sambungan tekfar kelompok nurul

11
karena isopropanolol anhidrat meninggalkan sesepora aromanya dalam tablet, meskipun granul telah dikeringkan. Konsentrasi PVP 5% dalam etanol anhidrat menghasilkan granulasi dengan ketermampatan serbuk halus natrium bikarbonat dan asam sitrat yang baik dan membuat tablet efervesent yang aktif dan disolusi cepat dari tablet yang dihasilkan. PVP juga merupakan pengikat yang baik untuk tablet kunyah, terutama jenis aluminium hidroksida-magnesium hidroksid. Penambahan gliserin 2-3% (didasarkan pada bobot akhir tablet) cenderung mengurangi pengerasan tablet ini seiring dengan bertambahnya waktu. PVP merupakan suatu pengikat serbaguna dan unggul dibandingkan dengan pati, tetapi lebih mahal (Siregar,2010). 9. Metilselulosa Berdasarkan derajat viskositasnya, larutan dalam air berkisar 1-5% dapat digunakan untuk menggranulasi serbuk yang larut dan tidak larut. Larut 5% menghasilkan granulasi yang sama dalam kekerasan dengan yang digranulasi dengan musilago amilum 10%. Pengikat ini mempunyai keuntungan karena menghasilkan granul yang mudah dikempa dan tablet yang dihasilkan pada umumnyatidak mengeras seiring dengan bertambahnya waktu. Metilselulosa merupakan pengikat yang baik untuk pengisi yang larut, seperti laktosa, manihot, dan gula alinnya. Pengikat ini memberikan kebebasan yang luas

Upload: rieshpi-punnyaa

Post on 02-May-2017

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sambungan Tekfar Kelompok Nurul

karena isopropanolol anhidrat meninggalkan sesepora aromanya dalam tablet,

meskipun granul telah dikeringkan. Konsentrasi PVP 5% dalam etanol anhidrat

menghasilkan granulasi dengan ketermampatan serbuk halus natrium bikarbonat

dan asam sitrat yang baik dan membuat tablet efervesent yang aktif dan disolusi

cepat dari tablet yang dihasilkan. PVP juga merupakan pengikat yang baik untuk

tablet kunyah, terutama jenis aluminium hidroksida-magnesium hidroksid.

Penambahan gliserin 2-3% (didasarkan pada bobot akhir tablet) cenderung

mengurangi pengerasan tablet ini seiring dengan bertambahnya waktu. PVP

merupakan suatu pengikat serbaguna dan unggul dibandingkan dengan pati, tetapi

lebih mahal (Siregar,2010).

9. Metilselulosa

Berdasarkan derajat viskositasnya, larutan dalam air berkisar 1-5% dapat

digunakan untuk menggranulasi serbuk yang larut dan tidak larut. Larut 5%

menghasilkan granulasi yang sama dalam kekerasan dengan yang digranulasi

dengan musilago amilum 10%. Pengikat ini mempunyai keuntungan karena

menghasilkan granul yang mudah dikempa dan tablet yang dihasilkan pada

umumnyatidak mengeras seiring dengan bertambahnya waktu. Metilselulosa

merupakan pengikat yang baik untuk pengisi yang larut, seperti laktosa, manihot,

dan gula alinnya. Pengikat ini memberikan kebebasan yang luas dalam kekuatan

ikatan karena rentang derajat viskositas yang tersedia. Untuk zat selulosa seperti

metilselulosa ini dapat digunakan sebagai pelarut kental atau ditambahkan kering,

dan diaktivasi dengan air. Penambahan pengikat kering menghasilkan

pembentukan granul yang kurang efektif secara komersial. Metilselulosa tersedia

dalam variasi bobot molekul yang luas, dan juga sifat-sifat pengembangannya

(Siregar,2010).

10. Natrium Karboksilmetolselulosa (NaCMC)

Dalam larutan air, konsentrasi NaCMC 5-10% dapat digunakan untuk

menggranulasi serbuk larut dan serbuk tidak larut. Pengikat ini menghasilkan

granul lebih lunak daripada yang dihasilkan PVP dan tablet mempunyai

kecenderungan lebih besar untuk mengeras. Pengikat ini inkompatibilitas dengan

Page 2: Sambungan Tekfar Kelompok Nurul

garam-garam magnesium, kalsium, dan aluminium dan hal ini cenderung

membatasi manfaatnya (Siregar,2010).

11. Etilselulosa (Etosel)

Etilselulosa tidak larut dalam air dan digunakan dalam larutan alkohol.

Seperti metilselolosa, pengikat ini tersedia dalam suatu rentang viskositas,

tergantung pada derajat substitusi polimer. Derajat viskositas rendah biasanya

digunakan dalam konsentrasi 2 sampai 10% dalam etanol. Etilselulosa dapat

digunakan untuk mengranulasi serbuk yang tidak mudah membentuk granul yang

kompresible, seperti asetaminofen, kofein, meprobamat dan ferrofumarat dan

merupakan pengikat tak berair untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap air.

Pengikat ini memberikan salut pelindung pada komponen untuk zat peka lembap.

Vitamin A dan Vitamin D, yang biasanya peka terhadap lembab, dapat disalut

dengan larutan etilselulosa, dikeringkan, dan granulasi dengan sistem pengikat

berair yang konvensional. Etilselulosa mempunyai pengaruh perlambatan yang

serius pada desintegran tablet dan desolusi pelepasan zat aktif (Siregar,2010).

12. Polivilin Alkohol

Polivilin alkohol merupakan polimer air yang tersedia dalam suatu rentang

vioskositas. Sebagai pengikat, zat ini menyerupai gom arab, tetapi mempunyai

keuntungan karena tidak dimuati oleh bakteri yang banyak sekali. Zat ini

merupakan pembentuk film dan granulnya lebih lunak daripada granul dengan

gom arab sehingga menghasilkan tablet yang terdisintegrasi lebih mudah (cepat)

dan pada umumnya tidak mengeras seiring dengan bertambahnya waktu.

Viskositasnya yang dapat digunakan untuk granulasi sekitar 10 sampai 100 cps

(Siregar,2010).

13. Glukosa

Glukosa tersedia sebagai larutan 50% yang dapat digunakan dalam banyak

penerapan yang sama seperti sukrosa (Siregar,2010).

14. Polimetakrilat (Eudragit NE 30 D, RS 30 D)

Polimetakrilat dapat digunakan sebagai pengikat dalam granulasi basah

dan tersedia sebagai suspensi 30% dalam air. Pengikat ini harus diencerkan

dengan air sebelum digunakan (Siregar,2010).

Page 3: Sambungan Tekfar Kelompok Nurul

15. Hidroksipilmetilselulosa (HPMC) dan Hidroksipropilselulosa (L-HPC)

Zat ini larut dalam berbagai pelarut organik atau sistem, kosolven, dan

juga air. L-HPC mempunyai kemampuan mengembang sangat besar dan

merupakan dasar sifat disintegrasinya. L-HPC dapat digunakan dalam formula

tablet kempa langsung ataupun granulasi basah. Berbagai derajat L-HPC dapat

digunakan tergantung pada cara pembuatan tablet dengan granulasi basah atau

dikempa secar langsung (Siregar,2010).

16. Polietilen glikol 6000

Polietilen glikol 6000 dapat berlaku sebagai zat penggranulasi anhidrat

ketika air dan alkohol tidak dapat digunakan. Polietilen glikol 6000 berupa

padatan putih yang mencair pada suhu 70˚C sampai 75˚C dan membeku pada

suhu 56˚C sampai 63˚C (Siregar,2010).

Prosedur untuk membuat tablet dengan metode ini yang menggunakan

polietilenglikol sebagai pengikat dapat dilihat dalam contoh dibawah ini

R/ Zat aktif q.s

Kalsium sulfat dehidrat atau dikalsium fosfat atau

Laktosa, atau pengisi lain q.s

Polietilen glikol 6000 hingga 30% dari campuran di atas

Explotab q.s

Magnesium stearat q.s

Aerosil 200 q.s

m.f tablet

Zat aktif ditambah pengisi dan polietilen glikol dicampur, lalu dilewatkan

melalui pengayakan nomor 20. Campuran disebarkan pada penampang dan

dimasukkan ke oven pada suhu 75˚C sampai 80˚C selama 3 jam. Selanjutnya,

massa didinginkan dan diayak melalui pengayak 18 mesh, kemudian dicampur

dengan komponen lain dan dikempa menjadi tablet dengan bobot yang tepat

(Siregar,2010).

Beberapa pengikat larut dalam sistem takberair, yang memberi keuntungan

pada zat aktif peka lembab. Kebanyakan pengikat pembawa tak berair mempunyai

Page 4: Sambungan Tekfar Kelompok Nurul

keterbatasan utama, yaitu kemungkinan memerlukan fasilitas pengeringannya

tahan ledakan dan sistem perolehan kembali (Siregar,2010).

Kombinasi pengikat yang telah diuraikan sebelumnya sering memberikan

sifat yangb diinginkan. Berikut ini beberapa kombinasi pengikat khas, antara lain :

Glatin + Gom arab

Musilago amil + sukrosa (sebagai Sirop)

Amilum + sukrosa (sebagai Sirop) + sorbitol

Amilum + sorbitol

Berbagai pengikat lain yang larut air atau pengikat terdispers, mencakup asam dan

garam alginat, magnesium almunium silikat, tilose, polietilen glikol, gom guar,dll

(Siregar,2010).

Disintegran

Untuk tablet yang ditelan secara keseluruhan dan kemudian terdisintegrasi

sewaktu tablet sedang memasuki lambung atau bahkan tablet yang didispersikan

dalam air sebelum diberikan, gaya kohesif yang dimasukkan dalam massa oleh

pengempaan dan pengikat harus diatasi. Oleh karena itu, dalam praktik,

pemasukan eksipien yang disebut disintegran akan memyebabkan proses tersebut

(Siregar,2010).

Disintegran adalah istilah yang diterapkan pada berbagai zat yang

ditambahkan pada granulasi tablet yang bertujuan menyebabkan tablet yang

dikempa pecah (terdisintegrasi) jika ditempatkan dalam lingkungan berair. Pada

dasarnya, fungsi utama disintegrasi adalah menentang efisiensi pengikat tablet dan

gaya fisik yang bertindak dibawah pengempaan untuk membentuk tablet. Makin

kuat pengikat, makin efektif zat disintegrannya agar tablet melepaskan zat

aktifnya. Disintegrasinya menyebabkan tablet hancur, tidak saja menjadi granul

yang dikempa, tetapi juga menjadi partikel serbuk yang berasal dari granul

(Siregar,2010).

Karena disintegrasi merupakan hal yang berlawanan dengan granulasi

(aglomerasi) dan selanjutnya terbentuk kompleks (padatan) yang kuat, formulator

Page 5: Sambungan Tekfar Kelompok Nurul

harus dengan teliti menyeimbangkan dua fenomena tersebut ketika mendesain

formula tablet (Siregar,2010).

Ada dua metode yang digunakan untuk memasukkan zat disintegran dalam

tablet. Metode ini disebut penambahan eksternal dan penambahan internal. Dalam

metode penambahan eksternal, desintegran ditambahkan sebagai fase luar pada

granul yang telah dihaluskan dengan pengadukan tepat pada saat dikempa. Dalam

metode penambahan internal, disintegran dicampur dengan serbuk lain sebelum

campuran serbuk dibasahi dengan larutan penggranulasi. Jadi, disintegran

dimasukan kedalam granul. Penambahan internal adalah penambahan pada fase

dalam, sedangkan penambahan eksternal adalah penambahan pada fase luar

(Siregar,2010).

Kedua motode dua tahap tersebut dianjurkan untuk untuk digunakan

dalam suatu formulasi tablet, sebagian disintegrasi yang ditambahkan secar

internal disebut intergranular dan sebagian lagi ditambahkan secara eksternal

disebut ekstragranular. Kombinasi dua metode ini memberikan perpecahan tablet

yang cepat menjadi granul, sedangkan zat disintegrasi di dalam granul melakukan

erosi lanjutan pada granul menjadi partikel-partikel zat aktif asal. Walaupun

metode kombinasi ini. Merupakan suatu teori yang menarik, zat disintegran ini

dalam praktiknya hanya sebagian yang efektif karena setiap zat disintegran yang

terikat dalam granul, beberapa gayanya yang menghancurkan hilang sebab

partikel zat disintegran terbungkus oleh pengikat. Walaupun demikian, metode

dua tahap kombinasi biasanya menghasilkan disintegrasi yang lebih baik dan lebih

sempurna daripada metode biasa dengan penambahan disintegran hanya pada

permukaan granulasi (Siregar,2010).

Mekanisme kerja zat disintegran sebagai penghancur tablet pada umumnya

terdiri atas tiga teori klasik, antara lain :

1. Disintegran membentuk lorong-lorong kecil di seluruh matriks yang

memungkinkan air ditarik kedalam struktur dengan kerja kapiler sehingga

menyebabkan tablet menjadi pecah.

Page 6: Sambungan Tekfar Kelompok Nurul

2. Konsep yang populer berkaitan dengan pengembangan butir-butir pati

pada pemaparan dengan air, suatu fenomena yang secara fisik

memutuskan ikatan partikel-partikel dalam matriks tablet.

3. Reaksi kimia pelepasan gas yang menghancurkan struktur tablet.

Mekanisme umum yang paling luas diterima untuk zat desintegran tablet

adalah pengembangan karena hampir semua disintegran dapat mengembang pada

tingkat tertentu. Dalam hal ini, disintegran berfungsi menarik air kedalam tablet,

kemudian mengembang dan menyebabkan tablet pecah serta terpisah-pisah

(Siregar,2010).

Keefektifan banyak disintegran dipengaruhi oleh posisinya dalam tablet.

Zat yang paling sering digunakan sebegai disintegran dan mempunyai mekanisme

pengembangan untuk membentu tablet menjadi hancur antar lain Alginat,

Bentonit, Primogel, Explotab, veegum HV, Starch 1500 gom, metil selulosa, dan

karboksimetilselulosa (Siregar,2010).

Derajat pengembangan felatif beberapa disintegran biasanya dapat

ditujukan dalam urutan menurunkan sebagai berikut : Na algiant > Na

karboksimetilselulosa > gelatin > pati yang larut > asam karboksimetilselulosa >

pati > bentonit (Siregar,2010).

Porositas residu diketahui merupakan faktor besar untuk disintegran tipe

mengembang. Jika kuantitas porositas terlalu tinggi (disebabkan oleh gaya kempa

yang rendah), pengembangan tidak menyebabkan disintegrasi. Sebaliknya, jika

kuantitas porositas terlalu rendah karena gaya kempa yang tinggi, penetrasi cairan

dapat terganggu.

Disintegrasi Yang Memperbesar Pengaruh Kapiler

Pengambilan air yang disebabkan oleh gaya kapiler merupakan faktor

penting dalam proses disintegrasi untuk sebagian besar formulasi. Untuk sistem

tersebut, struktur pori-pori tablet merupakan hal yang sangat penting dan setiap

hidrifobisitas inheren dari masa tablet akan berpengaruh pada struktur pori-pori

tersebut. Oleh karena itu, disintegrasi dalam golongan ini harus mampu

memelihara atau mempertahankan struktur pori-pori dalam tablet kempa dan

Page 7: Sambungan Tekfar Kelompok Nurul

menunjukkan tegangan seluruh matriks tablet sepenuhnya dicapai agar tablet

mudah hancur. Konsentrasinya disintegran yang memastikan suatu matriks

kontinu dari disintegrasi di seluruh tablet yang dikehendaki adalah 5 sampai 20%

(Siregar,2010).