rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11

14
Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri ROSTIAWATI (11140756) 5V-MA

Upload: rostiawati-hasan

Post on 08-Jan-2017

63 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11

Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri

ROSTIAWATI (11140756) 5V-MA

Page 2: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11

Pengertian Industrialisasi

Istilah industrialisasi secara ekonomi diartikan sebagai kegiatan

mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang

setengah jadi, dapat pula diartikan sebagai himpunan

perusahaan-perusahaan sejenis dimana kata industry dirangkai

dengan kata yang menerangkan jenis industrinya. Misalnya,

industry obat-obatan, industry garmen, industry perkayuan, dsb.

Page 3: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11

Sejarah Sektor Industri di Indonesia Tahun 1920an industry modern di Indonesia hampir semua dimiliki oleh orang asing, walau

jumlahnya hanya sedikit. Indutri kecil yang ada pada masa itu berupa industry rumah tangga

seperti penggilingan padi, pembuatan gula merah (tebu dan nira), rokok kretek, kerajinan

tekstil, dan sebagainya tidak terkoordinasi dengan baik.

Perusahaan modern hanya ada dua, yaitu pabrik rokok milik British American Tobaco (BAT)

dan perakitan kendaraan bermotor General Motor Car Assembly. Depresi ekonomi yang

melanda Indonesia tahun 1930an meruntuhkan perekonomian, megakibatkan menurunnya

penerimaan ekspor dari 1.448 gulden menjadi 505 gulden (1929) yang mengakibatkan

pengangguran. Melihat situasi tersebut pemerintah Hindia Belanda mengubah system dan

pola kenijakan ekonomi dari sector perkebunan ke sector industry, dengan memberi

kemudahan dalam pemberian ijin dan fasilitas bagi pendirian industry baru.

Page 4: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11

Berdasarkan Sensus Industri Pertama (1939), industry yang ada ketika itu mempekerjakan 173 ribu orang di bidang pengolahan makanan, tekstil dan barang logam, semuanya milik asing. Pada masa PD II kondisi industrialisasi cukup baik. Namun setelah pendudukan Jepang keadaannya terbalik. Disebabkan larangan impor bahan mentah dan diangkutnya barang capital ke Jepang dan pemaksaan tenaga kerja (romusha). Setelah Indonesia merdeka, mulai dikembangkan sector industry dan menawarkan investasi walau dalam tahap coba-coba. Tahun 1951 pemerintah meluncurkan RUP (Rencana Urgensi Perekonomian). Program utamanya menumbuhkan dan mendorong industry kecil pribumi dan memberlakukan pembatasan industry besar atau modern yang dimiliki orang Eropa dan Cina

Page 5: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11

Konsep dan tujuan industrialisasi Dalam sejarah pembangunan ekonomi, konsep industrialisasi berawal dari

revolusi industry pertama pada pertengahan abad 18 di Inggris dengan penemuan metode baru untuk pemintalan dan penenunan kapas yang menciptakan spesialisasi dalam produksi dan peningkatan produktivitas dari factor produksi yang digunakan. Setelah itu, inovasi dan penemuan baru dalam pengolahan besi dan mesin uap yang mendorong inovasi dalam pembuatan antara lain besi baja, kereta api dan kapal tenaga uap.Revolusi industry kedua akhir abad 18 dan awal abad 19 dengan berbagai perkembangan teknologi dan inovasi membantu laju industrialisasi. Setelah PD II muncul berbagai teknologi baru seperti produksi masal dengan menggunakan assembly line, tenaga listrik, kendaraan bermotor, penemuan barang sintetis dan revolusi teknologi komunikasi, elektronik, bio, computer dan penggunaan robot.

Page 6: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11

Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Nasional Sektor industri manufaktur di negara berkembang (LDCs) berkembang pesat.

Pertumbuhan output yang tinggi ini terutama disebabkan oleh permintaan eksternal yang kuat dengan rata-rata pertumbuhan ekspor sebesar 9,3% pertahun pada periode 1970-1995.

Bahkan kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dijuluki a miraculous economy karena kinerja ekonominya yang sangat menakjubkan pada periode 1970-1995, dengan pertumbuhan rata-rata PDB 7,4% (dunia = 2,9%, LDCs = 4,6%). Industri manufaktur menjadi kontributor utama pertumbuhan dengan rata-rata 9,4% pertahun. Pangsa manufaktur dalam PDB naik dari 17,2% menjadi 26,9%.

Page 7: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11

Indonesia masih berada pada tahap awal industrialisasi tapi dengan kecepatan yang sangat pesat. Sejak tahun 1983 hingga dekade 1990-an peran sektor-sektor primer cenderung menurun, sementara sektor-sektor sekunder (industri manufaktur, listrik, gas, dan air, serta konstruksi) dan sektor-sektor tersier (perdagangan, hotel dan restoran, transportasi dan komunikasi, bank dan keuangan, dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya) terus meningkat.

Page 8: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11

PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI MANUFAKTUR

Secara umum industri manufaktur di LDCs relatif masih terbelakang disebabkan faktor-faktor keterbatasan teknologi, kualitas SDM, Dana pemerintah dan swasta, intensitas kerja sama antar instittusi, dan lain-lain.

Indikator keterbatasan teknologi salah satunya adalah tingkat produktifitas baik secara parsial ataupun keseluruhan yang disebut Total Faktor Productivity (TFP). Misal dalam kurun waktu 1968-1988 TFP Indonesia turun dari 5% menjadi 1%. Pada saat yang sama TFP Korea Selatan naik dari 3,4% menjadi 5%. Pada periode 1982-1988 TFP Indonesia hanya seperempat TFP Korsel.

Page 9: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11

Kelemahan-kelemahan Industri Manufaktur Indonesia Kelemahan-kelemahan Struktural Kelemahan-kelemahan organisasi

Page 10: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11

Kelemahan-kelemahan StrukturalBASIS EKSPOR DAN PASAR YANG SEMPIT

Tergantung 4 produk: kayu lapis, pakaian jadi, tekstil, dan alas kaki dengan pangsa 50%. Sepuluh (10) produk menguasai 80% total ekspor. Ekspor unggulan padat karya menurun akibat persaingan Cina dan Asia lainnya. Demand produk ekspor Indonesia di negara-negara maju inelastis.Faktor eksternal berpengaruh signifikan dalam penurunan daya saing ekspor.

KETERGANTUNGAN PADA IMPOR SANGAT TINGGI Karena terlalu besar bergantung pada PMA, industri-industri

berteknologi tinggi seperti farmasi, kimia, elektronik, barang-barang konsumsi, alat-alat listrik, dan otomotif, maka industri manufaktur indonesia tidak sebenarnya tapi hanya merupakan penggabungan, pengepakan, dan assembling.

Page 11: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11

TIDAK ADANYA/KURANGNYA INDUSTRI BERTEKNOLOGI MENGENGAHKontribusi industri-industri berteknologi menengah seperti industri karet dan plastik, semen, logam dasar, dan barang-barang sederhana dari logam terus menurun.. Kontribusi produk-produk padat modal seperti material plastik, pupuk, bubuk kertas dan kertas, besi dan baja turun. Kecendrungan ini berbeda dengan negara-negara lain dengan derajat industrialisasi yang relatif sama.

Page 12: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11

Kelemahan-kelemahan organisasi

Industri Kecil dan Menengah masih Underdeveloped Konsentrasi Pasar. Pangsa output (concentration ratio/CR4) oleh

4 perusahaan besar mencapai 75% Lemahnya kapasitas untuk menyerap dan mengembangkan

teknologi. Memusatkan lobi dibanding teknologi/daya saing untuk membangun relasi dagang.

Lemahnya Sumber Daya Manusia

Page 13: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11

STRATEGI PEMBANGUAN SEKTOR INDUSTRI

STRATEGI SUBSTITUSI IMPOR (SI) – INWARD LOOKING STRATEGY STRATEGI PROMOSI EKSPOR – OUTWARD LOOKING STRATEG

Page 14: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11

PENYEBAB KEGAGALAN (menurut Hasibuan, 1993) Ketidak siapan bahan baku dan tenaga kerja Kompetisi pasar kecil atau tidak ada Ketergantungan pada impor tinggi Pilihan teknologi produksi yang salah Nilai tambah yang terus menurun Proteksi yang tidak mendidik