sefalosporin generasi kedua
DESCRIPTION
-TRANSCRIPT
Sefalosporin Generasi Kedua
Anggota selfalosporin generasi kedua meliputi sefaklor, sefamandol, sefonsiid, sefuroksim,
sefprozil, lorakarbef, dan seforanid serta sefaamisin yang terkait secara struktural, seperti
sefotetan, sefmetazol, dan sefotetan, yang memiliki aktivitas terhadap bakteri anaerob.
Kelompok obatini tersusun atas berbagai obat (heterogen) yang memiliki perbedaan nyata dalam
hal aktivitas, farmakokinetik, dan toksisitas pada setiap individu. Padaumumnya, obat ini aktif
terhadap organism yang dihambat oleh obat generasi pertama, tetapi selain itu, obat ini memiliki
cakupan gram-negatif yang lebih luas. Klesiellae (termasuk yang resisten terhadap
sefalotin)biasanya sensitif. Sefamandol, sefuroksim, sefonisid, seforanid, dan sefaklor aktif
terhadap H.influenzae tetapi tidak terhadap B.fragilis. Sebaliknya,sefoksitin, sefmetazol, dan
sefotetan aktifter hadap B.Fragilis dan beberapa galur serratia tetapi kurang aktif terhadap
H.influenzae. Seperti pada agen generasi-pertama, tidak ada sefalosporin generasi-kedua yang
aktif terhadap enterokokus atau P.aeruginosa. Sefalosporin generasi-kedua dapat
memperlihatkan aktivitas in vitro terhadap spesies enterokokus, tetapi mutan resisten yang secara
konstitutif mengekspresikan β-laktamase kromosomal yang menghidrolisis senyawa-senyawa ini
(dan sefalosporin generasi-ketiga) muncul secara cepat sehingga sefalosporin generasi-kedua
sebaiknya tidak digunakan untuk mengobati infeksi enterobakter.
Farmakokinetik & Dosis
A. Oral
Sefaklor, sefuroksim aksetil, sefprozil, dan lorakarbef dapat diberikan per oral. Dosis
untuk orang dewasa biasanya 10-15 mg/kg/hari, yang diberika dalam dua sampai empat
dosis terbagi; anak-anak harus diberikan 20-40 mg/kg/hari hingga mencapai dosis
maksimum 1 g/ hari. Kecuali untuk sefuroksim aksetil, obat-obat ini diperkirakan tidak
aktif terhadap pneumokokus yang resisten penisilin dan harus digunakan secara hati-hati,
jika memang harus digunakan, untuk mengobati infeksi pneumpkokus baik yang sudah
pasti maupun yang masih berupa kecurigaan. Sefaktor lebih rentan terhadap hidrolisis β-
laktamase daripada agen lain, dan manfaatnya perlahan menghilang.
B. Parenteral
Setelah infuse intravena sebanyak 1 g, kadar serum biasanya 75-125 mcg/mL untuk
sebagian besar sefalosporin generasi-kedua. Pemnerian intramuscular menimbulkan nyeri
sehingga harus dihindari. Dosis dan interval pemberian dosis bervariasi untuk setiap
agen. Terdapat perbedaan nyata antaragen dalam hal waktu-paruh, ikatan protein, dan
interval antar dosis. Semua obat ini dibersihkan oleh ginjal sehingga membutuhkan
penyesuaian dosis pada gagal ginjal.
Penggunaan Klinis
Sefalosporin generasi-kedua oral aktif terhadap H.influenzae atau Moraxella catarrhalis yang
menghasilkan β-laktamase dan terutama digunakan untuk mengoati sinusitis, otitis, atau infeksi
saluran nafas bawah yang disebabkan organism di atas. Karena aktivitasnya terhadap bakteri
anaerob (bermasuk B.fragilis),sefoksitin,sefotetan,atau sefmetazol dapat digunakan untuk
mengobati nfeksi bakteri anaerob campuran, seperti peritonitis atau diverticulitis. Sefuroksim
digunakan untuk mengobati community-acquired pneumonia karena aktif terhadap H.influenzae
atau K.pneumoniae, yang menghasilkan β-laktamase, dan pneumokokus ang resisten terhadap
penisilin. Meskipun melintasi sawar darah otak, sefuroksim tidak selektif seftriakson atau
sefotaksim dalam terapi meningitis dan sebaiknya tidak digunakan.
(Katzung.2010)
Dapus: Katzung BG. 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 10. Jakarta: EGC.