garis-garis besar pengkajian kristalisasi bilangan (1)...

64
Garis-garis Besar Pengkajian Kristalisasi Bilangan (1) Living Stream Ministry 2431 W. La Palma Ave., Anaheim, CA 92801 U.S.A. P. O. Box 2121, Anaheim, CA 92814 U.S.A.

Upload: hacong

Post on 29-May-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Garis-garis Besar

Pengkajian Kristalisasi

Bilangan (1)

Living Stream Ministry 2431 W. La Palma Ave., Anaheim, CA 92801 U.S.A.

P. O. Box 2121, Anaheim, CA 92814 U.S.A.

© 2018 Living Stream Ministry

All rights reserved. No part of this work may be reproduced or transmitted in any form or by any means—graphic, electronic, or mechanical, including photocopying, recording, or information storage and retrieval systems—without written permission from the publisher.

First Edition, December 2018

Translation from English Original title: Crystallization-study Outlines

of Numbers (1) (Indonesian Translation)

Printed in Indonesia

3

Berita Satu Dibentuk Menjadi Satu Pasukan untuk Berperang

bersama Allah bagi Kepentingan-Nya di Bumi

Pembacaan Alkitab: Bil. 1:1-3, 18, 24, 45-46; 21:1-2, 17, 32; Kel. 12:41, 51; 13:18

I. Tidaklah akurat mengatakan bahwa Bilangan hanyalah kitab tentang pengembaraan dan kegagalan yang berulang; Bilangan adalah kitab tentang kemenangan dan kemuliaan—1:1-3, 18, 24, 45-46; 2:1-2, 17, 32; 33:52-53: A. Kitab Bilangan menyajikan satu pemandangan yang mulia

dengan panji-panji dan tanda-tanda, dengan formasi dan urutan; sungguh mulia saat itu di bumi Allah bukan hanya memiliki satu tempat kediaman tetapi juga memiliki satu pasukan—2:17; Kel. 25:8; 6:26; 7:4; 12:41, 51; 13:18.

B. Dari awal hingga akhir, kitab Bilangan adalah kitab yang mulia; pada awalnya, Allah membentuk pasukan itu, dan pada akhirnya kita memiliki catatan tentang pembagian tanah yang ditaklukkan oleh pasukan ini—1:1-3; 33:52-53.

C. Gambaran di dalam Bilangan memperlihatkan Allah Tritunggal dan umat pilihan-Nya berbaur bersama menjadi satu kesatuan sehingga Allah dapat bergerak di bumi dan menaklukkan musuh-Nya agar dapat mendapatkan kembali bumi bagi pemenuhan tujuan kekal-Nya—10:33-36; Ef. 3:11.

II. Pemikiran utama Bilangan adalah bahwa Kristus adalah makna hidup, kesaksian, pusat umat Allah, dan Pemimpin, jalan, serta sasaran perjalanan dan peperangan mereka—1:5-53; Kol. 2:9: A. Di dalam Bilangan, Kristus diwahyukan sebagai makna hidup

bagi umat Allah: 1. Tabut Kesaksian adalah pusat Tabernakel Kesaksian—

1:50, 53. 2. Tabut dengan tabernakel itu adalah makna hidup bangsa

Israel. 3. Makna hidup kita adalah agar Allah dalam Kristus masuk

ke dalam kita dan diekspresikan melalui kita—Kol. 2:9; 1:27.

4. Ketika kita melihat visi tentang Kristus di dalam ekonomi Allah, kita mulai menyadari bahwa Kristus sendiri adalah tujuan alam semesta dan juga makna hidup insani kita—ay. 15-20; 2:2, 9-10, 17; 3:4, 10-11.

4

B. Kristus, yang adalah makna hidup umat Allah, adalah kesaksian Allah—Bil. 1:53: 1. Karena Tabut itu melambangkan Kristus, makna hidup

bangsa Israel adalah mempedulikan Kristus sebagai kesaksian Allah.

2. Di dalam Perjanjian Lama, Kesaksian itu mengacu pada hukum Taurat: a. Dua loh batu dimana hukum Taurat dituliskan disebut

Kesaksian (Kel. 25:21) dan ditempatkan di dalam Tabut.

b. Karena Kesaksian itu diletakkan ke dalam Tabut, Tabut itu disebut Tabut Kesaksian.

c. Hukum Allah adalah kesaksian tentang apa adanya Allah; hukum itu memberi tahu kita Allah macam apakah Allah kita itu.

d. Hukum Taurat, sebagai foto apa adanya Allah, melambangkan Kristus sebagai perwujudan Allah dalam semua atribut ilahi-Nya—Kol. 2:9.

C. Kristus adalah pusat umat Allah—1:15, 18: 1. Ini digambarkan oleh cara bangsa Israel berkemah

mengelilingi tabernakel itu—Bil. 2:2. 2. Di dalam hidup gereja hari ini, kita harus mengambil

Kristus sebagai pusat kita satu-satunya—Ibr. 2:12. D. Kristus adalah Pemimpin, jalan, dan sasaran—Mat. 23:10;

Yoh. 14:6; Flp. 3:12-14: 1. Kristus adalah Dia yang bergerak, bertindak, dan selalu

maju ke depan: a. Dalam maju ke depan, Kristus adalah Pemimpin kita

(Mat. 23:10), jalan kita (Yoh. 14:6), dan sasaran kita (Flp. 3:12-14).

b. Satu-satunya Pemimpin di dalam gereja adalah Kristus; Dia sedang memimpin kita di atas jalan itu dan ke arah sasaran-Nya, dua-duanya sebenarnya adalah diri-Nya sendiri.

2. Filipi 3:12-14 mengindikasikan bahwa Kristus harus menjadi sasaran kita, tujuan kita; Kristus adalah sasaran yang ke arahnya kita maju.

E. Jika Kristus bukan semua hal ini bagi kita, tidak akan ada jalan bagi Allah untuk mendapatkan tumpuan di bumi untuk membangun kerajaan-Nya dengan rumah-Nya—Mat. 16:16-19.

III. Kitab Bilangan mencatat bagaimana umat pilihan dan tebusan Allah dibentuk menjadi satu pasukan secara imam untuk melakukan perjalanan bersama Allah dan

5

untuk berperang bersama Allah bagi kepentingan-Nya di bumi—1:1—4:49; 9:15—10:36; 12:16; 20:1—21:35; 31:1-54; 33:1-49: A. Pasukan itu dibentuk bagi umat Allah untuk berperang

sehingga Allah dapat memperoleh tumpuan di bumi untuk membangun kerajaan-Nya dengan tempat kediaman-Nya—Kel. 12:41, 51; 13:18.

B. Di´dalam Bilangan kita dapat melihat tiga hal: pembentukan pasukan, perjalanan-perjalanan pasukan itu, dan peperangan pasukan itu—10:33-36: 1. Pembentukan pasukan itu adalah untuk berperang, dan

peperangan itu menuntut pasukan itu untuk melakukan perjalanan, bukan tinggal di satu tempat.

2. Bangsa Israel selalu maju dari satu tempat ke tempat lain untuk memperoleh tumpuan agar Allah bisa memiliki suatu umat untuk dibangun bagi kerajaan-Nya dan rumah-Nya—33:1-49.

C. Bilangan 1 dan 2 mewahyukan bahwa bangsa Israel dibentuk menjadi satu pasukan karena mereka dikelilingi oleh musuh-musuh: 1. Pasukan ini diperlukan untuk melindungi kesaksian

Allah—1:1-3. 2. Bangsa Israel dibentuk menjadi satu pasukan yang dapat

berperang untuk melindungi kesaksian Allah: a. Menurut gambaran di dalam Bilangan, pasukan itu

berkemah di sekeliling tabernakel untuk melindungi wilayah, alam, di mana tabernakel itu didirikan—2:2.

b. Allah memandang bangsa Israel di padang belantara sebagai satu pasukan yang berperang bagi kesaksian-Nya—Kel. 12:41, 51; 13:18.

c. Kelihatannya, bangsa Israel sedang berperang bagi diri mereka sendiri; sebenarnya, mereka sedang berperang bagi kesaksian Allah di bumi, sebab di antara mereka ada Tabernakel Kesaksian, tempat kediaman Allah di bumi.

3. Di dalam peperangan ini ada dua fungsi utama: fungsi memerangi musuh dan fungsi mempertahankan tabernakel, yang mewakili kesaksian Allah di alam semesta—Bil. 1:1-3; 21:1-3.

D. Dalam pembentukan keluarga Israel menjadi satu pasukan perang, kita melihat prinsip yang diwahyukan di dalam Kejadian 1:26-28:

6

1. Allah mendambakan satu manusia korporat untuk mewakili Dia dalam menundukkan dan memperoleh kembali bumi dari tangan Satan yang merebut—Ef. 4:24.

2. Allah telah memberi Israel satu negeri yang baik yang disebut Kanaan, tetapi orang-orang Israel harus mengambil negeri ini dari tangan musuh Allah yang merebut; mereka harus memperoleh negeri itu melalui berperang, mengalahkan semua musuh—Bil. 21:1-3.

E. Pasukan Allah mengalahkan Sihon, raja orang Amori dan Og, raja Basan—ay. 1-3, 21-35: 1. Raja Arad (ay. 1), raja orang Amori (ay. 21), dan raja

Basan (ay. 33) adalah “penjaga-penjaga gerbang” di sebelah timur Yordan, menjaga negeri Kanaan, kerajaan kegelapan, bagi Satan.

2. Agar bangsa Israel dapat masuk ke dalam negeri yang baik itu, mereka harus melewati wilayah yang dikendalikan oleh raja-raja ini dan harus berperang melawan mereka, menghancurkan mereka, dan mengambil alih wilayah mereka.

3. Ini menandakan bahwa agar dapat menikmati kekayaan Kristus yang tidak terduga, gereja harus mengalahkan dan mengambil alih wilayah musuh-musuh yang ditandai oleh raja-raja ini—Ef. 3:8; 6:10-12.

F. DI dalam perlambangan Perjanjian Lama, Kanaan memiliki dua aspek: 1. Pada aspek positif, Kanaan, negeri segala kekayaan (Ul.

8:7-10), melambangkan Kristus yang almuhit dengan segala kekayaan-Nya yang tidak terduga (Kol. 1:12; Ef. 3:8).

2. Pada aspek negatif, Kanaan menandakan bagian udara, bagian angkasa, dari kerajaan Satan: a. Sebagai penguasa dunia ini (Yoh. 12:31) dan sebagai

penguasa otoritas di udara (Ef. 2:2), Satan memiliki otoritasnya (Kis. 26:18) dan malaikat-malaikatnya (Mat. 25:41), yang adalah bawahannya sebagai pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, dan kuasa-kuasa kegelapan dunia ini (Ef. 6:12); maka, Satan memiliki kerajaannya (Mat. 12:26), otoritas kegelapan (Kol. 1:13).

b. Kanaan melambangkan malaikat-malaikat jatuh, malaikat-malaikat pemberontak yang mengikuti Satan (Why. 12:4, 7), yang telah menjadi pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, dan otoritas-otoritas di dalam kerajaan Satan (cf. Dan. 10:13, 20).

7

c. Peperangan bangsa Israel melawan orang-orang Kanaan agar mereka bisa memiliki dan menikmati negeri yang baik itu melambangkan peperangan rohani gereja secara keseluruhan, yang mencakup semua anggotanya, melawan “kuasa-kuasa jahat rohani di udara” (Ef. 6:12) sehingga orang-orang kudus bisa menikmati Kristus sebagai negeri yang almuhit itu.

d. Gereja harus menjadi pejuang korporat yang demikian, yang berperang melawan kekuatan-kekuatan Satan di udara sehingga umat Allah bisa memperoleh lebih banyak Kristus bagi pembangunan Tubuh Kristus, mendirikan dan menyebarkan kerajaan Allah sehingga Kristus dapat datang kembali untuk mewarisi bumi—Mat. 16:27-28; Why. 11:15; 12:10.

G. Seluruh Alkitab memperlihatkan satu hal—bahwa maksud Allah adalah untuk memiliki umat yang terbentuk menjadi satu pasukan untuk mengambil Kristus sebagai makna hidup, kesaksian, pusat, Pemimpin, jalan, dan sasaran mereka serta untuk maju dan berperang bagi Allah sehingga Dia bisa memiliki tumpuan di bumi dan memiliki umat yang terbangun sebagai kerajaan-Nya dan rumah-Nya, yang akan rampung dalam Yerusalem Baru—Kej. 1:26-28; Kel. 12:41, 51; 13:18; Mat. 16:16-19; Ef. 6:10-12; Why. 17:14; 19:11-16; 21:2, 10-11.

8

Berita Dua Berkemahnya Israel dalam Susunan Melambangkan Umat Tebusan Allah

Dirampungkan sebagai Yerusalem Baru

Pembacaan Alkitab: Bil. 2:2; Why. 21:12, 21a; 22:14 I. Di dalam Bilangan 2:2 Yehovah berkata kepada Musa dan

Harun, “Orang-orang Israel harus berkemah masing-masing dekat panji-panjinya sendiri dengan tanda-tanda keluarga leluhur mereka; mereka harus berkemah menghadap Kemah Pertemuan di setiap sisi”: A. Dalam perkara berkemah dalam susunan; tidak ada pilihan

manusia; dari suku manapun seorang Israel dilahirkan, dia harus berkemah dekat panji suku tersebut; dia tidak diizinkan memiliki pilihannya sendiri—cf. 1 Kor. 12:18.

B. Makna rohani lambang ini adalah bahwa dalam koordinasi di dalam gereja, kaum beriman tidak diizinkan memiliki pilihan mereka sendiri; koordinasi mereka harus mutlak berasal dari penetapan dan pengaturan Allah.

C. Ada dua belas panji di antara bangsa Israel (tiga panji di masing-masing dari empat sisi Kemah Pertemuan), tetapi hanya ada satu pusat sasaran; mereka mengambil Kemah Pertemuan dan kesaksian Allah sebagai pusat mereka: 1. Bagi pertemuan umat Allah dengan Allah, tabernakel

disebut Kemah Pertemuan—Im. 1:1. 2. Bagi kesaksian Allah, tabernakel disebut Tabernakel

Kesaksian—Bil. 1:50, 53. 3. Di dalam Perjanjian Baru, baik Kristus maupun gereja,

perbesaran Kristus, adalah realitas dari tabernakel dalam kedua aspek ini.

II. Bangsa Israel berkemah dalam susunan melambangkan umat tebusan Allah dirampungkan sebagai Yerusalem Baru: A. Bangsa Israel berkemah menghadap Kemah Pertemuan dari

empat arah: timur, selatan, barat, dan utara; ini berarti bahwa kesaksian Allah menghadap ke semua arah—2:1-34.

B. Ada tiga perkemahan di masing-masing dari empat sisi itu; tiga menunjukkan Allah Tritunggal, dan empat menunjukkan manusia ciptaan; tiga kali empat menandakan Allah dalam Trinitas Ilahi-Nya dibaurkan dengan manusia ciptaan menjadi satu.

C. Tiga kali empat sama dengan dua belas, yang juga menunjukkan kekekalan dan kelengkapan administrasi dan pemerintahan.

9

D. Karena itu, menurut angka-angka dalam susunan perkemahan Israel, formasi mereka menandakan Allah dalam Trinitas Ilahi-Nya dibaurkan dengan manusia ciptaan, membentuk satu unit pemerintahan yang kekal dan sempurna.

E. Yerusalem Baru di dalam Wahyu 21 memiliki empat sisi, dan setiap sisi memiliki tiga pintu gerbang; jumlah total pintu gerbang pada keempat sisi Yerusalem Baru adalah dua belas, dan pada kedua belas pintu gerbang itu ada nama-nama dua belas suku Israel—ay. 12-13.

F. Menurut ayat 2 dan 3, Yerusalem Baru adalah tabernakel Allah; perkemahan bangsa Israel di dalam Bilangan 2 itu mengelilingi tabernakel; gambar ini sesuai dengan gambaran Yerusalem Baru di dalam Wahyu 21: 1. Sama seperti Yerusalem Baru di dalam Wahyu 21

memiliki empat sisi, begitu juga perkemahan di dalam Bilangan 2 memiliki empat sisi.

2. Yerusalem Baru memiliki tiga pintu gerbang di masing-masing dari keempat sisinya, yang di atasnya terdapat nama-nama dari kedua belas suku; demikian juga, perkemahan kedua belas suku Israel di dalam Bilangan 2 memiliki tiga suku di masing-masing dari keempat sisinya.

3. Ini semua menggambarkan pemandangan di dalam kekekalan, memperlihatkan bahwa tujuan Allah di alam semesta adalah untuk dibaurkan dengan manusia dalam Trinitas Ilahi-Nya untuk menjadi satu unit pemerintahan; unit pemerintahan ini dapat berperang bagi kesaksian-Nya.

4. Ketika kedua belas suku itu berkemah, mereka itu seperti satu kota; dinding-dinding keempat sisi Yerusalem Baru adalah perlindungan kota itu.

5. Dua belas perkemahan pasukan yang berkemah dalam susunan di dalam Bilangan itu sesuai dengan dinding-dinding Yerusalem Baru; demikian juga, koordinasi di dalam gereja adalah bagi perlindungan kesaksian Allah.

6. Administrasi setiap gereja lokal haruslah “tiga kali empat,” yang sama dengan “dua belas,” bagi administrasi ilahi di dalam satu lokalitas; administrasi ini adalah satu pasukan yang berperang bagi Allah dan mempertahankan kesaksian Allah.

III. Yerusalem Baru “memiliki dinding yang besar dan tinggi dan memiliki dua belas pintu gerbang, dan pada pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat, dan tertulis

10

nama-nama, yang adalah nama kedua belas suku putra-putra Israel”—Why. 21:12: A. Dinding adalah untuk pemisahan dan perlindungan;

Yerusalem Baru akan mutlak dipisahkan kepada Allah dan akan sepenuhnya melindungi kepentingan-kepentingan Allah.

B. Dindingnya besar dan tinggi; hari ini semua orang beriman memerlukan dinding yang sedemikian besar dan tinggi bagi pemisahan dan perlindungan mereka.

C. Di dalam ekonomi kekal Allah, malaikat-malaikat adalah roh-roh yang meministrikan (Ibr. 1:14); mereka melayani orang-orang yang mewarisi keselamatan dan yang berpartisipasi di dalam berkat kekal Yerusalem Baru, pusat langit baru dan bumi baru.

D. Malaikat-malaikat ini akan menjadi penjaga-penjaga pintu gerbang harta milik kita, sementara kita akan menjadi penikmat-penikmat warisan yang kaya di dalam ekonomi kekal Allah.

E. Israel di dalam Wahyu 21:12 mewakili hukum Taurat Perjanjian Lama, mengindikasikan bahwa hukum Taurat diwakili pada pintu-pintu gerbang Yerusalem Baru; hukum Taurat itu mengawasi dan mengamati untuk memastikan bahwa semua komunikasi, masuk dan keluar, dari kota kudus itu memenuhi tuntutan-tuntutan hukum Taurat.

F. Nama kedua belas suku Israel itu tertulis pada kedua belas pintu gerbang menandakan bahwa dua belas suku itu adalah jalan masuk ke dalam kota kudus itu; sebagai yang demikian, mereka memimpin orang-orang, melalui pemberitaan injil, ke dalam segala kekayaan Allah Tritunggal untuk menikmati suplai di dalam kota itu—cf. 22:14.

IV. “Kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas Mutiara; setiap pintu gerbang itu terdiri dari satu mutiara”—21:21a: A. Mutiara dihasilkan dari tiram di dalam air kematian:

1. Ketika seekor tiram dilukai oleh sebutir pasir, tiram itu mensekresikan lendir-hayat-nya ke sekeliling butiran pasir itu dan membuatnya menjadi mutiara yang berharga.

2. Tiram itu menggambarkan Kristus sebagai Sang hidup yang datang ke dalam air kematian, dilukai oleh kita (cf. Yes. 53:5), dan mensekresikan hayat-Nya ke atas kita untuk membuat kita menjadi mutiara-mutiara yang berharga bagi bangunan tempat kediaman dan ekspresi kekal Allah.

11

3. Dua belas pintu gerbang kota kudus itu adalah dua belas mutiara, itu menandakan bahwa kelahiran kembali melalui Kristus yang mengalahkan maut dan mensekresikan hayat adalah jalan masuk ke dalam kota itu.

4. Ini memenuhi tuntutan hukum Taurat, yang diwakili oleh Israel dan berada di bawah pengamatan malaikat-malaikat penjaga; kita dapat masuk ke dalam kota itu hanya dengan melalui kelahiran kembali yang sekali untuk selamanya yang telah digenapkan oleh kematian Kristus yang menang dan kebangkitan Kristus yang membagikan hayat.

5. Allah itu tritunggal dalam satu pintu masuk untuk membawa kita ke dalam Allah, ke dalam kepentingan Allah, ke dalam kerajaan Allah, dan ke dalam ekonomi Allah, yang akan rampung dalam Yerusalem Baru; Allah Tritunggal adalah pintu masuk tritunggal kita—Luk. 15:1-32; Ef. 2:18; 1 Ptr. 1:1-2.

B. Mutiara menandakan hasil sekresi Kristus dalam dua aspek: kematian-Nya yang menebus dan melepaskan hayat dan kebangkitan-Nya yang menyalurkan hayat: 1. Kedua jenis sekresi (penyaluran) itu memerlukan

pengalaman sehari-hari kaum beriman yang mencari akan kematian Kristus secara subjektif oleh kuasa kebangkitan Kristus agar mereka bisa diserupakan kepada kematian Kristus—Flp. 3:10.

2. Kita dapat mengalami kematian-Nya hanya oleh kuasa kebangkitan Kristus; oleh kuasa kebangkitan Kristus, kita memiliki kemampuan dan kuasa untuk mempertahankan ego kita yang kasihan ini tetap di atas salib—cf. Kid. 2:8-9a, 14.

3. Kita juga harus mencari pengalaman sehari-hari akan kebangkitan Kristus secara subjektif oleh suplai yang limpah lengkap dari Roh (realitas kebangkitan) Yesus Kristus agar kita bisa diserupakan kepada gambar Putra sulung Allah—Flp. 1:19; Rm. 8:28-29.

4. Kematian Kristus dapat dialami oleh kita hanya melalui kebangkitan Kristus, dan kebangkitan Kristus dapat menjadi riil bagi kita hanya oleh suplai yang limpah lengkap dari Roh Yesus Kristus.

5. Ketika kita berpaling kepada roh kita, kita menjumpai Kristus sebagai Roh pemberi-hayat, yang adalah realitas kebangkitan Kristus; kita harus menjamah Kristus di

12

dalam roh kita setiap waktu melalui berdoa dengan tak putus-putusnya—1 Tes. 5:17.

6. Kematian-Nya yang diterapkan pada kita akan menyerupakan kita kepada cetakan kematian-Nya, dan Roh-Nya di dalam kita akan menyerupakan kita menjadi kemuliaan gambar-Nya, gambar Putra sulung Allah.

7. Kita semua perlu berdoa, “Tuhan, penjarakan aku dan tahan aku selalu berada di dalam kematian-Mu; aku tidak mau meninggalkan kematian-Mu melainkan membuat kematian-Mu menjadi tempat kediamanku yang manis dan ajaib; Tuhan, aku ingin tinggal bersama-Mu di dalam kematian-Mu.”

8. Kematian-Nya adalah tempat di mana Dia memiliki posisi untuk mensekresikan diri-Nya sendiri ke sekujur diri kita, dan ini adalah satu-satunya tempat di mana kita dapat menikmati dan mengalami hayat kebangkitan-Nya sebagai sejenis getah-hayat yang mensekresikan dirinya sendiri ke sekujur diri kita untuk membuat kita menjadi sebutir mutiara yang ajaib bagi pintu masuk ke dalam bangunan Allah.

9. Kristus telah dilukai bagi kita agar kita dapat dipenjarakan di dalam luka-Nya sehingga Dia dapat melaksanakan sekresi-Nya atas kita berulang-ulang kali sepanjang hidup kita untuk membuat kita menjadi mutiara-mutiara bagi pembangunan tempat kediaman kekal Allah.

10. Semakin kita dijadikan mutiara-mutiara secara subjektif, semakin kita berada di dalam Yerusalem Baru dan semakin kita berada di dalam kerajaan—Mat. 13:45-46; Yoh. 3:5.

13

Berita Tiga Pelayanan Imam-imam dan Orang-orang Lewi

bagi Pergerakan Allah

Pembacaan Alkitab: Bil. 3:1-39; 4:1-33 I. Bilangan adalah kitab tentang pelayanan, dan pasal 3 dan

4 membahas pelayanan kudus: A. Di dalam Bilangan kita memiliki lambang yang penuh dari

pelayanan gereja; pelayanan di dalam Bilangan adalah gambaran tentang pelayanan gereja—3:1-39; 4:1-33; Rm. 12:5-8, 11.

B. Pelayanan itu kudus karena pelayanan itu mengurus Tabernakel Kesaksian Allah—Bil. 3:7-8; 4:4-16.

C. Prinsip dasar pelayanan kudus adalah bahwa pelayanan itu tanpa kekacauan karena berdasarkan hayat; segala sesuatu di dalam pelayanan kudus itu berada di bawah administrasi ilahi, dan karenanya berada di dalam urutan yang baik—3:7.

II. Pelayanan kudus itu dilaksanakan oleh imam-imam dan orang-orang Lewi—ay. 3, 6, 9-10: A. Imam-imam saat itu adalah orang-orang yang diurapi yang

melayani Allah secara langsung—ay. 3: 1. Imam-imam harus berkemah di depan tabernakel, di

sebelah timur, ke arah matahari terbit; mereka menjaga pintu masuk ke Kemah Pertemuan, dan setiap orang yang ingin melayani Allah harus melewati imam-imam itu—ay. 38.

2. Imam-imam harus mengerjakan tugas pemeliharaan tempat kudus itu, tabernakel dengan Tempat Kudus dan Tempat Maha Kudus—ay. 32, 38: a. Kata tugas pemeliharaan mengacu pada tanggung

jawab—ay. 7, 32, 38. b. Imam-imam mengerjakan tugas pemeliharaan tempat

kudus itu berarti mereka bertanggung jawab untuk seluruh tempat kudus itu dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya.

B. Orang-orang Lewi bukanlah imam-imam secara langsung melainkan adalah orang-orang yang melayani dari keimaman—ay. 9, 12, 17: 1. Di dalam keimaman, ministri imam-imam, ada banyak

urusan kesibukan yang memerlukan pelayanan orang-orang Lewi—ay. 25-37.

2. Pelayanan orang-orang Lewi adalah memelihara Kemah Pertemuan—Tabernakel Kesaksian—yang adalah lambang Kristus dan gereja—18:1-4, 6:

14

a. Dalam memelihara tabernakel dan segala isinya, orang-orang Lewi tidak melayani Allah secara langsung; sebaliknya, mereka melayani keimaman dan imam-imam, yang melayani Allah secara langsung—3:9, 12, 17.

b. Imam-imam harus mengerjakan tugas pemeliharaan tempat kudus dan mezbah, dan orang-orang Lewi melayani di bawah imam-imam itu dalam memelihara tempat kudus dan mezbah—18:5-6.

C. Tabernakel Kesaksian dengan semua perabotnya dan mezbah, yang kepadanya imam-imam melayani, adalah lambang-lambang Kristus dalam semua aspek-Nya yang kaya, yang diministrikan kaum beriman Perjanjian Baru kepada yang lain—3:25-26, 31, 36-37; Ef. 3:8; 2 Kor. 3:3; 1 Tim. 4:6: 1. Mezbah, yang menandakan salib (Ibr. 13:10), mengacu

pada penebusan Kristus, dan tabernakel mengacu pada Kristus sebagai perwujudan Allah (Kol. 2:9), yang melalui-Nya Allah tinggal di antara manusia (Yoh. 1:14) dan yang melalui-Nya manusia dapat masuk ke dalam Allah untuk menikmati segala adanya Dia (14:2, 6, 20).

2. Ministri imam-imam dan orang-orang Lewi selalu menyuplai orang dengan segala kekayaan Kristus—Ef. 3:8: a. Meministrikan adalah melayani, dan melayani adalah

menyuplai orang melalui meministrikan kepada mereka—2 Kor. 4:1; 3:3, 6, 8; 1 Ptr. 4:10-11.

b. Kaum beriman Perjanjian Baru melayankan kepada orang lain salib Kristus untuk penebusan (1 Kor. 1:23; 2:2) dan segala kekayaan Kristus untuk suplai hayat (Ef. 3:8; Kol. 1:27-28).

III. Pelayanan kudus yang digambarkan di dalam Bilangan bukanlah untuk Kristus yang tidak aktif melainkan untuk Kristus yang sangat aktif; di dalam aktivitas-Nya, di dalam pergerakan-Nya, kita harus sepadan dengan Dia—4:1-33: A. Imam-imam dan orang-orang Lewi memiliki tugas-tugas

tertentu dalam keberangkatan tabernakel, dalam gerak majunya: 1. Imam-imam menunjuk orang-orang Lewi untuk

melakukan pelayanan mereka—ay. 19, 27-28, 33: a. Orang-orang Lewi melakukan pelayanan mereka

bukan menurut cara mereka melainkan di bawah arahan imam-imam yang diurapi.

15

b. Ini mengindikasikan bahwa kita, imam-imam Perjanjian Baru yang melayani Allah, tidak boleh bertindak menurut ide kita sendiri melainkan di bawah arahan dari pandangan yang diurapi, yaitu di bawah arahan Roh yang mengurapi kita—3:3; Kel. 28:41.

2. Imam-imam memperhatikan hal-hal yang primer, hal-hal penting, dan orang-orang Kehat (orang-orang Lewi) memperhatikan beberapa hal yang sekunder—Bil. 4:5-14: a. Memperhatikan perabotan-perabotan tempat kudus

adalah memperhatikan hal-hal yang primer. b. Imam-imam memperhatikan Tabut; ini adalah

memperhatikan Kristus secara langsung dan meministrikan Kristus—ay. 5-6.

c. Orang-orang Kehat membawa perabotan-perabotan tempat kudus (ay. 2-4, 15, 17-20, 34-37); melakukan ini hari ini adalah berbicara mengenai gereja sebagai perluasan Kristus.

B. Agar dapat melihat bagaimana Kristus bergerak di bumi, kita harus melihat pergerakan tabernakel—ay. 5, 25, 31-32: 1. Tabernakel itu bergerak di atas bahu keturunan tiga

putra Lewi—Yos. 3:11, 13-15, 17. 2. Tuhan bergerak melalui kita memikul Tabut, perabotan-

perabotan tempat kudus, dan Kemah Pertemuan—ay. 3, 11, 13-15.

C. Prinsip di dalam ekonomi Perjanjian Baru Allah adalah bahwa Allah memerlukan manusia untuk sepadan dengan Dia dalam pergerakan-Nya di bumi—Mat. 28:18-20: 1. Tanpa manusia, Allah tidak dapat melakukan apa-apa; di

dalam ekonomi Perjanjian Baru-Nya, Allah tidak melakukan apa-apa tanpa manusia—Kis. 1:8; 13:1-3.

2. Allah harus memiliki manusia untuk sepadan dengan Dia, untuk menjadi satu dengan Dia, untuk berkoordinasi dengan Dia; ini adalah prinsip dasar ekonomi Perjanjian Baru Allah—Yeh. 1:15-21; 1 Kor. 6:17.

3. Kristus sedang bergerak hari ini di seluruh bumi, dan Dia sedang bergerak bersama orang-orang yang bersatu dengan Dia—Kis. 1:8; Yoh. 15:4-5, 16: a. Kita adalah putra-putra Gerson, Kehat, dan Merari

hari ini. b. Kristus, perwujudan Allah bagi perluasan-Nya,

bergerak melalui mereka yang mengasihi Dia—Kid. 7:11-12; Why. 2:4-5.

16

IV. Di dalam Perjanjian Lama, ada perbedaan antara imam-imam dan orang-orang Lewi; di dalam Perjanjian Baru hanya ada satu kelas, yaitu imam-imam—Rm. 15:16; 1 Ptr. 2:5, 9; Why. 1:6; 5:10: A. Selain melaksanakan tugas-tugas mereka sendiri dalam

keberangkatan tabernakel, imam-imam menunjuk orang-orang Lewi untuk melakukan pelayanan mereka—Bil. 4:5-14, 19, 27-28, 33.

B. Apa yang dilakukan orang-orang Lewi di dalam Perjanjian Lama dalam perlambangan, harus juga dilakukan dalam realitas oleh kaum beriman sebagai imam-imam Perjanjian Baru—1 Ptr. 2:5, 9: 1. Fakta bahwa pelayanan orang-orang Lewi berada di

bawah pengawasan imam-imam mengindikasikan bahwa ketika imam-imam Perjanjian Baru melakukan pekerjaan Lewi yang luaran, mereka harus melakukannya di bawah pengawasan pandangan rohani dan batini keimaman Perjanjian Baru—Why. 1:6; 5:10.

2. Pelayanan Lewi tidak boleh terpisah dari pandangan keimaman; pelayanan luaran haruslah menjadi satu aktivitas rohani yang meministrikan hayat kepada orang lain—Rm. 12:4-13; 15:16; 1 Ptr. 2:5, 9; 4:10-11.

3. Kita perlu belajar melakukan hal-hal luaran di bawah pandangan batini keimaman.

4. Ketika kita mengurus perkara-perkara luaran yang praktis, kita harus meministrikan hayat kepada orang lain; jika kita melakukan hal ini, pelayanan Lewi kita berada di bawah pandangan dan pengawasan keimaman—1 Yoh. 1:2-3; 2:25; 5:11-16.

C. Ketika seseorang melayani Allah, perlu pekerjaan keimaman dan pekerjaan Lewi—Rm. 1:9; 15:16: 1. Di satu pihak, kita berbagian dengan pelayanan rohani; di

pihak lain, kita juga harus memperhatikan urusan-urusan praktis.

2. Sebelum pelayanan apa pun, kita pertama-tama harus melayani sebagai imam di dalam hadirat Tuhan; semua pelayanan harus bersifat keimaman.

V. Di dalam Bahasa Ibrani, kata pelayanan (tugas, LAI) di dalam Bilangan 4:3, 23, 30, 35, 39, dan 43 adalah peperangan, yang mengindikasikan pelayanan militer: A. Pelayanan kudus imam-imam dan orang-orang Lewi

mencakup peperangan. B. Sebagai imam-imam injil Allah, kita harus menganggap diri

kita sebagai pejuang-pejuang—Rm. 15:16:

17

1. Ketika kita sedang memberitakan, mengajar, mendidik orang lain, dan membangun Tubuh Kristus, kita sedang berperang—Ef. 3:8; 4:12, 16; 6:10-12.

2. Imam-imam Perjanjian Baru adalah pejuang-pejuang, dan pelayanan keimaman kita adalah satu peperangan—Why. 5:10; 19:11-14.

C. Semua pekerjaan rohani yang sedang kita lakukan bagi Allah, apa pun bentuknya, asalkan itu menjamah hal-hal alam rohani, maka itu bersifat peperangan—2 Kor. 10:3-5: 1. Memberitakan injil, mendidik orang-orang kudus,

mengadministrasi gereja, dan berdoa semuanya adalah sejenis peperangan—Ef. 1:17-18; 3:8, 14-19; 4:12; 6:10-12.

2. Jika mata kita telah dibuka oleh Tuhan, kita akan melihat bahwa sifat pekerjaan kita dalam melayani Tuhan itu adalah sifat peperangan.

VI. Suatu pahala, atau kompensasi, diberikan kepada Harun dan putra-putranya sebagai imam-imam dan kepada orang-orang Lewi yang melayani—Bil. 18:8-32: A. Imam-imam dan orang-orang Lewi tidak punya porsi lain

selain Kristus; Kristus adalah rumah, warisan, negeri, pakaian, makanan, dan segala sesuatu mereka—ay. 31.

B. Hari ini, di dalam Perjanjian Baru, pelayanan Lewi itu dikombinasikan dengan keimaman—1 Ptr. 2:5, 9: 1. Tidak ada perbedaan antara imam-imam dan pelayan-

pelayan imam; kaum beriman di dalam Kristus adalah imam-imam dan juga orang-orang Lewi yang melayani.

2. Satu-satunya pahala, satu-satunya kompensasi, bagi pelayanan keimaman dan Lewi kita adalah Kristus—Mat. 25:23; 2 Tim. 4:8; Why. 3:20-21.

18

Berita Empat Kecemburuan Tuhan atas Gereja sebagai Istri-Nya

Pembacaan Alkitab: Bil. 5:11-31; Why. 19:7-9, 11-16; 2 Kor. 11:2-3 I. Jika kita masuk ke dalam pemikiran Alkitab yang dalam,

kita akan menyadari bahwa Alkitab adalah suatu roman yang paling murni dan kudus—2 Kor. 11:2; Why. 19:7-9: A. Laki-laki dari pasangan ini adalah diri Allah sendiri, yang

damba menjadi laki-laki dari pasangan universal ini—Yes. 54:5-6; 62:5; Yer. 3:14; 31:32.

B. Perempuan dari pasangan ini adalah satu umat korporat yang telah dipilih dan ditebus, yang mencakup semua orang kudus Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru—Why. 19:7-9; 21:9-10; 22:17.

C. Selama berabad-abad Allah telah memiliki roman bersama manusia; jadi, Alkitab adalah satu catatan tentang bagaimana Allah memacari umat pilihan-Nya dan pada akhirnya menikahi mereka—Kej. 2:21-24; Kid. 1:2-4; Yes. 54:5; 62:5; Yer. 2:2; 3:1, 14; 31:32; Yeh. 16:8; 23:5; Hos. 2:7, 19; Mat. 9:15; Yoh. 3:29; 2 Kor. 11:2; Ef. 5:25-32; Why. 19:7; 21:2, 9-10; 22:17. 1. Dalam keesaan ini, Allah adalah hayat umat-Nya, dan

mereka adalah ekspresi-Nya; dengan cara ini Allah dan umat pilihan-Nya menjadi satu pasangan universal—ay. 17: a. Ketika kita sebagai umat Allah masuk ke dalam suatu

hubungan cinta dengan Allah, kita menerima hayat-Nya, sama seperti Hawa menerima hayat Adam—Kej. 2:21-22.

b. Hayat inilah yang memampukan kita menjadi satu dengan Allah dan membuat Dia menjadi satu dengan kita—Yoh. 3:3, 5-6, 15-16, 29-30.

2. Melalui mencintai Tuhan sebagai Suami kita dan karenanya berbagian dalam hayat dan sifat-Nya, kita menjadi satu dengan Dia sebagai pasangan, perbesaran, dan ekspresi-Nya—2 Kor. 11:2; 2 Ptr. 1:4; Yoh. 3:15-16, 29-30.

D. Allah telah memilih Israel untuk menjadi pasangan-Nya; di dalam perlambangan, perempuan-perempuan tertentu di dalam Perjanjian Lama mewahyukan bahwa gereja adalah pasangan Kristus—Hos. 2:19-20; Yer. 2:2; 31:3; Yeh. 16:8; Kej. 24:67; 41:45; Rut 4:13; 1 Sam. 25:40-42; Kid. 6:13: 1. Gereja sebagai pasangan Kristus dilambangkan oleh

Hawa sebagai pasangan Adam; Hawa berasal dari Adam

19

melambangkan bahwa gereja berasal dari Kristus dan memiliki hayat dan sifat Kristus—Kej. 2:21-24; Ef. 5:23-32.

2. Ribka melambangkan gereja sebagai pasangan Kristus yang dipilih dari dunia—Kej. 24:67.

3. Rut melambangkan gereja sebagai pasangan Kristus yang ditebus—Rut 4:13.

E. Roman ilahi ini digambarkan di dalam Kidung Agung—1:2-4: 1. Kitab ini adalah gambaran yang menakjubkan dan jelas,

dalam bentuk puisi, dari cinta pengantin antara Kristus sebagai Mempelai Laki-laki dan para pengasih-Nya sebagai mempelai perempuan-Nya dalam saling menikmati satu sama lain dalam perbauran atribut-atribut ilahi-Nya dengan kebajikan-kebajikan insani para pengasih-Nya—ay. 15-16; 4:7, 10-15; 5:1-2; 6:4, 10.

2. Menurut Kidung Agung, hubungan kita dengan Tuhan haruslah sangat romantis; jika tidak ada roman antara kita dengan Tuhan Yesus, maka kita adalah orang-orang Kristen agamawi, bukan orang-orang Kristen romantis.

F. Ketika (dahulu) Tuhan Yesus datang, Dia datang sebagai Mempelai Laki-laki untuk mempelai perempuan—Yoh. 3:29; Mat. 9:15: 1. Tuhan Yesus melahirkan kembali gereja sehingga gereja

bisa menjadi mempelai perempuan-Nya—Yoh. 3:3, 5-6, 29-30.

2. Melalui kelahiran kembali, kita menerima hayat yang lain, hayat ilahi; di dalam hayat ini dan oleh hayat ini kita dilayakkan untuk menjadi pasangan Kristus dan menjadi sepadan dengan Dia—ay. 3, 5-6, 15, 29; Why. 22:17.

G. Pada akhir zaman ini, Kristus akan datang untuk menikahi umat tebusan-Nya dan mengambilnya sebagai istri-Nya—19:7: 1. Pada hari pernikahan-Nya, Kristus akan menikahi

mereka yang telah berperang melawan musuh Allah selama bertahun-tahun; yaitu, Kristus akan menikahi para pemenang, yang telah mengalahkan si jahat—ay. 7-9, 11-16.

2. Akan ada satu hari pernikahan yang mulia, di mana Kristus akan menikahi orang-orang tebusan-Nya—ay. 7-9.

3. Untuk kekekalan di langit baru dan bumi baru, Yerusalem Baru akan menjadi istri Anak Domba; ini adalah pemenuhan roman ilahi yang diwahyukan di dalam Kitab Suci—Yer. 2:2; Hos. 2:19-20; Why. 19:7-9; 22:17.

20

II. Gereja sebagai mempelai perempuan Kristus harus juga menjadi seorang pejuang untuk mengalahkan musuh Allah—Ef. 5:25-27; 6:10-18; Why. 19:7-9, 11-16: A. Peperangan rohani adalah perkara Tubuh; kita adalah satu

pasukan korporat yang berperang bagi kepentingan Allah di bumi—17:14; 19:14; cf. 2 Tim. 2:4.

B. Kristus akan datang sebagai Jendral yang berperang bersama mempelai perempuan-Nya sebagai pasukan-Nya untuk ber-perang melawan Antikristus di Harmagedon—Why. 19:11-21: 1. Ketika Kristus datang dengan pasukan-Nya, Dia akan

datang sebagai Anak Manusia—Mat. 26:64; Why. 14:14. 2. Sebagai Anak Manusia, Dia akan memerlukan pasangan

yang sepadan dan melengkapi Dia; pasangan ini adalah mempelai perempuan-Nya—Yoh. 3:29.

3. Pakaian pernikahan—Kristus yang telah kita tampilkan sebagai keadilbenaran sehari-hari kita—melayakkan kita bukan hanya untuk menghadiri pernikahan itu tetapi juga untuk bergabung dengan pasukan itu untuk berperang bersama Kristus melawan Antikristus di dalam perang di Harmagedon—Mat. 22:11-12; Why. 19:7-8, 14.

C. Di dalam Kidung Agung kita melihat bahwa ketika pengasih Kristus yang menang menjadi satu dengan Allah untuk menjadi tempat kediaman Allah, di mata Allah dia itu cantik seperti Tirza dan juita (menawan hati) seperti Yerusalem; namun, bagi musuh, dia itu dahsyat seperti pasukan dengan panji-panjinya—6:4, 10: 1. Para pengasih Kristus haruslah pada saat yang sama juita

dan dahsyat; namun, banyak orang beriman yang telah kehilangan kejuitaan mereka di hadapan Tuhan dan kedahsyatan mereka di hadapan musuh—ay. 4, 10: a. Pengasih Kristus itu cantik dan menarik di hadapan

Tuhan, kokoh seperti kota surgawi dan tenteram seperti tempat kudus; pada saat yang sama, dia menampilkan kemuliaan kemenangannya di hadapan musuh dan dunia (ay. 4).

b. Pengasih Kristus yang menang bukan hanya memiliki masa depan yang penuh pengharapan dan kehidupan yang mutlak surgawi, tetapi dia juga adalah seorang pemenang yang terus-menerus berjaya dalam kemenangannya—3:7-8.

2. Pasukan yang dahsyat menandakan bahwa para pemenang Tuhan menakuti musuh Allah, Satan—6:4, 10: a. Musuh takut kepada gereja yang terbangun sebagai

kota Allah—Neh. 6:15-16; Mzm. 102:13-17.

21

b. Satan tidak takut kepada orang Kristen individual, walaupun jumlah mereka ribuan, tetapi dia takut kepada gereja sebagai Tubuh Kristus, pejuang korporat yang berperang melawan dia dan kerajaannya—Ef. 6:10-20.

D. Daud melambangkan Kristus yang berperang yang berada di tengah penderitaan-penderitaan (1 Sam. 25:28), dan Abigail melambangkan gereja yang berperang yang berada di tengah penderitaan-penderitaan (ay. 2-42); 1. Mulai dari 1 Samuel 25, Abigail selalu berada di samping

Daud sang pejuang dan mengikuti dia di semua perangnya—ay. 40-42: a. Abigail menikah dengan Daud melambangkan gereja

direkrut sebagai pasukan bagi peperangan—Ef. 6:10-20.

b. Abigail melambangkan gereja yang berperang, berperang bagi kerajaan Allah di tengah penderitaan-penderitaan—Why. 1:9; 11:15; 12:10.

2. Lambang Abigail menggambarkan partisipasi gereja dengan Tuhan Yesus di dalam peperangan rohani—Ef. 6:10-20: a. Bukan hanya tujuan kekal Allah harus dipenuhi dan

kedambaan hati-Nya harus dipuaskan, tetapi juga musuh Allah harus dikalahkan; untuk ini, gereja haruslah menjadi pejuang—1:11; 3:9-11; 6:10-12.

b. Peperangan rohani itu diperlukan karena kehendak Satan itu berlawanan dengan kehendak Allah—Mat. 6:10; 7:21; Yes. 14:12-14: 1) Peperangan rohani bersumber pada konflik antara

kehendak ilahi dan kehendak setani. 2) Sebagai gereja, peperangan kita adalah untuk

menundukkan kehendak setani dan mengalahkan musuh Allah—Why. 12:11.

c. Tujuan peperangan rohani adalah untuk mendatangkan kerajaan Allah—ay. 10.

III. Di dalam Bilangan 5:11-31 penanggulangan terhadap seorang istri yang dicemburui suaminya melambangkan kecemburuan Kristus atas kaum beriman dan gereja-Nya—Ul. 6:6-15; Kel. 20:5; 34:14; 2 Kor. 11:2-3: A. Pasukan perang Kristus terdiri dari para pemenang, yang

adalah seorang istri yang berperang untuk sepadan dengan Kristus—Why. 19:7-9, 11-16: 1. Agar dapat menjadi bagian dari pasukan perang Tuhan,

kita haruslah murni terhadap-Nya—2 Kor. 11:2-3.

22

2. Bila kita mencari atau mengejar sesuatu selain Kristus, itu adalah perzinaan rohani di mata Allah—cf. Yak. 4:4.

3. Mereka yang melakukan perzinaan rohani akan dihakimi dan dikutuk oleh Allah (1 Kor. 16:22) dan tidak akan dapat berperang bagi Allah dan melayani Allah.

B. Kecemburuan biasanya dianggap sebagai hal yang negatif, tetapi ini adalah salah satu atribut Allah—Kel. 20:5; 34:14: 1. Kecemburuan Allah itu seperti kecemburuan seorang

suami kepada istrinya—2 Kor. 11:2-3. 2. Yang paling cemburu di alam semesta adalah Allah;

nama-Nya adalah Cemburu—Kel. 34:14. a. Dia ingin kita mencintai Dia secara unik, tulus, dan

sepenuhya—Mrk. 12:30. b. Allah itu cemburu kapan saja kita mencintai sesuatu

atau seseorang yang menggantikan Dia. 3. Sebagai Suami yang cemburu, Allah ingin kita melayani

hanya Dia saja—Mat. 6:24. 4. Karena mengenal bahwa Allah kita itu cemburu, kita

harus membiarkan kecemburuan-Nya menjadi kecemburuan kita sehingga kita hanya memperhatikan Dia dan tidak mengizinkan siapa pun dan apa pun untuk menggantikan Dia—Kel. 20:5; 34:14; 2 Kor. 11:2-3.

C. “Cinta itu sekuat maut, kecemburuan itu sekejam Hades (dunia orang mati); kilatnya adalah kilat api, nyala api Yehovah”—Kid. 8:6b: 1. Semua pencari Tuhan telah tertawan oleh cinta-Nya; cinta

ini sekuat maut—2 Kor. 5:14; Kid. 8:6b. 2. Pada cinta ini dan pada kecemburuan ini ada kilat api;

dua hal ini—Allah yang menghabisi dan Allah yang cemburu, api yang menghabisi dan kecemburuan—berjalan bersama—ay. 6b.

3. Sejak permulaan waktu, Allah adalah Allah yang cemburu—Kel. 20:5: a. Tidak ada yang dapat menahan kecemburuan Allah;

Dia akan menghancurkan semua musuh-Nya—34:14. b. Allah akan menyingkirkan semua penghalang hingga

Dia menjadi Tuhan yang unik, Allah atas semua, Raja yang tak tertandingi—1 Kor. 14:25-28; Mzm. 45:12; Why. 19:16.

4. Paulus memberi tahu orang-orang kudus di Korintus bahwa dia cemburu atas mereka dengan kecemburuan Allah dan bahwa dia telah mempertunangkan mereka kepada satu suami untuk mempersembahkan mereka sebagai perawan suci kepada Kristus—2 Kor. 11:2-3.

23

Berita Lima Kedambaan Allah agar Seluruh Umat-Nya

menjadi Orang-orang Nazir Hari Ini

Pembacaan Alkitab: Bil. 6:1-9; Why. 1:2; 19:10 I. Di antara umat manusia, satu-satunya orang Nazir adalah

Tuhan Yesus; maka, seorang Nazir adalah lambang dari Kristus dalam penghidupan-Nya yang mutlak bagi Allah dalam keinsanian-Nya—Yoh. 5:30; Flp. 2:8; cf. Mat. 11:28-30; Ef. 4:20-21; Yoh. 6:57: A. Di dalam penghidupan insani-Nya, Tuhan Yesus makan

mentega (kasih karunia yang paling kaya) dan madu (kasih yang paling manis) sepanjang hidup-Nya; kasih karunia yang paling kaya dan kasih yang paling manis dari Bapa ini memampukan Dia memilih hal-hal baik kehendak Bapa dan menolak yang jahat—Yes. 7:14-15; Mat. 11:25-26; 14:22-23; 26:39; Mrk. 1:35; Luk. 5:16.

B. Penyebab orang dapat memilih kehendak Bapa dan meninggalkan sesuatu, menyangkal dirinya sendiri, atau memilih hal-hal yang sulit adalah bahwa di belakang dia ada kekuatan yang besar dan mendorong dari kenikmatan akan Kristus sebagai kasih karunia yang paling kaya dan kasih yang paling manis—Yoh. 1:17; Rm. 5:17; 2 Tim. 2:1; 2 Kor. 5:14-15; Gal. 2:20; Rm. 8:37; 12:1-2.

II. Allah mendambakan agar seluruh umat-Nya menjadi orang-orang Nazir; menjadi orang Nazir adalah dikuduskan, dipisahkan, secara mutlak dan ultima kepada Allah, yaitu, bukan untuk yang lain selain Allah dan bukan untuk yang lain selain kepuasan-Nya—kesaksian Yesus—Bil. 6:1-2; Mzm. 73:25-26; Why. 1:2, 9-13; 19:10; cf. Bil. 2:2: A. Menjauhkan diri dari arak dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan sumbernya (anggur) menandakan menjauhkan diri dari segala jenis kenikmatan dan kesenangan bumiah—6:3-4; cf. Mzm. 104:15; Pkh. 10:19: 1. Seorang Nazir sepenuhnya dipisahkan dari apa pun yang

merupakan kesenangan bumiah—Luk. 2:46-49; 2 Kor. 6:14—7:1; Yak. 4:4; 1 Yoh. 2:15.

2. Kita harus menikmati Kristus sebagai anggur (arak) baru kita (hayat yang menyegarkan dan kasih yang menggembirakan dari Allah) hari demi hari sehingga kita dapat tercurah kepada Allah sebagai satu kurban curahan bagi kepuasan-Nya—Mat. 9:17; Kid. 1:2; 4:10; Hak. 9:13; 2 Tim. 4:6; Flp. 2:17.

24

B. Tidak mencukur kepala menandakan tidak menolak tetapi mutlak tunduk kepada kekepalaan Tuhan seperti juga kepada semua wakil otoritas yang ditetapkan oleh Allah—Bil. 6:5; Rm. 13:1-2a; Ef. 5:21, 23; 6:1; Ibr. 13:17; 1 Ptr. 5:5: 1. “Segala sesuatu diikat di dalam Dia. Dialah Kepala dari

Tubuh, yaitu gereja… sehingga Dia sendiri bisa memiliki tempat yang pertama dalam segala sesuatu”—Kol. 1:17-18.

2. “Berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh Tubuh, yang disuplai dengan kaya dan diikat bersama melalui sendi-sendi dan urat-urat, bertumbuh dengan pertumbuhan Allah”—2:19.

3. Dipenuhi dengan Kristus adalah dipenuhi dengan ketaatan, memiliki roh, sikap, atmosfir, dan maksud yang taat; jika Anda adalah orang yang demikian, akan ada berkat yang besar bagi Anda dan masa depan Anda—Flp. 2:8-9; Ef. 5:18-21.

4. Adalah satu berkat yang besar bisa berada di bawah kekepalaan Tuhan—bahkan bisa berada di bawah seseorang, sesuatu, atau situasi tertentu—3:1; 4:1; 6:20.

5. Di dalam ketaatan ada kuasa—Hak. 16:17. C. Tidak dicemari oleh kematian sanak keluarganya, tetapi tetap

tinggal dalam pemisahannya agar tetap kudus kepada Allah, menandakan bahwa seorang Nazir itu mengalahkan kasih sayang alamiah—Bil. 6:7: 1. Allah tidak ingin kita mengasihi dengan kasih alamiah

kita melainkan dengan Dia sebagai kasih kita—Mat. 12:48-50; Flp. 2:21; 1 Kor. 13:4-8, 13; 2 Tim. 1:7.

2. Masalah antara Paulus dan Barnabas disebabkan oleh hayat alamiah dengan hubungan alamiah—Im. 2:11; Kis. 15:35-39; Kol. 4:10.

3. Kita perlu memisahkan diri kita sendiri dari segala sesuatu dari manusia alamiah kita bersama kegairahan alamiah, kasih sayang alamiah, kekuatan alamiah, dan kemampuan alamiahnya sehingga kita bisa hidup oleh Roh, berjalan oleh Roh, dan melayani oleh Roh, melakukan segala sesuatu oleh Roh di dalam roh kita bagi kesaksian unik Allah—Im. 10:1-11; Gal. 5:25; Flp. 3:3; Rm. 1:9; 8:4; Za. 4:6.

D. Tidak menghampiri orang yang mati atau tidak dicemari oleh kematian tiba-tiba orang yang di sebelahnya menandakan bahwa orang Nazir itu terpisah dari maut—Bil. 6:6-9: 1. Hal yang paling dibenci di mata Allah adalah maut—Why.

3:4; Im. 11:31.

25

2. Berbagai jenis kematian rohani bisa menyebar di antara umat Allah di dalam hidup gereja—kematian yang liar (bangkai binatang liar), kematian yang ringan (bangkai ternak), atau kematian yang licik (bangkai binatang melata)—5:2; cf. 1 Yoh. 5:16a.

3. Agar dapat diselamatkan dari maut, kita harus mengarahkan pikiran kita pada roh, menaruh perhatian pada roh kita, mempedulikan roh kita, dan menggunakan roh kita—Rm. 8:6.

4. Agar dapat diselamatkan dari maut, kita harus dipenuhi dengan “anti-maut,” dipenuhi dengan Kristus sebagai Roh pemberi-hayat melalui melatih roh kita untuk berdoa—ay. 11; Ef. 6:18.

5. Jika kita dicemari oleh kematian yang tidak terduga, kita perlu memiliki permulaan yang baru dengan konsekrasi yang baru melalui memisahulangkan diri kita kepada Tuhan—Bil. 6:9-14a; cf. 1 Sam. 1:11; 2:11.

III. Ada kontras di dalam Kitab Suci tentang dua orang Nazir—Samuel dan Simson: A. Samuel adalah teladan yang positif dari seorang Nazir yang

setia—1 Sam. 1:11, 28; 2:28, 35; 3:20; 7:15: 1. Doa Hana adalah gema, ucapan, dari kedambaan hati

Allah; ini adalah kerjasama insani dengan pergerakan ilahi bagi pelaksanaan ekonomi kekal Allah: a. Allah dapat memotivasi Hana sebagai orang yang

bersatu dengan Dia pada garis hayat; selama Allah dapat memperoleh orang yang seperti itu, Dia memiliki jalan di bumi.

b. Doa Hana mengindikasikan bahwa pergerakan Allah dengan jawaban-Nya kepada doa Hana (1:10-17) adalah untuk menghasilkan seorang Nazir yang mutlak bagi pemenuhan kedambaan Allah; orang Nazir adalah orang yang dikonsekrasikan kepada Allah secara mutlak, orang yang mengambil Allah sebagai Kepala, menganggap Allah sebagai Suaminya, dan orang yang tidak tertarik pada kenikmatan segala kesenangan duniawi.

2. Samuel bersatu dengan Allah di bumi; dia mulai meministrikan sebagai Allah yang bertindak, perwakilan dari Allah yang di surga untuk memerintah atas umat-Nya di bumi—7:3.

3. Dalam pentahbisan Allah, Samuel adalah seorang imam dan nabi yang baru, yang perkataannya mengubah

26

zaman, bukan melalui revolusi melainkan melalui wahyu ilahi, untuk mendatangkan jabatan raja: a. Samuel meministrikan sebagai seorang Nazir yang

terkonsekrasi kepada Allah dengan mutlak bagi pemenuhan ekonomi-Nya, seorang sukarelawan untuk menggantikan orang-orang yang melayani Allah secara resmi dan formal—1:11, 28a.

b. Samuel meministrikan sebagai seorang imam yang menghormati Allah, yang menyenangkan Allah, untuk menggantikan keimaman yang usang dan merosot—2:30, 35; cf. Hak. 9:9, 13; Ul. 3;47.

c. Samuel meministrikan sebagai seorang nabi untuk berbicara firman Allah ketika firman Yehovah itu jarang dan visi-visi itu tidak tersebar luas—1 Sam. 3:1-10, 19-21.

d. Samuel meministrikan sebagai seorang hakim di dalam realitas jabatan raja untuk menggantikan penghakiman umat Allah oleh imamat yang tua dan usang—7:15-17.

e. Samuel meministrikan sebagai seorang manusia doa, berdoa agar umat pilihan Allah terpelihara di dalam jalan Allah sehingga kedambaan Allah dari kehendak-Nya dalam mereka dapat terpenuhi—8:6; 12:20-25; 15:11.

4. Samuel adalah orang yang sesuai dengan hati Allah—hati Allah terduplikat di dalam dia, dan dia murni serta tulus—cf. Mat. 5:8; 6:22-23; 2 Tim. 2:22.

5. Seluruh diri dan persona Samuel, bukan hanya perbuatan, penghidupan, dan pekerjaannya, adalah sesuai dengan Allah; dirinya dan hati Allah adalah satu; dia adalah Allah yang bertindak di bumi.

6. Pikiran Allah adalah pertimbangan Samuel; dia tidak memiliki pemikiran atau pertimbangan lain.

7. Dia sepenuhnya tidak mementingkan diri sendiri; dia tidak pernah berusaha memperoleh apa pun bagi dirinya sendiri—cf. Mat. 16:24; Luk. 9:23-25.

8. Dia tidak ada hati untuk apapun selain hati Allah dan umat pilihan Allah; hatinya adalah cerminan hati Allah (cf. 2 Kor. 3:16-18), dan penghidupan dan pekerjaannya adalah untuk pelaksanaan apa saja yang ada di dalam hati Allah.

9. Karena Samuel tidak ada hati untuk membangun kerajaan bagi keturunannya, mudah bagi Allah untuk

27

mendatangkan kerajaan; jadi, Samuel adalah seorang yang mengalihkan zaman.

10. Walaupun tidak mudah bagi Samuel untuk berdiri bagi Allah di dalam lingkungan yang dihadapinya, dia mempedulikan kepentingan Allah dan mengalihkan zaman; menurut Perjanjian Lama, Samuel disetarakan dengan Musa dalam hal bagi Allah dan bagi kepentingan Allah—Yer. 15:1.

B. Simson adalah teladan yang negatif dari seorang Nazir—Hak. 13:3-5; 1 Kor. 10:6: 1. Asal mulanya adalah satu mukjizat yang diinisiasi oleh

penampakan Malaikat Yehovah—Hak. 13:3. 2. Simson dikuduskan di dalam rahim ibunya untuk menjadi

seorang Nazir—ay. 3, 5. 3. Dia bertumbuh dan dia itu bersih dan murni menurut

pentahbisan Allah—ay. 4-5. 4. Simson diperkuat oleh Roh Allah sebagai Roh ekonomikal

yang kudus—ay. 25; 14:5-6, 19. 5. Simson adalah ilustrasi orang yang bergerak di dalam Roh

kuasa tetapi tidak di dalam Roh hayat; dia sangat berkuasa, namun padanya kita tidak dapat melihat apa pun dari hayat.

6. Simson gagal karena tidak mengontaki Allah dan karena melampiaskan segala nafsu daging—ay. 1: a. Dia tidak murni dalam mencari pasangan; sebaliknya,

dia berkontak dengan banyak perempuan untuk melampiaskan segala nafsunya—ay. 1-3, 10-17; 16:1-20a.

b. Walaupun dia telah diberi kuasa oleh Allah, dia dirusak sampai pada puncaknya karena pelampiasan nafsunya.

c. Pada akhirnya, Yehovah meninggalkan dia, dan dia sampai pada akhir yang menyedihkan karena dia tidak tahu bagaimana mengekang nafsu dagingnya—cf. 2 Tim. 2:22.

7. Seorang Nazir tidak memerlukan Roh Allah dengan kuat menerpa dia (Hak. 14:6, 19); sebaliknya, seorang Nazir memerlukan hati yang adalah cerminan hati Allah.

28

Berita Enam Trinitas Ilahi seperti yang Diwahyukan di dalam Bilangan

Pembacaan Alkitab: Bil. 1:1; 6:13-16; 7:1, 11-17; 9:15-18, 21; 20:6-8 I. Allah Tritunggal terutama mengacu pada diri Allah

sendiri, sang persona ilahi; Trinitas Ilahi terutama mengacu pada tritunggalnya Allah, yang adalah atribut utama ke-Allahan—Mat. 28:19; Why. 1:4-5.

II. Secara keseluruhan, Alkitab terkonstruksi dengan Trinitas Ilahi—Kej. 1:26; Kel. 3:14-15; Bil. 6:24-26; Yes. 6:8; Mat. 28:19; 2 Kor. 13:13; Ef. 3:14-17; Why. 1:4-5.

III. Adalah sangat bermanfaat bagi kita untuk meluangkan waktu dan tenaga kita, dengan suatu roh doa, untuk melatih seluruh diri kita untuk melakukan pengkajian yang menyeluruh dan mendalam tentang Trinitas Ilahi seperti yang diwahyukan di dalam Firman kudus—Mat. 28:19; Why. 1:4-5.

IV. Walaupun Alkitab berisikan banyak pengajaran yang jelas, Kitab Suci tidaklah berisikan pengajaran atau doktrin langsung apa pun mengenai Trinitas Ilahi: A. Sebaliknya, Trinitas Ilahi hanya terindikasi di seluruh Kitab

Suci dalam banyak narasi fakta-fakta ilahi dan rohani—Ef. 3:14-17; 4:3-6.

B. Fakta bahwa Alkitab tidak berisikan doktrin mengenai Trinitas Ilahi mengindikasikan dengan kuat bahwa Trinitas Ilahi adalah agar Allah menggarapkan diri-Nya sendiri ke dalam kita sehingga kita bisa berbagian, mengalami, dan menikmati Dia; ini sepenuhnya dibuktikan oleh Matius 28:19 dan 2 Korintus 13:13.

C. Setiap kali Trinitas Ilahi disinggung, diindikasikan, atau tersirat secara langsung atau tidak langsung di dalam Alkitab, itu untuk partisipasi kita di dalam Allah Tritunggal—Yoh. 14:19-20, 23; Ef. 4:3-6; Why. 1:4-5.

D. Kapan saja kita mengkaji satu porsi dari Firman mengenai Trinitas Ilahi, kita tidak boleh puas hanya melihat pengajaran doktrinnya tetapi harus menyadari bahwa porsi ini adalah agar kita tahu bagaimana berpartisipasi, menikmati, dan mengalami Allah Tritunggal—Ef. 1:3-7, 13-14.

V. Menurut seluruh wahyu Alkitab, Trinitas Ilahi adalah bagi penyaluran Allah—2 Kor. 13:13: A. Mengatakan penyaluran Trinitas Ilahi itu lebih akurat

daripada mengatakan penyaluran Allah Tritunggal.

29

B. Kedambaan Allah dengan maksud-Nya yang kuat adalah untuk menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam umat pilihan-Nya sebagai hayat mereka, suplai hayat mereka, dan segala sesuatu mereka—Rm. 8:2, 10-11.

C. Tanpa Trinitas Ilahi, Allah tidak ada jalan untuk melaksanakan penyaluran ilahi-Nya—Ef. 3:14-17.

D. Perjanjian Baru mewahyukan bahwa ketiga Persona dari Trinitas Ilahi berada di dalam kita—Ef. 4:6; Yoh. 14:20, 23; Rm. 8:10-11; 2 Kor. 13:5; Kol. 1:27; Flp. 2:13.

VI. Trinitas Ilahi adalah model kehidupan Kristen kita—Mat. 28:19; 1 Tes. 5:23: A. Dikarenakan peperangan di dalam kita, kita perlu belajar

bekerja sama dengan Trinitas Ilahi—2 Kor. 13:13: 1. Di antara ketiga Persona dari Trinitas Ilahi ada harmoni. 2. Bapa berkenan meninggikan Putra, Putra rela

menundukkan diri-Nya sendiri kepada Bapa, dan Roh itu bersaksi mengenai Putra—Mat. 3:17; 17:5; 12:28; Flp. 2:5-11; Yoh. 16:13-15.

B. Pada diri tripartit kita, kita perlu bekerja sama dengan Trinitas Ilahi yang berhuni—14:16-20, 23.

C. Pada akhirnya, seluruh diri kita—roh, jiwa, dan tubuh—akan memuliakan Trinitas Ilahi; kerja sama kita dengan Trinitas Ilahi yang berhuni akan menghasilkan pemuliaan-Nya, ekspresi-Nya, dan manifestasi-Nya—1 Tes. 5:23; 2 Tes. 1:10, 12.

D. Kehidupan Kristen adalah kehidupan dimana kita dibaurkan dengan Trinitas Ilahi—2 Kor. 13:13; Ef. 3:14-17; 4:4-6: 1. Di dalam kehidupan Kristen kita, Allah menggunakan

empat instrumen untuk membaurkan kita dengan Trinitas Ilahi: hayat ilahi (Yoh. 3:15), salib (Kol. 1:20), Roh itu (Rm. 8:11), dan Firman (Yer. 15:16; Yoh. 6:63).

2. Kita harus selalu memiliki persekutuan dengan Roh di dalam hayat ilahi melalui salib dan melalui Firman—2 Kor. 13:13; Rm. 8:11; Kol. 3:16.

VII. Kelihatannya, Bilangan adalah catatan tentang penghitungan umat Allah dan perjalanan mereka di padang belantara; sebenarnya, catatan ini terstruktur dengan Trinitas Ilahi—Bil. 1:1; 6:13-16; 7:1, 11-17; 9:15-18, 21; 20:6-8: A. Tanpa Trinitas Ilahi, catatan di dalam Bilangan akan hampa;

realitas intrinsik catatan di dalam Bilangan adalah Trinitas Ilahi.

B. Di dalam pasal 1 Kitab Bilangan, kita melihat inkarnasi Allah Tritunggal:

30

1. Agar dapat melihat inkarnasi Allah Tritunggal di dalam Bilangan 1, kita perlu mempertimbangkan perkara tabernakel dengan Tabut: a. Di dalam tabernakel ada Tabut, dan di dalam Tabut

ada hukum Taurat, yang disebut “Kesaksian”—17:4, 10.

b. Hukum Taurat adalah kesaksian Allah karena hukum Taurat mempersaksikan, memperlihatkan Allah.

c. Walaupun Allah sebenarnya adalah pusat; kita memiliki Allah bukan sekadar di dalam diri-Nya sendiri tetapi Allah di dalam Tabut yang terbuat dari kayu penaga yang disalut dengan emas; Tabut, sebagai satu kesatuan yang terdiri dari dua elemen, kayu dan emas, melambangkan Kristus dalam keinsanian-Nya dengan keilahian-Nya.

2. Di dalam gambar tabernakel dengan Tabut, kita melihat Allah Tritunggal yang berinkarnasi untuk menjadi manusia yang hidup di antara manusia.

3. Jumlah papan di dalam tabernakel—empat puluh delapan—itu bermakna: a. Empat puluh delapan itu tersusun dari enam dikali

delapan, yang menandakan manusia (enam) di dalam kebangkitan (delapan).

b. Empat puluh delapan juga tersusun dari dua belas dikali empat, yang menandakan Allah Tritunggal (terkandung di dalam angka dua belas, yang tersusun dari tiga dikali empat) di dalam ciptaan-Nya (empat).

c. Di dalam gambar ini kita melihat Allah Tritunggal, kita melihat manusia, dan kita melihat Allah Tritunggal tinggal di antara manusia.

4. Dari gambar tabernakel dengan Tabut ini, kita melihat bahwa Allah tidak lagi hanya ada di surga; Dia juga ada di bumi, di dalam seorang manusia yang adalah perwujudan-Nya—Yesus Kristus—Kol. 2:9.

5. Allah Tritunggal yang berinkarnasi untuk terwujud sebagai seorang manusia telah diperluas, bertambah, dan diperbesar; di dalam perluasan dan perbesaran-Nya, Kristus telah menjadi tabernakel, tempat kediaman Allah—Yoh. 1:1, 14: a. Ketika Allah hanya berada di dalam Kristus, tidak ada

yang dapat masuk ke dalam Dia; tanpa perluasan Kristus, tidak ada orang yang dapat masuk ke dalam Allah.

31

b. Sekarang, dalam perluasan-Nya menjadi tabernakel, Kristus bukan hanya tempat kediaman Allah tetapi juga tempat di mana kita dapat masuk ke dalam Allah.

c. Hari ini kita dapat masuk ke dalam Allah, mengambil Kristus sebagai hayat kita sehingga Dia bisa menjadi makna hidup kita—11:25; 14:6; 1 Yoh. 5:11-12.

d. Saat Dia adalah hayat kita (Kol. 3:4) untuk menjadi makna hidup kita, Dia adalah kesaksian kita; kita memperhidupkan Dia, mengekspresikan Dia, dan menampakkan Dia dalam setiap aspek, dan secara spontan Dia menjadi pusat kita.

6. Kristus, perwujudan Allah Tritunggal, telah diperbesar menjadi satu tempat kediaman di mana Allah tinggal dan ke dalamnya kita masuk—Yoh. 1:14.

7. Allah memiliki tempat kediaman, dan kita memiliki tempat di mana kita dapat masuk ke dalam Allah, bertemu dengan Allah, dan dibaurkan dengan Allah—14:20; 15:4-5; 1 Kor. 6:17.

C. Trinitas Ilahi diwahyukan di dalam pemisahan orang Nazir—Bil. 6:13-16: 1. Fakta bahwa Trinitas Ilahi terlibat di dalam pemisahan

orang Nazir diindikasikan oleh kurban-kurban—kurban bakaran, kurban dosa, kurban pendamaian, dan kurban sajian—ay. 11-12, 14-17.

2. Orang Nazir dibawa ke pintu gerbang Kemah Pertemuan—ay. 13: a. Kemah Pertemuan mengacu kepada Kristus sebagai

tempat kediaman Allah dan tempat pertemuan umat-Nya.

b. Sebagai Kemah Pertemuan, Kristus adalah tumpuan dan alam bagi kenikmatan kita akan Trinitas Ilahi.

3. Sebutan ilahi Yehovah menunjukkan hubungan Allah dengan manusia, dan ini mengacu kepada Trinitas—Kel. 3:14.

4. Pemisahan orang Nazir adalah agar dia dapat berpartisipasi dalam penyaluran ilahi Trinitas Ilahi dalam perlambangan.

D. Trinitas Ilahi diwahyukan di dalam fungsi tabernakel dan kurban-kurban—Bil. 7:1, 11-17: 1. Permulaan fungsi tabernakel dan mezbah melibatkan

Trinitas Ilahi. 2. Fungsi tabernakel dan kurban-kurban dimulai di dalam

Bilangan 7 dengan kurban-kurban untuk peresmian mezbah.

32

3. Peresmian ini adalah agar tabernakel dengan semua perabotannya dan mezbah dengan semua peralatannya difungsikan melalui penyaluran Trinitas Ilahi (ay. 1) sehingga umat tebusan Allah dapat menikmati segala kekayaan Trinitas Ilahi.

E. Trinitas Ilahi diwahyukan di dalam awan dan api yang menaungi tabernakel—9:15-18, 21: 1. Awan dan api yang menaungi tabernakel

mengindikasikan bahwa Trinitas Ilahi adalah agar umat Allah tinggal atau melakukan perjalanan sehingga mereka bisa menikmati segala kekayaan Trinitas Ilahi sepanjang waktu dan sepanjang jalan.

2. Ketika mereka menetap dan ketika mereka melakukan perjalanan, hadirat Allah menyertai mereka sebagai Trinitas Ilahi.

F. Trinitas Ilahi diwahyukan dalam batu yang telah dipukul—20:6-8: 1. Batu itu melambangkan Kristus yang tersalib yang

mengikuti umat Allah (1 Kor. 10:4), dan air itu melambangkan Roh hayat (Yoh. 7:38-39; Why. 22:1-2).

2. Batu yang telah dipukul di dalam Bilangan 20 memperlihatkan bahwa Trinitas Ilahi mengikuti umat Allah di dalam perjalanan mereka untuk meleraikan dahaga mereka sehingga mereka bisa menikmati segala kekayaan hayat ilahi—1 Yoh. 5:11-12.

33

Berita Tujuh Berkat Kekal Allah Tritunggal

Pembacaan Alkitab: Bil. 6:22-27; 2 Kor. 13:13; Why. 22:1-2 I. Di seluruh alam semesta, satu-satunya berkat adalah Allah

Tritunggal, dan berkat ini datang kepada kita melalui penyaluran Sang Ilahi ke dalam kita dalam Trinitas Ilahi-Nya—dalam Bapa, Putra, dan Roh Kudus—cf. Pkh. 1:2; 3:11 dan cat.: A. Efesus 1 memberi kita satu catatan tentang bagaimana Allah

Tritunggal memberkati umat-Nya yang telah dipilih, ditebus, dan ditransformasi di dalam Trinitas Ilahi-Nya, yang menghasilkan gereja sebagai Tubuh Kristus, kepenuhan Dia yang memenuhi semua di dalam semua: 1. Dia memberkati kita di dalam Bapa (ay. 3-6), di dalam

Putra (ay. 7-12), dan di dalam Roh (ay. 13-14). 2. Pada akhirnya, karena pengaliran yang demikian dari

Trinitas Ilahi sebagai berkat bagi umat pilihan Allah, ada satu hasil, dan hasil dari aliran yang diberkati ini adalah gereja sebagai Tubuh Kristus, kepenuhan Dia yang memenuhi semua di dalam semua (ay. 22-23); gereja sebagai Tubuh Kristus adalah hasil total dari Trinitas Ilahi sebagai satu pengaliran untuk menyalurkan segala adanya Allah ke dalam umat pilihan-Nya.

B. Sebagai perampungan seluruh catatan Alkitab, Yerusalem Baru adalah Allah di dalam Trinitas Ilahi-Nya—Bapa, Putra, dan Roh—dibaurkan dengan umat-Nya yang telah dipilih, ditebus, dilahirkan kembali, ditransformasi, dan dimuliakan sebagai berkat kekal mereka; berkat yang demikian adalah pemenuhan ultima berkat Allah kepada Israel di dalam Bilangan 6—cf. Why. 21:12, 14; 22:1-2.

II. Di dalam Bilangan 6:22-27 kita melihat teladan berkat oleh imam-imam; berkat ini bukanlah berkat Perjanjian Lama ataupun berkat Perjanjian Baru; melainkan, ini adalah berkat kekal Allah Tritunggal, yang adalah Allah Tritunggal menyalurkan diri-Nya sendiri dalam Trinitas Ilahi-Nya ke dalam kita bagi kenikmatan kita: A. “Yehovah memberkati engkau dan melindungi engkau” dapat

dianggap dari Bapa—ay. 24: 1. Bapa memberkati kita dalam setiap cara dan dalam setiap

aspek di dalam kasih-Nya (cf. Ef. 1:3), dan Dia melindungi kita dalam setiap cara dan dalam setiap aspek di dalam kuasa-Nya—cf. Yoh. 17:11, 15.

34

2. Tuhan berdoa agar Bapa melindungi kita di dalam nama-Nya (ay. 11); ini adalah untuk melindungi kita di dalam Allah Tritunggal yang menyalurkan; Tuhan Yesus pergi berdoa agar Bapa melindungi kita dari si jahat (ay. 15).

3. Kita harus berdoa untuk berkat dilindungi secara mutlak di dalam penyaluran Allah Tritunggal dan sepenuhnya di luar si jahat; sungguh berkat yang luar biasa!

B. “Yehovah menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia” dapat dianggap dari Putra—Bil. 6:25: 1. Dalam Lukas 1:78, ketika Tuhan Yesus akan dilahirkan,

Zakharia bernubuat, “Akan datang … Surya pagi dari tempat yang tinggi”; surya pagi adalah Putra dalam Trinitas Ilahi; ini menyiratkan inkarnasi Allah untuk memperlihatkan diri-Nya sendiri kepada kita dengan cara bersinar—Mat. 4:16; Yoh. 8:12.

2. Kata wajah di dalam Bilangan 6:25 menandakan hadirat; sebagai Dia yang wajah-Nya bersinar ke atas kita, Kristus sang Putra adalah hadirat yang kelihatan dari Allah yang tidak kelihatan—2 Ptr. 1:16-18; Mat. 17:1-2.

3. Bilangan 6:25 bukan hanya berbicara tentang Yehovah yang membuat wajah-Nya bersinar ke atas kita tetapi juga Yehovah yang memberikan kasih karunia kepada kita; kedua butir ini ditambahkan menjadi sama dengan Yohanes 1:14, 16-17.

4. Inkarnasi Allah adalah penyinaran hadirat-Nya, dan bersama dengan penyinaran ini ada kasih karunia; kasih karunia ini adalah kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, yang sebenarnya adalah diri Kristus sendiri—2 Kor. 13:13.

C. “Yehovah menghadapkan raut muka-Nya kepada engkau dan memberi engkau damai sejahtera” dapat dianggap dari Roh—Bil. 6:26, Tl.: 1. Wajah menunjukkan hadirat seseorang, dan raut muka

menunjukkan ekspresi orang itu; menghadapkan raut muka Anda kepada seseorang berarti Anda mengkonfirmasi, meyakinkan, berjanji, dan memberikan segalanya kepada orang itu.

2. Yesus datang sebagai wajah Allah, dan Roh Kudus datang sebagai raut muka Allah; jika kita mendukakan Dia, raut muka-Nya akan sedih (Ef. 4:30), tetapi jika kita menaati Dia, Dia akan gembira terhadap kita, dan Dia akan menghadapkan raut muka-Nya untuk mengkonfirmasi kita, meyakinkan kita, menjamin kita, berjanji kepada kita, dan memberi kita segala sesuatu.

35

III. Dua Korintus 13:13 berkata, “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian”; berkat di sini sebenarnya sama dengan berkat di dalam Bilangan 6:23-27: A. Di dalam berkat Rasul Paulus, Allah Tritunggal datang

kepada umat bagi kenikmatan mereka; Paulus bukan hanya membawa orang ke dalam hadirat Allah tetapi juga membawa Allah ke dalam mereka.

B. Di satu pihak, memberkati orang lain adalah membawa mereka ke dalam hadirat Allah; di pihak lain, ini adalah membawa Allah ke dalam mereka sebagai kasih, kasih karunia, dan persekutuan sehingga mereka bisa menikmati Allah Tritunggal—Bapa, Putra, dan Roh.

C. Kasih, kasih karunia, dan persekutuan adalah tiga tahap Allah bagi kenikmatan kita—kasih itu di dalam, kasih karunia itu kasih yang terekspresi, dan persekutuan itu transmisi kasih karunia ke dalam kita.

D. Kasih Allah adalah sumbernya, karena Allah adalah asal mulanya; kasih karunia Tuhan adalah pancaran kasih Allah, karena Tuhan adalah ekspresi Allah; dan persekutuan Roh adalah pembagian kasih karunia Tuhan dengan kasih Allah bagi pengalaman dan kenikmatan kita akan Allah Tritunggal—Bapa, Putra, dan Roh, dengan kebajikan-kebajikan ilahi Mereka.

E. Wahyu ilahi tentang Trinitas Ilahi di dalam Firman kudus bukanlah untuk pengkajian teologi melainkan untuk pemahaman tentang bagaimana Allah dalam Trinitas Ilahi-Nya yang misterius dan ajaib menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam umat pilihan-Nya, agar kita sebagai umat pilihan dan tebusan-Nya, seperti yang diindikasikan oleh berkat rasul kepada kaum beriman Korintus, bisa berpartisipasi, mengalami, menikmati, dan memiliki Allah Tritunggal yang telah melalui proses sekarang dan untuk kekekalan. Kita harus menikmati dan diberkati dengan Allah Tritunggal yang telah melalui proses dan bersirkulasi secara batini hari demi hari sehingga kita bisa menyalurkan Dia sebagai satu-satunya berkat alam semesta ke dalam orang lain bagi penggenapan kedambaan hati Allah untuk memiliki kesaksian Yesus, ekspresi korporat Yesus—2 Kor. 13:13; Gal. 3:14; Kej. 12:2; Flp. 1:25; Why. 1:2, 9-12.

IV. “Kadang-kadang ketika kita mempertimbangkan situasi kita, kita mungkin kecewa dan merasa kita tidak memiliki apa-apa. Kelihatannya segala sesuatu di bawah matahari dan bahkan segala sesuatu di dalam bidang kerohanian itu

36

kesia-siaan atas segala kesia-siaan. Kita mungkin merasa bahwa tidak ada yang riil, termasuk di dalam hidup gereja. Apakah yang harus kita lakukan jika kita merasa demikian? Kita harus berpaling kepada Allah Tritunggal. Dialah berkat dan porsi kita yang riil. Sungguh berkat, memiliki Dia sebagai berkat! Sungguh berkat, memiliki wajah-Nya, hadirat-Nya, dan menikmati Dia setiap hari sebagai kasih karunia! Semakin banyak kita menderita, semakin banyak kita menikmati Dia sebagai kasih karunia. Sungguh berkat, memiliki raut muka-Nya tersenyum kepada kita, meyakinkan kita, dan mengkonfirmasi kita! Dan sungguh berkat, memiliki damai sejahtera di dalam Dia, oleh Dia, dan dengan Dia! Inilah Allah Tritunggal sebagai berkat kita. Oh, kiranya kasih karunia Kristus, kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kalian semua!” (Pelajaran-Hayat Bilangan, hal. 109-110)

37

Berita Delapan Berbicaranya Allah dari antara Kerub-kerub Kemuliaan

Pembacaan Alkitab: Bil. 7:89; Kel. 24:15-18; 25:8, 17-22; Mzm. 80:2; 99:1; Ibr. 1:3; 9:4-5; 10:19; 4:12, 14, 16; 2 Kor. 3:18; 4:4, 6;

Why. 21:2-3, 10-11, 16, 22-23; 22:1-5 I. Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan wajah,

sama seperti seseorang berbicara kepada temannya—Kel. 33:11; Bil. 12:7-8: A. Allah dan Musa adalah teman, sejawat, rekan, yang terlibat

di dalam karier yang sama dan memiliki kepentingan yang sama di dalam satu perusahaan yang besar.

B. Karena Musa intim dengan Allah, dia adalah orang yang mengenal hati Allah, yang sesuai dengan hati Allah, dan yang dapat menjamah hati Allah; jadi, dia memiliki hadirat Allah sepenuhnya—Kel. 33:14.

C. Di dalam Keluaran 24:15-18 Musa berada di dalam Tempat Maha Kudus, di mana kemuliaan shekinah berada: 1. Sedikitnya ada tiga kelas umat Allah dengan jarak yang

berbeda-beda dari Gunung Horeb: a. Mayoritas bangsa Israel ada di kaki gunung berdiri di

kejauhan dan gemetar—20:18. b. Harun, Nadab, Abihu, dan tujuh puluh tua-tua ada di

atas gunung menyembah dari kejauhan dan memperhatikan—24:1, 9.

c. Musa ada di puncak gunung diinfus dengan Allah di bawah kemuliaan-Nya dan menerima visi tentang tabernakel sebagai tempat kediaman Allah di bumi—ay. 13, 16a; 25:1, 8-9.

2. Tiga lokasi ini—sesuai dengan tiga bagian tabernakel (pelataran luar, Tempat Kudus, dan Tempat Maha Kudus)—mengilustrasikan fakta bahwa di antara umat Allah ada perbedaan derajat persekutuan dengan Dia.

3. Prinsip di dalam Keluaran 24 dengan Musa di puncak gunung di bawah kemuliaan Allah menerima perintah dari Allah itu sama dengan di dalam Bilangan 7:89, mengenai Musa berbicara dengan Allah di Kemah Pertemuan.

II. Ketika Musa pergi ke dalam Kemah Pertemuan untuk berbicara dengan Allah, dia mendengar suara yang berbicara kepadanya dari atas tutup pendamaian yang ada di atas Tabut Kesaksian, dari antara kedua kerub—ay. 89; Kel. 25:17-22:

38

A. Tutup pendamaian menandakan Kristus sebagai tempat di mana Allah bertemu dengan umat tebusan-Nya dan berbicara kepada mereka dalam kasih karunia—ay. 22; Bil. 7:89.

B. Kerub-kerub di atas tutup pendamaian menandakan kemuliaan Allah (Yeh. 10:18) dan disebut “kerub-kerub kemuliaan” (Ibr. 9:5); jadi, kerub-kerub di atas tutup pendamaian itu mengindikasikan bahwa Kristus mengekspresikan kemuliaan Allah (Yoh. 1:14): 1. Kedua kerub itu seiras (sepotong) dengan tutup

pendamaian; ini mengindikasikan bahwa kemuliaan Allah bersinar dari Kristus dan di atas Kristus sebagai tutup pendamaian untuk menjadi satu kesaksian—Kel. 25:19; cf. Yoh. 1:14; 2 Kor. 4:4, 6: a. Manifestasi Allah ini, kemuliaan Allah ini, adalah

kesaksian Allah—Kel. 37:7-8. b. Dua adalah angka kesaksian; kemuliaan Allah

menjadi kesaksian Allah. c. Di atas Kristus dan pada Kristus, ada manifestasi

Allah, yang adalah kemuliaan Allah, dan manifestasi ini, sebagai kemuliaan Allah, adalah kesaksian Allah.

2. Kerub-kerub dan tutup pendamaian itu terbuat dari emas murni; ini menandakan bahwa penyinaran Kristus sebagai pancaran kemuliaan Allah itu ilahi—25:17-18; Ibr. 1:3.

C. Yehovah, Gembala Israel, bertakhta di antara kerub-kerub, dan dari sana Dia bersinar—Mzm. 80:2; 99:1; 1 Sam. 4:4; 2 Sam. 6:2.

D. Dari atas tutup pendamaian, dari antara kedua kerub yang ada di atas Tabut Kesaksian itu, Allah bertemu dengan Musa dan berbicara dengannya—Kel. 25:22: 1. Fakta bahwa Allah bertemu dengan umat-Nya dan

berbicara kepada mereka dari atas tutup pendamaian dan dari antara kerub-kerub itu menandakan bahwa Allah bertemu dengan kita dan berbicara kepada kita di dalam Kristus yang mendamaikan dan di dalam kemuliaan yang diekspresikan di dalam Kristus yang mendamaikan sebagai kesaksian-Nya—cf. 2 Kor. 3:8-11, 18.

2. Allah berbicara kepada umat-Nya dari antara kerub-kerub itu berarti bahwa Dia berbicara kepada kita di tengah-tengah kemuliaan-Nya—Bil. 7:89; Kel. 25:22; Mzm. 80:1, 4; 99:1.

3. Kemuliaan di mana Allah bertemu dengan kita dan berbicara kepada kita adalah bersinarnya Kristus—2 Kor. 4:4, 6.

39

4. Tempat pendamaian, tutup pendamaian, beserta kerub-kerub itu tidak lain adalah diri Tuhan Yesus kita yang terkasih—Rm. 3:25: a. Kapan saja Allah bertemu dengan kita dan berbicara

dengan kita, Kristus yang mustika ini hadir. b. Sebenarnya, di dalam Kristus yang bersinar inilah

Allah bertemu dengan kita dan berbicara dengan kita—Ibr. 1:3.

5. Tutup pendamaian dengan darah kurban yang dipercikkan di atasnya menggambarkan Kristus yang menebus dalam keinsanian-Nya (dengan penebusan yudisial-Nya) dan Kristus yang bersinar dalam keilahian-Nya (dengan penyelamatan organik-Nya) sebagai tempat di mana orang-orang berdosa yang jatuh dapat bertemu dengan Allah yang adilbenar, kudus, dan mulia dan mendengarkan perkataan-Nya—Im. 16:14-15, 29-30: a. Kerub-kerub di atas tutup pendamaian menandakan

penyinaran Kristus dengan keilahian-Nya, dan darah yang dipercikkan di atas tutup itu menandakan keinsanian-Nya untuk menebus; sekarang kita dan Allah dapat bertemu dan berbicara di dalam Kristus yang menebus dan bersinar.

b. Di atas tutup pendamaian dan di tengah-tengah penyinaran kemuliaan-Nya, kita dapat mendengar suara Allah, mengenal hasrat hati-Nya, dan menerima visi, wahyu, dan perintah dari-Nya.

c. Ketika kita bertemu dengan Tuhan di dalam Tempat Maha Kudus, kita diinfus oleh-Nya dengan segala adanya Dia—2 Kor. 3:18.

III. Tutup pendamaian di atas Tabut di dalam Tempat Maha Kudus itu sama dengan takhta kasih karunia di dalam Ibrani 4:16: A. Sebagai kaum beriman di dalam Kristus, kita memiliki

“keberanian untuk memasuki Tempat Maha Kudus di dalam darah Yesus”—10:19: 1. Masuk ke dalam Tempat Maha Kudus adalah perkara

yang besar, sebab di sana Allah di dalam Kristus sedang duduk di atas takhta kasih karunia—4:16.

2. Agar dapat masuk ke dalam tempat yang demikian, kita harus memiliki keberanian, dan kita memilikinya oleh kematian Kristus dan oleh darah-Nya.

3. Oleh darah Yesus kita memiliki keberanian untuk masuk ke dalam Tempat Maha Kudus setiap waktu.

40

B. Tempat Maha Kudus hari ini ada di surga, di mana Tuhan Yesus berada (9:12, 24), tetapi walaupun kita masih berada di bumi, kita dapat masuk ke dalam Tempat Maha Kudus: 1. Rahasianya adalah roh kita; Kristus yang ada di surga

juga ada di dalam roh kita—2 Tim. 4:22. 2. Sebagai tangga surgawi (Kej. 28:12; Yoh. 1:51), Dia

mengikatkan roh kita ke surga dan membawa surga ke dalam roh kita.

3. Kapan saja kita berpaling kepada roh kita, kita masuk ke dalam Tempat Maha Kudus, di mana kita bertemu dengan Allah yang ada di atas takhta kasih karunia.

C. Kapan saja kita masuk ke dalam Tempat Maha Kudus oleh darah Yesus, kita datang ke takhta kasih karunia di balik tabir untuk menerima rahmat dan menemukan kasih karunia dari Kristus yang naik di dalam surga—Ibr. 4:14, 16; 6:19-20: 1. Takhta kasih karunia tidak diragukan adalah takhta

Allah, takhta otoritas bagi seluruh alam semesta, tetapi bagi kita, kaum beriman, itu adalah takhta kasih karunia, yang ditandai oleh tutup pendamaian di atas Tabut Kesaksian di dalam Tempat Maha Kudus yang dipercik dengan darah Kristus—Kel. 25:17; Rm. 3:25; Im. 16:15; Ibr. 9:3, 5, 12.

2. Penutup Tabut, tutup pendamaian, menandakan takhta kasih karunia; tutup pendamaian adalah takhta kasih karunia di mana Allah bertemu dengan kita dan berbicara dengan kita—Bil. 7:89; Kel. 25:17-22: a. Di sini Allah bertemu dengan umat-Nya dan

berkomunikasi dengan mereka—ay. 21-22; Bil. 7:89, b. Ketika kita datang ke takhta kasih karunia melalui

darah Kristus, kita bertemu dengan Allah dan berkomunikasi dengan Dia—Ibr. 4:16; 10:19.

c. Allah berbicara dari takhta kasih karunia, dan di takhta kasih karunia, “tempat berbicara” di dalam Tempat Maha Kudus, kita mendengar suara Allah, melihat raut muka-Nya, menikmati hadirat-Nya, dan bersatu dengan Dia dalam ekonomi-Nya.

d. Di takhta kasih karunia kita memandang Dia yang ada di atas takhta, bersyukur kepada-Nya dan memuji Dia.

3. Takhta kasih karunia, realitas tutup pendamaian, ada di dalam roh kita; kapan saja kita berpaling kepada roh kita dan datang ke takhta kasih karunia, kita sesuai dengan ministri surgawi Kristus—4:12, 16; 7:25-26; 8:1; 13:20-21.

41

D. Ketika kita berada di takhta kasih karunia di dalam Tempat Maha Kudus, kita memandang kemuliaan Tuhan dan ditransformasi ke dalam gambar Kristus yang dibangkitkan dan dimuliakan dari kemuliaan kepada kemuliaan, sebab kita melihat kemuliaan Allah di wajah Yesus Kristus—2 Kor. 3:18; 4:4, 6.

E. Di dalam langit baru dan bumi baru, seluruh kota Yerusalem Baru akan menjadi Tempat Maha Kudus yang dipenuhi dengan kemuliaan Allah, terang itu, yang bersinar di dalam Anak Domba sebagai pelitanya, dan kita akan menikmati takhta Allah dan Anak Domba serta sungai air hayat, melayani Dia, memandang wajah-Nya, hidup di bawah penyinaran-Nya, dan memerintah selama-lamanya—Why. 21:2-3, 10-11, 16, 22-23; 22:1-5.

42

Berita Sembilan Menyalakan Pelita-pelita

Pembacaan Alkitab: Bil. 8:1-4; Kel. 27:20-21; Why. 1:4; 4:5; Mzm. 73:16-17 I. Walaupun ada banyak rincian mengenai Kemah

Pertemuan yang tidak dicantumkan di dalam Bilangan 8, Allah secara khusus memerintahkan Harun untuk menyalakan pelita-pelita pada kaki pelita—ay. 1-4: A. Setelah persembahan dua belas suku Israel dan pembicaraan

Allah di dalam Bilangan 7, Allah memerintahkan Musa untuk menyalakan pelita-pelita; Bilangan 8:1-2 berkata, “Yehovah berbicara kepada Musa, kata-Nya,…Apabila engkau memasang pelita-pelita itu, ketujuh pelita itu akan memberi terang di depan kaki pelita itu”: 1. Tujuh pelita itu, yang menandakan tujuh Roh (Why. 4:5),

memberikan terang di depan kaki pelita, bersinar ke arah tengah-tengah tabernakel; jadi, penyinaran pelita-pelita itu adalah dengan arah yang benar untuk pelayanan dan pergerakan; pada poin ini umat Allah dapat mulai memberikan pelayanan rohani mereka kepada Dia.

2. Satu-satunya tujuan menyalakan pelita-pelita itu adalah untuk persembahan, peperangan, dan pergerakan; persembahan, peperangan, dan pergerakan semuanya memerlukan terang.

B. Tanpa penyinaran terang itu, bangsa Israel tidak dapat bergerak, apalagi berperang bagi Allah; karena itu, begitu mereka mengkonsekrasikan sesuatu kepada Allah seperti yang terlihat di dalam Bilangan 7, mereka segera menyalakan pelita-pelita itu agar terang bersinar.

C. Jika umat Allah mengkonsekrasikan sesuatu kepada Allah, Dia akan bersinar di antara mereka, dan mereka akan memiliki terang; agar umat Allah dapat menjadi pasukan-Nya, mereka harus memiliki terang untuk berperang, berjalan, dan melayani—cf. Rm. 13:12, 14.

II. Terang kaki pelita itu adalah berdasarkan kekuatan pelayanan imam-imam: A. Di dalam 1 Samuel, pelita Allah hampir padam karena imam

Eli lemah dan merosot—3:3. B. Terang di dalam satu gereja lokal tidak dapat cemerlang

kecuali kita memenuhi tugas keimaman kita membakar ukupan dan menyalakan pelita-pelita itu—Kel. 25:37; 27:20-21; 30:7-8; Kis. 6:4; 1 Kor. 14:24-25.

C. Bilangan 7 berakhir dengan Allah berbicara di dalam Kemah Pertemuan, dan pasal 8 dimulai dengan pembicaraan

43

lanjutan Allah mengenai menyalakan pelita-pelita bagi penerangan—7:89—8:3: 1. Urutan ini mengindikasikan bahwa kapan saja firman

Allah datang, umat-Nya menerima terang; jadi, selama zaman imam Eli, ketika firman Yehovah jarang, pelita-pelita di dalam Tempat Kudus itu hampir padam—1 Sam. 3:1-3; cf. Mzm. 119:105, 130.

2. Hanya ketika ada pembicaraan Allah di dalam gerejalah terang dapat bersinar dengan cemerlang di antara umat Allah; imam-imam yang meministrikan dapat meministrikan dan bergerak karena terang kaki pelita itu—cf. Mal. 2:7.

3. Terlebih lagi, ketujuh pelita yang memberikan terang ke arah yang sama itu menandakan bahwa walaupun setiap orang memiliki ministri yang berbeda di dalam Tubuh, arah mereka adalah sama dan ministri mereka adalah masih satu ministri—Kol. 4:7; 2 Tim. 4:5; Kis. 20:24.

4. Sebagai contoh, Paulus memiliki ministrinya, Petrus memiliki ministrinya, dan Yohanes memiliki ministrinya; meskipun demikian, arah mereka adalah terhadap Kristus; mereka bersaksi bagi Kristus bersama-sama; terang mereka bersinar dari Kristus dan bersinar ke arah Kristus; maka, ministri mereka adalah satu.

III. “Haruslah kauperintahkan kepada orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu minyak zaitun tumbuk yang murni untuk penerangan, supaya orang dapat memasang pelita-pelita itu agar tetap menyala. Di dalam Kemah Pertemuan di depan tabir yang menutupi Kesaksian itu, haruslah Harun dan anak-anaknya mempertahankannya dari petang sampai pagi di hadapan Yehovah. Itulah suatu ketetapan yang berlaku untuk selama-lamanya bagi orang Israel turun-temurun”—Kel. 27:20-21: A. Pohon zaitun menandakan Kristus (cf. Rm. 11:17, 24), dan

minyak zaitun tumbuk menandakan Roh Kristus yang dihasilkan melalui proses inkarnasi, penghidupan insani, ketersaliban, dan kebangkitan Kristus (cf. Yoh. 1:14; 1 Kor. 15:45b).

B. Memasang pelita-pelita itu agar tetap menyala berarti secara hurufiah “menyebabkan terang pelita itu naik ke atas”: 1. Kaki pelita, yang menandakan Kristus sebagai

perwujudan Allah Tritunggal, terbuat dari emas murni (Kel. 25:31), tetapi sumbu-sumbu yang dibakar untuk menghasilkan terang itu berasal dari hayat tanaman; agar

44

dapat dibakar sehingga terang bersinar, sumbu-sumbu itu harus dijenuhi dengan minyak.

2. Sumbu-sumbu itu menandakan keinsanian Kristus yang dipertinggi, yang dibakar dengan minyak ilahi untuk menyinarkan terang ilahi.

C. Tabernakel sebagai Kemah Pertemuan, tempat di mana Allah bertemu dengan umat tebusan-Nya dan berbicara kepada mereka (Im. 1:1), melambangkan sidang gereja: 1. Jadi, dalam perlambangan, penyalaan pelita-pelita itu

menunjukkan cara yang tepat untuk bersidang; segala sesuatu yang dilakukan di dalam sidang-sidang gereja, baiki itu berdoa, menyanyi, memuji, atau bernubuat, harus menyebabkan terang itu bersinar; ini adalah menyalakan pelita-pelita di dalam tempat kudus Allah sehingga terang itu dapat menelan kegelapan—cf. Yoh. 1:5; Flp. 2:15-16a; Ef. 5:8-9.

2. Di depan Kesaksian itu berarti di hadapan hukum Taurat di dalam Tabut, yang ada di balik tabir: a. Sebagian besar, siang umat Allah berada di dalam

Tempat Kudus, bukan di dalam Tempat Maha Kudus; namun, kita bersidang di dalam Tempat Kudus dengan harapan untuk memasuki Tempat Maha Kudus.

b. Terang dari pelita-pelita itu memampukan kita untuk melihat berbagai aspek tentang Kristus, yang ditandai oleh berbagai perabotan di dalam Tempat Kudus, dan juga jalan yang memimpin ke dalam Tempat Maha Kudus, kepada berbagai kedalaman Kristus di dalam Allah—cf. 1 Kor. 2:9-10.

D. Tugas kudus menyalakan pelita-pelita adalah pelayanan orang-orang yang kudus, imam-imam, bukan umat secara umum: 1. Menurut seluruh Alkitab, seorang imam adalah orang

yang dimiliki oleh Allah, diisi dengan Allah, dijenuhi dengan Allah dan hidup mutlak bagi Allah; lebih jauh lagi, seorang imam harus mengenakan pakaian imam (Kel. 28:2), yang menandakan Kristus yang diperhidupkan keimaman.

2. Menyalakan pelita-pelita di dalam Tempat Kudus memerlukan pelayanan orang yang seperti ini—cf. 1 Ptr. 2:5, 9; Why. 1:6.

E. Terang di dalam Tempat Kudus bukanlah terang alamiah atau terang buatan manusia; ini adalah terang yang berasal dari kaki pelita emas, yaitu, dari sifat ilahi Kristus.

45

F. Untuk mengalami penyalaan pelita-pelita yang sejati di dalam sidang-sidang gereja, kita harus memiliki Kristus, perwujudan Allah Tritunggal, sebagai kaki pelitanya, sifat ilahi sebagai emasnya, keinsanian Kristus yang dipertinggi sebagai sumbunya, dan Roh Kristus sebagai minyaknya dengan semua langkah proses Kristus, dan kita haruslah menjadi umat yang kudus sebagai imam-imam, mengenakan ekspresi Kristus sebagai pakaian imam.

G. Imam-imam mempertahankan pelita-pelita itu dari petang sampai pagi di hadapan Yehovah: 1. Di dalam Keluaran 27:71 tidak dikatakan mengenai siang;

zaman hari ini adalah malam, bukan siang. 2. Maka, kita memerlukan terang itu untuk bersinar selama

zaman malam ini hingga fajar menyingsing—cf. Rm. 13:12; 2 Ptr. 1:19.

IV. Tujuh pelita dari kaki pelita emas adalah tujuh Roh di hadapan takhta Allah, tujuh pelita api (obor) yang menyala-nyala di hadapan takhta Allah—Why. 1:4; 4:5: A. Di alam semesta, Allah memiliki satu pusat administrasi,

yang adalah takhta-Nya. B. Allah mengadministrasi dan bergerak dari takhta-Nya untuk

menjalankan kebijakan kekal-Nya. C. Tujuh pelita api yang menyala di hadapan takhta Allah

menandakan bahwa tujuh pelita itu mutlak berhubungan dengan administrasi, ekonomi, dan pergerakan Allah.

V. Untuk mengenal administrasi dan ekonomi Allah, kita harus memiliki terang kaki pelita emas dari tujuh pelita yang bersinar dan menerangi: A. Terang alamiah tidak dapat membantu kita mengenal

ekonomi, administrasi, dan tujuan kekal Allah—21:23, 25; 22:5a.

B. Terang kaki pelita itu adalah terang di dalam Tempat Kudus, yang melambangkan gereja.

C. Begitu kita masuk ke dalam alam gereja, kita diterangi untuk mengenal tujuan kekal Allah, maksud hati-Nya, dan ekonomi-Nya, dan kita juga mengenal jalan mana yang harus kita tempuh bagi perjalanan di depan kita ke arah sasaran Allah.

D. Di dalam tempat kudus Allah (di dalam roh kita dan di dalam gereja), kita menerima wahyu ilahi dan mendapatkan penjelasan untuk semua masalah kita—Mzm. 73:16-17.

VI. Menurut Wahyu 4, penekanan pada tujuh pelita api yang menyala-nyala itu adalah pada pergerakan administrasi Allah:

46

A. Kristus melaksanakan misi-Nya sebagai Pemerintah raja-raja di bumi melalui tujuh Roh yang menyala-nyala di hadapan takhta untuk secara berdaulat mengendalikan situasi dunia sehingga lingkungannya dapat sesuai bagi umat pilihan Allah untuk menerima keselamatan-Nya—Kis. 5:31; cf. 17:26-27; Yoh. 17:2; 2 Taw. 16:9.

B. Nyala dari tujuh Roh yang membakar itu menghakimi, memurnikan, dan membersihkan gereja untuk menghasilkan kaki pelita emas.

C. Pembakaran pelita-pelita yang menyala-nyala itu bukan hanya untuk menyinari dan membakar tetapi juga untuk memotivasi kita untuk bangun dan bertindak bagi pelaksanaan ekonomi Allah—Dan. 11:32b.

47

Berita Sepuluh Lambang-lambang Utama dan Nubuat mengenai Kristus di dalam Bilangan

Pembacaan Alkitab: Bil. 17:8; 19:2, 9; 20:8; 21:4-9; 35:6-7; 24:17 I. Kita perlu melihat dan mengalami lambang-lambang

utama mengenai Kristus di dalam Bilangan: A. Tongkat Harun yang bertunas bukan melambangkan Kristus

yang mati melainkan Kristus yang bangkit, Kristus yang bertunas yang bukan hanya bertunas tetapi juga berbunga dan berbuah sampai matang—17:8: 1. Perkataan di dalam Bilangan 16:3 dan perkataan Musa di

dalam ayat 9 dan 10 memperlihatkan bahwa akar pemberontakan di antara umat Allah ini adalah ambisi, pergumulan untuk mendapatkan kekuasaan dan untuk posisi yang lebih tinggi; ambisi menggerogoti rencana Allah dan merusak umat Allah; selama berabad-abad banyak masalah di antara orang-orang Kristen adalah disebabkan oleh ambisi—cf. Mat. 20:20-28; 3 Yoh. 9-11.

2. Sebagai wakil, atau delegasi, otoritas Allah, Musa menyerahkan kasus itu kepada Allah sebagai otoritas yang tertinggi, bagi pembicaraan, penyingkapan, dan penghakiman-Nya; di dalam suatu pergumulan untuk mendapatkan kekuasaan, satu-satunya Yang dapat menghakimi dan menyingkapkan situasi yang sesungguhnya adalah diri Allah sendiri—Bil. 16:4-5.

3. Korah dan yang lainnya turun ke Sheol (dunia orang mati maut) hidup-hidup dan secara langsung (ay. 33); mereka tidak perlu mati terlebih dahulu (cf. Why. 19:20); ini adalah sesuatu yang baru yang Yehovah jadikan (Bil. 16:29-30).

4. Penghakiman Allah atas dua ratus lima puluh orang yang memberontak bersama Korah, Datan, dan Abiram menandakan penghakiman salib atas semua pelayanan manusia kepada Allah yang menurut opini manusia, oleh dagingnya, dan dalam persaingan dengan yang lain.

5. Karena pemberontakan Korah dan teman-temannya di dalam Bilangan 16 berhubungan dengan keimaman (ay. 3, 8-10), bertunasnya tongkat Harun adalah suatu pemulihan nama baik yang mengindikasikan bahwa Harun adalah orang yang diperkenan oleh Allah sebagai yang memiliki otoritas di dalam ministri keimaman pemberian Allah (ay. 5).

48

6. Prinsip dari setiap pelayanan terletak pada tongkat yang bertunas; kebangkitan adalah prinsip kekal dalam pelayanan kita kepada Allah; yang dapat kita lakukan adalah milik alam alamiah, dan yang mustahil kita lakukan adalah milik alam kebangkitan—cf. Rm. 1:9; 7:6; 2 Kor. 1:8-9.

B. Lembu betina muda merah, komponen pokok air pentahiran, menandakan Kristus yang menebus—Bil. 19:2, 9: 1. Warna merah menandakan keserupaan dengan daging

dari dosa, yang adalah untuk memikul dosa manusia secara luaran.

2. Lembu betina muda itu tidak bercacat menandakan bahwa walaupun Kristus itu dalam keserupaan dengan daging dari dosa, Dia tidak memiliki sifat dosa; lembu betina muda itu tidak bercela, ini mengindikasikan bahwa Kristus itu sempurna.

3. Lembu betina muda itu tidak pernah kena kuk menandakan bahwa Kristus tidak pernah dipakai oleh siapa pun, terutama oleh atau bagi musuh Allah, Satan.

4. Seperti lembu betina muda merah, Kristus disalibkan di luar perkemahan, di Golgota, di gunung kecil di luar kota Yerusalem—ay. 3; Ibr. 13:12-13; Mat. 27:33.

5. “Dan imam haruslah mengambil kayu aras, hisop dan kain kirmizi dan melemparkannya ke tengah-tengah api yang membakar habis lembu betina muda itu”—Bil. 19:6: a. Kayu aras menandakan Kristus dalam keinsanian-

Nya yang terhormat, hisop menandakan Kristus dalam keinsanian-Nya yang merendah, dan kirmizi menandakan penebusan dalam maknanya yang tertinggi.

b. Kristus yang tinggi dan terhormat serta Kristus yang merendah dan hina dalam penebusan-Nya adalah elemen-elemen untuk menyusun air pentahiran—ay. 9.

6. Bilangan 19:9 berkata, “Maka seorang yang tahir haruslah mengumpulkan abu lembu betina muda itu dan menaruhnya pada suatu tempat yang tahir di luar perkemahan, supaya semuanya itu tinggal tersimpan bagi umat Israel untuk membuat air pentahiran; itu adalah kurban dosa”: a. Abu menandakan Kristus yang dihabisi (Mrk. 9:12);

abu ini disimpan untuk air pentahiran; ini adalah pemurnian dari dosa, atau kurban dosa.

49

b. Ketidaktahiran di dalam Bilangan 19 mengacu pada maut, yang menguasai bangsa Israel (16:49); jadi, perlu air pentahiran.

7. “Bagi orang yang najis haruslah diambil sedikit abu dari korban dosa yang dibakar habis, lalu di dalam bejana abu itu dibubuhi air mengalir”—19:17: a. Hanya pekerjaan penebusan Kristus, melalui

keinsanian-Nya yang terhormat dan merendah, dengan kematian-Nya dan Roh kebangkitan-Nya (ay. 17), yang dapat menyembuhkan dan mentahirkan situasi itu dari kenajisan maut.

b. Air yang hidup (mengalir) di sini menandakan Roh Kudus di dalam kebangkitan Kristus; di dalam air pentahiran, ada khasiat penebusan Kristus dengan kuasa pembasuhan Roh kebangkitan-Nya.

C. Batu karang di dalam Bilangan 20:8 melambangkan Kristus yang tersalib dan bangkit, dan air yang mengalir dari batu karang itu melambangkan Roh itu sebagai air hidup yang mengalir ke luar dari Kristus yang tersalib dan bangkit—1 Kor. 10:4; Yoh. 19:34: 1. Karena Kristus telah disalibkan dan Roh itu telah

diberikan, Kristus tidak perlu disalibkan lagi, yaitu, tidak perlu memukul bukit batu itu lagi agar air hidup itu dapat mengalir; di dalam ekonomi Allah, Kristus hanya boleh disalibkan satu kali—Ibr. 7:27; 9:26-28a.

2. Untuk menerima air hidup dari Kristus yang tersalib, kita hanya perlu “mengambil tongkat” dan “berbicara kepada batu karang itu”; mengambil tongkat adalah identik dengan Kristus dalam kematian-Nya dan menerapkan kematian Kristus pada diri kita sendiri dan situasi kita; berbicara kepada batu karang itu adalah berbicara secara langsung kepada Kristus sebagai batu karang yang telah dipukul, meminta Dia untuk memberi kita Roh hayat berdasarkan fakta bahwa Roh itu telah diberikan—cf. Yoh. 4:10.

3. Di dalam Bilangan 20 Musa menghakimi umat sebagai pemberontak, tetapi Musa-lah yang memberontak melawan firman Allah—ay. 10-11, 24; 27:14.

4. Musa gagal menguduskan Allah, membuat Allah menjadi umum; dengan marah terhadap umat dan secara salah memukul batu karang itu dua kali, Musa gagal menguduskan Allah.

5. Karena marah ketika Allah tidak marah, Musa tidak mewakili Allah dengan benar dalam sifat kudus-Nya, dan

50

karena memukul batu karang itu dua kali, dia tidak memegang perkataan Allah dalam ekonomi-Nya; jadi, Musa melanggar sifat kudus Allah dan ekonomi ilahi-Nya.

6. Karena ini, walaupun dia intim dengan Allah dan bisa dianggap sebagai sahabat Allah (Kel. 33:11), Musa kehilangan hak untuk memasuki negeri yang baik itu.

7. Dalam semua yang kita katakan dan lakukan mengenai umat Allah, sikap kita haruslah menurut sifat kudus Allah, dan tindakan kita haruslah menurut ekonomi ilahi-Nya; kalau tidak, dalam perkataan dan tindakan kita, kita akan memberontak melawan Dia dan melanggar Dia.

D. Ular tembaga di dalam Bilangan 21:4-9 adalah lambang Tuhan Yesus (Yoh. 3:14-15), yang tersalib dalam keserupaan dengan daging dari dosa sebagai Substitusi dan Pengganti kita agar kita bisa “memandang” (percaya ke dalam) Dia dan memiliki hayat kekal: 1. Ketika bangsa Israel berdosa melawan Allah, mereka

digigit oleh ular-ular; Allah memerintahkan Musa untuk meninggikan sebuah ular tembaga demi mereka terhadap penghakiman Allah, agar melalui memandang ular tembaga itu, semua orang bisa hidup.

2. Tuhan Yesus telah datang di dalam “keserupaan dengan daging dari dosa” (Rm. 8:3), yang keserupaannya itu sama seperti bentuk ular tembaga; ular tembaga itu memiliki bentuk ular tetapi tanpa racun ular.

3. Kristus telah dibuat menjadi “keserupaan dengan daging dari dosa,” tetapi Dia tidak berpartisipasi dalam apa pun di dalam dosa daging (2 Kor. 5:21).

4. Ketika Dia ditinggikan dalam daging di atas salib, oleh kematian-Nya Satan, si ular tua, ditanggulangi; ini juga berarti bahwa sifat ular di dalam manusia yang jatuh telah ditanggulangi—Ibr. 2:14; Yoh. 1:29.

5. Hari demi hari kita dapat menikmati dan menerapkan Tuhan kepada diri kita sebagai realitas kurban dosa; Dia adalah hayat yang menanggulangi dosa, hayat yang menanggulangi sifat dosa kita.

E. Kota-kota pengungsian melambangkan Kristus yang almuhit sebagai perwujudan Allah yang menebus, yang ke dalamnya orang-orang yang tidak sengaja berbuat dosa dapat melarikan diri untuk mengungsi—Bil. 35:6-7, 9-34: 1. Kristus telah diserahkan oleh Allah ke tangan orang-

orang berdosa, yang secara tidak sengaja membunuh Dia—Kis. 2:23; Rm. 4:25; Luk. 23:34; 1 Kor. 2:8.

51

2. Jika seorang berdosa bertobat, Allah akan menganggap dia sebagai orang yang tidak sengaja berbuat dosa dan akan mengampuninya; orang yang demikian dapat melarikan diri ke dalam Kristus, tetapi jika seseorang menolak injil dan tidak bertobat, Allah akan menganggap dia sebagai orang yang sengaja berbuat dosa, orang yang ditakdirkan untuk binasa—Luk. 24:47; Kis. 2:38; Bil. 35:16; Yoh. 3:16-18.

3. Ada enam kota pengungsian, tiga kota di setiap sisi Sungai Yordan; angka enam menandakan manusia yang berbuat kesalahan, yang diciptakan Allah pada hari keenam—Bil 35:14; Kej. 1:26-27, 31.

4. Angka tiga menandakan Allah Tritunggal sebagai pengungsian bagi manusia yang berbuat kesalahan; angka dua (dua kelompok yang masing-masing terdiri dari tiga kota) menandakan kesaksian yang ditegakkan di dalam alam semesta, mempersaksikan dan mengumumkan kepada alam semesta bahwa Allah Tritunggal itu hidup di antara manusia di bumi menjadi kota pengungsian mereka.

5. Kota-kota yang diberikan kepada orang-orang Lewi berjumlah empat puluh delapan kota (Bil. 35:7); empat puluh delapan kota itu tersebar di antara Israel untuk menjadi berkat mereka yang tersedia secara ajaib.

6. Kota-kota perlindungan ini bukan hanya untuk orang-orang Israel, tetapi juga untuk orang-orang asing dan para pendatang di antara mereka, menandakan bahwa Allah Tritunggal sebagai pengungsian bagi orang yang berbuat salah adalah untuk seluruh umat manusia—ay. 15.

7. Lebih jauh lagi, pembagian enam kota perlindungan di tempat-tempat yang berbeda mengindikasikan bahwa Kristus perwujudan Allah Tritunggal itu dekat dan tersedia; Allah Tritunggal telah menyebar di antara manusia, ke setiap tempat di mana kita berada, menjadi kota pengungsian bagi mereka yang berbuat kesalahan.

II. Sesungguhnya, satu-satunya porsi dari Bilangan yang berupa nubuat adalah porsi di dalam 24:14-25, yang oleh para penafsir Alkitab disebut “nubuat Bileam”; nubuat ini berbicara tentang hal-hal yang akan terjadi pada saat kedatangan Tuhan kali kedua, seperti yang diindikasikan oleh frasa pada hari-hari yang terakhir di dalam ayat 14: A. Bintang yang terbit dari Yakub dan Tongkat yang timbul dari

Israel mengacu kepada Kristus—ay. 17:

52

1. Tuhan dimanifestasikan sebagai bintang yang cemerlang pada saat kelahiran-Nya (Mat. 2:2) dan akan dimanifestasikan sebagai bintang yang cemerlang pada saat kedatangan-Nya kali kedua (Why. 2:28; 22:16), tetapi pada zaman ini, di antara dua penampakan-Nya, Dia juga bangkit sebagai bintang fajar di dalam hati orang-orang milik-Nya (2 Ptr. 1:19).

2. Tongkat itu mengacu pada pemerintahan Kristus; Dia yang memiliki tongkat itu adalah Dia yang ada di atas takhta dan yang memiliki kuasa dan otoritas yang almuhit—Mzm. 2:9; 45:7; Kej. 49:10; Why. 2:26-27.

B. Sejarah Israel di dalam Kitab Bilangan menandakan sejarah gereja (1 Kor. 10:5-6; cf. Bil. 24:9b); pada akhir semua sejarah ini, Kristus akan menampakkan diri sebagai Bintang dan Tongkat itu untuk bersinar kepada semua orang dan untuk memerintah seluruh bumi; pada saat itu segala sesuatu di bumi yang mengganggu umat Allah akan disingkirkan, dan umat Allah tidak akan menderita lagi.

53

Berita Sebelas Rekan-rekan Kristus yang Berperang bagi Kepentingan Allah

Pembacaan Alkitab: Bil. 13:17—14:38; Ul. 1:34-38; Yos. 14:6-14; Ibr. 3:14 I. Satu Korintus mengambil sejarah bangsa Israel di dalam

Perjanjian Lama sebagai lambang kaum beriman Perjanjian Baru—10:5-11; 5:7-8; 10:1-2: A. Paulus memperingatkan kaum beriman untuk tidak

mengulangi sejarah bangsa Israel yang melakukan hal-hal yang jahat melawan Allah—ay. 6-11.

B. Sasaran panggilan Allah kepada bangsa Israel adalah agar mereka memasuki negeri yang dijanjikan itu untuk menikmati segala kekayaannya sehingga mereka bisa mendirikan kerajaan Allah dan menjadi ekspresi Allah di bumi—Kel. 3:7-8: 1. Namun, walaupun seluruh Israel telah ditebus melalui

paskah, dibebaskan dari tirani Mesir, dan dibawa ke gunung Allah untuk menerima wahyu tentang tempat kediaman Allah, tabernakel itu, namun hampir semuanya jatuh dan mati di padang belantara, gagal mencapai sasaran ini karena kejahatan dan ketidakpercayaan mereka—Ibr. 3:7-19; 1 Kor. 10:5, 7-10.

2. Hanya Kaleb dan Yosua yang mencapai sasaran dan masuk ke dalam negeri yang baik itu—Bil. 14:27-30.

3. Ini menandakan bahwa walaupun kita telah ditebus melalui Kristus, dilepaskan dari belenggu Satan, dan dibawa ke dalam wahyu tentang ekonomi Allah, kita mungkin tetap gagal mencapai sasaran panggilan Allah, yaitu, masuk untuk memiliki negeri kita yang baik itu, Kristus (Flp. 3:12-14), dan menikmati segala kekayaan-Nya bagi kerajaan Allah sehingga kita bisa menjadi ekspresi-Nya di zaman ini dan berpartisipasi dalam kenikmatan yang paling penuh akan Kristus di zaman kerajaan (Mat. 25:21, 23).

4. Ini harus menjadi peringatan yang serius bagi semua orang beriman Perjanjian Baru agar tidak mengulangi kegagalan bangsa Israel di padang belantara—1 Kor. 10:6, 11: a. Tanpa rahmat dan kasih karunia Allah, kita akan

sama seperti bangsa Israel—Rm. 9:15-16. b. Kita perlu membaca sejarah Israel sebagai sejarah

kita, memperhatikan secara teliti Bilangan 13 dan 14.

54

II. Dari seluruh bangsa Israel yang keluar dari Mesir, hanya dua orang, Yosua dan Kaleb, yang memasuki negeri yang baik itu—Ul. 1:34-38; Bil. 13:17—14:38: A. Walaupun semua telah ditebus, hanya dua pemenang, Yosua

dan Kaleb, yang menerima pahala negeri yang baik itu—Yos. 14:6-14; 19:49-51.

B. Menurut catatan di dalam Bilangan 13 dan 14, umat itu memiliki hati jahat yang tidak percaya—13:31-33; 14:1-3, 9, 11: 1. Tidak ada yang lebih menyakitkan hati Allah dari pada

ketidakpercayaan—Ibr. 3:8-12. 2. Ketidakpercayaan itu jahat karena menghina Allah yang

hidup, setia, dan mahakuasa; jika kita tidak percaya pada Allah, pada pekerjaan-Nya dan pada jalan-jalan-Nya (Mzm. 103:7), kita menghina Dia.

3. Tidak ada yang lebih menghina Allah daripada ketidakpercayaan kita, dan tidak ada yang lebih menghormati Allah daripada kepercayaan kita kepada-Nya—Yoh. 14:1; Rm. 10:9-10.

C. Karena umat itu tidak percaya kepada Allah maupun perkataan-Nya dan bahkan menggerutu melawan Dia (Bil. 14:1-4), Allah bersumpah di dalam murka-Nya bahwa tidak ada satu orang pun dari angkatan yang tidak percaya itu yang akan memasuki negeri yang baik; hanya Yosua dan Kaleb yang diizinkan masuk (Ul. 1:34-38).

D. Seperti yang diindikasikan oleh laporan yang jahat dari sepuluh pengintai itu (Bil. 13:31-33) dan gerutuan umat itu (14:1-4), bangsa Israel tidak mempedulikan Allah tetapi hanya mempedulikan diri mereka sendiri: 1. Dalam segala sesuatu dan dalam segala jalan, mereka

adalah bagi diri mereka sendiri, bukan bagi kepentingan-kepentingan Allah.

2. Karena ini, mereka tidak percaya pada Allah, dan mereka menyakiti hati Allah sedemikian rupa sehingga mereka dibenci oleh-Nya.

3. Situasi mereka mendatangkan penghakiman dan penghukuman Allah.

E. Yosua dan Kaleb mengambil firman Allah sebagai iman mereka—13:30; 14:7-9: 1. Yosua dan Kaleb percaya pada firman Allah, menaati

Tuhan, dan mengarah kepada sasaran itu. 2. Yosua dan Kaleb menghormati Allah, dan Allah juga

menghormati mereka—ay. 38.

55

3. Allah sendiri adalah sumber iman; jika kita ingin memiliki iman, kita harus belajar mempedulikan kepentingan-kepentingan Allah dan bukan keuntungan kita.

4. Contoh Yosua dan Kaleb di dalam Alkitab memperlihatkan kepada kita apa artinya percaya—13:30; 14:7-9: a. Yosua dan Kaleb bukanlah orang yang menang di

dalam Bilangan 13 dan 14; yang menang adalah Dia yang mereka percayai.

b. Allah-lah yang mengerjakan segala sesuatu; mereka hanya menikmati apa yang Allah kerjakan—ay. 8.

5. Kita harus mengikuti teladan Yosua dan Kaleb; mereka memiliki hati yang penuh dengan iman—13:30.

III. Kita perlu menjadi Kaleb-Kaleb hari ini, rekan-rekan Kristus, yang adalah Yosua yang riil—14:24; Yos. 14:6-14; Ibr. 2:10; 3:14: A. Kristus, Kapten keselamatan itu, adalah Yosua yang riil,

memimpin kita untuk menguasai negeri itu, dan kita, Kaleb-Kaleb hari ini, adalah rekan-rekan-Nya, berperang bersama Dia melawan musuh-musuh dan berbagian dengan-Nya dalam mengambil dan menguasai negeri itu—2:10; 3:14: 1. Kristus telah diurapi oleh Allah untuk melaksanakan

amanat Allah, dan kita sebagai rekan-rekan-Nya berbagian dengan Dia dalam melaksanakan amanat Allah.

2. Ibrani 3:7-14 membahas tentang memasuki negeri yang baik itu; lambang memasuki negeri yang baik ini adalah memasuki negeri itu di bawah pimpinan Yosua (Yos. 1:1-6), dan Kaleb adalah rekannya dalam menguasai negeri yang baik itu (Bil. 32:12; Yos. 14:6-8).

3. Hari ini Kristus adalah Yosua yang riil, dan kita adalah Kaleb-Kaleb-Nya, rekan-rekan-Nya—Ibr. 2:10; 3:14.

4. Sebagai rekan-rekan Kristus, kita bekerja bersama dengan Dia dan bekerja sama dengan Dia untuk memenuhi kedambaan Allah untuk memiliki ekspresi korporat diri-Nya sendiri.

B. Kaleb memiliki roh yang berbeda dan sepenuhnya mengikuti Tuhan dengan roh yang berbeda, yang berbeda dari roh-roh yang lain—Bil. 14:24.

C. Kita harus tegas dan teguh dalam kehendak kita untuk berdiri bersama Tuhan, sama seperti Kaleb sepenuhnya mengikuti Allah—ay. 6-9, 24; Ul. 1:36; Yos. 14:14:

56

1. Kaleb sepenuhnya mengikuti Tuhan karena dia tahu bahwa Allah menginginkan bangsa Israel memasuki negeri yang baik itu—Bil. 14:24; Ul. 1:36; Yos. 14:8.

2. Karena Allah ingin mereka memasuki negeri yang baik itu, Dia akan berperang bagi mereka dan menggenapkan segalanya bagi mereka—Bil. 14:7-8.

3. Kaleb tahu bahwa Allah akan berperang demi mereka dan menghancurkan musuh-musuh itu.

D. Yosua dan Kaleb tidak takut kepada Nefilim ataupun para penghuni negeri Kanaan melainkan berkata, “mereka adalah roti kita”—ay. 9: 1. Kaleb percaya bahwa Nefilim (orang-orang Enak) akan

dikalahkan dan menjadi roti mereka karena dia tahu bahwa Allah telah berjanji untuk membawa mereka ke negeri itu—13:30, 33.

2. Pengalaman Kaleb memperlihatkan bahwa semakin banyak Nefilim yang kita makan, semakin kuat kita jadinya; dia penuh vitalitas pada usia delapan puluh lima tahun karena melalui mengasimilasi begitu banyak orang Enak selama bertahun-tahun, dia telah mengembangkan suatu susunan yang tidak menunjukkan penuaan—Yos. 14:10-14.

3. Peperangan kita dengan musuh akan menjadi kekalahan bagi musuh, tetapi itu akan menjadi roti bagi kita; musuh yang dikalahkan adalah roti yang paling nikmat—Bil. 14:9.

4. Musuh itu akan menjadi makanan kita, dan menelan dia akan menjadi kepuasan kita.

IV. Kristus adaSebagai Kaleb-Kaleb hari ini yang berperang bagi kepentingan Allah, penting bagi kita untuk melihat visi tentang Kristus yang almuhit yang dilambangkan oleh negeri yang baik itu dan untuk menaklukkan kekacauan setani dan menang dalam ekonomi ilahi—Ul. 8:7-10; Ef. 1:10; Rm. 16:20: A. Negeri yang baik, negeri Kanaan, adalah lambang Kristus

yang almuhit, Kristus yang adalah semua dan di dalam semua dan yang adalah segalanya bagi kita—Ul. 8:7-10: 1. Negeri yang baik menyediakan apa saja yang diperlukan

bangsa Israel: air, gandum, jelai, pohon anggur, pohon ara, delima, pohon zaitun, hewan, susu, madu, batu, besi, tembaga.

2. Negeri yang baik itu tentunya adalah lambang dari Kristus yang almuhit, perwujudan Allah Tritunggal yang

57

diberikan kepada kita sebagai warisan kita—Kis. 26:18; Kol. 1:12.

B. Agar dapat menguasai negeri yang baik itu, kita perlu terlibat dalam peperangan rohani untuk menaklukkan kekacauan setani dan menang dalam ekonomi ilahi—Ef. 1:10; 6:10-12; Rm. 16:20: 1. Sejarah alam semesta adalah sejarah ekonomi Allah dan

kekacauan Satan—Kej. 1:1-2, 26; Why. 20:10—21:4: a. Satan adalah sumber kekacauan, dan Allah sendiri

adalah ekonomi ilahi. b. Baik di dalam Alkitab maupun di dalam pengalaman

kita, kekacauan setani selalu beriringan dengan ekonomi ilahi—2 Kor. 4:6; 1 Tim. 1:4.

2. Alih-alih melepaskan kita dari kekacauan, Allah ingin kita menjadi satu dengan Dia untuk menaklukkan kekacauan setani yang merusak dan untuk melaksanakan ekonomi ilahi yang membangun—Ef. 3:8-10; 2 Kor. 5:17.

3. Sewaktu kita menderita kekacauan, kita perlu berdiri bagi ekonomi ilahi dan memperhidupkan ekonomi ilahi—1 Tim. 1:4, 18; 2 Tim. 4:7.

4. Para pemenang menaklukkan kekacauan setani dan menang dalam ekonomi ilahi—1 Tim. 1:3-4, 19-20; 4:1-2; Tit. 3:10; 2 Tim. 4:7-8: a. Para pemenang menderita kekacauan, tetapi alih-alih

kecewa atau undur, mereka dikuatkan dan dimampukan untuk berdiri bagi ekonomi ilahi dan memperhidupkan ekonomi ilahi menurut kebenaran—Ef. 3:16; 6:10-12.

b. Kita menaklukkan kekacauan itu melalui Allah Tritunggal yang telah melalui proses dan rampung sebagai kasih karunia yang serba cukup—1 Kor. 15:10; 2 Kor. 12:9; 2 Tim. 4:22.

58

Berita Dua Belas Kristus sebagai Pusat Pergerakan Allah di Bumi

dari Inkarnasi-Nya melalui Kenaikan-Nya sampai Kedatangan-Nya Kali Kedua

Pembacaan Alkitab: Bil. 10:33-36; Mzm. 68 I. Bimbingan Allah kepada umat-Nya secara umum adalah

melalui awan dan dua nafiri perak (Bil. 9:15—10:10), sedangkan pimpinan-Nya kepada umat-Nya secara khusus adalah melalui Tabut (ay. 33-36), lambang dari Kristus yang tersalib dan bangkit di dalam kenaikan-Nya: A. Maka, Pemimpin unik umat Allah bukanlah manusia

manapun (cf. ayat 29-32) melainkan Kristus yang tersalib dan bangkit (Mat. 23:10).

B. Dia adalah Pemimpin itu, dan Dia memimpin kita ke tempat perhentian yang tepat pada perjalanan hidup orang Kristen yang panjang dan berat—Ibr. 4:8-9 dan cat.

C. Pimpinan Tabut Perjanjian itu mengindikasikan bahwa pimpinan Kristus itu setia, menurut suatu perjanjian: 1. Allah membuat perjanjian dengan Abraham dan

keturunannya untuk membawa mereka ke negeri yang baik—Kej. 17:1-8; cf. Kel. 23:20.

2. Pada akhirnya, perjanjian Allah diletakkan di dalam Tabut; jadi, Tabut itu disebut Tabut Perjanjian.

3. Maka, Kristus yang memimpin kita ke dalam tempat perhentian adalah Kristus perjanjian, Kristus dari kesetiaan Allah—cf. 2 Kor. 1:19-20.

II. Bilangan 10:35 dan 36 berkata, “Apabila tabut itu berangkat, berkatalah Musa: ‘Bangkitlah, O Yehovah, supaya musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu.’ Dan apabila tabut itu berhenti, berkatalah dia: ‘Kembalilah, O Yehovah, kepada umat Israel yang beribu-ribu laksa ini’”: A. Bilangan 10:35 dikutip di dalam Mazmur 68:2; di dalam

Efesus 4:8-10 Paulus menerapkan perkataan di dalam Mazmur 68 pada kenaikan Kristus; maka, ‘bangkit’ di dalam ayat ini mengacu pada bangkitnya Kristus ke surga dalam kenaikan-Nya.

B. Karena ‘bangkit’ di dalam Bilangan 10:35 mengacu pada bangkitnya Kristus ke surga dalam kenaikan-Nya, kata kembali yang diucapkan oleh Musa di dalam ayat 36 pastilah mengacu pada kedatangan Kristus kali kedua.

C. Perkataan Musa di dalam ayat 35 dan 36 menggambarkan pandangan yang menyeluruh akan ekonomi Allah dari

59

inkarnasi Kristus menjadi Tabut, perwujudan Allah Tritunggal, melalui kenaikan-Nya sampai kepada kedatangan-Nya kali kedua.

III. Mazmur 68 sebagai penafsiran dari Bilangan 10:35 dan 36 mewahyukan Kristus sebagai pusat pergerakan Allah di bumi: A. Pergerakan Allah dimulai setelah diangkatnya tabernakel

dengan Tabut, menandakan Kristus berinkarnasi untuk menjadi tempat kediaman Allah di bumi dengan diri-Nya sendiri sebagai pusat bagi pergerakan Allah dalam ekonomi-Nya—Mzm. 68:2; Yoh. 1:14a; Bil. 9:15a.

B. Pergerakan Allah di dalam tabernakel dengan Tabut dari Gunung Sinai (Mzm. 68:9b, 18b) melalui padang belantara (ay. 5b, 8b) ke Gunung Sion (ay. 17) adalah lambang dari pergerakan-Nya di dalam Kristus dari inkarnasi sampai kenaikan (Yoh. 1:17; Ef. 4:8-10).

C. Allah masih bergerak di bumi ini di dalam dan melalui gereja, dan Dia sedang bergerak bersama Kristus sebagai pusat gereja—Yoh. 5:17; Kis. 28:31; 1 Tim. 3:15-16; Mzm. 68:5, 8.

D. Pergerakan Allah di dalam manusia adalah untuk mengAllahkan manusia, membuat manusia menjadi serupa dengan Dia dalam hayat dan dalam sifat tetapi bukan dalam keAllahan—1 Kor. 15:45b; Rm. 8:10, 6, 11.

IV. Mazmur 68 mewahyukan kemenangan Allah di dalam Kristus sebagai pusat, yang dilambangkan oleh Tabut: A. “Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-

orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya”—ke mana saja Tabut, lambang Kristus, pergi, kemenangan diraih—ay. 2; Bil. 10:35.

B. “Raja-raja segala tentara melarikan diri, mereka melarikan diri”—raja-raja ini, yang telah dikalahkan dan terserak, melambangkan Satan dan para penguasa, malaikat-malaikat pemberontak—Mzm. 68:13a, 15; Ef. 6:12.

C. “Tuhan menyampaikan sabda; perempuan-perempuan yang membawa kabar baik itu merupakan tentara yang besar”—perempuan-perempuan Israel ini menandakan orang-orang yang lemah yang memberitakan injil—Mzm. 68:12, Tl.

D. “Perempuan di rumah membagi-bagi jarahan”—jarahan menandakan semua keuntungan dari penggenapan, perampungan, pencapaian, dan yang didapatkan Kristus sebagai penuaian dari kemenangan kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya—ay. 13b.

E. “Maukah kamu berbaring di antara kandang-kandang?”—berbaring di antara kandang-kandang menandakan

60

beristirahat di dalam persediaan dan rawatan Allah bagi umat pilihan-Nya—ay. 14a.

F. “Sayap-sayap merpati bersalut dengan perak, bulu-bulu kepaknya dengan emas kuning kehijauan”—ayat ini mewahyukan empat benda di antara jarahan itu—ay. 14b: 1. Sayap-sayap merpati menandakan kuasa pergerakan Roh

itu. 2. Perak menandakan Kristus dalam penebusan-Nya bagi

pembenaran kita, yang diindikasikan oleh warna putih, warna persetujuan.

3. Bulu-bulu kepak (bulu pada ujung sayap burung yang memberinya kekuatan untuk terbang dan membubung) menandakan kuasa untuk terbang dan membubung Roh itu—cf. Yes. 40:31.

4. Emas kuning kehijauan yang berkilauan yang menyalut bulu-bulu kepak itu menandakan sifat Allah yang berkilauan dalam hayat ilahi dan kemuliaan—2 Ptr. 1:4; cf. Yoh. 4:24; 1 Yoh. 4:8; 1:5.

5. Isi dari empat benda di atas, sebagai jarahan Kristus di dalam kemenangan-Nya bagi kenikmatan umat pilihan Allah, sebenarnya adalah Allah Tritunggal dengan semua butir keselamatan-Nya yang lengkap, penuh, dan almuhit—cf. Rm. 5:10, 17, 21.

6. Umat pilihan Allah menikmati semua butir di atas sebagai porsi mereka di dalam Kristus dan memberitakannya kepada orang lain sebagai kabar baik—Mzm. 68:12.

V. Mazmur 68 mewahyukan kenaikan Kristus: A. “Engkau telah naik ke tempat tinggi”—ini mengacu pada

puncak tertinggi di alam semesta—ay. 19; Ef. 4:8a; cf. Yes. 14:13.

B. “Engkau … telah menggiring tawanan-tawanan”—Mzm. 68:19: 1. Tawanan-tawanan mengacu kepada orang-orang kudus

yang telah ditebus, yang tadinya ditawan oleh Satan dan dipenjarakan sebelum diselamatkan oleh kematian dan kebangkitan Kristus.

2. Kristus telah mengalahkan Satan dan menangkap tawanan-tawanannya (termasuk kita); kemudian seperti seorang jendral yang menggiring tawanan-tawanannya, Kristus dalam kenaikan-Nya ke tingkat-tingkat langit memimpin kita kepada Bapa—cf. 2 Kor. 2:12-14.

3. Alkitab Perjanjian Baru Amplified menerjemahkan Dia menggiring tawanan-tawanan di dalam Efesus 4:8 sebagai

61

“Dia memimpin barisan musuh yang telah ditaklukkan”; di dalam kenaikan Kristus ada barisan musuh-musuh yang telah ditaklukkan, yang dipimpin sebagai tawanan-tawanan perang, bagi perayaan kemenangan Kristus.

VI. Mazmur 68 mewahyukan Kristus menerima persembahan-persembahan: A. "Engkau telah menerima karunia-karunia di antara manusia,

bahkan dari pemberontak-pemberontak”—kita telah ditangkap oleh Kristus, dipersembahkan oleh Kristus kepada Bapa, dan kemudian diberikan kepada Kristus oleh Bapa sebagai karunia-karunia—ay. 19.

B. Karunia-karunia yang diterima oleh Kristus telah menjadi kaum beriman yang berkarunia, yang telah Dia berikan kepada Tubuh-Nya bagi pembangunannya—Ef. 4:7-12.

VII. Mazmur 68 mewahyukan pembangunan tempat kediaman Allah; A. “Agar Yehovah Allah bisa diam di antara mereka”—karunia-

karunia itu sebagai orang-orang berkarunia, kaum beriman di dalam Kristus, dibangun bersama untuk menjadi tempat kediaman bagi Allah; tempat kediaman ini menandakan gereja, Tubuh Kristus—ay. 19; Ef. 4:11-12.

B. “Bapa bagi anak yatim dan Hakim bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Dia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka makmur”—tempat kediaman Allah adalah juga tempat kediaman kaum beriman (orang-orang yang berkekurangan, yang sebatang kara, dan yang terbelenggu)—Mzm. 68:6-7a; Ef. 2:22.

C. “Gunung yang didambakan Allah menjadi tempat kediaman-Nya” (Mzm. 68:17) adalah Gunung Sion, puncak tertinggi di alam semesta—cf. Why. 14:1.

VIII. Mazmur 68 mewahyukan kenikmatan akan Allah di dalam rumah-Nya: A. Kenikmatan akan Allah di dalam rumah-Nya datang setelah

pembangunan tempat kediaman-Nya, gereja—ay. 19. B. “Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Dia memuati kita dengan

kebaikan; Allah adalah keselamatan kita. Sela”—kebaikan di sini adalah Allah Tritunggal—sayap-sayap merpati yang disalut dengan perak dan bulu-bulu kepak yang disalut dengan emas kuning kehijauan yang berkilauan—ay. 20, 14; Rm. 8:28; Mat. 19:17; Flp. 1:19-21a.

C. “Allah bagi kita adalah Allah yang melepaskan, dan pada Yehovah Tuhan ada keluputan dari maut”—ketika kita menikmati Allah sebagai hayat kita yang menyelamatkan,

62

kita luput dari maut—Mzm. 68:21; Rm. 5:10; 2 Kor. 1:8-9; 4:16.

D. Di dalam rumah Allah kita juga menikmati kemenangan-Nya atas musuh-musuh—Mzm. 68:22-24; Mat. 16:18; Rm. 16:20.

IX. Mazmur 68 mewahyukan pujian kepada Allah menurut ekonomi Perjanjian Baru-Nya: A. “Mereka telah melihat perarakan-Mu, O Allah, perarakan

Allahku, Rajaku, di dalam tempat kudus”—mereka mengacu kepada musuh-musuh, perarakan mengacu kepada aktivitas Allah, dan tempat kudus menandakan gereja—ay. 25.

B. “Di depan berjalan penyanyi-penyanyi, di belakang pemetik-pemetik kecapi, di tengah-tengah perawan-perawan yang memalu rebana”—perawan-perawan menandakan kaum beriman—ay. 26; 2 Kor. 11:2; Flp. 4:4.

C. “Di dalam jemaah pujilah Allah, yakni Yehovah, hai kamu yang berasal dari sumber Israel! Itu Benyamin, yang bungsu, yang memerintah mereka, pemuka-pemuka Yehuda berbondong-bondong, pemuka-pemuka Zebulon, pemuka-pemuka Naftali. Kerahkanlah kekuatan-Mu, O Allah, tunjukkanlah kekuatan-Mu, O Allah, Engkau yang telah bertindak bagi kami”—Mzm. 68:27-29.

D. Di dalam pujian yang diberikan kepada Allah oleh umat pilihan-Nya, ada gambaran pemandangan dalam perlambangan mengenai ekonomi Perjanjian Baru Allah dalam penggenapan penebusan Allah bagi keselamatan-Nya oleh Kristus dan dalam penyebarluasan kabar baik tentang penggenapan-penggenapan Kristus dengan kata-kata indah injil: 1. Mazmur 68:28 berbicara tentang “Benyamin, yang

bungsu”: a. Sebagai putra penderitaan, Ben-oni, Benyamin

melambangkan Kristus, yang sebagai manusia penderitaan di dalam inkarnasi dan kehidupan insani-Nya di bumi, menggenapkan penebusan kekal Allah bagi keselamatan penuh-Nya—Kej. 35:18a; Yes. 53:5.

b. Sebagai putra tangan kanan, Benyamin melambangkan Kristus, yang sebagai Putra tangan kanan Allah di dalam kebangkitan, kemenangan, dan kenaikan-Nya, meministrikan di surga untuk melaksanakan penerapan penebusan Allah bagi keselamatan-Nya—Kej. 35:18b; Ibr. 1:3; 5:5-10; 7:25; 8:2.

2. Mazmur 68:28 berbicara tentang “pemuka-pemuka Yehuda”:

63

a. Yehuda melambangkan Kristus sebagai kemenangan bagi umat Allah (singa dengan kuasa dan tongkat) dan damai sejahtera (Silo) bagi umat Allah—Why. 5:5a; Kej. 49:8-12.

b. Yehuda mewahyukan kemenangan Kristus (ay. 8-9), kerajaan Kristus (ay. 10), dan kenikmatan dan perhentian di dalam Kristus (ay. 11-12).

c. Yehuda, sebagai suku rajani, selalu didampingi oleh Benyamin, suku pejuang, bagi kerajaan Allah di bumi—Mzm. 68:28, Rm. 5:17.

3. Mazmur 68:28 berbicara tentang “pemuka-pemuka Zebulon”: a. Diam di tepi laut (Galilea) dan menjadi pelabuhan

kapal (Kej. 49:13), Zebulon melambangkan Kristus sebagai “pelabuhan” bagi para penginjil untuk transportasi dan penyebaran dalam pemberitaan injil Allah.

b. Pada hari Pentakosta, sedikitnya ada seratus dua puluh “kapal” injil, yang semuanya adalah orang-orang Galilea, berangkat untuk menyebarkan injil—Kis. 1:8, 11; 2:2-4.

4. Mazmur 68:28 berbicara tentang “pemuka-pemuka Naftali”: a. Naftali melambangkan Kristus sebagai Dia yang

dibebaskan dari kematian di dalam kebangkitan, yang ditandai oleh “rusa betina yang terlepas” (Kej. 49:21; Mzm. 22:1; 18:34; Kid. 2:8-9), dan memberikan kata-kata indah bagi pemberitaan injil-Nya—Mat. 28:18-20.

b. Orang-orang Zebulon dan Naftali adalah orang-orang Galilea (4:12-17; Kis. 1:11), yang darinya injil Kristus telah menyebar, diberitakan, dan dikembangbiakkan.

c. Dalam perlambangan, Zebulon dan Naftali membentuk satu kelompok bagi penyebaran dan perkembangbiakan kabar sukacita tentang penebusan Kristus bagi keselamatan Allah.

X. Mazmur 68 mewahyukan penyebaran dari bait ke dalam kota Allah: A. “Perkuatlah, O Allah, apa yang telah Engkau lalukan bagi

kami. Demi bait-Mu di Yerusalem”—mengikuti penguatan Allah atas apa yang telah Dia lakukan bagi umat pilihan-Nya, pengaruh dari kenikmatan akan Allah di dalam rumah-Nya menyebar ke seluruh kota Yerusalem—ay. 29b-30a; cf. Ef. 3:16-17a; Yoh. 16:13; Why. 4:5; 5:6.

64

B. Rumah Allah menandakan gereja lokal, dan kota Yerusalem menandakan kerajaan, penguatan dan perlindungan gereja.

XI. Mazmur 68 mewahyukan diperolehnya bumi bagi Allah: A. Pengaruh dari kenikmatan akan Allah akan memperoleh

seluruh bumi bagi Allah—ay. 30b-32; Mat. 19:28; Yes. 2:2-3; Za. 14:16-17; Why. 21:24.

B. Kerajaan-kerajaan bumi diperintahkan untuk memuji Allah—Mzm. 68:33-35.

C. Pemazmur menyimpulkan dengan memuji dan memberkati Allah—ay. 36.