laporan praktikum ma
DESCRIPTION
Manajemen AgrobisnisTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN AGROBISNIS
Disusun oleh:
Kelompok XXXIV
Mutmainah Siti S. PT/06596
Dananto Ramadhan PT/06517
Rizka Mulyani PT/06539
Prabowo Priambodo PT/06589
Ariya Dwi Nugrahanto PT/06621
Asisten Pendamping : Muhamad Hafiz Widyatomo
LABORATORIUM AGROBISNISBAGIAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA2015
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum Manajemen Agrobisnis ini disusun dan diajukan
sebagai syarat dalam mata kuliah Manajemen Agrobisnis di Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Laporan Manajemen Agrobisnis ini telah disetujui dan disahkan
oleh asisten pembimbing pada tanggal Mei 2015.
Yogyakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Asisten Pembimbing
Muhamad Hafiz Widyatomo
11/317538/PT/06073
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Manajemen Agrobisnis yang dilaksanakan pada tanggal 25
April 2015 di Bhumi Nararhya
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Ir. Suci Paramitasari Syahlani, MM., Prof. Dr.Ir Sudi Nurtini, SU,
Dr. Tri Anggraeni Kusumastuti SP., MP.,Dr.Ir. Rini Widiawati, MS
dan Mutjahidah Anggraini Ummul Muzayyanah., S.Pt.,MP.,Ph.D.
Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Agrobisnis di Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada.
2. Bp. Aprilia Respadi pemilik bhumi nararhya dan segenap
karyawannya yang telah membantu selama pengambilan data di
bhumi nararhya .
3. Asisten dan staff Laboratorium Agrobisnis, Bagian sosial Ekonomi
Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
Praktek lapangan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu penyusun mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, Mei 2015
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................iv
DAFTAR TABEL .....................................................................................v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
Latar Belakang...............................................................................1
Tujuan Praktikum Lapangan..........................................................2
Metode...........................................................................................2
BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
Lokasi Perusahaan........................................................................3
Keadaan perusahaan Saat ini .......................................................4
Visi dan Misi Perusahaan ..............................................................7
Struktur Organisasi Perusahaan ...................................................8
Bidang Usaha................................................................................9
BAB III MANAJEMEN AGRIBISNIS PADA PERUSAHAAN
Hubungan Subsistem pada Perusahaan.......................................10
Manajemen Pengadaan Baku dan Pengorganisasian...................12
Manajemen Pengoperasian dan Pengawasan Produksi ...............13
Manajemen Pemasaran ................................................................19
Analisis SWOT...............................................................................22
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan....................................................................................25
Saran.............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................26
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Bobot Badan dan Harga Ternak ................................................6
Tabel 2. Daftar Harga Produk...................................................................17
Tabel 3. Rincian Keuangan......................................................................18
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta lokasi .............................................................................6
Gambar 2. Bagan Organisasi Perusahaan ..............................................9
Gambar 3. Konsep Sistem dan Keterpaduan Agrobisnis.........................11
Gambar 4. Skema Manajemen Agrobisnis...............................................12
Gambar 5. Tata Letak Kandang...............................................................15
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Dokumentasi ............................................................................................28
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Agrobisnis adalah suatu kegiatan usaha yang berkaitan dengan
sektor agrobisnis, mencakup perusahaan-perusahaan pemasok input
agrobisnis (upstream-slideindustries), penghasil (agricultural producing
industries), pengolah produk agrobisnis (downs treams ide industries), dan
jasa pengangkutan, jasa keuangan (agri-supporting industries). Agrobisnis
adalah sifat dari usaha yang berkaitan dengan agrobisnis (agro-based
industries) yang berorientasi pada bisnis, yaitu yang bertujuan untuk
memperoleh keuntungan dengan subsistem-subsistem seperti hulu,
onfarm, dan hilir (Fatah, 2007).
Manajemen agrobisnis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
macam kegiatan, yaitu manajemen produksi dalam usaha produksi,
manajemen produksi dalam usaha penanganan dan pengelolaan produk,
manajemen pemasaran dan distribusi produk, manajemen resiko,
manajemen teknologi, serta manajemen kelembagaan pendukung
agrobisnis. Kegiatan tersebut harus berjalan secara terintegrasi untuk
menciptakan suatu usaha yang dapat berkelanjutan. Adanya usaha yang
berkelanjutan akan mampu memberikan keuntungan yang signifikan.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diadakan praktikum lapangan untuk
mengetahui berbagai macam perusahaan yang terjun di bidang agrobisnis
sehingga dapat mengetahui sistem yang dijalankan di perusahaan
tersebut.
Bhumi Nararya Farmberlokasi di kaki Gunung Merapi, tepatnya di
Dusun Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Diatas tanah
seluas sekitar 12.000 m2. Pak Didik mengembangkan usaha peternakan
kambing dan domba dengan desain peternakan yang mampu
menampung kambing dan domba lebih dari 2.000 ekor.
1
Tujuan Praktikum Lapangan
Tujuan dari praktikum lapangan Manajemen Agrobisnis adalah
mempelajari tentang manajemen di dalam usaha agrobisnis yang meliputi
pengadaan bahan baku, manajemen perencanaan dan pengawasan
produksi.
Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum lapangan Manajemen
Agrobisnis adalah metode observasi dan wawancara. Metode observasi
dilakukan dengan datang langsung ke lokasi perusahaan. Metode
wawancara dilakukan melalui tanya jawab menggunakan daftar
pertanyaan dengan salah satu staff perusahaan, yaitu Pak Tri.
2
BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
Lokasi Perusahaan
Bhumi Nararya Farmberlokasi di kaki Gunung Merapi, tepatnya di
Dusun Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta.Perusahaan yang
memiliki luas tanah sekitar 12.000 m2ini dimiliki oleh Aprilia Respati Adi
atau Pak Didik. Pak Didik mengatakan bahwa ia mengembangkan usaha
peternakan kambing dan domba dengan desain peternakan yang mampu
menampung kambing dan domba lebih dari 2.000 ekor ternak. Lokasi
yang terdapat pada Bhumi Nararya beriklim sejuk. Kondisi lingkungan
kandang berada jauh dari pemukiman. Keadaan lingkungan terlihat bersih
dan memiliki sumber air yang cukup. Lokasi untuk mendirikan kandang
kambing dan domba menurut Ernawati (2007), harus memenuhi
persyaratan antara lain terpisah dari rumah, tidak berdekatan dengan
bangunan umum (sekolah, tempat ibadah dan lain-lain) dan sumur, lokasi
kandang lebih tinggi dari sekitarnya, pilihan tanah lebih mudah meyerap
air, dan mudah mendapatkan air.
Lokasi kandang menurut Widi (2007) harus diperhatikan secara
makro (daerah) dan mikro (area). Secara makro, lokasi kandang harus
dekat dengan sumber sarana produksi dan atau tempat pemasaran,
sesuai dengan RUTR (Rencana Umum Tata Ruang) daerah setempat,
dan berada dalam lingkungan yang mendukung, seperti sosial dan iklim.
Secara mikro, kandang harus mudah dijangkau sarana transportasi
sehingga menghemat biaya, dan terpisah dari pemukiman. Berdasarkan
literatur lokasi bhumi nararya farm sudah ideal. Pentingnya pemilihan
lokasi usaha atau industri menurut Widiati dan Kusumastuti (2013) yaitu
terkait dengan dekatnya sumber bahan baku, ketersedian tenaga kerja,
lokasi pasar, dan intensif khusus. Berikut peta lokasi dari Perusahaan
Bhumi Nararya Farm adalah sebagai berikut :
3
Gambar 1. Peta lokasi Bhumi Nararya Farm
Keadaan Perusahaan Saat Ini
Berdasarkan interview dengan pemilik peternakan di Bhumi
Nararya Farm asal bakalan ternak berasal dari berbagai daerah seperti
Bogor, Tegal, Magelang, Cilacap, Wonosobo, Klaten, Purworejo dan
Australia. Pembelian ternak berasal dari peternak mandiri maupun di
pasar hewan terdekat. Peternakan Bhumi Nararya juga memenuhi
kebutuhan ternak bakalan melalui breeding yang dilakukan. Hal ini
dilakukan karena Bhumi Nararya melihat adanya peluang pada
penyediaan bakalan untuk penggemukan kambing maupun domba.
Selama menjalan siklus usahanya Bhumi Naraya Farm kini
berusaha menjalankan performa produksinya dengan menerapkan 4
aspek. Empat aspek tersebut yaitu penyedian kandang yang nyaman dan
memadai, pengelolaan pakan yang berkualitas, perawatan kesehatan
ternak, dan pengolahan limbah menjadi yang lebih bermanfaat. Hal
tersebut dilakukan semata agar selama pemeliharaan ternak tidak lepas
dari animal walfare. Animal walfare menurut RSPCA (Royal Society for the
4
Prevention of Cruelty Against Animals) (2015). Kebebasan dari kelaparan
dan kehausan, kebebasan dari ketidaksenangan, kebebasan dari
kesakitan, bebas mengespresikan kebiasaannya, bebas dari ketakutan
dan stres.
Ternak dibeli dari beberapa daerah kemudian dianggkut
menggunakan kendaraan berupa mobil pickup. Ada retribusi setiap
pembelian ternak dari pasar hewan maupun kesrawan. Biaya retribusi
yang biasa dikenakan untuk perizinan pengiriman ternak sejumlah Rp
3.000 hingga 5.000 tiap ternak Retribusi merupakan pajak yang
dibayarkan untuk tiap proses transaksi ternak didaerah tertentu. Biaya
retribusi berbeda-beda tergantung tempat.
Aset perusahaan yang dimiliki oleh Bhumi Nararya berupa kambing
dan domba yang jumlahnya mencapai 1300 ekor, gudang pakan, gudang
peralatan, fermentor, pengolahan pakan, penampungan pupuk, drum
pakan, chopper, mixer pakan, danpick up.Bhumi Nararya Farm memiliki
standar harga kambing dan domba siap jual bedasarkan wawancara.
Harga jual dari ternak yang ada di Bhumi Nararya Farm ini tergantung dari
bangsa bobot serta jenis kelamin dan kondisi ternak saat penjualan.
Harga ternak yang ada di Bhumi Nararya Farm terdapat pada Tabel 1.
5
Tabel 1. Bobot badan dan harga ternak di Bhumi Nararya Farm
No. BangsaBobot Badan (kg)
Harga Keterangan
1 Persilangan Saanen Rp 1.500.000Rp 20.000.000 Pejantan
2 Boer Rp 1.200.000Rp 20.000.000 Pejantan
3 Merino Rp 1.300.0004 DET Rp 3.000.0005 Jawa Randu 1-2 juta rupiah6 Senduro Rp 1.800.0007 Garut 35kg Rp 1.500.000
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa, harga ternak berbeda-
beda tergantung pada bobot badan, bangsa, dan jenis kelamin. Domba
Saanen betina dijual seharga Rp 1.500.000,00, sedangkan Saanen jantan
dapat dijual sekitar Rp 12.500.000,00. Boer betina Rp 1.200.000,00 jantan
Rp 20.000.000,00. Domba Garut dengan bobot badan 35 kg seharga Rp
1.500.000,00. Domba Merino jantan Rp 7.500.000,00 Senduro Rp
1.800.000,00. domba ekor tipis maupun domba ekor tebat Rp
1.300.000,00 dan Jawarandu sekitar Rp.1.000.000,00 sampai Rp
2.000.000,00.
Proses pembayaran untuk membeli ternak dapat dilakukan secara
langsung atau cash dengan daftar DP setengah kemudian ditransfer
apabila dalam jumlah banyak dan kini yang paling modern pemesanan
dilakukan via online melalui website resmi di laman bhuminararya.com.
Jarak waktu pelunasan oleh pembeli disesuaikan dengan kesepakatan.
Hal tersebut agar memudahkan proses transaksi dan menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan.
Saat pertama kali didirikan hingga kini Bhumi Naraya Farm
berintegerasi dengan membuat jaringan kepada sesama peternak dan
masyarakat setempat. Hal ini dibuktikan dengan perekrutan sumber daya
manusia yang diserap di sekitar kawasan Sleman dan bahkan di luar
Provinsi D. I. Yogyakarta. Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan pada
perusahaan ini adalah sepuluh orang yang terdiri dari 2 wanita dan 8 pria.
6
Kesepuluh pekerja ini dibagi pembagian tugas yang biasanya dilakukan
setiap pagi.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari PerusahaanBhumi Nararya Farm adalah sebagai penyedia
bibit ternak kambing perah. Misi dari PerusahaanBhumi Nararya Farm
adalah menghasilkan atau menyediakan bibit-bibit ternak kambing perah
yang unggul dengan memadukan ilmu, teknologi, dan kearifan.
Struktur Organisasi Perusahaan
Menurut Rahmadana (2002), organisasi terjadi apabila terdapat
dua orang atau lebih bekerja sama menjalankan pekerjaan untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki bersama. Oang atau kelompok orang
yang bekerjasama seakan-akan melakukan pekerjaannya terpisah dari
kelompok lain. Mereka bekerja sesuai dengan tugas dan pekerjaan
masing-masing.
Misalnya, bagian pembukuan, produksi, personalia, dan pemasaran.
Struktur organisasi juga sangat mempengaruhi prosedur dan
efektivitas proses penyampaian komunikasi. Struktur organisasi yang
berlaku dalam setiap perusahaan akan membentuk proses komunikasi
yang berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Struktur organisasi pada Nararya Farm digambarkan pada Gambar 2.
7
Gambar 2. Struktur organisasi perusahaan Bhumi Nararya Farm
Struktur organisasi pada Bhumi Nararya Farm adalah diatasi oleh
pemimpin perusahaan yang memberi arahan kepada kepala kandang,
kemudian kepala kandang memberi arahan kepada anak kandang yang
terbagi dalam pembagian tugas seperti pemberian konsentrat, pemberian
hijauan, pemprosesan fermentasi, dan pengolahan limbah.
Dijelaskan oleh Anwar (2011), fungsi manajer atau kepala kandang
yaitu mengontrol pekerja kandang secara langsung dan membagi kerja
anak kandang. Sedangkan, fungsi dari anak kandang yaitu melakukan
pekerjaan yang telah diperintahkan oleh kepala kandang dengan baik dan
mengikuti segala peraturan yang telah dibuat. Pemilik perusahaan
menjadi penanggung jawab utama atas perusahaan yang dimiliki.
Berdasarkan hasil pengamatan, struktur organisasi pada Bhumi
Nararya masih dalam bentuk organisasi tradisional atau kecil karena tidak
terdapat pembagian kerja secara sistematis, spesialisasi, standarisais,
maupun stabilitas. Pada perusahaan ini terdaat rangkap jabatan yang
dilakukan oleh kepala kandang yang merangkap sebagai manajer
keuangan. Fungsi dari manajer keuangan dijelaskan oleh Anwar (2011)
yang menyatakan bahwa ada tiga macam fungsi manajemer keuangan
yaitu keputusan investasi, keputusan pembelanjaan kegiatan usaha, dan
8
PEMIMPIN PERUSAHAAN
KEPALA KANDANG
KONSENTRAT HIJAUAN FERMENTASI PENGOLAHAN LIMBAH
keputusan deviden. Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan, diketahui
bahwa struktur organisasi yang dimiliki oleh Bhumi Nararya Farm belum
sesuai dengan literatur yang ada.
Bidang Usaha yang dijalankan
Usaha yang dijalankan oleh PerusahaanBhumi Nararya Farm
merupakan usaha yang bergerak disubsistem agrobisnis hulu dan
budidaya atau onfarm.PerusahaanBhumi Nararya Farm menyediakan
bibit-bibit ternak kambing perah, selain itu juga menyediakan ternak
pedaging, yaitu berupa domba-domba. Permintaan akan pedaging atau
domba meningkat saat datangnya musim lebaran haji (Idul Adha).
9
BAB III
MANAJEMEN AGRIBISNIS PADA PERUSAHAAN
Hubungan Subsistem pada Perusahaan
Manajemen Agrobisnis sangatlah terkait dengan berbagai
subsistem, mulai dari subsistem hulu, tengah dan hilir. Konsep
perusahaan dan sistem agribisnis dimunculkan untuk merubah paradigm
petani-peternak bahwa mereka bukan hanya sebagai petani-peternak atau
buruh tani ternak atau pengusaha tani tetapi juga sebagai “manajer” atau
pengelola perusahaan agribisnis yang berkedudukan setara dengan
perusahaan agribisnis lainnya yang berada di subsistem hulu dan
subsistem hilir (Nurlina, 2005).Perusahaan Bhumi nararya melakukan
kegiatan sub sistem mulai dari hulu, on farm (pemeliharaan), namun tidak
terlibat dalam subsistem hilir. Subsistem terkait dengan hulu adalah
penyediaan bahan baku, perencanaan waktu produksi, pengorganisasian,
sedangkan subsistem on farm terkait dengan pemeliharaan hingga
menghasilkan cempe. Subsistem hilir yang dilakukan adalah terkait
dengan pemasaran produk. Output yang dihasilkan oleh perusahaan
tersebut adalah cempe, sehingga tidak ada pengolahan pasca panen.
Martodireso dan Widada (2002), menyatakan bahwa pengembangan
agribisnis terdapat 4 subsistem, yaitu subsistem hulu (penyediaan sarana
produksi), subsistem on farm (proses produksi dan jasa), subsistem hilir
(pengolahan dan pemasaran), dan subsistem penunjang yaitu
melaksanakan penyuluhan. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui
bahwa perusahaan Bhumi Nararya menjalankan subsistem hulu da
onfarm.
Manajemen bahan baku dan pengorganisasian
Manajemen Agrobisnis sangatlah terkait dengan berbagai
subsistem, mulai dari subsistem hulu, tengah dan hilir. Konsep
perusahaan dan sistem agribisnis dimunculkan untuk merubah paradigm
10
petani-peternak bahwa mereka bukan hanya sebagai petani-peternak atau
buruh tani ternak atau pengusaha tani tetapi juga sebagai “manajer” atau
pengelola perusahaan agribisnis yang berkedudukan setara dengan
perusahaan agribisnis lainnya yang berada di subsistem hulu dan
subsistem hilir (Nurlina, 2005).
Gambar 3. Konsep system dan keterpaduan agribisnis
(Antara, 2009)
Perusahaan Bhumi nararya melakukan kegiatan sub sistem mulai
dari hulu, on farm (pemeliharaan), namun tidak terlibat dalam subsistem
hilir. Subsistem terkait dengan hulu adalah penyediaan bahan baku mulai
pakan, semua hal yang terkait dengan penunjang produksi, perencanaan
waktu produksi, pengorganisasian, sedangkan subsistem on farm terkait
dengan pemeliharaan hingga menghasilkan cempe. Output yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut adalah cempe, sehingga tidak ada
pengolahan pasca panen. Skema kegiatan agribisnis di perusahaan
Bhumi Nararya sebagai berikut:
11
Gambar 4. Skema manajemen agrobisnis di Bhumi Nararya
Martodireso dan Widada (2002), menyatakan bahwa
pengembangan agribisnis terdapat 4 subsistem, yaitu subsistem hulu
(penyediaan sarana produksi), subsistem on farm (proses produksi dan
jasa), subsistem hilir (pengolahan dan pemasaran), dan subsistem
penunjang yaitu melaksanakan penyuluhan. Berdasarkan data yang
diperoleh, diketahui bahwa perusahaan Bhumi Nararya, bergerak pada
subsistem hulu dan onfarm, namun tidak terkait dengan subsistem hilir.
Manajemen bahan baku dan Pengorganisasian
Manajamen bahan baku meliputi harus memperhatikan lokasi
memperoleh bahan baku, kebutuhan bahan baku untuk produksi, dan
ketersediaannya. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam manajemen
bahan baku adalah ketersediaan bahan baku, lokasi untuk memperoleh
dan biaya yang harus dikeluarkan (Herjanto,). Perusahaan bumi Nararya
dalam manajemen bahan baku sudah cukup baik, perusahaan tersebut
memperoleh bahan baku dari luar kota sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan seperti pakan, hewan ternak, serta fasilitas penunjang produksi.
Organsisasi adalah sekumpulan orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu (Gania, 2006). Bentuk-bentuk organisasi bisnis
secara umum adalah dalam bentuk single yang merupakan bentuk
organisasi yang dimiliki satu orang pemilik, partnership yang merupakan
bentuk organisasi yang dimiliki lebih dari satu orang, corporation yaitu
suatu asosiasi individu-individu yang bekerja sama, dan secara undang-
undang diharuskan menggunakan sebuah umum, dan koperasi yaitu
organisasi yang berasaskan kekeluargaan (Widiati, 2013). Lokasi
12
praktikum yaitu diperusahaan bumi Nararya memiliki bentuk organisasi
single, karena perusahan tersebut hanya dimiliki oleh satu orang saja dan
sudah ada pembagian tugas yang jelas dari masing-masing pekerja untuk
mempermudah koordinasi. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui
bahwa fungsi manajamen pengorganisasian di perusahaan bhumi Nararya
sesuai dengan literatur
Manajemen Pengoperasian dan Pengawasan Produksi
Manajemen operasi merupakan pengelolaan aktivitas yang
diperlukan untuk mengubah serangkaian input menjadi output dan
mendistribusikan output/produk tersebut ke tangan konsumen. Kegiatan
operasi merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan industri atau
pabrik. Tujuan utama dari manajemen produksi adalah mengatur produksi
barang-barang dan jasa-jasa dalam jumlah, kualitas, harga,waktu serta
tempat teryentu sesuai dengan kebutuhan (Ali, 2011). Manajemen
pengoperasian pada Nararya Farm dilakukan oleh Kepala kandang dan
pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan bersama dengan kepala
kandang melalui proses perencanaan untuk merencanakan jenis produksi
apa yang akan dijalankan oleh perusahaan.
Input dari usaha ini adalah bibit unggul kambing dan domba yang
nantinya akan menghasilkan produk berupa kambing perah dan domba
potong, sehingga dapat dikatakan bahwa tipe produksi Bhumi Nararya
Farm adalah berkesinambungan. Hal tersebut sesuai dengan Ali (2011)
yang menyatakan bahwa produksi dikatakan berkesinambungan apabla
arus masukan berlangsung terus menerus dan menghasilkan keluaran
yang sama. Tipe produksi lainnya yaitu tipe produksi terputus-putus.
Setelah melewati proses cukup panjang dengan pertimbangan
pasar, sumber daya, dan target produksi, jenis usaha yang direncanakan
adalah usaha pembibitan kambing perah dan domba potong.Suwinardi
(2013) menyatakan terdapat sub-sistem yang berhubungan dan saling
13
terintegrasi. Sub-sistem pertama yaitu perencanaan bisnis, perencanaan
pemasaran, perencanaan agregat, dan perencanaan sumber daya.
Bhumi Nararya Farm berlokasi di kaki Gunung Merapi, tepatnya di
Dusun Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Perusahaan yang
memiliki luas tanah sekitar 12.000 m2. Pasar yang dituju oleh Bhumi
Nararya adalah masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai peternak.
Bhumi Nararya menyediakan bibit yang nantinya akan digunakan oleh
peternak sekitar daerah Turi untuk dikembangkan. Dilihat dari
ketersediaan tenaga kerja, kawasan ini menawarkan tenaga kerja yang
berasal dari penduduk lokal yang memiliki kompetensi yang baik dalam
memelihara ternak karena sebagian besar berprofesi sebagai peternak.
Lokasi ini dekat dengan sumber pakan sehingga mempermudah untuk
pengambilan dan penyediaan pakan hijauan. Lokasi Bhumi Nararya dekat
dengan rumah penduduk, namun sesuai dengan pemaparan pemilik
perusahaan, tidak dirasakan adanya protes dari masyarakat sekitar
berkaitan dengan limbah peternakan. Hal ini disebabkan oleh sebagian
besar penduduk bekerja sebagai peternak sehingga terjadinya hubungan
mutualisme/saling menguntungkan. Untuk akses transportasi, peternakan
ini tidak terlalu dekat dekat pelabuhan, stasiun, terminal, ataupun bandara.
Namun, tersedianya akses jalan raya untuk menuju peternakan ini dengan
rambu-rambu penunjuk yang membantu mengarahkan pengunjung.
Perencanaan lokasi ini telah sesuai dengan Widiati dan Kusumastuti
(2013) yang menyatakan terdapat beberapa factor yang perlu
diperhatikan, yaitu sumber bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, dan
lokasi pasar.
Perencanaan layout pada Bhumi Nararya dimaksudkan untuk
mempermudah hal pemeliharaan ternak. Widiati dan Kusumastuti (2013)
menyatakan bahwa tata letak perusahaan merupakan suatu landasan
utama karena akan menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan
produksi, serta dapat menentuka kelangsungan atau keberhasilan suatu
perushaan.
14
Keterangan :1) kandang 012) kandang 02 3) kandang 034) kandang 04 5) kandang 05 6) kandang 06 7) kandang 07 8) kandang 08 9) kandang 09 10) kandang 1011) kandang 1112) kandang umbaran13) pengolahan pakan14) pengolahan pupuk 15) kamar mandi16) penampungan pupuk 17) gudang18) UGD19) kantor20) umbaran21) pemandian22) pengolahan pakan 23) gudang 24) ruang serbaguna25) kamar mandi26) kolam ikan27) bak air28) rumah perah.
Gambar 5. Tata letak kandang Bhumi Nararya Farm
Setelah sesuai dengan perencanaan yang ada, maka perlu
dilakukan pengendalian proses terhadap pembelian, persediaan, dan
mutu. Pimpinan perusahan memberikan arahan kepada kepala kandang
yang kemudian bertugas menyampaikan arahan tersebut kepada anak
kandang. Penugasan kepada anak kandang dapat dibagi menjadi
penugasan pada bagian konsentrat, bagian hijauan, bagian fermentasi,
dan lain-lain.
15
Pimpinan perusahaan dan kepala kandang bersama-sama
melakukan pengawasan saat pengambilan bahan baku dan pengawasan
kualitas perusahaan dengan memantau proses produksi yang dilakukan
oleh pekerja, baik pengawasan terhadap tata cara memberi perlakuan
terhadap ternak ataupun pengawasan terhadap penggunaan mesin yang
digunakan. Namun, pimpinan perusahaan juga melakukan pengawasan
terhadap sistem produksi perusahaan dengan datang langsung dan
memantau para pekerja (Suwinurtadi, 2013). Kepala kandang memberi
arahan kepada anak kandang untuk melakukan tugas sesuai dengan SOP
yang telah dibuat agar produksi yang dihasilkan memuaskan, persediaan
mencukupi, kualitas baik, serta dengan ongkos minim.Hal tersebut
diperkuat dengan pendapat Hatani (2008) yang menyatakan bahwa,
pengawasan kualitas produksi pada suatu perusahaan dilaksanakan
melalui dua tahap yaitu: pengawasan kualitas proses produksi adalah
pengawasan yang dititiberatkan pada kegiatan-kegiatan dalam proses
pembuatan produk yang mengarah pada pengawasan bahan baku,
tenaga kerja, mesin dan metode, kemudian dilakukan pengawasan
kualitas hasil akhir yaitu berupa kegiatan untuk memeriksa hasil akhir
produksi apakah sudah sesuai dengan rencana, dalam hal ini penentuan
produk yang baik dan memenuhi standar yang ditetapkan.
Tenaga kerja yang dipekerjakan pada Bhumi Nararya berjumlah 10
orang. Pembagian tugas kesepuluh pekerja ini ditentukan oleh kepala
kandang yang dibagi menjadi petugas konsentrat, petugas hijauan,
petugas perkandangan, dan breeding. Pekerja merupakan warga sekitar
daerah Bhumi Nararya yang telah memiiki pengetahuan terkait bidang
peternakan. Jam kerja ini dibagi menjadi tiga shift yaitu shift pagi, shift
sore, dan shift malam. Pekerja digaji berdasarkan UMR, yaitu Rp.
1.200.000,00. Hal ini sesuai dengan ……
Pengendalian mutu. Menurut Widiati dan Kusumastuti
(2013)terdapat dua macam pengendalian mutu, yaitu pengendalian
masukan dan pengendalian keluaran. Pedoman dalam melakukan
16
pengendalian mutu adalah: memeriksa sekurang-kurangnya sejumlah
sampel untuk menjamin mutu, kesesuaian dengan kebutuhan pelanggan,
dan jumlah retur yang telah didistribusikan kepada konsumen.
Pengendalian mutu ini dilakukan oleh pemilik perusahaan dan kepala
kandang secara langsung. Beberapa hal yang dilakukan saat pengecekan
mutu yaitu memeriksa sampel pakan secara berkala dan mencatat tanggal
masuknya pakan terebut. Selain itu, dilakukan pula control terhadap
ternak yang sakit, apabila ternak tersebut masih bisa diobati maka akan
diobati hingga sembuh, namun apabila penyakit yang menyerang sudah
terlalu parah maka akan dipilih untuk dipotong.
Manajemen Keuangan. Manajemenen keuangan perusahaan
adalah aktivitas yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian,
perolehan serta pendistribusian asset asset keuangan perusahaan.
Aktivitas yang dilakukan pada umumnya berhubungan dengan penentuan
keputusan investasi jangka panjang. Perolehan dana untuk investasi dana
tersebut serta pelaksanaan kegiatan operasional keuangan perusahaan
(Handono, 2004). Berdasarkan hasil wawancara saat praktikum, diketahui
produk-produk yang dihasilkan di Bhumi Narariya dapat dilihat pada Tabel
2.
Tabel 2. Daftar Harga Produk Bhumi Narariya Farm
No. Produk Satuan Harga Keterangan
1 Persilangan Saanen Rp 1.500.000Rp 20.000.000 Pejantan
2 Boer Rp 1.200.000Rp 20.000.000 Pejantan
3 Merino Rp 1.300.0004 DET Rp 3.000.0005 Jawa Randu 1-2 juta rupiah6 Senduro Rp 1.800.00078.
GarutPupuk kandang
35kg50 kg
Rp 1.500.000Rp. 23.000
Ketika ditanyakan perihal kerjasama antara pemerintah dengan
perusahaan yang dijalankan, pimpinan kandang menyatakan bahwa
belum adanya bantuan dari pemerintah. Akan tetapi, dengan keberadaan
17
perusahaan yang hingga kini masih terus menjalankan usahanya, maka
dapat diketahui jika perusahaan mampu mengelola keuangannya dengan
baik. Rincian data keuangan perusahaan Bhumi Narariya digambarkan
pada Tabel 2.
Tabel 3. Rincian Keuangan Bhumi Nararya Farm
Rincian Nominal (Rp)
Biaya input
- Kambing 60 ekor
perbulan (@1.600.000)
- Domba 100ekor (@2.000.000)
96.000.000
200.000.000
-Pupuk organik 25 (@23.000) 575.000
Total 296.575.000
Biaya output
- Pakan 30.000.000
-Gaji karyawan (10 @Rp 1.200.000) 12.000.000
- Listrik dan air 700.000
Total 42.700.000
Laba 253.875.000
Berdasarkan data dari tabel rincian keuangan Bhumi Nararya Farm
dapat diketahui bahwa total biaya input sebesar Rp 253.875.000,
sedangkan biaya output seperti biaya produksi termasuk pakan, gaji
karyawan,listrik, air, adalah sebesar Rp 42.700.000 Berdasarkan biaya
input yang diperoleh tinggi dan biaya outputnya yang rendah maka
keuntungan yang diperoleh perusahaan sangat besar.
Hasri et al., (2001) menyatakan bahwa untuk menghitung
keuangaan bersih dalam suatu usaha dapat dilakukan dengan cara
pendapatan yang diperoleh dikurangkan dengan biaya pengeluaran,
18
kemudian hasilnya positif. Hasil praktikum apabila dibandingkan dengan
literatur sudah sesuai karena hasilnya adalah positif yang artinya untung.
Manajemen Pemasaran
Konsep pemasaran menurut Shinta (2011) adalah suatu proses
dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan
dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala
kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari
produsen sampai konsumen. Menurut Widiati dan Kusumastuti (2013),
konsep pasar, dalam sistem pemasaran terjadi proses aliran barang dan
jasa dari produsen sampai dengan konsumen akhir pada posisi sama-
sama tidak dirugikan. Kegiatan pemasaran harus menghasilkan win-win
solution artinya pelanggan ingin membeli produk kalau produk tersebut
seuai dengan keinginanya. Perusahaan dapat memperoleh profit dari
produk yang dihasilkanya kalau produk tersebut dibeli oleh pelanggan.
Menurut Shinta (2011), fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan
menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan
lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar
peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus
dihadapi. Bauran pemasaran merupakan strategi yang dijalankan
perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana perusahaan
menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang
merupakan sasaran pasarannya.
Jumlah ternak yang terjual dalam sehari berkisar antara 2 sampai
dengan 3 ekor ternak, sehingga dalam sebulan perusahaan ini dapat
menjual 60 ekor kambing dan 100 domba. Peningkatan permintaan
terhadap produk yang dihasilkan terjadi ketika hari raya Qurban dan
adanya Aqiqah. Ketika terjadi peningkatan permintaan yang terlalu tinggi,
perusahaan Bhumi Nararya memanfaatkan anggota kemitraan yang
dimiliki. Sehingga, apabila kandang pada perusahaan tidak dapat
19
mencukupi untuk menampung sejumlah ternak yang diminta, Bhumi
Nararya memanfaatkan anggota kemitraan untuk memenuhi permintaan
tersebut. Pada perusahaan ini belum adanya differensiasi produk.
Penyediaan produk pada Bhumi Nararya tergantung pada pesanan
pelanggan (trading). Bhumi Nararya telah memiliki pelanggan tetap,
beberapa diantaranya adalah peternak-peternak kambing perah yang
lokasinya tidak jauh dari perusahaan ini dan pengusaha-pengusaha sate
domba baik yang berada di daerah Yogyakarta maupun luar daerah
Yogyakarta.
Salah satu kelebihan dari perusahaan ini adalah sudah memiliki
sistem promosi yang baik, salah satu contohnya yaitu melalui media
sosial. Media sosial yang digunakan untuk promosi adalah Facebook dan
penjualan online pada web perusahaan. Selain itu, promosi juga dilakukan
dengan menampilkan iklan pada Koran dan membuat selebaran-
selebaran. Media sosial dianggap lebih efektif dibanding dengan metode
promosi yang lain, hal ini dikarenakan dengan menggunakan media sosial
tidak dibutuhkan biaya yang tinggi. Selain itu, permintaan ternak dapat
datang tidak hanya dari peternak-peternak Yogyakarta, namun dapat juga
datang dari luar seperti dari Jakarta, Kalimantan, dan Surabaya. Produk
permintaan dari luar Yogyakarta biasanya berupa daging domba yang
nantinya akan diolah dan dipasarkan dalam bentuk sate.Pimpinan
kandang mengatakan bahwa tidak dirasakannya kompetisi antar peternak
yang terdapat disekekliling perusahaan ini. Hubungan yang terjadi antar
peternak dengan perusahaan ini adalah saling membantu. Bhumi Nararya
mencoba memenuhi penyediaan bibit untuk peternak-peternak kecil.
Promosi merupakan elemen yang penting dalam pemasaran,
dengan kegiatan promosi perusahaan dapat memperkennalkan suatu
produk atau jasa kepada konsumen, dengan demikian konsumen akan
mengetahui adanya suatu produk barang atau jasa. Fungsi promosi
adlaah untuk mencapai tujuan komunikasi dengan konsumen. Promosi
berperan dalam menghasilkan penyampaian informasi yang baik kepada
20
konsumen akan manfaat dan kelebihan suatu produk barang atau jasa
sehingga dapat mempengaruhi benak konsumen tersebut (Anggraeni,
2013).
Kendala yang sering muncul adalah pada efisiensi anggaran untuk
media komunikasi pemasaran. Teknologi informasi khususnya internet
sangat mempengaruhi dunia marketing, bahkan pemanfaatan internet
untuk marketing dianggap sebagai trend setter. Facebook Marketing
merupakan salah satu cara pemasaran melalui internet dengan
memanfaatkan fungsi-fungsi yang ada pada jejaring sosial Facebook.
Dengan Facebook Marketing pengusaha tidak hanya melaksanakan
proses bisnis pemasaran, namun juga dapat berkomunikasi dengan
pelanggan-pelanggannya. Facebook Marketing merupakan solusi
komunikasi pemasaran modern (Mutaqqin, 2011). Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa metode promosi yang
dilakukan telah sesuai dengan literature yang ada.
Perusahaan Bhumi Nararya Farm bekerjasama dengan para
peternak yang ada di sekitar lokasi Perusahaan Bhumi Nararya Farm dan
juga kemitraan yang ada di Klaten dan Wonosobo, sehingga mereka
saling menguntungkan satu dengan yang lainnya. Pembelian ternak
dilakukan dengan menghitung bobot badan dari ternak tersebut. Usaha
yang dijalankan Perusahaan Bhumi Nararya Farm sudah cukup baik.
Pemasaran produk sudah berkembang mulai dari peternak di sekitar
lokasi, antar kota, hingga antar pulau seperti Kalimantan. Walaupun
jumlah penjualan produk tidak menentu, namun penjualan Perusahaan
Bhumi Nararya Farm terjadi secara continue atau dapat juga dikatakan
selalu ada.
21
ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman
(Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan
demikian perencana strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor
strategis (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada
saat ini (Rangkuti, 2001). Berdasarkan pengamatan saat praktikum, analisis
SWOT pada Bhumi Nararya adalah
Strengths (Kekuatan)
Kekuatan yang dimiliki oleh Bhumi Nararya adalah berani dalam
mengambil resiko untuk bergerak di sector pembibitan. Usaha pembibitan
merupakan usaha yang memiliki resiko tinggi.Usaha pembibitan memiliki
peluang yang cukup besar sehingga dapat menghasilkan keuntungan
yang tinggi pula.
Bhumi Nararya telah memiliki pasar tersendiri, yaitu peternak
kambing perah yang berada di sekitar Turi, Yogyakarta dan beberapa
pengusaha sate yang secara berkala mengabil domba untuk diolah
menjadi sate. Penjualan dilakukan secara langsung atau melalui media
sosial. Bhumi Nararya sendiri tidak memiliki Kelebihan lain dari Bhumi
Nararya adalah telah memiliki sistem pemasaran yang baik, salah satu
inovasi yang dilakukan adalah penjualan melalui sosial media, yaitu
facebook. Dengan menggunakan soisal media, Bhumi Nararya tidak
hanya bisa merangkul konsumen di Yogyakarta atau pulau Jawa saja,
namun dapat menjangkau hingga luar pulau Jawa seperti Kalimantan.
Andreani (2013) menyatakan bahwa beberapa kelebihan sosial media
adalah media sosial memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih
dekat dengan konsumen. Selain itu, dengan media sosial juga dapat
membangun merek dagang karena melalui percakapan media sosial
dapat menyajikan cara sempurna untuk meningkatkan brand awareness,
22
meningkatkan pengenalan dan ingatan akan merek dan meningkatkan
loyalitas merek.
Weakness (Kelemahan)
Kelemahan pada Bhumi Nararya adalah belum adanya manajer
keuangan. Posisi manajer keuangan masih dipegang oleh pemilik
perusahaan, sehingga masih adanya rangkap jabatan. Dalam sebuah
perusahaan harus ada struktur organisasi sehingga pembagian tugas
menjadi jelas hal ini dijelaskan oleh Azwar (2011) menyatakan bahwa
untuk membentuk suatu perusahaan yang berkelanjutan dibutuhkan
pembagian tugas yang sistematis, Dengan adanya pembagian tugas yang
jelas nantinya diharapkan tidak adanya timpang tindih tugas pekerjaan
yang akan membuat pekerja tidak focus pada pekerjaan yang telah
diberikan.
Opportunity (peluang)
Beberapa kesempatan yang potensial untuk dikembangkan oleh
Bhumi Nararya adalah membuka penjualan pakan, pengolahan limbah,
dan pengolahan pasca panen. Usaha pembibitan merupakan usaha
bidang hulu yang berkaitan langsung dengan menghasilkan ternak yang
berkualitas baik nantinya. Pengolahan pasca panen juga dianggap
menjadi salah satu peluang yang sangat besar untuk dilakukan.
Peternakan kambing perah ini belum melakukan pengolahan susu
kambing dengan baik. Apabila dilakukan pengolahan terhadap susu yang
dihasilkan menjadi susu pasteurisasi, keju, ataupun produk olahan lainnya
sehingga akan menimbulkan differensiasi produk dan menghasilkan
keuntungan.Pengembangan produk menurut Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian (2005) dapat dianggap suatu peluang dalam
menyediakan pasokan produk. Kedepannya produk peternakan
diharapkan menjadi produk yang lebih beragam, hal ini terkait dengan
berbagai isu global dan kecenderungan preferensi konsumen yang makin
berkembang di masa depan.
Threat (ancaman)
23
Usaha di bidang peternakan merupakan usaha yang memiliki
resiko yang cukup tinggi karena berhubungan langsung dengan makhuk
hidup. Beberapa ancaman yang dirasakan adalah penyakit. Ancaman
lainnya juga muncul dari perusahaan sejenis.
24
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Bhumi Nararya Farm merupakan perusahaan perseorangan yang
bergerak dibidang hulu dan on farm. Struktur organisasi Bhumi Nararya
Farm belum mempunyai kejelasan. Daerah pemasaran sudah mencapai
daerah luar jawa seperti Kalimantan. Berdasarkan estimasi laporan
keuangan dapat disimpulkan bahwa Bhumi Nararya Farm memperoleh
keuntungan dari usahanya.
Saran
Perusahaan Bhumi Nararya Farm perlu adanya kejelasan dalam
struktur organisasi karena dengan adanya struktur organisasi yang jelas
akan jelas mengenai tugas-tugas dari semua pekerja yang ada di
perusahaan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, D. 2013. Sistem Pemasaran. Diakses pada 8 Mei 2015 pada laman http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2696/Bab%202.pdf?sequence=7
Annisah, A. 2011. Manajemen produksi dengan penjadwalan tertata bertujuan mengoptimalkan produktifitas ternak. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara
Anonim. 2013. Bhumi Naraya Farm. Diakes pada 6 Mei 2015 jam 7 : 49 di laman http://bhuminararya.com
Ernawati, Y. 2007. Pengelolaan kandang dan domba. Badan Pengakajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah
Gania, gina. 2006. Perilaku dan manajemn organisasi. Erlangga. Jakarta.
Hatani, La. 2008. Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti Melalui Pendekatan Statistical Quality Control (Sqc) (Studi Kasus Pada Perusahaan Roti Perusahaan Roti Rizki Kendari). Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo. Sulawesi Tenggara.
Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen operasional. Grasindo. Jakarta
Martodireso, Sudadi dan Widada A. S. 2002.Agribisnis kemitraan usaha
bersama. Kanisius. Yogyakarta
Muttaqin, Z. 2011. Facebook Marketing dalam komunikasi pemasaran modern. Fakultas Teknik Universitas Pesantre Tinggi Darul ‘Ulum (Unipdu) Jombang Kompleks Ponpes Darul ‘Ulum Rejoso Peterongan Jombang Jatim. Teknologi, VOL. 1, NO. 2, JULI 2011
Nurlina, Lilis. 2005. Pemberdayaan peternak melalui Pengembangan koperasi agribisnis Peternakan sapi perah
Rahmadana, M.Fitri dan Widho Bijaksana. 2002. Pengaruh Sistem Informasi Manajemen dan Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Pengambilan Keputusan Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Belawan. Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
RSPA.2015. Animal Walfare. Diakses pada 7 Mei 2015 jam 01:00 di laman http://rspca.org.uk.
26
Shinta, Agustina. 2011. Manajemen Pemasaran. UB Press. Malang.
Suwiardi. 2013. Sistem Perencanaan dan Pengendalian produksi. RBITH Vol. 9 No. 1 MARET 2013 : 42 – 47 42
Tedjasutisna, Ating. 1999. AdministrasiPerkantoran. Armico. Bandung.
Widi, M.S.T. 2007. Beternak Domba. PT Intan Sejati. Klaten
Widiati, R., dan Kusumastuti, T.A. 2013. Manajemen Agribisnis Aplikasi pada Industri Peternakan. CGS Press. Yogyakarta
Anwar, K. R. 2011. Analisis kinerha keuangan pada PT Mega Indah Sari Makassar. Fakultas Ekonomi jurusan manajemen Universitas Hassanudin Makassar.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis sapi. Departemen Pertanian
27
LAMPIRAN
28