sebagian garis besar

5
Sebagian garis besar, penentuan oklusi penentuan oklusi ditetapkan menurut salah satu dari kedua cara berikut ini: 1. Teknik penentuan lintasan fungsional (functionally generated path) 2. Teknik articulator atau static 2.1. Penangkupan langsung 2.2. Rekaman antar oklusal 2.3. Bantuan gelengan gigit 2.4. Bantuan sepenuhnya galengan gigit 1. Teknik Penentuan Lintasan Fungsional Dasar pemikiran penggunaan teknik adalah merekam setiap gerakan fungsinal gigi yang sudah tak ada antagonisnya lagi. Dengan demikian gigi tiruan (elemen) dipasang dan dibentuk sedemikian rupa sehingga setiap saat berada dalam kontak serasi dengan antagonisnya pada sepanjang gerakan yang berlaangsung. Cara ini dalam prakteknya cukup rumit dan membutuhkan keterampilan tinggi dari operatornya. Selain itu, cara ini juga membutuhkan alat yang sebanyak mungkin dapat meniru gerakan rahang. 2. Teknik Artikulator 2.1. Penangkupan Langsung Cara pertama ini digunakan bila ada banyak geligi berantagonis yang dapat menunjukkan hubungan rahang yang sebenarnya, dan hanya sedikit saja geligi yang harus diganti serta rentang daerah tak bergigi yang cukup pendek. Dalam cara ini, penangkupan dapat dilakukan dengan tangan. Kedua model rahang ditangkupkan dan direkat dengan malam, sampai pemasangan pada articulator selesai dilaksanakan. Keuntungan cara ini adalah dapat memindahkan tanpa dimensi vertikal yang sudah ada dan diharmoni oklusi yang ada di antara geligi asli. Karena itu, analisis disharmoni oklusi dan koreksinya sudah harus selesai sebelum rekam hubungan rahang ini.

Upload: asyraf-afif-alfian

Post on 25-Jan-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dalam menjalani kehidupan bermahasiswa di universitas hasanuddin, maka diperlukan berbagai macam refensi oleh mahasiswa dimana perlu diajukan kepada pada dosen untuk membimbing mereka. Referensi bukan hanya dari buku tau teksbook bahasa inggris tetapi juga bisa mulai dari kuliah pakar maupun kuliah di hari yang biasa. mahasiswa saat ini sangat antusias mengikuti kelas apalagi di fakultas kedokteran gigi universitas hasanuddin yang notabene mahasiswa nya adalah kebanyak perempuan sehingga biasa disebut sebagai FKG fakultas kebanyakan gadis.

TRANSCRIPT

Page 1: Sebagian Garis Besar

Sebagian garis besar, penentuan oklusi penentuan oklusi ditetapkan menurut salah satu dari kedua cara berikut ini:

1. Teknik penentuan lintasan fungsional (functionally generated path)2. Teknik articulator atau static

2.1. Penangkupan langsung2.2. Rekaman antar oklusal 2.3. Bantuan gelengan gigit2.4. Bantuan sepenuhnya galengan gigit

1. Teknik Penentuan Lintasan Fungsional

Dasar pemikiran penggunaan teknik adalah merekam setiap gerakan fungsinal gigi yang sudah tak ada antagonisnya lagi. Dengan demikian gigi tiruan (elemen) dipasang dan dibentuk sedemikian rupa sehingga setiap saat berada dalam kontak serasi dengan antagonisnya pada sepanjang gerakan yang berlaangsung.

Cara ini dalam prakteknya cukup rumit dan membutuhkan keterampilan tinggi dari operatornya. Selain itu, cara ini juga membutuhkan alat yang sebanyak mungkin dapat meniru gerakan rahang.

2. Teknik Artikulator2.1. Penangkupan Langsung

Cara pertama ini digunakan bila ada banyak geligi berantagonis yang dapat menunjukkan hubungan rahang yang sebenarnya, dan hanya sedikit saja geligi yang harus diganti serta rentang daerah tak bergigi yang cukup pendek. Dalam cara ini, penangkupan dapat dilakukan dengan tangan. Kedua model rahang ditangkupkan dan direkat dengan malam, sampai pemasangan pada articulator selesai dilaksanakan.

Keuntungan cara ini adalah dapat memindahkan tanpa dimensi vertikal yang sudah ada dan diharmoni oklusi yang ada di antara geligi asli. Karena itu, analisis disharmoni oklusi dan koreksinya sudah harus selesai sebelum rekam hubungan rahang ini.

Jelas cara ini punya keterbatasan. Namun, rekaman seperti ini masih lebih baik daripada rekaman hubungan antarokusal yan lebih rumit, tetapi tidak cermat. Bila rekaman terakhir ini dilakukan tanpa gangguan dimensi dan konsistensi bahan medium perekam, penangkupan langsung masih lebih mampu memperkecil kemungkinan salahnya penentuan hubungan rahang ini.2.2. Perekaman Antaroklusal

Cara kedua ini merupakan modifikasi cara pertama dan digunakan bila terdapat cukup geligi asli yang akan mendukung protesa, umpamanya padda kasus kelas III Kennedy, tetapi relasi geligi berantagonis ini tidak memungkinkan penangkupan model begitu saja dengan tangan. Dalam keadaan penentuan hubungan rahang harus dilakukan seperti pada pembuatan

Page 2: Sebagian Garis Besar

geligi tiruan cekat dengan menggunakan salah satu jenis bahan Media Perekam Antaroklusal. Bahan-bahan ini antara lain:

Malam berlapis timah (wafer bite wax), pasta oksida metalik (metallic oxide paste), plaster.

Ketidakcermatan cara ini terletak pada bahan media perekamnya. Keberhasilan rekaman relasi sentrik dengan malam sebagai media perekam dipengaruhi oleh bentuk dan konsistensi malam tersebut serta kecermatannya setelah mendingin. Kontak berlebihan antara malam dengan permukaan jaringan akan menggeser jaringan lunak, sehingga bentuknya berubah. Akibatnya lempeng gigi ini tidak akurat lagi bila ditempatkan di atas model.

2.2.1. Malam Berlapis TimahPerekaman hubungan rahang dengan cara ini menggunakan selapis malam berlapis

timah, yang ditempatkan di antara geligi dan pasien dibimbing untuk mencapai relasi sentrik. Malam ini berbentuk seperti tapal kuda, terdiri dari dua lapis malam dengan lapisan timah diantaranya, dan dilunakkan sebelum dimasukkan ke dalam mulut. Cara penutupan mulut dilatih dahulu sebelum malam ditempatkan, sehingga tidak terjadi kesalahan dan penyimpangan. Pada saat penutupan rahang, malam diletakkan di antara lengkungan gigi rahang atas dan rahang bawah. Setelah hubungan ini tercapai, malam kemudian dilepas dan langsung didinginkan dengan air bersuhu kamar. Tempatkan lagi malam ke dalam mulut untuk mengecek apakah hubungan rahang yang dihasilkan dengan cara ini sudah tepat dan tak berubah karena pengaruh pendinginan. Lalu, dinginkan dan ulangi lagi. Semua malam berlebih dibuang dengan pisau tajam.

Cara ini dilakukan, umpamanya pada kasus di mana kontak geligi yang ada pada kedua rahang tidak dapat mununjukkan dimensi vertikal yang tetap. Malam berlapis timah ini sebaiknya dipotong mengikuti bentuk lengkung gigi yang ada dan malam ditambahkan pada pinggirannya. Hal ini mengurangi resiko distorsi yang dapat terjadi pada waktu pemasangan model pada articulator.

2.2.2. Pasta Oksida MetalikBeberpa operator lebih menyenangi penggunaan pasta oksida metalik daripada malam berlapis, karena penggunaan pasta ini dapat memperkecil penambahan dimensi vertikal ynag terjadi rekaman ini dapat dilakukan dengan menggunakan kerangka berkasa (wire carrier frame) yaitu suatu kerangka berbentuk lengkung rahang dan ditutup dengan kasa untuk memudahkan menempatkan pasta di antara kedua lingkungan.

2.2.3. PlasterPenderita diminta untuk menutup mulut dalam posisi hubungan antar tonjol yang maksimal. Dengan hubungan antar tonjol yang maksimal. Dengan hubungan rahang tetap dalam keadaan ini plaster cetak yang telah dicampur dan telah homogeny didoron masuk ke sulkus bukal kiri dan kanan meliputi semua gigi yang berkontak. Setelah mengeras plaster dikeluarkan dan kemudian diletakkan pada model sesuai dengan kedudukan semula di dalam mulut. Secara teoritis mettode ini sangat baik karena tidak akan terjadi penambahan dimensi vertikal.

Page 3: Sebagian Garis Besar

2.3 Perekaman dengan Bantuan Galengan GigitTeknik ini digunakan bil ada satu atau lebih daerah perluasan distal atau sadel tertutup yang terlalu lebar atau gigi yang masih ada sudah saling tidak berkontak. Dalam keadaan sepeerti ini, galengan gigi digunakan untuk penentuan relasi rahang yang cermat.

2.4. Perekaman dengan Bantuan Sepenuhnya Galengan GigitCara ini digunakan bila tidak ada kontak oklusi sama sekali antara geligi yang masih tinggal, umpanya bila GTL rahang atas harus dibuat berasamaan dengan GTL rahang bawah. Cara ini juga digunakan dalam kasus di mana geligi yang masih ada sudah tinggal sedikit dan karenanya tidak mempengaruhi gerakan eksentrik rahang. Rekaman relasi rahang dibuat pada galengan gigit bila salah satu atau dua rahang hanya mempunyai gigi anterior saja.

2.4.1. Pengukuran MukaPengukuran dengan cara ini merupakan kira-kira saja, dan hasil penngukurannya dapat bermacam-macam, walaupun dilakukan oleh operator yang sama. Salah satu galengan gigit dimasukkan ke dalam mulut dan bidang oklusal disesuaikan sampai mendapat ketinggian yang benar. Ukurn gelangan dipiliih dan bergantung pada keadaan rahang dan hal ini akan mmbantu mencapai oklusi. Jika keadaan rahang dan hal ini kan membantu mencapai oklusi

2.4.2. Posisi Istrahat Fisiologis Dengan metode ini akan didapatkan 2 dimensi vertikal, yaitu dimensi vertikal istrahat dan dimensi vertikal dalam keadaan oklusi. Posisi istrahat terjadi bila keadaan mandibula dalam keadaan tidak berfungsi. Dalam keadaan fungsi , mnadibula harus bergerak dari posisi istrahat agar gigi dapat berkontak, maka jelas bahwa dimensi vertikal istrahat selalu lebih besar dari dimensi vertikal oklusi.

2.4.3. Proses Menelandasar pemikiran penggunaan metode ini ialah kenyataan pada saat menelan makanan atau air liur, permukaan gigi geligi saling berkontak pada keadaan dimensi vertika oklusi. Niswonger berpendapat bahwa pada saat menelan akan terjadi pergerakan mandibula dari posisi istirahat ke oklusisentrik dan kemudian kembali ke posisi istrahat. Dalam cara ini gelangan gigit dibuat seperti biasa dan dimensi vertikal istrahat dari mandibula serta ruang interokusal sebesar 2-3 mm. Dengan menempatkan malam lunak pada daerah anterior dan premolar pasien diminta melakukan gerakan menelan .

2.4.4. Fonetiklatar belakang penggunaan cara ini adalah adanya hubungan khusus yang terjadi antara geligi atas dan bawah pada saat pengucapan huruf-huruf dan kata tertentu. Bila keadaan ini dapat diduplikasikan pad agelangan gigit atau geligi tiruan malam, akan membuktikan ketepatan dari dimensi vertikal.