kapan liburan

32
profesi, PPNI memiliki kode etik keperawatan yang ditinjauseti ap 5 tahun

Upload: nanda-wawan-nugroho

Post on 14-Nov-2015

226 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

liburan itu

TRANSCRIPT

profesi, PPNI memiliki kode etik keperawatan yang ditinjausetiap 5 tahun dalam MUNAS PPNI.Berdasarkan keputusan MUNAS VI PPNI No. 09/MUNASVI/PPNI/2000 tentang Kode Etik Keperawatan Indonesia.Bidang Etika keperawatan sudah menjadi tanggung jawab organisasi keprofesian untukmengembangkan jaminan pelayanan keperawatan yang berkualitas dapat diperoleh oleh tenagakeperawatan yang professional.Dalam menjalankan profesinya sebagai tenaga perawat professional senantiasa memperhatikan etikakeperawatan yang mencakup tanggung jawab perawat terhadap klien ( individu, keluarga, danmasyarakat ).selain itu , dalam memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas tentunya mengacupada standar praktek keperawatan yang merupakan komitmen profesi keperawatan dalam melindungimasyarakat terhadap praktek yang dilakukan oleh anggota profesi dalam hal ini perawat.Dalam menjalankan tugas keprofesiannya, perawat bisa saja melakukan kesalahan yang dapatmerugikan klien sebagai penerima asuhan keperawatan,bahkan bisa mengakibatkan kecacatan dan lebihparah lagi mengakibatkan kematian, terutama bila pemberian asuhan keperawatan tidak sesuai denganstandar praktek keperawatan.kejadian ini di kenal dengan malpraktek.Di dalam setiap profesi termasuk profesi tenaga kesehatan berlaku norma etika dan norma hukum. Olehsebab itu apabila timbul dugaan adanyakesalahan praktek sudah seharusnyalah diukur atau dilihat darisudut pandang kedua norma tersebut. Kesalahan dari sudut pandang etika disebut ethical malpracticedan dari sudut pandang hukumdisebut yuridical malpractice. Hal ini perludipahami mengingat dalamprofesi tenaga perawatan berlaku norma etika dan norma hukum, sehingga apabila ada kesalahanpraktek perlu dilihat domain apa yang dilanggar.Karena antara etika dan hukum ada perbedaan-perbedaan yang mendasar menyangkut substansi,otoritas, tujuan dan sangsi, maka ukuran normatif yang dipakai untuk menentukan adanya ethicalmalpractice atau yuridical malpractice dengan sendirinya juga berbeda.Yang jelas tidak setiap ethical malpractice merupakan yuridical malpractice akan tetapi semua bentukyuridical malpractice pasti merupakan ethical malpractice.Untuk menghindari terjadinya malpraktek ini, perlu di adakan kajian-kajian etika dan hukum yangmenyangkut malpraktek khususnya dalam bidang keperawatan sehingga sebagai perawat nantinyadalam menjalankan praktek keperawatan senantiasa memperhatika