karya ilmiah contectual teaching and learning (ctl)...smpn 3 bayat klaten

27
STUDI KASUS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR PADA SMP NEGERI 3 BAYAT, KLATEN, JAWA-TENGAH TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 Penulis : Asim Sulistyo, S.Pd. : NIP. 132 171 633 Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206 E_mail : [email protected] 1

Upload: asim-sulistyo

Post on 14-Jun-2015

1.238 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Kaya Ilmiah Pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

STUDI KASUS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR PADA SMP NEGERI 3 BAYAT, KLATEN, JAWA-TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

Penulis :

Asim Sulistyo, S.Pd.

: NIP. 132 171 633

Jalan : KI. HADJAR DEWANTARA NO. 1 WIRO, BAYAT, KLATEN 57462

Telephon (0272) 3101206 E_Mail : [email protected]

www.smpn3bayat.co.cc

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

1

Page 2: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

ABSTRAK

Hakikat pendidikan sebagai praktek kebebasan, dialogika dan

dialog, dialog dan pencarian isi program, hubungan manusia dengan dunia.

Tema-tema generatif dan isi program pendidikan sebagai praktek

kebebasan, kebangkitan kesadaran kritis melalui kebebasan mencari ilmu

pengetahuan dan mencari ilmu ketrampilan secara nyata.

Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) guru dituntut untuk bisa

memahami sifat-sifat individu peserta didik dan memilih strategi

pembelajaran yang paling sesuai untuk peserta didik. Ranah kognitif, afektif

dan psikomotorik adalah yang harus dicapai dalam prinsip Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Metode ceramah, siswa mencatat materi dan latihan soal-soal

adalah pembelajaran yang hanya mencapai ranah kognitif. Transfer

pengetahuan dan ketrampilan tak pernah digubris, sementara pengajar

hanya memberikan konsep-konsep yang abstraks. Metode pembelajaran

konvensional ini bisa merugikan peserta didik, dan perlu diadakan revolusi

pembelajaran menuju kearah pembelajaran yang kontekstual.

Dalam tulisan ini menyajikan hasil penelitian tentang pelaksanaan

Kegiatan Belajar Mengajar dengan strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) di SMP Negeri 3 Bayat, Klaten, Jawa-Tengah. Dan tak lupa

penulis selalu mengharapkan kritik dan saran, untuk perbaikan penulisan-

penulisan selanjutnya. Apabila ada salah dan kurangnya penulis mohon

maaf

Terimakasih, semoga bermanfaat, Amin.

Klaten, Juni 2008

Penulis,

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

2

Page 3: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHANHALAMAN SAMPULABSTRAKDAFTAR ISI

I. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah.................................................................... 2

C. Batasan dan Rumusan Masalah................................................... 3

II. BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian CTL............................................................................ 4

B. Makna Belajar Kontekstual......................................................... 5

C. Tujuh Pilar Strategi Pembelajaran Kontekstual........................... 6

D. Model Pembelajaran Kontekstual.................................................7

E. Penerapan CTL.............................................................................9

F. Kerangka Berpikir....................................................................... 9

G. Hipotesa....................................................................................... 9

III. BAB III PEMBAHASAN

A. Sobyek Penelitian...................................................................... 10

B. Metodologi Penelitian ............................................................... 10

C. Analisa Data.............................................................................. 10

IV. BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................ 14

B. Saran-Saran................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Rekapitulasi Hasil SurveyGrafik Hasil SurveyContoh Model AngketTabel Rakapitulasi Hasil Survey

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

3

Page 4: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

Disahkan pada tanggal : 12 Juni 2008, Oleh :

Kepala Sekolah,

Drs. SURAMLAN NIP. 131 837 891

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

4

Page 5: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas)

2003 Pasal 1 ; pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Depdiknas, 2007).

Masalah pendidikan mencakup bagaimana mengembangkan anak didik

sebagai manusia individu sekaligus warga masyarakat. Tujuan pendidikan

adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertanggung jawab (Benni Setiawan, 2008).

Kecenderungan pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMP

Negeri 3 Bayat masih bersifat konvensional dan tradisional, hal ini bisa terjadi

karena Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga pendidik yang belum

melaksanakan KBM dengan baik. Sebagai contoh, salah satu siswa mencatat

materi pelajaran di papan tulis dan siswa yang lain mencatat di buku tulis adalah

pandangan sehari-hari di dalam KBM. Setelah siswa kelelahan mencatat

selanjutnya guru menerangkan atau ceramah didepan kelas. Kondisi seperti ini

sudah pasti tujuan pembelajaran tidak mungkin tercapai. Yang didapat siswa

hanyalah catatan-catatan suatu konsep dan siswa malas membaca kembali.

Catatan-catatan itu akan cepat usang dan menjadi limbah yang tak

punya arti sementara guru berceramah tentang konsep-konsep yang bersifat

abstrak. Dengan konsep abstrak tersebut dipastikan bahwa kompetensi yang

akan dicapai sepantasnya sia-sia (Bobbi DePorter, 2000).

Tampaknya langkah yang ditempuh guru tersebut sudah menyimpang

dari prinsip Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) ini menyebabkan Out Come kehilangan kesadaran identitas

individu, lokalitas, kreativitas dan daya saing. Ranah kognitif yang selalu di

dewa-dewakan dengan latihan soal-soal pelajaran menjadi alat untuk

mengeksploitasi otak-otak peserta didik.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

5

Page 6: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

Lenyaplah kesadaran identitas individu, perampasan identitas individu

tersebut sudah merambah pada semua mata pelajaran di SMP Negeri 3 Bayat.

Perkembangan kompetensi individu siswa sudah tak digubris sama sekali.

Apalagi kebutuhan peserta didik dalam mengekspresikan potensinya sungguh

sudah tak ada ruang untuk berkembang.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah menjadi acuan guru

dalam mengajar. Dalam RPP itu guru membuat perencanaan, strategi, metode,

dan skenario pembelajaran. Akan tetapi banyak guru yang melaksanakan KBM

tanpa RPP. Apabila ada guru yang membuat RPP itu pun hanyalah formalitas

belaka (Solo Post, 2008).

Mestinya dengan RPP, guru harus bisa menciptakan pembelajaran yang

kreatif, inovatif dan menyenangkan, terutama pada mata pelajaran yang

mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi. Suasana pembelajaran yang

menyenangkan menyebabkan siswa menjadi lebih simpatik dan bergairah

dengan mata pelajaran tersebut.

Agar tujuan pembelajaran bisa tercapai, maka guru di tuntut untuk bisa

membuat perencanaan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.

B. Identifikasi Masalah

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan metode dan strategi yang

masih konvensional atau tradisional cenderung akan menghambat kompetensi

perkembangan identitas individu peserta didik. Pembelajaran di sekolah yang

berorientasi pada target penguasaan materi hanya sampai pada ranah kognitif

(pemahaman dan pengetahuan). Pembelajaran ini berhasil dalam kompetensi

jangka pendek (mengingat) tetapi gagal dalam hal membekali siswa untuk bisa

memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang. Strategi pembelajaran

untuk mencapai tujuan dalam prinsip KTSP telah dikesampingkan. Ranah

afektif dan ranah psikomotorik tak pernah diwujudkan dalam proses KBM. Dan

itulah yang terjadi di kelas-kelas SMP Negeri 3 Bayat, Klaten, Jawa-Tengah.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

Paparan tersebut diatas adalah mengenai strategi-strategi pembelajaran

di sekolah. Di SMP Negeri 3 Bayat strategi pembelajaran yang masih

konvensional dan tradisional. Dalam tulisan ini penulis melakukan studi kasus

tentang “Pelaksanaan Pembelajaran dengan Strategi Contextual Teaching

and Learning (CTL) di SMP Negeri 3 Bayat”.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

6

Page 7: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

Tujuan dari penulis adalah ingin mengetahui lebih mendalam Apakah

Pelaksanaan Pembelajaran dengan Strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL) di SMP Negeri 3 Bayat belum optimal.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

7

Page 8: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

Model-model pembelajaran telah banyak diciptakan puluhan tahun yang

lalu. Pendekatan pembelajaran pada awalnya dikembangkan oleh Bruce dan

koleganya. Model pembelajaran mempunyai makna yang luas dan bagian dari

model pembelajaran adalah strategi pembelajaran (Zaepudin Arahim, 2004).

Bermacam-macam strategi pembelajaran mempunyai komponen-

komponen yang sama. Misalnya ; bahwa semua pembelajaran diawali dengan

menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam proses

pembelajaran. Tetapi masing-masing strategi pembelajaran mempunyai tahap-

tahapan yang berbeda. Misalnya, tahapan-tahapan kegiatan pada pengajaran

langsung berbeda dengan pangajaran kooperatif. Perbedaan-perbedaan inilah

terutama yang berlangsung di antara pembukaan dan penutupan dalam

pembelajaran. Hal ini yang harus dipahami oleh para guru jika strategi tersebut

ingin dapat terlaksana dengan baik.

Setiap siswa punya cara sendiri untuk menyerap informasi, yang disebut

Modalitas. Ada tiga kategori yaitu Visual, Auditorial dan Kinestetik (VAK).

Pengajar seharusnya mencari tahu terlebih dahulu modalitas siswa tergolong

yang mana. Siswa dengan modalitas Visual akan lebih mudah belajar melalui

apa yang mereka lihat, siswa dengan modalitas Auditorial akan lebih senang

belajar melalui apa yang mereka dengar. Sedangkan siswa dengan modalitas

Kinestetik lebih mudah memahami pelajaran apabila belajar sambil melakukan

gerakan-gerakan ringan (Solo Post, 2008).

Strategi pembelajaran yang bisa mencakup ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik adalah pendekatan dengan strategi Contextual Teaching and

Learning (CTL). Dalam tulisan berikut ini akan diuaraikan antara lain mengenai

pengertian CTL, tujuh pilar CTL, penerapan pendekatan Kontektual di kelas dan

Model pendekatan Kontekstual.

A. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat. Dengan konsep ini diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat

Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206E_mail : [email protected]

8

Page 9: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan.

Siswa bekerja dan mengalami, bukan hanya transfer pengetahuan dari guru ke

siswa. Strategi pembelajaran lebih di utamakan dari pada hasil dari

pembelajaran (Zaepudin Arahim, S.Pd, 2004).

Siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaat belajar, dalam

status apa mereka dan bagaimana cara mencapainya. Dengan begitu siswa

memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya

nanti. Dalam hal ini siswa memerlukan guru atau model sebagai mediasi

(pengarah dan pembimbing) dalam proses pembelajaran.

Dengan komunikasi yang baik, pikiran guru hanya dapat murni melalui

pikiran-pikiran muridnya. Guru tidak dapat berpikir untuk murid-muridnya, atau

tidak dapat memaksakan pikirannya pada murid-muridnya. Berpikir murni, yaitu

berpikir atas dasar keterlibatannya dengan realitas (Paulo Freire, 1995).

Melalui dialog, guru-nya-murid serta murid-nya-guru tidak ada lagi dan

yang muncul adalah suasana baru “Guru-yang-murid dengan murid-yang-guru”.

Guru tidak lagi menjadi orang yang hanya mengajar, tetapi orang yang mengajar

dirinya melalui dialog dengan para murid, yang pada gilirannya disamping diajar

mereka juga mengajar. Guru mengajar-murid belajar, murid mengajar-guru

belajar. Sehingga suasana didalam kelas adalah suasana kegiatan belajar

bersama dan memecahkan masalah bersama. Mereka sama-sama bertanggung

jawab atas apa yang mereka ajukan sebagai pendapat-pendapatnya.

B. Makna Balajar Kontekstual

Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah membantu siswa

untuk mencapai tujuan, sehingga guru lebih banyak berurusan dengan strategi

dari pada memberi informasi-informasi (Zaepudin Arahim, S.Pd, 2004).

Ada beberapa makna kontektual yaitu :

1. Belajar tidak hanya menghafal,

2. Siswa belajar dengan mengalami, bukan hanya diberi informasi oleh guru,

3. Siswa belajar memecahkan masalah dan bergelut dengan ide-ide,

4. Siswa belajar mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan,

5. Siswa harus tahu, untuk apa belajar itu,

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

9

Page 10: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

6. Guru menentukan strategi, dan siswa diberi kesempatan untuk menemukan

dan menerapkan ide serta menyadarkan untuk menerapkan strategi mereka

sendiri,

7. Siswa ber-acting dan berkarya, sementara guru tidak boleh acting di depan

kelas dan siswa menjadi penonton,

8. Pembelajaran berpusat pada bagaimana cara menggunakan pengetahuan

baru sehingga strategi lebih penting daripada hasil,

9. Umpan balik diperoleh dari proses penilaian yang benar,

10.Menumbuhkan komunitas belajar harus diutamakan.

C. Tujuh Pilar Startegi Pembelajaran Kontekstual

1. Kontruktivisme (Contructivism)

Merupakan landasan berpikir yang menjelaskan bahwa pengetahuan

dibangun sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas secara terbatas.

Pengetahuan bukanlah sebagai fakta atau konsep yang harus diingat

melainkan harus direkonstruksi agar menciptakan pengalaman baru.

Pendekatan dalam KBM ini dengan merancang pembelajaran agar siswa

bekerja, praktikum, demonstrasi dan menciptakan karya.

2. Menemukan (Inquary)

Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh bukan dari hasil mengingat

tetapi dari menemukan. Pendekatan pembelajaran dengan Observasi,

bertanya, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data dan menarik

kesimpulan.

3. Bertanya (Questening)

Untuk memperoleh pengetahuan harus dimulai dengan bertanya. Bertanya

merupakan strategi belajar berbasis inquiry. Bertanya dapat diterapkan

antara sesama teman, siswa dengan guru atau nara sumber yang

didatangkan ke siswa.

4. Masyarakat belajar (Learning Community)

Pembelajaran merupakan hasil kerja sama dengan pihak lain. Hasil belajar

yang diperoleh dari kerjasama antar teman akan membentuk masyarakat

belajar. Pendekatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok

belajar. Kelompok dengan teman sekelas, kelas lain, kakak/adik kelasnya

atau dengan masyarakat umum.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

10

Page 11: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

5. Permodelan (Modelling)

Pembelajaran ketrampilan dan pengetahuan harus ada model yang ditiru.

Model memberikan contoh cara melakukan sesuatu, guru bisa jadi model

tetapi guru bukanlah satu-satunya model yang harus memberi contoh. Tetapi

model bisa dari siswa itu sendiri. Misalnya salah satu siswa

mendemontrasikan ketrampilan dan pengetahuannya di depan teman

sekelasnya. Dan ini sekaligus melatih siswa untuk bertanggung jawab atas

hasil karyanya.

6. Refleksi (Reflektion)

Refleksi merupakan cara berpikir ke belakang, apa yang telah dilakukan

atau dipelajari di masa lalu. Sehingga siswa mengendapkan pengetahuan

yang baru dipelajari untuk merevisi atau merupakan pengayaan

pengetahuan dan ketrampilan sebelumnya. Tugas guru membantu siswa

untuk menghubungkan antara pengetahuan yang baru dimiliki siswa dengan

pengetahuan sebelumnya. Sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan

ketrampilan yang bermakna bagi dirinya.

7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assesment)

Penilaian merupakan pengumpulan data yang bisa memberikan gambaran

tentang perkembangan siswa. Tujuannya agar guru dapat memastikan

sejauh mana pengalaman siswa dalam proses KBM. Penilaian bukan hanya

dilakukan oleh guru, tetapi bisa dinilai orang lain atau sesama siswa. Dalam

hal ini yang dinila bukanlah mengingat fakta (hafalan) tetapi yang dinilai

adalah ketrampilan dan pengetahuannya.

D. Model Pembelajaran Kontekstual

Untuk menentukan model pembelajaran, guru harus melakukan

identifikasi hasil apa yang akan dicapai oleh siswa. Guru harus menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP) yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran tersebut.

Beberapa model pembelajaran yang mengacu pada strategi CTL adalah :

1. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction/PBI)

PBI adalah model pembelajaran dengan menyajikan suatu masalah kepada

siswa. Masalah tersebut otentik dan bermakna yang dapat memberikan

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

11

Page 12: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inquiri.

Peranan guru dalam PBI adalah mengajukan masalah, memfasilitasi

penyelidikan dan dialog siswa serta mendukung belajar siswa. PBI di atur

agar terhindar dari data sederhana dan mengandung berbagai pemecahan

masalah. Sehingga pembelajaran ini meliputi pengajuan masalah atau

pertanyaan, penyelidikan otentik, kerja sama serta menghasilkan karya.

2. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Dalam pembelajaran ini guru harus mendemontrasikan pengetahuan dan

ketrampilan yang akan dilatihkan kepada siswa secara bertahap. Karena

dalam pembelajaran ini peran guru sangat besar, maka guru dituntut agar

dapat menjadi seorang model yang menarik bagi siswa. Atau mencari model

selain guru yang dihadirkan di depan siswa. Model pembelajaran ini

dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang

pengetahuan bersama dan pegetahuan deklaratif yang tersetruktur dengan

baik dan dapat dipelajari tahap demi tahap.

3. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning/CL)

Pembelajaran kooperativ ini adalah suatu model pembelajaran dimana siswa

belajar dalam kelompok-kelompok yang memiliki tingkat kemampuan

berbeda. Dalam kelompok setiap anggota bekerjasama untuk memahami

suatu bahan pembelajaran. Diakhir belajarnya semua anggota memiliki

ketrampilan dan pengetahuan yang sama. Model pembelajaran ini

dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif-konstruktive. Teori ini

sesuai dengan teori Vygotsky, yaitu penekanan pada hakikat sosiokultural

pembelajaran. Disamping mencapai hasil akademik, pembelajaran ini juga

mengembangkan ketrampilan sesama siswa. Dalam menyelesaikan tugas

akademik, siswa juga belajar antara grade atas dengan grade bawah. Grade

atas sebagai tutor dan grade bawah memperoleh batuan dari teman sebaya.

Yang lebih penting dari model pembelajaran ini adalah mengajarkan kepada

siswa untuk selalu bekerjasama dan berkolaborasi antar sesama. Sehingga

pertikaian antar sesama bisa terhindarkan dan yang tumbuh adalah sifat

toleransi antar sesama (Brouwer, M.A.W. dkk, 1979).

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

12

Page 13: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

E. Penerapan CTL

Dalam menerapkan CTL guru harus benar-benar menguasai materi ajar

dan mampu menguasai sifat dan karakter masing-masing individu peserta didik

(Umaedi, M.Ed. 1999).

Ada beberapa cara penerapan pembelajaran Kontekstual yaitu :

1. Mengembangkan pemikiran siswa agar belajar lebih bermakna dengan cara

bekerja sendiri, menemukan sendiri dan merenkonstruksikan sendiri

ketrampilan dan pengetahuan barunya,

2. Mengarahkan siswa untuk bisa menemukan sesuatu di semua topic,

3. Mengembangkan sifat siswa untuk selalu ingin tahu dengan bertanya,

4. Menciptakan masyarakat belajar (Kelompok belajar),

5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran,

6. Melakukan refleksi di akhir penemuannya,

7. Melakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara.

F. Kerangka Berpikir

Berdasarkan paparan kajian pustaka tersebut diatas bahwa dalam

pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), seorang guru harus melakukan

identifikasi apa saja hasil pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa.

Selanjutnya guru dituntut untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru harus memahami

strategi-strategi apa yang akan digunakan dalam pembelajaran tersebut.

Dengan strategi CTL pembelajaran akan bisa mencapai hasil yang diharapkan

yaitu tercapainya ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Namun

apabila pembelajaran tidak kontekstual, yang dihasilkan hanyalah ranah kognitif

dan konsep-konsep yang bersifat abstraks.

G. Hipotesis

Berpijak dari kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan suatu

hipotesis yaitu “Pelaksanaan Pembelajaran dengan Strategi Cotextual

Teaching and Learning (CTL) di SMP Negeri 3 Bayat belum Optimal”.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

13

Page 14: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

BAB III

PEMBAHASAN

A. Sobyek Penelitian

Sesuai dengan tujuan dari peneliti untuk melakukan perbaikan Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM), maka penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bayat,

Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa-Tengah. Populasi siswa SMP Negeri 3 Bayat

sebanyak 487 siswa. Dalam menentukan sampel penelitian ini menggunakan

Monogram Harry King (N ≤ 2000), dengan Margin of Error 2,8 %. Selanjutnya

dalam menentukan sampel dengan tehnik Multistage Random Sampling dan

responden yang di ambil sebagai sampel adalah siswa kelas VIII C dengan 38

responden. Survey di laksanakan pada tanggal 7 Juni 2008 atau pada akhir

Tahun Pelajaran 2007/2008. Walaupun yang diambil sampel hanya kelas VIII

C, tetapi target populasi adalah seluruh siswa SMP Negeri 3 Bayat.

B. Metodologi Penelitian

Karena jumlah mata pelajaran dalam KBM ada 15 bidang studi, sehingga

penelitian ini menggunakan 15 pertanyaan dalam bentuk angket. Siswa diberi

angket satu-satu untuk menjawab 15 pertanyaan. Setiap pertanyaan ada tiga

kolom yang bisa diisi jawaban, tetapi dari ketiga kolom tersebut tidak harus diisi

semua, namun minimal harus diisi satu. Selanjutnya dalam menjawab telah

disediakan 15 opsi. Ke 15 opsi tersebut adalah pernyataan yang berhubungan

dengan KBM. Jawaban-jawaban tersebut akan menunjukan suatu kesimpulan

realitas KBM di SMP Negeri 3 Bayat.

C. Analisis Data

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pen-skor-an dari 15

pertanyaan tersebut. Kemudian distribusi skor tersebut di prosentase-kan,

selanjutnya dilakukan analisa dengan menggunakan Analisis Diskriptif. Dari ke

15 pertayaan akan di analisa satu-persatu dan analisa komulatif. Diskripsi

analisa hasil survey tersebut adalah sebagai berikut :

1. “Kegiatan apa yang sering dilakukan siswa pada saat pelajaran Pendidikan

Agama”.

Pembahasan : Data masuk 91 yaitu terdiri dari ; 34,07 % mendengarkan

ceramah ; 26,37 % mencatat ; 25,27 % mengerjakan soal ;

dan 14,29 % membaca.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

14

Page 15: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

2. “Kegiatan apa yang sering dilakukan siswa pada saat pelajaran PKn”.

Pembahasan : Data masuk yang 92 terdiri dari 40,22 % mencatat ; 34,78%

mendengarkan ceramah ; 17,39 % latihan soal ; 4,35 %

penugasan dan 3,26 % membaca.

3. “Kegiatan apa yang sering dilakukan siswa pada saat pelajaran Bahasa

Indonesia”.

Pembahasan : Data masuk 97 yaitu terdiri dari 39,18 % mencatat ; 23,71 %

mendengarkan ceramah ; 21,65 % membaca ; 14,43 %

latihan soal-soal dan 1,03 % penugasan.

4. “Kegiatan apa yang sering dilakukan siswa pada saat pelajaran Bahasa

Inggris”.

Pembahasan : Data Masuk yaitu 85 terdiri dari 44,71 % latihan soal ;

25,88% mencatat ; 15,29 % membaca ; 10,59 %

mendengarkan ceramah dan 3,53 % penugasan.

5. “Kegiatan apa yang sering dilakukan siswa pada saat pelajaran Matematika”

Pembahasan : Data masuk 72 terdiri dari 44,44 % latihan soal ; 27,78 %

mendengarkan ceramah ; 23,61 % mencatat ; 4,17 %

penugasan.

6. “Kegiatan apa yang sering dilakukan siswa pada saat pelajaran IPA Fisika”.

Pembahasan : Data masuk 77 terdiri dari 36,36 % latihan soal ; 28,57 %

mendengarkan ceramah ; 23,38 % mencatat ; 7,79 %

membaca dan 3,90 % praktek.

7. “Kegiatan apa yang sering dilakukan siswa pada saat pelajaran IPA Biologi”.

Pembahasan : Data masuk 82 terdiri dari 32,93 % latihan soal ; 31,71 %

mendengarkan ceramah ; 28,05 % mencatat ; 3,66 %

membaca ; 2,44 % penugasan dan 1,22 % praktek.

8. “Kegiatan apa yang sering dilakukan siswa pada saat pelajaran Sejarah”.

Pembahasan : Data masuk yang 76 terdiri dari 39,47 % latihan soal ;

36,84% membaca ; 14,47 % mendengarkan ceramah ; 6,58

% mencatat dan 2,6 % penugasan.

9. “Kegiatan apa yang sering dilakukan siswa pada saat pelajaran Ekonomi”.

Pembahasan : Data masuk 76 yaitu terdiri dari 40,79 % membaca ; 39,47

% latihan soal ; 15,79 % mendengarkan ceramah ; 2,63 %

penugasan dan 1,32 % mencatat.

10. “Kegiatan apa yang sering dilakukan siswa pada saat pelajaran Geografi”.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

15

Page 16: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

Pembahasan : Data masuk 83 yaitu terdiri dari 39,76 % latihan soal ;

24,10% mencatat ; 20,48 % mendengarkan ceramah ;

13,25 % membaca dan 2,41 % penugasan.

11. “Kegiatan apa yang sering dilakukan siswa pada saat pelajara Seni dan

Budaya”.

Pembahasan : Data masuk 52 terdiri dari 65,38 % praktek ; 9,62 % latihan

soal ; 5,77 % membaca ; 5,77 % penugasan ; 3,85 %

mendengarkan ceramah ; 1,92 % diskusi ; 1,92 % observasi

; 1,92 % tes unjuk kerja ; 1,92 % demontrasi dan 1,92 %

simulasi.

12. “Kegiatan apa yang sering dilakukan siswa pada saat pelajaran Penjaskes”.

Pembahasan : Data masuk 49 terdiri dari 77,55 % praktek ; 16,33 %

mendengarkan ceramah ; 4,08 % latihan soal dan 2,04 %

penugasan.

13. “Kegiatan apa yang sering dilakukan siswa pada saat pelajaran T I K”.

Pembahasan : Data masuk 55 terdiri dari 69,09 % praktek ; 18,18 % latihan

soal ; 5,45 % mendengarkan ceramah ; 3,64 % penugasan ;

1,82 % mencatat dan 1,82 % membaca.

14. “Kegiatan apa yang sering dilakukan siswa pada saat pelajaran Bahasa

Jawa”.

Pembahasan : Data masuk 81 yaitu terdiri dari 32,10 % latihan soal ;

27,16% mendengarkan ceramah ; 23,46 % membaca ;

16,05 % mencatat dan 1,23 % penugasan.

15. “Kegiatan apa yang sering dilakukan siswa pada saat pelajaran Ketrampilan

Elektronika”

Pembahasan : Data masuk 82 yaitu terdiri dari 30,49 % mendengarkan

ceramah ; 29,27 % latihan soal ; 14,63 % membaca ;

14,63% praktek ; 9,76 % mencatat dan 1,22 % penugasan.

Setelah hasil survey dilakukan analisa tiap-tiap pertanyaan tentang

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dominasi jawaban ada pada ranah kognitif,

salah satunya adalah kegiatan mengerjakan soal-soal. Secara terperinci data

hasil survey dalam pelaksanaan KBM di SMP Negeri 3 Bayat adalah sebagai

berikut :

1. Mengerjakan Soal : 29,39 % 9. Observasi : 0,09 %2. Mendengarkan ceramah : 22,87 % 10. Tes unjuk kerja : 0,09 %

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

16

Page 17: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

3. Mencatat : 19,74 % 11. Simulasi : 0,09 %4. Membaca : 14,26 % 12. Penelitian : 05. Praktek : 10,96 % 13. Studi Pustaka : 06. Penugasan : 2,35 % 14. Presentasi : 07. Demontrasi : 0,09 % 15. Lain-lain…. : 08. Diskusi : 0,09 %

GRAFIK HASIL SURVEY KBM

Mengerjakan Soal

Mendengarkan Membaca Ceramah

PraktekMencatat

Diskusi Tes unjuk kerja

Demontrsi SimulasiPenugasanObservasi

Selanjutnya hasil analisa secara komulatif dalam pelaksanaan KBM adalah :

Ranah Kognitif 43,65 %, Ranah Afektif 0,26 %, Ranah Psikomotorik 13,48 %

dan penyimpangan 42,61 %. Seperti gambar grafik di bawah ini :

GRAFIK HASIL ANALISA KOMULATIF

Penyimpangan

Psikomotorik Kognitif

Afektif

BAB IV

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

17

43.65

0.26

13.48

42.61

Page 18: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisa dan pembahasan dari distribusi skor hasil survey tersebut di

atas, bahwa Pelaksanaan Pembelajaran dengan strategi Contextual

Teaching and Learning pada SMP Negeri 3 Bayat belum Optimal. KBM

masih terfokus pada ranah kognitif, salah satunya adalah kegiatan

mengerjakan soal-soal. Data membuktikan bahwa Ranah Kognitif 43,65 %,

Ranah Afektif 0,26 % dan Ranah Psikomotorik 13,48 %. Ranah psikomotorik

yang mencapai 13,48 % inipun di dominasi 3 bidang studi yaitu ; Penjaskes,

Kesenian dan TIK. Jadi pembelajaran dengan strategi Kontekstual belum

seimbang dan merata di semua aspek dan di seluruh Mata Pelajaran.

Pelaksanaan KBM yang seperti ini sangat jauh dari harapan prinsip

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Sementara KBM yang menyimpang dari prinsip KTSP adalah 42,61 %.

Yang di maksud menyimpang disini adalah kegiatan mencatat dan

mendengarkan ceramah guru. Kegiatan siswa disuruh mencatat dan

mendegarkan ceramah guru tidak ada dalam prinsip KTSP.

B. Saran-saran

Pendidikan pada dasarnya merupakan pembebasan sosial. Dengan

demikian selayaknya guru membumikan materi pelajaran di ruang pendidikan.

Pembelajaran di kelas bukan tumpukan informasi yang ditimbunkan di kepala

siswa secara paksa. Realitas sosial seharusnya diakomodasi dalam materi

pembelajaran. Hal ini penting agar siswa tidak tuna realitas sosial, tuna

ketrampilan dan mati rasa atas nilai-nilai kemanusiaan.

Maka dari itu seharusnya pembelajaran harus kontekstual, yaitu

mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan ketrampilan

yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini diharapkan hasil pembelajaran

lebih bermakna bagi peserta didik.

DAFTAR PUSTAKALaboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat

Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206E_mail : [email protected]

18

Page 19: Karya Ilmiah Contectual Teaching and Learning (CTL)...SMPN 3 Bayat Klaten

Poulo Freire “Pendidikan Kaum Tertindas”, Penerbit LP3ES

Jakarta, 1995.

Brouwer, M.A.W, dkk, “Kepribadian dan perubahannya”, Penerbit PT.

Gramedia, Jakarta, 1979.

Zaepudin Arahim, S.Pd. “Contextual Teaching and Learning (CTL), Penerbit CV.

Sinar Mandiri, Klaten, 2004.

------------------------- “Setiap Siswa Punya Modalitas”, Solo Post, 2008.

Umaedi, M.Ed, “Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah”,

Penerbit Proyek Peningkatan Mutu SLTP, Jakarta,

1999.

Zaepudin Arahim, S.Pd. “Model-model Pengajaran dalam Pembelajaran”,

Penerbit CV. Sinar Mandiri, Klaten, 2004.

S. Prasetyo Utomo “Paradoks Pengembangan Kurikulum”, Suara

Merdeka, 2008.

Suhardjono, dkk, “Pedoman Penilaian Karya Tulis Ilmiah”, Penerbit

Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis

Dikbud, Jakarta, 1996.

----------------------- “Penerapan RPP Kurang Optimal”, Solo Post, 2008.

Sutrisno Hadi, “Statistik”, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 1989.

Beni Setiawan “Pendidikan Berbasis Moral”, Suara Merdeka, 2008.

Bobbi dePorter, dkk, “Quantum Teaching”, Penerbit Kaifa, Bandung, 2000.

----------------------- “Model Penilaian Kelas”, Penerbit Depdiknas, Jakarta,

2007.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 BayatJalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206

E_mail : [email protected]

19