sains dan teknologi kloning manusia vs kaidah agama

26
TEMA : MANUSIA, SAINS DAN TEKNOLOGI KLONING MANUSIA VS KAIDAH AGAMA Oleh : Natalia Debora Panggabean 24030111150011 Dewi Martina 24030111150019 Tia Agustiani 24030111150018 Sri Suci Ramadhani 24030111150020 Siti Fatimah 24030111150021 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

Upload: asifatun-nufus

Post on 17-Feb-2015

67 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

teknologi kloning bila dipandang dari segi sains dan agama

TRANSCRIPT

Page 1: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

TEMA : MANUSIA, SAINS DAN TEKNOLOGI

KLONING MANUSIA VS KAIDAH AGAMA

Oleh :

Natalia Debora Panggabean 24030111150011

Dewi Martina 24030111150019

Tia Agustiani 24030111150018

Sri Suci Ramadhani 24030111150020

Siti Fatimah 24030111150021

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2011

Page 2: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

i | K l o n i n g v s A g a m a

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang

membahas mengenai tema “Manusia, Sains dan Teknologi” mengangkat judul

“Kloning Manusia vs Kaidah Agama”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk

memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD).

Makalah ini membahas mengenai kehidupan manusia yang berkaitan erat

dengan kemajuan sains, ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengangkat salah

satu contoh kasus penerapan kemajuan teknologi yang banyak menjadi

kontroversi di kalagan masyarakat. Ucapan terima kasih penulis sampaikan

kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih secara

khusus penulis sampaikan kepada Ibu Hj.Darosy Endah Hyocyamina, M.Pd

selaku dosen mata kuliah ISBD.

Saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun selalu

diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi pembaca

di masa yang akan datang.

Semarang, 29 September 2011

Tim Penulis

Page 3: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

ii | K l o n i n g v s A g a m a

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ______________________________________________ I

DAFTAR ISI _____________________________________________________ II

BAB I PENDAHULUAN __________________________________________ 3

1.1 LATAR BELAKANG______________________________________ 3

1.2 RUMUSAN MASALAH ____________________________________ 4

1.3 TUJUAN ______________________________________________ 4

BAB II KLONING ________________________________________________ 5

2.1 SEJARAH KLONING _______________________________________ 5

2.2 DEFINISI KLONING ______________________________________ 6

2.3 MEKANISME KLONING ___________________________________ 8

2.4 KONTROVERSI KLONING DI MASYARAKAT __________________ 12

2.5 TANGGAPAN MASYARAKAT MENGENAI KLONING _____________ 15

BAB III KLONING DAN KAIDAH AGAMA _________________________ 17

BAB IV SIMPULAN _____________________________________________ 24

DAFTAR PUSTAKA _____________________________________________ 25

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Mekanisme Kloning pada Domba ___________________________ 10

Gambar 2 Mekanisme Kloning Manusia ______________________________ 11

Gambar 3 Sistem dalam Embrio Kloning ______________________________ 11

Page 4: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

3 | K l o n i n g v s A g a m a

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang berdasarkan kaidah agama

merupakan makhluk mulia yang memiliki budi pekerti, akal dan nafsu.

Keberadaan akal dan nafsu tersebut memicu manusia untuk kreatif dan

inovatif, menciptakan sesuatu yang dapat mewujudkan cita-cita, membantu

kehidupan kesehariannya atau mendapatkan pengakuan dan penghargaan di

masyarakat.

Sains dan IPTEK merupakan salah satu karya kreatif dan inovatif

manusia dalam mengembangkan kemampuannya masing-masing, secara

langsung maupun tidak langsung keberadaan IPTEK dan sains

mempengaruhi peradaban manusia baik dalam sosial masyarakat maupun

budaya hidup. Perkembangan sains dan IPTEK seharusnya dapat memberikan

pengaruh yang positif terhadap bidang-bidang lain, khususnya budaya yang

menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

Sains merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk

dalam pengetahuan alamiah, dan berisikan informasi yang memberikan

gambaran tentang struktur dari suatu sistem serta penjelasan tentang pola laku

sistem tersebut. Sistem yang dimaksud dapat berupa sistem alami maupun

sistem yang merupakan rekaan pemikiran manusia mengenai pola laku

hubungan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.

Kita dapat mempelajari sains dari alam semesta yang dimulai dengan

bertanya kepada alam atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang alam.

Dari pertanyaan itulah kemudian muncul sebuah hipotesis yang akan diajukan

secara empiris sehingga dari pengujian empiris tersebut diperoleh informasi

yang valid dan dapat dipercaya.

Teknologi merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk

dalam pengetahuan ilmiah yang berisikan informasi preskriptif mengenai

penciptaan sistem-sistem ciptaan tersebut. Penggunaan teknologi bertujuan

untuk memudahkan segala aktifitas yang berkaitan dengan efisien waktu dan

Page 5: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

4 | K l o n i n g v s A g a m a

tenaga. Penciptaan teknologi ini didorong oleh ciri otomatisme dari fenomena

teknik kehidupan masa kini yang menginginkan segala sesuatu menjadi lebih

cepat dan mudah, sama dengan sains, penggunaan teknologi dan hasilnya juga

memberikan kontribusi yang besar dari kesejahteraan hidup manusia disegala

aspek kehidupan.

Tidak semua teknologi dapat membantu pekerjaan manusia, oleh

karena itu dalam memanfaatkan teknologi haruslah didasari dengan moral dan

etika yang baik serta tanggungjawab sosial yang beradab. Pemanfaatan

kemajuan sains, teknologi, dan seni secara baik haruslah diterapkan, sehingga

dapat menjaga kelestarian budaya bangsa. Penyimpangan yang membuat

banyak penyalahgunaan sains dan IPTEK. Hal ini menimbulkan banyak

kontroversi dan pergelutan di masyarakat, terlebih lagi saat sains dan

teknologi mulai digunakan untuk meraup keuntungan pribadi atau kelompok

serta merugikan orang lain.

Dampak-dampak kemajuan perkembangan sains dan IPTEK ini akan

dibahas dalam makalah ini salah satu contoh kasus yang masih banyak

diperbincangkan dan menimbulkan kontroversi di masyarakat adalah kloning.

Kloning yang di permasalahkan terutama kloning manusia dari DNA, dengan

kata lain timbul suatu persepsi bahwa manusia dapat menciptakan manusia,

hal ini menjadi problema karena seringkali di kaitkan dengan kaidah sosial

budaya khususnya agama di masyarakat, terutama karena bertentangan

keyakinan bahwa dunia dan isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan makalah ini ialah dampak dan pengaruh yang timbul dengan

semakin berkembangnya sains dan teknologi di masyarakat terutama dalam

contoh kasus kloning.

1.3 Tujuan

Tujuan makalah ini ialah mengkaji lebih lanjut dampak dan pengaruh

yang timbul karena perkembangan sains dan teknologi di masyarakat

terutama dalam contoh kasus kloning.

Page 6: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

5 | K l o n i n g v s A g a m a

BAB II

KLONING

2.1 Sejarah Kloning

Kloning pada tanaman dalam arti melalui kultur sel mula-mula

dilakukan pada tanaman wortel. Dalam hal ini sel akar wortel dikultur, dan

tiap selnya dapat tumbuh menjadi tanaman lengkap. Teknik ini digunakan

untuk membuat klon tanaman dalam perkebunan. Dari sebuah sel yang

mempunyai sifat unggul, kemudian dipacu untuk membelah dalam kultur,

sampai ribuan atau bahkan sampai jutaan sel. Tiap sel mempunyai susunan

gen yang sama, sehingga tiap sel merupakan klon dari tanaman tersebut.

Kloning pada hewan dilakukan mula-mula pada amfibi (kodok), dengan

mengadakan transplantasi nukleus ke dalam telur kodok yang dienukleasi.

Sebagai donor digunakan nukleus sel somatik dari berbagai stadium

perkembangan. Ternyata donor nukleus dari sel somatik yang diambil dari sel

epitel usus kecebong pun masih dapat membentuk embrio normal. Sejak

Wilmut et al. berhasil membuat klon anak domba yang donor nukleusnya

diambil dari sel kelenjar susu domba dewasa, maka terbukti bahwa pada

mammalia pun klon dapat dibuat. Atas dasar itu para ahli berpendapat bahwa

pada manusia pun secara teknis klon dapat dibuat.

1962 – John Gurdon menyatakan telah mengklon katak dari sel dewasa.

1963 – J.B.S. Haldane mengemukakan istilah „clone‟

1966 – Pembentukan kode genetik lengkap

1967 – Isolasi Enzim DNA ligase

1969 – Shapiero dan Beckwith mengisolasi gen pertama

1970 – Pertama kali diisolasi enzim restriksi

1972 – Paul Berg menciptakan molekul DNA rekombinan pertama

1973 – Cohen & Boyer menciptakan organisme pertama DNA rekombinan

1977 – Karl Illmensee mengklaim telah menciptakan tikus dengan hanya

satu orangtua

1979 – Karl Illmensee membuat klaim telah mengkloning 3 tikus

Page 7: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

6 | K l o n i n g v s A g a m a

1983 – Solter dan McGrath sekering sel embrio tikus dengan sel telur

tanpa inti, tetapi gagal untuk mengkloning teknik mereka

1984 – Steen Wiladsen klon domba dari sel embrio

1985 – Steen Wiladsen klon domba dari sel embrio. Steen Wiladsen

bergabung Genetika Grenad untuk mengkloning sapi comercially

1986 – Steen Wiladsen klon ternak dari sel yang berbeda

1986 – Pertama, Prather dan Eyestone mengkloning sapi dari sel embrio

2.2 Definisi Kloning

Kloning dalam biologi adalah proses menghasilkan individu-individu

dari jenis yang sama (populasi) yang identik secara genetik. Kloning

merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa terjadi di alam dan dialami

oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan. Dalam bioteknologi, kloning

merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk

menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel, atau organisme. Arti lain

kloning digunakan pula di luar ilmu-ilmu hayati. Kata ini diturunkan dari kata

clone atau klon, dalam bahasa Inggris, yang juga dibentuk dari kata bahasa

Yunani, κλῶνος ("klonos") yang berarti "cabang" atau "ranting", merujuk

pada penggunaan pertama dalam bidang hortikultura sebagai bahan tanam

dalam perbanyakan vegetatif.

Lahirnya Kloning Gen Kira-kira satu abat yang lalu Gregor Mandel

telah merumuskan aturan-aturan untuk menerangkan pewarisan sifat-sifat

biologis. Sifat-sifat organisme yang dapat diwariskan diatur oleh suatu faktor

yang disebut gen, yaitu suatu partikel yang berada di suatu di dalam sel

tepatnya di dalam kromosom. Gen menjadi dasar dalam pengembangan

penelitian genetika meliputi pemetaan gen, menganalisis posisi gen pada

kromosom. Hasil penelitian telah berkembang baik diketahuinya DNA

sebagai material genetik beserta strukturnya, kode-kode genetic serta proses

transkripsi dan translasi dapat dijabarkan.

Suatu penelitian yang merupakan revolusi dalam Biologi medern adalah

setelah munculnya metode teknologi DNA rekombinasi atau rekayasa

Page 8: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

7 | K l o n i n g v s A g a m a

genetika yang inti prosesnya adalah kloning gen yaitu suatu prosedur untuk

memperoleh replica yang dapat sama dari sel atau organisme tunggal.

Langkah-langkah dasar Kloning Gen.

Ada beberapa langkah dasar dalam Kloning Gen yaitu sebagai berikut :

1. Suatu frakmen DNA yang mengandung gen yang akan diklon iinsersikan

pada molekul DNA sirkular yang di sebut sektor untuk menghasilkan

chimera atau molekul DNA rekombiner.

2. Vektor bertindak sebagai wahana yang membawa gen masuk kedalam

sel tuan rumah ( host ) yang biasanya berupa bakteri, walaaupun sel-sel

jenis lain dapat di gunakan.

3. Didalam sel host, vektor mengadakan replikasi menghasilkan banyak

kopi atau turunan yang identik,baik vektornya sendiri maupun gen yang

dibawanya.

4. Ketika sel host membelah, kopi molekul DNA rekombinasi diwariskan

pada progeni dan terjadi replikasi vektor selanjutnya.

5. Setelah terjadi sejumlah besar pembelahan sel, maka dihasilkan koloni

atau klonsel host yang identik.

Kloning gen merupakan suatu terobosan baru untuk mendapatkan

sebuah gen yang mungkin sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia.

Kloning gen meliputi serangkaian proses isolasi fragmen DNA spesifik dari

genom suatu organisme, penentuan sekuen DNA, pembentukan molekul

DNA rekombinan, dan ekspresi gen target dalam sel inang.

Penentuan sekuen DNA melalui sekuensing bertujuan untuk

memastikan fragmen DNA yang kita isolasi adalah gen target sesuai dengan

kehendak kita. Gen target yang kita peroleh selanjutnya kita klon dalam

sebuah vektor (plasmid, phage atau cosmid) melalui teknologi DNA

rekombinan yang selanjutnya membentuk molekul DNA rekombinan. DNA

rekombinan yang dihasilkan kemudian ditransformasi ke dalam sel inang

(biasanya sel bakteri, misalnya strain E. coli) untuk diproduksi lebih banyak.

Gen-Gen target yang ada di dalam sel inang jika diekspresikan akan

mengahsilkan produk gen yang kita inginkan. Aplikasi kloning gen yang

Page 9: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

8 | K l o n i n g v s A g a m a

sudah pernah kita dengar adalah produksi insulin dengan pendekatan kloning

gen. Fragmen DNA spesifik penyandi insulin kita isolasi dan diklon dalam

suatu vektor membentuk DNA rekombinan yang selanjutnya produksi insulin

dilakukan di dalam sel inang bakteri E. coli.

2.3 Mekanisme Kloning

Dalam bidang genetika kloning merupakan replikasi segmen DNA

tanpa melalui prosesseksual (Rekombinasi DNA). Proses ini membuka

peluang baru dalam terobosan teknologiuntuk mengubah fungsi dan prilaku

makhluk hidup sesuai dengan keinginan dan kebutuhanmanusia.Secara teoritis

prosedur dan mekanisme kloning terhadap makhluk hidup melaluiempat (4)

tahap yaitu isolasi fragmen DNA, penyisipan fragmen DNA ke dalam

vektor,transformasi dan seleksi hasil kloning.

1) Isolasi fragmen DNA

Isolasi fragmen DNA yang spesifik dapat dilakukan dengan metode

PCR (polymerase chainreaction) yaitu teknik amplikasi fragmen

DNA yang spesifik secara in vitro. Secara umumDNA yang

digunakan untuk PCR adalah total DNA genom yang diekstraksi dari

sel dan tidak membutuhkan tingkat kemurnian tinggi. Urutan DNA

yang akan diamplikasi secara spesifik akan ditentukan oleh primer-

primer yang tersusun dari nukleotida. Material yang diperlukan

untuk proses PCR adalah DNA yang mengandung rangkaian

urutanyang akan diperbanyak (duplikasi DNA) yaitu primer, DNA

polimerase dan campuran dariempat macam deoksiribonukleotida-

trifosfat (dATP, dCTP, dGTP dan dTTP) serta MgCl2.

2) Penyisipan fragmen DNA ke dalam vektor

Proses penyisipan atau penyambungan molekul fragmen DNA dengan molekul

DNA vektor disebut ligasi. Biasanya ligasi terjadi antara ujung gugus

fosfat dengan gugus hidroksil.Ligasi antara fragmen DNA yang memiliki

ujung lengket (cohesive ends) yangkomplementer jauh lebih efesien

dibandingkan dengan ujung tumpul (blunt ends). Efisiensiligasi juga

Page 10: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

9 | K l o n i n g v s A g a m a

dipengaruhi oleh adanya deoksiadenosin tunggal pada ujung.

Efisiensi ligasi dapatditingkatkan, bila fragmen DNA yang memiliki

deoksiadenosin tunggal pada ujung bertemudengan vektor yang memiliki

timidin pada ujung.

3) Transformasi DNA

Transformasi adalah proses pemindahan molekul DNA donor dari

lingkungan luar sel.Vektor kloning yang merupakan pembawa gen yang

akan dikloning ditransformasi ke dalamsel inang. Transformasi dapat

dilakukan secara alami maupun buatan. Pada prosestransformasi

alami, DNA yang berbentuk untai ganda dan memiliki untaian basa

spesifik terhadap protein membran masuk ke dalam bakteri melewati membran

sel bakteriterhidrolisis. Pada transformasi buatan, sel bakteri dibuat

menjadi sel kompeten secara paksasehingga selubung sel bakteri

bersifat permeabel dan memungkinkan DNA dapat berikatan dengan

sel dan masuk ke dalam sitoplasma, kemudian berinteraksi dengan genom

sel bakteri.(3)Sel kompeten adalah sel inang yang memiliki

kompetensi untuk dimasuki vektor kloning.Perlakuan untuk

memasukkan sel kompeten dapat dilakukan dengan menggunakan

metodekejutan panas (heat shock) atau kejutan pulsa listrik (metode

electroporation).

4) Seleksi hasil kloning

Penyeleksian koloni bakteri untuk mendapatkan kloning yang

diinginkan dengan cara X-gal atau pemotongan dengan enzim

restriksi. Seleksi dengan X-gal dapat digunakan

untuk mengidentifikasi plasmid rekombinan dengan komplementasi.

Sedangkan pemotongandengan enzim restriksi dapat digunakan

untuk menyeleksi plasmid rekombinan hasil kloning.Hasil

pemotongan tersebut dielektroforesis dan memperlihatkan pita

fragmen DNA sisipanyang terpisah dari pita vektor kloning. Dalam tataran

aplikasi, rentetan proses kloning dapat dilakukan dengan mengikuti

beberapalangkah berikut ini :

Page 11: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

10 | K l o n i n g v s A g a m a

1. Mempersiapkan sel stem, yaitu sel awal yang akan tumbuh

menjadi berbagai seltubuh. Sel ini diperoleh dari makhluk hidup yang

hendak dikloning.

2. Sel stem diambil inti selnya yang mengandung informasi genetik

kemudiandipisahkan dari sel.

3. Mempersiapkan sel telur, yaitu sebuah sel yang diambil dari

makhluk hidup dewasakemudian intinya dipisahkan.

4. Inti sel dari sel stem diimplimentasikan ke sel telur.

5. Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan.

Setelah membelahmenjadi embrio.

6. Sel embrio yang terus membelah (blastosis) mulai memisahkan

diri dan siapdiimplementasikan ke dalam rahim.

7. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi janin dengan kode genetik

persis sama dengansel stem donor.

Gambar 1 Mekanisme Kloning pada Domba

Page 12: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

11 | K l o n i n g v s A g a m a

Gambar 2 Mekanisme Kloning Manusia

Gambar 3 Sistem dalam Embrio Kloning

Page 13: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

12 | K l o n i n g v s A g a m a

2.4 Kontroversi Kloning di Masyarakat

Isu kloning menimbulkan kontroversi setelah proyek kloning domba

Dolly tahun 1996 menjadi awal „keberhasilan‟ kloning pada mamalia. Banyak

kalangan, termasuk kalangan ilmuwan dan agamawan memperdebatkan

berkembangnya teknik kloning untuk membuat duplikasi manusia. Akan

tetapi, pengembangan kloning baru-baru ini ke arah pengobatan atau

teurapeutik menjadi bahan pertimbangan tersendiri karena memberi manfaat

yang sangat besar terhadap manusia. Oleh sebab itu, isu kloning perlu dikaji

dan dibahas dengan mempertimbangkan 4 nilai dasar moral (4 basic moral

principles) agar dapat memberikan tindakan dan keputusan yang bijak.

Beberapa isu kloning yang dibahas dalam makalah ini ialah reproduksi

manusia dan kloning theurapeutik.

1. Kloning Reproduksi manusia

Penilaian berdasarkan 4 Basic Moral Principle

a. Autonomy

Setiap orang berhak untuk memiliki keturunan sebagai penerus cita-cita

hidupnya. Namun tidak semua orang mampu memiliki keturunan

dengan proses alami (jalur seks) karena memiliki kualitas telur dan

sperma yang buruk atau karena tidak menikah. Kloning reproduksi

menjadi solusi permasalahan tersebut dengan mengembangkan embrio

yang bersumber dari sel somatis dan ovum seseorang.

b. Justice

Dibutuhkan banyak embrio untuk mencapai keberhasilan dalam

teknologi kloning. Proses kloning bukanlah proses yang mudah.

Tingkat kerumitan teknik yang cukup tinggi membuat beberapa embrio

harus „dikorbankan‟ akibat proses yang tidak berhasil.

c. Beneficence

Kloning reproduksi dapat membantu seseorang yang tidak bisa

memiliki keturunan secara alami (seksual), ataupun seseorang yang

tidak ingin menikah tapi ingin memilki keturunan secara biologis.

Page 14: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

13 | K l o n i n g v s A g a m a

d. Nonmalficence:

Kloning reproduksi manusia sulit diterima karena berpotensi

menimbulkan banyak permasalahan. Hal terutama terkait dengan

eksistensi manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan

pengakuan dari orang lain. Dalam teknologi kloning individu,

dibutuhkan tidak hanya ovum dan nukleus sel somatis, tetapi juga rahim

sebagai tempat perkembangan janin. Seorang wanita tidak akan terlalu

sulit untuk mendapatkan kedua hal tersebut (ovum dan rahim). Akan

tetapi, seorang lelaki yang bermaksud melakukan kloning

membutuhkan partner wanita untuk mendapatkan donor ovum dan

rahim yang „dititipi‟ embrio hingga terlahir menjadi seorang bayi.

Potensi masalah yang timbul dapat berkaitan dengan penetapan siapa

orang tua kandung sang anak? Apakah Ayahnya saja (lelaki pemilik

nukleus sel somatis); Ayah dan Ibu pendonor ovum; Ayah dan Ibu yang

mengandungnya; ataukah ketiganya? Lalu bagaimana sang anak

menjalani kehidupannya kelak di tengah masyarakat sebagai anak hasil

kloning?

Penerapan teknologi kloning untuk tujuan reproduksi seperti hendak

memperlakukan manusia seperti komoditas yang bisa dicetak

sekehendak hati.

2 Kloning Theurapeutik

Penilaian berdasarkan 4 Basic Moral Principle

a. Autonomy

Para penderita penyakit kronis, seperti gagal ginjal, memiliki harapan

baru untuk sembuh dari penyakitnya dengan melakukan kloning

theurapeutik. Duplikasi organ tubuh yang diperoleh dengan kloning

theurapeutik menjadi solusi atas donor organ yang sering

menimbulkan penolakan oleh sistem imun. Pihak lain tidak dapat

mencegah tindakan ini karena para penderita penyakit kronis berhak

untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.

Page 15: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

14 | K l o n i n g v s A g a m a

b. Justice

Kloning theurapeutik memerlukan biaya yang sangat besar sehingga

pemanfaatannya hanya bisa dilakukan oleh orang dengan kemampuan

finansial yang cukup. Pengembangan Kt dapat menjadi solusi atas jual

beli organ tubuh ilegal, seperti penjualan ginjal secara ilegal yang

marak terjadi.

c. Beneficence

Organ yang dihasilkan dari kloning theurapeutik tidak akan

menimbulkan penolakan sistem imun jika diberikan pada pelaku

kloning. Kloning theurapeutik dinilai lebih aman daripada donor organ

meskipun dari keluarga sendiri.

d. Nonmalficence

Timbul isu bahwa kloning theurapeutik akan dikembangkan

sebagaimana kloning reproduksi yakni dengan membentuk individu

baru. Individu hasil kloning tersebut diambil organnya untuk

mengganti organ yang rusak pada pelaku kloning. Tindakan ini dinilai

tidak manusiawi karena hidup seseorang sengaja dikorbankan demi

kehidupan orang lain.

Kontroversi lain mengenai kloning theurapeutik terkait dengan

penghentian perkembangan embrio (hasil kloning) pada fase tertentu

untuk diambil stem cellnya. Sebagian kalangan menilai pengambilan

stem cell dari embrio hasil kloning berarti membunuh calon individu

baru.

Page 16: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

15 | K l o n i n g v s A g a m a

2.5 Tanggapan masyarakat mengenai Kloning

Berikut ini adalah beberapa tanggapan dari masyarakat mengenai

kloning, khususnya kloning manusia dalam sebuah situs online yang

memaparkan mengenai artikel kloning manusia yang ditulis dan diposkan

pada 26 April 2009 dengan judul : “Keberhasilan Kloning Manusia =

Kegagalan Agama?”

1. Gilang Samson

“Saya masih belum percaya akan kebenaran keberhasilan kloning manusia.

Selama ini hanya ada berita atau hanya tulisan kabar tentang keberhasilan

hal tersebut namun belum ada bukti berupa Foto hasil kloning manusia

tersebut dan belum ada penelitian tentang bagaimana sistem kerja hidup dari

manusia kloning tersebut. Tentang pertumbuhan dan perkembangan dari

awal kloning hingga utuh menjadi manusia. Coba kita tantang saja secara

terang-terangan untuk membuktikan ucapan mereka. Kita akan mengetahui

bagaimana Tuhan menunjukan Kekuasaan-Nya.”

2. Amin

“Kloning memastikan bahwa kehidupan berarasal dari kehidupan. Kloning,

hanya meng-copy informasi genetis dari makhluk hidup yg sudah ada

(hidup), bukan membuat/menciptakan makhluk hidup.”

3. Victory

“Saya belum melihat hubungan antara keberhasilan kloning dengan

runtuhnya agama, dalam Quran, dinyatakan bahwa manusia berasal dari air

atau tanah.kloning ini kan menggunakan bagian dari makhluk yang telah

hidup sebelumnya,dan saya rasa bagian tersebut mengandung komponen air

atau tanah.”

4. Delta

“Kloning hanyalah cara sang ilmuan meluapkan ke egoisanya untuk

membuktikan bahwa manusia tidak hanya diciptakan tapi mampu

menciptakan”

5. Ahmadun

“Kloning, hal yang akan melanggar semua aturan di dunia”

Page 17: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

16 | K l o n i n g v s A g a m a

Selain beberapa komentar tersebut, salam makalah ini penulis juga meminta

tanggapan beberapa masyarakat dari berbagai kalangan, latar belakang dan lintas

budaya sebagai berikut :

Page 18: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

17 | K l o n i n g v s A g a m a

BAB III

KLONING DAN KAIDAH AGAMA

(KLONING DALAM PERSEPSI ISLAM)

Apabila kiat mencermati, awal sampai akhir proses kloning, tentu hal ini

akan menimbulkan problem yang sangat besar ketika kloning diterapkan pada

manusia,walaupun di sisi lain juga ada beberapa manfaat. Seperti yang kita

ketahui manusia sebagai makhluk biologis maka laki-laki memerlukan perempuan

ataupun sebaliknya. Disamping itu proses perkembangan manusia pertama-tama

diatur perkawinan yang sah menurut Islam. Dan perkawinan adalah suatu ikatan

lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami isteri berdasarkan hukum

(UU), hukum agama atau adat istiadat yang berlaku seperti firman Allah dalam al-

Qur‟an.

“Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu

mengingat akan kebesaran Allah SWT ”

Menikah mempunyai dua aspek, pertama yaitu aspek biologis agar manusia

berketurunan dan yang kedua aspek afeksional agar manusia merasa tenang

mampu melayani adalah bagi mereka yang benar terang hatiya dan cemerlang

fikirannya. Dan bila seorang ingin mendapatkan keturunan, maka ia harus kawin

dan menikah lebih dahulu. Dan mengenai perkawinan itu sendiri dijelaskan oleh

Allah dalam al-Qur‟an.

“Dan kawinilah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-

orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayanya yang lelaki dan

hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan

mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah maha luas (pemberian-Nya).”

Page 19: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

18 | K l o n i n g v s A g a m a

Dalam kehidupan ini seseorang dapat memperoleh keturunan dari hubungan

laki-laki dan perempuan yang telah diatur oleh hokum Allah yaitu adanya akad

perkawinan yang mana di harapkan dapat menghasilkan keturunan yang baik dan

mempunyai nasab dan diterima secara baik di masyarakat. Namun akan berbeda

ketika kloning manusia benar-benar di lakukan. Kita tidak akan lagi mengenal

hubungan semacam itu karena seseorang dapat memiliki anak sesuai dengan

keinginannya tanpa melakukan hubungan dengan seorang laki-laki. Dalam Islam

kloning dapat menimbulkan akibat yang fatal apabila hal ini dilakukan terhadap

manusia yaitu mulai dari perkawinan, nasab dan pembagian warisan dan tentu hal

ini akan keluar dari jalur Islam.

Misalnya seorang laki-laki yang menikah dengan perempuan yang keduanya

masing-masing mempunyai kekembaran identik, tentu hal ini akan dapat membuat

bingung mereka semuanya, dan bila hal ini sudah terjadi ditengah masyarakat,

pasti orang akan mengalami kesulitan mengenali apakah orang itu bersama-sama

dengan isterinya atau dengan kembaranya atau dengan sebaliknya tidaklah

mustahil apabila semisal masalah ini benar-benar terjadi, dekadensi moral dan

kehancuran dunia akan terwujud selain itu sederetan masalah kewarisan,

perwalian, dan lain-lainnya akan menunggu di depan. Seperti dalam bahasa

kaidah fiqh dinyatakan “Menghindari madhlarat (bahaya) harus di dahulukan

atas mencari kebaikan atau maslahah”.

Kaidah ini menjelaskan bahwa suatu perkara yang terlihat adanya manfaat

atau maslahah, namun disana juga terdapat kemafsadat- an (kerusakan) haruslah

didahulukan menghilangkan mafsadah-nya. Sebab ke-mafsadahanya dapat meluas

dan menjalar kemana-mana sehingga akan mengakibatkan kerusakan yang lebih

besar. Kaidah fiqhiyah itu dapat kita kembalikan pada firman Allah SWT

Mereka bertanya kepadamu tentang khamer dan judi, katakanlah pada

keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat yang sedikit bagi

manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari pada manfaatnya.

Page 20: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

19 | K l o n i n g v s A g a m a

Demikian disyariatkan adanya kesanggupan dalam menjalankan perintah.

Sedangkan dalam meninggalkan larangan itu adalah lebih kuat dari pada tuntutan

menjalankan perintah. Dalam hal penciptaan manusia adalah melalui beberapa

tahapan. Sebagaimana firman Allah dalam Alqur‟an Surah al-Hajj yang berbunyi:

…Kami telah menjadikan kamu dari tanah,kemudian dari setetes

mani,kemudian dari segumpal darah,kemudian dari segumpal daging yang

sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,agar kami jelaskan kepda kamu

dan kami tetapkan dalam rahim,apa yang kami kehendaki sampai waktu yang

sudah ditentukan……..

Dari kutipan ayat diatas, tampakkiranya bahwa paradigma al- Qur‟an

mengenai penciptaan manusia dan terlihat pencegahan terhadap tindakan-tindakan

manusia yang mengarah terhadap kloning.Mulai dari awal kehidupan hingga saat

kematian, semuanya adalah tindakan dari Tuhan.Segala bentuk peniruan atas

tindakanNya dianggap sebagai perbuatan melampaui batas. Oleh karenanya untuk

menyikapi berbagai macam masalah mengenai kloning manusia, bisa memakai

pertimbangan, sebagai berikut:

Pertimbangan Teologi

Dalam hal ini al-Qur‟an megisyaratkan adanya intervensi manusia didalam

proses produksi manusia.Sebagaimana termaktub dalam firmanNya Q.S.al-

Mukminun ayat 13-14 yang berbunyi:

Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)dalam tempat

yang kokoh (rahim)

Page 21: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

20 | K l o n i n g v s A g a m a

Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah

itu kami jadikan segumpal daging,dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-

belulang,lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.Kemudian Kami

jadikan dia makhluk yang berbentuk lain.Maka maha sucilah Allah,Pencipta yang

paling baik.

Ayat ini mengisyaratkan unsur manusia ada tiga yaitu; unsure jasad

(jasadiyah), unsur nyawa (nafs), dan Unsur ruh (ruh). Adapun dalam

pertimbangan ini manusia mengetahui proses terjadinya manusia,oleh karenanya

untuk mengetahui keafsahan kloning dalam Islam harus dikaitkan dengan dua

pertimbangan selanjutnya, yaitu pertimbangan moral dan hukum.

Pertimbangan Moral

Dari sudut pertimbangan moral bahwa berbagai macam riset atau penelitian

hendaknya selalu dikaitkan dengan Tuhan, karena riset dengan tujuan apapun

tanpa dikaitkan dengan Tuhan tentu akan menimbulkan resiko, meskipun manusia

di muka bumi adalah sebagai khalifah, namun dalam mengekpresikan dan

mengaktualisasikan kebesaran kreatifitasnya tersebut seyogyanya tetap mengacu

pada pertimbangan moral dalam agama.

Pertimbangan Hukum

Dari beragam pertimbangan mungkin pertimbangan hokum inilah yang

secara tegas memberikan putusan, khususnya dari para ulama‟ fiqh yang akan

menolak mengenai praktek kloning manusia selain memakai dua landasan

pertimbangan di atas. Larangan ini muncul karena alasan adanya kekhawatiran

tingginya frekuensi mutasi pada gen produk kloning sehingga akan menimbulkan

efek buruk pada kemudian hari dari segi pembiayaan yang sangat mahal dan juga

dari sudut pandang ushul fiqh bahwa jika sesuatu itu lebih banyak madharat-nya

dari pada manfaatnya maka sesuatu itu perlu ditolak. Dalam masalah ini terdapat

Page 22: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

21 | K l o n i n g v s A g a m a

beberapa pendapat ulama tentang kloning manusia diantaranya; Muhammad

Quraish Shihab mengatakan, tidak pernah memisahkan ketetapan-ketetapan

hukumnya dari moral sehingga dalam kasus kloning walaupun dalam segi aqidah

tidak melanggar wilayah qodrat Illahi, namun karena dari moral teknologi

kloning dapat mengantar kepada perpecahan manusia karena larangan lahir dari

aspek ini.

Munawar Ahmad Anas mengatakan bahwa paradigma al-Qur‟an menolak

kloning seluruh siklus kehidupan mulai dari kehidupan hingga kematian, adalah

tindakan Illahiyah. Manusia adalah agen yang diberi amanah oleh Tuhan, karena

itu penggandaan manusia semata-mata tak di perlukan (suatu tindakan yang

mubadzir). Sedang Abdul Aziz Sachedia, salah seorang tokoh agama Islam

Amerika Serikat mengatakan bahwa “teknologi kloning hanya akan meruntuhkan

institusi perkawinan”

Analisis Kritis

Proses kejadian manusia tanpa proses pembuahan sperma lakilaki adalah

tanda dari kekuasaan Tuhan. Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan

konskuensi logis dari konsep ilmu dalam al- Qur‟an yang mengatakan hakekat

ilmu adalah menemukan sesuatu yang baru bagi masyarakat dari hal yang tidak

tahu menjadi tahu seperti dalam firman Allah:

Sebagaimana kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang

membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan

mengajarkan kepadamu al-kitab dan hikmah serta mengajarkan kepada kamu

apaapa yang belum kamu ketahui.

Seluruh ilmu bisa diterima, namun harus dilihat manfaat dan madharatnya

seperti halnya kloning yang menimbulkan pro dan kontra. Tim bahsul masa‟il

Nahdhatul Ulama‟ menjawab seputar masalah kloning gen pada tanaman, hewan

dan manusia. Pemanfaatan teknologi pada tanaman diperbolehkan, karena hajat

Page 23: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

22 | K l o n i n g v s A g a m a

manusia untuk kemaslahatannya. Kloning gen pada hewan di perbolehkan dengan

catatan; dengan hewan yang halal di makan, tidak menimbulkan takdzib

(penyiksaan), tidak melakukan penyilangan antar hewan yang haram dengan yang

halal. Adapun kloning pada gen manusia menurut etika dan hokum agama tidak

dibenarkan (haram) serta harus dicegah sedini mungkin.Hal ini karena akan

menimbulkan masalah baru dan madharat yang lebih besar, diantaranya; Pertama,

tidak mengikuti sunah Rasul, karena Rasul menganjurkan untuk menikah. Dan

barang siapa tidak mengikuti sunah rasul berarti tidak termasuk golongan

Rasulallah.

Kedua, tidak mungikuti ajaran kedokteran Nabi, karena mereka tidak

melakukan hubungan seksual. Ketiga, bagi kaum laki-laki yang tidak beristeri bisa

menimbulkan gangguan yang tidak diharapkan seperti hal syahwatnya menjadi

lemah, menimbulkan kesedihan dan kemuraman. Gerak tubuhnya menjadi kaku

dan bagi kaum wanita badannya menjadi dingin (frigiditis). Keempat, ada

kecenderungan melakukan onani (masturbasi) atau berzina yang sangat dilarang

oleh Islam. Kelima, tidak bisa memanfaatkan kegembiraan dan kelezatandalam

hubungan seksual.

Kloning terhadap manusia banyak melahirkan persoalan bagi kehidupan

manusia, terutama dari sisi etika dan persoalan keagamaan serta keyakinan,

namun di sisi lain adapula beberapa manfaatnya. Berikut ini beberapa manfaat

kloning, khusus dalam bidang medis. Beberapa diantara keuntungan terapeutik

dari teknologi cloning adalah sebagai berikut:

1. Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk

mendapatkan anak.

2. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dapat dimanfaatkan

sebagai organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat

meminimalisir resiko penolakan.

3. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-

jaringan tubuh yang rusak, contohnya urat saraf serta jaringan otot.

4. Teknologi kloninng memungkinkan para ilmuan medis untuk

menghidupkan dan mematikan sel-sel, dengan demikian teknologi dapat

digunakan untuk mengatasi kanker.

Page 24: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

23 | K l o n i n g v s A g a m a

5. Teknologi kloning memungkinkan dilakukannya pengujian dan

penyembuhan penyakit-penyakit keturunan.

Kasus kloning, walaupun dalam segi akidah tidak melanggar „Wilayah

kodrat Ilahi’, namun karena dari moral teknologi kloning dapat mengantar

kepada pelecehan manusia, maka dilarang lahir dari aspek ini. Dengan demikian,

perlu disadari bahwa hal ihwal tentang penciptaan (setiap yang hidup/bernyawa)

adalah wilayah kekuasan Tuhan yang sangat mustahil untuk dapat ditiru oleh

ilmuan sejenius apapun, kesadaran ini perlu ada dalam jiwa manusia untuk lebih

bijaksana dalam menjelajahi ilmu pengetahuan, atau paling tidak meminimalisir

sikap coba-coba yang akan menyebabkan organism dan gen atau bahan-bahan

dasar lainnya terbuang sia-sia atau dimatika begitu saja dengan unsur

kesengajaan yang lebih besar hanya demi teknologi.

Masalah lain yang ditimbulkan oleh teknologi kloning speriti produk bayi

tabung, adalah perebutan bayi. Seperti contoh kasus yang menimpa pasangan

suami isteri yang menitipkan embrionya dalam rahim mother hoster. Setelah

sekitar 36 minggu mengandung dan akhirnya melahirkan bayi titipan tersebut, si

mother hoster mengklaim bayi tersebut miliknya, dan tidak bersedia

mengembalikannya pada ayah dan ibu biologisnya.

Page 25: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

24 | K l o n i n g v s A g a m a

BAB IV

SIMPULAN

Teknologi kloning dapat diterapkan sebatas pada kepentingan

theurapeutik atau pengobatan. Dengan pertimbangan, kloning theurapeutik

merupakan jalan yang lebih baik diantara metode pengobatan lain, seperti

transplantasi organ. Penerapan kloning untuk tujuan produksi ternak memerlukan

penelitian lebih lanjut mengenai dampak kesehatan dan lingkungan yang

ditimbulkan sebelum dikenalkan ke masyarakat. Penerapan kloning untuk tujuan

konservasi hewan dan reproduksi manusia ditolak secara tegas karena dapat

menimbulkan kerugian besar bagi manusia, baik dari segi material maupun

psikososial.

Page 26: Sains Dan Teknologi Kloning Manusia vs Kaidah Agama

25 | K l o n i n g v s A g a m a

DAFTAR PUSTAKA

Eibert, DM. 2000. Human Cloning. U and I Magazines. Canada.

KOMPAS.com, 2009. “Dr.Zavos Mulai Kloning Manusia.” [terhubung berkala]

http://sains.kompas.com/read/2009/04/24/07410794/Dr.Zavos.Mulai.Klonin

g.Manusia..

KOMPAS.com, 2009. “Dokter Italia Kloning Tiga bayi.” [terhubung berkala]

http://sains.kompas.com/read/2009/03/05/10565557/dokter.italia.kloning.tig

a.bayi

NUSANTARANEWS, 2009. “SAINS DAN TEKNOLOGI : Keberhasilan Kloning

Manusia = Kegagalan Agama?” [terhubung berkala]

http://nusantaranews.wordpress.com/2009/04/26/keberhasilan-kloning-

manusia-kegagalan-agama/comment-page-3/#comments

Sambrook dkk, 1989. Molecular Cloning: A Laboratory Manual. New York,

CSHL Press.

Shanon. 2003. Pengantar BioEtika. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Simbolon, H. 1994. Biologi Jilid 3. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Stainer dkk. 1986. The Microbial World. New Jersey. Prentice-Hall.

Subiyanto. 2002. Etika dalam Teknologi Reproduksi Buatan. Pertemuan Nasional

II Bioetika dan Humaniora. Bandung.