piaud.radenfatah.ac.idpiaud.radenfatah.ac.id/download/file/6d023b81256f6e38606... · web...

186
Kemampuan mengajar memerlukan seperangkat pengetahuan dan ketrampilan tertentu, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan semestinya. Kemampuan mengajar mulai dibentuk sejak para mahasiswa calon guru mengikuti perkuliahan pada lembaga pendidikan guru. Selanjutnya ketrampilan mengajar dapat dikembangkan atau ditingkatkan dalam pembinaan jabatan dilapangan, hal ini dapat diakukan dengan usaha mandiri maupun dengan bantuan orang lain. Pekerjaan memberi bantuan tadi disebut supervisi dan pemberi bantuan disebut supervisor. Pengelolaan supervisi pendidikan di sekolah-sekolah, berbeda sasaran, tujuan, dan esensinya jika dibandingkan dengan pengelolaan kegiatan inspeksi. Kegiatan inspeksi miliki sasaran, tujuan dan esensi lebih kepengawasan yang mencari-cari kesalahan dan bersifat mendadak atau tanpa di rancang terlebih dahulu. Kegiatan supervisi pendidikan memiliki tujuan, sasaran, dan esensi yang lebih bernuansa pembinaan dalam rangka membantu meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar guru di kelasnya, dan dilaksakan secara terprogram. Namun dalam pelaksanaan pengelolaan MODUL ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 1 PERTEMUAN 1 PENDAHULUAN

Upload: others

Post on 24-Dec-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kemampuan mengajar memerlukan seperangkat pengetahuan dan

ketrampilan tertentu, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan

semestinya. Kemampuan mengajar mulai dibentuk sejak para mahasiswa

calon guru mengikuti perkuliahan pada lembaga pendidikan guru.

Selanjutnya ketrampilan mengajar dapat dikembangkan atau ditingkatkan

dalam pembinaan jabatan dilapangan, hal ini dapat diakukan dengan

usaha mandiri maupun dengan bantuan orang lain. Pekerjaan memberi

bantuan tadi disebut supervisi dan pemberi bantuan disebut supervisor.

Pengelolaan supervisi pendidikan di sekolah-sekolah, berbeda

sasaran, tujuan, dan esensinya jika dibandingkan dengan pengelolaan

kegiatan inspeksi. Kegiatan inspeksi miliki sasaran, tujuan dan esensi

lebih kepengawasan yang mencari-cari kesalahan dan bersifat mendadak

atau tanpa di rancang terlebih dahulu. Kegiatan supervisi pendidikan

memiliki tujuan, sasaran, dan esensi yang lebih bernuansa pembinaan

dalam rangka membantu meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar

guru di kelasnya, dan dilaksakan secara terprogram. Namun dalam

pelaksanaan pengelolaan supervisi pendidikan masih dipandang perlu

memantapkan lagi tentang tata cara pelaksanaanya agar dapat

meningkatkan mutu pendidikan. Selanjutnya, untuk menjaga dan

meningkatkan mutu pendidikan seorang guru harus mengetahui

bagaimana cara mengelola mutu pendidikan.

Di dalam modul ini terdapat beberapa pembahasan mengenai

administrasi dan supervise pendidikan pada anak usia dini. Setelah

menempuh mata kuliah administrasi dan supervise pendidikan anak usia

dini diharapkan mahasiswa/I memiliki kompetensi sebagai berikut:

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 1

PERTEMUAN 1

PENDAHULUAN

1. Dapat menjelaskan pengertian, tujuan dan ruang lingkup administrasi

dan supervisi pendidikan.

2. Dapat menjelaskan fungsi-fungsi administrasi pendidikan.

3. Dapat menjelaskan administrasi organisasi pendidikan.

4. Dapat menjelaskan komunikasi organisasi pendidikan.

5. Dapat menjelaskan administrasi kurikulum pendidikan.

6. Dapat menjelaskan administrasi kepegawaian pendidikan.

7. Dapat menjelaskan administrasi sarana dan prasarana pendidikan.

8. Dapat menjelaskan administrasi tata usaha pendidikan.

9. Dapat menjelaskan administrasi pembiayaan pendidikan.

10. Dapat menjelaskan administrasi peserta didik pendidikan.

11. Dapat menjelaskan administrasi tata hubungan masyarakat

pendidikan.

12. Dapat menjelaskan administrasi pengawasan pendidikan.

13. Dapat menjelaskan evaluasi program pendidikan.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 2

A. Pengertian Supervisi Pendidikan

Secara etimologi, supervisi berasal dari kata super dan visi, yang

artinya melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas,

yang dilakukan pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas dan kinerja

bawahan. Secara istilah, dalam Carter Good’s Dictionary Education,

supervisi adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-

guru dan tenaga kependidikan lainya untuk memperbaiki pengajaran.

Termasuk di dalamnya adalah menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan

dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-

tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar, serta

mengevaluasi pengajaran.

Menurut H. Mukhtar dan Iskandar, supervisi adalah mengamati,

mengawasi dan membimbing, dan memberikan stimulus kegiatan-

kehiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan maksud mengadakan

perbaikan. Konsep supervisi didasarkan pada keyakinan bahwa perbaikan

merupakan usaha yang kooperatif dari semuaorang yang berpartisipasi

dan supervisor sebagai pemimpin, yang bertindak sebagai stimulator,

pembimbing dan konsultan bagi para bawahannya dalam rangka

perbaikan tersebut. Supervisi pendidikan adalah suatu usaha untuk

mengoordinasi dan membimbing pertumbuhan guru-guru disekolah

secara kontinu baik individu maupun kelompok. Bantuan apa pun

ditujukan demi terwujudnya perbaikan dan pembinaan aspek pengajaran.

Menurut Moh.Badrus Sholeh, secara semantik, supervisi

pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke

arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 3

PERTEMUAN 2

Pengertian, Tujuan Dan Ruang Lingkup Administrasi Dan

Supervisi Pendidikan.

mengajar dan belajar pada khususnya. Menurut Kimball Wiles (1967),

konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut, “Supervision is

assistence in the development of a better teaching learning situation.”

Dalam buku Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan menguti

pketerangan dari Dictionary of Education Good Carter  menjelaskan

tentang pengertian  supervisi, yaitu  usaha dari petugas petugas  sekolah

dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas  lainnya  dalam

memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi

pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta  merevisi

tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran  dan  metode  serta

evaluasi pengajaran.

Berbeda dengan penjelasan McNerney yang dikutip  oleh  buku

Konsep Dasar  &  Teknik Supervisi Pendidikan, yang melihat  bahwa

supervise  itu sebagai  suatu  prosedur  memberi  arah  serta

mengadakan  penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.

Sehingga dapat dirumuskan supervise tidak lain dari usaha membri

layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun  secara

kelompok dalam  usaha  memperbaiki pengajaran. Kata kunci  dari

pemberi  supervisi  pada akhirnya  ialah  memberikan  pelayanan  dan 

bantu. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat di ambil beberapa

catatan penting dalam kegiatan supervisi.

Pertama, ada perhatian lebih dari atasan untuk membangkitkan

kualitas dunia pendidikan dengan meningkatkan kualitas aktor yang paling

penting yang langsung berinteraksi dengan anak didik, yaitu guru.

Perhatian ini melahirkan usaha yang dilakukan secara sistematis, kontinu

dan konsisten.Kedua, adanya kerjasama aktif antara supervisor dengan

guru untuk mengembangkan dunia pendidikan, tidak sepihak secara

otoriter, sentralistik dan diskriminatif.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 4

Supervisor menampilakan diri sebagai sosok yang mengarahkan,

membimbing dan memberdayakan, supaya guru bisa melesat dengan

potensi dan gayanya sendiri. Apalagi terhadap guru-guru senior yang

sudah lama berkecimpung di dunia pendidikan dengan segudang

pengalaman lapangan, mereka tentu membutuhkan kearifan, kesantunan

dan keramahan dalam melakukan interaksi, tidak melakukan intruksi

sepihak.

b)   Tujuan Supervisi Pendidikan

Supervisi pendidikan mempunyai tujuan dan manfaat yang penting

di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Membangkitkan dan mendorong semangat guru dan pegawai

administrasi sekolah lainya untuk menjalankan tugas dengan sebaik-

baiknya.

2. Agar guru dan pegawai administarasi lainnya berusaha melengkapi

kekurangan-kekurangan mereka dalam penyelenggaraan pendidikan,

termasuk dalam macam-macam media intruksional yang diperlukan

bagi kelancaran jalannya proses belajar dan mengajar yang baik.

3. Bersama-sama berusaha mengembangkan, mencari dan

menggunakan metode-metode baru demi kemajuan proses belajar dan

mengajar yang baik.

4. Membina kerjasama yang harmonis antara guru, murid dan pegawai

sekolah. Misalnya dengan mengadakan seminar, workshop, in-

service, maupun training.

Supervisi harus dilakukan secara kontinu atau reguler, misalnya

bulanan, persemester, tahunan, dan lain sebagainya.  Dalam  melakukan

supervisi, harus jelas indikator-indikator yang harus  dipantau. Supervisi

dilakukan dengan lima tujuan, yaitu:

1. Menghasilkan kinerja terbaik dengan cara memperoleh feedback dari s

emuapihak atau aspek yang sedang kita kerjakan.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 5

2. Meningkatkan rencana kerja dan melakukan tindakan perbaikan seger

aterhadap beberapa penyimpangan yang mungkin terjadi.

3. Menjajaki progress dan perubahan yang terjadi dari sisi input, proses,

maupunoutput melalui sistem pelaporan dan pecatatan.

4. Membantu pengambilan keputusan.

5. Temuan hasil supervisi selanjutnya akan menjadi bahan atau bagian 

dari alatevaluasi selanjutnya.

Tujuan supervise pedidikan adalah untuk mengembangkan situasib

elajar mengajar yang baik. Adapun tujuan-tujuan itu adalah:

a. Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk  memahami  tujuan 

pendidikan yang sebenarnya  dan  peranan  sekolah  mencapai

tujuan itu.

b. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk

mempersiapkan  peserta  didiknya untuk menjadi anggota masyarakat

yang efektif.

c. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosa  secara

kritis terhadap aktifitas-aktifitas dan kesulitan mengajar, serta

menolong  mereka merencanakan perbaikan-perbaikan.

d. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta  warga

sekolahlainnya  terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif.

e. Memperbesar ambisi guru-guru untuk  meningkatkan  mutu

layanannya secara maksimal dalam kegiatan profesinya.

f. Membantu pimpinan untuk membantu mempopulerkan sekolah

kepada masyarakat dalam meningkatkan program-program

pendidikan.

g. Membantu kepala sekolah dan guru-guru untuk  dapat  mengevaluasi

aktifitasnya dalam konteks tujuan-tujuan  aktifitas  perkembangan

peserta didik.

h. Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan (kolegitas) antar guru-

guru.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 6

Kegiatan supervisi merupakan proses aktifitas  untuk

meningkatkan kemampuan professional guru, dalam  jangka  penjang

bertujuan  untuk meningkatkan  dan  mempertahankan  kemajuan  belajar

anak, sasaran program supervise ditunjukan secara langsung kepada

guru yang melayani kegiatanbelajar, namun demikian program supervisi

juga memperhatikan  pertumbuhan belajar  murid.

Oleh karena itu supervisi dapat diartikan sebagai kegiatanprof

essional guru-guru.  Dalam  pelaksanaan  supervisi  perlu  pemahaman

dan ketrampilan yang professional. Professional dalam mengorganisasi

guru, menguatkan teknik-teknik supervisi, dan memiliki perilaku etik yang

baik.

c)    Ruang Lingkup

Ruang lingkup supervisi pendidikan meliputi beberapa hal berikut:

a. Supervisi bidang kurikulum

b. Supervisi bidang kesiswaan

c. Supervisi bidang kepegawaian

d. Supervisi bidang sarana dan prasarana

e. Supervisi bidang keuangan

f. Supervisi bidang humas, dan

g. Supervisi bidang ketatausahaan.

d)     Prinsip Supervisi Pendidikan

a. Prinsip dasar/fundamental (fundamental/basic principle). Setiap

pemikiran, sikap dan tindakan seorang supervisor harus berdasarkan

suatu yang kokoh, seperti pancasila sebagai dasar falsafah negara

kita.

b. Prinsip Praktis. Selain prinsip fundamental, dalam pelaksanaan

sehari-hari, seorang supervisor berpijak pada prinsip praktis yang

meliputi prinsip positif dan negatif.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 7

c. Prinsip positif, yaitu pedoman yang harus dijalankan oleh supervisor

agar pembinaan yang dilakukan berjalan sukses. Pedoman ini

meliputi beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Supervisi harus kontruktif dan kreatif

2) Supervisi dilakukan secara profesional

3) Supervisi dilakukan secara progresif, tekun, dan sabar

4) Supervisi sebaiknya mampu mengembangkan potensi, bakat dan

kesanggupan dalam mencapai kemajuan.

5) Supervisi hendaknya memperhatikan kesejahteraan dan hubungan

yang baik dan dinamis

MenurutPiet A. Sahertian menjelaskan empat prinsip yang

melandasi kegiatan supervisi, yaitu: 1. Prinsip ilmiah, 2. Prinsip

demokratis, 3. Prinsip kerjasama, 4. Prinsip kontruktif dan kreatif.

Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di

lingkungan pendidikan  ialah  bagaimana  cara  mengubah  pola  pikir 

otokrat dan korektif menjadi sikap yang kontruktif dan kreatif. Suatu sikap

yang menciptakan situasi  dan  relasi  dimana guru-guru merasa  aman

dan  merasa diterima sebagaisubjek yang dapat berkembang sendiri.

Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang

objektif. Bila demikian maka prinsip supervisi yang dilaksanakan adalah:

1) Prinsip ilmiah(Scientific)

Prinsip ilmiah mengandung cirri sebagai berikut:

a) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif .

b) Untuk memperoleh data harus memerlukan alat bantu.

c) Setiap kegiatan supervise dilaksanakan secara sistematis,

berencana dan kontinu.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 8

2) Prinsip demokratis

Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan

hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru

merasa aman untuk mengambangkan tugasnya.

3) Prinsip kerjasama

Mendorong, menstimulasi guru, sehingga  mereka  merasa  tumbuh

bersama.

4) Prinsip konstruktif dan kreatif

Setiap guru akan  merasa  termotivasi  dalam  mengembangkan

potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja

yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.

Kegiatan supervisi merupakan proses aktifitas  untuk

meningkatkan kemampuan professional guru, dalam  jangka  penjang

bertujuan  untuk meningkatkan  dan  mempertahankan  kemajuan  belajar

anak, sasaran program supervise ditujukan secara langsung kepada guru

yang melayani kegiatanbelajar, namun demikian program supervisi  juga

memperhatikan pertumbuhan belajar murid. Oleh karena itu supervisi

dapat diartikan sebagai kegiatanprofessional guru-guru.

Dalam pelaksanaan supervisi perlu pemahaman dan ketrampilan

yang profesional. Professional dalam mengorganisasi guru,

menguatkan teknik-teknik supervisi, dan memiliki perilaku etik yang baik.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 9

A. Fungsi-Fungsi Administrasi Pendidikan

Fungsi administrasi pendidikan banyak dikaitkan dengan rangkaian

proses kegiatan dalam lembaga pendidikan yang dimulai dari

merencanakan sampai dengan evaluasi. Sutisna (1989) merinci bahwa

dalam proses administrasi pendidikan terdiri dari kegiatan-kegiatan

perencanaan, pengorganisasi, komunikasi, koordinasi, pengawasan dan

penilaian. Seiring dengan perkembangan zaman, proses administrasi

pendidikan memiliki cakupan yang lebih luas lagi. Hal ini ditegaskan oleh

Hoy dan Miskel (dalam Sagala, 2009) yang menyatakan bahwa dalam

rangka memahami dan mempelajari ilmu administrasi pendidikan, tiap

orang dipengaruhi oleh persoalannya. Artinya bahwa fungsi-fungsi

administrasi dijabarkan menurut kebutuhan organisasi untuk mendukung

pencapaian tujuan dan mengatasi persoalannya. Semakin tinggi

kebutuhan dan persoalan organisasi maka akan semakin luas penerapan

fungsi-fungsi administrasinya.

Rangkaian kegiatan administrasi pendidikan sebagai bingkai solusi

kompleksnya persoalan dalam lembaga pendidikan khususnya di sekolah,

pada hakikatnya adalah proses yang mengarah pada tercapainya tujuan

pendidikan. Kualitas proses kegiatan administrasi pendidikan

mencerimkan keberhasilan lembaga pendidikan dalam mencapai

tujuannya. Dengan demikian, kualitas administrasi pendidikan yang baik

multak diperlukan.

Amtu (2011) menyatakan bahwa dalam konsep dasar administrasi

pendidikan harus dipahami sebagai proses kerjasama dua orang atau

lebih dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Artinya setiap

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 10

PERTEMUAN 3 Fungsi-Fungsi Administrasi

Pendidikan.

profesi kependidikan sebagai pelaksana administrasi pendidikan harus

memiliki keterlibatan dalam organisasi lembaga yang menjadi unit

kerjanya. Dalam hal ini, kepala sekolah sebagai leader memiliki peran dan

fungsi yang sangat sental, menjadikan guru dan staf sebagai modal serta

melibatkan masyarakat dalam merealisasikan visi administrasi

pendidikannya sebagaimana amanat Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

tentang Sisdiknas pasal 8 yang berbunyi “masyarakat berhak berperan

serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi

program pendidikan.”

Memahami dan menerapkan fungsi-fungsi administrasi tergantung

pada kebutuhan organisasi untuk mendukung pencapaian tujuan dan

mengatasi persoalannya. Hal ini dibuktikan dari perbedaan pandangan

para ahli tentang fungsi-fungsi manajemen. Hasibuan (dalam Amtu, 2011,

hlm. 7) membuat tabel perbedaan pandangan para ahli tentang fungsi-

fungsi administrasi sebagai berikut.

Tabel Fungsi-Fungsi Administrasi Menurut Pandangan Ahli

No G.R Terry John F. Mee Louis A. Allen 1. Namara1

2

3

4

Planning

Organizing

Actuiting

Controlling

Planning

Organizing

Motivating

Controlling

Leading

Planning

Organizing

Controlling

Planning

Programming

Butgeting

System

No Henry Fayol Harold Koontz

S.P. Siagian Oey Liang Lee

1

2

3

4

5

Planning

Organizing

Commanding

Coordinating

Controlling

Planning

Organizing

Staffing

Directing

Controlling

Planning

Organizing

Motivating

Controlling

Evaluating

Planning

Organizing

Directing

Coordinating

Controlling

No W.H Newman Luther Lyndall Urwick John D.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 11

Gullick Millet1

2

3

4

5

6

7

Planning

Organizing

Assembling

Resources

Directing

Controlling

Planning

Organizing

Staffing

Directing

Coordinating

Reporting

Budgeting

Forecasting

Planning

Organizing

Commanding

Coordinating

Controlling

Directing

Facilitating

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan fungsi pertama dan utama dalam paparan

konsep administrasi. Perencanaan dapat dipahami sebagai langkah awal

organisasi dalam menjalankan fungsi-fungsi administrasinya.

1. Konsep Perencanaan

Perencanaan merupakan proses merumuskan strategi, kegiatan dan

kebijakan untuk masa yang akan datang melalui hasil analisi dan refleksi.

Perencanaan berorientasi pada apa yang ingin dicapai dan strategi apa

yang akan dipilih untuk mencapainya. Sa’ud dan Makmun (2007)

menyatakan bahwa dalam proses perencanaan terdapat beberapa butir

penting yang perlu dijadikan pegangan dalam menyusun suatu rencana, di

antaranya; berhubungan dengan masa depan, seperangkat kegiatan,

proses yang sistematis dan tujuan yang ingin dicapai.

Perencanaan berhubungan dengan masa depan artinya suatu proses

penyusunan keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan pada masa

yang akan datang. Keputusan-keputusan tersebut berupa kebijakan,

seperangkat kegiatan yang sistematis yang mengarah pada bagaimana

suatu tujuan dapat dicapai. Dalam perencanaan memikirkan pula tentang

sumber daya yang dapat mendukung kegiatan-kegiatan.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 12

Proses perencanaan harus diputuskan atas kesepakatan bersama.

Karena pada dasarnya, rancangan seperangkat kegiatan yang akan

dilaksanakan tidak dikerjakan oleh satu orang. Kepala sekolah tidak dapat

memaksa bawahannya untuk patuh terhadap rancangan visi yang

dibuatnya. Tetapi sebelum rancangan visi tersebut ditetapkan, kepala

sekolah perlu menawarkan terlebih dahulu kepada guru, karyawan

kependidikan bahkan komite sekolah sebagai representasi orangtua

siswa. Dengan banyaknya unsur yang terlibat, maka produk perencanaan

dapat lebih mudah direalisasi dan diawasi.

2. Proses Perencanaan

Proses perencanaan merupakan suatu siklus dan melalui siklus

tersebut suatu perencanaan bisa dievaluasi sejak awal persiapan sampai

pelaksanaan dan penyelesaian proses perencanaan. Sa’ud dan Makmun

(2007, hlm. 128) membuat bagan proses perencanaan sebagai berikut:

Bagan Proses Perencanaan pendidikan Pendidikan

Evaluasi Implementasi Rencana dan Umpan Baliknya

1. Monitoring rencana

2. Evaluasi rencana

3. Menyelesaikan, mengubah, dan mendesain ulang rencana

Implementasi Rencana

1. Persiapan program

2. Persetujuan Rencana

3. Pengaturan unit-unit operasional perencanaan

Menentukan Rencana

1. Rumusan Rencana

2. Laporan hasil

Evaluasi Rencana

1. Perencanaan melalui simulasi

2. Evaluasi Perencanaan

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 13

3. Pemilihan perencanaan

Mengkonsepsikan dan Merancang Rencana

1. Mengidentifikasi kecenderungan umum

2. Menentukan tujuan dan sasaran

3. Mendesain perencanaan

Analisis Bidang Telaahan Permasalahan Perencanaan

1. Bidang/ Wilayah dan sistem-sistem sub bidang telaahan

2. Pengumpulan data

3. Tabulasi data

4. Perkiraan Perencanaan

Mendefinisikan Permasalahan Perencanaan Pendidikan

1. Ruang lingkup permasalahan

2. Pengkajian sejarah perencanaan

3. Perbedaan antara kenyataan & harrapan

4. Sumber daya dan perencanaan

5. Menentukan bagian-bagian perencanaan dan prioritasnya

Proses perencanaan dimulai dari memformulasikan tujuan melalui

mengidentifikasi permasalahan, analisis masalah, menyusun konsep dan

rencana, mengevaluasi rencana, menentukan rencana, implementasi

rencana dan rencana umpan balik. Secara sederhana, proses

mengidentifikasi atau mendefinisikan rencana dimulai dari membuat

batasan masalah kemudian mengelompokkannya. Membuat batasan

masalah berarti memilih masalah yang sesuai dengan apa yang ingin

dicapai dalam tujuan dan urgen untuk diselesaikan.

Kemudian dalam analisis rencana, perencanaan mulai

menganalisis sistem-sistem yang tersedia kemudian mencocokkan

dengan hasil identifikasi rencana. Sistem-sistem tersebut berupa sistem

aktivitas pendidikan (perencanaan kurikulum, program pembelajaran,

pengembangan guru dan lain sebagainya), komunikasi (telepon, televisi,

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 14

internet) dan sistem fasilitas (kelas, media pembelajaran, buku penunjang

dan lain sebagainya).

Setelah menganalisis rencana tahap selanjutnya adalah mulai

menyusun konsep-konsep rencana, konsep-konsep kegiatan yang

mengarah pada sasaran yang ingin dicapai. Konsep rencana ini masih

sebatas desain yang nantinya akan dievaluasi pada tahap berikutnya.

Hasil evaluasi inilah yang kemudian ditetapkan menjadi rumusan-rumusan

masalah perencanaan dan di implementasikan ke dalam pengaturan unit-

unit operasioanal perencanaannya. Dari implementasinya, rencana-

rencana yang sedang berjalan dimonitoring dan dievaluasi untuk

disesuaikan apakah perlu untuk diselesaikan, dimodifikasi dan mendesain

ulang rencana.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian dapat diartikan sebagai kegiatan pembagian

tugas dalam suatu unit kerja. Karena dalam unit kerja tersebut memiliki

pekerjaan yang sangat banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh hanya

satu orang, maka tugas itu dibagi untuk dikerjakan oleh masing-masing

orang atau tim yang sudah ditentukan.

1. Konsep Pengorganisasian

Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki tujuan

yang sama, memiliki sistem kerja sama dan struktur kepengurusan.

Organisasi sering pula diartikan sebagai suatu lembaga misalnya

perusahaan, sekolah, perkumpulan, dan badan-badan pemerintahan.

Sedangkan pengorganisasian lebih mengarah pada proses bagaimana

mengatur anggota organisasi ke dalam bentuk kerja kerjasama,

pembagian tugas dan fokus pada tujuan.

Pengorganisasian adalah keseluruhan proses untuk memilih orang-

orang serta mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 15

tugas orang-orang tersebut dalam suatu organisasi (Sagala, 2009, hlm.

49). Dengan memilih orang-orang untuk pembagian tugasnya, artinya ada

tanggungjawab dan wewenang yang diberikan pimpinan terhadap

bawahannya untuk melaksanakan tugas.

Dalam organisasi besar seperti lembaga dinas pendidikan setingkat

kabupaten atau kota, pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi

suatu kegiatan besar ke dalam kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Hal ini

dibutuhkan agar seorang pimpinan dapat lebih mudah melakukan

pengawasan dan menentukan orang-orang untuk melaksanakan tugas-

tugas berdasarkan kualifikasi yang dimiliki anggota dan proporsional kerja.

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, konsep dasar

pengorganisasian di antaranya adalah:

1. Proses manajerial yang dilakukan pimpinan organisasi dalam

mengatur anggota.

2. Alokasi pekerjaan, dalam hal ini dilakukan perincian tugas-tugas besar

ke dalam tugas-tugas kecil.

3. Pemberian tanggungjawab dan wewenang dalam bentuk deskripsi

kerja kepada para anggota.

4. Proses Pengorganisasian

Fattah (2008) menyatakan bahwa dalam pengorganisasian terdapat

beberapa tahap, di antaranya pemerincian pekerjaan, pembagian kerja,

penyatuan pekerjaan, koordinasi pekerjaan serta monitoring dan

reorganisasi. Secara rinci tahap-tahap tersebut terdiri dari kegiatan-

kegiatan sebagai berikut:

1. Dalam merinci pekerjaan yang harus dilakukan adalah menentukan

tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan

organisasi.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 16

2. Membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat

dilaksanakan oleh perseorangan atau kelompok dengan

memperhatikan kualifikasi dan beban kerja yang proporsional.

3. Penggabungan pekerjaan dengan mengelompokkan tugas-tugas yang

saling berkaitan.

4. Mengkoordinasikan pekerjaan dengan menetapkan mekanisme kerja

agar tidak saling tumpang tindih.

5. Melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah penyesuaian

untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas.

Organisasi pendidikan dalam hal ini sekolah memiliki kompleksitas

pengorganisasian yang beragam tergantung pada jumlah anggota,

banyaknya tuntutan pekerjaan, program dan fasilitas yang perlu

pengelolaan. Dilingkungan sekolah dasar dengan jumlah personil dan

fasilitasnya yang terbatas, struktur organisasinya masih sangat

sederhana. Sedangkan untuk sekolah besar, struktur organisasinya dapat

menampilkan tingkatan-tingkatan dan garis kekuasaan yang lebih

kompleks.

c. Kepegawaian (Staffing)

Pembagian tugas kerja yang telah dibangun pada tahap

pengorganisasian pada akhirnya akan menentukan siapa pegawai yang

layak ditempatkan dalam posisi-posisi tertentu. Penempatan pegawai

dalam posisi tertentu harus berdasarkan keahlian dan kualifikasi pegawai

itu sendiri. Ketika seorang manajer merasa tidak memiliki personil yang

belum mampu untuk menempati posisi tertentu, maka manajer tersebut

hendaknya tidak memaksakan untuk memilih pegawai yang tidak ahli

dibidangnya. Amtu (2011, hlm. 11) menyatakan “ketika seorang manajer

merasakan kebutuhan dibidangnya, hal itu dimungkinkan untuk

memutuskan meningkatkan staf/karyawannya dengan jalan; merekrut,

menyeleksi, melatih dan mengembangkan karyawan.”

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 17

Staffing merupakan fungsi administrasi yang berkenaan dengan

perekrutan,  penempatan, pemberian latihan dan pengembangan

karyawan. Telah diakui secara umum bahwa keberhasilan suatu

organisasi berkaitan erat dengan kualitas pegawai. Tingkat keberhasilan

lembaga pendidikan sekolah dalam memberikan pelayanan-pelayanan

tergantung pada kualitas kepala sekolah, pendidik dan tenaga

kependidikannya. Keberhasilan maupun kegagalan personil sekolah

dalam menjalankan tuganya sangat dipengaruhi oleh peran kepala

sekolah. Kepala sekolah dalam menjalankan Staffing sebagai fungsi

administrasi pendidikan dituntut memiliki kesanggupan administratif yang

lebih tinggi. Sutisna (1989, hlm. 124) menyatakan bahwa dalam

menjalankan tanggung jawabnya sebagai administrator, kepala sekolah

dituntut memiliki kesanggupan yang lebih tinggi dalam memperoleh dan

memilih pegawai yang cakap, membantu pegawai menyesuaikan dengan

segera kepada tugas baru, menggunakan pegawai dengan lebih efektif

dan menciptakan kesempatan kepada pegawai untuk berkembang.

1. Perekrutan Pegawai

Bagi sekolah negeri yang mana proses rekrutmen pegawainya

sebagian besar melalui seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS),

diselenggarakan oleh lembaga khusus kepegawaian yang telah mengerti

tentang prosedur dalam memilih calon pegawai yang baik. Artinya untuk

lembaga pendidikan non-negeri, salah satu peluang memperoleh pegawai

yang baik adalah dari proses rekrutmen yang matang. Proses rekrutmen

yang tidak matang berpeluang memperoleh pegawai yang tidak sesuai

dengan harapan, terlebih jika dalam seleksi pegawai tersebut tidak sama

sekali menggunakan prosedur. Tentu dapat merugikan lembaga itu

sendiri. Ada beberapa prosedur yang dapat membantu dalam memilih

pegawai yang baik, di antaranya,

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 18

1. Menetapkan standar seleksi dalam hal usia, kesehatan, kualifikasi

pendidikan, pengalaman kerja, dan pengetahuan (hasil tes tertulis

yang sebelumnya diberikan).

2. Identifikasi kepribadian misalnya memeriksa kerapihan dan

kelengkapan berkas lamaran, melakukan wawancara dan penampian.

3. Melaksanakan program uji coba kerja (magang).

4. Penempatan Pegawai

Dalam proses pengorganisasian telah ditentukan pembagian tugas

dan wewenang. Maka dalam proses Staffing adalah menentuakan siapa

saja pegawai yang akan menerima tugas dan wewenang tersebut setelah

melihat potensi, keahlian dan kecakapan masing-masing pegawai.

Pada tahap penempatan, pegawai terlebih dahulu diberi arahan

tentang deskripsi kerja, sehingga ketika sudah memasuki unit kerja dan

memulai pekerjaan, pegawai sudah mempunyai panduan dan acuan

sesuai perintah. Agar penempatan tersebut dapat efektif dan efisien, maka

seorang pimpinan atau manajer harus memperhatikan kesesuaian antara

beban kerja dengan kemampuan pegawai tersebut.

2. Pengembangan Pegawai

Pengembangan pegawai meliputi kegiatan-kegiatan yang diarahkan

kepada perbaikan dan pertumbuhan kesanggupan, sikap, keterampilan

dan pengetahuan. Pengembangan pegawai dirancang dengan maksud

untuk meningkatkan efektifitas kerja dan perbaikan-perbaikan sistem

kerja. Dalam lingkup sekolah, pengembangan pegawai diarahkan pada

guru dan tenaga kepegawaian. Sedangkan kepala sekolah, pengawas

dan pembina-pembina kepegawaian di dinas yang bertanggungjawab

memfasilitasi kegiatan tersebut. Menurut Sutisna (1989, hlm. 132),

pengembangan pegawai berpusat pada tiga jenis kegiatan berikut:

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 19

1. Pendidikan tambahan dalam kegiatan yang khusus dirancang dan

dikelola oleh sistem sekolah, misalnya kursus, latihan, konperensi,

diskusi, rotasi, demonstrasi, kunjungan kerja dan lain sebagainya.

2. Kegiatan-kegiatan yang dimulai dari personil, misalkan belajar mandiri,

partisipasi dalam kegiatan organisasi professional dan mengikuti kuliah.

3. Kegiatan supervisi berupa layanan professional kepada guru oleh

supervisor.

d. Pengarahan (Directing)

Kegiatan pengarahan dilakukan oleh pimpinan untuk memberikan

penjelasan dan petunjuk kepada pegawainya. Kegiatan ini dilakukan

sebelum dan selama pegawai melaksanakan tugas. Artinya pengarahan

sudah dilakukan pada proses penempatan pegawai  ditahap Staffing.

Seorang pegawai yang akan memulai suatu pekerjaan perlu menerima

deskripsi kerja terlebih dahulu, salah satunya agar pegawai tersebut bisa

mengukur beban kerjanya.

1. Konsep Pengarahan

Stoner (dalam Amtu, 2011, hlm. 55) mendefinisikan pengarahan

adalah “fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi

bimbingan, saran, perintah-perintah atau intruksi kepada bawahan dalam

melaksanakan tugas masing-masing agar tugas dapat dilaksanakan

dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan

semula. Dalam redaksi “usaha memberi” dan “kepada bawahan”

sebagaimana Stoner mendefinisikan pengarahan, terdapat unsur

pimpinan dan bawahan yang terlibat proses komunikasi timbal balik.

Unsur pimpinan menjadi yang paling dominan karena pimpinanlah yang

menguasai rencana kerja. Kewibawaan pemimpin menjadi sangat penting

dalam mempengaruhi bawahannya agar bisa menyikapi secara serius

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 20

setiap arahan dan intruksi sebagai suatu kewajiban dan tanggungjawab

yang harus dilaksanakan.

2. Proses pengarahan

Pemimpin yang menguasai rencana kerja organisasi akan

mengarahkan para peesonilnya untuk berada pada jalur tujuan yang akan

dicapai. Proses pengarahan personil dalam hal ini terdiri dari:

1. Mengadakan orientasi kerja sebelum bawahan melaksanakan tugas.

Dalam tahap ini, seorang manajer memperkenalkan lingkungan kerja,

ruangan dimana tempat bawahannya bertugas dan siapa saja rekan

kerjanya.

2. Memberi petunjuk teknis mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.

Petunjuk teknis atau deskripsi kerja setiap personil mungkin berbeda-

beda, tetapi pemberian deskripsi kerja sebelum personil melaksanakan

tugasnya adalah sangat penting untuk menjadi bahan evaluasi pada

pelaksanaannya.

3. Memberi kesempatan kepada personil untuk menanggapi deskripsi

kerja. Hal ini penting dilakukan untuk mengantisipasi pekerjaan-

pekerjaan yang perlu pengarahan lebih akibat personil yang

kemungkinan keberatan atas pekerjaan tertentu.

4. Memberi bimbingan kepada pegawai yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugas. Beberapa pekerjaan yang tidak bisa ditangani

oleh personil perlu diberikan bimbingan manajer baik secara langsung

maupun tidak langsung.

5. Memberi saran dan perintah tindak lanjut terhadap hasil pekerjaan. Hal

ini perlu dilakukan untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas

pekerjaan serta hasil pekerjaannya.

e. Pengkoordinasian (Coordinating)

Salah satu fungsi pokok administrasi adalah koordinasi. Organisasi

tanpa koordinasi sulit kiranya untuk mengatur seluruh rencana dan

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 21

implementasi rencana kegiatan dalam usaha mengejar tujuan bersama.

Hubungan kerja yang telah diatur dalam proses pengorganisasian

dipengaruhi agar berfungsi sebagai satu kesatuan melalui kegiatan

pengorganisasian.

1. Konsep Dasar Pengkoordinasian

Menurut Stoner (dalam Amtu, 2011), coordinating atau

pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk

melakukan berbagai kegiatan dengan menghubungkan dan

menyelaraskan perkerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang

terarah. Pengkoordinasian mengandung makna menjaga agar tugas-tugas

yang telah dibagi tidak dikerjakan menurut kehendak pribadi atau masing-

masing kelompok, tetapi harus dikerjakan menurut aturan dan dipandu

oleh seorang koordinator.

Pengkoordinasian tidak selalu terjadi di dalam internal organisasi,

karena pada kenyataannya organisasi selalu berhubungan dengan

masyarakat. Organisasi pendidikan dalam hal ini sekolah negeri,

pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan selalu dikaitkan

dengan kegiatan pelaporan yang berkoordinasi dengan pejabat

berwenang di atas kepala sekolah. Menurut Susilo (2014), koordinasi

terdiri dari beberapa tipe di antaranya koordinasi vertikal, horizondal dan

diagonal. Berikut adalah tipe-tipe koordinasi:

1. Koordinasi vertikal, adalah koordinasi antara pimpinan dengan

bawahan langsung atau pimpinan dengan atasan.

2. Koordinasi Horizontal, adalah koordinasi antara unit dengan unit selevel

di bawah pimpinan.

3. Koordinasi Diagonal, adalah koordinasi antara personil yang bekerja

pada tingkatan yang berbeda.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 22

4. Koordinasi Eksternal, adalah koordinasi antara organisasi dengan

lingkungan di luar organisasi.

Organisasi sekolah yang di dalamnya terdapat pembagian tugas

yang sangat subtansi, maka pengkoorniasian mutlat diperlukan.

Pembagian tugas mengajar dan pengaturan jadwal pelajaran yang tidak

dikoordinasikan dapat menyebabkan gagalnya seluruh program

perencanaan. Koordinasi yang baik tidak lepas dari peran kepala sekolah

sebagai manajer. Sagala (2009) menjelaskan, koordinasi yang baik dapat

terwujud dengan beberapa syarat, di antaranya pembagian kerja yang

jelas, semangat kerja yang besar di antara personil, tersedianya fasilitas

kerja yang memadai, kontak hubungan yang lancar dan memulai suatu

tahapan pekerjaan dengan benar.

2. Proses Pengkoordinasian

Menyusun hirarki organisasi yang jelas dan sederhana.

Menyusun hirarki organisasi sebetulnya sudah dilakukan pada tahap

pengorganisasian. Pada tahap ini, perlu adanya penyederhanaan dan

pembagian kerja setiap unit yang lebih spesifik agar masing-masing

personil mengerti betul dengan siapa dia harus berkoordinasi dalam

pekerjaannya.

Menentukan kebijakan dan deskripsi unit kerja yang jelas.

Beberapa kebijakan perlu disampaikan dalam deskripsi kerja untuk

meminimalisair tumpang tindih pekerjaan dan efektifitas koordinasi. Suatu

contoh kebijakan yang mengatur personil, ketika personil ingin

berkoordinasi dengan lingkungan eksternal organisasi maka perlu

diketahui pimpinan terlebih dahulu.

Memilih koordinator dari masing-masing unit.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 23

Disetiap unit dalam organisasi besar biasanya dipilih seorang kepala unit 

yang didelegasikan sebagai koordinator. Kepala-kepala unit inilah yang

berperan membantu manajer berkoordinasi ke dalam keseluruhan unit.

Menyusun jadwal pertemuan rutin.

Pertemuan rutin perlu dilakukan untuk mengetahui secara berkala apakah

seluruh pekerjaan berjalan dengan baik. Pertemuan rutin juga bermanfaat

bagi personil untuk mengungkapkan ide-idenya yang bisa didengar

langsung oleh semua unit.

Mengadakan monitoring dan evaluasi.

Melalui kegiatan ini, seorang manajer menerima informasi dari

pengamatan atau laporan unit untuk menilai apakah kegiatan yang

sedang atau sudah berjalan perlu dikoordinasikan kembali atau tidak.

f. Pencatatan dan Pelaporan (Recording and Reporting)

Recording & Reporting adalah proses pencatatan atau pengumpulan

data dari semua kegiatan manajemen untuk kepentingan pemberian

informasi kepada pimpinan, atasan pimpinan, internal organisasi dan

publik. Seluruh kegiatan administrasi dimulai dari perencanaan perlu

pencatatan dan pelaporan yang sangat bermanfaat sebagai penyedia data

seluruh informasi organisasi dan sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Beberapa fungsi Recording & Reporting adalah sebagai berikut:

Sebagai sistem informasi manajemen.

Seluruh kegiatan yang direkam dalam bentuk pencatatan adalah sebagai

sistem yang memberikan informasi tentang gambaran kinerja suatu

organisasi. Sistem informasi manajemen menata data dengan

mengklasifikasikan data berdasarkan jenis pekerjaan dan waktu

pelaksanaan sehingga lebih mudah mencari data ketika seseorang

membutuhkannya.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 24

Sebagai bahan membuat keputusan seorang manajer.

Data yang dihasilkan dari kegiatan Recording & Reporting dijadikan bahan

pertimbangan seorang manajer untuk membuat kebijakan dan keputusan.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban

Data dari kegiatan Recording & Reporting biasanya dijadikan bahan

pertanggungjawaban bawahan kepada atasan atau atasan kepada publik.

Faktor-faktor penting dalam Recording & Reporting menurut Faghira

(2014) adalah sebagai berikut:

Format-format yang digunakan.

Penyajian data yang baik adalah dengan menggunakan format yang

mampu menjaring sebanyak mungkin informasi namun tetap mudah

dibaca.

Aturan yang berlaku.

Pencatatan dan pelaporan dengan menggunakan aturan yang berlaku

menjadikan data yang disajikan berbentuk resmi.

Keterampilan personil yang memadai.

Dengan personil yang terampil, data yang dikerjakan akan tertata dengan

baik dan selesai sebagaimana waktu yang telah ditentukan.

Recording & Reporting dalam lembaga sekolah biasanya memuat

berbagai macam jenis administrasi yang secara umum terdiri dari:

1. Administrasi program pengajaran yang terdiri bermacam-macam data

terkait dengan kegiatan belajar mengajar contohnya silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran, pembagian tugas mengajar dan lain

sebagainya.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 25

2. Administrasi kesiswaan, misalnya penerimaan siswa baru, mutasi

siswa, buku induk siswa dan lain-lain.

3. Administrasi kepegawaian, misalnya daftar hadir kepegawaian, daftar

penilaian pelaksanaan pekerjaan, daftar riwayat hidup pegawai dan

lain-lain.

4. Administrasi keuangan, misalnya laporan pertanggungjawaban

Bantuan Operasional Sekolah (BOS), rencana kegiatan anggaran

sekolah.

5. Administrasi keuangan / barang, misalnya buku inventasis barang,

buku pemeriksaan perlengkapan dan sejenisnya

g. Penganggaran (Budgeting)

1. Konsep dasar penganggaran

Budgeting adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan

perincian keuangan untuk membiayai kegiatan pada periode anggaran.

Menurut Amtu (2011), keberhasilan anggaran untuk mendukung tujuan

dapat ditentukan dari sejauh mana anggaran dapat memenuhi fungsi-

fungsinya. Hal ini tidak terlepas dari sistem penganggaran yang

direncanakan dengan baik.

Kegiatan penganggaran tidak lepas dari tiga pokok kegiatan di

antaranya, penerimaan keuangan, pengeluaran keuangan dan

pertanggungjawaban. Sumber-sumber pendapatan harus

dipertimbangkan dalam proses pembuatan anggran belanja. Sumber

keuangan bagi sekolah pemerintah sudah disediakan oleh anggaran

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang tiap sekolah nominalnya

berbeda-beda tergantung jumlah muridnya. Sedangkan untuk sekolah

swasta selain dari subsidi pemerintah juga bersumber dari orangtua

murid.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 26

Pengeluaran keuangan untuk penggunaan dana BOS menurut Juknis

BOS 2013 dapat digunakan untuk 13 Jenis Komponen, yaitu:

Tabel Penggunaan Dana BOS menurut Juknis BOS 2013

No Komponen

Pembiayaan

Item Pembiayaan

1 Pengembangan

Perpustakaan

1. Mengganti buku teks yang rusak/menambah

kekurangan untuk memenuhi rasio satu siswa satu

buku

2. Langganan publikasi berkala

3. Akses informasi online

4. Pemeliharaan buku/koleksi perpustakaan

5. Peningkatan kompetensi tenaga pustakawan

6. Pengembangan database perpustakaan

7. Pemeliharaan perabot perpustakaan

2 Kegiatan dalam

rangka penerimaan

siswa baru

1. Biaya pendaftaran

2. Penggandaan formulir

3. Administrasi pendaftaran

4. Pendaftaran ulang

5. Biaya Pendataan data pokok pendidikan

6. Pembuatan spanduk sekolah bebas pungutan

3 Kegiatan

pembelajaran dan

ekstra kurikuler

siswa

1. PAKEM (SD)

2. Pembelajaran Kontekstual (SMP)

3. Pengembangan pendidikan karakter

4. Pembelajaran remedial

5. Pembelajaran pengayaan

6. Pemantapan persiapan ujian

7. Pembelajaran pengayaan

8. Olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka

dan palang merah remaja

9. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 27

4 Kegiatan Ulangan

dan Ujian

1. Ulangan harian

2. Ulangan umum

3. Ujian sekolah

5 Pembelian bahan-

bahan habis pakai

1. Buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan

praktikum, buku induk siswa, buku inventaris

2. Minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan

sehari-hari di sekolah

3. Pengadaan suku cadang alat kantor

6 Langganan daya

dan jasa

1. Listrik, air, dan telepon, internet (fixed/mobile

modem) baik dengan cara berlangganan maupun

prabayar

2. Pembiayaan penggunaan internet termasuk untuk

pemasangan baru

3. Membeli genset atau jenis lainnya yang lebih cocok

di daerah tertentu misalnya panel surya, jika di

sekolah tidak ada jaringan listrik

7 Perawatan sekolah1. Pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu

dan jendela

2. Perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi sekolah

(kamar mandi dan WC), perbaikan lantai

ubin/keramik dan perawatan fasilitas sekolah

lainnya

8 Pembayaran

honorarium bulanan

guru honorer dan

tenaga

kependidikan

honorer.

1. Guru honorer (hanya untuk memenuhi SPM)

2. Pegawai administrasi (termasuk administrasi BOS

untuk SD)

3. Pegawai perpustakaan

4. Penjaga Sekolah

5. Satpam

6. Pegawai kebersihan

9 Pengembangan

profesi guru

1. KKG/MGMP

2. KKKS/MKKS

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 28

3. Menghadiri seminar yang terkait langsung dengan

peningkatan mutu pendidik dan ditugaskan oleh

sekolah

10 Membantu siswa

miskin

1. Pemberian tambahan bantuan biaya transportasi

bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya

transport dari dan ke sekolah

2. Membeli alat transportasi sederhana bagi siswa

miskin yang akan menjadi barang inventaris sekolah

3. Membeli seragam, sepatu dan alat tulis bagi siswa

penerima bantuan siswa miskin (BSM) sebanyak

penerima BSM, baik dari pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota di sekolah tersebut

11 Pembiayaan

pengelolaan BOS

1. Alat tulis kantor (ATK termasuk tinta printer, CD dan

flash disk)

2. Penggandaan, surat-menyurat, insentif bagi

bendahara dalam rangka penyusunan laporan BOS

dan biaya transportasi dalam rangka mengambil

dana BOS di Bank/PT Pos

12 Pembelian

perangkat komputer

1. Desktop/work station

2. Printer atau printer plus scanner

13 Biaya lainnya jika

seluruh komponen

1 s.d 12 telah

terpenuhi

pendanaannya dari

BOS

1. Alat peraga/media pembelajaran

2. Mesin ketik

3. Peralatan UKS

4. Pembelian meja dan kursi siswa jika meja dan kursi

yang ada sudah rusak berat

Pertanggungjawaban keuangan dilakukan sejak pengumpulan bukti

pembelanjaan. Bukti-bukti pembelanjaan tersebut disusun berurutan

menurut tanggal dan sesuai dengan pencacatan pada buku kas

penerimaan dan pengeluaran keuangan.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 29

2. Proses Penganggaran

Persoalan-persoalan penting dalam penganggaran menurut Amtu

(2011) adalah bagaimana pemanfaatan sumber-sumber yang efisien.

Itulah sebabnya penganggaran memerlukan proses yang bertahap.

Tahapan-tahapan yang perlu dilakukan pada proses penganggaran

adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode

anggaran.

2. Mengidentifikasi keuangan dan sumber-sumbernya.

3. Mengalokasikan keuangan dalam rencana kegiatan yang telah

diidentifikasi melalui kompromi atau rapat-rapat.

4. Menggunakan anggaran sesuai pengalokasian.

5. Monitoring dan evaluasi penggunaan anggaran.

6. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan anggaran.

7. Penganggaran ulang, bilamana suatu kegiatan memerlukan

pembiayaan tambahan.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 30

A. Peran Administrasi dalam Organisasi

Lembaga pendidikan diharapkan dapat mengawali dan

mempengaruhi berbagai tuntutan atau aktifitas rutin dan birokrasi, namun

lebih dari itu lembaga pendidikan harus dapat berusaha keras dalam

merancanakan kegiatan-kegiatan, mengimplementasikan dan

mengendalikan segenap operasional kelembagaan untuk mencapai

tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.

Organisasi merupakan sebagai sebuah struktur hubungan antar

manusia dan antar kelompok tentu saja memiliki nilai-nilai tertentu yang

menjadi kode etik atau pola perilku anggota organisasi yang

bersangkutan, betapapun kecilnya organisasi bersangkutan. Salah satu

nilai etika yang secara umum berlaku bagi setiap anggota organisasi jenis

apapun adalah apa yang dirimuskan “ menjaga nama baik organisasi”.

Berdasarkan nilai tersebut setiap anggota organisasi apapun harus

mampu bersikap dan berperilaku yang mendukung terjaga nama baik

organisasinya.

Tujuan utamanya bukanlah lagi sukses bersama atau

pengembangan organisasi itu sendiri melainkan kesuksesan untuk

individu saja. Jadi penting sekali adanya pengawasan pada setiap

anggota organisasi dan hal ini hanya bisa dilakukan oleh administrator

atau orang yang mengerjakanadministrasi.

Dalam konsep ini penulis menilai bahwa dalam proses pelaksanaan

suatu bentuk organisasi bukan saja menjaga nama baik organisasi,

bahkan jika memungkinkan harus meningkatkan nama baik organisasi.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 31

PERTEMUAN 4 Administrasi Organisasi

Pendidikan

Kekuatan nilai-nilai yang tersembunyi berupa Kemampuan untuk

menyempurnakan atau memperbaiki semua aspek administrasi menjadi

lebih baik dalam upaya menghadapi tantangan. Kekuatan tersembunyi

tersebut dapat menjadi kenyataan apabila:

1. Tujuan dirinci menjadi perilaku yang berarti bahwa tindakan yang

bermutu.

2. Tindakan bermutu tersebut dikembangkan, dipertahankan dan dibina

terus-menerus sehingga menjadi budaya.

3. Tindakan administrasi harus dapat mengukur perilaku kerja dan

menyelesaikan pekerjaan

4. Kepemimpinan berasaskan pada keteladanan pembinaan dan

pelatihan.

Gering Supriayadi (2006) upaya penanaman nilai-nilai budaya

dalam manajemen/administrasi dapat dilakukan melalui:

1. Struktur yang benar sesuai dengan tuntutan/tujuan dan sebagai

strategi;

2. Melakukan administrasi/manajemen secara horizontal, lebih banyak

bersifat kerja sama/koordinasi;

3. Memberikan pelayanan atas asas strategi yang baik;

4. Interaksi atau pergaulan atas dasar silih asih, asah dan asuh;

5. Membuang, budaya yang negative dan memasukkan nilai-nilai baru;

6. Orientasi kerja pada peningkatan kualitas;

7. Mengembangkan upaya kemitraan atau partnership;

8. Melakukan kepemimpinan dengan keteladanan;

9. Adninistrasi/manajemen dengan melakukan perubahan terus

menerus.

Dengan memperhatikan bebagai macam nilai-nilai budaya yang

telah di ungkapkan diatas penulis menilai bahwa dalam proses

pelaksanaan suatu bentuk organisasi perlu ditanamkan kepada setiap

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 32

anggota adalah keikhlasan dalam bertugas dan menjalankannya sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Untuk meningkatkan

kualitas produk suatu organisasi sangat perlu profesionalitas anggota

arganisasi itu sendiri, karena bila tidak sesuai dengan skill dan

kemampuannya maka tujuan organisasi itu tidak akan tercapai dengan

maksimal.

Rasullullah SAW bersabda: letakkalah sesuatu pada tempatnya.

Merujuk pada hadits tersebut, maka kita perlu meninjau ulang kriteria

organisasi yang kita kenal selama ini, yang terkadang membentuk suatu

bentuk organisasi “family company” dan ”family Goeverment”. Bisa

diperkirakan bahwa ada dua kemungkinan yang terjadi apabila dua bentuk

organisasi yang penulis sebutkan diatas terbentuk yaitu bisa

menghasilkan produk yang sangat bagus dan kemungkinan kedua yaitu

bisa menjatuhkan organisasi itu sendiri. Hal ini akan terjadi karena:

1. Apabila anggota organisasi itu terampil dan profesioanal maka suatu

organisasi itu akan maju dan bisa menhasilkan produk yang

berkualitas.

2. Penempatan jabatan yang sesuai atau tidak sesuainya akan

sangat mempengaruhi terhadap keefektifan kerja onggota organisasi

tersebut.

3. Mengedepankan keinginan kelurga mungkin saja bisa meningkatkan

kualitas organisai apabila yang menjadi oanggota organisasi itu

mempunyai skill dan kemampuan sesuai dengan kebutuhan

organisasi. Sebaliknya Apabila hanya mengedepankan rasa

ketidaknyamanan dengan keluarga tanpa memperhatikan

kemampuannya maka bisa diprediksikan suatu organisasi yang

mengalami hal-hal seperti itu akan mengalami kemunduran yang

sangat berat.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 33

Desi Fernanda (2006) dimensi perilaku manusia dalam organisasi

dengan nilai-nilai etikanya, mencakup beberapa dimensi yaitu:

1. Dimensi hubungan antara anggota dengan organisasi yang tertuang

dalam perjanjian atau aturan-aturan yang legal;

2. Hubungan antara anggota organisasi dengan sesama anggota

lainnya, antara anggota dengan pejabat struktur hirarki;

3. Hubungan antara anggota organisasi yang bersangkutan dengan

anggota dan organisasi lainnya; dan

4. Hubungan antara anggota dengan masyarakat yang dilayaninya.

Dari berbagai pendapat diatas penulis menilai, bahwa dalam

pelaksanaanya tentu saja banyak mengalami hambatan dan tantangan

yang membuat suatu organisasi tertentu hurus bekerja ekstra dalam

menyikapi semua tantangan dan tuntutan perubahan yang mengikuti

perkembangan global.

Untuk menjawab tantangan dunia, penulis bisa sedikit memberikan

gambaran tentang suatu rencana strategis yang telah dirumuskan oleh

suatu organisasi berisi tentang pernyataan strategi yang siap

dilaksanakan dalam rangka mencapi tujuan utama organisai. Aplikasinya,

menjadikan organisasi startagis merupakan proses menghasilkan strategi

dan memperbaikinya sesuai dengan keperluan. Pengutamaan strategi

sebagai rencana besar organisasi untuk mengatasi tantangan saat ini, dan

sekaligus mencapai keberhasilan misi organisasi dimasa-masa yang akan

datang, dan apabila dalam suatu organisasi bisa menerapkan

administrasi  strategi maka kemungkinan besar organisasi tersebut akan

bisa meningkatkan daya saing untuk meraih keberhasilan.

B. Komunikasi dalam organisasi

Dalam melaksanakan peningkatan kualitas dan keterampilan suatu

organisasi diperlukan komunikasi yang harmonis karena komunikasi

merupakan faktor penting dalam upaya menciptakan lingkungan yang

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 34

kondusif agar nilai-nilai luhur dapat teraktulisasi dalam sikap dan perilaku

organisasi. Keberhasilan suatu program berdasar pada tingkat

kepercayaan dalam interaksi dalam individu yang terkait, sehingga tempat

tingkat kepercayaan pada kualitas kerja sama. Makin tinggi tingkat

kepercayaan, makin baik tingkat kerjasamanya. Kondisi semacam itu

harus semakin dapat terwujud agar tingkat sinergi dapat tercapai,

sehingga output (hasil) program menjadi semakin berkualitas.

Dengan kata lain, bahwa fungsi aadministrasi dalam setiap

organisasi dari pengambilan keputusan sampai sikap dan nilai-nilai

menciptakan dukungan untuk melakukan operasi ynag efektif dan efesien.

Pengambilan keputusan terletak dalam suatu kerja sama yang kompleks,

saling ketergantungan satu sama lain dan juga saling mempercayai dan

keakraban yang tumbuh melalui kebersamaan.

 Fungsi dan tujuan komunikais tidak hanya dimaksudkan sebagai

pertukaran informasi, tetapi lebih dari sebagai kegiatan individu dan

kelompok dalam orgnisasi. Oleh itu fungsi komunikasi adalah sangat luas

antara lain:

a) Informasi, Penyebaran berita, data, fakta dan pesan.

b) Sosialisasi. Mensosialisasikan ilmu pengetahuan yang memungkinkan

orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang

sedar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif didalam

organisasi.

c) Motivasi Memberi dorongan kepada individu dan kelompok untuk

menentukan pilihannya atau keinginannya yang akan dicapai dalam

organisasi.

d) Pendidikan. Pembentukan watak, keterampilan dan kemahiran yang

diperlukan pada semua bidang kehidupan melalui proses pendidikan.

e) Memajukan kebudayaan. Penyebaran hasil budaya dan seni dengan

maksud melestarikan warisan nenek moyang suatu bangsa.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 35

f) Hiburan. Menyebarluaskan simbol, suara dan image dalam kesenian

untuk ketenangan dan kesenangan individu dan kelompok dalam

sesebuah organisasi.

Kemampuan dalam mengelola proses perubahan  yang berdasar

pada nilai-nilai kebersamaan/intergritas, sehingga sedikit demi sedikit

sikap perilaku yang negatif akan terkikis dan munculnya nilai-nilai baru

yang lebih baik untuk mendorong administrasi menjadi lebih optimal.

Peran komunikasi dalam suatu program organisasi tidak lain adalah

sebagai upaya membuka benteng-benteng birokrasi yang selama ini

membuat SDM itu terkotak-kotak, sehingga komunikasi terhambat, yang

berarti penyebaran informasi tidak mencapai sasaran dan menimbulkan

kesulitan dalam upaya partisipasi pengambilan keputusan.

Endang Lestari (2006) proses komunikasi ada dua macam yaitu:

a. Model linier yaitu sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis

lurus, dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan

berakhir pada komunikan.

b. Model sirkuler yaitu ditandai dengan adanya

unsur feedback. Dengan demikian , proses komunikasi tidak berawal

dari satu titik dan berakhir pada titik yang lain. Jadi, proses

komunikasi sirkuler itu berbalik satu lingkaran penuh.

Model yang di ungkapkan oleh pakar diatas menunjukkan bahwa

proses  komunikasi tersebut merupakan faktor utama dalam penyampaian

informasi dan proses penerimaan serta tindak lanjut dari informasi yang

disampaikan. Untuk membangun suatu bentuk kerjasama yang saling

mendukung dan membutuhkan maka diperlukan suatu terobosan

komunikasi yang terbuka.

Dengan komunikasi yang terbuka, maka jalan menuju kerjasama

dan koordinasi dalam administrasi menjadi lebih mudah, karena setiap

orang tidak lagi mementingkan dirinya sendiri, rasa saling ketergantungan

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 36

meningkat yang berarti tingkat kepercayaan satu dengan yang lainnya

sangat tinggi.

Kondisi semacam ini merupakan kekuatan dalam menggerakkan

sumberdaya dan berjalannya fungsi-fungsi administrasi dengan benar,

sehingga akan menjadi tangguh dalam menghadapi tantangan apapun.

Disamping itu komunikasi yang baik memerlukan persiapan dalam

mencari bagaimana cara menyampaikan yang efektif dan efesien. Ajaran

agama mengingatkan agar dalam penyampaian ajaran-ajarannya agar

mempergunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh umatnya.

Beberapa prinsip-prinsip komunikasi yang efektif juga di ungkapkan

oleh Endang Lestari (2006):

1. Berbicara dengan efektif

2. Mendengar dengan efektif

3. Keterampilan berbicara

4. Gaya berbicara

Dari prinsip-prinsip  tersebut kita perlu melihat proses penerimaan

informasi yang bisa saja terjadi salah pengertian. Maka dari  itu penerima

informasi perlu mengevaluasi setiap informasi agar terhindar dari multi

tafsir yang berujung pada kesalahan pada pelaksanaan tujuan organisai.

Ada beberapa macam komunikasi dalam organisasi yaitu :

1) Komunikasi ke atas, ke bawah dan gabungan. Bentuk komunikasi ini

merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan

sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada

bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik.

2) Komunikasi Horizontal dan Komunikasi lateral.

3) Komunikasi horizontal terjadi jika komunikasi terjadi antara anggota

organisasi dengan tingkatan yang sama. Biasanya komunikasi ini

terjadi antara manajer dalam organisasi. 

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 37

    Untuk itu maka diperlukan suatu usaha maksimal agar mampu

berperan sebagai sebuah organisasi yang dinamis dengan memiliki

kinerja yang sangat tinggi, organisasi yang dapat memanfaatkan segala

energi yang ada dalam organisasi tersebut untuk menghasilkan sesuatu

yang sesuai dengan visi,misi dan tujuan organisasi tersebut. Organisasi

dinamis merupakan organisasi yang yang penuh rasa percaya diri,

organisasi yang para anggotanya menyadari kekuatan dan kelemahannya

untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Beberapa manfaat komunikasi:

1.      Mengetahui kondisi kerja

2.      Terlaksananya tugas operasional organisasi

3.      Menumbuhkan moral dan komunikasi

4.      Menumbuhkan komunikasi kerja

5.      Menumbuhkan tanggung jawab kerja

C. Motivasi Administrasi dan Organisasi.

            Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam meraih

keberhasilan suatu proses kerja, karena memuat unsur pendorong bagi

seseorang untuk melakukan pekerjaan sendiri maupun kelompok. Suatu

dorongan dapat berasal dari dalam drinya sendiri, yang berupa kesadaran

diriuntuk bekerja lebih baik atau memberikan yang  terbaik bagi kelompok

dengan berbagai macam alasan yang baik dan luhur. Namun tidak

semudah itu setiap orang mempunyai dorongan yang positif, mereka perlu

dibantu oleh orang lain yang berperan sebagi pemimpin atau atasan. Juni

Pranoto (2006) ada dua faktor yang harus diperhatikan agar anggota

tim/organisasi mampu membangun kebanggaan adalah:

1. Memotifasi anggota tim/organisasi untuk berkomitmen;

2. Memotifasi anggota tim yang tidak termotifasi.

            Dalam memberikan motivasi, atasan tidak sekedar mendorong

sebisanya, akan tetapi mereka harus mempergunakan strategi agar apa

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 38

yang dilakukan itu dapat yang menghasilakan yang baik secara optimal.

Beberpa faktor yang diperlukan untuk strategi antara lain, seperti tujuan,

cara kerja, teknologi, masyarakat dan pelanggan, budaya SDM dan

sumber daya lainnya. Dengan mengenal faktor faktor tersebut akan dapat

disusun suatu langkah bagaimana membuka peluang keberhasilan

melalui pintu internal untuk merubah sikap dan perilaku baru yang

kondusif terhadap tantangan yang dihadapainya. Kecakapan untuk

memahami bahwa manusia itu pada hakekatnya memiliki kekuatan

motivasi dalam waktu yang bervariasi.

1) Memiliki kecakapan untuk menimbulkan semangat.

2) Memiliki kecakapan untuk berbuat dengan cara tertentu.

Masing-masing peranan atau fungsi tersebut, secara singkat dapat

dijelaskan dengan Bersikap adil, Memberikan sugesti, Mendukung

tercapainya tujuan, Katalisator, Menciptakan rasa aman, Sebagai wakil

organisasi,  Sumber inspirasi, Bersikap menghargai.

Sebenarnya motiavasi itu tidak dilepaskan dari kehidupan manusia

sehari-hari, orang yang tidak mempunyai motivasi kerja secara alami akan

kalah bersaing dengan mereka yang bermotivasi kerja tinggi. Motivasi

kerja walaupun telah dimiliki bukan merupakan jaminan akan mampu

bersaing. Mereka harus mampu memanfaatkan motivasi yang semakin

lebih baik dalam mencapai kualitas sumber daya manusia, kualitas kerja

dan hasil kerja.

Motivasi kerja yang digerakkan oleh pemimpin akan memberi

bentuk dalam gaya administrasi. Banyak gaya administrasi yang bisa

dilakukan sesuai dengan kondisi lingkungan kerja dan tantangan yang

dihadapi serta alat yang dimilikinya.

Sekilas  gambaran tentang hubungan motivasi dengan segala

aspek pendukung kinerja dalam mencapai tujuan organisasi, setiap aksi

dan aktifitas dalam organisasi perlu dilakukan pembenahan dan

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 39

pemenuhan hubungan kerja yang kondusif agar individu yang terlibat

didalamnya bisa bekerja dengan nyaman dan tergerak untuk selalu

bekerja lebih profesioanl sesuai dengan tuntutan dan tujuan organisasi.

Nilai-nilai kerjasama banyak diungkap dalam ajaran agama, yang

menyatakan bahwa siapapun yang tidak mau bekerjasama, mereka

tergolong temannya syaitan. Nilai tradisioanal juga juga terungkap dalam

pepatah ataupun peribahasa “bersatu kita teguh, bercerai kita

runtuh”,”ringan sama dijinjing, berat sama dipikul”. Kerjasama merupakan

suatu nilai-nilai yang sangat penting dalam administrasi, khususnya

administrasi serba sasaran ataupun adaministrasi partisipasi. Dengan kata

lain adalah sebagai konsekwensi yang mendasari karakteristik suatu

manajemen dimana partisipasi itu dimungkinkan berperan dalam setiap

pengambilan keputusan administrasi.

Upaya untuk mencapai tingkat optimal keberhasilan dalam

mencapai tujuan organisasi harus secara psikologis terlibat dalam

aktivitas partisipasional, artinya mereka harus juga memiliki kecerdasan

dan kehendak untuk melakukan hal itu. Dalam kegiatan yang berasifat

gotong-royong tersebut mereka menjadi lebih kreatif, munculnya prakarsa

lebih banyak dan menjadi semakin lebih bertangguang jawab. Oleh

karena itu perlu diciptakan sasaran partisipasi tersebut pada setiap

organisasi adalah sifat dan bentuk yang bervariasi tergantung pada

kebutuhan dan jenis kerjanya.

Dalam praktek kepemimpinan harus mengakuai bahwa orang-

orangnya memiliki kemampuan selain dari apa yang dapat mereka

kerjakan dengan tangan. Mereka harus mengakui bahwa bawahannya

mempunyai kemampuan untuk berfikir menciptakan ide-ide baru,

memprakarsai prosedur baru serta cara-cara kerja mutakhir.

Dalam pelaksanaannya memang masih banyak terdapat kendala,

meskipun banyak rujukan,teori dan bahkan banyak para pakar yang

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 40

memberikan pencarahan bagaimana mengendalikan suatu organisai yang

yang berlandaskan pada sistim administrasi yang akuntabilitas. Seperti

yang di ungkapkan oleh Ngalim Purwanto (2009:59) fator-faktor yang

mempengaruhi perilaku pemimpin adalah sebagai berikut:

1.      Keahlian dan pengetauan;

2.      Jenis pekerjaan atau lembaga;

3.      Sifat-sifat kepribadian pemimpin;

4.      Sifat-sifat kepribadian pengikut;

5.      Sangsi sangsi yang ada di tangan pemimpin.

Pimpinan dalam administrasi partisipatif ini harus yakin benar

bahwa paartisipasi tersebut bukan hanya diperlukan, namun juga bersifat

hakiki. Artinya pimpinan dan semua lini wajib memberikan komitmen

dalam arti yang benar, sehingga sikap dan perilakunya selalu mendukung

dan mendorong serta terjun secara aktif membantu jalanya  kelompok

partisipasi tersebut. Sehingga partisipasi tersebut sebagai pengontrol

mental untuk mengurangi konflik antar pribadi maupun kelompok pada

lingkungan yang tidak pasti.

Administrasi partisipatif cenderung untuk:

1. Meningkatkan pengertian antar individu berupa toleransi dan

kesadaran;

2. Mengembangkan iklimkerja yang kreatif dan yang menguntungka

organisasi;

3. Medorong partisipan berfikir dalam kerangkaorganisasi secara

menyeluruh tidak terbatas pada lingkup bagiannya yang sempit;

4. Meningkatkan derajat perasaan anggota atau kesatua ynag dimiliki

partisipan dalam organisasi;

5. Menurunkan tingkat konflik, permusuhan dan persaingan diantara

partisipan.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 41

Berbagai tindakan dalam organisasi yang penulis ungkap dia atas

tentunya masih sangat membutuhkan sinergi dalam administrasi, karena

mengandung arti pengerahan seluruh sumber daya organisasi yang

selaras, serasi dan seimbang untuk mencapai tujuan angka optimal dalam

arti efektif, efesien dan memuaskan. Bagaimana kita dapat mencapai

kondisi selaras-serasi-seimbang, hal itu merupakan suatu seni, sebab

sangat tergantung pada kemampuan kita sendiri atau profesioanalisme,

tantangan yang bersifat internal maupun bersifat eksternal. Oleh karena

itu disebut sebagi suatu seni mempergunakan strategi untuk mencapai

keberhasilan. Secara teknik operasional selaras itu mengandung arti

semua orang dalam organisasi paham akan tujuan, falsafah, misi, visi

organisasi yang bersangkutan. Kemudian serasi mempunyai arti setiap

orang yang terkait dalam organisasi tersebut mengatur strategi

operasional dala upaya mencapi tujuan sesuai dengan struktur dan fungsi

dalam organisasi tersebut.

Selanjutnya pengertian seimbang dapat diuaraikan agar masing-

masing orang atau unit bekerja menurut irama prioritas organisai secara

professional. Perlu diyakini bahwa kekuatan sumber daya manusiaiyu

terletak pada kemampuan kerjasama yang dimiliki dan kerjasama

tersebaut dapat menjadi kenyataan bilaman tingkat kepercayaan masing-

masing individu dalam kelompok dapat ditimbulkan. Oleh karena itu

kualitas kerjasama sumber daya manusia terletakpada tingkat

kepercayaan yang dapat ditumbuhkan, makin tinggi berarti makin baik.

D. Disiplin Dalam Organisasi

            Salah satu aspek kekuatan sumber daya manusia itu dapat

tercermin pada sikap dan perilaku disiplin, karena disiplin dapat member

dampak kuat terhadap suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan

dalm mengejar tujuan yang direncanakan. Disiplin harus dimulai dari

dirinya sendiri, tidak boleh menunda-nunda tugas dan kewajibannya dan

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 42

memberikan yang terbaik bagi prganisasinya. Karena organisasi itu

adalah masalah orang, maka harus dipelajari secara sungguh-sungguah

agar dalam penempatan orang itu sesuai dengan bakat dan keterampilan

yang dimiliki, sehingga dimungkinkan disiplin organisasi dapat ditegakkan

dalam upaya mencapai tujuan.

Disiplin kerja yang tinggi merupakan suatu proses belajar yang

terus-menerus. Supaya proses pembelajaran lebih efektif, maka pimpinan

yang merupakan agen pengubah perlu memerhatikan prinsip-prinsip yang

konsisten, adil, bersifat positif, dan terbuka.

Dalam pelaksanaan tugasnya setiap  individu yang terlibat dalam

organisasi harus memahami dan melaksanakan tugasnya dengan sebaik-

baiknya, menjunjung tinggi ketidakberpihakan terhadap semua golongan,

masyarakat, individu, serta tidak diskriminatif dalam memberikan

pelayanan. Disamping itu setiap individu harus menunjukkan

akuntabilitasnya dengan mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan

tugas yang dibebankan kepadanya baik kepada organisasi maupun

kepada pemakai produk organisasi melalui pimpinan atau atasan

langsungnya.

E. Lingkungan Kerja Organisasi

            Untuk melakukan program membudayakan kerja diperlukan

persiapan yang berupa penciptaan lingkungan kerja dengan paradigm

yang disepakati untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang lebih

efektif dan efesien. Oleh karena itu kita sendiri melihat pada diri kita

sendiri sebagai SDM, yang memiliki kekuatan semangat dan kemampuan

kerja dan kerajasama yang akan mampu meningkatkan mutu dan mutu

yang dicapai terus menerus, dipertahankan dan dikembangkan akan

menjadi budaya kerja yang dimiliki oleh kelompok ynag bersangkutan.

Nilai-nilai kerjasama tersebut banyak di ungkapkan oleh agama

seperti “Allah tidak akan merubah nasip suatu kaum melainkan kaum itu

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 43

merubah nasipnya sendiri” . dari kalam Ilahi tersebut kita dapat mengambil

hikmah bahwa kita sendiri harus mempunyai usaha untuk menentukan

jalan ynag terbaik untuk merubah nasib kita kedepan kedalam keadaan

yang lebih baik, hal ini sama juga permasalahannya yang terjadi didalam

tubuh suatu organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi perlu dilakukan

pembenahan dari dalam tubuh organisasi itu sendiri. Ada tiga yang juga

mempengaruhi kinerja anggota organisasi :

1. Pola Kerjasama. Pola kerjasama merupakan bentuk-bentuk hubungan

antar karyawan dalam perusahaan, yang memungkinkan seseorang

dapat memperoleh dan memberikan respon terhadap suatu tugas.

2. Ketersediaan alat kerja. Dapat dipastikan bahwa pekerjaannya tidak

dapat terselesaikan apabila segala sesuatu alat kerja yang dibutuhkan

tidak tersedia dengan baik di suatu organisasi.

3. Imbalan. Reward atau imbalan dalam membangun kinerja karyawan

keberadaannya sangat vital. Reward harus ada dan tepat

pemberiannya. Tidak semua pemberian yang dari pimpinan kepada

anggota organisasi dapat diartikan sebagai imbalan.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 44

A. Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai

pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu

organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang

disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan

organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas,

dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya:

memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun

komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara

sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada

anggotanya secara individual.

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara

harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling

bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem,

ada juga yang menamakannya sarana. Everet M.Rogers dalam

bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi

sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk

mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian

tugas.

Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems

Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen

mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola

struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 45

PERTEMUAN 5 Komunikasi Organisasi

Pendidikan

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada

peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat

dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan

bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan

teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana

prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya.

Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk

bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi

bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat

organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi

tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.

Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap

hubungan orang-orang, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya

komunikasi tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Hal sesuai dengan

pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan komunikasi sebagai

berikut :

1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.

2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.

3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya

lainnya seperti efektif dan efisien.

4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.

5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim

kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.

Selanjutnya Oteng Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses

komunikasi tentunya memerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu: 1) Harus

ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah

kebutuhan, ide atau infromasi untuk diberikan; 2) Harus ada suatu maksud

yang hendak dicapai, yang umumnya bias dinyatakan dalam kata-kata

permbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai; 3)Suatu

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 46

berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan,

atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-

orang kepada siapa berita itu idtujukan; 4)Harus ada suatu saluran yang

menghubungkan sumber berita dengan penerima berita; 5)Harus ada

penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon dipihak

penerima berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk

mengetahui apakah berita itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan

betul atau tidak.

 Berdasarkan dari unsur-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam

kegiatan komunikasi itu di dalamnya terdapat unsur-unsur yang ada dalam

komunikasi, baik itu unsur sumber yang merupakan sebagai komunikator

yang memiliki informasi atau berita yang akan disapaikan terhadap

penerima informasi dengan melalui atau menggunakan saluran atau

media komunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali

adanya suatu keterkaitan, dan apabila salah satu unsur itu tidak ada

kemungkinan proses komunikasi akan mengalami hambatan.

B. Fungsi-Fungsi Komunikasi

Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi

komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut

Maman Ukas bahwa fungsi komunikasi adalah :

1. Fungsi informasi

2. Fungsi komando akan perintah

3. Fungsi mempengaruhi dan penyaluran

4. Fungsi integrasi.

Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan

melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber

atau pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan

ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan

dapat berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide. Fungsi

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 47

komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di mana

kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di

mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan

tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan

aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan dimengerti

serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah terjadi hubungan

atasan dan bawhaan sebagai yang diberikan tugas.

Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsur-unsur yang

meyakinkan dari pada atasan atau guru baik bersifat motivasi maupun

bimbingan, sehingga bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan

pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakannya. Dan dalam

mepengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk melihat situasi dan

kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab,

sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan

bawahannya itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan

tanggung jawab. Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu

sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan

dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu

orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok

merupakan suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling

berhubungan dan saling memberikan pengaruh kepada satu sama lain

dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi untuk mencapai tujuan

bersama yang telah ditetapkan.

C.  Efektivitas Komunikasi dalam Proses Pendidikan

Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social

untuk mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik

yang berupa ide-ide atau gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi

orang lain. Agar komunikasi berjalan efektif, komunikator hendaknya

mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah, ke

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 48

atas, ke samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam

organisasi hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang

atau kelompok lain, dan untuk menenrima respon sikap, itu diminta oleh

komuniktor. Menurut Marsetio Donosepoetromengemukakan bahwa

dalam proses komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain : 1) Karena

komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau

stimulus selalu ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut

penerima yang terntetu; 2) Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu

respon kepada penerima yang sesuai dengan maksud yang dibawakan

oleh messege atau stimulus tertentu; 3) Suatu komunikasi dinyatakan

berhasil jika respon yang timbul pada penerima, sesuai dengan maksud

komunikasi.

Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas

menyebarkan, menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke

seluruh struktur organisasi sangat penting. Proses komunikasi dalam

menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-

pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau

tertulis. Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan

hasil dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula

komunikasi secara informal dan secara formal mendatangkan hasil yang

berbeda pengaruh dan kejelasannya. Terjadinya proses komunikasi dalam

organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara

informal, sebagai mana menurut Oteng Sutisna mengemukan bahwa

Komunikasi formal terjadi, dalam memilih informasi untuk keperluan

pelaporan, penyimpangan bias dengan mudah menyelinap. Selanjutnya

biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang menyenangkan.

Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah atau

dibiaskan. Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan

informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang

diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dann ke samping. Satu saluran

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 49

komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau

anggota adalah perlu.

Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota.

Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung

mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak

sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima. Selanjutnya

menurut Maman Ukas bahwa Komunikasi informal adalah komunikasi

yang tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi saling bertukar

pikiran, saran ide, atau informasi secara pribadi. Komunikasi informal ini

tentunya dengan cara melakukan pendekatan secara kekeluargaan atau

hubungan sosial tidak secara formal. Menurut Oteng Sutisna bahwa

Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran

penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal,

memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-

hubungan insani yang baik. Jika komunikator menaruh perhatian kepada

saluran-saluran komunikasi informal, ia akan mengetahui kepentingan dan

perhatian personil serta sikap mereka terhadap organisasi dan masalah-

masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu membawa kepada putusan-

putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasi yang

sama.

Dalam kegiatan suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal

pengelolaan pendidikan tentunya tidak terlepas dengan komunikasi. Oleh

sebab itu suatu proses pendidikan akan berhasil apabilla terjadinya suatu

proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana

gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara

komunikator dengan komunikan, sehingga terjadi pemahaman tentang

informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk

mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Berdasarkan

hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya

dapat tercapai secara optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 50

adanya suatu hambatan, walaupun ada hambatan, maka komunikator dan

komunikan harus dengan cermat segera mengatasi permasalahan yang

menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat

berlangsung.

Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi,

yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasif. Komunikasi aktif merupakan

suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara

komunikator dengan komunikan, di manan antara keduanya sama-sama

aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara keduanya.

Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikan

informasi atau ide terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima

informasi, akan tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk

memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi.

D. Hambatan Dalam Proses Komunikasi

Melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli

menyatakan bahwa tidak ada proses komunikasi yang sebenar-benarnya

efektif, karena selalu terdapat hambatan. Hambatan komunikasi pada

umumnya mempunyai dua sifat berikut ini : Hambatan yangbersifat

objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja

dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak

menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di

tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru,

ataupun karena tidak kesamaan atau tidak in tune dari frame of reference

dan field of reference antara komunikator dengan komunikan. Hambatan

yang bersifat subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain

sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan,

prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.

 Sedangkan kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi :

Gangguan (Noises), terdiri dari : Gangguan mekanik (mechanical/channel

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 51

noise), yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan

yang bersifat fisik. Gangguan semantik (semantic noise), yaitu

bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi

rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu

istilah atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan

komunikan. Gangguan personal (personnel noise), yaitu bersangkutan

dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang sedang

kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis,

misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya. Kepentingan (Interest)

Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau

menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang

ada kaitannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya

mempengaruhi perhatian kita tetapi juga menentukan daya tanggap,

perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan sikap reaktif

terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan

dengan suatu kepentingan.

Dalam organisasi penulis mengambil salah satu teori yang merupakan

teori yang mungkin ada kaitannya dengan kelemahan sebuah organisasi

dalam berorganisasi. Weick memandang pengorganisasian sebagai

proses evolusioner yang bersandar pada sebuah rangkaian tiga proses:

1)      Penentuan (enachment)

2)     seleksi (selection)

3)     penyimpanan (retention)

Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau mengumpulkan

informasi yang tidak jelas dari luar. Ini merupakan perhatian pada

rangsangan dan pengakuan bahwa ada ketidakjelasan.Seleksi, proses ini

memungkinkan kelompok untuk menerima aspek-aspek tertentu dan

menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini mempersempit bidang,

dengan menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak ingin dihadapi oleh

organisasi. Proses ini akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 52

dari informasi awal. Penyimpanan yaitu proses menyimpan aspek-aspek

tertentu yang akan digunakan pada masa mendatang. Informasi yang

dipertahankan diintegrasikan ke dalam kumpulan informasi yang sudah

ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya organisasinya.

Sedemikian jauh, rangkuman ini mungkin membuat anda

mempercayai bahwa organisasi bergerak dari proses pengorganisasian ke

proses lain dengan cara yang sudah tertentu: penentuan; seleksi;

penyimpanan; dan pemilihan. Bukan begitu halnya. Sub-subkelompok

individual dalam organisasi terus menerus melakukan kegiatan di

dalamproses-proses ini untuk menemukan aspek-aspek lainnya dari

lingkungan. Meskipun segmen-segmen tertentu dari organisasi mungkin

mengkhususkan pada satu atau lebih dari proses-proses organisasi,

hampir semua orang terlibat dalam setiap bagian setiap saat. Pendek kata

di dalam organisasi terdapat siklus perilaku.

Siklus perilaku adalah kumpulan-kumpulan perilaku yang saling

bersambungan yang memungkinkan kelompok untuk mencapai

pemahaman tentang pengertian-pengertian apa yang harus dimasukkan

dan apa yang ditolak. Di dalam siklus perilaku, tindakan-tindakan anggota

dikendalikan oleh aturan-aturan berkumpul yang memandu pilihan-pilihan

rutinitas yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang tengah

dilaksanakan (penentuan, seleksi, atau penyimpanan).

Demikianlah pembahasan tentang konsep-konsep dasar dari teori

Weick, yaitu: lingkungan; ketidakjelasan; penentuan; seleksi;

penyimpanan; masalah pemilihan; siklus perilaku; dan aturan-aturan

berkumpul, yang semuanya memberi kontribusi pada pengurangan

ketidakjelasan. Itu semua mampu mempengaruhi keberlangsungan

sebuah komunikasi yang epektif dan efisien, terutama dalam proses

belajar-mengajar.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 53

A. Pengertian Administrasi KurikulumSecara harfiah administrasi berasal dari bahasa latin, yang terdiri

dari kata ad dan ministrare yang berarti membantu, melayani atau

mengarahkan. Dalam bahasa Inggris disebut administration (Nawawi

dalam Ahmad Sabri, 2000). Dalam kamus besar bahasa Indonesia

(2008:13) dijelaskan bahwa, administrasi adalah 1) Segala usaha

bersama untuk mendayagunakan semua sumber secara efektif dan

efisien; 2) Kegiatan-kegiatan yang berupa kerangka kerja dari kebijakan

yang dikeluarkan oleh manajer; tata usaha. 

Jadi kata administrasi dapat diartikan sebagai segala usaha bersama

untuk membantu, melayani dan mengarahkan semua kegiatan, dalam

mencapai suatu tujuan.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu (UU No.20 th. 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional). Unruh dan Unruh (1984) curriculum is defined as a plan for

achieving intended learning outcomes: a plan concerned with purposes,

with what is to be learned, and with the result of instruction. Dapat

ditambahkan bahwa curriculum is interpreted to mean all of the organized

courses, activities, and experiences which pupils have under direction of

the school, whether in the classroom or not (Romine dalam Sanjaya,

2005). Mark K. Smith (2000) menganalisis empat pendekatan kurikulum

yaitu; (1) Curriculum as a body of knowledge to be transmitted, (2).

Curriculum as an attempt to achieve certain ends in students – product,

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 54

PERTEMUAN 6 Administrasi Kurikulum

Pendidikan.

(3) Curriculum as process, (4) Curriculum as praxis. Nasution (2008:5)

menekankan bahwa kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk

melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung

jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.

Sudjana (2005:3) menambahkan kurikulum merupakan niat dan harapan

yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk

dilaksanakan oleh guru di sekolah. Sukmadinata (2005) menegaskan

bahwa Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberi

pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dapat

disimpulkan bahwa kurikulum merupakan “segala rancangan dan kegiatan

pendidikan yang secara maksimal dikembangkan oleh pendidik, untuk

meningkatkan potensi kemanusiaan yang ada pada diri seseorang

(peserta didik) baik sebagai individu maupun sebagai anggota

masyarakat”.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang

direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh

untuk membantu, melayani, dan mengarahkan serta membina secara

kontinyu situasi belajar mengajar, agar berjalan efektif dan efesien demi

tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

B. Kegiatan Administrasi KurikulumGunawan (1996:80) menjelaskan bahwa, secara operasional

kegiatan administrasi kurikulum dapat di identifikasikan menjadi tiga

kegiatan pokok yakni; 1. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru

atau pendidik, 2. Kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik, dan 3.

Kegiatan yang berhubungan dengan seluruh sivitas akademika atau warga

sekolah. Disamping itu Sabri (2000) menambahkan kegiatan lain yang

menyangkut administrasi kurikulum yakni; kegiatan yang menyangkut

proses belajar mengajar (PBM), karena kegiatan ini erat kaitannya dengan

ketiga kegiatan pokok di atas.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 55

C. PELAKSANAAN KURIKULUM

Sebagus apapun desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki, 

keberhasilannya sangat tergantung pada guru. Kurikulum yang

sederhanapun apabila gurunya memiliki kemampuan, semangat dan

dedikasi yang tinggi, hasilnya akan lebih baik dari desain kurikulum yang

hebat tetapi kemampuan, semangat dan dedikasi gurunya rendah.

Sukmadinata (2007) menegaskan beberapa hal yang harus dimiliki oleh

setiap guru dalam pelaksanaan kurikulum, antara lain:

1. Pemahaman esensi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam

kurikulum, 

2. Kemampuan untuk menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum tersebut

menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik, dan 

3. Kemampuan untuk menerjemahkan tujuan-tujuan khusus kepada

kegiatan pembelajaran.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 56

Istilah Administrasi Kepegawaian atau personnel administration di

Amerika serikat dipergunakan dalam bidang pemerintahan, sedangkan

personnel management dipergunakan dalam bidang bisnis. Di Indonesia

ada kecenderungan menggunakan istilah manajemen kepegawaian

(personnel management), baik dalam bidang pemerintahan maupun

dalam bidang bisnis.

Administrasi Kepegawaian adalah seni memilih pegawai-pegawai

baru dan mempekerjakan pegawai-pegawai lama sedemikian rupa

sehingga dari tenaga kerja itu diperoleh mutu dan jumlah hasil serta

pelayanan yang maksimum (Felix A. Nigro,1963).

Sehubungan dengan perumusan tersebut, maka fungsi-fungsi

atau kegiatan-kegiatan dari administrasi kepegawaian menurut Felix A.

Nigro meliputi :

1. Pengembangan struktur organisasi untuk melaksanakan program

kepegawaian termasuk didalamnya tugas dan tanggung jawab dari

setiap pegawai yang ditentukan dengan jelas dan tegas.

2. Penggolongan jabatan yang sistematis dan perencanaan gaji yang

adil dengan mempertimbangkan adanya saingan yang berat dari

sektor swasta.

3. Penarikan tenaga kerja yang baik

4. Seleksi pegawai yang menjamin adanya pengangkatan calon

pegawai yang cakap dan penempatannya dalam jabatan-jabatan

yang sesuai.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 57

PERTEMUAN 7

Administrasi Kepegawaian Pendidikan

5. Perencanaan latihan jabatan dengan maksud untuk menambah

keterampilan pegawai, memotivasi semangat kerja dan

mempersiapkan mereka untuk kenaikan pangkat.

6. Penilaian kecakapan pegawai secara berkala dan teratur dengan

tujuan meningkatkan hasil kerjanya dan menentukan pegawai-

pegawai yang cakap.

7. Perencanaan kenaikan pangkat yang didasarkan atas kecakapan

pegawai dengan adanya sistem jabatan, di mana pegawai-pegawai

yang baik ditempatkan pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan

kecakapannya, sehingga mereka dapat mencapai tingkat jabatan

yang paling tinggi.

8. Kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki hubungan antar manusia

9. Kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan mempertahankan moril

serta disiplin pegawai

Sementara itu Glenn O Stahl, merumuskan administrasi

kepegawaian sebagai keseluruhan yang berhubungan dengan sumber-

sumber manusia dari organisasi (1962:15). Fungsi-fungsi atau kegiatan-

kegiatan dalam administrasi kepegawaian menurut Stahl meliputi:

1. Penentuan yurisdiksi

2. Pengusahaan tenaga kerja

3. Pengujian pelamar-pelamar dan pengembangan daftar dari calon-

calon yang lulus dalam ujian

4. Pengurusan sistem sertifikasi dan penggunaan dari daftar calon-

calon yang lulus ujian, pengurusan masa percobaan dan prosedur-

prosedur penempatan kembali dalam jabatan-jabatan lama

5. Pembuatan standar-standar untuk penggolongan tugas-tugas

jabatan

6. Pengurusan daftar-daftar pembayaran

7. Penentuan kebijaksanaan yang luas dan prosedur yang

distandarisasi tentang hal-hal seperti masa percobaan, pemindahan

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 58

dan kenaikan pangkat, kehadiran dan cuti, tingkah laku dan disiplin,

pemberhentian dan keluhan-keluhan

8. Pengembangan petunjuk dan informasi serta mendorong praktik

yang terbaik dalam pengawasan, program-program, kesehatan dan

keamanan, penilaian prestasi kerja, lingkungan kerja, rekreasi, dan

latihan jabatan.

9. Penyelenggaraan riset kepegawaian

10. Penyelenggaraan latihan jabatan

11. Pelaksanaan sistem pemensiunan pegawai

12. Pemeliharaan rencana yang membangun mengenai hubungan

masyarakat

13. Pemberian saran-saran mengenai manajemen kepegawaian dan

perbaikan kebijaksanaan secara berkala kepada pimpinan atasan

Menurut Prof. Dr. R Arifin Abdulrachman, Administrasi

kepegawaian negara adalah salah satu cabang dari administrasi negara

yang berkaitan dengan segala persoalan mengenai pegawai-pegawai

negara (1960). Selanjutnya kegiatan-kegiatan administrasi kepegawaian

negara meliputi :

1.      Analisa jabatan, klasifikasi jabatan dan evaluasi jabatan

2.      Recruitment, ujian-ujian dan penempatan

3.      Training

4.      Promosi dan transfer

5.      Penggajian

6.      Employee counselling

7.      Personnel relations

8.      Disiplin dan moral

9.      Catatan kepegawaian

Paul Pigors dan Charles A. Myers serta Thomas G Spates

berpendapat bahwa administrasi kepegawaian adalah suatu tata cara atau

prosedur tentang cara-cara mengorganisasi dan memperlakukan orang

yang bekerja sedemikian rupa sehingga mereka masing-masing

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 59

mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya dari kemampuannya, jadi

memperoleh efisiensi yang maksimum untuk dirinya sendiri dan

golongannya. Disamping itu untuk perusahaan, di mana mereka

merupakan bagian yang menentukan keuntungan yang bersifat kompetitif

dan hasil yang optimum (1961:12)

Kalau kita perhatikan rumusan di atas, nampak bahwa perumusan

tersebut ditekankan pada dua hal, yakni:

1. Administrasi kepegawaian didasarkan atas suatu tata cara, dari mana

diperoleh sudut pandangan dan teknik-teknik mengawasi orang-orang

yang sedang bekerja.

2. Administrasi kepegawaian yang baik membantu individu untuk bekerja

dengan sebaik-baiknya dan tidak hanya untuk mendapatkan kepuasan

individu yang maksimum dari pekerjaannya, tetapi juga kepuasan

sebagai bagian dari suatu kelompok pekerjaan.

Dalam perumusan ini anggapan bahwa jika orang-orang

diperlakukan sebagai individu yang mempunyai tanggung jawab dan juga

sebagai anggota kelompok yang bekerja sama, maka mereka akan

memberikan kontra prestasi dengan jalan melaksanakan pekerjaan

sebaik-baiknya untuk organisasi, di mana mereka merupakan bagian yang

penting. Hal ini menunjukkan bahwa demokrasi adalah lebih kuat dan

lebih efektif dari pada paham otoriter dan bahwa baik dalam organisasi

perusahaan maupun pemerintahan pegawai-pegawai akan lebih

berbahagia dan akan bekerja lebih efektif dari pada jika mereka selalu

disodori dengan aturan-aturan (ditekankan pada pekerjaan, tidak bebas

bekerja).

Menurut Lawrence A. Appley, manajemen dan administrasi

kepegawaian adalah satu dan tidak dapat dibedakan satu sama lain.

Administrasi kepegawaian mula-mula menjadi bagian dari manajemen

ilmiah, terutama dalam hubungannya dengan employment, ujian,

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 60

penempatan, penentuan upah dan penilaian hasil kerja. Manajemen yang

baik berarti memperoleh hasil yang efektif melalui orang-orang. Manajer

yang berhasil mendapatkan orang-orang untuk diajak bekerja sama,

bukan karena ia mempunyai kekuasaan terhadap mereka dan dapat

memerintahkan untuk melaksanakan pekerjaan yang dikehendakinya,

akan tetapi karena ia merupakan seorang pemimpin yang dicintai oleh

orang-orang bawahannya, sehingga orang-orang ini suka bekerja dengan

giat dan sebaik-baiknya. Mendapatkan kerja sama yang ikhlas dari

bawahan merupakan persoalan manajemen.

Manajemen memberikan instruksi-instruksi yang jelas dan latihan-

latihan yang efektif, sehingga orang-orang tersebut mengetahui dan cakap

serta terampil mengerjakan apa yang diharapkan. Manajemen mengawasi

hasil-hasil pekerjaan dari orang-orang bawahan secara terus menerus dan

memberitahukan bagaimana sebaiknya mereka harus bekerja.

Manajemen harus terus menerus berusha mencapai hasil pekerjaan yang

lebih baik, dengan jalan mendorong, mengajak, memberi semangat dan

motivasi. Dari uraian ini jelaslah bahwa manajemen kepegawaian

sesungguhnya sama dengan administrasi kepegawaian (1961:6)

Dalam kamus administrasi , administrasi kepegawaian dirumuskan

sebagai segenap aktivitas yang bersangkut paut dengan masalah

penggunaan tenaga kerja manusia dalam suatu usaha kerjasama untuk

mencapai tujuan tertentu (1968:195). Aktivitas administrasi kepegawaian

terutama berkisar pada penerimaan, pengembangan, pemberian balas

jasa dan pemberhentian.

Fungsi-fungsi administrasi kepegawaian secara terperinci

dikemukakan oleh William E Mosher dan J Donald Kingsley. Menurut

keduanya fungsi administrasi kepegawaian yang luas dan up-to-date

adalah:

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 61

1.      Klasifikasi- yurisdiksi

2.      Klasifikasi – kewajiban

3.      Penarikan tenaga kerja

4.      Seleksi dan sertifikasi

5.      Percobaan

6.      Penilaian kecakapan pegawai

7.      Pemindahan

8.      Kenaikan pangkat

9.      Penempatan kembali dalam jabatan lama

10.  Latihan dan pendidikan

11.  Kehadiran , absensi

12.  Pengeluaran pegawai

13.  Disipilin

14.  Pengajuan keberatan

15.  Kompensasi, imbalan jasa

16.  Pemeriksaan daftar pembayaran/gaji

17.  Pensiun

18.  Keluhan dan saran

19.  Kesehatan, rekreasi dan kesejahteraan

20.  Lingkungan kerja

21.  Kerjasama pegawai

22.  Kerjasama pegawai- atasan

23.  Peraturan dan ketentuan

24.  Penyelidikan atas pelaksanaan undang-undang

25.  Riset

26.  Hubungan masyarakat.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 62

A. ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung

untukmencapai tujuan dalam pendidikan. misalnya: lokasi/tempat,

bangunan sekolah,lapangan olahraga, uang dsb. Sedangkan sarana

berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. misalnya; Ruang,

Buku, Perpustakaan, Laboratorium dsb.

Dengan demikian dapat di tarik suatau kesimpulan bahwa

Administrasisarana dan prasarana pendidikan itu adalah semua

komponen yang sacaralangsung maupun tidak langsung menunjang

jalannya proses pendidikan untukmencapai tujuan dalam pendidikan itu

sendiri. Menurut keputusan menteri P dan K No 079/ 1975, sarana

pendididkan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu :

a. Bangunan dan perabot sekolah

b. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan , alat-alat peraga dan

laboratorium.

c. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual

yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak

menggunaakan alat penampil.

Secara micro (sempit) kepala sekolahlah yang bertanggung jawab

atas pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang di perlukan di

sebuah sekolah.

Sedangkan administrasi sarana dan prasarana itu sendiri

mempunyai peranan yang sangat penting bagi terlaksananya proses

pembelajaran di sekolaah serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan

di sebuah sekolah baik tujuan secara khusus maupun tujuan secara

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 63

PERTEMUAN 9 Administrasi Sarana Dan

Prasarana Pendidikan.

umum. Terdapat beberapa pemahaman mengenai administrasi sarana

dan prasarana di antaranya adalah :

a. Berdasarkan konsepsi lama dan modern

Menurut konsepsi lama administrasi sarana dan prasarana itu di

artikan sebagai sebuah system yang mengatur ketertiban peralatan

yang ada di sekolah . Menurut konsepsi modern administrasi sarana

dan prasarana itu adalah suatu proses seleksi dalam penggunaan

sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Guru menurut konsepsi

lama bertugas untuk mengatur ketertiban penggunaan sarana sekolah,

menurut konsepsi modern guru bertugas sebagai administrator dan

bertanggung jawab kepada kepala sekolah.

b. Berdasarkan pandangan pendekatan operasional tertentu

1. Seperangkat kegiatan dalam mempertahankan ketertiban

penggunaan sarana dan prasarana di sekolah melalui penggunaan

di siplin (pendekatan otoriter )

2. Seperangkat kegiatan untuk mempertahankan ketertiban sarana dan

prasarana sekolah dengan melalui pendekatan intimidasi

3. Seperangkat kegiatan untuk memaksimalkan penggunaan sarana

dan prasarana sekolah dalam proses pembelajaran (pendekatan

permisif)

4. Seperangkat kegiatan untuk mengefektifkan penggunaan sarana dan

prasarana sekolah sesuai dengan program pembelajaran

(pendekatan intruksional)

5. Seperangkat kegiatan untuk mengembangkan sarana dan prasarana

sekolah

6. Seperangkat kegiatan untuk mempertahankan keutuhan dan

keamanan dari sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 64

Pengertian lain dari administrasi sarana dan prasarana adalah

suatu usaha yang di arahkan untuk mewujudkan suasana belajar

mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa

untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan dan kelengkapan

sarana yang ada.

Dengan demikian adminitrasi sarana dan prasarana itu merupakan

usaha untuk mengupayakan sarana dan alat peraga yang di butuhkan

pada proses pembelajaran demi lancarnya dan tercapainya tujuan

pendidikan .[2]

B. MACAM – MACAM SARANA DAN PRASARANA

Adapun macam-macam sarana dan prasarana yang di perlukan di

sekolah demi kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan

sekolah adalah :

1. Ruang kelas: tempat siswa dan guru melaksanakan proses kegiatan

belajar mengajar.

2. Ruang perpustakaan: tempat koleksi berbagai jenis bacaan bagi siswa

dan dari sinilah siswa dapat menambah pengetahuan.

3. Ruang laboratorium ( tempat praktek) : tempat siswa

mengembangkan pengetahuan sikap dan keterampilan serta tempat

meneliti dengan menggunakan media yang ada untuk memecahkan

suatu masalah atau konsep pengetahuan .

4. Ruang keterampilan adalah tempat siswa melaksanakan latihan

mengenai keterampilan tertentu.

6. Ruang kesenian: adalah tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan

seni

7. Fasilitas olah raga: tempat berlangsungnya latihan-latihan olahraga.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 65

a. Pemeliharaan sarana dan prasarana

Untuk menyempurnakan pelaksanaan administrasi sarana dan

prasarana para ahli menyarankan beberapa pedoman pelaksanaan

administrasinya, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Kepala sekolah tidak terlalu menyibukkan diri secara langsung

dengan urusan pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana

pengajaran.

b. Melakukan sistem pencatatan yang tepat sehingga mudah di

kerjakan.

c. Senantiasa di tinjau dari segi pelayanan untuk turut memperlancar

pelaksanaan program pengajaran.

Adapun masalah yang sering timbul dalam pemeliharaan

sarana dan prasarana di sekolah adalah pengrusakan yang di lakukan

oleh siswa –siswa di sekolah itu sendiri. Namun ada beberapa upaya

yang bisa di lakukan dalam menangani masalah tersebut diantaranya

adalah :

1. Membangkitkan rasa memiliki sekolah pada siswa –siswi

2. Sarana dan prasarana sekolah di siapkan yang prima sehingga

tidak mudah di rusak

3. Membina siswa untuk disiplin dengan cara yang efektif dan di

terima oleh semua siswa .

4. Memupuk rasa tanggung jawab kepada siswa untuk menjaga dan

memelihara keutuhan dari sarana dan prasarana sekolah yang

ada.

Koordinasi dalam mengelola dan memelihara sarana dan

prasarana sekolah agar tetap prima adalah tugas utama dari

administrator , oleh karena itu para petugas yang berhubungan dengan

sarana dan prasarana sekolah bertanggung jawab langsung kepada

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 66

kepala sekolah Adapun kebijaksanaan yang di perlukan dalam

memelihara dan mengelola sarana dan prasarana sekolah adalah :

1. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan petugas

2. Memimpin kerja sama dengan staf yang membantu petugas.

3. Memberikan pelatihan pada petugas untuk peningkatan kerjanya.

4. Mengawasi pembaharuan dan perbaikan sarana dan prasarana

5. Mengadakan inspeksi secara periodik dan teliti terhadap sarana dan

prasarana.

b. Prinsip dan tata tertib.Setiap sekolah memiliki prinsip-prinsip dan tata tertib mengenai

penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, hal itu

bertujuan untuk mempermudah administrator dalam mengawasi dan

mengatur sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut.[3]

C. Komponen-Komponen Administrasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan1.  Lahan

Lahan yang di perlukan untuk mendirikan sekolah harus di

sertai dengan tanda bukti kepemilikan yang sah dan lengkap

(sertifikat), adapun jenis lahan tersebut harus memenuhi beberapa

kriteria antara lain :

a. Lahan terbangun adalah lahan yang diatasnya berisi bangunan ,

b. Lahan terbuka adalah lahan yang belum ada bangunan diatasnya.

b. Lahan kegiatan praktek adalah lahan yang di gunakan untuk

pelaksanaan kegiatan praktek

c. Lahan pengembangan adalah lahan yang di butuhkan untuk

pengembangan bangunan dan kegiatan praktek.

Lokasi sekolah harus berada di wilayah pemukiman yang sesuai

dengan cakupan wilayah sehingga mudah di jangkau dan aman dari

gangguan bencana alam dan lingkungan yang kurang baik.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 67

2. Ruang

Secara umum jenis ruang di tinjau dari fungsinya dapat di

kelompokkan dalam

a. Ruang pendidikan

Ruang pendidikan berfungsi untuk menampung proses kegiatan

belajar mengajar teori dan praktek antara lain :

1. Ruang teori sejumlah rombel

2. Ruang perpustakaaan

3. Ruang Laaboraatorium 

4. Ruang kesenian

5. Ruang Olah raga

6. Ruang keteraampilan

b. Ruang administrasi

Ruang Administrasi berfungsi untuk melaksanakan berbagai

kegiatan kantor.

c. Ruang penunjang

Ruang penunjang berfungsi untuk menunjang kegiatan yang

mendukung proses kegiatan belajar mengajar.

3.Perabot

Secara umum perabot sekolah mendukung 3 fungsi yaitu : fungsi

pendidikan, fungsi administrasi, fungsi penunjang. Jenis perabot sekolah

di kelompokkan menjadi 3 macam :

1. Perabot pendidikan. Perabot pendidikan adalah semua jenis mebel

yang di gunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Adapun

Jenis, bentuk dan ukurannya mengacu pada kegiatan itu sendiri.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 68

2. Perabot administrasi. Perabot administrasi adalah perabot yang di

gunakan untuk mendukung kegiatan kantor. jenis perabot ini hanya

tidak baku / terstandart secara internasional.

3. Perabot penunjang. Perabot penunjang adalah perabot yang di

gunakan / di butuhkan dalam ruang penunjang. seperti perabot

perpustakaan, perabot UKS, perabot OSIS dsb.

Alat Dan Media Pendidikan

Setiap mata pelajaran sekurang – kurangnya memiliki satu jenis

alat peraga praktek yang sesuai dengan keperluan pendidikan dan

pembelajaran, sehingga dengan demikian proses pembelajaran tersebut

akan berjalan dengan optimal.

Buku Atau Bahan Ajar

Bahan ajar adalah sekumpulan bahan pelajaran yang di gunakan

dalam kegiatan proses belajar mengajar. Bahan ajar ini terdiri dari: a)

Buku pegangan; b) Buku pelengkap; c) Buku sumber; dan d) Buku

bacaan

Hubungan Antara Sarana Dan Prasarana Dengan Program Pengajaran

Jenis peralatan dan perlengkapan yang di sediakan di sekolah dan

cara-cara pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap

proses belajar mengajar.

Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan menghambat

proses belajar mengajar , demikian pula administrasinya yang jelek akan

mengurangi kegunaan alat-alat dan perlengkapan tersebut, sekalipun

peralatan dan perlengkapan pengajaran itu keadaannya istimewa. Namun

yang lebih penting dari itu semua adalah penyediaan sarana di sekolah di

sesuaikan dengan kebutuhan anak didik serta kegunaan hasilnya di masa

mendatang.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 69

Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan

dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut selalu dalam

kondisi baik dan siap pakai.

Pemeliharaan dilakukan secara continue terhadap semua barang-

barang inventaris kadang-kadang dianggap sebagai suatu hal yang

sepele, padahal pemeliharaan ini merupakan suatu tahap kerja yang tidak

kalah pentingnya engan tahap-tahap yang lain dalam administrasi sarana

dan prasarana. Sarana dan prasarana yang sudah dibeli dengan harga

mahal apabila tidak dipelihara maka tidak dapat dipergunakan.

Pemeliharaan dimulai dari pemakai barang, yaitu dengan berhati-

hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus

dilakukan oleh petugas professional yang mempunyai keahlian sesuai

dengan jenis barang yang dimaksud.

Pelaksanaan barang inventaris meliputi:

a. Perawatan

b. Pencegahan kerusakan

b. Penggantian ringan

Pemeliharaan berbeda dengan rehabilitasi, rehabilitasi adalah

perbaikan berskala besar dan dilakukan pada waktu tertentu saja.

Fungsi Administrasi Sarana Dan Prasarana

Selain memberi makna penting bagi terciptanya dan terpeliharanya

kondisi sekolah yang optimal administrasi sarana dan prasarana sekolah

berfungsi sebagai:

1. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang di

perlukan dalam proses belajar mengajar.

2. Memelihara agar tugas-tugas murid yang di berikan oleh guru dapat

terlaksana dengan lancar dan optimal.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 70

Fungsi administrasi yang di pandang perlu dilaksanakan secara

khusus oleh kepala sekolah adalah :

1.Perencanaan

Perencanaan dapat di pandang sebagai suatu proses penentuan

dan penyusunan rencana dan program-program kegiatan yang akan di

lakukan pada masa yang akan datang secara terpadu dan sistematis

berdasarkan landasan ,prinsip-prinsip dasardan data atau informasi yang

terkait serta menggunakan sumber-sumber daya lainnya dalam rangka

mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.

2.Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah suatu proses yang menyangkut

perumusan dan rincian pekerjaan dan tugas serta kegiatan yang

berdasarkan struktur organisasi formal kepada orang-orang yang memiliki

kesanggupan dan kemampuan melaksanakan nya sebagai prasyarat bagi

terciptanya kerjasama yang harmonis dan optimal ke arah tercapainya

tujuan secara efektif dan efisien. Pengorganisasian ini meliputi langkah-

langkah antara lain :

a. Mengidentifikasi tujuan-tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan

sebelumnya.

b. Mengkaji kembali pekerjaan yang telah di rencanakan dan

merincinya menjadi sejumlah tugasdan menjabarkan menjadi

sejumlah kegiatan.

d. Menentukan personil yang memiliki kesanggupan dan kemampuan

untuk melaksanakan tugas dan kegiatan tersebut.

e. Memberikan informasi yang jelas kepada guru tentang tugas

kegiatan yang harus di laksanakan, mengenai waktu dan tempatnya,

serta hubungan kerja dengan pihak yangn terkait.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 71

3. Menggerakkan

Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk memberikan

pengaruhpengaruh yang dapat menyebabkan guru tergerak untuk

melaksanakan tugas dan kegiatannya secara bersama-bersama dalam

rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

4. Memberikan arahan

Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk memberikan

informasi, petunjuk, serta bimbingan kepada guru yang di pimpinnya agar

terhindar dari penyimpangan, kesulitan atau kegagalan dalam

melaksanakan tugas. Fungsi ini berlaku sepanjang proses pelaksanaan

kegiatan.

5. Pengkoordinasian

Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk menyelaraskan

gerak langkah dan memelihara prinsip taat asas (konsisten) pada setiap

dan seluruh guru dalam melaksanakan seluruh tugas dan kegiatannya

agar dapat tujuan dan sasaran yang telah di rencanakan .Hal ini di

lakukan oleh kepala sekolah melalui pembinaan kerja sama antar guru,

dan antar guru dengan pihak-pihak luar yang terkait. Di samping itu

penyelarasan dan ketaatan pada sas diupayakan agar fungsi yang satu

gengan yang lainnya dapat mercapai dan memenuhi target yang di

tetapkan sebelumnya.

6. Pengendalian

Fungsi ini mencakup upaya kepala sekolah untuk:

a. Mengamati seluruh aspek dan unsur persiapan dan pelaksanaan

program-program kegiatan yang telah di rencanakan

b. Menilai seberapa jauh kegiatan-kegiatan yang ada dapat mencapai

sasaran-sasaran dan tujuan.

c. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan

kegiatan beserta faktor-faktor penyebabnya.

d. Mencari dan menyarankan atau menentukan cara-cara pemecahan

masalah-masalah tersebut.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 72

e. Mengujicobakan atau menerapkan cara pemecahan masalah yang

telah dipilih guna menghilagkan atau mengurangi kesenjangan antara

harapan dan kenyataan.

Dengan demikian dalam melaksanakan fungsi ini kepala sekolah

dapat menggunakan sekurang-kurangnya 3 pendekatan yaitu :

a. Pengendalian yang bersifat pencegahan

b. Pengendalian langsung

c. Pengendalian yang bersifat perbaikan.

g. Inovasi

Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk menciptakan

kondisikondisi yang memungkinkan diri para guru untuk melakukan

tindakantindakan atau usaha-usaha yang bersifat kreatif inovatif.dengan

demikian kepala sekolah dan guru-guru perlu mencari atau menciptakan

cara-cara kerja atau hal-hal yang baru yang lebih sesuai dengan

kebutuhan. Sekurangkurangnya mereka di harapkan mampu dan mau

memodifikasi hal-hal atau cara-cara yang lebih baik atau lebih efektif dan

efisien, agar pembaharuan pendidikan dapat muncul dari warga

sekolah ,hal ini juga akan menumbuhkan sikap dan daya kreatif warga

sekolah itu sendiri.

E. TUJUAN ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANAAdapun yang menjadi tujuan dari administrasi saran dan prasarana

adalah tidak lain agar semua kegiatan tersebut mendukung tercapainya

tujuan pendidikan. Administrasi sarana dan prasarana semakin lama di

rasakan semakin rumit karena pendidikan juga menyangkut masyarakat

atau orang tua murid, yang terlibat langsung dalam pendidkan tersebut.

Oleh karena itu apabila administrasi sarana dan prasarana berjalan

dengan baik maka semakin yakin pula bahwa tujuan pendidikan akan

tercapai dengan baik.

Mengingat sekolah itu merupakan subsistem pendidikan nasional

maka tujuan dari administrasi sarana dan prasarana itu bersumber dari

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 73

tujuan pendidikan nasional itu sendiri . sedangkan subsistem administrasi

sarana dan prasarana dalam sekolah bertujuan untuk menunjang

tercapainya tujuan pendidikan sekolah tersebut, baik tujuan khusus

maupun tujuan secara umum. Adapun tujuan dari administrasi sarana dan

prasarana itu adalah :

1. mewujudkan situasi dan kondisi sekolah yang baik sebagai lingkungan

belajar maupun sebagai kelompok belajar ,yang memungkinkan

peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal

mungkin.

2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi

terwujudnya interaksi dalam pembelajaran

3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang

mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan

lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam proses

pembelajaran

4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang

sosial, ekonomi, budaya serta sifat- sifat individunya.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 74

A. Administrasi Tata Usaha

            Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kemajuan

sebuah negara. Apabila pendidikannya bagus, maka kemungkinan

bangsa itu untuk maju juga besar. Akan tetapi, bila pendidikannya kurang

bagus, maka bangsanya pun juga sulit untuk maju. Dengan pendidikan

yang bagus, diharapkan penduduk suatu  negara memiliki kemampuan

yang lebih dan memiliki moral yang lebih bermartabat serta memiliki sudut

pandang yang lebih luas dalam menghadapi suatu masalah ataupun

perbedaan yang terjadi alam kehidupannya.

Administrasi pendidikan merupakan proses keseluruhan dan

kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukan oleh semua pihak yang

ada sangku pautnya dengan tugas-tugas pendidikan. Tata usaha

merupakan bagian dari keseluruhan proses administrasi, berupa semua

mekanisme yang dapat membantu, memperlancar, meningkatkan aktivitas

dan efisiensi proses administrasi dengan menyediakan segala data dan

informasi yang diperlukan, sehingga administrasi itu berjalan dengan

lancar. Adapun yang akan dibahas dalam artikel makalah ini, antara lain:

a. Arti dan fungsi tata usaha

b. Ciri-ciri tata usaha

c. Ruang lingkup tata usaha

Tata usaha, atau sering juga disebut tata laksana, merupakan

bagian dari keseluruhan proses administrasi. Dalam bahasa Inggris, ada

yang menyebutnya sebagai “Clerical Work” atau “Reporting and

Recording System” atau “Office Management”, yaitu semua mekanisme

yang dapat membantu, memperlancar, meningkatkan aktivitas dan

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 75

PERTEMUAN 10 Administrasi Tata Usaha

Pendidikan

efisiensi proses administrasi dengan menyediakan segala data dan

informasi yang diperlukan, sehingga administrasi tersebut berjalan lancar.

Di samping itu, tata usaha juga diartikan sebagai kegiatan

melakukan penentuan segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi,

untuk digunakan sebagai bahan keterangan oleh pimpinan, yang meliputi

segenap kegiatan mulai dari pembuatan, pengolahan, penataan sampai

dengan penyimpanan semua bahan keterangan yang diperlukan oleh

organisasi.

Sedangkan pengertian tata usaha menurut pedoman pelayanan

tata usaha untuk perguruan tinggi adalah segenap kegiatan pengelolaan

surat-menyurat yaitu menghimpun (menerima), mencatat, mengolah,

menggandakan, mengirim dan menyimpan semua bagian keterangan

yang diperlukan oleh organisasi.

Inti dari pada kegiatan-kegiatan tata usaha mencakup 6 pola

perbuatan (fungsi), yaitu:

a. Menghimpun, yaitu: Kegiatan-kegiatan mencari data mengusahakan

tersedianya segala keterangan yang tadinya belum ada, sehingga

siap untuk dipergunakan jika diperlukan.

b. Mencatat, yaitu: Kegiatan membubuhkan dengan berbagai alat tulis

sehingga terwujud tulisan yang dapat dibaca, dikirim dan disimpan.

c. Menggandakan, yaitu: Kegiatan memperbanyak dengan berbagai

alat dan cara. 

d. Mengirim, yaitu: Kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan

alat dari satu pihak ke pihak lain.

e. Menyimpan, yaitu: Kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan alat

di tempat tertentu dan aman.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 76

Setiap pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan tertentu dalam

organisasi tentu mempunyai ketatausahaan. Selanjutnya, kantor dimana

tata usaha dilaksanakan, kini tidak lagi dapat dipandang sebagai tempat

kerja tambahan saja dalam satu badan usaha, melainkan telah

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap organisasi yang

ingin mencapai suatu tujuan. Dalam garis besarnya, tata usaha

mempunyai 3 pokok peranan, yaitu:

a. Melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai

tujuan dari suatu organisasi. 

b. Menyediakan keterangan-keterangan bagi pimpinan organisasi itu

untuk membuat keputusan atau melakukan tindakan yang tepat. 

c. Membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu

keseluruhan.

B.     Ciri-ciri Tata Usaha

Tata usaha mempunyai 3 ciri utama, yaitu:

1. Bersifat pelayanan.

Bersifat pelayanan yaitu melayani pelaksanaan pekerjaan

operatif  untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi. Tata usaha

sebagai pekerjaan pelayanan berfungsi untuk memudahkan atau

meringankan pekerjaan yang dilaksanakan untuk menolong pekerjaan

pada suatu lembaga/sekolah agar kegiatan-kegiatan dalam

lembaga/sekolah tersebut dapat berjana secara efektif. 

2. Bersifat merembes ke segenap bagian dalam organisasi.

Ciri merembes ke segenap bagian dalam organisai berarti bahwa tata

usaha diperlukan dimana-mana dan dilaksanakan dalam seluruh

organisasi. Pelaksanaan tata usaha juga dapat mencapai ke segala

tempat, tidak terbatas pada lingkungan gedung atau kantor dari badan

usaha tertentu.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 77

3. Dilaksanakan oleh semua pihak dalam organisasi.

Tata usaha dilakukan oleh semua orang dalam setiap organisasi,

terlepas dari apakah tugas pokok dari masing-masing organisasi.

Walaupun tata usaha  dapat menjadi tugas pokok dari  sekelompok

pegawai, tetapi pekerjaan ini tidak merupakan monopoli. Tata usaha

dilakukan pula oleh pejabat pimpinan yang tertinggi dengan tidak

mengubah kedudukan pejabat itu sebagai menejer  yang tugas

pokoknya tetap menggerakkan karyawan dan menggerakkan segenap

aktivitas.

C.    Ruang Lingkup Tata Usaha

Pada hakikatnya administrasi tata usaha adalah kegiatan melakukan

pencatatan untuk segala sesuatu yang terjadi dalam suatu organisasi

untuk digunakan sebagai bahan keterangan bagi pimpinan.

Surat,  memegang peranan penting dalam organisasi sekolah

karena ternyata tidak hanya berfungsi sebagai alat tata usaha, melainkan

juga berfungsi sebagai alat, bukti komunikasi dan informasi.

Adapun sifat-sifat surat dapat dibedakan menjadi beberapa bagian,

yaitu:

1. Surat Rahasia, Surat rahasia dibedakan menjadi:

a. Sangat rahasia, dipakai untuk dokumen, naskah dan surat yang

sangat erat hubungannya dengan keamanan negara. Apabila

disebarkan dengan cara tidak sah dan jatuh ke tangan yang tidak

berhak, maka dapat membahayakan keamanan negara.

b. Rahasia, dipakai untuk dokumen dan surat. Apabila disebarkan

dengan cara tidak sah dan jatuh ke tangan yang tidak berhak dapat

merugikan kepentingan martabat pejabat dan organisasi atau

perguruan tinggi yang bersangkutan.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 78

2. Surat Penting

Surat penting, yaitu  surat yang isinya mengandung kepentingan yang

mengikat, memerlukan tindak lanjut dan mengandung informasi yang

diperlukan dalam waktu lama.

3. Surat Biasa

Surat  biasa, yaitu surat yang isi atau informasinya tidak penting dan

tidak memerlukan tindak lanjut yang cepat.                                                  

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 79

A. Konsep Pembiayaan Pendidikan

Pembiayaan pendidikan dapat diartikan sebagai kajian tentang

bagaimana pendidikan dibiayai, siapa yang membiayai serta siapa yang

perlu dibiayai dalam suatu proses pendidikan. Pengertian ini mengandung

dua hal yaitu berkaitan dengan sumber pembiayaan pendidikan dan

alokasi pembiayaan pendidikan. Thomas John (1958:20) juga

mengungkapkan dalam konsep pendidikan sedikitnya ada tiga pertanyaan

yang terkait didalamnya yaitu bagaimana uang diperoleh untuk membiayai

lembaga pendidikan, darimana sumbernya, dan untuk apa/siapa

dibelanjakan.

Dalam “George Psacharopoulus” C. Benson mengungkapkan

bahwa pembiayaan pendidikan menekankan pada distribusi sumber-

sumber agar pendidikan mencapai hasil yang telah ditetapkan. Ada tiga

kriteria yang digunakan untuk menilai sistem pembiayaan pendidikan yaitu

(1) adekuasi (kecukupan) ketersediaan sumber daya untuk layanan

pendidikan, (2) efisiensi dalam distribusi sumber pendidikan, dan (3)

pemerataan dalam distribusi sumber-sumber pendidikan. 

Dalam beberapa literatur ekonomi pendidikan pembahasan

mengenai pembiayaan pendidikan lebih mengacu kepada pada

pembiayaan formal yaitu sekolah, hal ini tentu memerlukan pembatasan

mengenai pendidikan, sebab kalau tidak maka pembiayaan pendidikan

mesti juga mencakup pendidikan nonformal, padahal jalur pendidikan ini

sulit ditata dengan prinsip manajemen modern. Untuk ini pada makalah ini

pembiayaan pendidikan dipandang sebagai pembiayaan pendidikan

formal.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 80

PERTEMUAN 11 Administrasi Pembiayaan

Pendidikan

Menurut levin (1987), pembiayaan sekolah adalah proses dimana

pendapatan dan sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan

dan mengoperasionalkan sekolah diberbagai wilayah geografis dan

tingkat pendidikan  yang berbeda-beda. Pembiayaan sekola ini berkaitan

dengan bidang politik pendidikan dan program pemerintah, serta

administrasi sekolah. Dalam pembiayaan sekolah tidak ada pendekatan

tunggal dan yang paling baik untuk pembiayaan semua sekolah karena

kondisi tiap sekolah berbeda.

Setiap kebijakan dalam pembiayaan sekolah akan mempengaruhi

bagaimana sumber daya diperoleh dan dialokasikan. Dengan mengkaji

berbagai peraturan dan kebijakan yang berbeda-beda di sektor

pendidikan, kita bisa melihat konsekusensinya terhadap pembiayaan

pendidikan yakni:

a. Keputusan tentang siapa yang akan dididik dan seberapa banyak

jasa pendidik dapat disediakan

b. Keputusan tentang bagaimana mereka akan dididik

c. Keputusan tentang siapa yang akan membayar baiaya pendidikan

d. Keputusan tentang sistem pemerintahan seperti apa yang paling

sesuai untuk mendukung pembiayaan sekolah

Dalam kajian ini hal yang perlu diperhatikan adalah adanya

keterlibatan uang dalam pendidikan, dimana hal ini jelas tidak bisa

dihindari mengingat pendidikan merupakan benda ekonomi yang langka,

dan uang merupakan salah satu yang perlu dikorbankan untuk

mendapatkanya. Oleh karena itu, masalah pembiayaan pendidikanpun

tidak terlepas dari kajian tentang uang/ dana berkaitan dengan

perolehanya serta pengunaanya dalam suatu proses pendidikan

(sekolah).

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 81

B. Biaya Pendidikan

Biaya pendidikan adalah total biaya yang dikeluarkan baik oleh

individu peserta didik, keluarga yang menyekolahkan anak, warga

masyarakat perorangan, kelompok masyarakat, maupun yang

dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran pendidikan.[4] Biaya

pendidikan tidak sama dengan pengeluaran pendidikan, karena pertama

belanja pendidikan mencakup tidak hanya pengeluaran untuk kegiatan

rutin (seperti pembayaran untuk layanan guru yang diberikan selama

waktu tertentu) namun juga pengeluaran pembangunan dengan istilah

“kapital/modal” seperti: pengeluaran untuk bangunan dan perlengkapan,

perbaikan dan renovasi bangunan tua dan lain-lain.

Jenis biaya pendidikan dapat dikategorikan kedalam beberapa

kategori sebagai berikut:

a)    Biaya langsung (direct cost)

Biaya pendidikan langsung (direct cost) merupakan biaya

penyelenggaraan pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan

atau keluarga sekolah. Biaya langsung, berwujud dalam bentuk

pengeluaran uang yang secara langsung digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan PBM, Penelitian dan pengabdian masyarakat, gaji guru

dan pegawai lainya, buku, bahan perlengkapan, dan biaya perawatan.

Kebanyakan biaya langsung yang dikeluarkan berasal dari sistem

sekolah sendiri, dikeluarkan selain untuk menjaga kelancaran dan kualitas

belajar juga untuk keperluan administrasi sekolah atau alat tulis kantor.

Keperluan lain yang dikeluarkan seperti untuk keperluan antara lain:

1. Biaya tambahan untuk ruangan, perlengkapan,belajar, alat peraga,

bahan laboratorium, pakaian praktik.

2. Biaya transportasi/angkutan sekolah.

3. Biaya buku pegangan guru dan buku di perpustakaan.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 82

4. Biaya UKS dan biaya penyelenggaraan counseling.

5. Biaya mendatangkan guru tembahan/ narasumber.

b)   Biaya tidak langsung (indirect cost)

Biaya tidak langsung (indirect cost), berbentuk biaya hidup yang

dikeluarkan oleh keluarga atau anak yang belajar untuk keperluan

sekolah, biaya ini dikeluarkan tidak langsung digunakan oleh lembaga

pendidikan, melainkan dikeluarkan oleh keluarga anak atau yang

menanggung biaya peserta didik yang mengikuti pendidikan. Biaya tidak

langsung merupakan biaya hidup yang menunjang kelancaran

pendidikanya. Misalnya ongkos angutan, pondokan, biaya makan sehari-

hari, biaya kesehatan, biaya belajar tambahan.

c)    Private cost

Private cost merupakan keluruhan biaya yang dikeluarkan

keluarga, atau segala biaya yang harus ditanggung dan dikeluarkan oleh

keluarga anak untuk keberhasilan belajar anaknya. Mislanya keluarga

membayar guru les private supaya anaknya pandai bahasa inggris dan

matematika, keluarga juga mengeluarkan uang tambahan supaya anak

pandai menggunkan komputer.

d)   Social cost

Social cost merupakan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat,

baik perorangan maupun terorganisasi untuk membiayai segala keperluan

belajar. Biaya ini yang dikeluarkan masyarakat sebagai wujud

partisipasinya dalam pemyelenggaraan pendidikan, karena pendidikan

bukan hanya menjadi tanggungan pemerintah dan orang tua saja tetapi

juga menjadi tanggung jawab bersama, pemerintah, orang tua dan

masyarakat.

Biaya dari masyarakat indonesia di indonesia sebelum anggaran

pendidikan sebesar 20 %, biasanya/ pernah dikeluarkan melalui BP3/ SPP

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 83

dan melalui komite sekolah. Namun sekarang untuk pendidikan dasar

( SD dan SMP ) pemerintah melarang ada biaya tembahan selain yang

dikeluarkan pemerintah, mengingat besarnya anggaran pendidikan 20%

dianggap telah mencukupi kebutuhan penyelenggaraan sekolah.

Anggaran biaya pendidikan yang 20% sudah termasuk partisipasi

masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan karena biaya ini berasal

dari pajak yang dipungut pemerintah untuk pembangunan disegala

bidang, termasuk pembangunan pendidikan (school tax).

e)    Monetary cost

Monetary cost. Selain pengeluaran dalam bentuk uang atau materi,

ada juga biaya yang harus dikeluarkan tidak dalam bentuk seperti itu,

melainkan berbentuk jasa, tenaga dan waktu, biaya semacam ini dapat

diuangkan atau dinilai dan disetarakan kepada/ dengan nilai uang. Biaya

yang dikeluarkan untuk keprluan semacam ini disebut biaya moneter.

f)    Biaya pendidikan

Biaya belajar yang dikeluarkan oleh siswa diberbagai tingkat

pendidikan tidak selalu seragam tergantung pada jenis pendidikan seperti

PAUD/TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK, apabila dihitung biasanya

meliputi:

1. Iuran siswa.

2. Biaya satuan kredit semester (SKS) persemester intra dan ekstra.

3. Biaya perlatan, Seperti buku paket dan lain-lain.

4. Pengeluaran pribadi.

5. Biaya yang hilang atau pendapatan yang semestinya diperoleh bila

tidak sekolah.

6. Bunga kumulatif  tahunan (deflasi) biasanya sebesar 4% terhadap

jumlah semua angka pengeluaran tersebut.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 84

Biaya mutu sekolah khusus sekola dasar, secara keseluruhan

dapat tergambarkan oleh hasil penelitian untuk peningkatan mutu SD.

Artinya secara sungguh-sungguh sekolah dikelola supaya pelaksanaan

pendidikan bukan hanya berjalan apa adanya tetapi setiap uang yang

dikeluarkan dikaitkan kepada perbaikan pembelajaran. Sambil belanja

rutin untuk pembelajaran dikeluarkan, pengeluaran juga terkait pada

usaha perbaikan layanan mutu mengajar.

Berdasrkan hasil studi terhadap SD dikota Bandung yang dilakukan

oleh Nanang Fatah (1999:4), biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki

kulaitas pendidikan terdiri dari biaya untuk:

1. Gaji/ Kesejateraan pegawai

2. Pembinaan Profesi Guru

3. Pengadaan Alat Pelajaran

4. Pengadaan bahan

5. Perawatan

6. Pengadaan sarana kelas

7. Pengadaan sarana sekolah

8. Pembinaan siswa

9. Pengelolaan sekolah

C. SUMBER-SUMBER BIAYA PENDIDIKAN

Sumber pembiayaan untuk sekolah terutama sekolah negeri

berasal dari pemerintah yang umumnya terdiri terdiri dari dana rutin, yaitu

gaji serta biaya ooperasional sekolah dan perawatan fasilitas (OPF), serta

dana yang berasal dari masyarakat, naik yang berasal dari orang tua

siswa, dan sumbangan dari masyarkat luas atau dunia usaha.

Perlu diingat bahwa dana sangat terkait dengan kepercayaan. Oleh

karena itu, jika sekolah ingin mendpatkan dukungan dana dari

masyarakat, program yang dibuat oleh sekolah harus menarik, bagus dan

berjalan dengan baik serta bermanfaat luas. Dengan kata lain, sekolah

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 85

harus mampu mengemas program dan meyakinkan pemilik dana

(Depdiknas, 2000:95).

Sumber-sumber biaya pendidikan antara lain dari (1) APBN dan

APBD, (2) sekolah (iuran siswa), (3) Masyarakat (sumbangan), (4) dunia

bisnis (perusahaan), dan (5) hibah.[6] Nanang Fatah (2004: 143) juga

menambahkan beliau mengatakan sumber-sumber keuangan sekolah

dapat bersumber dari : orang tua, pemerintah pusat, pemerintah daerah,

swasta, dunia usaha dan alumni.

D. STRUKTUR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

                  Struktur baya pendidikan terdiri dari : biaya satuan pendidikan,

biaya personal, dan biaya penyelenggaraan  dan pengelolaan satuan

pendidikan. Rincian dari biaya-biaya tersebut dapat diuraikan dalam

paparan berikut:

Biaya satuan pendidikan meliputi:

a)      Biaya investasi, meliputi:

Biaya investasi lahan pendidikan

Biaya investasi selain lahan pendidikan

b)      Biaya opersi, meliputi:

Biaya personalia

Biaya non-personalia

Beasiswa

Beasiswa prestasi

Bantuan biaya pendidikan

Biaya penyelenggaraan dan pengelolaan satuan pendidikan meliputi:

a)      Biaya investasi, meliputi:

Biaya investasi lahan pendidikan

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 86

Biaya investasi selain lahan pendidikan

b)      Biaya opersi, meliputi:

Biaya personalia

Biaya non-personalia

Biaya personalia (pegawai), meliputi:

a)      Biaya personalia satuan pendidikan, yang terdiri dari:

Gaji pokok

Tunjangan yang melekat pada gaji

Tunjungan struktural bagi pejabat struktural pada satuan

pendidikan

Tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional diluar guru dan

dosen

Tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional bagi guru

atau dosen

Tunjangan profesi bagi guru dan dosen

Tunjangan khusus bagi guru atau dosen

Maslahat tambahan bagi guru dan dosen

Tunjangan kehormatan bagi dosen yang memiliki jabatan profesor

(guru besar)

b)      Biaya non-personalia (bukan pegawai), meliputi:

Gaji pokok

Tunjangan yang melekat pada gaji

Tunjangan struktural bagi pejabat struktural

Tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional

Biaya non-personalia (bukan pegawai), meliputi:

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 87

a)      Biaya bukan pegawai terdiri dari:

Alat Tulis Sekolah (ATS), bahan dan alat habis pakai

Rapat

Transportasi/ perjalanan dinas

Penilaian

Daya dan jasa

Pemeliharaan sarana dan prasarana

Pendukung pembinaan siswa

b)      Asumsi-asumsi dalam penentuan standard biaya satuan di sekolah:

Bentuk satuan pendidikan

Jumlah siswa

Jumlah guru

Jumlah tenaga kependidikan

Biaya pegawai

Biaya bukan pegawai

c)      Biaya ini diberikan berdasarkan asumsi kebutuhan setahun, yang

meliputi:

Pembinaan siswa

Pramuka

Kesenian

Olahraga

Bahasa asing

Lomba/ promosi kompetensi siswa (lks/ pks)

Palang merah remaja (PMR)

POKJAR dan PSR (Pekan Seni Remaja)

Kegiatan kerohanian

Peringatan hari besar nasional

Dan lain-lain

Penyelenggaraan pembelajaran

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 88

Alat Tulis Sekolah, bahan dan alat habis pakai teori

Alat Tulis Sekolah, bahan dan alat habis pakai praktek

Pemeliharaan dan perbaikan ringan

Pemeliharaan gedung (ruang kelas, laboratorium, dan lain-lain)

Pemeliharaan peralatan dan perabotan sekolah

Perbaikan gedung (ruang kelas, laboratorium, dan lain-lain)

Perbaikan peralatan dan perabotan sekolah

Penyelenggaraan Non-pembelajaran

Alat Tulis Sekolah, bahan dan alat habis pakai

Pemeliharaan dan perbaikan ringan

Pemeliharaan gedung (ruang kelas, laboratorium, dan lain-lain)

Pemeliharaan peralatan dan perabotan sekolah

Perbaikan gedung (ruang kelas, laboratorium, dan lain-lain)

Perbaikan peralatan dan perabotan sekolah

Daya dan jasa

Listrik

Telepon

 Internet

Air bersih, gas dan yang lainya

Pengelolaan

Perjalanan dinas

Rapat

Evaluasi dan lainya

E.PENGANGGARAN

Menurut Nanang Fatah (2000: 47), penganggaran merupakan

kegiatan atau proses penyusunan anggaran (budeget). Semetara itu

anggaran atau budget meruapakan rencana operasional yang dinyatakan

secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai

pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun

waktu tertentu.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 89

Dalam anggaran kegaiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan

disertai besaran dan biaya yang dialokasikanya, sehingga terdapat dua

hal yang perlu mendapat perhatian yaitu besaran dan untuk membiayai

kegiatan serta kegiatan itu sendiri.

Dalam anggaran setiap anggaran tergambar dua sisi penting yaitu

sisi penerimaan dan atau rencana penerimaan dan sisi pengeluaran. Sisi

penerimaan menunjukan sumber-sumber darimana dana itu diperoleh

apakah dari pemerintah baik pemrtintah pusat maupun daerah, dari orang

tua dari masyarakat, dan sumber lain yang dibenarkan, sedangkan sisi

pengeluaran menggambarkan alokasi besarnya biaya pendidikan untuk

setiap komponen yang harus dibiayai (Nanang Fatah,2000:48).dengan

demikian, anggaran suatu lembaga dapat menggambarkan kegiata/ atau

program yang akan atau sudah dilaksakan serta besar biaya yang

dikeluarkan sehingga dapat diketahui efektivitas dan efisiensi pelaksanaan

program yang tercantum dalam anggaran.

Menurut Peterson penganggaran harus juga memperhatikan

berbagai persoalan yang berkaitan dengan perencanaan, pemrograman,

dan penganggaran yaitu:

a. Penentuan apa yang akan diusahakan dan metode altenatif apa yang

akan dipakai untuk mencapainya dengan sumber-sumber yang

tersedia.

b. Pengoraganisasian, koordinasi , dan pengawasan

c. Mengadakan penilaian dan pertimbangan kembali tentang pencapaian

yang nyata terhadap tujuan, penyusunan kembali tujuan-tujuan

tersebut, dan mengadakan penyesuaian program-program kegiatan

untuk mencapainya.

Hal ini sangat diperlukan mengingat efektivitas biaya dalam

anggaran sangat penting untuk membiaya program-program yang

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 90

memang perlu dan menunjang kegiatan belajar mengajar, serta

meminimalisir program yang tidak efektif dan memakan biaya anggaran.

Adapun di sekolah dalam hal pengalokasian dana/biaya yang akan

dikeluarkan biasanya akan terlihat dalam RAPBS yang umunya

disampaikan oleh pihak sekolah dalam Rapat BP3 (Dewan/Komite

sekolah) kepada semua orang tua siswa. Untuk itu penyusunan RAPBS

harus dapat meyakinkan serta akurat sehingga timbul kepercayaan dari

pihak yang akan membantu termasuk orang tua siswa, dan agar

penyusunan RAPBS dapat efektif dan efisien, langkah-langkah ynag perlu

diambil adalah:

a) Menginventariskan program/ kegiatan sekolah selama satu tahun

mendatang

b) Menyusun program kegiatan tersebut berdasarkan jenis dan

prioritas.

c) Menghitung volume, harga satuan, dan kebutuhan dan untuk setiap

komponen kegiatan

d) Membuat kertas kerja dan lembaran kerja, menentukan sumber dana

dan pembebanan anggaran, serta menuangkanya kedalam format

buku RAPBS

e) Menghimpun data pendukung yang akurat untuk acuan guna

mempertahankan anggaran yang dianjurkan (Depdiknas,2000:98)

Disamping itu, penggunaanya harus transparan serta dibukukan

secara benar dan jujur. Keadaan ini akan berperan penting dalam

menumbuhkan kepercayaan penyandang dana sehingga akan terus

terdorong untuk membantu dana pendanaan sekolah. Oleh karena itu,

pengelolaan dana harus efektif dan efisien, hal ini dikarenakan kontribiusi

pendanaan/ pembiayaan yang cukup signifikan pengaruhnya bagi

kualitas  pendidikan di sekolah

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 91

A. PENGERTIAN ADMINISTRASI PESERTA DIDIK

Administrasi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh suatu

personil ( kelompok ) dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan

organisasi tersebut. Sedangkan peserta didik / murid / siswa di dalam

KBBI ( Nurhasanah, 2007 : 345 ) berarti orang (anak yang sedang berguru

(belajar, bersekolah). Jadi, dapat disimpulkan secara ringkas bahwa

administrasi peserta didik adalah suatu proses yang dilakukan oleh suatu

personil ( kelompok ) dalam upaya mengelola peserta didik / siswa untuk

mencapai tujuan pendidikan.

Selanjutnya mengenai pengertian dan konsep administrasi peserta

didik , ada beberapa pendapat ahli tentang pengertian peserta didik /

siswa antara lain :

a. Menurut Sutjipto, dkk ( 1991/1992 : 113 ) administrasi peserta didik

adalah “ proses pengurusan serta layanan dalam hal-hal yang

berkaitan dengan murid di suatu sekolah mulai dari perencanaan

penerimaan murid baru, pembinaan selama murid berada di sekolah,

sampai dengan murid menamatkan pendidikannya “.

b. Menurut Suharsimi, dkk ( 2008 : 57 ) administrasi siswa sendiri dapat

di definisikan sebagai “ pencatatan siswa mulai dari proses

penerimaan hingga siswa tersebut lulus dari sekolah yang di

sebabkan karena tamat atau sebab lain “.

c. Menurut Asnawir ( 2005 : 167 ) administrasi kesiswaan merupakan “

bagian dari kegiataan administrasi yang dilaksanakan di sekolah,

berupa usaha kerjasama yang dilakukan oleh para pendidik agar

terlaksananya proses belajar mengajar yang relevan, efektif, efisien,

guna tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan “.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 92

PERTEMUAN 12 Administrasi Peserta Didik

Pendidikan

Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

administrasi peserta didik adalah suatu proses atau kegiatan yang

dilakukan terhadap siswa mulai dari perencanaan penerimaan peserta

didik sampai peserta didik menamatkan pendidikannya guna mencapai

tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

B. TUJUAN ADMINISTRASI PESERTA DIDIK

Secara umum, tujuan administrasi kesiswaan adalah mengatur

kegiatan-kegiatan siswa agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang

proses belajar mengajar disekolah, lebih lanjut, proses belajar mengajar

disekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat

memberikan kontribusi  bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan

pendidikan secara keseluruhan.

Tujuan khusus administrasi kesiswaan adalah sebagai berikut ( Eka,

2007 : 9 ).

1) Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan psikomotor peserta

didik.

2) Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum

(kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.

3) Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta

didik.

4) Dengan terpenuhinya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat

mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut

dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka

Sedangkan tujuan administrasi peserta didik menurut McKnow (dalam

Asnawir, (2005 : 168) ) yaitu :

1) Membantu semua peserta didik belajar bagaimana menggunakan

waktu luang mereka secara lebih bijaksana.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 93

2) Membantu semua peserta didik meningkatkan dan memanfaatkan

secara membangun dalam bakat dan ketrampilan unik yang mereka

miliki.

3) Membantu semua peserta didik mengembangkan minat, bakat dan

ketrampilan kreasi baru.

4) Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang lebih

positif terhadap nilai kegiatan yang kreatif.

5) Membantu semua peserta didik meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan mereka dalam fungsinya sebagai pemimpin atau anggota

kelompok.

6) Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang lebih

realistis dan positif terhadap dirinnya sendiri dan orang lain.

7) Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang lebih

positif terhadap sekolah, sebagai hasil partisipasi dalam program

kegiatan peserta didik.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan adanya

administrasi peserta didik dalam pendidikan adalah secara umum adalah

untuk mengatur semua kegiatan yang berkaitan peserta didik agar proses

belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien sehingga tujuan

pendidikan dapat tercapai dengan maksimal.

Sedangkan tujuan secara khusus adalah membantu peserta didik

meningkatkan dan mengembangkan sikap, pengetahuan, kdemampuan,

dan keterampilan terhadap sesuatu hal, membantu peserta didik

mengembangkan minat, bakat sesuai kebutuhannya, membantu peserta

didik mengembangkan sikap positif dan realistis, membantu peserta didik

menggunakan waktu luangnya, dan membantu peserta didik untuk

memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya dengan

tercapainya dan terselesaikannya pendidikaanya dengan maksimal.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 94

C. PROSES ADMINISTRASI PESERTA DIDIK

Menurut Sutisna ( 1991 : 56 ) adapun proses administrasi peserta

didik adalah :

1) Perencanaan dan penerimaan siswa baru

Dalam perencanaan ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu : (a)

penetapan daya tampung sekolah, dapat dilakukan dengan formulanya :

DYT = BB x MB – ATK

Keterangan :

DYT          = daya tampung

BB             = banyaknya bangku

MB            = muatan bangku

ATK          = anak tinggal kelas

Penetapan syarat calon siswa, dengan syarat yang sudah ditetapkan

biasanya oleh Depdikbud dan dijadikan pedoman bagi sekolah – sekolah.

Penetapan panitia penerimaan siswa baru, Sedangkan dalam penerimaan

siswa baru, adapun kegiatan yang dilakukan adalah :

a) mengadakan publikasi,

b) mempersipkan formulir pendaftaran,

c) menerima atau melayani pendaftaran,

d) melaksanakan penyaringan,

e) pengumuman calon yang diterima,

f) membuat laporan pertanggung jawaban

2) Orientasi siswa baru

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan adalah :

a. Memperkenalkan fasilitas sekolah

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 95

b. Memperkenalkan civitas akademika

c. Memperkenalkan program sekolah

d. Pengaturan disiplin dan tata tertib sekolah

Yang terpenting dalam kegiatan ini adalah bagaimana tegaknya

disiplin yang baik di sekolah dan siswa patuh akan tata tertib sekolah.

3) Pembinaan Kesiswaan

Dalam kegiatan ini, dapat dilakukan melalui empat jalur yaitu

organisasi kesiswaan, latihan kepemimpinan, kegiatan ekstrakurikuler,

dan kegiatan wawasan wiyata mandala. Sedangkan menurut Sutjipto, dkk

( 1991/1992 : 48 ) proses – proses dari administrasi murid adalah :

a. Penerimaan murid, adapun kegiatannya adalah penetapan daya

tampung, penetapan syarat – syarat murid baru, dan pembentukan

panitia / petugas penerimaan murid baru

b. Pembinaan murid, adapun kegiatannya adalah orientasi untuk murid

baru, peraturan kehadiran murid, pencatatan murid di kelas,

pembinaan disiplin murid, pemberian ganjaran dan hukuman.

c. Promosi dan mutasi

d. Pemberhentian murid dari sekolah

Selanjutnya menurut Mulyasa ( 2006 : 90 – 99 ) kegiatan yang

dilkasanakan dalam rangka administrasi peserta didik dibagi atas tiga

tahapan yaitu :

a. Kegiatan awal tahun pelajaran. Kegiatan yang dilakukan adalah

penetapan daya tampung, penetapan syarat – syarat peserta didik

baru, pembentukan panitia / petugas penerimaan peserta  baru

b. Selama tahun pelajaran. Kegiatan yang dilakukan adalah orientasi

untuk peserta didik baru, peraturan kehadiran peserta didik, promosi

dan mutasi peserta didik, pembinaan disiplin / tata tertib sekolah,

pemberian ganjaran dan hukuman

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 96

c. Akhir tahun ajaran. Kegiatan administrasi yang dilakukan oleh

administrator adalah menyangkut tentang pelaksanaan Ujian

Nasional dan Kenaikan kelas.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

dalam administrasi peserta didik ada proses atau kegiatan yang dilakukan

oleh administrator yaitu: 1) kegiatan awal tahun pelajaran yang meliputi

perencanaan ( penetapan daya tampung, penetapan syarat – syarat

peserta didik baru, pembentukan panitia / petugas penerimaan

peserta  baru ) dan penerimaan peserta didik baru, 2) selama tahun

pelajaran yang meliputi kegiatan orientasi untuk peserta didik baru,

peraturan kehadiran peserta didik, promosi dan mutasi peserta didik,

pembinaan disiplin / tata tertib sekolah, pemberian ganjaran dan

hukuman, 3) akhir tahun ajaran yang melaksanakan kegiatan yang

menyangkut tentang pelaksanaan Ujian Nasional dan kenaikan kelas,

serta pemberhentian peserta didik dari sekolah karena tamat.

D. INSTRUMEN ADMINISTRASI PESERTA DIDIK

           Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya administrasi

kesiswaan maka perlu ditunjang oleh berbagai instrumen atau alat

kelengkapan yang diperlukan. Instrumen yang dimaksud antara lain

breupa buku-buku, format-format yang digunakan untuk merekam semua

data dan informasi yang berkenaan dengan siswa. Adapun instrumen-

instrumen yang dimaksud antara lain menurut Suryosubroto ( 2004 : 80 –

81 ) : 

a. Buku Induk. Buku induk merupakan buku pokok, karena didalamnya

memuat semua informasi yang dianggap lengkap mengenai keadaan

siswa. Informasi tersebut dapat meliputi identitas pribadi siswa sampai

pada informasi mengenai nilai-nilai hasil belajar yang diperoleh siswa

selama belajar di sekolah yang bersangkutan.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 97

b. Buku Klaper. Buku ini berfungsi untuk membantu buku induk memuat

data murid yang penting-penting. Pengisiannnya dapat diambil dari

buku induk tetapi tidak selengkap buku induk itu. Daftar nilai juga

tercatat. Kegunaan utama buku klaper adalah untuk memudahkan

mencari data murid, apalagi belum diketahui nomor induknya. Hal ini

mudah ditemukan dalam buku klaper karena nama murid disusun

menurut abjad.

c. Buku/Daftar Keadaan Siswa. Buku ini menggambarkan keadaan

jumlah keseluruhan siswa di sekolah. Biasanya gambaran keadaan

siswa di suatu sekolah akan terus teridentifikasi setiap bulannya.

d. Daftar Hadir Siswa. Daftar hadir siswa ini dibuat untuk mengendalikan

keaktifan siswa mengikuti kegiatan di sekolah.

e. File Penyimpan Berkas Siswa. Berkas-berkas yang sifatnya terlepas-

lepas perlu diarsipkan dengan baik oleh sekolah, misalnya foto copy

STTB, akte kelahiran, surat keterangan pindah dan sebagainya.

Semua berkas itu sebaiknya dibundelkan menurut kelompok masing-

masing, sehingga berkas itu akan mudah ditemukan bila diperlukan.

   Mantja ( dalam Asnawir, 2005 : 170 ) menyebutkan ada beberapa

intrumen yang diperlukan dalam administrasi siswa yaitu :

1) Buku induk siswa

2) Buku Klaper

3) Daftar keadaan siswa

4) Buku mutasi siswa

5) Pencatatan kehadiran siswa

E. PERAN GURU DALAM ADMINISTRASI PESERTA DIDIK

Menurut Sutjipto, dkk ( 1991/1992  : 56 ) adapun peranan guru dalam

administrasi murid adalah 1) sebagai panitia penerimaan murid baru, 2)

berperan dalam memudahkan murid agar dapat beradaptasi cepat dengan

lingkungan sekolah, 3) mencatat setiap kehadiran murid secara kontinyu

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 98

dan teliti, 4) menciptakan suasana yang menimbulkan motivasi siswa

untuk berprestasi tinggi, dan 5) menciptakan disiplin sekolah atau kelas

yang baik. Menurut Sutisna ( 1991 : 46 ), peran guru dalam administrasi

siswa adalah :

a. Menyeleksi siswa baru.

b. Menyelengarakan pembelajaran.

c. Mengontrol kehadiran siswa.

d. Melakukan uji kompetensi akademik / kejuruan.

e. Melaksanakan bimbingan karier serta penelusuran lulusan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peran

guru dalam administrasi peserta didik adalah sebagai panitia penyeleksi

penerimaan siswa baru, berperan dalam memudahkan siswa beradaptasi

dengan lingkungan sekolah, mencatat dan mengontrol kehadiran siswa,

melakukan uji kompetensi, menciptakan suasana yang menimbulkan

motivasi siswa, menciptakan disiplin sekolah / kelas yang baik, dan

melaksanakan bimbingan karir serta penelusuran lulusan. 

 

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN 99

A.    Pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat

Secara etimologis hubungan masyarakat di terjemahkan dari

bahasa inggris public relation. Hubungan sekolah dengan masyarakat

yaitu hubungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat.

Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan suatu

kesatuan yang berhubungan tetapdan mempunyai kepentingan yang

sama. Ditinjau dari kebutuhanya masyarakat terdiri dari dua macam, yaitu:

a. Paguyuban, (gemeinschaft), yaitu hubungan pribadi yang

menimbulkan ikatan batin. 

b. Patembeyan (geseleschaft) ada hubungan pamrih dan anggota-

anggotanya ingin memperleh keuntungan.

Masyarakat dalam hubunganya dengan fungsi humas ada tiga

macam, yait :

a. Masyarakat dalam (internal public/employed public). Maksudnya

semua orang dalam instansi.

b. Masyrakat luar (eksternal pulic) adalah orang luar instansi.

c. Masyarakat khusus (special public)

Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses

komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk berusaha

menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya

pendidikan serta mendorong minat dan tanggung jawab masyarakat

dalam usaha memajukan sekolah (Hendiyat Soetopo, 1984:235).

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN100

PERTEMUAN 13 Administrasi Tata Hubungan

Masyarakat Pendidikan

Public relation adalah kegiatan berencana untuk menciptakan,

membina, dan memelihara sikap budi yang menyanangkan bagi

norganisasi disatu pihak dan public dilain  pihak. Untuk mencapainya

adalah engan jalan komunikasi yang baik dan luas secara timbal bali

/(onong U. Efendi, 1973: 55).

Pengertian diatas mengandung makna pokok yang sama

bahwahubungn masyarakat adalah merupkan kegiatan manajemen dalam

menciptakan hubungan yang harmonis antara suatu lembaga denga

masyarakatnya. Humas dapat diartikan pula sebagai suatu kegiatan yang

terencana yang menyangkut iktikad baik, rasa simpati, saling mengerti

untuk memperoleh pengakuan, penerimaan, dan dukungan masyarakat

melalui komunikasi dan sarana lain (media masa) untuk mencapai

kemanfaatan dan kesepakatan bersama.

B. Pengorganisasian hubungan sekolah dengan masyarakat

Sebagai suatu organisasi, terdapat unsur-unsur yang terlibat dalam

hubungan sekolah dengan masyarakat:

a. Sekolah

Sebagai pusat pendidikan formal sekolah lahir dan berkembang dari

pemikiran efisiensi dan efektivitas pemberian pendidikan bagi warga

masyarakat. Artinya sekolah sebagai pusat pendidkan formal merupakan

perangkat masyarakat yang di berikan kewajiban memberikan pendidikan.

b. Orangtua murid

Hubunga sekolah dengan orang tua murid hendaknya dibawa kedalam

hubungan yang konstruktif dengan program sekolah. Orang tua tidak

dapat sama sekali dari hubunganya dengan sekolah. Karena itu,

hubungan antara keduanya hendaknya di bimbing lebih jelas dan

simpatik, dan ini merupakan tugas kepala sekolah.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN101

c. Murid, dan Guru

Murid merupakan unsur sekolah yang sagat penting, begitu juga guru

tanpa murid sekolah tidak akan ada. Dia berasal dari lingkungan

masyarakat yatu keluarga yang memperoleh ilmu pengetahuan, dan

pendidikan dari sekolah dengan perantraan guru.

Teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk memberikan gambaran

tentang sekolah yang perlu diketahui masyarakat, antara lain:

1. Laporan kepada orangtua murid

Laporan ini dapat dilakukan setiap triwulan, caturwulan, smester, atau

tahunan. Laporan tersebut tidak hanya berupa angka-angka akan tetapi

menyangkut akan informasi-informasi yang bersifat diagnostic, artinya

daam laporan tersebut dicantumkan pula kelebihan dan kelemahan

peserta didik, serta aktiitasnya disekolah yang membantu dlam kualitas

pendidikan.

2. Buletin sekolah

Bulletin ini berisi kegiatanb-kegiatan sekolah, artikel-artikel guru dan

murid, pengumuan-pengumuman sekolah, berita-berita masyarakat yang

perlu  yang perlu diketahui dan dicontoh oleh sekolah.

3. Penerbitan surat kabar

Isinya menyangkut segala aspek yang menyangkut kesuksesan

program pendidkan. Dalam the twenty eight book of American association

of school administration. Di ungkapkan bahwa isi dalam surat kabar itu

hendaknya memasukan 10 macam program pendidkan,yaitu: emajuan

dan kesejahteraan murid, program pengajaran sekolah, pelayanan

bimbingan dan konseling, tata tertib keseharian disekolah, tenaga

professional di sekolah, anggota staff sekolah dan alumni, program

pengadaan dan pemeliharaan rumah sekolah, biaya dan sistem

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN102

administrasi sekolah, perkumpulan orang tua siswa dan guru, dan

program aktivitas siswa.

4. Pameran sekolah

Metode untuk memberikan gambaran tentang keadaan sekolah

dengan berbagai hasil aktivitas siswa.Masyrakat dapat melihat langsung

keadaan dan kemajuan sekolah dengan mengunjungi pameran.

5. Open house

Untuk memberikan kesempatan kepada masayrakat untuk mengetahui

sekolah serta mengobservasi kegiatan dan hasil kerja murid dengan guru

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

6. Kunjungan kesekolah (school visitation)

Teknik ini memberikan kesempatan kepada orang tua murid untuk

melihat kegiatan murid, keadaan sekolah saat kegiatan belajar

berlangsung.

7. Kunjungan kerumah murid (home visition)

Dilakukan untuk meliahat latar belakang kehidupan murid, disamping

mempererat hubungan antara sekolah dengan orangtua murid.

8. Melalui penjelasan oleh staf sekolah

Kepala sekolah hendaknya berusaha agar semua personil sekolah

turut aktif mengambil bagian dalam menyukseskan hubungan sekolah

dengan masyarakat.

9. Gambaran keadaan sekolah melalui murid

Murid juga dapat di dorong untuk memberikan informasi kepada

masyarakat tentang keadaan sekolah.Jangan sampai murid enyampaikan

isu-isu yang tidak baik mengenai sekolah kapda masyarakat.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN103

10. Melalui radio dan televise

Radio dan televise memiliki daya kuat untuk menyabarkan pengaruh

melalui informasi yang disiarkanya.

11.Laporan tahunan

Laporan tahunan disusun oleh kepala sekolah untuk diberian kepada

pemilik sekolah, pengawas, atau kepada kantor Depdiknas/depag kepada

atasanya. Kepala sekolah dapat menigaskan kepada stafnya atau dia

sendiri yang memberikan langsung  informasi ini kepada masyarakat.

C. Tujuan, fungsi, dan manfaat hubungan sekolah dengan masyarakat1.  Tujuann hubungan sekolah dengan masyarakat

Tujuan hubungan sekolah dengan masyrakat dapat diartikan

sebgai suatu alat komunikasi timbal balik sehingga menumbuhkan

kesadaran bersama tentang pentingnya peranan pendidikan dalam

modernisasi kehidupan masa akan datang. Begitu pua sekolah harus

menyadari perananya dalam mewujudkan harapan dan cita-cita

masyrakat. Untuk menjamin hubungan timbal balik perlu adanya peraturan

bersama agar:

a. Dapat merumuskan harapan masyrakat terhadap hasil pendidikan di

sekolah.

b. Harapan sekolah dari masyarakat agar membantu kelancaran

penyelanggaraan pendidikan yang selaras dengan harapan

masyarakat.

c. Dapat menerima masukan baik material, moral, dan spiritual.

d. Ikut serta dalam mengawasi problema pendidikan.

Pendekatan dan pelaksanaan kerja sama diatas merupakan

realisasi tujuan kerja sama melalui wadah komunikasi timbal balik, seperti:

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN104

a. Meningkatkan hubungan erat yang serasi, kerja sama dan

tanggungjawab  bersama antara keluarga, masyarakat, dan

pemerintah

b. Mendorong meningkatkan hubungan baik antara organisasi maupun

perorangan.

c. Membantu kelancaran pendidikan dengan tidak mencapuri uruan

teknik pengajaran yang termasuk wewenang kepala sekolah dan

guru atau instansi pembinaan yang bersangkutan.

d. Mengusahakan bantuan dari masyrakat berupa nbenda atau alat dan

keuangan guna membantu kelancaran kegiatan proses pendidikan.

Tujuan hubungan sekolah dengan  masyarakat dapat ditinjau dari

dua sudut, yaitu dari segi kepentingan sekolah, pelaksanaan huungan

sekolah dengan masyarakat bertujuan untuk:

a. Memelihara kelangsungan hidup sekolah

b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan

c. Memperlancar proses belajar mengjar

d. Memperoleh bantuan dan dukungan dari masyarakat yang diperukan

dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.

Sedangkan ditinjau dari kepentigan masyarakat, tujuan hubungan

sekolah dengan masyrakat adalah:

a. Memajukan dan meningkatkan kesejahteran masyarakat

b. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahakan berbagai

maslah yang dihadapi masyrakat.

c. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan

masyarakat.

d. Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang lebih

meningkat kemampuanya.

Secara konkrit, tujuan di selnggarakan hubungan sekolah dengan

masyarakat menurut Ngalim Purwanto adalah:

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN105

1) Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.

2) Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang

diperlukan bagi pengembangan sekolah.

3) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan program

sekolah.

4) Memprkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan masyarakat.

5) Mengambangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan

pihak sekolah dalam mendidik anak.

Menurut Elsbrree dan Mc Nally (1954) dalam buku Elementary

School Administration and Supervision, macam-macam tujuan diatas

dapat di kelpmpokan menjadi tiga tujuan pokok, yaitu:

1. Untuk meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.

2. Untuk meningkatkan pengertian masyarakat dan meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat.

3. Untuk meningkatkan antusiasme dalam membantu hubungan

sekolah dengan masyarakat di sekolah.

Hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan baik

bila tejadi kesepakatan dari dua belah pihak yang bisa enjamin kerja sama

dalam menentukan policy, perencanaan, dan strategi pendidikan yang

selaras dengan cita-cita harapan masyarakat.  Salah satu jalan yang

menjadi tolak ukur dalam merumuskan kebijaksanaan yang ditempuh

sekolah adalah public open, yaitu suatu pendapat dari hasil penyatuan

variasi pendapat dalam lingkungan masyarakat, sehingga terbentuk suatu

pengertian yang utuh.

Public open yang baik akan membentuk jalanya prose pendidikan,

terutama apabla sekolah sudah menanamkan kesan baik terhadap

masyarakat, untuk itu ada beberapa jalan yang bisa ditempuh, yaitu:

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN106

1) Tingkatan pengertian masyarakat mengenai pentingnya peranan

pendidikan di sekolah sehingga mereka ingin tahu kebijakan pendidikan

di sekolah

2) Tanamkan pengartian masyarakat tentang kebutuhan-ebutuhan

sekolah

3) Tunjukan kepada masyarakat program kegiatan pendidkan di sekolah

4) Doronglah semangat masyarakat dengan bijaksana untuk memahami

dan membantu kegiatan sekolah.

Bila hubungan ini telah terjalin, pihak sekolah harus membantu

menjalankan fungsi dan tujuan sekolah di masyarakat, baik filosofis,

ideologis, maupun pedagogis praktis, menyusun ketentuan-ketentuan

yang merupakan kewajiban sekolah untuk membantu masyarakat,

menagatur kewajiban masyarakat terhadap sekolah, mengar hubungan

timbal balik antara sekolah dengan masyarakat, mengatur bantuan yang

dapat diterima dan di berikan secara timbal balik.

2.Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat

Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu:

1) Menciptakan hubungan yang efektif dan harmonis antara institusi

dengan masyarakat dan menghindari sikap-sikap dan pendapat

yang merugikan bagi kedua belah pihak. Dalam hal ini terdapat

empat macam hubungan, yaitu:

a. Hubungan dua arah.

b. Hubungan timbal balik.

c. Hubungan berputar atau beredar.

d. Hubungan dinamis.

2)  Menunjang, mengamankan, dan melaksanakan setiap

kebijaksanaan pemimpin lembaga.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN107

3.  Manfaat hubungan sekolah dengan mayarakat

Manfaat hubungan sekolah dengan masyarakat bagi kepentingan

intern lembaga yaitu:

a. Menciptakan ikim atau suasana kerja yang menyenangkan.

b. Menimbulkan rasa loyalitasyang mantap terhadap tgas dan

pekerjaan.

c. Menimbulkan rasa saling pengertian, kesadaran, dan kegairahan.

d. Menghindari kecurigaan, salah paham yang negatif, dan

ketegangan-ketegangan sehingga dapat mempengaruhi yang lain.

e. Meningkatkan hasil kerja yang nyata.

D. Jenis-jenis hubungan sekolah dengan masyarakatHubungan sekolah dengan masyarakat dapat di kelompokan

menjadi tiga macam, yaitu:

a. Hubungan eduktif

Ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid antara guru di

sekolah dengan orangtua di dalam keluarga, agar tidak terjadi perbedaan

prinsip dan bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keraguan

pendirian dan sikap pada diri anak atau murid.

b. Hubungan cultural

Ialah usaha kerja sama antar sekolah dengan masyarakat yang

memungkinkan adanya saling memberi dan mengembangkan

kebudayaan masyarakat sekolah itu berdiri.

c. Hubungan institusional

Usaha kerja sama antar sekolah dengan lembaga-lembaga atau

instansi resmi lain,baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan

kepala sekolah dengan sekolah lain, atau dengan kepala pemerintahan

setempat, atau kerja sama yang berkaitan dengan perbaikan dan

perkembangan pendidkan atau pada umumnya.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN108

A. Pengertian Pengawasan dan Aspek-Aspek yang Terakit 1.  Pengertian Pengawasan

Sebagaimana halnya perencanaan, pengorganisasian, dan

pemberian motivasi, pengawasanpun merupakan salah satu fungsi

administrasi dalam menejemen yang penting dalam keseluruhan profesi

administrasi.

Ketika berbicara tentang pengertian Pengawasan, maka sangat

beragam pemahaman yang dikeluarkan oleh para ahli yang telah

mempelajari dunia penadministrasian terutama tentang pengawasan yang

merupakan bagiannya. Maka, tidak heran jika pengetian pengawasan itu

beragam, maka dibawah ini adalah pengertian-pengertian tentang

Pengawasan :    

a. Mengawasi ialah proses dengan mana administrasi melihat apakah

apa yang terjadi itu sesuai apa yang seharusnya terjadi. Jika tidak

maka penyesuain yang perlu dibuatnya. Jadi, pengawasan ialah

fungsi administrative dalam mana fungsi administrator memastikan

bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan yang dikehendaki. Ia

meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai dengan rencana

yang dibuat, instruksi-instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip

yang ditetapkan. Ia dimaksdukan untuk menunjukkan kelemahan-

kelemahan dan kesalahan-kesalahan, kemudian membetulkannya

dan mencegah perulangannya. Ia mengenai semua orang, kegiatan,

benda, dll.

b. Proses pengawasan merupakan bagian penting dalam pengelolaan.

Hadari Nawawi (1973) menjelaskan bahwa pengawasan merupakan

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN109

PERTEMUAN 14 Administrasi pengawasan

pendidikan

kegiatan mengukur tingkat efektivitas kerja personal dan tingkat

efesiensi penggunaan metode dan alat tertentu  dalam usaha

mencapai tujuan.

c. George R. Terry (1978) mengartikan pengawasan sebagai kegiatan

lanjutan yang bersangkutan dengan ikhtiar untuk mengidentifikasikan

pelaksanaan program yang harus sesuai dengan rencana. Kunci

dasar yang menjadi kunci dalam siste pengawasan adalah umpan

balik (feedback) (Nanang Fattah, 2004).

d. Dalam pengertian lain, Sondang Siagian (dalam Soebagio

Atmodiwirio, 2000) mengartikan pengawasan sebagai proses

pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk

menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksankan berjalan

sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk

menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan

atas tujuan yang akan dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat

membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk

mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien.

Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat

dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan

kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi

sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana

penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.

2. Sasaran Pengawasan

Dilihat sebagai proses, tindakan pengawasan terdiri atas empat

langkah universal berikut[3] :

a. Menetapkan suatu kriteria atau standar pengukuran/ penilaian;

b. Mengukur atau menilai perbuatan (performance) yang sedang atau

sudah dilakukan;

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN110

c. Membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan

menetapkan perbedaannya jika ada;

d. Memperbaiki penyimpangan dari standar (jika ada) dengan tindakan

pembetulan.

Terlepas dari berbagai bentuk dan jenis pengawasan yang bisa

dilakukan, terdapat beberapa sasasaran utama, yaitu :

o Untuk lebih menjamin bahwa kebijaksanaan dan strategi yang telah

ditetapkan terselenggara sesuai dengan jiwa dan semangat

kebijaksanaan tersebut.

o Untuk menjamin bahwa anggaran yang tersedia untuk membiayai

berbagai kegiatana operasional benar-benar digunakan untuk

melakukan kegiatan tersebut secara efesiensi dan efektif.

o Untuk lebih menjamin bahwa para anggota organisasi benar-benar

berorientasi kepada kemajuan organisasi.

o Untuk lebih menjamin penyediaan pemanfaatan sarana dan

prasarana kerja sedemikian rupa sehingga organisasi memperoleh

manfaat yang sebesar-besarnya.

o Untuk lebih menjamin bahwa standar mutu hasil pekerjaan terpenuhi

semaksimal mungkin.

o Untuk lebih menjamin bahwa prosedur kerja ditaati oleh semua

pihak.

3. Bentuk Pengawasan

Dalam buku Pengelolaan Pendidikan “ Teori dan Praktik “ (Afifuddin

dan Sobri Sutikno, 2008) membagi pengawasan kepada tiga bagian,

diantaranya adalah :

a. Bentuk Pengawasan Atasa Langsung (PAL)

Pengawasan atasan langsung merupakan pengawasan yang

dilakukan oleh atasan langsung, baik ditingkat pusat maupun ditingkat

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN111

daerah. Pengawasan ini dilakukan oleh setiap atasan setiap saat disetiap

pemberian tugas, dan fungsi bawahan disertai pemberian petunjuk atau

tindakan korektif bila perlu.

b. Bentuk Pengawasan Fungsional (Wasnal)

Pengawasan fungsional ini dilakukan oleh aparat secara khusus

ditugasi untuk membantu pimpinan untuk menlaksanakan pengawasan

dalam batas kewenangan yang ditentukan.

c. Bentuk Pengawasan Melekat (Wakat)

Pengawasan Waskat dilakukan oleh setiap jabatan/pegawai dalam

menjalankan tugasnya masing-masing dengan membandingkan tindakan

yang ada, sedang, atau telah dilaksanakan dengan alat pengawasan

melekat setiap jabatan pimpinan pada semua tingkatan wajib menciptakan

alat pengawasan meekat bgaia satuan-satuan kerja.

Menurut Ngalim Purwanto (2002) tujuan pengawasan melekat bagi

para pemimpin ialah untuk mengetahui apakah pimpinan unit kerja dapat

menjalankan fungsi dan pengendalian yang melekat padanya dengan

baik, sehingga apabila ada penyelewengan, pemborosan, korupsi,

pimpinanan unit kerja dapat mengambil tindakan koreksi sedini mungkin.

4. Prasyarat Orang yang Melaksanakan Pengawasan

Ada beberapa syarat orang yang melaksanakan pengawasan agar

pengawasan bisa efektif, diantaranya, yaitu :

a. Memiliki pengetahuan yang kuat mengenai pekerjaan yang diawasi;

b. Mengetahui rencana kegiatan, tujuan yang ingin dicapai, kebijakan

pimpinan, alat ukur keberhasilan tiap tahap dan sebagainya;

c. Memiliki pengetahuan dan kemampuan cara-cara dan teknik

pengawasan;

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN112

d. Supel dan loyal sehingga mudah menyesuaikan diri dengan kondisi

dan situasi yang diawasi;

e. Memiliki sifat jujur, adil, bijaksana, konsekwen tapi berwajah ramah,

rendah hati, sderhana dan berjiwa pengabdi.

f. Berani. Keberanian merupakan syarat yang amat penting bagi

pengawasan, oleh karena tugas pengawasan itu memang penuh

dengan resiko. Pengawasan yang baik harus berani melaporkan

kenyataan yang sebenarnya ia hadapi dalam pemeriksaan. 

Apabila seluruh prasayarat dapat terpenuhi dengan baik,

pengawasan akan dapat dirasakan manfaatnya. Tanpa pengawasan yang

benar dan teratur, pengelolaan pendidikan tidak akan dapat mengetahui

dengan pasti daya guna dan hasil guna suatu kegiatan dalam mengukur

efektivitas, efesiensi dan implementasi.

5. Karakteristik Pengawasan yang Efektif

Proses Pengawasan yang efektif memperlihatkan beberapa

karakteristik, diantaranya :

a. Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan

organisasi.

b. Pengawsaan hendaknya diarahkan kepada menemuka fakta tentang

bagaimana tugas-tugas dijalankan.

c. Pengawasan hendaknya mengacu kepada tindakan perbaikan.

d. Pengawasan harus bersifat fleksibel.

e. Pengawasan harus bersifat preventif.

f. Sistem pengawasa harus dapat difahami, jika hendak berarti orang-

orang yang terlibat harus memahami apa yang hendak dicapai oleh

pengawasan itu dan bagaimana mereka selaku individu dapat

menarik manfaat sepenuhnya dari hasilnya.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN113

g. Pengawasan harus bersifat membimbing supaya para pelaksana

meningkatkan kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas-

tugas yang telah diberikan.

6. Pengawasan Pendidikan di Sekolah-Sekolah

Pengawasan dilakukan terhadap kegiatan setiap fungsi

pengeloalaan pendidkan sejak perencanaaan, pengorganisasian, motivasi

pembinaan, penilaian dan pengembangan pendidikan. Mulai dari tingkat

pusat sampai terendah.

Pengawasan pendidikan di sekolah meliputi kegiatan

mengarahkan, membimbing, mendidik, mempertimbnagkan dan menilai.

Pengertian yang umum ini terdapat pada perkataan pengawasan sebagai

pekerjaan seorang pengawas atau pendidik, dan juga mengenai kegiatan

yang bersifat teknis yang biasa disebut inspeksi. Kegiatan tersebut adalah

sebagai proses penerapan fungsi pnegelolaan melalui alat dan teknis

pengawasan untuk menetapkan apakah rencana-rencana, kebijaksanaan-

kebijaksanaan, instruksi-instruksi, dan prosedur-prosedur itu diikuti atau

tidak, dan pakah efektif atau tidak pelaksanaannya.

Adapun yang menjadi ruang lingkup pengawasan di sekolah ialah

pengendalian dan penialain terhadap :

a. Pelaksanaan kurikulum yang meliputi isi, metode pengajaran,

penggunaan alat bantu pengajaran dan evaluasi;

b. Pendayagunaan tenaga teknis sekolah dalam rangka terlaksananya

proses belajar mengajar yang efektif dan efesiens;

c. Pendayagunaan sarana sekolah sesuai dengan ketentuan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN114

d. Ketatausahaan sekolah yang meliputi urusan kepegawaian,

keuangan, urusan perkantoran, dan termasuk proyek agar berjalan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Hubungan kerja sekolah dengan instansi pemerintahan dan swasta,

dunia usaha dan organisasi masyarakat.

7. Alat dan Teknik Pengawasan

Alat dan teknik pengawasan memiliki banyak bentuk. Beberapa alat

adalah cuckup sederhana, sedang, yang lain kompleks dan rumit.

Beberapa teknik mengukur ketertiban perbuatan finansial, sedang teknik

lain berurusan dengan efensiensi operasi organisasi. Alat-alat

pengawasan yang lain lagi berurusan dengan sikap, persepsi, dan

efektivitas pegawai. Walaupun alat-alat pengawasan itu banyak berbeda

dalm desain dan dalam apa yang mereka ukur, semuanya mencoba untuk

mencapai maksud yang sama- untuk menentukan penyimpangan dar

standar yang dikehendaki sehingga menjemen bisa mengambil tindakan

pembetulan yang layak.

Pengawasan diperlukan pada semua bidang, kegiatan sekolah,

program pengjaran, personil, murid, keuangan, perumahan, perlengkapan,

hubugan masyarakat. Dimanapun dalam organisasi sekolah dihadapi

suatu bentuk kegiatan menerima murid, mengajar, menyelenggarakan

ujian, menempatkan dan menugasi personil. Menggunakan harta benda-

suatu bentuk pengawasan yang cocok harus ada untuk membimbing

kegiatan itu atau untuk menilai hasil-hasilnya. Akan tetapi, untuk

menjalankan dengan efektiv setiap kegiatan pengawasan diperlukan alat

dan teknik yang sesuai. Untuk dapat melakukan pengawasan keuangan

diciptakan anggaran belanja, sistem pembukuan, dan sistem accounting.

Untuk mengawwasi pengajaran dibuat kebijaksanaan tentang maksud dan

tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah-sekolah, kurikulum sekolah yng

dibakukan serta pedoman pelaksanaannya, dan syarat-sayarat bagi

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN115

murrid yang akan menempuh pengajaran; suatu sistem penilaian prestasi

murid diciptakan, dan syarat-syarat kenaikan kelas serta peraturan ujian

ditetapkan. Selanjutnya dikenal adanya alat-alat pengawasan yang lebih

khusus lagi yang berhubungan dengan tata usaha sekolah, seperti daftar

gaji, daftar inventaris, buku induk, daftar kelas, daftar persensi, buku

laporan dan lain-lain.

Semakin khusus dan teknis suatu kegiatan dalam penyelenggaraan

sekolah, semakin besar keharusan untuk membawa kekuatan

pengetahuan ke dalam pengawasannya. Ini menyarankan bahwa alat dan

teknik pengawasan harus instrumen yang khusus dan dibuat mengingat

sifat pekerjaan yang dilakukan serta sifat kekuatan yang diterapkan pada

pekerjaan itu.

Supervisi pengajaran termasuk fungsi pengawasan yang sangat

khusus, yang mengngat sifatnya yang khas memerlukan teknik-teknik

yang khusus pula.

B. Pengertian Supervisi dan Aspek-Aspek yang Terkait

1.      Pengertian Supervisi Pendidikan

Istilah supervisi berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua

akar kata, yaitusuper yang artinya “di atas”, dan vision mempunyai arti

“melihat”, maka secara keseluruhan supervisi diartikan sebagai “melihat

dari atas”. Dengan pengertian itulah maka supervisi diartikan sebagai

kegiatan yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah sebagai

pejabat yang berkedudukan di atas atau lebih tinggi dari guru untuk

melihat atau mengawasi pekerjaan guru.

Berbicara mengenai pengertian supervisi pendidikan, banyak sekali

tawaran dari para ahli pakar, yang bisa diambil sebagai bahan

referensi. Ini bisa dibuktikan dengan pendapat beberapa para ahli pakar,

misalnya:

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN116

a. Menurut M. Ngalim Purwanto dalam bukunya “Administrasi”

memberikan pengertian, bahwa supervisi pendidikan, adalah

suatu  aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para

guru dan pegawai sekolah lainnya, dalam melakukan pekerjaan

secara efektif.

b. Menurut Suharsini Arikunto, supervisi pendidikan, adalah pembinaan

yang diberikan kepada seluruh staf sekolah, agar mereka dapat

meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi mengajar

dengan baik.

c. Sedangkan menurut Made Pidarta, pengertian supervisi pendidikan,

adalah suatu proses pembimbingan dari pihak atasan kepada para

guru atau personalia sekolah lainnya, yang langsung menangani

belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi belajar mengajar, agar

para siswa dapat belajar secara efektif dengan prestasi belajar yang

semakin meningkat.

d. Carter V. Good, dalam bukunya, Dictionary Of Education ,

sebagaimana yang dikutip oleh Burhanuddin, memberikan

pengertian, bahwa supervise pendidikan adalah usaha dari seorang

kepala atau atasan untuk memimpin guru-guru dan petugas lainnya,

dalam memperbaiki kinerja, pengajaran, termasuk menstimulir,

menyeleksi pertumbuhan jabatan, dan perkembangan guru- guru,

dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran,

dan metode mengajar, serta evaluasi pengajaran.

Dari beberapa pendapat para ahli pakar di atas, maka dapat

disimpulkan, bahwa supervisi pendidikan adalah usaha untuk membantu,

membina, membimbing, dan mengarahkan seluruh staf sekolah, agar

mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi

belajar mengajar dengan lebih baik.

Begitu juga dengan supervisi pendidikan Islam dapat dikatakan

sebagai suatu usaha untuk membantu para guru dan staf sekolah lainnya,

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN117

dalam segala hal, khususnya yang terkait dengan kegiatan-kegiatan

edukatif dan administratif yang dilaksanakan dengan secara sistematis,

demokratis,dan kooperatif, agar dapat mewujudkan situasi pembelajaran

yang efektif dan kondusif.

Dalam pengertian lain, Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan

yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah

dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Dengan demikian

hakekat supervisi pendidikan adalah suatu proses bimbingan dari pihak

kepala sekolah kepada guru-guru dan personalia sekolah yang langsung

menangani belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi belajar

mengajar agar para siswa dapat belajar secara efektif dengan prestasi

belajar yang semakin meningkat. Disamping itu juga memperbaiki situasi

bekerja dan belajar secara efektif, disiplin, bertanggung jawab dan

memenuhi akuntabilitas.

Sedangkan yang melakukan supervisi disebut supervisor.

Bimbingan di sini mengacu pada usaha yang bersifat manusiawi serta

tidak bersifat otoriter. Memperbaiki situasi bekerja dan belajar secara

efektif terkandung makna di dalamnya bekerja dan belajar secara disiplin,

tanggung jawab, dan memenuhi akuntabilitas. Jadi seorang pendidik itu

tidak hanya mendidik dan mengajar akan tetapi dia juga harus masih

belajar bagaimana cara-cara mendidik yang baik dan benar. Sehingga

makna bahwa belajar tidak mengenal umur itu memang harus

direalisasikan.

2. Tujuan  Supervisi Pendidikan

Tujuan supervisi ialah mengembangkan situasi belajar mengajar

lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar (Buku

Kurikulum 1975). Tujuan  supervisi dapat kita perinci sebgai berikut:

a) Meningkatkan efektivitas dan efesiensi belajar mengajar

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN118

b) Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di sekolah

sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang telah

ditetapkan.

c) Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, sehingga berjalan lancar dan memperoleh

hasil yang optimal.

d) Menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya.

e) Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan,

kekurangan, dan kekhilafalafan serta membantu  memecahkan

masalah yang dihadapi sekolah,sehingga dapat dicegah kesalahan

yang lebih jauh.

Perumusan tujuan supervisi tersebut di atas tertera dalam bukunya

(Coordinating a supervitory program, ini Supervision Emerging Profession(

p. 125), tujuan supervisi pendidikan yaitu, “menciptakan kondisi yang

memungkinkan pemberi bantuan kepada guru agar mampu membina

dirinya sehingga semakin mampu dan terampil dalam menjalankan usaha-

usaha yang menunjang proses belajar mengajar.”

Perumusan tujuan ini dapat diuraikan bahwa supervisi bertujuan

untuk menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan guru

menemukan cara-cara yang paling tepat untuk:

a) Memahami karakteristik dan kemampuan siswa-siswi secara individual

dalam proses belajar.

b) Menciptakan suasana yang mendorong siswa aktif nelajar sendiri

serta berusaha mencoba dan menemukan sendiri jawaban soal

(masalah) serta memberi makna kepada mereka terhadap

pengalaman belajar.

c) Menjadikan kegiatan belajar di sekolah bersifat dinamis dan kreatif,

serta mempunyai arti untuk kehidupan manusia (Yusak

Burhanuddin:100-101).

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN119

Dengan demikian, ditinjau dari orang-orang yang mendapatkan

pengawasan, supervisi merupakan proses belajar yang menghasilkan

pengetahuan, sikap dan keterampilan kerja yang baru. Dengan kata lain,

supervisi pendidikan bertujuan menghasilkan perubahan-perubahan

tingkah laku pra petugas sekolah, khususnya guru-guru agar mereka

mampu menjalankan tugasnya di sekolah sebagai tenaga kependidikan

yang profesional.

Tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan perkembangan

proses belajar mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisi

pendidikan tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi

juga membina pertumbuhan profesi guru termasuk di dalamnya

pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar,

peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian

bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemilihan

dan penggunaan metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan

teknik evaluasi pengajaran.

Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya pada dasar-dasar

pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam

pencapaian tujuan umum pendidikan. Fokusnya bukan pada seorang atau

sekelompok orang, akan tetapi semua orang seperti guru-guru, para

pegawai, dan kepala sekolah lainnya adalah teman sekerja yang sama-

sama bertujuan mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya

kegiatan belajar mengajar yang baik.

Secara nasional tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah:

b. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan

c. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.

d. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern.

e. Membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil

pekerjaan guru itu sendiri.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN120

f. Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman

belajar.

g. Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.

h. Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru

dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.

i. Membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira

dengan tugas yang diperolehnya.

j. Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap

masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumber yang

berasal dari masyarakat.

k. Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan

sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.

3.Fungsi Supervisi Pendidikan

Berdasarkan pedoman supervisi yang tertera dalam kurikiulum

1975, maka supervisi adalah sebagai berikut:

a. Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan kurikulum dengan

segala sarana dan prasarana

b. Membantu serta membina guru/kepala sekolah dengan cara

memberikan petunjuk, penerangan dan pelatihan agar mereka dapat

meningkatkan keterampilan dan kemampuan mengajarnya.

c. Membantu kepala sekolah/ guru untuk menghadapi dan

menyelesaikan masalah.

Dari uraian tentang supervisi yang telah dijelaskan di atas, dapat

disimpulkan bahwa supervisi mempunyai beberapa fungsi, yang antara

satu dan lainnya saling berkaitan. Beberapa fungsinya yaitu:

a. Fungsi pelayanan (service activity): kegiatan pelayanan untuk

peningkatan profesionalnya.

b. Fungsi penelitian: untuk memperoleh data yang objektif dan relevan,

misalnya untuk menemukan hambatan belajar.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN121

c. Fungsi kepemimpinan: usaha untuk memperoleh orang lain agar yang

disupervisi dapat memecahkan sendiri masalah yang sesuai dengan

tanggung jawab profesionalnya.

d. Fungsi manajemen: supervisi dilakukan sebagai kontrol atau

pengarahan, sebagai aspek dari manajemen.

e. Fungsi evaluasi: supervisi dilakukan untuk mengevaluasi hasil atau

kemajuan yang diperoleh.

f. Fungsi supervisi: sebagai bimbingan

g. Fungsi supervisi: sebagai pendidikan dalam jabatan (in service

education) khususnya bagi guru muda atau siswa sekolah pendidikan

guru.

4.Prinsip Supervisi Pendidikan

Seorang pemimpin pendidikan yang disebut sebagai supervisor

dalam melaksanakan supervisi hendaknya bertumpu pada prinsip

supervisi pendidikan sebagai berikut:

a. Prinsip ilmiah (scientific)

b. Prinsip demokratis

c. Prinsip kerja sama

d. Prinsip konstruktif dan kreatif

5.Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan

Ruang lingkup tugas supervisi disekolah meliputi berbagai aspek

kehidupan sekolah, khususnya yang berhubungan dengan

penyelenggaraan proses belajar mengajar, sebagai implementasi

kurikulum yang berlaku.

Dengan demikian, program supervisi meliputi penelitian dan

pembinaan tentang:

Pelaksanaan kurikulum

Ketenagaan

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN122

Ketatausahaan

Sarana dan Prasarana pendidikan

Hubungan sekolah dengan masyarakat

Supervisi Pelaksanaan Kurikulum

Program ini antara lain mengenai:

a. Pembagian tugas

b. Rencana kerja tahunan guru

c. Jadwal dan rencana kerja tahunan guru

d. Penerapan satuan pelajaran sebagai sistem, penyampaian pelajaran

e. Pelaksanaan proses belajar mengajar yang meliputi:

Perumusan tujuan instruksional khusus dan tujuan instruksional

umum

Cara mengorganisasi kegiatan belajar-mengajar

Perencanaan evaluasi belajar (harian, tengah semester, akhir

semester, dan EBTA)

B. Hubungan Administrasi dengan Pengawasan dan SupervisiPendidikan

1. Hubungan Administrasi dengan Pengawasan

Dipikirkan sebagai proses administrative yang hendak menjamin

keselarasan, kecerdasan, dan ekonomi dalam usaha pendidikan,

pengawasan jelas mempunyai hubungan ynag erat sekali dengan unsur-

unsur proses administrative lainnya, bahkan dalam beberapa hal mungkin

hamper tak dapat dipisahkan dari unsur-unsur yang lainnya itu,

diantaranya :

a. Perencanaan membangun tujuan serta menggariskan mekanisme.

Pekerjaan dan prosedur untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditetepakan;

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN123

b. Organisasi menetapkan hierarki kedudukan-kedudukan dan

hubungan antara orang-orang yang menempati kedudukan-

kedudukan;

c. Komuniksi menyalurkan pemerintah, intsruksi, dan informasi ke

semua jurusan yang diperlukan didalam organisasi

d. Koordinasi mempersatukan bagian-bagian organisasi, sehingga

setiap anggota atau bagian melengkapi dan membantu yang lainnya.

Semua kegiatan itu jelas  membantu kegiatan pengawasan karena

menyediakan dasar bagi kepemilikan kondisi yang perlu bagi keberhasilan

pekerjaan administrasi dan bagi pengukuran dan penilaian hasil-hasil.

Misalnya, system pencatatan dan pelaporan kemajuan murid mnyediakan

tidak saja cara mengawasi tetapi juga cara menyesuaikan pengajaran

bagi murid perseorangan maupun kelompok kelas. Merencanakan

kurikulum dan ujian sekolah adalah juga menyusun sutau rencana

pengawasan tertentu terhadap pengajaran serta hasil-hasil yang diperoleh

pengajaran.  

2. Hubungan Administrasi dengan Supervisi

Administrasi dan supervisi merupakan alat penunjang untuk

mencapai tujuan pendidikan. Demikian juga halnya tujuan pendidikan di

sekolah dapat tercapai bila di dalamnya ada kegiatan administrasi dan

supervisi secara sistematis dan kontinu.

Kegiatan administrasi dan supervisi di sekolah di laksanakan secara

menyeluruh, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kurikulum, murid,

sarana, prasarana, dan hubungan sekolah dengan masyarakat (Yusak

Burhanuddin: hlm 99).

Administrasi dan supervisi mempunyai hubungan yang erat.

Sebenarnya administrasi dan supervisi tidak dapat dipisahkan, tetapi

dalam hal-hal tertentu keduanya dapat dibedakan.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN124

a. Kegiatan administrasi didasarkan pada kekuasaan, sedangkan

supervisi didasarkan pada pelayanan bimbingan dan pembinaan.

b. Tugas administrasi meliputi keseluruhan bidang tugas di sekolah,

termasuk manajemen sekolah, sedangkan supervisi hanya sebagian

meliputi dari tugas pengarahan (directing), yang merupakan satu segi

manajemen sekolah.

c. Supervise sebagai salah satu fungsi pokok administrasi, berupa

pelayanan yang langsung berurusan dengan pengajaran dan

perbaikannya. Ia langsung berurusan dengan mengajar belajar dan

dengan faktor-faktor yang termasuk dalam dan bertalian dengan

fungsi ini- guru, murid, kurikulum, bahan dan alat pengajaran, serta

lingkungan sosio-fisik dari situasi mengajar-belajar.

d. Administrasi bertugas menyediakan semua kondisi yang diperlukan

untuk pelaksanaan program pendidikan, sedangkan supervisi

menggunakan kondisi-kondisi yang telah disediakan untuk

peningkatan kualitas belajar mengajar.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN125

A.    Pengertian Evaluasi dan Evaluasi PendidikanAda beberapa istilah yang sering digunakan untuk pengertian yang

serupa dengan evaluasi, measurement atau pengukuran, assigment atau

penafsiran dan evaluasi. Berikut ini beberapa gambaran tentang

pengertian penilaian, pengukuran, dan evaluasi:

a. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran.

Pengukuran bersifat kuantitatif.

b. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan

uuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.

c. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur

dan menilai.

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa

Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols

dan Hasan Shadily,1983:220). Pendapat lain mengatakan bahwa ditinjau

dari sudut bahasa, penilaian diartian sebagai prose menentukan nilai

suatu objek (Nana Sudjana, 1989:3). Menurut pengertian istilah evaluasi

merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu

obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan

dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Banyak definisi evaluasi dapat diperoleh dari buku-buku yang ditulis

oleh para ahlinya, antara lain definisi yang ditulis oleh Ralph Tyler, yaitu

evaluasi ialah menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat

dicapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Definisi

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN126

PERTEMUAN 15 Evaluasi Program

Pendidikan

yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yaitu Cronbach dan

Stufflebeam. Tambahan definisi tersebut adalah bahwa proses evaluais

bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan

untuk membuat keputusan.

B.     Manfaat dan Pentingnya Evaluasi ProgramPentingnya evaluasi program antara lain memberi informasi yang

dipakai sebagai dasar untuk membuat kebijaksanaan dan keputusan,

menilai hasil yang dicapai para pelajar, menilai kurikulum, memberi

kepercayaan kepada sekolah, memonitor dana yang telah diberikan, dan

memperbaiki materi dan program pendidikan.

1. Bagi pelaksana program berguna untuk dasar penyusunan laporan

sebagai kelengkapan pertanggung jawaban tugas.

2. Bagi lembaga atau badan yang membawahi pelakasana program

mempunyai data yang akurat sebagai bahan pengambilan keputusan,

khususnya untuk kepentingan supervisi.

3. Bagi evaluator luar dapat bertindak dengan obyektif karena berpijak

pada data yang dikumpulkan dengan cara-cara sesuai dengan aturan

tertentu.

C. Tujuan EvaluasiDi dalam merumuskan tujuan penelitian evaluasi, perancang harus

mengingat bahwa biasanya ada dua hasil yang diperoleh dari

pelaksanaan program, yaitu: hasil yang dinyatakan (stated outcomes)

dan hasil yang dinyatakan (unstated outcomes atau unintended

outcomes).

Hasil yang dinyatakan adalah hasil suatu program yang sudah

diharapkan akan muncul. Hasil ini merupakan efek pokok dari program,

misalnya kemampuan menggunakan komputer. Siswa yang mengambil

kursus komputer sudah memprogramkan kegiatannya untuk belajar

menggunakan komputer. Dalam hal ini penilaian programnya diarahkan

pada sejauh mana kemampuan menggunakan komputer tersebut telah

dikuasai.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN127

Hasil yang tidak dinyatakan adalah hasil suatu program yang tidak

diharapkan atau tidak dengan sengaja diharapkan muncul tetapi hasilnya

ada. Contoh dari belajar menggunakan komputer adalah demikian.

Karena di dalam belajar menggunakan komputer tersebut diperlukan

konsentrasi penuh, agar tidak sering salah pencet, maka selain

memperoleh kemampuan menggunakan komputer, sehabis mengikuti

kursus siswa tersebut menjadi tambah tinggi daya konsentrasinya.

Kenaikan daya konsentrasi tersebut merupakan hasil yang tidak

dinyatakan, dan sering dikenal dengan istilah efek pengiring.

Dengan melihat pada efek pengiring, yaitu hasil yang tidak

dinyatakan seperti dicontohkan, penilai program tentu saja belum tahu ada

tidaknya efek pengiring tersebut serta jika ada seperti apa wujudnya.

Demikian juga dengan perancang, pengelola dan pelaksana program.

Oleh karena efek pengiring tersebut belum tentu positif, maka tidak

mustahil bahwa para penilai program mendapat tanggapan yang baik dari

pengelola program. Bisa jadi, mereka didakwa mengada-ada,

menjelekkan program dan sebagainya.

D. Prinsip –Prinsip EvaluasiUntuk melakukan evaluasi dalam pendidikan, perlu mengetahui

beberapa prinsip, diantaranya:

1. Prinsip Integralitas (keseluruhan). Dalam prinsip ini yang dinilai bukan

hanya kecerdasan atau hasil pelajaran atau ingatannya saja, melainkan

seluruh pribadinya. Untuk pelaksanaan ini diperlukan bermacam-

macam teknik/bentuk evaluasi.

2. P rinsip Kontinuitas. Evaluasi yang baik tidak mungkin dilakukan secara

insidentil belaka (umpama hanya tiap catur wulan sekali). Karena

pendidikan itu merupakan suatu proses yang kontinu, maka penilaian

pun harus dilakukan secara kontinu. Hasil penilaian yang diperoleh di

suatu waktu harus senantiasa dihubungkan dengan hasil-hasil penilaian

pada waktu sebelumnya. Sehingga dengan demikian dapat diperoleh

gambaran yang jelas tentang perkembangan anak.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN128

3. Prinsip Obyektivitas. Tiap penilaian harus diusahakan agar dilakukan

seobjektif-objektifnya. Dalam hal ini perasaan si penilai (seperti: benci,

kesal, kasih sayang, kasihan, hubungan keluarga, dsb) harus

dijauhkan, tidak boleh mempengaruhi penilaian. Juga situasi yang

dialami si penilai (seperti: penderitaan, kesusahan, kemalangan,

kegembiraan, dsb) jangan hendaknya mempengaruhi evaluasi yang

sedang dijalankannya. Penilaian yang objektif adalah penilaain yang

didasarkan semata-mata atas kenyataan yang sebenarnya.

4. Prinsip Kooperatif. Prinsip ini sangat erat hubungannya dengan ketiga

prinsip tersebut di atas. Yang dimaksud ialah bahwa setiap penilaian

hendaknya dilakukan bersama-sama oleh semua penilai yang

bersangkutan. Prinsip ini sangat diperlukan terutama di Sekolah

Lanjutan, karena setiap anak diasuh/dididik oleh banyak guru. Seperti

dalam evaluasi pada wakru kenaikan kelas misalnya, adalah tidak baik

kalau hanya diserahkan guru wali-kelas saja. Hasil evaluasi guru-guru

lain terhadap anak-anak di kelas itu, bahkan juga data evaluasi dari

para orang tua murid, harus pula turut dipertimbangkan. Ada lima

macam evaluasi, yaitu:

a) Sistem Assessment, yang memberikan informasi tentang keadaan

atau posisi sistem.

b) Program Planning, membantu pemilihan program tertentu yang

mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.

c) Program Implementation, yang menyiapkan informasi apakah

program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat

seperti yang direncanakan?

d) Program Improvement, yang memberikan informasi tentang

bagaimana program berfungsi, bagaiman progranm bekerja, atau

berjalan? Apakah menuju pencapaian tujuan, adakah hal-hal atau

masalah-masalah baru yang tak terduga?

e) Program Certification, yang memberi informasi tentang nilai atau

guna program.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN129

E. Langkah-langkah EvaluasiSecara garis besar langkah-langkah yang ditempuh dalam evaluasi

program adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan umum, yang meliputi:

a. Tahap pertama, identifikasi tujuan;

b. Tahap kedua, menciptakan situasi yang  kondusif agar kegiatan

evaluasi dapat terlaksana dengan baik.

c. Tahap ketiga, merencanakan kegiatan evaluasi itu sendiri, yaitu

identifikasi hal-hal yang menjadi fokus  program, yang meliputi:

o Tujuan program/proyek (meningkatkan kualitas, meningkatkan

kuantitas, atau meningkatkan efisiensi)

o Mengadakan identifikasi terhadap indikator pencapaian tujuan

(kenaikan prestasi, kenaikan keterlibatan, menurunnya cost)

o Menentukan kriteria atau standar yang akan digunakan untuk

mengukur keberhasilan program.

o Menciptakan/menyusun instrumen yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data.

o Menentukan garis besar laporan evaluasi (sistematika, jenis

laporan, alamat laporan, isi laporan)

2) Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan evaluasi program kegiatannya serupa dengan

kegiatan penelitian pada umumnya.Persyaratan-persyaratan yang

dituntut yang menyangkut waktu, prosedur, dan pencatatan data sama

dengan yang dilakukan dalam kegiatan penelitian.

Ada beberapa kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan

berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan,

yaitu:

Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut

tidak ada manfaatnya atau tidak dapat terlaksana sebagaimana

diharapkan.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN130

Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai

dengan harapan(terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit).

Melanjutkan, karena pelaksanaan program menunjukkan bahwa

segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan

memberikan hasil yang manfaat.

a) Penyusunan Laporan

Di dalam laporan dicantumkan beberapa hal:

Penjelasan tentang pengertian-pengertian yang termuat dalam

laporan, agar ada kesamaan interpretasi antara penyusun dan

pembaca laporan. 

Keterbatasan-keterbatasan yang ada pada pelaksana maupun

yang ada pada pelaksanaan program. Demikian pula hambatan-

hambatan dalam pengumpulan data.

Kedudukan evaluator dalam melaksanakan tugas evaluasi.

Hal-hal yang negatif yang dijumpai dalam evaluasi program

sekaligus usaha untuk mengatasi dan hasilnya.

F. Undang-Undang Tentang EvaluasiPermendiknas no.20 tahun 2007 Pasal 1 tentang standar penilaian

pendidikan:

a. Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah dilaksanakan berdasarkan standar penilaian

pendidikan yang berlaku secara nasional.

b. Standar penilaian pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1

tercantum dalam lampiran menteri ini. Lampirannya yaitu mengenai

pengertian, prinsip penilaian, tehnik dan instrumen penialaian,

ekanisme dan prosedur penilaian, penilaian oleh pendidik, penilaian

oleh satuan pendidikan, penilaian oleh pemerintah.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN131

REFERENSIAhmad Rohani dan Abu Ahmadi. 1991. Pedoman Penyelenggaraan

Administrasi Pendidikan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1992. Administrasi Pendidikan dan Supervisi

Pendidikan, Yogyakarta: IKIP.

Burhanuddin, Yusak. 1988. Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka

Setia.

Depdikbud. 1987. Pedoman Umum Penyelenggaraan Administrasi

Pendidikan di Sekolah Menengah. Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Ekoswara. 1987. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan, Jakarta: Ditjen

Dikti Depdikbud.

Hadari, Nawawi. 1985. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.

Hartati. 1999. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: IKIP.

Herabuddin. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendididkan. Bandung:

Pustaka Setia.

Made, Pidarta. 1986. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, Sarana

Press.

Oteng, Sutisna. 1987. Administrasi Pendidikan; Dasar Teknik untuk

Praktik Profesional. Bandung: Angkasa.

Sardjuli. 2003. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Solo: Era

Intermedia.

Supandi. 1986. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Syaiful, Sagala. 2006. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Alfabeta.

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN132

mODUL aDMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN133