sagala. cici elisabet_h2007

116
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CALIFORNIA FRIED CHICKEN CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR Oleh CICI ELISABET SAGALA H24103108 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Upload: agatha-eka-damara

Post on 05-Aug-2015

379 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sagala. Cici Elisabet_H2007

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

CALIFORNIA FRIED CHICKEN

CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR

Oleh

CICI ELISABET SAGALA

H24103108

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

Page 2: Sagala. Cici Elisabet_H2007

ABSTRAK

CICI E SAGALA. H24103108. Analisis Strategi Pemasaran California Fried Chicken Cabang Darmaga Centre. Di bawah bimbingan W.H.LIMBONG.

Terjadinya modernisasi dalam masyarakat menyebabkan perubahan gaya

hidup masyarakat terutama dalam pola konsumsi masyarakat yang ingin serba cepat dan praktis. Hal ini mendorong pertumbuhan dalam bisnis makanan sehingga persaingan semakin ketat. Dan CFC Darmaga Centre sebagai salah satu restoran cepat saji yang ada di Bogor dituntut untuk membangun strategi yang tepat untuk mencapai keberhasilan dalam persaingan. Peneitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki oleh CFC Darmaga Centre, (2) mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi oleh CFC Darmaga Centre dan (3) merumuskan alternatif strategi pemasaran yang sesuai bagi CFC Darmaga Centre. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Responden terbagi dua, yaitu pihak manajemen restoran dan konsumen. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara langsung dengan pihak manajemen restoran serta penyebaran kuesioner kepada konsumen. Metode pengolahan dan analisis data diawali dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis dengan menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM.

Faktor strategis internal yang menjadi kekuatan utama restoran adalah memiliki standar SOP (Standard operation procedure) dan pelayanan yang baik kepada konsumen dan yang menjadi kelemahan utama adalah kurang melakukan kegiatan promosi. Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang utama adalah perubahan gaya hidup masyarakat dan yang menjadi ancaman utama bagi restoran adalah tingkat persaingan yang tinggi. Berdasarkan analisis matriks QSPM maka diperoleh prioritas strategi yaitu melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif dan efektif untuk meningkatkan pangsa pasar.

Page 3: Sagala. Cici Elisabet_H2007

iii

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

CALIFORNIA FRIED CHICKEN

CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

CICI ELISABET SAGALA

H24103108

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

Page 4: Sagala. Cici Elisabet_H2007

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

CALIFORNIA FRIED CHICKEN

CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Cici Elisabet Sagala

H24103108

Menyetujui, Agustus 2007

Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

Ketua Departemen

Tanggal Ujian: 7 Agustus 2007 Tanggal Lulus:

Page 5: Sagala. Cici Elisabet_H2007

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sidikalang, Sumatra Utara pada tanggal 29 Mei 1985.

Penulis adalah anak kedua dari lima bersaudara pasangan Jabonar Sagala dan Rita

Samosir.

Penulis mengawali pendidikan di TK Pertiwi Sidikalang pada tahun 1990.

Pada tahun 1991, penulis memasuki Sekolah Dasar St Yosef dan lulus pada tahun

1997. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama (SLTP) St Paulus Sidikalang, pada tahun 1999 melanjutkan

SLTP di Methodist 6 Medan dan lulus pada tahun 2000. Setelah tamat dari SLTP,

penulis melanjutkan di Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 4 Medan dan

lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa

Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru

(SPMB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama pendidikan, penulis memperoleh beasiswa PPA (Peningkatan

Prestasi Akademik) dan pernah aktif di kegiatan Perseketuan Fakutas

FEM/FMIPA.

Page 6: Sagala. Cici Elisabet_H2007

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini hasil dari kegiatan penelitian pada Restoran California Fried

Chicken Darmaga Centre Bogor yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran

California Fried Chicken Cabang Darmaga Centre Bogor”. Dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga terkasih (Alm.bapak, mama, Ompung Parongil, k’Yance, Henri,

Citra, Sihar, dan Jhosua) yang memberi semangat dan dukungan doa kepada

saya.

2. Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bantuan dan masukan kepada penulis.

3. Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM dan Muhammad Najib, S.TP, MM selaku

dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis.

4. Pihak manajemen (Bapak Agustus Sani Nugroho, Ibu Dewi Ulfa, Ibu Ely,

Bapak Agus Anwar, Bapak Abdul Latief) dan karyawan Restoran California

Fried Chicken Darmaga Centre Bogor atas bantuannya selama ini.

5. Seluruh staf pengajar atas ilmu dan bimbingannya selama pendidikan penulis.

6. Staf tata usaha Departemen Manajemen (Pak Asep, Mas Adi, Mbak Dina dan

Mas Yadi) atas bantuan proses administrasi selama kuliah.

7. Boris Sinaga yang selalu sabar dan selalu ada memberikan semangat,

dukungan doa dan memberikan bantuan yang begitu banyak selama ini.

8. Sahabat terbaikku (Renta, Riri, Ria, Ita dan Riris) untuk kebersamaan selama

kuliah dan dukungan selama proses penulisan skripsi.

9. Teman-teman satu bimbingan : Uci, Veby, Mia, Nela, dan Yenni, teman

seperjuangan dalan penulisan skripsi.

10. Teman-teman seperjuangan selama empat tahun kuliah di IPB, Manajemen 40.

Page 7: Sagala. Cici Elisabet_H2007

vii

11. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi yang tidak bisa

disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu diharapkan demi

kepentingan bersama yang lebih baik di masa yang akan datang. Akhirnya penulis

berharap semoga karya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2007

Penulis

DAFTAR ISI

Page 8: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ............................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................... iv

DAFTAR TABEL………...................…………………………..…..... viii

DAFTAR GAMBAR............................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... x

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang........................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian....................................................................... 5 1.4. Manfaat Penelitian..................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis....................................................................... 7 2.1.1. Konsep Pemasaran.......................................................... 7 2.1.2. Konsep Strategi Pemasaran............................................. 7

2.1.3. Lingkungan Pemasaran ................................................... 7 2.1.4. Analisis Lingkungan Pemasaran ..................................... 16

2.2. Penelitian Terdahulu................................................................. 24 2.3. Kerangka Pemikiran................................................................ 25

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Lokasi Penelitian...................................................... 27 3.2. Jenis dan Sumber Data............................................................... 27 3.3. Teknik Pengambilan Sampel...................................................... 27 3.4. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 28 3.5. Pengolahan dan Analisis Data................................................... 28

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Restoran di Indonesia dan Bogor................. 29 4.2. Gambaran Umum California Fried Chicken............................. 31

4.2.1. Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan.................................. 31 4.2.2. Jenis Usaha...................................................................... 32 4.2.3. Struktur Organisasi.......................................................... 33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Internal......................................................................... 36 5.1.1. Produksi dan Operasi........................................................ 36 5.1.2. Sumber Daya Manusia...................................................... 38 5.1.3. Keuangan.......................................................................... 39 5.1.4. Pemasaran......................................................................... 39 5.1.5. Sistem Informasi Manajemen........................................... 49

Page 9: Sagala. Cici Elisabet_H2007

ix

5.2. Analisis Eksternal...................................................................... 50 5.2.1. Lingkungan Mikro........................................................... 50 5.2.2. Lingkungan Makro............................................................ 52

5.3. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman.................................................................................... 54 5.3.1. Kekuatan.......................................................................... 54 5.3.2. Kelemahan....................................................................... 55 5.3.3. Peluang............................................................................ 57 5.3.4. Ancaman.......................................................................... 58

5.4. Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran .................................. 60 5.4.1. Tahap Masukan............................................................... 60 5.4.2. Tahap Pencocokan........................................................... 62 5.4.3. Tahap Keputusan............................................................. 67

 KESIMPULAN...................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 71

LAMPIRAN........................................................................................... 73

 

DAFTAR TABEL

Page 10: Sagala. Cici Elisabet_H2007

No. Halaman

1. Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Sub Kelompok Makanan Indonesia ………...…………………………..................... 1

2. Jumlah Restoran di Indonesia …………………………………....... 2 3. Perkembangan Restoran Fast Food di Indonesia Tahun 1997-2002.. 3 4. Perkembangan Rumah Makan dan Restoran di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang Disajikan Tahun 1999-2002....... 4 5. Matrik faktor strategi internal……………………………................ 18 6. Matrik faktor strategi eksternal.…………………………................. 19 7. Matrik SWOT ………………………………................................... 22 8. Matriks QSP...................................................................................... 23 9. Beberapa nama restoran fastfood asing dan lokal di Indonesia........ 30 10. Daftar restoran dan kategorinya di kota Bogor................................. 29 11. Karakteristik Respoden Restoran CFC Darmaga Centre.................. 42 12. Klasifikasi Menu CFC....................................................................... 44 13. Penilaian konsumen terhadap produk............................................... 45 14. Penilaian konsumen tehadap harga................................................... 46 15. Penilaian konsumen terhadap promosi.............................................. 48 16. Penilaian konsumen terhadap distribusi............................................. 49 17. Jumlah Penduduk kota Bogor Menurut Jenis kelamin Tahun 2006.. 53 18. Penduduk Kota Bogor Menurut Golongan Umur dan Jenis

Kelamin Tahun 2003 ..................................................................... 58 19. Matriks IFE CFC Darmaga Centre.................................................... 61 20. Matriks EFE CFC Darmaga Centre.................................................. 62 21. Analisis Matriks SWOT CFC Darmaga Centre................................ 66

DAFTAR GAMBAR

Page 11: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xi

No. Halaman

1. Matriks IE………………………………………………………....... 21 2. Kerangka Pemikiran Penelitian.......................................................... 26 3. Struktur Organisasi Perusahaan.......................................................... 33 4. Diagram Alir Proses Produksi............................................................ 37 5. Hasil analisis matriks IE...................................................................... 63

DAFTAR LAMPIRAN

Page 12: Sagala. Cici Elisabet_H2007

No Halaman

1. Pertanyaan wawancara kepada pihak perusahaan…………................ 2. Kuesioner kepada Konsumen……...............................................….... 3. Kuesioner Penelitian............................................................................. 4. Penentuan Bobot................................................................................... 5. Penentuan Bobot Faktor Strategis Internal Pemasaran CFC

Darmaga Centre ................................................................................... 6. Penentuan Bobot Faktor Strategis Eksternal Pemasaran CFC

Darmaga Centre.................................................................................... 7. Penentuan Rating ................................................................................. 8. Penentuan Rating Faktor Strategis Internal Pemasaran CFC

Darmaga Centre.................................................................................... 9. Penentuan Rating Bobot Faktor Strategis Eksternal Pemasaran

CFC Darmaga Centre........................................................................... 10. Penentuan QSPM.................................................................................. 11. Penentuan Atractive Score Dengan Matriks QSPM............................. 12. Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Strategis Internal

Perusahaan............................................................................................ 13. Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Strategis Eksternal

Perusahaan......................................................................................... ... 14. Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis

Internal Perusahaan............................................................................... 15. Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis

Eksternal Perusahaan............................................................................ 16. Hasil Analisis Matriks IFE.................................................................... 17. Hasil Analisis Matriks EFE.................................................................. 18. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive

Score pada Strategi SO......................................................................... 19. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive

Score pada Strategi ST.......................................................................... 20. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive

Score pada Strategi WO........................................................................ 21. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive

Score pada Strategi WT........................................................................ 22. Hasil Analisis Matriks QSPM.............................................................. 23. Daftar Menu dan Harga Produk CFC Darmaga Centre........................

73 76 79 80

81

82 83

84

85 86 87

88

89

90

91 92 93

94

95

96

97 98 99

Page 13: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xiii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manusia dihadapkan pada berbagai macam kebutuhan dan keinginan.

Kebutuhan manusia dapat digolongkan menjadi kebutuhan primer, sekunder dan

kebutuhan tersier. Namun diantara berbagai kebutuhan tersebut, kebutuhan primer

yaitu makanan merupakan kebutuhan manusia yang paling pokok dan harus

terpenuhi setiap hari.

Terjadinya modernisasi dalam masyarakat menyebabkan perubahan dalam

gaya hidup masyarakat. Perubahan tersebut terlihat dari pola konsumsi

masyarakat yang serba ingin cepat dan praktis. Mobilitas masyarakat kota yang

semakin meningkat menyebabkan terbatasnya waktu untuk memasak dan

mengolah makanan sendiri sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih

makan di luar rumah. Dan bagi masyarakat sekarang ini mengkonsumsi makanan

di restoran bukan hanya untuk menghilangkan rasa lapar saja akan tetapi ada

motivasi lain yaitu untuk berkumpul, beristirahat, bertemu dengan relasi bisnis

dan hal tersebut menjadi bagian dari gaya hidup sebagian besar masyarakat kita.

Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya pengeluaran rata-rata per kapita sebulan

untuk makanan jadi pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Sub Kelompok Makanan Indonesia.

Jenis Pengeluaran Rata-Rata Pengeluaran (%) 1980 1984 1987 1990 1993 1996 1999 2004

Makanan Pokok (beras)

36,9 32,6 30,4 31,6 25,8 24,3 27,9 18,7

Makanan Protein Tinggi (susu dan telur)

17,6 16,8 17,8 18,8 19,5 19,8 17,1 20,1

Makanan Jadi (makanan siap saji)

6,6 9,8 10,6 8,4 13,5 15,4 15,1 18,8

Makanan Lainnya (sayuran dan buah-buahan)

38,9 40,8 41,2 41,2 41,2 40,5 39,9 42,4

Sumber : Susenas Modul (1980, 1984, 1987, 1990, 1993, 1996, 1999, 2004)

Page 14: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Pengeluaran untuk makanan pokok mengalami penurunan yang berarti yaitu

dari 36,9 persen tahun 1980 menjadi 18,7 persen tahun 2004, sebaliknya

pengeluaran untuk makanan jadi meningkat dari 6,6 persen tahun 1980 menjadi

18,8 persen pada tahun 2004. Demikian pula pengeluran untuk makanan

berprotein tinggi (susu dan telur) mengalami peningkatan dari 17,6 persen tahun

1980 menjadi 20,1 persen pada tahun 2004. Hal ini memperlihatkan pergeseran

pola konsumsi makanan penduduk sebagai cerminan modernisasi.

Peluang besar ini banyak dimanfaatkan oleh pebisnis atau pemilik modal

untuk berusaha di bidang bisnis makanan atau restoran sehingga mendorong

peningkatan dalam pertumbuhan industri makanan hampir setiap tahunnya seperti

yang ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Restoran di Indonesia

Tahun Jumlah (Unit) 1993 239 1994 281 1995 297 1996 321 1997 344 1998 481 1999 484 2000 377 2003 735

Sumber : Kantor Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2003

Sejak awal tahun 1970, industri makanan di Indonesia tidak hanya terdiri

dari perusahaan makanan lokal atau tradisional. Perusahaan makanan luar negeri

mulai memasuki industri makanan di Indonesia yang menyebabkan persaingan

yang semakin ketat dalam bisnis makanan. Perusahaan tersebut merupakan

makanan cepat saji (fast food) yang menawarkan produk makanan yang khas

berupa ayam goreng, french fries, dan hamburger. Perusahaan asing tersebut

memasuki industri makanan di Indonesia dengan sistem manajemen yang berbeda

dalam pengelolaan restoran yaitu sistem waralaba (franchise). Sistem waralaba

adalah suatu sistem pemasaran atau distribusi barang dan jasa, dimana sebuah

perusahaan induk (franchisor) memberikan kepada individu atau perusahaan lain

Page 15: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xv

(franchisee) yang berskala kecil atau menengah, hak-hak istemewa untuk

melakukan suatu sistem usaha tertentu dengan cara yang sudah ditentukan, selama

waktu tetentu dan di suatu tempat tetentu pula. Pada saat itu, sistem waralaba

belum dikenal luas.

Bisnis makanan cepat saji (fastfood) ini mengalami perkembangan yang

pesat di Indonesia seperti ditunjukkan pada Tabel 3. Selain restoran fastfood

asing, banyak juga perusahaan makanan cepat saji waralaba domestik yang mulai

berdiri karena bisnis ini dinilai sangat menguntungkan. Salah satunya adalah

California Fried Chicken. CFC merupakan milik pribumi seratus persen dan

sekarang ini tidak ada keterkaitan bisnis sama sekali dengan pihak atau

perusahaan asing manapun. Namun karena dipilih nama California Fried Chicken

dimana California adalan nama salah satu negara bagian di AS, maka daging

ayam siap saji yang ditawarkan CFC langsung dipersepsikan sama dengan produk

siap saji lainnya dari negeri Paman Sam yang sudah lebih dahulu populer. Padahal

pemilihan nama tersebut merupakan salah satu strategi CFC agar mudah diterima

dalam masyarakat terutama kalangan remaja yang sangat menyukai aneka produk

dan budaya hasil westernisasi. Namun CFC tidak hanya mengandalkan brand

name yang bagus akan tetapi diikuti oleh kualitas produk makanan siap saji yang

bagus pula hingga setara dengan standar produk restoran internasional.

Tabel 3. Perkembangan Restoran Fast food di Indonesia tahun 1997-2002

Tahun Restoran Asing (Unit)

Restoran Lokal (Unit)

Total (Unit)

1997 177 15 132 1998 210 20 230 1999 235 30 265 2000 226 34 260 2001 220 36 256 2002 212 39 257

Trend Pertumbuhan (%) 16,26 22,14 16,82 Sumber : Accorn (2002)

Dengan masuknya restoran fastfood asing ke Indonesia dan berdirinya

restoran fasfood domestik menambah alternatif pilihan bagi konsumen dalam

memenuhi kebutuhan akan keinginan mereka. Akan tetapi menimbulkan

Page 16: Sagala. Cici Elisabet_H2007

persaingan yang semakin ketat dalam industri makanan cepat saji baik yang

sejenis maupun yang tidak sejenis. Kemampuan suatu perusahaan untuk

menghadapi persaingan merupakan faktor yang paling dasar yang akan

menentukan keberhasilan atau kegagalan perusahaan tersebut dalam dunia bisnis.

Perusahaan yang mampu mengalahkan pesaing-pesaingnya dengan menyediakan

produk dan pelayanan yang berkualitas akan berhasil menguasai pasar dan

sebaliknya yang kurang berhasil menyediakan produk dan pelayanan yang

berkualitas akan tersingkir dari pasar. Dengan kata lain, untuk mencapai

keberhasilan dalam persaingan maka setiap bisnis dituntut untuk membangun

strategi-strategi yang tepat dan unggul dibandingkan dengan strategi-strategi yang

dibangun oleh pesaingnya

1.2 Rumusan Masalah

Pertumbuhan industri restoran di daerah bogor cenderung meningkat mulai

tahun 1999 seperti yang terlihat pada Tabel 4. Hingga tahun 2005 jumlah restoran

dan rumah makan di kota Bogor telah mencapai 188 (dengan restoran sejumlah 64

dan rumah makan 124). Salah satu restoran yang ikut meramaikan persaingan

usaha restoran di Kota Bogor adalah CFC Cabang Dramaga Centre. Dengan

semakin banyaknya pesaing, restoran harus berusaha untuk melakukan usaha

pemasaran yang lebih intensif untuk menciptakan permintaan akan produk

restoran tersebut.

Tabel 4. Perkembangan Rumah Makan dan Restoran di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang Disajikan Tahun 1999-2002

Jenis Hidangan Jumlah (Unit) 1999 2000 2001 2002

Indonesia 42 41 42 75 Daerah 19 33 33 54 Internasional 17 23 23 20 Oriental 10 8 8 5 Kontinental 1 0 1 7

Total 87 105 107 161 Sumber : Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Bogor (2002)

Page 17: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xvii

Akan tetapi dalam menjalankan usahanya, Restoran CFC masih mengalami

banyak kendala dalam melaksanakan pemasaran. Kurangnya promosi yang

dilakukan oleh pihak franchisor kepada masyarakat untuk memperkenalkan

produk atau paket-paket yang ditawarkan terutama produk atau paket-paket baru

menyebabkan pihak CFC cabang dramaga center ini harus berusaha lebih keras

untuk melakukan promosi sendiri. CFC Darmaga Centre telah melakukan

berbagai kegiatan promosi akan tetapi hasil yang diharapkan pihak CFC belum

mencapai target yang diinginkan. Oleh karena itu, restoran tersebut perlu untuk

memiliki strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisi restoran tersebut

sehingga restoran mampu meraih konsumen yang ingin dituju dan memiliki

keunggulan bersaing.

Dari uraian yang dikemukakan di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam

penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan CFC

Darmaga Centre?

2. Faktor-faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman bagi CFC

Darmaga Centre?

3. Bagaimana strategi pemasaran yang sesuai bagi CFC Darmaga Centre?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai

melalui penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan)

yang dimiliki oleh restoran tersebut.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)

yang dihadapi oleh restoran tersebut.

3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang sesuai bagi Restoran CFC.

Page 18: Sagala. Cici Elisabet_H2007

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna bagi :

1. Restoran CFC sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan dalam

menjalankan usahanya

2. Sebagai bahan acuan dan tambahan informasi dalam melakukan studi lanjutan

atau penelitian selanjutnya.

Page 19: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xix

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis.

2.1.1 Konsep Pemasaran.

Menurut Kotler (2005), pemasaran adalah suatu proses sosial dimana

melalui proses tersebut individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan

menurut Rangkuti (2005), pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang

dipengaruhi berbagai faktor sosial, politik, ekonomi, dan manajerial. Dan menurut

Stanton (1995), pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan

kegiatan-kegiatan usaha, bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga

mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan

memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial. Tujuan

utama pemasaran adalah memberikan kepuasan kepada konsumen.

2.1.2 Konsep Strategi Pemasaran.

Definisi strategi pertama sekali dikemukakan oleh Chandler (1962) yang

menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan,

serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk

mencapai tujuan. Menurut Rangkuti (2005), strategi merupakan alat untuk

mencapi tujuan.

Strategi pemasaran dalam bisnis merupakan suatu cara untuk memperoleh

hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi dan struktur yang berlaku. Strategi ini

berguna untuk mengantisipasi masalah-masalah dan kesempatan masa depan

dalam kondisi yang tepat secara sistematis, rasional, kritis, komprehensif dan

integrative (Pearce and Robinson, 1997).

2.1.3 Lingkungan Pemasaran.

Menurut Kotler (1992), lingkungan pemasaran adalah para pelaku dan

kekuatan-kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan

manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan memepertahankan transaksi-

Page 20: Sagala. Cici Elisabet_H2007

transaksi yang berhasil dengan pelanggan sasarannya. Lingkungan pemasaran

dapat dibagi atas dua yaitu (A) lingkungan internal dan (B) lingkungan eksternal.

A. Lingkungan Internal

Lingkungan Internal pemasaran adalah kegiatan-kegiatan internal

perusahaan yang dapat dikendalikan (Budiarto, 1993). Sedangkan menurut

Angipora (2002), lingkungan internal adalah suatu pengaruh lingkungan yang

bersumber dari dalam perusahaan yang secara langsung akan berpengaruh pada

kinerja perusahaan secara keseluruhan. Analisis terhadap lingkungan internal

dilakukan dengan mengkaji dan menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola

bidang: (1) produksi dan operasi, (2) keuangan, (3) sumber daya manusia, dan (4)

pemasaran, (5) Sistem Informasi Manajemen.

1. Produksi dan Operasi

Kegiatan produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang

mencakup aktivitas untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan

output dari setiap organisasi industri tersebut. Variabel ini menerangkan upaya

perusahaan dalam menghasilkan produk dan jasa seoptimal mungkin, penggunaan

dan pemeliharaan alat serta aset fisik lainnya yang dimiliki perusahaan. Untuk

menganalisis aspek produksi dan operasi maka perlu di evaluasi biaya,

ketersediaan bahan baku, hubungan dengan pemasok, sistem pengendalian dan

perputaran persediaan, lokasi, fasilitas, tata letak, dan utilitas fasilitas. Aktivitas

produksi dalam sebuah organisasi diharapkan dapat beroperasi dengan biaya yang

rendah namun memiliki kualitas dan tingkat produktivitas yang tinggi.

2. Keuangan

Manajemen keuangan merupakan bagian dari perusahaan yang fungsinya

adalah mengorganisasikan perolehan dana, menggunakan dana dan sekaligus

mengendalikan dana tersebut dalam rangka memaksimalkan nilai perusahaan.

Variabel keuangan berkenaan dengan bagaimana perusahaan mendapatkan modal

usaha, menginvestasikan dalam usaha, menggunakannya untuk tujuan-tujuan

perusahaan termasuk tujuan keuntungan tertentu dan permasalahan perimbangan

biaya dan keuntungan yang ingin diraihnya. Kajian atau analisis terhadap sumber

daya keuangan perusahaan diperlukan untuk mengetahui kinerja keuangan

Page 21: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xxi

perusahaan, baik situasi yang terjadi saat ini maupun prediksi kondisi keuangan di

masa yang akan datang. Kondisi keuangan suatu perusahaan seringkali digunakan

sebagai ukuran posisi bersaing perusahaan dan dapat juga digunakan sebagai daya

tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan.

3. Sumber Daya Manusia

Morita dkk(2001) mengungkapkan bahwa sumber daya yang paling penting

bagi suatu organisasi adalah orang yang memberikan kerja, bakat, kreativitas, dan

semangat kepada organisasi. Manajemen sumber daya manusia yang mencakup

kegiatan perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan, serta

penilaian prestasi kerja dapat membantu organisasi dalam mencapai sasarannya.

Manajemen sumber daya manusia mempengaruhi keunggulan bersaing di

perusahaan melalui perannya dalam menentukan keterampilan dan motivasi

karyawan dan biaya pengangkatan serta pelatihan.

4. Pemasaran

Pemasaran adalah kegiatan perusahaan yang bertujuan menjual barang/jasa

yang diproduksi perusahaan ke pasar (Umar, 2003). Aktivitas pemasaran

berhubungan dengan pemberian sarana yang dapat digunakan oleh pembeli untuk

membeli produk dan mempengaruhi mereka untuk membeli, seperti iklan,

promosi, tenaga penjual, penetapan kuota, seleksi penyalur, hubungan penyalur

dan penetapan harga.

A. Segmentation, Targeting, Positioning

1. Segmentasi Pasar.

Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli yang berbeda dalam beberapa hal,

misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-

praktek pembeliannya. Berdasarkam perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi

pasar. Menurut Keegen (2003), segmentasi pasar adalah proses membagi pasar ke

dalam subset pelanggan yang mempunyai persamaan perilaku atau kebutuhan.

Sedangkan menurut Zikmund dan D’Amico (1989) menyatakan bahwa

segmentasi pasar merupakan upaya memilah-milah sebuah pasar yang beraneka

ragam (heterogeneous) menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang memiliki

karakteristik relatif sama (homogeneous). Beberapa aspek utama untuk

mensegmentasikan pasar adalah:

Page 22: Sagala. Cici Elisabet_H2007

1. Aspek Geografis, komponen-komponennya adalah seperti bangsa, negara,

propinsi, dan kabupaten/kotamadya.

2. Aspek Demografis, komponen-komponennya adalah seperti usia dan tahap

daur hidup, jenis kelamin, dan pendapatan.

3. Aspek Psikografis, komponen-komponennya adalah seperti kelas sosial, gaya

hidup, dan kepribadian.

4. Aspek Perilaku, komponen-komponennya adalah seperti manfaat, tingkat

penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, dan sikap.

2. Target Pasar. Setelah segmen-segmen pasar diketahui, selanjutnya

perusahaan menetapkan target pasar atau sasaran. Menetapkan sasaran adalah

tindakan mengevaluasi dan membandingkan kelompok yang diidentifikasi dan

kemudian memilih satu atau beberapa diantaranya sebagai calon target dengan

potensi paling besar. Evaluasi dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu

1. Ukuran dan Pertumbuhan Segmen

Perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisis data tentang penjualan

terakhir,proyeksi laju pertumbuhan penjualan dan dan margin laba yang

diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen yang diharapkan paling

sesuai.

2. Kemenarikan Struktural Segmen

Suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang sesuai

dengan yang diharapkan, akan tetapi belum tentu menarik dari sisi

profitabilitasnya, jadi perusahaan tetap harus mempelajari faktor-faktor

struktural yang utama yamg mempengaruhi daya tarik segmen dalam jangka

panjang.

3. Sasaran dan Sumber Daya

Perusahaan harus mempertimbangkan sasaran dan sumberdayanya dalam

kaitan dengan segmen pasar. Walau ada segmen yang bagus, akan tetapi dapat

ditolak jika tidak prospektif dalam jangka panjang. Selanjutnya, walau segmen

itu bagus dan prospektif dalam jangka panjang, tetap harus dipertimbangkan

kemampuan perusahaan dalam menyediakan sumber dayanya, misal

ketermpilan tenaga pelaksananya untuk masuk ke pasar itu lebih baik dari

pesaingnya.

Page 23: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xxiii

3. Posisi Pasar. Menurut Keegen (2003), pemosisian adalah tempat produk

dalam benak pelanggan. Menurut Kotler (2005), penetapan posisi (positioning)

adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati

posisi yang khas (di antara para pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya.

Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki, selanjutnya

harus diputuskan pula posisi mana yang igin ditempati dalam segmen tersebut.

B. Bauran Pemasaran

Analisis pemasaran berhubungan dengan analisis bauran pemasaran.

Menurut Kotler (2005), bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat

alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya

dalam pasar sasaran. Menurut McCarthy bauran pemasaran adalah variabel-

variabel terkontrol yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk memuaskan

kelompok sasaran. McCarthy mengklasifikasikan variabel-variabel tersebut

menjadi empat kelompok yang disebut 4P pemasaran yang terdiri dari : (a) produk

(product), (b) harga (price), (c) tempat (place), dan (d) promosi (promotion).

a. Produk (Product)

Menurut Kotler (2005), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan

ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Menurut Stanton

(1981), produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,

termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko

yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang

diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya. Produk-produk yang

dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, tempat, organisasi dan gagasan. Produk

dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu manfaat atau nilai yang dicari

konsumen, unsur yang nyata seperti bahan dan bungkus, serta unsur tambahan

seperti pelayanan dan garansi. Manfaat-manfaat dapat dikomunikasikan dan

hendaknya dipenuhi oleh atribut produk. Atribut yang harus dipenuhi oleh suatu

produk meliputi mutu, ciri dan desain. Mutu produk menunjukkan kemampuan

sebuah produk untuk menjalankan fungsinya, ciri produk merupakan sarana

kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing,

sedangkan desain dapat menyumbangkan kegunaan atau manfaat produk serta

coraknya.

Page 24: Sagala. Cici Elisabet_H2007

b. Harga (Price)

Menurut Umar (2003) harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan

konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya

ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh

penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Menurut Alma

(2000), harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Keputusan-

keputusan mengenai harga dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal

perusahaan dan faktor lingkungan eksternal. Faktot-faktor internal yang dapat

mempengaruhi perusahaan dalam menetapkan harga, antara lain: sasaran

pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, dan pertimbangan organisasi.

Sedangkan faktor-faktor eksternal yang bisa mempengaruhi perusahaan dalam

membuat keputusan mengenai harga adalah hubungan harga dengan permintaan

konsumen, hubungan harga dengan tawaran pesaing, dan kondisi perekonomian

(tingkat inflasi, biaya bunga, resesi dan keputusan-keputusan pemerintah).

c. Distribusi (Place)

Menurut Umar (2003) saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi

yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk

atau jasa siap atau tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau

pengguna industrial. Mendesain sistem saluran distribusi memerlukan analisis

kebutuhan layanan konsumen, penetapan sasaran dan kendala-kendala saluran,

pegidentifikasian alternatif-alternatif saluran yang utama serta mengevaluasinya.

Pengidentifikasian alternatif-alternatif utama salurannya berhubungan dengan

jenis perantara, jumlah perantara, dan tanggung jawab anggota saluran. Jenis

perantara maksudnya mencari jenis perantara yang sesuai dengan produk untuk

dapat menjual atau mendekatkannya pada konsumen. Jumlah perantara

maksudnya perusahaan harus memutuskan banyaknya pedagang, perantara dari

tiap tingkat yang menurutnya paling efektif. Tanggung jawab anggota saluran

maksudnya produsen atau perantara harus sepakat mengenai syarat-syarat dan

tanggung jawab masing-masing anggota saluran, misalnya mengenai harga, hak

wilayah dan layanan khusus.

Page 25: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xxv

d. Promosi (Promotion)

Menurut Alma (2000), promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan

penjelasan yang meyakinkan kepada calon konsumen tentang barang dan jasa.

Tujuan utama promosi ialah memberi informasi, menarik perhatian, dan

selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan. Menurut Keegen (1999)

promosi merupakan bentuk komunikasi yang bersifat membujuk atau persuasif.

Menurut Kotler (2005), promosi bertujuan untuk membangun kesadaran

konsumen tentang produk yang ditawarkan sehingga konsumen akan mengetahui

keberadaan produk. Preferensi yang dibangun melalui promosi meliputi mutu,

nilai, kinerja, dan keistimewaan mengenai produk yang ditawarkan. Untuk

mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut

dengan strategi Bauran Promosi (Promotion-Mix) yang terdiri atas 4 komponen

utama, yaitu:

1. Periklanan : tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang

dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi.

2. Promosi Penjualan : insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian

atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan

sekarang. Kegiatan promosi yang termasuk ke dalam promosi penjualan

adalah seperti misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran, dan lain-

lain.

3. Hubungan Masyarakat : bertujuan membangun hubungan yang baik dengan

publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan,

menumbuhkembangkan suatu citra perusahaan yang baik, menangani atau

melenyapkan desas-desus, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan.

Humas atau PR merupakan suatu konsep yang menggunakan banyak sarana

seperti : siaran pers, publisitas produk, komunikasi perusahaan, lobbying atau

penyuluhan.

4. Penjualan perorangan : interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau

lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan atau menerima

pesanan. Penjualan perorangan merupakan alat yang paling efektif dalam

membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli.

Page 26: Sagala. Cici Elisabet_H2007

5. Pemasaran langsung : penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat-

alat penghubung non-personal lainnya untuk berkomunikasi secara langsung

dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu atau

calon pelanggan.

5. Sistem Informasi Manajemen.

Sistem informasi mengarahkan kinerja sistem secara terintegrasi untuk

menghasilkan informasi sebagai input untuk pengambilan keputusan manajerial.

Tujuan dari informasi komputer adalah memperbaiki prestasi perusahaan dengan

memperbaiki mutu keputusan manajerial. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalan

Sistem Informasi Manajemen yaitu aspek software, hardware dan brainware.

B. Lingkungan Eksternal.

Menurut Budiarto (1993) lingkungan eksternal pemasaran adalah faktor-

faktor yang berpengaruh secara tidak langsung yang berada di luar kekuasaan atau

kendali pemasar. Lingkungan eksternal pemasaran terbagi menjadi dua, yaitu: (1)

lingkungan mikro dan (2) lingkungan makro.

1. Lingkungan Mikro.

Menurut Angipora (2002), lingkungan mikro adalah faktor-faktor yang

berasal dari luar perusahaan yang memiliki pengaruh yang sangat dekat dengan

perusahaan sehingga seluruh aktivitas yang dilakukan akan berpengaruh langsung

terhadap kegiatan perusahaan. Sedangkan menurut Kotler (1992), lingkungan

mikro adalah kekuatan-kekuatan dekat perusahaan yang mempengaruhi

kemampuannya melayani para pelanggannya. Lingkungan mikro terdiri dari: (a)

pemasok, (b) pesaing, (c) perantara, (d) pasar.

a. Pemasok

Menurut Angipora (2002), pamasok adalah individu atau organisasi yang

menjual atau menyediakan berbagai barang kebutuhan kepada

perusahaan/organisasi yang membutuhkan. Dengan demikian kelangsungan dan

kelancaran perusahaan akan sangat dipengaruhi oleh pemasok. Faktor-faktor

produksi perusahaan yang disediakan pemasok dapat berupa bahan baku, modal,

tenaga kerja, energi , jasa dan sebagainya. Input yang diperoleh dari pemasok ikut

menentukan mutu dan harga produk akhir perusahaan karena pemasok dapat

Page 27: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xxvii

mempengaruhi industri lewat kemampuannya menaikkan harga dan mengurangi

mutu produk atau pelayanan. Keuntungan kompetitif dapat diperoleh jika

perusahaan dapat menekan biaya suplai dan meningkatkan kualitas.

b. Pesaing

Menurut Kotler (1992), pesaing adalah keseluruhan barang dan jasa maupun

perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk untuk memperebutkan pasar

yang sama. Setiap perusahaan akan menghadapi sejumlah pesaing, baik yang

menawarkan produk sejenis atau sama dengan produk perusahaan atau produk

subsitusinya. Konsep pemasaran menyatakan bahwa agar sukses, sebuah

perusahaan harus memberikan nilai dan kepuasan pelanggan yang lebih besar

daripada pesaingnya, sehingga perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif

dan mendapatkan posisi yang kuat atas barang dan jasa yang ditawarkannya.

c. Perantara

Menurut Angipora (2002), saluran distribusi atau perantara adalah

seperangkat unit organisasi (pedagang besar, distributor dan pengecer) yang

melaksanakan semua kegiatan yang diperlukan untuk menyampaikan suatu

produk dari penjual kepada pembeli akhir. Tugas penyalur yang paling luas

dilakukan mencakup pemeliharaan ketersediaan melalui pengiriman lokal atau

dengan menyediakan produk di lokasi yang memudahkan bagi pelanggan,

menyediakan pendanaan bagi pekerja, pelayanan dan perawatan atau perbaikan,

serta penjualan dan pengiklanan setempat mengenai manfaat produk. Pada

umumnya perantara digunakan karena memiliki keunggulan efisiensi dalam

melancarkan arus barang dan jasa serta membuat barang-barang tersedia secara

luas dan mudah diperoleh pasar sasaran. Perantara memiliki hubungan,

pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi yang membuatnya dapat menawarkan

pada perusahaan lebih banyak daripada yang dapat perusahaan capai sendiri.

d. Pasar

Stanton (2003) mengemukakan bahwa pasar adalah merupakan kumpulan

orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk dibelanja, dan

kemauan membelanjakannya. Tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar,

yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkah laku dalam

pembeliannya. Kelangsungan hidup perusahaan dan produk-produk yang

Page 28: Sagala. Cici Elisabet_H2007

dihasilkan sangat tergantung kepada sejauh mana para pelanggan masih

membutuhkan produk-produk perusahaan. Pelanggan merupakan inti dari

kegiatan analisis pasar. Perubahan perilaku pelanggan harus selalu diantisipasi

oleh perusahaan agar dapat disusun strategi yang tepat.

2. Lingkungan Makro

Menurut Angipora (2002), lingkungan makro adalah kekuatan fundamental

berskala besar yang membentuk peluang dan ancaman terhadap perusahaan.

Sedangkan Kotler (1992) mendefinisikan lingkungan makro sebagai kekuatan-

kekuatan masyarakat yang lebih luas yang mempengaruhi keseluruhan lingkungan

mikro. Lingkungan makro ini dapat memberikan kesempatan besar bagi

perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk

maju. Beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam lingkungan ini adalah

kondisi ekonomi, teknologi dan sosial budaya.

Sistem ekonomi dapat mempengaruhi perusahaan melalui kebijakan umum

dalam perekonomian yang dilakukan oleh pemerintah, misalnya munculnya

peraturan-peraturan baru yang mengatur dan berpengaruh terhadap harga.

Perkembangan teknologi sangat membantu dan memberi kemudahan dalam

produksi dan teknis kegiatan pemasaran, seperti menggunakan alat komunikasi

canggih, menggunakan sistem komputer untuk proccesing data perusahaan dan

sebagainya.

Iklim sosial budaya sangat mempengaruhi kehidupan dunia usaha dan

hendaknya perubahan-perubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi

perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial budaya ini banyak

aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan dari orang-

orang di lingkungan eksternal perusahaan, sebagai yang dikembangkan misalnya

dari kondisi kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan dan etnis.

2.1.4 Analisis Lingkungan Perusahaan.

A. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan upaya penelusuran dan pengungkapan

informasi relevan yang terkandung dalam data dan penyajian hasilnya dalam

Page 29: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xxix

bentuk yang lebih ringkas dan sederhana yang pada akhirnya mengarah pada

keperluan adanya penjelasan dan penafsiran (Simamora, 2004).

B. Analisis Lingkungan Internal

Menurut Umar (2003), analisis terhadap lingkungan internal dapat dilakukan

dengan menggunakan alat analisis berupa matrik IFE (Internal Faktor Evaluation)

untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Contoh matrik

IFE dapat dilihat pada Tabel 5. Tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam membuat

matrik IFE adalah :

1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada kolom

pertama.

2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor pada kolom kedua dengan

skala mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (paling penting) Penentuan

bobot dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dengan

menggunakan skala ordinal yang digunakan adalah 1 (tidak penting), 2

(kurang penting), 3 (biasa saja), 4 (penting), 5 (sangat penting). Bobot pada

masing-masing faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif setiap

faktor agar berhasil dalam industri. Kemudian dari hasilnya diambil rataannya

dan dibagi dengan total rataan untuk mendapatkan nilai bobot (semua bobot

tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0).

3. Menghitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan. Rating

diperoleh dengan mengajukan pertanyaan kepada responden denagn skala

ordinal yang digunakan adalah 4 (kekuatan utama), 3 (kekuatan kecil), 2

(kelemahan kecil), 1 (kelemahan utama). Kemudian dari hasilnya diambil

rataannya.

4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk

memperoleh skor pada kolom 4.

5. Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan. Nilai rata-rata adalah 2,5. jika nilainya dibawah

Page 30: Sagala. Cici Elisabet_H2007

2,5 menandakan bahwa secara internal perusahaan adalah lemah, sedangkan

nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.

Tabel 5. Matrik faktor strategi internal

Sumber : Rangkuti (2005)

C. Analisis Lingkungan Eksternal

Menurut Umar (2003), analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan

dapat dilakukan dengan menggunakan analisis matrik EFE (External Factor

Evaluation). Sehingga dapat diketahui faktor-faktor eksternal yang menjadi

peluang dan ancaman bagi perusahaan. Contoh matrik EFE dapat dilihat pada

Tabel 6. Tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam membuat matrik EFE adalah :

1. Menyusun daftar peluang dan ancaman pada kolom pertama.

2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor mulai dari 0,0 (tidak penting)

sampai 1,0 (sangat penting) pada kolom kedua. Bobot ditentukan dengan

mengajukan pertanyaan kepada responden dengan menggunakan skala

ordinal. Skala ordinal yang digunakan adalah 1 (tidak penting), 2

(kurang penting), 3 (biasa saja), 4 (penting), 5 (sangat penting). Bobot pada

masing-masing faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif setiap

faktor agar berhasil dalam industri. Kemudian hasil dari pertanyaan yang

menggunakan skala ordinal, diambil rataannya dan dibagi dengan total rataan

untuk mendapatkan nilai bobot.

Faktor-faktor

Strategi Internal

Bobot Rating Skor

Kekuatan:

1

2

Kelemahan:

1

2

Total 1,00

Page 31: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xxxi

3. Menghitung rating pada kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (respon superior), 3 (respon diatas rata-rata), 2

(respon rata-rata), dan 1 (respon di bawah rata-rata). Rating yang diberikan

mengindikasikan seberapa efektif perusahaan dalam merespon peluang dan

ancaman yang timbul. Rating diperoleh dengan mengajukan pertanyaan

kepada responden. Hasil dari pertanyaan tersebut diambil rataannya yang akan

digunakan dalam matriks EFE.

4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk

memperoleh skor pada kolom 4.

5. Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan. Nilai 1 pada matrik EFE menunjukkan bahwa

perusahaan tidak mampu memanfaatkan peluang-peluang untuk menghindari

ancaman-ancaman. Sedangkan nilai 4 menunjukan bahwa perusahaan telah

mampu memanfaatkan peluang dengan baik untuk menghindari ancaman.

Nilai 2,5 menunukkan perusahaan mampu merespon situasi eksternal secara

rata-rata.

Tabel 6. Matrik faktor strategi eksternal.

Sumber : Rangkuti (2005)

D. Matrik Internal Eksternal (IE)

Matrik internal eksternal ini dikembangkan dari model General Electric

(GE-Model). Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal

Faktor-faktor

Strategi Eksternal

Bobot Rating Skor

Peluang

1

2

Ancaman

1

2

Total 1,00

Page 32: Sagala. Cici Elisabet_H2007

perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. IE bermanfaat untuk

memposisikan suatu SBU perusahaan ke dalam matriks yang terdiri dari 9 sel.

Matriks IE terdiri dari dua dimensi, yaitu:

a) Dimensi X : total skor dari matriks IFE

b) Dimensi Y : total skor dari matriks EFE

Menurut David (2002), pada sumbu X dari matriks IE, skornya ada tiga yaitu :

skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor 2,0-2,99

menyatakan posisinya adalah rata-rata dan skor 3,0-4,0 adalah kuat. Dengan cara

yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk matriks IFE, skor 1,0-1,99 adalah

rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang dan skor 3,0-4,0 adalah tinggi.

IE Matrix memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda, yaitu :

1. Sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai Tumbuh dan Membangun

(Grow and Build). Strategi-strategi yang cocok adalah Strategi Intensif

(Market Penetration, Market Development, dan Product Development) atau

Strategi Terintegrasi (Backward Integration, Forward Integration dan

Horizontal Integration)

2. Sel III, IV, atau VI paling baik dikendalikan dengan strategi-strategi

Pertahankan dan Pelihara (Hold and Maintain). Strategi-strategi yang umum

dipakai yaitu strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration) dan Pengembangan

Produk (Product Development).

3. Sel VI, VII atau IX dapat menggunakan strategi Panen atau Divesture

(Harvest or Divesture). Matriks IE disajikan dalam Gambar 3.

Strategi penetrasi pasar (market penetration) adalah meningkatkan pangsa

pasar melalui usaha pemasaran yang lebih intensif atau maksimal. Strategi

pengembangan pasar (market development) adalah strategi meningkatkan pangsa

pasar produk atau jasa ke daerah baru. Strategi pengembangan produk (product

development) adalah strategi meningkatkan penjualan dengan mengembangkan

atau memodifikasi produk atau jasa yang ada.

Strategi integrasi ke depan adalah pengendalian atau pengawasan lebih

terhadap distributor atau pengecer. Strategi integrasi ke belakang adalah strategi

pengendalian dan pengawasan lebih terhadap pemasok. Strategi integrasi

horizontal adalah strategi pengawasan lebih terhadap pesaing.

Page 33: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xxxiii

SKOR TOTAL IFE

Kuat Rata-rata Lemah

4,0 3,0 2,0 1,0

1,0

Gambar 1. Matriks IE (Husein Umar, 2003)

E. Matrik SWOT.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti,2005). Matrik SWOT adalah alat yang

digunakan untuk menyususn faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik ini dapat

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya. Contoh gambar matrik SWOT dapat dilihat pada Tabel 7. Matrik ini

menghasilkan 4 alternatif strategi, yaitu :

1. Strategi SO (Strenght-Opportunity) adalah strategi yang menggunakan

kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar

perusahaan.

2. Strategi ST (Strenght-Threat) adalah strategi dalam menggunakan kekuatan

yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO (Weakness-Opportunity) merupakan strategi yang diterapkan

berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan

kelemahan.

SKO

R T

OT

AL

EFE

4,0

Tinggi

3,0

Rata-rata

2,0

Rendah

I

Grow and Build

II

Grow and Build

III

Hold and Maintain

IV

Grow and Build

V

Hold and Maintain

VI

Harvest and Divestiture

VII

Hold and Maintain

VIII

Harvest and Divestiture

IX

Harvest and Divestiture

Page 34: Sagala. Cici Elisabet_H2007

4. Strategi WT (Weakness-Threat) merupakan strategi yang didasarkan pada

usaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Tabel 7. Matrik SWOT

Sumber: Rangkuti (2005)

Langkah-langkah dalam membuat matrik SWOT, yaitu :

1. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan.

2. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan.

3. Membuat daftar kekuatan internal perusahaan.

4. Membuat daftar kelemahan internal perusahaan.

5. Mencocokkan kekuatan internal dan peluang eksternal dan mencatat hasilnya

dalam strategi SO.

6. Mencocokkan kelemahan internal dan peluang eksternal dan mencatat

hasilnya dalam strategi WO.

7. Mencocokkan kekuatan internal dan ancaman eksternal dan mencatat hasilnya

dalam strategi ST.

8. Mencocokkan kelemahan internal dan ancaman eksternal dan mencatat

hasilnya dalam strategi WT.

F. Matriks Quantitative Strategic Planning (QSPM)

Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) digunakan untuk

menentukan alternatif strategi pemasaran yang paling baik atau yang menjadi

prioritas untuk dijalankan oleh perusahaan. Secara konseptual, tujuan QSPM

adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari

strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan strategi

IFE

EFE

Strenghts (S)

Weaknesses (W)

Opportunities (O)

Strategi SO

Strategi WO

Threats (T)

Strategi ST

Strategi WT

Page 35: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xxxv

mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan. Contoh matrik QSP

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Matriks QSP (Quantitative Strategies Planning)

Faktor-faktor

sukses kritis

Bobot

Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi III

AS TAS AS TAS AS TAS

Peluang

-

Ancaman

-

Kekuatan

-

Kelemahan

-

Jumlah Total

Nilai Daya Tarik

Sumber : David, 2002

Penjelasan mengenai langkah-langkah pengembangan suatu QSPM :

1. Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan perusahaan di

kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari matriks IFE dan EFE.

2. Memberi bobot pada masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot ini

sama dengan yang ada di matriks EFE dan matriks IFE.

3. Mengidentifikasi strategi alternatif yang diperoleh dari analisis SWOT.

Kemudian mencatat strategi-strategi ini di bagian atas baris QSPM.

4. Menetapkan Attractiveness Score (AS) untuk setiap strategi berdasarkan

peran faktor tersebut terhadap setiap alternatif strategi. Batasan nilai

Attractiveness Scores adalah : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 =

secara logis menarik, 4 = sangat menarik.

5. Menghitung Total Attractiveness Scores (TAS) dengan mengalikan bobot

dengan Attractiveness Score (AS).

Page 36: Sagala. Cici Elisabet_H2007

6. Menghitung jumlah seluruh Total Alternativeness Score (TAS) untuk setiap

alternatif strategi. Dari beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari

alternatif strategi yang tertinggi menunjukkan bahwa alternatif strategi itu

yang menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif

strategi ini menjadi pilihan terakhir.

2.2 Penelitian Terdahulu.

Herlina (2002) telah melakukan penelitian yang tentang analisis strategi

pemasaran dan pengembangan usaha kecil pada Pia Apple Pie Bogor. Dengan

matrik SWOT dapat disusun beberapa alternatif strategi bagi perusahaan dengan

menggabungkan lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Alternatif strategi

pemasaran berdasarkan bauran pemasaran meliputi strategi produk yaitu

mempertahankan posisi perusahaan serta terus melakukan inovasi baru dalam

pengembangan produk, strategi harga yaitu penetapan harga yang lebih bersaing

dengan produk sejenis atau produk subsitusi dengan meluncurkan paket-paket

tertentu agar dapat diperoleh harga yang lebih ekonomis, strategi distribusi yaitu

mempertahankan daerah pasar sasaran yang sudah ada dan juga mencari serta

menjajaki peluang di daerah-daerah baru, strategi promosi dengan melakukan

langkah-langkah promosi berupa perkenalan produk dan citra perusahaan.

Sahal (2003) dalam penelitiannya berjudul Analisis Formulasi Strategi PT

Fastfood Indonesia, Tbk (KFC) dalam Menghadapi Persaingan Bisnis Fastfood,

dengan menggunakan analisis internal dan eksternal diperoleh beberapa alternatif

strategi pemasaran bagi perusahaan, yaitu strategi penetratsi pasar, strategi

pengembanhan produk dan strategi pengembangan pasar. Strategi peneterasi pasar

dapat dilakukan dengan publikasi sertifikat halal, penambahan fasilitas play land

dan fasilitas pesan antar, mengoptimalkan dan meningkatkan iklan maupun

promosi sesuai sasaran, promosi agresif, peluncuran produk baru dan paket hemat

secara periodik dan kontinu, dan diversifiksasi produk. Strategi pengembangan

pasar yang dapat dilakukan meliputi intensif dalam pembukaan restoran baru, dan

relokasi store. Strategi pengembangan produk yang dapat dilakukan meliputi

mengoptimalkan program R&D, peningkatan perhatian PLC, dan diversifikasi

produk.

Page 37: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xxxvii

Nugraha (2004), telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Strategi

Pemasaran pada Restoran Waralaba (Studi Kasus di Bakmi Japos Cabang Bogor).

Berdasarkan analisis matrik IE diperoleh alternatif strategi yang terdiri dari

strategi intensif dan strategi integratif. Berdasarkan analisis SWOT, juga

menghasilkan kedua strategi tersebut dan khususnya memprioritaskan pada

kegiatan promosi dan meninjau kembali peraturan-peraturan baku yang telah

dibuat untuk cabang-cabangnya agar lebih fleksibel dan lebih disesuaikan dengan

daerah setiap outlet-outletnya.

Oktavia (2006) mengadakan penelitian mengenai analisis strategi pemasaran

pada CV. Celup Mitra Usaha. Berdasarkan analisis matrik IE, diperoleh beberapa

alternatif strategi pemasaran yaitu strategi penettasi pasar, strategi pengembangan

pasar, dan strategi pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar dapat dilakukan

dengan usaha pemasaran yang lebih gencar melalui peningkatan kegiatan

promosi, strategi pengembangan pasar dengan menambah gerai dan strategi

pengembangan produk dengan memperbaiki, memodifikasi produk atau jasa yang

sudah ada atau menciptakan produk baru. Berdasarkan analisis QSPM diperoleh

strategi yang menjadi prioritas utama untuk diterapkan oleh perusahaan adalah

meningkatkan kegiatan promosi.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian.

Dalam merumuskan strategi pemasaran harus terlebih dahulu mengetahui

keadaan umum perusahaan yang mencakup visi, misi, dan lingkungan pemasaran.

Lingkungan pemasaran yang dimaksud meliputi lingkungan internal dan

lingkungan eksternal. Dengan melakukan identifikasi terhadap lingkungan

internal maka akan diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Dan dengan

melakukan identifikasi terhadap lingkungan eksternal maka akan diketahui

peluang dan ancaman perusahaan. Kemudian hasil identifikasi lingkungan internal

akan dianalisis dengan menggunakan matrik IFE dan dan hasil identifikasi

lingkungan eksternal akan dianalisis dengan menggunakan matrik EFE. Hasil

analisis dengan menggunakan matrik IFE dan EFE dimasukkkan ke dalam matrik

IE untuk mengetahui posisi perusahaan.

Page 38: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Analisis dengan matrik SWOT dilakukan untuk memperoleh berbagai

alternatif strategi dengan menyesuaikan peluang dan ancaman yang dihadapi

perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Langkah

terakhir yang harus dilakukan adalah menentukan strategi pemasaran terbaik

dengan menggunakan matrik QSPM sehingga dihasilkan satu strategi yang

menjadi prioritas perusahaan.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

CALIFORNIA FRIED CHICKEN DARMAGA CENTRE BOGOR

Lingkungan Pemasaran

Strategi Pemasaran Terbaik

Analisis Lingkungan Internal

Analisis Lingkungan Eksternal

Matrik IFE Matrik EFE

Alternatif Strategi Pemasaran

QSPM

Matrik IE

Matrik SWOT

Page 39: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xxxix

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Restoran California Fried Chicken (CFC) Cabang

Darmaga Centre Bogor. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

dengan pertimbangan karena CFC merupakan salah satu restoran fastfood yang

cukup dikenal oleh masyarakat.

3.2 Jenis dan Sumber Data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari pihak manajemen restoran dan konsumen.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber terkait dengan topik

penelitian ini, seperti perpustakaan, internet, buku-buku, dan Badan Pusat

Statistik.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel.

Responden dalam penelitian ini terbagi dua, yaitu pihak manajemen restoran

dan konsumen. Teknik pengambilan sampel untuk pihak manajemen restoran

adalah metode judgement sampling, yaitu memilih sampel yang dinilai dapat

memberikan informasi yang paling lengkap. Responden yang dipilih yaitu general

manager, store manager, dan supervisor karena dianggap mengetahui informasi

mengenai faktor-faktor strategis internal dan eksternal restoran. Sedangkan teknik

pengambilan sampel yang digunakan untuk konsumen menggunakan metode non-

probability sampling (sampel tidak acak) dengan insidental sampling. Insidental

sampling adalah pemilihan sampel tidak direncanakan atau secara kebetulan.

Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah konsumen yang berkunjung ke

gerai tersebut pada saat penelitian dilakukan yang berjumlah 30 orang. Responden

berjumlah 30 orang mengacu pada konsep teorema batas sentral yang menyatakan

bahwa jumlah sampel yang besar (n ≥ 30) akan menyebar secara normal (Setiadi,

2003).

Page 40: Sagala. Cici Elisabet_H2007

3.4 Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara langsung dengan

pihak manajemen restoran yang terdiri dari general manager, store manager, dan

supervisor serta penyebaran kuesioner kepada konsumen yang berkunjung ke

restoran tersebut. Pengumpulan data juga dilakukan dengan melakukan studi

pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

3.5 Pengolahan dan Analisis Data.

Data-data yang telah dikumpulkan dari perusahaan dan kuesioner dari

konsumen diolah dengan menggunakan Microsoft Excel. Kemudian data-data

yang telah diolah akan dianalisis dengan tahapan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan lingkungan

internal (kekuatan dan kelemahan) perusahaan.

2. Menganalisis lingkungan internal dengan menggunakan matrik IFE untuk

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan utama perusahaan.

3. Menganalisis lingkungan eksternal dengan menggunakan matrik EFE untuk

mengidentifikasi peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan.

4. Memasukkan hasil analisis matrik IFE dan EFE ke dalam matrik IE untuk

menentukan posisi perusahaan.

5. Melakukan analisis dengan matrik SWOT untuk mendapatkan alternatif -

alternatif strategi pemasaran yang sesuai bagi perusahaan berdasarkan

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi perusahaan.

6. Menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan dengan

menggunakan matrik QSP.

Page 41: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xli

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Restoran di Indonesia dan Bogor

Industri restoran di Indonesia semakin berkembang pesat ketika perusahaan

makanan cepat saji asing mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1970. Produk

yang ditawarkan mampu memberikan warna dan rasa baru serta sistem

manajemen yang diterapkan dalam pengelolaaannya pun berbeda dan lebih

modern. Restoran fast food yang berkembang di Indonesia berasal dari berbagai

negara yaitu Amerika, Cina, Italia, Jepang, Thailand, dan Korea. Dan sekarang ini

restoran fast food juga banyak dikembangkan oleh restoran dometik. Nama-nama

restoran fast food asing dan lokal dapat dilihat pada Tabel 9.

Pertumbuhan restoran di kota bogor juga semakin berkembang pesat. Hal ini

dapat dilihat dari banyaknya restoran yang berdiri yang menawarkan masakan

lokal dan masakan internasional. Pada Tabel 10 dapat dilihat nama-nama restoran

berdasarkan kategori.

Tabel 10. Daftar restoran dan kategorinya di kota Bogor

No Kategori Nama Restoran 1 Makanan Trendy Kentucky Fried Chicken, McDonald’s, Pizza

Hut, Wendy’s, A&W, California Fried Chicken, Dunkin Donut, Texas Fried Chicken

2 Masakan Internasional Restoran hanamasa, Pasadena, Steamboat Sukiyaki.

3 Masakan Padang Restoran Simpang Raya, Restoran Trio, Bogor Raya.

4 Masakan Sunda Restoran Larisa, Ponyo, Saung Mirah, Saung kuring, Bambu tirza, Galuga, Restoran Alam kuring, Ayam Goreng Fatmawati.

5 Seafood dan Chinese food Cahaya Baru, Sian Restoran 6 Lainnya Bogor Permai, Ayam Goreng Pajajaran,

Hartz Chicken Buffet. Sumber: Rudianto (2002)

Page 42: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Tabel 9. Beberapa nama restoran fastfood asing dan lokal di Indonesia

Restoran Fastfood Asing Restoran Fastfood Lokal Nama Fastfood Menu utama Nama Fastfood Menu Utama

McDonald’s Ayam Goreng & Burger.

California Fried Chicken

Ayam Goreng

Texas Fried Chicken Ayam Goreng Ayam Bengawan Solo

Ayam Goreng

Kentucky Fried Chicken

Ayam Goreng Ayam Goreng Ny. Tanzil

Ayam Goreng

Taco Bell Ayam Goreng dan Burger

Ayam Goreng Fatmawati

Ayam Goreng

New York Fried Chicken

Ayam Goreng Ayam Goreng Suharti

Ayam Goreng

Chester Fried Ayam Goreng Ayam Goreng Mb.Berek

Ayam Goreng

Popeyes Chicken & Seafood

Ayam Goreng dan Seafood

Ayam Bakar SM Ayam Bakar

Wendy’s Burger Bakmi Jawa Mie Dairy Queen Burger Bakmi Naga Mie A&W Family Rest Burger Bakmi Gajahmada Mie American Hamburger Burger Bakmi Gg.Kelinci Mie Hartz Chicken Buffet Ayam Goreng

(Buffet) Bakmi Lap.Tembak Mie Bakso

Restoran Fastfood Asing Restoran Fastfood Lokal Nama Fastfood Menu utama Nama Fastfood Menu Utama Am Pm Burger Sari Ratu Masakan

Padang Jack In The Box Burger Hoka-Hoka Bento Masakan

Jepang Dunkin Donats Donat & Burger Salero Bagindo Masakan

Padang Pizza Hut Pizza Trio Masakan

Padang Round Table Pizza Pizza Simpang Raya Masakan

Padang Domino’s Pizza Pizza Cahaya Baru Masakan

Cina Little Caesar Pizza Pizza Es Teller 77 Mie Baso Hanamasa Masakan Jepang Es Teller KEC Mie Baso Nadaman Masakan Jepang Lambung Andal Steak Happy Day Steak R.M Sederhana Sizzler Steak Nilasari Yoshinoya Steak Sapo Oriental Sapo Sumber: SWA (2001)

Page 43: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xliii

4.2 Gambaran Umum California Fried Chicken

4.2.1 Sejarah, Visi, dan Misi Perusahaan

PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk (PT PGI) merupakan

perusahaan yang bergerak di bidang restoran makanan siap saji (fast food) yang

mengelola California Fried Chicken (CFC). PT Pioneerindo Gourmet

International Tbk berdiri pada tanggal 13 Desember 1983. CFC sepenuhnya

merupakan waralaba lokal. Saat ini CFC mempunyai 128 cabang, sebanyak 41

gerai merupakan cabang waralaba dan sisanya ditangani sendiri oleh PT.

Pioneerindo Gourmet International Tbk.

CFC termasuk restoran di Indonesia yang paling awal mengembangkan pola

waralaba sehingga dari sisi brand awareness, CFC kini sudah sangat dikenal.

Banyak kalangan masyarakat menilai CFC merupakan restoran cepat saji

waralaba dari Amerika dan mempersepsikan CFC sebagai waralaba asing seperti

KFC, McDonald's atau Wendy's. Apalagi dilihat dari namanya yang

menggunakan salah satu nama kota terkenal di negeri Paman Sam. Sebenarnya

restoran fastfood ini murni lokal. Jika kemudian mengandung unsur asing,

memang ada sejarah yang melekat dan tidak bisa dipisahkan dari perjalanan

restoran ini, dan juga sebagai upaya untuk mempermudah penetrasi di pasar

nasional.

PT Pioneerindo Gourmet International Tbk awalnya bernama PT Putra

Sejahtera Pioneerindo yang merupakan master franchise Pioneer Chicken dari

Amerika Serikat. CFC sebelumnya adalah waralaba asing asal Amerika Serikat

dengan nama Pioneer Chicken. PT Putra Sejahtera Pioneerindo memutuskan

penghentian kerja sama dengan Pioneer Chicken ketika perusahaan induk di AS

mengalami kebangkrutan pada tahun 1989 dan kemudian membuat restoran cepat

saji dengan skema waralaba.. Pihak Pioneer Chicken di Indonesia mengganti

nama perusahaan menjadi California Fried Chicken. Perubahan kepemilikan

menyebabkan PT Putra Sejahtera Pioneerindo berganti nama menjadi PT

Pioneerindo Gourmet Internatonal Tbk. Saat ini PT Pioneerindo Gourmet

Internatonal Tbk dipimpin oleh Budi Hamidjaja.

Visi California Fried Chicken adalah menjadi restoran fast food terbaik yang

menawarkan berbagai variasi produk bukan hanya ayam goreng. Dan Misi yang

Page 44: Sagala. Cici Elisabet_H2007

dimiliki oleh California Fried Chicken adalah menyajikan produk yang berkualitas

dan higienis dengan pelayanan yang memuaskan.

PT Sentra Darmaga mendirikan CFC Darmaga Centre di JL. Sindangbarang

RT 01/RW01 no.16A Bogor Barat tanggal 10 Desember 2004 dengan membeli

lisensi dari PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk. Perusahaan ini

sebelumnya adalah usaha keluarga, yaitu warung makan yang berdiri pada tahun

2002 kemudian menjadi badan hukum pada tahun 2004 tepatnya pada bulan Juli.

PT. Sentra Darmaga kemudian mengembangkan usahanya melalui sistem

waralaba dengan mendirikan CFC Darmaga Centre dan showroom TOSSA

dibidang otomotif sepeda motor di daerah Citeureup dan Darmaga Centre. PT

Sentra Darmaga adalah badan hukum usaha yang dimiliki oleh Bapak Agustus

Sani Nugroho yang menjabat sebagai komisaris utama dengan Ibu Dewi Ulfa

yang menjabat sebagai Direktur Utama PT Sentra Darmaga. Lisensi dari PT. PGI

berlaku per 5 tahun, dan bisa diperpanjang sesuai dengan bagaimana

perkembangan store yang bersangkutan. Kewajiban pewaralaba adalah mentaati

peraturan yang telah ditetapkan PT Pioneerindo Gourmet Internatonal Tbk, baik

dari segi taste, peraturan manajerial sesuai SOP, dan membayar fee 7% dari total

gross penjualan setiap bulannya. Dalam menjalankan usahanya CFC Darmaga

Centre dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat, dengan tetap

berpedoman pada standar-standar dasar yang telah ditetapkan oleh franchisor.

4.2.2 Jenis Usaha

Bentuk usaha dari PT. Sentra Darmaga adalah perseroan terbatas dengan

menerapkan sistem waralaba (franchise) untuk restoran cepat saji CFC Darmaga

Centre dengan membeli merek dagang brand of business dari PT. Pioneerindo

Gourmet International Tbk. Sistem ini telah dijalankan oleh PT Sentra Darmaga

selama hampir tiga tahun dengan beberapa ketentuan-ketentuan yang harus

dipatuhi, yaitu bahan baku disediakan oleh PT. Pioneerindo Gourmet International

Tbk, membayar royalti sebesar 7%, menerapkan SOP (Standard Operation

Prosedure) dan memberikan fasilitas dan kesempatan kepada monitoring pusat

untuk melakukan ROE (Restaurant Operation Evaluation) setiap bulan dengan

waktu yang tidak ditentukan.

Page 45: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xlv

4.2.3 Struktur Organisasi

Karyawan CFC Darmaga Centre berjumlah 15 orang , dengan struktur

organisasi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Struktur Organisasi Perusahaan

Pada struktur organisasi di atas General Manager di PT Sentra Darmaga

merangkap sebagai kepala personalia dan staff keuangan. Rekruitmen karyawan

yang bekerja di CFC Darmaga Centre dilakukan oleh PT. Sentra Darmaga dengan

memberikan hak training kepada PT. Pioneerindo Gourment International, Tbk.

Jadi perekrutan karyawan baru dan penanganan pemasukan dan pengeluaran

perusahaan menjadi wewenang General Manager.

Masing-masing jabatan mempunyai tugas dan tanggung jawab. Adapun

tugas dan tanggung jawab dari setiap jabatan adalah sebagai berikut:

1. Pemilik/Pewaralaba

Memberikan investasi kepada perusahaan

Pemilik/Pewaralaba

Direktur Utama

General Manajer

Supervisor

Staff/Karyawan

Store Manager Accounting

Keamanan dan kebersihan

Franchisor PT Pionerindo Gourment International, Tbk.

Page 46: Sagala. Cici Elisabet_H2007

2. Direktur Utama

a. Memimpin perusahaan secara menyeluruh.

b. Sebagai pengambil keputusan bagi perusahaan.

c. Bertanggung jawab kepada pemilik.

3. General Manager

a. Bertanggungjawab terhadap semua kegiatan yang berlangsung dalam

perusahaan

b. Bertanggungjawab mengatur semua pemasukan, pengeluaran keuangan

perusahaan dan mempertanggungjawabkan kepada Direktur Utama

4. Accounting

a. Bertanggungjawab menghitung dan menganalisa semua data pemasukan

dan pengeluaran keuangan perusahaan

b. Bertanggung jawab langsung kepada General Manager

5. Store Manager

a. Bertanggungjawab terhadap semua proses produksi di store sampai pada

pemasaran

b. Bertanggung jawab melakukan taking order bahan baku

c. Mempertanggungjawabkan semua kegiatan kepada General manager

6. Supervisor (SPV)

a. Membantu tugas Store Manager dalam keseharian

b. Mengawasi kegiatan staff/karyawan,

c. Bertangung jawab kepada Store Manager.

7. Cleaning Staff

a. Menjaga kebersihan lantai, kaca, meja, kursi dan wastafel di ruang lantai

atas dan bawah, dan memantau persediaan sause, sedotan, sabun tangan

dan tusuk gigi di ruang makan dan serta memberikan pelayanan pada

pelanggan yang meminta bantuan.

b. Bertanggung jawab kerpada SPV dan Store Manager

8. Kitchen Staff

a. Menyediakan dan mengolah makanan yang dipesan dari bagian counter

dan menjaga kebersihan lantai dapur, peralatan masak, peralatan makan

dan minum,

Page 47: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xlvii

b. Memberikan tanda kelayakan bahan makanan yang akan diolah (Holding

Time and Exparaded).

c. Bertanggung jawab kerpada SPV dan Store Manager

9. Counter Staff

a. Menyambut konsumen yang datang dengan ramah tamah dan melakukan

transaksi dengan konsumen, menjaga kebersihan di area counter dan

menjaga keamanan uang yang ada di mesin cash register.

b. Bertanggung jawab kerpada SPV dan Store Manager

10. Keamanan

a. Bertanggung jawab kepada General Manager.

b. Menjaga keamanan di sekitar store, dan merangkap sebagai juru parkir.

11. Kebersihan

a. Bertanggung jawab kepada General Manager.

b. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Page 48: Sagala. Cici Elisabet_H2007

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Internal

Analisis terhadap lingkungan internal restoran merupakan tahap untuk

mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaaan untuk

menghadapi persaingan. Aspek lingkungan internal yang diamati menggunakan

pendekatan fungsional yang terdiri dari produksi dan operasi, sumber daya

manusia, keuangan, pemasaran dan sistem informasi manajemen.

5.1.1 Produksi dan Operasi

Pada dasarnya CFC darmaga centre hanya mengelola bahan setengah jadi

menjadi makanan siap saji. Proses pengolahan fried chicken yaitu ayam beku dari

freezer dengan suhu penyimpanan -18 s/d -24oC, di trawing dalam chiller yang

bersuhu 3 s/d 7 oC kemudian dilakukan dusting (pencelupan dalam cairan batter

dip dan pencelupan dalam tepung). Lalu dimasak dalam fryer (penggorengan)

bersuhu 171oC selama 14 menit yang dilakukan secara komputerisasi sehingga

mematikan virus dan bakteri. Setelah matang dimasukkan ke warmer dengan

holding time 1 jam. Diagram alir proses produksi dapat dilihat pada Gambar 4.

Proses produksi di CFC Darmaga Centre sangat terjamin keamanan dan

kebersihannya karena ada SOP yang mengatur dan memuat standar-standar

pengolahan produk. SOP juga mengatur standar kebersihan lingkungan dan

karyawannnya sehingga produk yang dihasilkan benar-benar aman untuk

dikonsumsi, konsumen yang datang merasa aman dengan lingkungan yang bersih

dan karyawan yang ramah.

Penggunaan bahan baku menggunakan sistem first in first out (FIFO).

Bahan baku yang datang segera diberikan penandaan pada produk untuk

mempermudah tingkat kualitas produk dan kelayakan untuk dipergunakan sebagai

makanan siap saji (fastfood). Jika terdapat ayam yang tidak dapat dimasak sebagai

ayam goreng misalnya karena patah maka dapat digunakan untuk membuat

perkedel dan sup jagung. Jika bahan baku tersebut tidak bisa digunakan, maka

akan dikembalikan ke kantor pusat.

Page 49: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xlix

Pengawasan kualitas produk dan kelayakan dilakukan dengan melakukan

pengawasan setiap hari oleh manajer store dan supervisor dengan mengecek atau

mengevaluasi produk yang sudah diberikan tanda penggunaan dan kadaluarsa

produk. PT PGI, Tbk melalui Quality Assurance (QA) dan Area Manager (AM)

melakukan kontrol 2 kali atau lebih dalam sebulan pada kualitas, higienitas semua

bahan baku dan produk agar aman dikonsumsi.

Tingkat penggunakan teknologi di CFC Darmaga Centre termasuk modern

semi automatis., karena masih ada bagian dari proses produksinya yang

dikerjakan secara manual seperti diswhaser manual, cleaning equipment manual,

penyajian makanan dan minuman manual, namun dari segi peralatan dapur yang

digunakan sudah modern misalnya pada fryer yang digunakan sudah otomatis dan

terkompurerisasi. Beberapa contoh lainnya yang menggunakan teknologi modern:

cash register, exhaust, hatco heating cabinet, warmer, rice cooker automatic, grill

burner, chiller, freezer, water heater, dan lain-lain. Fasilitas cash registration

hanya satu, hal ini akan berpengaruh pada lambatnya pelayanan pada konsumen

khususnya pada hari sabtu minggu dimana banyak konsumen yang datang.

Gambar 4. Diagram Alir Proses Produksi

Di masukan ke Freezer (-18 S/d -24) (untuk ayam belum digunakan)

Di trawing di chiller (3 s/d 7 oC) (untuk ayam yang akan digunakan)

Holding Time 3 hari

Proses Pemasakan

Penyajian

Penerimaan bahan baku

(dalam keadaan beku)

Page 50: Sagala. Cici Elisabet_H2007

5.1.2 Sumber Daya Manusia

CFC Darmaga Centre memiliki 15 karyawan yang terdiri dari direktur

utama, general manager, accounting, store manager, supervisor, dan sisanya 10

karyawan bertugas sebagai cleaning staff, kitchen staff, counter staf,f, petugas

keamanan dan petugas kebersihan luar restoran. Tingkat pendidikan karyawan

sebagian besar berpendidikan SMU/sederajat dan hanya sebagian kecil yang

berpendidikan S1. Namun selama ini rendahnya tingkat pendidikan tidak

mengganggu jalannya perusahaan karena pekerjaan yang dilakukan relatif tetap

dari waktu ke waktu dan pekerjaan yang dilakukan sudah memiliki standar SOP.

Usia karyawan relatif muda dan didominasi oleh pria. Karyawan wanita terdiri

dari 2 orang dan bertugas sebagai kasir atau counter staff. Karyawan pria terdiri

dari 6 orang bertugas sebagai cleaning staff dan kitchen staff. Pada dasarnya

pekerjaan tidak terspesialisasi dan setiap karyawan dapat melakukan semua

pekerjaan.

Budaya kerja yang diterapkan di CFC Darmaga Centre adalah DQSC

(Discipline, Quality, Service dan Cleanlinnes) .Dicipline adalah modal dasar

setiap karyawan CFC yaitu disiplin waktu dan disiplin kerja yang sesuai dengan

SOP yang ditetapkan. Quality artinya selalu mengutamakan kualitas produk

maupun pelayanan. Service adalah selalu memberikan pelayanan terbaik kepada

konsumen serta menjaga hubungan baik antar sesama karyawan. Cleanlines

adalah selalu menerapkan kebersihan dan fairness di lingkungan kerja serta

mengutamakan kehigienisan produk.

Sebuah organisasi kerja membutuhkan suasana kondusif untuk mencapai

tujuan kerja secara optimal. Karyawan-karyawan CFC darmaga centre memiliki

hubungan kerja yang sangat baik, mereka memahami job description masing-

masing sehingga tidak saling bersinggungan antar karyawan. Selain itu

komunikasi juga berjalan dengan baik, hal ini dapat terlihat ketika kasir

melakukan order menu ke cook dan di respon dengan baik demikian selanjutnya

ketika menu selesai kemudian dikomunikasikan kembali ke kasir. Hubungan

karyawan dengan supervisor dan store manager juga terjalin dengan baik dan

diadakan briefing untuk evaluasi pencapaian yang sudah didapat, rencana kerja,

serta komunikasi dua arah mengenai saran, keluhan, dan hambatan yang ditemui.

Page 51: Sagala. Cici Elisabet_H2007

li

Perekrutan tenaga kerja dilakukan hanya jika ada posisi kosong. Perekrutan

dilakukan oleh kantor cabang sendiri dimana test dan pengambilan keputusan

akhir dilakukan oleh general manager CFC Darmaga Centre. Karyawan yang telah

diterima akan melewati masa percobaan selama 3 bulan dan setelah itu akan

diterima sebagai karyawan tetap.

Pelatihan oleh kantor pusat dilakukan hanya jika ada produk baru. Pihak

CFC Darmaga Centre melakukan pelatihan hanya pada karyawan baru. Pihak

CFC juga melakukan tes SOP kurang lebih 2 bulan sekali. Jam kerja karyawan

dibagi 2 shift, shift pertama dari jam 8.30-14.30 dan shift kedua dari jam 14.30-

21.30. Setiap hari pada akhir shift dilakukan briefing untuk mengevaluasi kinerja

selama sehari.

5.1.3 Keuangan

Pemasukan atau penerimaan bahan baku akan tercatat dalam buku-buku

besar produksi dan suplier juga akan memberikan daftar-daftar bahan baku yang

sudah dipesan kepada CFC Darmaga Centre sebagai pemasukan (input).

Struck/kertas pemesanan yang terdapat di cast register digunakan sebagai catatan

pengeluaran (output). CFC Darmaga Centre telah menggunakan sistem akuntansi

dalam pencatatan keuangan dengan menggunakan tenaga profesional. Pencatatan

laporan keuangan dilakukan pada setiap kegiatan seperti produksi, pemasaran,

penjualan, pembelian bahan baku, penerimaan dan lain-lain. Setiap hari CFC

memberikan laporan kepada owner dan menyetor langsung ke rekening owner.

Sedangkan laporan ke pusat dilakukan dua minggu sekali. Saat ini CFC belum

mencapai BEP karena usahanya masih tergolong muda kurang lebih 2 tahun

sedangkan untuk mencapai BEP dibutuhkan waktu 4 tahun.

5.1.4 Pemasaran.

A. Segmentation, Targeting dan Positioning

1. Segmentation

Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk

kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah (Rangkuti, 2005). Segmentasi

pasar yang dilakukan oleh CFC Darmaga Centre adalah berdasarkan aspek

Page 52: Sagala. Cici Elisabet_H2007

demografis, aspek psikografis, dan aspek perilaku. Segmentasi pasar berdasarkan

demografis yaitu keluarga. Segmentasi pasar berdasarkan aspek psikografis terdiri

dari kelas sosial dan gaya hidup. Dari segi kelas sosial, segmen yang dipilih oleh

CFC Darmaga Centre yaitu menengah ke atas, hal ini bisa dilihat dari harga yang

ditetapkan oleh CFC cukup mahal. Perubahan gaya hidup terutama dalam pola

konsumsi masyarakat yang semakin ingin cepat dan praktis karena mobilitas

masyarakat yang semakin meningkat sehingga tidak memiliki banyak waktu

untuk mengolah makanan sendiri sehimgga mendorong masyarakat untuk

mengkonsumsi makanan cepat saji. Segmentasi pasar berdasarkan aspek perilaku

terdiri yaitu manfaat dimana konsumen mencari manfaat berupa kualitas produk,

pelayanan dan kecepatan.

2. Targeting

Setelah perusahaan mengidentifikasi dan mengklasifikasikan segmen pasar,

tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah menetapkan pasar sasaran atau

targeting. Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar

yang akan dimasuki. Target pasar utama CFC Darmaga Centre yaitu keluarga dan

kalangan masyarakat menengah ke atas.

3. Positioning

Positioning merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang

diinginkan dalam pasar. CFC ingin menempati posisi sebagai restoran

internasional dengan produk yang memiliki citarasa internasional dan higienis.

Banyak kalangan masyarakat yang sangat menyukai produk yang berasal dari luar

negeri dan restoran fried chicken sangat identik dengan waralaba dari Amerika

sehingga CFC berusaha untuk meraih pasar dengan nama yang berasal dari sebuah

kota di Amerika dan menghasilkan produk yang sesuai dengan standar

internasional.

B. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran diperoleh dari perusahaan dan penyebaran kuesioner

kepada konsumen. Penyebaran kuesioner kepada konsumen dilakukan untuk

mengetahui pendapat konsumen dan membandingkannya dengan pendapat

perusahaan. Penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran penting untuk

Page 53: Sagala. Cici Elisabet_H2007

liii

diketahui oleh restoran sebagai bahan masukan dalam merumuskan strategi

pemasaran yang cocok dengan karakteristik konsumennya.

Karakteristik konsumen yang diamati dalam penelitian ini meliputi : usia,

alamat, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan per bulan, rekan

pergi ke restoran, sumber informasi mengenai restoran, keseringan mengunjungi

restoran, waktu mengunjungi restoran, restoran yang sering dikunjungi, alasan

utama pergi ke restoran, dan harga rata-rata yang biasa dikeluarkan konsumen.

Berdasarkan 30 kuesioner yang diolah menunjukkan bahwa konsumen berasal

dari Darmaga, Ciomas, Laladon, Jasinga, Pagelaran, Lewiliang, Ciampea, Jakarta

Dan Bekasi. Sebagian besar konsumen berasal dari sekitar Laladon, Darmaga dan

Ciomas. Usia konsumen terendah berusia di bawah 17 tahun dan yang tertinggi

berusia 62 tahun dengan rata-rata usia 32 tahun. Sebagian besar sampel berusia

berkisar antara 21-35 tahun (63,3%).

Konsumen yang berjenis kelamin pria sebesar 57% dan yang berjenis

kelamin wanita sebesar 43%. Jumlah konsumen pria dan wanita hampir sama

karena restoran ini memiliki segmen pasar keluarga (family) jadi sebagian besar

konsumen datang bersama keluarga. Tingkat pendidikan konsumen bervariasi dari

SD sampai S3. Persentase konsumen terbesar telah menempuh pendidikan sarjana

(36,7%). Pekerjaan mayoritas konsumen pegawai swasta yaitu sebesar 43,3%.

Pendapatan keluarga per bulan konsumen lebih dari Rp.2.500.000 sebesar 46,7%.

CFC memiliki segmen pasar keluarga, hal ini dapat dilihat dari mayoritas

konsumen biasanya datang bersama keluarga yaitu sebesar 90% dan sisanya

datang bersama teman. Sumber informasi memegang peranan penting dalam

mempengaruhi konsumen untuk berkunjung ke restoran. Adapun sumber

informasi yang diperoleh konsumen melalui papan nama restoran billboard

(76,7%), keluarga (10%), teman (3,3%), dan sumber lainnya (10%). Sumber

informasi konsumen terbesar berasal dari papan nama restoran, oleh karena itu

penempatan papan nama restoran, ukuran dan warna harus diperhatikan.

Penempatan papan nama restoran sebaiknya tidak sampai tertutupi oleh benda lain

seperti pohon sehingga dapat terlihat dari jauh. Selain itu penempatannya tidak

hanya di depan restoran akan tetapi juga di jalan-jalan utama yang strategis

sehingga konsumen memperoleh informasi dengan mudah.

Page 54: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Tabel 11. Karakteristik Konsumen Restoran CFC Darmaga Centre

Karakteristik Konsumen

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

Karakteristik Konsumen Jumlah

(Orang)

Persentase (%)

Usia a. <20 b. 21‐35 c. 36‐50 d. >51 

1 19 9 1

3,3 63,3 30 3,3

Rata-rata kunjungan dalam sebulan (kali) a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 

16 6 5 1

53,3 26,7 16,7 3,3

Jenis Kelamin a. Laki‐laki b. Wanita 

17 13

56,7 43,3

Rekan berkunjung ke restoran a. Keluarga b. Teman 

27

90 3 10

Pendidikan terakhir a. SD b. SLTP c. SMU d. Diploma e. Sarjana f. S3 

1 1 9 6 11 2

3,3 3,3 30 20

36,7 6,7

Waktu konsumsi a.   Makan siang  b. Makan malam  c. Selingan 

13 2 15

43,3 6,7 50

Pekerjaan a. Pelajar/Mahasiswa b. Pegawai Negeri c. Pegawai Swasta d. Wiraswasta e. Ibu Rumah Tangga 

2 6 13 3 6

6,7 20

43,3 10 20

Tempat pembelian lain a. CFC lain   b. KFC  c. Mc Donald  d. Texas Fried   Chicken e. Lainnya 

1 14 8 1 6

3,3 46,7 26,7 3,3 20

Pendapatan a. 500.000‐1000.000 b. 1000.000‐2.500.000 c. >2.500.000 

5 11 14

16,7 36,7 46,7

Alasan mengunjungi restoran CFC a. Harga murah dan 

terjangkau  b. Rasa enak  c. Suasana tempat yang 

nyaman  d. Merek terkenal  e. Pelayanan memuaskan f. Lainnya 

6 1 14 1 2 6

20

3,3 46,7

3,3 6,7 20

Sumber Informasi a. Papan nama 

restoran  b. Brosur c. Teman  d. Keluarga  e. Lainnya 

23 0 1 3 3

76.7

0

3.3 10 10

Harga rata-rata yang biasanya dikeluarkan untuk konsumsi per orang a. 10.000‐20.000 b. 20.000‐30.000 c. 30.000‐40.000 d. >40.000 

11 6 5 8

36,7 20

16,7 26,7

Page 55: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lv

Mayoritas konsumen mengunjungi restoran CFC dalam sebulan rata-rata 1

kali yaitu sebesar 53,3% konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan

konsumen tidak sering atau jarang mengunjungi restoran. Dapat dikatakan bahwa

tingkat loyalitas konsumen terhadap restoran kurang tinggi. Konsumen CFC yang

disurvey paling sering mengkonsumsi makanan cepat saji sebagai selingan (50%),

makan siang (43,3%) dan makan malam (6,7%). Selain di CFC Darmaga Centre

sebagian besar konsumen biasanya makan di KFC (46,7%). Dari data tersebut

dapat dilihat bahwa pesaing potensial CFC yaitu KFC.

Konsumen mengunjungi restoran karena suasananya yang nyaman (46,7%),

harga yang murah dan terjangkau (20%), pelayanan memuaskan (6,7%), rasa enak

(3,3%), merek terkenal (3,3). Faktor lainnya yaitu kebetulan ketemu saat lapar di

jalan, dekat rumah dan dekat dengan sekolah anak. Rasa makanan yang

seharusnya menjadi faktor utama yang menarik konsumen untuk berkunjung

sangat kecil persentasenya, hal ini disebabkan banyaknya produk yang mirip dan

produk CFC kurang memiliki keunikan dalam cita rasa sehingga konsumen dapat

memperolehnya ditempat lain. Dari sini dapat dilihat bahwa perlunya CFC untuk

melakukan inovasi produk sehingga diperoleh produk yang unik yang dapat

menarik konsumen. Kenyamanan restoran yang menjadi faktor utama yang

mendorong konsumen untuk berkunjung ke CFC harus dipertahankan dan

ditingkatkan sehingga konsumen tidak beralih ke tempat lain. Berikut ini disajikan

lebih lengkap data karakteristik konsumen pada Tabel 11.

a. Produk

Menu utama CFC adalah ayam goreng (Fried Chicken), selain itu terdapat

menu pelengkap lainnya seperti burger, chicken strip, perkedel, siomay, otak-otak

soup, dan lain-lain. Klasifikasi menu yang ditawarkan CFC terdiri dari food dan

beverages seperti yang terlihat pada Tabel 12. CFC juga menjual produk dalam

bentuk paket sehingga harganya lebih murah. Paket-paket yang ditawarkan yaitu

paket Astaga, paket Astaga Family, paket Robot Disc, dan paket ulang tahun.

Menu makanan yang sudah disiapkan untuk dikonsumsi ditempatkan pada

alat penghangat makanan (warmer) selama satu jam dan langsung diantarkan ke

Page 56: Sagala. Cici Elisabet_H2007

pelanggan dengan menggunakan wadah (tray) dan disertakan dengan struck/kertas

pemesanan sebagai bentuk keterbukaan kepada pelanggan.Menu makanan yang

dipesan pelanggan akan disampaikan oleh counter staff kepada kitchen staff

dengan menggunakan kode-kode tertentu seperti 18 untuk chicken burger, 19

untuk cheese burger, 15 untuk makanan kentang dll agar segera disiapkan.

Tabel 12. Klasifikasi Menu CFC.

Klasifikasi Uraian

Food Fried chicken, chicken strip, chicken steak, soup baso ayam,

perkedel, onion ring, rice, French fries, chicken corn soup,

chicken burger, chicken cheese burger, California roll, siomay

ayam, otak-otak, sate baso, fish chips, fish rice, fish only.

Beverages Cal blend float, avocado float, mineral water, calpucino float,

pepsi, mirinda, fruit tea, the botol, ice cream.

Sumber : CFC Darmaga Centre Bogor, 2007

Penilaian konsumen pada produk meliputi rasa, jumlah porsi, variasi

produk, cara penyajian, dan pelayanan. Berdasarkan hasil penilaian konsumen,

sebagian besar konsumen (53,3%) setuju rasa produk CFC memuaskan, sebesar

70% responden setuju dengan porsi makanan yang pas dan sebanyak 56,7%

konsumen setuju bahwa jenis produk bervariasi. Cara penyajian makanan menurut

43,3% menarik dan konsumen yang menyatakan penampilan produk tidak

menarik mengeluhkan bahwa ayam sering tampak terlalu matang dan batter tidak

menempel sehingga kulit hangus, dan pada bagian dalam ayam masih ada bagian

yang berwarna kemerahan. Oleh karena itu diperlukan pengawasan yang lebih

ketat dalam pengolahan produk dan penerapan SOP lebih ditingkatkan.

Pelayanan yang diberikan oleh restoran merupakan hal yang mempengaruhi

tingkat kepuasan konsumen atas kinerja restoran. Pelayanan restoran CFC sudah

cukup baik, sebanyak 63,3% konsumen setuju bahwa pelayan ramah dalam

melayani dan sebanyak 56,7% setuju bahwa pelayanan cepat. Data selengkapnya

dapat dilihat pada Tabel 13. Sebagian konsumen menyarankan agar variasi produk

perlu ditingkatkan dengan menambah produk seperti ayam bakar, nasi goreng,

Page 57: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lvii

makanan ringan, produk atau paket yang sesuai jangan diganti dan kehigienisan

produk ditingkatkan lagi.

Tabel 13. Penilaian konsumen terhadap produk

Keterangan : TS = Tidak Setuju KS = Kurang Setuju S = Setuju SS = Sangat setuju

b. Harga

Biaya pokok produksi perbulan digunakan untuk biaya royalty ke

PT.PGI,Tbk sebesar 7%, biaya bahan baku, biaya upah karyawan, utility (gas, air,

telepon,dll), biaya penyusutan barang, biaya research and development, biaya

retribusi, dan biaya maintaince (pengeluaran jasa service perbulan dan peralatan

yang dibeli). Harga produk CFC ditentukan oleh kantor pusat. Lampiran 4

menunjukkan daftar harga CFC. CFC menawarkan paket-paket hemat yaitu paket

Astaga, paket Astaga Family, paket Robot Disc. Selain itu CFC juga menawarkan

menu Rp.5000.

Berdasarkan hasil penilaian konsumen, sebanyak 53,3% konsumen setuju

bahwa harga produk CFC terjangkau. Menurut 33,3% konsumen harga produk

CFC sama dengan makanan cepat saji merek lain dan 33,3% konsumen

No

Uraian TS % KS % N % S % SS %

1 Rasa memuaskan 0 0 2 6, 7 12 40 16 53,3 0 0

2 Jumlah porsi makanan pas

2 6, 7 4 13,3 3 10 21 70 0 2

3 Jenis produk bervariasi 1 3,3 5 16, 7 7 23,3 17 56, 7 0 1

4 Cara penyajian makanan menarik

1 3,3 3 10 13 43,3 13 43, 3 0 1

5 Pelayan ramah dalam melayani

0 0 1 3,3 5 16, 7 19 63, 3 5 16, 7

6 Pelayanan cepat 0 0 5 16, 7 3 10 17 56, 7 5 16, 7

Page 58: Sagala. Cici Elisabet_H2007

menyatakan setuju bahwa harga produk CFC lebih murah dibandingkan makanan

cepat saji merek lain. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa harga CFC

sebenarrnya tidak jauh bebeda dengan harga produk sejenis merek lain dan

bahkan lebih murah. Sebagian besar konsumen (53,3%) sangat setuju perlu ada

potongan harga bila membeli dalam jumlah besar. Selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 14. Saran konsumen mengenai harga yaitu agar harga produk CFC

lebih terjangkau bagi kalangan menengah ke bawah, tidak terlalu terbawa arus

naik turunnya harga sembako atau harga lebih stabil dan lebih sering memberikan

diskon harga.

Tabel 14. Penilaian konsumen tehadap harga

d. Distribusi

Bahan baku yang berasal dari kantor pusat yang terletak di daerah Sunter

dikirim langsung ke CFC Darmaga Centre dengan menggunakan mobil pendingin

untuk produk beku dan untuk produk kering menggunakan mobil biasa. Setelah

itu bahan baku diolah menjadi produk siap jual di dapur CFC. Produk-produk

tersebut disampaikan kepada konsumen dengan saluran distribusi fisik dan

elektronik. Untuk dapat menikmati produk CFC, pelanggan dapat datang langsung

ke CFC Darmaga Centre atau pelanggan dapat menggunakan telepon untuk

memperoleh pelayanan delivery service. Delivery service dapat dilakukan untuk

pembelian minimal Rp.50.000 dan tidak dikenakan biaya pengiriman. Akan tetapi

pelayanan delivery service terbatas untuk daerah Laladon, Pagelaran,

No Uraian TS % KS % N % S % SS % 1 Harga

terjangkau 0 0 4 13,3 8 26, 7 16 53,3 2 6, 7

2 Harga lebih murah dibandingkan makanan cepat saji (fastfood) merek lain

1 3,3 8 26, 7 10 33,3 10 33,

3 1 3, 3

3 Perlu ada potongan harga bila membeli dalam jumlah besar

1 3,3 1 3,3 3 10 9 30 16 53, 3

Page 59: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lix

Sindangbarang, Gujir, Ciomas dan kampus IPB. Waktu pengantaran tergantung

jarak dan biasanya 15-20 menit.

CFC juga menyampaikan produknya melalui fasilitas catering baik catering

perorangan maupun catering instansi/perusahaan/sekolah dengan pemberian uang

muka terlebih dahulu. Pemesanan catering yang paling banyak diterima CFC yaitu

dari perumahan yasmin, darmaga asri, dan taman pagelaran sedangkan untuk

instansi/sekolah yaitu dari fakultas perikanan IPB, fakultas peternakan IPB dan

sekolah TK Islam Bogor Barat.

Dari hasil penilaian konsumen, sebanyak 66,7% konsumen setuju bahwa

lokasi CFC strategis. Lokasi CFC memang mudah dijangkau karena berada di

pinggir jalan yang dilalui oleh transportasi umum dan dapat dengan mudah

dijangkau dengan kendaraan pribadi. Ketersediaan lahan parkir akan

mempengaruhi konsumen dalam memilih restoran yang akan dikunjungi terutama

bagi konsumen yang menggunakan kendaraan pribadi. Penilaian konsumen

terhadap tempat parkir, sebanyak 73,3% setuju bahwa tempat parkir memadai.

Sebanyak 56,7% konsumen setuju bahwa desain/layout restoran menarik.

Kebersihan dan kerapihan restoran terjaga dengan baik, sebanyak 60% konsumen

setuju akan hal tersebut dan 23,3% sangat setuju. Para pelayan CFC sangat

menjaga kebersihan dan kerapihan restoran. Hal ini dapat dilihat dari pelayan

membersihkan meja dengan cepat setelah konsumen pergi agar dapat digunakan

oleh konsumen berikutnya dan karyawan rajin membersihkan lantai dalam

maupun luar restoran. Sebanyak 50% konsumen setuju bahwa suasana restoran

nyaman dan 26,7% sangat setuju. Hal ini dapat dilihat dari lingkungan sekitar

yang asri dengan tanaman yang terawat dan tertata rapi yang memberikan suasana

sejuk kepada konsumen serta suasana ruangan yang sejuk, terkesan santai dan

bebas. Akan tetapi masih ada keluhan dari konsumen mengenai pilihan musik dan

volume suara yang perlu dipertimbangkan lagi agar suasana lebih nyaman dan

tidak terkesan ribut. Saran lain dari konsumen yaitu agar tempat mainan anak

harus lebih aman dan nyaman, CFC memasarkan produknya ke daerah

perkantoran dan membuat fasilitas pembayaran dengan menggunakan kartu ATM.

Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 15.

Page 60: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Tabel 15. Penilaian konsumen terhadap distribusi

e. Promosi

CFC Darmaga Centre telah melaksanakan kegiatan promosi yang terdiri dari

periklanan dan hubungan masyarakat. Kegiatan periklanan yang pernah

dilaksanakan CFC darmaga Centre yaitu iklan di majalah pajajaran street news,

penyebaran brosur-brosur, dan pemasangan spanduk. Hubungan masyarakat yang

pernah dilakukan oleh CFC Darmaga Centre yaitu lomba mewarnai anak dan

menjadi sponsor suatu event. Penyebaran brosur dilakukan ke perumahan-

perumahan di daerah Laladon, Yasmin, Darmaga, dan Pagelaran. Lomba

mewarnai anak diikuti oleh lebih dari 10 TK di Bogor kota. Pihak CFC Darmaga

Centre menggunakan even organizer untuk datang ke sekolah-sekolah TK

mengumumkan perlombaan ini. Karya 3 pemenang utama lomba mewarnai ini

dipajang di dekat pintu masuk CFC Darmaga Centre. Selain kegiatan promosi

tersebut CFC juga pernah membuka stand di kampus IPB dan SBJ.

Akan tetapi kegiatan promosi yang dilakukan belum memperoleh hasil yang

signifikan karena promosi yang dilakukan kurang kontinue dan promosi yang

dilakukan sebagian besar hanya terbatas pada wilayah Darmaga sampai Ciomas.

Dan sebagai franchise, CFC membutuhkan promosi yang lebih gencar dari pihak

franchisor misalnya melalui media televisi untuk menjangkau seluruh kalangan

masyarakat.

Berdasarkan hasil penilaian konsumen, mayoritas konsumen setuju (73,3%)

bahwa merek CFC merupakan merek yang terkenal. Akan tetapi tetap saja perlu

No Uraian TS % KS % N % S % SS % 1 Lokasi strategis 0 0 0 0 7 23,3 20 66,7 3 10 2 Tempat parkir

memadai 0 0 1 3,3 2 6,7 22 73,3 5 16,7

3 Desain /layout restoran menarik 0 0 3 10 8 26,7 17 56,7 2 6,7

4 Kebersihan dan kerapihan restoran terjaga dengan baik

0 0 0 0 5 16,7 18 60 7 23,3

5 Suasana restoran nyaman 0 0 2 6,7 5 16,7 15 50 8 26,7

Page 61: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lxi

dilakukan promosi terhadap produk-produk CFC dan sebanyak 63,3% konsumen

setuju akan perlunya promosi. Sebanyak 63,3% konsumen setuju perlu memasang

iklan pada media cetak maupun elektronik. Selama ini CFC telah melakukan

berbagai kegiatan promosi, sebanyak 46,7% setuju bahwa promosi yang dilakukan

menarik dan sebagian besar yang menyatakan menarik berada di wilayah sekitar

CFC Darmaga Centre yaitu Darmaga sampai Ciomas. Data selengkapnya dapat

dilihat pada Tabel 16. Konsumen menyarankan agar kegiatan promosi lebih

diperbanyak atau ditingkatkan untuk produk yang telah ada dan terutama untuk

setiap produk baru, promosi dilakukan secara langsung ke lokasi sekitar,

pengadaan badut teletubish atau spongebob setiap hari libur secara rutin, dan

perbanyak promosi pada televisi dengan format dibuat semenarik mungkin.

Tabel 16. Penilaian konsumen terhadap promosi

5.1.5 Sistem Informasi Manajemen

CFC Darmaga Centre dalam kegiatan manajerialnya sudah didukung

dengan sistem informasi manajemen yang berbasis komputer. Fasilitas sistem

informasi manajemen yang digunakan yaitu 2 unit computer di bagian office dan

1 unit cash register. Fasilitas kompurter masih tergolong sederhana, belum

dilengkapi dengan fasilitas internet dan belum ada online antara gudang distribusi

dan CFC Darmaga Centre. Pengorderan pesanan dilakukan melalui fax.

No Uraian TS % KS % N % S % SS % 1 Merek CFC

merupakan merek yang terkenal

0 0 2 6,7 6 20 22 73,3 0 0

2 Perlu adanya promosi terhadap produk-produk CFC

0 0 0 0 7 23,3 19 63,3 4 13,3

3 Perlu memasang iklan pada media cetak maupun elektronik

0 0 1 3,3 6 20 19 63,3 4 13,3

4 Promosi yang dilakukan sangat menarik

0 0 5 16,7 9 30 14 46,7 2 6,7

Page 62: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Pencatatan seluruh pemasukan, pengeluaran, kebutuhan bahan baku dan lain-lain

dilakukan secara manual di CFC dan dicatat secara komputerisasi di bagian office.

5.2. Analisis Eksternal

Analisis terhadap lingkungan eksternal restoran merupakan tahap untuk

mengeahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Aspek eksternal yang

dianalisis yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro.

5.2.1 Lingkungan Mikro

Lingkungan mikro yang memiliki pengaruh terhadap restoran meliputi (1)

pesaing, (2) konsumen, (3) pemasok dan (4) perantara.

1. Pesaing

CFC dalam menjalankan usahanya menghadapi persaingan yang ketat

terutama dengan restoran sejenis seperti KFC, McDonald dan Texas Fried

Chicken. CFC Darmaga Centre juga menghadapi persaingan dengan CFC lainnya

terutama CFC Taman Topi yang letaknya agak berdekatan dengan CFC Darmaga

Centre. Akan tetapi pesaing yang paling potensial bagi CFC adalah KFC karena

KFC memiliki brand image yang sangat kuat, promosi yang dilakukan sangat

gencar dan KFC dapat secara periodik dan kontinue mengeluarkan paket murah

atau paket hemat. Selain persaingan dari usaha sejenis di Bogor, CFC juga

menghadapi persaingan dengan rumah makan padang di sekitar CFC Darmaga

Centre namun persaingan yang dirasakan tidak berpengaruh besar bagi CFC

karena produk yang ditawarkan berbeda.

Pertumbuhan restoran sejenis yang menawarkan produk ayam goreng sangat

besar. Hal ini disebabkan sistem operasi dan teknologi dapat dikembangkan setiap

perusahaan sehingga ancaman pendatang baru untuk bisnis ini sangat tinggi.

Persaingan dengan restoran-restoran di Bogor pada umumnya juga sangat tinggi

karena banyak sekali restoran-restoran yang telah berdiri dan menawarkan

produk-produk yang berbeda dan unik untuk menarik minat konsumen.

Page 63: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lxiii

2. Konsumen

Pada dasarnya target pasar yang ingin dituju oleh CFC Darmaga Centre

adalah keluarga (family). Hal ini dapat dilihat dari tersedianya fasilitas arena

bermain di dalam restoran CFC dan adanya fasilitas ulang tahun. Dari segi

psikografi, konsumen sasaran CFC yaitu pada kelas sosial menengah ke atas. Hal

ini dapat dilihat dari harga-harga yang ditawarkan oleh CFC yang cukup mahal.

Sebagian besar konsumen CFC Darmaga Centre berasal dari daerah sekitar

Darmaga sampai Ciomas. Perbedaan jumlah konsumen yang datang antara hari

biasa dan hari libur/minggu sangat besar dimana jumlah konsumen pada hari biasa

sekitar 60-70 orang dan pada hari libur/minggu sekitar 150-200 orang. Jumlah

tersebut masih jauh dari yang diharapkan. Untuk menarik perhatian konsumen,

CFC melakukan berbagai kegiatan promosi dan menggunakan badut teletubish di

pinggir jalan raya setiap hari sabtu dan minggu.

Sebelum perusahaan mengeluarkan produk baru atau paket baru, pihak

franchisor terlebih dahulu melakukan uji pasar untuk mengetahui tanggapan

konsumen. Sebagian besar konsumen biasanya sangat sensitif terhadap harga. Hal

ini mendorong CFC untuk mengeluarkan paket-paket murah dan menu dengan

harga Rp. 5000,-.

3. Pemasok

Bahan baku yang digunakan oleh CFC disuplai dari kantor pusat yaitu PT

PGI. PT PGI memperoleh bahan baku dari Charoen Phocphand Food Cikade,

Serang-Banten untuk karkas ayam potongan komersial, PT Lasalle Food dan PT

Frozen Food Pahala untuk bahan baku seperti nugget dan chicken patty. Supplier

lainnya yaitu sosro (teh botol), Felicia (kue ulang tahun), dan campina (ice

cream). Setiap hari Senin dilakukan stock opname. Stock opname adalah

perhitungan jumlah bahan baku yang masih ada di store dan yang akan diorder ke

gudang Sunter-Jakarta. Kemudian pada hari Selasa dilakukan order stock dan

barang akan datang pada hari Kamis sesuai dengan bahan baku yang dipesan.

Sistem pembayarannya yaitu untuk bahan baku kering pembayaran

dilakukan pada hari Selasa pada saat melakukan order stock sedangkan untuk

bahan baku basah seperti ayam pembayaran dilakukan dua minggu setelah

Page 64: Sagala. Cici Elisabet_H2007

menerima orderan. Selain dari PT PGI, pihak CFC juga membeli bahan baku dari

pasar tradisional untuk bahan baku yang daya tahannya sekitar 2-3 hari misalnya

sayuran, bawang merah, seledri, daun bawang, kentang, tomat dan lain-lain.

Selama ini belum pernah terjadi keterlambatan pengiriman maupun pasokan

terputus. Pihak CFC sendiri sudah berjaga-jaga dengan kemungkinan terjadinya

hal tersebut dengan menerapkan bupper stock sebesar 20%. Kebutuhan ayam

seminggu rata-rata 200 ekor dan ditambah bupper stock sehingga setiap

minggunya rata-rata diorder sebanyak 240 ekor.

4. Perantara

CFC Darmaga Centre melakukan pemasaran sendiri terhadap produk-

produknya dan tidak menggunakan agen/perantara. CFC menyalurkan produknya

melalui saluran distribusi fisik dimana konsumen datang sendiri ke CFC, fasilitas

delivery service, fasilitas ulang tahun dan catering. Delivery service dapat

dilakukan dengan minimal pembelian Rp.50.000 dan berada dalam wilayah

sekitar darmaga-ciomas tanpa biaya tambahan. Penggunaan fasilitas ulang tahun

dapat di rumah maupun di CFC darmaga centre dengan persyaratan tertentu yaitu

minimal 50 orang jika pelaksanaannya di rumah dan biaya transportasi untuk

mengangkut seluruh peralatan pesta ditanggung konsumen, dan minimal 30 orang

jika pelaksanaannya di CFC Darmaga Centre. Harga tergantung paket yang

dipilih. Fasilitas catering dapat digunakan jika pemesanan dilakukan beberapa hari

sebelumnya.

5.2.2 Lingkungan Makro

Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin menginginkan kepraktisan

dan kecepatan mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan cepat saji.

Selain itu faktor lainnya adalah semakin banyaknya wanita yang bekerja diluar

rumah sehingga tidak punya banyak waktu untuk menyediakan makanan di

rumah. Perubahan gaya hidup ini menyebabkan bertumbuhnya restoran-restoran

karena besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut.

Dilihat dari segi demografi, jumlah penduduk yang besar dan terus

bertambah di kota bogor memberikan peluang bagi CFC. Masih banyak daerah

Page 65: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lxv

atau segmen yang belum dimasuki oleh CFC sehingga apabila dimanfaatkan

dengan baik, CFC dapat memperluas jangkauan pasarnya. Tabel 17 menunjukkan

jumlah penduduk kota Bogor tahun 2006.

Tabel 17. Jumlah Penduduk kota Bogor Menurut Jenis kelamin Tahun 2006

Kecamatan Laki-laki (orang)

Perempuan (orang)

Jumlah (orang)

Bogor Selatan 77.254 73.881 151.135 Bogor Timur 38.307 39.958 77.265 Bogor Utara 64.148 61.710 125.858 Bogor Barat 86.496 84.148 170.644 Bogor Tengah 42.235 46.620 92.855 Tanah sereal 67.006 65.487 132.493 Jumlah 397.446 370.804 750.250 Sumber : Kota Bogor Online (2006)

CFC memiliki bahan baku utama ayam dan merebaknya flu burung pada

unggas-unggas sangat mempengaruhi penjualan CFC. Pada awal merebaknya flu

burung terjadi penurunan penjualan hingga 30%. Untuk mengantisipasi hal

tersebut CFC Darmaga Centre memasang spanduk yang menyatakan bahwa

mengkonsumsi ayam aman selama proses pemasakannya benar dan CFC sudah

melakukan pemasakan ayam yang aman dengan standar suhu pemasakan ayam

170oC selama 14 menit, selain itu CFC memiliki Quality Assurance yang

menjamin. Pihak pemerintah juga menyatakan melalui berbagai media bahwa jika

ayam dimasak dengan benar maka aman untuk dikonsumsi. Upaya-upaya yang

dilakukan baik oleh pemerintah maupun kantor pusat CFC dan pihak-pihak lain

menyebabkan masyarakat lebih merasa aman untuk mengkonsumsi ayam.

Sehingga saat ini flu burung tidak terlalu berdampak buruk lagi bagi restoran-

restoran yang memiliki bahan baku ayam walaupun sedikit banyak masyarakat

masih merasa takut mengkonsumsi ayam..

Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat terutama

teknologi pengolahan produk yang mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas

produk. CFC Darmaga Centre belum benar-benar mengikuti perkembangan

teknologi. Penggunaan teknologi di CFC tergolong semi tinggi dan masih banyak

proses produksi yang dikerjakan sacara manual. Selain teknologi dalam

Page 66: Sagala. Cici Elisabet_H2007

pengolahan produk, teknologi komunikasi dan informasi juga semakin modern

misalnya telepon, fax, internet, HP dan lain-lain.

5.3. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman.

5.3.1 Kekuatan

CFC Darmaga centre memiliki beberapa kekuatan yaitu (1) memiliki merek

yang cukup dikenal masyarakat, (2) cita rasa internasional, (3) memiliki standar

SOP, (4) dukungan franchisor dalam penyediaan bahan baku, (5) lokasi outlet

strategis, (6 ) sistem persediaan baik, dan (7) pelayanan yang baik kepada

konsumen

1. Memiliki merek yang cukup dikenal masyarakat

Nama California Fried Chicken sudah cukup dikenal masyarakat sebagai

restoran yang menawarkan ayam goreng sebagai menu utamanya. Walaupun

kebanyakan masih beranggapan bahwa CFC berasal dari Amerika namun hal itu

sangat berdampak positif bagi CFC karena sebagian besar masyarakat menyukai

produk asing.

2. Cita rasa internasional

Walaupun CFC merupakan restoran lokal akan tetapi produk yang

dihasilkan memiliki cita rasa internasional sehingga produk CFC dapat bersaing

dengan produk ayam goreng lainnya yang berasal dari luar negeri. Cita rasa

menjadi kekuatan bagi CFC dalam menghadapi persaingan dengan restoran

sejenis yang berasal dari luar negeri.

3. Memiliki standar SOP

CFC memiliki standar SOP yang mengatur dan memuat standar-standar

pengolahan bahan baku atau proses produksi, standar kebersihan lingkungan dan

standar karyawan sehingga produk yang dihasilkan benar-benar aman untuk

dikonsumsi, konsumen merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih dan

karyawan yang ramah.

4. Dukungan franchisor dalam penyediaan bahan baku

CFC Darmaga Centre memperoleh hampir seluruh bahan baku dari kantor

pusat sehingga CFC tidak bersusah payah mencari pemasok yang sesuai atau

berbelanja di supermarket dan jaminan mutu bahan baku terjaga.

Page 67: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lxvii

5. Lokasi outlet strategis

CFC Darmaga Centre memiliki lokasi yang strategis dimana lokasinya

berada di dekat terminal laladon dan dipinggir jalan raya sehingga dapat dicapai

dengan mudah oleh transportasi umum maupun kendaraan pribadi. Lokasi

restoran yang strategis memudahkan konsumen untuk datang langsung dan

memudahkan restoran untuk melakukan distribusi produk sendiri.

6. Sistem persediaan baik

CFC mengorder bahan baku sesuai dengan kebutuhan satu kali semnggu

dan ditambah bupper stock sebesar 20% dari kebutuhan untuk menghindari

pasokan terputus. Dan penggunaan bahan baku menggunakan metode first in first

out (FIFO) sehingga masalah kadaluarsa dapat dihindari.

7. Pelayanan yang baik kepada konsumen

Budaya kerja yang diterapkan karyawan CFC adalah DQSC (Discipline,

Quality, Service, dan Cleanlinnes) artinya dalam sistem kinerjanya menerapkan

sistem disiplin kerja, menjamin kualitas produk, memberikan pelayanan yang baik

terhadap konsumen, mengutamakan higienitas produk dan selalu menjaga

kebersihan lingkungan. Dari budaya kerja tersebut salah satu yang diterapkan oleh

CFC adalah pelayanan yang baik kepada konsumen. Pelayanan yang diberikan

karyawan cepat dan ramah. Hal ini bisa dilihat dari analisa penilaian konsumen

dimana sebagian besar konsumen setuju bahwa pelayanan ramah dalam melayani

dan pelayanan cepat. Pelayanan yang diberikan oleh restoran merupakan hal yang

mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen atas kinerja restoran

5.3.2 Kelemahan

Kelemahan utama CFC yaitu (1) kurang melakukan kegiatan promosi, (2)

Kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat, (3) kurangnya

pelatihan, (4) tidak ada divisi pemasaran, (5) sebagian pekerjaan masih dilakukan

secara manual, dan (6) kurangnya fasilitas.

1. Kurang melakukan kegiatan promosi.

CFC telah melakukan berbagai macam kegiatan promosi akan tetapi

promosi yang dilakukan kurang kontinue sehingga belum memberikan hasil yang

signifikan. Hal ini bisa dilihat dari volume penjualan yang belum mencapai target

Page 68: Sagala. Cici Elisabet_H2007

yang diharapkan. Dan kurangnya dukungan franchisor dalam melakukan promosi

yaitu kurangnya promosi melalui televisi untuk memperkenalkan produk-produk

CFC ke seluruh lapisan masyarakat, turut mempengaruhi pemasaran CFC

Darmaga Centre. Sebagian besar konsumen berasal dari daerah sekitar darmaga

sampai ciomas karena kegiatan promosi yang selama ini dilakukan sebagian besar

hanya terbatas pada daerah tersebut.

2. Kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat

Pengembangan atau penambahan menu baru harus mendapat persetujuan

dari PT Pioneerindo Gourment International, Tbk. Hal ini menyebabkan cabang-

cabang CFC termasuk CFC Darmaga Centre sulit berinovasi untuk menghasilkan

produk-produk baru. Padahal CFC Darmaga Centre perlu melakukan

pengembangan atau penambahan menu baru untuk memenuhi permintaan

konsumen.

3. Kurangnya pelatihan

Pelatihan dilakukan oleh CFC Darmaga Centre hanya pada karyawan baru

saja dan pelatihan oleh kantor pusat hanya jika ada produk baru. Padahal perlu

dilakukan pelatihan secara kontinu baik pada karyawan maupun pihak manajemen

terutama mengenai pengolahan produk yang berkualitas dan kegiatan pemasaran

agar restoran dapat berjalan sesuai dengan standar SOP yang ditetapkan dan

restoran dapat lebih berkembang. Ditambah lagi pendidikan karyawan yang

rendah sehingga memerlukan lebih banyak pelatihan.

4. Tidak ada divisi pemasaran

CFC Darmaga Centre tidak memiliki divisi pemasaran. Store manager yang

melaksanakan tugas dalam kegiatan produksi juga merangkap bertugas dalam

kegiatan pemasaran. Padahal CFC sangat membutuhkan divisi pemasaran khusus

yang dapat menyusun program-program pemasaran.

5. Sebagian pekerjaan masih dilakukan secara manual

Perkembangan teknologi sudah mengalami kemajuan yang pesat dan

semakin modern. CFC sudah menggunakan teknologi modern seperti fryer yang

digunakan sudah otomatis dan terkompurerisasi, cash register, exhaust, hatco

heating cabinet, warmer, rice cooker automatic, grill burner, chiller, freezer,

water heater, dan lain-lain. Akan tetapi teknologi yang digunakan CFC sebagian

Page 69: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lxix

masih manual seperti diswhaser manual, cleaning equipment manual, penyajian

makanan dan minuman manual.

6. Kurangnya fasilitas.

Fasilitas cash register untuk melayani konsumen hanya satu sehingga jika

konsumen yang datang banyak khususnya sabtu minggu, dapat berakibat pada

lambatnya pelayanan pada konsumen sehingga konsumen lebih lama mengantri.

5.3.3 Peluang

CFC memiliki beberapa peluang yaitu (1) segmen pasar yang besar, (2)

perubahan gaya hidup, (3) perkembangan teknologi, dan (4) usaha pemasaran

melalui anak-anak semakin terbuka.

1. Segmen pasar yang besar

Jumlah penduduk kota bogor cukup besar dan pertumbuhan penduduk

cukup tinggi sehingga menjadi peluang bagi CFC Dramaga Centre dalam

pemasaran produknya. Masih banyak segmen pasar yang belum dimasuki CFC

Dramaga Centre secara maksimal terutama wilayah Bogor Barat seperti Darmaga.

Ciampea, Lewiliang, dan Jasinga.

2. Perubahan gaya hidup masyarakat

Perubahan gaya hidup masyarakat khususnya pada pola konsumsi yang

semakin ingin serba cepat dan praktis karena tingkat kesibukan konsumen

semakin tinggi menyebabkan masyarakat tidak memiliki waktu untuk mengolah

makanan sendiri sehingga banyak masyarakat lebih memilih makan di luar rumah

yaitu di rumah makan atau restoran. Hal ini merupakan peluang bagi CFC sebagai

restoran fastfood yang memberikan pelayanan yang cepat dalam penyediaan

makanan.

3. Perkembangan teknologi

Perkembangan teknologi semakin pesat baik dalam teknologi produksi,

pelayanan maupun admnistrasi. Hal ini menjadi peluang bagi CFC untuk

meningkatkan kualitas produk dan pelayanan serta mengefektifkan atau

memperlancar pekerjaan melalui penggunaan teknologi yang modern seperti

Page 70: Sagala. Cici Elisabet_H2007

internet dan mengganti teknologi misalnya dalam penyajian makanan dan

minuman agar lebih modern dan praktis.

4. Usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka

Untuk meraih segmen keluarga, usaha pemasaran atau promosi dengan

memfokuskan pada anak-anak semakin banyak dilakukan oleh restoran.

Sebelumnya usaha pemasaran lebih difokuskan kepada kaum ibu karena biasanya

wanita yang memilih makanan untuk keluarga. Akan tetapi sekarang ini banyak

restoran yang mulai memfokuskan usaha pemasaran atau promosi melalui anak-

anak karena dengan meraih segmen anak-anak, maka secara otomatis orang

tuanya juga akan ikut teraih. Selain itu jumlah anak-anak di kota Bogor cukup

besar seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 18. Hal ini menjadi peluang besar

bagi CFC Darmaga Centre untuk meraih segmen utamanya yaitu keluarga.

Tabel 18. Penduduk Kota Bogor Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2003

No Kelompok Umur

(Tahun) Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Total (Jiwa)

1 0-4 41.904 38.733 80.637

2 5-9 40.265 38.051 78.316

3 10-14 38.619 37.064 75.683

4 15-19 39.997 39.387 79.384

5 20-24 46.788 46.858 93.646

6 25-29 42.719 41.085 83.804

7 30-34 39.500 37.291 76.791

8 35-39 31.688 29.756 61.444

9 40-44 27.012 25.760 52.772

10 45-49 21.545 19.576 41.121

11 50-54 16.392 14.030 30.422

Page 71: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lxxi

12 55-59 9.959 9.302 19.261

13 60-64 9.076 8.805 17.881

14 65+ 13.788 15.756 29.544

Jumlah 419.252 401.454 820.706

Sumber : Badan Pusat Statistik (2003)

5.3.4 Ancaman

Selain terdapat peluang yang besar, CFC juga harus, menghadapi ancaman

dari luar perusahaan yang dapat menghambat jalannya perusahaan yaitu (1)

tingkat persaingan yang tinggi, (2) brand image pesaing yang kuat, (3) kekuatan

tawar menawar pembeli, (4) kenaikan biaya produksi, dan (5) adanya isu flu

burung.

1. Tingkat persaingan tinggi

CFC Darmaga Centre memiliki banyak pesaing baik dari restoran sejenis

maupun tidak sejenis. Pesaing CFC Darmaga Centre yang sejenis adalah CFC

lainnya terutama CFC Taman Topi, McDonald, KFC, dan Texas Fried Chicken.

Pesaing CFC Darmaga Centre yang paling potensial adalah KFC karena KFC

memiliki brand image yang sangat kuat, promosi yang dilakukan sangat gencar

dan KFC dapat secara kontinue dan periodik mengeluarkan paket baru atau paket

hemat. Pesaing CFC Darmaga Centre lainnya adalah rumah makan padang yang

ada di sekitar CFC Darmaga Centre dan restoran-restoran lainnya yang ada di

Bogor.

2. Brand image dari pesaing

Brand image pesaing yang sangat kuat dapat menjadi ancaman bagi CFC.

Khususnya KFC dimana setiap orang yang ingin makan ayam goreng berbumbu

selalu menyebutnya dengan “Ayam Kentucky”.

3. Kekuatan tawar menawar pembeli

Pertumbuhan restoran semakin pesat dan banyak yang menawarkan produk

yang unik untuk menarik minat konsumen sehingga konsumen bebas memilih

produk mana yang akan dikonsumsi.

4. Kenaikan biaya produksi

Page 72: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Adanya kenaikan biaya produksi akibat kenaikan BBM atau sembako dapat

menyebabkan penurunan pendapatan bagi CFC. Selain itu juga dapat

menyebabkan kenaikan harga produk yang berakibat pada semakin sulitnya CFC

dalam bersaing terutama dari segi harga.

5. Adanya isu flu burung

Isu flu burung yang merebak beberapa tahun terakhir ini dapat menjadi

ancaman bagi kelangsungan restoran karena konsumen menjadi takut untuk

mengkonsumsi produk CFC sehingga dapat menurunkan volume penjualan. Akan

tetapi CFC telah melakukan usaha untuk mengantisipasi hal tersebut. CFC

Darmaga Centre memasang spanduk yang menyatakan bahwa mengkonsumsi

ayam aman selama proses pemasakannya benar dan CFC sudah melakukan

pemasakan ayam yang aman dengan standar suhu pemasakan ayam 170oC selama

14 menit, selain itu CFC memiliki Quality Assurance yang menjamin. Pihak

pemerintah juga menyatakan melalui berbagai media bahwa jika ayam dimasak

dengan benar maka aman untuk dikonsumsi. Sekarang ini dampak flu burung

sudah tidak terlalu mempengaruhi CFC Darmaga Centre lagi.

5.4. Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran

Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang,

selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga

tahapan yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan

keputusan.

5.4.1 Tahap Masukan

Tahap masukan merupakan tahap untuk memasukkan hasil analisis dan

identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil

analisis dan identifikasi kondisi lingkungan internal berupa kekuatan dan

kelemahan akan disusun ke dalam matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan

identifikasi kondisi internal dan eksternal berupa peluang dan ancaman akan

disusun ke dalam matriks EFE.

1. Matriks IFE

Page 73: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lxxiii

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari

faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFE

menggambarkan kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan

kelemahan yang dihitung dengan rating dan bobot.

Hasil analisis matriks IFE pada Tabel 19 menunjukkan bahwa faktor

strategis yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah sebagai memiliki

standar SOP (Standard Operation Procedure) dan pelayanan yang baik kepada

konsumen yang memiliki skor terbobot yang sama dan paling besar, yaitu 0,347.

Hasil analisis matriks IFE juga memperlihatkan faktor strategis internal yang

menjadi kelemahan utama perusahaan yaitu kurang melakukan kegiatan promosi

dengan skor terbobot paling besar yaitu sebesar 0,087.

Dari hasil perhitungan matriks IFE secara menyeluruh diperoleh total skor

sebesar 2,817 yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan kuat.

Perusahaan telah mampu memanfaatkan kekuatannya dan mengatasi kelemahan

yang dimiliki dengan baik.

Page 74: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Tabel 19. Matriks IFE CFC Darmaga Centre

2. Matriks EFE

Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari

faktor-faktor eksternal perusahaan yaitu peluang dan ancaman yang dihadapi

perusahaan. Langkah-langkah dalam penyusunan matriks EFE hampir sama

dengan penyusunan matriks IFE. Namun pada matriks EFE, faktor-faktor strategis

yang digunakan adalah peluang dan ancaman. Hasil perhitungan matriks EFE

dapat dilihat pada Tabel 20.

Hasil analisis matriks EFE memperlihatkan bahwa peluang utama yang

dihadapi perusahaan adalah perubahan gaya hidup masyarakat dengan skor

terbobot sebesar 0,389. Hasil analisis matriks EFE juga memperlihatkan faktor

eksternal yang menjadi ancaman utama bagi CFC Darmaga Centre yaitu tingkat

persaingan yang tinggi dengan skor sebesar 0,181.

No  Faktor Strategis Internal  Bobot(a) 

Rating (b) 

Skor Terbobot(a×b) 

  Kekuatan       1  Memiliki  merek  yang  cukup  dikenal 

masyarakat  0,064  3,67  0,233 

2  Cita rasa internasional 0,081  3,67  0,297 3  Memiliki standar SOP  0,087  4,00  0,347 4  Dukungan  franchisor  dalam  penyediaan 

bahan baku. 0,081  3,67  0,297 

5  Lokasi outlet strategis  0,081  3,67  0,297 6  Sistem persediaan baik  0,087  3,67  0,318 7  Pelayanan yang baik kepada konsumen  0,087  4,00  0,347   Kelemahan       1  Kurang melakukan kegiatan promosi 0,087  1,00  0,087 2  Kebijakan  mengenai  inovasi  produk 

ditentukan oleh kantor pusat0,075  1,67  0,125 

3  Kurangnya  pelatihan  (program  pelatihan tidak berkelanjutan) 

0,075  1,67  0,125 

4  Tidak ada divisi pemasaran 0,052  2,00  0,104 5  Kurangnya fasilitas   0,064  1,67  0,106 6  Sebagian  pekerjaan  masih  dilakukan 

secara manual 0,081  1,67  0,135 

  Total 1,000    2,817 

Page 75: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lxxv

Hasil perhitungan keseluruhan faktor strategis eksternal menghasilkan skor

sebesar 2,772. Hal ini menunjukkan bahwa situasi eksternal perusahaan di atas

rata-rata yaitu perusahaan mampu merespon faktor eksternal dengan

memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman. Dari total nilai

tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan berada dalam posisi sedang dalam

menghadapi peluang dan ancaman dengan nilai total skor terbobot lebih tinggi

dari nilai rata-rata sebesar 2,50.

Tabel 20. Matriks EFE CFC Darmaga Centre No  Faktor  Strategis Eksternal  Bobot

(a) Rating (b) 

Skor Terbobot(a×b)

  Peluang       1  Segmen pasar yang besar 0,108  2,33  0,253 2  Perubahan gaya hidup masyarakat  0,117  3,33  0,389 3  Perkembangan teknologi  0,108  3,00  0,325 4  Usaha pemasaran melalui anak‐anak 

semakin terbuka 0,117  3,00  0,350 

  Ancaman       1  Tingkat persaingan tinggi  0,108  1,67  0,181 2  Brand image dari pesaing yang sangat kuat  0,117  1,67  0,194 3  Kekuatan tawar menawar konsumen 0,117  3,00  0,350 4  Kenaikan biaya produksi  0,100  3,33  0,333 5  Adanya isu flu burung  0,108  3,67  0,397   Total 1,000   2,772 

5.4.2 Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan merupakan tahap untuk perumusan strategi berdasarkan

hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan eksternal

perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan model yang akan

digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks IE (Internal Eksternal) dan

matriks SWOT (Strenght-Weakness-Opportunities-Threat).

1. Matriks IE

Matriks IE merupakan perpaduan dari skor tebobot matriks IFE dan skor

terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga diketahui posisi perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE diperoleh

skor terbobot sebesar 2,817 dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan

Page 76: Sagala. Cici Elisabet_H2007

matriks EFE diperoleh skor terbobot sebesar 2,772. Hasil pemetaan pada matriks

IE pada Gambar 5 memperlihatkan bahwa Restoran CFC Darmaga Centre dalam

pemasarannya menempati posisi pada sel V. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan berada pada posisi Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara).

Strategi yang dapat diterapkan perusahaan adalah strategi penetrasi pasar

(market penetration) dan pengembangan produk (product development). Strategi

penetrasi pasar merupakan strategi untuk meningkatkan pangsa pasar untuk

produk atau jasa yang sudah ada lewat usaha pemasaran yang lebih gencar.

Strategi pengembangan produk adalah strategi yang mencari peningkatan

penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah

ada.

SKOR TOTAL IFE

Kuat Rata-rata Lemah

4,0 3,0 2,0 1,0

1,0

Gambar 5. Hasil analisis matriks IE

2. Matriks SWOT

Berdasarkan kekuatan, kelemahan peluang, dan ancaman yang diperoleh

melalui audit lingkungan internal dan eksternal, dapat diformulasikan alternatif

 

SKOR TO

TAL EFE 

4,0 

Tinggi 

 

3,0 

Rata‐rata 

 

2,0 

 

Rendah 

 

Grow and Build 

 

II 

Grow and Build 

 

III 

Hold and Maintain 

 

IV 

Grow and Build 

 

Hold and Maintain 

 

VI 

Harvest and 

Divestiture 

 

VII 

Hold and Maintain 

 

VIII 

Harvest and Divestiture 

 

IX 

Harvest and 

Divestiture 

Page 77: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lxxvii

strategi yang dapat diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan

menggunakan analisis SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 21. Alternatif strategi

yang diperoleh adalah sebagai berikut:

a. Strategi S-O (Strength-Opportunity)

Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dapat digunakan adalah

meningkatkan pangsa pasar dengan membidik segmen anak-anak dan membidik

segmen mahasiswa.

1. Memanfaatkan lokasi yang strategis sebagai daya tarik dengan menambah

desain dan interior misalnya arena bermain untuk lebih menarik konsumen

khususnya anak-anak. (S5, S7, O4)

Arena bermain harus di buat nyaman dan aman bagi anak-anak. Selain itu perlu

menambah beberapa arena bermain yang disukai anak-anak seperti ayunan,

mandi bola, permainan edukatif, dan permainan lain yang biasa mereka

mainkan di taman kanak-kanak sehingga anak-anak makin tertarik untuk

datang ke restoran. Ketika megunjungi restoran anak-anak biasanya datang

bersama orang tua mereka. Maka secara tidak langsung pengunaan media

permainan bukan hanya membidik konsumen anak-anak akan tetapi sekaligus

orang tua juga.

2. Memasuki segmen mahasiswa dengan menjadi sponsor dalam kegiatan

kemahasiswaan. (S1, S5, O1, O2)

Mahasiswa merupakan konsumen potensial yang belum dimasuki CFC

Darmaga Centre secara maksimal. Mahasiswa merupakan konsumen yang

sangat sensitif terhadap harga oleh karena itu restoran harus lebih berupaya

untuk mempromosikan paket-paket hemat yang ditawarkan kepada mahasiswa.

Promosi yang dilakukan dapat berupa mengadakan acara-acara misalnya

perlombaan atau acara lain yang melibatkan mahasiswa dengan konsep yang

menarik, mengadakan live music dengan mengundang penyanyi lokal atau diisi

oleh mahasiswa, menyebarkan brosur-brosur ke mahasiswa, dan memasang

spanduk di IPB. Selain itu menjadi sponsor untuk acara-acara kemahasiswaan

dan membuka stand di IPB misalnya saat wisuda, diesnatalis IPB dan acara-

Page 78: Sagala. Cici Elisabet_H2007

acara lainnya. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara kontinue untuk

meningkatkan brand awardness.

b. Stategi S-T (Strenght-Treath)

Strategi ST adalah strategi dimana perusahaan dapat menggunakan kekuatan

untuk menghindari ancaman. Strategi yang dapat diterapkan adalah meningkatkan

loyalitas konsumen dengan peningkatan kualitas penyajian produk dan layanan

serta efisiensi dalam semua tahapan operasi sehingga dapat meminimalkan biaya.

Penjelasan lebih rinci mengenai strategi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mempertahankan image produk yang berkualitas dengan cita rasa yang

memenuhi standar internasional melalui pelaksanaan budaya kerja secara

maksimal (S2, S3, S4, S6, S7, T1, T3)

2. Mengefisienkan biaya operasi sehingga dapat meminimalkan biaya. (S3, S4,

T1, T4)

Efisiensi perlu dilakukan pada semua tahapan operasi agar dapat menekan

biaya seminimal mungkin sehingga mengurangi pengeluaran perusahaan.

Efisiensi dapat dilakukan dengan penghematan fasilitas telepon, listrik,

distribusi, dan transportasi. Dengan efisiensi ini maka CFC dapat menghindari

kerugian akibat kenaikan biaya produksi.

c. Strategi W-O (Weakness-Opportunity)

Strategi WO adalah stategi dimana perusahaan dapat mengatasi kelemahan

dengan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dihasilkan adalah

meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan target penjualan dan

perluasan pasar sasaran.

1. Perluasan pasar dapat dilakukan dengan menambah saluran distribusi

misalnya dengan mebuka stand-stand di pusat perbelanjaan yang ada di Bogor

dan di sekitar Darmaga. (W1, O1, O2)

2. Melakukan usaha pemasaran untuk menarik minat wanita atau ibu rumah

tangga misalnya dengan penyediaan fasilitas untuk mengadakan acara arisan.

Wanita atau ibu yang biasanya memutuskan tentang makanan yang akan

dikonsumsi oleh keluarga, oleh karena itu penting sekali untuk melakukan

usaha promosi dengan memfokuskan pada wanita. (W1, W5, O1, O2)

Page 79: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lxxix

3. Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dalam kegiatan promosi.

Penggunaan teknologi dalam kegiatan promosi dapat berupa promosi on line

di internet. Promosi on line dapat dilakukan dengan berpartisipasi dalam

forum, news group, buletin boards, atau dengan cara membuat website sendiri.

Promosi on line dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan biaya rendah.

(W1, W5, O1, O2, O3)

Tabel 21. Analisis Matriks SWOT CFC Darmaga Centre

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (S) 1. Memiliki merek yang

cukup dikenal masyarakat 2. Cita rasa Internasional 3. Memiliki standar SOP 4. Dukungan franchisor

dalam penyediaan bahan baku

5. Lokasi outlet strategis 6. Sistem persediaan baik 7. Pelayanan yang baik

kepada konsumen

Kelemahan (W) 1. Kurang melakukan

kegiatan promosi 2. Kebijakan mengenai

inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat

3. Kurangnya pelatihan 4. Tidak ada divisi

pemasaran 5. Kurangnya fasilitas 6. Sebagian pekerjaan

masih dilakukan secara manual

Peluang (O) 1. Segmen pasar

yang besar 2. Perubahan gaya

hidup masyarakat 3. Perkembangan

teknologi 4. Usaha pemasaran

melalui anak-anak semakin terbuka

Strategi S-O

S1, S5, O1, O2, O4 meningkatkan pangsa pasar dengan membidik segmen anak-anak dan membidik segmen mahasiswa.

Strategi W-O

W1, W5, O1, O2, O3

meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan target penjualan dan perluasan pasar sasaran.

Page 80: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Ancaman (T) 1. Tingkat

persaingan tinggi 2. Brand image dari

pesaing 3. Kekuatan tawar

menawar pembeli 4. Kenaikan biaya

produksi 5. Adanya isu flu

burung

Strategi S-T

S2, S3, S4, S6, S7, T1, T3,T4

meningkatkan loyalitas konsumen dengan peningkatan kualitas penyajian produk dan layanan serta melakukan efisiensi dalam semua tahapan operasi untuk menekan biaya .

Strategi W-T

W1, W3, W4, T1, T2

melakukan kegiatan promosi yang intensif dan efektif untuk meningkatkan pangsa pasar

d. Strategi W-T (Weakness-Treath)

Strategi WT adalah strategi dimana perusahaan dapat meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi yang dapat digunakan yaitu

melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif dan efektif untuk meningkatkan

pangsa pasar. Langkah yang dapat dilakukan perusahaan yaitu:

1. Membentuk divisi pemasaran khusus untuk membuat program-program

pemasaran. (W1, W3, W4, T1)

2. Melakukan promosi yang lebih gencar melalui iklan di media elektronik yaitu

radio atau televisi untuk mematahkan brand image pesaing dan menjangkau

pasar yang lebih luas. (W1, T1, T2)

Brand image pesaing sangat kuat terutama KFC. Oleh karena itu, CFC

Darmaga Centre dapat melakukan promosi melalui radio lokal dan pihak

franchisor CFC perlu melakukan promosi melakui televisi secara kontinue

untuk memperkuat brand image di mata konsumen, memperkenalkan atau

mengingatkan kembali produk sehingga konsumen memiliki keinginan untuk

mencoba dan terus melakukan pembelian secara berulang.

5.4.3. Tahap Keputusan

Tahap keputusan merupakan tahap untuk menentukan strategi terbaik yang

dapat dijalankan perusahaan dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh dari

Page 81: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lxxxi

hasil analisis SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi tersebut, digunakan alat

analisis Quantitative Strategi Planning Matrix (QSPM).

Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan 4 alternatif strategi yaitu

strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. Strategi tersebut kemudian

akan dimasukkan ke dalam matriks QSPM. Penjabaran dari strategi-strategi

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan pangsa pasar dengan membidik segmen anak-anak dan

membidik segmen mahasiswa.

b. Meningkatkan loyalitas konsumen dengan peningkatan kualitas penyajian

produk dan layanan serta melakukan efisiensi dalam semua tahapan operasi

sehingga dapat menekan biaya.

c. Meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan target penjualan dan

perluasan pasar sasaran.

d. Melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif dan efektif untuk

meningkatkan pangsa pasar.

Berdasarkan hasil penentuan strategi terbaik dengan QSPM, diperoleh

strategi WT yaitu melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif dan efektif

untuk meningkatkan pangsa pasar memiliki TAS (Total Alternative Score)

tertinggi yaitu sebesar 6,222. Strategi yang menempati prioritas kedua adalah

meningkatkan pangsa pasar dengan membidik segmen anak-anak dan membidik

segmen mahasiswa dengan nilai TAS sebesar 5,719. Strategi yang menempati

prioritas ketiga adalah meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan

target penjualan dan perluasan pasar sasaran dengan nilai TAS sebesar 5,677 dan

strategi yang menempati prioritas terakhir dengan nilai TAS terkecil yaitu 4,895

adalah meningkatkan loyalitas konsumen dengan peningkatan kualitas penyajian

produk dan layanan serta efisiensi dalam semua tahapan operasi sehingga dapat

meminimalkan biaya.

Page 82: Sagala. Cici Elisabet_H2007

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal CFC

Darmaga Centre maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:

1. Hasil analisis lingkungan internal menunjukkan bahwa faktor internal yang

menjadi kekuatan dari CFC Darmaga Centre adalah memiliki merek yang

cukup dikenal masyarakat, cita rasa internasional, memiliki standar SOP

(Standard Operation Procedure), dukungan franchisor dalam penyediaan

bahan baku, lokasi outlet strategis, sistem persediaan baik, pelayanan yang

baik kepada konsumen. Sedangkan faktor-faktor internal yang menjadi

kelemahan dari CFC darmaga Centre adalah kurang melakukan kegiatan

promosi, kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat,

kurangnya pelatihan, tidak ada divisi pemasaran, kurangnya fasilitas, dan

sebagian pekerjaan masih dilakukan secara manual.

2. Hasil analisis lingkungan eksternal pemasaran menunjukkan bahwa faktor-

faktor eksternal yang menjadi peluang CFC Darmaga Centre adalah segmen

pasar yang besar, perubahan gaya hidup masyarakat, perkembangan teknologi,

dan usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka. Sedangkan faktor-

faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi CFC Darmaga Centre adalah

tingkat persaingan tinggi, brand image dari pesaing, kekuatan tawar menawar

pembeli, kenaikan biaya produksi, dan adanya isu flu burung.

3. Hasil analisis matriks IE menunjukkan bahwa posisi perusahaan berada pada

sel V yaitu Hold and maintain (Pertahankan dan Pelihara). Strategi yang dapat

diterapkan adalah strategi penetrasi pasar (Market Penetration) dan strategi

pengembangan produk (Product Development). Berdasarkan analisis matriks

SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi pemasaran yaitu Strategi S-O :

meningkatkan pangsa pasar dengan membidik segmen anak-anak dan

membidik segmen mahasiswa, Strategi S-T : meningkatkan loyalitas

konsumen dengan peningkatan kualitas penyajian produk dan layanan serta

efisiensi dalam semua tahapan operasi sehingga dapat meminimalkan biaya,

Strategi W-O : meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan target

Page 83: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lxxxiii

penjualan dan perluasan pasar sasaran, Strategi W-T : melakukan kegiatan

promosi yang lebih intensif dan efektif untuk meningkatkan pangsa pasar.

Berdasarkan analisis matriks QSPM maka diperoleh prioritas strategi yang

dapat diterapkan perusahaan dengan nilai TAS (Total Alternative Score)

tertinggi sebesar 6,197 yaitu melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif

dan efektif untuk meningkatkan pangsa pasar.

2. Saran

Berikut ini adalah saran yang dapat dipertimbangkan perusahaan untuk

melakukan perbaikan di masa mendatang, yaitu:

1. Mengadakan acara-acara dengan konsep yang menarik untuk anak-anak dan

menambah fasilitas arena bermain yang dapat menarik minat anak-anak.

2. Memasuki segmen keluarga dengan memfokuskan usaha pemasaran pada

wanita misalnya dengan menyediakan sarana untuk arisan atau acara-acara

lainnya.

3. Membentuk divisi pemasaran khusus untuk membuat program pemasaran.

4. Memperluas pasar dengan menambah saluran distribusi misalnya dengan

membuka stand-stand di pusat perbelanjaan yang ada di sekitar Darmaga.

5. Memasuki segmen mahasiswa secara maksimal dengan berbagai usaha

promosi seperti live music dengan mengundang penyanyi lokal dan beriklan di

radio lokal.

Page 84: Sagala. Cici Elisabet_H2007

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta,

Bandung. Angipora, Marius P. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. PT RajaGrafindo Persada,

Jakarta. Assauri, S.2004. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep dan Strategi. PT

Grafindo Persada. Jakarta. David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis : Konsep-Konsep. PT Indeks

Kelompok Gramedia, Jakarta. Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen Strategik: Konsep, Kasus, dan

Implementasi. PT Grasindo, Jakarta. Herlina, Liza. 2002. Analisis Strategi Pemasaran dan Pengembangan Usaha Kecil

pada Pia Apple Pie Bogor. Skripsi pada Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. Keegan, Warren. 2003. Manajemen Pemasaran Global. PT Prenhallindo, Jakarta. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 1. PT Indeks Kelompok

Gramedia, Jakarta. Nugraha, D A. 2004. Analisis Strategi Pemasaran pada Restoran Waralaba (Studi

Kasus di Bakmi Japos Cabang Bogor). Skripsi pada Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 2. PT Indeks Kelompok

Gramedia, Jakarta. Oktavia. 2006. Analisis Strategi Pemasaran pada CV. Celup Mitra Saudara.

Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Bogor. Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis. PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sahal, Mad. 2003. Analisis Formulasi Strategi PT Fastfood Indonesia, Tbk (KFC)

dalam Menghadapi Persaingan Bisnis fastfood. Skripsi pada Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Supratikno, Hendrawan., Anton Widjaja, Sugiarto, Darmadi Durianto. 2003.

Advanced Strategic Manajement. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Page 85: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lxxxv

Suhartanto, Dwi., Akhmad Yunani. 2005. Keunggulan Bersaing Industri Waralaba Makanan Cepat Saji Multinasional. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia, Jakarta.

Umar, Husein. 2003. Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta. . 2003. Studi Kelayakan Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta. http://public.ut.ac.id/html/suplemen/peko3302/strategi_pemasaran.htm. 3 Maret

2007. Strategi Pemasaran. http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedia/b/budi-hamidjaja/indeks.shtml. Eti.

19 Februari 2007. Bekerja Kreatif, Inovatif, dan Religius. http://www.sinarharapan.co.id/ceo/2002/121/ceo1.html Rondonuwu, Indra dan

Krisman Kaban. 19 Februari 2007. CFC Siap Bersaing dengan Waralaba Asing. Sinar Harapan Online.

Page 86: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Lampiran 1. Pertanyaan wawancara kepada pihak perusahaan.

PERTANYAAN WAWANCARA

CALIFORNIA FRIED CHICKEN

CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR

I. Pertanyaan tentang gambaran umum perusahaan

1. Bagaimana proses berdirinya Restoran California Fried Chicken?

2. Apa visi, misi dan tujuan dari Restoran CFC?

3. Bagaimana struktur organisasi, tugas dan wewenang setiap jabatan?

4. Bagaimana status badan hukumnya?

5. Fasilitas apa saja yang dimiliki oleh CFC?

6. Dimana saja gerai yang dimiliki CFC (khususnya di kota bogor)?

II. Pertanyaan tentang Lingkungan Internal.

1. Produksi

a. Bagaimana jalannya penyediaan bahan baku?

b. Bagaimana pengawasan mutu yang dilakukan ?

c. Apa saja kendala yang dihadapi pada proses produksi?

2. Sumber daya manusia

a. Berapa jumlah karyawannya? (rinci menurut jenis pekerjaan, jenis

kelamin, umur, dan pendidikan)

b. Bagaimana jam kerja diberlakukan?

c. Bagaimana cara peningkatan dan pengembangan karyawan?

d. Apa masalah ketenagakerjaan yang dihadapi?

3. Keuangan

a. Bagaimana sistem pencatatan keuangan pada perusahaan?

b. Apakah sudah mencapai BEP? Berapa lama waktu yang dibutuhkan

untuk mencapai BEP?

c. Apa masalah keuangan yang dihadapi perusahaan?

Page 87: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lxxxvii

4. Pemasaran

a. Pertanyaan tentang bauran produk

1. Produk apa saja yang dihasilkan oleh Restoran CFC? Apa yang

menjadi produk utama?

2. Apakah ada pengklasifikasian produk?

3. Apa yang membedakan produk Restoran CFC dengan produk sejenis

lainnya? Deskripsikan!

b. Pertanyaan tentang bauran harga

1. Siapa yang menetapkan harga?

2. Apakah Restoran CFC mampu bersaing dari segi harga?

c. Pertanyaan tentang bauran distribusi

1. Bagaimana cara memasarkan produk CFC?

2. Apakah ada agen pemasaran untuk memasarkan produknya?

d. Pertanyaan tentang bauran promosi

1. Kegiatan promosi apa saja yang sudah dilakukan oleh perusahaan?

2. Media apa saja yang digunakan untuk sarana promosi?

3. Apakah ada fasilitas konsultasi, kritik dan saran untuk konsumen?

5. Sistem Informasi Manajemen.

1. Apakah restoran menggunakan sistem informasi manajemen?

2. Bagaimana penggunaan sistem informasi tersebut?

III. Pertanyaan tentang lingkungan mikro pemasaran.

1. Apakah restoran CFC telah mengetahui dan mendata para pesaing?

2. Siapa saja yang menjadi pesaing potensial dari restoran ini?

3. Bagaimana kekuatan yang dimiliki pesaing tersebut?

4. Bagaimana pertumbuhan restoran sejenis dibogor?

5. Apakah terdapat faktor-faktor yang mempermudah masuknya

pendatang baru?

6. Bagaimana saluran distribusi untuk memasarkan produknya?

7. Apakah konsumen mempengaruhi produk apa yang akan dipasarkan

oleh CFC?

Page 88: Sagala. Cici Elisabet_H2007

8. Bagaimana posisi pembeli akan kekuatan tawar menawar terhadap

produk yang dihasilkan?

9. Bagaimana permintaan konsumen terhadap produk CFC?

10. Siapa pemasok yang dipilih oleh CFC?

11. Apa alasan perusahaan memilih pemasok tersebut?

12. Bagaimana hubungan atau sistem kerjasamanya dengan pemasok?

13. Apakah harga yang diberlakukan pemasok dapat berubah-ubah?

IV. Pertanyaan tentang lingkungan makro pemasaran.

1. Bagaimana pengaruh kenaikan biaya produksi terhadap CFC Darmaga

Centre?

2. Apakah perubahan gaya hidup masyarakat mempengaruhi kegiatan

pemasaran Restoran CFC?

3. Apakah ada dampak dari merebaknya flu burung?

4. Apakah ada pengaruh dari meningkatnya kesadaran akan kesehatan?

5. Apakah terdapat teknologi baru yang dapat meningkatkan kualitas

Restoran CFC?

Page 89: Sagala. Cici Elisabet_H2007

lxxxix

Lampiran 2. Kuesioner untuk konsumen

LEMBAR KUESIONER

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penelitian mengenai “ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CALIFORNIA FRIED CHICKEN CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR” oleh Cici Elisabet Sagala (H24103108), Mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini merupakan bagian dari skripsi yang sedang saya selesaikan.

Saya mohon kesediaan Anda untuk meluangkan waktu mengisis kuesioner ini secara lengkap dan benar. Terima kasih atas bantuan dan kerjasama Anda. Nama Responden : Umur : Alamat : No. TLP/HP : PETUNJUK : Berikan tanda (X) pada pilihan jawaban Saudara/i atau mengisi

pada tempat yang telah disediakan. A. Karakteristik Konsumen 1. Jenis Kelamin:

a. Laki-laki b. Perempuan 2. Pendidikan terakhir:

a. SD c. SMU e. Sarjana b. SLTP d. Diploma f. Lainnya, sebutkan…

3. Pekerjaan: a. Pelajar/Mahasiswa d. Wiraswasta b. Pegawai Negeri e. Lainnya, sebutkan… c. Pegawai Swasta

4. Pendapatan keluarga per bulan (Bila belum berkeluarga, maka yang dimaksud adalah pendapatan pribadi per bulan): a. <500.000 c. 1000.000-2.500.000 b. 500.000-1000.000 d. >2.500.000

5. Bersama siapakah biasanya Anda pergi ke restoran? a. Sendiri d. Teman b. Keluarga e. Lainnya, sebutkan…. c. Rekan bisnis

6. Darimana anda mendapat informasi mengenai Restoran CFC ini? a. Papan nama restoran (Billboard) d. Keluarga

Page 90: Sagala. Cici Elisabet_H2007

b. Brosur e. Lainnya, sebutkan….. c. Teman/kenalan.

7. Berapa kali rata-rata Anda mengunjungi Restoran CFC dalam sebulan? a. 1 kali c. 4 kali b. 2 kali d. ≥ 5 kali c. 3 kali

8. Pada saat apa anda paling sering mengkonsumsi makanan fastfood? a. Sarapan d. Selingan b. Makan siang e. Lainnya, sebutkan… c. Makan malam

9. Selain di restoran ini, dimana Anda biasanya makan? a. California Fried Chicken (CFC) lain d. McDonald’s b. Kentucky Fried Chicken (KFC) e. Texas Fied Chicken c. Ayam goreng Fatmawati f. Lainnya, sebutkan….

10. Alasan anda mengunjungi Restoran CFC ini: a. Harga murah dan terjangkau d. Merek terkenal b. Rasa enak e. Pelayanannya memuaskan c. Suasana tempat yang nyaman f. Lainnya, sebutkan...

11. Harga rata-rata yang biasanya anda keluarkan untuk satu kali konsumsi produk CFC per orang: a. Rp. 10.000-20.000 c. Rp. 30.000-40.000 b. Rp. 20.000-30.000 d. >Rp. 40.000.

B. Elemen Bauran Pemasaran

PETUNJUK: • Berikan tanda (X) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.

1 : Tidak Setuju 2 : Kurang Setuju 3 : Netral 4 : Setuju 5 : Sangat Setuju

• Pertanyaan dibawah ini berkaitan dengan pendapat Anda sebagai konsumen Restoran CFC.

No Uraian 1 2 3 4 5

Variabel Produk 1 Rasa memuaskan 2 Jumlah porsi makanan pas 3 Jenis produk bervariasi 4 Cara penyajian makanan menarik 4 Pelayan ramah dalam melayani 5 Pelayanan cepat

Variabel Harga 6 Harga terjangkau 7 Harga lebih murah dibandingkan makanan

cepat saji (fastfood) merek lain

8 Perlu ada potongan harga bila membeli dalam jumlah besar

Page 91: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xci

No Uraian 1 2 3 4 5 Variabel Promosi

9 Merek CFC merupakan merek yang terkenal 10 Perlu adanya promosi terhadap produk-

produk CFC

11 Perlu memasang iklan pada media cetak maupun elektronik

12 Promosi yang dilakukan sangat menarik Variabel Distribusi

13 Lokasi strategis 14 Tempat parkir memadai 15 Desain /layout restoran menarik 16 Kebersihan dan kerapihan restoran terjaga

dengan baik

17 Suasana restoran nyaman Saran:

1. Produk: 2. Harga:

3. Promosi:

4. Tempat/Distribusi:

Page 92: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

PENENTUAN BOBOT DAN RATING FAKTOR STRATEGIS INTERNAL

DAN FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL PEMASARAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CALIFORNIA FRIED CHICKEN

CABANG DARMAGA CENTRE BOGOR

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Pekerjaan/Jabatan :

Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif dan

benar adanya, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan

ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat.

Peneliti

Cici E Sagala

H24103108

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

Page 93: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xciii

Lampiran 4. Penentuan Bobot

PENENTUAN BOBOT

Tujuan:

Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal

maupun eksternal pemasaran yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap

seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau memberntuk

keberhasilan pemasaran Restoran CFC Cabang Darmaga Centre.

Petunjuk Umum :

1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden

2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden

3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara

langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidakkonsistenan atas

jawaban.

4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang

tercantum dalam kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan

responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi

dengan alasan yang kuat.

Petunjuk Khusus :

1. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap

keberhasilan perusahaan dalam bisnis restoran.

2. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategi internal dan

eksternal yang tersedia untuk kuesioner ini adalah:

1 = tidak penting

2 = kurang penting

3 = biasa saja

4 = penting

5 = sangat penting

Pemberian bobot masing-masing faktor strategis dilakukan dengan

memberikan tanda ( X ) pada tingkatan (1-5) yang paling sesuai menurut

responden.

Page 94: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Lampiran 5. Penentuan Bobot Faktor Strategis Internal Pemasaran CFC

Darmaga Centre

PENENTUAN BOBOT FAKTOR STRATEGIS INTERNAL

PEMASARAN RESTORAN CFC CABANG DARMAGA CENTRE

No Faktor Internal Bobot

1 2 3 4 5

Kekuatan

1 Memiliki merek yang cukup dikenal masyarakat

2 Cita rasa internasional

3 Memiliki standar SOP

4 Dukungan franchisor dalam penyediaan bahan baku.

5 Lokasi outlet strategis

6 Sistem persediaan baik

7 Pelayanan yang baik kepada konsumen

Kelemahan

1 Kurang melakukan kegiatan promosi

2 Kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat

3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan)

4 Tidak ada divisi pemasaran

5 Kurangnya fasilitas

6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan secara manual.

Page 95: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xcv

Lampiran 6. Penentuan Bobot Faktor Strategis Eksternal Pemasaran CFC

Darmaga Centre

PENENTUAN BOBOT FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL

PEMASARAN RESTORAN CFC CABANG DARMAGA CENTRE

No Faktor Eksternal Bobot

1 2 3 4 5

Peluang

1 Segmen pasar yang besar

2 Perubahan gaya hidup masyarakat

3 Perkembangan teknologi

4 Usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka

Ancaman

1 Tingkat persaingan tinggi

2 Brand image dari pesaing yang sangat kuat

3 Kekuatan tawar menawar konsumen

4 Kenaikan biaya produksi

5 Adanya isu flu burung

Page 96: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Lampiran 7. Penentuan Rating

PENENTUAN PERINGKAT

Tujuan :

Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal

maupun eksternal pemasaran yaitu dengan cara pemberian peringkat terhadap

seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan

pemasaran Restoran CFC Cabang Darmaga Centre..

Petunjuk Umum :

1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden

2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden

3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara

langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidakkonsistenan atas

jawaban.

4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang

tercantum dalam kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan

responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi

dengan alasan yang kuat.

Petunjuk Khusus :

1. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategis internal

(kekuatan dan kelemahan) adalah sebagai berikut :

1=kelemahan utama, 2=kelemahan kecil, 3=kekuatan kecil, 4=kekuatan utama

2. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategis eksternal

(peluang dan ancaman) adalah sebagai berikut:

1 = respon perusahaan di bawah rata-rata tehadap faktor-faktor tersebut

2 = respon perusahaan rata-rata tehadap faktor-faktor tersebut

3 = respon perusahaan di atas rata-rata tehadap faktor-faktor tersebut

4 = respon perusahaan superior tehadap faktor-faktor tersebut

Pemberian peringkat masing-masing faktor strategis dilakukan dengan

memberikan tanda ( √ ) pada skala likert (1-4) yang paling sesuai menurut

responden.

Page 97: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xcvii

Lampiran 8. Penentuan Rating Faktor Strategis Internal Pemasaran CFC

Darmaga Centre

PENENTUAN RATING FAKTOR STRATEGIS INTERNAL

PEMASARAN RESTORAN CFC CABANG DARMAGA CENTRE

No Faktor Internal Rating

1 2 3 4

Kekuatan

1 Memiliki merek yang cukup dikenal masyarakat

2 Cita rasa internasional

3 Memiliki standar SOP

4 Dukungan franchisor dalam penyediaan bahan baku.

5 Lokasi outlet strategis

6 Sistem persediaan baik

7 Pelayanan yang baik kepada konsumen

Kelemahan

1 Kurang melakukan kegiatan promosi

2 Kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat

3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan)

4 Tidak ada divisi pemasaran

5 Kurangnya fasilitas

6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan secara manual.

Page 98: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Lampiran 9. Penentuan Rating Bobot Faktor Strategis Eksternal Pemasaran

CFC Darmaga Centre

PENENTUAN RATING FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL

PEMASARAN RESTORAN CFC CABANG DARMAGA CENTRE

No Faktor Eksternal Rating

1 2 3 4

Peluang

1 Segmen pasar yang besar

2 Perubahan gaya hidup

3 Perkembangan teknologi dan komunikasi

4 Usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka

5 Penerimaan produk oleh semua lapisan

Ancaman

1 Tingkat persaingan tinggi

2 Brand image dari pesaing yang sangat kuat

3 Kekuatan tawar menawar konsumen

4 Kenaikan biaya produksi

5 Adanya isu flu burung

Page 99: Sagala. Cici Elisabet_H2007

xcix

Lampiran 10. Penentuan QSPM

KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN STRATEGI TERPILIH

DENGAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM)

Tujuan :

Untuk menetapkan kemenarikan relatif dari alternatif-alternatif srategi yang telah

diperoleh melalui analisis matriks SWOT, guna menetapkan strategi yang terbaik

untuk direkomendasikan kepada perusahaan.

Alternatif Strategi :

Strategi 1 : meningkatkan pangsa pasar dengan membidik segmen anak-anak

dan membidik segmen mahasiswa.

Strategi 2 : meningkatkan loyalitas konsumen dengan peningkatan kualitas

penyajian produk dan layanan serta efisiensi dalam semua tahapan

operasi sehingga dapat menekan biaya.

Strategi 3 : meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan target

penjualan dan perluasan pasar sasaran.

Strtaegi 4 : melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif dan efektif untuk

meningkatkan pangsa pasar.

Petunjuk Pengisian :

Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik dari masing-masing faktor internal

(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk

masing-masing alternatif strategi pemasaran sebagaimana disebut diatas dengan

cara memberikan tanda ( X ) pada pilihan Bapak/Ibu.

Pilihan Attractive Score (AS) pada isian berikut terdiri dari :

1 = tidak menarik

2 = agak menarik

3 = secara logis menarik

4 = sangat menarik

Page 100: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Lampiran 11. Penentuan Atractive Score Dengan Matriks QSPM

MATRIKS QSPM No Attractive Score Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Kekuatan 1 Memiliki merek yang cukup dikenal

masyarakat

2 Cita rasa internasional 3 Memiliki standar SOP 4 Dukungan franchisor dalam

penyediaan bahan baku.

5 Lokasi outlet strategis 6 Sistem persediaan baik 7 Pelayanan yang baik kepada

konsumen

Kelemahan 1 Kurang melakukan kegiatan promosi 2 Kebijakan mengenai inovasi produk

ditentukan oleh kantor pusat

3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan)

4 Tidak ada divisi pemasaran 5 Kurangnya fasilitas 6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan

secara manual.

Peluang 1 Segmen pasar yang besar 2 Perubahan gaya hidup masyarakat 3 Perkembangan teknologi dan

komunikasi

4 Usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka

Ancaman 1 Tingkat persaingan tinggi 2 Brand image dari pesaing yang

sangat kuat

3 Kekuatan tawar menawar konsumen 4 Kenaikan biaya produksi 5 Adanya isu flu burung

Page 101: Sagala. Cici Elisabet_H2007

101

Lampiran 12. Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Strategis

Internal Perusahaan

Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Strategis Internal

Perusahaan (Berdasarkan Rataan dari Responden 1, 2, 3)

No Faktor Internal Bobot

Rataan Nilai

Bobot R1 R2 R3

Kekuatan

1 Memiliki merek yang cukup dikenal masyarakat 5 3 3 3,67 0,064

2 Cita rasa internasional 4 5 5 4,67 0,081

3 Memiliki standar SOP 5 5 5 5,00 0,087

4 Dukungan franchisor dalam penyediaan bahan baku. 4 5 5 4,67 0,081

5 Lokasi outlet strategis 4 5 5 4,67 0,081

6 Sistem persediaan baik 5 5 5 5,00 0,087

7 Pelayanan yang baik kepada konsumen 5 5 5 5,00 0,087

Kelemahan

1 Kurang melakukan kegiatan promosi 5 5 5 5,00 0,087

2 Kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat

4 4 5 4,33 0,075

3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan) 5 4 4 4,33 0,075

4 Tidak ada divisi pemasaran 2 4 3 3,00 0,052

5 Kurangnya fasilitas 4 3 4 3,67 0,064

6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan secara manual. 5 4 5 4,67 0,081

Total 57,67 1,000

Page 102: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Lampiran 13. Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Strategis

Eksternal Perusahaan

Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Strategis Eksternal

Perusahaan (Berdasarkan Rataan dari Responden 1, 2, 3)

No Faktor Eksternal Bobot Rataan Nilai Bobot

R1 R2 R3 Peluang

1 Segmen pasar yang besar 5 3 5 4,33 0,108

2 Perubahan gaya hidup masyarakat 4 5 5 4,67 0,117

3 Perkembangan teknologi 5 4 4 4,33 0,108

4 Usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka 5 4 5 4,67 0,117

Ancaman

1 Tingkat persaingan tinggi 4 4 5 4,33 0,108

2 Brand image dari pesaing yang sangat kuat 5 5 4 4,67 0,117

3 Kekuatan tawar menawar konsumen 4 5 5 4,67 0,117

4 Kenaikan biaya produksi 4 4 4 4,00 0,100

5 Adanya isu flu burung 5 3 5 4,33 0,108

Total 40,00 1,000

Page 103: Sagala. Cici Elisabet_H2007

103

Lampiran 14. Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis

Internal Perusahaan

Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis Internal

Perusahaan (Berdasarkan Rataan dari Responden 1,2 ,3)

No Faktor Internal Rating Rataan

Rating R1 R2 R3

Kekuatan

1 Memiliki merek yang cukup dikenal masyarakat 3 4 4 3,67

2 Cita rasa internasional 4 4 3 3,67

3 Memiliki standar SOP 4 4 4 4,00

4 Dukungan franchisor dalam penyediaan bahan baku. 4 4 3 3,67

5 Lokasi outlet strategis 3 4 4 3,67

6 Sistem persediaan baik 4 4 3 3,67

7 Pelayanan yang baik kepada konsumen 4 4 4 4,00

Kelemahan

1 Kurang melakukan kegiatan promosi 1 1 1 1,00

2 Kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat 1 2 2 1,67

3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan) 2 1 2 1,67

4 Tidak ada divisi pemasaran 2 2 2 2,00

5 Kurangnya fasilitas 2 2 1 1,67

6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan secara manual. 2 2 1 1,67

Page 104: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Lampiran 15. Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis

Eksternal Perusahaan

Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis Eksternal

Perusahaan (Berdasarkan Rataan dari Responden 1,2 ,3)

No Faktor Eksternal Rating Rataan Rating

R1 R2 R3

Peluang

1 Segmen pasar yang besar 2 2 3 2,33

2 Perubahan gaya hidup masyarakat 3 4 3 3,33

3 Perkembangan teknologi 3 3 3 3,00

4 Usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka 3 3 3 3,00

Ancaman

1 Tingkat persaingan tinggi 1 2 2 1,67

2 Brand image dari pesaing yang sangat kuat 2 1 2 1,67

3 Kekuatan tawar menawar konsumen 3 3 3 3,00

4 Kenaikan biaya produksi 3 3 4 3,33

5 Adanya isu flu burung 4 3 4 3,67

Page 105: Sagala. Cici Elisabet_H2007

105

Lampiran 16. Hasil Analisis Matriks IFE

HASIL ANALISIS MATRIKS IFE

No Faktor Internal Bobot Rating Skor

Kekuatan

1 Memiliki merek yang cukup dikenal

masyarakat 0,064 3,67 0,233

2 Cita rasa internasional 0,081 3,67 0,297 3 Memiliki standar SOP 0,087 4,00 0,347

4 Dukungan franchisor dalam penyediaan

bahan baku. 0,081 3,67 0,297

5 Lokasi outlet strategis 0,081 3,67 0,297 6 Sistem persediaan baik 0,087 3,67 0,318 7 Pelayanan yang baik kepada konsumen 0,087 4,00 0,347 Kelemahan 1 Kurang melakukan kegiatan promosi 0,087 1,00 0,087

2 Kebijakan mengenai inovasi produk

ditentukan oleh kantor pusat 0,075 1,67 0,125

3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan

tidak berkelanjutan) 0,075 1,67 0,125

4 Tidak ada divisi pemasaran 0,052 2,00 0,104 5 Kurangnya fasilitas 0,064 1,67 0,106

6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan secara

manual. 0,081 1,67 0,135

Total 1,000 2,817

Page 106: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Lampiran 17. Hasil Analisis Matriks EFE

HASIL ANALISIS MATRIKS EFE

No Faktor Eksternal Bobot Rating Skor

Peluang

1 Segmen pasar yang besar 0,108 2,33 0,253

2 Perubahan gaya hidup masyarakat 0,117 3,33 0,389

3 Perkembangan teknologi 0,108 3,00 0,325

4 Usaha pemasaran melalui anak-anak semakin terbuka 0,117 3,00 0,350

Ancaman

1 Tingkat persaingan tinggi 0,108 1,67 0,181

2 Brand image dari pesaing yang sangat kuat 0,117 1,67 0,194

3 Kekuatan tawar menawar konsumen 0,117 3,00 0,350

4 Kenaikan biaya produksi 0,100 3,33 0,333

5 Adanya isu flu burung 0,108 3,67 0,397

Total 1,000 2,772

Page 107: Sagala. Cici Elisabet_H2007

107

Lampiran 18. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan

Attractive Score pada Strategi SO

Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive Score pada

Strategi SO (Berdasarkan Rataan dari Responden 1, 2, 3)

No Faktor Strategis Attractive Score

RataanR1 R2 R3 Kekuatan

1 Memiliki merek yang cukup dikenal masyarakat 3 3 2 2,67

2 Cita rasa internasional 3 3 3 3,00 3 Memiliki standar SOP 4 3 3 3,33 4 Dukungan franchisor dalam

penyediaan bahan baku. 3 3 3 3,00

5 Lokasi outlet strategis 4 3 3 3,33 6 Sistem persediaan baik 4 3 3 3,33 7 Pelayanan yang baik kepada konsumen 4 3 3 3,33 Kelemahan 1 Kurang melakukan kegiatan promosi 4 4 2 3,33 2 Kebijakan mengenai inovasi produk

ditentukan oleh kantor pusat 3 1 2 2,00

3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan) 1 2 1 1,33

4 Tidak ada divisi pemasaran 2 2 1 1,67 5 Kurangnya fasilitas 4 2 3 3,00 6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan

secara manual. 4 3 1 2,67

Peluang 1 Segmen pasar yang besar 3 4 3 3,33 2 Perubahan gaya hidup masyarakat 2 4 3 3,00 3 Perkembangan teknologi 2 4 3 3,00 4 Usaha pemasaran melalui anak-anak

semakin terbuka 4 4 4 4,00

Ancaman 1 Tingkat persaingan tinggi 4 4 3 3,67 2 Brand image dari pesaing yang sangat

kuat 2 3 2 2,33

3 Kekuatan tawar menawar konsumen 4 3 2 3,00 4 Kenaikan biaya produksi 2 3 2 2,33 5 Adanya isu flu burung 3 2 1 2,00

     

Page 108: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Lampiran 19. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan

Attractive Score pada Strategi ST

Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive Score pada

Strategi ST (Berdasarkan Rataan dari Responden 1, 2, 3)

No Faktor Strategis Attractive Score RataanR1 R2 R3 Kekuatan 1 Memiliki merek yang cukup dikenal

masyarakat 4 4 2 3,33

2 Cita rasa internasional 4 1 3 2,67 3 Memiliki standar SOP 3 1 3 2,33 4 Dukungan franchisor dalam

penyediaan bahan baku. 4 1 3 2,67

5 Lokasi outlet strategis 3 2 3 2,67 6 Sistem persediaan baik 4 1 3 2,67 7 Pelayanan yang baik kepada

konsumen 3 1 3 2,33

Kelemahan 1 Kurang melakukan kegiatan promosi 4 2 2 2,67 2 Kebijakan mengenai inovasi produk

ditentukan oleh kantor pusat 4 3 2 3,00

3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan) 2 3 3 2,67

4 Tidak ada divisi pemasaran 2 2 1 1,67 5 Kurangnya fasilitas 4 2 1 2,33 6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan

secara manual. 2 3 3 2,67

Peluang 1 Segmen pasar yang besar 4 1 3 2,67 2 Perubahan gaya hidup masyarakat 2 1 2 1,67 3 Perkembangan teknologi 1 2 1 1,33 4 Usaha pemasaran melalui anak-anak

semakin terbuka 3 1 3 2,33

Ancaman 1 Tingkat persaingan tinggi 3 2 3 2,67 2 Brand image dari pesaing yang

sangat kuat 2 3 3 2,67

3 Kekuatan tawar menawar konsumen 4 2 1 2,33 4 Kenaikan biaya produksi 4 2 2 2,67 5 Adanya isu flu burung 4 2 1 2,33      

Page 109: Sagala. Cici Elisabet_H2007

109

Lampiran 20. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan

Attractive Score pada Strategi WO

Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive Score pada

Strategi WO (Berdasarkan Rataan dari Responden 1, 2, 3)

No Faktor Strategis Attractive Score

Rataan R1 R2 R3 Kekuatan 1 Memiliki merek yang cukup dikenal

masyarakat 3 4 2 3,00

2 Cita rasa internasional 4 3 3 3,33 3 Memiliki standar SOP 3 3 3 3,00 4 Dukungan franchisor dalam

penyediaan bahan baku. 3 2 3 2,67

5 Lokasi outlet strategis 4 2 3 3,00 6 Sistem persediaan baik 4 2 3 3,00 7 Pelayanan yang baik kepada

konsumen 3 2 3 2,67

Kelemahan 1 Kurang melakukan kegiatan promosi 3 4 2 3,00 2 Kebijakan mengenai inovasi produk

ditentukan oleh kantor pusat 3 3 2 2,67

3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan) 2 1 3 2,00

4 Tidak ada divisi pemasaran 2 2 1 1,67 5 Kurangnya fasilitas 2 2 2 2,00 6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan

secara manual. 3 3 3 3,00

Peluang 1 Segmen pasar yang besar 4 3 3 3,33 2 Perubahan gaya hidup masyarakat 4 4 3 3,67 3 Perkembangan teknologi 2 3 3 2,67 4 Usaha pemasaran melalui anak-anak

semakin terbuka 3 3 4 3,33

Ancaman 1 Tingkat persaingan tinggi 2 2 3 2,33 2 Brand image dari pesaing yang sangat

kuat 4 2 3 3,00

3 Kekuatan tawar menawar konsumen 4 3 3 3,33 4 Kenaikan biaya produksi 4 3 2 3,00 5 Adanya isu flu burung 2 2 1 1,67      

Page 110: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Lampiran 21. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan

Attractive Score pada Strategi WT

Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive Score pada

Strategi WT (Berdasarkan Rataan dari Responden 1, 2, 3)

No Faktor Strategis

Attractive Score RataanR1 R2 R3

Kekuatan 1 Memiliki merek yang cukup dikenal

masyarakat 4 4 2 3,33

2 Cita rasa internasional 4 3 3 3,33 3 Memiliki standar SOP 3 3 3 3,00 4 Dukungan franchisor dalam penyediaan

bahan baku. 3 3 3 3,00

5 Lokasi outlet strategis 4 2 3 3,00 6 Sistem persediaan baik 4 2 3 3,00 7 Pelayanan yang baik kepada konsumen 4 3 3 3,33

Kelemahan 1 Kurang melakukan kegiatan promosi 4 4 2 3,33 2 Kebijakan mengenai inovasi produk

ditentukan oleh kantor pusat 4 3 2 3,00

3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan) 4 3 2 3,00

4 Tidak ada divisi pemasaran 4 2 1 2,33 5 Kurangnya fasilitas 2 2 2 2,00 6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan

secara manual. 4 3 1 2,67

Peluang 1 Segmen pasar yang besar 4 4 4 4,00 2 Perubahan gaya hidup masyarakat 4 4 4 4,00 3 Perkembangan teknologi 4 3 3 3,33 4 Usaha pemasaran melalui anak-anak

semakin terbuka 4 3 3 3,33

Ancaman 1 Tingkat persaingan tinggi 4 4 4 4,00 2 Brand image dari pesaing yang sangat

kuat 4 3 3 3,33

3 Kekuatan tawar menawar konsumen 2 3 4 3,00 4 Kenaikan biaya produksi 1 2 2 1,67 5 Adanya isu flu burung 4 2 1 2,33      

Page 111: Sagala. Cici Elisabet_H2007
Page 112: Sagala. Cici Elisabet_H2007

No Faktor Strategis Bo

bot

Alt. Strategi

1

Alt. Strategi

2

Alt. Strategi

3

Strategi 4

AS TAS AS TA

S AS TAS AS T

AS Kekuatan

1 Memiliki merek yang cukup dikenal oleh masyarakat

0,064

2,67

0,170

3,33

0,212

3,00

0,191

3,33

0,212

2 Cita rasa internasional 0,081

3,00

0,243

2,67

0,216

3,33

0,270

3,33

0,270

3 Memiliki standar SOP 0,087

3,33

0,289

2,33

0,202

3,00

0,260

3,00

0,260

4 Dukungan franchisor dalam penyediaan bahan baku

0,081

3,00

0,243

2,67

0,216

2,67

0,216

3,00

0,243

5 Lokasi outlet strategi 0,081

3,33

0,270

2,67

0,216

3,00

0,243

3,00

0,243

6 Sistem persediaan baik 0,087

3,33

0,289

2,67

0,231

3,00

0,260

3,00

0,260

7 Pelayanan yang baik kepada konsumen

0,087

3,33

0,289

2,33

0,202

2,67

0,231

3,33

0,289

Kelemahan

1 Kurang melakukan kegiatan promosi 0,087

3,33

0,289

2,67

0,231

3,00

0,260

3,33

0,289

2 Kebijakan mengenai inovasi produk ditentukan oleh kantor pusat

0,075

2,00

0,150

3,00

0,225

2,67

0,200

3,00

0,225

3 Kurangnya pelatihan (program pelatihan tidak berkelanjutan)

0,075

1,33

0,100

2,67

0,200

2,00

0,150

3,00

0,225

4 Tidak ada divisi pemasaran 0,052

1,67

0,087

1,67

0,087

1,67

0,087

2,33

0,121

5 Kurangnya fasilitas 0,064

3,00

0,191

2,33

0,148

2,00

0,127

2,00

0,127

6 Sebagian pekerjaan masih dilakukan secara manual

0,081

2,67

0,216

2,67

0,216

3,00

0,243

2,67

0,216

Peluang

1 Segmen pasar yang besar 0,108

3,33

0,361

2,67

0,289

3,33

0,361

4,00

0,433

2 Perubahan gaya hidup masyarakat 0,117

3,00

0,350

1,67

0,194

3,67

0,428

4,00

0,467

3 Perkembangan teknologi 0,108

3,00

0,325

1,33

0,144

2,67

0,289

3,33

0,361

4 Segmen anak-anak semakin terbuka 0,117

4,00

0,467

2,33

0,272

3,33

0,389

3,33

0,389

Ancaman

1 Tingkat persaingan tinggi 0,108

3,67

0,397

2,67

0,289

2,33

0,253

4,00

0,433

2 Brand image dari pesaing yang sangat kuat

0,117

2,33

0,272

2,67

0,311

3,00

0,350

3,33

0,389

3 Kekuatan tawar menawar konsumen 0,117

2,33

0,272

2,33

0,272

3,33

0,389

3,00

0,350

4 Kenaikan biaya produksi 0,100

2,33

0,233

2,67

0,267

3,00

0,300

1,67

0,167

5 Adanya isu flu burung 0,108

2,00

0,217

2,33

0,253

1,67

0,181

2,33

0,253

Total 5,719 4,8

95 5,677 6,2

22 MATRIKS QSPM

MATRIKS QSPM

Page 113: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Lampiran 23. Daftar Menu dan Harga Produk CFC Darmaga Centre

DAFTAR MENU CFC DARMAGA CENTRE

Menu Makanan

Menu Minuman

No Menu makanan Harga (Rp)

No Menu makanan Harga (Rp)

1 Dada 7.200 14 Rice 3.600 2 Paha atas 7.200 15 French-fries 9.800 3 Paha bawah 6.900 16 Chicken corn soup 5.700 4 Sayap 6.500 17 Chicken steak 10.900 5 Dada+sayap 13.000 18 Chicken burger 10.100 6 Dada+Paha bawah 13.000 19 Chicken cheese

burger 10.900

7 Paha atas+sayap 13.000 21 California roll 7.2008 Paha atas+paha bawah 13.000 21 Siomay ayam 9.600 9 Sayap 2 pcs 12.000 22 Otak-otak 9.800 10 Chicken strip 3 pcs 7.900 23 Sate baso 3 tujuk 9.800 11 Soup baso ayam 5.700 24 Fish chips 10.200 12 Perkedel 4.100 25 Fish rice 8.300 13 Onion ring 7.200 26 Fish only 6.500

Page 114: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Menu Paket

No Menu nminuman Harga (Rp) 1 Cal blend float 7.600 2 Avocado float 9.800 3 Mineral water (botol) 3.600 4 Capucino float 7.600 5 Pepsi medium 6.200 6 Mirinda medium 6.200 7 Fruit tea 4.400 8 The botol 4.100 9 Pepsi regular 5.500 10 Mirinada regular 5.500 11 Ice cream burger 1.500

No Menu makanan Harga (Rp)

Keterangan

1 Astaga 1 13.800 Nasi +California roll+ Pepsi Reg 2 Astaga 2 18.200 Nasi + Chicken steak + Pepsi reg 3 Astaga 3 12.700 Nasi + Paha Bawah + Pepsi reg 4 Astaga 4 20.000 Nasi + Dada /P Atas +P Bawah + Pepsi reg 5 Astaga 5 20.000 Chicke Burger + French Fries + Pepsi reg 6 Astaga 6 20.000 Dada/P Atas +French Fries + pepsi reg 7 Astaga 7 17.800 Nasi+ Chicken Strip +Corn Soup + Pepsi reg 8 Astaga 8 14.500 Nasi + Sate baso 2 Tusuk +Corn Soup +

Pepsi reg 9 Astaga 9 14.500 Nasi + Siomay + Corn Soup + Pepsi reg 10 Astaga Family 1 53.700 3 Nasi +5 Fried Chicken + 3 Pepsi reg 11 Astaga Family2 102.000 9 Nasi + 9 Fried Chicken + 9 Pepsi reg 12 Astaga Family3 65.900 5 Chicken Burger + 5 Pepsi reg 13 Paket Robot Disc

1 23.000 Robot + Nasi + Paha Bawah + the Botol

14 Paket Robot Disc 2

23.000 Robot + Nasi + Sate Baso 2 Tusuk + The botol

Page 115: Sagala. Cici Elisabet_H2007

cxv

Paket Ulang Tahun

No Menu makanan Keterangan 1 Paket ULTAH CFC

Rp.19.600 Fasilitas yang disediakan Atribut yang didapat Peserta yang Ultah mendapat

Nasi + Paha bawah + Fruit Tea + Bingkisan Ultah

MC, Dekorasi Ruangan, Badut, Sound

System Balon, Bendera, Topi, Kartu Undangan

Tas, Ultah, Sertifikat 2 Paket Happy Kid 1

Rp.15.900 Fasilitas yang disediakan Atribut yang didapat Peserta yang Ultah mendapat

Nasi + Paha Bawah + Fruit Tea

MC, Dekorasi Ruangan, Sound System Balon, Topi, Kartu Undangan

Tas Ultah, sertifikasi

3 Paket Happy Kid 2 Rp.17.500 Fasilitas yang disediakan Atribut yang didapat Peserta yang Ultah mendapat

Nasi + Paha Bawah + Fruit Tea + Ice Cream

MC, Dekorasi Ruangan, Sound System

Balon, Topi, Kartu Undangan Tas Ultah, sertifikasi

4 Paket Happy Kid 3 Rp.25.800 Fasilitas yang disediakan Atribut yang didapat Peserta yang Ultah mendapat

Nasi + Paha Bawah + Fruit Tea + Ice Cream + Kue Ultah + Bingkisan Ultah

+ Games Berhadiah

MC, Dekorasi Ruangan, Badut, Sound System

Balon, Bendera, Topi, Kartu Undangan Tas Ultah, sertifikasi

Page 116: Sagala. Cici Elisabet_H2007

Keterangan:

Harga sudah termasuk pajak

Peserta ulang tahun minimum 30 orang