sambutan direktur jenderal industri agro …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

3
Prosiding Simposium Nasional Polimer V ISSN 1410-8720 SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA Para hadirin yang terhonnat Assalamualaikum Wr. Wh. Pertama-tarna marilah kita panjatkan puji dan syukur kepadaAllah SWT yang masih memberi karunia dan hidayahnya kepada kita sekalian, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul bersama untuk menghadiri kegiatan Kongres dan Simposium Nasional Polimer V Himpunan Polimer Indonesia. Selanjutnya saya sampaikan penghargaan kepada pihak penyelenggara yaitu Himpunan Polimer Indonesia serta para peserta Kongres dan Simposium. Saya berharap bahwa hasil Kongres dan Simposium ini dapat bennanfaat bagi pengembangan industri polimer di masa datang. Dalam kesempatan ini saya akan menyampaikan sambutan dengan topik mengenai "Terobosan Pemerintah untuk Mendukung Industri Polimer Menghadapi Tantangan Terkini". Para hadirin yang terhonnat Setelah melalui masa tersulit akibat krisis moneter dan ekonomi, perekonomian Indonesia sejak tahun 2000 mulai memperlihatkan pertumbuhan yang cukup stabil yaitu berkisar antara 3 % sampai dengan 5 %. Perbandingan indikator kinetja perekonomian Indonesia tahun 2004 terhadap tahun 2003 meliputi : DB tahun 2004 mencapai Rp. 1661 trilyun atau meningkat 5,13 %, importahun 2004 mencapai USD 46,53 milyar atau naik 42,93 % dan ekspor tahun 2004 mencapai USD 71,58 milyar atau naik 17,24 % dibandingkan tahun 2003. Namun Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan internal seperti minat investasi, penyelundupan, korupsi, pengangguran, kemiskinan, pungutan, ketergantungan teknologi, kurangnya infrastruktur, kurangnya dukungan lembaga keuangan/perbankan dalam negeri dan sebagainya, serta tantangan eksternal seperti kenaikan harga minyak mentah dunia, resesi ekonomi dunia, persaingan usaha tidak sehat, perdagangan bebas dan sebagainya Para hadirin yang terhonnat Salah satu sub sektor ekonomi yang tergolong industri strategis yaitu industri kimia, karena produknya mempunyai jenis yang sangat beragam serta penggunaannya juga sangat beragam meliputi hampir disegala sektor kehidupan. Industri kimia mempunyai karakteristik seperti padat modal, padat sumber daya alam dan padat teknologi. Dalam upaya menghadapi proses globalisasi ekonomi dunia, beberapa perusahaan industri kimia kelas dunia (Multi National Corporation) sudah mulai melakukan proses restrukturisasi yang strategis sejak akhir tahun 1980'an utnuk mengantisipasi yaitu seperti melakukan metjer dan akuisisi, melakukan diversivikasi lokasi basis produksi kearah mendekati sumber bahan baku atau mendekati pasar, melakukan diversivikasi produk yaitu dari produk yang bernilai tambah rendah (Petrokimia) menjadi nilai tambah tinggi dan inovatif (kimia adi & kimia khusus), meningkatkan kemampuan manajerial dan meningkatkan kamampuan penguasaan teknologi proses. Sementara perkembangan industri kimia di Indonesia yang mulai berkembang sangat pesat sejak pertengahan tahun 1980'an mengalami kemerosotan saat menghadapi krisis moneter dan ekonomi tahun 1997. Namun kinetja industri kimia mulai membaik seperti kinetja tahun 2004 yang meliputi nilai output sebesar Rp.47,94 triliyun, nilai input sebesar Rp.24,22 triliyun, nilai tarnbah sebesar Rp.23,72 triliyun, nilai impor sebesar USD3,77 miliyar, nilai ekspor sebesar USD.1,88 miliyar,jumlah perusahaan sebanyak 430, jumlah tenaga ketja sebanyak 85 ribu orang. Ruang lingkup insustri kimia dalam negeri meliputi industri petrokimia, industri pupuk tunggal, industri pestisida, industri kimia vi

Upload: lyxuyen

Post on 04-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kimia/Polimer-V2005... · karena produknya banyak digunakan sebagai bahan baku plastik,

Prosiding Simposium Nasional Polimer V ISSN 1410-8720

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRIAGRO DAN KIMIA

Para hadirin yang terhonnatAssalamualaikum Wr. Wh.

Pertama-tarna marilah kita panjatkan puji dan syukur kepadaAllah SWT yang masih memberi

karunia dan hidayahnya kepada kita sekalian, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul bersamauntuk menghadiri kegiatan Kongres dan Simposium Nasional Polimer V Himpunan Polimer Indonesia.

Selanjutnya saya sampaikan penghargaan kepada pihak penyelenggara yaitu Himpunan Polimer

Indonesia serta para peserta Kongres dan Simposium. Saya berharap bahwa hasil Kongres dan

Simposium ini dapat bennanfaat bagi pengembangan industri polimer di masa datang.Dalam kesempatan ini saya akan menyampaikan sambutan dengan topik mengenai "Terobosan

Pemerintah untuk Mendukung Industri Polimer Menghadapi Tantangan Terkini".

Para hadirin yang terhonnatSetelah melalui masa tersulit akibat krisis moneter dan ekonomi, perekonomian Indonesia sejak

tahun 2000 mulai memperlihatkan pertumbuhan yang cukup stabil yaitu berkisar antara 3 % sampai

dengan 5 %. Perbandingan indikator kinetja perekonomian Indonesia tahun 2004 terhadap tahun 2003

meliputi :DB tahun 2004 mencapai Rp. 1661 trilyun atau meningkat 5,13 %, importahun 2004 mencapaiUSD 46,53 milyar atau naik 42,93 % dan ekspor tahun 2004 mencapai USD 71,58 milyar atau naik17,24 % dibandingkan tahun 2003.

Namun Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan internal seperti minat investasi,

penyelundupan, korupsi, pengangguran, kemiskinan, pungutan, ketergantungan teknologi, kurangnyainfrastruktur, kurangnya dukungan lembaga keuangan/perbankan dalam negeri dan sebagainya, serta

tantangan eksternal seperti kenaikan harga minyak mentah dunia, resesi ekonomi dunia, persaingan

usaha tidak sehat, perdagangan bebas dan sebagainya

Para hadirin yang terhonnatSalah satu sub sektor ekonomi yang tergolong industri strategis yaitu industri kimia, karena

produknya mempunyai jenis yang sangat beragam serta penggunaannya juga sangat beragam meliputihampir disegala sektor kehidupan. Industri kimia mempunyai karakteristik seperti padat modal, padatsumber daya alam dan padat teknologi.

Dalam upaya menghadapi proses globalisasi ekonomi dunia, beberapa perusahaan industri kimia

kelas dunia (Multi National Corporation) sudah mulai melakukan proses restrukturisasi yang strategis

sejak akhir tahun 1980'an utnuk mengantisipasi yaitu seperti melakukan metjer dan akuisisi, melakukandiversivikasi lokasi basis produksi kearah mendekati sumber bahan baku atau mendekati pasar,

melakukan diversivikasi produk yaitu dari produk yang bernilai tambah rendah (Petrokimia) menjadi

nilai tambah tinggi dan inovatif (kimia adi & kimia khusus), meningkatkan kemampuan manajerial dan

meningkatkan kamampuan penguasaan teknologi proses.Sementara perkembangan industri kimia di Indonesia yang mulai berkembang sangat pesat sejak

pertengahan tahun 1980'an mengalami kemerosotan saat menghadapi krisis moneter dan ekonomitahun 1997. Namun kinetja industri kimia mulai membaik seperti kinetja tahun 2004 yang meliputi nilai

output sebesar Rp.47,94 triliyun, nilai input sebesar Rp.24,22 triliyun, nilai tarnbah sebesar

Rp.23,72 triliyun, nilai impor sebesar USD3,77 miliyar, nilai ekspor sebesar USD.1,88 miliyar,jumlahperusahaan sebanyak 430, jumlah tenaga ketja sebanyak 85 ribu orang. Ruang lingkup insustri kimiadalam negeri meliputi industri petrokimia, industri pupuk tunggal, industri pestisida, industri kimia

vi

Page 2: SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kimia/Polimer-V2005... · karena produknya banyak digunakan sebagai bahan baku plastik,

Prosiding Simposium Nasiollal Polimer V ISSN 1410-8720

anorganik dasar, industri gas indusri, industri oleokirnia, industri kirnia berbasis bahan pertanian lainnya,. industri bahan kima khusus dan industri bahan kimia jadi.

Salah satu sektor pada industri kimia yang sangat pesat perkembangannya yakni industri polimer,karena produknya banyak digunakan sebagai bahan baku plastik, perekat, pelapis, tekstil, karet, dan

lain-lain. Beberapa industri polimer yang telah berkembang di Indonesia seperti polyethylene,polypropylene, polyvinyl chloride, polystyrene, acrylic resin, styrene acrylonitrile, acrylonitryle butadienestyrene, styrene butadiene ruber, styrine butadiene latex, alkyd resin, unsaturated polyester resin,

polyuretane resin,polyester chip resin, epoxy resin, phenolic resin, nylon resin, urea fonnaldehyde resin,phenol fonnaldehyde resin, melamine fonnaldehyde resin dan lain-lain. Namun perkembangan industri

polimer tidak terlepas dari dukungan dari industri monomemya seperti industri ethylene, prophylene,

styrene monomer, phynyl chloride monomer, acrylic acid, ethylene glycol, purified terephthalic acid,phthalic anhydride, formaldehyde, urea, melamine.

Para hadirin yang terhormat

Perkembangan industri polimer di dalam negeri sedang menghadapi tekanan berupa semakin

mahalnya harga monomemya akibat meningkatnya kebutuhan monomer dunia serta meningkatnyahargaminyak mentah dunia karena bahan baku monomer umumnya menggunakan naphtha, condensat dan

gas bumi yang merupakan turunan minyak dan gas bumi. Sementara harga polimer tidak meningkatpesat seperti monomemya, sehingga selisih hargamonomer dan polimer yangkecil. Untuk mengantisipasihal tersebut, maka perlu diupayakan pengembangan investasi barn industri monomer terutama industri

petrokimia hulu yaitu pus at olefin, pusat aromatik dan pusat basis methane (C-l).

Jika dibandingkan memanfaatkan naptha/condensat sebagai bahan baku industri petrokimiahulunya, maka penggunaan gas bumi sebagai bahan baku pusat olefin dan C-l dapat menghasilkanproduk monomer yang sangan kompetitif. Namun karena pada umumnya produsen gas bumi dalam

negeri lebih mengutamakan pasarnya untuk keperluan energi maka sui it direalisasikan penggunaan gasbumi sebagai bahan baku industri petrokimia hulu untuk masa depan.

Altematif penggunaan batu bara sebagai bahan baku industri petrokirnia hulu yang menghasilkan

monomer sedang diupayakan oleh pemerintah bekerjasama dengan pemerintah RRC yang telah banaykmenggunakan batu bara mutu rendah sebagai bahan baku industri urea, sehingga penggunaan batu bara

mutu rendah dapat mengatasi pennasalahan pada industri C-l baik ammonia/urea maupun methanol

yang saat ini kesulitan dalarn mendapatkan pasokan gas bumi. Kemungkinan dalamjangka pendek/menengah akan dapat dioperasikan beberapa pabrik urea yang telah ada dengan menggunakan dua

jenis bahan baku (dual feed), baik gas bumi (melalui reformer) maupun batu bara mutu rendah (melalui

gasifier). Dengan cadangan batu bara yang besar (± 50 miliyar ton) maka prospek pemanfaatan batubara menjadi salah satu pilihan yang terbaik.

Sementara pemerintah juga berharap kalangan lembaga risetJperguruan tinggi secara serius untuk

mulai melakukuan sejumlah penelitian dan pengembangan terutama baik industri monomer maupunpolimeryang berbasis sumber daya alam terbarukan (renewable resources) yang mempunyai beberapakeuntungan seperti tersedia dalam jumlah yang besar, harga kompetitif, dan mempunyai sifat mudahterurai di alam (biodegradable). Saat ini sudah ada investor Jepang yang berminat untuk mengembangkanindustri ethylene bebasis sagu melalui proses ethanol di Riau.

Selain itu pemerintah juga mendorong pemakaian plastik bekas yang dapat didaur ulang baik

menjadi polimer seperti yang dilakukan China bahkan dapat diolah kembali menjadi monomer sepertiyang dilakukan oleh Jepang. Karena pemakaian polimer dari plastik bekas dikombinasikan denganpolimer barn dengan komposisi tertentu dapat menjadikan harga produknya menjadi kompetitif. saatini Departemen Perindustian bersama Departemen Perdagangan dan Kementrian Lingkungan Hidupsedang merevisi sejumlah peraturan yang berkaitan dengan pemanfaatan plastik bekas sebagai bahanbaku industri plastik.

vii

Page 3: SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Kimia/Polimer-V2005... · karena produknya banyak digunakan sebagai bahan baku plastik,

Prosiding Simposium Nasional Polimer V ISSN 1410-8720

Para hadirin yang terhormat

Faktor daya saing yang sangat signifikan pada industri kimia yaitu kemampuan penguasaan

teknologi yang meliputi (a) kemampuan produksi, (b) kemampuan raneang bangun (konstruksi) &perekayasaan (desain), (e) kemampuan penyediaan peralatan pabrik (manufaktur) dan (d) kemampuanpenelitian, pengembangan & inovasi. Namum hingga saat ini kemampuan yang dimiliki oleh tenaga ahlidalam negeri masih terbatas pada kemampuan produksi, sedangkan kemampuan lainnya sudah mulai

dikuasai seeara bertahap seperti kemampuan desain rinci, kemampuan manufaktur peralatan dankemampuan penelitian dasar. Sudah saatnya hasil penelitian dan pengembangan teknologi dapatdimanfaatkan kearah pengembangan teknologi skala komersial yang dapat digunakan oleh investor

untuk mengmbangkan industrinya.Pengambangan teknologi proses di masa datang diperkirakan meliputi (a) pergeseran penggunaan

bahan baku minyak dan gas bumi kearah batu bara dan/atau sumber daya alam terbarukan, (b)

pengembangan produk yang bernilai tambah tinggi dan berdaya guna sangat tinggi, (e) pengembangan

proses kimia yang lebih hemat bahan baku dan energi, ramah lingkungan dan resiko keeil, serta mengolahbahan baku berkualitas rendah dan kapasitas lebih keeil, (d) pengembangan teknologi proses bioteknologi

dan (e) memanfaatkan peranan teknologi informasi. Sementara pemanfaatan teknologi informasi dalamindustri kimia dapat dimanfaatkan untuk keperluan (a) proses raneang bangun & perekayasaan, (b)

penyediaan peralatan pabrik, (e) mengendalikan proses produksi, logistik dan utilitas, (d) memonitorsistem distribusi dan (e) memonitor bisnis industri kimia.

Beberapa earn memasuki bisnis industri polimeryaitu dengan (a) membeli lisensi, (b) bekeIjasama

dengan perusahaan asing, (e) bekeIj asama dengan lembaga riset/perguruan tinggi dan (d) melakukaninivasi sendiri.

Para hadirin yang terhormatAkhir kata denganmengucapkan Bismillahirrohmaanirrohim, maka simposium ini saya boo secara

resrni dan saya berharap para peserta dapat memanfaatkan simposium ini sebagai forum untuk bertukar

informasi dan pengalaman.

Wassalamualaikum Wr. Wh.

Bandung, 22 Nopember 2005Direktur Jenderal lKAH

Benny Wahyudi

viii