secara kasat mata pengertian mahasiwa

23
Secara kasat mata pengertian mahasiwa, ech sorry… mahasiswa bro, yaitu ..“ memiliki makna ganda dimana kata MAHA ini menandakan sesuatu yang waaaccch.. luar biaso… di konotasikan dengan ke-MAHA-an dan unik berbeda dengan yang lain, dan kata SISWA adalah seseorang yang bergerak untuk menyempurnakan menjadi yang lebih baik malalui proses pembelajaran, atau kalau digabungkan mahasiswa, nama class social masyarakat yang lain yang memilki kekuatan intelektual moral serta religusitas yang tinggi, jadi mahasiswa adalah seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dari proses pembelajaranya untuk menyempurnakan menjadi yang lebih baik, sehingga ciri khas atau karakteristik seorang mahasiswa, memiliki otonom tinggi dan tidak bergantung pada pihak manapun dan dengan idealisnya jarang memiliki kepentingan politik tertentu. Sesuai dengan kata maha yang biasanya diidentikan dengan merasa tidak berketergantungan kepada pihak manapun dan siswa sebagai pembelajar yang tidak perlu selamanya “disuapin” karena sudah ada ikatan dengan kata maha maka mahasiswa adalah proses pembelajaran yang dilakukana secara dewasa, atau kemandirian. “Berpendidikan tinggi”. secara politis telah mengalami sosialisasi pilitik lebih tinggi. Dikampus mereka mengalami akulturasi karena heterogenitas lingkungan. Kondisi tersebut memungkinkan transformasi dalam tataran nilai pada mahasiswa. Dipundak mahasiswa memikul beban harapan yang diberikan masyarakat untuk sebuah tatanam masyarakat yang sejahtera dengan action-nya mahasiswa sebagai Agent of Change serta amanat perguruan tinggi sebagai darma baktinya untuk pengabdian dimasyarakat, maka mahasiswa harus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap penomena social yang terjadi dimasyarakat. Mahasiswa dituntut tidak hanya sekedar datang, duduk, diam, dengarkan pelajaran dan pulang tapi ada aspek lain yang perlu diperhatikan yang tidak dapat ditemukan dengan hanya seperti itu, yaitu kemampuan bersosial, bermasyarakat, karena bagaimanapun juga mahasiswa adalah bagian dari kelas masyarakat yang dipersiapkan untuk bisa hidup dimasyarakat diamasa yang akan datang sehingga pendidikan yang didapat dari banggu kuliah dijadikan sebagai inkubatornya laboratorium ilmu untuk siap diamalakan didunia nyata atau dikehidupan masyarakat dan inilah salah satu tujuan pendidikan yaitu mempersiapkan untuk kehidupan dimasa yang akan datang sesuai dengan perannya sebagai manusia untuk menjadi manusia seutuhnya. ( Man Of Future ) Menurut Didin S Damanhuri (Menorobos Krisis, 1985) Ada

Upload: yudi-hardianto

Post on 02-Dec-2015

188 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Secara Kasat Mata Pengertian Mahasiwa

Secara kasat mata pengertian mahasiwa, ech sorry… mahasiswa bro, yaitu ..“ memiliki makna ganda dimana kata MAHA ini menandakan sesuatu yang waaaccch.. luar biaso… di konotasikan dengan ke-MAHA-an dan unik berbeda dengan yang lain, dan kata SISWA adalah seseorang yang bergerak untuk menyempurnakan menjadi yang lebih baik malalui proses pembelajaran, atau kalau digabungkan mahasiswa, nama class social masyarakat yang lain yang memilki kekuatan intelektual moral serta religusitas yang tinggi, jadi mahasiswa adalah seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dari proses pembelajaranya untuk menyempurnakan menjadi yang lebih baik, sehingga ciri khas atau karakteristik seorang mahasiswa, memiliki otonom tinggi dan tidak bergantung pada pihak manapun dan dengan idealisnya jarang memiliki kepentingan politik tertentu. Sesuai dengan kata maha yang biasanya diidentikan dengan merasa tidak berketergantungan kepada pihak manapun dan siswa sebagai pembelajar yang tidak perlu selamanya “disuapin” karena sudah ada ikatan dengan kata maha maka mahasiswa adalah proses pembelajaran yang dilakukana secara dewasa, atau kemandirian. “Berpendidikan tinggi”. secara politis telah mengalami sosialisasi pilitik lebih tinggi. Dikampus mereka mengalami akulturasi karena heterogenitas lingkungan. Kondisi tersebut memungkinkan transformasi dalam tataran nilai pada mahasiswa. Dipundak mahasiswa memikul beban harapan yang diberikan masyarakat untuk sebuah tatanam masyarakat yang sejahtera dengan action-nya mahasiswa sebagai Agent of Change serta amanat perguruan tinggi sebagai darma baktinya untuk pengabdian dimasyarakat, maka mahasiswa harus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap penomena social yang terjadi dimasyarakat. Mahasiswa dituntut tidak hanya sekedar datang, duduk, diam, dengarkan pelajaran dan pulang tapi ada aspek lain yang perlu diperhatikan yang tidak dapat ditemukan dengan hanya seperti itu, yaitu kemampuan bersosial, bermasyarakat, karena bagaimanapun juga mahasiswa adalah bagian dari kelas masyarakat yang dipersiapkan untuk bisa hidup dimasyarakat diamasa yang akan datang sehingga pendidikan yang didapat dari banggu kuliah dijadikan sebagai inkubatornya laboratorium ilmu untuk siap diamalakan didunia nyata atau dikehidupan masyarakat dan inilah salah satu tujuan pendidikan yaitu mempersiapkan untuk kehidupan dimasa yang akan datang sesuai dengan perannya sebagai manusia untuk menjadi manusia seutuhnya. ( Man Of Future ) Menurut Didin S Damanhuri (Menorobos Krisis, 1985) Ada empat ciri karakter mahasiswa yang diidentikannya mahasiswa sebagai Agent Of Change adalah, pertama, mahasiswa adalah sekelompok orang muda. Karakter kelompok orang muda biasanya ingin mencari sesuatu yang berbeda dari lingkungan yang didapatkannya yang diwarnai dengan sifatnya yang tidak puas terhadap keadaan lingkungan yang mandeg bahkan gerakan yang menonjolnya sering menunjukan penentangan terhadap norma dan keadaan yang mapan sehingga biasanya selalu menuntut keadaan untuk perubahan, memodifikasi kehidupan menuju arah yang diharapkannya lebih baik dari keadaan sebelumnya dengan cepat dan radikal. Kedua, Mahasiswa adalah kelompok muda yang sedang melakukan pembelajaran dengan system pendidikan tinggi. Nilai akademisi yang tertanam didalamnya akan menjadi ciri khas gerak langkahnya seorang mahasiswa sehingga mahasiswa tidak akan mudah mengatakan ya, tidak atau abstain begitu saja tanpa ada analisis masalah, melainkan mereka menggunakan kemampuan analisisnya dengan sikap rasional, objektif, kritis dan skeptis terhadap permasalahan yang terjadi. Sehingga biasanya argument yang terlontarkanya tidak hanya sebatas ucapan ceplas-ceplos atau tidak logis. Ketiga, mahasiswa adalah kelompok yang relatif “Independent”, memiliki otonom tinggi dan tidak bergantung kepada pihak manapun atau ada ikatan tertentu kepada pihak lain melainkan berdiri sendiri, merdeka dengan sikapnya yang lugas, spontan, idealis yang dengan pandanganya yang sangat kuat

Page 2: Secara Kasat Mata Pengertian Mahasiwa

untuk memikirkan masa depan yang lebih baik keempat, mereka adalah juga kelompok yang menjadi subsistem masyarakat secara keseluruhan baik secara lokal regional, nasional maupun mondial. Oleh karenanya dalam menatap konstalasi yang berkembang denga latar belakang kemudian, keilmuan dan keindependenannya mereka senantiasa menempatkan pada sudut pandang yang tidak mengulang kelompok masyarakat lainnya, tetapi berusaha mencari hal yang tidak sempat terlihat oleh kelompok yang lain. Keempat ciri karakter mahasiswa ini harus menempel pada setiap mahasiswa sebagai identitas kemahasiswaannya atau jati diri sorang mahasiswa untuk dijadikan sebagai agent of change, man of innovator dan man of future. Mahasiswa Yang tak berdaya dan kurang bergairah Bila tubuh sudah terasa letih lemah lesu dan kurang bergairah itu biasanya kurang darah atau anemia. Sama halnya dengan mahasiswa yang tak berdaya dan kurang bergairah dengan kemahasiswaanya itu biasanya kekurangan darah ideology sebagai mahasiswanya. Bagaimana menumbuhjkan kembali gairah kemahsiswaanya serta menjadi berdaya dan unggul… seperti visinya UNIKU ?. Tunggu di edisi berikutnya.

LANDASAN FILOSOFIParadigma merupakan sesuatu yang vital bagi pergerakan organisasi. Karena paradigma merupakan titik pijak dalam membangun konstruksi pemikiran dan cara memandang sebuah persoalan yang akan termanifestasikan dalam sikap dan prilaku social. Disamping itu, dengan paradigma ini pula sebuah organisasi akan menentukan dan memilih nilai-nilai yang universal,abstrak menjadi khusus dan praksis operasional yang akhirnya menjadi karakteristik sebuah organisasi dan gaya berpikir seseorang.Proses pengkaderan baik formal maupun non formal memiliki kontribusi penting dalam melegitimasi dan melanggengkan system dan struktur social yang ada. Namun, pengkaderan juga merupakan medan perjuangan dan bagian dari proses untuk menggerakkan perubahan social menuju kontruksi social yang adil. Apakah pengkaderan akan mengabdi pada tatanan yang menindas ataukah justru menjadi medan perjuangan, sangat bergantung pada paradigma pengkaderan yang menjadi kerangka kerjanya. Karena itu dibutuhkan pemahaman mengenai berbagai paradigma baik yang melegimitasi system maupun yang memiliki fungsi liberisasi, serta implikasinya dalam praksis pengkaderanGiroux dan Aronowiz sebagaimana dikutip oleh Mansur Fakih (2001) mengelompokkan ideologi-ideologi pengkaderan ke dalam tiga aliran besar: konservatif, liberal, dan kritis. Secara garis besar perbincangan tentang tiga aliran adalah sebagai berikut :1. Paradigma KonservatifBagi kaum konservatif, terjadinya ketidaksederajatan dalam masyarakat merupakan suatu hal yang alamiah, suatu hal yang mustahil, bisa dihindari, serta sudah merupakan ketentuan sejarah atau bahkan takdir tuhan. Perubahan social bagi mereka bukanlah sesuatu yang harus diperjuangkan, bahkan perubahan justru akan membuat manusia lebih sengsara lagi. Dalam bentuknya yang klasik, paradigma konservatif dibangun berdasarkan keyakinan bahwa masyarakat tidak bisa merencanakan perubahan atau mempengaruhi perubahan social, hanya Tuhanlah yang merencanakan keadaan masyarakat dan hanya dia yang tahu makna dibalik itu semua. Dengan pandangan seperti itu, kaum konservatif klasik tidak menganggap rakyat memiliki kekuasaan atau kekuasaan untuk merubah kondisi mereka.Namun dalam perkembangannya, paradigma konservatif cenderung menyalahkan subyek. Bagi kaum

Page 3: Secara Kasat Mata Pengertian Mahasiwa

konservatif, mereka yang menderita, yakni orang-orang yang miskin, buta huruf, kaum tertindas, dan mereka yang dipenjara, menjadi demikian karena salah mereka sendiri. Karena, dalam kenyataannya, banyak orang lain bekerja keras dan berhasil meraih sesuatu. Banyak orang yang bersekolah dan belajar atau kursus, dan karenanya dapat hidup dengan layak, dan tidak menjadi kriminal.Karena kenyataan tersebut, kaum konservatif menyerukan kepada kaum miskin agar sabar dan belajar untuk berperilaku baik, sambil menunggu giliran mereka dating, karena pada akhirnya kelak semua orang akan mencapai kebebasan dan kebahagiaan. Kaum konservatif sangat melihat pentingnya harmoni dalam masyarakat dan menghindarkan dari konflik dan kontradiksi social.2. Paradigma LiberalKaum liberal berangkat dari keyakinan bahwa memang ada masalah di masyarakat. Namun bagi mereka, pengkaderan tidak memiliki kaitan apapun dengan persoalan social, politik dan ekonomi yang terjadi di masyarakat. Dengan asumsi seperti itu, maka tugas pengkaderan pun tidak memiliki keterkaitan dengan persoalan sosial masyarakat.Namun demikian, kaum liberal selalu berusaha untuk menyesuaikan pengkaderan dengan keadaan sosial, politik dan ekonomi di luar dunia pengkaderan. Usaha penyesuaian ini dilakukan dengan cara memecah berbagai problem pengkaderan dengan usaha reformasi kosmetik, karikatural. Karena kosmetik, maka umumnya yang dilakukan adalah usaha-usaha seperti pentingnya membangun kelas baru dan fasilitas baru, modernisasi peralatan sekolah dengan pengadaan komputer yang lebih canggih, laboratorium, serta berbagai usaha untuk menyehatkan rasio guru-murid. Selain itu juga didorong inventasi untuk meningkatkan metodologi pengajaran dan pelatihan yang lebih efisien dan partisipatif seperti kelonpok dinamik (dynamic group), Berbagai usaha itu pada dasarnya masih terisolir dari sitem dan struktur ketidakadilan social, dari dominasi budaya dan represi social yang ada dalam masyarakat.Kaum liberal dan konservatif sama-sama berpendirian bahwa pengkaderan asosial dan excellence merupakan target utama pengkaderan. Kaum liberal berpendapat bahwa persoalan pengkaderan dan persoalan sosial merupakan dua persoalan yang berbeda. Mereka tidak melihat kaitan pengkaderan dalam struktur sosial dan dominasi politik serta budaya dan deskriminasi gender dalam masyarakat. Bahkan pengkaderan, bagi salah satu aliran liberal, yakni fungsional structural personian, justru dirancang untuk menstabilkan norma dan nilai dlam masyarakat. Pengkaderan justru dimaksudkan sebagai media sosialisasi dan reproduksi nilai tata susila keykinan dan nilai dasar agar masyarakat luas berfungsi secara baik.Pendekatan liberal inilah yang kini mendominasi hampir seluruh pemikiran pengkaderan modern baik formal maupun informal. Jika dilacak dalam sejarah pemikiran, akar filosofi dari aliran ini adalah liberalisme. Yaitu suatu pandangan yang menekankan pengemnbangan kemampuan, melindungi hak dan kebebasan, serta mengindefikasi problem dan upaya perubahan sosial secara inskrimental demi menjaga stabilitas jangka panjang. Konsep pengkaderan liberal berakar dari cita-cita barat tentang individualisme. Gagasan liberalisme dalam sejarahnya berkait erat dengan bangkitnya kelas menengah yang diuntungkan oleh kapitalisme. Pengaruh liberalisme dalam pengkaderan dapat dianalisa dengan melihat komponen-komponennya. Komponen pertama adalah pengauh filsafat barat tentang model manusia universal, yakni model manusia Amerika dan Eropa. Ideal-type dari manusia tersebut adalah rationalis liberal, yang ditandai oleh : Pertama, bahwa semua manusia memiliki potensi sama dalam intelektual, kedua baik tataran alam maupun norma social dapat ditangkap oleh akal . ketiga, individualisti, yakni anggapan bahwa manusia adalah atomistic dan otonom (Bay, 1988). Menempatkan

Page 4: Secara Kasat Mata Pengertian Mahasiwa

individu secara atomistic, membawa pada keyakinan bahwa hubungan social sebagai suatu kebetulan, dan masyarakat dianggap tidak stabil karena interest anggotanya tidak stabil.3. Paradigma kritis/RadikalPengkaderan dalam paradigma kritis dimaknai sebagai bagian dari medan perjuangan. Bila bagi kaum konservatif, pengkaderan mengabdi pada statusquo, kaum liberal untuk perubahan moderat, maka bagi paradigma kritis dirancang perubahan moderat, maka bagi paradigma kritis dirancang untuk melakukan perubahan fundamental dan transformasional bagi konstruksi social masyarakat. Bagi mereka,konstruksi social merefleksikan dalam dunia pengkaderan. Ini yang membedakan dengan liberal dan konservatif.Dalam perspektif kritis, urusan pengkaderan adalah melakukan refleksi kritis, terhadap the dominant ideology, menuju transformasi social. Tugas pengkaderan adalah membangun kesadaran kritis dan menciptakan ruang kritis terhadap struktur dan system ketidakadilan, mentransformasikan konstruksi social menuju tatanan berkeadilan. Pengkaderan tidak mungkin bersikap netral, tidak berpihak, obyektif maupun berjarak dengan masyarakat. Dalam paradigma ini, pengkaderan harus mampu menciptakan ruang untuk mengidentifikasi dan menganalisis secara bebas dan kritis untuk transformasi social. Dengan kata lain, tugas utama pengkaderan adalah “memanusiakan kembali manusia yang mengalami dehumanisasi karena system dan struktur yang tidak adil. PILIHAN PARADIGMA VERSI PMIIDisamping terdapat banyak penegrtian mengenai paradigma, dalam ilmu social ada beberapa macam jenis paradigma. Melihat realitas dimasyarakat dan sesuai dengan tuntutan keadaan masyarakat PMII baik secara sosiologis, politis dan Antropologis. Maka PMII memilih Paradigma Kritis Transformatif sebagai wijakan oraganisasi pergerakan.EKSISTENSI PKT PMII Definisi ParadigmaDalam khazanah ilmu social, ada beberapa pengertian paradigma yang dibangun oleh para pemikir sosiologi. Salah satu diantaranya adalah G. Ritzer yang memberi pengertian paradigma sebagai pandangan fundamental tantang apa yang menjadi pokok persoalan dalam ilmu. Paradigma membantu apa yang harus dipelajari, pertanyaan yang harus dijawab, bagaimana semestinya pertanyaan-pertanyaan itu diajukan dan aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam menafsirkan jawaban yang diperoleh. Paradigma merupakan kesatuan consensus yang terluas dalam suatu bidang ilmu dan membedakan antara kelompok ilmuwan. Menggolongkan, mendefinisikan dan yang menghubungkan antara eksemplar, teori, metode serta instrumen yang terdapat didalamnya. Mengingat banyaknya definisi yang dibentuk oleh para sosiologi, maka perlu ada pemilihan atau perumusan yang tegas mengenai definisi paradigma yang hendak diambil oleh PMII, hal ini perlu dilakukan untuk memberi batasan yang jelas mengenai paradigma dalam pengertian komunitas PMII agar tidak terjadi perbedaan persepsi dalam memaknai paradigma.Substansi PKT PMIIDari penelusuran yang cermat atas paradigma kritis, terlihat bahwa paradigma kritis sepenuhnya merupakan proses pemikiran manusia. Dengan demikian ia adalah secular. Kenyataan ini yang membuat PMII dilematis, karena akan mendapat tuduhan secular jika pola pikir tersebut diberlakukan. Untuk menghindari tudingan tersebut, maka diperlukan adanya reformulasi penerapan paradigma kritis dalam tubuh warga pergerakan. Dalam hal ini, paradigma kritis transformatif diberlakukan hanya sebatas sebagai kerangka bepikir dan metode analisis dalam memandang persoalan. Dengan sendirinya ia harus

Page 5: Secara Kasat Mata Pengertian Mahasiwa

diletakkan pada posisi tidak diluar dari ketentuan agama, sebaliknya justru ingin mengembalikan dan menfungsikan ajaran agama yang sesungguhnya sebagaimana mestinya. Dalam hal ini penerapan paradigma kritis transformatif bukan menyentuh pada hal-hal yang sifatnya sacral, tetapi pada persoalan yang profan. Lewat paradigma kritis di PMII berupaya menegakkan sikap kritis dalam berkehidupan dengan menjadikan ajaran agama sebagai inspirasi yang hidup dan dinamis.Sebagaimana dijelaskan diatas, pertama paradigma kritis berupaya menegakkan harkat dan martabat kemanusiaan dari berbagai belenggu yang diakibatkan oleh proses social yang bersifat profan, kedua paradigma kritis melawan segala bentuk dominasi dan penindasan. Ketiga paradigma kritis membuka tabir dan selubung pengetahuan yang munafik dan hegemonic. Semua ini adalah semangat yang dikandung oleh islam. Oleh karenanya, pokok-pokok pikiran inilah yang dapat diterima sebagai titik pijak paradigma kritis transformatif dikalangan warga PMII.Dasar PKTAda beberapa alas an yang menyebabkan PMII harus memilih paradigma kritis sebagai dasar untuk bertindak dan mengimpletasikan pemikiran serta penyusunan cara pandang dalam melakukan analisa. Pertama masyarakat Indonesia saat ini sedang terbelenggu oleh nilai-nilai kapitalisme modern. Kedua masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, baik etnik, tradisi, kultur maupun keprcayaan. Kondisi ini sangat memerlukan paradigma kritis. Ketiga budaya pemerintahan orde baru yang menggunakan paradigma keteraturan dengan teori-teori modern yang di presentasikan melalui ideology developmentalisme pada bagian tertentu. Keempat selain terbelenggu social politik yang masih melekat hingga hari ini meskipun tidak separah era orde baru dampaknya secara tidak sadar telah terjadi berbagai pemahaman yang distortif mengenai ajaran dan fungsi agama.Peranan PKTMenurut Hasan Hanafi Penerapan paradigma kritis ini terlihat jelas dalam konstruksi pemikirannya terhadap agama. Dia menyatakan untuk memperbarui masyarakat islam yang mengalami ketertinggalan dalam segala hal, pertama-tama diperlukan analisis social. Menurutnya selama ini mengandalkan otoritas teks kedalam kenyataan. Dia menemukan kelemahan mendasar dalam metodologi ini. Pada titik ini dia memberikan kritik tajam terhadap metode tradisional teks yang telah mengalami ideologis.Dari pemahaman gerakan paradigma kritis tersebut sebenarnya berupaya membebaskan manusia dengan semangat dan ajaran agama yang lebih fungsional. Dengan kata lain, kalau paradigma kritis barat berdasarkan pada semangat revolusioner sekuler dan dorongan kepentingan sebagai dasar pijakan, maka dalam paradigma kritis PMII justru menjadikan nilai-nilai agama yang terfokus pada dogmatisme itu sebagai pijakan untuk membangkitkan sikap kritis melawan belenggu yang kadang-kadang disebabkan oleh pemahaman yang distortif.Jelas ini terlihat ada perbedaan yang mendasar penerapan paradigma kritis antara barat dengan islam (yang diterapkan PMII). Namun demikian harus diakui adanya persamaan antara keduanya yaitu dalam metode analisa, bangunan teoritik dan semangat pembebasan yang terkandung didalamnya. Jika paradigma kritis ini bisa diterapkan dikalangan warga pergerakan, maka kehidupan keagamaan akan berjalan dinamis, berjalannya proses pembentukan kultur demokratis dan penguatan civil society akan segera dapat terwujud. Dan kenyataan ini terwujud manakala masing-masing anggota PMII memahami secara mendalam pengertian, kerangka paradigmatic dan konsep teoritis dari paradigma kritis yang dibangun oleh PMII.KESIMPULAN

Page 6: Secara Kasat Mata Pengertian Mahasiwa

Paradigma Kritis Transformatif PMII merupakan pandangan fundamentalis tentang apa yang menjadi pokok persoalan dalam pergerakan, format pengkaderan yang dikemas dalam rumusan materi PKT untuk membangun kesadaran kritis individualis menuju kesadaran kritis social dan menciptakan ruang kritis pada pembacaan struktur dan system ketidakadilan yang mempreser tranformasi kontruksi social menuju tatanan keadilan. Dalam PKT ini sebagai kader pergerakan harus mampu mengindentifikasi dan menganalisa secara bebas dan kritis dalam transformasi social, tanpa mengesampingkan platform profan”Religius Nasionalis” dengan dalih untuk mensukseskan cita-cita yang mulia dan utama dalam bingkai “Memanusiakan Kembali Manusia Yang Mengalami Dehumanisasi Karena System Dan Struktur Yang Tidak Adil”.

Pergerakan Mahasiswa islam IndonesiaDari namanya PMII disusun dari empat kata yaitu “Pergerakan”, “Mahasiswa”, “Islam”, dan “Indonesia”. Makna “Pergerakan” yang dikandung dalam PMII adalah dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya memberikan kontribusi positif pada alam sekitarnya. “Pergerakan” dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahannya.

Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.

“Islam” yang terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang dipahami dengan haluan/paradigma ahlussunah wal jama’ah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara iman, islam, dan ikhsan yang di dalam pola pikir, pola sikap, dan pola perilakunya tercermin sikap-sikap selektif, akomodatif, dan integratif. Islam terbuka, progresif, dan transformatif demikian platform PMII, yaitu Islam yang terbuka, menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan. Keberbedaan adalah sebuah rahmat, karena dengan perbedaan itulah kita dapat saling berdialog antara satu dengan yang lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan beradab (civilized).

Sedangkan pengertian “Indonesia” adalah masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan ideologi bangsa (Pancasila) serta UUD 45.

Sejarah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia lahir dari organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama’ (NU). Pada tanggal 17 April 1960. ide lahirnya PMII lahir dari hasrat yang kuat dari kalangan mahasiswa NU untuk membentuk sebuah organisasi yang menjadi tempat berkumpul dan

Page 7: Secara Kasat Mata Pengertian Mahasiwa

beraktifitas bagi mereka. Akan tetapi karena pada waktu itu sudah berdiri Ikatan Pemuda Nahdlatul Ulama (IPNU), sementara anggota dan pengurusnya banyak yang dari mahasiswa maka para mahasiswa NU banyak yang bergabung dengan IPNU. Sebenarnya keinginan untuk membentuk sebuah organisasi sudah ada sejak Muktamar II IPNU tahun 1959 di Pekalongan Jawa Tengah, akan tetapi belum mendapat respon yang serius, karena IPNU sendiri pada waktu itu masih memerlukan pembenahan, dalam proses IPNU yang masih dalam proses establish dikhawatirkan tidak ada yang mengurusi. Karena IPNU dianggap tidak mampu menampung aspirasi mahasiswa NU pada waktu itu. Pertama, kondisi objektif antara keinginan dan harapan mahasiswa serta dinamika yang terjadi berbeda dengan keinginan para pelajar. Kedua, dengan hanya membentuk departemen dalam IPNU mahasiswa NU tidak bisa masuk PPMI Persatuan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia, karena PPMI hanya menampung ormas mahasiswa.Puncak dari perhelatan dibentuk tidaknya organisasi mahasiswa NU adalah ketika IPNU menyelenggarakan konferensi besar pada tanggal 14-17 Maret 1960 diKaliurang Yogyakarta. Diawali oleh Isma’il Makky selaku ketua departemen Perguruan Tinggi (IPNU) dan M. Hartono, BA (mantan Wakil Pimpinan usaha Harian Pelita Jakarta), akhirnya forum konferensi membuat keputusan tentang perlunya didirikan organisasi mahasiswa NU. Lalu dibentuklah panitia sponsor pendiri yang beranggotakan 14 orang, yang dilanjutkan dengan musyawarah mahasiswa NU yang diselenggarakan di Surabaya, yang sebelumnya PBNU sudah merestui. Dan pada tanggal 17 April 1960 secara sah PMII dinyatakan berdiri dan H. Mahbub Djunaidi dinyatakan sebagai ketua terpilih.1. Unsur pemikiran yang ditonjolkan pada organisasi yang akan berdiri pada waktu itu adalah:2. Mewujudkan adanya kedinamisan sebagai organisasi mahasiswa, khususnya karena pada waktu itu situasi nasional sedang diliputi oleh semangat revolusi.3. Menampakkan identitas ke-Islaman sekaligus sebagai konsepsi lanjutan dari NU yang berhaluan ahlu sunnah wal jamaah juga berdasarkan perjuangan para wali di pulau jawa yang telah sukses dengan dakwahnya. Mereka sangat toleran atas tradisi dan budaya setempat. Sehingga dengan demikian ajaran-ajarannya bersifat akomodatif.4. Memanifestasikan nasionalisme sebagai semangat kebangsaan, karenanya nama Indonesia harus tercantum.Independensi dan pencarian jati diri Jatuhnya orde lama dan naiknya Soeharto sebagai rezim orde baru membawa kepada perubahan politik dan pemerintahan yang cukup signifikan setelah Soekarno sebelumnya membubarkan Masyumi, orde baru juga berobsesi untuk mengurangi partai politik yang berbau ideologi dengan mendirikan partai untuk menopang keuasaannya sendiri. Kebijakan pemerintahan orde baru diatas telah menempatkan pemerintahan sebagai wilayah kauasaan yang tidak bisa dijamah dan dikritisi oleh masyarakat.Fenomena diatas menuntut PMII mampu melakukan pembacaan secara jeli tentang dirinya ditengah upaya pemerintah untuk melakukan upaya-upaya pengkerdilan terhadap setiap komponen masyarakat-bangsa termasuk partai politik selain golkar. Dari hasil pembacaan itu bahwa apabila PMII tetap bernaung dibawah NU yang masih berada pada wilayah politik praktis, maka PMII akan mengalami kesulitan untuk berkembang sebagai ormas mahasiswa. Atas dasar pertimbangan inilah pada MUBES V tanggal 14 Juli 1972 di Munarjati Malang, PMII memutuskan untuk menjadi organisasi yang independen yang tertuang dalam deklarasi Munarjati. Dengan ini PMII sebagai tidak terikat pada sikap dan tindakan siapapun dan hanya komitmen dengan perjuangan organisasi serta cita-cita perjuangan nasional yang berlandaskan pancasila.

Page 8: Secara Kasat Mata Pengertian Mahasiwa

Pada periode 1980-an PMII yang mulai serius masuk dan melakukan pembinaan di perguruan tinggi menemukan kesadaran baru dalam menentukan pilihan dan corak gerakannya. Bersamaan dengan Khittah 1926 NU pada tahun 1984 dan diterimanya pancasila sebagai asas tunggal, PMII telah membuat pilihan-pilihan peran yang cukup strategis. Dikatakan strategis karena menentukan pilihan pada tiga hal yang penting, yaitu:1. PMII memberikan prioritas pada upaya pengembangan intelektualitas.2. PMII menghindari keterlibatannya dengan politik praktis, baik secara langsung atau tidak, dan bergerak pada wilayah pemberdayaan Civil Society.3. Memilih mengembangkan paradigma kritisisme terhadap negara. Pilihan-pilihan tersebut membuat PMII selalu berjarak dengan struktur-struktur kekuasaan politik maupun pemerintahan.

Peran dan tanggung jawab Mahasiswa dalam lingkungan sosialKamis, 23 Oktober 2008 @ 19:21 WIB - Musik, Film & Hiburan

Mahasiswa menempati kedudukan yang khas (Special position) dimasyarakat, baik dalam artian masyarakat kampus maupun diluar kampus. Kekhasan ini tampak pada serentetan atribut yang disandang mahasiswa, misal : intelektual muda, kelompok penekan (Pressure group), agen pembaharu (Agent of change), dan kelompok anti status quo.

Dalam konteks pergerakan politik di Indonesia, sejarah perjuangan mahasiswa Indonesia sudah eksis sejak sebelum kemerdekaan. Bahkan, dapat dikatakan mereka adalah pelopor pergerakan kemerdekaan secara modern melalui organisasi-organisasi pergerakan mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari kepeloporan mahasiswa Stovia yang dimotori Wahidin Sudirohusodo dalam mempelopori gerakan kemerdekaan dengan organisasi modern. Hal yang kurang lebih sama dilakukan oleh pergerakan mahasiswa dinegeri Belanda, Kelompok Kramat Raya, Pegangsaan, KAMI, Malari, dan yang terakhir jatuhnya rezim Soeharto oleh gerakan Reformasi Mahasiswa. Fakta- fakta ini menunjukkan bahwa mahasiswa adalah kelompok yang selalu berdiri di garda terdepan dalam hampir setiap perubahan yang terjadi.

Dalam perspektif sosial, mahasiswa pun menunjukkan dinamika tersendiri sebagai kelompok yang secara konsisten memperjuangkan hak-hak kaum tertindas serta memberi kontribusi yang tidak kecil dalam rekayasa perubahan sosial menuju masyarakat yang lebih baik. Posisi mahasiswa yang netral (Neutral position) dan tidak mempunyai kepentingan tertentu atau dibawah kepentingan telah menempatkannya pada posisi yang sangat disegani dan dihormati

Page 9: Secara Kasat Mata Pengertian Mahasiwa

dalam setiap proses perubahan sosial masyarakat.

PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan sosial adalah suatu fenomena yang menarik sebab masalah sosial adalah perkara yang berhubungan dengan persoalan manusia sehingga tak sedikit para ahli soiologi mengkaji masalah ini. Sementara perubahan itu sendiri-baik yang sudah, sedang atau sudah berlangsung- sangat perlu diketahui apakah memberi banyak manfaat (dalam arti mampu memenuhi kebutuhan manusia).

Memang, para ahli sosiologi tampaknya belum begitu sepakat tentang pengertian dan penggunaan istilahâ€Perubahan sosial†tersebut. Sebagian dari mereka mengartikan istilah itu � �dengan evolusi, pembangunan, perkembangan, dan perubahan yang terjadi di masyarkat. Dengan kata lain, istilah “Perubahan sosial†itu terbuka untuk di diskusikan.�

Sosiolog Nisbet, membedakan penggunaaan istilah change dengan evolution, dengan maksud untuk mendeteksi “perubahanâ€. Change diartikannya sebagai terjadinya diskontinuitas dalam� proses kehidupan masyarakat ; sementara evolution diartikan sebagai terdapatnya suatu kontinuitas dalam proses yang sama.

Pikiran Marx mengenai perubahan sosial lain lagi. Menurut Marx, jika lapisan atas (supra struktur) ssosial yang memegang kekuasaan karena menguasai alat-alat produksi bertindak sewenang-wenang dan melakukan tekanan terhadap lapisan bawah sosial, orang-orang dalam lapisan terakhir itu akan menuntut (denganâ€kekerasanâ€) suatu perubahan sosial.� �

KRISIS SOSIAL MASYARAKAT MAJU

Untuk menggambarkan krisis masyarakat maju itu secara fenomenal, ada baiknya diberikan ilustrasi singkat tentang dua ideologi besar yang paling dominan dan berpengaruh terhadap perubahan masyarakat selama ini, yaitu kapitalisme dan sosialisme.

I. Kapitalisme

Landasan ideologi ini adalah pemenuhan kebutuhan atau kepentingan individu sekaligus berarti pemenuhan kebutuhan masyarakat. Alasannya, karena individu merupakan bagian dari masyarakat. Untuk mengoperasionalkan sistem yang sangat individualis ini, ia harus dimoitivasi oleh norma-norma kebebasan dalam politik, ekonomi, intelektual, pribadi dan sebagainya.

Kebebasan ekonomi misalnya, memberikan hak kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan

Page 10: Secara Kasat Mata Pengertian Mahasiwa

apa saja dalam bidang usaha. Tidak menjadi soal, apakah aktivitas ekonomi terd\sebut memberikan berkah atau tidak kepda masyarakat; yang penting dalam kegiatan ini adalah mendatangkan keuntungan (terutama untuk diri sendiri).

Kebebasan intelektual misalnya, orang bebas mempercayai doktrin atau ajaran-ajaran sesuai dengan minat intelektualnya, dan kalau dianggap tidak cocok lagi boleh diganti. Kebebasan intelektual demikian ini telah membawa kepada sebuah statement bahwa “tidak ada tempat /ruang dan tidak bisa dijamah oleh pikiran manusiaâ€.�

Revolusi sains dan teknoogi telah melahirkan mesin-mesin industri raksasa yang menggusur teknologi rakyat kearah kebangkrutan. Tak dapat dielakkan hanya orang kuat yang banyak mengambil keuntungan dari revolusi ini dan sebagai dampaknya adalah tergusurnya kaum marginal atu pinggiran.

Masyarakat yang dilahirkan oleh sistem atu ideologi ini adalah bentuk masyarakat yang pikiran dan hatinya diamuk “nafsu penjajahâ€. Apa yang selama ini mereka rasakan tak lain adalah �ketegangan-ketegangan sosial dan kehampaan jiwa.

II. Sosialisme

Konsep manusia dalam ajaran ini secara spiritual dan intelektual telah di kondisikan untuk mengabdi kepada proses dan jenis produksi. Pemikiran-pemikiran manusia dalam masalah sosial saangat di pengaruhi oleh kekuatan-kekuatan produksi. Namun konsep manusia versi Marxisme ini mengalami kesulitan untuk menjelaskan fakta sejarah sebab dalam mewujudkan cita-cita sosial manusia memiliki suatu yang lain yaitu kreativitas. Plato, misalnya memperkenalkan konsep “kota ideal†tanpa sama sekali dipengaruhi oleh alat-alat produksi.�

Kesejahteraan material memang dipandang sebagai suatu kebanggaan dalam sistem pembangunan masyarakat aliran ini, yang sekaligus membuktikan bahwa cara kerja sistem ini benar. Namun sebenarnya terdapat belenggu yang mendominasi individu-individu atas nama kepentingan sosial. Sistem ini mengajarkan. Segala kehgiatan perekonomian berada dalam kekuasaaan negara. Akibatnya, lenyaplah eksistensi dan kreativitas individu.

PERAN MAHASISWA

Mahasiswa adalah kelompok masyarakat yang sedang menekuni bidang ilmu tertentu dalam lembaga pendidikan formal. Kelompok ini sering juga disebut sebagai “Golongan intelektual muda†yang penuh bakat dan potensi. Posisi yang demikian ini sudah barang tentu bersifat �sementara karena kelak di kemudian hari mereka tidak lagi mahasiswa dan mereka justru

Page 11: Secara Kasat Mata Pengertian Mahasiwa

menjadi pelaku-pelaku intim dalam kehidupan suatu negara atau masyarakat.

Peran mahasiswa sejauh ini senantiasa diwarnai oleh situasi politik yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Mereka biasanya memerankan diri sebagai “Oposan†yang kritis �sekaligus konstruktif terhadap ketimpangan sosial dan kebijakan politik, ekonomi. Mereka sangat tidak toleran dengan penyimpangan apapun bentuknya dan nurani mereka yang masih relatif bersih dengan sangat mudah tersentuh sesuatu yang seharusnya tidak terjadi namun ternyata itu terjadi atau dilakukan oleh oknum atau kelompok tertentu dalam masyarakat dan pemerintah.

Mahasiswa sebagai calon pemimpin dan Pembina pada masa depan ditantang untuk memperlihatkan kemampuan untuk memerankan peran itu. Jika gagal akan berdampak negatif pada masyarakat yang di pimpinnya; demikian pula sebaliknya. Dalam perubahan sosial yang dasyat saat ini, mahasiswa sering dihadapkan pada kenyataan yang membingungkan dan dilematis. Suatu pilihan yang teramat sulit harus ditentukan, apakah ia terjun dalam arus perubahan sekaligus mencoba mengarahkan dan mengendalikan arah perubahan itu; ataukah sekedar menjadi pengamat dan penonton dari perubahan atau mungkin justru menjdi korban obyek sasaran dari perubahan yang dikendalikan oleh orang lain .

Melihat realitas dan tantangan diatas,mahasiswa memiliki posisi yang sangat berat namun sangat strategis dan sangat menentukan .Bukan zamannya lagi untuk sekedar menjadi pelaku pasif atau menjadi penonton dari perubahan sosial yang sedang dan akan terjadi;tetapi harus mewarnai perubahan tersebut dengan warna masyarakat yang akan dituju dari perubahan tersebut adalah benar-benar masyarkat yang adil dan makmur.

PERGERAKAN MAHASISWA INDONESIA

Perjalanan bangsa Indonesia tidak bisa dipisahkan dari angkatan muda ,terutama mahasiswa. Mahasiswa mempunyai record yang cukup mengesankan dalam perjalanan membangun bangsa ini, baik mulai dari pra kemerdekaaan, masa orde lama, orde baru, orde reformasi maupun orde persatuan nasional saat ini.Pada masa pra kemerdekaan orientasi gerakan mahaiswa Indonesia mengarah pada satu tujuan: yaitu melepaskan diri dari penjajahan. Mahasiswa bersama-sama dengan seluruh elemen masyarakat Indonesia bahu membahu menentang penjajah. Walaupun dengan stereotip gerakan yang berbeda-beda tetapi karena mempunyai satu tujuan, mereka tetap dalam satu kesatuan yang saling melengkapi. Karena semua komponen bangsa mempunyai arah dan tujuan gerakan yang sama, dapat dikatakan bahwa masa ini adalah masa yang paling mudah bagi mahasiswa untuk melakukan sinkronisasi gerakan dengan unsur lainnya. Pada masa ini kita melihat bahwa mahasiswa mempunyai stereotip yang khas yang mampu membedakan dengan elemen gerakan masyarakat lainnya. Dengan atribut kecendekiannya, mereka secara aktif dan kreatif mencoba menawarkan alternatif-alternatif baru yang non konvensional yang lebih efektif dan efisien.

Page 12: Secara Kasat Mata Pengertian Mahasiwa

Setelah kemerdekaan diraih bangsa Indonesia, bukan berarti gerakan mahasiswa mandek tetapi mereka tetap memerankan diri sebagai bagian dari bangsanya untuk tetap dapat mempertahankan kemerdekaan dan kehormatan bangsanya. Mereka secara kritis dan pro aktif memerankan posisi sebagai pressure group (kelompok penekan) terhadap pemerintah agar tetap berjalan sebagai mana seharusnya. Ketika pemerintahan orde lama mulai terjadi kecenderungan mengakomodinir komunis secara berlebihan, mahasiswa kembali bangkit bersama rakyat untuk menentang kebijakan pemerintah.Pemerintahan orde lama runtuh dan diganti orde baru, tidak kemudian serta merta mahasiswa mempunyai loyalitas buta terhadap pemerintahan baru. Gerakan mahasiswa bukanlah gerakan partisan untuk kepentingan politik tertentu, tetapi mereka adalah gerakan nurani, gerakan moral untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan rakyat secara universal. Kemurnian gerakan mahasiswa yang mengedepankan kepentingan masyarakat diatas kepentingan apapun tampaknya kemudian disalah tanggapi pemerintahn orde baru. Mahasiswa dianggap sebagi momok yang mengganggu dan merecoki kepentingan-kepentingan pemerintah yang berkuasa. Dengan dalih demi kepentingan stabilitas dan atas nama pembangunan, kemudian mereka diatas sedemikian rupa sehingga membelenggu aktifitas, kreatifitas dan kritisme mereka. Mahasiswa kemudian dicecoki dengan dogma-dogma pendidikan yang pragmatis.dalam situasi yang tidak menguntungkan itu tidak semua mahasiswa terlena dengan pragmatisme pendidikan yang dikembangkan orde baru.walaupun jumlahnya tidak banyak tetapi mereka dengan konsisten terus menyuarakan kebenaran dan keadilan dengan segala konsekuensi dan resiko yang akan dihadapinya. Kampus adalah bagian integral dari masyarakat. Apa yang dirasakan oleh masyarakat dirasakan pula oleh komunitas kampus;dan kampus mempunyai tanggung jawab sosial untuk terus memperjuangkan masyarakat dari kemiskinan dan ketidakadilan yang menimpa mereka.Yang juga menguntungkan, pada saat yang bersamaan rezim orde baru mulai tampak belangnya: kemiskinan,ketimpangan,ketidakadilan,ketidakjujuran ternyata lebih dominan daripada kemakmuran yang selama ini dipropagandakan mereka.Situasi inilah yang turut menjadi angin segar bagi bangkitnya kembali kesadaran “mahasiswa awamâ€agar memerankan kembali �peran-peran pressure group, agent of social change, dan kelompok anti status quo sebagaimana sebelumnya.

Di Indonesia ada slogan yang menyatakan “ Pemuda harapan bangsa†atau “Maju �mundurnya suatu bangsa tergantung pada Pemudanyaâ€. Beberapa slogan diatas menunjukkkan �bahwa pemuda atau Mahasiswa memang akan akan menjadi penerus dari generasi sekarang. Generasi sekarang jelas akan termakan usia, Pemuda/Mahasiswa sebagai generasi penerus akan melanjutkan dan memikul segala beban dan akibat dari generasi sekarang. Karena Para Pemuda/Mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan.Diakui atau tidak peran Pemuda/Mahasiswa memang sangat strategis dalam perubahan sosial. Ide-ide Pemuda/Mahasiswa sering dianggap sebagai suara rakyat, karena kedekatan sosial mereka dengan Masyarakat bawah. Ide-ide Pemuda/Mahasiswa sering dianggap sebagai ide yang membela kaum mustad’afien (Kaum lemah dan terpinggirkan). Pemuda/Mahasiswa juga

Page 13: Secara Kasat Mata Pengertian Mahasiwa

dianggap sebagai pemecah kebuntuan dan Problem Solver terhadap masalah-masalah yang dihadapi masyarakat dan juga pembawa perubahan ke arah yang lebih baik.Pemuda/Mahasiswa Sebagai Agent Of Change.Pembaharuan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti hasil pekerjaan yang membaharui. Pembaharuan ini juga bisa berarti modernisasi dimana hasil perubahanny menunjukkan hasil yang lebih baik. Kenapa dikatakan Pemuda/Mahasiswa Sebagai Agent Of Change karena Pemuda/Mahasiswa dapat berfungsi sebagai bagian dari masyarakat yang mampu mendorong, memotivasi, dan mempelopori terjadinya pembaharuan.Selain itu, Pemuda/Mahasiswa juga sebagai bagian dari Masyarakat yang dinilai memiliki intlektual dan memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan Masyarakat pada umumnya karena lingkungan yang berbeda.Sedangkan agent dapat diterjemahkan sebagai perantara atau perwakilan dari suatu Institusi/Lembaga. Sebagai Agent Of Change dapat dikatakan pula sebagai actor perantara atau perwakilan dari proses perubahan pada Masayarakat kearah yang lebih baik. Sejarah mencatat peran Pemuda/Mahasiswa dalam pembaharuan negeri ini dari sebelum kemerdekaan hingga Pasca kemerdekaan. Sebut saja tahun 1912 (Douwes Dekker dkk), 1928 (Sumpah Pemuda), 1945 (kemerdekaan RI) , 1965 (melawan G 30 S/PKI), 1998 (Reformasi). Beberapa momentum diatas hanya sedikit menggambarkan tentang kepedulian Pemuda/Mahasiswa Indonesia dalam mengawasi jalannya Pemerintah. Peran Pemuda/Mahasiswa ini menunjukkan adanya kekonsistensian Pemuda/Mahasiswa dalam mengawasi dan jika perlu melakukan perlawanan atau penekanan terhadap jalannya pemerintah yang dianggap melenceng.Perjuangan masih panjang, dinamika kehidupan semakin kompleks, dan kita tidak hanya bias berbangga diri hanya dengan sejarah yang telah ada. Semoga Identitas Pemuda/MahasiswaSebagai Agent Of Change tidak hanya menjadi sejarah saja, tetapi menjadi semangat juang kita dalam memperjuangkan kepentingan Masyarakat.

-Himpunan Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Ujung pandang--Khairul Faiz-

Mahasiswa sebagai agen perubahan, begitulah identitas yang selayaknya terus mengakar dalam diri mahasiswa. Mereka ada untuk menjadikan perubahan. Mereka ada untuk memberikan perbaikan. Mereka ada untuk masyarakat yang sejahtera secara adil dan merata, serta untuk Indonesia yang lebih baik. Namun pertanyaan kita sekarang, sejauh mana mahasiswa kita saat ini bisa membawa semua itu menuju cita-cita dan tujuan bangsa tersebut? Bahasa mudahnya, ”Mahasiswa bisa ngapain?”

 

 

Page 14: Secara Kasat Mata Pengertian Mahasiwa

Peran dan kontribusi mahasiswa secara riil untuk mengubah dan memberikan

perbaikan dalam masyarakat, selalu diharapkan dan dinantikan. Harapan terhadap

mahasiswa adalah harapan jangka panjang dan bervisi. Harapan masa depan bangsa,

harapan masa depan Indonesia. Dan di pundak mereka pula terdapat harapan

masyarakat, terutama oleh masyarakat kecil yang semakin kecil dan sulit bernapas di

tengah himpitan keadaan saat ini.

Sebagai orang-orang yang memiliki ”derajat” lebih tinggi dibandingkan yang

lainnya, mahasiswa mengemban tanggung jawab yang lebih. Sebagai golongan

intelektual yang mapan, tanggung jawab mereka berbeda dengan tanggung jawab dan

harapan kepada seorang anak SMA, anak SMP, apalagi anak SD, bahkan golongan

masyarakat lainnya. Mereka memiliki potensi dan kesempatan yang lebih besar untuk

mewujudkan harapan tersebut. Ide-ide segar dan pemikiran konstruktif mahasiswa,

pembelajaran mereka menuju kedewasaan, dan sikap positif yang selalu mereka

hadirkan, adalah cita-cita masyarakat terhadap bentuk ideal mahasiswa Indonesia yang

sulit dimiliki oelh orang lain. Mahasiswa yang sejatinya mahasiswa, bukanlah

mahasiswa yang semakin menyusahkan kehidupan bangsa ke depannya nanti. Apakah

mahasiswa kita saat ini telah sadar dengan itu semua? Apakah mahasiswa kita

menyadari harapan terhadap mereka?

Di dalam benak dan cita-cita masyarakat, mahasiswa adalah solusi. Solusi bagi

keadaan masyarakat yang semakin tidak mengenakkan dengan begitu banyak

permasalahan di dalamnya. Atau paling tidak, mahasiswa menjadi orang pertama yang

menggerakkan untuk segera menyelesaikan permasalahan. Mereka lah sang inovator

dan inisiator.

Ketika kita kembali menengok permasalahan masyarakat Indonesia saat ini,

yang terbayang dalam pikiran kita adalah pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan

di masyarakat yang terus meningkat. Masyarakat kecil semakin terasa semakin berat

melanjutkan hidup di saat harga-harga kebutuhan pokok mereka jauh melambung tinggi

sementara penghasilan mereka semakin tidak pasti. Sepertinya kita tidak bisa lagi

membayangkan istilah kesejahteraan dan keadilan di masyarakat seperti yang dicita-

Page 15: Secara Kasat Mata Pengertian Mahasiwa

citakan bangsa Indonesia, hadir di depan kita. Sangatlah jauh yang terjadi. Bagaimana

mahasiswa kita melihat keadaan ini semua?

Keadaan ekonomi masyarakat yang semakin memprihatinkan ini, sedikit demi

sedikit telah mulai ditemukan akar permasalahannya. Sekarang ini telah banyak bukti

nyata yang semakin meyakinkan bahwa sistem ekonomi yang lama bersemayam dalam

keseharian kita ternyata bukanlah sistem ekonomi yang tepat. Bukanlah sistem

ekonomi yang adil seperti yang didambakan. Kesenjangan yang terjadi, kemiskinan

yang menjadi-jadi, dan masalah-masalah ekonomi lainnya yang mendera masyarakat

kita semuanya berawal dari penerapan sistem yang salah tersebut. Sistem yang kata

orang adalah sistem ”tanpa nilai” ini, kini mulai menunjukkan kebobrokannya.