sekilas konservasi lukisan · pdf filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara...

40
Sekilas Konservasi Lukisan Puji Yosep Subagiyo Primastoria Studio Taman Alamanda Blok BB2 No. 55-59, Bekasi 17510, Indonesia Web: primastoria.net Email: [email protected] S TORiA PRiMA R

Upload: hoangque

Post on 01-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

SekilasKonservasi Lukisan

Puji Yosep Subagiyo

Primastoria StudioTaman Alamanda Blok BB2 No. 55-59, Bekasi 17510, Indonesia

Web: primastoria.net Email: [email protected]

S TORiAPRiMA

R

Page 2: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan
Page 3: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

Kata PengantarKonservator adalah orang yang mampu melakukan pengamatan (kajian), berpikir analitik,

dan melaksanakan konservasi karya seni, artefak, relik, dan benda lain dengan menggunakan metode atau teknik yang benar. Sehingga seorang konservator harus memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta dapat memilih dan menerapkan bahan (materials) atau alat dalam proses konservasi dengan baik. Nantinya, mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: batu, logam, kayu, tekstil, lukisan, karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, atau benda lain bermedia komplek (campuran). Pengertian konservasi itu sendiri adalah suatu tindakan yang bersifat kuratif – restoratif (penghambatan proses kerusakan dan perbaikannya) dan tindakan yang bersifat preventif (pencegahan dari kemungkinan proses kerusakan).

Warisan budaya termasuk di dalamnya benda seni dan budaya di galeri atau museum yang integral dengan sumber daya pengelolanya merupakan aset yang penting. Kekayaan tersebut telah menjadi sasaran pokok pengelolaan (manajemen) dan objek utama yang melahirkan kegiatan penting. Kegiatan penting itu adalah salah satunya pelestarian; baik melalui pendataan (studi koleksi, dll.) yang menghasilkan artefaktual dokumen sebagai objek penelitian lanjutan, atau konservasi fisik aktuil yang mengupayakan kondisi fisik benda koleksi tetap lestari.

“Sekilas Konservasi Lukisan” ini disusun berdasarkan pengalaman penulis lebih dari 30 tahun dalam bidang konservasi, yang akan menjelaskan tentang: uraian tugas konservator, 10 faktor kerusakan (pada manajemen resiko), observasi, analisis, identifikasi, uji (lab) bahan, proses terjadinya kerusakan, dan cara menanganinya. Tertib kelola dalam penyimpanan dan pameran lukisan juga ditunjukkan melalui kertas kerja yang berkaitan dengan pendataan benda (Lembar Inventaris), survai kondisi benda (Lembar Kondisi Lukisan) dan pengamatan benda secara teknis (Lembar Pengamatan Lukisan).

Semoga dengan mengenal dan memahami dari uraian dalam “Sekilas Konservasi Lukisan” ini akan mendapatkan pengetahuan dan gambaran tentang pekerjaan konservasi lukisan secara

utuh, sistematis dan terukur.

Bekasi, Juli 2017

Puji Yosep Subagiyo

Page 4: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan
Page 5: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[01]

1. Kemampuan Dasar : Asisten Konservator dan Konservator 1 - 4.Definisi: Lingkup pekerjaan pada posisi kelompok ini meliputi konservasi karya seni (works of art), artifak, relik (benda peninggalan), dan benda lain yang merupakan bagian dari koleksi, dibawah pengawasan institusi (lembaga) konservasi. Ini meliputi penelitian dan pemberian saran bagi pengembangan standar (landasan) konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain. Ini juga termasuk pengawasan (supervisi) bagi karyawan yang terlibat (dipekerjakan) dalam lingkup tugas kerja konservasi.

Gambaran: Pekerjaan konservator meliputi pengamatan karya seni, relik, atau benda lain untuk maksud pencegahan dari suatu proses kerusakan dan perlakuannya, serta perbaikannya (jika perlu). Konservator mengamati benda ini untuk ditempatkan pada ruang pamer dan penyimpanan dengan kondisi yang benar; serta perlindungan terhadap kemungkinan serangan serangga dan jamur. Konservator juga bertanggung jawab bagi pemasangan alat-alat yang standar bagi kebutuhan ruang pamer dan penyimpanan koleksi. Ia dituntut untuk memberikan jaminan secara maksimal pada pemeliharaan dan penanganan karya seni, relik, dan benda lain dalam proses peminjaman atau dalam pameran keliling (benda dalam perjalanan). Disamping ia juga memberikan saran kepada kurator dan desainer pameran (untuk menjaga kondisi ruangan yang benar), berikut pemasangan alat-alat bagi kebutuhan suatu pameran. Walaupun kualifikasi pemberian kewenangan (mandat) tidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. Secara umum ini diperlukan bahwa pembuktian akan dapat ditunjukkan bagi yang memiliki kualifikasi tingkat ketiga (tertier), yang setara dengan disiplin ilmu yang terkait, seperti: sains konservasi, senirupa, atau ilmu bahan (materials science). Konservator dengan kualifikasi tingkat terampil (mahir) sangat diperlukan untuk pekerjaan yang menuntut tingkat kesulitan tinggi. Tetapi pengetahuan teoritis dan praktis yang diperlukan bagi pekerjaan konservasi ini dapat juga diperoleh melalui kursus, diklat atau pelatihan dengan bimbingan khusus. Pekerjaan konservator juga memerlukan wawasan (apresiasi) terhadap nilai kultural (budaya) untuk karya seni, relik dan benda lain yang akan dikonservasi. Konservator juga diharapkan mengetahui kapan suatu benda tertentu tidak dapat dikonservasi secara layak dalam suatu laboratorium konservasi lembaga yang memiliki benda yang akan dikonservasi; dan menganjurkan bagaimana sebaiknya benda tersebut ditangani. Beberapa aspek kerja konservasi dapat memerlukan pengetahuan khusus dalam tahap analisis dan perlakuan pada kelompok benda tertentu, seperti: lukisan, tekstil, keramik, kaca, logam, kayu, buku, karya seni bermedia kertas, kertas lain pada umumnya, foto, dan pita perekam suara (tape magnetik).

Istilah-istilah yang digunakan: Analisis adalah pengamatan suatu benda, barang, atau bahan untuk digunakan dalam perawatan atau perlakuan pada suatu benda, untuk mempertimbangkan komposisi dan/ atau kondisi pada bahan (materials) pembentuknya. Konservasi meliputi identifikasi, pencegahan, penghambatan, penahanan (pemberhentian?) dan mengembalikan pengaruh- pengaruh kerusakan fisik pada (bahan pembentuk) karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain; serta mencakup semua

aspek pemeliharaan benda, yang meliputi: perbaikan, merekondisi, atau membuat kondisi yang sesuai terhadap benda rusak mendekati aslinya. Lembaga Konservasi adalah sebuah lembaga atau badan yang memiliki tanggung-jawab dalam menangani, mengawasi, dan melaksanakan konservasi benda yang merupakan bagian daripada koleksi nasional secara profesional; atau yang memiliki tanggung-jawab lain dalam kaitannya dengan konservasi benda, seperti: pemberian saran dan asistansi (bantuan) tenaga ahli kepada badan/ lembaga- lembaga dalam pelaksanaan konservasi. Koleksi nasional meliputi koleksi senirupa, sejarah, teknologi, etnografi, arkeologi, benda (dalam kajian ilmu) alam, perpustakaan dan arsip.

2. Kemampuan Khusus : a. Asisten Konservator.

Definisi: Di bawah supervisi yang terus-menerus melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah lembaga konservasi.Gambaran: Konservator pada tingkat ini, meliputi orang-orang yang hanya dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang terbatas. Pada awalnya, pekerjaan mereka diawasi secara ketat, tetapi dalam perkembangannya tingkat pengawasan- nya menjadi berkurang seiring dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh. Mereka juga membantu staf konservasi lain dalam melaksanakan pekerjaan konservasi, dan jika memungkinkan juga membantu dalam pelaksanaan analisis dan penelitian (riset).Uraian Tugas: Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Asisten Konservator. Melaksanakan pekerjaan konservasi secara terus- menerus pada karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) lembaga konservasi, seperti:• Pencucian, pelepasan bahan penguat (support/ back-up)

yang sudah tidak memenuhi syarat, dan menggantinya dengan bahan lain yang lebih cocok, seperti: perekat berupa film atau (cello) tape magnetik;

• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings), melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;

• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;

• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan

• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.

• Pengawasan terhadap staf bawahan (asisten).• Memberikan instruksi dalam penanganan dan pemelihara-

an benda koleksi.• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan

konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).

• Menyiapkan dan melengkapi catatan kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.

b. Konservator 1.Definisi: Di bawah pengawasan yang tidak begitu ketat, orang ini mampu melaksanakan penelitian dan analisis; serta melakukan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode/ teknik yang benar.Gambaran: Seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta mampu memilih dan menerapkan bahan (materials) dalam proses konservasi secara benar. Mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: lukisan jagrag (easel painting), karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, logam, tekstil, atau benda lain bermedia komplek (campuran). Konservator pada tingkat ini dapat diminta untuk mengawasi staf konservasi bawahan.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 1. Melaksanakan penelitian dan analisis karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi untuk mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan konservasinya. Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode dan teknik yang memadai; dan melaporkan pekerjaan konservasi yang di- lakukannya, seperti:• Pembersihan (permukaan) lukisan; melaksanakan penguatan

(supports); “tusir” (inpainting); dan konsolidasi terhadap cat yang terangkat (cracking) pada lukisan;

• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings), melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;

• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;

• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan

• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.

• Pengawasan terhadap staf bawahan (pembantu).• Memberikan instruksi didalam penanganan dan pe-

meliharaan benda koleksi.• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan

konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).

• Menyiapkan dan melengkapi lembar kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.

c. Konservator 2.Definisi: Di bawah pengawasan yang terbatas, orang ini mampu mengarahkan pekerjaan kelompok yang diemban dalam pelaksanaan konservasi khusus karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain di laboratorium konservasi. Dalam kondisi yang sama, orang ini juga mampu melaksanakan penelitian

dan analisis; serta melakukan konservasi tingkat lanjut terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan meng- gunakan metode/ teknik yang benar.

Gambaran: Seseoramg yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup, serta mampu menampilkan metode dan teknik konservasi. Disamping ia telah menunjuk- kan kompetensi kerja konservasi dan konsisten dengan tidak berpindah-pindah pekerjaan. Mereka secara umum dapat diminta untuk mengawasi staf bawahan/ asisten. Konservator pada tingkat ini juga mampu mengarahkan pekerjaan kelompok staf. Mereka dapat juga melaksanakan penelitian dan analisis; serta melaksanakan pekerjaan konservasi.

Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 2.• Merancang sebuah program kerja konservasi untuk sebuah

kelompok;• Mempertimbangkan peralatan dan permintaan sumber daya

baru; serta pengonsepan rekomendasi bagi staf senior;• Menjamin penggunaan peralatan secara optimal;• Mengalokasikan tenaga didalam kelompok;• (Bilamana perlu) membantu staf bawahan/ asisten; dan

menunjukkan saran bagi staf pada institusi konservasi lain dalam aspek teknis konservasi;

Melaksanakan konservasi tingkat lanjut pada karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi, meliputi: pengembangan dan/ atau adaptasi metode atau teknik yang lebih baik. Sebagai contoh:• Memperbaiki kerusakan pada kertas yang sangat rapuh;• Mengkonsolidasi secara ekstensif terhadap kerusakan atau

pengelupasan cat (cracking) pada lukisan;• Melaksanakan kerja konservasi secara ekstensif atau

pekerjaan “tusir” (inpainting) yang rumit pada lukisan;• Memperbaiki atau merestorasi koleksi yang sangat rentan

dan rumit, seperti: kelim renda (lace) dan peta kuno yang sangat rapuh;

• Perlakuan terhadap benda etnografi yang rapuh;• Merestorasi/ penjilidan buku; dan• Memperbaiki tatakan (inlays) yang terbuat dari kayu, kulit

[binatang] (leather), atau logam.* Melaksanakan penelitian masalah konservasi, dan bilamana

mungkin menerapkan hasil penelitian itu;* Melaksanakan survai dan laporan bagi kebutuhan

konservasi benda koleksi;* Melatih staf dalam pekerjaan konservasi, termasuk

supervisi terhadap siswa dari suatu program kursus atau diklat konservasi tingkat lanjut;

* Memberikan saran yang berkenaan dengan aktifitas kurasi (pengelolaan koleksi) dan staf lain yang berhubungan dengan penyimpanan, pemindahan koleksi, dan kebutuhan pada sebuah pameran koleksi;

* Memberikan saran dalam perawatan, perbaikan, dan re- habilitasi benda koleksi yang rusak dalam keadaan darurat, seperti: bencana banjir, kebakaran, gempa, dll.

* Melaksanakan atau mengatur analisis instrumental komplek dan interpretasinya;

* Mengarahkan program restorasi yang berhubungan dengan bidang kegitan konservasi..................................................................................................................................................................................

Sumber : Prof. Dr. Colin Pearson (1990): “Establishment of A Conservator Classification Structure in Australia”, Los Angeles, Getty Conservation Institute (GCI). Diterjemahkan oleh: Puji Yosep Subagiyo.

Uraian Tugas Konservator [Kemampuan Dasar & Khusus, As. Konservator - Konservator 1 - 4]................................................................................................................................................................................. c. Konservator 3.

Definisi: Di bawah pengawasan yang terbatas, konservator pada tingkatan ini mampu mengarahkan pekerjaan sebuah seksi konservasi pada laboratorium konservasi. Orang ini juga mampu melaksanakan penelitian dan analisis tingkat lanjut; serta melaksanakan konservasi terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran (skill) yang tinggi.Gambaran: Orang-orang pada tingkat ini memiliki pengalaman yang begitu memadai dalam bidang konservasi, dan karena pengetahuan konservasi yang sangat ditekuninya, maka orang ini dapat dikualifikasikan sebagai ahli dalam bidang konservasi. Bagi orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat lanjut (mahir) dalam disiplin ilmu yang berhubungan, seperti: sains konservasi, seni rupa, atau ilmu bahan (materials science) cukup berpengaruh pada unjuk-kerja konservasi pada tingkat ini. Orang-orang ini dapat mengarahkan sebuah seksi, serta mampu melaksanakan penelitian, analisis; dan melaksana- kan pekerjaan konservasi.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 3.• Merancang sebuah program kerja konservasi bagi seksi

yang bersangkutan;• Menjamin penggunaan sumber daya yang ada secara

optimal;• Mengakses dan membuat rekomendasi bagi kebutuhan

peralatan baru dan sumber daya yang diperlukan;• Mengalokasikan tenaga-kerja dalam seksi yang relevan;• Membantu (membina) staf bawahannya, bilamana perlu

dan• Memberikan saran kepada staf institusi konservasi lain

dalam aspek teknis konservasi, yang meliputi: konservasi, penyimpanan, pemindahan (transport), dan kebutuhan bagi pameran benda koleksi;

* Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran yang tinggi, seperti: dengan melengkapi dan mengawasi penyelidikan masalah yang belum diketahui cara mengatasinya.

* Melaksanakan penelitian tingkat lanjut terhadap masalah konservasi yang lebih rumit; dan mengembangkan metode dan/ atau teknik baru, yang kemudian hasilnya dapat diterapkan.

Mengembangkan strategi kebijaksanaan untuk mengatasi bencana, seperti:• Memberikan masukan pada masalah yang ada hubungan-

nya dengan perawatan, perbaikan (recovery), dan re- habilitasi benda dalam bencana yang tak terduga, seperti: kebanjiran, kebakaran, gempa, dll.

• Pelatihan staf dalam teknik-teknik pengelolaan koleksi (kurasi) yang rusak.

d. Konservator 4.Definisi: Dalam keterbatasan kebijaksanaan yang diberikan, konservator tingkat ini masih mampu merumuskan, meng- arahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah institusi/ lembaga yang besar.

Gambaran: Ada gambaran umum pada “Catatan” di bawah, hanya satu kedudukan (jabatan) dalam sebuah institusi yang besar. Orang pada tingkatan ini mampu memberikan saran dalam masalah konservasi kepada kepala (pimpinan tertinggi) pada lembaga yang bersangkutan. Mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang konservasi lebih dari cukup memadai; dan dapat dikualifikasikan sebagai ahli konservasi. Orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat ahli dari disiplin ilmu yang relevan (linier), seperti: sains konservasi, seni rupa, dan ilmu bahan (materials science) sangat mempengaruhi dalam memberikan unjuk- kerja konservator pada tingkat ini.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 4.* Memberikan saran kepada kepala (pimpinan tertinggi

lembaga yang bersangkutan) dan staf lembaga; bilamana perlu bagi lembaga atau badan-badan lain dalam kebutuhan konservasi benda koleksi.

* Merumuskan, mengarahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah lembaga besar.

* Memperlengkapi dan mengarahkan berbagai perangkat bagi program pengembangan staf konservasi.

Catatan: Pada keadaan tertentu, sebuah kedudukan/ jabatan dapat diputuskan pada tingkatan ini, yang mana tidak harus bertanggung-jawab terhadap program konservasi pada sebuah institusi yang besar. Tetapi lingkup pekerjaan konservasi yang diberikan tetap merupakan sebuah kontribusi penting dan unik bagi program yang diemban oleh seorang ahli konservasi berkualifikasi dan cukup dikenal secara internasional.

Page 6: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[02]

1. Kemampuan Dasar : Asisten Konservator dan Konservator 1 - 4.Definisi: Lingkup pekerjaan pada posisi kelompok ini meliputi konservasi karya seni (works of art), artifak, relik (benda peninggalan), dan benda lain yang merupakan bagian dari koleksi, dibawah pengawasan institusi (lembaga) konservasi. Ini meliputi penelitian dan pemberian saran bagi pengembangan standar (landasan) konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain. Ini juga termasuk pengawasan (supervisi) bagi karyawan yang terlibat (dipekerjakan) dalam lingkup tugas kerja konservasi.

Gambaran: Pekerjaan konservator meliputi pengamatan karya seni, relik, atau benda lain untuk maksud pencegahan dari suatu proses kerusakan dan perlakuannya, serta perbaikannya (jika perlu). Konservator mengamati benda ini untuk ditempatkan pada ruang pamer dan penyimpanan dengan kondisi yang benar; serta perlindungan terhadap kemungkinan serangan serangga dan jamur. Konservator juga bertanggung jawab bagi pemasangan alat-alat yang standar bagi kebutuhan ruang pamer dan penyimpanan koleksi. Ia dituntut untuk memberikan jaminan secara maksimal pada pemeliharaan dan penanganan karya seni, relik, dan benda lain dalam proses peminjaman atau dalam pameran keliling (benda dalam perjalanan). Disamping ia juga memberikan saran kepada kurator dan desainer pameran (untuk menjaga kondisi ruangan yang benar), berikut pemasangan alat-alat bagi kebutuhan suatu pameran. Walaupun kualifikasi pemberian kewenangan (mandat) tidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. Secara umum ini diperlukan bahwa pembuktian akan dapat ditunjukkan bagi yang memiliki kualifikasi tingkat ketiga (tertier), yang setara dengan disiplin ilmu yang terkait, seperti: sains konservasi, senirupa, atau ilmu bahan (materials science). Konservator dengan kualifikasi tingkat terampil (mahir) sangat diperlukan untuk pekerjaan yang menuntut tingkat kesulitan tinggi. Tetapi pengetahuan teoritis dan praktis yang diperlukan bagi pekerjaan konservasi ini dapat juga diperoleh melalui kursus, diklat atau pelatihan dengan bimbingan khusus. Pekerjaan konservator juga memerlukan wawasan (apresiasi) terhadap nilai kultural (budaya) untuk karya seni, relik dan benda lain yang akan dikonservasi. Konservator juga diharapkan mengetahui kapan suatu benda tertentu tidak dapat dikonservasi secara layak dalam suatu laboratorium konservasi lembaga yang memiliki benda yang akan dikonservasi; dan menganjurkan bagaimana sebaiknya benda tersebut ditangani. Beberapa aspek kerja konservasi dapat memerlukan pengetahuan khusus dalam tahap analisis dan perlakuan pada kelompok benda tertentu, seperti: lukisan, tekstil, keramik, kaca, logam, kayu, buku, karya seni bermedia kertas, kertas lain pada umumnya, foto, dan pita perekam suara (tape magnetik).

Istilah-istilah yang digunakan: Analisis adalah pengamatan suatu benda, barang, atau bahan untuk digunakan dalam perawatan atau perlakuan pada suatu benda, untuk mempertimbangkan komposisi dan/ atau kondisi pada bahan (materials) pembentuknya. Konservasi meliputi identifikasi, pencegahan, penghambatan, penahanan (pemberhentian?) dan mengembalikan pengaruh- pengaruh kerusakan fisik pada (bahan pembentuk) karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain; serta mencakup semua

aspek pemeliharaan benda, yang meliputi: perbaikan, merekondisi, atau membuat kondisi yang sesuai terhadap benda rusak mendekati aslinya. Lembaga Konservasi adalah sebuah lembaga atau badan yang memiliki tanggung-jawab dalam menangani, mengawasi, dan melaksanakan konservasi benda yang merupakan bagian daripada koleksi nasional secara profesional; atau yang memiliki tanggung-jawab lain dalam kaitannya dengan konservasi benda, seperti: pemberian saran dan asistansi (bantuan) tenaga ahli kepada badan/ lembaga- lembaga dalam pelaksanaan konservasi. Koleksi nasional meliputi koleksi senirupa, sejarah, teknologi, etnografi, arkeologi, benda (dalam kajian ilmu) alam, perpustakaan dan arsip.

2. Kemampuan Khusus : a. Asisten Konservator.

Definisi: Di bawah supervisi yang terus-menerus melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah lembaga konservasi.Gambaran: Konservator pada tingkat ini, meliputi orang-orang yang hanya dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang terbatas. Pada awalnya, pekerjaan mereka diawasi secara ketat, tetapi dalam perkembangannya tingkat pengawasan- nya menjadi berkurang seiring dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh. Mereka juga membantu staf konservasi lain dalam melaksanakan pekerjaan konservasi, dan jika memungkinkan juga membantu dalam pelaksanaan analisis dan penelitian (riset).Uraian Tugas: Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Asisten Konservator. Melaksanakan pekerjaan konservasi secara terus- menerus pada karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) lembaga konservasi, seperti:• Pencucian, pelepasan bahan penguat (support/ back-up)

yang sudah tidak memenuhi syarat, dan menggantinya dengan bahan lain yang lebih cocok, seperti: perekat berupa film atau (cello) tape magnetik;

• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings), melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;

• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;

• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan

• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.

• Pengawasan terhadap staf bawahan (asisten).• Memberikan instruksi dalam penanganan dan pemelihara-

an benda koleksi.• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan

konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).

• Menyiapkan dan melengkapi catatan kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.

b. Konservator 1.Definisi: Di bawah pengawasan yang tidak begitu ketat, orang ini mampu melaksanakan penelitian dan analisis; serta melakukan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode/ teknik yang benar.Gambaran: Seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta mampu memilih dan menerapkan bahan (materials) dalam proses konservasi secara benar. Mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: lukisan jagrag (easel painting), karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, logam, tekstil, atau benda lain bermedia komplek (campuran). Konservator pada tingkat ini dapat diminta untuk mengawasi staf konservasi bawahan.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 1. Melaksanakan penelitian dan analisis karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi untuk mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan konservasinya. Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode dan teknik yang memadai; dan melaporkan pekerjaan konservasi yang di- lakukannya, seperti:• Pembersihan (permukaan) lukisan; melaksanakan penguatan

(supports); “tusir” (inpainting); dan konsolidasi terhadap cat yang terangkat (cracking) pada lukisan;

• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings), melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;

• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;

• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan

• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.

• Pengawasan terhadap staf bawahan (pembantu).• Memberikan instruksi didalam penanganan dan pe-

meliharaan benda koleksi.• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan

konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).

• Menyiapkan dan melengkapi lembar kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.

c. Konservator 2.Definisi: Di bawah pengawasan yang terbatas, orang ini mampu mengarahkan pekerjaan kelompok yang diemban dalam pelaksanaan konservasi khusus karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain di laboratorium konservasi. Dalam kondisi yang sama, orang ini juga mampu melaksanakan penelitian

dan analisis; serta melakukan konservasi tingkat lanjut terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan meng- gunakan metode/ teknik yang benar.

Gambaran: Seseoramg yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup, serta mampu menampilkan metode dan teknik konservasi. Disamping ia telah menunjuk- kan kompetensi kerja konservasi dan konsisten dengan tidak berpindah-pindah pekerjaan. Mereka secara umum dapat diminta untuk mengawasi staf bawahan/ asisten. Konservator pada tingkat ini juga mampu mengarahkan pekerjaan kelompok staf. Mereka dapat juga melaksanakan penelitian dan analisis; serta melaksanakan pekerjaan konservasi.

Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 2.• Merancang sebuah program kerja konservasi untuk sebuah

kelompok;• Mempertimbangkan peralatan dan permintaan sumber daya

baru; serta pengonsepan rekomendasi bagi staf senior;• Menjamin penggunaan peralatan secara optimal;• Mengalokasikan tenaga didalam kelompok;• (Bilamana perlu) membantu staf bawahan/ asisten; dan

menunjukkan saran bagi staf pada institusi konservasi lain dalam aspek teknis konservasi;

Melaksanakan konservasi tingkat lanjut pada karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi, meliputi: pengembangan dan/ atau adaptasi metode atau teknik yang lebih baik. Sebagai contoh:• Memperbaiki kerusakan pada kertas yang sangat rapuh;• Mengkonsolidasi secara ekstensif terhadap kerusakan atau

pengelupasan cat (cracking) pada lukisan;• Melaksanakan kerja konservasi secara ekstensif atau

pekerjaan “tusir” (inpainting) yang rumit pada lukisan;• Memperbaiki atau merestorasi koleksi yang sangat rentan

dan rumit, seperti: kelim renda (lace) dan peta kuno yang sangat rapuh;

• Perlakuan terhadap benda etnografi yang rapuh;• Merestorasi/ penjilidan buku; dan• Memperbaiki tatakan (inlays) yang terbuat dari kayu, kulit

[binatang] (leather), atau logam.* Melaksanakan penelitian masalah konservasi, dan bilamana

mungkin menerapkan hasil penelitian itu;* Melaksanakan survai dan laporan bagi kebutuhan

konservasi benda koleksi;* Melatih staf dalam pekerjaan konservasi, termasuk

supervisi terhadap siswa dari suatu program kursus atau diklat konservasi tingkat lanjut;

* Memberikan saran yang berkenaan dengan aktifitas kurasi (pengelolaan koleksi) dan staf lain yang berhubungan dengan penyimpanan, pemindahan koleksi, dan kebutuhan pada sebuah pameran koleksi;

* Memberikan saran dalam perawatan, perbaikan, dan re- habilitasi benda koleksi yang rusak dalam keadaan darurat, seperti: bencana banjir, kebakaran, gempa, dll.

* Melaksanakan atau mengatur analisis instrumental komplek dan interpretasinya;

* Mengarahkan program restorasi yang berhubungan dengan bidang kegitan konservasi.

c. Konservator 3.Definisi: Di bawah pengawasan yang terbatas, konservator pada tingkatan ini mampu mengarahkan pekerjaan sebuah seksi konservasi pada laboratorium konservasi. Orang ini juga mampu melaksanakan penelitian dan analisis tingkat lanjut; serta melaksanakan konservasi terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran (skill) yang tinggi.Gambaran: Orang-orang pada tingkat ini memiliki pengalaman yang begitu memadai dalam bidang konservasi, dan karena pengetahuan konservasi yang sangat ditekuninya, maka orang ini dapat dikualifikasikan sebagai ahli dalam bidang konservasi. Bagi orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat lanjut (mahir) dalam disiplin ilmu yang berhubungan, seperti: sains konservasi, seni rupa, atau ilmu bahan (materials science) cukup berpengaruh pada unjuk-kerja konservasi pada tingkat ini. Orang-orang ini dapat mengarahkan sebuah seksi, serta mampu melaksanakan penelitian, analisis; dan melaksana- kan pekerjaan konservasi.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 3.• Merancang sebuah program kerja konservasi bagi seksi

yang bersangkutan;• Menjamin penggunaan sumber daya yang ada secara

optimal;• Mengakses dan membuat rekomendasi bagi kebutuhan

peralatan baru dan sumber daya yang diperlukan;• Mengalokasikan tenaga-kerja dalam seksi yang relevan;• Membantu (membina) staf bawahannya, bilamana perlu

dan• Memberikan saran kepada staf institusi konservasi lain

dalam aspek teknis konservasi, yang meliputi: konservasi, penyimpanan, pemindahan (transport), dan kebutuhan bagi pameran benda koleksi;

* Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran yang tinggi, seperti: dengan melengkapi dan mengawasi penyelidikan masalah yang belum diketahui cara mengatasinya.

* Melaksanakan penelitian tingkat lanjut terhadap masalah konservasi yang lebih rumit; dan mengembangkan metode dan/ atau teknik baru, yang kemudian hasilnya dapat diterapkan.

Mengembangkan strategi kebijaksanaan untuk mengatasi bencana, seperti:• Memberikan masukan pada masalah yang ada hubungan-

nya dengan perawatan, perbaikan (recovery), dan re- habilitasi benda dalam bencana yang tak terduga, seperti: kebanjiran, kebakaran, gempa, dll.

• Pelatihan staf dalam teknik-teknik pengelolaan koleksi (kurasi) yang rusak.

d. Konservator 4.Definisi: Dalam keterbatasan kebijaksanaan yang diberikan, konservator tingkat ini masih mampu merumuskan, meng- arahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah institusi/ lembaga yang besar.

Gambaran: Ada gambaran umum pada “Catatan” di bawah, hanya satu kedudukan (jabatan) dalam sebuah institusi yang besar. Orang pada tingkatan ini mampu memberikan saran dalam masalah konservasi kepada kepala (pimpinan tertinggi) pada lembaga yang bersangkutan. Mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang konservasi lebih dari cukup memadai; dan dapat dikualifikasikan sebagai ahli konservasi. Orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat ahli dari disiplin ilmu yang relevan (linier), seperti: sains konservasi, seni rupa, dan ilmu bahan (materials science) sangat mempengaruhi dalam memberikan unjuk- kerja konservator pada tingkat ini.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 4.* Memberikan saran kepada kepala (pimpinan tertinggi

lembaga yang bersangkutan) dan staf lembaga; bilamana perlu bagi lembaga atau badan-badan lain dalam kebutuhan konservasi benda koleksi.

* Merumuskan, mengarahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah lembaga besar.

* Memperlengkapi dan mengarahkan berbagai perangkat bagi program pengembangan staf konservasi.

Catatan: Pada keadaan tertentu, sebuah kedudukan/ jabatan dapat diputuskan pada tingkatan ini, yang mana tidak harus bertanggung-jawab terhadap program konservasi pada sebuah institusi yang besar. Tetapi lingkup pekerjaan konservasi yang diberikan tetap merupakan sebuah kontribusi penting dan unik bagi program yang diemban oleh seorang ahli konservasi berkualifikasi dan cukup dikenal secara internasional.

Page 7: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[03]

1. Kemampuan Dasar : Asisten Konservator dan Konservator 1 - 4.Definisi: Lingkup pekerjaan pada posisi kelompok ini meliputi konservasi karya seni (works of art), artifak, relik (benda peninggalan), dan benda lain yang merupakan bagian dari koleksi, dibawah pengawasan institusi (lembaga) konservasi. Ini meliputi penelitian dan pemberian saran bagi pengembangan standar (landasan) konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain. Ini juga termasuk pengawasan (supervisi) bagi karyawan yang terlibat (dipekerjakan) dalam lingkup tugas kerja konservasi.

Gambaran: Pekerjaan konservator meliputi pengamatan karya seni, relik, atau benda lain untuk maksud pencegahan dari suatu proses kerusakan dan perlakuannya, serta perbaikannya (jika perlu). Konservator mengamati benda ini untuk ditempatkan pada ruang pamer dan penyimpanan dengan kondisi yang benar; serta perlindungan terhadap kemungkinan serangan serangga dan jamur. Konservator juga bertanggung jawab bagi pemasangan alat-alat yang standar bagi kebutuhan ruang pamer dan penyimpanan koleksi. Ia dituntut untuk memberikan jaminan secara maksimal pada pemeliharaan dan penanganan karya seni, relik, dan benda lain dalam proses peminjaman atau dalam pameran keliling (benda dalam perjalanan). Disamping ia juga memberikan saran kepada kurator dan desainer pameran (untuk menjaga kondisi ruangan yang benar), berikut pemasangan alat-alat bagi kebutuhan suatu pameran. Walaupun kualifikasi pemberian kewenangan (mandat) tidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. Secara umum ini diperlukan bahwa pembuktian akan dapat ditunjukkan bagi yang memiliki kualifikasi tingkat ketiga (tertier), yang setara dengan disiplin ilmu yang terkait, seperti: sains konservasi, senirupa, atau ilmu bahan (materials science). Konservator dengan kualifikasi tingkat terampil (mahir) sangat diperlukan untuk pekerjaan yang menuntut tingkat kesulitan tinggi. Tetapi pengetahuan teoritis dan praktis yang diperlukan bagi pekerjaan konservasi ini dapat juga diperoleh melalui kursus, diklat atau pelatihan dengan bimbingan khusus. Pekerjaan konservator juga memerlukan wawasan (apresiasi) terhadap nilai kultural (budaya) untuk karya seni, relik dan benda lain yang akan dikonservasi. Konservator juga diharapkan mengetahui kapan suatu benda tertentu tidak dapat dikonservasi secara layak dalam suatu laboratorium konservasi lembaga yang memiliki benda yang akan dikonservasi; dan menganjurkan bagaimana sebaiknya benda tersebut ditangani. Beberapa aspek kerja konservasi dapat memerlukan pengetahuan khusus dalam tahap analisis dan perlakuan pada kelompok benda tertentu, seperti: lukisan, tekstil, keramik, kaca, logam, kayu, buku, karya seni bermedia kertas, kertas lain pada umumnya, foto, dan pita perekam suara (tape magnetik).

Istilah-istilah yang digunakan: Analisis adalah pengamatan suatu benda, barang, atau bahan untuk digunakan dalam perawatan atau perlakuan pada suatu benda, untuk mempertimbangkan komposisi dan/ atau kondisi pada bahan (materials) pembentuknya. Konservasi meliputi identifikasi, pencegahan, penghambatan, penahanan (pemberhentian?) dan mengembalikan pengaruh- pengaruh kerusakan fisik pada (bahan pembentuk) karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain; serta mencakup semua

aspek pemeliharaan benda, yang meliputi: perbaikan, merekondisi, atau membuat kondisi yang sesuai terhadap benda rusak mendekati aslinya. Lembaga Konservasi adalah sebuah lembaga atau badan yang memiliki tanggung-jawab dalam menangani, mengawasi, dan melaksanakan konservasi benda yang merupakan bagian daripada koleksi nasional secara profesional; atau yang memiliki tanggung-jawab lain dalam kaitannya dengan konservasi benda, seperti: pemberian saran dan asistansi (bantuan) tenaga ahli kepada badan/ lembaga- lembaga dalam pelaksanaan konservasi. Koleksi nasional meliputi koleksi senirupa, sejarah, teknologi, etnografi, arkeologi, benda (dalam kajian ilmu) alam, perpustakaan dan arsip.

2. Kemampuan Khusus : a. Asisten Konservator.

Definisi: Di bawah supervisi yang terus-menerus melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah lembaga konservasi.Gambaran: Konservator pada tingkat ini, meliputi orang-orang yang hanya dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang terbatas. Pada awalnya, pekerjaan mereka diawasi secara ketat, tetapi dalam perkembangannya tingkat pengawasan- nya menjadi berkurang seiring dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh. Mereka juga membantu staf konservasi lain dalam melaksanakan pekerjaan konservasi, dan jika memungkinkan juga membantu dalam pelaksanaan analisis dan penelitian (riset).Uraian Tugas: Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Asisten Konservator. Melaksanakan pekerjaan konservasi secara terus- menerus pada karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) lembaga konservasi, seperti:• Pencucian, pelepasan bahan penguat (support/ back-up)

yang sudah tidak memenuhi syarat, dan menggantinya dengan bahan lain yang lebih cocok, seperti: perekat berupa film atau (cello) tape magnetik;

• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings), melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;

• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;

• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan

• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.

• Pengawasan terhadap staf bawahan (asisten).• Memberikan instruksi dalam penanganan dan pemelihara-

an benda koleksi.• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan

konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).

• Menyiapkan dan melengkapi catatan kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.

b. Konservator 1.Definisi: Di bawah pengawasan yang tidak begitu ketat, orang ini mampu melaksanakan penelitian dan analisis; serta melakukan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode/ teknik yang benar.Gambaran: Seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta mampu memilih dan menerapkan bahan (materials) dalam proses konservasi secara benar. Mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: lukisan jagrag (easel painting), karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, logam, tekstil, atau benda lain bermedia komplek (campuran). Konservator pada tingkat ini dapat diminta untuk mengawasi staf konservasi bawahan.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 1. Melaksanakan penelitian dan analisis karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi untuk mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan konservasinya. Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode dan teknik yang memadai; dan melaporkan pekerjaan konservasi yang di- lakukannya, seperti:• Pembersihan (permukaan) lukisan; melaksanakan penguatan

(supports); “tusir” (inpainting); dan konsolidasi terhadap cat yang terangkat (cracking) pada lukisan;

• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings), melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;

• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;

• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan

• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.

• Pengawasan terhadap staf bawahan (pembantu).• Memberikan instruksi didalam penanganan dan pe-

meliharaan benda koleksi.• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan

konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).

• Menyiapkan dan melengkapi lembar kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.

c. Konservator 2.Definisi: Di bawah pengawasan yang terbatas, orang ini mampu mengarahkan pekerjaan kelompok yang diemban dalam pelaksanaan konservasi khusus karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain di laboratorium konservasi. Dalam kondisi yang sama, orang ini juga mampu melaksanakan penelitian

dan analisis; serta melakukan konservasi tingkat lanjut terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan meng- gunakan metode/ teknik yang benar.

Gambaran: Seseoramg yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup, serta mampu menampilkan metode dan teknik konservasi. Disamping ia telah menunjuk- kan kompetensi kerja konservasi dan konsisten dengan tidak berpindah-pindah pekerjaan. Mereka secara umum dapat diminta untuk mengawasi staf bawahan/ asisten. Konservator pada tingkat ini juga mampu mengarahkan pekerjaan kelompok staf. Mereka dapat juga melaksanakan penelitian dan analisis; serta melaksanakan pekerjaan konservasi.

Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 2.• Merancang sebuah program kerja konservasi untuk sebuah

kelompok;• Mempertimbangkan peralatan dan permintaan sumber daya

baru; serta pengonsepan rekomendasi bagi staf senior;• Menjamin penggunaan peralatan secara optimal;• Mengalokasikan tenaga didalam kelompok;• (Bilamana perlu) membantu staf bawahan/ asisten; dan

menunjukkan saran bagi staf pada institusi konservasi lain dalam aspek teknis konservasi;

Melaksanakan konservasi tingkat lanjut pada karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi, meliputi: pengembangan dan/ atau adaptasi metode atau teknik yang lebih baik. Sebagai contoh:• Memperbaiki kerusakan pada kertas yang sangat rapuh;• Mengkonsolidasi secara ekstensif terhadap kerusakan atau

pengelupasan cat (cracking) pada lukisan;• Melaksanakan kerja konservasi secara ekstensif atau

pekerjaan “tusir” (inpainting) yang rumit pada lukisan;• Memperbaiki atau merestorasi koleksi yang sangat rentan

dan rumit, seperti: kelim renda (lace) dan peta kuno yang sangat rapuh;

• Perlakuan terhadap benda etnografi yang rapuh;• Merestorasi/ penjilidan buku; dan• Memperbaiki tatakan (inlays) yang terbuat dari kayu, kulit

[binatang] (leather), atau logam.* Melaksanakan penelitian masalah konservasi, dan bilamana

mungkin menerapkan hasil penelitian itu;* Melaksanakan survai dan laporan bagi kebutuhan

konservasi benda koleksi;* Melatih staf dalam pekerjaan konservasi, termasuk

supervisi terhadap siswa dari suatu program kursus atau diklat konservasi tingkat lanjut;

* Memberikan saran yang berkenaan dengan aktifitas kurasi (pengelolaan koleksi) dan staf lain yang berhubungan dengan penyimpanan, pemindahan koleksi, dan kebutuhan pada sebuah pameran koleksi;

* Memberikan saran dalam perawatan, perbaikan, dan re- habilitasi benda koleksi yang rusak dalam keadaan darurat, seperti: bencana banjir, kebakaran, gempa, dll.

* Melaksanakan atau mengatur analisis instrumental komplek dan interpretasinya;

* Mengarahkan program restorasi yang berhubungan dengan bidang kegitan konservasi.

c. Konservator 3.Definisi: Di bawah pengawasan yang terbatas, konservator pada tingkatan ini mampu mengarahkan pekerjaan sebuah seksi konservasi pada laboratorium konservasi. Orang ini juga mampu melaksanakan penelitian dan analisis tingkat lanjut; serta melaksanakan konservasi terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran (skill) yang tinggi.Gambaran: Orang-orang pada tingkat ini memiliki pengalaman yang begitu memadai dalam bidang konservasi, dan karena pengetahuan konservasi yang sangat ditekuninya, maka orang ini dapat dikualifikasikan sebagai ahli dalam bidang konservasi. Bagi orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat lanjut (mahir) dalam disiplin ilmu yang berhubungan, seperti: sains konservasi, seni rupa, atau ilmu bahan (materials science) cukup berpengaruh pada unjuk-kerja konservasi pada tingkat ini. Orang-orang ini dapat mengarahkan sebuah seksi, serta mampu melaksanakan penelitian, analisis; dan melaksana- kan pekerjaan konservasi.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 3.• Merancang sebuah program kerja konservasi bagi seksi

yang bersangkutan;• Menjamin penggunaan sumber daya yang ada secara

optimal;• Mengakses dan membuat rekomendasi bagi kebutuhan

peralatan baru dan sumber daya yang diperlukan;• Mengalokasikan tenaga-kerja dalam seksi yang relevan;• Membantu (membina) staf bawahannya, bilamana perlu

dan• Memberikan saran kepada staf institusi konservasi lain

dalam aspek teknis konservasi, yang meliputi: konservasi, penyimpanan, pemindahan (transport), dan kebutuhan bagi pameran benda koleksi;

* Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran yang tinggi, seperti: dengan melengkapi dan mengawasi penyelidikan masalah yang belum diketahui cara mengatasinya.

* Melaksanakan penelitian tingkat lanjut terhadap masalah konservasi yang lebih rumit; dan mengembangkan metode dan/ atau teknik baru, yang kemudian hasilnya dapat diterapkan.

Mengembangkan strategi kebijaksanaan untuk mengatasi bencana, seperti:• Memberikan masukan pada masalah yang ada hubungan-

nya dengan perawatan, perbaikan (recovery), dan re- habilitasi benda dalam bencana yang tak terduga, seperti: kebanjiran, kebakaran, gempa, dll.

• Pelatihan staf dalam teknik-teknik pengelolaan koleksi (kurasi) yang rusak.

d. Konservator 4.Definisi: Dalam keterbatasan kebijaksanaan yang diberikan, konservator tingkat ini masih mampu merumuskan, meng- arahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah institusi/ lembaga yang besar.

Gambaran: Ada gambaran umum pada “Catatan” di bawah, hanya satu kedudukan (jabatan) dalam sebuah institusi yang besar. Orang pada tingkatan ini mampu memberikan saran dalam masalah konservasi kepada kepala (pimpinan tertinggi) pada lembaga yang bersangkutan. Mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang konservasi lebih dari cukup memadai; dan dapat dikualifikasikan sebagai ahli konservasi. Orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat ahli dari disiplin ilmu yang relevan (linier), seperti: sains konservasi, seni rupa, dan ilmu bahan (materials science) sangat mempengaruhi dalam memberikan unjuk- kerja konservator pada tingkat ini.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 4.* Memberikan saran kepada kepala (pimpinan tertinggi

lembaga yang bersangkutan) dan staf lembaga; bilamana perlu bagi lembaga atau badan-badan lain dalam kebutuhan konservasi benda koleksi.

* Merumuskan, mengarahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah lembaga besar.

* Memperlengkapi dan mengarahkan berbagai perangkat bagi program pengembangan staf konservasi.

Catatan: Pada keadaan tertentu, sebuah kedudukan/ jabatan dapat diputuskan pada tingkatan ini, yang mana tidak harus bertanggung-jawab terhadap program konservasi pada sebuah institusi yang besar. Tetapi lingkup pekerjaan konservasi yang diberikan tetap merupakan sebuah kontribusi penting dan unik bagi program yang diemban oleh seorang ahli konservasi berkualifikasi dan cukup dikenal secara internasional.

1. UU CAGAR BUDAYA (UU No. 11 Tahun 2010);2. PP No. 66 Tahun 2015 tentang MUSEUM;3. KAMUS JABATAN FUNGSIONAL PNS

(Perka BKN No. 3 Tahun 2013);4. ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMDIKBUD

(Permendikbud RI No. 01 Tahun 2012);5. ORGANISASI & TATA KERJA MUSEUM NASIONAL

(Permendikbud RI No. 48 Tahun 2012);6. RINCIAN TUGAS MUSEUM NASIONAL

(Permendikbud RI No. 27 Tahun 2013);7. URAIAN JABATAN DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD

(Permendikbud RI No. 8 Tahun 2015).

Landasan/ Dasar Hukum Konservasi :

Page 8: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[04]

Menganalisis data dan mengidentifikasi masalah kondisi koleksi serta melakukan observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka pelestarian koleksi di ........................................

A. Ikhtisar Jabatan Konservator

Per = Perencanaan; BK = Berpikir Konseptual; BA = Berpikir Analitis; BpK = Berorientasi pada Kualitas; PI = Pencarian Informasi; KtO = Komitmen terhadap Organisasi.

Penjelasan Kode Identi�kasi Kompetensi [Key Performance Indicators (KPI)]

1. Menyiapkan bahan rencana kerja seksi sesuai dengan program kerja Bidang Perawatan dan Pengawetan dan hasil evaluasi pelaksanaan tugas tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2. Menyusun instrumen pengumpulan dan pengolahan data observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai dengan program kerja Bidang Perawatan dan Pengawetan sebagai panduan pelaksanaan tugas;

3. Menganalisis data hasil kegiatan observasi, perawatan dan pengawetan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui permasalahan;

4. Mengidentifikasi masalah kondisi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui pemecahannya;

5. Menyiapkan bahan dalam pembuatan konsep penanganan masalah kondisi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk memecahkan masalah dan peningkatan kinerja;

6. Menyiapkan bahan dalam pembuatan materi/ naskah pengkajian perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka penetapan perawatan dan pengawetan koleksi;

7. Melakukan uji laboratorium tentang jenis dan proses kerusakan/ pelapukan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui karakteristik benda bernilai budaya berskala nasional;

8. Melakukan pembersihan, perbaikan dan restorasi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk merawat koleksi agar tetap lestari;

9. Melakukan rekonstruksi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka penelusuran bentuk;

10. Melakukan konsolidasi, penguatan, pelapisan, dan bentuk pengawetan lainnya koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mencegah kerusakan koleksi lebih lanjut;

11. Melakukan fumigasi pada koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk melindungi koleksi organik dari faktor penyebab kerusakan berupa hama;

12. Melakukan kegiatan pemantauan dan pengendalian lingkungan mikro koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mencegah kerusakan koleksi lebih lanjut;

13. Menyiapkan bahan materi pemberian bantuan teknis dan layanan konsultasi di bidang observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bagian dari pelayanan;

14. Menyusun laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas;

15. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

B. Uraian Tugas Konservator

[KtO]

[PI]

[BpK]

[BpK]

[BpK]

[BpK]

[PI]

[PI]

[BA]

[BA]

[BK]

[Per]

[BpK]

[BpK]

[BpK]

IDENTIFIKASIKOMPETENSIKPI

Penjelasan Permendikbud No. 8 Tahun 2015Ikhtisar Jabatan dan Uraian Tugas Konservator [KJ : E.125]

Identi�kasi Kompetensi (Manajerial, Teknis & Tambahan)

Catatan: 1). Yang dimaksud dengan “instrumen pengumpulan dan pengolahan data” lihat hal. 13, 14; 10 dan 11.2). Yang dimaksud dengan “sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku” lihat semua isi dan penjelasan tulisan ini.

Page 9: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[05]

meteran

Ruang Kerja Konservasi

Struktur Organisasi:Kewenangan danKompetensi

DIRECTOR

DEPUTY DIRECTOR(COLLECTION)

OR CHIEF CURATOR

DEPUTY DIRECTOR(PROGRAMMES)

DEPUTY DIRECTOR(ADMINISTRATION)

SECRETARY

Curators Registrar Librarian

Collection Secretary

ConservationTechnicianCataloguer Data Entry

ClerkPhotographer

CuratorialAssistants

LibraryTechnician Conservation

Scientist Conservator

Archivist Chief Conservator

E.068E.223

E.122

E.125E.126E.473

Sumber :

Skema Proses Konservasi

digital thermohygro-barometer solid semi-solid pH meter

moisture meter

OPTIVISOR

Gail D. Lord & B. Lord (1997): The Manual of Museum Management, London, The Stationery Office, pp. 13-37.

a.

b.

c.

1). 2). 3).

Perawatan dan Pengawetan[Proses Konservasi]

Analisis

Observasi

BendaPenyebab Kerusakan

Kerusakan2A2C

4

1

3BUji Lab3A

Persiapan 2

2B

[Lingkungan Mikro, dll.]

Page 10: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

A [46,3 %]

D [12 %]

B [38,9 %]

C [1,4 %]

E [1,4 %]

[06]

digital thermohygro-barometer

solid semi-solid pH meter

moisture meter

OPTIVISORmeteran

Ultra Violet [A/B] Light Meter

Konservasi adalah suatu tindakan yang bersifat kuratif – restoratif (penghentian atau penghambatan proses kerusakan dan perbaikannya) dan tindakan yang bersifat preventif (pencegahan dari kemungkinan proses kerusakan). Konservator adalah orang yang mampu melakukan pengamatan (kajian), berpikir analitik, dan melaksanakan konservasi karya seni, artefak, relik, dan benda lain dengan menggunakan metode atau teknik yang benar. Konservator harus memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta dapat memilih dan menerapkan bahan (materials) atau alat dalam proses konservasi dengan baik. Mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: batu, logam, kayu, tekstil, lukisan, karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, atau benda lain bermedia komplek (campuran).

Skema Proses ObservasiB.Gambar 02.

Perawatan dan Pengawetan[Proses Konservasi]

Analisis

Observasi

BendaPenyebab Kerusakan

Kerusakan2A2C

4

1

3BUji Lab3A

Persiapan 2

2B

[Lingkungan Mikro, dll.]

10 Faktor Kerusakan Pada Manajemen ResikoA.Gambar 01.

01. Hama; 02. Polutan; 03. Cahaya dan UV; 04. Kesalahan Suhu;

05. Kesalahan RH [Air].

[Debu, asap, dan gas berbahaya lain]

[Tikus, kelelawar, kecoa, kumbang, silver-fish, dsb.]

10 Agen (Faktor)

Deteriorasi

?

[RH terlalu tinggi/ rendah/ fluktuatif, dsb.]

[Tumpukan yang berlebihan, penggantungan tanpa backup, dsb.]

08. Kesalahan Suhu

01. Tekanan Fisik

07. Cahaya dan UV

06. Polutan

05. Hama [Pest]

03. Api

[Suhu terlalu tinggi/ rendah/ fluktuatif, dsb.]

[Penerangan & Radiasi UV tinggi, dsb.]

[Terjadi kebocoran, banjir, dsb.]

[Kebakaran, dsb.]

[Pencurian, vandalisme, dsb.]

[Mishandling; Mis- interpretasi Nilai (Historis, Ilmiah & Artistik); Kompetensi SDM, Pensiun; dsb.]

10. Disosiasi

04. Air

09. Kesalahan RH

02. Kriminal

0

Memiliki nilai atau manfaat yang sangat besar, tetapi mungkin bernilai 243X lebih dari yang Skala 1. Skor ini menunjukkan nilai maksimal dari semua komponen aset.

13

Skala untuk menilai tingkatan :

9

2781

243

Memiliki nilai atau manfaat yang agak besar, tetapi mungkin bernilai 27X lebih dari yang Skala 1.

Memiliki nilai atau manfaat yang besar, tetapi mungkin bernilai 81X lebih dari yang Skala 1.

Memiliki nilai atau manfaat yang sedang, tetapi mungkin bernilai 9X lebih dari yang Skala 1.

Memiliki nilai atau manfaat yang kecil, tetapi mungkin bernilai 3X lebih dari yang Skala 1.

Memiliki nilai atau manfaat yang sangat kecil.

Tidak punya nilai atau manfaat.

Nilai Aset per SubKelompok Koleksi

15Nilai Historis [Berhubungan

langsung dan berkontribusi dalam cara untuk memahami dan menghargai sejarah bangsa selama periode tertentu dan daerah tertentu.]

51

Nilai atau manfaat, de�nisi dan bobotnya :

Nilai Ilmiah/ Ilmu Penge- tahuan [Memuat informasi atau data yang (mungkin) penting untuk penelitian ilmiah dan ilmu pengetahuan.]

Nilai Artistik [Menampilkan keindahan/ artistik dan ber- desain khas, mewakili seniman, gaya dan masa tertentu.]

Penghitungan Nilai Aset per Sub Kelompok dan Satuan Koleksi :Historis Ilmiah Artistik

ABCDE

243 x 581 x 53 x 59 x 53 x 5

3 X 127 X 12 X 13 X 10 X 1

243 x 15243 x 15

9 x 1581 x 159 x 15

S.Klp Jml. Nilai4.8634.077

1511.263

15010.504Jumlah Keseluruhan

Persentase Nilai / S.Klp4.863 / 10.504 = 46,3%4.077 / 10.504 = 38,9%

151 / 10.504 = 1,4%1.263 / 10.504 = 12%

150 / 10.504 = 1,4%100%

Jml. Koleksi Persentase Nilai / Koleksi2.2209.800

148120

5.62017.908

46,3% / 2.220 = 0,021%38,9% / 9.800 = 0,0040%

1,4% / 148 = 0,012%12% / 120 = 0,081%

1,4% / 5.620 = 0,00025%

The 10 Agents of Deterioration. Pengelompokkan 10 penyebab (agents) ini mungkin telah mewakili semua hal yang berbahaya terhadap benda sebagai aset warisan budaya. Namun kita tetap diper- silahkan untuk memikirkan bagaimana maksud bahaya ini dan tentang warisan budaya itu sendiri. Pengelompokkan yang telah dikembangkan pada tahun 1981 (Michalski 1990) dan dibuat untuk desain poster CCI, dipublikasikan tahun 1994 sebagai “Rencanakerja Pelestarian Koleksi Warisan Budaya”.

Pemutusan atau pemisahan sesuatu dari sesuatu yang lain

Page 11: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[07]

kanvas

spanram

[asli /dobelan]

[asli / replika]

Emulsi MEK + perekat thermosetting

12 Langkah

Varnis menguning,kotor, cat rapuh,overpaint (SebelumPembersihan).

SesudahPembersihan

Keterangan Treatmen :

1. Kondisi :Kotor debuKanvas kendorVarnis menguningVarnis cacatCat rapuh/ keringCat kelupasSobekJamur-Insek-HamaNoda

AktifBaikCukupRusakParah

9 Masalah

2. Rekomendasi Konservasi :Light cleaningChemical cleaningFraming/ reframingRestretchingInpaintingRepaintingRetouchingVarnishingStrippingMendingConsolidationBio Control

1. Light cleaning = pembersihan ringan dengan kwas atau penyedot debu; 2. Chemical cleaning = pembersihan kotoran yang sudah berkerak, mengangkat varnis lama yang sudah menguning/ teroksidasi dengan bahan pelarut, seperti: white spirits, turpentine, dietoxy-ethanol, diacetone alcohol, MEK (methyl-ethyl-ketone), dll.; 3. Framing/ reframing = bongkar/ pasang kanvas dari spanram (dan pigura) karena kanvas kendor, mengganti paku yang berkarat, dll.; 4. Restretching = mengencangkan kanvas yang kendor atau reshaping kanvas yang bergelombang; 5. Inpaint- ing = tusir warna bagian cat yang terkelupas; 6. Repainting = lukis ulang pada bagian cat yang hilang karena cleaning atau inpainting yang salah; 7. Retouching = pembuatan efek khusus dengan cat/ varnis; 8. Varnishing = varnis untuk retouching atau proteksi; 9. Stripping = proses meng- angkat atau melunturkan cat, yang biasanya ditujukan untuk mengangkat cat pelapis (overpainting) yang bukan aslinya, cat tusiran warna yang tidak sesuai (warna atau bentuknya). Setelah proses stripping adakalanya dilanjuti dengan proses repainting (melukis ulang).; 10. Mending = penyam- bungan kanvas sobek dengan Perekat LocTite - Gel Control (PLT-GC).; 11. Consolidation = penguatan cat dengan perekat thermosetting atau lainnya, termasuk penguatan kanvas rapuh dengan cara pendobelan kanvas atau lainnya; 12. Bio Control = kontrol kerusakan biotis, termasuk fumigasi dengan thymol, atau mematikan penyebab kerusakan biotis dengan teknik lain, misalnya: Freezing, pengaturan RH/T.

air distilasiwhite-spiritsturpentinemethyl-ethyl-ketone2-ethoxy ethanol

2-aceton alcohol

5. 6. 7. 8.

1. 2. 3. 4.

tolueneacetone

XX

X

Proses Konservasi Lukisan.CGambar 01.

Dullah (1919 - 1996)

Detail penjelasan “Proses Konservasi” dapat dilihat di Handbook Hal.14-15.

pigura

Lukisan

SebelumKonservasi

pas-parto - linen

lis1

SesudahKonservasi2

Fume HoodPortabel

Bahan Rujukan : 1. Alan Phenix and Sue Ann

Chui (2009): Facing the Challenges of Panel Paintings Conservation: Trends, Treatments, and Training, Los Angeles, The Getty Conservation Institute, 234 pages.

2. Arie Wallert, Erma Hermens, and Marja Peek. (1995): Historical Painting Techniques, Materials, and Studio Practice; Art History Institute of the University of Leiden, Central Research Laboratory for Objects of Art and Science, Amsterdam), Los Angeles, The Getty Conservation Institute, 241 pages.

3. Francesca Caterina Izzo (2009-2010): 20th Century Artists’ Oil Paints: A Chemical-Physical Survey, Università Ca’ Foscari Venezia, 234 pages.

4. Kathleen Dardes and Andrea Rothe (1995): The Structural Conservation of Panel Paintings, Los Angeles, The Getty Conservation Institute, 582 pages.

5. Marion F. Mecklenburg, A. Elena Charola, and Robert J. Koestler (2013): New Insights into the Cleaning of Paintings, Washington D.C., Smithsonian Institution, 256 pages.

6. Patricia Sherwin Garland (1983): Josef Albers: His Paintings, Their Materials, Technique, And Treatment, JAIC 1983, Volume 22, Number 2, Article 2 (pp. 62 - 67).

7. Sheldon Keck (1984): Some Picture Cleaning Controversies: Past And Present, JAIC 1984, Volume 23, Number 2, Article 1 (pp. 73 - 87).

8. Konservasi Lukisan [primastoria.net].

9. Identi�kasi Kanvas Lukisan [primastoria.net].

10. Sekilas Konservasi Lukisan [primastoria.net].

11. ABC Method in Risk Management [CCI-ICCROM: 2016; 163 pages];

12. Guide to Risk Management [CCI - ICCROM: 2016; 118 pages].

CCI = Canadian Conservation Institute;ICCROM = International Centre for the

Study of the Preservation and Restoration of Cultural Property.

Page 12: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[08]Created by Puji Y. Subagiyo 2016

Detai

l & Pe

njelas

an Pr

oses

Obs

ervas

iSkema Proses Observasi

Obse

rvasi

Keru

saka

n

1. Rapuh2. Kotor3. Lemak4. Kelupas5. Gores6. Retak7. Patah

1. Lapuk2. Pudar3. Korosi4. Oksidasi5. Bau6. Noda7. Kristal garam

1. Jamur (Fungi)2. Serangga (Insect)3. Ganggang (Algae)4. Lumut (Moss)5. Lumut-kerak (Lichens)

[ ....... %][ ....... %]

[ ....... %][ ....... %]

[ ...... %]

Fisik Kimiawi Biotis

Identifikasi dan Klasifikasi Kerusakan

A. Intensitas Cahaya (Lux)B. Radiasi UV (μW/cm2) --C. Suhu Udara (0C) --------D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%) -- F. Kandungan Air (%) -----G. Keasaman (pH) ---------H. ORP (mili Volts) --------

= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)

I. Catatan: ..............................................

Identifikasi dan Klasifikasi Penyebab Kerusakan

ORP = Oxidation - Reduction Potential (Potensial Redoks),

diukur dalam mili Volts). Semakin nilai negatifnya

kuat - semakin baik kondisi tersebut menekan oksidasi.

Pera

wata

n da

n Pen

gawe

tan

Cat

MediaPigura

1. Kayu.2. Kulit.3. Bambu.4. Rotan. Se

lulos

e

Prot

ein

1. Kulit2. Bulu3. 4. Lain

Sutera

Organik Anorganik Campuran

Luki

san

* C. A

ir * C

. miny

ak.

Kera

mik

Patu

ng

Bentuk(Konstruksi)

Bahan(Komposisi)

TulangKerangPigmen/ CatManik-manik

BatuKacaKeramikPlester

EmasPerak

TimahPerunggu

1. 2. 3. 4. Lo

gam

Non

Loga

m

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

Komposisi, Identifikasi dan Klasifikasi Bahan(Mengenal Sifat - Interaksi Bahan)

Konstruksi (Pertimbangan Restorasi)

2A2B

2C

4

1

2A

2B

2C

Anali

sis3B

Uji L

ab3A

Persi

apan

2

Bend

a

Perawatan dan Pengawetan

Analisis

Observasi

Benda Kerusakan2A2C

4

1

3BUji Lab3A

Persiapan 2

2BPenyebab Kerusakan[Lingkungan Mikro, dll.]

Peny

ebab

Keru

saka

n[Li

ngku

ngan

Mikr

o, dl

l.]

Page 13: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[09]

PENJELASAN TEKNIS

V. USULAN UJI LAB (BAHAN) DAN TAMBAHAN :.........................................................................................................................................

AN

ALI

SIS

Iden

tifika

si da

n Kl

asifi

kasi

Baha

n da

n M

enge

nal S

ifat -

Inte

raks

i Bah

an

Identifikasi dan Klasifikasi Kerusakan

Identifikasi dan Klasifikasi Penyebab Kerusakan

Identitas dan Lokasi Benda

BANTUAN TEKNIS

Identifikasi Serat, Pigmen, dll.

Teknis Penguatan Kain Rapuh, Penetralan Keasaman, perhitungan Equilibrium Moisture Content (EMC),

EMC/RH isotherm bahan organik (kapas, linen, kertas, kayu, dsb.); kapasitas buffering (MH), rekondisi silicagel, dll.

menelaah hubunganiklim mikro-makro,

tekanan barometrik, dll.

Analisis (mempelajari, menelaah atau mengkaji) hubungan antara jenis kerusakan, bahan dan iklim (mikro/ makro)

Rek

om

end

asi

LEMBAR KONDISI LUKISANData Iklim Makro

Lokasi A: JAKARTA.Temperatur (°C)

Min. Ave. Max. 26 28 29

Kelembaban (%) Min. Ave. Max.44 50 59

Lokasi B: BOGOR.Temperatur (°C)

Min. Ave. Max. 27 28 28,5

Kelembaban (%) Min. Ave. Max.60 66 75

Beresiko ~Bahaya1Ideal ~Cukup3

Cukup ~Beresiko2

Keterangan :

Lokasi C: CIPANAS.Temperatur (°C)

Min. Ave. Max. 22 24 26,5

Kelembaban (%) Min. Ave. Max.60 66 99

Lokasi D: YOGYA.Temperatur (°C)

Min. Ave. Max. 28,5 29 29,5

Kelembaban (%) Min. Ave. Max.72 74 76

Lokasi E: BALI.Temperatur (°C)

Min. Ave. Max. 26 27 28

Kelembaban (%) Min. Ave. Max.76 78 99

Catatan : 1. Pemeriksaan atau uji laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil sampel atau on the spot dari objek yang

akan diamati (diobservasi) untuk “mengetahui (jenis) kerusakan dan cara penanganannya (perawatan dan pengawetan)”. Pemeriksaan dapat dilakukan secara fisik (perangkat optik/ mikroskop), secara radiologis (penerapan sinar-X) atau kimiawi (analisa kimia mikro), dll. Penggunaan mikroskop hanya sebatas mengenali jenis serat (kapas, linen, sutera, dst.) disebut sebagai “identifikasi”, tetapi jika ditindaklanjuti dengan mengukur derajat keasaman (pH dan atau ORP) dan uji-coba menetralkan keasaman disebut sebagai “uji lab”.

2. Iklim mikro adalah kondisi suhu, kelembaban, cahaya dan sejenisnya yang ada disekitar benda atau koleksi, dan biasanya dicatat di Lembar Kondisi. Kalau koleksi ditempatkan dalam lemari simpan berarti iklim mikro sama dengan yang ada didalam lemari simpan. Sedangkan yang iklim makro adalah kondisi suhu, kelembaban, cahaya dan sejenisnya yang ada diluar iklim mikro. Data iklim makro biasanya dicatat terpisah. Perhatikan hubungan kerusakan berbagai jenis lukisan dan iklim pada hal. 10, dan menunjukkan kenapa cat minyak diatas kanvas (oils on canvas) paling banyak mengalami kerusakan (terutama yang mengandung Timbal, Mangan dan Kobal). Weintraub (2002) menjelaskan pengertian dan perhitungan Equilibrium Moisture Content (EMC) dan EMC/RH isotherm bahan organik (kapas, linen, kertas, kayu, dsb.); serta kapasitas buffering (MH) dan rekondisi silicagel.

UJI LABORATORIUM

III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA :A. Intensitas Cahaya (Lux)B. Radiasi UV (μW/cm2) -C. Suhu Udara (0C) --------D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%)

F. Kandungan Air (%) --G. Keasaman (pH) ------H. ORP (mili Volts) ------

= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)

= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)

I. Polusi Udara ---------- = ........ (.......)Catatan : ORP = Potensial Redoks.

KotorLemakDepositRapuhPatahRetakDistorsi

GelombangGoresSobekKelupasLubangBasah

JamurSerangga

Busuk

KaratKristalOksidasiPudar

LapukBauNoda

FISIK:

BIOTIS:

LAIN:

KIMIAWI:

No Foto :

Lain-lain

Lain-lain

Lain-lain

BaikCukupRusak

KONDISI SPANRAM:

BaikCukupRusak

KONDISI PIGURA:

C.

B.

A. D.

E.

F.

G.

II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup Rusak

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

8. 9.

10. 11. 12. 13. 14.

1. 2.

3. 4.

1. 2. 3. 4.

5. 6. 7. 8.

1. 2. 3.

1. 2. 3.

.........................................................

X

XX X

X

X

X XX parah

sobekan di 3 tempat

kendor

BAHANPEMBENTUKBENDA

C.minyakCat airTintaAkrilikPastelKrayon

KanvasKertasKayuKacaLogam

C.minyakAquarelPastelGuaseTemperaLitografiBatik

Lain-lain

Lain-lain

Lain-lain

JENIS CAT

JENIS MEDIA(SUBSTRAT)

TEKNIK

I.

A.

B.

C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Catatan :

X

X

X

Oils on Canvas laid on Canvas (No Adhesive).

isidnoKNama SenimanJudul Karya.vnI .oNNo. Ukuran dan Tahun

Lokasi: Prioritas Tindakan : A . Segera C. RendahB. Sedang98 x 145,5 cm, 1956Pahlawan Teuku Umar Hendra Gunawan

X002

Penguatan dan Konsolidasipenguatan cat dengan ............................penguatan kanvas/ substrat ...................perbaikan kanvas/ substrat.perbaikan/ konsolidasi cat, dll.

Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.)

airwhite-spiritturpentinair sabun (amonia)

2-ethoxy ethanol

2-aceton alcoholPenyempurnaan (finishing treatment)

isolating (varnish)inpainting (+mixing varnish)dressing/ retouching (varnish)(re)varnishing

Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.)

Perlakuan lain.

CATATAN:

REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN :

Pembersihan lemak, varnis, dsb.dengan pelarut:

IV.

................................................................................................................

5. 6. 7. 8.

A. B.

C.

D. E.

F.

G.

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

tolueneacetone

X

XXX

XX

emulsi MEK

X

X

X

sambung sobekan, dobel kanvas tanpa lem

bongkar pasang spanram dan mengencangkan kanvas

Created by Puji Y. Subagiyo 2016

Page 14: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

0

10

20

30

40

50

60

KayuTripleksHard boardKanvas

A.485 B.448 C.221 D.389 E.151

001

[0,7

%]

1 [0

,7%

]

00 00

2 [0

,5%

]

2 [1

%]

5 [1

%]

1 [0

,5%

]

4 [1

,8%

]

2 [0

,4%

]

5 [1

%]

1 [0

,3%

]

56 [1

1,5%

]

45 [ 2

0,4

%]

42 [

9,3%

]

39 [1

0%]

Lokasi, Jumlah Koleksi dan Media

Jum

lah

Ke

rusa

kan

[10]

Gambar 1. Perbandingan Jumlah Kerusakan Lukisanterhadap Lokasi dan Kondisi [Total: 1.694]

Perbandingan Jumlah Kerusakan Lukisan terhadap Teknik Lukisan.

Gambar 2.

Jum

lah

Teknik dan Jumlah Per Jenis Lukisan

0

200

400

600

800

1000

PastelCat minyakCat airBatikAkrilik133 74 1.153254 36

115

(86%

)7

(5%

)11

(8%

)

66 (8

9%)

2 (3

%)

6 (8

%)

227

(89%

)4

(2%

)23

(9%

)

48 (4

%)

2 (6

%)

2 (6

%)

32 (8

9%)

21

1 (1

8%

)

894

(78%

) BaikSedangRusak

Kondisi dan Lokasi

0

100

200

300

400

500

600

Jum

lah

(Per

seba

ran

& Pe

rsen

tase

Kon

disi)

A B C D E

408

(84%

)6

(1,2

%)

12 (5

%) 70

(32%

)

9 (2

%)

12 (

8%)

16 (1

1%)

Jumlah

BaikSedangRusak

Per Lokasi& Persebaran

Kon

disi

389

(23%

)33

3 (8

6%)

123

(81%

)

151

(9%

)

47 (1

2%)

139

(62%

)221

(13%

)

371

(82%

)

52 (1

2%)

25 (6

%)71

(15%

)

485

(29%

)

448

(26%

)

Catatan: Pembandingan persentase kerusakan dikaitkan dengan kondisi suhu dan kelembaban pada setiap ruang (A, B, C, D dan E) dianggap sebagai Analisa Kualitatif, sedangkan pembandingan jumlah (bukan persentase) kerusakan pada setiap ruang (A, B, C, D dan E) dianggap sebagai Analisa Kuantitatif.

Perbandingan Jumlah Kerusakan Lukisan Cat-minyak terhadap Lokasi dan Media.

Gambar 3.

Page 15: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

Catatan NJB: Bahan selulose (kulit kayu, kapas, linen, serat nanas, dan sejenisnya) memiliki angka 40 (warna hijau); untuk bahan protein (sutera, wool, kulit binatang, dan sejenisnya) memiliki angka 50 (warna kuning); untuk bahan logam memiliki angka 5 (warna merah); untuk kombinasi selulose dan logam memiliki angka 45 (warna hijau tua) dan untuk bahan kombinasi protein dan logam memiliki angka 55 (warna kuning tua).Catatan TKB: 10 berarti berkondisi Baik (warna hijau, prioritas konservasi: 5); 15 berarti berkondisi Cukup (warna kuning, prioritas: 4); 20 berarti berkondisi Rusak (warna merah muda, prioritas: 3); 25 berarti berkondisi Hancur (warna merah tua, prioritas: 2); 30 berarti berkondisi fisik benda bisa Baik, Cukup, Rusak atau Hancur tetapi jenis kerusakannya aktif, seperti indikasi serangan mikroorganisme atau insek, dan kondisi keasamannya/ pH pada saat pengamatan terlalu tinggi (warna merah tua sekali, prioritas: 1). Bilamana kita tidak mengetahui tahun pembuatan koleksi maka perlu dilakukan Tafsir Usia Relatif Benda (TURB) untuk mendapatkan URB [= hasil pengurangan tanggal sekarang (Today) dan Tanggal Perolehan Benda (TPB)].

[11]

Wadah Tertutup(Kedap)

TigaPlatLogam

Sampel(Bahan yangakan diuji)

AirDistilasi

Gambar 2.: Ilustrasi “Oddy Test 3 in 1”

suhu 60 oCselama 28 hari

tembaga perak timbal

Uji (Lab) Bahan Untuk Konservasi Tes ini digunakan untuk pengujian sampel yang harus ditempatkan dalam wadah kedap udara dengan tiga plat logam yang berbeda — perak (Ag), timbal (Pb) dan tembaga (Cu) — yang tidak menyentuh satu sama lain atau sample bahan yang akan diuji. Wadah disegel dengan sedikit air distilasi untuk menjaga kelembaban yang tinggi, kemudian dipanaskan pada suhu 60 oC selama 28 hari. Wadah yang identik dengan tiga plat logam, yang bertindak sebagai kontrol. Jika plat logam menunjukkan tidak adanya tanda-tanda korosi, maka bahan yang diuji dianggap cocok untuk ditempatkan di sekitar benda seni atau budaya. Tes Oddy bukanlah tes kontak, tetapi hanya untuk pengujian gas (uap). Setiap logam mendeteksi kumpulan zat korosif. Perak adalah untuk mendeteksi senyawa belerang dan sul�da karbonil. Timbal untuk mendeteksi asam organik, aldehida dan gas asam. Tembaga untuk mendeteksi klorida, oksida dan senyawa belerang. Ada banyak jenis bahan pengujian untuk tujuan lain, termasuk pengujian kimiawi dan �sik.

Keterangan TKB => 10 : Baik; 15 : Cukup; 20 : Rusak; 25 : Hancur; 30 : Aktif.

Keterangan NJB => 40 : Selulose; 45 : Selulose + Logam; 50 : Protein; 55 : Protein + Logam; 90 : Selulose + Protein; 95 : Selulose + Protein + Logam.

773

743

782

783

784

123

124

157

159

170

313

314

808

839

840

843

907

926

949

950

952

345

901

346

357

358

KNI (Kode Nomor Inventaris)

10

0

20

40

60

80

100

120

140

160

15

2530

9095

5045

55

Bes

aran

UR

B, N

JB d

an T

KB

URB

TKBNJB

Gambar 1: Hubungan Antara Usia, Bahan dan Tingkat Kerusakan

Grafik ini menunjukkan bahwa koleksi yang berumur semakin tua bukan berarti semakin rusak, atau sebaliknya.

URB = Usia Relatif Benda; NJB = Notasi Jenis Bahan; TKB = Tingkat Kerusakan Benda.

Page 16: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[12]

Kondisi Bagus

Foto Tahun 1994

kondisi kain kuat, masih utuh & tidak ada lubang

1858

1938

80 ta

hun

1994

56 ta

hun

2016

22 ta

hun

136 t

ahun

78 ta

hun

158 t

ahun

TAHUNPEMBUATAN

TAHUNPEROLEHAN

(REGISTRASI)

TAHUNOBSERVASI

KONDISI 1

TAHUNOBSERVASI

KONDISI 2

Masa Depan(Kapan ?)

USIA

REL

ATIF

BEN

DA (U

RB)

22 ta

hun

Sedikitnya ada 8 (delapan) kain dodot diperoleh di tahun ini.Lihat dodot no inv. : 23144,

23145, 23146, 23147, 23148, 23149, 23150, dan

23334.

Kondisi RusakFoto Tahun 2016

Foto Tahun 2016, Foto-foto detail & Mikro tersimpan.

pudar

lipatan

lubang

lubang

lubang

lubang

Kondisi Bagus

Foto Tahun 1994, Kondisi Tahun 1858 Bisa Lebih Bagus.

pudar

lipatan

Observasi & Indikator Keterawatan : Menelaah Kerusakan Dulu - Kini - Akan Datang

Kain dodot ini memiliki tengahan biru berbentuk belah ketupat. Bentuk tengahan ini lazim disebut sebagai "sidangan". Dodot yang berwarna biru, biru gelap (tua) dan coklat ini dihiasi dengan gambar-gambar gunung, burung, dan pohon yang sebagian dalam warna emas (prada). Salah satu sudut tertulis "Ping 1 Maulud Dal 1839" (Tanggal 1 Maulud Dal 1839 atau 17 November 1858) dalam huruf keemasan. Warisan Tuan J.W Van Dapperen yang wafat di Baturaden pada 1 Oktober 1937, Diterima di Museum Nasional tahun 1938.

23147: Kain Dodot dari Yogya, 360 x 210 cm, 1938.

Analisis Kerusakan : Hasil kajian menunjukkan bahwa kerusakan koleksi tekstil bisa disebabkan oleh kondisi koleksi (faktor internal) dan kondisi lingkungan (faktor eksternal). Faktor internal meliputi: garam logam komplek (mordan), logam pemberat sutera, dan benang logam yang dapat mengalami oksidasi; unsur-unsur belerang (yang biasa terikat dengan mordan alum) akan membentuk asam kuat. Selanjutnya hasil oksidasi (korosi) dan asam kuat yang terbentuk akan melapukkan serat (pemecahan rantai molekul). Penyimpanan koleksi yang dibungkus kertas minyak dalam kotak kayu (yang bersifat bu�ering) terbukti menyelamatkan koleksi. Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Reaksi reduksi adalah reaksi penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Oksidator yang biasa digunakan adalah natrium hipoklorit (NaOCl) dan hidrogen peroksida (H2O2). Cek pH (dengan pH meter) dan Potensial Redoks (dengan ORP meter dalam satuan miliVolts) untuk mengatasi pelapukan kain ini.

kurangterawat

cukupterawat

Page 17: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[13]

LEMBAR KONDISI KOLEKSI

No. No. Inv. Nama Benda Ukuran KondisiKeterangan

I. BAHAN :

A. Non Logam1. Batu2. Kaca3. Keramik4. Plester5. Semen6. Lain

B. Logam1. Emas2. Perak3. Timah4.

Tembaga5. Besi6. Lain

C. Selulose1. Kayu2. Kulit3. Bambu4. Rotan5. Anyaman6. 7. Lain

D. Protein1. Kulit2. Bulu3. 4. Lain

E. Lain-lain1. Tulang2. Kerang3. Pigmen/ Cat4. Manik-manik5. Resin6. Lain

ORG

ANIK

ANO

RGAN

IK

II. KONDISI SAAT PENGAMATAN :A. Fisik

1. Rapuh2. Kotor3. Lemak4. Kelupas5. Gores6. Retak7. Patah8. Hilang9. Basah

10. Kering11. Lain

B. Kimiawi1. Lapuk2. Pudar3. Korosi4. Oksidasi garam

8. Lain

5. Bau6. Noda7. Kristal

C. 1. Jamur (Fungi)2. Serangga (Insect)3. Ganggang (Algae)4. Lumut (Moss)5. Lumut-kerak (Lichens)6. Hama Lain

[ ....... %][ ....... %]

[ ....... %][ ....... %]

[ ...... %]

No. Foto:

D. Catatan: .................................................................................................................

III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA :A. Intensitas Cahaya (Lux)B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) --------D. Suhu Permukaan (0C) --

E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) ---G. Keasaman (pH) ------H. ORP (mili Volts) -------

I. Catatan: ..................................................................................................................... ................................

= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)

= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)

IV. REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN :

V. USULAN UJI LAB (BAHAN) DAN TAMBAHAN :.........................................................................................................................................

VI. TEKNIK PENGAMATANA. Mata biasa (tanpa-alat)B. Kaca PembesarC. Mikroskop. ................ XD. .......................................E. .......................................F. ........................................

VII. TANGGAL PENGAMATAN

TandatanganObservator,

Konservator,dll.

Nama : ..............................................

(DD/MM/YYYY) ............................................

..........................

..........................

F. Catatan

Prioritas Tindakan :Lokasi Benda : A . Segera C. RendahB. Sedang

Biotis

Tekstil

Tekstil

Baik Cukup Rusak..........................Hancur Aktif

7.

Perunggu

A. Pembersihan1. kotoran/ debu dengan:

2.

karat, noda, dll. dengan cara:3.

4.

B. Penguatan/ konsolidasi1. Perlakuan benda rapuh dengan:

2. Penguatan benda rapuh dengan:

3.

C. Restorasi1. Pengembalian bentuk/ warna

(pendempulan, araldite, tusir warna, dll)2. Perbaikan fungsi / mekanis benda

(reparasi mekanis, penggantian bahan, dll)3. Lain

D. Pengawetan1. Stabilisasi karat (menghambat, menghentikan

proses korosi, dll.)2.

3.

4.

5. LainE. Treatmen Tambahan dan Catatan

............................................................

............................................................

Mematikan jamur, insek dengan:

Mematikan ganggang, lumut, jamur kerak dg.:larutan 1% Hivar XL, atau ...................Coating/ laminasi dengan:

Lain

lemak/ minyak dengan:

Lain

a. kwas b. vacuum c. pelarut aird. pelarut kimia e. mekanisf. lain .........................................

a. mekanis b. kimia c. elektrolisisd. lain ..........................................

a. air + deterjen b. etanol + deterjenc. pelarut kimia d. lain .................

............................................

b. konsolidan (penyemprotan perekat, dll.)

a. penguatan konstruksi (mounting, pendobelan kain, dll.)

c. lain ......................................................................................

............................................

a. fumigasi b. pendinginan (freezing)c. lain .......................................

a. lilin mikrokristalinb. Paraloid B72 (...... % w/v in ...........)c. lain ........................................

a. uap air b. minyakd. lain ............................................

c. meratakan

..........................

..........................

........................

.............................

................................................

.....................

.......................

E.

ORP = Oxidation-Reduction Potential, diukur dalam miliVolts).

..........................

Tekanan Udara = mb.

Page 18: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[14]

2

Kotor debuKanvas kendorVarnis menguning

Varnis cacatCat rapuh/ keringCat kelupas

Jamur/ Insek/ HamaSobekNoda

KotorLemakDepositRapuhPatahRetakDistorsi

GelombangGoresSobekKelupasLubangBasahKering

JamurSerangga

BusukOther...

KaratKristalOksidasiPudar

LapukBauNoda

:SITOIB:KISIF

Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.)Pembersihan dengan pelarut :

airwhite-spiritturpentinair sabun (amonia)

2-ethoxy ethanolpetroliumalkohol2-aceton alcohol

Penguatan dan Konsolidasipenguatan cat dengan perekat: lilin, dsb.penguatan kanvas/ substrat dg. perekat.perbaikan kanvas/ substrat.perbaikan/ konsolidasi cat, dll.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Penyempurnaan (finishing treatment)isolating (varnish)inpainting (+mixing varnish)dressing/ retouching (varnish)(re)varnishing

Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.)

Perlakuan lain.

CATATAN:

0019 Potret Megawati Soekarnoputri

BAHANPEMBENTUKBENDA

Jenis Cat

Jenis Substrat

Teknik

C.minyakCat airTintaAkrilikPastelKrayonLain-lain

KanvasKertasHardboardTripleksKayuKacaLogamLain-lain

C.minyakAquarelPastelTemperaLitografiBatikKolaseLain-lain

KIMIAWI:

01

KONDISI BENDA SAAT PENGAMATAN

REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN

No Foto : DSCN3090

Moisture Meter

Hama lain

Sebelum Konservasi

LEMBAR KONDISI LUKISAN

Pembuatan spanram baru, catkelupas parah

CATATAN:

BaikCukup

RusakParah

KONDISI SPANRAM:

BaikCukup

RusakParah

KONDISI PIGURA:

0,3

Light cleaningChemical cleaningFraming/ reframingRestretchingInpaintingRepainting

RetouchingVarnishingStrippingMendingConsolidationBio Control

Aktif

Aktif

Aktif

12 Langkah

9 Masalah

Prioritas

Rusak2977 Lee Man-fong

( )( )

( )( )

( )

Mata biasaKaca pembesarMikroskopLain-lain

Teknik Pengamatan: 24 Januari 2017Tanggal Pengamatan:

Tanda tanganKonservator:

Konservator:

XLux Meter, UV light meter,Thermohygrometer and

Intensitas Cahaya (Lux)

Suhu Udara (0C)Suhu Permukaan (0C)

Kelembaban Udara (%)

Kandungan Air (%)Keasaman (pH)Polusi Udara.............. :

... ::

.. :

30

( )

( )........... :

........ :

:

.. :7

( )

( )

LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA

ORP = Potensial Redoks.

Radiasi UV ( W/cm )2

CATATAN:

ORP (mili Volt) ........ :

500,420

10 - 257 - 10

≤ 20050

Puji Yosep Subagiyo

66

67

Lokasi :

No Inv./ Regis. Tahun KondisiJudul Karya Nama Seniman145 x 0871964

Ukuran (cm)

Tekanan Udara = mb.

Page 19: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[15]

Struktur Benda, Bahan & Kerusakan LukisanD.Gambar 02. Struktur Lukisan [Pengamatan Stratigra�s]

c

F

E

DC

B

G

A

12

H

Support[kayu, dll.]

Kanvas

PrimingGESSO

CatDasaran

CatLukisan

VARNIS

Kotoran,Debu, dll.

D1 = G. Grosso & D2 = G. Sottile

b

serat benang pakan

KANV

AS}benang lungsi

PRIMING

rongga}

GESS

OC

AT

retakan

cat dasarancat lukisan

cat detail

}

retakan

gesso sottile

VARNIS

gesso grosso

a

MCI Imaging StudioPerb. 25X

1

2

Gambar 03.: a. Pengamatan lukisan secara visual dengan sinar tampak (day light); b. Pengamatan lukisan secara visual dengan sinar ultra-violet (UV light), menampakkan bagian permukaan lukisan yang pernah ditusir (restorasi) dan bagian cat berpendar (glowing). Cat luminous atau phosphorescent paint yaitu cat yang dapat menyerap/ menyimpan sinar pada saat lukisan tersebut didisplai di ruangan yang berintensitas cahaya cukup (terang), dan akan memantulkan cahaya kebiruan atau kehijauan pada saat lukisannya dibawa di ruang gelap. Cat �uoresensi atau �uorescent paint yaitu cat yang mampu memancarkan efek pijar (glowing e�ect) saat disinari dengan lampu ultraviolet, Mayer, Ralp (1991: 148-150).

Gambar 01.: a. Seluruh permukaan kotor, warna tidak keluar, sebagian cat terkelupas dan kanvas sobek.b. Setelah pembersihan kotoran dan varnis lama, penyambungan kanvas sobek (bukan tambal), priming (pendempulan), tusir warna (inpainting) dan varnis.

+

Emulsi MEK

+

Hendra Gunawan (1918 - 1983)

Sebelum Konservasi

Sesudah Konservasi

a. b.

a.

b.

Flexible Agent

Gel Control Adhesive

sobeksobek

Makovsky, K. E. (1839 -1915)

glowing e�ect

darkening e�ect

darkening e�ect

glowing e�ect

Page 20: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[16]

Handheld XRF SpectrometerAlat Identi�kasi Unsur/ Elemen Logam

Tabby 1/1, 16/22, Z Tabby 2/2, 24/24, Z Twill 2/2, 20/24, Z

NOTASI PENULISAN TEKNIK TENUN & KERAPATAN KANVAS

{{{

CA

T

GESS

OPR

IMIN

GKA

NVAS

gesso grossogesso sottile

cat dasarancat lukisancat detail

reta

kan VARNIS

priming

{{{

Binder

CAT = Pigmen + Binder

Pigmen

WARNA CAT

Pigmen

CAT

Cat Minyak, Cat Air,Akrilik, Tinta, Guase, Dll.

Lead Carbonate

Varnis

Gesso

Priming

VarnisSpray

PENGENALAN BAHAN LUKISANKANVAS, CAT, VARNIS dan PIGMEN

CA

TCreated by Puji Y. Subagiyo 2016

Chroma Meter (Konica-Minolta R-410)Alat Perekam Data Warna

Crea

ted b

y Puj

i Y. S

ubag

iyo 20

16

Page 21: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[17]

China Clay = Kaolin [Aluminum Silika Hidrat, Al2O3.2SiO2.2H2O]; English Kaolin [SiO, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O]; Flake White [2PbCO3.Pb(OH)2]; Barytes [98% BaS04 + Silica, Iron Oxide, Alumina]; Gypsum = Kalsium Sulfat Hidrat [CaSO4.1/2H2O]; Leaded Zinc Oxide [PbSO4+Cd, Fe & Zn Oxide+Cl]; Zinc White = Zinc Oxide [ZnO]; Titanium White [25% TiO2 + 75% BaS04].

Catatan:

1. Mayer 1991:142-1442. Remington & Francis 1954:53-613. Remington & Francis 1954:67-714. Remington & Francis 1954:36-395. Mayer 1991:308-310,488-4896. Mayer 1991:290-2917. Mayer 1991:114

REFERENSI (Library Research) : 8. Mayer 1991:116 9. Mayer 1991:11510. Mayer 1991:5011. Mayer 1991:52,116,45212. Mayer 1991:38-3913. Mayer 1991:44,60,67,82,22914. Mayer 1991:148-9

{{{

CA

TGE

SSO

PRIM

ING

KANV

AS

gesso grossogesso sottile

cat dasarancat lukisancat detail

reta

kan

VARN

IS

priming

Kaolin [Aluminum Silika Hidrat, Al2O3.2SiO2.2H2O]

Barytes [98% BaS04 + Silica, Iron Oxide, Alumina]

English Kaolin [SiO, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O]

Flake White [2PbCO3.Pb(OH)2] Timbal (Pb)

Kalsium Sulfat [CaSO4.1/2H2O] Kalsium (Ca)

Leaded Zinc Oxide [PbSO4+Cd, Fe & Zn Oxide+Cl]

Mg (Magnesium, Magnesium Carbonate)

Ni (Nickel, Nickel Titanium Yellow)

Si (Silikon, Silikon Dioksida [SiO2])

Sr (Strontium, Strontium White)

Titanium White [25% TiO2 + 75% BaS04]

Zn (Zinc, Zinc White = Zinc Oxide [ZnO])

Cu (Copper), Prussian Blue?

P (Phosphorus), “cat luminous”

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

2

3

7

8

9

2

10

12

11

13

14

5

1

Hasil Interpretasi Data Spektroskopi Fluoresensi Sinar-XTabel 2.

Skema Interpretasi Data UnsurGambar 1.

Hasil Analisa Spektroskopi Fluoresensi Sinar-XTabel 1.

Senyawa Mayor/Minor, Unsur Ikutan dan KegunaannyaNo. Sampel

Basuki A. 07Hendra G. 17Srihadi S. 20Sudibyo 26Sudjojono 31Sudjojono 35Sunarto 42Sunarto 43Sunarto 45

Kaolin?Kaolin?Flake White, E. KaolinKaolin?Flake WhiteKaolin?E. Kaolin?Kaolin?E. Kaolin?

+++ Kalsium Sulfat, + Titanium White + Kalsium Sulfat, ++ Zinc White (+ Barytes)+ Kalsium Sulfat,+++ Leaded Zinc White (++ Barytes)+ Kalsium Sulfat, ++ Zinc White (++ Barytes)++ Kalsium Sulfat, - Titanium White, + Leaded Zinc Oxide (+ Barytes)+ Kalsium Sulfat, - Titanium White, ++ Zinc White (++ Barytes)++ Kalsium Sulfat, +++ Titanium White, - Zinc White++ Kalsium Sulfat, ++ Titanium White, - Zinc White+++ Kalsium Sulfat, + Titanium White, - Zinc White

Fe (2), K (2), P (0,2)Fe (2), K (1), Cu (3), Sr (2)Fe (1), K (7), Sr (1), Pb (4)Fe (3), K (1), Sr (1), P (0,4)Fe (8), K (3), P (1) Fe (4), K (5), Sr (1), P (1)Fe (10), K (9), P (1)Fe (9), K (5), P (2), Ni (0,3)Fe (2), K (4), Mg (2), Pb (1)

Priming Gesso (Grosso/ Sottile), Cat Dasaran, Campuran Unsur Ikutan

Unsur-unsur Terdeteksi dengan XRF (%/w)No. Sampel

Mg Al Si P S Cl K Ca Ti Fe Ni Cu Zn Sr Ba Pb

-

-

-

-

-

-

-

-

2

3

4

-

6

9

4

2

10

1

6

9

3

12

23

7

8

25

2

0,2

-

-

0,4

1

1

1

2

-

8

13

5

4

7

10

6

6

6

6

-

-

-

-

-

-

-

17

2

1

7

1

3

5

9

5

4

50

14

4

7

20

10

14

19

56

15

-

-

-

2

3

52

24

7

2

2

1

3

8

4

10

9

2

-

-

-

-

-

-

-

0,3

-

-

3

-

-

-

-

-

-

-

8

37

44

36

10

36

1

2

1

-

2

1

1

-

1

-

-

-

-

16

32

29

3

21

-

-

-

-

-

4

-

14

-

-

1

Basuki A. 07

Hendra G. 17

Srihadi S. 20

Sudibyo 26

Sudjojono 31

Sudjojono 35

Sunarto 42

Sunarto 43

Sunarto 45

Crea

ted b

y Puj

i Y. S

ubag

iyo 20

161. Mayer, Ralp (1991): The Artist’s Handbook of Materials and Techniques, 5th edn., London, Faber and Faber.2. Remington, J.S. and W. Francis (1954): Pigments, Their Manufacture, Properties and Uses, London, Leonard Hill Ltd.

4

6

Page 22: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[18]

Bagus Cukup Rusak Lain-lain8. Kondisi:

0020

C.minyakCat air

TintaAkrilik

PastelKrayon

Lain-lain

KanvasKertas

HardboardTripleks

KayuKaca

LogamLain-lain

C.minyakAquarelPastel

TemperaLitografiBatik

KolaseLain-lain

A. KETERANGAN POKOK

LEMBAR PENGAMATAN LUKISANB. SAMPLING

1. Nomor Inv.:

D. KETERANGAN TEKNIS (Media Kanvas)

2. Judul :

3. Seniman:

4. Tahun:

5. Bahan:

6. Teknik:

7. Ukuran:

Tema:

Aliran Seniman:

Hutan Wataturi Irian

1. Jenis Tenunan : Tabby 2/2

2. Kerapatan Tenunan: Agak longgar, regular

3. Jumlah Benang: 28/24

4. Arah Pilinan: Z

5. Kuat Pilinan:

6. Jenis Serat:

7. Keterangan Kanvas:

per 1 cm2

Srihadi Soedarsono

1975

Cat

Media

C. FOTO

No. Sample: 008

Tempat Sampel

No. Foto: 0020

E. KETERANGAN TAMBAHAN1. Catatan Pengamatan Visual:

2. Catatan Pengamatan Teknis:

Bagian atas noda ada goresan

Periode/ Angkatan:

92 x 142 cm

DET

AIL

MED

IAFO

TO D

EPA

ND

etai

l Obj

ek /

Luki

san

Bel

akan

g

[Hasil Identifikasi XRF: SiO2 (5%); S (4%); K2O (7%); CaO (4%); Fe2O3 (1%): ZnO (44%); SrO (1%); BaO (30%); PbO (3%)]

Regular

a. Kanvas lukisan ini kemungkinan telah dipriming CaSO4.1/2H2O (Kalsium Sulfat, dikenal sebagai Gesso Sottile), Barium Sulphate, dan diberi dasaran cat warna putih dengan nama Zinc White (Pigment White 4).

b. Silicon Dioxide (SiO2), Strontium White, dan Flake White (Pigment White 1) juga teridenti�kasi, walaupun persentasenya kecil. Flake White dikenal juga sebagai White Lead [basic lead carbonate, 2PbCO3. Pb(OH)2]. Perlu diketahui pula bahwa beberapa logam, seperti Timbal, Mangan, dan Kobal dalam bentuk garam logam difungsikan sebagai bahan pengering pada cat dan varnis [Mayer (1991: 244-245)]. Pigmen jenis ini pula yang banyak dianggap sebagai penyebab keretakan lapisan cat.

c. Sebagai rujukan, perlu dipahami pula beberapa bahan lain yang berfungsi sebagai bahan pengisi cat (inert �ller for paints), seperti Whiting, Gypsum, China Clay dan Silica. Whiting adalah bahan campuran terdiri dari Calcium Carbonate (98%) dengan Magnesium Carbonate (0,1%), Silica (1%), Alumina (0,4%) dan Iron Oxide (Nil). Gypsum atau Hydrated Calcium Sulphate yang biasanya adalah bahan campuran antara Calcium Oxide (32 ~ 60%), Sulphur Trioxide (46 ~ 50%) dan Air (20 ~ 90%). China Clay atau Kaolin kualitas baik adalah dalam bentuk Hydrated Silicate of Alumina (Al2O3.2SiO2.2H2O). Silica atau Kuarsa biasa terbentuk dari Silicon antara 46 ~ 47% dan Oxygen antara 53 ~ 33% (Remington & Francis, op. cit.: 63-71; Mayer, op. cit.: 142-144). Disini Barium terdeteksi 16% dan Belerang (S) terdeteksi 13%. Secara teori, komposisi Barium Sulfat adalah Barium Oxide (BaO) antara 65 sampai 70% dan Sulphur Trioxide (SO3) antara 34 sampai 30%. Barites kualitas baik hanya terdapat 99% Barium Sulphate dan sisanya campuran bahan seperti Silica, Iron Oxide dan Alumina (Remington & Francis, op. cit.: 58-62).

2 Januari 2007Tgl. Pengamatan:

Tanda tanganKonservator

Konservator:

Penjelasan :

Puji Yosep Subagiyo

[substrat]

Pemandangan (Hubungan Manusia Dengan Alam Sekitar)

Naturalisme

[Lokasi Sampel]

Page 23: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[19]

Gambar 02. Karya Abdullah Sr. (1878 - 1941)

Seniman & Kondisi LukisanE. Gambar 01. [Riwayat, Ciri Karya & Sifat Bahan]

Ambron, Emilio (1905 - 1996)Covarrubias, Miguel (1904 - 1957) Dooijeward, Willem (1892 - 1990)Friend, Donald (1915 - 1989)Israel, Isaac (1865 - 1934)Mooijen, P. A. J. (1879 - 1955)Meier, Theo (1908 -1982)Smit, Arie (1956 - 2016)Sonnega, Auke C. (1910 - 1963)Sten, John (1910 - ?)

Pelukis Asing(di Bali, dari 1904 - 1967)

1904 > W. O. J. Nieuwenkamp (1874 - 1950)

1938 > Maria Hofker (1902 - 1999)

1927 > Walter Spies (1895 - 1942)

1941 > Lee Man-fong (1913 - 1988)

1935 > Adrien Jean Le Mayeur de Merpes (1880 - 1958) 1928 > Rudolf Bonnet (1895-1978)

1922 > Rolland Strasser (1895 -1974)1915 > Carel Lodewijk Dake Jr. (1886 -1946)

1952 > Antonia Blanco (1912 - 1999)

1990

1980

1970

1960

1950

1940194119421943194419451946194719481949

195119521953195419551956195719581959

196119621963196419651966196719681969

197119721973197419751976197719781979

198119821983198419851986198719881989

1900

1800

1904

Masa Pendudukan Jepang (1942 - 1945)

Masa Raden Saleh (1814 - 1880)

Persatuan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI), 1938 - 1942:Agus Djaya, S. Sudjojono, Emiria Sunassa, Sukirno, Otto Djaya

Poesat Tenaga Rakyat (POETERA), 1942 - 1944:Affandi, K. Yudhokusumo, Ny. Ngendon, Basuki Abdullah

W. Spies & Gde A. Sukowati PITA MAHA (1935)

Keimin Bunka Shidoso (1944)Otto Djaya, Henk Ngantung, Dullah, Hendra Gunawan.

Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Yogya, 1945:Djajengasmoro, Sindusisworo, Indrosughondo, Prawito.

Angkatan Seni Rupa Indonesia (ASRI) Medan, 1945:Ismail Daulay, Nasjah Djamin, Hasan Djafar, Husein.

Dr. Moerdowo Himpunan Budaya Surakarta (1945)

Sanggar Pelukis Rakyat (1947)

Seniman Indonesia Muda (SIM),1946di Yogyakarta: Affandi, Hendra, Trubus, Dullah, Soedarso,

Suromo, Surono, Kartono Yudhokusumo, Basuki Resobowo,Rusli, Harijadi S., Abdul Salam, D. Joes, Zaini.

SIM pindah dari Yogya ke Solo (1948), anggota tambahTrisno Sumarjo, Oesman Effendi, Sasongko, Suparto,

Mardian, Wakijan, Srihadi S.

Gabungan Pelukis Indonesia (1948):Affandi, Sutiksna, Nasyah Djamin, Handriyo, Zaini,

Sjahri, Nashar, Oesman Effendi, Trisno Sumardjo.

Sularko Pelangi di Surakarta (1947 - 1949)

Seniman Muda Indonesia (SEMI), 1946:di Bukittinggi: Zetka, A.A. Navis, Zanain.

Masa Terisolir dari Negara Luar:Kanvas dibuat dari blaco/ kertas dan satu tube cat

minyak harus bergantian dengan seniman lain.

Masa Abdullah Sr. (1878 - 1941)Wakidi (1889 - 1979), M. Pirngadie (1875 - 1936)

1

2

3

4

Akademi Senirupa Indonesia di Yogya (1950)G. Sidharta, Widayat, Edi Sunarso, Rulijati, Muljadi W., Sjahwil,

Sunarto Pr., Wardojo, Danarto, Arief Sudarsono.

Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA), 1950-1965mempolitikkan kesenian

Pameran ASRI - ITB (>1950)

REVOLUSI FISIK (1945 - 1949)Pelukis Asing

Giovanetti, G. (1906 - 1973)Imandt, W. J. Frederic (1882-1967)Kinsen, Mori K. (1888 -1959)Li Shuji (1943 - ?)Locatelli, Romualdo Batista

Federico (1905 -1943)Makovsky, Konstantin Egorovick

(1839 -1915)Renato, Cristiano (1926 - ?)Simonetti, Enrico (1924 - 1978)Snel, Han (1925 - 1998)Talwinski, Igor (1907 -1983)

(Lukisan Ada Di Indonesia)

Abdullah Sr. (1878 - 1941)A�andi (1907 - 1990)Agus Djaya (1913 - 1994)Bagong Kussudiardjo (1928 - 2004)Dullah (1919 - 1996)Ernest Dezentje (1884 - 1972)Harijadi S. (1919 - 1997)Hendra Gunawan (1918 - 1983)Henk Ngantung (1921 - 1990)Itji Tarmizi (1935? - 2001)Lim Wasim (1929 - 2004)Nashar (1928 -1994)Popo Iskandar (1927 - 2000)Sudjojono (1913 - 1985)Trubus S. (1926 - 1966?)

7

6

Pelukis Koleksi Istana, dll. 5

Fadjar Sidik, Widayat, A. Sadali, Srihadi S., Popo Iskandar, AbasAlibasyah, G. Sidharta, Edhi Sunarso, But Muchtar, Pirous, Sunarso,

Yusuf Affendi, Muljadi, Arief Sudarsono, Mudjita, Irsam, Danarto,Aming Prayitno, Budiani, Bagong Kussudiardjo, Amri Yahya,

Harijadi S., Sutanto, Adi Munardi.

Lukisan Dinding Guadi Maros - Sulawesiberusia 40.000 tahun

Created by Puji Y. Subagiyo 2016

Willem G. Hofker (1902 - 1981)

Gambar 03: a. Kanvas asli lukisan, Perb. 30X [Tabby 2/2 : 16/19]b. Kanvas dobelan lukisan. Perb. 30X [Tabby 1/1 : 20/19]

Sebagai rujukan lihat Identifikasi Kanvas: Pencarian Identitas dan Penyebab Kerusakan (Subagiyo: 2006).

Sudjojono, Affandi, Hendra, Soedarso,Sudiardjo, Trubus,Sasongko, Kusnadi, Sudjono Kerton, Rustamadji, Sumitro,

Sajono, Saptoto, C.J. Ali, Juski, Permadi, Itji Tarmizi?.

1. Pada awal abad ke-19, kanvas halus memiliki konstruksi tenun diagonal atau menerapkan teknik tenun kepar (twill weave), dan umumnya dipakai untuk melukis potret. Kebiasaan penggunaan kanvas yang khusus sering pula diidentikkan dengan pelukis Amerika tertentu (Mayer 1991:290). Di pasaran dapat dijumpai kanvas yang memiliki priming tunggal (single-priming) atau priming ganda (double-priming). Namun demikian, kanvas dengan priming tunggal lebih disukai karena memiliki sifat yang lentur dan elastis (suppleness). Jenis serat yang umum dipakai untuk kanvas lukisan adalah linen dan kapas. Benang pada kain kanvas yang terbuat dari serat linen cenderung tidak teratur (irregular) dibandingkan dengan benang yang terbuat dari serat kapas. Ada dua jenis kanvas (Corbman 1985:574), yakni: 1). Kanvas yang memiliki tenunan tidak rapat (open mesh canvas) dari benang yang dipilin kuat (hard-twisted yarns). Kanvas Jawa sangat dikenal dalam kategori ini; 2). Kanvas yang memiliki tenunan rapat dari benang yang dipilin kuat tetapi tidak beraturan (irregular hard-twisted yarns), yang memiliki jumlah pilinan antara 2 sampai 14 (from 2 to 14 ply) dalam konstruksi silang polos.

2. Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekadar untuk memberitahukan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki. Teknik adalah : 1). cara (kepandaian dan sebagainya) membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni; atau 2). metode atau sistem mengerjakan sesuatu. Administrasi diartikan sebagai : 1). kegiatan yang meliputi: catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan; 2). seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna; 3). usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan; atau 4). cabang ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara e�sien, kapan, dan di mana pekerjaan itu harus dilakukan.

Tema: Pemandangan (gambar gunung, sawah, pohon sesuai dengan kondisi aslinya), dengan warna dominan biru dan hijau, sapuan kwas: halus.

Catatan :

5.000 μm = 5 mm = 0,5 cm 1.000 μm = 1 mm

a. b.

Page 24: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[20]

KRONOLOGI dan KONDISI88 Lukisan Le Mayeur

Created by Puji Y. Subagiyo 2016

3 buah lukisan pastel diatas kertas [2R/1C]

4 buah lukisan cat-minyak diatas kanvas [4C]

3 buah lukisan cat-minyak diatas hard-board [3C]

27 buah lukisan: 5 cm/knv, 2 cm/tripleks, 18 cm/h.board, 2 cm/kayu. [5R/10C/13B]

Le Mayeur (52) ketemu & menikahi Ni Pollok (18).

3 buah lukisan pastel diatas kertas [1R/2C]

13 buah lukisan: 1pastel/kertas, 8 cm/knv, 3 cm/kayu, 1 cm/tripleks [1R/6C/6B]

23 buah lukisan: 22 cat-TB/ bagor, 1 cm/hard-board [14R/7C/2B]

1 buah lukisan cm/knv [1R]

10 buah lukisan cat-minyak diatas kanvas [6R/3C/1B]

MLMB052

MLMB015

MLMB082MLMB021

MLMB035

MLMB012

MLMB075

MLMB045

MLMB084

1957

1945

1942

1938

1937

1935

1928

1921

1927

1929

Page 25: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[21]

..................................................................................................................

.....................................................................................................................................................................................

Prof. KRHT H. Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo, MA. lahir di

2. Kelompok Koleksi:

4. Nama Pembuat/ Seniman:

a. Bentuk/ Tema (Karya):

c. Ukuran (Lukisan):

d. Bahan:e. Warna:

b. Aliran Seniman (Lukisan):

f. Teknik Pembuatan:g. Lain-lain:

b. Asal (Benda/Pembuat/Seniman):c. Riwayat (Benda/Pembuat/Seniman):

a. Tahun Pembuatan:

d. Tahun Perolehan:

BeliTemuan

Hadiah/ HibahTransaksi lain

e. Cara Perolehan:

Periode Pembuatan:

9. Kondisi:

10. Keterangan:

Mata biasaKaca pembesarMikroskopLain-lain

11. Teknik Pengamatan: Tanggal Pengamatan:

Tanda tanganKurator:

Nama Kurator:

5. Tempat Penyimpanan:

1. Nomor Inv.:Nomor Reg.:

(lama) (baru)

X

7. Visualisasi Benda:Foto DigitalFoto CetakSlideVideo

3. Nama/ Judul:

6. Deskripsi Benda:

8. Riwayat Benda:

Baik (kondisi fisik kuat, utuh, tanpa/ sedikit kerusakan).Cukup (kondisi fisik cukup kuat/ sedikit utuh, sedikit/ tanpa kerusakan).Rusak (kondisi fisik tidak kuat/ rapuh, sedikit/ tidak utuh, banyak kerusakan).Lain-lain

Lain-lain

(Pigura):

............................................................

..................................................................................

...................................

.............................................................................................

..................................................................................................................................................

.....................................................................................................................................................................................

.....................................................................................................................................................................................

.....................................................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................................................................................

............................................. ....................................................

LEMBAR INVENTARIS KOLEKSI

.....................................................................................................................................................................................

.............................................................................

..................................................................................................

..................................................................................................

......................................................................

.................................................................

...........................................................................

....................................................................

............................................................................................

................................

.................................. ..................................

...............................................................................

...............................................................................

...............................................................................................................

................................................

............................................................

..................................

.....................................

.........................................................................................................................

Lukisan Keramik Patung LainSub Kelompok Koleksi: ..........................................................................

0020

Hutan Wataturi Irian

Hubungan Manusia Dengan Alam Sekitar

Srihadi Soedarsono

1975

0020

Bagian atas noda ada goresan

92 x 142 cm

2 Januari 2007

Puji Yosep Subagiyo

X

Cat-minyak, kanvas.

X

X

Naturalisme

Cat-minyak dengan sapuan kuas.

Hijau, biru, coklat, hitam, krem (putih).

Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.

X

Surakarta (Jawa Tengah) pada 4 Desember 1931. Pada tahun 1952 ia mulai memasuki pendidikan seni di Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung). Pada tahun 1955, ia juga menciptakan logo Keluarga Mahasiswa Seni Rupa (KMSR). Logo berbentuk sebuah palette dengan kata-kata "SENI RUPA BANDUNG" dengan lambang Universitas Indonesia. Setelah Maret 1959, bentuk Ganesha menggantikan logo UI di palette tersebut.

Page 26: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[22]

Detail Sesudah Penguatan Cat,Sesudah Pembersihan.

Detail

Anonim?, 1968?Sesudah Penguatan Cat,

Sebelum Pembersihan.

Cat terangkat

Cat terkupas

Gambar 01. Basoeki Abdullah (1915 - 1993), Bung Karno Di Hari Proklamasi; 109 x 75 cm.Sesudah KonservasiSebelum Konservasi

ba

Cat Setelah Stripping [Asli] Harijadi S. (1919 - 1997)

Cat Sebelum Stripping [Overpaint]

Gambar 02.: Penguatan & Pembentukan Cat dengan Perekat ThermosettingWRA (Wax Resin Adhesive) adalah salah satu bahan yang biasa dipakai untuk perekatan thermo- setting. Penggunaan perekat (lem) dengan cara dipanaskan (soldering) ini dapat dibuka kembali dengan cara yang sama (pemanasan lagi). Sifatnya yang reversibel ini sesuai dengan prinsip konservasi [Mayer 1991: 242, 502-505; Organ 1968: 454-455; Plenderleith 1969: 167-169].

Sebelum Penguatan Cat,Sebelum Pembersihan.

Sesudah Penguatan Cat,Sesudah Pembersihan.

glowing e�ectSesudah

Stripping

SebelumStripping

Gambar 03.: Ilustrasi Stripping (mengangkat) OverpaintingKondisi lukisan dalam proses stripping. Stripping dilakukan setelah memahami struktur cat, karakter dan gaya melukis seniman, serta dibantu dengan penyinaran ultra-violet. Kondisi asli lukisan setelah proses stripping dan sebelum repainting. Harus ada kajian mendalam untuk proses stripping (memutuskan apakah ada kesalahan overpainting); atau pemahaman sebagaimana diilustrasikan pada gambar 06, 07, 08 dan 16.

a

b

cd

b da c

Page 27: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[23]

b

c

a

Serat lapukSerat lapuk

Spora jamurSpora jamur

Gambar 02.: a. Jamur tumbuh hampir pada seluruh per- mukaan lukisan; b. Pengamatan dengan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengetahui tingkat kerusakan kanvas/ kain; c. Pengamatan dengan SEM untuk mengetahui pertumbuhan dan jenis jamur.

Jamur

Jamur

Sebelum Konservasi

Sesudah Konservasi

b

a

Li Shuji (1943 - ?)

Gambar 03.: Gambaran Analisis Benda

Gambar 01. Romualdo Locatelli (1905 - 1943), Menggaru Sawah Di Jawa; 100 x 270 cm.

Sumber : Identifikasi Kanvas: Pencarian Identitas dan Penyebab Kerusakan (Subagiyo: 2006) dan Tekstil Tradisional: Pengenalan Bahan dan Teknik (Subagiyo: 2008).

KONTEKS KULTURAL(benda dalam konteksnya)

INTERPRETASI(benda ke-konteksnya)

PROSES KURASI(benda hilang konteksnya)

ANALISAKOMPARATIF

3

4

1

Skema Proses Kurasi

ABC-PQRRUMUS

Susan M. Pearce, edit. (1989:99)

2Age = Umur; Beauty = Keindahan; Condition = Kondisi;

Provenance = Riwayat;Quality = Kualitas;

Rarity = Kelangkaan

a

1. Kemahiran membedakankarya seni (museum seni,pasar seni, dll.)

2. Sejarah dan Cerita Rakyat(museum etnografi, bendabudaya, kerajinan, dll.)

ADIKARYA(masterpiece) ARTEFAKTA

(Artefact)

Bukan Seni:reproduksi, komersial.

Bukan Budaya:baru, tidak umum.

Seni:asli, tunggal. tradisional,

kolektif.

ASLI(authentic)

TIDAK ASLI(non-authentic)

bSistem PerujukanBarang Seni-Budaya

3. Temuan Baru (museum teknologi, seni kriya, barang bukan seni, dll.)

Ref.: James Clifford (1988:224) Susan M. Pearce (1994:263)

Budaya:

4. Seni-turis, komoditi,souvenir, dll.

PERFORMANS (tatalaku)(distribusi, kegunaan, tekno-

fungsi, sosio-fungsi, dsb.)

STRUKTUR (mikro & makro)(atribut formal, atribut stilistik

dan tipologi)

SIFAT-SIFAT

PROSES MANUFAKTURAL(seleksi bahan, sintesis bahan,

prosesing bahan, desain, manufaktur)

PengetahuanEmpiris

PengetahuanIlmiah

(fisik & kimiawi)

Ref.: Lawrence van Vlack (1985); Pamela B.Vandiver, et.al. (1990).

cGambaran Ilmu dan

Teknologi Bahan

Page 28: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[24]

(MATERIALS)BAHANA. Organik: dari Mamalia, Burung, Ikan,

Serangga dan Reptil

pelapis kayu bermotif belat/ eplat kayukayu keraskayu lunakresin untuk varniskayu merambatbambugoni rami rotan(serat) sisal

rami halus linenminyak biji ramikapas/ katunkertasbubur kertas getah percatempurung (kelapa)resin fosil karet(perekat) kanji

emasperaktembagabesi (iron)aluminiumtimbal timah sengperunggu

kuningantimah+timbaltimah+tembaga+antimonytembaga+timah/ emas tiruan lempengan emas lempengan perak lempengan imitasi/ sintetisnikel (nickel)

kaca porselain terakota keramikplastersemen biru batu pualam putih batu granitbatu marmerbatu mutiara

kerang lautpermata tulen batu pasircinnabar (sulfida merkuri

bahan komposisi (dekorasi bingkai)

pigmenmicatalek/ gip

catvarnislakpapan hardboard permikaseluloit

(plastik) bakelit poliestervinilepoksinilon

gading beruang lautgading gajahtulang ikan paustempurung/ kulit kura-kurakulit kasar/ bersisik (dari

ikan pari, hiu, anjing laut)

kulit ular(resin) laka/ shellacgelatin

ancur 2/ animal gluetempera/ kuning telurkasein (pospoprotein)lilin/ malam

perkamen/ kertas kulitkulit mentahkulit berpenyamak sebagiankulit berpenyamakkulit berbulurambutrambut kaku/ kasarbulu ayambulu burung halus(liur ulat) suterawoollakan (wool, rambut)tulangangga/ tanduk bercabangtandukgading/ taring ikan paus

B. Organik: dari Pohon, Perdu, Tumbuhan, Rumputan

C. Anorganik: Logam dan Campurannya

D. Anorganik: Buatan dan Yang Terjadi Secara Alami

E. Bahan Buatan Lain

A. Organic: from Mamals, Birds, Fish, Insects and Reptils

parchmentraw hidesemi-tanned leathertanned leather pelts/ fur hairbristlequill feathers/ downsilk wool felt (wool, fur, hair)bone*antler*hornwhale ivory

walrus ivory*elephant ivory* baleen*tortoise shellshagreen (ray, seal,

shark skin)

snake skinshellacgelatin

animal glueegg temperacaseinwaxes

B. Organic: from Trees, Shrubs, Plants, Grasses

decorative wood veneersoak/ ash splintshard woodssoft woodsresin for varnishwillowbambojute (burlap)hemprattansisal

linenlinsed oilcottonpaperpapier-macheguttaperchavegetable ivory (palm nut)amberrubberstarch adhesive

C. Inorganic: Metals and Their Alloysgoldsilvercooperironaluminumleadtinzincbronze

brasspewterBritannia metalormolugold leafsilver leafimmitation leafnickel

D. Inorganic: Man-made and Naturally Occuring

glassporcelain

ceramicsplasterportland cement alabaster granitemarblemother-of-pearl

marine shellgem stone sand stonecinnabar (red mercuric

sulphide)composition (frame

decoration)pigmentsmicasoap stone

E. Other Man-made MaterialspaintsvarnisheslacquerMasoniteFormicacelluloid

Bakelitepolyestervinylepoxiesnylon

* These materials also have an inorganic component; besides the organic protein collagen, the inorganic calcium phosphate (hydroxy apatite) is present.

Ref.: Bachmann, K., Edit. (1992:131-133)

unfired clay

flax

fish glue (isinglass)ancur 1/ fish glue

merah)

Tabel 1.Penjelasan Identifikasi dan Klasifikasi Bahan

Page 29: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[25]

Pengenalan Sifat Bahan dan Kondisi Yang MempengaruhinyaTabel 1. Bahan Sensitif Terhadap Kelembaban Tinggi

(Materials Sensitive to High Relative Humidity)

Tabel 2. Bahan Sensitif Terhadap Kelembaban Rendah(Materials Sensitive to Low Relative Humidity)

mengkerut (checks/ dries out)pelapukan, lapuh, kering (embrittlement)mengkerut, rapuh (shrinkage, embrittlement)rapuh (embrittlement)rapuh (embrittlement)

kering, merapuh (dries out, weakens)retak, melengkung (cracks, warps)retak, melengkung (splits, warps)lepas, melengkung (detachments,

warps)

50 - 55% RH, constant/ stable45 - 55% RH

50 - 55% RH, constant

45 - 55% RH, constant60 - 65% RH, constant

50 - 55% RH, constant

45 - 55% RH, constant

50 - 55% RH, constant

50 - 55% RH, constant

kayu (wood)kulit mentah, kulit olahan (rawhide, leather skins)perkamen (parchment)

bulu ayam (quill)serat keranjang

ancur, lem nabati (animal glue)

kulit kura-kura (tortoise shell)

semua gading (all ivory)

permukaan tatakan (inlaid surface)

Bahan(Materials)

Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition)

Akibatnya(Result)

Bahan(Materials)

40% RH, or lower45 - 55% RH45 - 55% RH50 - 55% RH, constant/ stable

50 - 55% RH, constant40% RH, or lower

50 - 55% RH, constant

50 - 55% RH, constant50 - 55% RH, constant

45 - 55% RH, constant60 - 65% RH, constant

50 - 55% RH, constant

Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition)

Akibatnya(Result)

logam (metal)kertas (paper)tekstil (textile)kayu (wood)

kayu bercat (painted wood)logam bercat (painted metal)

tatakan, pelapis kayu (inlay, veneer)bahan penyempurna perkamen, gading (parchment, ivory)bubur kertas (papier-mache)bahan keranjang/ anyaman (basket materials)kolase kertas (decoupage surface)

korosi/ karat (corrosion)berjamur, noda (mold, stains)berjamur, noda (mold, stains)berjamur, melengkung (fungal attack, warping)cat mengelupaskorosi/ karat, cat mengelupas

lepas/ copot bagian-bagiannya (detachment)berjamur/ noda (mold, stains)melengkung/ gelombang, jamur (warping, mold)berjamur/ noda (mold, stains)berjamur (mold)

lepas/ copot, berjamur (detachment, mold)

(finishes)

(flaking paint)

(corrosion, flaking paint)

(basket fibers)

beludru (velvet)tekstil (textile)serat alam kayu (wood)kertas (paper)

perekat kanji (starch)gelatin (gelatin)tempera telor (egg tempera)

kulit (leather, skins)kulit berbulu (felts, furs)bulu ayam (feathers)sutera (silk)wol (wool)

Tabel 3. Bahan Yang Sering Dirusak Oleh Serangga dan Binatang Pengerat(Materials Commonly Damaged by Insects and Rodents)

(natural fibers)

Crea

ted b

y Puj

i Y. S

ubag

iyo 20

16

Page 30: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[26]

Tabel 4. Rekomendasi Penyinaran & Suhu Udara (Recommendations for Light & Temperature)

rapuh, gelap (embrittlement, darkening)persenyawaan, gelap

(crosslinking, darkening)mengeras, kering (hardening,

drying)rapuh, pucat/ pudar (embrittle- ment, fading)rapuh, pucat (embrittlement,

fading)pudar/ pucat (fading)

pucat, kerusakan struktural (fading, structural damage)buram, pucat (develops haze, fading)pucat/ pudar (fading)

pucat/ pudar (fading)

hancur (deterioration crumbles)

rapuh, pucat (embrittlement, fading)pucat (fading)

kertas (paper)

media cat (paint media)

ancur/ lem nabati (animal glue)

kulit berbulu, bulu, rambut (furs, feather, hair)kulit, kulit olahan (skins, leather)pigmen, bahan celup

(pigment, dyes)sutera, beludru (silk, velvet)

permukaan lak (lacquered surface)permukaan cat (painted surface)bahan dicelup warna (dyed materials)karet (rubber)

serat alam kayu (wood)

50 luxs [75 μW/Lumen], 180C

50 luxs [75 μW/Lumen], 180C

50 luxs [75 μW/Lumen], 180C

50 luxs [75 μW/Lumen], 180C

50 luxs [75 μW/Lumen], 180C

50 luxs [75 μW/Lumen], 180C

50 luxs [75 μW/Lumen], 180C

50 luxs [75 μW/Lumen], 180C

50 luxs [75 μW/Lumen], 180C

50 luxs [75 μW/Lumen], 180C

50 luxs [75 μW/Lumen], 180C

50 luxs [75 μW/Lumen], 180C

50 luxs [75 μW/Lumen], 180C

Bahan(Materials)

Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition)

Akibatnya(Result)

(natural fibers)

perubahan ukuran, regang, patah

kertas menjadi rapuh, gelap, noda

tekstil ternoda, rapuh

logam menjadi berkarat

serat menjadi lemah, putus

saat kayu mengembang, cat mengelupas

terjadi reaksi elektrokimia (efek galvanis, korosi)

logam berkarat, kain ternoda

logam berkarat, kertas ternoda

logam berkarat, cat mengelupas

tanin (bahan penyamak) pada kulit menyebabkan karat pada logam

Kombinasi Bahan(Materials Combination)

Masalah Konservasi(Conservation Problems)

(wood/wood)

(wood/paper)

(wood/textile)

(wood/metal)

(wood/paint)

(metal/metal)

(metal/cloth)

(metal/paper)

(metal/paint)

(metal/leather)

(dimensional changes, stress, breaks)

(paper becames brittle, dark, stained)

(textile became stained, brittle)

(metal corrodes in contact with wood)

(possible electrochemical corrosion)

(metal corrodes, cloth becames stained)

(metal corrodes, paper becames stained)

(tannins in leather can corrode metals)

kayu/ kayu

kayu/ kertas

kayu/ tekstil

kayu/ logam

kayu/ serat alam

kayu/ cat

logam/ logam

logam/ kain

logam/ kertas

logam/ cat

logam/ kulit

logam/ ancur ancur (lem nabati) sedikit bersifat asam, higroskopis & menyebabkan karat logam.(glue slightly acidic, hydroscopic, can corrode certain metals)(metals/animal glue)

Tabel 5. Bahan-bahan Reaktif (Reactive Materials)

(wood/natural fibers) (fibers become weak, break)

(wood expand and contracts, paint flakes)

(metal corrodes, paint flakes)

Crea

ted b

y Puj

i Y. S

ubag

iyo 20

16

Jika kita ambil patokan 50 lux pada 75 μW/Lumen untuk benda sensitif, dan 200 lux pada 75 μW/Lumen untuk benda kurang sensitif, maka kita akan mendapatkan batas maksimum UV : 0.375 μW/cm2 (3.75 mW/m2) dan 1.5 μW/cm2 (15 mW/m2). Jika jam buka museum/ galeri: 7 jam dalam sehari, 6 hari dalam seminggu, 52 minggu per tahun (2.184 jam per tahun), maka kita akan mendapatkan dosis maksimum UV per tahun: 3 Joules/cm2 untuk koleksi sensitif, dan 12 Joules/cm2 untuk koleksi kurang sensitif. [Dr. Barry Knight (2001:1); Subagiyo, P.Y. (2015:30)]

Pengenalan Sifat Bahan dan Kondisi Yang Mempengaruhinya

Page 31: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[27]

whi

te s

pirit

s

turp

entin

e

tolu

ene

& a

ceto

ne

2-ac

eton

alc

ohol

2-et

hoxy

eth

anol

pict

ure

clea

ner

Gel

Glu

e “L

ocT

ite”

3. Bahan Kimia

1. Peralatan Tukang

2. Peralatan Lukis

Easel

Palu

Obeng 2

Obe

ng 1

Obeng 3

Meteran

Staple Gun

Tarikan KanvasSolder Lukisan

Pinset, Tweezer, dll.

Berbagai model dan ukuran kwas

Kwas tusir warna Pisau palet

Papan palet

Set Cat Minyak, dll.Tempat cuci kwas

PRIMING

Varnis

Varnis Terpentin

Tang

Created by Puji Y. Subagiyo 2016

Optivisor

Mengenal Bahan dan Alat Konservasi

Page 32: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[28]

a b

Infrared ThermometerGambar 08.:

Alat ini ideal untuk mengukur suhu

permukaan benda (non-kontak), perekat

thermosetting, dan inspeksi lampu,

rangkaian listrik, dll.

Handheld XRF SpectrometerAlat Identi�kasi Unsur/ Elemen Logam

Gambar 06.:

Moisture MeterAlat Pengukur Kadar Air

Gambar 04.:

Gambaran Sarana - Peralatan Observasi, Konservasi, Simpan dan Pamer Lukisan

Chroma Meter (Konica-Minolta R-410)Alat Perekam Data Warna

Gambar 05.:

Fume Hood Portabel

Gambar 01a. Gambar 01b. Gambar 01c.

Gambar 03.: pH ORP Meter Alat Pengukur Keasamandan Potensial Redoks

Ultra Violet [A/B] Light MeterGambar 07.:

Gambar 02.:

μW/cm2Lux11.8305.640

650140

561230

88

LuarDp PtRuangTL 40

Lokasi

0.375 μW/cm2 (sensitif);1.5 μW/cm2 (kurang sensitif).

a

b

Alat pengukur radiasi ultra violet A [320-360 nm] dan ulltra violet

B [290-320 nm]. [UV sensor spectrum: 290~390 nm]

Batas Atas & Bawah :

sol

id &

sem

i-sol

id p

H m

eter

Ryer, Alexander D. (1997): Light Measurement Handbook, International Light, Newburyport, MA 01950

Created by Puji Y. Subagiyo 2016

Page 33: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[29]

Pengenalan Alat Ukur Klimatologi

Mode/ pengatur besarnya sinar yang terbaca.Displai/ monitor harga

hasil pengamatan.

Sensor/ cell penangkap sinar.

Lux Meter(Alat pengukur intensitas cahaya)

1. Kuat Penerangan (Illumination, E)

E =F (Fluks)A (Luas) =

Lumenm2 = Lux.

2. Dosis Kuat Penerangan = Lux x jam = Joule.

3. Fluks Cahaya (F) = Energi (Joule/m2)

Waktu (Jam)JT =

4. Kuat Cahaya (I) = E.R2

Cos Q= Lumen.m = Candela

Kuat penerangan (lux): Penerangan pada permukaan benda secara merata seluas 1 m2, berjarak 1 m dari titik sumber cahaya berkekuatan 1 kandela.Kuat cahaya (foot candle): Banyaknya (jumlah) sinar yang jatuh pada permukaan benda seluas 1 kaki persegi (=0,0029 m2) dari sumber cahaya yang berjarak 1 kaki (=0,3048 m = 12 inci).

Sensor suhu dankelembaban udara

Sensor radiasi UV dan Intensitas cahaya.

-

Ultra Violet Monitor (4 in 1)(Alat pengukur radiasi ultra violet, kuat cahaya, suhu dan kelembaban)

KONVERSI ENERGI :1 Joule = 107 erg.

Kelembaban Udara (RH) = %Suhu Udara (T) = 0CKuat Penerangan (E) = LuxKuat Radiasi UV (UVR) = μW/Lumen

1 kwh = 3.600.000 J.1 Kalori = 4,1868 J.KONVERSI DAYA:1 watt = 1 Joule/ detik.1 HP = 0,746 wattEnergi = kekuatan untuk melakukan usaha.Daya = kekuatan tenaga. Lampu TL UV, National, 100 volt/ 50 Hz., Type FL 205, λ = 263 nm. E= 2 μW/cm2.

Tombol untuk suhu, kelembaban udara, kuat cahaya dan radiasi ultra violet.

CATATAN :E = kuat penerangan, bersatuan Lux; F = fluks cahaya, bersatuan Lumen; A = luas bidang, bersatuan m2; J = energi, bersatuan Joule/m2; T = waktu, bersatuan jam; R = jarak sumber penerangan dan benda,

bersatuan m; Q = menyatakan besarnya sudut antara

sumber cahaya dan titik benda yang diterangi, tetapi jika sudutnya tegak lurus maka Q = 0 dan harga Cos Q dapat diabaikan.

Satuan Ukuran ELSEC 4 in 1 Monitor:

Gambar 09.:

Gambar 10.:

Crea

ted b

y Puj

i Y. S

ubag

iyo 20

16

Catatan :1 Watt/cm2 = 683 Lumen/cm2

1 Watt = 75 Lumen; 1 Lux = 1 Lumen/m2

1 Lux = 0,0079 W/cm2 atau 683 Lux = 1 W/cm2

1 μ (mikro) = 1 / 1.000.000 atau 10-6

1 n (nano) = 1 / 1.000.000.000 atau 10-9

λ dibaca “ lambda” = panjang gelombang. 1 lux = 1.464128843338 x 10-7 watt/cm2 (at 555 nm). http://www.easyunitconverter.com/

Panel monitor menunjukkanbesaran angka dan satuan

Page 34: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[30]

KELEMBABAN DAN SUHU UDARA

RH = kelembaban absolut suatu udarakelembaban absolut udara jenuh

pada suhu sama

x 100%

2. Satuan-satuan Satuan Suhu (T)Celcius (C) ===> F = {(C x 9/5) + 32}Reamur (R)Fahrenheit (F) => C = {(F-32) x 5/9}Kelvin (K) ===> C = (K-273)

Satuan Kelembaban Relatif (RH) = Persen (%)

1. Pengertian/ Definisi

Alat ini dipakai untuk mengukur tekanan, suhu dan kelembaban udara pada suatu ruangan.

Jumlah uap air pada volume tertentu sering disebut sebagai “kelembaban absolut” (absolute humidity/ AH), yang jumlah maksimumnya tergantung dari suhu udaranya. Kejenuhan dari uap ini disebut sebagai titik embun (dew point/ DP)-nya. Jika suhu diturunkan, suatu ruang dapat menampung lebih banyak uap air (dalam volume tetap). Tetapi jika suhu dinaikkan akan terjadi pengembunan. Jika pada udara tidak jenuh tanpa terdapat penambahan air, maka besarnya kelembaban absolut akan tetap/ konstan, selama perubahan suhu sampai suhu udara diturunkan ke titik embun.Kelembaban relatif (relatif humidity/ RH) pada suhu tertentu adalah perbandingan kelembaban absolut aktual dengan kelembaban absolut potensial pada titik jenuhnya.

Contoh:Satu meter kubik udara pada suatu wadah tertutup (kedap) pada suhu 20 oC dapat menampung sampai 17 ml uap air. Tetapi jika di wadah tersebut ada hanya 8.5 ml. uap air, maka kelembaban relatifnya = 8.5/17 x 100 = 50%.Jika suhu udara dinaikkan menjadi 25 oC pada wadah dan volume yang sama, maka uap air yang dapat ditampung menjadi 23 ml. Apabila uap air yang ada cuma 8.5 ml., maka RH = 8.5/23 x 100% = 37%. Contoh tersebut menunjukkan “mengapa jika suatu ruangan tertutup dipanaskan menjadi kering”. Jika suhu udara diturunkan menjadi 5 oC pada wadah dan volume yang sama, maka uap air yang dapat ditampung menjadi 8.5 ml. Apabila uap air yang ada sama, yaitu 8.5 ml., maka RH = 8.5/ 8.5 x 100% = 100%. Ini menunjukkan “mengapa kondensasi terjadi”.

Pengenalan & Petunjuk Operasional Alat Ukur Klimatologi

Gambar 11.:

Climate DataloggerGambar 12.:

Alat ini dapat merekam data kelembaban dan suhu per hari,

minggu atau bulan.

Crea

ted b

y Puj

i Y. S

ubag

iyo 20

16

Digital thermohygro-barometer

Page 35: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[31]

Wet & Dry Bulb Psychrometer

Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban Udara

Banyak digunakan untuk kalibrasi alat-alat pengukur RH & T jenis lain.

INAKURASI + 2%

Kain selalu bersih dan harus dengan air distilasi/ deionisasi

selis

ih h

arga

“Wet & Dry Psychrometer”sangat cocok digunakan untuk kalibrasi, spot reading dan pendataan data klimatologi harian.Kita dapat mengetahui besarnya suhu udara secara langsung pada bagian thermometer yang kering (kiri). Sedangkan RH-nya dapat dicari dengan merujuk selisih harga dengan thermometer yang basah (kanan). Selanjutnya besar- nya RH dapat dicari pada Tabel RH yang biasa disertakan pada saat pembelian alat tersebut.

Maintenans Alat:Kain yang digunakan untuk melembabi (dengan air distilasi) thermometer merkuri diusahakan selalu bersih, dan air yang diguna- kan selalu air distilasi.

Sling PsychrometerAlat ini menyerupai Wet & Dry Psychrometer, tetapi badan yang ditempeli thermometer (baik yang dry ataupun wet) dapat diputar, guna melewatkan udara pada thermometer. Sekarang perangkat ini telah dimodifikasi dengan tenaga baterai untuk memutar kipas angin yang melewatkan udara yang akan diukur suhu ataupun kelembabannya.

Thermohygrometer

Hasil pengukuran dari alat ini dapat dilihat/ dibaca langsung.

Hasil pengukuran dari alat ini dapat dilihat/ dibaca langsung.

Besarmya RH merujuk pada “perubahan ukuran benda/ bahan higroskopis”, seperti: rambut, polymer atau garam kristal.

Tanganan pemegang pena pencatat

Tabung berputar menurut waktu (1, 7 atau 31 hari

Pena pencatat RH dan T

Mengalami “shock” perubahan RH dan T yang sangat mencolok.

INAKURASI (INACCURACY):+ 2 ~ 4% (sering dikalibrasi)+ 30 ~ 60% (jarang/ tidak dikalibrasi)

Referensi:Bachmann (1992:15-22)Thermohygrograph

Kertas grafis

Besarnya RH dan T yang tertulis pada kertas grafis tidak sinkron dengan waktu yang tertera. Waktu sesungguhnya terlambat (dikurangi) sekitar 30 menit.

Catatan:Satu orang yang sedang istirahat selama satu jam setara dengan 60 ml air, dan menghasil- kan panas setara dengan 100 watt lampu pijar.

Gambar 13.:

Gambar 14.:

Gambar 15.:

Crea

ted b

y Puj

i Y. S

ubag

iyo 20

16

Page 36: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[32]

Bak Penampungan Air Distilasi

Control PanelTempat Keluarnya uap air

Tempat masuknya

uap air

Bak Penampungan (Uap) Air

Weather StationGambar 16.:

(Alat Penyerap Uap Air)Keterangan “Control Panel”(1)(2)

(3)(4)(5)(6)(7)

Tombol Operasi (Power)Tombol pengoperasian(RH 60 ~ 65%)Pengoperasian non-stopTombol “Humidity”Tombol “Defrost”Lampu indikator HumidityLampu indikator Defrost

Control PanelDehumidifier

Kelembaban tidak dapat diturunkan dibawah 40%. Efektif untuk 40 ~ 50%.

CATATAN:

Efektif untuk luas ruangan = 10 ~ 16 meter kubik. Suhu ruangan berkisarantara 1 ~ 35 derajat celcius.

Gambar 17.:

(Alat Pelembab Udara)Humidifier

Gambar 18a.:

(Alat Portabel u/ Pelembab Benda)Moisturizer

Gambar 18b.:

Alat Kontrol Kelembaban UdaraRuangan dan Koleksi di Museum

Mesin pembuat air alkali yang

bermanfaat untuk penetralan keasaman

suatu benda. Air ini untuk mengisi

Humidifier atau Moisturizer.

Hydrogen water

ionizer

Gambar 19.:

BLUEAIRAir Purifieralat pembersih udara

Gambar 20.

TOBI Steamer

Alat pemantau kelembaban, suhu, tekanan udara dan arah angin dengan sistem nir-kabel

(wireless).

Crea

ted b

y Puj

i Y. S

ubag

iyo 20

16

Page 37: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[33]

Positive Material Identi�cationMining & Exploration

Environmental & Soil ScreeningArt & ArcheometryResearch and TeachingMore HHXRF applications

Handheld XRF SpectrometerA non-destructive elemental analysis technique for quanti�cation of nearly any element from Magnesium to Uranium.

Handheld X-ray �uorescent (XRF) analyzers have the capability to quantify or qualify nearly any element from Magnesium to Uranium, depending on speci�c instrument con�gurations.

Portable XRF spectrometers allow you to take the battery operated analyzer to the sample rather than bringing the sample into the lab. This is especially useful when the test specimen is large or heavy. Contact our applications team to learn how XRF can help solve your material identi�cation needs.Handheld XRF Industries and applications are very diverse; some examples include:

Metal AnalysisScrap Sorting

As technology continues to improve in price, user-friendliness, and data reliability, archeological science will continue to expand and stands to signi�cantly supplement already existing and traditional methods in archaeological investigation. One important and widely used archaeometric technique is handheld XRF (x-ray �uorescence), an elemental analysis technique that quickly and easily provides data regarding the elemental composition of an archaeological sample from magnesium (Mg) to uranium (U).

Handheld XRF for Archeological Investigation: The Purpose-Built Bruker Tracer XRF AnalyzersHandheld XRF can now be found in universities and archeological research institutions—as well as in the �eld—in every part of

the world, providing researchers with information from soil composition at an excavation site to no-longer-visible pigment composition on ceramics. The Bruker Tracer family of XRF analyzers is the de facto standard for XRF as applied archeological science with a presence in over 500 universities worldwide. Bruker workshops prepare hundreds of scientists, archeologists, and conservators annually to properly collect, interpret, and use XRF data, you can count on being able to compare data sets with colleagues when using the Tracer.

While new archaeometric XRF applications are developed constantly, here are just a few of the applications in which the Tracer handheld XRF instrument is being used for 100% non-destructive elemental analysis all over the world:

Archeological soil analysis for evidence of human activitySourcing/source separation of obsidian and other lithicsCeramics analysis and sourcingPigment analysis (including analysis of faded/ no-longer-visible pigments on porous materials; paint on canvas; textile

dyes; etc.)Analysis of glazes, varnishes, lacquers, and patinasAnalysis of objects in museum contexts for treatment with toxic heavy metal pesticides (As, Hg, Pb) as part of NAGPRA

complianceGlass analysisAnalysis of archeological metals and alloys

Sumber : http://www.bruker.com/products/x-ray-di�raction-and-elemental-analysis/handheld-xrf/ archaeometry.html

Archaeometry, Archaelogical Science with XRF

Archaeometry—also known as archaeological science—is the application of scienti�c methods and techniques to archeological investigation. The �eld of archaeometry has been quickly expanding and adopting new methodology over the last several decades, as the sophistication and availability of technology and instrumentation grow, while the cost of scienti�c analysis has been slowly but surely dropping. Many scienti�c instruments that produce data such as molecular or elemental composition, chromatography, carbon dating, etc. have become smaller, more portable, faster, and have a lower cost per sample.

Page 38: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

[34]

Pemegang Unesco Fellowship Award dari tahun 1989 sampai 1992 ini mendapatkan pendidikan sains konservasi di Tokyo National Research Institute for Cultural Properties (TNRICP), Jepang dari 1989-1990; pernah mengikuti kursus “spotting” di International Fabricare Institute (IFI) di Maryland - Amerika Serikat; serta mengikuti berbagai kursus analisis konservasi di Museum Conservation Institute (MCI) of the Smithsonian Institution di Washington D.C., Amerika Serikat (1991-1992).

Selama periode magang di Smithsonian Institution, Subagiyo telah mengadakan kunjungan observasi di laboratorium-laboratorium museum dan lembaga penelitian di kota New York, Harrisburg, dan Washington D.C. Ia pernah ambil bagian dalam pengamatan kerusakan pakaian astronout di National Air and Space Museum (NASA) di Washington D.C. dan demo pencelupan warna di Carnegie Mellon College,

Maryland. Pada akhir tahun 2013, Subagiyo melakukan kunjungan observasi di Museum Nasional Tokyo dan Museum Joshibi University of Art and Design, Kanagawa - Jepang.

Puji Yosep Subagiyo lahir di Purworejo, Jawa Tengah. Ia adalah seorang konservator senior berserti�kasi internasional, dari tahun 1986 sampai 2016 bekerja di Museum Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Subagiyo yang telah memiliki pendidikan lebih dari 4.500 jam dan 30 tahun berpengalaman di bidang konservasi, banyak melakukan penelitian aneka bahan - teknik pembuatan tekstil tradisional dan lukisan, penulisan, rancang-bangun database konservasi dan kurasi, mengikuti dan pembicara pada berbagai seminar

internasional. Sejak Januari 2017, Puji Yosep Subagiyo menjadi Direktur PT Primastoria Network Group yang membawahi Studio Primastoria (yang sudah berdiri sejak 1994). Melalui Studio ini Subagiyo melayani jasa konsultasi

dan konservasi tekstil, lukisan, logam, dan aneka benda etnogra�.

Pro�l dan Riwayat

5. Sebagai nara sumber Bimtek Permuseuman - Konservasi (1996, Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta); Bimtek Konservasi Tekstil (2000, Museum Tekstil Jakarta); Bimtek Permuseuman - Konservasi (2002, Asdep Kesenian - Kembudpar); survai kondisi lukisan, rancang-bangun database dan penyusunan rencana induk preservasi (2002 - 2003, Istana Kepresidenan di Jakarta - Bogor - Cipanas - Yogya - Bali).

6. Pembicara Seminar Nasional tentang Warna Alami (1999, Yogyakarta) dan Konservasi Lukisan (2002, Jakarta).7. Sebagai nara sumber kajian Batik Pantai Utara Jawa dan Madura (1994, ISI Yogya - Univ. Tokyo - Yayasan Toyota) dan kajian kanvas

lukisan (2006, Pencarian Penyebab Kerusakan dan Identitas Lukisan, Balai Konservasi - Jakarta).8. Rancang-bangun database koleksi museum (2012, Museum Nasional - Jakarta).9. Menyusun kompilasi naskah yang berhubungan dengan tekstil, konservasi dan analisis bahan (Primastoria Studio,

2013).10. Menyusun laporan hasil Observasi Tekstil di Museum Nasional (Primastoria Studio, 2014-15).11. Sebagai narasumber Seminar atau Workshop Konservasi di Borobudur - Magelang, Bogor - Jawa Barat

dan TMII Jakarta (2015); Museum Basuki Abdullah dan Museum Senirupa & Keramik (2016); 12. Konservasi lukisan di Istana Presiden R.I. (2016 - 2017).

1. Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan konservasi tekstil dan lukisan :* Survai kondisi (identi�kasi bahan dan kerusakan, membuat usulan tindakan konservasi, pembuatan dokumentasi, kalkulasi waktu dan

biaya).* Pelaksanaan pekerjaan konservasi.

2. Penguasaan sains komputer (kalkulasi matematis, pemrograman database, 3D modelling, illustration, dsb.) untuk aplikasi sistem perencanaan dan pengembangan konservasi yang berbasis sains konservasi (penerapan sifat �sik - kimiawi bahan, pengaruh jasad hidup/ biotis, faktor iklim, dan interpretasi alat ukur digital/ manual):* Rancang-bangun database untuk survai kondisi keterawatan dan kondisi klimatologi untuk evaluasi teknis konservasi dan uji kompetensi

tenaga konservasi.* Rancang-bangun sistem/ model untuk simulasi tata letak (mapping) gedung, ruang, lemari, koleksi berikut kalkulasi ukuran dimensi (objek)

dan kalkulasi kebutuhan serta efek alat penunjang displai-storage-konservasi (konsumsi daya listrik, konversi energi semua jenis lampu, hubungan �uktuasi - tekanan barometrik, kebutuhan alat-bahan-biaya, dsb.), serta aplikasi computerized-optical-microscope untuk mengukur objek skala mikro meter, aplikasi weather probe (station), RFID (Radio Frequency Identi�cation), dsb. [1 mikro = 1 per sejuta].

* Pembuatan paket pelatihan elektronis (e-Learning Pack) untuk konservasi & kurasi.3. Penguasaan sains komputer untuk membantu perencanaan dan pengembangan kurasi, registrasi, dokumentasi, serta pemantauan dan evaluasi

kinerja pegawai [Key Performance Indicators (KPI)] :* Rancang-bangun database koleksi museum dan galeri yang memiliki �tur untuk memudahkan pencarian, validasi tata-letak,

validasi syarat minimum entri data, map-tracking asal koleksi/ seniman, penanggalan relatif, coding tingkat kerusakan - jenis bahan (konversi data teks ke numerik), dsb.

4. Kajian teknis dan bahan koleksi untuk dokumentasi, konservasi, kurasi, registrasi dan kajian tingkat lanjut.

Prestasi dan Penghargaan1. Pemegang Unesco Fellowship Award dari tahun 1989 sampai 1992.2. Penulisan artikel tentang tekstil, konservasi dan manajemen koleksi museum (1993 - 1995, Majalah Museogra� dan Majalah

Kebudayaan, Depdikbud - Jakarta).3. Sebagai Editor dan Anotator untuk terjemahan Buku Seni Batik dari Bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia (1994-5, ISI Yogya - Yayasan

Toyota).4. Pembicara Seminar Internasional tentang Tekstil Tradisional tahun 1994 (Jakarta), 1996 (Jambi), 1999 (Denpasar) dan 2000 (Tokyo

University - Toyota Foundation).Catatan:Makalah berjudul “The Classi�cation of Indonesian Textiles Based on Structural, Material and Technical Analyses (1994)” menjadi rujukan Prof. Basavaraj S. Anami dan Prof. Mahantesh C. Elemmi dalam International Journal of Signal Processing, Image Processing and Pattern Recognition (Judul Tulisan: “A Rule Based Approach for Classi�cation of Shades of Basic Colors of Fabric Images” ), Vol. 8, No. 2 (2015), pp. 389-400.

S TORiAPRiMA

R

Pro�l dan Sekilas PengalamanPUJI YOSEP SUBAGIYO

Spesialisasi & Kompetensi

Taman Alamanda Blok BB2 No. 55-59, Bekasi 17510, Indonesia.Web: primastoria.net Email: [email protected] : (021) 2210 2913 Mobile | Line | WA : 0812 8360 495

PT Primastoria Network Group

Page 39: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan
Page 40: Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. ... * Memberikan

www.primastoria.net Juli 2017

S TORiAPRiMA

R

Taman Alamanda, Blok BB2 No. 55-59, Bekasi 17510, Indonesia.Phone | Line | WA : 0812 8360 495 | Email.: [email protected] Primastoria Network Group