laporan praktikum ma

46
LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROBISNIS Disusun oleh: Kelompok XXXIV Mutmainah Siti S. PT/06596 Dananto Ramadhan PT/06517 Rizka Mulyani PT/06539 Prabowo Priambodo PT/06589 Ariya Dwi Nugrahanto PT/06621 Asisten Pendamping : Muhamad Hafiz Widyatomo LABORATORIUM AGROBISNIS BAGIAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015 i

Upload: ariya-dwi-nugrahanto

Post on 07-Dec-2015

253 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Manajemen Agrobisnis

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum MA

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN AGROBISNIS

Disusun oleh:

Kelompok XXXIV

Mutmainah Siti S. PT/06596

Dananto Ramadhan PT/06517

Rizka Mulyani PT/06539

Prabowo Priambodo PT/06589

Ariya Dwi Nugrahanto PT/06621

Asisten Pendamping : Muhamad Hafiz Widyatomo

LABORATORIUM AGROBISNISBAGIAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA2015

i

Page 2: Laporan Praktikum MA

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum Manajemen Agrobisnis ini disusun dan diajukan

sebagai syarat dalam mata kuliah Manajemen Agrobisnis di Fakultas

Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Laporan Manajemen Agrobisnis ini telah disetujui dan disahkan

oleh asisten pembimbing pada tanggal Mei 2015.

Yogyakarta, Mei 2015

Mengetahui,

Asisten Pembimbing

Muhamad Hafiz Widyatomo

11/317538/PT/06073

ii

Page 3: Laporan Praktikum MA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan

Praktikum Manajemen Agrobisnis yang dilaksanakan pada tanggal 25

April 2015 di Bhumi Nararhya

Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dr. Ir. Suci Paramitasari Syahlani, MM., Prof. Dr.Ir Sudi Nurtini, SU,

Dr. Tri Anggraeni Kusumastuti SP., MP.,Dr.Ir. Rini Widiawati, MS

dan Mutjahidah Anggraini Ummul Muzayyanah., S.Pt.,MP.,Ph.D.

Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Agrobisnis di Fakultas

Peternakan Universitas Gadjah Mada.

2. Bp. Aprilia Respadi pemilik bhumi nararhya dan segenap

karyawannya yang telah membantu selama pengambilan data di

bhumi nararhya .

3. Asisten dan staff Laboratorium Agrobisnis, Bagian sosial Ekonomi

Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada.

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan

Praktek lapangan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh sebab itu penyusun mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga

laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, Mei 2015

Tim Penyusun

iii

Page 4: Laporan Praktikum MA

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................iv

DAFTAR TABEL .....................................................................................v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1

Latar Belakang...............................................................................1

Tujuan Praktikum Lapangan..........................................................2

Metode...........................................................................................2

BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Lokasi Perusahaan........................................................................3

Keadaan perusahaan Saat ini .......................................................4

Visi dan Misi Perusahaan ..............................................................7

Struktur Organisasi Perusahaan ...................................................8

Bidang Usaha................................................................................9

BAB III MANAJEMEN AGRIBISNIS PADA PERUSAHAAN

Hubungan Subsistem pada Perusahaan.......................................10

Manajemen Pengadaan Baku dan Pengorganisasian...................12

Manajemen Pengoperasian dan Pengawasan Produksi ...............13

Manajemen Pemasaran ................................................................19

Analisis SWOT...............................................................................22

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan....................................................................................25

Saran.............................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................26

iv

Page 5: Laporan Praktikum MA

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Bobot Badan dan Harga Ternak ................................................6

Tabel 2. Daftar Harga Produk...................................................................17

Tabel 3. Rincian Keuangan......................................................................18

v

Page 6: Laporan Praktikum MA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta lokasi .............................................................................6

Gambar 2. Bagan Organisasi Perusahaan ..............................................9

Gambar 3. Konsep Sistem dan Keterpaduan Agrobisnis.........................11

Gambar 4. Skema Manajemen Agrobisnis...............................................12

Gambar 5. Tata Letak Kandang...............................................................15

vi

Page 7: Laporan Praktikum MA

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Dokumentasi ............................................................................................28

vii

Page 8: Laporan Praktikum MA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Agrobisnis adalah suatu kegiatan usaha yang berkaitan dengan

sektor agrobisnis, mencakup perusahaan-perusahaan pemasok input

agrobisnis (upstream-slideindustries), penghasil (agricultural producing

industries), pengolah produk agrobisnis (downs treams ide industries), dan

jasa pengangkutan, jasa keuangan (agri-supporting industries). Agrobisnis

adalah sifat dari usaha yang berkaitan dengan agrobisnis (agro-based

industries) yang berorientasi pada bisnis, yaitu yang bertujuan untuk

memperoleh keuntungan dengan subsistem-subsistem seperti hulu,

onfarm, dan hilir (Fatah, 2007).

Manajemen agrobisnis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa

macam kegiatan, yaitu manajemen produksi dalam usaha produksi,

manajemen produksi dalam usaha penanganan dan pengelolaan produk,

manajemen pemasaran dan distribusi produk, manajemen resiko,

manajemen teknologi, serta manajemen kelembagaan pendukung

agrobisnis. Kegiatan tersebut harus berjalan secara terintegrasi untuk

menciptakan suatu usaha yang dapat berkelanjutan. Adanya usaha yang

berkelanjutan akan mampu memberikan keuntungan yang signifikan.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diadakan praktikum lapangan untuk

mengetahui berbagai macam perusahaan yang terjun di bidang agrobisnis

sehingga dapat mengetahui sistem yang dijalankan di perusahaan

tersebut.

Bhumi Nararya Farmberlokasi di kaki Gunung Merapi, tepatnya di

Dusun Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Diatas tanah

seluas sekitar 12.000 m2. Pak Didik mengembangkan usaha peternakan

kambing dan domba dengan desain peternakan yang mampu

menampung kambing dan domba lebih dari 2.000 ekor.

1

Page 9: Laporan Praktikum MA

Tujuan Praktikum Lapangan

Tujuan dari praktikum lapangan Manajemen Agrobisnis adalah

mempelajari tentang manajemen di dalam usaha agrobisnis yang meliputi

pengadaan bahan baku, manajemen perencanaan dan pengawasan

produksi.

Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum lapangan Manajemen

Agrobisnis adalah metode observasi dan wawancara. Metode observasi

dilakukan dengan datang langsung ke lokasi perusahaan. Metode

wawancara dilakukan melalui tanya jawab menggunakan daftar

pertanyaan dengan salah satu staff perusahaan, yaitu Pak Tri.

2

Page 10: Laporan Praktikum MA

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Lokasi Perusahaan

Bhumi Nararya Farmberlokasi di kaki Gunung Merapi, tepatnya di

Dusun Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta.Perusahaan yang

memiliki luas tanah sekitar 12.000 m2ini dimiliki oleh Aprilia Respati Adi

atau Pak Didik. Pak Didik mengatakan bahwa ia mengembangkan usaha

peternakan kambing dan domba dengan desain peternakan yang mampu

menampung kambing dan domba lebih dari 2.000 ekor ternak. Lokasi

yang terdapat pada Bhumi Nararya beriklim sejuk. Kondisi lingkungan

kandang berada jauh dari pemukiman. Keadaan lingkungan terlihat bersih

dan memiliki sumber air yang cukup. Lokasi untuk mendirikan kandang

kambing dan domba menurut Ernawati (2007), harus memenuhi

persyaratan antara lain terpisah dari rumah, tidak berdekatan dengan

bangunan umum (sekolah, tempat ibadah dan lain-lain) dan sumur, lokasi

kandang lebih tinggi dari sekitarnya, pilihan tanah lebih mudah meyerap

air, dan mudah mendapatkan air.

Lokasi kandang menurut Widi (2007) harus diperhatikan secara

makro (daerah) dan mikro (area). Secara makro, lokasi kandang harus

dekat dengan sumber sarana produksi dan atau tempat pemasaran,

sesuai dengan RUTR (Rencana Umum Tata Ruang) daerah setempat,

dan berada dalam lingkungan yang mendukung, seperti sosial dan iklim.

Secara mikro, kandang harus mudah dijangkau sarana transportasi

sehingga menghemat biaya, dan terpisah dari pemukiman. Berdasarkan

literatur lokasi bhumi nararya farm sudah ideal. Pentingnya pemilihan

lokasi usaha atau industri menurut Widiati dan Kusumastuti (2013) yaitu

terkait dengan dekatnya sumber bahan baku, ketersedian tenaga kerja,

lokasi pasar, dan intensif khusus. Berikut peta lokasi dari Perusahaan

Bhumi Nararya Farm adalah sebagai berikut :

3

Page 11: Laporan Praktikum MA

Gambar 1. Peta lokasi Bhumi Nararya Farm

Keadaan Perusahaan Saat Ini

Berdasarkan interview dengan pemilik peternakan di Bhumi

Nararya Farm asal bakalan ternak berasal dari berbagai daerah seperti

Bogor, Tegal, Magelang, Cilacap, Wonosobo, Klaten, Purworejo dan

Australia. Pembelian ternak berasal dari peternak mandiri maupun di

pasar hewan terdekat. Peternakan Bhumi Nararya juga memenuhi

kebutuhan ternak bakalan melalui breeding yang dilakukan. Hal ini

dilakukan karena Bhumi Nararya melihat adanya peluang pada

penyediaan bakalan untuk penggemukan kambing maupun domba.

Selama menjalan siklus usahanya Bhumi Naraya Farm kini

berusaha menjalankan performa produksinya dengan menerapkan 4

aspek. Empat aspek tersebut yaitu penyedian kandang yang nyaman dan

memadai, pengelolaan pakan yang berkualitas, perawatan kesehatan

ternak, dan pengolahan limbah menjadi yang lebih bermanfaat. Hal

tersebut dilakukan semata agar selama pemeliharaan ternak tidak lepas

dari animal walfare. Animal walfare menurut RSPCA (Royal Society for the

4

Page 12: Laporan Praktikum MA

Prevention of Cruelty Against Animals) (2015). Kebebasan dari kelaparan

dan kehausan, kebebasan dari ketidaksenangan, kebebasan dari

kesakitan, bebas mengespresikan kebiasaannya, bebas dari ketakutan

dan stres.

Ternak dibeli dari beberapa daerah kemudian dianggkut

menggunakan kendaraan berupa mobil pickup. Ada retribusi setiap

pembelian ternak dari pasar hewan maupun kesrawan. Biaya retribusi

yang biasa dikenakan untuk perizinan pengiriman ternak sejumlah Rp

3.000 hingga 5.000 tiap ternak Retribusi merupakan pajak yang

dibayarkan untuk tiap proses transaksi ternak didaerah tertentu. Biaya

retribusi berbeda-beda tergantung tempat.

Aset perusahaan yang dimiliki oleh Bhumi Nararya berupa kambing

dan domba yang jumlahnya mencapai 1300 ekor, gudang pakan, gudang

peralatan, fermentor, pengolahan pakan, penampungan pupuk, drum

pakan, chopper, mixer pakan, danpick up.Bhumi Nararya Farm memiliki

standar harga kambing dan domba siap jual bedasarkan wawancara.

Harga jual dari ternak yang ada di Bhumi Nararya Farm ini tergantung dari

bangsa bobot serta jenis kelamin dan kondisi ternak saat penjualan.

Harga ternak yang ada di Bhumi Nararya Farm terdapat pada Tabel 1.

5

Page 13: Laporan Praktikum MA

Tabel 1. Bobot badan dan harga ternak di Bhumi Nararya Farm

No. BangsaBobot Badan (kg)

Harga Keterangan

1 Persilangan Saanen Rp 1.500.000Rp 20.000.000 Pejantan

2 Boer Rp 1.200.000Rp 20.000.000 Pejantan

3 Merino Rp 1.300.0004 DET Rp 3.000.0005 Jawa Randu 1-2 juta rupiah6 Senduro Rp 1.800.0007 Garut 35kg Rp 1.500.000

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa, harga ternak berbeda-

beda tergantung pada bobot badan, bangsa, dan jenis kelamin. Domba

Saanen betina dijual seharga Rp 1.500.000,00, sedangkan Saanen jantan

dapat dijual sekitar Rp 12.500.000,00. Boer betina Rp 1.200.000,00 jantan

Rp 20.000.000,00. Domba Garut dengan bobot badan 35 kg seharga Rp

1.500.000,00. Domba Merino jantan Rp 7.500.000,00 Senduro Rp

1.800.000,00. domba ekor tipis maupun domba ekor tebat Rp

1.300.000,00 dan Jawarandu sekitar Rp.1.000.000,00 sampai Rp

2.000.000,00.

Proses pembayaran untuk membeli ternak dapat dilakukan secara

langsung atau cash dengan daftar DP setengah kemudian ditransfer

apabila dalam jumlah banyak dan kini yang paling modern pemesanan

dilakukan via online melalui website resmi di laman bhuminararya.com.

Jarak waktu pelunasan oleh pembeli disesuaikan dengan kesepakatan.

Hal tersebut agar memudahkan proses transaksi dan menghindari hal-hal

yang tidak diinginkan.

Saat pertama kali didirikan hingga kini Bhumi Naraya Farm

berintegerasi dengan membuat jaringan kepada sesama peternak dan

masyarakat setempat. Hal ini dibuktikan dengan perekrutan sumber daya

manusia yang diserap di sekitar kawasan Sleman dan bahkan di luar

Provinsi D. I. Yogyakarta. Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan pada

perusahaan ini adalah sepuluh orang yang terdiri dari 2 wanita dan 8 pria.

6

Page 14: Laporan Praktikum MA

Kesepuluh pekerja ini dibagi pembagian tugas yang biasanya dilakukan

setiap pagi.

Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari PerusahaanBhumi Nararya Farm adalah sebagai penyedia

bibit ternak kambing perah. Misi dari PerusahaanBhumi Nararya Farm

adalah menghasilkan atau menyediakan bibit-bibit ternak kambing perah

yang unggul dengan memadukan ilmu, teknologi, dan kearifan.

Struktur Organisasi Perusahaan

Menurut Rahmadana (2002), organisasi terjadi apabila terdapat

dua orang atau lebih bekerja sama menjalankan pekerjaan untuk

mencapai tujuan yang dikehendaki bersama. Oang atau kelompok orang

yang bekerjasama seakan-akan melakukan pekerjaannya terpisah dari

kelompok lain. Mereka bekerja sesuai dengan tugas dan pekerjaan

masing-masing.

Misalnya, bagian pembukuan, produksi, personalia, dan pemasaran.

Struktur organisasi juga sangat mempengaruhi prosedur dan

efektivitas proses penyampaian komunikasi. Struktur organisasi yang

berlaku dalam setiap perusahaan akan membentuk proses komunikasi

yang berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Struktur organisasi pada Nararya Farm digambarkan pada Gambar 2.

7

Page 15: Laporan Praktikum MA

Gambar 2. Struktur organisasi perusahaan Bhumi Nararya Farm

Struktur organisasi pada Bhumi Nararya Farm adalah diatasi oleh

pemimpin perusahaan yang memberi arahan kepada kepala kandang,

kemudian kepala kandang memberi arahan kepada anak kandang yang

terbagi dalam pembagian tugas seperti pemberian konsentrat, pemberian

hijauan, pemprosesan fermentasi, dan pengolahan limbah.

Dijelaskan oleh Anwar (2011), fungsi manajer atau kepala kandang

yaitu mengontrol pekerja kandang secara langsung dan membagi kerja

anak kandang. Sedangkan, fungsi dari anak kandang yaitu melakukan

pekerjaan yang telah diperintahkan oleh kepala kandang dengan baik dan

mengikuti segala peraturan yang telah dibuat. Pemilik perusahaan

menjadi penanggung jawab utama atas perusahaan yang dimiliki.

Berdasarkan hasil pengamatan, struktur organisasi pada Bhumi

Nararya masih dalam bentuk organisasi tradisional atau kecil karena tidak

terdapat pembagian kerja secara sistematis, spesialisasi, standarisais,

maupun stabilitas. Pada perusahaan ini terdaat rangkap jabatan yang

dilakukan oleh kepala kandang yang merangkap sebagai manajer

keuangan. Fungsi dari manajer keuangan dijelaskan oleh Anwar (2011)

yang menyatakan bahwa ada tiga macam fungsi manajemer keuangan

yaitu keputusan investasi, keputusan pembelanjaan kegiatan usaha, dan

8

PEMIMPIN PERUSAHAAN

KEPALA KANDANG

KONSENTRAT HIJAUAN FERMENTASI PENGOLAHAN LIMBAH

Page 16: Laporan Praktikum MA

keputusan deviden. Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan, diketahui

bahwa struktur organisasi yang dimiliki oleh Bhumi Nararya Farm belum

sesuai dengan literatur yang ada.

Bidang Usaha yang dijalankan

Usaha yang dijalankan oleh PerusahaanBhumi Nararya Farm

merupakan usaha yang bergerak disubsistem agrobisnis hulu dan

budidaya atau onfarm.PerusahaanBhumi Nararya Farm menyediakan

bibit-bibit ternak kambing perah, selain itu juga menyediakan ternak

pedaging, yaitu berupa domba-domba. Permintaan akan pedaging atau

domba meningkat saat datangnya musim lebaran haji (Idul Adha).

9

Page 17: Laporan Praktikum MA

BAB III

MANAJEMEN AGRIBISNIS PADA PERUSAHAAN

Hubungan Subsistem pada Perusahaan

Manajemen Agrobisnis sangatlah terkait dengan berbagai

subsistem, mulai dari subsistem hulu, tengah dan hilir. Konsep

perusahaan dan sistem agribisnis dimunculkan untuk merubah paradigm

petani-peternak bahwa mereka bukan hanya sebagai petani-peternak atau

buruh tani ternak atau pengusaha tani tetapi juga sebagai “manajer” atau

pengelola perusahaan agribisnis yang berkedudukan setara dengan

perusahaan agribisnis lainnya yang berada di subsistem hulu dan

subsistem hilir (Nurlina, 2005).Perusahaan Bhumi nararya melakukan

kegiatan sub sistem mulai dari hulu, on farm (pemeliharaan), namun tidak

terlibat dalam subsistem hilir. Subsistem terkait dengan hulu adalah

penyediaan bahan baku, perencanaan waktu produksi, pengorganisasian,

sedangkan subsistem on farm terkait dengan pemeliharaan hingga

menghasilkan cempe. Subsistem hilir yang dilakukan adalah terkait

dengan pemasaran produk. Output yang dihasilkan oleh perusahaan

tersebut adalah cempe, sehingga tidak ada pengolahan pasca panen.

Martodireso dan Widada (2002), menyatakan bahwa pengembangan

agribisnis terdapat 4 subsistem, yaitu subsistem hulu (penyediaan sarana

produksi), subsistem on farm (proses produksi dan jasa), subsistem hilir

(pengolahan dan pemasaran), dan subsistem penunjang yaitu

melaksanakan penyuluhan. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui

bahwa perusahaan Bhumi Nararya menjalankan subsistem hulu da

onfarm.

Manajemen bahan baku dan pengorganisasian

Manajemen Agrobisnis sangatlah terkait dengan berbagai

subsistem, mulai dari subsistem hulu, tengah dan hilir. Konsep

perusahaan dan sistem agribisnis dimunculkan untuk merubah paradigm

10

Page 18: Laporan Praktikum MA

petani-peternak bahwa mereka bukan hanya sebagai petani-peternak atau

buruh tani ternak atau pengusaha tani tetapi juga sebagai “manajer” atau

pengelola perusahaan agribisnis yang berkedudukan setara dengan

perusahaan agribisnis lainnya yang berada di subsistem hulu dan

subsistem hilir (Nurlina, 2005).

Gambar 3. Konsep system dan keterpaduan agribisnis

(Antara, 2009)

Perusahaan Bhumi nararya melakukan kegiatan sub sistem mulai

dari hulu, on farm (pemeliharaan), namun tidak terlibat dalam subsistem

hilir. Subsistem terkait dengan hulu adalah penyediaan bahan baku mulai

pakan, semua hal yang terkait dengan penunjang produksi, perencanaan

waktu produksi, pengorganisasian, sedangkan subsistem on farm terkait

dengan pemeliharaan hingga menghasilkan cempe. Output yang

dihasilkan oleh perusahaan tersebut adalah cempe, sehingga tidak ada

pengolahan pasca panen. Skema kegiatan agribisnis di perusahaan

Bhumi Nararya sebagai berikut:

11

Page 19: Laporan Praktikum MA

Gambar 4. Skema manajemen agrobisnis di Bhumi Nararya

Martodireso dan Widada (2002), menyatakan bahwa

pengembangan agribisnis terdapat 4 subsistem, yaitu subsistem hulu

(penyediaan sarana produksi), subsistem on farm (proses produksi dan

jasa), subsistem hilir (pengolahan dan pemasaran), dan subsistem

penunjang yaitu melaksanakan penyuluhan. Berdasarkan data yang

diperoleh, diketahui bahwa perusahaan Bhumi Nararya, bergerak pada

subsistem hulu dan onfarm, namun tidak terkait dengan subsistem hilir.

Manajemen bahan baku dan Pengorganisasian

Manajamen bahan baku meliputi harus memperhatikan lokasi

memperoleh bahan baku, kebutuhan bahan baku untuk produksi, dan

ketersediaannya. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam manajemen

bahan baku adalah ketersediaan bahan baku, lokasi untuk memperoleh

dan biaya yang harus dikeluarkan (Herjanto,). Perusahaan bumi Nararya

dalam manajemen bahan baku sudah cukup baik, perusahaan tersebut

memperoleh bahan baku dari luar kota sesuai dengan kebutuhan yang

diinginkan seperti pakan, hewan ternak, serta fasilitas penunjang produksi.

Organsisasi adalah sekumpulan orang yang bekerja sama untuk

mencapai tujuan tertentu (Gania, 2006). Bentuk-bentuk organisasi bisnis

secara umum adalah dalam bentuk single yang merupakan bentuk

organisasi yang dimiliki satu orang pemilik, partnership yang merupakan

bentuk organisasi yang dimiliki lebih dari satu orang, corporation yaitu

suatu asosiasi individu-individu yang bekerja sama, dan secara undang-

undang diharuskan menggunakan sebuah umum, dan koperasi yaitu

organisasi yang berasaskan kekeluargaan (Widiati, 2013). Lokasi

12

Page 20: Laporan Praktikum MA

praktikum yaitu diperusahaan bumi Nararya memiliki bentuk organisasi

single, karena perusahan tersebut hanya dimiliki oleh satu orang saja dan

sudah ada pembagian tugas yang jelas dari masing-masing pekerja untuk

mempermudah koordinasi. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui

bahwa fungsi manajamen pengorganisasian di perusahaan bhumi Nararya

sesuai dengan literatur

Manajemen Pengoperasian dan Pengawasan Produksi

Manajemen operasi merupakan pengelolaan aktivitas yang

diperlukan untuk mengubah serangkaian input menjadi output dan

mendistribusikan output/produk tersebut ke tangan konsumen. Kegiatan

operasi merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan industri atau

pabrik. Tujuan utama dari manajemen produksi adalah mengatur produksi

barang-barang dan jasa-jasa dalam jumlah, kualitas, harga,waktu serta

tempat teryentu sesuai dengan kebutuhan (Ali, 2011). Manajemen

pengoperasian pada Nararya Farm dilakukan oleh Kepala kandang dan

pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan bersama dengan kepala

kandang melalui proses perencanaan untuk merencanakan jenis produksi

apa yang akan dijalankan oleh perusahaan.

Input dari usaha ini adalah bibit unggul kambing dan domba yang

nantinya akan menghasilkan produk berupa kambing perah dan domba

potong, sehingga dapat dikatakan bahwa tipe produksi Bhumi Nararya

Farm adalah berkesinambungan. Hal tersebut sesuai dengan Ali (2011)

yang menyatakan bahwa produksi dikatakan berkesinambungan apabla

arus masukan berlangsung terus menerus dan menghasilkan keluaran

yang sama. Tipe produksi lainnya yaitu tipe produksi terputus-putus.

Setelah melewati proses cukup panjang dengan pertimbangan

pasar, sumber daya, dan target produksi, jenis usaha yang direncanakan

adalah usaha pembibitan kambing perah dan domba potong.Suwinardi

(2013) menyatakan terdapat sub-sistem yang berhubungan dan saling

13

Page 21: Laporan Praktikum MA

terintegrasi. Sub-sistem pertama yaitu perencanaan bisnis, perencanaan

pemasaran, perencanaan agregat, dan perencanaan sumber daya.

Bhumi Nararya Farm berlokasi di kaki Gunung Merapi, tepatnya di

Dusun Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Perusahaan yang

memiliki luas tanah sekitar 12.000 m2. Pasar yang dituju oleh Bhumi

Nararya adalah masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai peternak.

Bhumi Nararya menyediakan bibit yang nantinya akan digunakan oleh

peternak sekitar daerah Turi untuk dikembangkan. Dilihat dari

ketersediaan tenaga kerja, kawasan ini menawarkan tenaga kerja yang

berasal dari penduduk lokal yang memiliki kompetensi yang baik dalam

memelihara ternak karena sebagian besar berprofesi sebagai peternak.

Lokasi ini dekat dengan sumber pakan sehingga mempermudah untuk

pengambilan dan penyediaan pakan hijauan. Lokasi Bhumi Nararya dekat

dengan rumah penduduk, namun sesuai dengan pemaparan pemilik

perusahaan, tidak dirasakan adanya protes dari masyarakat sekitar

berkaitan dengan limbah peternakan. Hal ini disebabkan oleh sebagian

besar penduduk bekerja sebagai peternak sehingga terjadinya hubungan

mutualisme/saling menguntungkan. Untuk akses transportasi, peternakan

ini tidak terlalu dekat dekat pelabuhan, stasiun, terminal, ataupun bandara.

Namun, tersedianya akses jalan raya untuk menuju peternakan ini dengan

rambu-rambu penunjuk yang membantu mengarahkan pengunjung.

Perencanaan lokasi ini telah sesuai dengan Widiati dan Kusumastuti

(2013) yang menyatakan terdapat beberapa factor yang perlu

diperhatikan, yaitu sumber bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, dan

lokasi pasar.

Perencanaan layout pada Bhumi Nararya dimaksudkan untuk

mempermudah hal pemeliharaan ternak. Widiati dan Kusumastuti (2013)

menyatakan bahwa tata letak perusahaan merupakan suatu landasan

utama karena akan menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan

produksi, serta dapat menentuka kelangsungan atau keberhasilan suatu

perushaan.

14

Page 22: Laporan Praktikum MA

Keterangan :1) kandang 012) kandang 02 3) kandang 034) kandang 04 5) kandang 05 6) kandang 06 7) kandang 07 8) kandang 08 9) kandang 09 10) kandang 1011) kandang 1112) kandang umbaran13) pengolahan pakan14) pengolahan pupuk 15) kamar mandi16) penampungan pupuk 17) gudang18) UGD19) kantor20) umbaran21) pemandian22) pengolahan pakan 23) gudang 24) ruang serbaguna25) kamar mandi26) kolam ikan27) bak air28) rumah perah.

Gambar 5. Tata letak kandang Bhumi Nararya Farm

Setelah sesuai dengan perencanaan yang ada, maka perlu

dilakukan pengendalian proses terhadap pembelian, persediaan, dan

mutu. Pimpinan perusahan memberikan arahan kepada kepala kandang

yang kemudian bertugas menyampaikan arahan tersebut kepada anak

kandang. Penugasan kepada anak kandang dapat dibagi menjadi

penugasan pada bagian konsentrat, bagian hijauan, bagian fermentasi,

dan lain-lain.

15

Page 23: Laporan Praktikum MA

Pimpinan perusahaan dan kepala kandang bersama-sama

melakukan pengawasan saat pengambilan bahan baku dan pengawasan

kualitas perusahaan dengan memantau proses produksi yang dilakukan

oleh pekerja, baik pengawasan terhadap tata cara memberi perlakuan

terhadap ternak ataupun pengawasan terhadap penggunaan mesin yang

digunakan. Namun, pimpinan perusahaan juga melakukan pengawasan

terhadap sistem produksi perusahaan dengan datang langsung dan

memantau para pekerja (Suwinurtadi, 2013). Kepala kandang memberi

arahan kepada anak kandang untuk melakukan tugas sesuai dengan SOP

yang telah dibuat agar produksi yang dihasilkan memuaskan, persediaan

mencukupi, kualitas baik, serta dengan ongkos minim.Hal tersebut

diperkuat dengan pendapat Hatani (2008) yang menyatakan bahwa,

pengawasan kualitas produksi pada suatu perusahaan dilaksanakan

melalui dua tahap yaitu: pengawasan kualitas proses produksi adalah

pengawasan yang dititiberatkan pada kegiatan-kegiatan dalam proses

pembuatan produk yang mengarah pada pengawasan bahan baku,

tenaga kerja, mesin dan metode, kemudian dilakukan pengawasan

kualitas hasil akhir yaitu berupa kegiatan untuk memeriksa hasil akhir

produksi apakah sudah sesuai dengan rencana, dalam hal ini penentuan

produk yang baik dan memenuhi standar yang ditetapkan.

Tenaga kerja yang dipekerjakan pada Bhumi Nararya berjumlah 10

orang. Pembagian tugas kesepuluh pekerja ini ditentukan oleh kepala

kandang yang dibagi menjadi petugas konsentrat, petugas hijauan,

petugas perkandangan, dan breeding. Pekerja merupakan warga sekitar

daerah Bhumi Nararya yang telah memiiki pengetahuan terkait bidang

peternakan. Jam kerja ini dibagi menjadi tiga shift yaitu shift pagi, shift

sore, dan shift malam. Pekerja digaji berdasarkan UMR, yaitu Rp.

1.200.000,00. Hal ini sesuai dengan ……

Pengendalian mutu. Menurut Widiati dan Kusumastuti

(2013)terdapat dua macam pengendalian mutu, yaitu pengendalian

masukan dan pengendalian keluaran. Pedoman dalam melakukan

16

Page 24: Laporan Praktikum MA

pengendalian mutu adalah: memeriksa sekurang-kurangnya sejumlah

sampel untuk menjamin mutu, kesesuaian dengan kebutuhan pelanggan,

dan jumlah retur yang telah didistribusikan kepada konsumen.

Pengendalian mutu ini dilakukan oleh pemilik perusahaan dan kepala

kandang secara langsung. Beberapa hal yang dilakukan saat pengecekan

mutu yaitu memeriksa sampel pakan secara berkala dan mencatat tanggal

masuknya pakan terebut. Selain itu, dilakukan pula control terhadap

ternak yang sakit, apabila ternak tersebut masih bisa diobati maka akan

diobati hingga sembuh, namun apabila penyakit yang menyerang sudah

terlalu parah maka akan dipilih untuk dipotong.

Manajemen Keuangan. Manajemenen keuangan perusahaan

adalah aktivitas yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian,

perolehan serta pendistribusian asset asset keuangan perusahaan.

Aktivitas yang dilakukan pada umumnya berhubungan dengan penentuan

keputusan investasi jangka panjang. Perolehan dana untuk investasi dana

tersebut serta pelaksanaan kegiatan operasional keuangan perusahaan

(Handono, 2004). Berdasarkan hasil wawancara saat praktikum, diketahui

produk-produk yang dihasilkan di Bhumi Narariya dapat dilihat pada Tabel

2.

Tabel 2. Daftar Harga Produk Bhumi Narariya Farm

No. Produk Satuan Harga Keterangan

1 Persilangan Saanen Rp 1.500.000Rp 20.000.000 Pejantan

2 Boer Rp 1.200.000Rp 20.000.000 Pejantan

3 Merino Rp 1.300.0004 DET Rp 3.000.0005 Jawa Randu 1-2 juta rupiah6 Senduro Rp 1.800.00078.

GarutPupuk kandang

35kg50 kg

Rp 1.500.000Rp. 23.000

Ketika ditanyakan perihal kerjasama antara pemerintah dengan

perusahaan yang dijalankan, pimpinan kandang menyatakan bahwa

belum adanya bantuan dari pemerintah. Akan tetapi, dengan keberadaan

17

Page 25: Laporan Praktikum MA

perusahaan yang hingga kini masih terus menjalankan usahanya, maka

dapat diketahui jika perusahaan mampu mengelola keuangannya dengan

baik. Rincian data keuangan perusahaan Bhumi Narariya digambarkan

pada Tabel 2.

Tabel 3. Rincian Keuangan Bhumi Nararya Farm

Rincian Nominal (Rp)

Biaya input

- Kambing 60 ekor

perbulan (@1.600.000)

- Domba 100ekor (@2.000.000)

96.000.000

200.000.000

-Pupuk organik 25 (@23.000) 575.000

Total 296.575.000

Biaya output

- Pakan 30.000.000

-Gaji karyawan (10 @Rp 1.200.000) 12.000.000

- Listrik dan air 700.000

Total 42.700.000

Laba 253.875.000

Berdasarkan data dari tabel rincian keuangan Bhumi Nararya Farm

dapat diketahui bahwa total biaya input sebesar Rp 253.875.000,

sedangkan biaya output seperti biaya produksi termasuk pakan, gaji

karyawan,listrik, air, adalah sebesar Rp 42.700.000 Berdasarkan biaya

input yang diperoleh tinggi dan biaya outputnya yang rendah maka

keuntungan yang diperoleh perusahaan sangat besar.

Hasri et al., (2001) menyatakan bahwa untuk menghitung

keuangaan bersih dalam suatu usaha dapat dilakukan dengan cara

pendapatan yang diperoleh dikurangkan dengan biaya pengeluaran,

18

Page 26: Laporan Praktikum MA

kemudian hasilnya positif. Hasil praktikum apabila dibandingkan dengan

literatur sudah sesuai karena hasilnya adalah positif yang artinya untung.

Manajemen Pemasaran

Konsep pemasaran menurut Shinta (2011) adalah suatu proses

dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan

dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala

kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari

produsen sampai konsumen. Menurut Widiati dan Kusumastuti (2013),

konsep pasar, dalam sistem pemasaran terjadi proses aliran barang dan

jasa dari produsen sampai dengan konsumen akhir pada posisi sama-

sama tidak dirugikan. Kegiatan pemasaran harus menghasilkan win-win

solution artinya pelanggan ingin membeli produk kalau produk tersebut

seuai dengan keinginanya. Perusahaan dapat memperoleh profit dari

produk yang dihasilkanya kalau produk tersebut dibeli oleh pelanggan.

Menurut Shinta (2011), fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan

menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan

lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar

peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus

dihadapi. Bauran pemasaran merupakan strategi yang dijalankan

perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana perusahaan

menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang

merupakan sasaran pasarannya.

Jumlah ternak yang terjual dalam sehari berkisar antara 2 sampai

dengan 3 ekor ternak, sehingga dalam sebulan perusahaan ini dapat

menjual 60 ekor kambing dan 100 domba. Peningkatan permintaan

terhadap produk yang dihasilkan terjadi ketika hari raya Qurban dan

adanya Aqiqah. Ketika terjadi peningkatan permintaan yang terlalu tinggi,

perusahaan Bhumi Nararya memanfaatkan anggota kemitraan yang

dimiliki. Sehingga, apabila kandang pada perusahaan tidak dapat

19

Page 27: Laporan Praktikum MA

mencukupi untuk menampung sejumlah ternak yang diminta, Bhumi

Nararya memanfaatkan anggota kemitraan untuk memenuhi permintaan

tersebut. Pada perusahaan ini belum adanya differensiasi produk.

Penyediaan produk pada Bhumi Nararya tergantung pada pesanan

pelanggan (trading). Bhumi Nararya telah memiliki pelanggan tetap,

beberapa diantaranya adalah peternak-peternak kambing perah yang

lokasinya tidak jauh dari perusahaan ini dan pengusaha-pengusaha sate

domba baik yang berada di daerah Yogyakarta maupun luar daerah

Yogyakarta.

Salah satu kelebihan dari perusahaan ini adalah sudah memiliki

sistem promosi yang baik, salah satu contohnya yaitu melalui media

sosial. Media sosial yang digunakan untuk promosi adalah Facebook dan

penjualan online pada web perusahaan. Selain itu, promosi juga dilakukan

dengan menampilkan iklan pada Koran dan membuat selebaran-

selebaran. Media sosial dianggap lebih efektif dibanding dengan metode

promosi yang lain, hal ini dikarenakan dengan menggunakan media sosial

tidak dibutuhkan biaya yang tinggi. Selain itu, permintaan ternak dapat

datang tidak hanya dari peternak-peternak Yogyakarta, namun dapat juga

datang dari luar seperti dari Jakarta, Kalimantan, dan Surabaya. Produk

permintaan dari luar Yogyakarta biasanya berupa daging domba yang

nantinya akan diolah dan dipasarkan dalam bentuk sate.Pimpinan

kandang mengatakan bahwa tidak dirasakannya kompetisi antar peternak

yang terdapat disekekliling perusahaan ini. Hubungan yang terjadi antar

peternak dengan perusahaan ini adalah saling membantu. Bhumi Nararya

mencoba memenuhi penyediaan bibit untuk peternak-peternak kecil.

Promosi merupakan elemen yang penting dalam pemasaran,

dengan kegiatan promosi perusahaan dapat memperkennalkan suatu

produk atau jasa kepada konsumen, dengan demikian konsumen akan

mengetahui adanya suatu produk barang atau jasa. Fungsi promosi

adlaah untuk mencapai tujuan komunikasi dengan konsumen. Promosi

berperan dalam menghasilkan penyampaian informasi yang baik kepada

20

Page 28: Laporan Praktikum MA

konsumen akan manfaat dan kelebihan suatu produk barang atau jasa

sehingga dapat mempengaruhi benak konsumen tersebut (Anggraeni,

2013).

Kendala yang sering muncul adalah pada efisiensi anggaran untuk

media komunikasi pemasaran. Teknologi informasi khususnya internet

sangat mempengaruhi dunia marketing, bahkan pemanfaatan internet

untuk marketing dianggap sebagai trend setter. Facebook Marketing

merupakan salah satu cara pemasaran melalui internet dengan

memanfaatkan fungsi-fungsi yang ada pada jejaring sosial Facebook.

Dengan Facebook Marketing pengusaha tidak hanya melaksanakan

proses bisnis pemasaran, namun juga dapat berkomunikasi dengan

pelanggan-pelanggannya. Facebook Marketing merupakan solusi

komunikasi pemasaran modern (Mutaqqin, 2011). Berdasarkan hasil

pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa metode promosi yang

dilakukan telah sesuai dengan literature yang ada.

Perusahaan Bhumi Nararya Farm bekerjasama dengan para

peternak yang ada di sekitar lokasi Perusahaan Bhumi Nararya Farm dan

juga kemitraan yang ada di Klaten dan Wonosobo, sehingga mereka

saling menguntungkan satu dengan yang lainnya. Pembelian ternak

dilakukan dengan menghitung bobot badan dari ternak tersebut. Usaha

yang dijalankan Perusahaan Bhumi Nararya Farm sudah cukup baik.

Pemasaran produk sudah berkembang mulai dari peternak di sekitar

lokasi, antar kota, hingga antar pulau seperti Kalimantan. Walaupun

jumlah penjualan produk tidak menentu, namun penjualan Perusahaan

Bhumi Nararya Farm terjadi secara continue atau dapat juga dikatakan

selalu ada.

21

Page 29: Laporan Praktikum MA

ANALISIS SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman

(Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan

demikian perencana strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor

strategis (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada

saat ini (Rangkuti, 2001). Berdasarkan pengamatan saat praktikum, analisis

SWOT pada Bhumi Nararya adalah

Strengths (Kekuatan)

Kekuatan yang dimiliki oleh Bhumi Nararya adalah berani dalam

mengambil resiko untuk bergerak di sector pembibitan. Usaha pembibitan

merupakan usaha yang memiliki resiko tinggi.Usaha pembibitan memiliki

peluang yang cukup besar sehingga dapat menghasilkan keuntungan

yang tinggi pula.

Bhumi Nararya telah memiliki pasar tersendiri, yaitu peternak

kambing perah yang berada di sekitar Turi, Yogyakarta dan beberapa

pengusaha sate yang secara berkala mengabil domba untuk diolah

menjadi sate. Penjualan dilakukan secara langsung atau melalui media

sosial. Bhumi Nararya sendiri tidak memiliki Kelebihan lain dari Bhumi

Nararya adalah telah memiliki sistem pemasaran yang baik, salah satu

inovasi yang dilakukan adalah penjualan melalui sosial media, yaitu

facebook. Dengan menggunakan soisal media, Bhumi Nararya tidak

hanya bisa merangkul konsumen di Yogyakarta atau pulau Jawa saja,

namun dapat menjangkau hingga luar pulau Jawa seperti Kalimantan.

Andreani (2013) menyatakan bahwa beberapa kelebihan sosial media

adalah media sosial memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih

dekat dengan konsumen. Selain itu, dengan media sosial juga dapat

membangun merek dagang karena melalui percakapan media sosial

dapat menyajikan cara sempurna untuk meningkatkan brand awareness,

22

Page 30: Laporan Praktikum MA

meningkatkan pengenalan dan ingatan akan merek dan meningkatkan

loyalitas merek.

Weakness (Kelemahan)

Kelemahan pada Bhumi Nararya adalah belum adanya manajer

keuangan. Posisi manajer keuangan masih dipegang oleh pemilik

perusahaan, sehingga masih adanya rangkap jabatan. Dalam sebuah

perusahaan harus ada struktur organisasi sehingga pembagian tugas

menjadi jelas hal ini dijelaskan oleh Azwar (2011) menyatakan bahwa

untuk membentuk suatu perusahaan yang berkelanjutan dibutuhkan

pembagian tugas yang sistematis, Dengan adanya pembagian tugas yang

jelas nantinya diharapkan tidak adanya timpang tindih tugas pekerjaan

yang akan membuat pekerja tidak focus pada pekerjaan yang telah

diberikan.

Opportunity (peluang)

Beberapa kesempatan yang potensial untuk dikembangkan oleh

Bhumi Nararya adalah membuka penjualan pakan, pengolahan limbah,

dan pengolahan pasca panen. Usaha pembibitan merupakan usaha

bidang hulu yang berkaitan langsung dengan menghasilkan ternak yang

berkualitas baik nantinya. Pengolahan pasca panen juga dianggap

menjadi salah satu peluang yang sangat besar untuk dilakukan.

Peternakan kambing perah ini belum melakukan pengolahan susu

kambing dengan baik. Apabila dilakukan pengolahan terhadap susu yang

dihasilkan menjadi susu pasteurisasi, keju, ataupun produk olahan lainnya

sehingga akan menimbulkan differensiasi produk dan menghasilkan

keuntungan.Pengembangan produk menurut Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian (2005) dapat dianggap suatu peluang dalam

menyediakan pasokan produk. Kedepannya produk peternakan

diharapkan menjadi produk yang lebih beragam, hal ini terkait dengan

berbagai isu global dan kecenderungan preferensi konsumen yang makin

berkembang di masa depan.

Threat (ancaman)

23

Page 31: Laporan Praktikum MA

Usaha di bidang peternakan merupakan usaha yang memiliki

resiko yang cukup tinggi karena berhubungan langsung dengan makhuk

hidup. Beberapa ancaman yang dirasakan adalah penyakit. Ancaman

lainnya juga muncul dari perusahaan sejenis.

24

Page 32: Laporan Praktikum MA

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Bhumi Nararya Farm merupakan perusahaan perseorangan yang

bergerak dibidang hulu dan on farm. Struktur organisasi Bhumi Nararya

Farm belum mempunyai kejelasan. Daerah pemasaran sudah mencapai

daerah luar jawa seperti Kalimantan. Berdasarkan estimasi laporan

keuangan dapat disimpulkan bahwa Bhumi Nararya Farm memperoleh

keuntungan dari usahanya.

Saran

Perusahaan Bhumi Nararya Farm perlu adanya kejelasan dalam

struktur organisasi karena dengan adanya struktur organisasi yang jelas

akan jelas mengenai tugas-tugas dari semua pekerja yang ada di

perusahaan.

25

Page 33: Laporan Praktikum MA

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, D. 2013. Sistem Pemasaran. Diakses pada 8 Mei 2015 pada laman http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2696/Bab%202.pdf?sequence=7

Annisah, A. 2011. Manajemen produksi dengan penjadwalan tertata bertujuan mengoptimalkan produktifitas ternak. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara

Anonim. 2013. Bhumi Naraya Farm. Diakes pada 6 Mei 2015 jam 7 : 49 di laman http://bhuminararya.com

Ernawati, Y. 2007. Pengelolaan kandang dan domba. Badan Pengakajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah

Gania, gina. 2006. Perilaku dan manajemn organisasi. Erlangga. Jakarta.

Hatani, La. 2008. Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti Melalui Pendekatan Statistical Quality Control (Sqc) (Studi Kasus Pada Perusahaan Roti Perusahaan Roti Rizki Kendari). Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo. Sulawesi Tenggara.

Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen operasional. Grasindo. Jakarta

Martodireso, Sudadi dan Widada A. S. 2002.Agribisnis kemitraan usaha

bersama. Kanisius. Yogyakarta

Muttaqin, Z. 2011. Facebook Marketing dalam komunikasi pemasaran modern. Fakultas Teknik Universitas Pesantre Tinggi Darul ‘Ulum (Unipdu) Jombang Kompleks Ponpes Darul ‘Ulum Rejoso Peterongan Jombang Jatim. Teknologi, VOL. 1, NO. 2, JULI 2011

Nurlina, Lilis. 2005. Pemberdayaan peternak melalui Pengembangan koperasi agribisnis Peternakan sapi perah

Rahmadana, M.Fitri dan Widho Bijaksana. 2002. Pengaruh Sistem Informasi Manajemen dan Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Pengambilan Keputusan Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Belawan. Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

RSPA.2015. Animal Walfare. Diakses pada 7 Mei 2015 jam 01:00 di laman http://rspca.org.uk.

26

Page 34: Laporan Praktikum MA

Shinta, Agustina. 2011. Manajemen Pemasaran. UB Press. Malang.

Suwiardi. 2013. Sistem Perencanaan dan Pengendalian produksi. RBITH Vol. 9 No. 1 MARET 2013 : 42 – 47 42

Tedjasutisna, Ating. 1999. AdministrasiPerkantoran. Armico. Bandung.

Widi, M.S.T. 2007. Beternak Domba. PT Intan Sejati. Klaten

Widiati, R., dan Kusumastuti, T.A. 2013. Manajemen Agribisnis Aplikasi pada Industri Peternakan. CGS Press. Yogyakarta

Anwar, K. R. 2011. Analisis kinerha keuangan pada PT Mega Indah Sari Makassar. Fakultas Ekonomi jurusan manajemen Universitas Hassanudin Makassar.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis sapi. Departemen Pertanian

27

Page 35: Laporan Praktikum MA

LAMPIRAN

28