s-pl-021-14-00-petunjuk awal untuk wp baru - badan

75
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Petunjuk Awal Wajib Pajak Baru (Badan) PJ.091/PL/S/021/2014-00

Upload: materipenyuluhan

Post on 20-Jul-2015

187 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Kementerian Keuangan RIDirektorat Jenderal Pajak

Petunjuk Awal

Wajib Pajak Baru(Badan)

PJ.091/PL/S/021/2014-00

Page 2: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Kewajiban PPh (Badan)

Daftar

Hitung

Bayar

Lapor

Kewajiban Perpajakan Lainnya

PPh Pasal 21/26

PPh Pasal 23/26

PPh Pasal 4 ayat (2)

PPN dan PTLL

Sanksi Administasi Atas Keterlambatan Pembayaran/Penyetoran dan PelaporanPajak

Page 3: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

KEWAJIBAN

PAJAK PENGHASILAN

BADAN

Page 4: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

DAFTAR

HITUNG

BAYAR

LAPOR

Page 5: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

DAFTAR

Page 6: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

SUBJEK PAJAK

Orang Pribadi (OP)

Warisan

yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak

Badan

Bentuk Usaha Tetap (BUT)

perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan Subjek Pajak Badan

(Pasal 2 ayat (1) dan (2) UU Pajak Penghasilan (PPh))

Page 7: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Perseroan Terbatas (PT), perseroan komanditer (CV), perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Dearah (BUMD), firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,

persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau

organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif

dan bentuk usaha tetap (BUT).

7(Penjelasan Pasal 2 ayat (1) huruf b UU PPh dan Pasal 1 Angka 3 UU KUP)

Sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuanbaik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usahayang meliputi :

Page 8: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

(Pasal 2A UU PPh)

SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI

ORANG PRIBADI:

-Dimulai pada saat OP tersebut dilahirkan, berada, atau berniat untuk bertempattinggal di Indonesia dan

- Berakhir pada saat meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya

BADAN:

-Dimulai pada saat badan tersebut didirikan atau bertempat kedudukandi Indonesia dan

-Berakhir pada saat dibubarkan atau tidak lagi bertempat kedudukan diIndonesia

WARISAN YANG BELUM TERBAGI:

- Dimulai pada saat timbulnya warisan yang belum terbagi tersebut dan

- Berakhir pada saat warisan tersebut selesai dibagi

Page 9: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

KANTOR PELAYANAN PAJAK

Wilayah tempat kedudukan

BADAN

Pasal 2 PP nomor 74 tahun 2010

Syarat Subjektif

Syarat Objektif

Meliputi:WP Badan yang memiliki kewajibanperpajakan sebagai pembayar pajak(PPh) dan pemotong dan/ataupemungut pajak.(Pasal 2 ayat (3) huruf c PER-20/PJ/2013 s.t.d.d. PER-38/PJ/2013)

Page 10: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Bagi Wajib Pajak badan yang berorientasi pada profit (profit oriented):

1. fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian danperubahan bagi WP badan dalam negeri, atau suratketerangan penunjukan dari kantor pusat bagi bentukusaha tetap;

2. fotokopi Kartu NPWP salah satu pengurus, ataufotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggaldari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnyaLurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung jawabadalah Warga Negara Asing; dan

Pasal 6 ayat (1) huruf c PER-20/PJ/2013 s.t.d.d. PER-38/PJ/2013

Page 11: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

3. fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yangditerbitkan oleh instansi yang berwenang atau suratketerangan tempat kegiatan usaha dari PejabatPemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atauKepala Desa atau lembar tagihan listrik dari PerusahaanListrik/bukti pembayaran listrik.

Pasal 6 ayat (1) huruf c PER-20/PJ/2013 s.t.d.d. PER-38/PJ/2013

Page 12: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Bagi Wajib Pajak Badan yang tidak berorientasi pada profit (non profit oriented):

1. fotokopi e-KTP salah satu pengurus badanatau organisasi; dan

2. surat keterangan domisili dari pengurusRukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW).

Pasal 6 ayat (1) huruf d PER-20/PJ/2013 s.t.d.d. PER-38/PJ/2013

Outline

Page 13: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

HITUNG

Page 14: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Seluruh Wajib Pajak Badan

14

WAJIB PEMBUKUAN

Page 15: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Kewajiban Pembukuan

Pembukuan harus diselenggarakan di Indonesia denganketentuan:

• memperhatikan iktikad baik dan mencerminkan keadaan ataukegiatan usaha yang sebenarnya;

• menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uangrupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalambahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan;

• prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual dan stelsel kas;

• perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahunbuku harus mendapat persetujuan dari Direktur JenderalPajak;

Page 16: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Kewajiban Pembukuan (lanjutan)

• sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang;

• pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat diselenggarakan setelah mendapat izin Menteri Keuangan.

Note:

Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau secara program aplikasi online wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia.

Page 17: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

BAGAIMANA

MENGHITUNG

PAJAK?

JUMLAH PENGHASILAN NETO KOMERSIAL

PENGHASILAN KENA PAJAK

PPh TERUTANG

KREDIT PAJAK

DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK KETIGA

TELAH DIBAYAR SENDIRI

KURANG/LEBIH BAYAR

XXXX(XXX)

XXXX

XXXX

XXXX

XXXX

XXXX

JUMLAH KREDIT PAJAK XXXX

(+)

(-)

KOREKSI FISKAL POSITIF NEGATIF

XXXX

JUMLAH SELURUH PENGHASILAN BRUTO XXXX

BIAYA XXXX(-)

(+)PENGHASILAN NETO FISKAL

KOMPENSASI KERUGIAN

XXXX(-)

XXXX

XXXX

Page 18: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

KLASIFIKASI PENGHASILAN

OBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK FINAL

(Pasal 4 ayat (2) UU PPh)

OBJEK PAJAK NON FINAL

(Pasal 4 ayat (1) UU PPh)

NON OBJEK PAJAK

(Pasal 4 ayat (3) UU PPh)

Page 19: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

19(Pasal 4 ayat (1) UU PPh)

1• Penghasilan dari pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh

2• Hadiah dari undian pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan

3• Laba usaha

4• Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta

5

• penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya danpembayaran tambahan pengembalian pajak

6

• bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalianutang

Page 20: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

20(Pasal 4 ayat (1) UU PPh)

7• Dividen

8• Royalti

9

• Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta

10• Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala

11

• Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

Page 21: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

(Pasal 4 ayat (1) UU PPh)

12• Keuntungan selisih kurs mata uang asing

13• Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva

14• Premi asuransi

15

• Iuran yang diterima/diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari WP yang menjalankan usaha/pekerjaan bebas

16

• Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belumdikenakan pajak

Page 22: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

(Pasal 4 ayat (1) UU PPh)

17• Penghasilan dari usaha berbasis syariah

18• Imbalan bunga sesuai UU KUP

19• Surplus Bank Indonesia

Page 23: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

PPh final (dibayar sendiri atau dipotong pihak lain) tidak dapatdikreditkan.

Biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan, menagih, danmemelihara (3M) penghasilan yang dikenakan PPh final tidak dapatdikurangkan dalam memperhitungkan PPh terutang pada akhirtahun (dalam SPT Tahunan PPh).

Penghasilan yang dikenakan PPh final tidak digabung dalampenghitungan pajak akhir tahun, tapi cukup dilaporkan saja.

Page 24: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

24

penghasilan berupabunga depositodan tabunganlainnya, bunga

obligasi dan suratutang negara, danbunga simpananyang dibayarkan

oleh koperasikepada anggotakoperasi orang

pribadi;

penghasilan berupahadiah undian;

penghasilan daritransaksi saham

dan sekuritaslainnya, transaksi

derivatif yang diperdagangkan di

bursa, dan transaksipenjualan sahamatau pengalihan

penyertaan modal pada perusahaanpasangannya yang

diterima olehperusahaan modal

ventura;

penghasilan daritransaksi

pengalihan hartaberupa tanah

dan/ataubangunan, usahajasa konstruksi,

usaha real estate, dan persewaantanah dan/ataubangunan; dan

Penghasilan atas usaha WP yang

memiliki peredaran bruto tertentu.

(Pasal 4 ayat (2) UU PPh)

Page 25: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

25

a. 1. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat dan sumbangan keagamaanyang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yangditentukan pemerintah;

2. harta hibahan, sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakanb. warisan;c. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti

saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;d. natura dan/atau kenikmatan dari WP atau Pemerintah;e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada OP yaitu: asuransi kesehatan,

asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa;

f. dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh PT sebagai WPdalam negeri, koperasi, BUMN, atau BUMD, dari penyertaan modal padabadan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesiadengan syarat tertentu;

g. iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telahdisahkan oleh Menteri Keuangan;

(Pasal 4 ayat (3) UU PPh)

Page 26: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

h. penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiundalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan denganKeputusan Menteri Keuangan;

i. bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dariperseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atassaham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi;

j. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modalventura;

l. beasiswa;m. sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga

nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/ataubidang penelitian dan pengembangan dengan syarat tertentu;

n. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh BadanPenyelenggara Jaminan Sosial kepada WP tertentu;

(Pasal 4 ayat (3) UU PPh)

Page 27: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara (3M)penghasilan termasuk: Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan

dengan kegiatan usaha; Biaya penyusutan dan/atau amortisasi fiskal; Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah

disahkan oleh Menteri Keuangan (untuk OP); Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta; Kerugian dari selisih kurs; Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang

dilakukan di Indonesia;

27(Pasal 6 UU PPh)

Page 28: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan (Pasal 6 UU PPh);

Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan

memenuhi syarat tertentu (Pasal 6 UU PPh);

Zakat dan sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib (PP

Nomor 60 Tahun 2010);

Pembentukan dan pemupukan cadangan piutang tak

tertagih khusus untuk usaha bank, leasing, cadangan

untuk usaha asuransi, Penjamin LPS, cad. Penanaman

kembali hutan, cadangan biaya reklamasi untuk usaha

pertambangan, dan cad. Biaya penutupan limbah (KMK

Nomor : 204/KMK.04/2000);28

Page 29: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

- Kompensasi kerugian tahun sebelumnya (maksimal 5

tahun sebelumnya) (Pasal 6 UU PPh)

- Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan

kenikmatan yang terbatas berupa: (PMK Nomor

83/PMK.03/2009)

Biaya makan dan minum untuk seluruh pegawai,

Natura dan kenikmatan di daerah terpencil,

Natura berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan

(baju seragam satpam),

Biaya sarana antar jemput pegawai

29

Page 30: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

- Sumbangan Khusus untuk : (Pasal 6 UU PPh)

• Bencana Nasional,• Penelitian dan pengembangan yang dilakukan di

Indonesia,• Pembangunan infrastruktur sosial,• Fasilitas pendidikan , dan• Pembinaan olahraga

- Untuk biaya kendaraan sedan, sejenis boleh dibebankan50% (Keputusan Direktur Jenderal PajakNomor KEP - 220/PJ./2002)

- Untuk biaya telepon seluler dapat dibebankan 50%(KEP-220/PJ./2002)

30

Page 31: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun

Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atauanggota

Pembentukan dan pemupukan dana cadangan

Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh WP OP

Penggantian/ imbalan pekerjaan/jasa yg diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan

Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau pihakyang mempunyai hubungan istimewa

Pasal 9 UU PPh

Page 32: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan

Pajak Penghasilan

Biaya yang dibebankan/dikeluarkan untuk kepentingan pribadi WP atauorang yang menjadi tanggungan

Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroankomanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham

Sanksi administrasi serta sanksi pidana di bidang perpajakan

Pasal 9 UU PPh

Page 33: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Penyusutan atas pengeluaran:

untuk pembelian, pendirian, penambahan,

perbaikan, atau perubahan harta berwujud,

kecuali tanah yang berstatus hak milik, hakguna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai,

yang dimiliki dan digunakan untukmendapatkan, menagih, dan memeliharapenghasilan yang mempunyai masa manfaatlebih dari 1 (satu) tahun.

33(Pasal 11 ayat (1) UU PPh )

Page 34: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Dilakukan :1. dalam bagian-bagian yang sama besar selama

masa manfaat yang telah ditentukan bagi hartatersebut (metode Garis Lurus) ayat (1)

2. dalam bagian-bagian yang menurun selamamasa manfaat, yang dihitung dengan caramenerapkan tarif penyusutan atas nilai sisabuku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisabuku disusutkan sekaligus, dengan syaratdilakukan secara taat asas (metode SaldoMenurun) ayat (2)

34(Penjelasan Pasal 11 ayat (1) dan (2) UU PPh )

Page 35: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Kelompok Harta

Berwujud

Masa

ManfaatGaris Lurus Saldo Menurun

I. Bukan bangunan

Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

4 tahun

8 tahun

16 tahun

20 tahun

25%

12,5%

6,25%

5%

50%

25%

12,5%

10%

II. Bangunan

Permanen

Tidak Permanen

20 tahun

10 tahun

5%

10%

35(Pasal 9 ayat (6) UU PPh )

Daftar KelompokHarta (PMK no.

96/PMK.03.2009)

Page 36: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Amortisasi atas pengeluaran :

untuk memperoleh harta tak berwujud (hakcipta, hak paten, dan lainnya) dan pengeluaranlainnya termasuk biaya perpanjangan hak gunabangunan, hak guna usaha, hak pakai, danmuhibah (goodwill)

yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1(satu) tahun

yang dipergunakan untuk mendapatkan,menagih, dan memelihara penghasilan

36(Pasal 11A UU PPh )

Page 37: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Dilakukan :• dalam bagian-bagian yang sama besar (Garis

Lurus)• dalam bagian-bagian yang menurun selama

masa manfaat, yang dihitung dengan caramenerapkan tarif amortisasi atas pengeluarantersebut atau atas nilai sisa buku dan padaakhir masa manfaat diamortisasi sekaligusdengan syarat dilakukan secara taat asas.(Saldo Menurun)

37(Pasal 11A ayat (1) UU PPh )

Page 38: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Kelompok Harta

Tak Berwujud

Masa

Manfaat

Tarif Amortisasi

Garis

Lurus

Saldo

Menurun

Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

4 tahun

8 tahun

16 tahun

20 tahun

25%

12,5%

6,25%

5%

50%

25%

12,5%

10%

38(Pasal 11A ayat (2) UU PPh )

Page 39: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Tarif PPh Badan

Omzet di atas 50 M (Pasal 17 ayat (1)

huruf b & ayat (2a) UU PPh)

Tarif sebelum tahun pajak

2009

Tarif tahun pajak 2009

Tarif tahun pajak 2010 s.d. sekarang

Omzet s.d. 50 M (Pasal 31E UU PPh)

Perseroan terbuka (tbk) (Pasal 17 ayat (2b) UU

PPh)

Note:Apabila WP Badan memenuhi kategori memiliki peredaran bruto tertentu (s.d. 4,8 Milyar per tahun), maka WP Badan tersebut dikenakan PPh Final dengan tarif 1% per bulan (PP No. 46 Tahun 2013).

Page 40: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Tahun Lapisan Penghasilan Tarif

Sebelum Tahun 2009

s.d Rp 50.000.000 10%

Di atas Rp50.000.000 s.d. Rp 100.000.000 15%

Di atas Rp100.000.000 30%

Tahun 2009 28 %

Tahun 2010 - sekarang 25 %

(Pasal 17 ayat (1) huruf b & ayat (2a) UU PPh)

Page 41: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Omzet sampai dengan 4,8 M

• pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif pasal 17

Sisa omzet yang telah dikurangi bagian 4,8 M

• tetap menggunakan tarif pasal 17

Bagian Omzet Tahun 2009 Tahun 2010

Bagian omzet s.d. 4,8 M 14 % 12.5%

Bagian omzet 4,8 s.d. 50 M 28 % 25 %

(Pasal 31E UU PPh )

Page 42: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Untuk Perseroan Terbuka (minimal 40% saham dimiliki publik)mendapatkan pengurangan tarif 5%

Tarif pajak 2009 = 23%Tarif Pajak 2010 s.d. sekarang = 20%

(Pasal 17 ayat (2b) UU PPh)

Persyaratan:a. Paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor dicatat untuk

diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan masuk dalam penitipan kolektif di lembaga penyimpanan dan penyelesaian;

b. Saham tersebut harus dimiliki oleh paling sedikit 300 Pihak;c. masing-masing Pihak tersebut hanya boleh memiliki saham kurang dari 5%

dari keseluruhan saham yang ditempatkan dan disetor penuh; dand. Ketentuan huruf a, b, dan c tersebut harus dipenuhi dalam waktu paling

singkat 183 hari kalender dalam jangka waktu 1 Tahun Pajak.

Page 43: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Pemotongan dan/atau pemungutan PPh:- PPh Pasal 22 (Pemungutan PPh atas impor atau transaksi

tertentu lainnya)- PPh Pasal 23 (Pemotongan PPh antara lain atas persewaan

harta selain tanah dan/atau bangunan)

Pembayaran PPh oleh Wajib Pajak sendiri (angsuran PPh Pasal 25)

PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri (PPh Pasal 24)

Page 44: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Kredit Pajak PPh Pasal 24

• Besarnya PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan adalahyang lebih kecil antara:

a. PPh yang dipotong/dibayarkan di luar negeri; atau

b. Batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN).

44

Batas maksimum KPLN =Penghasilan di Luar Negeri

Penghasilan Kena Pajakx PPh Terutang

Jika Penghasilan Kena Pajak lebih kecil dari pada Penghasilan di Luar Negeri:-- Batas maksimum KPLN adalah sebesar PPh terutang atas Penghasilan Kena Pajak

Page 45: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

PPh Kurang Bayar:- PPh terutang > kredit pajak- Kekurangan pembayaran (PPh Pasal 29) harus

dilunasi sebelum SPT Tahunan disampaikan ke KPP.

PPh Lebih Bayar:- PPh terutang < kredit pajak

Outline

Page 46: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

BAYAR

Page 47: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

1. Pembayaran dalam tahun berjalan:

a. Pembayaran angsuran PPh Pasal 25

b. Pemotongan/Pemungutan oleh pihak lain

c. Pembayaran PPh yang bersifat final

2. Pembayaran pada akhir tahun pajak (PPh Pasal 29)

Page 48: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Pembayaran Angsuran PPh Pasal 25

• Dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dalam tahunberjalan

• Paling lama tanggal 15 bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir

48

Angsuran PPh Pasal 25 =PPh terutang – Kredit Pajak (PPh Pasal 22, 23, 24)

12

Page 49: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Angsuran PPh Pasal 25 bagi WP Badan Baru

• PPh Pasal 25 dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas penghasilan neto sebulan yang disetahunkan, dibagi 12 (dua belas)

49

Angsuran PPh Pasal 25 =Tarif PPh x (Pengh. Neto Sebulan Disetahunkan)

12

PerMenkeu No. 255/PMK.03/2008 stdd PerMenkeu No. 208/PMK.03/2009

Page 50: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Pemotongan/Pemungutan oleh Pihak Lain

• Pemungutan PPh pasal 22Cara pelunasan pembayaran pajak dalam tahunberjalan oleh Wajib Pajak atas penghasilan antara lainsehubungan dengan impor barang.

• Pemotongan PPh Pasal 23Cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melaluipemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkanoleh pihak lain antara lain dividen, royalti, sewa selaintanah dan/atau bangunan, jasa teknik, jasamanajemen, jasa konsultan, dan jenis jasa lainnya.

50

Page 51: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Pembayaran PPh Yang Bersifat Final

Antara lain:

• Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan

• Persewaan tanah dan/atau bangunan

• Penghasilan atas usaha WP yang memilikiperedaran bruto tertentu (PP No. 46 Tahun2013).

51

Page 52: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

SSP Standar(PER-38/PJ./2009 s.t.d.t.d. PER-24/PJ./2013)

Terdiri 4 lembar :

Lembar ke 1: untuk Arsip WP

Lembar ke 2: untuk KPPN

Lembar ke 3: untuk dilaporkan oleh WP ke KPP

Lembar ke 4: untuk Bank Persepsi/Kantor Pos dan

Giro

52

Dalam hal diperlukan, SSP dapat dibuat dalam rangkap 5 (lima) dengan peruntukan lembar ke-5 untuk arsip Wajib Pungut atau pihak lain sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Page 53: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

53

Page 54: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

KAP & KJS PPh Pasal 25/29 Badan

• pembayaran Masa PPh Pasal 25 Badan yang terutang

KAP : 411126, KJS : 100

• pembayaran pajak yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh Badan termasuk SPT pembetulan sebelum dilakukan pemeriksaan

KAP : 411126, KJS : 200

Outline

Page 55: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

LAPOR

Page 56: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Badan wajib:

- mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan(SPT PPh) Masa dan Tahunan, dan

- menyampaikannya ke KPP tempat terdaftar.

Page 57: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Media PenyampaianSPT Tahunan

Langsung

KPP/KP2KP

Tempat lain

Pojok Pajak

Drop Box

Mobil Pajak

Kantor Pos

Perusahaan ekspedisi/kurir

e-Filing

dengan bukti pengirimansurat ke KPP tempat WP

terdaftar

Media Penyampaian SPT Tahunan

Page 58: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Batas Waktu Penyetoran dan Pelaporan

Kewajiban Tanggal Penyetoran Tanggal Pelaporan

PPh Pasal 25 Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir *)

PPh Pasal 4 ayat (2) “Setor Sendiri”

Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir *)

PPh Pasal 29 Paling lama dilunasi sebelum SPT Tahunan disampaikan

Paling lama 4 bulan setelah akhir Tahun Pajak

*) SSP atas pembayaran PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilandengan peredaran bruto tertentu yang telah mendapat validasi NTPN, tidak perlu melaporkan SPT Masa.

Page 59: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Outline

Page 60: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

KEWAJIBAN

PERPAJAKAN LAINNYA

Page 61: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Pemotong PPh Pasal 21/26

Gaji, upah , honorarium, insentif, imbalan lainnya dalam bentuk dan nama apapun

PemotongPPh Pasal 23/26

Bunga, Dividen, Royalti, Sewa Selain tanah dan/atau bangunan, dan Imbalan Jasa

Pemotong PPh Pasal 4(2)

PPh yang bersifat final, misal : sewa tanah dan/ataubangunan, hadiah undian, dan lain-lain

PKP (PPN & PPnBM)

Pengenaan PPN atau PPN dan PPnBM

Page 62: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

PPh PASAL 21/26

• Wajib Pajak (WP) Badan wajib memotong PPh Pasal21/26, antara lain atas pembayaran:

- Gaji Karyawan

- Pesangon

- Tenaga Ahli

• Tata cara penghitungan mengikuti ketentuanPeraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-31/PJ/2012.

Page 63: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

PEGAWAI

BUKAN PEGAWAI

TIDAK BERKESINAMBUNGAN

BERKESINAMBUNGAN

PENSIUNAN

TETAP

TIDAK TETAP

Ph NETO - PTKP

BULANAN

HARIAN

Ph BRUTO - PTKP

(50% X Ph Bruto) Kumulatif

50 % x Ph Bruto

Ph NETO - PTKPBERKALA

Ph BRUTO – 200 RIBU

Ph BRUTO(>2,025jt s.d.7jt) –

PTKP Harian

Ph Bruto Kumulatif

BERKESINAMBUNGAN exc Psl 13 (1)

((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan) Kumulatif

PESERTA KEGIATAN

Ph BRUTO(>7jt) – PTKP

KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI,PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI

Ph Bruto

Page 64: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

PPh PASAL 23/26

• Dividen

• Bunga / Diskonto Obligasi

• Royalti

• Sewa selain tanah dan bangunan

• Jasa teknik

• Jasa manajemen

• Jasa konsultan

• Jasa lain sebagaimana diatur dalam PMK No. 244/PMK.03/2008.

WP Badan wajib memotong PPh Pasal 23/26, antara lain ataspembayaran:

Page 65: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Tarif PPh PASAL 23/26

WP Badan wajib memungut PPh Pasal 23, antara lain atas pembayaran:

Tarif bagi tidak punya NPWP lebih besar 100%

• SEWA (SELAIN SEWA TANAH DAN BANGUNAN)• IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN :

- JASA TEKNIK- JASA MANAJEMEN- JASA KONSULTAN- JASA LAIN YG DITETAPKAN PERATURAN MENKEU (PMK No.

244/PMK.03/2008)

• BUNGA (kecuali bank) • ROYALTI• HADIAH DAN PENGHARGAAN SEHUBUNGAN DENGAN

KEGIATAN SELAIN YG TELAH DIPOTONG PPh Ps. 21

15%

TARIF 2%

30%

4%

Punya NPWP

Tdk PunyaNPWP

TARIF

WP Badan wajib memungut PPh Pasal 26, antara lain atas pembayaran:

• ROYALTI dan/atau Jasa Manajemen ke Luar Negeri TARIF 20% atau Tax Treaty (P3B)

Page 66: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

PPh Final atas Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunandiatur dalam PP Nomor 29 Tahun 1996 stdd PP Nomor 5 Tahun 2002, KMK-394/KMK.04/1996 stdd KMK Nomor 120/KMK.03/2002, dan KeputusanDirjen Pajak Nomor KEP-227/PJ./2002. Pokok-pokok ketentuan sbb:

PPh Final atas Sewa Tanah/Bangunan

Besarnya PPh yang dipotong atas penghasilan dari sewa tanahdan/atau bangunan adalah 10 % dari jumlah bruto nilai persewaantanah dan/atau bangunan dan bersifat final, baik penghasilantersebut diterima oleh Orang Pribadi maupun badan.

Yang dimaksud dengan jumlah bruto nilai persewaan adalah semuajumlah yang dibayarkan atau terutang berkaitan dengan tanahdan/atau bangunan yang disewa termasuk biaya perawatan, biayapemeliharaan, biaya keamanan, biaya fasilitas lainnya dan servicecharge baik yang perjanjiannya dibuat terpisah maupun yangdisatukan.

Page 67: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

PPh Final atas Penghasilan dari Hadiah atas Undian diatur dalam PP Nomor132 Tahun 2000 dan KEP-395/PJ/2001. Pokok-pokok ketentuan sbb:

PPh Final atas Hadiah Undian

Hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun melalui cara undian yangditerima atau diperoleh orang orang pribadi/badan dalam negeri dan orangpribadi atau badan luar negeri dikenakan PPh Final sebesar 25% dari jumlahbruto nilai undian.

Tidak termasuk dalam pengertian hadiah yang dikenakan PPh adalah hadiahlangsung dalam penjualan barang atau jasa sepanjang diberikan kepadasemua pembeli atau konsumen akhir tanpa diundi dan hadiah tersebutditerima langsung oleh konsumen akhir pada saat pembelian barang ataujasa

Penyetoran PPh tersebut oleh penyelenggara undian dengan SSP secarakolektif paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

Pelaporan ke KPP setempat dengan SPT Masa PPh atas hadiah undian palinglama 20 hari setelah Masa Pajak Berakhir.

Page 68: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

• Pengusaha yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP wajibdikukuhkan sebagai PKP apabila sampai dengan suatu bulan dalamtahun buku jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonyamelebihi Rp4.800.000.000,00.

• PKP wajib memungut PPN atau PPN dan PPnBM* atas penyerahanBKP dan/atau JKP.

• Pajak Masukan dikreditkan dengan Pajak Keluaran sehingga PPNper Masa Pajak dapat menjadi Kurang Bayar/ Lebih bayar/ Nihil.

• PPN Kurang Bayar dan PPnBM disetor paling lambat akhir bulanberikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan sebelum SPT Masa PPNdisampaikan.

• Lapor SPT Masa PPN paling lambat akhir bulan berikutnya setelahMasa Pajak berakhir .

*Selain PPN dikenakan PPnBM atas penyerahan BKP Mewah oleh Produsen BKP Mewah

Page 69: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Bagi Wajib Pajak Badan :

1. fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahan bagi WP badan dalam negeri;

2. fotokopi Kartu NPWP salah satu pengurus, atau fotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah Warga Negara Asing;

3. dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; dan

4. surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.

Pasal 18 huruf b PER-20/PJ/2013 s.t.d.d. PER-38/PJ/2013

Page 70: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

Jenis Pajak Batas waktu pembayaran Batas waktu pelaporan

PPh pasal 21/26 Tanggal 10 bulan berikutnya Tanggal 20 bulan berikutnya

PPh pasal 23/26 Tanggal 10 bulan berikutnya Tanggal 20 bulan berikutnya

PPh pasal 4 ayat (2) Tanggal 10 bulan berikutnya * Tanggal 20 bulan berikutnya

PPN atau PPN danPPnBM

Akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir & sebelum

SPT masa PPN disampaikan

Akhir bulan berikutnya setelahmasa pajak berakhir

*) Untuk PPh pasal 4 ayat 2 yang disetorkan sendiri (bukan pemotongan) batas waktupembayarannya tanggal 15 bulan berikutnya

JATUH TEMPO PEMBAYARAN & PELAPORAN

Catatan :

Apabila tanggal jatuh tempo pembayaran/penyetoran bertepatan dengan hari

libur, maka pembayaran/penyetoran dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya

Outline

Page 71: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

SANKSI ADMINISTRASI

ATAS KETERLAMBATAN

PEMBAYARAN/PEYETORAN

DAN PELAPORAN PAJAK

Page 72: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

SANKSI ADMINISTRASI KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAKYANG TERUTANG UNTUK SUATU SAAT ATAU MASA PAJAK

PEMBAYARAN/ PENYETORAN PAJAKSETELAH TGL JATUH TEMPO PEMBAYARAN/

PENYETORAN PAJAK

BERUPA BUNGA 2% PER BULAN DIHITUNG DARI JATUHTEMPO PEMBAYARAN SAMPAI DENGAN TGLPEMBAYARAN (DAN BAGIAN DARI BULAN

DIHITUNG PENUH SATU BULAN)

DIKENAKAN SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 9 ayat (2a) UU KUP

72

Page 73: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

SANKSI ADMINISTRASI KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAKYANG TERUTANG BERDASARKAN SPT TAHUNAN PPh

PEMBAYARAN/ PENYETORAN PAJAKSETELAH TGL JATUH TEMPO PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh

BERUPA BUNGA 2% PER BULAN DIHITUNG DARI BERAKHIRNYA BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SAMPAI DENGAN TGL PEMBAYARAN

(DAN BAGIAN DARI BULANDIHITUNG PENUH SATU BULAN)

DIKENAKAN SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 9 ayat (2b) UU KUP

73

Page 74: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan

SANKSI ADMINISTRASI ATAS KETERLAMBATAN

atau TIDAK MENYAMPAIKAN SPT

SPT TAHUNAN

BADAN

SPT MASASELAIN

PPN

WP TERLAMBAT/

TIDAK MENYAMPAIKAN

Pasal 7 (1) UU KUP

DENDARp 1.000.000

DENDARp 100.000

SPT MASAPPN

DENDARp 500.000

SPT TAHUNAN

OP

Outline

Page 75: S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan