modul 4 konservasi sda · web viewmodul 4 konservasi sda modul 4 konservasi sda modul 4 konservasi...

59
MODUL KONSERVASI SUMBER DAYA AIR PELATIHAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU 2018 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II- MODUL 04

Upload: dangkien

Post on 19-Jul-2019

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

MODUL KONSERVASI SUMBER DAYA AIRPELATIHAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU

2018PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI

Modul 4 Konservasi SDA

Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-

MODUL 04

Page 2: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

2018PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI

Modul 4 Konservasi SDA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya

Modul Konservasi Sumber Daya Air sebagai salah satu mata pelatihan dalam

Pelatihan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Modul ini disusun untuk

memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang

tersebar di beberapa unit organisasi bidang sumber daya air di lingkungan

Kementerian PUPR.

Modul Konservasi Sumber Daya Air ini disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi

atas pendahuluan, materi pokok, dan penutup. Penyusunan modul yang

sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami

pengelolaan SDA terpadu. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini

lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.

Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim

Penyusun dan Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa

terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan

peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan

manfaat bagi peningkatan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan

Kementerian PUPR.

Bandung, September 2018

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Sumber Daya Air dan Konstruksi

Ir. Yudha Mediawan, M. Dev. Plg

NIP. 19661021 199203 1 003

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i

Page 3: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ iDAFTAR ISI............................................................................................................ iiDAFTAR TABEL.................................................................................................... ivDAFTAR GAMBAR.................................................................................................vPETUNJUK PENGGUNAAN.................................................................................viPENDAHULUAN.....................................................................................................1A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Deskripsi Singkat..............................................................................................1

C. Tujuan Pembelajaran........................................................................................2

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok.................................................................2

E. Estimasi Waktu.................................................................................................2

MATERI POKOK 1 DEFINISI, MAKSUD DAN TUJUAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR...............................................................................................................3

1.1 Definisi Konservasi Sumber Daya Air.........................................................3

1.2 Maksud dan Tujuan Konservasi Sumber Daya Air.....................................3

1.3 Latihan........................................................................................................4

1.4 Rangkuman................................................................................................4

MATERI POKOK 2 KEGIATAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR..................52.1 Perlindungan dan Pelestarian Sumber Air..................................................5

2.2 Pengawetan................................................................................................9

2.2.1Pengelolaan Kuantitas Air Permukaan...............................................9

2.2.2Pengelolaan KuantitasAir Tanah......................................................10

2.3 Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air..................13

2.3.1Pengelolaan Kualitas Air..................................................................13

2.3.2Pengendalian Pencemaran Air.........................................................19

2.4 Latihan......................................................................................................23

2.5 Rangkuman...............................................................................................23

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi ii

Page 4: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

PENUTUP.............................................................................................................24A. Simpulan.........................................................................................................24

B. Tindak Lanjut...................................................................................................24

EVALUASI FORMATIF.........................................................................................26A. Soal.................................................................................................................26

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut......................................................................27

DAFTAR PUSTAKAGLOSARIUMKUNCI JAWABAN

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii

Page 5: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 - Parameter Limbah Cair Industri yang Tidak Memenuhi BMLC Industri

SK.Gub, Jabar No. 6/1999, di DAS Citarum Hulu.................................................15

Tabel 2. 2 - Tabel Kualitas Air S. Citarum di Wangisagara, Majalaya, Margahayu

dan Nanjung..........................................................................................................19

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iv

Page 6: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 - Proses Tercemarnya Sungai..........................................................18

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi v

Page 7: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

PETUNJUK PENGGUNAAN

Deskripsi Modul Konservasi Sumber Daya Air ini terdiri dari 2 (dua) materi pokok. Materi

pokok pertama membahas definisi, maksud dan tujuan konservasi sumber daya

air. Materi pokok kedua membahas kegiatan konservasi sumber daya air.

Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang

berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk mengetahui

dan memahami pengelolaan sumber daya air terpadu. Setiap materi pokok

dilengkapi dengan latihan yang menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta

pelatihan setelah mempelajari materi pada materi pokok.

PersyaratanDalam mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menyimak

dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat memahami dengan

baik materi yang merupakan kemampuan wawasan umum dari Pelatihan

Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Untuk menambah wawasan, peserta

diharapkan dapat membaca terlebih dahulu materi yang berkaitan dengan

Konservasi Sumber Daya Air dalam ruang lingkup pengelolaan sumber daya air

terpadu dan sumber lainnya.

MetodeDalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan

kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pengajar/Widyaiswara/Fasilitator,

adanya kesempatan brainstorming dan diskusi.

Alat Bantu/MediaUntuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat

Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board

dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, modul dan/atau bahan ajar serta

film/visualisasi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi

Page 8: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

Kompetensi DasarSetelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan

mampu mengetahui dan memahami tentang konservasi sumber daya air.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vii

Page 9: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam rangka pelaksanaan bidang sumber daya air pada umumnya dan

pengelolaan Sumber Daya Air terpadu pada khususnya, maka perlu dilakukan

pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas dan profesional

dalam bidangnya. Tuntutan untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan memiliki ASN

yang mempunyai integritas dan profesional tentunya membutuhkan kesungguhan

dan kesiapan sumber daya manusia yang baik melalui penyaringan penerimaan

ASN yang baik dan selektif. Juga tidak bisa diabaikan adalah pentingnya

pembinaan, pendidikan dan pelatihan sumber daya ASN untuk membentuk dan

mengkader aparatur yang berintegritas dan profesional.

Kesiapan sumber daya aparatur yang baik dan berkualitas tentunya akan

memudahkan berlangsungnya proses reformasi birokrasi yang sedang dijalankan.

Sehubungan dengan hal tersebut faktor kesiapan dan kemauan untuk mengubah

pola pikir, sikap dan perilaku sebagai PNS yang berintegritas dan profesional

menjadi pondasi dan esensi strategis yang ikut menentukan keberhasilan

pelaksanaan pengelolaan sumber daya air terpadu.

Salah satu upaya untuk menciptakan aparatur yang profesional adalah dengan

mengikuti pelatihan ini. Dengan keikutsertaan pada pelatihan tersebut maka

diharapkan seorang ASN akan mampu untuk melaksanakan tugas dan fungsi

dengan sebaik-baiknya khususnya ASN yang akan menjalankan kegiatan

pengelolaan sumber daya air terpadu.

B. Deskripsi SingkatMata pelatihan ini membahas materi yang berkaitan dengan konservasi sumber

daya air sebagai salah satu upaya untuk menjaga dan memepertahankan

kelangsungan dan keberadaan sumber daya air, yang disajikan dengan

menggunakan metode brainstorming, ceramah interaktif, dan diskusi.

Keberhasilan peserta pelatihan dinilai dari kemampuan untuk memahami dan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 1

Page 10: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

menjelasakan hal-hal yang berkaitan dengan konservasi sumber daya air sebagai

salah satu upaya pengelolaan sumber daya air terpadu.

C. Tujuan Pembelajaran1. Kompetensi Dasar1.

1.1.

1.2.

Setelah mengikuti pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan mampu

memahami dan menjelaskan konservasi sumber daya air sebagai salah satu

upaya pengelolaan sumber daya air tepadu.

2. Indikator KeberhasilanSetelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu :

1) Menerapkan Konservasi Sumber Daya Air;

2) Melaksanakan Kegiatan Konservasi Sumber Daya Air.

D. Materi Pokok dan Sub Materi PokokDalam modul Konservasi Sumber Daya Air ini akan membahas materi :

1. Definisi, maksud dan tujuan konservasi sumber daya air

a) Definisi konservasi sumber daya air

b) Maksud dan tujuan konservasi sumber daya air

2. Kegiatan konservasi sumber daya air

a) Perlindungan dan pelestarian sumber air

b) Pengawetan air

c) Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air

E. Estimasi WaktuAlokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk

mata pelatihan “Konservasi Sumber Daya Air” ini adalah 6 (enam) jam pelajaran

(JP) atau sekitar 270 menit.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 2

Page 11: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

MATERI POKOK 1DEFINISI, MAKSUD DAN TUJUAN KONSERVASI SUMBER DAYA

AIR

1.1 Definisi Konservasi Sumber Daya AirPengelolaan sumber daya air terpadu adalah suatu proses koordinasi

pengembangan pengelolaan sumber daya air, tanah, dan sumber daya manusia

dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatannya dengan cara-cara yang tepat,

tanpa mengganggu kestabilan ekosistem sumber daya air tersebut. Selain itu

pengelolaan sumber daya air terpadu juga merupakan aplikasi dari cara struktural

dan non struktural untuk mengendalikan sistem sumber daya air, baik alami

maupun buatan, untuk kepentingan manusia dan tujuan-tujuan lingkungan.

Dengan demikian pengelolaan sumber daya air dapat didefinisikan sebagai upaya

untuk merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi

penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumberdaya air,

dan pengendalian daya rusak air.

Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta

keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia

dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk

hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.

1.2 Maksud dan Tujuan Konservasi Sumber Daya AirKonservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber daya

air dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan dan

keberadaan sumber daya air, termasuk daya dukung, daya tampung, dan

fungsinya. Konservasi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 3

Indikator keberhasilan : setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan

mampu menjelaskan definisi, maksud dan tujuan konservasi sumber daya air.

Page 12: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan

kualitas air, serta pengendalian pencemaran air, dengan mengacu pada pola

pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai, dan dipakai sebagai

acuan dalam perencanaan tata ruang.

1.3 Latihan1. Jelaskan definisi dari konservasi sumber daya air menurut pendapat anda!

2. Jelaskan maksud dari di selenggarakannya konservasi sumber daya air!

3. Jelsakan tujuan dari diselenggarakannya konservasi sumber daya air!

1.4 RangkumanPengertian Konservasi Sumber daya air, merupakan salah satu upaya dalam

Pengelolaan Sumber daya air, dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan

kelangsungan dan keberadaan Sumber daya air, melalui kegiatan yang mengacu

kepada Pola Pengelolaan Sumber daya air.

Konservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber daya

air dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan dan

keberadaan sumber daya air, termasuk daya dukung, daya tampung, dan

fungsinya.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 4

Page 13: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

MATERI POKOK 2KEGIATAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta

keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia

dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk

hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.

Konservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber daya

air dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan dan

keberadaan sumber daya air, termasuk daya dukung, daya tampung, dan

fungsinya. Konservasi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan

perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan

kualitas air, serta pengendalian pencemaran air, dengan mengacu pada pola

pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai, dan dipakai sebagai

acuan dalam perencanaan tata ruang.

Konservasi sumber daya air dilaksanakan pada sungai, danau, waduk, rawa,

cekungn air tanah, sistem irigasi, daerah tangkapan air, kawasan suaka alam,

kawasan pelestarian alam, kawasan hutan dan kawasan pantai.

2.1 Perlindungan dan Pelestarian Sumber AirPerlindungan dan pelestarian sumber daya air dimaksudkan untuk melindungi dan

melestarikan sumber air beserta linkungannya terhadap kerusakan dan gangguan

yang disebabkan oleh daya alam dan aktifitas manusia, dan dipakai sebagai dasar

untuk penatagunaan lahan, agar sumber daya air dapat dimanfaatkan secara

berkelanjutan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 5

Indikator keberhasilan : setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan

mampu menjelaskan macam-macam kegiatan konservasi sumber daya air.

Page 14: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

Pada dasarnya setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat

menyebabkan rusaknya sumber air dan prasarananya, menurunnya potensi

sumber air, serta mengakibatkan terjadinya pencemaran air dan sumber daya

air.

Upaya pelestarian sumber air yang menjadi dasar dalam penatagunaan lahan,

secara umum dapat dilakukan melalui :

a) Pemeliharaan dan mempertahankan fungsi resapan air dan daerah tangkapan

air. Upaya pelestarian ini dapat dilakukan melalui pelarangan/ijin penggunaan

zone/daerah tangkapan air untuk pengembangan pemukiman dan lokasi-

lokasi komercial lainnya. Kalaupun zone resapan air ini akan digunakan untuk

pengembangan pemukiman, seyoganya di persyaratkan adanya penerapan

kebijakan pemanfaatan lahan dengan “Zero Run Off Polecy”.

b) Pengendalian pemanfaatan sumber air, berupa perizinan yang ketat, atau

pelarangan pemanfaatan sumber air. Peraturan ini dapat diterapkan pada

kegiatan pengambilan bahan dasar sungai (pasir, kerikil ataupun batu-batuan)

dalam upaya pengamanan/pemeliharaan atas palung sungai sebagai badan

sumber air.

Perijinan ini bisa dikeluarkan oleh Gubernur atau Bupati berdasarkan atas

kriteria jumlah volume material dasar sungai yang akan ditambang.

c) Pengisian air pada sumber air, seperti pemindahan aliran air dari satu daerah

aliran sungai ke daerah aliran sungai lainnya, dengan pekerjaan sudetan,

interkoneksi, atau suplesi, serta melakukan imbuhan air tanah. Pengisian air

pada sumber air juga dapat diterapkan adanya peraturan dalam melakukan

alokasi air pada lokasi bendung irigasi, misalnya adanya pelarangan terhadap

pengambilan air yang secara keseluruhan digunakan untuk air irigasi/ air baku

lainnya, sehingga pemberian air ke sungai dibagian hilir nol. Hal ini berarti

aliran pemeliharaan (maintenance flow) diabaikan.

d) Pengaturan sarana dan prasarana sanitasi, seperti pengelolaan air limbah dan

persampahan

e) Perlindungan sumber air, dalam kaitannya dengan kegiatan pembangunan

dan pemanfaatan lahan di sekitar sumber air. Kegiatan jenis ini selain

“Pengendalian Material Dasar Sungai” seperti yang telah diuraikan pada butir

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 6

Page 15: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

b) juga dapat dilakukan melalui penataan pemanfaatan lahan bantaran sungai

dalam pengamanan alur sungai dari bahaya longsoran tebing sungai,

sedimentasi pada alur sungainya, terdegradasinya kemampuan alur sungai

dalam mengalirkan debit banjir. Rencana serta kegiatan-kegiatan

pembenahan lingkungan sungai (River Environment) lainnya dalam

meningkatkan manfaat sungai sebagai sumber air.

f) Pengendalian pemanfaatan lahan di daerah hulu

g) Pengaturan daerah sempadan sumber air (River Environment)

h) Rehabilitasi hutan dan lahan pertanian

i) Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian

alam

Metode pelestarian sumber daya air yang dapat dilakukan melalui pendekatan

sosial, ekonomi, dan budaya, adalah sebagai berikut:

a) Cara VegetatifPelestarian sumber daya air secara vegetative ini menggunakan tanaman,

tumbuhan atau sisa tanaman sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi

laju erosi, dengan cara mengurangi daya rusak butiran air hujan yang jatuh

dan daya rusak aliran permukaan.

Pelestarian sumber daya air dengan cara ini menjalankan fungsinya melalui :

1) Pengurangan daya rusak butiran air hujan yang jatuh, karena proses

intersepsi butiran air hujan oleh daun atau tajuk tanaman

2) Pengurangan volume air permukaan, karena meningkatnya kapasitas

infiltrasi oleh perakaran tanaman

3) Memperlambat aliran air permukaan, karena meningkatnya panjang

lintasan aliran permukaan oleh keberadaan tanaman

4) Pengurangan daya rusak aliran air permukaan, karena pengurangan

kecepatan dan volume aliran air permukaan karena meningkatnya panjang

lintasan dan kekasaran permukaan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 7

Page 16: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

b) Cara MekanisPelestarian sumber daya air dengan cara ini pada prinsipnya adalah

mengurangi banyaknya butiran tanah yang hilang karena erosi, serta

memanfaatkan air hujan yang jatuh seefisien mungkin, mengendalikan

kelebihan air di musim hujan, dan menyediakan air yang cukup di musim

kemarau.

Pelestarian sumber daya air secara mekanis mempunyai fungsi :

1. Memperlambat aliran air permukaan

2. Menampung dan mengalirkan aliran air permukaan, sehingga tidak

merusak

3. Memperbesar kapasitas infiltrasi air ke dalam tanah

4. Menyediakan air bagi tanaman.

Adapun usaha pelestarian sumber daya air secara mekanis, antara lain

meliputi pengolahan tanah menurut garis kontour, pembuatan terasering,

pembuatan saluran air, pembuatan sumur resapan, dan pembuatan dam

pengendali sedimen.

c) Cara KimiawiPelestarian sumber daya air dengan cara ini pada prinsipnya adalah

memperkuat struktur permukaan tanah dengan mencampur bahan kimiawi

atau pemantap tanah, sehingga tidak mudah tererosi oleh butiran atau aliran

air hujan.

Bahan pemantap tanah yang dapat dipakai untuk pelestarian sumber daya air

harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1) Mempunyai sifat yang adhesif, serta dapat bercampur dengan tanah secara

merata

2) Dapat merubah sifat hidropobik tanah, sehingga dapat merubah kurva

penahanan air tanah

3) Dapat meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, sehingga dapat

mempengaruhi kemampuan tanah dalam menahan air

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 8

Page 17: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

4) Daya tahan sebagai pemantap tanah cukup memadai

5) Tidak bersifat racun

Berbagai jenis bahan pemantap tanah yang sering dipakai antara lain polylinyl

acetate, polyvinyl pyrrolidone, aspalt, latex, dan sebagainya.

2.2 PengawetanPengawetan air dimaksudkan untuk memelihara keberadaan dan ketersediaan air

atau kuantitas air, baik air permukaan maupun air tanah sesuai dengan fungsi dan

manfaatnya.

2.2.1 Pengelolaan Kuantitas Air Permukaanpengelolaan kuantitas air permukaan dimaksudkan untuk mempertahankan dan

meningkatkan potensi/kuantitas air permukaan yang tersedia, sebagai salah satu

cara untuk melakukan konservasi sumber daya air, sebagai berikut:

a) Pengendalian Aliran Permukaan

Pengendalian air permukaan dilakukan dengan memperpanjang waktu air

tertahan dipermukaan tanah dan meningkatkan air yang dapat masuk ke

dalam tanah. Berdasarkan hasil penelitian air permukaan pada tanaman di

lahan kering untuk bebagai jenis tanah dan berbagai metode konservasi yang

berbeda (Pusat Penelitian Tanah, Bogor), dapat disimpulkan bahwa terdapat

korelasi yang besar antara penurunan aliran permukaan dengan penerapan

metode konservasi, terutama untuk lahan kering/tegalan dengan

permeabilitas yang rendah.

b) Pemanenan Air Hujan

Pemanenan air hujan dalam skala kecil dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

rumah tangga dan ternak, terutama menjelang dan selama musim kemarau

panjang, dengan mengumpulkan air hujan yang mengucur dari atap rumah.

Air hujan yang berkualitas baik dapat dikumpulkan dari atap rumah yang

bersih dan terbuat dari bahan yang tahan korosi, demikian pula dengan bak

penampungnya. Sebaiknya air hujan yang jatuh pada awal musim hujan

tidak dimasukan ke dalam bak penampung air hujan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 9

Page 18: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

Untuk skala yang lebih besar, pemanenan air hujan pada dasarnya dapat

dilakukan di daerah tangkapan air, dengan menampung aliran permukaan

pada suatu kawasan kedalam suatu bak penampungan. Besarnya air hujan

yang dapat dipanen dipengaruhi oleh topografi dan kemampuan lapisan tanah

atas dalam menahan air hujan yang jatuh.

Persiapan pemanenan air hujan dari suatu lahan yang luas, dapat

dikemukakan sebagai berikut :

1) Membuat saluran sejajar dengan garis kontour

2) Membersihkan dan memadatkan bidang/lahan tangkapan air

3) Bila diperlukan dapat pula dilengkapi dengan saluran searah lereng

4) Menampung air hujan yang jatuh dan mengalir di saluran tersebut.

c) Meningkatkan Kapasitas Infiltrasi Tanah

Kapasitas infiltrasi tanah sangat mempengaruhi volume air yang dapat masuk

ke dalam tanah, dan dalam rangka konservasi sumber daya air, dapat

ditingkatkan dengan memperbaiki struktur tanah.

Cara yang paling efektif dalam meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah adalah

dengan menutup permukaan tanah dengan tanaman, atau mencampurnya

dengan bahan organik.

2.2.2 Pengelolaan KuantitasAir TanahPengelolaan kuantitas air tanah dimaksudkan untuk mempertahankan dan

meningkatkan potensi/kuantitas air tanah yang tersedia. Beberapa kegiatan yang

bisa dilakukan guna mencegah terjadinya penurunan kuantitas air tanah adalah :

a) Pengaturan Tata Ruang di Daerah Resapan

Dalam penentuan tata ruang dan pengembangan wilayah suatu daerah harus

memperhatikan daerah resapan air tanah, karena dari daerah inilah sumber

air tanah akan terbentuk dan dari daerah inilah besar atau kecilnya potensi air

tanah dalam suatu cekungan air tanah ditentukan. Fungsi daerah resapan

utama perlu dipertahankan baik dengan cara menjadikan daerah lindung atau

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 10

Page 19: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

dengan cara rekayasa peningkatan resapan sehingga jumlah air yang bisa

meresap kedalam tanah tetap atau menjadi lebih besar.

b) Perlindungan daerah imbuhan air tanah

Perlindungan daerah imbuhaan air tanah dapat dilakukan dengan beberapa

cara :

1) Pengambilan air tanah diperbolehkan hanya untuk keperluan air minum

dan rumah tangga masyarakat setempat

2) Menghindarkan kegiatan penggunaan lahan yang dapat merusak fungsi

daerah imbuhan seperti pemupukan yang berlebihan, pembuangan

sampah, pendirian industri penghasil limbah pencemar.

3) Penggunaan lahan di daerah resapan, seperti bangunan beton, jalan

beraspal dll.

c) Perlindungan Sempadan Mata Air

Mata air merupakan bagian dari air tanah dari akuifer yang keluar kembali

menjadi air permukaan dan menjadi aliran dasar (base flow) sungai. Di daerah

monphologi lereng krucut gunung api, mata air merupakan salah satu tanda

batas bawah dari daerah resapan air tanah. Oleh karenanya jika terjadi

perubahan debit mata air akan mencerminkan adanya perubahan resapan air

di daerah resapan mata air tersebut.

d) Pengisian Air Tanah Secara Buatan

Meskipun bendungan telah dibangun di suatu sungai, sebagian air yang

mengalir dimusim hujan masih akan terbuang keluar waduk, dan kelebihan air

ini dapat dikonservasi melalui pengisian akuifer di dalam tanah secara

buatan. Pengisian buatan akuifer tersebut merupakan upaya meningkatkan

yield total dan merupakan salah satu sarana untuk manajemen sumber daya

air.

Simpanan air dalam tanah ini merupakan sumber air yang dapat dihandalkan

untuk menambah potensi sumber daya air, dan kemampuan tanah untuk

menyimpan air tergantung dari tinggi muka air tanah dan pori-pori tanah.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 11

Page 20: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

Syarat-syarat fisik yang diperlukan untuk pengisian air tanah secara buatan,

antara lain :

1) Tersedia akuifer dengan kapasitas dan permeabilitas yang memadai

2) Tersedia cukup air untuk melakukan pengisian

3) Pemompaan air tidak boleh berlebihan, agar tingkat pengimbuhannya

tidak rendah

4) Kualitas air yang akan diisikan cukup memadai bila dibandingkan

dengan air tanah yang ada.

Pengisian resevoir air tanah secara buatan ini dapat dipakai untuk :

1) Menyimpan kelebihan air permukaan menjadi air tanah

2) Memperbaiki kualitas air tanah dengan mencampur air tanah lokal

dengan air pengisian

3) Membentuk tabir tekanan untuk mencegah instrusi air laut

4) Meningkatkan produksi pertanian karena lebih terjaminnya air irigasi

5) Menurunkan biaya pemompaan air tanah karena kedalaman air tanah

yang relatif menjadi kecil

6) Mencegah terjadinya penurunan muka tanah

e) Pengendalian Pengambilan Air Tanah

Pengambilan air tanah melalui sumur-sumur akan menyebabkan lengkung

penurunan muka air tanah. Makin besar laju pengambilan air tanah akan

semakin curam lengkung permukaan air tanah di sekitar sumur-sumur

tersebut, sampai terjadi keseimbangan baru bila terjadi pengisian di daerah

resapan.

Keseimbangan baru ini akan terjadi bila laju pengambilan air tanah lebih kecil

dari pengisian air hujan di daerah resapan, namun bila laju pengambilan air

tanah lebih besar dari pengisiannya maka lengkung penurunan muka air

tanah di antara sumur-sumur tersebut akan semakin curam, dan akan terjadi

penurunan muka tanah secara permanen.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 12

Page 21: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

Untuk itu dalam kerangka konservasi sumber daya air, maka pemanfaatan

air tanah harus dapat dikendalikan, dan disesuaikan dengan besarnya

pengimbuhan atau pengisian oleh air hujan di daerah resapan

2.3 Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air2.3.1 Pengelolaan Kualitas AirPengelolaan kualitas air dimaksudkan untuk mempertahankan dan memulihkan

kualitas air yang masuk dan yang berada pada sumber air, dengan cara

memperbaiki kualitas air pada sumber air dan prasarana sumber air.

a) Kualitas AirKualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu

dalam memenuhi kebutuhan manusia dan lingkungannya, kualitas air dapat

dibedakan atas sifat dan karakteristiknya sebagai berikut :

a. Sifat Fisik

Karakteristik fisik yang mempengaruhi kualitas air antara lain :

(a) Bahan-bahan padat, diukur dengan melakukan penyaringan,

pengendapan dan penguapan, zat padat ini dapat mempengaruhi

kualitas air.

(b) Kandungan sedimen, mempengaruhi tingkat/proses pendangkalan

saluran, sungai dan waduk, serta mempengaruhi biaya pengolahan air

bersih. Air tanah dan air waduk yang kurang mengandung sedimen,

kurang baik untuk air irigasi.

(c) Kekeruhan, karena adanya kandungan material yang kasat mata

dalam air, seperti tanah liat, lempung, bahan organik dan non organik,

tingkat kekeruhan air diukur dengan turbidmeter.

(d) Warna, air murni tidak berwarna, dan warna air diakibatkan oleh

adanya material yang larut atau koloid dalam suspensi atau mineral.

Sinar matahari secara alamiah mempunyai sifat disinfeksi dan

mengelantang terhadap bahan pewarna air, tapi sifatnya terbatas.

(e) Bau dan rasa, rasa dalam air biasanya akibat adanya garam-garam

terlarut. Bau dan rasa dalam air pada umumnya disebabkan

keberadaan mikro-organisme, bahan organik, bahan mineral, dan gas

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 13

Page 22: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

terlarut. Untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak dikehendaki

dapat dilakukan aerasi, pemakaian potassium permanganat,

pemakaian karbon aktif, koagulasi, sedimentasi, dan filtrasi.

(f) Temperatur, tergantung dari sumbernya, temperatur normal/alami di

daerah tropis berkisar antara 20 - 30 0 C.

b. Sifat Kimia

Kandungan zat kimia yang berpengaruh terhadap kesesuaian

penggunaan air, antara lain :

1) pH, sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air, dapat diukur

dengan potensiometer untuk mengukur potensi listrik yang

dibangkitkan oleh ion H+ atau bahan celup penunjuk warna seperti

methyl orange atau phenolphthalerin. Air murni mempunyai nilai pH =

7, sedangkan air dengan pH nilai diatas 7 bersifat asam, dan dibawah

nilai 7 bersifat basa.

2) Alkalinitas, karena adanya garam-garam alkalin yang berada di

kandungan air, seperti karbonat dan bikarbonat dari kalsium, sodium

dan magnesium, yang dinyatakan dalam mg/lt ekivalen kalsium

karbonat.

3) Kesadahan, terkait dengan penyediaan air bersih, air dengan

kesadahan tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum

membentuk busa.

4) Kesadahan air sementara karena keberadaan kalsium dan magnesium

bikarbonat dapat dihilangkan dengan mendidihkan air atau menambah

kapur dalam air, sedangkan kesadahan permanen karena kalsium,

magnesium sulfat, chlorida dan nitrat dapat dilunakkan dengan

perlakuan khusus.

c. Sifat Biologi

Air permukaan umumnya mengandung berbagai macam organisme hidup,

sedangkan air tanah relatif lebih bersih karena adanya proses

penyaringan oleh akuifer.

Jenis organisme yang terdapat dalam kandungan air meliputi :

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 14

Page 23: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

1) Macroskopik, seperti ganggang dan rumput laut, dapat menurunkan

kualitas air, dalam hal rasa, warna dan bau, dapat dihilangkan dengan

proses purifikasi.

2) Microsopik, seperti jamur dan alga dapat mempengaruhi kekeruhan

dan warna air, serta memberi andil terhadap rasa dan bau air yang

tidak diinginkan, dapat dikendalikan dengan sulfat atau chlorida.

3) Bakteri, baik yang menimbulkan penyakit (pathogen), maupun yang

tidak menimbulkan penyakit (non pathogen),kebeadaannya dapat

diketahui dengan melalui E-colli Test.

Virus merupakan organisme penyebab infeksi, lebih kecil dari bakteri,

dapat dikendalikan dengan clorinasi dikombinasikan dengan penonaktifan

virus.

Tabel 2.1 - Parameter Limbah Cair Industri yang Tidak Memenuhi BMLC Industri SK.Gub, Jabar No. 6/1999, di DAS Citarum Hulu

Jenis IPAL Industri Tekstil

Jumlah

Industri yang Tidak Memenuhi BMLC SK.Gub Jabar 6/1999,Untuk Parameter :

BOD COD TSS Fenol Krom Amoniak Sulfida

Minyak &

Lemak

F, K, B 16(16%) 11 12 11 - - - 10 -

F, K 66(66%) 57 59 56 4 1 19 58 9

F 2(2%) 2 2 2 - 1 2 2 2

Tidak Diolah 16(16%) 16 16 15 5 3 8 16 8

Jumlah Industri 100% 86 89 84 9 5 29 86 19

Keterangan : F = Fisika; K = Kimia; B = Biologi Data 2008

b) Pengelolaan Kualitas Air IrigasiPengelolaan kualitas air untuk irigasi pada dasarnya adalah mempertahankan

kualitas air, baik air pemukaan maupun air tanah agar memenuhi syarat untuk

dipakai sebagai air irigasi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 15

Page 24: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

Kualitas air sungai di daerah tropis pada umumnya telah memenuhi syarat

untuk air irigasi, kecuali sungai yang melalui daerah industri, atau yang telah

tercemar oleh limbah industri yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Pemberian air irigasi dengan kualitas yang baik, dapat memperbaiki struktur

tanah, karena kandungan kalsium dalam air, dan proses pencucian garam-

garam yang dikandung dalam tanah.

Faktor- faktor yang mempengaruhi kesesuaian air irigasi antara lain :

1) Konsentrasi Total Garam Terlarut, dinyatakan dengan daya hantar listrik,

dengan unit satuan decisiemens per meter (dS/m) atau milimhos per

sentimeter (mmhos/cm).

Klasifikasi air irigasi dikaitkan dengan daya hantar listrik, dibedakan atas 4

kelompok, yakni :

(a) Sanilitas rendah, 0,1 - 0,25 dS/m

(b) Sanilitas sedang, 0,25 - 0,75 dS/m

(c) Sanilitas tinggi, 0,75 - 2,25 dS/m

(d) Sanilitas sangat tinggi, 2,25 - 5,00 dS/m

Konsentrasi garam yang berlebihan dalam air irigasi akan berpengaruh

negatif terhadap :

(a) Mengurangi aktifitas osmosis tanaman, sehingga mengurangi

penyerapan nutrisi dari tanah

(b) Mempengaruhi proses metabolisme melalui reaksi kimianya

(c) Mengurangi permeabilitas tanah

(d) Mencegah atau mengurangi aerasi

(e) Mengurangi/ mencegah sistem drainase tanah

2) Nisbah Serapan Sodium (Sodium Absorption Rasio–SAR), merupakan

perbandingan antara jumlah sodium relatif dengan kation-kation lain.

Klasifikasi air irigasi, dikaitkan dengan nilai SAR dapat dibedakan atas 4

kelompok, yaitu :

(a) Sodium rendah (1 - 10), dapat dipakai untuk irigasi berbagai jenis

tanaman

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 16

Page 25: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

(b) Sodium sedang (10 - 18), dapat dipakai untuk irigasi, bila dilakukan

pencucian tanah yang memadai

(c) Sodium tinggi (18 - 26), tidak dapat dipakai untuk irigasi, yang sistem

drainasenya tidak baik

(d) Sodium sangat tinggi (> 26), tidak sesuai untuk irigasi dalam keadaan

normal

3) Akumulasi Garam Dalam Tanah, terutama pada daerah irigasi dengan

curah hujan yang rendah untuk pencucian garam dalam tanah yang

terbatas, sehingga cenderung terjadi penumpukan garam pada lahan

pertanian, dan dapat menurunkan tingkat pertumbuhan tanaman.

c) Pengelolaan Kualitas Air Rumah TanggaPengelolaan kualitas air untuk rumah tangga pada dasarnya adalah

mempertahankan kualitas air, agar dapat memenuhi persyaratan yang

ditentukan, yaitu air baku untuk air minum, atau klasifikasi air kelas satu,

sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Air tersebut harus aman dan sehat, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak

berasa karena terlarutnya gram mineral atau bahan mineral lainnya.

Persyaratan kualitas air untuk rumah tangga, baik parameter fisik, kimia

anorganik, mikrobiologi dan radioaktifitas, dapat dilihat pada lampiran dari

Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tersebut diatas.

Salah satu sistim Pengelolaan kualitas air untuk rumah tangga adalah sistim

IPAL (instalasi Pengelolaan Air Limbah), Sarana Sanitasi sistim ini masih

sangat terbatas dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk di berbagai

kota besar. Akibat dari keterbatasan sarana ini, banyak sungai yang kualitas

airnya sudah tercemar.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 17

Page 26: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

Gambar II. 1 - Proses Tercemarnya Sungai

d) Pengelolaan Air Limbah IndustriKegiatan industri banyak terdapat di daerah perkotaan, walaupun penanganan

limbah cair industri telah dilaksanakan sejak tahun 1989 dari kegitan Program

Kali Bersih (Prokasih) yang diprakarsai oleh Bapedal Pusat, Namun beberapa

diantaranya limbahnya masih bermasalah. Hal ini dapat diketahui dari

pemenuhan terhadap Baku Mutu Limbah Cair (BMLC) dari setiap industri.

Dari penelitian industri tekstil di DAS Citarum Hulu (Ratna Hidayat, 2004)

terdapat 84 dari 100 industri telah dilengkapi IPAL Industri, namun effluent

IPAL yang dibuang ke S. Citarum tidak memenuhi Baku Mutu Limbah Cair

(BMLC) seperti yang ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 18

Teknologi Pengelolaan Air Limbah Penduduk

Perorangan (Individu)

Gabungan (Sewerage System & IPAL)

Black Water Grey WaterBlack & Grey Water Disalurkan ke

Sewerage System

Tengki Septik

Tdk Diolah (Dibuang Langsung)

IPAL Gabungan(Jumlah Terbatas)

P e n c e m a r a n S u n g a i

RATNAH H – 08 – PLUS F1 PRINT

Page 27: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

Tabel 2. 2 - Tabel Kualitas Air S. Citarum di Wangisagara, Majalaya, Margahayu dan Nanjung

No Parameter

Baku MutuS. CitarumSK.Gub.

No. 39/2000

S. Citarum, di lokasi

Wangisagara Majalaya Margahayu Nanjung

1 BOD, mg/L 6 2,5 – 5,5 4,7 - 15 12,1 – 46,2 17,6 – 80,1

Tidak Memenuhi -- 92% 100% 100%

2 COD, mg/L 10 5,2 – 10,5 11,2 – 35,9 29,3 – 131,436,8 –

152,1

Tidak Memenuhi 5% 100% 100% 100%

3 DO, mg/L ≥ 3 3,7 – 6,4 3,1 - 6 3 -7,4 1,8 – 5,3

Tidak Memenuhi -- -- -- 97%

4 Amoniak, mg/L 0,02 0,01 - 0,07 0,01 - 1,29 0,01 – 1,40 0,01 – 1,40

Tidak Memenuhi 8% 64% 94% 94%

5 Nitrit, mg/L 0,06 0,01 - 0,14 0,04 – 0,12 0,01 – 0,97 0,05 – 1,72

Tidak Memenuhi 6% 67% 94% 86%

6Koli Tinja,

Jml/100 mL2000 (0,58-6,7)x104

(3,6-

48)x104

(0,26-

440)x105

(3,9-

25)x105

Tidak memenuhi 100% 100% 100% 100%

Ket : BOD, COD dan DO (Disolved Oxygen) pengukuran Tahun 2002 -2004;Koil Tinja pengukuran bulanan tahun 2002; n = jumlah data 36, kecuali Pengukuran bakteri n = 4

2.3.2 Pengendalian Pencemaran AirPengendalian pencemaran air dimaksudkan untuk mempertahankan dan

memulihkan kualitas air yang masuk dan yang berada pada sumber air, dengan

cara mencegah masuknya pencemaran air pada sumber air dan prasarana

sumber air.

a) Sumber PencemarBerbagai jenis limbah yang terjadi karena proses alam dan/ atau aktifitas

manusia, dan dapat mencemari air dan sumber air, antara lain :

1) Limbah Domestik, meliputi air buangan sanitari, dari toilet, dapur, restoran,

hotel, rumah sakit, laundry dan sebagainya, yang dibuang kesaluran

drainase atau sungai. Limbah ini terutama mengandung bahan organik

yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikro organisme, bakteri

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 19

Page 28: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

yang berbahaya, serta bahan detergen yang dapat mengganggu atau

mematikan kehidupan organisme air dan merusak lingkungan.

2) Limbah Industri, sering mengandung bahan kimia seperti asam, alkali,

minyak, phenol, dan mercury yang dapat masuk/diserap ke dalam rantai

makanan tumbuhan, dan hewan air,dan bahkan sampai ketubuh manusia.

3) Limbah Pertanian, karena penggunaan pupuk, pestisida dan herbisida

yang berkelebihan pada usaha pertanian. Limbah ini di dalam air sulit,

atau memerlukan waktu yang lama untuk terdegradasi oleh mikro

organisme.Limbah pertanian dapat pula berupa kotoran hewan, sisa

makanan ternak dan poultry.

4) Sedimen/atau Lumpur, karena erosi tanah yang terbawa hanyut oleh

aliran permukaan ke sistem saluran/sungai, dapat menyebabkan

kekeruhan air yang dapat mengurangi penetrasi sinar matahari kedalam

air. Hal tersebut menyebabkan proses fotosintesis tumbuhan dalam air

tidak dapat berlangsung dengan baik, kandungan oksigen dalam air akan

menurun dan kandungan karbondioksida akan meningkat, dan dapat

mempengaruhi kehidupan hewan air.

Pada dasarnya pencemaran air tersebut di atas dapat dikendalikan, dan

tehnologi yang ada dapat mengeluarkan cemaran dan bakteri dari dalam

air.

b) Pengendalian Pencemaran 1) Cara Teknis

Pengendalian pencemaran air secara teknis dapat dilakukan dengan cara

preventif maupun kuratif. Tindakan preventif ditujukan untuk menjaga

regim sungai, dimana limbah buangan yang masuk kedalamnya sudah

dalam kondisi yang baik.

Beberapa tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mengendalikan

pencemaran air, antara lain :

(a) Pengolahan air limbah,baik limbah domestik maupun limbah industri.

Pengolahan limbah domestik dipengaruhi oleh karakteristik bahan

padat yang dikandungnya dan ketersediaan fasilitas buangan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 20

Page 29: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

Limbah domestik perlu diolah lebih dulu sebelum dibuang ke sungai,

terutama pada musim kemarau dimana debit sungai relatif kecil.

Untuk menghilangkan atau mendekomposisi polutan padat yang

terdapat dalam air limbah domestik, air limbah tersebut diolah

melalui proses fisik, biologi dan kimia. Pertama kali air limbah dialirkan

melalui saringan untuk memisahkan polutan padat yang berukuran

besar, yang umumnya mencakup 1/3 dari beban polutan. Kemudian

air limbah tersebut dilewatkan pada kolam pengendapan untuk

mengendapkan pasir dan kerikil, dan selanjutnya dialirkan ke tangki

pengendapan besar dan diendapkan untuk beberapa saat, sehingga

sisa material padat yang lolos akan mengendap di dasar tangki atau

terapung di permukaan sebagai busa atau sampah. Air yang berada

di kedua komponen tersebut dikeluarkan dari tangki, dan diklorinasi

untuk membunuh bakteri yang ada, untuk selanjutnya dialirkan ke

sungai. Sedangkan endapan yang terjadi dikeluarkan dari tangki dan

dikeringkan untuk dijadikan pupuk atau bahan yang bermanfaat

lainnya.

Pengolahan limbah buangan industri pada prinsipnya tidak berbeda

dengan pengolahan limbah domestik, yaitu meliputi penyaringan,

penampungan, sedimentasi dengan atau tanpa netralisasi, koagulasi

dan pengolahan secara biologis.

(b) Pemilihan Lokasi industri,jenis-jenisindustri yang membuang air limbah

dalam jumlah yang besar, seperti industri baja, kertas dan

sebagainya, akan lebih baik bila ditempatkan pada lokasi-lokasi

tertentu dimana biaya sosialnya rendah.

(c) Penggunaan kembali,pengolahan air limbah khususnya untuk industri

lebih baik dilakukan di lokasi industri itu sendiri, sehingga biaya

pengolahan limbah dapat dimasukan dalam biaya operasi/produksi,

dan air limbah yang telah diolah tersebut dapat dipergunakan kembali

(recyling). Dengan cara ini konservasi sumber daya air akan dapat

berjalan dengan baik, dan kebutuhan air yang semakin meningkat

akan dapat dipenuhi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 21

Page 30: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

(d) Penempatan lokasi buangan yang tepat,pembuangan air limbah

harus berada pada suatu lokasi yang cukup tersedia air

pengencernya, sehingga tidak membahayakan air di badan air

penerima. Lebih baik bila lokasi buangan berada di bagian hilir suatu

kota atau permukiman, sehingga kemungkinan pencemaran terhadap

pengambilan air baku untuk air minum tidak terjadi.

(e) Pengendalian Limbah pertanian, pemakaian pupuk dan insektisida

dalam dosis dan waktu yang tepat, yang disertai dengan sistem

drainase yang memadai, sehingga sisa air buangan dari areal

pertanian dapat mengalir lancar, dan tidak terjadi genangan air dan

pengendapan garam dalam tanah.

Selain cara preventif tersebut di atas, pengendalian pencemaran air dapat

pula dilakukan dengan cara kuratif. Kemampuan air untuk

mengembalikan kualitas dirinya sendiri tergantung dari besarnya cemaran

yang dikandungnya. Tergantung pada besar kecilnya cemaran yang

timbul, serta karakteristik sungai, maka pemurnian kembali air sungai

yang besar dapat berlangsung dalam beberapa hari.

2) Cara Non-teknis

Cara ini dilakukan dengan membuat peraturan perundangan yang dapat

merencanakan, mengatur dan mengawasi berbagai kegiatan sedemikian

rupa, sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan sebagai akibat dari

kegiatan tersebut.

Selain itu hal lain yang tidak kalah penting adalah pelaksanaannya, serta

menanamkan perilaku disiplin bagi semua pihak terkait dan masyarakat,

dalam mencegah terjadinya pencemaran air.

Semua pihak yang terkait dan masyarakat dituntut untuk berdisiplin, dan

bertanggungjawab terhadap pelestarian lingkungan, dengan tidak

membuang sampah atau yang dapat menimbulkan pencemaran

lingkungan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 22

Page 31: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

2.4 Latihan1. Sebutkan cara yang dapat dilakukan dalam upaya pelestarian sumber daya

air!

2. Jelaskan cara yang dapat dilakukan dalam pengelolaan kuantitas air sebagai

suatu cara untuk melakukan konservasi sumber daya air!

3. Jelaskan indikator untuk membedakan air berdasarkan atas sifat dan

karakteristiknya!

2.5 RangkumanKonservasi sumber daya air merupakan suatu upaya mempertahankan

keberadaan potensi sumber daya air, baik kuantitas maupun kualitasnya, agar

dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan berkesinambungan, melalui upaya-

upaya pelestarian dan perlindungan sumber daya air, pengawetan air,

pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.

Perlindungan dan pelestarian sumber daya air dimaksudkan untuk melindungi dan

melestarikan sumber air beserta linkungannya terhadap kerusakan dan gangguan

yang disebabkan oleh daya alam dan aktifitas manusia, dan dipakai sebagai dasar

untuk penatagunaan lahan, agar sumber daya air dapat dimanfaatkan secara

berkelanjutan.

Pengawetan air dimaksudkan untuk memelihara keberadaan dan ketersediaan air

atau kuantitas air, baik air permukaan maupun air tanah sesuai dengan fungsi dan

manfaatnya.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 23

Page 32: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

PENUTUP

A. SimpulanKonservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber daya

air dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan dan

keberadaan sumber daya air, termasuk daya dukung, daya tampung, dan

fungsinya. Konservasi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan

perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan

kualitas air, serta pengendalian pencemaran air, dengan mengacu pada pola

pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai, dan dipakai sebagai

acuan dalam perencanaan tata ruang.

Berdasarkan pemaparan di atas, konservasi sumber daya air yang diberikan

kepada ASN khususnya dalam pelaksanaan Pelatihan Pengelolaan Sumber Daya

Air Terpadu dengan tujuan untuk peningkatan wawasan dan pengetahuannya

sehingga diharapkan ASN yang bersangkutan memahami dan

mengimplementasikan konservasi sumber daya air di lapangan.

B. Tindak LanjutSebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti kelas

lanjutan untuk dapat memahami detail Pelatihan Pengelolaan SDA Terpadu dalam

tata kelola dan ruang lingkup bidang sumber daya air dan ketentuan pendukung

terkait lainnya, sehingga memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai

pelatihan yang dilaksanakan.

Selain itu, diharapkan Narasumber/Fasilitator bersama-sama dengan Peserta

dan/atau secara sendiri membuat rangkuman atau simpulan dari pembelajaran,

melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan

secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan

hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan diskusi dan/atau memberikan

tugas baik individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar Peserta.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 24

Page 33: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

Diharapkan setelah memperoleh pembelajaran dari modul ini Peserta dapat

melakukan pengayaan dengan materi yang berkaitan dengan Konservasi SDA,

dan juga perlu dipelajari tentang pengelolaan sumber daya air terpadu yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 25

Page 34: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

EVALUASI FORMATIF

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan diakhir pembahasan modul

Konservasi SDA pada Pelatihan Pengelolaan SDA Terpadu. Evaluasi ini

dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta pelatihan

terhadap materi yang disampaikan dalam modul.

A. SoalAnda diminta untuk memilih salah satu jawaban yang benar dari petanyaan-

pertanyaan di bawah ini!

1. Pembuatan Embung / Situ / Bendungan Kecil, termasuk dalam katagori …

a. Pengawetan air

b. Pengelolaan kualitas air tanah

c. Perlindungan dan pelestarian sumber air

d. Semuanya benar

e. Semuanya salah

2. Metode Pelestarian Sumber daya air yang efektif dan dapat diterapkan adalah

a. Cara Kimiawi

b. Cara Mekanik

c. Cara Vegetatif

d. Cara gabungan antar b) dan c)

e. Semuanya salah

3. Pelaksanaan Pengelolaan Sumber daya air dilakukan melalui proses ...

a. Konservasi Sumber daya air

b. Pendayagunaan Sumber daya air

c. Pengendalian daya rusak air

d. Pengendalian banjir

e. Merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 26

Page 35: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

4. Keberlanjutan dalam definisi konservasi sumber daya air, diartikan pada ...

a. Kuantitas dan kualitasnya

b. Sifat dan fungsi sumber daya air

c. Keberadaannya

d. Pengendalian debit

e. Waktu sekarang maupun yang akan datang

5. Upaya mempertahankan fungsi resapan air yang paling efektif dapat dilakukan

melalui ...

a. Terasering

b. Pembuatan embung-embung

c. Pembuatan sumur resapan

d. Sebagai hutan lindung

e. Semuanya salah

B. Umpan Balik dan Tindak LanjutUntuk mengetahui tingkat penguasaan peserta pelatihan terhadap materi yang di

paparkan dalam materi pokok, gunakan rumus berikut :

Tingkat Penguasaan= JumlahJawabanYang BenarJumlahSoal × 100 %

Arti tingkat penguasaan :

90 - 100 % : baik sekali

80 - 89 % : baik

70 - 79 % : cukup

< 70 % : kurang

Diharapkan dengan materi yang diberikan dalam modul ini, peserta dapat

mengetahui dan memahami pengelolaan SDA terpadu. Proses berbagi dan

diskusi dalam kelas dapat menjadi pengayaan akan materi pengelolaan SDA

terpadu dan juga perlu dipelajari tentang pengelolaan sumber daya air yang

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 27

Page 36: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 28

Page 37: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

Kodoarie, Robert J & Roestam Sjarief. (2005). Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Linsley, Ray K., Frazini, Joseph B.,& Djoko Sasongko. (1995). Teknik Sumber Daya Air. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Notodihardjo, Mardjono. (1989). Pengembangan Wilayah Sungai Di Indonesia. Jakarta : Badan Penerbit PU.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11A Tahun 2006 tentang Pembagian Wilayah Sungai.

Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 1991 tentang Sungai.

Suripin. (2002). Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Undang - Undang RI No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi

Page 38: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

GLOSARIUM

Alkalinitas : Penyangga perubahan pH air dan indikasi kesuburan

yang diukur dengan kandungan karbonat.

BMLC : Baku Mutu Limbah Cair.

Infiltrasi : Aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah itu sendiri.

IPAL : Instalasi Pengelolaan Air Limbah

Kuratif : Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan

pengobatan yang ditunjukan untuk penyembuhan

penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,

pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan

agar kualitas penderitaan dapat terjaga seoptimal

mungkin

Osmosis : Perpindahan molekul air melalui semipermiabel selektif

dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih

pekat atau dari bagian yang konsentrasi air tinggi ke

konsentrasi air rendah.

Topografi : Studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain

seperti planet, satelit alami (bulan dan ssebagainya),

dan asteroid.

Turbidmeter : Salah satu alat umum yang biasa digunakan untuk

keperluan analisa kekeruhan air atau larutan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi

Page 39: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

KUNCI JAWABAN

Berikut ini merupakan kumpulan jawaban atau kata kunci dari setiap butir

pertanyaan yang terdapat di dalam modul. Kunci jawaban ini diberikan dengan

maksud agar peserta pelatihan dapat mengukur kemampuan diri sendiri.

Adapun kunci jawaban dari latihan-latihan dalam materi pokok adalah sebagai

berikut :

Latihan Materi Pokok 11. Definisi dari konservasi sumber daya air :

Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta

keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa

tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi

kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan

datang.

2. Maksud dari konservasi sumber daya air :Konservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber

daya air dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan

dan keberadaan sumber daya air, termasuk daya dukung, daya tampung, dan

fungsinya.

3. Tujuan dari konservasi sumber daya air :Konservasi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan perlindungan

dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan kualitas air,

serta pengendalian pencemaran air, dengan mengacu pada pola pengelolaan

sumber daya air pada setiap wilayah sungai, dan dipakai sebagai acuan

dalam perencanaan tata ruang.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi

Page 40: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

Latihan Materi Pokok 21. Upaya pelestarian sumber air dilakukan melalui :

a) Pemeliharaan dan mempertahankan fungsi resapan air dan daerah

tangkapan air

b) Pengendalian pemanfaatan sumber air, berupa perizinan yang ketat, atau

pelarangan pemanfaatan sumber air:

c) Pengisian air pada sumber air, seperti pemindahan aliran air dari satu

daerah aliran sungai ke daerah aliran sungai lainnya, dengan pekerjaan

sudetan, interkoneksi, atau suplesi, serta melakukan imbuhan air tanah

d) Pengaturan sarana dan prasarana sanitasi, seperti pengelolaan air limbah

dan persampahan

e) Perlindungan sumber air, dalam kaitannya dengan kegiatan pembangunan

dan pemanfaatan lahan di sekitar sumber air

f) Pengendalian pemanfaatan lahan di daerah hulu

g) Pengaturan daerah sempadan sumber air

h) Rehabilitasi hutan dan lahan pertanian

i) Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian

alam

2. Pengelolaan kuantitas air permukaan sebagai salah satu cara untuk melakukan konservasi sumber daya air, sebagai berikut :a) Pengendalian Aliran Permukaan

Pengendalian air permukaan dilakukan dengan memperpanjang waktu air

tertahan dipermukaan tanah dan meningkatkan air yang dapat masuk ke

dalam tanah.

b) Pemanenan Air Hujan

Pemanenan air hujan dalam skala kecil dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga dan ternak, terutama menjelang dan selama

musim kemarau panjang, dengan mengumpulkan air hujan yang

mengucur dari atap rumah.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi

Page 41: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

c) Meningkatkan Kapasitas Infiltrasi Tanah

Kapasitas infiltrasi tanah sangat mempengaruhi volume air yang dapat

masuk ke dalam tanah, dan dalam rangka konservasi sumber daya air,

dapat ditingkatkan dengan memperbaiki struktur tanah.

3. Kualitas air dapat dibedakan berdasarkan sifat dan karakteristiknya :a) Sifat Fisik

Karakteristik fisik yang mempengaruhi kualitas air antara lain :

1) Bahan-bahan padat, diukur dengan melakukan penyaringan,

pengendapan dan penguapan, zat padat ini dapat mempengaruhi

kualitas air.

2) Kandungan sedimen, mempengaruhi tingkat/proses pendangkalan

saluran, sungai dan waduk, serta mempengaruhi biaya pengolahan air

bersih. Air tanah dan air waduk yang kurang mengandung sedimen,

kurang baik untuk air irigasi.

3) Kekeruhan, karena adanya kandungan material yang kasat mata dalam

air, seperti tanah liat, lempung, bahan organik dan non organik, tingkat

kekeruhan air diukur dengan turbidmeter.

4) Warna, air murni tidak berwarna, dan warna air diakibatkan oleh adanya

material yang larut atau koloid dalam suspensi atau mineral. Sinar

matahari secara alamiah mempunyai sufat disinfeksi dan mengelantang

terhadap bahan pewarna air, tapi sifatnya terbatas.

5) Bau dan rasa, rasa dalam air biasanya akibat adanya garam-garam

terlarut. Bau dan rasa dalam air pada umumnya disebabkan

keberadaan mikro-organisme, bahan organik, bahan mineral, dan gas

terlarut. Untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak dikehendaki

dapat dilakukan aerasi, pemakaian potassium permanganat, pemakaian

karbon aktif, koagulasi, sedimentasi, dan filtrasi.

6) Temperatur, tergantung dari sumbernya, temperatur normal/alami di

daerah tropis berkisar antara 20 - 30 0 C.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi

Page 42: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

b) Sifat Kimia

Kandungan zat kimia yang berpengaruh terhadap kesesuaian

penggunaan air, antara lain :

1) pH, sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air, dapat diukur

dengan potensiometer untuk mengukur potensi listrik yang

dibangkitkan oleh ion H+ atau bahan celup penunjuk warna seperti

methyl orange atau phenolphthalerin. Air murni mempunyai nilai pH =

7, sedangkan air dengan pH nilai diatas 7 bersifat asam, dan dibawah

nilai 7 bersifat basa.

2) Alkalinitas, karena adanya garam-garam alkalin yang berada di

kandungan air, seperti karbonat dan bikarbonat dari kalsium, sodium

dan magnesium, yang dinyatakan dalam mg/lt ekivalen kalsium

karbonat.

3) Kesadahan, terkait dengan penyediaan air bersih, air dengan

kesadahan tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum

membentuk busa.

4) Kesadahan air sementara karena keberadaan kalsium dan magnesium

bikarbonat dapat dihilangkan dengan mendidihkan air atau menambah

kapur dalam air, sedangkan kesadahan permanen karena kalsium,

magnesium sulfat, chlorida dan nitrat dapat dilunakkan dengan

perlakuan khusus.

c) Sifat Biologi

Air permukaan umumnya mengandung berbagai macam organisme hidup,

sedangkan air tanah relatif lebih bersih karena adanya proses

penyaringan oleh akuifer.

Jenis organisme yang terdapat dalam kandungan air meliputi :

1) Macroskopik, seperti ganggang dan rumput laut, dapat menurunkan

kualitas air, dalam hal rasa, warna dan bau, dapat dihilangkan dengan

proses purifikasi.

2) Microsopik, seperti jamur dan alga dapat mempengaruhi kekeruhan

dan warna air, serta memberi andil terhadap rasa dan bau air yang

tidak diinginkan, dapat dikendalikan dengan sulfat atau chlorida.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi

Page 43: Modul 4 Konservasi SDA · Web viewModul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Modul 4 Konservasi SDA Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatiha n Sumber

Modul 4 Konservasi SDA

3) Bakteri, baik yang menimbulkan penyakit (pathogen), maupun yang

tidak menimbulkan penyakit (non pathogen),kebeadaannya dapat

diketahui dengan melalui E-colli Test.

Adapun kunci jawaban dari soal Evaluasi Formatif, sebagai berikut :

1. d (semuanya benar)

2. d (cara gabungan antara d) dan c))

3. a (Konservasi sumber daya air)

4. a (Kuantitas dan kualitasnya)

5. c (Pembuatan sumur resapan)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi