rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 5

14
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia Rostiawati (11140756) 5V-MA

Upload: rostiawati-hasan

Post on 15-Apr-2017

84 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 5

Perubahan Struktur Ekonomi

Indonesia

Rostiawati (11140756) 5V-MA

Page 2: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 5

Perubahan Struktur Ekonomi

• Teori perubahan struktur ekonomi menitik beratkan pada mekanisme transformasi yang dialami oleh negara-negara sedang berkembang yang semula bersifat subsistem dan menitikberatkan pada sektor tradisional menuju ke struktur lebih modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri jasa.

• Cheneri meminjam isttilas Kuznets, menatakan bahawa perubahan sturktur ekonomi, secara umum disebut sebagai transformasi struktur yang diartikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu sama lain dalam komposis agregat demand (AD), ekspor-impor (X - M), Agregat supplay (AS) yang merupaka produksi dan peng unaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan  modal guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Page 3: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 5

Perubahan Struktur Ekonomi

• Perubahan Struktur Ekonomi Pembangunan ekonomi jangka panjang dengan pertumbuhan PDB atau PN akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi: ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor nonprimer, khususnya industri manufaktur dengan increasing return to scale (relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas ) yang dinamis sebagai motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi (Weiss, 1988).

• Ada kecendrungan (dapat dilihat sebagai suatu hipotesis) bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi yang membuat semakin tinggi pendapatan masyarakat per kapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi dengan asumsi faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi tersedia. 

Page 4: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 5

Teori analisis • Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam

menganalisis perubahan struktur ekonomi, yakni dari 1. Arthur Lewis tentang migrasi dan2. Hollis Chenery tentang teori transportasi struktural

Page 5: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 5

Arthur Lewis• Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada

dasarnya terbagi atas dua, yaitu perekkonomian tradisional di pedesaan yang didominasi sektor pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sektor utama.

• Karena perekkonomiannya masih bersifat tradisional dan subsistem, dan pertumbuhan pendudik yang tinggi, maka terjadi pertumbuhan suplai tenaga kerja.Over-Supplay tenaga kerja ini ditandai dengan produk marginalnya yang nilainya nol dan tingkat upah riil yang rendah. Kerangka pemikiran Chenery pada dasarnya sama dengan teori model Lewis.

Page 6: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 5

Hollis Chenery

• Menurut Kuznets, perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural. Didefinisikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam komposisi Aggregate Demand (AD), perdagangan luar negeri (ekspor impor), Aggregate Supply (AS) atau produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Chenery, 1979). 

Page 7: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 5

Hollis Chenery

• Transformasi struktural dapat dilihat pada perubahan pangsa Nilai Output (NO) atau Nilai Tambah Bruto (NTB) dari setiap sektor di dalam pembentukan PDB atau PNB atau PN. Berdasarkan hasil studi Chenery dan Syrquin, perubahan pangsa dalam periode jangka panjang menunjukkan suatu pola dimana kontribusi sektor primer semakin turun dan sektor sekunder dan tersier semakin meningkat. 

Page 8: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 5

Hollis Chenery• Indikator lain yang digunakan dalam studi-studi empiris untuk mengukur pola

perubahan struktur ekonomi adalah : distribusi kesempatan kerja menurut sektor. • Pada tingkat pendapatan rendah (tahap awal pembangunan ekonomi), sektor-

sektor primer merupakan kontributor terbesar dalam penyerapan tenaga kerja. • Pada tingkat pendapatan per kapita yang tinggi (tahap akhir) sektor-sektor

sekunder terutama industri menjadi sangat penting dalam penyediaan kesempatan kerja.

• Di dalam kelompok negara-negara sedang berkembang (Low Developing Countries (LDC’s), banyak negara yang juga mengalami transisi ekonomi yang pesat dalam 30 tahun terakhir, meskipun pola dan prosesnya berbeda antar negara. 

Page 9: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 5

Hollis Chenery• Variasi tersebut disebabkan oleh : Kondisi dan struktur awal ekonomi

dalam negeri (basis ekonomi). Jika suatu negara awalnya sudah memiliki basis industri dasar (mesin, baja) yang relatif kuat, maka akan mengalami proses indutrialisasi yang lebih pesat/cepat dibandingkan negara yang hanya memiliki industri ringan (tekstil, pakaian, alas kaki) Besarnya pangsa dalam negeri (kombinasi jumlah populasi dan tingkat pendapatan riil per kapita). Pola distribusi pendapatan. Jika pendapatan per kapita meningkat pesat namun tidak diiringi dengan distribusi yang relatif merata, maka kenaikan pendapatan tersebut tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan industri-industri. 

Page 10: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 5

Struktur Perekonomian Indonesia

• Menurut Dumairy struktur perekonomian suatu negara dapat dilihat dari berbagai sudut tinjauan. Setidak-tidaknya struktur perekonomian dapat dilihat dari empat sudut tinjauan, yaitu tinjauan makro-sektoral, tinjauan keruangan, tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, dan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan.

Page 11: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 5

Struktur Ekonomi Dari Tinjauan Makro-Sektoral

• Ditinjau secara makro-sektoral struktur perekonomian Indonesia sesungguhnya masih dualistis. Hal ini dapat dilihat dari mata pencaharian utama sebagian besar penduduk masih sektor pertanian, yang berarti struktur perekonomiannya masih agraris. Tetapi penyumbang utama pendapatan nasional adalah sektor industri pengolahan, yang berati sturktur perekonomian industrial. Dengan demikian secara makro-sektoral perekonomian Indonesia baru bergeser dari strukturnya yang agraris menuju struktur yang industrial.

Page 12: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 5

Struktur Ekonomi Dari Tinjauan Keruangan

• Pergeseran struktur ekonomi secara makro-sektoral senada dengan pergeserannya dengan keruangan, ditinjau dari sudut pandang keruangan, struktur perekonomian telah bergeser dari struktur pedesaan menjadi struktur perkotaan. Hal ioni dapat kita lihat dan kita rasakan sejak Pelita I hingga era reformasi sekarang ini. Kemajuan perekonomian di kota-kota jauh lebih besar dibandingkan dengan di pedesaan., hal ini disebabkan pembangunan industri-industri pengolahan di daerah perkotaan dan juga makin berkembangnya sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi.

Page 13: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 5

Struktur Ekonomi Dari Tinjauan Penyelenggaraan Kenegaraan

• Struktur ekonomi dapat pula melihatnya dengan tinjauan penyelenggraan kenegaraan. Ditinjau dari sini maka struktur perekonomian dapat dibedakan menjadi struktur etatis, egaliter, atau borjuis.

• Pada era revormasi ini struktur ekonomi Indonesia diarahkana pada strruktur ekonomi egaliter dimana seluruh penggerak roda perekonomian dilibatkan dalam membangun perekonomian Indonesia. Misalnya dengan memperkuat peran usaha-usaha koperasi, pengusaha mikro, kecil; dan menengah karena mereka dianggap pelaku-pelaku ekonomi yang tahan menghadapai krisis ekonomi, dan dianggap sebagai pelaku-pelaku ekonomi yang mampu menjadi penyangga perekonomian Indonesia.

Page 14: Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 5

Struktur Ekonomi Dari Tinjauan Birokrasi Pengambilan Keputusan• Struktur ekonomi dapat pula dilihat berdasarkan tinjauan

birokrasi pengambila keputusan. Dilihat dari sudut tinjauan ini, struktur ekonomi dapat dibedakan menjadi struktur ekonomi yang terpusat (sentralisasi) dan desentralisasi.

• Hal ini seiring dengan mulai diberlakukannya UU Nomor 22 tahun 1999 dan telah diubah menjadi UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka terjadi perubahan struktur perekonomian yang etatis menjadi egaliter, yang tadinya sentralistis menjadi desentralistis.