampak keyakinan-keyakinan Muslim pada pemerintahan didunia Islam.

Survei Nilai-nilai Dunia/Survei Nilai-nilai Eropa

Bukti-bukti tentang nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan perilakureligius bersandar pada Survei Nilai-nilai Dunia/Survei Nilai-nilaiEropa, sebuah penelitian global tentang perubahan sosio-kulturaldan politik. Proyek ini telah menjalankan survei-survei nasionalyang representatif tentang nilai-nilai dan keyakinan-keyakinanpublik di 76 negara (lihat Gambar 2.1), yang memuat hampir limamilyar orang atau sekitar 80% dari populasi dunia dan meliputikeenam benua yang dihuni. Ia didasarkan pada Survei Nilai-nilaiEropa, pertama kali dilakukan di 22 negara pada 1981. Gelombangsurvei kedua, di 41 negara, diselesaikan pada 1990-1991. Gelom -bang ketiga dilakukan di 55 negara pada 1995-1996. Gelombang

Page 75: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

MENGUKUR SEKULARISASI 49

Democracy Project

keempat, di 59 negara, terjadi pada 1999-2001 (lihat Tabel A1).6

Kumpulan Survei Nilai-nilai Dunia yang digunakan dalam buku inimencakup data dari keempat gelombang itu, memuat hampirseperempat juta responden, yang mempermudah analisis bahkanuntuk kelompok-kelompok keagamaan yang lebih kecil. Kamimembuat suatu pembedaan yang lebih jauh di negara-negara yangmemuat masyarakat-masyarakat yang khas, masing-masing dengantradisi keagamaan historis yang berbeda, termasuk di Jerman(Timur dan Barat),7 serta di Britania Raya (Irlandia Utara danInggris) dan Republik Federal Yugoslavia (Serbia dan Montenegro).Kumpulan Survei Nilai-nilai Dunia itu dengan demikian memung -kinkan kami untuk secara keseluruhan membandingkan 79 masya -rakat.

Gambar 2.1. Negara-negara yang Termasuk dalam Kumpulan SurveiNilai-nilai Dunia dan Survei Nilai-nilai Eropa, 1981-2001

Survei Nilai-nilai Dunia itu mencakup beberapa perekonomianpasar yang paling makmur di dunia, seperti Amerika Serikat,Jepang, dan Swiss, dengan pendapatan per kapita tahunan mencapai$40.000; serta negara-negara industri tingkat-menengah, antara

Termasuk dalam WVS

Termasuk (76)Belum termasuk (115)

Page 76: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

lain Taiwan, Brazil, dan Turki, serta masyarakat-masyarakat agrarisyang lebih miskin, seperti Uganda, Nigeria, dan Vietnam, denganpendapatan per kapita tahunan $300 atau kurang. Beberapa negarayang lebih kecil memunyai populasi di bawah satu juta, sepertiMalta, Luxemburg, dan Islandia, sementara pada ekstrem yang lainhampir satu milyar orang hidup di India dan lebih dari satu milyarhidup di Cina. Kumpulan survei dengan semua gelombang tersebutmemuat demokrasi-demokrasi yang lebih tua seperti Australia,India, dan Belanda, demokrasi-demokrasi yang lebih baru seperti ElSavador, Estonia, dan Taiwan, semi-demokrasi seperti Rusia, Brazil,dan Turki, dan non-demokrasi seperti Cina, Zimbabwe, Pakistan,dan Mesir. Proses transisi itu juga sangat beragam: beberapa negaratelah mengalami suatu konsolidasi demokrasi yang cepat selama1990-an; Republik Cekoslowakia, Latvia, dan Argentina baru-baruini dalam hal hak-hak politik dan kebebasan sipil memunyaiperingkat yang sama tingginya seperti Belgia, Amerika Serikat, danBelanda, yang memiliki tradisi demokrasi yang panjang.8 Surveitersebut mencakup beberapa data sistematik pertama tentang opinipublik di banyak negara Muslim, antara lain negara-negara Arabseperti Yordania, Iran, Mesir, dan Maroko, serta di Indonesia, Turki,Banglades, dan Pakistan. Cakupan negara-negara yang palingkomprehensif dalam survei tersebut ada di Eropa Barat, AmerikaUtara, dan Skandinavia, di mana survei-survei opini publikmemunyai tradisi paling panjang. Namun negara-negara yang ter -cakup dalam survei itu berasal dari semua wilayah dunia, termasukbeberapa negara Afrika Sub-Sahara. Meskipun keempat gelombangsurvei ini dilakukan dari 1981 hingga 2001, negara-negara yangdiikutkan dalam tiap-tiap gelombang tidak selalu sama, sehinggaperbandingan-perbandingan dari waktu ke waktu selama ke seluruh -an periode tersebut bisa dilakukan dalam sub-kelompok 20 masya -rakat. Data yang diambil dari sumber-sumber yang lain mem per-mudah perbandingan-perbandingan jangka-panjang pada suatukumpulan negara yang terbatas, termasuk dari survei-surveiEurobarometer, yang dilakukan dua tahunan sejak 1970, dan daripoling-poling pasca-perang Gallup International tentang agama.Survei-survei tentang agama dari Program Survei Sosial Inter -nasional yang dilakukan pada 1991 (di 18 masyarakat) dan pada1998 (di 32 masyarakat) memberikan data yang dapat diper -bandingkan.

50 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 77: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Ukuran-ukuran Sekularisasi

Baik “agama” maupun “sekularisasi” merupakan suatu fenomenamultidimensi dan kita mengenal suatu distingsi penting antaraagama sebagai suatu lembaga sosial dan agama sebagai suatu praktikindividu.9 Dalam studi ini kami tidak mengkaji bukti-bukti langsungbagi kekuasaan dan status institusi dan otoritas keagamaan, sepertiperan gereja-gereja evangelis di “Bible-belt” Selatan Amerika,pemilahan-pemilahan ideologis dalam sinoda Anglikan, pengaruhpartai-partai Islam radikal di Timur Tengah, atau struktur, sumberdaya, dan kepemimpinan Gereja Katolik Roma di Italia. Kami jugatidak khusus berfokus pada kekuatan organisasional relatif darikelompok-kelompok keagamaan dan sekte-sekte yang berbedadalam negara-negara tertentu, menyerahkan kepada para spesialiswilayah untuk mempelajari berbagai perkembangan penting sepertiusaha-usaha untuk membangun gereja dan memperluas jemaah olehkalangan evangelis Amerika Serikat di Korea Selatan, atau per -saingan hebat antara kependetaan Katolik dan misionaris Pante -kosta di Guatemala dan El Savador.10 Semua ini adalah isu-isu yangpenting, dipelajari oleh para sarjana dari banyak disiplin, namunsemua itu di luar lingkup buku ini. Sebaliknya, kami di sini me -musatkan perhatian pada mengkaji bukti-bukti survei sistematis dikalangan publik luas di banyak negara menyangkut tiga dimensi intisekularisasi—untuk melihat apakah sudah terjadi kemerosotan didalam partisipasi, nilai-nilai, dan keyakinan-keyakinan keagamaandi berbagai wilayah pada tingkat individu—dengan menggunakanindikator-indikator khusus yang dijabarkan dalam Tabel 2.1:

• Partisipasi keagamaan: Sekularisasi berkenaan dengan peranperilaku religius dalam kehidupan orang-orang. Yang palingpenting bagi studi ini, proses sekularisasi itu dipahami sebagaisuatu hal yang mencakup merosotnya praktik-praktik keagama -an kolektif dalam kehidupan sehari-hari–yang tergambarkandalam ritual kehadiran reguler di gereja bagi kaum Protestan danKatolik–dan juga merosotnya praktik-praktik keagamaanindividu, seperti partisipasi dalam ibadah atau meditasi sehari-hari bagi umat Islam dan Budha. Banyak dari kepustakaanterbaru yang mempersoalkan sekularisasi berpendapat bahwaalih-alih sekadar kemerosotan dalam religiusitas, yang terjadibelakangan ini adalah suatu perkembangan, khususnya dalammasyarakat-masyarakat kaya, dengan pergeseran dari bentuk-

MENGUKUR SEKULARISASI 51

Democracy Project

Page 78: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

bentuk keterlibatan kolektif melalui institusi-institusi keagamaantradisional ke spiritualitas individual atau pribadi yang di jalan -kan dalam wilayah privat.11 Perbandingan kedua aspek perilakukeagamaan tersebut dengan demikian sangat penting untuk me -nyelesaikan persoalan ini.

• Nilai-nilai keagamaan: Ciri sekularisasi yang lain berkenaandengan “nilai-nilai”, yakni tujuan-tujuan yang diprioritaskanorang-orang bagi masyarakat, komunitas, keluarga, dan dirimereka sendiri. Sekularisasi tercermin dalam melemahnya arti-penting agama dalam kehidupan orang-orang, dan ketakacuhanyang semakin besar pada soal-soal spiritualitas di kalanganpublik. Sekularisasi juga mengikis identitas-identitas keagamaantradisional—seperti perasaan menjadi bagian dari komunitas-komunitas Protestan dan Katolik tertentu di Irlandia Utara—hingga identitas-identitas seperti ini sepenuhnya menjadi label-label luaran dan tidak lagi memunyai makna yang substantif.

• Keyakinan-keyakinan keagamaan: Dalam hal ini, sekularisasimengacu pada merosotnya kepercayaan pada keyakinan-keyakinan inti yang dipegang oleh teologi-teologi dunia yangberbeda. Skeptisisme menyangkut persoalan-persoalan keyakin -

52 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Tabel 2.1. Indikator-indikator Religiusitas

Sumber: Survei Nilai-nilai Dunia/Survei Nilai-nilai Eropa, 1981-2001.

bentuk keterlibatan kolektif melalui institusi-institusi keagamaantradisional ke spiritualitas individual atau pribadi yang di jalan -kan dalam wilayah privat.11 Perbandingan kedua aspek perilakukeagamaan tersebut dengan demikian sangat penting untuk me -nyelesaikan persoalan ini.

Page 79: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

MENGUKUR SEKULARISASI 53

Democracy Project

an paling besar di kalangan kaum agnostik, sementara kaumatheis mengungkapkan suatu penolakan yang keras terhadapprinsip-prinsip dan ajaran-ajaran keagamaan. Sekularisasi jugamencakup berkurangnya kemampuan otoritas-otoritas keagama -an dalam membentuk pandangan-pandangan massa me nyangkutisu-isu seperti aborsi, perceraian, dan homo seksualitas, sertajuga mencakup relativisme dan individualisme etis yang semakinkuat.

Sebagian studi lebih memilih untuk memfokuskan perhatian padasalah satu dari dimensi-dimensi ini. Karel Dobbelaere, misalnya,melihat sekularisasi sebagai suatu proses besar yang mengikis arti-penting dan makna sosial agama, terutama seberapa jauh publikmelihat nilai-nilai spiritual sebagai hal yang penting bagi kehidupanmereka dan seberapa jauh mereka menganggap para pemimpinkeagamaan sebagai suatu sumber penting dari otoritas moral dantuntunan spiritual.12 Sarjana lain, seperti Rodney Stark, menekan -kan merosotnya partisipasi keagamaan, yang dimonitor melaluigereja dan sensus catatan-catatan historis jemaah dan melalui survei-survei sosial atas kehadiran di gereja yang dilaporkan. Dapatdikatakan bahwa perilaku memberikan suatu indikator konkrettentang pentingnya agama bagi norma-norma sosial dan praktik-praktik kebiasaan. Komentator-komentator yang lain, sepertiAndrew Greeley, memberi perhatian yang lebih besar pada kuatnyakeyakinan-keyakinan keagamaan umum, seperti keyakinan padakehidupan setelah mati atau zat-zat metafisik, karena orang bisaterus mempercayai keyakinan-keyakinan ini sekalipun mereka tidaklagi berpartisipasi secara reguler dalam layanan-layanan ibadah.13

Namun ketimbang mereduksi gagasan tentang sekularisasi pada satumakna atau indikator, studi ini mengakui bahwa fenomena inibersifat multidimensi, dan dengan demikian memerlukan suatutelaah sistematis yang beroperasi pada beberapa level khusus.

Di mana terdapat bukti-bukti bahwa nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan praktik-praktik keagamaan telah terkikis di lakanganmassa publik, hal ini jelas memunyai implikasi-implikasi pentingbagi agama sebagai sebuah institusi sosial, namun tidak niscaya adasuatu hubungan sederhana yang bekerja di antara keduanya; gereja-gereja dapat memelihara sumberdaya-sumberdaya tradisionalmereka yang berasal dari abad-abad sebelumnya bahkan ketika basiskeanggotaan mereka merosot di kalangan publik sekarang ini. PeranGereja Anglikan dengan jelas menggambarkan proses ini; terdapat

Page 80: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

sekumpulan besar bukti bahwa publik Inggris menjadi semakin takacuh pada agama selama abad ke-20. Sebagai contoh, Steve Brucemembandingkan pola-pola kehadiran di gereja, keanggotaan gereja,kehadiran di sekolah Minggu, jumlah pendeta yang bekerja-penuh,popularitas ritus-ritus keagamaan termasuk pembabtisan, pengesah -an, serta dalam komuni Paskah dan Natal, dan dukungan bagikeyakinan-keyakinan keagamaan. “Semua itu menunjuk pada halyang sama,” ucap Bruce menyimpulkan, “yakni merosotnya keter -libatan dalam organisasi-organisasi keagamaan dan merosotnyakomitmen pada ide-ide keagamaan. Dan kecenderungan-ke -cenderungan dalam data tersebut telah berlangsung teratur dankonsisten selama sekitar 50 dan 100 tahun, bergantung pada indeksyang menjadi sorotan.”14 Namun status dan sumberdaya GerejaInggris tersebut, yang diakumulasi selama berabad-abad, sebagianbesar tetap terjaga. Gereja Anglikan tersebut terus menikmatiwarisan kepemilikan tanah yang substansial, properti komersial danresidensial, barang-barang dan saham, dan aset-aset finansial, sertawarisan lusinan katedral megah, dan 16.000 gereja paroki historis.Kaum Anglikan juga tetap menguasai sebuah suara di pemerintahanmelalui inklusi sejak abad ke-14 dari “Majelis Spiritual” dalamMajelis Perwakilan Tinggi (House of Lords). Organisasi-organisasiAnglikan, Metodis, dan Presbiterian terus terlibat dalam kerja amalbagi orang miskin, dalam pencarian dana bagi missionaris atauuntuk menjalankan sekolah-sekolah.15 Pendeknya, studi ini berfokuspada indikator-indikator religiusitas di kalangan publik luas, danpengikisan konsisten apa pun yang terjadi mungkin pada akhirnyaakan memunyai dampak bagi institusi gereja, namun dampak ter -sebut mungkin lama tertunda dan tidak langsung.

Klasifikasi Budaya-budaya Keagamaan

Mengidentifikasi budaya keagamaan dominan dalam tiap-tiapnegara penting dilakukan karena kami berharap bahwa nilai-nilaidan keyakinan-keyakinan agama Katolik, Protestan, Ortodok, Islamdan agama-agama timur akan menerakan jejak mereka pada masing-masing masyarakat, melalui saluran-saluran utama transmisi dansosialisasi budaya, terlepas dari seberapa jauh individu-individusecara aktif berpartisipasi dalam agama melalui gereja, masjid, biaradan kuil. Karena itu, misalnya, kami berharap bahwa melaluipengalaman dengan sekolah-sekolah, media massa, dan tempat

54 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 81: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

kerja, generasi yang lebih muda dari Muslim Pakistan danBangladesh yang tumbuh di Bradford, Birmingham, atau Leicestersecara bertahap akan menyerap nilai-nilia sosial dan politik tertentudari komunitas-komunitas lokal mereka, serta perpaduan gayahidup, mode, dan musik Asia-Inggris, yang memunyai andilterhadap Inggris yang multikultural, sehingga pada akhirnya nilai-nilai keagamaan, sosial dan politik dari orang Asia-Inggris perlahanakan mulai berbeda dari para leluhur mereka yang tinggal di AsiaTenggara. Kami juga perlu mengidentifikasi ukuran sektor-sektorkeagamaan utama di tiap-tiap negara untuk mempermudah peng -hitungan atas pluralisme atau fraksionalisasi keagamaan di tiap-tiapnegara (dibahas dalam Bab 4), yang merupakan komponen pentingdari teori pasar keagamaan. Ketika satu budaya keagamaan jelasumum dipegang dalam suatu negara, sehingga 80% atau lebihpenduduknya memiliki suatu keyakinan yang mirip, maka iden tifi -kasi agama dominan atau mayoritas relatif mudah. Proses ini lebihrumit ketika sebuah masyarakat yang plural terbagi-bagi ke dalamberagam agama, sehingga kami harus mengidentifikasi pluralitaskeyakinan tersebut.

Perkiraan-perkiraan tentang distribusi para penganut keagamaandi seluruh dunia biasanya diambil dari beberapa sumber rujukanumum, yang masing-masing mengandung keterbatasan-keterbatasanpenting tertentu. Klasifikasi agama dominan dalam 191 negara diseluruh dunia yang digunakan dalam studi ini diambil dari sebuahkarya rujukan standar, the Encyclopaedia Britannica Book of theYear 2001, yang menggunakan sebuah kumpulan-data tentangpluralisme keagamaan yang diambil dari sumber yang dikumpulkanoleh Alesina dan kawan-kawan.16 Seperti halnya kompilasi data se -kunder apa pun, konsistensi dan kesahihan angka-angka Encyclo -paedia Britannica tersebut dapat diragukan. Perkiraan tentang jum -lah tepat dari para pengikut keagamaan dalam masing-masingkeyakinan bergantung pada tingkat agregasi yang digunakan,misalnya apakah jumlah total kaum Protestan dihitung di tiap-tiapnegara, atau apakah hal ini dipecah secara mendetail ke dalamkelompok-kelompok keagamaan atau sekte-sekte Protestan sepertikaum Baptis, Anglikan, dan Metodis. Identifikasi dan klasifikasi daribanyak agama tradisional atau agama rakyat yang ada di wilayah-wilayah Afrika, Asia dan Karibia masih bermasalah. Ketika infor -masi tentang identitas-identitas keagamaan yang dilaporkan-sendiridikumpulkan dan dipublikasikan dalam sebuah sensus nasionalresmi, hal ini memberikan statistik-statistik yang lebih terpercaya,

MENGUKUR SEKULARISASI 55

Democracy Project

Page 82: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

56 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

namun juga penghitungan-penghitungan yang lebih mendetail,dibanding di negara-negara di mana informasi seperti itu tidakdikumpulkan oleh pemerintah. Klasifikasi tentang perkiraan jumlahorang-orang yang tak-beragama, kaum agnostik dan atheis, sertanon-responden, juga berbeda-beda dari satu sumber rujukan kesumber rujukan yang lain, dan hal ini sangat penting di negara-negara di mana beberapa atau semua agama ditindas atau dilarangoleh pemerintah.

Namun, meski terdapat keterbatasan-keterbatasan ini, Encyclo -paedia Britannica tersebut memberikan gambaran besar tentangdistribusi agama-agama besar di seluruh dunia. Kesahihan dankonsistensi data tersebut diperbandingkan dengan dua sumberrujukan alternatif yang umum dikutip dalam kepustakaan tentangmasalah ini. World Christian Encyclopedia membandingkan gereja-gereja dan agama-agama di seluruh dunia, dan mengkaji berbagaikecenderungan dari waktu ke waktu, yang didasarkan pada suatu“megasensus” keagamaan tahunan yang dilakukan oleh 10 jutapemimpin gereja, pendeta, dan pekerja-pekerja Kristen lain.17

Sumber ini memonitor jumlah dan proporsi para pengikut berbagaiagama dunia, serta distribusi personel, sumberdaya, dan misionariskeagamaan. World Christian Encyclopedia tersebut memberikansuatu gambaran global yang komprehensif, namun sulit untukmenilai kesahihan data tersebut, karena survei-survei yang menjadisumber perkiraan-perkiraan tersebut tidak didasarkan pada sampel-sampel representatif dari populasi umum di tiap-tiap negara. Untukperbandingan lebih jauh, klasifikasi data yang digunakan olehEncyclopaedia Britannica tersebut juga dibandingkan konsistensinyadengan CIA World Factbook 2002, suatu sumber rujukan standarlain yang umum digunakan dalam kepustakaan tentang masalahini.18

Gambar 2.2, yang didasarkan pada Encyclopaedia Britannica,menggambarkan budaya keagamaan yang dominan yang ada dimasing-masing negara. Peta itu memperlihatkan distribusi darihanya kurang dari satu miliar orang yang hidup dalam 67 negara diseluruh dunia yang memiliki budaya Katolik Roma, khususnyawilayah-wilayah besar dari Eropa Selatan dan Tengah, dan bekasjajahan Spanyol dan Portugis di Amerika Latin. Sekitar setengahmiliar orang hidup di 28 negara dengan budaya Protestan yangdominan, khususnya orang-orang di Eropa Utara serta bekas-bekasjajahan di Afrika sub-Sahara, Karibia, dan Pasifik, yang terbagi diantara beragam kelompok keagamaan dan sekte, antara lain kaum

Page 83: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Gam

bar

2.2.

Aga

ma-

agam

a ya

ng

seca

ra H

isto

ris

Dom

inan

di

188

Neg

ara

di s

elu

ruh

Du

nia

.S

um

ber:

Kla

sifi

kasi

dar

i K

um

pula

n-D

ata

Ale

sin

a dk

k., d

iper

oleh

dar

i En

cycl

opae

dia

Bri

tann

ica

Boo

k of

the

Yea

r 20

01.

Juga

Ale

sin

a dk

k., 2

003.

“Fr

acti

onal

izat

ion

.” J

ourn

al o

f Eco

nom

ic G

row

th82

: 219

-258

.

Buda

ya K

eaga

maa

n

Timur

(1

5)Hi

ndu

(2)

Yahu

di

(1

)Or

todok

s

(5

0)La

innya

(1

2)Pr

otesta

n

(3

5)Ka

tolik

Roma

(61

)

57

Democracy Project

Page 84: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

58

Democracy Project

Tabel 2.2. Klasifikasi Masyarakat berdasarkan Agama Besar Merekayang secara Historis Dominan

Page 85: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Anglikan, Lutheran, Metodis, Baptis, Pantekosta, dan lain-lain.Kami memperkirakan bahwa 50 negara lain di seluruh dunia, yangmemuat lebih dari satu miliar orang, memiliki budaya Muslim yangdominan, dan mayoritas Sunni dan minoritas Syi’ah, khususnya diseluruh wilayah-wilayah besar Afrika Utara, Timur Tengah, danbeberapa wilayah Asia Tenggara. Hanya tiga negara dikelompokkansebagai Hindu, meskipun karena dimasukkannya India (sertanegara-negara yang lebih kecil, Mauritius dan Nepal) budaya ke -agamaan ini mencakup sekitar satu miliar orang. Budaya GerejaOrtodoks dominan di Eropa Tengah, Eropa Timur, dan wilayah-wilayah Balkan, dalam selusin negara yang memuat sekitarseperempat juta penduduk, meskipun banyak orang yang hidup dinegara-negara ini mengidentifikasi diri mereka sebagai atheis.Sepuluh negara lain di Asia Tenggara, yang mencakup 30 juta orang,memiliki budaya-budaya yang menekankan sistem-sistem keyakinanBudha, Tao, Konfusian, Shinto, dan sistem-sistem keyakinan Timuryang lain. Terakhir, beberapa negara lebih sulit diklasifikasikan kedalam pengelompokan keagamaan utama: Israel adalah satu-satu -

MENGUKUR SEKULARISASI 59

Democracy Project

CATATAN: Studi ini membagi lagi negara bangsa-negara bangsa dengan tra-disi keagamaan historis yang khas ke dalam masyarakat-masyarakat yangkhas, termasuk UK (Irlandia Utara dan Inggris Raya), Jerman (Timur danBarat), dan Republik Federal Yugoslavia (Serbia dan Montenegro).

Sumber: Negara-negara diklasifikasi menurut agama yang secara historis dom-inan, berdasarkan Encyclopaedia Britannica Book of the Year 2001. AlbertoAlesina dkk., 2003. “Fractionalization.” Journal of Economic Growth. 82: 219-258. Kumpulan-data tersebut tersedia online di: www.stanford.edu/~wacziarg/papersum.html Untuk klasifikasi masyarakat-masyarakat tersebut, lihat Lam-piran A.

Page 86: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

60 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

nya negara Yahudi. Beragam agama dan keyakinan rakyat pribumiterus dominan di negara-negara tertentu di Afrika dan Asia-Pasifik,seperti Kamerun, Angola, Benin dan Ghana.

Berdasarkan distribusi ini, Tabel 2.2 mengklasifikasikan masya -rakat-masyarakat yang tercakup dalam Survei Nilai-nilai Dunia kedalam lima budaya keagamaan utama yang didasarkan pada agamayang secara historis dominan yang ditemukan dalam masing-masingmasyarakat. Di negara-negara yang homogen kategorisasi ituterbukti mudah, meskipun penilaian ini lebih problematis dalammasyarakat-masyarakat yang terfragmentasi di mana hanya plural -itas terbesar dari populasi setia pada satu agama tertentu. KumpulanSurvei Nilai-nilai Dunia dari 1981 hingga 2000 itu mencakup 28masyarakat Katolik Roma dan 20 masyarakat Protestan, termasukmasyarakat-masyarakat dengan tingkat perkembangan sosio-ekonomi dan tingkat demokratisasi yang sangat berbeda. Survei itujuga mencakup 12 budaya keagamaan ortodoks dan 13 masyarakatMuslim, serta enam masyarakat yang menganut agama-agama Asiayang berbeda, yang lebih sulit untuk dikategorikan ke dalam satubudaya keagamaan yang koheren. Pada tingkat individu, afiliasikelompok keagamaan orang dimonitor dalam Survei Nilai-nilaiDunia tersebut dengan menanyakan pertanyaan, “Apakah andamenjadi anggota sebuah kelompok keagamaan?” Jika ya, orang ter -sebut diminta untuk menunjuk pada salah satu dari delapan kategoriutama: Katolik Roma, Protestan, Ortodoks, Muslim, Budha,Yahudi, Hindu, atau agama-agama “lain”.

Jenis-jenis Masyarakat

Dalam perbandingan global, 191 negara juga diklasifikasikan ber -dasarkan tingkat-tingkat modernisasi sosial. Indeks PembangunanManusia (HDI) yang diterbitkan setiap tahun oleh United NationsDevelopment Program (UNDP) menyediakan skala standar 100-poin tentang modernisasi masyarakat, tingkat pengetahuan (tingkatmelek huruf dewasa dan pendidikan), kesehatan, (harapan hidupsaat kelahiran), dan standar hidup (GDP per kapita riil). Ukuran inidigunakan secara luas dalam kepustakaan tentang pembangunandan keuntungan ukuran ini adalah memberikan suatu indikatoryang lebih luas dan lebih terpercaya tentang kemakmuran sosialdibanding taksiran-taksiran moneter yang didasarkan pada tingkatkesejahteraan atau kekayaan finansial.19 Dengan menggunakan HDI

Page 87: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Islam

CA

TATA

N:

Aga

ma

besa

r: D

ikla

sifik

asik

an b

erda

sark

an a

gam

a te

rbes

ar d

i tia

p-tia

p ne

gara

yan

g di

iden

tifik

asi d

ari A

lesi

na d

kk. 2

003.

Tot

alpo

pula

si 2

000:

Ban

k D

unia

, D

evel

opm

enta

l In

dica

tors

, 20

02.

Pert

umbu

han

popu

lasi

tah

unan

: Ba

nk D

unia

, D

evel

opm

enta

l In

dica

tors

,20

02.R

ata-

rata

GD

P pe

rka

pita

200

0(d

iung

kapk

an d

alam

Kes

amaa

n K

emam

puan

Mem

beli

dala

m $

US)

: Ba

nk D

unia

, Dev

elop

men

tal I

n-di

cato

rs, 2

002.

Koe

fisie

n G

INI

dari

ket

idak

seta

raan

eko

nom

i (ta

hun

tera

khir

ter

sedi

a):

Bank

Dun

ia, D

evel

opm

enta

l Ind

icat

ors,

200

2. H

DI

1998

: In

deks

Pem

bang

unan

Man

usia

, ya

ng m

engg

abun

gkan

pen

didi

kan

dan

tingk

at m

elek

-hur

uf,

hara

pan

hidu

p, d

an G

DP

per

kapi

ta;

UN

DP

2000

. Rat

a-ra

ta p

erse

ntas

e po

pula

si p

edes

aan:

Ban

k D

unia

, Dev

elop

men

tal I

ndic

ator

s, 2

002.

Rat

a-ra

ta h

arap

an h

idup

, 200

0 (t

ahun

):Ba

nk D

unia

, Dev

elop

men

tal I

ndic

ator

s, 2

002.

Ind

eks

plur

alis

me

keag

amaa

n: s

kala

100

-poi

n ya

ng m

engu

kur

dera

jat

plur

alis

me

keag

amaa

nat

au f

raks

iona

lisis

si. A

lesi

na d

kk. 2

003.

61

Democracy Project

Isla

m

Tabe

l 2.

3.In

dika

tor-

Indi

kato

r S

osia

l da

n E

kon

omi

dari

Aga

ma-

agam

a B

esar

Du

nia

Page 88: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

1998, “masyarakat-masyarakat pascaindustri” didefinisikan sebagai20 negara paling makmur di seluruh dunia, yang diperingkatkandengan skor HDI di atas 900 dan rata-rata GDP per kapita $29.585.Definisi klasik tentang masyarakat-masyarakat pasca industrimenekankan pergeseran dalam produksi dari perkebunan danpabrik ke profesi-profesi dan manajemen profesional berbasis-pengetahuan Hampir 2/3 dari GDP dalam masyarakat-masyarakatpascaindustri berasal dari sektor jasa. “Masyarakat-masyarakatindustri” dikelompokkan sebagai 58 negara dengan HDI moderat(berkisar dari .740 hingga .899) dan rata-rata GDP per kapitamoderat $6.314. Masyarakat-masyarakat ini dicirikan oleh suatuperekonomian yang didasarkan pada industri manufaktur, dengantingkat penghasilan, pendidikan, dan harapan hidup moderat.Terakhir, “masyarakat-masyarakat agraris”, yang didasarkan padaproduksi pertanian dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya alam,mencakup 97 negara di seluruh dunia dengan tingkat pembangunanyang lebih rendah (HDI .739 atau di bawahnya) dan rata-rata GDPper kapita $1.098 atau kurang.20

Beberapa kontras dalam indikator-indikator yang paling umumdari kemakmuran sosial itu dapat dibandingkan untuk mengkajihubungan antara pola-pola pembangunan manusia dan budaya-budaya keagamaan dominan di seluruh dunia. Tabel 2.3 meringkas -kan total distribusi populasi dan bagaimana pola-pola pertumbuhanpopulasi berbeda-beda secara sistematis di kalangan jenis-jenisbudaya keagamaan yang berbeda, serta tingkat-tingkat pendapatanper kapita, pembangunan manusia, pluralisme keagamaan, populasipedesaan, rata-rata harapan hidup, dan koefisien GINI darikesamaan pendapatan. HDI tersebut memberikan skala ringkas darimodernisasi, yang memperlihatkan tingkat-tingkat tertinggi daripembangunan dalam budaya-budaya keagamaan yang secaradominan Protestan, Katolik, dan Ortodoks, sementara agama-agama lain semuanya memiliki tingkat pembangunan manusia yanglebih redah—diulas secara mendetail dalam bab berikutnya.Kontras-kontras yang lebih kuat ditemukan dalam di antara tingkat-tingkat penghasilan per kapita, yang berkisar dari $14.701 secararata-rata dalam masyarakat-masyarakat Protestan yang makmurhingga $3.518 dalam masyarakat-masyarakat Muslim yang lebihmiskin. Perbedaan-perbedaan serupa yang mencerminkan tingkat-tingkat penghasilan ini dapat ditemukan di antara indikator-indikator sosial yang lain (dibahas dalam Bab 3), yang tercakupdalam pola-pola pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan ketidak -

62 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 89: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

setaraan penghasilan. 50 masyarakat Muslim tersebut sangatberbeda-beda, dengan lebih dari 1 miliar orang terpencar di seluruhdunia dari Indonesia dan Malaysia hingga Nigeria dan Afganistan.Keyakinan-keyakinan mereka juga terentang mulai dari konser -vatisme penerapan kaku atas hukum Syariah hingga negara sekularseperti Turki. Terlepas dari perbedaan ini, negara-negara denganbudaya Muslim yang dominan sama-sama memiliki beberapa ciritertentu yang penting: dibandingkan dengan budaya keagamaanlain, masyarakat-masyarakat ini bukan hanya yang paling miskin diseluruh dunia, tapi mereka juga memiliki tingkat perbedaanekonomi tertinggi antara kaya dan miskin, tingkat harapan hidupterendah kedua, pertumbuhan populasi tercepat, dan homogenitaskeagamaan terbesar—yang akan dibahas lebih jauh dalam Bab 5.

Jenis Negara

Di tahun-tahun belakangan ini telah terjadi berbagai usaha yangsemakin kompleks untuk mengembangkan ukuran-ukuran yangefektif tentang tingkat pemerintahan yang baik suatu masyarakatsecara umum, dan tingkat demokrasi secara khusus. Indikator-indikator ini berkisar dari definisi-definisi minimalis, sepertipengelompokan dikotomis antara demokrasi dan otokrasi yangdigunakan oleh Przeworski dan para koleganya, hingga skala-skalamultidimensi yang digunakan oleh Bank Dunia untuk meme -ringkatkan tingkat-tingkat korupsi, stabilitas, dan supremasi hukum,hingga “audit-audit demokratik” kualitatif yang sangat kaya danmendetail yang dilakukan hanya di sedikit negara.21 Indeks-indeksringkas alternatif menekankan komponen-komponen yang berbeda,dan semua ukuran mengandung keterbatasan-keterbatasan konsep -tual atau metodologis tertentu dalam hal keterpercayaan, konsis -tensi dan kesahihan mereka. Meskipun demikian, sebuah per -bandingan atas sembilan indeks utama demokrasi oleh Munck danVerkuilen menyimpulkan bahwa, terlepas dari perbedaan-perbedaan metodologis tersebut, dalam kenyataannya ujian-ujiankorelasi sederhana memperlihatkan bahwa terdapat begitu banyakkemiripan dalam hal bagaimana negara-negara diperingkatkan padaukuran-ukuran yang berbeda: “Terlepas dari perbedaan-perbedaandalam konseptualisasi, pengukuran, dan agregasi, semua itu tampakmemperlihatkan bahwa indeks-indeks yang dikaji tersebut me -nunjuk pada realitas-realitas mendasar yang sama.”22 Bias-bias

MENGUKUR SEKULARISASI 63

Democracy Project

Page 90: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

sistematis mungkin dihasilkan dari pendasaran semua indeks ter -sebut pada sumber-sumber bukti yang serupa atau dari keterbatasan-keterbatasan data yang lazim, namun korelasi hasil-hasil tersebutmemperlihatkan bahwa penggunaan satu atau lain ukuran tidakmungkin menghasilkan klasifikasi-klasifikasi negara yang sangatberbeda.

Indeks Gastil, yang digunakan oleg Freedom House, telah umumditerima sebagai salah satu dari ukuran-ukuran standar yangmenyediakan suatu klasifikasi multidimensi atas hak-hak politik dankebebasan sipil. Ukuran ini digunakan di sini dari serangkaian alter -natif, seperti dalam karya-karya sebelumnya, karena ia menyediakancakupan yang komprehensif di seluruh dunia, yakni semua negara-bangsa dan wilayah-wilayah independen di dunia.23 Indeks tersebutjuga mempermudah analisis dari waktu ke waktu atas berbagai ke -cenderungan dalam demokratisasi, karena suatu pengukuran tahun -an bagi tiap negara telah dihasilkan sejak awal 1970-an. Indekstujuh-poin Gastil itu dibalikkan dalam penyajiannya demi ke -mudahan penafsiran, sehingga skor yang lebih tinggi pada indekstersebut menunjukkan bahwa sebuah negara memiliki hak-hakpolitik dan kebebasan sipil yang lebih besar. Kami juga tertarik padapola-pola historis, dan khususnya pada seberapa lama demokrasibertahan dalam tiap-tiap masyarakat. Untuk mendapatkan suatuukuran tentang lamanya stabilitas demokratik, rata-rata peringkat-peringkat tahunan Freedom House tersebut dihitung mulai dari1972 hingga 2000.

Dengan dasar ini, demokrasi-demokrasi yang lebih tua di definisi -kan sebagai 39 negara di seluruh dunia yang memiliki paling tidak20 tahun pengalaman demokrasi yang kontinyu dari 1980 hingga2000 dan peringkat Freedom House 5,5 hingga 7,0 dalam penilaianyang paling baru. Demokrasi-demokrasi yang lebih baru di -kelompokkan sebagai 43 negara yang memiliki kurang dari 20tahun pengalaman dengan demokrasi dan peringkat paling baruFreedom House 5,5 hingga 7,0. 47 negara yang lain dikelompokkansebagai semi-demokrasi (Freedom House menggambarkan merekasebagai “sebagian bebas”; yang lain menggunakan istilah demokrasi-demokrasi “transisional” atau “yang sedang terkonsolidasikan”);negara-negara ini memiliki pengalaman demokrasi kurang dari 20tahun dan memunyai peringkat Freedom House terbaru 3,5 hingga5,5. Enampuluh dua negara sisanya disebut non-demokrasi, danmemunyai skor Freedom House pada 1999-2000 dari 1,0 hingga3,0; negara-negara itu mencakup kediktatoran yang didukung

64 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 91: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

militer, negara-negara otoriter, oligarki-oligarki elitis, dan monarki-monarki absolut. Lampiran A mendaftar berbagai klasifikasi negarayang digunakan di seluruh buku, yang didasarkan pada ukuran-ukuran ini. Jelas terdapat suatu ketumpangtindihan besar antaraperkembangan manusia dan perkembangan demokratik pada posisiteratas dari skala tersebut; banyak demokrasi yang lebih tua jugamerupakan masyarakat-masyarakat pasca-industri yang makmur.Namun pola negara-negara di kalangan masyarakat-masyarakatindustri dan agraris memperlihatkan suatu pola yang jauh lebihkompleks, di mana demokrasi-demokrasi yang lebih baru, semi-demokrasi, dan non-demokrasi berada pada tingkat perkembangansosio-ekonomi yang berbeda.

Indeks Kebebasan Keagamaan

Agar bisa membandingkan tingkat kebebasan keagamaan di tiap-tiap negara, kami menciptakan sebuah skala baru yang didasarkanpada informasi bagi masing-masing negara yang termuat dalamlaporan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat tentangKebebasan Keagamaan Internasional, 2002, suatu perbandinganyang komprehensif atas peraturan dan pembatasan negara terhadapsemua keyakinan di dunia.25 Skala kami berusaha untuk menirumetodologi tersebut dan memperluas cakupan negara yangditawarkan oleh skala Chaves dan Cann 1992 yang telah digunakandalam studi-studi sebelumnya untuk mengukur peraturan negara.26

Indeks Kebebasan Keagamaan baru yang kami kembangkanberfokus pada hubungan negara dan gereja, termasuk isu-isu sepertiapakah konstitusi membatasi kebebasan keagamaan, apakahpemerintah mengekang beberapa kelompok keagamaan, kultus,atau sekte, dan apakah terdapat suatu gereja resmi. Indeks barutersebut diklasifikasikan berdasarkan 20 kriteria yang didaftardalam Lampiran C, di mana masing-masing item dikodekan 0/1.Skala 20-poin tersebut kemudian dibalikkan sehingga skor yanglebih tinggi pada skala 20-poin itu menggambarkan kebebasankeagamaan yang lebih besar.

Untuk memperkuat kesahihan dan konsistensi skala barutersebut terhadap ukuran-ukuran alternatif, Indeks KebebasanKeagamaan baru itu diuji, dan diketahui cukup atau sangat terkaitdengan tingkat demokrasi di tiap-tiap negara, sebagaimana diukuroleh Indeks Gastil tentang hak-hak politik dan kebebasan sipil yang

MENGUKUR SEKULARISASI 65

Democracy Project

Page 92: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

dibuat oleh Freedom House, serta Indeks kebebasan keagamaanFreedom House, skala Chaves dan Cann 1992 tentang regulasinegara atas agama (dibahas dalam Bab 3), dan indeks Alesinatentang pluralisme keagamaan/fraksionalisissi.27

Dengan kerangka perbandingan dan tipologi ini, pertanyaan-pertanyaan kunci untuk dikaji dalam bab-bab berikutnya berkenaandengan seberapa jauh kuatnya keyakinan-keyakinan, nilai-nilai danpraktik-praktik keagamaan bervariasi dalam suatu cara yang ter -prediksikan berdasarkan tingkat modernisasi sosial, dan berdasar -kan budaya keagamaan yang dominan, seperti yang diteorikan, dankemudian seberapa jauh pola-pola sekularisasi memiliki konse -kuensi-konsekuensi penting bagi masyarakat dan politik. Pada isu-isu inilah kita sekarang berpindah.***

66 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 93: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

3

Membandingkan Sekularisasi di Seluruh Dunia

TEORI YANG DIKEMBANGKAN DALAM BUKU INI MENYATAKAN BAHWA

merosotnya keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan praktik-praktikkeagamaan dipengaruhi oleh perubahan-perubahan jangka panjangdalam keamanan eksistensial, suatu proses yang terkait denganperkembangan manusia dan kesetaraan sosio-ekonomi, serta de -ngan warisan budaya dan tradisi keagamaan tiap-tiap masyarakat.1

Untuk menjelaskan proposisi-proposisi inti tersebut, yang di -gambarkan sebelumnya dalam Gambar 1.1, kami menghipotesa kanbahwa proses modernisasi sosial mencakup dua tahap utama: (1)transisi dari masyarakat agraris ke industri, dan (2) perkembangandari masyarakat industri ke pasca-industri. Kami berpendapatbahwa perubahan-perubahan ekonomi, budaya, dan politik berjalanbersama dalam cara yang koheren, sehingga tingkat keamananeksistensial yang semakin besar menghamparkan berbagai jalan yangsecara umum serupa. Namun, faktor-faktor yang terkait dengansituasi tertentu menjadikan mustahil untuk menentukan dengantepat apa yang akan terjadi dalam suatu masyarakat tertentu: per -kembangan-perkembangan tertentu menjadi semakin mungkinterjadi, namun perubahan-perubahan tersebut bersifat kemungkin -an, bukan pasti. Proses modernisasi tersebut mengurangi ancaman-ancaman bagi keberlangsungan hidup yang lazim ada dalam masya -rakat-masyarakat berkembang, khususnya di kalangan masyarakat

Democracy Project

Page 94: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

yang paling miskin; dan perasaan aman yang meningkat inimengurangi kebutuhan akan jaminan ketentraman yang diberikanagama. Syarat yang paling penting bagi keamanan, menurut kami,adalah perkembangan manusia dan ini lebih penting dibandingsekadar perkembangan ekonomi; hal ini mencakup seberapa jauhsemua sektor masyarakat memiliki akses yang sama pada pen didikandan kemampuan baca-tulis, jaminan kesehatan dasar, gizi yang cukup,pasokan air bersih, dan jaringan keamanan minimal bagi mereka yangmembutuhkan. Beberapa negara berkembang memiliki pendapatannasional yang substansial yang bersumber dari cadangan mineral danminyak, namun banyak penduduk tetap buta-huruf, kurang gizi, ataumiskin, yang disebabkan oleh ketidak setara an sosial, elit-elit yangtamak, dan korupsi pemerintah. Kemakmur an pribadi dapat hadirbersama dengan kemelaratan publik, dan kekayaan saja tidak cukupuntuk menjamin penyebaran secara luas keamanan.

Teori kami tidak bersifat deterministik atau teleologis. Bahkandalam demokrasi-demokrasi stabil yang makmur, orang dapat tiba-tiba merasa rentan terhadap malapetaka-malapetaka alamiah ataubuatan-manusia, kemerosotan ekonomi besar, atau tragedi-tragedipribadi. Dalam negara-negara kaya, sektor-sektor tertentu tetappaling rentan, khususnya para manula, serta kelompok-kelompokmiskin dan minoritas etnis. Selain itu, kami setuju dengan parateoretisi pasar keagamaan bahwa berbagai faktor yang bersifatkontingen juga dapat memengaruhi pola-pola religiusitas dalamkonteks-konteks tertentu; seruan kharismatik dari pemimpin-pemimpin spiritual tertentu dapat mengubah atau memobilisasijemaah mereka, sementara – sebaliknya – negara dapat menindasatau mengekang ekspresi keagamaan, seperti di Cina. Namun,dalam jangka panjang dan dalam perspektif global, teori kamimemprediksikan bahwa pentingnya agama dalam kehidupan orang-orang perlahan akan menghilang bersama dengan prosesperkembangan manusia. Selain itu, hal itu terjadi dengan palingdramatis selama tahap pertama perkembangan manusia, saatnegara-negara berkembang dari perekonomian-perekonomianagraris dengan penghasilan rendah ke masyarakat-masyarakatindustri berpenghasilan menengah yang memunyai jaminan-jaminankesejahteraan dan keamanan dasar yang memberi perlindunganterhadap berbagai risiko terburuk yang mengancam hidup; dan,karena alasan-alasan yang dibahas dalam Bab 1, proses ini tidakmembalikkan diri, namun menjadi kurang kuat selama tahap kedua,yakni bersama munculnya masyarakat-masyarakat pasca-industri.

68 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 95: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Sekularisasi juga dibentuk oleh keyakinan-keyakinan spiritualdan teologis yang ditekankan oleh budaya keagamaan dominanmasing-masing masyarakat. Kelompok-kelompok keagamaan dansekte-sekte mengikuti ide-ide, ajaran-ajaran dan teks-teks tertentu,misalnya antara kalangan Kristen Unitarian dan Mormon, umatSunni dan Syiah, dan kalangan Budha Theravada dan Mahayana.Keyakainan-keyakinan ini diharapkan beroperasi baik pada tingkatkhusus maupun tersebar. Para anggota yang menjadi bagian dari,dan mengidentifikasikan diri dengan, keyakinan-keyakinan dan ke -lompok-kelompok keagamaan tertentu akan meyakini keyakinan-keyakinan inti tersebut dengan paling kuat. Namun kami jugamengantisipasi bahwa, pada level-level yang lebih luas, setiap orangyang hidup dalam sebuah komunitas juga akan dipengaruhi olehtradisi keagamaan dominan dalam masing-masing masyarakat,melalui mekanisme-mekanisme bersama sosialisasi budaya sepertisekolah, universitas, dan media massa, meskipun mereka tidakpernah menginjakkan kaki di gereja atau berpartisipasi dalam suatulayanan keagamaan tertentu. Kami memperkirakan bahwa gagasan-gagasan utama yang terejawantah dalam ajaran-ajaran agama-agamadunia akan memunyai dampak terbesar pada mereka yang menjadibagian dari keyakinan-keyakinan ini, meskipun jejak yang lebihlemah dari gagasan-gagasan ini dapat ditemukan pada setiap orangyang hidup dalam tiap-tiap masyarakat. Karena alasan ini, misalnya,penduduk minoritas Muslim di Tanzania, Macedonia, dan Indiadiperkirakan meyakini nilai-nilai moral, ide-ide politik, dankeyakinan-keyakinan keagamaan yang berbeda dari orang-orangIslam yang hidup di Iran, Mesir, dan Indonesia—yang semuanyamerupakan negara-negara dengan budaya Islam yang dominan.

Bukti-bukti Perilaku Keagamaan

Studi-studi sebelumnya tentang kecenderungan-kecenderunganjangka panjang dalam partisipasi keagamaan umumnya memonitorcatatan-catatan sejarah gereja-gereja Katolik dan Protestan di EropaBarat, seperti laporan-laporan keuskupan, catatan-catatan ke -anggotaan, dan catatan-catatan gereja tentang pembaptisan danpernikahan, serta statistik-statistik resmi yang berasal dari sensus-sensus pemerintah dan surve-survei rumah tangga umum. Selamaera pasca-perang, sumber-sumber ini telah dilengkapi oleh data daripoling-poling opini dan survei-survei sosial yang representatif. Di

MEMBANDINGKAN SEKULARISASI DI SELURUH DUNIA 69

Democracy Project

Page 96: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

sini pola-pola partisipasi keagamaan dikaji melalui data surveidengan melihat pada (i) perbandingan-perbandingan lintas-negara diantara banyak masyarakat sekarang ini dengan tingkat perkembang -an yang berbeda, serta dengan melihat (ii) kecenderungan-kecenderungan longitudinal dalam partisipasi dan keyakinan-keyakinan dalam sebuah sub-kelompok yang lebih kecil dari negara-negara (yang umumnya pasca-industri) di mana data survei dariwaktu ke waktu tersedia, dan terakhir (iii) dengan menggunakanperbandingan-perbandingan generasional untuk melacak bukti-buktitentang perubahan nilai antar-generasi. Sekularisasi merupakansuatu proses jangka panjang yang merentang selama banyak dekade,dan kami tidak memiliki kumpulan-data besar dari waktu ke waktuyang diperlukan untuk menggambarkannya secara konklusif;namun jika temuan-temuan dari berbagai pendekatan ini semuamenunjuk ke arah yang sama, hal ini menambah kepercayaan kamipada kesimpulan-kesimpulan yang diambil.

Ukuran-ukuran survei standar yang digunakan untuk memonitorperilaku keagamaan mencakup frekuensi kehadiran dalam layananibadah, keterlibatan dalam ibadah atau meditasi, keanggotaan da -lam gereja serta kelompok dan organisasi ke agama an, dan identitasdiri keagamaan. Indikator utama dari partisipasi keagamaan yangdianalisis dalam bab ini diukur dengan pertanyaan standar yangumum digunakan dalam literatur tentang hal ini: “Selain pernikahan,pemakaman, dan pembaptisan, seberapa sering anda menghadiriibadah keagamaan?” Respon-respon dalam Survei Nilai-nilai Dunia(World Values Survei, selanjutnya disingkat WVS) berkisar pada skalatujuh-poin mulai dari “tidak pernah” (skor 1) hingga “lebih darisekali dalam seminggu” (skor 7). Berdasarkan item ini, partisipasikeagamaan ‘reguler’ dipahami sebagai me nunjuk pada paling tidakkehadiran mingguan (yakni, menggabung kan “sekali seminggu” atau“lebih dari sekali seminggu”). Item ini telah disertakan pada keempatgelombang WVS tersebut, yang memungkinkan perbandingan-per -bandingan dari waktu ke waktu dalam sub-kelompok negara-negarayang tercakup sejak 1981, serta memudahkan perbandingan lintas-negara pada gelombang terbaru 1995-2001. Item ini juga telahbanyak digunakan dalam banyak survei lintas-negara yang lain,seperti Survei Millenium Inter nasional Gallup pada Musim Gugur1999, yang mempermudah pemeriksaan independen atas kesahihanpenghitungan-peng hitung an WVS tersebut.2

Namun satu keterbatasan penting dari ukuran ini perlu dicatat:keyakinan-keyakinan Asia seperti agama Budha, Konfusian, dan

70 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 97: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Shinto berbeda dari agama Kristen dalam hal gagasan tentangjemaah, dan seberapa sering orang-orang diharapkan untukmenghadiri layanan-layanan keagamaan di gereja, masjid, kuil,sinagog, dan pure, di luar perayaan-perayaan dan upacara-upacarakhusus.3 Bentuk-bentuk lain dari partisipasi individu seringkalidianggap sama atau bahkan lebih penting dibanding ibadah kolektif,seperti kontemplasi pribadi, meditasi, dan doa, serta ritual-rituallain, seperti sedekah, mendoakan leluhur, atau menjalani kehidupanspiritual. Agama-agama Asia dicirikan oleh praktik-praktik pribadi:keanggotaan kurang atau tidak memiliki makna, orang-orang me -ngunjungi kuil atau biara sebagai individu atau keluarga ketimbangsebagai jemaah kolektif, dan orang mungkin mengunjungi lebih darisatu kuil.4 Di Jepang, misalnya, partisipasi dalam ritus-rituskeagamaan di pure atau kuil lebih merupakan persoalan adat-kebiasaan – memperingati perayaan bagi para leluhur pada Agustusatau melakukan kunjungan tahunan pada Tahun Baru – dan kurangmerupakan indikasi dari komitmen keagamaan.5 Agama pribumidan rakyat di Afrika juga dicirikan oleh berbagai macam ritual,praktik informal, dan beragam keyakinan, yang sering kali berakardalam sub-sub kultur komunitas setempat, ketimbang terejawantahdalam organisasi-organisasi formal gereja. Gerakan-gerakanspiritual New Age yang berkembang pada dekade-dekade belakang -an juga menekankan praktik-praktik yang sangat beragam, sepertipenyaluran dan terapi meditasi, yang sering kali bersifat indi -vidualistik dan bukan kolektif. Oleh karena itu, membandingkanfrekuensi kehadiran pada jemaah-jemaah, meskipun hal ini umumdalam literatur Barat, bisa memunculkan suatu bias sistematis ketikakita mengukur tingkat-tingkat keterlibatan di antara agama-agamadunia yang berbeda-beda.

Untuk meneliti apakah bias yang serius muncul dari ukuran ini,partisipasi keagamaan (yang dimonitor melalui frekuensi meng -hadiri ibadah-ibadah keagamaan) diperbandingkan dengan sebuahukuran kedua dari perilaku keagamaan, yang menggunakan skalatujuh-poin untuk memonitor seberapa sering orang beribadah ataubermeditasi di luar layanan-layanan ibadah keagamaan. Korelasitersebut menunjukkan bahwa kedua item itu secara signifikanterkait (pada tingkat mikro dan makro) dalam setiap jeniskeyakinan, meskipun kaitan tersebut—seperti yang diperkirakan—paling kuat terjadi di kalangan umat Katolik Roma dan Protestan.6Beberapa masyarakat Muslim, seperti Yordania dan Mesir, terbuktilebih cenderung mengikuti perintah ibadah sehari-hari ketimbang

MEMBANDINGKAN SEKULARISASI DI SELURUH DUNIA 71

Democracy Project

Page 98: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

sering terlibat dalam layanan-layanan ibadah reguler. Partisipasikeagamaan juga secara signifikan terkait dengan nilai-nilai ke agama -an (pentingnya agama) bagi berbagai keyakinan, serta denganidentitas-diri keagamaan.7 Hal ini memperlihatkan suatu peringatanpenting bahwa perbandingan frekuensi kehadiran dalam layanan-layanan ibadah mungkin mengabaikan tingkat-tingkat keterlibatandalam agama-agama dunia yang tidak menekankan praktik ini, diluar perayaan-perayaan, ritus-ritus dan momen-momen khusus.Ukuran kehadiran reguler di layanan-layanan ibadah tersebut di -gunakan di sini untuk perbandingan dengan banyak studi sebelum -nya, namun kami juga membandingkan indikator ini denganfrekuensi doa, sebagai suatu ukuran alternatif penting dari perilakukeagamaan yang umum dalam banyak agama dunia.

Tabel 3.1. Religiusitas Menurut Jenis Masyarakat

CATATAN: Signifikansi (Sig.): ***P = 0,001; **P = 0,01; *P = 0,05. N/s = tidaksignifikan. Signifikansi dari perbedaan di antara rata-rata kelompok diukur melaluiANOVA (Eta). Partisipasi keagamaan: “Selain pernikahan, pemakaman, dan pem -babtisan, seberapa sering anda menghadiri ibadah-ibadah keagamaan belakanganini? Lebih dari sekali seminggu, sekali seminggu, sekali sebulan, hanya pada hariraya-hari raya tertentu, sekali setahun, sangat jarang, tidak pernah atau hampirtidak pernah.” Persentase menghadiri ibadah keagamaan “lebih dari sekali se -minggu” atau “sekali seminggu” Frekuensi berdoa: P199: “Seberapa sering andaberdoa kepada Tuhan di luar ibadah-ibadah keagamaan? Apakah .. setiap hari (7),lebih dari sekali seminggu (6), sekali seminggu (5), setidaknya sekali sebulan (4),beberapa kali setahun (3), sangat jarang (2), tidak pernah(1).” Persentase “setiaphari” Nilai-nilai keagamaan: P10: “Seberapa penting agama dalam kehidupananda? Sangat penting, agak penting, tidak begitu penting, sama sekali tidakpenting?” Persentase “sangat penting.” Keyakinan-keyakinan keagamaan: “Jikaada, mana dari daftar berikut ini yang anda percayai? Ya/Tidak.” Persentase “ya.”Sumber: Survei Nilai-nilai Dunia/Survei Nilai-nilai Eropa, gabungan 1981-2001.

72 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 99: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

MEMBANDINGKAN SEKULARISASI DI SELURUH DUNIA 73

Democracy Project

Pola-pola Perilaku Keagamaan Lintas-Negara

Perbandingan perilaku keagamaan diringkaskan dalam Tabel 3.1dan Gambar 3.1, yang didasarkan pada WVS gabungan pada 1981– 2001 di 74 masyarakat di mana data tersedia. Perbedaan-perbedaan penting dan menonjol jelas terlihat menurut jenis dasarmasyatakat, dalam suatu pola yang konsisten dan signifikan, dimana negara-negara pasca-industri yang makmur terbukti palingsekular dalam perilaku, nilai-nilai dan, sampai tingkat yang lebihrendah, keyakinan-keyakinan keagamaan mereka. Secara keseluruh -an, hampir setengah (44%) dari publik dalam masyarakat-masyarakat agraris menghadiri ibadah keagamaan paling tidaksetiap minggu, dibandingkan dengan seperempat dari mereka yanghidup dalam masyarakat-masyarakat industri, dan hanya seperlimadalam masyarakat pasca-industri. Hal ini bukan sekadar hasil dariukuran yang digunakan, karena kecenderungan untuk terlibat da -lam ibadah harian tersebut memperlihatkan perbedaan-perbedaanyang mirip: lebih dari setengah populasi dalam masyarakat agrarisberdoa secara reguler, dibandingkan dengan hanya sepertiga darimereka yang hidup di negara-negara industri, dan hanya seper -empat dari mereka yang hidup dalam masyarakat pasca-industri.Oleh karena itu, kedua ukuran tersebut memperlihatkan bahwapartisipasi keagamaan dua kali lebih kuat dalam masyarakat yanglebih miskin dibanding masyarakat kaya. Perbedaan-perbedaantersebut bahkan lebih kuat jika kita melihat pada pentingnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan orang-orang: dua pertiga darimereka yang hidup dalam masyarakat yang lebih miskin melihatagama sebagai “sangat penting” dibanding dengan hanya sepertigadari mereka yang hidup dalam masyarakat industri, dan hanyaseperlima dari mereka yang hidup dalam masyarakat pasca-industri.Benar bahwa keyakinan-keyakinan keagamaan kurang tajamterbedakan menurut jenis dasar masyarakat, namun bahkan di sinijuga terdapat pola-pola yang konsisten: sebagai contoh, sekitar duapertiga dari publik dalam masyarakat pasca-industri dan industrimengungkapkan keyakinan pada Tuhan, namun mayoritas orangdalam masyarakat-masyarakat ini terbukti skeptis menyangkutdoktrin-doktrin metafisik yang lain, termasuk keyakinan padareinkarnasi, surga, dan neraka, serta adanya jiwa.8 Sebaliknya,dalam masyarakat-masyarakat agraris mayoritas orang percaya padagagasan-gagasan ini.

Page 100: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Gambar 3.1. Religiusitas Menurut Jenis Masyarakat

CATATAN: Partisipasi keagamaan: “Selain pernikahan, pemakaman, dan pem -babtisan, seberapa sering kira-kira anda menghadiri ibadah-ibadah keagamaanbelakangan ini? Lebih dari sekali seminggu, sekali seminggu, sekali sebulan, hanyapada hari raya-hari raya tertentu, sekali setahun, sangat jarang, tidak pernah, atauhampir tidak pernah.” Persentase menghadiri ibadah keagamaan “lebih dari sekaliseminggu” atau “sekali seminggu” Frekuensi berdoa: P199: “Seberapa sering andaberdoa kepada Tuhan di luar ibadah-ibadah keagamaan? Apakah ... setiap hari (7),lebih dari sekali seminggu (6), sekali seminggu (5), setidaknya sekali sebulan (4),beberapa kali setahun (3), sangat jarang (2), tidak pernah (1).” Persentase “setiaphari”. Nilai-nilai keagamaan: P10: “Seberapa penting agama dalam kehidupananda? Sangat penting, agak penting, tidak begitu penting, sama sekali tidakpenting?” Persentase “sangat penting.”Sumber: Survei Nilai-nilai Dunia/Survei Nilai-nilai Eropa, gabungan 1981-2001.

Oleh karena itu, berdasarkan ukuran-ukuran ini, partisipasi,nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan keagamaan tetap tersebar luasdi negara-negara berkembang yang lebih miskin, namun merekakurang menjangkiti mayoritas publik di masyarakat-masyarakatpasca-industri yang makmur. Hal ini juga bukan sekadar produkdari pertanyaan-pertanyaan, desain survei, atau praktik kerjalapangan dalam WVS tersebut; sebuah survei 44 negara yangdilakukan pada 2002 bagi Pew Global Attitudes Project menegaskankontras-kontras global yang tajam dalam arti-penting agama secarapersonal, di mana semua negara yang lebih kaya, kecuali Amerika

Menghadiri ibadah keagamaan paling tidak

seminggu sekali (%)

Berdoa setiap hari (%) Agama “sangat penting”(%)

74 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Agraris Industri Pascaindustri

Page 101: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

MEMBANDINGKAN SEKULARISASI DI SELURUH DUNIA 75

Democracy Project

Serikat, kurang menganggap penting agama dibanding di negara-negara berkembang yang miskin.9 Perbedaan-perbedaan yangserupa dalam religiusitas di antara masyarakat kaya dan miskin jugaditegaskan dalam Survei Milenium Internasional Gallup tentangagama yang dijalankan di 60 negara.10

Namun terdapat beberapa pengecualian penting bagi pola-polaini, di mana negara-negara tertentu lebih atau kurang religiusdibanding yang diperkirakan berdasarkan perkembangan manusiasemata. Untuk menganalisis variasi-variasi lintas-negara ini secaralebih mendalam, Gambar 3.2 menyajikan distribusi masyarakat-masyarakat berdasarkan indikator-indikator inti dari perilakukeagamaan. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa masyarakat-masyarakat yang religius (dalam kuadran kanan-atas) mencakupbeberapa masyarakat yang lebih miskin di dunia, terutama Nigeria,Tanzania, Uganda, dan Zimbabwe – di mana sekitar tiga perempatatau lebih dari populasi menghadiri ibadah-ibadah keagamaanpaling tidak setiap minggu – serta Indonesia, Filipina, danBanglades. Namun masyarakat-masyarakat yang paling religiustersebut tidak terbatas pada Afrika dan Asia, karena posisi atastersebut juga mencakup El Savador, Polandia, dan Meksiko, yangsemuanya memiliki tingkat perkembangan sosio-ekonomi yangmoderat. Selain itu, meskipun banyak dari negara yang palingreligius tersebut adalah miskin, fenomena ini bukan sekadarmasalah perkembangan ekonomi karena terdapat beberapapengecualian yang menonjol dalam kategori ini, khususnya Irlandiadan Amerika Serikat, yang akan dibahas lebih jauh dalam babberikutnya.11 Kategori yang paling religius tersebut mencakupmasyarakat-masyarakat dengan budaya Katolik, Muslim danProtestan yang dominan, serta beberapa budaya plural yang terbagidi antara berbagai keyakinan.

Kategori religius moderat yang berada di tengah-tengah gambartersebut mencakup banyak negara Eropa Barat, meskipun tidak ter -dapat pola yang jelas yang memungkinkan kami untuk menjelaskandistribusi tersebut berdasarkan satu faktor, seperti tipe masyarakat,budaya keagamaan, atau bahkan agama dunia. Terakhir, negara-negara yang paling sekular di pojok kiri mencakup banyakmasyarakat pasca-industri yang makmur seperti Denmark, Islandia,Finlandia, Norwegia, dan Swedia – yang semuanya memiliki suatuwarisan budaya sebagai bangsa-bangsa Protestan Nordik dengangereja resmi dari pihak Luther dari Reformasi—dicirikan olehtingkat kehadiran di gereja yang rendah, dan terus terkikis, selama

Page 102: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

60 tahun terakhir.12 Jepang juga berada dalam kategori ini, sertabanyak negara pasca-Komunis, apa pun keyakinan dominanmereka, termasuk Rusia (Ortodoks), Azerbaijan (Muslim), RepublikCeko (Katolik), dan Estonia (Protestan). Negara komunis tersebutsecara aktif menindas agama, termasuk menutup gereja-gerejaOrtodoks, membatasi aktivitas-aktivitas legal paroki, menyiksamereka yang beriman, dan menerapkan indoktrinasi atheis yangintensif, dan warisan ini terus menerakan jejaknya sekarang ini diEropa Tengah dan Timur.13 Bab 6 akan mengulas apakah suatukebangkitan kembali agama terjadi di wilayah-wilayah ini selama1990-an, setelah runtuhnya Uni Soviet, dan terutama apakahgenerasi yang lebih muda yang tumbuh dalam kondisi-kondisi

Gambar 3.2. Perilaku Keagamaan di 76 Masyarakat

CATATAN: Partisipasi keagamaan: P185: “Selain pernikahan, pe makaman, danpembabtisan, seberapa sering kira-kira anda menghadiri ibadah-ibadah keagamaanbelakangan ini? Lebih dari sekali seminggu (7), sekali seminggu (6), sekali sebulan(5), hanya pada hari raya-hari raya tertentu (4), sekali setahun (3), sangat jarang(2), tidak pernah atau hampir tidak pernah (1)” Rata-rata frekuensi partisipasi permasyarakat. Seberapa sering berdoa? P199: “Seberapa sering anda berdoa kepadaTuhan di luar ibadah-ibadah keagamaan? Apakah ... seetiap hari (7), lebih darisekali seminggu (6), sekali seminggu (5), setidaknya sekali sebulan (4), beberapa kalisetahun (3), sangat jarang (2), tidak pernah(1).” Rata-rata frekuensi permasyarakat. Sumber: Survei Nilai-nilai Dunia, gabungan 1981-2001.

Rend

ah—

Partis

ipasi

keag

amaa

n—Tin

ggi

Rendah—Seberapa sering berdoa?—Tinggi

Sangat Religius

Budaya Keagamaan

∗ Timur

■ Islam

▼ Ortodoks

▲ Protestan

• Katolik Roma ______

Rsq = 0.7904Kurang Religius

76 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 103: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

MEMBANDINGKAN SEKULARISASI DI SELURUH DUNIA 77

Democracy Project

kebebasan yang lebih besar lebih religius dibanding orangtua dankakek-nenek mereka.

Apa peran modernisasi sosial dan perkembangan manusia dalamproses ini? Untuk melihat proses ini secara lebih sistematis, keduaindikator perilaku keagamaan tersebut dikorelasikan denganserangkaian indikator standar yang berhubungan dengan prosesperkembangan sosial dan keamanan manusia, tanpa kontrol apapun sebelumnya. Ukuran-ukuran yang dipilih untuk perbandinganmencakup Indeks Perkembangan Manusia UNDP, yang memadukanpenghasilan, tingkat melek-huruf dan pendidikan, serta harapanhidup ke dalam sebuah skala 100-poin. Ukuran ini telah umumdigunakan untuk membandingkan negara-negara kaya dan miskindi seluruh dunia, yang memberikan suatu indikator yang lebih luastentang keamanan manusia dan distribusi barang-barang publikumum dan bukan hanya pertumbuhan ekonomi. Kami jugamembandingkan efek terpisah dari indikator-indikator alternatifperkembangan ekonomi (catatan GDP per kapita dalam $ US, dolarAmerika Serikat, yang distandarkan dalam kesamaan kemampuanmembeli), proporsi populasi yang hidup di daerah kota dan desa,dan koefisien GINI (digunakan untuk meringkaskan distribusiketidakmerataan penghasilan dalam suatu masyarakat). Pendidikandan komunikasi dibandingkan dengan ukuran-ukuran tingkatkemelek-hurufan dewasa bagi perempuan dan laki-laki, keterlibatandalam pendidikan secara umum, dan juga akses ke komunikasimassa, termasuk distribusi televisi, radio, telepon dan surat kabar.Ketersediaan perawatan kesehatan diukur dengan menggunakanberagam indikator sosial yang distandarkan bagi besarnya populasi,termasuk jumlah kasus HIV/AIDS, angka kematian bayi dan anak-anak, akses ke sumber air yang bagus, angka imunisasi, dan distri -busi dokter. Terakhir, data demografis mencakup persentase per -tumbuhan populasi tahunan, rata-rata harapan hidup saat kelahiran,dan distribusi populasi di kalangan kaum muda dan tua.

Korelasi-korelasi sederhana dalam Tabel 3.2, tanpa kontrol-kontrol sebelumnya, menegaskan bahwa semua indikator yangberkenaan dengan perkembangan manusia, pendidikan, kesehatan,dan demografi populasi secara signifikan sangat terkait dengankedua bentuk perilaku keagamaan, dengan koefisien korelasi (R)berkisar dari sekitar 0,40 hingga 0,74, tergantung pada ukurantertentu yang digunakan. Tingkat di mana orientasi-orientasi sakralatau sekular hadir dalam suatu masyarakat dapat diprediksi melaluisalah satu dari indikator-indikator dasar tentang perkembangan

Page 104: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

manusia ini dengan tingkat ketepatan yang besar, sekalipun kitatidak mengetahui apa-apa lebih jauh tentang masyarakat tersebut.Untuk menjelaskan dan memprediksikan kekuatan dan popularitasagama dalam suatu masyarakat kita tidak perlu memahami faktor-faktor khusus seperti aktivitas dan peran kalangan EvangelisPantekosta di Guatemala dan para misionaris Presbiterian di KoreaSelatan, sistem-sistem keyakinan khusus dalam agama Budha, dam -pak madrasah yang mengajarkan Wahabisme di Pakistan, kemampu -an penggalangan-dana dan kekuatan organisasi dari Christian Rightdi Selatan Amerika, usaha-usaha filantropi para misionaris Katolikdi Afrika Barat, berbagai ketegangan terkait dengan pemberlakuanHukum Syariah di Nigeria, penindasan keras terhadap kebebasanberibadah di Cina, atau perselisihan-perselisihan menyangkutpengesahan pendeta perempuan dan homoseksual dalam gerejaAnglikan. Namun apa yang perlu kita ketahui adalah karakteristik-karakteristik dasar dari suatu masyarakat yang rapuh yangmenyebabkan munculnya permintaan akan agama, termasuk faktor-faktor yang tidak terkait dengan yang spiritual, yang dicontohkanoleh tingkat imunisasi medis, kasus-kasus HIV/AIDS, dan akses kesumber air bersih.

Tabel 3.2. Keamanan Manusia dan Perilaku Keagamaan

78 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 105: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

CATATAN: Angka-angka tersebut memperlihatkan korelasi sederhana (tanpakontrol) dan signifikansi (Sig.): ***P = 0,001; **P = 0,01; *P = 0,05. Partisipasikeagamaan: “Selain pernikahan, pemakaman, dan pembabtisan, seberapa seringkira-kira anda menghadiri ibadah-ibadah keagamaan belakangan ini? Lebih darisekali seminggu (7), sekali seminggu (6), sekali sebulan (5), hanya pada hari raya-hari raya tertentu (4), sekali setahun (3), sangat jarang (2), tidak pernah atauhampir tidak pernah (1)” Skala 1-7. Frekuensi berdoa: P199: “Seberapa sering andaberdoa kepada Tuhan di luar ibadah-ibadah keagamaan? Apakah ... setiap hari (7),lebih dari sekali seminggu (6), sekali seminggu (5), setidaknya sekali sebulan (4),beberapa kali setahun (3), sangat jarang (2), tidak pernah(1).” Skala 1-7. Sumber: Indikator-indikator keamanan manusia: UNDP, 2003, Wolrd DevelopmentReport, New York: UNDP/Oxford University Press; WDI: Bank Dunia, WorldDevelopment Indicators 2002.

Kini, menetapkan korelasi-korelasi pada level-makro hanyamemberikan wawasan yang terbatas menyangkut faktor-faktor yangmenyebabkan berbagai hubungan ini dan kita harus selalu meng -ingat kemungkinan penyebab yang sebaliknya; selalu dapat

MEMBANDINGKAN SEKULARISASI DI SELURUH DUNIA 79

Democracy Project

Page 106: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

dikatakan bahwa partisipasi keagamaan dan frekuensi berdoa(keduanya indikator nilai-nilai spiritual) secara sistematis mungkinmenyebabkan negara-negara untuk berkembang secara lebih lambat.Namun hipotesa ini tidak tampak sangat masuk akal secara teoretis;terdapat teori-teori Weberian klasik yang menyatakan bahwa nilai-nilai Protestan penting bagi proses industrialisasi, seperti yang diulaslebih jauh dalam Bab 7. Namun tidak ada teori yang umum diterimayang mengklaim bahwa semua bentuk agama menghalangi per -kembangan ekonomi.14 Penjelasan tersebut juga tidak dapatmenjelaskan secara memuaskan mengapa religiusitas memunculkanberbagai macam indikator sosial yang digunakan tersebut, yangtidak sepenuhnya bersifat ekonomi, dan semuanya menghasilkankorelasi-korelasi yang sama-sama kuat, terlepas dari apakah kitamembandingkan angka imunisasi medis, kematian anak, ataukemelek-hurufan. Juga dapat dikemukakan oleh para kritikusbahwa suatu hubungan yang menipu bisa beroperasi, dengan suatumodel yang ditetapkan secara salah, sehingga kami mungkin telahmembesar-besarkan peran keamanan manusia dalam proses ini.Sebagai contoh, keyakinan-keyakinan keagamaan dapat diruntuh -kan terutama oleh efek dari pendidikan yang meningkat dankesadaran kognitif yang semakin kuat menyangkut rasionalitasmanusia, seperti yang dikemukakan teori Weberian. Karena negara-negara dengan akses yang luas pada pendidikan, universitas, dankemampuan baca-tulis biasanya juga memiliki tingkat kemakmurandan kesehatan yang lebih tinggi serta tingkat pertumbuhan populasiyang lebih rendah, maka sulit, jika bukan mustahil, untuk meng -uraikan efek-efek ini dengan tujuan untuk mengisolasi dampakindividual dari keamanan eksistensial per se yang kami anggapmendasari semua faktor ini. Namun tidak terdapat korelasilangsung pada tingkat individual antara kepercayaan pada ilmupengetahuan dan religiusitas. Benar bahwa kami tidak memunyaisuatu ukuran langsung tertentu tentang keamanan eksistensial,sebagian karena manifestasi dari fenomena ini berbeda-beda dalamhal risiko-risiko dan ancaman-ancaman yang umum dalam berbagaimasyarakat; di Afrika Selatan, misalnya, rentannya penduduk padaHIV/AIDS telah memunculkan suatu pandemi nasional, sementaraorang-orang di Kolombia menghadapi ancaman serius dari obat-obatan dan kejahatan yang terkait dengan kartel obat-obatan. DiBangladesh, banyak petani menghadapi persoalan banjir besar yangmenghanyutkan rumah dan sawah mereka, sedangkan di Eritrea,Rwanda, dan Liberia—yang terpecah-pecah karena perang saudara

80 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 107: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

—publik menghadapi ancaman mematikan menjadi korban konfliketnis yang begitu mendalam. Pada saat yang sama, meskipun jenisrisiko-risiko tersebut berbeda, apa yang sama-sama dimiliki olehnegara-negara berkembang adalah suatu kehidupan berbahaya yangrentan terhadap berbagai ancaman, serta tidak adanya jaminankesehatan dasar, makanan, kemelek-hurufan, serta pasokan airbersih, dan kami percaya bahwa hal-hal ini melambangkan kondisi-kondisi ketidakpastian dan ketidakmenentuan yang menyebabkanbanyak orang menekankan agama.

Melihat jangka hidup yang jauh lebih pendek yang umum nyaditemukan dalam masyarakat-masyarakat yang lebih miskin dankurang aman tersebut, seseorang mungkin menganggap bahwakecenderungan-kecenderungan demografis akan mengarah padatingkat-tingkat sekularisasi yang terus naik di seluruh dunia. Namunsebagaimana yang kami bahas lebih jauh dalam kesimpulan,realitasnya lebih kompleks—dan memuncak dalam hasil-hasil yangsepenuhnya berlawanan. Meskipun masyarakat-masyarkat yanglebih miskin seperti Nigeria, Bangladesh, dan Uganda memilikiangka kematian bayi 80 kematian per 1000 kelahiran yang hidup,dibandingkan dengan angka empat kematian per 1000 kelahiran diSwedia, negara-negara yang pertama tersebut juga memunyai ting -kat pertumbuhan populasi yang jauh lebih tinggi. Menurut kami,faktor-faktor ini terkait, karena kerentanan sosial dan kurang nyaperkembangan manusia mendorong baik religiusitas maupunpertumbuhan populasi. Hal ini berarti bahwa jumlah total dariorang-orang religius terus bertambah di seluruh dunia, bahkanketika sekularisai juga terjadi di negara-negara yang lebih makmur.

Analisis multivariat pada tingkat makro memberi beberapawawasan tambahan. Teori yang telah kami gambarkan menganggapbahwa kondisi-kondisi keamanan manusia dan pengalamankesetaraan ekonomi yang lebih besar memengaruhi angkapartisipasi keagamaan secara tidak langsung, dengan memperlemahpentingnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hariorang-orang. Jenis budaya keagamaan dominan sebuah masyarakatmungkin juga membentuk partisipasi melalui keyakinan-keyakinankeagamaan. Tabel 3.3 menguji bukti-bukti empiris dari proposisi-proposisi utama dalam teori ini dengan menggunakan serangkaianmodel analisis regresi OLS. Model A pertama-tama memasukkandua indikator keamanan sosial, yakni Indeks PerkembanganManusia UNDP dan juga koefisien GINI yang meringkaskanketidaksetaraan ekonomi di tiap-tiap negara. Variabel dependen di

MEMBANDINGKAN SEKULARISASI DI SELURUH DUNIA 81

Democracy Project

Page 108: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Tabe

l 3.

3.M

enje

lask

an P

eril

aku

Kea

gam

aan

82

Democracy Project

CA

TATA

N:

Mod

el-m

odel

ter

sebu

t m

engg

unak

an a

nalis

a re

gres

i lea

st s

quar

es b

iasa

. Dal

am M

odel

A d

an B

, var

iabe

l dep

ende

nnya

ada

lah

rata

-rat

a fr

ekue

nsi k

ehad

iran

dala

m la

yana

n-la

yana

n ib

adah

, diu

kur

berd

asar

kan

suat

u sk

ala

tuju

h-po

in d

ari “

tidak

per

nah”

hing

ga “

palin

g tid

ak s

emin

ggu

seka

li”,d

an d

iana

lisis

pad

a tin

gkat

mak

ro.

Dal

am M

odel

C d

an D

, va

riab

el d

epen

denn

ya a

dala

h fr

ekue

nsi

berd

oa,

diuk

ur b

erda

sark

an s

kala

tuj

uh-p

oin

pada

tin

gkat

mak

ro.

Kol

om-k

olom

ter

sebu

t m

engg

am-

bark

an k

oefis

ien-

koef

isie

n be

ta y

ang

tidak

dis

tand

ardk

an (

b),

stan

dar

kesa

laha

n (s

.e.),

bet

a ya

ng d

ista

ndar

dkan

(B)

, da

n si

gnifi

kans

i da

ri k

oefis

ien-

koef

isie

n te

rseb

ut:

***P

= 0

,000

1; *

*P =

0,0

1; P

= 0

,05.

Sem

ua it

em d

icek

aga

r be

bas

dari

pro

blem

-pro

blem

mul

ti-ko

linea

rita

s de

ngan

men

ggun

akan

sta

tistik

-sta

tistik

tole

rans

i. H

uman

Dev

elop

men

t In

dex

(HD

I):

inde

ks U

ND

P 20

01 b

erda

sark

an h

arap

an-h

idup

, kem

elek

-hur

ufan

, dan

pen

didi

kan,

dan

GD

P pe

r ka

pita

(da

lam

PPP

). U

ND

P. H

uman

De-

velo

pmen

t R

epor

t 20

03N

ew Y

ork:

UN

DP/

Oxf

ord

Uni

vers

ity P

ress

. Koe

fisie

n G

INI:

hal

ini m

engu

kur

tingk

at d

i man

a di

stri

busi

pen

dapa

tan

di k

alan

gan

rum

ah ta

ngga

dala

m s

ebua

h m

asya

raka

t m

enyi

mpa

ng d

ari

suat

u di

stri

busi

yan

g se

penu

hnya

set

ara.

Hal

ini

ber

kisa

r da

ri k

eset

araa

n pe

nuh

(0)

hing

ga k

etid

akse

tara

an p

enuh

(10

0).

Bank

Dun

ia. W

orld

Dev

elop

men

t Ind

icat

ors

2002

. Nila

i-nila

i kea

gam

aan:

“Se

bera

pa p

enti

ng a

gam

a da

lam

keh

idup

an a

nda?

” Sa

ngat

pen

ting

(4),

agak

pen

ting

(3),

tidak

terl

alu

pent

ing

(2),

atau

sam

a se

kali

tidak

pen

ting

(1).

Part

isip

asi k

eaga

maa

n: “

Sela

in p

erni

kaha

n, p

emak

aman

, dan

pem

babt

isan

, seb

erap

a se

ring

kir

a-ki

ra a

nda

men

g-ha

diri

ibad

ah-i

bada

h ke

agam

aan

bela

kang

an in

i? L

ebih

dar

i sek

ali s

emin

ggu

(7),

seka

li se

min

ggu

(6),

seka

li se

bula

n (5

), ha

nya

pada

har

i ray

a-ha

ri ra

ya te

rten

tu (4

), se

kali

seta

hun

(3),

sang

at j

aran

g (2

), ti

dak

pern

ah a

tau

ham

pir

tida

k pe

rnah

(1)

.”Sk

ala

1-7.

Fre

kuen

si b

erdo

a: P

199:

“Se

bera

pa s

erin

g an

da b

erdo

a ke

pada

Tuh

an d

i lu

arib

adah

-iba

dah

keag

amaa

n? A

paka

h ...

set

iap

hari

(7)

, leb

ih d

ari s

ekal

i sem

ingg

u (6

), se

kali

sem

ingg

u (5

), se

tida

knya

sek

ali s

ebul

an (

4), b

eber

apa

kali

seta

hun

(3),

sang

atja

rang

(2)

, tid

ak p

erna

h(1)

.”Sk

ala

1-7.

Sum

ber:

Sur

vei N

ilai-n

ilai D

unia

, gab

unga

n 19

81-2

001.

Page 109: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

MEMBANDINGKAN SEKULARISASI DI SELURUH DUNIA 83

Democracy Project

sini adalah tingkat-agregat kuatnya partisipasi dalam layanan-layanan ibadah bagi 56 negara tersebut, di mana tersedia data yangmenyeluruh. Karena banyak aspek dari keamanan manusia sangatterkait satu sama lain (di mana kemakmuran yang lebih besar danindustrialisasi kekuatan-kerja sering kali memunculkan berbagaiperbaikan dalam perawatan kesehatan dan pendidikan), indikator-indikator sosial lain yang telah kami ulas dikeluarkan dari model-model regresi tersebut untuk menghindari persoalan multi-kolinearitas dan untuk menghasilkan suatu model yang lebih singkatdan sederhana. Model B menambahkan ukuran-ukuran dari nilai-nilai keagamaan (pentingnya agama, dengan menggunakan skala 4-poin). Model C dan Model D mengulangi proses ini denganfrekuensi berdoa sebagai variabel dependen, untuk melihat apakahhubungan-hubungan utama tersebut tetap kuat dan konsisten.

Hasil pertama dalam Model A memperlihatkan bahwa padadirinya sendiri, tanpa kontrol apa pun, tingkat perkembanganmanusia dan ketidaksetaraan ekonomi saja menjelaskan 46% dariperbedaan-perbedaan partisipasi dalam layanan-layanan ibadah.Namun model analisis kami, digambarkan dalam Gambar 1.1,menghipotesakan bahwa keamanan manusia yang semakin besarmemengaruhi partisipasi secara tidak langsung, dengan memper -lemah pentingnya nilai-nilai keagamaan dalam tiap-tiap masyarakat.Dengan demikian, Model B menambahkan ukuran-ukuran nilai-nilai keagamaan, yang terbukti secara kuat dan signifikan terkaitdengan partisipasi keagamaan, dan pada tahap ini indeks per -kembangan manusia dan koefisien GINI menjadi tidak signifikandalam model tersebut. Yang paling penting, hal ini menegaskanbahwa keamanan manusia beroperasi sebagaimana diharapkandengan memperlemah pentingnya nilai-nilai keagamaan, dandengan demikian secara tidak langsung memengaruhi perilakukeagamaan. Selain itu, model sederhana tersebut terbukti sangatberhasil: secara keseluruhan, Model B menjelaskan sekitar duapertiga (66%) dari perbedaan-perbedaan partisipasi dalam layanan-layanan ibadah di masyarakat-masyarakat tersebut, suatu jumlahyang mengesankan melihat kesalahan pengukuran yang inherendalam penelitian survei lintas-negara dan keterbatasan data dalamanalisa tersebut. Model C dan D mengulangi proses ini denganfrekuensi berdoa sebagai variabel dependen utama dan hasil-hasil -nya sangat mirip, yang menegaskan bahwa temuan-temuan itu kuatterlepas dari ukuran tertentu yang dipilih untuk perbandingan.

Namun kami mengakui bahwa selalu sulit untuk menetapkan

Page 110: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

kausalitas secara menyeluruh, dan dalam kasus sekarang ini,kumpulan-data dari waktu ke waktu dalam jumlah besar yang di -perlukan untuk melakukan hal itu tidak tersedia. Kami akan sekadarmengatakan bahwa hasil-hasil analisis regresi itu sepenuhnyakonsisten dengan argumen kami bahwa keamanan manusia, yangdiukur di sini dengan proses perkembangan manusia dan tingkatkesetaraan sosio-ekonomi, memunyai dampak pada prioritas yangdiberikan pada nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan keagamaan,karena masyarakat-masyarakat yang lebih makmur dan egalitarianmengurangi kerentanan terhadap risiko-risiko yang mengancamkehidupan sehari-hari. Model-model awal ini tidak mengindahkanbanyak faktor lain yang mungkin bisa membentuk kekuatan danvitalitas kehidupan spiritual di negara-negara tertentu, termasukpengekangan kebebasan keagamaan yang dialami di Cina danVietnam, peran para misionaris Pantekosta di Amerika Latin, warisannegara-negara pasca-Komunis di Eropa Timur dan Tengah, dantingkat pluralisme keagamaan di Skandinavia Protestan dan EropaKatolik. Sebagian dari faktor-faktor ini dikaji lebih jauh dalam bab-bab berikutnya. Namun, model-model yang cukup sederhana dansingkat yang disajikan sejauh ini memperlihatkan bahwa, di antarafaktor-faktor yang telah kami bandingkan secara lintas-nasional ter -sebut, nilai-nilai keagamaan memainkan peran terkuat dalam me -mobilisasi partisipasi keagamaan. Dan, pada gilirannya, pentingnyanilai-nilai ini sangat terkait dengan pola-pola modernisasi sosial,keamanan manusia, dan kesetaraan sosio-ekonomi.

Analisis lintas-negara yang telah kami sajikan tersebut pada diri -nya sendiri tidak bisa membuktikan kausalitas, dan selalu dapatdikatakan bahwa suatu sebab lain yang tidak-pasti memengaruhikeamanan manusia dan religiusitas. Namun, sejauh ini, tidak se -orang pun yang memiliki penjelasan yang memuaskan tentang apafaktor lain ini. Apa yang dapat kami lakukan adalah meng abaikanargumen Weberian, dibahas dalam Bab 1, bahwa keyakinan padailmu pengetahuan dan teknologi telah mengikis keyakinan padayang-magis dan metafisis. Jika penggunaan suatu pandangan duniayang rasional memainkan peran ini, maka kita mungkinmenganggap bahwa masyarakat-masyarakat dengan sikap yangpaling positif terhadap ilmu pengetahuan juga akan paling skeptisdengan keyakinan-keyakinan keagamaan. Sebaliknya, seperti yangdiperlihatkan dengan jelas dalam Gambar 3.3, masyarakat-masya -rakat dengan keyakinan yang lebih besar pada ilmu pengetahuanjuga sering kali memunyai keyakinan-keyakinan keagamaan yang

84 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 111: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

lebih kuat. Yang muncul bukannya hubungan yang negatif, sepertiyang mungkin kita sangka dari teori Weberian, melainkan terdapatsuatu hubungan positif. Publik di banyak masyarkat Muslim jelastidak melihat adanya kontradiksi-kontradiksi nyata antara percayabahwa kemajuan-kemajuan ilmiah mengandung janji besar bagikemajuan manusia dan bahwa mereka juga meyakini ajaran-ajaranumum dari keyakinan spiritual, seperti adanya surga dan neraka.Memang, masyarakat-masyarakat pasca-industri yang lebih sekular,misalnya Belanda, Norwegia, dan Denmark, terbukti paling skeptisterhadap dampak ilmu pengetahuan dan teknologi, dan hal inisesuai dengan masyarakat-masyarakat di mana kegelisahan terkuatpublik telah terungkap dalam kaitannya dengan perkembangan-perkembangan ilmiah kontemporer seperti penggunaan makananyang dimodifikasi secara genetik, kloning bioteknologi, dan ke -kuatan nuklir. Yang menarik, sekali lagi Amerika Serikat memper -lihatkan sikap-sikap yang khas dibandingkan dengan negara-negaraEropa yang lain, dan menunjukkan keyakinan yang lebih besar baikpada Tuhan maupun pada kemajuan ilmiah. Tentu saja penjelasanWeberian itu masih bisa sahih jika munculnya pandangan duniarasional tersebut ditafsirkan sebagai pergeseran yang lebih luasdalam norma-norma dan nilai-nilai sosial yang terjadi selama abad-abad yang lebih awal dari sejarah Eropa, yang terkait denganpenyebaran bertahap pendidikan dan kemelek-hurufan, sertamunculnya industrialisasi dan teknologi modern, dan bukan men -cerminkan sikap-sikap kontemporer terhadap ilmu pengetahuan.Namun, seperti dibahas lebih jauh dalam Bab 7, penafsiran historisatas argumen Weberian ini tidak bisa diuji dengan bukti-buktikontemporer. Apa yang diperlihatkan oleh data survei itu adalahbahwa, alih-alih suatu pertukaran (trade-off) yang jelas, banyakorang bisa yakin pada dampak-dampak yang meng untungkan dariilmu pengetahuan tanpa meninggalkan keyakinan pada Tuhan.

Pada titik ini, mari kita menekankan saja konsistensi korelasi-korelasi antara keamanan manusia dan sekularisasi, yang terbuktikuat terlepas dari indikator perkembangan tertentu yang dipilih dariberbagai macam indikator yang ada. Meskipun hal itu tidakmembuktikan kausalitas, hasil-hasil itu konsisten dengan argumenkami bahwa agama menjadi kurang sentral ketika kehidupan orang-orang kurang rentan terhadap ancaman terus-menerus darikematian, penyakit dan kemalangan. Ketika tahap pertamamodernisasi bergerak maju—dan orang-orang melepaskan diri darikeadaan Hobbesian di mana hidup itu keji, kejam dan singkat—

MEMBANDINGKAN SEKULARISASI DI SELURUH DUNIA 85

Democracy Project

Page 112: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

mereka sering kali menjadi lebih sekular dalam orientasi mereka.Untuk memperkuat keyakinan kita pada interpretasi yang kamitawarkan, kita akan mengkaji lebih jauh bukti-bukti yang relevanyang terkait dengan kecenderungan-kecenderungan tingkat-makrodari waktu ke waktu, perbandingan-perbandingan generasional, danperbandingan-perbandingan tingkat-mikro dari religiusitas ber dasar -kan sektor-sektor sosial di dalam berbagai negara.

Gambar 3.3. Keyakinan pada Ilmu Pengetahuan dan Agama

CATATAN: Sikap-sikap terhadap ilmu pengetahuan: P132: “Dalam jangka pan-jang, apakah menurut anda kemajuan-kemajuan ilmiah yang kita buat akan men-guntungkan atau meng ancam manusia? (1) “Akan mengancam”; (2) “Bisa mengun-tungkan dan mengancam”; (3) “Akan menguntungkan” Keyakinan-keyakinankeagamaan: Ringkasan skala empat-poin yang dibuat berdasarkan dari apakah pararesponden mengungkapkan keyakinan pada surga, neraka, hidup setelah mati, danapakah orang memunyai jiwa.Sumber: Survei Nilai-nilai Dunia, gabungan 1981-2001.

Rend

ah --

Key

akina

n-ke

yakin

an K

eaga

maan

-- T

inggi

Akan Mengancam -- Kemajuan-kemajuan Ilmiah -- Akan Menguntungkan

Budaya Keagamaan

∗ Timur

■ Islam

▼ Ortodoks

▲ Protestan

• Katolik Roma ______

Rsq = 0.1316

86 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 113: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

MEMBANDINGKAN SEKULARISASI DI SELURUH DUNIA 87

Democracy Project

Karakteristik-karakteristik Sosial

Sejauh ini kita telah mengulas beberapa faktor utama yang men -dorong keterlibatan keagamaan pada tingkat makro atau sosial.Untuk mengulas data tersebut lebih jauh, kita juga dapat mengkajikarakteristik-karakteristik dasar tingkat-individu dari para parti -sipan keagamaan, untuk menentukan apakah religiusitas terbuktipaling kuat, sebagaimana diperkirakan, di kalangan kelompokmasyarakat yang lebih rentan. Tabel 3.4 memperlihatkan pola-polapartisipasi keagamaan reguler dalam masyarakat agraris, industri,dan pasca-industri yang dirinci berdasarkan karakteristik-karakter -istik sosial standar. Dalam masyarakat agraris, religiusitas kuat danterdistribusikan secara luas di kalangan sebagian besar kelompoksosial berdasarkan gender, usia, status kerja, penghasilan, dan statusperkawinan, meskipun, sebagaimana diperkirakan, partisipasi me -mang paling kuat ditemukan di kalangan kelompok yang palingkurang terdidik dan paling miskin. Karena partisipasi keagamaanbegitu tersebar luas di semua masyarakat berkembang ini, mungkinterdapat suatu efek “plafon” (ceiling effect) yang membatasi per -bedaan-perbedaan dalam data tersebut, di mana sebagian besarsektor sosial berpartisipasi secara cukup sama. Namun, dalammasyarakat-masyarakat industri, karena orientasi-orientasi sekularmenjadi lebih tersebar luas, perbedaan-perbedaan sosial yang lebihtajam muncul di kalangan populasi religius yang lain. Religiusitastetap lebih kuat dalam masyarakat-masyarakat industri di kalanganpopulasi yang lebih terancam yang paling rentan terhadap risiko,termasuk di kalangan perempuan, orang-orang tua, keluarga-keluarga miskin, mereka yang kurang terdidik, para pekerja yangkurang ahli.15 Di masyarakat-masyarakat pasca-industri, agama jugalebih tersebar luas di kalangan perempuan ketimbang laki-laki, danterdapat suatu perbedaan tajam berdasarkan umur, di manapopulasi yang lebih tua dua kali lebih mungkin menghadiri layananibadah secara reguler dibanding kelompok yang paling muda (dibawah 30). Meskipun demikian, dalam masyarakat-masyarakat inipola-pola religiusitas berdasarkan pendidikan dan kelas tetap tetapberbeda-beda dan tidak konsisten.16 Penelitian lebih jauh, yangdibahas dalam bab berikutnya, memperlihatkan bahwa dalammasyarakat-masyarakat pasca-industri dengan perbedaan-perbedaansosio-ekonomi paling tajam, termasuk di Amerika Serikat, agamatetap paling kuat di kalangan kelas paling miskin, namunperbedaan-perbedaan ini berkurang dalam masyarakat-masyarakat

Page 114: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Tabel 3.4.Karakteristik-karakteristik Sosial dari Partisipasi Keagamaan

CATATAN: Partisipasi keagamaan: “Selain pernikahan, pemakaman, dan pem- babtisan, seberapa sering kira-kira anda menghadiri ibadah-ibadah keagamaan be-lakangan ini? Lebih dari sekali seminggu, sekali seminggu, sekali sebulan, hanyapada hari raya-hari raya tertentu, sekali setahun, sangat jarang, tidak pernah, atauhampir tidak pernah”. Persentase menghadiri ibadah keagamaan “lebih dari sekaliseminggu” atau “sekali seminggu”Sumber: Survei Nilai-nilai Dunia, gabungan 1981-2001.

88 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 115: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

MEMBANDINGKAN SEKULARISASI DI SELURUH DUNIA 89

Democracy Project

pasca-industri yang lebih egalitarian seperti Norwegia dan Swedia.Dua pengamatan umum yang lain penting. Pertama, secara

keseluruhan, jenis dasar masyarakat memiliki suatu dampak yangjauh lebih besar pada religiusitas dibanding perbedaan-perbedaanmenurut sektor sosial; semua kelompok dalam masyarakat agrarislebih religius dibanding satu kelompok apa pun dalam masyarakatpasca-industri. Dengan kata lain, faktor-faktor tingkat makro yangmenentukan kondisi-kondisi keamanan sosio-tropik dalam suatumasyarakat lebih penting dibanding alat prediksi-alat prediksitingkat mikro dari keamanan ego-tropik. Kita dapat menafsirkanpola ini sebagai sesuatu yang menunjukkan bahwa bahkan kelas-kelas profesional makmur yang hidup di komunitas yang aman diJohannesburg, San Paolo, atau Lagos, yang terletak jauh dari daerah-daerah kumuh dan favela, yang memunyai jaminan kesehatan pri -badi, pendidikan pribadi, dan asuransi pribadi, tidak bisa meng -isolasi diri dan keluarga mereka sepenuhnya dari bahaya kejahatan,ancaman kekerasan, dan persoalan-persoalan ketidakstabilan politikyang tersebar luas dalam masyarakat. Di sisi lain, bahkan parapengungsi politik dan para imigran generasi pertama yang tak-ber -pekerjaan dari Afganistan, Aljazair, atau Bangladesh yang sekaranghidup di Stockholm, Paris atau Manchester, meski mengalami ke -miskinan parah dan diskriminasi, biasanya memiliki akses kejaminan kesehatan publik dasar, jaminan kesejahteraan negara, danpendidikan bagi anak-anak mereka. Keamanan manusia dengandemikian memunyai efek yang tersebar luas di seluruh masyarakat,baik yang kaya maupun miskin, yang menghasilkan kondisi-kondisiyang memunculkan religiusitas. Selain itu, bukti-bukti memperlihat -kan bahwa pengikisan religiusitas terbesar terjadi bersamaan denganberlangsungnya tahap pertama modernisasi sosial, dalam pergeserandari masyarakat agraris ke industri. Tahap kedua juga terkait dengansuatu pengikisan religiusitas yang cukup besar, namun tahap ini jauhkurang dramatis. Proses perkembangan tersebut bukan merupakanproses linear yang secara kontinyu menghasilkan masyarakat yanglebih sekular dan aman. Di mana ketidaksetaraan ekonomi akut,semata-mata kemakmuran yang lebih besar juga tidak mencukupi.Malahan, tampak bahwa masyarakat-masyarakat menjadi kurangresponsif terhadap seruan-seruan dunia metafisik ketika kehidupanorang-orang diangkat dari kemiskinan dan risiko-risikonya yangmengancam hidup, dan hidup di dunia ini menjadi lebih amandengan proses perkembangan manusia yang kompleks.

Page 116: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

90 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Beberapa Kecenderungan dalam Partisipasi dan Keyakinan Keagamaan

Sejauh ini kita telah menetapkan bahwa masyarakat-masyarakatagraris jauh lebih religius dibanding masyarakat-masyarakat industriatau pasca-industri. Namun analisa lintas-negara tidak dapatmembuktikan kausalitas yang mendasari penafsiran kita tersebut.Apakah terdapat suatu bukti longitudinal yang menunjukkanpengikisan partisipasi keagamaan selama periode waktu yang relatiflama, seperti diandaikan oleh teori kami tentang sekularisasi dankeamanan eksistensial? Bukti-bukti survei dari waktu ke waktu yangtersedia dan paling menyeluruh relatif terbatas dalam cakupangeografis, karena survei tentang agama tidak dilakukan di sebagianbesar negara berkembang hingga belakangan ini—namun kita bisamembandingkan berbagai kecenderungan selama dekade-dekadebelakangan ini dari survei-survei di banyak masyarakat pasca-industri.

Tabel 3.5 memperlihatkan kecenderungan-kecenderungan tahun -an dalam partisipasi keagamaan reguler (mingguan) di 13 masya -rakat Eropa dari 1970 hingga 1998, yang didasarkan pada skalalima-poin yang mengukur kehadiran dalam ibadah-ibadah ke agama -an dari survei-survei Eurobarometer. Untuk memonitor signifikansidan arah perubahan dari waktu ke waktu, berbagai model di -gunakan di mana tahun survei mundur berdasarkan proporsipopulasi yang menghadiri ibadah-ibadah keagamaan mingguan ditaip-tiap masyarakat. Hasil dari analisis tersebut dengan jelasmenegaskan bahwa suatu kemerosotan yang substansial dalam halkehadiran reguler terjadi di setiap masyarakat, dengan koefisien-koefisien regresi negatif, dan model-model tersebut memperlihat -kan bahwa kemerosotan ini terbukti secara statistik signifikan (padalevel 0,10) di setiap masyarakat Eropa kecuali Italia. Kita bisamemonitor kecenderungan-kecenderungan di seluruh rangkaiansurvei tersebut yang tersedia sejak 1970 di lima negara inti anggotaUni Eropa (Prancis, Belgia, Belanda, Jerman dan Italia). Di negara-negara ini, rata-rata sekitar 40% dari publik menghadiri gerejasecara reguler pada 1970, dan proporsi ini merosot hingga separuhpada tahun-tahun belakangan ini. Negara-negara dengan agamaKatolik yang dominan tersebut mengalami kemerosotan terbesaratas populasi gereja mereka, khususnya kemerosotan dramatis diBelgia, Luksemburg dan Spanyol, meskipun negara-negara ini jugabertolak dari tingkat religiusitas yang paling tinggi.

Page 117: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

CA

TATA

N:

Part

isip

asi k

eaga

maa

n: p

: “A

paka

h an

da m

engh

adir

i iba

dah-

ibad

ah k

eaga

maa

n be

bera

pa k

ali s

emin

ggu,

sek

ali s

emin

ggu,

beb

er-

apa

kali

sela

ma

tahu

n it

u, s

ekal

i set

ahun

ata

u ku

rang

, ata

u ti

dak

pern

ah?”

Pers

enta

se m

engh

adir

i iba

dah

keag

amaa

n “b

eber

apa

kali

sem

i-ng

gu”

atau

“se

kali

sem

ingg

u”Si

g. =

sig

nifik

ansi

; O

bs.:

jum

lah

peng

amat

an d

alam

ran

gkai

an t

erse

but.

Sum

ber:

The

Man

nhei

m E

urob

arom

eter

Tre

nd F

ile 1

970-

1999

.

Tabe

l 3.

5.K

emer

osot

an P

arti

sipa

si K

eaga

maa

n, U

E 1

970-

1998

91

Democracy Project

Page 118: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

92 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Untuk mengkaji kecenderungan-kecenderungan tersebut dalamlingkup negara yang lebih luas (namun dalam jangka waktu yanglebih pendek), partisipasi keagamaan dapat dibandingkan di 22masyarakat industri dan pasca-industri yang tercakup dalamgelombang 1981, 1990 dan 2001 dari Survei Nilai-Nilai Dunia.Sebagaimana dalam survei-survei Eurobarometer, kemerosotan-kemerosotan terbesar dari kehadiran di gereja (lebih dari 10%selama dua dekade) tercatat di Eropa Katolik (lihat dalam Tabel 3.6),terutama di Irlandia, Spanyol, Belgia, dan Belanda. Enam masyarakatKatolik yang lain, termasuk Argentina, Prancis, dan Kanada,mengalami pengikisan yang lebih kecil. Partisipasi keagamaan disebagian besar negara Eropa Utara yang Protestan sangat rendah daripermulaan rangkaian survei ini, namun mungkin karena alasan ini,jika terdapat efek “lantai” (“floor” effect), hal ini umumnya tetapstabil selama dekade-dekade ini di sebagian besar negara. Sebaliknya,hanya tiga masyarakat tercatat mengalami sedikit peningkatanselama periode ini: Amerika Serikat (+3%), Italia (+8%), dan AfrikaSelatan (+13%). Keseluruhan gambaran tersebut menegaskan salahsatu kemerosotan sekular di sebagian besar, meski tidak semua,negara; di mana gereja-gereja Katolik menghadapi kemerosotanjemaah terbesar dan kosongnya bangku-bangku gereja.

Oleh karena itu, analisis lintas-wilayah tersebut memperlihatkanbahwa kuatnya partisipasi keagamaan dapat diprediksikan, denganderajat ketepatan yang cukup, dari tingkat-tingkat perkembanganmanusia sekarang ini, serta dari kuatnya nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan keagamaan dalam suatu masyarakat. Selain itu, bukti dariwaktu ke waktu itu memberikan penegasan lebih jauh padaargumen-argumen kita; bukti-bukti yang kami miliki menyangkutbanyak masyarakat pasca-industri dan beberapa masyarakat industrimemperlihatkan bahwa partisipasi keagamaan biasanya merosot(tidak di semua wilayah). Bab berikutnya memperlihatkan bahwa dinegara-negara kaya pengikisan ini disertai oleh merosotnyareligiusitas subyektif, yang diukur berdasarkan kecenderungan-kecenderungan dalam keyakinan pada Tuhan dan pada kehidupansetelah mati. Indikator apa pun dapat dipertanyakan, karena pola-pola tersebut tidak selalu rapi dan jelas; rangkaian-rangkaian(survei) yang berbeda mulai pada periode-periode yang berbeda;dan cakupan negara tetap terbatas. Meskipun demikian, bukti-buktidari waktu ke waktu yang dikaji sejauh ini menambah kemasuk-akalan besar pada cerita yang dikisahkan dengan dasar per banding -an-perbandingan lintas-wilayah tersebut.

Page 119: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

Pengecualian signifikan terhadap pola umum dari sekularisasiyang meningkat di masyarakat-masyarakat pasca-industri makmurini terletak dalam bukti-bukti bahwa meskipun publik negara-negara ini menjadi semakin tidak acuh pada nilai-nilai keagamaan

Tabel 3.6. Kecenderungan-kecenderungan dalam Partisipasi Keagamaan, 1981-2001

CATATAN: Sikap-sikap terhadap ilmu pengetahuan: P132: “Dalamjangka panjang, apakah menurut anda kemajuan-kemajuan ilmiah yangkita buat akan menguntungkan atau meng ancam manusia? (1) “Akanmengancam”; (2) “Bisa menguntungkan dan mengancam”; (3) “Akanmenguntungkan”. Keyakinan-keyakinan keagamaan: Ringkasan skalaempat-poin yang dibuat berdasarkan dari apakah para respondenmeng ungkapkan keyakinan pada surga, neraka, hidup setelah mati, danapa kah orang memunyai jiwa.Sumber: Survei Nilai-nilai Dunia, gabungan 1981-2001.

MEMBANDINGKAN SEKULARISASI DI SELURUH DUNIA 93

Democracy Project

Page 120: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

tradisional, mereka tidak meninggalkan spiritualitas pribadi atauindividual. Tabel 3.7 mengkaji kecenderungan-kecenderungan se -lama 20 tahun terakhir dalam hal respons terhadap sebuah itemyang memonitor seberapa sering orang-orang menyisihkan waktuuntuk berpikir tentang “makna dan tujuan hidup”. Meskipuninstitusi-institusi keagamaan hierarkis yang ada tampak kehilangankemampuan mereka untuk mendikte massa, publik dari sebagian

Tabel 3.7. Munculnya Pemikiran tentang Makna Hidup, 1981-2001

CATATAN: P: “Seberapa sering anda berpikir tentang makna dan tujuan hidup?Sering, kadang-kadang, jarang, atau tidak pernah?” Persentase “sering”.Sumber: Survei Nilai-nilai Dunia, 1981-2001.

94 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 121: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

MEMBANDINGKAN SEKULARISASI DI SELURUH DUNIA 95

Democracy Project

besar negara memperlihatkan minat yang semakin besar padamakna dan tujuan hidup, mulai dari survei-survei pertama yang adapada 1981 hingga survei terakhir yang dilakukan pada 1995 atausekitar 2000. Semakin banyak publik yang berpikir tentang hal-ihwal spiritual, dalam artian luas. Dalam sebuah dunia di manakeberlangsungan hidup tidak pasti, motivasi utama bagi keterlibatanmassa dalam agama adalah kebutuhan akan perasaan aman.Kebutuhan akan makna menjadi lebih menonjol pada tingkatkeamanan eksistensial yang tinggi sehingga, bahkan di negara-negara kaya, meskipun kehadiran di gereja merosot, minat-minatspiritual dalam arti yang luas tidak menghilang. Pada saat yangbersamaan, jelas bahwa publik dalam masyarakat-masyarakat ter -sebut tidak terus mendukung otoritas-otoritas keagamaan tradisi -onal, bentuk-bentuk agama yang terlembagakan dan hierarkis, danpraktik-praktik keagamaan resmi.

Perbandingan-perbandingan Generasional

Pendekatan terakhir yang dapat kita gunakan untuk mengkaji bukti-bukti yang ada adalah perbandingan-perbandingan generasional, dimana kami memecah data lintas-wilayah tersebut menjadi ke -lompok-kelompok kelahiran 10-tahunan. Teori perubahan nilaiyang dikemukakan di sini mengandaikan bahwa kecenderungan-kecenderungan sosial sekular hanya memunyai efek yang lambatpada norma-norma budaya, namun, melalui proses sosialisasi,pengalaman akan kondisi-kondisi yang ada selama tahun-tahunpertumbuhan anak-anak dan awal dewasa meninggalkan jejak yangtetap pada orang-orang: nilai-nilai keagamaan yang dipegang dalamkehidupan dewasa sebagian besar dibentuk oleh pengalaman-pengalaman pertumbuhan seseorang. Peristiwa-peristiwa historispenting tertentu dan pengalaman-pengalaman umum bisa me -nerakan jejak mereka pada sebuah generasi. Mereka yang tumbuhselama masa antar-perang di negara-negara Barat mengalamikemerosotan dramatis saham dan tabungan, pengangguran massadan dapur-dapur sop pada tahun 1930-an yang dipicu oleh DepressiBesar, yang diikuti dengan konflik militer yang melanda dunia padaakhir dekade itu. Melihat kondisi-kondisi ini, generasi antar-perangdi masyarakat-masyarakat pasca-industri tersebut sangat mungkinmemprioritaskan tujuan-tujuan sosial materialis, seperti pentingnyapekerjaan yang aman dan penuh, inflasi yang rendah, dan kondisi-kondisi dasar bagi pertumbuhan ekonomi, serta pandangan-

Page 122: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

96 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

pandangan tradisional terhadap agama dan dukungan bagi otoritas-otoritas keagamaan. Sebaliknya, generasi pasca-perang di negara-negara ini, yang tumbuh selama periode-periode kemakmuranbesar, perdamaian dalam negeri, dan stabilitas sosial, lebih mungkinmenganut nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan sekular.

Memang semata-mata dengan bukti survei lintas-wilayah, danbukan dengan berbagai gelombang survei lintas-wilayah, ataudengan kumpulan survei di kalangan responden-responden yangsama dari satu gelombang survei ke gelombang survei yang lain,mustahil untuk menguraikan dampak-dampak generasional dariefek-efek putaran-hidup yang mungkin mengubah sikap-sikap dannilai-nilai saat orang tumbuh dari masa muda ke usia paruh bayadan kemudian usia tua/masa pensiun.17 Saat orang-orang menjaditua mereka memasuki tahap kehidupan yang berbeda, danpengalaman pendidikan, masuk ke dalam dunia kerja, pembentukankeluarga melalui pernikahan dan memunyai anak, dan kemudianpensiun dari kerja, masing-masing dapat dianggap membentukkeyakinan-keyakinan tentang agama. Pesan-pesan budaya yangtermuat dalam media massa, dan kontak dengan organisasi-organisasi gereja dan jaringan-jaringan sosial keagamaan, juga dapatmewarnai persepsi tentang norma-norma dan praktik-praktik yangtepat dari sikap dan perilaku keagamaan di suatu komunitas.Peristiwa-peristiwa besar juga bisa memunculkan suatu dampaksementara, seperti dampak peristiwa-peristiwa 9/11 yang olehsurvei Pew menaikkan kehadiran di gereja, setidaknya sementara, diAmerika Serikat, atau pengaruh pada agama Katolik dari ensiklikPaus tentang kontrasepsi yang dikeluarkan selama 1960-an, atauperpecahan internal yang mendalam yang membelah kepemimpinangereja Anglikan menyangkut pentahbisan perempuan dan kaumhomoseksual.18 Namun terdapat bukti kuat bahwa nilai-nilai ke -agamaan dipelajari pada awal-awal hidup, dalam keluarga, sekolah,dan komunitas, sebagai bagian dari proses sosialisasi dasar, sehingganilai-nilai yang terus bertahan dari kelompok-kelompok kelahiranyang berbeda dapat dianggap disebabkan oleh peng alaman per -tumbuhan mereka di masa anak-anak dan remaja.19

Ketika partisipasi keagamaan dianalisis berdasarkan kelompokkelahiran dan berdasarkan tipe masyarakat, seperti digambarkandalam Gambar 3.4, hasil-hasilnya jelas dan konsisten. Masyarakat-masyarakat pasca-industri memperlihatkan suatu kemerosotan yangtajam dan terus-menerus dalam religiusitas mulai dari kelompoktertua yang lahir di tahun-tahun antar-perang hingga kelompok

Page 123: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

pasca-perang, dan kemudian suatu penurunan yang lebih kecil padagenerasi 1960-an, sebelum mencapai suatu masa stabil di kalangankelompok termuda. Di masyarakat-masyarakat industri hanyaterdapat suatu penurunan kecil di kalangan generasi antar-perang,dan mungkin suatu peningkatan yang sangat kecil yang terlihat dikalangan kelompok termuda. Dan di masyarakat-masyarakatagraris, pola di antara kelompok-kelompok kelahiran merupakansuatu garis yang sepenuhnya mendatar dan memperlihatkan sedikitpergeseran ke atas di kalangan kelompok tahun 1960-an. Gambar3.4 membuat sangat jelas sebuah poin penting: kepustakaan se -

Gambar 3.4. Partisipasi Keagamaan berdasarkan Kelompok Kelahiran

CATATAN: Partisipasi keagamaan: P185: “Selain pernikahan, pemakaman, danpembabtisan, seberapa sering kira-kira anda menghadiri ibadah-ibadah keagamaanbelakangan ini? Lebih dari sekali seminggu, sekali seminggu, sekali sebulan, hanyapada hari raya-hari raya tertentu, sekali setahun, sangat jarang, tidak pernah atauhampir tidak pernah” Proporsi yang hadir “Sekali seminggu atau lebih”. Sumber: Survei Nilai-nilai Dunia, gabungan 1981-2001.

Rata-

rata

freku

ensi

meng

hadir

i ibad

ah ke

agam

aan

Kelompok kelahiran

MEMBANDINGKAN SEKULARISASI DI SELURUH DUNIA 97

Democracy Project

Agraris

Industri

Pascaindustri

Page 124: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

belumnya (yang sepenuhnya didasarkan pada data dari masyarakat-masyarakat industri maju) telah menemukan bahwa kaum mudalebih kurang religius dibanding kaum tua, yang bisa ditafsirkansebagai mencerminkan suatu kemerosotan historis dalam religius -itas, atau yang dapat ditafsirkan sebagai suatu efek putaran hidup.Para kritikus sekularisasi lebih memilih penafsiran terakhir, yaknimengabaikan anggapan apa pun tentang perubahan historis danmenafsirkan temuan ini sebagai mencerminkan suatu efek putaran-hidup: “Setiap orang tahu bahwa orang biasanya menjadi lebihreligius saat mereka bertambah tua. Hal ini inheren dalam putaranhidup.” Gambar 3.4 memperlihatkan tidak ada suatu kecenderung -an inheren bagi orang-orang untuk menjadi lebih religius saatmereka bertambah tua: dalam masyarakat-masyarakat agraris, kaummuda sepenuhnya sama religius seperti kaum tua. Namun dalammasyarakat-masyarakat pasca-industri, kaum muda jauh kurangreligius dibanding kaum tua—yang tampak mencerminkan per -ubahan-perubahan historis yang terkait dengan munculnya tingkatperkembangan manusia yang tinggi, dan bukan segala sesuatu yanginheren dalam putaran hidup manusia.

Sebagai hasil dari pola-pola ini, suatu gap yang substansial telahmuncul di antara masyarakat-masyarakat. Jika kita menafsirkanGambar 3.4 sebagai mencerminkan suatu proses perubahan antar-generasi, hal ini mengandaikan bahwa negara-negara yang palingmakmur telah menjadi jauh lebih sekular dari tahun ke tahun,melampaui masyarakat-masyarakat industri (umumnya bekas-Komunis) dalam proses ini, dan memunculkan suatu gap besarantara mereka dan masyarakat-masyarakat berkembang. Polatersebut dengan kuat mengandaikan bahwa gap religius tersebutbukan karena masyarakat-masyarakat agraris menjadi lebih religiusdari waktu ke waktu, seperti sering kali diasumsikan. Nilai-nilaimereka tetap relatif konstan. Sebaliknya, apa yang terjadi adalahbahwa perubahan-perubahan budaya yang cepat dalam masyarakat-masyarakat yang lebih makmur telah mengubah nilai-nilai dankeyakinan-keyakinan dasar mereka ke arah yang lebih sekular, dandengan demikian membuka suatu jurang pemisah yang semakinbesar antara mereka dan masyarakat-masyarakat yang kurangmakmur. Fenomena ini mungkin kadang menghasilkan suatu reaksi-balik di mana kelompok-kelompok dan pemimpin-pemimpinkeagamaan di masyarakat-masyarakat yang lebih miskin berusahauntuk mempertahankan nilai-nilai mereka terhadap serangan globaldari nilai-nilai sekular. Menurut kami, fenomena ini terjadi bukan

98 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 125: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

karena masyarakat-masyarakat agraris secara bertahap menjadilebih religius dari waktu ke waktu, namun lebih karena nilai-nilaiyang berlaku di masyarakat-masyarakat yang lebih kaya bergerakmenjauh dari norma-norma tradisional.

Beberapa Kesimpulan

Tak satu pun dari bukti-bukti yang dikaji dalam bab ini memadaipada dirinya sendiri, namun jika kita memadukan bersamapotongan-potongan yang berbeda dari teka-teki tersebut melaluitriangulasi, maka perbandingan-perbandingan antar-bagian daribanyak masyarakat yang berbeda, data tentang berbagai ke cen -derungan dari waktu ke waktu yang tersedia, serta per bandingan-perbandingan generasional – semuanya menunjuk ke satu arah yangkonsisten. Bukti-bukti tersebut dengan kuat mengandaikan bahwatahap pertama modernisasi sosial, saat masyarakat bergeser darikomunitas agraris tradisional ke tahap industri, cenderung diiringidengan suatu kemerosotan dalam perasaan kesalehan pribadi,ekspresi-ekspresi spiritualitas, keikutsertaan reguler dalam layanan-layanan ibadah. Melalui perkembangan manusia, saat hidupmenjadi lebih aman dan kedap terhadap berbagai risiko sehari-hari,pentingnya agama perlahan memudar. Konsistensi dari korelasiantara religiusitas dan berbagai macam indikator perkembanganmanusia—apakah itu angka kematian anak-anak, pengalaman pen -didikan, akses ke air bersih, atau urbanisasi—semuanya menunjukpada satu arah yang serupa. Kemakmuran seperti GDP per kapitatidak memadai pada dirinya sendiri, karena distribusi sumber dayadan kesetaraan ekonomi juga memainkan peran penting. Populasi-populasi rentan yang mengalami ketidakpastian dan risiko besardalam kehidupan mereka, serta dalam kehidupan keluarga dankomunitas mereka, melihat agama sebagai sesuatu yang jauh lebihpenting, dan dengan demikian berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas spiritual secara jauh lebih kuat dibanding mereka yanghidup tanpa ancaman-ancaman seperti itu. Ketika kehidupanperlahan menjadi lebih nyaman dan aman, orang-orang dalammasyarakat-masyarakat yang lebih makmur biasanya menjadisemakin tak acuh terhadap nilai-nilai keagamaan, lebih skeptisterhadap keyakinan-keyakinan supernatural, dan kurang mau untukterlibat secara aktif dalam institusi-institusi keagamaan, selainsekadar identitas-identitas keagamaan formal, partisipasi dalam

MEMBANDINGKAN SEKULARISASI DI SELURUH DUNIA 99

Democracy Project

Page 126: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-

perayaan-perayaan simbolis seperti kelahiran, pernikahan, dankematian untuk menandai perjalanan hidup, serta perayaan hari-hari raya tradisional.

Namun terlepas dari gambaran umum ini, terdapat faktor-faktortertentu yang memengaruhi wilayah-wilayah atau negara-negaratertentu yang tidak sejalan dengan pola ini. Kami masih perlu untukmenjelaskan beberapa anomali penting terhadap sekularisasi dikalangan masyarakat-masyarakat pasca-industri, khususnya kasusAmerika Serikat. Banyak pengamat juga menyatakan bahwa suatukebangkitan kembali agama telah terjadi di Eropa Tengah danTimur dengan tergulingnya negara Komunis.20 Setelah peristiwa9/11, dan kejadian-kejadian setelahnya di Afganistan dan Irak,banyak komentator populer berbicara tentang bangkitnya partai-partai fundamentalis, kelompok-kelompok keagamaan ekstremis,dan konflik-konflik etno-religius di dunia Muslim. Pada isu-isuinilah kita sekarang beralih.***

100 MEMAHAMI SEKULARISASI

Democracy Project

Page 127: Sekularisasi Ditinjau Kembali Digital OK Layout 1 · PDF file58 61 72 78 82 88 91 93 94 111 113 122 130 148 152 156 157. ... Angka Kesuburan dan Nilai-nilai Tradisional/Sekular-