rks

31
Spesifikasi Teknis Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 1 RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 1. URAIAN UMUM A. PEKERJAAN a. Lingkup pekerjaan secara umum adalah Renovasi Gedung Kantor Puslitbangtan. b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud. c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan. B. BATASAN/PERATURAN Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada : a. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56) b. Peraturan Instalasi Listrik (PUIL 2000) c. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982) d. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) e. SKSNI T-15-1991-03 f. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI) g. Dan peraturan lainnya yang berlaku C. DOKUMEN KONTRAK a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas : Surat Perjanjian Pekerjaan Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Berita Acara Penjelasan Pekerjaan Addenda yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidaksesuaian antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas Lapangan. Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah : 1. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan

Upload: davidmanuelp

Post on 15-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rks

TRANSCRIPT

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 1

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1. URAIAN UMUM

A. PEKERJAAN

a. Lingkup pekerjaan secara umum adalah Renovasi Gedung Kantor Puslitbangtan.

b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,

buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam

pelaksanaan pekerjaan termaksud.

c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar

Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan

selama pelaksanaan.

B. BATASAN/PERATURAN

Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :

a. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)

b. Peraturan Instalasi Listrik (PUIL 2000)

c. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)

d. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)

e. SKSNI T-15-1991-03

f. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)

g. Dan peraturan lainnya yang berlaku

C. DOKUMEN KONTRAK

a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :

Surat Perjanjian Pekerjaan

Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran

Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

Addenda yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan

b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya

yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidaksesuaian antara RKS dan

gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib

untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas Lapangan.

Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :

1. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka

yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 2

menyebabkan ketidaksempurnaan /ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan

keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.

2. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila

hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan

kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan

Pengawas.

3. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap

sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.

4. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah

mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.

5. Apabila dalam gambar perencanaan atau spesifikasi tidak tercantum bagian-bagian

tertentu dimana bagian-bagian tersebut merupakan suatu kelengkapan sistem maka

kewajiban Kontraktor untuk memasang bagian-bagian tersebut agar sistem bisa

beroperasi dengan baik dan sempurna tanpa ada tambahan biaya.

c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan

pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan,

maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi

yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah

memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak

lain.

2. LINGKUP PEKERJAAN

A. KETERANGAN UMUM

Secara teknis konstruksi, pekerjaan mencakup keseluruhan proses pembangunan dari

persiapan sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan dengan masa

pemeliharaan.

Uraian pekerjaan lebih detail seperti di uraikan pada perencanaan dan Bill of Quantity (BoQ).

Secara teknis konstruksi, pekerjaan mencakup keseluruhan proses pembangunan/rehabilitasi

dari persiapan sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan dengan

masa pemeliharaan seperti yang ditentukan, mencakup :

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Sipil / Struktur

Pekerjaan Arsitektur

Pekerjaan Interior

Pekerjaan Elektrikal

Pekerjaan lain-lain

B. SARANA DAN CARA KERJA

a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat

pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup

pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.

b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai

dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang

yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan

kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara

pekerja/karyawannya.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 3

c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen,

pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan

untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.

d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan

menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh

cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua

bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.

e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen

konstruksi dilaksanakan.

f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan

Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan

gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :

Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam

pelaksanaannya.

Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar

perubahan.

h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan

Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.

i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan

merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu,

kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.

j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :

Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan

mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan pelaksanaan.

Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan

pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan,

halaman, dan lain sebagaunya).

k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa

pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak

berakhir.

B. PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN

a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam

bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan

butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.

b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana

selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan.

Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan

Konsultan Pengawas.

c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum

menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat

menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2

minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.

d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus

melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan

yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini

harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

C. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN

a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang

sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain

dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang

dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 4

tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di

Indonesia.

b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan

contoh bahan yang akan digunakan kepada Pengawas Lapangan yang akan diajukan

User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak

memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh Pengawas

Lapangan tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan

selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih

dipergunakan oleh Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan untuk

membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua

kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab

Kontraktor.

d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas Lapangan

berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium

Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian

hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan

bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.

e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga

tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari

kerusakan.

f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini, sedangkan

bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di

dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.

Air

Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan

penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam,

asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air

untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium, tidak lagi diperlukan

rekomendasi laboratorium.

Semen Portland (PC)

Semen Portland yang digunakan adalah harus satu merek untuk penggunaan dalam

pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagian atau

keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan didalam tempat

yang memenuhi syarat untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di

atas.

Pasir (Ps)

Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,

lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.

1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir

urug.

2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar

adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut

pasir pasang

3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat

rekomendasi dari laboratorium.

Kerikil (Kr)

Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam pecah, bersih

dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-

syarat yang tercantum dalam PBI 1971.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 5

3. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

A. SITUASI/LOKASI

a. Lokasi proyek adalah Jl. Merdeka No. 147 Kota Bogor. Lahan akan diserahkan kepada

Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya

mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek

tersebut.

b. Kekurangtelitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya

menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan

klaim/tuntutan.

B. AIR DAN DAYA

a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk

melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :

Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan

sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat

seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi

kekuatan konstruksi.

Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan

kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut

harus cukup terjamin.

b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara

yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam

melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi

persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan

peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan.

C. SALURAN PEMBUANGAN

Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah

bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.

Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.

D. PEMBERSIHAN HALAMAN

a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti

adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan

dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang

ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.

b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk

menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas

bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar

dari halaman proyek.

E. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)

a. Peil 0.00 Bangunan yang akan dibangun diambil sesuai hasil pengukuran dilapangan

atas persetujuan Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

b. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, langit-langit, dan lain-lain

diambil dari peil 0.00 tersebut.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 6

F. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas I) ukuran minimum 3/20 cm

yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran

5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus

pada bagian atasnya.

b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus

memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.

c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan

ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama

pekerjaan berlangsung.

G. PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman

proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut sesuai

dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau

memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari

Pemberi Tugas.

H. PEKERJAAN BONGKARAN

Sebelum melaksanakan pekerjaan bongkaran, Pemborong harus meminta ijin dulu kepada

Pihak User dan dalam hal pelaksanaannya hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Memperhatikan faktor keselamatan dan lingkungan kerja.

2. Bekas bongkaran yang masih dapat dipergunakan agar diinventarisir, disimpan dan

diamankan sesuai petunjuk dari User.

3. Berangkal/puing-puing bekas bongkaran harus dibuang ke luar site.

4. Teknik pelaksanaan pembongkaran sedemikian rupa dengan memperhatikan urutan

pelaksanaan.

5. Dalam pelaksanaan pembongkaran, adanya kerusakan diluar skope pekerjaan yang

ada di RAB, karena diakibatkan oleh kelalaian/kecerobohan Pemborong maka

kerusakan tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.

4. PEKERJAAN TANAH

A. GALIAN TANAH

a. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi bangunan, sloof dan lain-lain seperti

ditunjukkan dalam gambar kerja. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan ukuran yang

tercantum dalam gambar baik kedalaman, kemiringan maupun panjang dan lebarnya.

b. Galian tanah untuk pondasi yang kedalamannya melebihi ukuran yang ditentukan dalam

gambar tidak boleh diurug kembali dengan tanah, tetapi harus dengan pasangan atau

beton tumbuk tanpa biaya tambahan. Pada galian-galian yang dianggap mudah longsor.

Kontraktor harus mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang papan-papan

penahan atau dengan cara lain yang disetujui Pengawas Lapangan.

c. Parit-parit pondasi dan lubang galian lainnya harus diusahakan selalu dalam keadaan

kering (bebas air), untuk itu harus disediakan pompa-pompa air yang siap pakai dengan

daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan, apabila ditemukan adanya

kendala air tanah.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 7

B. URUGAN TANAH

a. Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan pondasi dan

peninggian untuk pembentukan tanah. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis

dengan ketebalan tidak lebih dari 25 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.

b. Tanah urugan yang terlalu kering harus dibasahi dengan air, sedang tanah yang terlalu

basah harus dihampar agar cepat kering.

c. Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi, instalasi/pipa-pipa dan

lain-lain yang bakal tertutup tanah diperiksa oleh Pengawas Lapangan.

C. URUGAN PASIR

a. Urugan pasir dilaksanakan untuk landasan pondasi meliputi pondasi struktur, pondasi

batu kali.

b. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran dari

ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi (sesudah dalam

keadaan padat).

5. PEKERJAAN PASANGAN PONDASI BATU KALI

A. KETERANGAN

Pekerjaan pasangan batu kali terutama untuk pondasi dinding bata bangunan dan pagar serta

lantai kerja sloof, meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan perlengkapan serta

peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

B. BAHAN

a. Batu belah/ batu kali

Batu belah yang digunakan adalah batu belah yang tidak poreus, bermutu tinggi, kuat,

bersih tidak bercacat yang dapat mempengaruhi mutunya. Sebelum digunakan harus

dimintakan persetujuan dari Pengawas Lapangan.

b. Adukan

Adukan yang digunakan adalah adukan semen pasir dengan komposisi adukan yaitu 1pc :

5 pasir untuk pasangan pondasi batu kali yang tidak berbatasan dengan saluran, dan

pondasi dinding pagar yang berbatasan dengan saluran menggunakan adukan 1 pc : 5

pasir. Semen PC yang dipakai harus satu merk.

c. Pasir Urug

Pasir urug digunakan untuk alas/dasar pondasi batu kali dengan tebal 10 cm padat.

d. Pasir Pasang

Pasir pasang yang dipergunakan harus pasir yang berbutir (keras dan kekal, kadar lumpur

yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5%)

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 8

C. PELAKSANAAN

Pasangan batu kali harus dipasang sesuai dengan gambar pelaksanaan atau addendanya.

Pasangan pondasi batu kali harus dilakukan oleh tukang batu yang berpengalaman.

a. Galian

Kedalaman pondasi dibuat sesuai dengan gambar pelaksanaan. Kalau ada masalah lain

mengenai keadaan tanah dasar untuk pondasi tersebut, maka Kontraktor harus

memberitahukan kepada Pengawas.

Bentuk galian untuk pondasi batu kali harus dibuat dengan kemiringan yang disesuaikan

dengan jenis/sifat tanah setempat untuk menjaga agar lobang galian tidak longsor. Galian

untuk pondasi batu kali harus dihindarkan dari genangan air.

b. Pasangan Aanstamping

Aanstamping batu belah dipasang di seluruh dasar galian untuk pondasi. Untuk dinding-

dinding bata paling sedikit setebal 15 cm, atau seperti ukuran dalam gambar. Sebelum

aanstamping dipasang, dasar lubang galian harus diberi urugan pasir urug 10 cm padat.

Batu belah dipasang vertikal (berdiri) tanpa spesi, dan celah-celahnya diisi dengan pasir

sampai padat. Pemasangan harus rapi dan kokoh, sehingga pada waktu menerima beban,

pasangan tidak berubah.

c. Pasangan batu kali

Pondasi batu kali dipasang diatas pasangan aanstamping dengan ukuran sesuai dengan

gambar pelaksanaan. Batu kali dipasang dengan adukan yang cukup dan penuh pada sela-

selanya untuk mencapai kekuatan dan kesatuan. Permukaan atas pasangan batu kali harus

sipat datar.

6. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA

A. KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu bata disusun ½

bata, 1 bata atau 1 ½ meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

B. BAHAN

a. Batu bata (bata merah)

Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam negeri eks

Jatiwangi atau setaraf dari kualitas yang baik dengan ukuran 5 x 10,5 x 22 cm (standar)

yang dibakar dengan baik, warna merah merata, keras dan tidak mudah patah (dengan

toleransi 10% dari volume), bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung

kotoran. Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu daerah mungkin tidak sama

dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya ukuran bata yang akan dipakai

tidak terlalu menyimpang. Kualitas bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1941

Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan.

Pengawas Lapangan berhak menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan bata yang

tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari

tempat pekerjaan.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 9

b. Adukan

Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata.

Komposisi adukan adalah 1 pc : 5 pasir ditambah kapur (gamping mati) untuk dinding

biasa, 1 pc : 3 ps untuk pasangan bata kedap air.

Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik

Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras,

bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh

digunakan kembali.

c. Beton Bertulang

Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom praktis

dan ringbalk. Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis,

ringbalk) adalah 1 pc : 2 pasir : 3 split. Semen PC yang dipakai adalah produk dalam

negeri yang terbaik (satu merek untuk seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih,

bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat organik lainnya. Split dari pecahan batu keras

dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.

C. PELAKSANAAN

Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut

masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan

dalam gambar.

a. Sloof, kolom praktis dan ringbalk

Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof, kolom praktis, ringbalk.

Kolom praktis dan ringbalk diplester sekaligus dengan dinding bata sehingga mencapai

tebal 15 cm. Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal

minimum 3 cm. Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan

harus rapat sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar

setelah beton mengalami proses pengerasan.

b. Pasangan dinding bata

Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.

Tidak diperkenankan memasang batu bata :

Dengan menggunakan air yang tidak memenuhi syarat untuk air bersih untuk

keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain para

pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup

terjamin.

yang ukurannya kurang dari setengahnya.

lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian.

pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap.

Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan bentang

benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar dipasang

tegak lurus. Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap

jarak 40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar dengan alat yang terbuat dari kayu,

harus dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik

dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi

dengan adukan PC.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 10

7. PEKERJAAN PLESTERAN

A. KETERANGAN

Kecuali disebutkan lain, bahan penyelesaian atau penutup permukaan dinding/tembok bata

dan adalah plesteran. Pekerjaan plesteran mencakup pembuatan dan pemasangan plesteran

pada dinding-dinding tembok bata dan bidang-bidang beton, meliputi penyediaan bahan,

tenaga kerja dan peralatannya. Semua permukaan plesteran dicat dengan cat tembok.

B. BAHAN

Komposisi bahan adukan sesuai dengan persyaratan, yaitu :

1 pc : 5 pasir untuk permukaan beton, dinding & trasram 1 : 2 dan sudut dinding

1 pc : 5 pasir untuk dinding bata

Semen PC yang dipakai adalah produk lokal yang terbaik (satu merek untuk seluruh

pekerjaan).

C. PELAKSANAAN

a. Plesteran dinding bata

Sebelum diplester, permukaan dinding bata harus dibersihkan dan dibasahi dengan air,

siarnya dikorek sedalam 1 cm. Tebal plesteran minimum 1,5 cm dan maksimum 2 cm.

Plesteran diselesaikan dengan papan plesteran dan kayu perata atau sekop baja. Sudut-

sudut dibuat tidak tajam dan membulat tetapi tetap menyiku. Sambungan dari plesteran-

plesteran harus mulus. Dalam mendirikan dinding yang tidak berada dibawah atap,

selama waktu hujan harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok

dengan bahan pelindung yang cukup sesuai. Selama proses pengeringan, plesteran harus

disiram dengan air selama 7 (tujuh) hari terus menerus.

b. Plesteran dinding/bidang beton

Permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar lebih dahulu dan disiram air,

selanjutnya pemlesteran melalui proses yang sama dengan plesteran dinding bata.

c. Semua plesteran diselesaikan dengan acian semen PC dan digosok sampai rata dan halus

serta tidak berombak.

8. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA, ALUMUNIUM

A. KETERANGAN

a. Bahan yang dipakai untuk kusen dan daun jendela secara umum adalah menggunakan

alumunium setara dengan produksi YKK, Indalex, atau setara dengan spesifikasi sebagai

berikut :

1. Dimensi : 4 x 1 ¾”

2. Tebal profil alumunium : 1.20 mm

3. Ultimate strength : 28.000 pci

4. Yield strength : 22.000 pci

5. Shear strength : 17.000 pci

6. Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan alumunium atau powder coating

adalah 18 mikron dengan warna natural (light grey).

7. Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca

dengan menggunakan karet sealer yang terbaik.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 11

8. Seluruh kelengkapan perapat/penutup celah/penahan benturan harus terpasang

sesuai rekomendasi produsen alumunium.

b. Dalam pelaksanaan pekerjaan alumunium harus mengacu pada hal-hal sebagai berikut:

1. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standar pengerjaan

yang telah disetujui oleh Direksi.

2. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.

3. Semua detail pertemuan harus runcing (adu manis) halus dan rata serta bersih dari

goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.

4. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur serta

persyaratan teknis yang benar.

5. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan

sifatnya harus diberi “sealant” dengan backer rod.

6. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan sekrup kepala tanam galvanized

sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air.

7. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap

dilindungi dengan “lacquer film”.

8. Ketika pelaksanaan pekerjaan pelesteran, pengecatan dinding dan bila kusen

alumunium telah terpasang maka kusen tersebut harus tetap terlindungi oleh

“lacquer film” atau plastic tape agar kusen tetap terjamin kebersihannya.

9. PEKERJAAN KACA

A. KETERANGAN

Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan jendela,

jendela bovenlicht. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas

paling lambat 1 (satu) minggu sebelum dipasang.

B. BAHAN

a. Kaca polos

Kaca polos (clear float glass) yang dipakai adalah buatan dalam negeri dengan

ketebalan 5 mm sesuai dengan yang tertera dalam gambar. Bahan kaca harus utuh dan

jernih, tidak boleh bergelombang, berbintik-bintik atau cacat lainnya.

C. PELAKSANAAN

a. Pemasangan kaca pada kusen, pintu dan jendela dilakukan setelah kusen, pintu dan

jendela terpasang baik.

b. Semua kaca yang telah terpasang harus dijaga agar tidak terganggu dan dikotori akibat

pekerjaan lain yang masih dilaksanakan. Kaca yang pecah atau retak atau tergores harus

diganti. Semua kaca terpasang harus dibersihkan sebaik-baiknya dengan hati-hati.

10. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

A. KETERANGAN

Semua daun pintu dan jendela dipasangi alat penggantung dan kunci yang sesuai.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 12

Pekerjaan alat penggantung dan pengunci ini mencakup semua kegiatan pemasangan kunci

dan alat-alat penggantung pada daun pintu dan jendela, meliputi pengadaan bahan, tenaga

dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

B. BAHAN

Alat pengunci untuk :

Kunci tanam 2 slaag eks lokal

Engsel, grendel dan hak angin

1. Engsel untuk daun pintu menggunakan engsel dengan persetujuan konsultan pengawas),

ukuran 10 cm dengan warna yang sesuai dengan warna kusen alumunium. Masing-

masing pintu dipasang sebanyak 3 buah engsel. Untuk pemasangan engsel pada

kusennya harus diberi klos kayu.

2. Pada semua daun jendela dilengkapi dengan grendel dan engsel casement.

Semua perlengkapan yang akan dipakai harus diberikan contohnya terlebih dahulu kepada

Pengawas Lapangan untuk disetujui bersama dengan Konsultan Perencana.

C. PELAKSANAAN

a. Pemasangan tarikan/kunci

Lubang untuk pemasangan kunci harus dibuat persis dan tidak boleh longgar. Semua

alat kunci harus dipasang dengan sekrup secara lengkap, tidak boleh memakai paku.

b. Pemasangan engsel pada pintu dan jendela.

Pada tiap daun pintu dipasang 3 (tiga) engsel, dan pada daun jendela 2 (engsel).

Sebelum engsel dipasang, Kontraktor harus yakin bahwa daun pintu/jendela telah dibuat

sesuai dengan ukuran dan bahwa pintu telah dipasang tegak lurus.

Tempat engsel pada kosen dan daun pintu/jendela harus ditatah dengan rapih setebal

engsel, sehingga bidang engsel benar-benar sebidang dengan permukaan kosen dan

pintu/jendela. Luas bidang tatahan harus persis dengan luas bidang engsel yang akan

ditanam. Sekrup-sekrup harus dipasang benar-benar tegak lurus pada bidang

penyekrupan, dan pemasangannya harus menggunakan obeng.

11. PEKERJAAN LANGIT - LANGIT

A. KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan langit-langit dengan berbagai

bahan penutup langit-langit sesuai dengan gambar dan RKS, meliputi penyediaan alat, bahan

dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini.

B. BAHAN

a. Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah GRC 4mm dan gypsum 9mm.

b. Rangka plafond menggunakan rangka hollow dengan ukuran 4 cm x 4 cm, 2 cm x 4cm

galvanis sesuai gambar rancangan pelaksanaan..

c. Bahan yang digunakan untuk list plafond adalah terbuat dari gypsum dengan ukuran dan

bentuk sesuai pada gambar rancangan pelaksanaan.

C. PELAKSANAAN

a. Pemasangan paku atau sekrup harus diberi jarak 10 mm (minimal) dan maksimal 16 mm

dari pinggir bahan penutup. Jarak antara paku sekrup pada bagian tepi GRC berjarak 20

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 13

cm sedangkan pada bagian tengah penutup langit-langit jarak antara paku sekrup adalah

30 cm.

b. Sambungan pada pemasangan penutup langit-langit antara satu dengan lainnya adalah

serapat mungkin tanpa jarak yang pemasangannya dilakukan zig zag.

c. Untuk mendapatkan hasil permukaan yang benar-benar rata pada setiap sambungan

harus dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk yang sama dengan papan

penutup langit-langit dengan lubang dan garis tengah pelaksanaan sesuai brosur

petunjuk.

d. Untuk pekerjaan plafond dengan menggunakan GRC dan atau gypsum datar tanpa nat,

gypsum tebal minimal 12 mm produksi Jaya Board atau setara.

e. Pemasangan penutup langit-langit harus ditimbang rata air agar mendapatkan

permukaan yang benar rata.

f. List langit-langit dipasang pada setiap permukaan antara dinding dan plafond dengan

cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup sedemikian rupa sehingga pangkal

paku atau sekrup dapat masuk ke dalam bahan penutup langit-langit. Lubang bekas paku

atau sekrup harus ditutup dengan plamir dari bahan gypsum sampai tak terlihat bekas

lubang.

g. Langit-langit tanpa penutup/exposed beton di ruang-ruang yang tidak tertutup harus

dirapikan.

12. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI

A. KETERANGAN

Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dan dinding dalam bangunan dan teras-

teras selasar termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS,

meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

B. BAHAN

a. Ubin keramik yang dipakai ukuran 30 x 30 cm buatan dalam negeri KW1.

Corak dan warna ubin kramik akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Perencana

dan User.

Semua keramik yang akan dipakai harus berada dalam kotak aslinya. Ubin-ubin keramik yang

akan dipasang harus mulus dan bebas cacat.

C. PELAKSANAAN

a. Pemasangan lantai keramik

Pemasangan lantai keramik harus dilakukan oleh tukang yang ahli. Kontraktor harus

memeriksa permukaan lantai beton agar cukup baik untuk landasan pasangan keramik

dan diberi lapisan pasir setinggi 5 cm.

Lantai dan dinding keramik harus dipasang secara teliti dan rapi diatas lapisan adukan 1

pc : 5 pasir. Celah-celah antar ubin sekitar 3 mm, seragam dan lurus, dan harus diisi

dengan semen putih dengan campuran warna sesuai warna ubin keramik. Pengisian

celah harus rapih dan semua kelebihan-kelebihan harus dibersihkan. Pemotongan ubin

keramik harus dilakukan dengan alat khusus, sesuai dengan petunjuk pabrik.

Pasangan harus rata dan benar-benar sipat datar, kecuali pada bagian-bagian yang

direncanakan mempunyai kemiringan.

b. Pemasangan pekerjaan ini harus dilakukan dengan serapi-rapinya oleh ahli yang

berpengalaman, sesuai dengan petunjuk pabrik bahan yang bersangkutan.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 14

13. PEKERJAAN PENGECATAN

A. KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya dilaksanakan

dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi, cat dasar, pendempulan, baik yang

dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah

semua permukaan plesteran tembok, plafon, list plafon dan beton, dan permukaan-

permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS. Pekerjaan ini meliputi penyediaan

bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Untuk semua

bahan pelaksanaannya harus mentaati PUBB 1973 NI-3.

B. BAHAN

a. Umum

Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Pengawas, baik

mengenai kualitas maupun pabrik asalnya. Bahan-bahan yang didatangkan ketempat

pekerjaan harus diberikan kepada Pengawas Lapangan untuk contoh/pengujian. Contoh

tersebut akan diambil secara acak dengan disaksikan oleh Pengawas Lapangan.

Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan

Pengawas tidak diperbolehkan. Tempat-tempat/kaleng-kaleng cat yang dimasukkan

harus lengkap dengan merk, nomor spesifikasi dan sebagainya. Selambat-lambatnya

sebulan sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, Kontraktor harus mengajukan daftar

tertulis dari semua bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Pengawas Lapangan.

Pengawas Lapangan berhak menguji contoh-contoh sebelum memberikan

persetujuan. Warna-warna cat yang digunaan akan kemudian ditentukan oleh

Konsultan Perencana.

b. Cat dinding tembok dan plafond

Cat yang digunakan adalah emulsion paint menggunakan setara vinilex. Untuk cat dasar

harus digunakan bahan cat dasar yang dikeluarkan dari pabrik yang sama.

c. Cat Genteng

Cat yang digunakan adalah cat synthetic emulsion latex setara nippon.

d. Cat kayu

Cat yang digunakan untuk penecatan permukaan kayu (bilamana tidak dipolitur) yang

akan di-expose harus mengandung bahan sintetis (synthetic resin) dari jenis yang baik.

Bahan penutup (dempul) dan cat dasar atau meni harus dipakai produk yang

dikeluarkan oleh pabrik yang sama.

C. PELAKSANAAN

a. Sebelum pengecatan dilaksanakan, bidang yang akan dicat harus di bersihkan dahulu

dari debu dan kotoran (genteng existing). Alat pembersih seperti sikat kawat dan lap

harus disediakan dalam jumlah cukup. Sewaktu pelaksanaan pengecatan harus ditutupi

sedemikian sehingga terhindar dari cipratan-cipratan cat. Cipratan yang masih

mengenai lantai dan bagian-bagian lain harus langsung dibersihkan segera begitu

pekerjaan cat pada bagian tertentu selesai.

b. Pengecatan dinding tembok

Semua bidang plesteran yang tidak ditutup dengan lapisan lain harus dicat dengan cat

tembok. Kontraktor tidak diperkenankan untuk mengecat sampai permukaan plesteran

dinding benar-benar kering. Permukaan plesteran yang belum rata tidak boleh dicat.

Bidang plesteran yang dicat harus diperbaiki dengan pendempulan/ plesteran

yang sama. Retak-retak harus ditambal dengan bahan penutup. Retak-retak yang lebar

harus dipotong bersama-sama dengan pinggirannya dan ditambal dengan plesteran

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 15

yang baru. Sebelum diratakan dengan bahan penutup, tembok harus digosok dengan

batu kambang sampai rata dan halus. Pengecatan harus dilakukan dengan baik sesuai

dengan petunjuk dari pabrik cat yang bersangkutan, sampai terdapat warna yang rata.

c. Pengecatan kayu

Yang dicat adalah semua kayu yang tidak dipertahankan corak naturalnya, termasuk

semua kusen kayu dan lisplang atap (dari kayu). Semua bagian kayu yang tertanam

dalam konstruksi dan yang berfungsi sebagai rangka langit-langit harus dicat meni.

Bagian yang akan dicat harus benar-benar kering. Semua retak, celah, lubang harus

dibersihkan, digosok/diampelas, lalu dicat dasar dan ditambal dengan bahan penutup

(dempul). Pengecatan dilakukan setelah seluruh permukaan yang akan dicat sudah

didempul dan dimeni. Pengecatan dilakukan lapis demi lapis sehingga didapat hasil

akhir yang rata diseluruh permukaan bidang pengecatan.

d. Pengerjaan politur

Permukaan kayu yang dipertahankan corak naturalnya seperti yang dijelaskan dalam

gambar atau keterangan lainnya (daun pintu) dipolitur dengan bahan dari produk yang

baik. Pekerjaan harus dilakukan oleh tukang yang ahli dan berpengalaman. Bagian

yang akan dipolitur harus benar-benar bersih dan kering. Bagian yang retak harus

ditutup dulu dengan dempul yang khusus untuk politur. Sebelum pengecatan dimulai

kayu harus digosok dulu dengan batu kambang sampai rata kemudian dihaluskan

dengan ampelas. Pengecatan dilakukan setelah permukaan kayu benar-benar telah

bersih dan kering. Tingkat politur yang dikehendaki adalah dof (tidak mengkilat).

14. PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG

A. LINGKUP PEKERJAAN

1. Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, equipment, peralatan dan bahan

untuk semua pekerjaan beton biasa, beton bertulang, beton telanjang berikut pembuatan dan

pemasangan cetakan bekisting/mould penyelesaian dan lain-lain pekerjaan pembetonan

sesuai dengan gambar-gambar rencana dan persyaratannya.

2. Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya dengan disiplin lain yang menyangkut pekerjaan

pembetonan yaitu seperti :

Pekerjaan tanah untuk struktur, drainase/sistem saluran plumbing.

Pekerjaan arsitektur.

Pekerjaan kayu, tembokan, logam dan lain-lain sebagainya yang ada kaitannya dengan

pekerjaan beton.

B. PERSYARATAN

Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan :

Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.

Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971; NI-2.

Peraturan Semen Portland Indonesia 1972; NI-8.

Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.

Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan

Direksi Pengawas.

American Society for Testing and Material (ASTM).

American Concrete Institute (ACI).

Persyaratan di atas adalah standar minimum dan harus disesuaikan dengan gambar-gambar

dan persyaratannya. Semua pekerjaan beton yang tidak sesuai standar akan ditolak, kecuali

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 16

bila dilaksanakan dengan standar yang lebih tinggi mengenai kekuatan mutu bahan, cara

pengerjaan cetakan, cara pengecoran, kepadatan, textured finishing dan kualitas secara

keseluruhan.

C. MUTUBETON

Mutu beton struktur adalah K-175 dan dianjurkan memakai sitemix concrete, dan mutu baja

yang dipakai adalah BJTP-24. Untuk pekerjaan beton lantai kerja dipakai beton rabat dengan

campuran 1pc : 3ps : 5kr. Mutu karakteristik merupakan syarat mengikat. Untuk menjamin

kesamaan mutu beton, kontraktor dianjurkan menggunakan sitemix concrete untuk pekerjaan

struktur dinding beton, kolom, balok, lantai dan atap beton.

1. Lapisan penutup (protective concrete fill) di atas lapisan kedap air seperti pada lantai

toilet (screed), reservoir dan lain-lain harus menggunakan adukan dengan campuran 1 PC

: 3Ps dan harus dicor segera setelah lapisan water proofing selesai dipasang.

2. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana dianggap perlu

tambahan untuk beton dapat dipergunakan concrete admixture. Penggunaan tersebut

harus dengan persetujuan Ahli/Pengawas.

3. Pengadukan.

Semua pengadukan jenis beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk berkapasitas

tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan harus rata hingga

warna dan kekentalannya sama.

4. Takaran Perbandingan Campuran.

Semua bahan harus ditakar menurut perbandingan berat, bukan perbandingan isi.

D. PENGAWASAN CAMPURAN ADUKAN

1. Komposisi.

Semua agregat, semen, air, beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang

ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, Pemborong harus tetap mengusahakan

mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan dalam Pasal 5.3.

2. Pengujian (testing).

Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.7. termasuk

pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton tidak

memenuhi syarat-syarat slump, maka bagian/kelompok adukan tersebut tidak boleh

dipakai. Jika pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus dilakukan sesuai dengan

prosedur-prosedur dalam PBI 1971.

E. BAHAN-BAHAN.

Semen yang dipakai harus semen portland dari merk yang disetujui dan yang dalam segala

hal memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia”

untuk beton kelas I ­ Z 475 atau British Standard, nomor : 12-1965. Dalam pengangkutan,

semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup

rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada

tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh

ditumpuk sampai tingginya melampau1 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan

ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 17

1. Agregate.

Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak,

umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan

atau kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat

dari tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang

dikehendaki (ketentuan-ketentuan) PBI 1971. Bagian 3 dilakukan pengujian butiran.

Pasir Beton.

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik,

lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang

dicantumkan dalam PBI 1971.

Koral Beton/Split.

Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi

kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/penimbunan pasir dan

koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua

bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan adukan beton yang tepat.

2. A i r.

Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang

merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen dan dilakukan

pengujian air/laboratorium test.

3. Bahan Tambahan.

Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan persetujuan Ahli/Pengawas.

4. Baja Tulangan.

a. Jenis penulangan.

Batang tulangan besi beton terdiri dari BJTP-24, bahan tersebut dalam segala hal

harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971, standar Jepang kelas SR ­ 24 atau

British Standard Nomor 785 ­ 1938. Grade yang dipergunakan adalah ST-37 dengan

kategori, BJTP 24 yang sesuai dengan tabeì 3.7.1. PBI 1971.

b. Penyimpanan.

Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh

disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.

c. Pemasangan.

Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat,

karat, lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus

dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau begeser pada

waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup

beton tingginya harus tepat, dengan penahan-penahan jarak beton (tahu beton) yang

telah disetujui Ahli/Pengawas.

d. Pengujian (testing).

Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan sesuai dengan PBI

1971 yaitu yang mempunyai kekuatan leleh minimaì 370° kg/cm2. Jika besi beton

tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum di dalam Uraian dan

Syarat-syarat yang tercantum dalam pengujian, maka kelompok yang tidak memenuhi

syarat-syarat itu tidak boleh dipakai dan pemborong harus menyingkirkannya dari

tempat pekerjaan.

e. Selimut Beton.

Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk

plesteran), adalah sebagai berikut :

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 18

1. Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah =

3 cm.

2. Kolom dan balok-balok beton = 2,5 cm.

3. Slab/plat beton diatas tanah = 2,0 cm

5. Cetakan (bekisting).

a. B a h a n.

Bekisting harus dipakai kayu klas II yang cukup kering dan sesuai dengan finishing

yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana

diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup untuk menahan getaran

vibrator atau kejutan-kejutan lain yang diterima, tanpa berubah bentuk. Cetakan

harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik atau plywood :

Untuk beton tidak diexposed dipakai kayu terentang tebal minimum 2,5 cm.

Untuk beton exposed dipakai plywood, fibre glass atau bahan lain yang tidak

reaktif terhadap beton.

Tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.

b. Konstruksi.

Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran

yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat.

Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-

penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi. Acuan harus

rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi

gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran

dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton. Tiang-tiang

acuan harus diatas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan perletakan.

Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dari dolken ukuran

8/10 cm atau kaso 5/7 cm. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan

palang papan/balok secara silang.

c. Alat untuk Membersihkan.

Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan-

perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-

potongan kawat pengikat dan lain-lain.

d. U k u r a n.

Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama disemua

tempat untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.

e. Kawat Pengikat.

Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,

dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi

beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun

1971).

f. Pelapis Cetakan.

Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-penutup,

pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas,

baik yang sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 19

F. LINGKUP DAN MACAM PEKERJAAN

1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk menyelesaikan

pekerjaan ini.

2. Pekerjaan meliputi pekerjaan struktur, sloof, kolom, balok, beton pelat, pelat, dan balok

beton.

G. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Syarat-syarat Cetakan untuk Beton.

a. Cetakan (bekisting) untuk beton telanjang (bila ada) dari plywood dengan tebal

minimum 12 mm, bermutu baik yang telah disetujui oleh Pengawas. Fibre glass atau

bahan lain yang tidak reaktif terhadap beton sedangkan untuk beton biasa bisa

dipakai cetakan dari papan klas II tebaì 2,5 ­ 3 cm lebar 20 cm.

b. Semua sudut terbuka yang runcing dari kolom atau balok harus dibulatkan

(dihaluskan 1,5 cm).

c. Toleransi-toleransi memenuhi ketentuan ayat 8.4.4. PBI.

d. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus diplester dengan

campuran perekat sedemikian rupa sehingga sesuai warna tekstur dan bentuknya

dengan permukaan yang berdekatan. Untuk beton exposed harus dihindari adanya

cacat permukaan.

e. Ukuran keseluruhan untuk kusen-kusen pintu dan jendela, harus diambil dari

pekerjaan untuk menjamin ketepatan antara pekerjaan konstruksi beton dan ukuran

pintu, jendela.

2. Toleransi.

Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1 cm, toleransi

ini tidak boleh bertambah-tambah (kumulatif). Ukuran-ukuran masing-masing bagian

harus seksama dalam -0,3 dan +0,5 cm.

3. Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran.

Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari

pekerjaan, Pemborong harus memberi tahu Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya, atau persiapan pengecoran tidak disetujui

oleh Pemberi Tugas/Pengawas, maka Pemborong dapat diperintahkan untuk

menyingkirkan beton yang dicor atas biaya sendiri.

4. Pengangkutan Adukan

Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dihindarkan adanya

pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian

lebih dari 2 m.

5. Pembersihan Cetakan dan Alat-alat.

Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang dari cetakan.

Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan

beton, harus dibasahi dengan air sebelum dicor.

6. Pengecoran.

Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan

menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian,

pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat

dilaksanakan atau persetujuan Direksi/Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan

sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat

dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos dan sarang-sarang

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 20

koral/split yang dapat memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran beton akan

dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus

disetujui oleh pengawas.

Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah

pengecoran. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari

pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk

memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan

menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum

adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit.

Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan

tidak boleh terputus tanpa persetujuan Pengawas.

7. Pemadatan beton.

Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar (vibrator) yang

berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 getaran dalaím 1 menit. Penggetar harus

dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya. Dalam

cetakan yang vertikal, vibrator harus dekat dengan cetakan, tapi tidak boleh

menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu permukaan beton yang baik. Tidak boleh

menggetarkan suatu bagian adukan, lebih dari 24 detik. Penggetaran tidak boleh

dilakukan langsung menembus tulangan kebagian-bagian adukan yang sudah mengeras.

8. Perawatan.

Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari angin dan hujan, sampai

beton itu mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat, harus

diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :

a. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai

cetakan itu dibongkar.

b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari berturut-

turut.

9. Pembongkaran Cetakan.

Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan khusus yang

cukup untuk memikul 2 kali beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada

bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana,

maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Perlu

ditentukan bahwa tanggung jawab atau keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak

pada Kontraktor dan perhatian pemborong mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke

PBI 1971 dalam pasal yang bersangkutan. Pemborong harus memberi tahu Pemberi

Tugas/Konsultasi Perancang bilamana ia bermaksud akal membongkar cetakan pada

bagian-bagian konstruksi yang utama minta persetujuan, tapi dengan adanya persetujuan

itu tidak berarti Pemborong lepas dari tanggung jawab.

10. Perubahan Konstruksi Beton.

Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pemberi Tugas/Pengawas

mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :

Konstruksi beton yang sangat keropos.

Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil yang direncanakan atau

posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

Konstruksi beton yang tidak tegak lurus, atau rata seperti yang direncanakan.

Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 21

11. Campuran dan Pengambilan Contoh (sampling).

a. Untuk mencapai mutu beton K-225 sesuai dengan PBI 1971, Pemborong harus

melakukan percobaan-percobaan membuat design mix campuran-campuran

sedemikian rupa sehingga untuk kubus beton berukuran 15 x 15 x 15 cm, pada umur

28 hari, harus mempunyai kekuatan hancur karakteristik minimal 225 kg/cm2, bahan-

bahan yang dipergunakan adalah bahan-bahan yang nantinya akan dipergunakan

sebagai bahan beton struktur. Kubus percobaan harus dibuat minimal 1 buah dalam 5

m3 beton, dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses pengadukan yang tidak

bersamaan waktunya. Reference pasaì 4.6. PBI 1971.

b. Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji (sampling) paling sedikit tiga buah

kubus percobaan yang waktu pengambilannya sepenuhnya ditentukan oleh Pengawas.

Pengetesan kubus percobaan tersebut hanya boleh dilakukan dilembaga-lembaga

Penelitian Bahan Bangunan Resmi yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Analisá

kekuatan berdasarkan pada rumus-rumus statistik sebagaimana tertera dalam PBI

1971, pasaì 46. ayat 1 s/d 5. Biaya pengetesan termasuk dalam penawaran

Pemborong atau tanggung jawab Kontraktor.

15. PEKERJAAN KEDAP AIR / WATER PROOFING

A. LINGKUP PEKERJAAN

Yang termasuk pekerjaan waterproofing adalah :

a. Penyediaan bahan

Waterproofing pada plat beton atap, beton ruang basah dipergunakan waterproofing

coating.

B. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari kotoran

yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain.

b. Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat kemiringan

dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2 dengan semen slurry

bonding agent lain yang setara. Kemiringan screeding beton sekurang-kurangnya 2%,

selanjutnya Kontraktor melapor Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.

c. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi kaki-kaki

bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm). Pertemuan

bidang horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa

pembuang harus dibobok untuk kemudian diisi dengan semen non shrink.

d. Setelah lapisan waterproofing dipasang dengan benar, maka bagian atas ditutup dengan

screeding campuran 1:3 dan kawat kasa setebal 3 cm dengan memperhatikan kemiringan

untuk drainage air hujan.

e. Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat pemeliharaan cuma-cuma selama 10

(sepuluh) tahun.

16. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke lapangan, perangkaian (assembling) dan ereksi

(erection) seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam gambar kerja

meliputi :

a. Pekerjaan rangka atap (Roof truss)

b. Pekerjaan reng (Batten)

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 22

c. Pekerjaan Jurai (Valley gutter)

Lingkup pekerjaan tidak meliputi:

a. Pemasangan atap

b. Pemasangan kap finishing atap

c. Talang selain talang jurai dalam

d. Assesoris atap

B. PERSYARATAN BAHAN

Material struktur rangka atap

a. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties):

Baja Mutu Tinggi G550 produksi dalam negeri ex. Krakatau Steel (KS)

Tegangan Leleh minimum (Minimum Yield Strength) : 550 Mpa

Modulus Elastisitas : 2.1 x 105 Mpa

Modulus Geser : 8 x 104 Mpa

b. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) :

SNI No. 0416/S/IX/2008 tentang baja lembaran dan gulungan lapis allumunium seng

Lapisan pelindung seng dan alumunium (Zincalume) dengan komposisi sebagai berikut :

55 % Alumunium (al)

43.5 % Seng (Zinc)

1.5 % Silicon (Si)

Ketebalan pelapisan : 50 gr/m2 – 150 gr/m

2 (AZ 50 –AZ 150)

c. Profil Material :

Rangka Atap

Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profillip-Channel.

a. C75.100 (Tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 1.00 mm), berat 1.29 kg/m‟

b. C75.75 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 0.75 mm), berat 0.97 Kg/m‟

c. C100.100 (tinggi profil 102 mm dan tebal dasar baja 1.00 mm), berat 1.7 Kg/m‟

d. Pemakaian ukuran disesuaikan dengan perhitungan aplikator

C75 per 11m length Batten per 6.1 m length

Reng (Batten)

Profil yang digunakan reng adalah profil top hat (U terbalik).

a. TS.41.055 (tinggi profil 41 ,, dan tebal dasar baja 0.55 mm), berat 0.66 kg/m‟

b. TS. 61.100 (tinggi profil 61 mm dan tebal dasar baja 1.00 mm), berat 1,54 kg/m‟

c. TS. 1.75 (tinggi profil 61 mm dan tebal dasar baja 0.75 mm), berat 1.16 kg/m‟

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 23

Talang jurai dalam (Valley Gutter)

Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan dasar baja 0.45

mm dan telah dibentuk menjadi talang lembah.

B. PERSYARATAN DESAIN

a. Desain rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta memenuhi

kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard batas desain struktur baja

cetak dingin (Limit state Cold Formed Steel Structure Desain)

b. Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari material baja yang

akan digunakan serta dokumen data-data produk.

C. PERSYARATAN PRA KONSTRUKSI

a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggun jawab terhadap semua ukuran-

ukuran yang tercantum dalam gmbar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja

adalah ukuran jadi finish.

b. Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang diakibatkan oleh

kekurangtelitian dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus diganti. Kewajiban yang

sama juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat

Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari

Arsitek, Struktur, Mekanikal dan Elektrikal. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah

dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai

biaya tambah.

c. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan kepada Konsultan

Pengawas dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.

Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang

mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang,

kan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurang

d. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan konstruksi baja ringan di pabrikasi di workshop,

baik workshop permanen atau workshop sementara. Kontraktor bertanggungjawab atas

semua kesalahan detail, pabrikasi dan ketetapan pemasangan semua komponen struktur

konstruksi baja ringan.

e. Melampirkan surat dukungan aplikator pada saat pemasukan penawaran

f. Software yang digunakan direkomendasikan oleh Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia

(HAKI)

D. PERSYARATAN KONSTRUKSI

a. Sambungan

Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk pabrikasi dan instalasi

adalah baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan spessifikasi sebagai berikut :

1. Kelas Ketahanan Minimum : Class 2

(Minimum Corrosion Rating)

2. Ukuran baut untuk struktur rangka atap (Truss Fastener) adalag type 12-14 x 20

dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Diamater ulir : 12 Gauge (5.5 mm)

b. Jumlah ulir per inchi (Threads per insh/TPI) : 14 TPI

c. Panjang : 5/16” (8 mm hex socket)

d. Material : AISI 1022 Heat Treated

Carbon Steel

e. Kuat Geser Rata-rata (shear, average) : 8.8 kN

f. Kuat tarik minimum (tensile, min) : 15.3 kN

g. Kuat Torsi minimum (torque,min) : 13.2 kN

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 24

3. Ukuran baut untuk struktur reng (batten fartener) adalah type 10-16 x 16, dengan

ketentuan sebagai berikut :

a. Diamater ulir : 10 Gauge (4.87 mm)

b. Jumlah ulir per inchi (Threads per insh/TPI) : 16 TPI

c. Panjang : 5/16” (8 mm hex socket)

d. Material : AISI 1022 Heat Treated

Carbon Steel

e. Kuat Geser Rata-rata (shear, average) : 6.8 kN

f. Kuat tarik minimum (tensile, min) : 11.9 kN

g. Kuat Torsi minimum (torque,min) : 8.4 kN

4. Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar kerja

5. Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan kemampuan

alat minimal 200o rpm

b. Pemotongan

1. Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yangs

esuai, alat potong listrik dan gunting dan telah ditentukan oleh pabrik

2. Alat potong harus dalam kondisi baik

3. Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja

4. Bagian bekas irisan harua benar-benar datar, lurus dan bersih

17. PEKERJAAN ATAP

a. Lingkup Pekerjaan.

Meliputi pemasangan penutup atap genteng Morando Glazur. Juga pemasangan bubungan

genteng morando glazur termasuk pemasangan bahan lain seperti yang disebut/dinyatakan

dalam Gambar kerja.

b. Persyaratan Bahan

1. Bahan Genteng : Dari bahan genteng morando glazur produk jatiwangi yang bermutu

baik yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sebelum pelaksanaan dimulai, Pemborong diwajibkan memeriksa gambar-gambar

pelaksanaan seperti yang dinyatakan dalam Gambar Kerja, serta melakukan pengukuran-

pengukuran setempat yang diperlukan.

2. Pemborong atas dasar Gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan shop drawing yang

memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain, pengakhiran-

pengakhiran dan lain-lain yang belum/tidak tercakup dalam Gambar kerja, namun memenuhi

persyaratan pabrik.

3. Sebelum dimulai pemasangan, permukaan semua gording atau rangka bidang, jika perlu

dengan mengganjal atau menyetel bagian-bagian ini terhadap rangka penumpuknya.

4. Dalam keadaan apapun juga ganjal tidak boleh dipasang langsung dibawah plat kait untuk

mengatur kemiringan atas.

5. Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk menghindarkan

penggeseran pada pemasangan. Pemasangan harus lurus dan rapi.

6. Hasil pemasangan harus datar dengan kelandaian yang cukup agar tidak terjadi kebocoran.

Pelaksanaan pemasangan penutup atap ini, harus mengikuti persyaratan dari pabrik bahan

yang digunakan berikut kelengkapannya serta petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 25

18. INSTALASI LISTRIK

A. PERSYARATAN UMUM

Persyaratan umum dan persyaratan khusus, termasuk instruksi kepada peserta pelelangan,

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian uraian pekerjaan dan persyaratan

pelaksanaan ini.

Spesifikasi teknik ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal penyediaan dan

pemasangan semua peralatan serta bekerjanya semua instalasi penerangan dan stop kontak.

a. Gambar-gambar

1. Gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik (penerangan dan

stop kontak) untuk bangunan ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode EE

serta disiplin lain yang disertakan ataupun sebagai gambar informasi.

2. Gambar-gambar dari disiplin lain yang relevan dengan pekerjaan ini seperti

gambar-gambar arsitektur dan struktur, dan lain-lain dalam dokumen tender ini.

Gambar-gambar disiplin lain tersebut diatas adalah untuk membantu Kontraktor

dalam mendapatkan gambar-gambar yang lebih jelas dari setiap jenis bahan dan

pemasangannya, terutama untuk koordinasi pemasangan serta relasi antar

pekerjaan.

Gambar-gambar atau informasi-informasi lain yang diperlukan namun tidak

disertakan dalam dokumen ini, maka menjadi kewajiban Kontraktor untuk

menanyakan ataupun mencari informasi tersebut untuk kelengkapan dan

kesempurnaan instalasi yang akan dipasangnya.

3. Kontraktor wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan, ketidak

cocokan baik dari segi besar-besaran listrik, fisik maupun pemasangan dan lain-

lain. Hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu

penjelasan tender/Aanwijzing.

4. Sebelum pekerjaan selesai seluruhnya ataupun secara bertahap, Pemborong wajib

menyerahkan kepada Direksi Pengawas 6 (enam) set gambar yang disebut “As

Built Drawing” yaitu gambar dari semua material dan instalasi dalam scope ini

yang terpasang, dan disesuaikan dengan plafond bangunan.

b. Standard/aturan

Material ataupun pengerjaan instalasi listrik, dalam pekerjaan ini harus memenuhi

ketentuan-ketentuan pokok yang disebutkan pada :

1. PUIL 2000, SPLN

2. Peraturan Keselamatan Kerja

3. Aturan-aturan lain seperti : NFPA/NEC, VDE/DIN, dan IEC juga menjadi

pegangan sesuai persyaratan instalasi dan kondisi ruangan.

c. Daftar Material

Waktu mengajukan penawaran, Kontraktor harus menyertakan/melampirkan “Daftar

Material” yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek ini

dan yang sesuai dengan spesifikasi. Dalam Daftar Material ini harus disebut pabrik,

merk, manufacturer, type, lengkap dengan brosur/ katalog.

Daftar Material yang diajukan pada waktu penawaran ini adalah mengikat

Apabila tidak menyerahkan daftar material tersebut atau mengajukan yang tidak lengkap

maka hal ini selain mempengaruhi penilaian, juga tidak lepas dari kewajiban untuk

menyesuaikan dengan spesifikasi teknis serta untuk itu Direksi Lapangan dapat dan akan

menentukan sendiri kemudian atas resiko Kontraktor.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 26

1. Nama Pabrik/Merk yang ditentukan

Apabila pada spesfikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merek dari suatu jenis

bahan, maka Kontraktor wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang

ditentukan. Apabila pada saat pemasangan bahan/merek tersebut tidak/sukar

diperoleh, maka Direksi Lapangan akan menentukan merek lain dengan spesifikasi

teknik minimal yang sama.

2. Contoh Bahan

Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini, Kontraktor wajib memperlihatkan

contoh bahannya sebelum pemasangan kepada Direksi Lapangan untuk

disetujui.

Apabila dianggap perlu oleh Direksi Lapangan dan hal ini memungkinkan,

maka Kontraktor wajib memperlihatkan contoh material yang lain apabila

diminta.

Penolakan atas contoh-contoh tersebut diatas Kontraktor harus mengganti dan

memperlihatkan yang sesuai spesifikasi dan disetujui.

Kualitas listrik/teknis, merk/pabrik, besar fisik dan kualitas estetika, dari

contoh material/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat.

Pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya kontraktor,

contoh bahan harus diserahkan kepada Direksi Lapangan tidak lebih dari 30

(tiga puluh) hari kalender setelah penunjukan.

Contoh bahan-bahan yang harus diserahkan adalah :

Untuk instalasi semua panel dan isian panel seperti MCCB, MINI CB,

ELCB

Kabel-kabel, cable gland, stop kontak, saklar, fixtures, lampu, doos,

conduit dan lain-lain.

Apabila Kontraktor sudah menentukan suatu merek dan type dan sudah

mengajukan pada waktu penawaran lelang maka berarti material tersebut

dalam kurun waktu selama proyek ini berjalan sudah pasti dapat diperoleh.

Untuk itu perlu pengecekan terlebih dahulu ke pasar/agen oleh Kontraktor.

3. Pemasangan Material dan Schedule

Untuk menjamin material sesuai dengan apa yang ditawarkan dan terhadap

schedulle proyek, maka Direksi Lapangan berhak untuk memeriksa/ mengecek

pemesanan material dengan demikian dapat dicegah keterlambatan karena belum

dipesannya material-material tertentu.

4. Pembebasan terhadap Tuntutan

Untuk segala tuntutan terhadap penggunaan bahan, sistem dan lain-lain yang

menyangkut pekerjaan ini seperti hak patent dan lain-lain, maka Direksi Lapangan

selalu bebas terhadap hal tersebut dan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5. Klausal yang Disebutkan Kembali

Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang lain,

maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain, tetapi

malah untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling

bertentangan antara gambar atau terhadap spesifikasi teknis, maka yang diambil

sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan/atau yang mempunyai

bobot biaya yang paling tinggi.

6. Konflik Pelaksanaan

Apabila terhadap konflik teknis pengadaan dan pengerjaan dari pada masing-

masing instalasi, ataupun dengan macam instalasi lain yang tidak

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 27

digambarkan/diinformasikan pada gambar Tender dan baru muncul pada waktu

pelaksanaan, maka kewajiban Kontraktor untuk mengajukan jalan keluarnya

ataupun mengerjakan jalan keluar yang disarankan oleh Direksi Lapangan. Untuk

hal inilah maka sebelum penjelasan Tender semua gambar, spesifikasi teknis

dengan segala kaitan serta konsekuensinya harus dipelajari dengan teliti.

7. Perbaikan

Semua akibat dari pekerjaan instalasi listrik, berupa kerusakan atau sisa-sisa harus

dirapihkan kembali. Sisa-sisa bahan atau bekas bongkaran harus dibuang ketempat

yang ditentukan oleh Direksi Lapangan.

8. Brosur/Katalog

Untuk semua material yang digunakan maka Kontraktor harus melampirkan

brosur/katalog pada waktu penawaran lelang dan hal ini adalah mengikat. Dalam

brosur itu harus dijelaskan type, rating dari pada bahan tersebut.

9. Shop drawing

Untuk semua macam pekerjaan baik material / komponen maupun pekerjaannya,

kepada maka Kontraktor wajib memasukkan „shop drawing‟ sebelum pemasangan

kepada Direksi Lapangan untukdiperiksa bersama Perencana.

„Shop drawing‟ adalah merupakan penggambaran yang lebih teliti daripada setiap

komponen dan disampaikan sebanyak 3 (tiga) set, kecuali disebutkan lain oleh

Direksi Lapangan.

10. Pengujian

Untuk pekerjaan instalasi ini maka Kontraktor harus melaksanakan :

Pengetesan terhadap instalasi „Keur‟ (instalasi penerangan dan daya)

Keur ini harus dilakukan sesuai aturan dan prosedur PLN atas biaya

Kontraktor dan hasilnya harus diserahkan ke Direksi Lapangan

Trial Run dari seluruh instalasi yang terpasang dimana pelaksanaannya

menjadi tanggungan Kontraktor termasuk penyediaan daya listrik dan sarana

peralatan untuk pengujian. Pengujian ini dilakukan dengan jalan dibebani

(kalau hal ini dimungkinkan) atau dioperasikan.

B. PEKERJAAN INSTALASI

a. Lingkup Pekerjaan

Yang diartikan dalam lingkup pekerjaan ini adalah dalam arti yang luas dari pengadaan,

pemasangan, pengujian, percobaan dan pemeliharaan, seluruh sistem instalasi yang

tertulis didalam spesifikasi teknis dan gambar dokumen lelang.

Masuk pula dalam lingkup pekerjaan ini adalah, pengadaan dan pemasangan seluruh

peralatan, serta accessories yang mungkin secara detail tidak tergambarkan/tidak

terspesifikasikan dengan sempurna, namun merupakan komponen dari instalasi ini

sebagai sesuatu sistem, untuk bekerja/ beroperasinya dengan sempurna dan baik.

Paket pekerjaan ini diperinci secara umum meliputi antara lain :

1. Pengadaan dan pemasangan fixtures lampu lengkap berikut accessories (sesuai

gambar) lantai dasar.

2. Pengadaan dan pemasangan saklar dan stop kontak lengkap (kabel-kabel)

accessories terpasang (sesuai gambar) lantai dasar sayap kiri.

3. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak lengkap

accessories terpasang (sesuai gambar) lantai dasar sayap kiri.

4. Pengadaan dan pemasangan sarana penunjang, seperti saklar, conduit, dan alat

bantu accessories lain-lain, untuk bekerjanya/beroperasinya sistem instalasi

penerangan dan daya dengan sempurna dan baik.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 28

5. Melakukan pengujian, trial run dan masa pemeliharaan.

6. Ijin Depnaker.

b. Fixture

11.. FFlloouurreesscceenntt LLaammpp..

Armature

Dari bahan pelat baja ketebalan minimal 0,7 mm. Semua komponen listrik

berada di dalam (built in) lengkap dengan reflector. Seluruh rumahan harus

dilapisi cat dasar serta diberi lapisan car akhir berwarna abu-abu kecuali

bagian dalam dari reflector berwarna putih.

Pengecatan dengan cara „stove enamelled (bake enamelled/cat bakar)

Armatur harus lengkap dengan rangka dudukan/gantungan

Type armature

TL RMI 2 X 36 W, 2 x 18 W

TL TKO 2 X 36 W

Lampu SL 15 W, SL 18 W

Lampu/fluorescent Tube

“TL” standard type fluorescent lamp, untuk lampu-lampu seluruh bangunan.

Fluorescent Tube dengan type warna „white‟.

Ballast

Leak proof, temperature kerja rendah, noiseless, ballast dengan rumahan dari

bahan polyster. Rated voltage 220 volt rugi-rugi/losses ballast tidak lebih

besar dari 1 x 36 watt, losses max. 11 watt, 1 x 18 watt loses max. 6 watt dan

TL 1 x 10 watt loses max. 3 watt. Ballast harus dilengkapi dengan Connection

Terminal.

2. Kapasitor

Untuk semua lampu-lampu fluorescent disyaratkan bahwa „power factor‟ harus

mencapai paling kurang 0,85. Cara-cara Power Factor Improvement ataupun

dengan penggunaan kapasitor, rated voltage 220 volt. Sebagai pegangan dapat

disebutkan disini secara kasar sebagai berikut :

1 x 36 watt, kapasitor 5 mikro farad dan 1 x 18 watt, kapasitor 3,5 mikro farad,

menjadi kewajiban Kontraktor/Supplier untuk menambah kapasitas kapasitor

apabila tidak tercapai power factor sebesar 0.85.

3. Lamp Holder dan Sockets

Rating lock lamp holder type, dengan atau tanpa starter socket yang disesuaikan

dengan rumahan yang digunakan.

4. Type Stop Kontak & Saklar

Stop kontak inbow, satu phasa, 220 v, 50 Hz, 6 A, lengkap box dan

accessories

Saklar hotel, saklar tunggal dan ganda inbow, 16 A, lengkap box dan

accessories

Saklar grup/grid saklar inbow lengkap isian saklar tunggal, 10 A, lengkap box

dan accessories

Seluruh stop kontak dilengkapi safety plug.

5. Pendukung fixture

Semua fixture disini telah diartikan lengkap dengan penggantung/pengikat lubang

lampu pada plafond yang harus disupply oleh Kontraktor.

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 29

c. Instalasi Umum

1. Instalasi umum menggunakan kabel NYM, NYY, kecuali disebutkan lain pada

spesifikasi ini.

2. Semua kabel yang masuk / keluar panel mulai dari lantai sampai pada ketinggian

fixtures harus dimasukkan kedalam conduit yang sesuai.

3. Konduit/kabel harus diklem dengan rapih pada plafond setiap jarak 1 (satu) meter

kecuali disebutkan lain pada spesifikasi/gambar.

4. Setiap pipa/konduit dan jalan masuk kabel ke panel/terminal box/doos/fixture dan

lain-lain harus dilengkapi dengan „pengakhiran‟ berupa : „cable gland‟ atau

semacamnya untuk mencegah luka pada isolasi kabel sewaktu-waktu

tertarik/ditarik.

5. Ukuran terkecil kabel listrik adalah penampang tembaga 2,5 mm2.

6. Setiap pencabangan atau sambungan instalasi haruslah dipergunakan lasdop atau

cara tutup lainnya, seperti „connection cap‟ sedemikian rupa sehingga aman cara

instalasinya.

7. Untuk suatu instalasi tiga phasa maka didalam cara instalasinya warna-warna fasa

dari kabel haruslah konsisten dari awal.

8. Instalasi penerangan, stop kontak dan saklar

Didalam bangunan pada umumnya adalah general lighting berupa lampu-

lampu atau armature dipasang recessed mounted pada plafond / ceiling dan

dak beton.

Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type pemasangan masuk

(inbow) kecuali disebut lain.

Saklar/on-off pada lampu-lampu penerangan dilakukan pada tempat tersendiri

dan dipasang pada ketinggian 150 cm dair permukaan lantai, khusus untuk

daerah lembab harus dari jenis Water Dicht (WD).

Stop kontak dinding dipasang pada ketinggian 30 cm dari permukaan lantai.

Stop kontak di ruang pasien dipasang sesuai dengan tempat tidur pasien.

Supply listrik untuk penerangan dan stop kontak dilayani secara terpisah dari

sistem daya melalui panel listrik yang segi pelayanannya terbagi dua panel.

Untuk pencabangan kabel-kabel harus menggunakan Duodoos atau Teedoos

dari bahan metal.

d. Persyaratan Bahan / Material

1. Umum

Persyaratan Bahan

Semua material yang disupply dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan

material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis dan tahan

korosif.

Material-material harus dari produk dengan kualitas baik dan merupakan

produksi terbaru.

Untuk material-material yang disebut di bawah ini, maka Pemborong harus

menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan

menunjukkan Surat Order Pengiriman Barang tersebut dari

Dealer/Agen/Pabrik apabila dimungkinkan.

Peralatan lampu : armature, bola lampu, ballast, kapasitor, starter,

reflector dan lain-lain.

Kabel

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 30

Daftar Material

Untuk semua material yang ditawarkan maka Kontraktor wajib mengisi Daftar

Material yang menyebutkan merk, type dan kelas lengkap dengan brosur /

katalog yang dilampirkan pada waktu lelang.

Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa

barang-barang produk pabrik atau assembling.

Semua pokok-pokok harus diisi terutama merek dan type, apabila ada pokok

dalam tabel ini yang tak dapat atau sulit diisi dapat saja tidak diisi, namun

perlu diketahui bahwa pengisian tabel ini ikut menjadi bahan peninjauan.

Daftar material ini wajib diisi dan disertakan dalam penawaran.

Penyebutan merek/produk pabrik

Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar, disebutkan beberapa

merek tertentu atau suatu kelas mutu (quantity performance) dari material,

atau komponen tertentu terutama untuk material-material listrik utama, maka

Pemborong wajib mengajukan didalam penawarannya material yang dalam

taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.

Apabila nanti selama proyek berjalan, terjadi bahwa material yang disebutkan

pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan

oleh suatu alasan tertentu yang sangat kuat dan dapat diterima pemilik,

Direksi Lapangan dan Perencana, maka dapat difikirkan penggantian

merek/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor.

g. Produk pabrik yang disarankan untuk digunakan setara

1. Kabel : SUPREME, KABELINDO, KABEL

METAL

2. Fixture Lampu : INDOLUX, ARTOLITE, PHILIPS

3. Saklar, Stop Kontak, : BROCO, CLIPSAL, PANASONIC

4. Ballast, Kapasitor, Bola Lampu : PHILIPS, OSRAM, GE, SIEMENS

5. Konduit : CLIPSAL, EGA

6. Doos, Elbow : EGA, LEGRAND

7. MCB, MCCB : SCHNEIDER ELECTRIC,

MERLIN GERLIN, MITSUBISHI

8. Box Panel : LOKAL

9. Cable Tray : TRIAS, FRP, SUPREME

10. Klem dan lain-lain : LOKAL

11. Accessories dan lain-lain : LOKAL

Spesifikasi Teknis

Renovasi Gedung/Bangunan Kantor Puslitbangtan 31

19. LAIN - LAIN

1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi didalam

pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah

tertulis dari Kuasa Pengguna Anggaran dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.

2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu

dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut

pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan,

maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan

diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.

3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya,

maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk

mendapatkan kepastian.