screening preoperatif pada pasien hiv on arv
TRANSCRIPT
Presentasi KasusScreening Preoperatif pada
Pasien HIV on ARV
Pembimbing : Letkol CKM dr. Soroy Lardo, Sp.PD, FINASIM
Dibuat oleh : Alvin BernardDivisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Departemem Penyakit Dalam RSPADGatot Seobroto
IDENTITAS Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki – laki
TL / Umur : 04 Desember 1980/ 34 tahun
Alamat : Cempaka Putih Utara RT 006/001, Kemayoran, Jakarta Pusat
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : TNI AD
ANAMNESA Autoanamnesa
Keluhan utama : bengkak pada paha kiri sejak 1 bulan SMRS
Keluhan tambahan : tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang
1 bulan SMRS :
bengkak, merah
2 minggu SMRS : keluar nanah
berwarna kuning
dan agak berbau
Masuk Rumah Sakit :
bengkak dan
bernanah
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU HT, DM, Jantung, Ginjal disangkal
Pasien pernah memiliki riwayat minum obat paru yang harusnya habis dalam 6 bulan tetapi pasien tidak menghabiskan obat tersebut sampai tuntas karena pasien merasa dirinya sudah lebih baik
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien tinggal dengan keluarga inti, istri dan anak dalam keadaan sehat.
PEMERIKSAAN FISIS Berat badan : 65 kg
Tinggi badan: 170 cm
Kesadaran : compos mentis, GCS 15
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit, isi cukup, regular, ekualitas di keempat ekstremitas
Suhu : 36.40 C, per axilla
Pernafasan : 18 x/menit, regular, torakoabdominal
Keadaan gizi : BMI 23.1 (normoweight)
Cara berjalan : normal
Mobilitas : pasien dianjurkan untuk tidur miring ke kanan (post paracentesis)
Umur menurut taksiran pemeriksa : umur seusai dengan perkiraan
Pemeriksaan Sistematis
Kulit : Warna kulit coklat, tidak ikterik, suhu tubuh hangat, keringat positif secara umum, turgor kulit baik, tidak ada edema, tidak ada petekie, purpura, atau eritema.
KGB : Tidak teraba adanya perbesaran KGB di leher, ketiak, submandibula, supraklavikula, bagian lipat paha kiri sulit dinilai karena habis operasi
Kepala : Normocephal, rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak ada benjolan, tidak ada jejas.
Mata : Sklera ikterik -/-. Kedudukan bola mata dan alis simetris, palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis, pupil bulat,isokor, 3 mm/3mm, reflex cahaya langsung dan tidak langsung positif normal, gerakan bola mata ke segala arah tidak ada kelainan.
Telinga: Posisi daun telinga normal, lekukan sempurna, tidak ada sekret yang keluar dari telinga, serumen (+), gendang telinga tidak dapat dinilai, perdarahan tidak ada.
Hidung : Bentuk tidak ada kelainan, tidak ada septum deviasi, tidak ada sekret, tidak ada darah, konka inferior tidak edema, tidak hiperemis
Mulut : Bentuk normal, selaput lender tampak kuning, mukosa bibir lembab, tidak sianosis, lidah tidak kotor, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang.
Leher : Bentuk leher normal tidak ada kelainan, pergerakan leher bebas, kelenjar getah bening tidak ada pembesaran, kelenjar tiroid tidak ada pembesaran, tidak ada deviasi trakea. JVP 5-1 cmH2O
Thorax : Normochest, tidak ada luka, jejas, sikatrik
Paru-paru Inspeksi : Gerak simetris dalam keadaan statis
dan dinamis. Tidak terlihat retraksi sela iga. Palpasi : Taktil fremitus simetris di
kedua lapang paru-paru Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru Auskultasi : Suara nafas vesikuler, tidak
terdengar rhonchi, tidak terdengar wheezing.
Jantung Inspeksi : Tidak tampak pulsasi iktus kordis. Palpasi: Iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicularis
sinistra, tidak kuat angkat, thrill tidak ada Perkusi:
Batas jantung kanan pada ICS V linea parasternal dextra, batas jantung kiri pada ICS V linea midclavicula sinitra, batas pinggang jantung ICS III linea parasternal sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, tidakterdengar murmur dan gallop.
Abdomen Inspeksi : cembung, tidak tampak sikatrik, tidak
tampak adanya spider navie, tidak tampak adanya kaput medusa ataupun venektasi
Auskultasi : Bising usus (+) Normal, metallic sound (-)
Palpasi : Supel, turgor kulit cukup, tidak ada nyeri tekan. Pemeriksaan Hepar : tidak teraba Pemeriksaan Lien : tidak teraba Pemeriksaan Ballottement : negatif Pemeriksaan Murphy sign : negatif
Perkusi: shifting dullness (-), tes undulasi (-), CVA (-/-)
Ekstremitas : Ekstremitas superior dan inferior, dekstra dan sinistra tidak tampak deformitas, akral hangat, tidak sianosis, refleks fisiologis (+) normal, perfusi perifer baik, tidak tampak palmar eritema, clubbing finger (-),muehrcke’s nail (-), pada paha kiri terdapat verban oleh karena sudah dilakukan operasi terhadap bagian yang bengkak tersebut.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RINGKASAN Pasien, laki – laki, 34 tahun, datang dengan
keluhan bengkak sejak 1 bulan SMRS dan mulai mengeluarkan nanah sejak 2 minggu SMRS. Pernah memiliki riwayat penyakit paru dengan pengobatan yang tidak selesai.
PF : Ekstrimitas : terdapat bekas luka operasi pada paha kiri yang ditutup dengan verban.
DAFTAR MASALAH Abses TB pada femur kiri post debridement
HIV on ARV
PENGKAJIAN Abses TB pada femur kiri
Anamnesis : terdapat bengkak yang disertai dengan keluarnya nanah sejak 2 minggu SMRS
Pemeriksaan fisik : pada ekstrimitas terdapat luka operasi di paha sebelah kiri
Rencana terapi :
Non-farmakologi :
Edukasi pasien tentang penyakit yang diderita
Edukasi pasien bahwa pengobatan yang dilakukan harus rutin
Farmakologi : Rifampicin 1x600 mg Isoniazid 1 x 350 mg Pirazinamid 1 x 1500 mg Etambutol 1 x 1000 mg
HIV on ARV Anamnesis : pasien sudah pernah diperiksa
penyakit yang menyerang kekebalan tubuh dan hasilnya positif
PF : tidak ada Tatalaksana :
Non farmakologi : Edukasi pasien tentang penyakit Edukasi pasien tentang pengobatan yang dijalani
Farmakologi Setelah 2 – 8 minggu OAT tidak timbul efek samping Zidovudine + lamivudine + efavirenz Setelah rifampicin selesai dapat diberikan nevirapin
PROGNOSIS Quo at vitam : dubia ad malam
Quo at functionam : dubia
Quo at sanactionam : dubia
TINJAUAN PUSTAKASCREENING PREOPERATIF PADA PASIEN DENGAN HIV
ON ARV
Screening yang biasa dilakukan pada pasien preooperatif sangat banyak
Screening ini bertujuan untuk melihat apakah ada perubahan dari pasien sebelum di operasi dan setelah dioperasi
Tujuan lain dari screening preoperatif adalah untuk preventif bagi tenaga medis terhadap penyakit yang menular lewat darah
Indonesia belum memiliki guideline tersendiri apa saja yang dilakukan pada screening preoperatif
Di luar negeri seperti di Amerika atau Inggris, sudah terdapat guidelines untuk perawatan preoperatif
SCREENING YANG DAPAT DILAKUKAN
CBC (Complete Blood Count) biasanya ini dilakukan untuk melihat adanya pengurangan Hb dari sebelum preoperatif sampai dengan setelah operasi. CBC juga dapat menilai adanya perubahan trombosit pada pasien, karena biasanya pasien yang akan melakukan operasi kadang terdapat trombositopenia kecil 1%
Elektrolit biasanya terdapat abnormalitas elektrolit yang dapat dinilai melalui laboratorium. Ini biasanya melihat apa adanya ketidak seimbangan elektrolit dalam tubuh pasien tersebut.
Blood sugar (gula darah) dapat terjadi hiperglikemia pada pasien setelah operasi, apabila terjadi hiperglikemia maka dapat menyebabkan luka yang sulit untuk sembuh pada pasien dan juga lebih mudah untuk terinfeksi.
Urinalisis dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan dalam ginjal yang tidak terlihat melalui gejala klinis ataupun adanya penyakit dalam saluran kemih sebelum dilaksanakan operasi.
Gambaran radiologis EKG : bisa terdapat gambaran yang tidak normal
meskipun pasien sehat 14 – 53% Dari guideline AHA pasien dengan obesitas harus
dilakukan EKG
Foto toraks Pemeriksaan foto toraks dapat terjadi tidak normal
pada pasien seiring dengan pertambahan usia dari pasien tersebut.
TERIMA KASIH