karya ilmiah pendidikan (tentang lks)...smpn 3 bayat klaten

22
STUDI KASUS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR PADA SMP NEGERI 3 BAYAT, KLATEN, JAWA-TENGAH TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 Penulis : Asim Sulistyo, S.Pd. : NIP. 132 171 633 Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206 E_mail : [email protected] 1

Upload: asim-sulistyo

Post on 14-Jun-2015

6.688 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Kaya Ilmiah Pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

STUDI KASUS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR PADA SMP NEGERI 3 BAYAT, KLATEN, JAWA-TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

Penulis :

Asim Sulistyo, S.Pd.

: NIP. 132 171 633

Jalan : KI. HADJAR DEWANTARA NO. 1 WIRO, BAYAT, KLATEN

57462 Telephon (0272) 3101206 E_Mail : [email protected]

www.smpn3bayat.co.cc

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

1

Page 2: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

ABSTRAK

Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan

memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas

sumber daya manusia. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya

manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah,

intensif, efektif dan efisien.

Di era global sekarang ini, Kegiatan Belajar Mengajar harus

menyesuaikan dengan perkembangan zaman, agar bisa bersaing dengan

bangsa-bangsa lain di seluruh dunia. Guru di tuntut untuk bisa memahami

model-model pembelajaran yang modern, yaitu model pembelajaran dengan

pendekatan Metode Multi Media. Guru yang hanya menggunakan buku-buku

untuk mengajar, akan sangat merugikan peserta didik. Metode ceramah dan

siswa mencatat buku adalah model pembelajaran yang kurang efektif dan tidak

efisien.

Di SMP Negeri 3 Bayat, buku Lembar Kerja Siswa (LKS) menjadi

buku yang paling dominan dipakai untuk melaksanakan Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM). Guru-guru yang hanya memggunakan buku Lembar Kerja

Siswa (LKS) akan menjadikan guru-guru tersebut tidak kreativ atau

kontraproduktiv.

Tulisan ini membahas tentang penggunakan Buku Lembar Kerja

Siswa (LKS) untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) oleh guru-guru SMP.

Namun demikian segala kekurangan dan kesalahan kami mohon maaf, kritik

dan saran selalu kami harapkan.

Terimakasih, semoga bermanfaat, Amin.

Klaten, 18 Mei 2008

Penulis,

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

2

Page 3: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHANHALAMAN SAMPULABSTRAKDAFTAR ISI

I. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah.................................................................... 2

C. Batasan dan Rumusan Masalah................................................... 3

II. BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Lembar Kerja Siswa (LKS)......................................................... 4

B. Guru............................................................................................. 5

C. Kreativ......................................................................................... 5

D. Kerangka Berpikir....................................................................... 6

E. Hipotesa....................................................................................... 6

III. BAB III PEMBAHASAN

A. Sobyek Penelitian........................................................................ 7

B. Metodologi Penelitian dan Instrumen Pengukuran..................... 7

C. Analisa Data................................................................................ 7

IV. BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................ 11

B. Saran-Saran................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Rekapitulasi Hasil SurveyGrafik Hasil SurveyContoh Model Angket

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

3

Page 4: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

Disahkan pada tanggal : 2008, Oleh :

Kepala Sekolah,

Drs. SURAMLAN NIP. 131837891

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

4

Page 5: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreativ,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab (Depdiknas, 2007).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa

perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai

permasalahan hanya dapat di pecahkan kecuali dengan upaya penguasaan

dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu,

peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang

harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien

(Umaedi, M.Ed. 1999).

Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan

kesempatan pendidikan atau pemerataan akses, peningkatan mutu relevansi

serta efisiensi managemen pendidikan, akuntabilitas dan pencitraan publik.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) adalah kurikulum

operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan oleh sekolah, ini

merupakan perwujudan otonomi sekolah yang memiliki kewenangan untuk

mengatur sendiri kegiatan sekolah baik dari segi managemen , program

kegiatan sekolah, muatan kurikulum, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan

penentuan kenaikan maupun kelulusan. Meskipun demikian segala kegiatan

ini tetap berada pada rambu-rambu yang ditetapkan oleh Departemen

Pendidikan Nasional dalam hal ini Badan Standard Nasional Pendidikan

(BNSP). Keleluasaan pengembangan kurikulum di tingkat satuan pendidikan

ini memberikan kesempatan pada sekolah untuk berkreasi dan menciptakan

inovasi-inovasi baru dalam pendidikan tidak hanya pada muatan

kurikulumnya tetapi juga pada strategi kegiatan pembelajaran (Depdiknas,

2007).

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

5

Page 6: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

Implementasi dari Kegiatan Belajar mengajar sepenuhnya dipegang

oleh seorang guru. Guru didalam kelas di tuntut untuk bisa memberikan

yang terbaik kepada peserta didiknya.

Proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik, apabila siswa bisa

menerima pelajaran dari segi aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek

psikomotorik. Tanpa memperhatikan ketiga aspek tersebut Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) tidak mengenai sasaran.

Untuk itu dalam Kegiatan Belajar Mengajar, guru harus

menggunakan berbagai metode. Metode yang digunakan harus sesuai

dengan materi pelajaran, sehingga peserta didik mudah menyerap dan

memahami isi pelajaran serta merasa senang mengikuti pelajaran. Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) yang hanya menggunakan metode ceramah dan

mencatat materi pelajaran, akan merugikan peserta didik. Sementara guru-

guru selalu berpedoman dengan bahan ajar (Buku) yang monoton, akibatnya

peserta didik menjadi cepat bosan, mengantuk dan tidak bisa berkonsentrasi

dengan baik.

Salah satu jenis buku yang paling dominan untuk pegangan guru

dalam KBM adalah buku Lembar Kerja Siswa (LKS). Tanpa buku LKS

seakan-akan KBM tidak bisa berjalan dengan baik. Dewa penolong bagi

guru-guru adalah buku LKS. Mengajar tanpa persiapan-pun KBM bisa

berjalan asalkan semua siswa memegang buku LKS. Begitu masuk ruang

kelas seorang guru selalu menyuruh siswa untuk menyiapkan buku LKS.

Apabila guru tidak bisa datang mengajar, guru selalu meninggalkan pesan

kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal pada buku LKS. Luar biasa

peran buku LKS dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMP Negeri 3

Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa-Tengah. Ironisnya, buku LKS belum

tentu cocok dengan kurikulum yang sedang berlangsung.

B. Identifikasi Masalah

Kebiasaan yang di lakukan di beberapa lembaga pendidikan, guru-

guru selalu menggunakan metode ceramah, dan sumber bahan ajar tidak

pernah dikembangkan secara teratur. Bahkan sebagian besar guru

menggunakan buku LKS sebagai satu-satunya bahan ajar untuk

melaksanakan KBM. Buku LKS sebagai dewa penolong guru dalam KBM,

sehingga setiap awal tahun pelajaran atau setiap awal semester hanya

buku LKS yang selalu di tunggu-tunggu oleh Dewan Guru.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

6

Page 7: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

C. Batasan dan Rumusan Masalah

Uraian yang cukup singkat tersebut diatas, hanyalah mengenai buku

Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam hal ini agar tidak terlalu panjang, maka

pembahasan perlu dibatasi. Penulis membatasi ruang lingkupnya yaitu

tentang buku Lembar Kerja Siswa (LKS) menjadikan guru tidak kreatif.

Pertimbangan penulis adalah ingin mengetahui apakah buku

Lembar Kerja Siswa (LKS) menjadikan guru tidak kreatif.

Inilah sebuah studi kasus pada Kegiatan Belajar Mengajar pada SMP

Negeri 3 Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa-Tengah.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

7

Page 8: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kecenderungan belajar siswa bukan untuk mengetahui tetapi belajar

untuk mengalami apa yang dipelajarinya. Pergeseran paradigma

pendidikan yang berorientasi pada siswa (student center), bukan lagi

sebagai Teacher Center. Serta pencapaian kompetensi siswa dalam ranah

Kognitive, afektiv dan psikomotorik , menuntut guru untuk mencari

pendekatan dalam pembelajaran melalui pemilihan metode yang sesuai

(Zaepudin Arahim, 2004).

Pendekatan multi media dalam Kegiatan Balajar Mengajar hampir

tidak pernah di pikirkan oleh guru, setiap kali masuk ruang kelas guru selalu

membawa buku. Buku sebagai satu-satunya alat untuk mengajar, sehingga

ada anggapan bahwa : tanpa membawa buku terasa guru tersebut kurang

percaya diri dihadapan peserta didik.

Ironisnya, guru-guru selalu menunggu-nunggu datangnya buku

Lembar Kerja Siswa (LKS) setiap awal tahun pelajaran atau awal semester.

Tanpa buku Lembar Kerja Siswa (LKS), guru merasa kurang percaya diri

mengenai materi yang akan diajarkan untuk KBM.

Tulisan ini akan meyajikan tetang buku Lembar Kerja Siswa (LKS).

Buku LKS sebagai sumber bahan pelajaran dan satu-satunya jenis buku

yang paling populer di pakai guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Begitu populernya, buku Lembar Kerja Siswa (LKS) berakibat

kontraproduktiv pada diri guru, yaitu buku Lembar Kerja Siswa (LKS)

menjadikan guru tersebut tidak kreatif. Selanjutnya pengertiannya adalah

sebagai berikut :

A. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah sebuah buku yang terbitkan oleh

suatu perusahaan penerbitan. Buku ini berisi ringkasan materi, latihan soal-

soal dan biasanya langsung dilampiri kunci-kunci jawaban dari soal-soal

yang ada dalam buku LKS tersebut.

Buku LKS ini di karang oleh seseorang yang dianggap mampu

dibidangnya dengan imbalan uang yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

8

Page 9: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

intelektual. Sehingga buku LKS banyak yang diciptakan tidak sesuai dengan

kurikulum (asal-asalan), tata bahasa yang acak-acakan serta soal-soal yang

tidak memenuhi tiga aspek (Kognitiv, Afektiv, psikomotorik).

Penerbit memesan buku LKS dengan beberapa ketentuan yang

harus ditaati yaitu :

1. Waktu

Pengarang harus menyelesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Biasanya menjelang tahun ajaran baru atau awal semester, karena awal

semester buku LKS sudah di edarkan ke sekolah-sekolah.

2. Materi

Dalam buku LKS harus ada ringkasan materi-materi pelajaran. Penulisan

materi pelajaran biasanya diambil dari salah satu buku pelajaran.

Banyaknya halaman untuk menulis materi telah ditentukan jumlahnya

oleh penerbit.

3. Soal-Soal

Pengarang harus mengikuti perintah penerbit untuk menulis soal-soal.

Kalimat soal-soal tidak boleh terlalu panjang dan banyaknya jumlah soal

telah ditentukan oleh penerbit.

4. Kurikulum

Penulisan buku LKS diharuskan menyesuaikan dengan kurikulum yang

sedang berlangsung, tetapi ada beberapa penerbit yang kurikulumnya

berbeda/tidak sesuai.

B. Guru

Guru adalah seseorang yang berprofesi sebagai pengajar dan

pendidik. Mempunyai latar belakang pendidikan keguruan dan menguasai

bidang keilmuan tertentu serta sehat jasmani dan rohani (Bobbi DePotrter,

dkk, 2000).

C. Kreativ

Kreativ bisa diartikan sebagai daya cipta, tetapi istilah ini mempunyai

jangkauan yang lebih luas dari sekedar daya cipta atau kemampuan untuk

mencipta, yaitu :

1. Kelancaran dalam menghadapi suatu masalah, ide atau meteri. Setiap

masalah yang dihadapi dapat ditanggapi secara cepat dan tepat/benar.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

9

Page 10: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

2. Mudah menyesuaikan diri terhadap situasi dan kondisi

3. Keaslian ; dapat menanggapi suatu masalah denga hasil kreasinya

sendiri.

4. Berfikir secara integral ; dapat menghubungkan masalah yang satu

dengan masalah yang lainnya dan membuat analisa dan argumentasi

yang tepat.

Ciri kreativ adalah tidak menekankan pada hasil, tetapi lebih

mengutamakan pada suatu proses. Kreativ menekankan pada perbuatan

sesuatu yang baru atau berbeda dari yang pernah ada dan mempunyai sifat

yang unik.

Kreativ bisa juga disamakan dengan imajinasi atau fantasi. Kedua hal

tersebut merupakan bentuk mental yang lebih menunjukan inovasi dari pada

reproduksi ( Hurlock, 1978).

Meninjau dari pengertian diatas, kreativitas merupakan kemampuan

seseorang untuk mengekspresikan/mengungkapkan suatu gagasan dari

dalam dirinya melalui aktivitas verbal dan atau non-verbal.

D. Kerangka Berpikir

Berdasarkan dari uraian kajian pustaka tersebut diatas bahwa

seorang guru sudah disiapkan sebuah buku yang dianggap lengkap dan

efektif yaitu Buku Lembar Kerja Siswa (LKS). Buku LKS adalah salah satu

buku yang paling banyak digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam

melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Karena guru tidak perlu

membuatkan ringkasan materi untuk siswa dan tidak perlu lagi bersusah

payah untuk membuat soal-soal untuk latihan atau soal-soal untuk ulangan

harian. Yang paling dominan adalah buku LKS mempunyai peranan sangat

efektiv yaitu ; buku LKS bisa menggantikan peran guru dalam KBM ketika

guru yang bersangkutan tidak bisa datang untuk mengajar (bertatap muka).

Apabila guru tidak bisa bertatap muka (mengajar) secara otomatis siswa di

suruh mengerjakan soal-soal atau mencatat materi dalam buku LKS.

E. Hipotesa

Berkaitan dengan kerangka berpikir tersebut, maka dapat di

rumuskan suatu hipotesis penelitian yaitu :

“Buku Lembar Kerja Siswa (LKS) menjadikan guru tidak kreativ”.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

10

Page 11: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

BAB III

PEMBAHASAN

A. Sobyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bayat, Kabupaten Klaten,

Jawa-Tengah. Populasi SMP Negeri 3 Bayat adalah 487 siswa. Dalam

menentukan sampel menggunakan Monogram Harry King (N ≤ 2000), dengan

resiko kesalahan 5 %. Kemudian dalam menentukan sampel dengan tehnik

random sampling dan sampel yang di ambil adalah siswa kelas VIII C dengan

populasi 39 siswa. Pelaksanakan survey Tanggal 13 Mei 2008, sedangkan

target populasi adalah seluruh siswa SMP Negeri 3 Bayat.

B. Metodologi Penelitian dan Instrumen Pengukuran

Penelitian ini menggunakan 10 pertanyaan dalam bentuk angket.

Siswa diberi angket untuk menjawab sepuluh pertanyaan dengan dua opsi

jawaban yaitu “Ya” atau “Tidak”. Kemudian masing-masing jawaban

mempunyai nilai satu, selajutnya tiap-tiap pertanyaan dianalisa.

Apabila banyak yang memilih jawaban “Ya” berarti guru-guru SMP

tersebut tergolong guru yang “Tidak Kreativ”, tetapi apabila banyak yang

menjawab “Tidak” berarti guru-guru tersebut termasuk guru yang “Kreativ”.

C. Analisis Data

Data yang telah terkumpul berupa skor dari 10 pertanyaan, kemudian

distribusi skor tersebut dianalisa dengan menggunakan analisis diskriptif.

Setiap pertanyaan akan di analisa secara diskriptif dan analisa serta

pembahasannya adalah sebagai berikut :

1. Soal nomer 1 ; “Apakah guru-guru selalu menggunakan buku LKS sebagai

sumber belajar utama”

Pembahasan : Siswa yang menjawab “Ya” sebesar 90 % dan yang

menjawab “Tidak” hanya 10 %.

Berdasarkan data angka itu berarti guru-guru tersebut

dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) hanya terpaku

dengan buku LKS saja.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

11

Page 12: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

2. Soal nomer 2 ; “Apakah guru-guru selalu memanfaatkan materi pada buku

LKS untuk mengajar”.

Pembahasan : Siswa yang menjawab “Ya” sebesar 92 %, dan yang

menjawab “Tidak” hanya 8 %.

Berarti guru-guru tersebut tidak pernah

mengembangkan materi pelajaran dari buku LKS ke

sumber bahan ajar yang lain (Koran, majalah, dll) serta

tidak menggunakan metode pembelajaran yang sesuai.

3. Soal nomor 3 ; “Apakah guru-guru setiap mengajar selalu menyuruh siswa

untuk menyiapkan buku LKS”.

Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” sebesar 92 %, dan yang

menjawab “Tidak” hanya 8 %.

Berdasarkan data survey berarti guru-guru tersebut

memanfaatkan buku LKS sebagai senjata di awal KBM.

Kurangnya persiapan untuk mengajar, menjadikan buku

LKS sebagai sarana yang paling dominan dan efektiv

untuk KBM.

4. Soal nomor 4 ; “ Apakah guru-guru sering menyuruh siswa untuk

mencatat/merangkum materi dari buku LKS”.

Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” sebesar 79 %, dan yang

menjawab “tidak” 21 %.

Guru-guru SMP itu tidak tahu bahwa buku LKS tersebut

sudah merupakan suatu ringkasan, dan mencatat hanya

untuk menghabiskan waktu dalam KBM serta membuat

siswa kelelahan dan tidak produktiv.

5. Soal nomor 5 ; “ Apakah guru-guru pernah menyuruh siswa untuk

mencatat soal-soal di LKS ke dalam buku pribadi siswa”.

Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” sebesar 79 %, dan yang

menjawab “Tidak” 21 %.

Berdasarkan hasil survey, guru-guru tersebut tidak

paham bahwa buku LKS itu milik siswa, dan yang pasti

dibayar lunas oleh orang tuanya. Sudah punya buku,

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

12

Page 13: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

masih disuruh mencatat, benar-benar seorang pengajar

yang kontraproduktiv.

6. Soal nomor 6 ; “Apakah guru-guru selalu menggunakan soal-soal di LKS

untuk ulangan harian”.

Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” sebesar 72 %, dan yang

menjawab “Tidak” 28 %.

Survei membuktikan bahwa guru-guru tersebut tidak

pernah membuat soal-soal sendiri, bahkan mungkin

guru-guru tersebut merasa kesulitan untuk membuat

soal. Sebab membuat soal jauh lebih sulit apabila di

bandingkan dengan menjawab soal.

7. Soal nomor 7 ; “Apakah guru-guru selalu marah apabila ada siswa yang

tidak membawa buku LKS”.

Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” sebesar 92 %, dan yang

menjawab “Tidak” 8 %.

Berdasarkan data survey bahwa guru-guru tersebut

benar-benar memanfaatkan buku LKS sebagai satu-

satunya senjata yang paling ampuh untuk KBM. Tanpa

ada buku LKS, guru-guru tersebut tidak bisa

membuat/menentukan scenario KBM.

8. Soal nomor 8 ; “Apakah guru-guru tidak pernah menggunakan buku

pelajaran yang lain selain buku LKS”.

Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” sebesar 74 %, dan yang

menjawab “Tidak” 26 %.

Berdasarkan hasil survey, guru-guru tersebut sebagian

besar tidak pernah mengembangkan materi buku LKS

ke materi buku yang lain.

9. Soal nomor 9 ; “Apakah guru-guru selalu mengulang-ulang pelajaran dari

materi di buku LKS’

Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” sebesar 54 % dan yang

menjawab “Tidak” 46 %.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

13

Page 14: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

Berarti guru-guru tersebut apabila materi LKS sudah

selesai, tidak menambah materi bahan ajar lain, tetapi

mengulang-ulang materi pada buku LKS yang sudah

ada. Sementara materi pada buku LKS belum tentu

sesuai dengan kurikulum.

10. Soal nomor 10 ; “Apakah guru-guru selalu menyuruh siswa untuk membeli

buku LKS setiap awal semester”

Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” 95 %, dan yang menjawab

“Tidak” 5 %.

Survei membuktikan bahwa guru-guru tersebut kurang

percaya diri bisa melaksanakan KBM tanpa ada buku

LKS. Sehingga semua siswa harus membeli buku LKS.

Apabila semua siswa memiliki buku LKS, KBM dianggap

bisa berjalan lebih lancar dan efektiv atau buku LKS

mempunyai nilai komersial yang bisa meningkatkan

derajat ekonomi guru-guru.

Demikian analisa dan pembahasan 10 pertanyaan dalam angket

survey yang di ambil dari kelas VIII C, SMP Negeri 3 Bayat, Kabupaten

Klaten. Secara komulatif bahwa kesepuluh pertanyaan dalam hasil

survey tersebut diatas yang menjawab “Ya” sebesar 82 %, dan yang

menjawab “Tidak” sebesar 18 %.

Keterangan :

1. Jumlah responden : 39

2. Jawaban “Ya” : 82 %

3. Jawaban “Tidak” : 18 %

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

14

82%

18%

1

2

Page 15: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diskripsi pada Pembahasan tersebut diatas sangat jelas bahwa

buku Lembar Kerja Siswa (LKS) menjadikan guru-guru tidak kreatif. Hal

ini telah terbukti dengan adanya data hasil survey yang di ambil dari 39

responden. Data tersebut menunjukan bahwa 82 % guru-guru SMP Negeri 3

Bayat dalam melaksanakan KBM hanya menggunakan buku LKS buatan

perusahaan penerbitan.

B. Saran-Saran

Dalam era global sekarang ini, guru di tuntut untuk bisa

melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan pendekatan

metode multi media. Metode yang berganti-ganti akan membuat suasana

KBM lebih kondusif. Siswa akan merasa senang dan lebih bisa menyerap

atau memahami pelajaran apabila metode pembelajaran disesuaikan

dengan materi pelajaran. Metode ceramah atau siswa disuruh mencatat

adalah metode pembelajaran yang sudah ketinggalan zaman (Tradisional)

dan buku LKS bukanlah satu-satunya buku bahan ajar untuk melaksanakan

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

15

Page 16: Karya Ilmiah Pendidikan (tentang LKS)...SMPN 3 Bayat Klaten

DAFTAR PUSTAKA

Brouwer, M.A.W, dkk, “Kepribadian dan perubahannya”, Penerbit PT.

Gramedia, Jakarta, 1979

Hadi, Sutrisno, “Statistik”, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 1989.

Umaedi, M.Ed, “Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah”,

Penerbit Proyek Peningkatan Mutu SLTP, Jakarta,

1999.

Arahim, Zaepudin, S.Pd. “Model-model Pengajaran dalam Pembelajaran”,

Penerbit CV. Sinar Mandiri, Klaten, 2004.

Arahim, Zaepudin, S.Pd. “Contextual Teaching and Learning (CTL), Penerbit

CV. Sinar Mandiri, Klaten, 2004.

Suhardjono, dkk, “Pedoman Penilaian Karya Tulis Ilmiah”, Penerbit

Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis

Dikbud, Jakarta, 1996.

----------------------- “Model Penilaian Kelas”, Penerbit Depdiknas, Jakarta,

2007.

DePorter, Bobbi, dkk, “Quantum Teaching”, Penerbit Kaifa, Bandung, 2000.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

16