s geo 0608414 chapter2x - indonesia university of...

23
12 BAB II TINJAUAN TEORETIK A. Lokasi 1. Pengertian Lokasi Menurut Sumaatmadja (1981:118), lokasi suatu benda dalam ruang dapat menjelaskan dan dapat memberikan kejelasan pada benda atau gejala geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi. Pada studi geografi, lokasi merupakan variabel penting yang dapat mengungkapkan berbagai hal tentang gejala atau fenomena yang dipelajari. Lokasi sangat erat kaitanya dengan jarak di permukaan bumi. Suatu gejala yang mempunyai nilai guna yang tinggi jika suatu lokasi berada di tempat yang menguntungkan. Mempelajari geografi sama artinya dengan mempelajari lokasi-lokasi di muka bumi, apabila seseorang sedang membicarakan lokasi di permukaan bumi maka seseorang tersebut sedang membicarakan mengenai fenomena di permukaan bumi. 2. Teori Lokasi Didasari oleh faktor-faktor geografi dan keadaan lingkungan. Menurut Santosa (1993:17), bahwa : ”materi inti dalam geografi adalah mencoba mengetahui karektristrik dan keunikan ruang serta perubahannya termasuk strukturnya, mendapatkan bagian hubungan antara manusia dengan lingkungannya serta secara sistematis menjelaskan interaksi antara lokasi dengan kondisi geografi yang ada”. Teori lokasi yang banyak dibahasa

Upload: vanduong

Post on 03-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

12

BAB II

TINJAUAN TEORETIK

A. Lokasi

1. Pengertian Lokasi

Menurut Sumaatmadja (1981:118), lokasi suatu benda dalam ruang

dapat menjelaskan dan dapat memberikan kejelasan pada benda atau gejala

geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi. Pada studi geografi, lokasi

merupakan variabel penting yang dapat mengungkapkan berbagai hal tentang

gejala atau fenomena yang dipelajari. Lokasi sangat erat kaitanya dengan

jarak di permukaan bumi. Suatu gejala yang mempunyai nilai guna yang

tinggi jika suatu lokasi berada di tempat yang menguntungkan. Mempelajari

geografi sama artinya dengan mempelajari lokasi-lokasi di muka bumi,

apabila seseorang sedang membicarakan lokasi di permukaan bumi maka

seseorang tersebut sedang membicarakan mengenai fenomena di permukaan

bumi.

2. Teori Lokasi

Didasari oleh faktor-faktor geografi dan keadaan lingkungan. Menurut

Santosa (1993:17), bahwa : ”materi inti dalam geografi adalah mencoba

mengetahui karektristrik dan keunikan ruang serta perubahannya termasuk

strukturnya, mendapatkan bagian hubungan antara manusia dengan

lingkungannya serta secara sistematis menjelaskan interaksi antara lokasi

dengan kondisi geografi yang ada”. Teori lokasi yang banyak dibahasa

Page 2: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

13

biasanya berkaitan dengan pengaruh jarak terhadap intensitas orang bepergian

dari suatu lokasi ke lokasi lainnya. Biasanya lokasi tersebut memiliki daya

tarik tersendiri dimana orang masih ingin mendatangi pusat yang memiliki

daya tarik tersebut.

a. Jenis Lokasi

Menurut Sumaatmadja (1981:118), dalam bukunya yang berjudul

“studi geografi suatu pendekatan dan analisa keruangan” menyatakan bahwa

lokasi dalam suatu ruang dapat dibedakan menjadi dua jenis lokasi, yaitu:

1) Lokasi absolut adalah suatu tempat atau wilayah yang lokasinya berkaitan dengan letak astronomis yaitu dengan mengunakan garis lintang dan garis bujur, dan dapat diketahui secara pasti dengan menggunakan peta. Lokasi absolut suatu daerah tidak dapat berubah atau berganti sesuai perubahan jaman tetapi bersifat tetap karena berkaitan dengan bentuk bumi.

2) Lokasi relatif adalah suatu tempat atau wilayah yang berkaitan dengan karakteristik tempat atau suatu wilayah, karakteristik tempat yang bersangkutan sudah dapat diabstraksikan lebih jauh. Lokasi relatif memberikan gambaran tentang keterbelakangan, perkembangan dan kemajuan wilayah yang bersangkutan dibandingkan dengan wilayah lainnya. lokasi relatif dapat ditinjau dari site dan situasi (situation). Site adalah semua sifat atau karakter internal dari suatu daerah tertentu sedangkan situasi adalah lokasi relatif dari tempat atau wilayah yang bersangkutan yang berkaitan dengan sifat-sifat eksternal suatu region.

b. Jarak

Jarak merupakan pembatas yang mempunyai sifat alamiah. Jarak

mempunyai kaitan dengan lokasi dan upaya dalam pemenuhan kebutuhan

pokok kehidupan manusia.

Page 3: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

14

c. Keterjangkauan

Keterjangkauan pada umumnya, tergantung pada kondisi permukaan

buminya suatu daerah tersebut dan pada umumnya pula, keterjangkauan

tersebut akan berubah perlahan sejalan dengan berkembangnya

perkembangan ilmu-ilmu, seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu Komunikasi,

Teknologi (IPTEK), dan Transportasi.

2. Aksesibilitas

Menurut Kencanawati (1998:4), aksesibilitas berasal dari kata

accessibility merupakan bahasa inggris yaitu hal yang dapat masuk/ hal yang

mudah dicapai/ hal yang mudah dijangkau. Asesibilitas dapat diartikan

sebagai kemudahan atau keterjangkuan terhadap suatu objek yang ada di

permukaan bumi.

Tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak, kondisi saran dan prasrana

perhubungan seperti kondisi jalan dan lebar jalan, ketersediaan berbagai

sarana penghubung termasuk frekuensinya dan tingkat keamanan serta

kenyamanan untuk melaui jalur tersebut.

Apabila suatu tempat atau wilayah memiliki kondisi jalan yang baik,

bisa dilalui dengan berbagai jenis kendaraan, banyak terdapat alat transportasi

untuk menuju ke lokasi tersebut kapan saja siang atau malam, dan tingkat

keamanan dan kenyamanan yang tinggi dan tidak terdapat titik kemacetan

dan lain sebagainya maka aksesibilitas menuju lokasi tersebut cukup baik.

Menurut Jayadinata (1999:160), dalam analisis kota yang telah ada atau

Page 4: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

15

rencana kota, dikenal standar lokasi (standard for location requirement) atau

jarak standar dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Standar Jarak Dalam Kota

No

Prasarana

Jarak dari tempat

tinggal (berjalan

kaki)

1 Pusat Tempat Kerja, Pusat Kota (dengan

pasar dan sebagainya), Pasar Lokal

20 sampai 30 menit, 30

sampai 45 menit, ¾ km

atau 10 menit

2 Sekolah Dasar ¾ km atau 10 menit

3 Sekolah Menengah Pertama 1 ½ km atau 20 menit

4 Sekolah Lanjutan Atas 20 menit atau 30 menit

5 Tempat bermain anak-anak dan taman lokal ¾ km atau 20 menit

6 Tempat olah raga dan pusat lalita (rekreasi) 1 ½ km atau 20 menit

7 Taman untuk umum atau cagar (seperti

kebun binatang, dan sebagainya)

30 sampai 60 menit

Sumber: Chapin dalam Jayadinata (1999:161)

3. Faktor Ekonomi Masyarakat

Pendidikan merupakan usaha utama dalam pembinaan sumber daya

manusia, yang merupakan faktor terpenting dalam pembangunan secara

menyeluruh termasuk pembangunan ekonomi. Sehingga antara pendidikan

dengan keadaan ekonomi keluarga terdapat hubungan dua arah. Dalam

masyarakat yang memiliki taraf kehidupan ekonomi yang baik, potensi

Page 5: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

16

pengembangan pendidikan itu lebih besar karena orang-orang lebih siap dan

lebih banyak dana yang tersedia.

Melihat kenyataan sekarang, pemerintah berusaha meningkatkan taraf

hidup masyarakat seperti yang diungkapkan Koswara, (1992:28), menyatakan

bahwa pemerintah dewasa ini tengah bekerja keras dalam meningkatkan taraf

hidup masyarakatnya, dengan menggali sumber daya alam. Diketahui sekitar

27 juta penduduk Indonesia saat ini berada di bawah garis kemiskinan, hal ini

tentu saja memiliki implikasi yang kuat terhadap pertimbangan masyarakat

dalam mengeluarkan biaya untuk pendidikan anak-anak mereka. Dengan

kondisi seperti ini pula anak seringkali dijadikan sumber tenaga kerja yang

membantu kehidupan ekonomi keluarga. Dalam hubungan antara faktor

ekonomi dengan partisipasi pendidikan, Adiwikarta (1988:49),

mengungkapkan:

Hubungan antara keadaan ekonomi keluarga dan partisipasi pendidikan petani golongan ekonomi lemah di pedesaan, pada umumnya perhatian dan kegiatannya hanya tertuju pada pemenuhan hari ini, jangkauannya ke hari esok sangat terbatas. Anak-anak mereka diarahkan agar secepat mungkin dapat membantu kegiatan orang tuanya atau segera lepas dari tanggung jawabnya.

Terlihat dari ungkapan di atas bahwa keluarga yang berasal dari

golongan ekonomi lemah ini mendidik anak-anaknya segera menjadi manusia

yang produktif meskipun tingkat produktivitasnya sangat rendah, taat dan

tahan penderitaan. Lain halnya dengan keluarga golongan menengah, mereka

biasanya menguasai-menguasai sumber-sumber sosial yang baik. Mereka

ialah orang yang memandang pendidikan sebagai suatu alat utama untuk

Page 6: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

17

mencapai kemajuan serta merupakan warisan yang sangat berharga untuk

masa depan anak-anaknya. Payaman (1997:21), mengemukakan:

Hubungan pendidikan dan produktivitas tercermin dalam tingkat penghasilan pendidikan yang lebih tinggi mengakibatkan produktivitas kerja yang tinggi juga, pendapatan seorang serjana adalah 52,8% lebih tinggi dari pendapatan rata-rata seorang sarjana muda 139,6%, 187,7% dan 300% lebih tinggi daripada masing-masing pendapatan rata-rata SMU, SLTP dan tamatan SD.

Oleh karena itu, menyekolahkan anak adalah suatu kewajiban, anak-

anak diberi kesempatan menempuh pendidikan. Dan semakin besar

pendapatan yang diperoleh maka semakin tinggi pula masyarakat tersebut

untuk menyekolahkan anaknya.

Sedangkan keluarga kalangan atas lebih memiliki sumber kehidupan

ekonomi yang sangat baik, dan biasanya diperoleh secara turun temurun

dalam bentuk warisan. Dalam pendidikan ini biasanya keluarga ini terdorong

untuk mempertahankan statusnya yang sekarang. Dengan demikian,

pendidikan formal tidak lagi dipandang sebagai alat yang paling efektif untuk

mencapai kemajuan. Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang

besar, tetapi dilihat dari kualitasnya kurang mendukung dalam pembangunan

nasional. Hal ini di sebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan

masyarakat Indonesia.

Page 7: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

18

B. Partisipasi

Menurut Alport dan Davis (dalam Sastropoetro, 1988:20),

menyebutkan partisipasi adalah keterlibatan mental/pikiran, emosi/perasaan

seseorang didalam suatu kelompok yang mendorong untuk memberikan

sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut

bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Dapat diartikan dari

pengertian diatas bahwa terdapat dua hal yaitu:

1. Adanya keterlibatan secara utuh dari pribadi-pribadi pada sebuah

masyarakat.

2. Adanya kesediaan memberikan sumbangan dalam bentuk apapun sehingga

sikap tanggung jawab ini melahirkan tindakan yang tidak dipaksa atau

dipaksakan.

Menurut Imron (1995:80), Partisipasi adalah suatu term yang menunjuk

kepada adanya keikutsertaan secara nyata dalam suatu kegiatan. Partisipasi

masyarakat dalam kebijaksanaan pendidikan adalah keikutsertaan masyarakat

dalam memberikan gagasan kritik membangun, dukungan dan pelaksanaan

kebijaksanaan dalam pendidikan.

1. Partisipasi Masyarakat

Kata “partisipasi masyarakat” dalam pembangunan menunjukkan

pengertian pada keikutsertaan mereka dalam perencanaan, pelaksanaan,

pemanfaatan hasil dan evaluasi program pembangunan (United Nation,

1975).

Page 8: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

19

Dalam kebijakan nasional kenegaraan saat ini, melibatkan masyarakat

dalam berbagai kegiatan pembangunan atau partisipasi masyarakat dalam

kegiatan pembangunan adalah merupakan suatu konsekuensi logis dari

implementasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada umumnya dimulai

dari tahap pembuatan keputusan, penerapan keputusan, penikmatan hasil, dan

evaluasi kegiatan (Cohen dan Uphoff.1980). Secara lebih rinci, partisipasi

dalam pembangunan berarti mengambil bagian atau peran dalam

pembangunan, baik dalam bentuk pernyataan mengikuti kegiatan, memberi

masukan berupa pemikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal, dana atau materi,

serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasilnya.

Selama ini, penyelenggaraan partisipasi masyarakat di Indonesia dalam

kenyataannya masih terbatas pada keikutsertaan anggota masyarakat dalam

implementasi atau penerapan program- program pembangunan saja. Kegiatan

partisipasi masyarakat masih lebih dipahami sebagai upaya mobilisasi untuk

kepentingan pemerintah atau negara. Partisipasi tersebut idealnya berarti

masyarakat ikut menentukan kebijakan pemerintah yaitu sebagai bagian dari

kontrol masyarakat terhadap kebijakan-kebijakannya.

Dalam implementasi partisipasi masyarakat, seharusnya anggota

masyarakat merasa bahwa tidak hanya menjadi objek dari kebijakan

pemerintah, tetapi harus dapat mewakili masyarakat itu sendiri sesuai dengan

kepentingan mereka. Perwujudan partisipasi masyarakat dapat dilakukan,

Page 9: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

20

baik secara individu atau kelompok, bersifat spontan atau terorganisasi,

secara berkelanjutan atau sesaat, serta dengan cara-cara tertentu yang dapat

dilakukan. Apabila ada kemauan tapi tidak ada kemampuan dari warga atau

kelompok dalam suatu masyarakat, walaupun telah diberi kesempatan oleh

negara atau penyelenggara pemerintahan, maka partisipasi tidak akan terjadi.

Demikian juga, jika ada kemauan dan kemampuan tetapi tidak ada

ruang atau kesempatan yang diberikan oleh negara atau penyelenggara

pemerintahan untuk warga atau kelompok dari suatu masyarakat, maka tidak

mungkin juga partisipasi masyarakat itu terjadi. Perlu ditumbuhkan adanya

kemauan dan kemampuan keluarga/warga atau kelompok masyarakat untuk

berpartisipasi dalam pengembangan pendidikan. Sebaliknya juga pihak

penyelenggara negara atau penyelenggara pemerintahan perlu memberikan

ruang dan kesempatan dalam hal lingkup apa, seluas mana, melalui cara

bagaimana, seintensif mana, dan dengan mekanisme bagaimana partisipasi

masyarakat itu dapat dilakukan. Ada tidaknya kemauan keluarga atau warga

atau kelompok masyarakat dalam pengembangan pendidikan di Indonesia

terkait dengan paradigma pembangunan yang dominan saat ini dan

sebelumnya.

Paradigma pembangunan yang sentralistik yang dianut pemerintah

sampai satu dekade yang lalu, telah menumbuhkan opini masyarakat bahwa

tanggung jawab utama pembangunan (dalam bidang pendidikan) adalah

terletak di tangan pemerintah. Warga dan kelompok masyarakat yang lebih

Page 10: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

21

ditempatkan sebagai “bukan pemain utama” telah merasa terpinggirkan,

walaupun mengurus kebutuhan dan kepentingannya sendiri.

Kesan tersebut telah melemahkan kemauan berpartisipasi warga dan

kelompok-kelompok masyarakat dalam pengembangan pendidikan. Kini,

paradigma pembangunan yang dominan telah mulai bergeser ke paradigma

desentralistik. Sejak diundangkan UU No.22/1999 tentang Pemerintah

Daerah maka menandai perlunya desentralisasi dalam banyak urusan yang

semula dikelola secara sentralistik.

Kemampuan berpartisipasi terkait dengan kepemilikan sumber daya

yang diperlukan untuk dipartisipasikan, baik menyangkut kualitas sumber

daya manusia maupun sumber daya lainnya seperti dana, tenaga, dan lain-

lain. Agar kemampuan untuk berpartisipasi dimiliki oleh masyarakat, maka

perlu peningkatan sumber daya manusia dengan cara memperbaharui dan

meluaskan tiga jenis pendidikan masyarakat baik formal, nonformal maupun

informal. Akses yang luas terhadap tiga jenis pendidikan tersebut akan

mempercepat tingginya tingkat pendidikan dan pada gilirannya masyarakat

akan mampu berpartisipasi dalam pembangunan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, masyarakat dapat diartikan

sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh satu kebudayaan

yang mereka anggap sama. Menurut Ginting (1999:112), partisipasi adalah

”keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan kelompok baik secara mental

maupun emosional yang mendorongnya untuk membantu dan berbagi

tanggung jawab atas pencapaian tujuan organisasi”, sedangkan menurut Davis

Page 11: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

22

(1989:179), memberikan pengertian bahwa partisipasi adalah “keterlibatan

mental atau pikiran secara emosi atau perasaan seseorang didalam suatu

situasi kelompok yang mendorong untuk memberikan sumbangan kepada

kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut betanggung jawab

terhadap urusan yang bersangkutan”. Pengertian tersebut mengandung

gagasan penting yang meliputi keterlibatan, kontribusi, dan tanggung jawab.

Patisipasi masyarakat menurut Mubyarto (1984:35), adalah “kesediaan

untuk membantu berhasilnya setiap program pembangunan sesuai dengan

kemampuan setiap orang atau anggota masyarakat tanpa disertai pengorbanan

kepentingannya sendiri maupun masyarakatnya”.

Partisipasi masyarakat merupakan inti dari sebuah program bersama,

dengan kata lain partisipasi masyarakat merupakan wujud pertanggung

jawaban masyarakat terhadap suatu program. Masyarakat diberi wewenang

untuk berpartisipasi dalam mengelola berbagai macam program terutama

yang berkaitan dengan pendidikan.

a. Jenis-jenis Partisipasi

Menurut Pasaribu dan Simanjuntak (1986:265), jenis partisipasi terbagi

kedalam :

1. Partisipasi buah pikiran. Diberikan orang dalam rapat atau pertemuan dengan cara memberikan saran, pendapat, gagasan, dan sejenisnya

2. Partisipasi tenaga. Diberikan dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan, pertolongan bagi orang lain, dengan menyumbangkan tenaga dalam kegiatan tersebut

3. Partisipasi harta benda. Diberikan dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan, pertolongan bagi orang lain, dengan menyumbangkan materi, uang, atau harta benda yang dimiliki.

Page 12: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

23

4. Partisipasi keterampilan dan kemahiran. Diberikan untuk mendorong aneka ragam usaha dan industri dengan cara antara lain melalui penciptaan produk-produk baru yang disebut inovativ.

5. Partisipasi sosial. Diberikan orang sebagai tanda paguyuban melalui turut dalam arisan, layad (dalam peristiwa kematian), undangan,dan sebagainya.

Dari pernyataan di atas, anggota masyarakat tentu harus ikut dalam

partisipasi ini, tidak ada alasan bagi anggota masyarakat untuk tidak ikut

dalam partisipasi, hal tersebut dikarenakan bahwa partisipasi dilakukan

menurut kemampuan anggota masyarakat itu sendiri.

b. Pola-pola Partisipasi Masyarakat

Menurut Sofiyanto (2006:42), ada beberapa pola partisipasi masyarakat

dalam pembangunan , pola partisipasi tersebut meliputi :

1. Partisipasi organis, yakni pola partisipasi didasarkan pada solidaritas yang diatur oleh norma-norma sosial yang telah tertulis dan berlaku dalam komunitas yang ada.

2. Partisipasi Mekanis, yakni partisipasi yang didasarkan pada solidaritas mekanis dimana hak dan kewajiban tiap anggota diselenggarakan melalui berbagai aturan yang disepakati.

3. Partisipasi Parsial, yakni pola partisipasi dimana masyarakat hanya menjadi penonton dalam kegiatan pembangunan. Pemerintah mengambil alih inisiatif penyusunan rencana, remobilisasi dana, dan menangani pelaksanaan proyek.

c. Tahap-tahap Partisipasi Masyarakat

Menurut Bhaiduri dan Rahman dalam Syaidah (2001:16),

mengungkapkan tahapan partisipasi yang meliputi proses sebagai berikut :

1. Pengenalan : seseorang mengetahui atau mendapatkan informasi tentang adanya program dan memperoleh pengertian tentang kegunaan.

2. Persuasi : seseorang membentuk sikap berkenaan atau tidak berkenaan terhadap program tersebut.

3. Keputusan : seseorang menentukan pilihan akan turut serta atau tidak dalam program tersebut.

4. Konfirmasi : seseorang mencari penguat bagi keputusan yang telah diambil untuk melakukan partisipasi.

Page 13: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

24

5. Realisasi : seseorang memanifestasikan hasil keputusan yang diambil dalam suatu tindakan nyata.

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan

anggota masyarakat dalam berpartisipasi tidak dapat dipaksakan, semua itu

dikembalikan pada keputusan yang telah diambil oleh anggota masyarakat

tersebut.

d. Syarat dan Prinsip dalam Partisipasi Masyarakat

Ada beberapa syarat keberhasilan partisipasi masyarakat seperti yang

dikemukakan oleh Davis (1989:183), yaitu :

1. Tersedianya waktu yang cukup untuk melakukan partisipasi 2. Manfaat yang lebih besar 3. Relevan dengan kepentingan 4. Kemampuan yang memadai untuk menangani bidang garapan partisipasi 5. Kemampuan berkomunikasi timbal balik 6. Tidak timbul perasaan terancam bagi kedua belah pihak 7. Masih dalam bidang keleluasaan pekerjaan

Dalam pelaksanaanya, partisipasi yang dilakukan tidak selamanaya

berhasil, hal tersebut mengacu pada pernyataan di atas. Dengan kata lain,

anggota masyarakat lah yang menjadi kunci pokok keberhasilan dari

partisipasi tersebut.

e. Fungsi Positif dari Partisipasi Masyarakat

Menurut Sumarno (dalam Syaidah 2001:10), terdapat dua buah fungsi

positif dari partisipasi masyarakat, yaitu :

1. Partisipasi berlaku sebagai suatu instrumen berharga untuk kegiatan memobilisasi, mengorganisir, dan mengembangkan yang dilakukan oleh rakyat sebagai pemecah masalah yang utama di lingkungan sosial mereka

2. Partisipasi sebagai saluran tempat kelompok-kelompok atau gerakan-gerakan lokal untuk memperoleh jalan masuk ke bidang-bidang yang lebih luas lagi. Berawal dari tingkat lokal, kekuatan dan solidaritas yang didapatkan dari analisis dan pemecahan tingkat lokal, berperan sebagai

Page 14: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

25

batu loncatan kepercayaan untuk berharap dapat memperoleh kesempatan yang sama pada tingkat sektoral, regional maupun nasional.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi

masyarakat adalah keterlibatan seseorang baik individu atau kelompok dalam

memberikan bantuan, baik berupa materi, tenaga ataupun pemikiran untuk

menyelesaikan suatu permasalahan demi tercapainya tujuan bersama.

2. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun

usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah

penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.

APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu

tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk

mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang

pendidikan. Untuk meningkatkan angka partisipasi kasar yang belum

mencapai target dapat dilakukan, Misalnya dengan menambah fasilitas

pendidikan, kemampuan pendidik serta peningkatan anggaran pendidikan

yang berasal dari daerah maupun pusat.

APK didapat dengan membagi jumlah penduduk yang sedang

bersekolah (atau jumlah siswa), tanpa memperhitungkan umur, pada jenjang

pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan

dengan jenjang pendidikan tersebut.

Page 15: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

26

3. Peranan Keluarga dan Masyarakat dalam pendidikan

Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan satu kesatuan hidup

(sisitem sosial), dan keluarga menyediakan situasi belajar sebagai suatu

kesatuan hidup bersama. Keluarga sendiri terdiri dari ayah ibu dan anak.

Dalam suatu ikatan keluarga membantu anak mengembangkan sifat seperti

persahabatan, cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerjasama, disiplin,

tingkah laku yang baik, serta pengakuan kewibawaan. Sedangkan menurut

Hasbullah (1999:88), sumbangan keluarga bagi pendidikan ialah sebagai

berikut:

a. Cara orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri.

b. Sikaf orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak.

Sejalan Dengan berkembangnya wawasan tentang pendidikan berarti

meningkatkan kemampuan berfikir, emosi, dan keterampilan untuk

mengembangkan kehidupan ketingkat yang lebih sejahtera dengan

memperhatikan keserasian antara kehidupan dengan sumber daya lingkungan.

Dapat meningkatnya kemampuan berpikir dalam arti luas meliputi

peningkatan mutu pengetahuan dan teknologi tepat guna bagi kehidupan umat

manusia, harus dirintis sejak dini melalui pendidikan anak pada kesempatan

formal dan nonformal.

Memperhatikan kenyataan kehidupan yang penuh masalah dan

tantangan dewasa ini, kehidupan tersebut pada masa-masa yang akan datang

tidak akan reda dari masalah dan tantangan. Oleh sebab itu peserta didik yang

Page 16: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

27

sedang di bina sekarang harus memiliki kemampuan dan mental yang kuat

agar memilikim ketahan yang kuat dalam menghadapi segala masalah dan

tantangan. Hal ini pendidikan dengan segala prangkatnya harus berwawasan

ke hari mendatang. Oleh sebab itu pendidikan sekarang harus menggunakan

inovasi-inovasi yang baru dalam pengajaran agar peserta didik tidak

ketinggalan informasi dan pengetahuan dan bahan pengajaran yang

sebelumnya dijadikan perbandingan biar pengajaran yang baru lebih bagus

dari sebelum-sebelunnya untuk menciptakan generasi muda yang lebih baik

lagi. Berikut ini beberapa peran dari masyarakat terhadap pendidikan

(sekolah) menurut Hasbullah (1999:100),

a. Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah.

b. Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap

mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat.

c. Masyarakat lah yang ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung,

musium, perpus dan lain-lain.

d. Masyarakat yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah.

e. Masyarakatlah sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar.

Page 17: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

28

C. Pengertian Pendidikan

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses belajar seseorang dari

sejak lahir hingga akhir hayatnya, untuk mengembangkan budi pekerti dan

kemampuan intelektualnya. Kihajar Dewantoro (Dalam Suarno, 1992:3),

mengungkapkan bahwa pendidika berarti daya upaya untuk memajukan

perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani

anak-anak.

Pendidikan berlangsung sebagai suatu proses, oleh karena itu memiliki

suatu tujuan yang hendak dicapai. Dasar dari pendidikan yang ada di

Indonesia adalah pancasila dengan tujuan mewujudkan manusia Indonesia

yang seutuhnya yang dapat membangun diri dan bangsa. Secara lengkap

tujuan pendidikan nasional tercantum dalam Undang-undangan No. 20 tahun

2003 sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari tujuan pendidikan nasional tersebut diharapkan pendidikan

mampu menciptakan manusia yang berkualitas tanpa meninggalkan

ketakwaan terhadap tuhan yang maha Esa, serta memiliki rasa cinta tanah air.

Sasaran pendidikan adalah manusia, pendidikan bermaksud membantu

peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang ada pada

dirinya. Pendidikan banyak mengandung aspek dan sifatnya sangat kompleks.

Page 18: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

29

Karena sifatnya yang kompleks maka tidak adanya batasan yang cukup

memadai tentang pendidikan secara lengkap. Batasan tentang pendidikan

yang dibuat oleh para ahli beranekaragam dan kandungannya berbeda yang

satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orentasinya,

konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan atau karena

falsafah yang melandasinya berbeda.

Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan memuat

gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, indah, dan benar untuk

kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu

memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan

sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.

Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah

dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola

pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat

berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.

Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara

mengungkapkan konsep dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk

mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.

Kamus Bahasa Indonesia (1991:232), Pendidikan berasal dari kata

"didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi

"mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan

memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai

akhlak dan kecerdasan pikiran.

Page 19: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

30

Menurut bahasa Yunani ‘pendidikan’ berasal dari kata "Pedagogi"

yaitu kata "paid" artinya "anak" sedangkan "agogos" yang artinya

membimbing "sehingga "pedagogi" dapat di artikan sebagai "ilmu dan seni

mengajar anak".

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari pernyataan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat

mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

a. Sekolah Menengah Atas (SMA/Sederajat)

Sekolah menengah atas terdiri dari SMA, SMK, MA. Menurut Standar

Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan

berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni:

a) Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan

SMP/MTs./SMPLB/Paket B bertujuan: Meletakkan dasar kecerdasan,

Page 20: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

31

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b) Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C

bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

c) Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK

bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

b. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) untuk

SMA/Sederajat selengkapnya adalah:

a) Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan

perkembangan remaja

b) Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan

diri serta memperbaiki kekurangannya

c) Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku,

perbuatan, dan pekerjaannya

d) Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial

e) Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan

sosial ekonomi dalam lingkup global

f) Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis,

Page 21: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

32

kritis, kreatif, dan inovatif

g) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

dalam pengambilan keputusan

h) Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk

pemberdayaan diri

i) Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil

yang terbaik

j) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah

kompleks

k) Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial

l) Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

m) Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik

Indonesia

n) Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya

o) Mengapresiasi karya seni dan budaya

p) Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok

q) Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta

kebersihan lingkungan

r) Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun

s) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di

masyarakat

Page 22: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

33

t) Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang

lain

u) Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara

sistematis dan estetis

v) Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan

berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris

w) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan

tinggi

D. Partisipasi Pendidikan

Patisipasi masyarakat menurut Mubyarto (1984:35), adalah “kesediaan

untuk membantu berhasilnya setiap program pembangunan sesuai dengan

kemampuan setiap orang atau anggota masyarakat tanpa disertai pengorbanan

kepentingannya sendiri maupun masyarakatnya”. Partisipasi masyarakat

merupakan inti dari sebuah program bersama, dengan kata lain partisipasi

masyarakat merupakan wujud pertanggung jawaban masyarakat terhadap

suatu program.

Masyarakat diberi wewenang untuk berpartisipasi dalam mengelola

berbagai macam program terutama yang berkaitan dengan pendidikan.

Partisipasi masyarakat dalam pendidikan merupakan keikutsertaan masyarakat

dalam suatu pembangunan yang berkaitan dengan suatu pendidikan dan

masyarakat sekitar ikut berperan dalam suatu kegiatan yang ada di daerahnya

Page 23: S GEO 0608414 Chapter2x - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter2x.pdf · geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi

34

sehingga terwujud pembangunan tersebut untuk memajukan sekolah yang

sudah dibangun di daerah setempat.

Pendidikan berlangsung sebagai suatu proses, oleh karena itu memiliki

suatu tujuan yang hendak dicapai. Dasar dari pendidikan yang ada di

Indonesia adalah pancasila dengan tujuan mewujudkan manusia Indonesia

yang seutuhnya yang dapat membangun diri dan bangsa. Sasaran pendidikan

adalah manusia, pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk

menumbuh kembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya.

Pendidikan banyak mengandung aspek dan sifatnya sangat kompleks.

Karena sifatnya yang kompleks maka tidak adanya batasan yang cukup

memadai tentang pendidikan secara lengkap. Batasan tentang pendidikan

yang dibuat oleh para ahli beranekaragam dan kandungannya berbeda yang

satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orentasinya,

konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan atau karena

falsafah yang melandasinya berbeda.