sampai bab3 1-19.docx

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun-tahun akhir ini, bahan dalam air buangan menjadi beraneka ragam jenisnya dan rumit kualitasnya, sebagai akibat perubahan menu makanan manusia, kemajuan teknologi, industri dan sebagainya. Meskipun sistem plambing adalah sarana yang sangat penting dan dikenal banyak orang, tetapi bukannya tidak mungkin untuk merancang atau melaksanakannya tanpa menggunakan komputer. Dapat disimpulkan bahwa instalasi plambing tidaklah semudah sebagaimana tampaknya dari luar. Plambing adalah sistem pemipaan bangunan yang mencakup jaringan air bersih, air kotor, air bekas, air hujan dan kotoran. Dilihat dari pengertian ini maka plambing juga mencakup produk sanitizer, aksesori seperti keran, dan produk terkait lainnya mulai dari pompa air hingga zat pembersih. Plambing adalah pekerjaan yang mengikuti teknologi, yang menyangkut tentang sistem pemanasan sentral, persediaan air bersih, saluran pembuangan air kotor dan lain sebagainya. Fungsi dari peralatan plambing adalah untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup, yang kedua membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya. 1

Upload: chikanatsu

Post on 24-Apr-2015

41 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: sampai bab3 1-19.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun-tahun akhir ini, bahan dalam air buangan menjadi beraneka ragam jenisnya

dan rumit kualitasnya, sebagai akibat perubahan menu makanan manusia, kemajuan

teknologi, industri dan sebagainya. Meskipun sistem plambing adalah sarana yang

sangat penting dan dikenal banyak orang, tetapi bukannya tidak mungkin untuk

merancang atau melaksanakannya tanpa menggunakan komputer. Dapat disimpulkan

bahwa instalasi plambing tidaklah semudah sebagaimana tampaknya dari luar.

Plambing adalah sistem pemipaan bangunan yang mencakup jaringan air bersih, air

kotor, air bekas, air hujan dan kotoran. Dilihat dari pengertian ini maka plambing juga

mencakup produk sanitizer, aksesori seperti keran, dan produk terkait lainnya mulai dari

pompa air hingga zat pembersih. Plambing adalah pekerjaan yang mengikuti teknologi,

yang menyangkut tentang sistem pemanasan sentral, persediaan air bersih, saluran

pembuangan air kotor dan lain sebagainya. Fungsi dari peralatan plambing adalah untuk

menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang

cukup, yang kedua membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan

bagian penting lainnya.

Pada masa dahulu, tujuan utama sistem penyediaan air adalah untuk menyediakan air

yang cukup berlebihan. Tetapi pada masa kini ada pembatasan jumlah air yang dapat

diperoleh karena pertimbangan penghematan energi dan adanya keterbatasan sumber

air. Di Indonesia kebutuhan akan jasa plambing sudah mulai terasa akan kebutahannya.

Dengan makin pesatnya pembangunan baik rumah tinggal maupun gedung bertingkat

banyak, akan menuntut plambingnya, yaitu instalasi untuk penyediaan air minum,

penyaluran air buangan beserta peralatan saniternya. Karenanya kebutuhan akan adanya

pengaturan akan pedoman dalam masalah plambing.

Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan

gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan sistem plembing haruslah

1

Page 2: sampai bab3 1-19.docx

dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan

gedung itu sendiri, dengan memperhatikan secara seksama hubungannya dengan

bagian-bagian konstruksi gedung serta dengan peralatan lainnya yang ada dalam gedung

tersebut sepert (pendingin udara, listrik dan lain sebagainya). Perencanaan dan

perancangan sistem plambing dimulai dengan rencana konsep, rencana dasar, rancangan

pendahuluan dan gambar-gambar pelaksanaan dengan selalu memperhatikan koordinasi

dan keserasian dengan perencanaan dan perancangan elemen lainnya dalam gedung.

Pertumbuhan penduduk telah memberikan dampak yang cukup serius baik itu dampak

negatif maupun dampak positif. Namun sekarang telah banyak yang terjadi beberapa

akibat dari pertumbuhan pendudk diantaranya menurunnya Lahan Terbuka Hijau akibat

dari arus modernisasi dan tuntutan untuk pemukiman, kemudian dengan menurunya

laha terbuka hijau maka akan berdampak pada menurunya daya serap air tanah terhadap

persipitasi dan infiltrasi air yang membuat air limpasan menjadi berlimpah dan

menyebabakan bencana seperti banjir. Tuntutan membuka lahan baru untuk pemukiman

membuat banyak pohon-pohon ditebang dan dibangun dengan perumahan yang

terjadang saniatasinya tida baik atau pembangunannya tidak menerapkan sistem

pembangunan berwawasan lingkungan. Menyebabkan tanah longsor yang pada

akhirnya akan merugikan manusia dan banyak merenggut nyawa orang-orang disekitar

kita.

Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kepadatan

penduduk di kawasan perkotaan, maka pembangunan rumah tinggal secara vertikal

semakin diperlukan saat ini. Bahkan pemerintah telah menyatakan akan memberikan

subsidi untuk pembangunan rumah susun, baik untuk rumah susun sewa maupun hak

milik. Bahkan pemerintah untuk kawasan tertentu telah memberikan batasan ijin

membangun rumah susun sampai enam lantai, dari sebelumnya yang hanya empat

lantai. Sungguh suatu kebijakan yang tanggap kondisi, adaptif dan kontekstual dengan

kondisi perumahan rakyat yang semakin mendesak.

Oleh karena itu, pada tugas untuk mata kuliah plambing ini dilakukan perencanaan serta

perhitungan sistem perpipaan untuk air bersih, air buangan, dan ven pada bangunan kos

yang memiliki tiga lantai guna mengetahui kebutuhan air serta pertimbangan-

2

Page 3: sampai bab3 1-19.docx

pertimbangan yang dibutuhkan pada perancangan instalasi pipa suplai air bersih dan air

buangan pada suatu bangunan.

1.2 Tujuan

a. Mengetahui nilai kebutuhan air bersih dalam suatu bangunan rumah kos dengan

berdasarkan metode jumlah penghuni dan luas efektif bangunan, jenis dan jumlah

alat plumbing, dan unit beban alat plumbing.

b. Mengetahui nilai kapasitas reservoir per hari dalam pemenuhan kebutuhan air

bersih pada suatu bangunan rumah kost.

3

Page 4: sampai bab3 1-19.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Penyediaan Air bersih

Pada masa dahulu sistem penyediaan air adalah untuk menyediakan air yang cukup

berlebihan. Tetapi pada masa kini ada pembatasan untuk penghematan energi dan

adanya keterbatasan sumber air. Tahun-tahun akhir ini, bahan dalam air buangan makin

beraneka ragam jenisnya dan rumit kualitasnya. Sebagai akibat perubahan menu

makanan manusia, kemajuan teknologi dan industri. Tapi diharapkan sampai saat ini

fungsi air tidak berubah. Meskipun plambing adalah sarana yang sangat penting dan

dikenal banyak orang, kesalahan dalam perancangan, pemasangan atau perawatan dari

peralatan plambing dapat membahayakan jiwa manusia. Dapat disimpulkan bahwa

tidaklah mudah dalam merancang instalasi plambing sehingga banyak Negara

menetapkan undang-undang, peraturan, pedoman pelaksanaan (code of practice). Di

Indonesia sendiri disiapkan “Pedoman Plambing Indonesia”.

Fungsi dari peralatan plambing adalah untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat

yang dikehendaki dengan takanan yang cukup, membuang air kotor dari tempat-tempat

tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya. Sistem yang pertama dilaksanakan

oleh sistem penyediaan air bersih, dan yang kedua oleh sistem pembuangan.

Tujuan terpenting dalam sistem penyediaan air adalah menyediakan air bersih.

Penyediaan air minum dengan kualitas tetap baik merupakan prioritas utama. Banyak

Negara telah menetapkan standar kualitas untuk tujuan ini. Di Negara-negara

berkembang maupun Negara maju dapat menggunakan standar kualitas air dari badan

kesehatan dunia (WHO). Untuk gedung-gedung yang dibangun di daerah mana tidak

tersedia fasilitas penyediaan air minum untuk umum, seperti tempat terpencil

dipegunungan atau di pulau, penyediaan air akan diambil dari sungai, air tanah dangkal,

dan sebainya. Dalam hal demikian, air tersebut haruslah diolah agar dicapai standar

kualitas air yang berlaku.

4

Page 5: sampai bab3 1-19.docx

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005

Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat beberapa pengertian

mengenai :

a. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah

air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air

hujan yangmemenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk airminum

b. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau

tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum.

c. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja

manusia dari lingkungan permukiman.

d. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan

produktif

e. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu

kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum.

f. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas

dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan,

manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh

untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan

yang lebih baik.

g. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,

melaksanakan, konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,

dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.

h. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut Penyelenggara

adalah badan usaha miliknegara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha

swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan

pengembangan sistem penyediaan air minum

Sistem penyediaan dan distribusi air bersih yang umum digunakan dalam masyarakat

yaitu:

5

Page 6: sampai bab3 1-19.docx

a. Sumber air bersih bisa didapat dari PDAM dimasukan kedalam bak air bersih,

sedangkan sumber air yang berasal dari Deep Well dimasukan kedalam raw water

tank.

b. Air yang berada di raw water tank ditreatment di instalasi Water Treatment Plant

dan selanjutnya dialirkan kebak air bersih / clear water tank.

c. Air yang berada didalam bak air bersih selanjutnya dialirkan ke bak air atas dengan

Pompa Transfer.

d. Distribusi air bersih pada dua lantai teratas menggunakan packaged booster pump,

sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.

e. Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan 1 (satu) hari

pemakaian air.

Pada waktu ini sistem penyediaan air bersih yang banyak digunakan dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

a. Sistem Sambungan Langsung

Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa

utama penyediaan air bersih (misal pipa utama di bawah jalan dari PDAM). Sistem

ini digunakan apabila debit dan tekanan mencukupi. Karena terbatasnya tekanan

yang tersedia dalam pipa utama dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa

utama tersebut, maka sistem ini terutama hanya diterapkan untuk perumahan dan

gedung-gedung kecil dan rendah.

b. Sistem tangki atap

Dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah (dipasang pada

lantai terendah bangunan atau di bawah muka tanah), kemudian dipompakan ke

suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi

bangunan. Dari tangki ini air didistribusikan ke suluruh bangunan.

Sistem tangki atap ini diterapkan seringkali karena alasan-alasan berikut :

- Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing

hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat perubahan muka air

dalam tangki atap.

6

Page 7: sampai bab3 1-19.docx

- Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara otomatik

dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan

timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang

mendeteksi muka air dalam tangki atap.

- Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya, tangki

tekan.

Pada setiap tangki bawah dan tangki atap harus dipasang alarm yang memberikan

tanda suara untuk muka air rendah dan air penuh. Tanda suara (alarm) ini biasanya

dipasang di ruang kontrol atau ruang pengawas instalasi bangunan.

c. Sistem tangki tekan

Prinsip kerja sistem ini adalah sebagai berikut air yang telah ditampung dalam

tangki bawah (seperti halnya pada sistem tangki atap), dipompakan ke dalam suatu

bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air dari tangki

tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan. Pompa bekerja secara

otomatik yang diatur oleh suatu detektor tekanan, yang menutup/membuka saklar

motor listrik penggerak pompa (pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah

mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan dan bekerja kembali setelah

tekanan mencapai suatu batas minimum yang telah ditetapkan juga. Daerah

fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan antara 1 sampai 1,5 kg/cm2. Daerah yang

makin lebar biasanya baik bagi pompa karena memberikan waktu yang lebih lama

untuk berhenti, tetapi seringkali menimbulkan efek negatif pada peralatan

plambing.

Dalam sistem ini udara yang terkompresi akan menekan air ke dalam sistem

distribusi dan setelah berulang kali mengembang dan terkompresi, lama kelamaan

akan berkurang karena larut dalam air atau ikut terbawa air keluar tangki. Sistem

tangki tekan biasanya dirancang sedemikian agar volume udara tidak lebih dari

30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi air.

Kelebihan-kelebihan sistem tangki tekan antara lain :

- Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu menyolok dibanding

dengan tangki atap

7

Page 8: sampai bab3 1-19.docx

- Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama

pompa-pompa lainnya.

- Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di

atas menara.

Kekurangan-kekurangannya antara lain :

- Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1 kg/cm2 sangat besar dibanding dengan sistem

tangki atap yang hampir tidak ada fluktuasi tekanannya. Fluktuasi yang besar ini

dapat menimbulkan fluktuasi aliran air yang cukup berarti pada alat plambing

dan pada alat pemanas gas dapat menghasilkan air dengan temperatur yang

berubah-ubah.

- Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan maka setiap beberapa hari sekali

harus ditambahkan udara dengan kompresor atau dengan menguras seluruh air

dari dalam tangki tekan.

- Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai suatu sistem pengaturan otomatik

pompa penyediaan air saja dan bukan sebagai sistem penyimpanan air seperti

tangki atap.

- Karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif sedikit,

maka pompa akan sering bekerja dan hal ini akan menyebabkan keausan pada

saklar yang lebih cepat.

d. Sistem tanpa tangki (booster system)

Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki atap,

ataupun tangki tekan. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan

pompa menghisap air langsung dari pipa utama (misalnya, pipa utama Perusahaan

Air Minum).

Dalam perangkap sistem penyediaan air untuk suatu bangunan, kapasitas peralatan dan

ukuran-ukuran pipa didasarkan pada jumlah dan laju aliran air yang harus disediakan

kepada bangunan tersebut. Jumlah dan laju aliran air tersebut seharusnya diperoleh dari

penelitian keadaan sesungguhnya dan kemudian dibuat angka-angka peramalan yang

sedapat mungkin mendekati keadaan sesungguhnya setelah bangunan digunakan. Tabel

berikut menunjukkan angka-angka standar yang banyak digunakan dalam perancangan.

8

Page 9: sampai bab3 1-19.docx

Angka-angka yang tercantum dalam tabel tersebut digunakan dengan meninjau sifat

penggunaan bangunan untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air dalam perancangan.

Untuk mengetahui jumlah pemakaian air maka digunakan metode penaksiran laju aliran

air. Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air,

diantaranya :

a. Berdasarkan jumlah pemakai

b. Berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing

c. Berdasarkan unit beban alat plambing

d. Berdasarkan pemakaian air tiap waktu

Pemakaian Air tiap Alat Plambing, laju aliran airnya dan ukuran pipa cabang

No Nama Alat Plambing

Pemakaian Air Penggunaan Laju Aliran Waktu untuk Pipa sambungan Pipa cabang air bersih ke alat plambing (mm)Untuk penggunaan per jam (l/menit) pengisian alat plambing

satu kali (liter)     (detik) (mm) Pipa Baja Tembaga

1 Kloset (katup gelontor) 13,5 - 16,51) 6 - 12 110 - 180 8,2 - 10 24 322) 25

2 Kloset (tangki gelontor) 13 - 15 6 - 12 15 60 13 20 13

3 Peturasan 5 12 - 20 30 10 13 203) 13

  (katup gelontor)              

4 Peturasan, 2-4 orang 9 - 18 12 1,8 - 3,6 300 13 20 13

  (katup gelontor) (@ 4,5)            

5 Peturasan, 5-7 orang 22,5 - 31,5 12 4,5 - 6,3 300 13 20 13

  (katup gelontor) (@ 4,5)            

6 Bak cuci tangan kecil 3 12 - 20 10 18 13 20 13

7 Bak cuci tangan biasa 10 6 - 12 15 40 13 20 13

  (lavatory)              

8 Bak cuci dapur (sink) 15 6 - 12 15 60 13 20 13

  dengan keran 13 mm              

9 Bak cuci dapur (sink) 25 6 - 12 25 60 20 20 20

  dengan keran 20 mm              

10 Bak mandi rendam 125 3 30 250 20 20 20

  (bath tub)              

11 Pancuran mandi 24 - 60 3 12 120 - 300 13 - 20 20 13 - 20

  (shower)              

12 Bak mandi gaya Jepang Tergantung   30   20 20 20

    ukurannya            

Unit Alat Plambing untuk Penyediaan Air Bersih

9

Page 10: sampai bab3 1-19.docx

Jenis Alat Plambing Jenis Penyediaan AirUnit Alat Plambing

KeteranganPribadi Umum

Kloset Katup gelontor 6 10  

Kloset Tangki gelontor 3 5  

Peturasan, dengan tiang Katup gelontor - 10  

Peturasan terbuka Katup gelontor - 5  

Peturasan terbuka Tangki gelontor - 3  

Bak cuci kecil Keran 0,5 1  

Bak cuci tangan Keran 1 2  

Bak cuci tangan, untuk Keran - 3  

Kamar operasi        

Bak mandi rendam Keran pencampur air 2 4  

  dingin dengan air panas      

Pancuran mandi tunggal Keran pencampur air 2 4  

  dingin dengan air panas      

Satuan kamar mandi dengan Kloset dengan katup 8 -  

bak mandi rendam gelontor      

Satuan kamar mandi dengan Kloset dengan tangki 6 -  

bak mandi rendam gelontor      

10

Page 11: sampai bab3 1-19.docx

Bak cuci bersama (untuk tiap keran) - 2  

Bak cuci pel Keran 3 4 Gedung Kantor

Bak cuci dapur Keran 2 4 Untuk umum spt

Bak cuci piring Keran - 5 Hotel dan restoran

Bak cuci pakaian Keran 3 -  

Pancuran minum Keran air minum - 2  

Pemanas Air Katup bola - 2  

2.2. Perhitungan Kebutuhan Air

Dalam perancangan sistem penyediaan air untuk suatu bangunan, kapasitas peralatan

dan ukuran pipa-pipa didasarkan pada jumlah dan laju aliran air yang harus disediakan

bangunan tersebut.

Pemakaian air rata-rata, (Soufyan M. N., Peter, Plambing, 2000, hal : 68):

Dimana Qh : Pemakaiaan air rata-rata (m3/jam)

Qd : Pemakaian air rata-rata sehari (m3)

T : Jangka waktu pemakaian (jam)

Pemakaian air jam puncak, (Soufyan M. N., Peter, Plambing, 2000, hal : 69) :

c1 adalah konstanta (1,5–2,0).

Pemakaian air pada menit puncak, (Soufyan M. N., 2000, hal :4.3)

dimana c2 adalah konstanta (3,0 – 4,0)

Kapasitas tangki air (reservoir), (Soufyan M. N., Peter, Plambing, 2000, hal: 96) :

Qd = Qs · T

VR = Qd - Qs · T

Dimana : Qs : Kapasitas pipa dinas (m3/jam)

T : Rata-rata pemakaian per hari (jam)

VR : Volume tangki air (m3)

11

Page 12: sampai bab3 1-19.docx

Kapasitas tangki air atas, (Soufyan M. N., Peter, Plambing, 2000, hal : 97) :

Dimana VE : Kapasitas efektif tangki atas

Qp : Kebutuhan puncak (liter/menit)

Qmax : Kebutuhan jam puncak (liter/menit)

Qpu : Kapasitas pompa pengisi (liter/menit)

Tp : Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)

Tpu : Jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)

12

Page 13: sampai bab3 1-19.docx

Tabel pemakaian rata-rata air setiap hari

2.3 Sistem Pembuangan

Air buangan atau sering pula disebut air limbah adalah semua cairan yang dibuang, baik

yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan mapun yang

mengandung sisa-sisa proses dari industri. Air buangan dapat dibagi menjadi empat

golongan yaitu :

a. Air kotor : air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet, dan air buangan

mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat plambing lainnya.

b. Air bekas : air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya seperti bak

mandi, bak cuci tangan, bak dapur dan lain sebagainya.

c. Air hujan : air yang terdapat dari atap, halaman.

d. Air buangan khusus : air yang mengandung gas, racun, atau bahan-bahan berbahaya

seperti yang berasal dari parik, air buangan dari laboratorium, tempat pengobatan

dan lain sebagainya.

Sistem pembuangan air umumnya dibagi manjadi beberapa klasifikasi diantaranya

yaitu:

a. Menurut penyalurannya

- Sistem setempat (misalnya menggunakan septictank)

- Sistem penyaluran air buangan kota

b. Menurut jenis air buangan

- Sistem pembuangan air kotor

- Sistem pembuangan air belas

- Sistem pembuangan air huan

13

Page 14: sampai bab3 1-19.docx

- Sistem pembuangan air buangan khusus.

c. Menurut cara pembuangan air

- Sistem pembuangan air campuran

- Sistem pembuangan terpisah

- Sistem pembuangan tak langsung

d. Menurut cara pengaliran

- Sistem gravitasi

- Sistem bertekanan

e. Menurut letaknya

- Sistem pembuangan gedung

- Sistem pembuangan di luar gedung atau riol gedung

Masalah yang harus dapat diatasi dengan perancangan sistem perpiapan air buangan:

a. Dari segi keamanan, untuk menghindari kontak air buangan tersebut dengan

manusia.

b. Dari segi estetika, untuk menghindari terjadinya bau.

Untuk memenuhi kedua hal tersebut di atas, dua hal yang harus dihindari dalam

perancangan sistem perpipaan air buangan yaitu dengan mengunakan hubungan pintas

dan arus atau aliran balik.

a. Cross connection (hubungan pintas)

Disebabkan terjadinya hubungan fisisk antara dua sistem pipa yang berbeda, satu

sistem pipa untuk air minum dan sistem pipa lainnya berisi air yang tidak diketahui

atau diragukan kualitasnya, sehingga airdapat mengalir dari suatu sistem ke sistem

lainnya.

b. Back pressure flow (aliran balik)

Merupakan aliran air atau cairan lain, zat atau campuran, ke dalam system perpipaan

air minum, yang berasala dari system lain yang bukan untuk air minum.

Perletakkan pipa air buangan semaksimal mungkin tidak ditanam di dalam tembok

karena ukuran pipa air buangan yang besar. Oleh karena itu sebisa mungkin

mengoptimalkan penggunaan galeri pipa horizontal maupun vertikal. Sistem perpipaan

14

Page 15: sampai bab3 1-19.docx

tersebut harus dilengkapi dengan perangkap dan system vent yang baik untuk

menghindari terjadinya bau yang tidak sedap.

2.4 Sistem Vent

Pipa vent, bersama-sama dengan alat penangkap (trap) merupakan bagian penting dari

suatu sistem pembuangan. Tujuan pemasangan pipa vent yaitu :

a. Mencegah hilangnya sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan

b. Menjaga aliran yang lancardalam pipa pembuangan

c. Mensirkulasikan udara dalam pipa pembuangan.

Terdapat tiga sistem pipa vent yang utama, yaitu:

a. Sistem Vent tunggal (Continuous Vent System)

Sistem ini merupakan sistem yang terdapat pipa vent yang dipasang untuk melayani

satu alat plembing dan disambungkan kepada sistem vent lainnya atau langsung

terbuka ke udara luar.

b. Sistem Vent Loop(Loop Vent Sstem)

Merupakan pipa vent yang melayani dua atau lebih perangkap alat plambing, dan

disambungkan kapad vent pipa tegak yang terletak di ujun aliran ai buangan (dekat

pipa tegak air buangan).

c. Sistem Vent Sirkuit (Circuit Vent System)

Merupakan pipa vent yang melayani dua atau lebih perangkap alat plambing, tetapi

pipa vent disambungkan pada vent pipa tegak yang terletak di pangkal aliran air

buangan.

2.5 Sistem Perpipaan

Pengetahuan perpipaan merupakan sarana dan dasar pengetahuan didalam perhitungan,

perencanaan dan pelaksanaan perpipaan berikutnya. Dalam menentukan ukuran pipa

mengunakan metode ekivalensi tekanan pipa. Metoda ini didasarkan pada konsep sirkit

tertutup pipa-pipa cabang yang bermula dari suatu pipa pengumpul (header) dan

kembali lagi. Yang berarti kerugian gesek dalam masing-masing pipa cabang tersebut

sama. Sistem pipa penyediaan air dalam gedung biasanya tidak merupakan sirkit

tertutup kembali lagi ke pipa pengumpul, kerugian gesek dalam pipa cabang tidak

haruslah sama. Walaupun demikian metode ini sangat praktis digunakan untuk

15

Page 16: sampai bab3 1-19.docx

menghitung secara kasar ukuran pipa yang melayani jumlah alat plambing yang relatif

sedikit. Dalam hal ini kita dapat melihat tabel ekivalen masing-masing pipa.

Hal yang perlu diketahui pada teknik perpipaan yaitu :

a. Jenis pipa

- Jenis pipa tanpa sambungan (pembuatan pipa tanpa sambugan).

- Jenis pipa dengan sambungan (pembuatan pipa dengan pengelasan).

b. Bahan- bahan pipa secara umum

Bahan- bahan pipa yang dimaksud adalah :

- Carbon steel.

- Carbon moly.

- Galvaness

- Ferro nikel

- Stainless steel

- PVC (paralon)

- Chrome moly.

c. Komponen perpipaan

Komponen perpipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi, standar yang terdaftar

dalam simbol dan kode yang telah dibuat atau dipilih sebelumnya. Komponen ini

terdiri dari :

- Pipes (pipa-pipa).

- Flanges (flens-flens).

- Fitting (sambungan).

- Valves (katup-katup).

- Gasket.

- Special items (bagian khusus)

d. Pemilihan bahan

Pemilihan bahan perpipaan harus disesuaikan dengan pembuatan teknik perpipaan

yaitu :

- Perpipaan pembangkit tenaga.

- Perpipaan untuk industri bahan gas.

- Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah.

16

Page 17: sampai bab3 1-19.docx

- Perpipaan untuk pengangkutan minyak, perpipaan untuk proses

- pendinginan.

- Perpipaan intalasi air.

- Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas.

e. Macam sambungan perpipaan, antara lain :

- Sambungan dengan menggunakan pengelasan.

- Sambungan dengan menggunakan ulir.

Selain sambungan diatas, terdapat pula penyambungan khusus dengan

menggunakan pengeleman (perekatan) serta pengekleman (untuk pipa plastic dan

pipa vibre glass). Pada pengilangan umumnya pipa bertekanan rendah dan pipa

dibawah 2” saja yang menggunakan sambungan ulir.

f. Tipe sambungan cabang

- Sambungan langsung (stub in)

- Sambungan dengan menggunakan fittings (alat penyambung)

- Sambungan dengan menggunakan flanges.

Tipe sambungan cabang ditentukan oleh spesifikasi yang telah dibuat sebelum

mendesain atau dihitung berdasarkan perhitungan kekuatan, kebutuhan,

efektifitasnya. Sambungan cabang itu sendiri merupakan sambungan antara pipa

dengan pipa. Jadi dalam perhitungan pipa dalam perencanaan dan perancangan

instalasi plambing ini menggunakan metode ekivalensi tekanan pipa. Dalam

perhitungan ini kita menggunakan tabel ekivalensi sesuai dengan pipa yang

digunakan.

Tabel ekivalen untuk pipa baja karbon

17

Page 18: sampai bab3 1-19.docx

2.6 Resevoir

Reservoir adalah alat untuk menampung airdalam jumlah tertentu yang airnya berasal

dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan. Pada dasarnya ada dua sistem

resrvoar yaitu reservoar atas dan reservoar bawah. Sistem ini air ditampung lebih dahulu

dalam tangki bawah kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang

di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki air ini air didistribusikan

ke seluruh bangunan. Sedangkan untuk reservoir bawah merupakan system dimana

Tangki air tidak merupakan bagian struktural dari bangunan tersebut, dan bila

diletakkan diluar bangunan harus kedap dan tahan terhadap beban yang

mempengaruhinya.

18

Page 19: sampai bab3 1-19.docx

BAB III

METODE KERJA DAN GAMBARAN UMUM LOKASI

PERENCANAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Pensil Mekanik

2. Penggaris

3. Kalkulator

4. Laptop

3.1.1 Bahan

1. Kertas

2. Buku

3.2 Metode Kerja

1. Dibaca dan dipahami cara pada buku panduan.

2. Dicari contoh denah 3 lantai.

3. Dihitung beban alat plumbing pada denah yang telah ditentukan.

4. Digambar isometri.

5. Dihitung dan ditentukan sistem pada tabel.

6. Digambar dan dihitung pipa buangan.

7. Digambar dan dihitung pipa vent.

3.3 Gambaran Umum Lokasi Perencanaan

Lokasi perencanaan unit perpipaan ini dilakukan pada bangunan rumah kos di daerah

Condong Catur, Yogyakarta dengan luas 18,795 meter x 10,50 meter atau sama dengan

197,348 m2 pada setiap lantai, sehingga luas keseluruhan bangunan rumah kos tersebut

adalah 592,044 m2. Pada perencanaan unit perpiapaan dilokasi bangunan kos ini

diasumsikan bahwa penghuni di kamar pada lantai 1 adalah 2 orang. Asumsi penghuni

19

Page 20: sampai bab3 1-19.docx

di setiap kamar pada lantai 2 adalah 4 orang, sehingga total asumsi penghuni pada lantai

2 adalah 12 orang. Pada lantai 3 sama dengan lantai 2, asumsi penghuni di setiap kamar

adalah 4 orang dan total asumsi penghuni untuk 1 bangunan kos adalah 26 orang.

Bangunan kos ini terdiri dari 1 kamar pada lantai 1, 3 kamar pada lantai 2 dan 3. Pada

kamar dilantai 1 difungsikan sebagai ruang penjaga kost, terdapat beberapa unit alat

plambing atau yang biasa disebut saniter. Alat-alat plambing yang terdapat pada setiap

kamar antara lain adalah satu buah shower, satu buah kloset dengan tangki gelontor dan

buah wastafel, dan satu buah bak cuci dapur. Pada lantai 2 terdapat 3 kamar dengan unit

saniter yang sama dan tersedia di dalam masing-masing kamar, yaitu satu buah shower,

satu buah kloset dengan tangki gelontor dan satu buah wastafel, dan satu buah bak cuci

dapur. Pada lantai 3 terdapat 3 kamar dengan unit saniter yang sama dan tersedia di

dalam masing-masing kamar, yaitu satu buah shower, satu buah kloset dengan tangki

gelontor, satu buah wastafel, dan satu buah bak cuci dapur.

20