sap menarik diri
TRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MENARIK DIRI
Topik : Peran serta keluarga pada klien dengan menarik diri dan
penatalaksanaannya.
Sasaran : Keluarga Pasien di Ruang Sejahtera
Tempat : Galeri Ruang Sejahtera RSUD Dr Soetomo
Hari/Tanggal : Rabu, 14 Agustus 2013
Waktu : 09.30 WIB
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Pada akhir proses penyuluhan, peserta penyuluhan dapat mengetahui
tentang peran serta keluarga pada klien dengan menarik diri
penatalaksanaanya.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan keluarga pasien di Galeri Ruang Sejahtera
RSUD Dr Soetomo dapat :
1) Mengetahui pengertian menarik diri.
2) Mengetahui penyebab menarik diri.
3) Mengetahui tanda gejala menarik diri.
4) Mengetahui perawatan pasien menarik diri di rumah.
3. SASARAN
Keluarga pasien yang mengalami gangguan jiwa yang berada di Ruang
Sejahtera RSUD Dr Soetomo.
4. PEMBAHASAN MATERI
1) Pengertian menarik diri
2) Penyebab menarik diri
3) Tanda dan gejala menarik diri
4) Perawatan pasien menarik diri di rumah
5. METODE
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
6. MEDIA
1) LCD
2) Leaflet
7. KRITERIA EVALUASI
1) Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Galeri Ruang Sejahtera
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2) Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
acara selesai
c. Peserta mengajukan pertanyaan
3) Evaluasi Hasil
a. Keluarga pasien mengetahui tentang Menarik diri
b. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 6 orang
8. KEGIATAN PENYULUHAN
No. WAKTU KEGIATAN
PENYULUH
KEGIATAN
PESERTA
METODE /
MEDIA
1. 3 Menit Pembukaan :
1) Membuka
kegiatan dengan
mengucapkan
salam.
2) Memperkenalkan
diri
3) Menjelaskan
tujuan dari
penyuluhan
4) Menyebutkan
materi yang akan
diberikan
Pembukaan :
1) Menjawab salam
2) Mendengarkan
3) Memperhatikan
4) Memperhatikan
dan mendengarkan
Ceramah
dan LCD
2. 15 Menit Pelaksanaan :
1) Menjelaskan
tentang
pengertian
Menarik diri
2) Menjelaskan
tentang penyebab
dan tanda gejala
Menarik diri.
3) Menjelaskan cara
mengatasi
Menarik diri.
4) Menjelaskan
peran serta
keluarga dalam
merawat klien
Pelaksanaan :
1) Memperhatikan
2) Mendengarkan
3) Bertanya dan
menjawab pertanyaan
yang diajukan
Ceramah
dan LCD
dengan Menarik
diri.
5) Memberi
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya.
3. 10 Menit Evaluasi :
Menanyakan kepada
peserta tentang
materi yang telah
diberikan, dan
reinforcement kepada
keluarga yang dapat
menjawab
pertanyaan.
Evaluasi :
Menjawab pertanyaan
Ceramah
4.. 2 Menit Terminasi :
1) Mengucapkan
terimakasih atas
peran serta
peserta.
2) Mengucapkan
salam penutup.
Terminasi :
1) Mendengarkan
2) Menjawab salam Ceramah
Evaluasi hasil penyuluhan :
1. Peserta mengerti tentang pengertian menarik diri.
2. Peserta mengerti tentang penyebab menarik diri.
3. Peserta mengerti tentang tanda gejala menarik diri.
4. Peserta mengerti tentang perawatan pasien menarik diri di rumah.
9. PENGORGANISASIAN
Pembawa Acara :
Pembicara :
Fasilitator :
Observer :
Supervisor :
10. SETTING TEMPAT
Keterangan:
11. : Pembicara
12. : LCD
: Pembawa acara
: Peserta
: Observer
: Supervisor
: Fasilitator
MATERI MENARIK DIRI
A. Kasus (Masalah Utama)
Kerusakan interaksi sosial : Menarik Diri
B. Proses Terjadinya Masalah (Tinjauan Teori)
1. Definisi Menarik Diri
Perilaku menarik diri adalah suatu usaha menghindari interaksi
dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab
dan tidak menyadari kesempatan untuk berhubungan secara spontan
dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri,
tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang
lain (Budi Anna Keliat, 1999).
Perilaku yang di munculkan oleh individu yang teramati lewat
prilaku yang maladaptif yang merupakan suatu upaya individu tersebut
untuk mengatasi kecemasannya, berhubungan dengan rasa takut, kesepian,
kemarahan, rasa malu, rasa bersalah, dan rasa tidak aman. (Stuart &
Sunden, 1995).
Menarik diri adalah suatu gangguan suatu hubungan interpersonal
yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang
menimbulkan prilaku maladatif dan mengganngu fungsi seseorang dalam
hubungan sosial (Depkes RI, 2000).
2. Tanda dan Gejala
1) Kurang spontan
2) Apatis (acuh terhadap lingkungan)
3) Ekspresi wajah kurang berseri
4) Afek Tumpul
5) Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri
6) Komunikasi verbal menurun atau tidak ada, klien tidak bercakap-
cakap dengan klien lain / perawat
7) Mengisolasi diri (menyendiri)
8) Klien tampak memisahkan diri dari orang lain, misalnya pada saat
makan
9) Tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya
10) Pemasukan makanan dan minuman terganggu
11) Retensi urine dan feces
12) Aktivitas menurun
13) Kurang energi (tenaga)
14) Harga diri rendah
15) Menolak berhubungan dengan orang lain
16) Klien memutuskan percakapan atau pergi bila diajak bercakap-cakap.
3. Mekanisme Koping
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha untuk mengatasi
kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam
dirinya. Mekanisme koping yang sering digunakan pada klien menarik diri
adalah regresi, represi, dan isolasi. Represi didefinisikan sebagai upaya
individu untuk menyingkirkan frustrasi, konflik batin, mimpi buruk, krisis
keuangan dan sejenisnya yang menimbulkan kecemasan. Regresi
merupakan respon yang umum bagi individu bila berada dalam situasi
frustrasi, setidak-tidaknya pada anak-anak. Ini dapat pula terjadi bila
individu yang menghadapi tekanan kembali lagi kepada metode perilaku
yang khas bagi individu yang berusia lebih muda. Reaksi ini merupakan
respon yang umum dalam mengambil sikap. Bila individu menarik diri,
dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun. Biasanya respons ini
disertai dengan depresi dan sikap apatis.
4. Etiologi
1) Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan
Setiap tahap tumbuh kembang mempunyai tugas yang harus dilalui
dengan sukses. Karena apabila tugas perkembangan tersebut tidak di
penuhi maka akan mengganggu atau menghambat perkembangan
selanjutnya. (Budi Anna Keliat, 2002)
b. Faktor Biologis
Faktor genetik dapat menunjang terhadap kerusakan interaksi sosial
menarik diri. Adanya kelainan-kelainan seperti retardasi mental
dianggap membatasi kapasitas adaptif seorang individu secara umum
(Townsend, 1998).
c. Faktor Sosial Budaya
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan yang
diakibatkan oleh karena norma yang tidak mendukung. Pendekatan
terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota masyarakat yang
tidak produktif seperti lansia, orang cacat, dan orang yang
berpenyakit kronis. Isolasi sosial dapat terjadi karena mengadopsi
norma, prilaku dan sistem nilai yang berbeda dari kelompok
mayoritas. Harapan yang tidak realistik terhadap hubungan juga
termasuk faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini (Stuart &
Sunden, 1998 ).
2) Faktor presipitasi
a. Stressor sosial budaya
Stresor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan
dalam berhubungan, misalnya keluarga yang labil, dirawat di RS.
b. Stresor psikologis
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain.
Intensitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai
terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah di yakini
akan menimbulkan berbagai masalah gangguan berhubungan
(menarik diri).
5. Peran serta keluarga dalam merawat klien Menarik Diri
Keluarga Penting Artinya dalam perawatan dan penyembuhan
pasien,keluarga pemberi perawatan utama dalam pemenuhan kebutuhan
dasar dan mengoptimalkan ketenangan jiwa bagi pasien.
Tujuan Perawatan adalah :
1) Meningkatkan Kemandirian Pasien
2) Pengoptimalan peran dalam masyarakat
3) Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
6. Perawatan Dirumah Yang Dapat Dilakukan Oleh Keluarga
1) Memenuhi kebutuhan sehari-hari
a. Bantu dan perhatikan pemenuhan kebutuhan makan, minum,
kebersihan diri dan penampilan.
b. Latih dan libatkan klien dalam kegiatan sehari-hari (cuci pakaian,
setrika, menyapu dan lain-lain).
2) Bantu komunikasi dengan teratur
a. Bicara jelas dan singkat
b. Kontak / bicara secara teratur
c. Pertahankan tatap mata secara teratur
d. Lakukan sentuhan yang akrab
e. Sabar, lembut, tidak terburu-buru
f. Hindari kecemasan pada klien
3) Libatkan dalam Kelompok
a. Beri kesempatan untuk menonton TV, mendengarkan musik,
membaca buku dan lain-lain.
b. Sediakan peralatan pribadi seperti tempat tidur, lemari dan lain-
lain.
c. Pertemuan keluarga secara teratur.
Menyendiri bisa menimbulkan gangguan jiwa lain yaitu halusinasi (merasa
mendengar bisikan, merasa melihat bayangan, merasa ada yang meraba, merasa
mencium bau, yang semua itu sebenarnya tidak ada).
DAFTAR PUSTAKA
Stuart GW, Sundeen SJ. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta : EGC
Budi Anna Keliat. 1999. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial : Menarik Diri. Jakarta : FKUI.
Townsend MC. 1995. Nursing Diagnosis in Psychatric Nursing; A Pocket Guide For Care Plan Construction. Alih Bahasa: Novi Helena CD. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri; Pedoman Untuk Pembuatan Rencana Perawatan. Jakarta: EGC