sejarah geologi kampak bayat

14
Sejarah Geologi Interpretasi lingkungan pengendapan sedimen karbonat mengacu pada klasifikasi sabuk karbonat Wilson didasarkan dari fasies batuan yang diketahui. Setiap lingkungan pengendapan digambarkan dengan ilustrasi dan skema yang baik. Dalam klasifikikasi Wilson setiap fasies terbentuk pada lingkungan yang khas yang dimana proses selama pembentukan akan meninggalkan atribut(tekstur dan struktur) yang berbeda setiap masing-masing lingkungan. Dalam perkembangannya, ahli kebumian yang bernama Wilson membagi lingkungan pengendapan batuan karbonat menjadi 9 lingkungan yakni basin, open sea shelf, deep shelf margin, foreslope, organic build up, winnowwed edge sands, shelf lagoon open circulation, restricted

Upload: kresna-dwi-payana

Post on 05-Dec-2015

138 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

require

TRANSCRIPT

Page 1: sejarah geologi kampak bayat

Sejarah Geologi

Interpretasi lingkungan pengendapan sedimen karbonat mengacu pada

klasifikasi sabuk karbonat Wilson didasarkan dari fasies batuan yang diketahui. Setiap

lingkungan pengendapan digambarkan dengan ilustrasi dan skema yang baik. Dalam

klasifikikasi Wilson setiap fasies terbentuk pada lingkungan yang khas yang dimana

proses selama pembentukan akan meninggalkan atribut(tekstur dan struktur) yang

berbeda setiap masing-masing lingkungan. Dalam perkembangannya, ahli kebumian

yang bernama Wilson membagi lingkungan pengendapan batuan karbonat menjadi 9

lingkungan yakni basin, open sea shelf, deep shelf margin, foreslope, organic build

up, winnowwed edge sands, shelf lagoon open circulation, restricted circulation shelf

and tidal flats dan evaporite on sabkhas.

Page 2: sejarah geologi kampak bayat

http://brcgranier.pagesperso-orange.fr/gmeop/Edgell/Rf02B.gif

Gambar 1. Scheme sabuk Willson untuk menentukan lingkungan pengendapan

batuan karbonat

Gambar 2. Perkembangan sedimen karbonat pada Gunung Kampak yang

menunjukkan variasi karakteristik endapan baik progradasi, agradasi ataupun

retrogradasi berdasarkan klasifikasi sabuk Wilson.

Di bawah ini merupakan uraian sejarah pengendapan untuk setiap fasies.

Fasies grainstone merupakan fasies yang pertama kali terbentuk. Berdasarkan

klasifikasi sabuk karbonat Wilson, fasies ini diendapkan pada daerah slope termasuk

dalam sabuk yang sempit, pengaruh dari grafitasi juga sangat berperan dalam

mekanisme pengendapannya. Setelah fasies ini terbentuk, kemudian terbentuk fasies

floatstone yang terbentuk pada lingkungan open marine, lingkungan pengendapan

fasies ini masih berdekatan dengan lokasi pengendapan grainstone. Pembentukan

Page 3: sejarah geologi kampak bayat

floatstone ini terjadi karena adanya proses progradasi dimana pertumbuhan reef dapat

mengejar kenaikan muka air laut. Kemudian terbentuk fasies framestone di daerah

platform margin reef. Pada saat itu terjadi kenaikan air laut yang tidak bisa dikejar

oleh pertumbuhan reef sehingga reef akan tumbuh secara retrogradasi

Gambar 3. Autoctonous Framestone(embry and Klovan)

Jenis batugamping autoctonous , framestone, yajni batugamping yang

membentuk kenampakan kerangka. Framestone dulunya diperkirakan berfungsi

sebagai carbonate factory pada areal tersebut. Berdasarkan Reef rock types(Embry

dan Kovan 1971) menggambarkan bahwa framestone terbentuk pada area yang relatif

stabil. Hal ini menandakan pengaruh arus dan gelombang yang tidak begitu

signifikan. Kemudian terbentuk fasies framestone di daerah platform margin reef.

Page 4: sejarah geologi kampak bayat

Pada saat itu terjadi kenaikan air laut yang tidak bisa dikejar oleh pertumbuhan reef

sehingga reef akan tumbuh secara retrogradasi. Berikut merupakan ilustrasi dari

perkembangan coral kondisi give up (no I)

Gambar 4. perkembangan pembentukan koral

Page 5: sejarah geologi kampak bayat

Fasies framestone ini bertindak sebagai carbonate factory dimana pusat dari

pertumbuhan reef berada. Terdapat banyak fosil koral dan fosil moluska (utuh

maupun pecahan) dengan kelimpahan yang melimpah. Pada daerah Gunung Kampak

ini, jenis Boundstone (Dunham hanya terdapat setempat pada fasies ke 3 ini karena

pada prinsipnya sumber penghasil karbonat memiliki penyebaran yang sempit, hanya

pada lokasi-lokasi yang memungkinkan reef berkembang dengan baik yaitu daerah

yang hangat, dangkal dan jernih (biasanya terdapat pada rim). Kemudian reef

mengalami proses eksogenik sehingga terdistribusi dan melampar luas.

Pada periode waktu selanjutnya progradasi kembali dimana pertumbuhan reef

mengikuti kenaikan muka air laut dan terbentuk fasies grainstone to rudstone. Pada

fasies ke 4 ini tersusun oleh material yaitu pecahan cangkang namun didominasi oleh

koral soliter dan melimpahnya oncoid. Menurut sabuk karbonat Wilson, fasies ini

diendapkan pada daerah platform margin reef sampai dengan open marine. Hal

tersebut dapat terjadi karena bagian tersebut berada pada bagian fore reef yang mana

oncoid dapat terdistribusi dan mendominasi karena pada bagian ini terdapat dekat

dengan daerah carbonate factory.

Proses selanjutnya ialah proses agradasi dengan membentuk fasies rudstone

(fasies ke 5) Rudstone yang memiliki komposisi material berupa koral soliter dan

oncoid yang melimpah secara gradual terbentuk dekat lokasi pengendapan dari fasies

grainstone to rudstone. Komposisi penyusun batuan hampir sama karena terbentuk

oleh aktivitas pencucian dari gelombang. Rudstone dapat terbentuk pada bagian back

reef. Bagian back reefyang jarang terkena gelombang menyebabkan tidak adanya

suplai sedimen pada daerah ini sehingga reefdapat berkembang dengan baik dan

menghasilkan kenampakan cangkang-cangkang yang saling bersentuhan. Kemudian

terdapat fasies rudstone yang memiliki struktur masif dan ketebalan yang besar.

Rudstone terbentuk pada kondisi yang stabil Lingkungan pengendapan dari Rudstone

ini terletak di bagian slope. Dan didapatkan endapan yang progradasi. Lapisan dari

fasies Rudstone ini cukup tebal. Ketebalan dari lapisan rudstone yang besar ini

Page 6: sejarah geologi kampak bayat

menandakan bahwa rudstone mendapatkan nutrisi yang cukup sehingga dapat tumbuh

dengan cepat.

Pertumbuhan reef sebanding dengan kenaikan muka air laut sehingga terjadi

agradasi antara Fasies Grainstone to Rudstone (fasies 4), Fasies Rudstone(fasies 5),

Fasies Grainstone (fasies 6) dan Fasies Rudstone (fasies 7).

Pada fasies no 8 diendapkan fasies floatstone. Menurut endapan yang dihasilkan

oleh model dari sabuk karbonat Wilson terletak pada daerah restricted. Pada fasies

terdapat pula fosil berupa oncoid. Pada fasies ini terjadi progradasi karena reef

berkembang dengan baik dan mampu mengikuti kenaikan muka air laut.

Setelah pengendapan floatstone berlangsung, terjadi transgresi yang cukup

significant sehingga reef tidak mampu lagi mengikuti kenaikan muka air laut dan

terbentuk sedimen karbonat retrogradasi. Berdasarkan sabuk Wilson daerah ini

merupakan daerah slope. Hal ini diindasikan pula dari keterdapatan struktur slump

yang terbentuk karena adanya longsoran/penekukan lapisan sedimen saat sedimen

tersebut belum terlitifikasi akibat dari kelerengan dan gaya berat sedimen. Slump

yang ada pada daerah ini memiliki arah utara-selatan, diindikasikan dari arah kepala

slump yang menunjukkan arah datangnya pasokan sedimen. Jika dikorelasikan

dengan orientasi perlapisan pada STA 2 yang memiliki arah Timur Laut-Barat Daya

(arah dip) maka dapat disimpulkan bahwa daerah cekungan sedimen pada zona

Gunung Kampak ini memiliki 2 atau lebih arah datangnya pasokan karbonat untuk

diendapkan.

Pada fasies 10 terdapat sedikit sisipan lempung yang bersifat karbonatan.

Dilihat dari komposisi penyusunnya, dapat kita ketahui bahwa litologi tersebut adalah

berupa mudstone. Wilson dengan sabuk karbonatnya mengatakan bahwa mudstone

tersebut terendapkan pada pada toe of slope. Dari hal tersebut dapat diinterpretasikan

terjadi kenaikan muka air relatif sehingga laut nampak akan lebih dalam dan endapan

yang terakumulasi akan membentuk mudstone tersebut.

Page 7: sejarah geologi kampak bayat

Proses pengendapan selanjutnya diikuti proses penurunan muka air laut (regresi)

yang menyebabkan reef akan berpindah lokasi untuk mendapatkan kondisi terbaiknya

untuk berkembang. Pada fasies 11 yang berupa grainstone ini akan diendapkan pada

daerah platform margin reef. Dari sini terlihat bahwa kandungannya terlapisi oleh

materi bioklastik yang menyusun grainstone tersebut. Jika dihubungkan dengan model

perkembangan reef James and Bourque akan terbentuk pada zona reef flat. Pada

daerah reef flat pengaruh gelombang intensif. Pengaruh gelombang terekam pada

lintasan lain di Gunung kampak berupa struktur sedimen wavy.

Pada deposisi akhir dari Gunung Kampak ini diendapkan floatstone yang

terbentuk pada lingkungan open marine. Open marine termasuk pada daerah backreef

yang memiliki energy rendah sehingga matriks secara dominan berupa lumpur

karbonat. Pada akhir pengendapan gunung kampak reef tidak dapat mengikuti

kenaikan muka air laut sehingga terbentuk proses retrogradasi.