sambungan tekfar kelompok nurul
TRANSCRIPT
karena isopropanolol anhidrat meninggalkan sesepora aromanya dalam tablet,
meskipun granul telah dikeringkan. Konsentrasi PVP 5% dalam etanol anhidrat
menghasilkan granulasi dengan ketermampatan serbuk halus natrium bikarbonat
dan asam sitrat yang baik dan membuat tablet efervesent yang aktif dan disolusi
cepat dari tablet yang dihasilkan. PVP juga merupakan pengikat yang baik untuk
tablet kunyah, terutama jenis aluminium hidroksida-magnesium hidroksid.
Penambahan gliserin 2-3% (didasarkan pada bobot akhir tablet) cenderung
mengurangi pengerasan tablet ini seiring dengan bertambahnya waktu. PVP
merupakan suatu pengikat serbaguna dan unggul dibandingkan dengan pati, tetapi
lebih mahal (Siregar,2010).
9. Metilselulosa
Berdasarkan derajat viskositasnya, larutan dalam air berkisar 1-5% dapat
digunakan untuk menggranulasi serbuk yang larut dan tidak larut. Larut 5%
menghasilkan granulasi yang sama dalam kekerasan dengan yang digranulasi
dengan musilago amilum 10%. Pengikat ini mempunyai keuntungan karena
menghasilkan granul yang mudah dikempa dan tablet yang dihasilkan pada
umumnyatidak mengeras seiring dengan bertambahnya waktu. Metilselulosa
merupakan pengikat yang baik untuk pengisi yang larut, seperti laktosa, manihot,
dan gula alinnya. Pengikat ini memberikan kebebasan yang luas dalam kekuatan
ikatan karena rentang derajat viskositas yang tersedia. Untuk zat selulosa seperti
metilselulosa ini dapat digunakan sebagai pelarut kental atau ditambahkan kering,
dan diaktivasi dengan air. Penambahan pengikat kering menghasilkan
pembentukan granul yang kurang efektif secara komersial. Metilselulosa tersedia
dalam variasi bobot molekul yang luas, dan juga sifat-sifat pengembangannya
(Siregar,2010).
10. Natrium Karboksilmetolselulosa (NaCMC)
Dalam larutan air, konsentrasi NaCMC 5-10% dapat digunakan untuk
menggranulasi serbuk larut dan serbuk tidak larut. Pengikat ini menghasilkan
granul lebih lunak daripada yang dihasilkan PVP dan tablet mempunyai
kecenderungan lebih besar untuk mengeras. Pengikat ini inkompatibilitas dengan
garam-garam magnesium, kalsium, dan aluminium dan hal ini cenderung
membatasi manfaatnya (Siregar,2010).
11. Etilselulosa (Etosel)
Etilselulosa tidak larut dalam air dan digunakan dalam larutan alkohol.
Seperti metilselolosa, pengikat ini tersedia dalam suatu rentang viskositas,
tergantung pada derajat substitusi polimer. Derajat viskositas rendah biasanya
digunakan dalam konsentrasi 2 sampai 10% dalam etanol. Etilselulosa dapat
digunakan untuk mengranulasi serbuk yang tidak mudah membentuk granul yang
kompresible, seperti asetaminofen, kofein, meprobamat dan ferrofumarat dan
merupakan pengikat tak berair untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap air.
Pengikat ini memberikan salut pelindung pada komponen untuk zat peka lembap.
Vitamin A dan Vitamin D, yang biasanya peka terhadap lembab, dapat disalut
dengan larutan etilselulosa, dikeringkan, dan granulasi dengan sistem pengikat
berair yang konvensional. Etilselulosa mempunyai pengaruh perlambatan yang
serius pada desintegran tablet dan desolusi pelepasan zat aktif (Siregar,2010).
12. Polivilin Alkohol
Polivilin alkohol merupakan polimer air yang tersedia dalam suatu rentang
vioskositas. Sebagai pengikat, zat ini menyerupai gom arab, tetapi mempunyai
keuntungan karena tidak dimuati oleh bakteri yang banyak sekali. Zat ini
merupakan pembentuk film dan granulnya lebih lunak daripada granul dengan
gom arab sehingga menghasilkan tablet yang terdisintegrasi lebih mudah (cepat)
dan pada umumnya tidak mengeras seiring dengan bertambahnya waktu.
Viskositasnya yang dapat digunakan untuk granulasi sekitar 10 sampai 100 cps
(Siregar,2010).
13. Glukosa
Glukosa tersedia sebagai larutan 50% yang dapat digunakan dalam banyak
penerapan yang sama seperti sukrosa (Siregar,2010).
14. Polimetakrilat (Eudragit NE 30 D, RS 30 D)
Polimetakrilat dapat digunakan sebagai pengikat dalam granulasi basah
dan tersedia sebagai suspensi 30% dalam air. Pengikat ini harus diencerkan
dengan air sebelum digunakan (Siregar,2010).
15. Hidroksipilmetilselulosa (HPMC) dan Hidroksipropilselulosa (L-HPC)
Zat ini larut dalam berbagai pelarut organik atau sistem, kosolven, dan
juga air. L-HPC mempunyai kemampuan mengembang sangat besar dan
merupakan dasar sifat disintegrasinya. L-HPC dapat digunakan dalam formula
tablet kempa langsung ataupun granulasi basah. Berbagai derajat L-HPC dapat
digunakan tergantung pada cara pembuatan tablet dengan granulasi basah atau
dikempa secar langsung (Siregar,2010).
16. Polietilen glikol 6000
Polietilen glikol 6000 dapat berlaku sebagai zat penggranulasi anhidrat
ketika air dan alkohol tidak dapat digunakan. Polietilen glikol 6000 berupa
padatan putih yang mencair pada suhu 70˚C sampai 75˚C dan membeku pada
suhu 56˚C sampai 63˚C (Siregar,2010).
Prosedur untuk membuat tablet dengan metode ini yang menggunakan
polietilenglikol sebagai pengikat dapat dilihat dalam contoh dibawah ini
R/ Zat aktif q.s
Kalsium sulfat dehidrat atau dikalsium fosfat atau
Laktosa, atau pengisi lain q.s
Polietilen glikol 6000 hingga 30% dari campuran di atas
Explotab q.s
Magnesium stearat q.s
Aerosil 200 q.s
m.f tablet
Zat aktif ditambah pengisi dan polietilen glikol dicampur, lalu dilewatkan
melalui pengayakan nomor 20. Campuran disebarkan pada penampang dan
dimasukkan ke oven pada suhu 75˚C sampai 80˚C selama 3 jam. Selanjutnya,
massa didinginkan dan diayak melalui pengayak 18 mesh, kemudian dicampur
dengan komponen lain dan dikempa menjadi tablet dengan bobot yang tepat
(Siregar,2010).
Beberapa pengikat larut dalam sistem takberair, yang memberi keuntungan
pada zat aktif peka lembab. Kebanyakan pengikat pembawa tak berair mempunyai
keterbatasan utama, yaitu kemungkinan memerlukan fasilitas pengeringannya
tahan ledakan dan sistem perolehan kembali (Siregar,2010).
Kombinasi pengikat yang telah diuraikan sebelumnya sering memberikan
sifat yangb diinginkan. Berikut ini beberapa kombinasi pengikat khas, antara lain :
Glatin + Gom arab
Musilago amil + sukrosa (sebagai Sirop)
Amilum + sukrosa (sebagai Sirop) + sorbitol
Amilum + sorbitol
Berbagai pengikat lain yang larut air atau pengikat terdispers, mencakup asam dan
garam alginat, magnesium almunium silikat, tilose, polietilen glikol, gom guar,dll
(Siregar,2010).
Disintegran
Untuk tablet yang ditelan secara keseluruhan dan kemudian terdisintegrasi
sewaktu tablet sedang memasuki lambung atau bahkan tablet yang didispersikan
dalam air sebelum diberikan, gaya kohesif yang dimasukkan dalam massa oleh
pengempaan dan pengikat harus diatasi. Oleh karena itu, dalam praktik,
pemasukan eksipien yang disebut disintegran akan memyebabkan proses tersebut
(Siregar,2010).
Disintegran adalah istilah yang diterapkan pada berbagai zat yang
ditambahkan pada granulasi tablet yang bertujuan menyebabkan tablet yang
dikempa pecah (terdisintegrasi) jika ditempatkan dalam lingkungan berair. Pada
dasarnya, fungsi utama disintegrasi adalah menentang efisiensi pengikat tablet dan
gaya fisik yang bertindak dibawah pengempaan untuk membentuk tablet. Makin
kuat pengikat, makin efektif zat disintegrannya agar tablet melepaskan zat
aktifnya. Disintegrasinya menyebabkan tablet hancur, tidak saja menjadi granul
yang dikempa, tetapi juga menjadi partikel serbuk yang berasal dari granul
(Siregar,2010).
Karena disintegrasi merupakan hal yang berlawanan dengan granulasi
(aglomerasi) dan selanjutnya terbentuk kompleks (padatan) yang kuat, formulator
harus dengan teliti menyeimbangkan dua fenomena tersebut ketika mendesain
formula tablet (Siregar,2010).
Ada dua metode yang digunakan untuk memasukkan zat disintegran dalam
tablet. Metode ini disebut penambahan eksternal dan penambahan internal. Dalam
metode penambahan eksternal, desintegran ditambahkan sebagai fase luar pada
granul yang telah dihaluskan dengan pengadukan tepat pada saat dikempa. Dalam
metode penambahan internal, disintegran dicampur dengan serbuk lain sebelum
campuran serbuk dibasahi dengan larutan penggranulasi. Jadi, disintegran
dimasukan kedalam granul. Penambahan internal adalah penambahan pada fase
dalam, sedangkan penambahan eksternal adalah penambahan pada fase luar
(Siregar,2010).
Kedua motode dua tahap tersebut dianjurkan untuk untuk digunakan
dalam suatu formulasi tablet, sebagian disintegrasi yang ditambahkan secar
internal disebut intergranular dan sebagian lagi ditambahkan secara eksternal
disebut ekstragranular. Kombinasi dua metode ini memberikan perpecahan tablet
yang cepat menjadi granul, sedangkan zat disintegrasi di dalam granul melakukan
erosi lanjutan pada granul menjadi partikel-partikel zat aktif asal. Walaupun
metode kombinasi ini. Merupakan suatu teori yang menarik, zat disintegran ini
dalam praktiknya hanya sebagian yang efektif karena setiap zat disintegran yang
terikat dalam granul, beberapa gayanya yang menghancurkan hilang sebab
partikel zat disintegran terbungkus oleh pengikat. Walaupun demikian, metode
dua tahap kombinasi biasanya menghasilkan disintegrasi yang lebih baik dan lebih
sempurna daripada metode biasa dengan penambahan disintegran hanya pada
permukaan granulasi (Siregar,2010).
Mekanisme kerja zat disintegran sebagai penghancur tablet pada umumnya
terdiri atas tiga teori klasik, antara lain :
1. Disintegran membentuk lorong-lorong kecil di seluruh matriks yang
memungkinkan air ditarik kedalam struktur dengan kerja kapiler sehingga
menyebabkan tablet menjadi pecah.
2. Konsep yang populer berkaitan dengan pengembangan butir-butir pati
pada pemaparan dengan air, suatu fenomena yang secara fisik
memutuskan ikatan partikel-partikel dalam matriks tablet.
3. Reaksi kimia pelepasan gas yang menghancurkan struktur tablet.
Mekanisme umum yang paling luas diterima untuk zat desintegran tablet
adalah pengembangan karena hampir semua disintegran dapat mengembang pada
tingkat tertentu. Dalam hal ini, disintegran berfungsi menarik air kedalam tablet,
kemudian mengembang dan menyebabkan tablet pecah serta terpisah-pisah
(Siregar,2010).
Keefektifan banyak disintegran dipengaruhi oleh posisinya dalam tablet.
Zat yang paling sering digunakan sebegai disintegran dan mempunyai mekanisme
pengembangan untuk membentu tablet menjadi hancur antar lain Alginat,
Bentonit, Primogel, Explotab, veegum HV, Starch 1500 gom, metil selulosa, dan
karboksimetilselulosa (Siregar,2010).
Derajat pengembangan felatif beberapa disintegran biasanya dapat
ditujukan dalam urutan menurunkan sebagai berikut : Na algiant > Na
karboksimetilselulosa > gelatin > pati yang larut > asam karboksimetilselulosa >
pati > bentonit (Siregar,2010).
Porositas residu diketahui merupakan faktor besar untuk disintegran tipe
mengembang. Jika kuantitas porositas terlalu tinggi (disebabkan oleh gaya kempa
yang rendah), pengembangan tidak menyebabkan disintegrasi. Sebaliknya, jika
kuantitas porositas terlalu rendah karena gaya kempa yang tinggi, penetrasi cairan
dapat terganggu.
Disintegrasi Yang Memperbesar Pengaruh Kapiler
Pengambilan air yang disebabkan oleh gaya kapiler merupakan faktor
penting dalam proses disintegrasi untuk sebagian besar formulasi. Untuk sistem
tersebut, struktur pori-pori tablet merupakan hal yang sangat penting dan setiap
hidrifobisitas inheren dari masa tablet akan berpengaruh pada struktur pori-pori
tersebut. Oleh karena itu, disintegrasi dalam golongan ini harus mampu
memelihara atau mempertahankan struktur pori-pori dalam tablet kempa dan
menunjukkan tegangan seluruh matriks tablet sepenuhnya dicapai agar tablet
mudah hancur. Konsentrasinya disintegran yang memastikan suatu matriks
kontinu dari disintegrasi di seluruh tablet yang dikehendaki adalah 5 sampai 20%
(Siregar,2010).