sejak kapan manusia mempengaruhi iklim global
TRANSCRIPT
Sejak Kapan Manusia Mempengaruhi Iklim Global?
Perubahan iklim adalah sebuah fenomena global yang ditandai dengan perubahan suhu
udara dan distribusi hujan. Dalam keadaan iklim yang berubah, semua tempat di bumi akan
mengalami suhu yang lebih panas dari rata-rata suhu selama ini dan menerima curah hujan
yang berbeda baik dari segi jumlah maupun waktunya. Perubahan iklim tidak terjadi secara
mendadak atau seketika, tetapi merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu yang
panjang dan terjadi secara berangsur-angsur (CCFPI, 2001).
Penyebab terjadinya perubahan iklim adalah adanya peningkatan konsentrasi gas-gas di
atmosfer yang memiliki kemampuan menyerap radiasi gelombang panjang yang bersifat
panas. Peningkatan ini menyebabkan kesetimbangan radiasi berubah dan suhu bumi menjadi
lebih panas. Karena sifatnya yang demikian gas-gas tersebut dinamakan Gas Rumahkaca
(GRK) dan efek yang ditimbulkannya disebut Efek Rumahkaca. Termasuk dalam GRK
utama antara lain adalah karbondioksida (CO ), 2metana (CH) dan nitrous oksida (NO).
GRK, terutama CO , meningkat secara tajam sejak jaman industri ketika manusia mulai
banyak menggunakan bahan bakar fosil (BBF), seperti minyak bumi, batubara dan gas alam
(CCFPI, 2001).
Banyak penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa konsentrasi karbon dioksida (CO2)
yang meningkat dalam atmosfir, yang dihasilkan terutama oleh kegiatan manusia tersebut,
adalah penyebab utama pemanasan global. Fenomena iklim yang tidak pernah terjadi
sebelumnya itu telah meningkatkan suhu permukaan rata-rata Bumi, peningkatan 0,8 derajad
Celsius sejak tahun 1880, dan menaikkan tingkat CO2 yang sekarang ke 392 part per milion.
Para ilmuwan NASA yang melakukan penelitian baru itu mengatakan perhitungan
mereka menunjukkan bahwa tingkat karbon dioksida atmosfir harus turun paling sedikit 350
part per satu juta untuk memulihkan perimbangan energi Bumi.
Sejak puluhan tahun yang lalu kemungkinan aktivitas manusia dapat mempengaruhi
susunan atmosfer dan bekerjanya sistem iklim yang sedikit demi sedikit mulai mengusik
pikiran para pakar iklim dan beberapa lembaga seperti Badan Meteorologi Dunia (WMO).
Ternyata sejak lebih dari 100 tahun, pertumbuhan industri, ledakan penduduk, dan
meningkatnya perekonomian dunia mengubah lingkungan alam kita, dan sampah-sampah
industri dirasakan mulai mengubah susunan umum atmosfer.
Naiknya temperatur dan meningkatnya gas CO2 merupakan fenomena yang
mencemaskan dan menjadi bahan polemik dan isu politik. Pada tahun 1986, RA Rasmussen
dan MAK Khalil dari Oregon Graduate Center-Beaverton menunjukkan bahwa gas-gas
seperti metana (CH4), N2O, dan CFC meningkat secara cepat selama itu. Ancaman lainnya
yang juga menjadi bahan perdebatan adalah lapisan ozon yang berperan penting di stratosfer
sebagai pelindung dari radiasi sinar ultraviolet langsung akan hancur akibat meningkatnya
beberapa susunan kimia seperti CFC atau N2O. Bahaya bersumber dari efek komulatif jangka
panjang terhadap mekanisme iklim Planet Bumi karena gas-gas tersebut mampu bekerja
simultan secara mengerikan pada konsentrasi rendah dalam kesetimbangan energi atmosfer
(Supangat, 2004).
Badan Antarika Amerika, NASA, mengatakan penelitian selama 6 tahun yang
menunjukkan iklim Bumi terus memanas pada masa radiasi matahari yang rendah. Penelitian
itu mengukuhkan bahwa antara tahun 2005 dan 2010, ketidakseimbangan energi Bumi terus
memburuk, yang berarti planet ini menyerap lebih banyak energi surya sebagai panas
daripada yang dikembalikannya ke antariksa (poskota.news, 2012).
Hansen adalah direktur Institut Goddard NASA untuk Penelitian Antariksa di Kota
New York. Ia baru-baru ini menyebut gagasan membatasi pemanasan global buatan manusia
hingga “batas yang aman” yang diakui internasional, yakni 2 derajad Celsius di atas tingkat
pra-industri sebagai “resep bencana.” (poskota.news, 2012).
Bukti bahwa pemanasan global karena disebabkan oleh manusia sudah diteriakkan di
tiga dekade akhir dan masyarakat yang masih menyangkal bukti ini, merupakan dalam sikap
yang dogmatis dan berbahaya, ungkap sekretaris perubahan iklim Inggris Ed Davey
(lingkungan.net, 2013).
Menurut beberapa penelitian yang lain juga, manusia ternyata sudah berperan dalam
perubahan iklim sejak lebih dari 10.000 tahun lalu (netsains, 2010). Kebanyakan ilmuwan
memperkirakan manusia berperan dalam perubahan iklim sejak 8000 tahun lalu, ketika
peradaban manusia mulai menemukan sistem pertanian. Namun pada era Pleistosen yang
terjadi pada 10.000-15.000 tahun lalu, fauna besar seperti mamot, dan kucing gigi panjang
sudah mulai punah. Kematian mereka diduga akibat pemanasan iklim, sebagian lagi dipicu
oleh perburuan manusia (netsains, 2010).
Sumber :
Campbell, dkk. 2004. Biologi Jilid 3 Edisi 5. Gramedia: Jakarta
Fellman, Jerome D. Arthur Getis, Judith Getis. 2008. Human Geography:Landscapes of
Human Activities.New York : McGraw Hill Companies, Inc.
http://www.poskotanews.com/2012/02/04/ulah-manusia-penyebab-perubahan-iklim-ekstrim/
(diakses tanggal 27 Mei 2013)
http://www-personal.umich.edu/~thoumi/Research/Carbon/Forests/Forests,%20Wetlands
%20International/CCFPI%20Project/Flyers/PIP/PIP%2001.pdf (diakses tanggal 27 Mei
2013)
http://lingkungan.net/manusia-penyebab-perubahan-iklim-pro-dan-kontra-perubahan-iklim/
(diakses tanggal 27 Mei 2013)
http://netsains.net/2010/07/manusia-picu-perubahan-iklim-10-000-tahun-lalu/ (diakses
tanggal 21 Mei 2013)
http://dnpi.go.id/DMS.V3/data/xdll_20121217_Paper__KCM-AS.pdf. Supangat, Agus.
2004Bencana Iklim Mengancam Bumi. (diakses tanggal 21 Mei 2013)