rks sdn 005 busang

40
SPESIFIKASI TEKNIS BAGIAN 1. SPESIFIKASI UMUM 1. 1. U M U M. Pada prisipnya semua peraturan pelaksanaan/spesifikasi yang tercantum dalam bab-bab berikut ini adalah bersifat umum, dimana untuk semua pekerjaan, cara pelaksanaannya sesuai dengan bentuk yang ada. 1. 2. PAGAR KEAMANAN. Kontraktor diwajibkan memelihara/melengkapi dinding keamanan disekitar lokasi agar tetap rapi dan tidak merusak pemandangan. Dinding keamanan terbuat dari triplaeks atau seng dicat dan diberi rangka kayu dengan tiang penguat setinggi jarak 2,5 meter, tidak menganggu lingkungan. Demikian juga jika dinding pengamanan tersebut harus merusak finishing kolom railing atau dinding lainnya maka pemindahan atau perbaikan adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Semua pekerjaan tersebut diatas harus sesuai dengan yang ada dalam gambar. 1. 3. BANGUNAN SEMENTARA. Kontraktor diwajibkan melengkapi bangunan sementara yang tercantum dalam bestek, seperti : Kantor Kontraktor dan Gudang penyimpanan barang 1. 4. SCOPE PEKERJAAN. Scope pekerjaan untuk pelaksanaan ini merupakan pekerjaan Arsitektur dan Struktur yaitu melaksanakan pekerjaan/memberikan finishing sesuai dengan gambar detail yang ada atau yang akan ditentukan oleh Pengawas/Perencana. 1. 5. ALAT DAN PERLENGKAPAN PEKERJAAN DAN TENAGA LAPANGAN. A. Kontraktor atau Sub Kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakan pelaksanaan pekerjaan di dalam proyek ini, harus menyediakan alat-alat dan perlengkapan pekerjaannya sesuai dengan bidangnya masing-masing. B. Disamping itu harus menyediakan juga : Buku-buku Laporan (harian, mingguan, dan bulanan) C. Rencana kerja dan menempatkan tenega-tenaga lapangan yang bertanggung jawab penuh untuk memutuskan segala sesuatu dilapangan yang bertindak atas nama Kontraktor & Sub Kontraktor yang bersangkutan, serta berpengalaman menangani pelaksanaan proyek pembangunan ini secara full time di lapangan.

Upload: asrr-ssai

Post on 24-Nov-2015

136 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

rks

TRANSCRIPT

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    BAGIAN 1.

    SPESIFIKASI UMUM

    1. 1. U M U M.

    Pada prisipnya semua peraturan pelaksanaan/spesifikasi yang tercantum dalam bab-bab

    berikut ini adalah bersifat umum, dimana untuk semua pekerjaan, cara pelaksanaannya

    sesuai dengan bentuk yang ada.

    1. 2. PAGAR KEAMANAN.

    Kontraktor diwajibkan memelihara/melengkapi dinding keamanan disekitar lokasi agar tetap

    rapi dan tidak merusak pemandangan.

    Dinding keamanan terbuat dari triplaeks atau seng dicat dan diberi rangka kayu dengan tiang

    penguat setinggi jarak 2,5 meter, tidak menganggu lingkungan.

    Demikian juga jika dinding pengamanan tersebut harus merusak finishing kolom railing atau

    dinding lainnya maka pemindahan atau perbaikan adalah menjadi tanggung jawab

    Kontraktor.

    Semua pekerjaan tersebut diatas harus sesuai dengan yang ada dalam gambar.

    1. 3. BANGUNAN SEMENTARA.

    Kontraktor diwajibkan melengkapi bangunan sementara yang tercantum dalam bestek,

    seperti : Kantor Kontraktor dan Gudang penyimpanan barang

    1. 4. SCOPE PEKERJAAN.

    Scope pekerjaan untuk pelaksanaan ini merupakan pekerjaan Arsitektur dan Struktur yaitu

    melaksanakan pekerjaan/memberikan finishing sesuai dengan gambar detail yang ada atau

    yang akan ditentukan oleh Pengawas/Perencana.

    1. 5. ALAT DAN PERLENGKAPAN PEKERJAAN DAN TENAGA LAPANGAN.

    A. Kontraktor atau Sub Kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakan pelaksanaan pekerjaan di dalam proyek ini, harus menyediakan alat-alat dan

    perlengkapan pekerjaannya sesuai dengan bidangnya masing-masing.

    B. Disamping itu harus menyediakan juga : Buku-buku Laporan (harian, mingguan, dan bulanan) C. Rencana kerja dan menempatkan tenega-tenaga lapangan yang bertanggung jawab

    penuh untuk memutuskan segala sesuatu dilapangan yang bertindak atas nama

    Kontraktor & Sub Kontraktor yang bersangkutan, serta berpengalaman menangani

    pelaksanaan proyek pembangunan ini secara full time di lapangan.

  • 1. 6. BARANG CONTOH (SAMPEL).

    A. Kontraktor dan Sub Kontraktor wajib menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari material yang akan dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan dari

    Direksi/Pengawas.

    B. Barang-barang contoh (sample) harus dilampiri dengan tanda bukti/sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang/material tersebut.

    C. Untuk barang-barang material yang akan didatangkan ke site (melalui pemasaran), maka Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menyerahkan :

    - Brochure. - Katalog

    - Gambar

    - Kerja/Shop

    -Drawing.

    - Mock Up dan Sampel

    D. Dan lain-lain yang dianggap perlu oleh Pengawas/Direksi yang dianggap perlumendapat persetujuan dari Pengawas/Direksi.

    1. 7. PENGUJIAN ATAS MUTU PEKERJAAN.

    Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan mengadakan pengujian atas mutu bahan dan

    mutu pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

    Semua Biaya-Biaya untuk kebutuhan tersebut, ditanggung oleh Kontraktor dan Sub

    Kontraktor bersangkutan.

    1. 8. GAMBAR-GAMBAR AS BUILT DRAWING.

    A. Kontraktor atau Sub Kontraktor diwajibkan membuat gambar As Built Drawing yang sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataannya untuk

    kebutuhan pemeriksaan dan pemeliharan dikemudian hari. Gambar-gambar tersebut

    diserahkan kepada Pemilik, setelah disetujui oleh Direksi (dibuat rangkap 5), 1 asli dan

    empat blue print, diserahkan sebelum serah terima.

    B. Kontraktor Utama diwajibkan membuat petunjuk-petunjuk (manual) untuk peralatan- peralatan yang digunakan dalam proyek ini sebanyak 5 (lima) set dan para spesialis

    Kontraktor Maintenance harus bersedia mengadakan kontrak maintenance dengan

    pemilik (Bouwheer), bila dikehendaki.

    Petunjuk manual juga mencatumkan juga material finishing yang digunakan.

    1. 9. SHOP DRAWING.

    Dalam hal-hal tertentu maka kebutuhan pemasangan atau pelaksanaan suatu pekerjaan

    yang membutuhkan penjelasan, dimana hal tersebut tidak terdapat dalam gambar kerja,

    maka Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan membuat gambar Shop Drawing untuk

    kebutuhan tersebut mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas dibuat rangkap 5 (lima),

    gambar-gambar tersebut diserahkan minimal 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan

    pekerjaan.

  • 1. 10. PENYIMPANGAN BARANG-BARANG DAN MATERIAL

    1. Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menempatkan barang-barang dan material kebutuhan pelaksanaan baik diluar (terbuka) ataupun di gudang, sesuai dengan sifat baran/material tersebut, dan atas persetujuan Pengawas, sehingga akan menjamin :

    Keamanan

    Terhindarnya kerusakan akibat dari penyimpanan yang salah.

    2. Barang/material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan yang bersangkutan, tidak diperkenankan disimpan didalam site.

    1. 11. KEBERSIHAN DAN KELELUASAAN HALAMAN.

    Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menjaga keleluasaan tempat kerja dengan

    menempatkan barang/material sedemikian rupa sehingga :

    Memudahkan pekerjaan

    Manjaga kebersihan dari sampah dan kotoran bangunan (puing), air yang menggenang. Tidak

    menyumbat saluran air.

    1. 12. FASILITAS-FASILITAS LAPANGAN.

    Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan memiliki :

    - Listrik dan penerangan, untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan. - Air minum dan air bersih untuk pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas yang ada di proyek.

    - Alat-alat pemadam kebakaran. - Alat-alat PPPK. - Air kerja.

    1. 13. PERATURAN & SYARAT YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN.

    Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturan-peraturan: 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 80 Tahun 2003

    A.V. (algemene voor warden voor de uitvoering bij aaneming van openbare werken in

    Indonesia, tanggal 28 Mei 1941 No. 9 ditambah Lembaran Negara No. 14571)

    2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2/1971 3. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI - 3/1956 4. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia NI - 5 5. Peraturan Umum Listrik (AVE) NI - 6 6. Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 8/1972 7. Peraturan Pengecatan NI - 12 8. Peraturan Muatan Indonesia NI - 18 9. Peraturan Umum Intalasi Listrik. 10. Peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan normalisasi di Indonesia yang belum tercantum diatas dan mendapat persetujuan Pengawas.

    Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut Dokumen Kontrak, Instruksi tertulis dari Direksi/Pengawas.

  • Direksi/Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor pada

    setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Direksi dalam pengontrolan terhadap

    kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor tetap menjadi tanggung

    jawab kontraktor, tidak berarti Kontraktor bebas dari tanggung jawab.

    Pekerjaan yang tidak memenuhi Uraian dan Syarat Pelaksanaan (spesifikasi) atau gambar dan

    instruksi tertulis dari dari Direksi/Pengawas harus diperbaiki dan dibongkar. Semua Biaya

    untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

    1. 14. MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN PEMELIHARAAN.

    Masa pemeliharaan untuk pekerjaan kontruksi dan finishing ditentkan didalam kontrak,

    dihitung dari tanggal penyerahan pertama.

    1. 15 IDENTITAS TENAGA KERJA.

    Semua Kontraktor dan Sub Kontraktor yang bertanggun jawab atas pekerjaan ini, harus

    menyerahkan identitas tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan.

    Pemeriksaan terhadap tenaga kerja dilakukan setiap hari pada saat datang dan pulang kerja oleh Petugas yang yang ditunjuk oleh Pengawas/Direksi.

    1. 16. FOTO-FOTO DOKUMENTASI PROYEK.

    A. Kontraktor diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek, meliputi: Foto-foto kegiatan proyek, antara lain kegiatan penempatan peralatan-peralatan

    lapangan, penempatan material dll. Dan lain-lain kegiatan yang dianggap perlu oleh Direksi/Pengawas.

    B. Kondisi proyek pada progress pekerjaan mencapai 0%, 20%, 40%, 60%, 80% sampai 100% (setiap peningkatan progress 20%).

    Dan kondisi pada waktu selesai pemeliharaan.

    C. Foto-foto dicetak ukuran post card (dicetak warna) masing-masin 2 (dua) lembar satu untuk Pemberi Tugas dan untuk Direksi/Pengawas, klise diserahkan pada Pemberi

    Tugas.

    1. 17. BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA.

    A. 1(satu) minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, pelaksana Pekerjaan/Pemborong harus telah siap dengan Progress Schedule sesuai dengan batas

    waktu maksimal yang telah ditetapkan dalam Master Schedule yang dibuat oleh

    Pelaksana/Pemborong Utama.

    Progres Schedule tersebut harus disesuaikan dengan bagan yang disusun dan

    dilengkapi :

    - Barchart (bagan secara konvensional) - Volume masing-masing pekerjaan. - Man Days (tenaga harian) - S - curve.

  • B. Dalam Bagan Kemajuan pekerjaan ini dicantumkan besarnya (volume) masing-masin

    pekerjaan dan waktu penyelesaian setiap item pekerjaan, sedang dalam rencana kerja

    dicantumkan secara terperinci program setiap tahapan tentang kapasitas kerja,

    peralatan, tenaga kerja, dan target per harinya.

    C. Dalam Progres Schedule, harus dibuat S - curve, gambaran mengenai nilai harga- harga pekerjaan sesuai yang dibuat Pelaksana Pekerjaan/Pemborong (S- curve

    tersebut ialah suatu diagram yang mengambarkan progress pekerjaan terhadap skala

    waktu mulai dari awal sampai dengan penyelesaian proyek yang dihitung berdasarkan

    Time Schedule)

    D. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong harus secara terpisah menyusun Bagan Penyediaan Bahan ynag diperlukan.

    E. Bagan tersebut diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat

    persetujuan F. Kelalaian menyerahkan bagan-bagan yang dimaksud dapat ditundanya permulaan pekerjaan. Akibat penundaan ini menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Pemborong seluruhnya.

    G. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong wajib melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai

    dengan patokan waktu yang telah disetujui bersama didalam menyusun bagan

    kemajuan pekerjaan. Demikian juga dengan pengerahan buruh harus sesuai dengan

    jadwal tenaga kerja dan bahan yang ada.

    H. Bagan Kemajuan Pekerjaan dan S-Curve sebagaimana tersebut diatas merupakan

    target prestasi akan merupakan pedoman untuk penilaian Progres Pekerjaan atas suatu

    target prestasi satu tahap atau keseluruhan pekerjaan, apakah mengalami

    keterlambatan, tepat waktu atau lebih cepat dari yang direncanakan, dari hasil

    penilaian progress ini akan dikaitkan dengan pembayaran kepada Pelaksana

    Pekerjaan/Pemborong.

    1. 18. LAPORAN-LAPORAN.

    A. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong diwajibkan membuat catatan-catatan berupa Laporan Harian yang memberikan gambaran dan catatan yang jelas mengenai

    Tahap berlangsungnya pekerjaan antara lain seperti:

    - Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh Sub kontraktor (jika diijinkan)

    - Catatan dan perintah yang disampaikan oleh Pengawas/Direksi baik secara lisan maupun tertulis.

    - Hal ihwal mengenai bahan-bahan (yang masuk yang dipakai maupun yang ditolak) - Hal ihwal mengenai keadaan pesanan barang-barang baik dari dalam maupun luar negeri (Pembukuan L&C, pengapalan, dsb) - Hal ihwal mengenai buruh/pekerja, dsb - Keadaan cuaca, dsb.

    B. Setiap Laporan Harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan disetujui kebenarannya oleh Direksi/Pengawas.

    C. Berdasarkan Laporan Harian tersebut, maka setiap minggu oleh Pelaksana Pekerjaan/Pemborong di buat Laporan Mingguan yang disampaikan lansung kepada

    Direksi Lapangan.

    D. Salah satu tembusan Laporan Mingguan harus selalu ditempat pekerjaan agar dapat diteliti kembali oleh Direksi/Pengawas setiap saat.

  • Penugasan-penugasan dan perintah Direkai/Pengawas dianggap berlaku dan mengikat

    apabila dimuat dalam Laporan Harian dan telah diperiksa dan disetujui oleh

    Direksi/Pengawas.

    E. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong diwajibkan membuat foto-foto kegiatan proyek dalam bagian atau tahapan yang penting sesuai petunjuk Konsultan Menejeman Kontruksi sebagai foto dokumentasi.

    Untuk keseluruhan foto dari awal hingga selesainya proyek perlu 36 exposure/bulan

    film warna.

    Masing-masing foto dicetak dalam ukuran postcard (warna) dan diserahkan masingmasing 3 (tiga) set kepada Direksi/Pengawas berikut album dan klisenya.

    Semua Biaya untuk pembuatan film ini menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Pemborong.

    F. Berdasarkan Laporan Mingguan terakhir, Pelaksana Pekerjaan/Pemborong membuat Laporan Bulanan di dalam Form yang ditentukan oleh Direksi/Pengawas.

  • BAGIAN 2 SPESIFIKASI TEKNIS

    2.1 PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

    A. Umum

    Lingkup pekerjaan

    - Pekerjaan Galian - Pekerjaan Cerucuk Ulin 10/10, h = 2 m - Pondasi Pas. Batu Gunung - Pekerjaan Sloof dan Stek Kolom - Pekerjaan Urugan

    B. Penentuan Tinggi Peil (Leveling)

    Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan, adalah peil 0,00 bangunan existing. Penentuan ini harus diperiksa kembali dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

    Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkan kepada

    Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan.

    Pemakaian ukuran yang salah sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi

    tanggung jawab pelaksana pekerjaan/kontraktor.

    Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat (instrument) yang

    perlu (dan tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak

    secara tepat dan dapat bertanggung jawabkan.

    Bahan-bahan dan Syarat Bahan

    Semen

    Semua semen yang digunakan adalah semen Portland (Tonasa) yang memenuhi

    syarat-syarat:

    - Standard Industri Indonesia dalam SII-0013-81.

    - Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan gedung 1991 (SK. SNI T- 15-1991-03).

    - Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI- 1.453.1989).

    - Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982. - Standard Umum Bahan Bangunan di Indonesia. - Mempunyai Sertifikat Uji (test certificate). - Mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

    Semua semen yang akan dipakai produksi harus dari satu merk yang sama untuk satu konstruksi/struktur yang sama, dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantungkantung semen yang masih disegel dan tidak pecah.

  • Semua semen disimpan di dalam gudang yang tertutup dan terlindungi dari

    kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan dan cuaca.

    Semen curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari baja atau beton dan harus

    terhindar dari kemungkinan tercampur dengan bahan lain.

    Untuk semen yang tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas dapat ditolak

    penggunaanya. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan

    paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.

    Agregat (aggregates)

    Semua pemakaian split (batu pecah) dan pasir beton harus memenuhi syarat-syarat:

    - Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1989. - Specification for Concrete Aggregate (ASTM 33) - Specification for Lightweight Aggregate for Structural Concrete (ASTM 33). - Standard Industri Indonesia (SII) 0052-80. - Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous. - Bebas dari tanah/tanah liat.

    Split (batu pecah) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38 mm, untuk

    penggunaanya mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

    Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan

    mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan air dalam

    proporsi campuran yang akan dipakai.

    Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor untuk

    mengadakan test kualitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat-tempat penimbunan yang ditunjuk Konsultan Pengawas setiap saat dalam laboratorium yang

    diakui.

    Semua pengetesan tersebut di atas menjadi tanggung jawab Pelaksana

    Pekerjaan/Kontraktor.

    Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disuplai, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib untuk memberitahukan kepada Konsultan Pengawas.

    Air Kerja

    Air yang digunakan untuk semua pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak

    berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam, alkali) dan tidak

    mengandung bahan organic atau bahan lain yang dapat memberikan efek merusak

    beton dan tulangan dan tidak mengandung minyak atau lemak.

    Selain itu air kerja tersebut haruslah memenui syarat-syarat:

    - Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI- 1.4.53.1989).

    - Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.

  • - Diuji di laboratorium yang diakui sah oleh yang berwenang, di mana air yang digunakan dalam pembuatan beton pratekan yang di dalamnya akan tertanam

    logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh

    mengandung ion klorida lebih besar dari 0,06 % dalam masa dari semen.

    Sedangkan untuk beton lainnya maksimum ion klorida adakah 0,30 %.

    Adukan dan Campuran

    Perbandingan dari berbagai adukan (specie) diberikan sesuai dengan daftar proporsi

    adukan dan campuran di bawah ini:

    - Beton Tumbuk = 1 pc : 3 ps : 5 kr

    - Pondasi batu kali = 1 pc : 4 ps

    Angka-angka tersebut dinyatakan dalam perbandingan jumlah isi ditakar dalam

    keadaan kering.

    Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab penuh atas terlaksananya proporsi adukan dan campuran itu.

    Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat takaran-takaran yang sama

    ukurannya dan harus mendapat persetujuan Kosultan Pengawas.

    Adukan dan campuran untuk semen bertulang dan pekerjaan-pekerjaan khusus

    lainnya, akan ditentukan dalam pasal tersendiri.

    Bahan Campuran Tambahan (Admixtural)

    Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk memperbaiki

    suatu sifat campuran beton. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan campuran tambahan tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh

    konsultan Pengawas.

    Manfaat dari bahan campuran tambahan harus dapat dibuktikan melalui hasil

    pengujian dengan menggunakan jenis semen dan agregat yang dipakai.

    Kalcium chloride atau bahan campuran tambahan yang mengandung khlorida tidak

    boleh digunakan.

    Pada dasarnya suatu bahan campuran tambahan harus mampu memperlihatkan

    komposisi dan untuk kerja yang sama sepanjang waktu pekerjaan selama bahan

    tersebut digunakan dalam racikan beton.

    Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur,

    memperlambat pengikatan dan atau pengerasan beton, mengurangi jumlah air dan

    sekaligus mempercepat pengikatan dan atau pengerasan beton harus memenuhi

    Standard Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986 atau Specification for Chemical

    Admixture for Concrete (ASTM C.494).

  • C. Pekerjaan Galian Galian tanah untuk pondasi dan galian - galian lainnya dilakukan menurut ukuran

    dalam, lebar dan sesuai dengan peil - peil yang tercantung pada gambar. Semua bekas

    - bekas pondasi bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat pada bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat.

    Apabila pada lokasi tersebut terdapat pipa air, pipa gas, pipa-pipa pembuang, kabel - kabel listrik, telepon dan sebagainya yang masih dipergunakan, maka secepatnya

    diberitahukan kepada konsultan Pengawas atau instansi yang berwenang untuk

    mendapatkan petunjuk - petunjuk seperlunya.

    Pelaksanaan pekerjaan/kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan -

    kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian

    melebihi kedalaman yang ditentukan, maka kontraktor harus mengisi/mengurangi

    daerah tersebut dengan bahan - bahan yang sesuai dengan syarat - syarat pengisian bahan

    pondasi yang sesuai dengan spesifikasi.

    Pelaksana pekerjaan/kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi

    tersebut bebas dari longsoran - longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu

    dilindungi oleh alat - alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu

    dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan

    spefipikasi.

    Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi lapis maximum 3 cm,

    sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali

    ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan

    Konsultan Pengawas, baik mengenai kedalaman, lapisan tanahnya maupun jenis

    tanah galian tersebut.

    D. Pekerjaan Cerucuk Ulin 10/10 Kedalaman 2 m

    U m u m Scope pekerjaan yang harus dikerjakan oleh kontraktor adalah

    Menyediakan semua perlengkapan kerja, tenaga kerja, peralatan,

    bahanbahan dan melaksanakan semua pekerjaan sehubungan

    dengan pemancangan tiang pancang.

    Pelaksanaan pekerjaan seperti pada point 1 merupakan ketepatan, ketelitian dan

    pengetahuan pelaksanaan pelaksanaan yang cukup tinggi. Kontraktor harus

    mampu menyediakan peralatan yang baik, lengkap dan

    berpengalaman.

    Sebelum pemancangan dimulai, kontraktor harus mengajukan proposal metode pelaksanaan pekerjaan berikut urutan-urutan pelaksanaan untuk disetujui Konsultan Pengawas.

    Tiang pancang yang digunakan adalah ulin 10/10 dengan kondisi yang

    baik, lurus dan tidak cacat.

  • Pelaksanaan Dan Pemancangan

    1. Pemancangan dapat dimulai setelah kontraktor selesai melakukan Set Out posisi tiang-tiang yang akan dipancang. 2. Driving Cap.

    Selama pekerjaan pemancangan, kepala tiang harus dilingdungi dengan suatu bantalan / driving cap.

    3. Pemancangan harus memakai mesin pancang yang sesuai kecuali bila diizinkan konsultan pengawas dapat digunakan/disesuaikan

    dengan kuat dan kapasitas tiang.

    4. Tiang pancang kayu ulin harus benar-benar lurus, demikian pula dengan pelaksanaannya. Pemancang dilaksanakan pada kedalaman

    - 2,00 meter dibawa foot plat.

    E. Pondasi Pasangan Batu Gunung

    Umum 1. Standar umum Bahan Bangunan Indonesia 1986. 2. Peraturan Umum Bahan Bangunan di indonesia 1982. 3. Bahan batu gunung adalah sejenis batu yang keras, liat, berat, tidak berporous dan berwarna kehitam-hitaman.

    4. Dibawah pasangan batu gunung dipasang Aanstamping dengan ukuran yang telah disesuaikan dengan gambar kerja dan dibawahnya diberi pasir urug dengan ketebalan sesuai ketentuan/gambar.

    5. Untuk pondasi setempat digunakan adukan 1 pc : 4 ps pemasangan sesuai dengan ukuran-ukuran didalam gambar atau atas petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas.

    Adukan harus dipasang dengan adukan selapis demi selapis sehingga tidak ada

    rongga diantara batu-batu tersebut, dan mencapai massa yang kuat dan integral.

    Adukan-adukan untuk pemasangan lainnya harus mendapat petunjuk-petunjuk dan

    persetujuan Konsultan Pengawas.

    F. Pekerjaan Sloof Dan Stek Kolom Pekerjaan sloof

    Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggunakan beton dengan

    kuat tekan beton fc = 225 kg/m dan besi beton U.24 untuk diameter

    tulangan 12. besi - besi harus ditempatkan seperti pada gambar detail. Setelah selesai pekerjaan sloof, tanah yang harus ditimbun dan dipadatkan harus sampai pada peil diperlukan.

    Pekerjaan Stek Kolom

    Pekerjaan stek kolom, stek tangga dan stek kolom praktis:

    - Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi.

    - Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada waktu sloof dicor sampai batas permukaan atas slooof.

    G. Urugan Bahan urugan

    Bahan urugan harus dipadatkan sekurang-sekurangnya mencapai kepadatan minimum 85% dari kepadatan maksimum yang dicapai di laboratorium.

  • Tanah Asli

    Bagian teratas sedalam 150 mm dari tanah asli haruslah mempunyai

    kepadatan minimum 85% AASHO pada laboratorium.

    Urugan Tanah

    Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-

    lapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 300 mm pada kedalaman gembur.

    Gumpalan-gumpalan tanah yang harus digemburkan dan bahan urugan

    tersebut dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga

    diperoleh lapisan kepadatannya sama. Setiap urugan haruslah sama dalam

    hal bahan. kepadatan dan kelembabannya, sebelum pengerasan

    dilaksanakan.

    Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan

    diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai

    dengan lapisan yang berikutnya. Bilamana bahan urugan tidak mencapai

    kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulang dikerjakan atau

    diganti dan cara-cara pelaksanaan akan dihentikan guna mendapatkan

    kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian akan ditentukan/ditetapkan

    oleh Konsultan Pengawas.

    Setelah pemadatan selesai, urugan tanah yang berlebihan harus dipindahkan

    ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Ketinggian (peil)

    disesuaikan dengan gambar.

    2.2 PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

    A. Umum Pekerjaan ini meliputi: - Pekerjaan kendali ketinggian (level) bangunan dan letak as bangunan. - Pekerjaan struktur atas. - Pekerjaan reservoir dan lain sebagainya sesuai dengan gambar.

    B. Penentuan Tinggi Peil (Leveling)

    Penentuan tinggi peil (Leveling) didasarkan pada yang telah termuat pada Sub Bab sebelumnya.

    C. Pekerjaan Struktur Atas Bahan-bahan dan Syarat Bahan

    Semen Agregat dan Syarat Atas

    Bahan-bahan bangunan berupa semen, agregat dan air kerja harus sesuai dengan persyaratan yang termuat pada sub bab sebelumnya.

  • Adukan dan Campuran

    Perbandingan dari berbagai adukan (specie) diberikan sesuai dengan

    proporsi di bawah ini, dimana angka-angka tersebut menyatakan jumlah isi

    takar dalam keadaan kering yaitu:

    - Beton tumbuk 1 pc : 2 ps : 4 kr - Lantai kerja 1 pc : 3 ps : 5 kr - Pondasi batu kali 1 pc : 4 ps - Pasangan dinding kedap air 1 pc : 2 ps - Pasangan dinding biasa 1 pc : 4 ps - Plesteran sudut 1 pc : 3 ps - Plesteran beton 1 pc : 3 ps - Kamprotan 1 pc : 6 ps - Pasangan lantai 1 pc : 4 ps

    Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat takaran yang sama ukuranukurannya dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

    Selanjutnya takaran tersebut dapat dipergunakan sebagai takaran untuk

    berbagai campuran, untuk pasangan, plesteran dan lain-lain.

    Adukan dan campuran untuk beton bertulang dan pekerjaan-pekerjaan

    khusus lainya akan ditentukan dalam pasal tersendiri.

    Bahan Campuran Tambahan (Admixtural)

    Pemakaian bahan campuran tambahan (Admixtural) harus mendapatkan

    persetujuan Konsultan Perancang atau Konsultan Pengawas.

    Pekerjaan Beton Besi Beton Polos (BJTP) dan Ulir (BJTD)

    Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat dan

    ketentuan berikut:

    - Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia. - Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986. - Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK.SNI-15-1991-03).

    - Standard Industri Indonesia (SII) 0136-84.

    - Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).

    - Jenis baja mild-steel dengan tegangan leleh (fy) minimum 2400 kg/cm untuk diameter tulangan > 12.

    - Mempunyai penampang yang sama rata. - Disesuaikan dengan gambar-gambar.

  • Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan

    diatas, harus mendapat persetujuan dari Perancang/Konsultan Pengawas.

    Pemilihan perusahaan ataupun merk dari besi tulangan harus dari

    perusahaan/merk yang sudah sangat dikenal mutu/kualitas maupun

    reputasinya. Pemilihan ini harus mendapat persetujuan Perancang. Tidak

    dibenarkan untuk mencapur adukan bermacam-macam produk besi beton

    untuk seluruh pekerjaan kontruksi.

    Pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu

    besi beton yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk Konsultan

    Pengawas dengan biaya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksan

    Pekerja/Kontraktor, dimana batang percobaan yang diambil berjumlah

    minimal 5 (lima) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya

    sama dengan panjang 1000 mm.

    Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar yang ada dan

    mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Hubungan antara besi beton

    satu dengan yang lain harus menggunakan kawat beton, diikat dengan erat,

    tidak menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah ataupun

    papan bekisting.

    Penggunaan besi beton yang ada sudah jadi seperti steel wiremesh dan semacamnya, harus mendapat persetujuan Konsultan Perancang/Konsultan Pengawas.

    Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena kualitas tidak sesuai dengan spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site, setelah menerima instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas, dalam waktu 24 jam.

    Penyetelan Besi Beton

    Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, tepat

    pada ukuran posisi pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak

    mnyimpang dari SK.BI-1.453.1989 - UDC : 693.s.

    Pembengkokan tersebut dilakukanoleh tenaga yang ahli dengan

    menggunakan alat-alat sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan

    cacat, patah, retak-retak dan sebagainya.

    Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Pelaksanaan

    Pekerjaan/kontraktor harus membuat rencana kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bending schedule), yang sebelumnya harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

    Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil sesuai dengan gambar

    dan sudah sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.

  • Pemasangan dengan menggunakan pelindung beton (beton decking) harus

    sesuai dengan gambar. Apabila hal tersebut tidak tercantum di dalam

    gambar, maka digunakan specifikasi SK.SNI.T-15-1991-03 pasal 3.16.7

    Adukan (adonan) Beton

    Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat SKBI 1.4.53.1989-UDC:6953

    Pelaksanaan pekerjaan/Kontraktor harus membuat adukan beton menurut

    komposisi adukan dan proporsi antara split, air dan semen dan bertanggung

    jawab penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan.

    Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton yang padat dengan daya kerja yang baik sehingga dapat memberikan daya lekat yang baik dengan besi beton.

    Pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan

    (trial mixed) untuk mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan air

    pada permukaan ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan

    (segretion) dari agregat.

    Percobaan slum diadakan menurut syarat-syarat dalam Tata Cara

    Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI-1.4.53.1989)

    dan Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).

    Pengaduan harus dilakukan di dalam suatu mesin pengadukan dari tipe

    yang disetujui dan berputar pada kecepatan yang direkomendasi oleh pabrik

    pembuat mesin tersebut. Adukan beton dibuat setempat di dalam site

    memenuhi syarat-syarat :

    - Semen diukur menurut berat per kantong. - Agregat diukur menurut beratnya. - Pasir diukur menurut beratnya.

    (site mixing) dan harus

    - Adukan beton harus dibuat menggunakan alat pengaduk mesin (batch

    mixer), type dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

    - Kecepatan adukan sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin tersebut.

    - Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi dari kapasitanya mesin pengaduk.

    - Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan sudah berada dalam mesin pengaduk.

    - Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersikan dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.

    Tes kubus beton (Pengujian Mutu Beton)

    Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah serta

    memenuhi persyaratan seperti dalam SK.BI-1.4.53.1989. Ukuran kubus

    coba adalah 150 x 150 150 mm3. Pengambilan adukan beton, percetakan

    kubus coba dan curingnya harus di bawah pengawasan Konsultan

  • Pengawas. Kubus coba harus di tandai untuk identifikasi dengan suatu kode

    yang dapat menunjukan tanggal pengecoran dan hal lain yang perlu di

    catat. Semua kubus coba di tes dalam iaboratrium yang berwenang dan di

    setujui Konsultan Pengawas.

    Laporan hasil percobaan harus di serahkan kepada Konsultan Pengawas

    selambat - lambatnya 3(tiga) hari setelah percobaan selesai dengan

    mencantumkan harga karakteristrik, nili deviasi, slump, tanggal pengecoran

    dan pengetesan yang di lakukan.

    Standar Mutu (Standard Of Acceptanse)

    Pelaksana Pekerjaan/ Kontrator diharuskan membuat percobaan

    pendahuluan (trial test ) atas kubus coba sejumlah minimum 30 buah untuk

    masing - masing percoban pada umur 3,7 dan 28 hari.

    Trial test ini harus sudah di selenggarakan segera setelah adanya Surat

    Perntah Kerja atau penunjuk Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor.

    Biaya dan jaminan akan mutu dari hasil percobaan ini tetap menjadi tanggung jawab Pleaksana Pekerjaan / Kontraktar.

    Penentuan nilai kuat tekan beton (fc`) boleh didasarkan pada nilai kuat

    tekan beton yang di dapat dari hasil uji tekan benda uji tekan kubus berisi 150

    mm (fc`k) . Dalam hal ini fc`didapat dari perhitungan konvesi:

    fck'

    fc' = { 0.76 + 0.210 log ( --------- ) } fck'

    15

    Keterangan :

    Fc` = kuat tekan beton yang disyaratkan ... ...................... .mPa

    Fck` = kuat tekan beton yang fi syaratkan... ...................... ..mPa

    Di dapat dari uji kubus berisi 150 mm.

    Apabila dalam pelaksanaan kedapatan bahwa mutu beton gagal memenuhi

    syarat spesifikasi, maka Konsultan Pengawas berhak meminta Pelaksanaan

    Pekerjaan / Kontraktor supaya mengadakan percobaan coring .

    Percobaan - percobaan ini harus memenuhi syarat - syarat:

    - Method for Making Test Cubus from Frest Concrete (BS 1881 part 108:1983 ).

    - Method for Determination for Compressive Strength of Concrete Cubus (BS 1881 part 16 :1983).

  • Mutu/ nilai kuat tekan beton yang di syaratkan adalah fc`= 500 kg/cm

    untuk beton balok prestressed, sedangkan untuk struktur proporsi campuran

    coba serta pelaksanaan produksinya harus di dasarkan pda teknik penakaran

    berat (weight batching).

    Kuat Tekan Rata - Rata yang Ditargetkan

    Kuat tekanan rata - rata yang di targetkan (fcr`) yang digunakan sebagai

    dasar dalam menentukan proporsi campuran beton harus di ambil sebagai

    nilai yang terbesar dari 2 (dua) persamaan, yaitu:

    fcr` = fc` + 1.64.s

    fcr` = fc` +264.s - 4

    Keterangan :

    s =deviasi standard.

    Bila suatu fasilitas produksi beton tidak mempunyai rekaman uji lapangan

    untuk menghitung deviasi standard maka target fcr` haruslah di ambil tidak

    kurang dari (fc` + 12 )mPa.

    Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dinyatakan tercapai secara memuaskan bila kedua persaratan berikut ini di penuhi,yaitu:

    - Nilai fcr` dari semua pasangan hasil uji yang masing -maing terdiri dari 3 hari uji kuat tekan tidak kurang dari (fc` +0,82.s) mPa.

    - Tidak satupun dari hasil uji tekan fcr` dari 2 silinder) mempunyai nilai di bawah 0.85 fc`.

    Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak di penuhi, maka harus di

    ambil langkah untuk meningkatkan rata - rata dari hasil uji kuat tekan

    berikutnya.

    Pengecoran Beton

    Adukan beton harus secepatnya di bawa ke tempat pengecoran dengan

    menggunakan cara yang sepraktis mungkin, sehingga tidak mungkin adanya

    pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran - kotoran atau bahan lain

    dari luar.

    Pengunaan alat - alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan

    Konsultan Pengawas sebelum di datangkan ke tempat pekerjaan . Semua

    alat- alat pengangkut, yang di gunakan pada setiap waktu harus di

    bersihkan dari sisa - sisa adukan yang mengeras.

    Pengecoran beton tidak di benarkan untuk di mulai sebelum pemasangan

    besi beton selesai di periksa dan mendapat persetujuan Konsultan

    Pengawas, sebelum pengecoran di mulai , maka tempat - tempat yang akan

  • di cor terlebih dahulu harus di bersihkan dari segala kotoran - kotoran

    (potongan kayu, batu, Tanah, dan lain - lain ) lalu di basahi dengan air

    semen .

    Pengecoran di lakukan selapis demi selapis dan tidak di benarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang menyebabkan pengendapan agregat.

    Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor

    (ditinggalkan), maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus

    dibersihkan dan di kasarkan dengan air semen . Tempat di mana

    pengecoran akan di hentikan harus mendapat persetujuan Konsultan

    Pengawas.

    Pemadatan Beton

    Beton didapatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran

    berlangsung dan di lakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan

    maupun posisi tulangan. Kontraktor harus menyediakan vibrator - vibrator

    untuk mejamin efesiensi tanpa adanya penundaan. Pemadatan beton secara

    berlebih - lebihan sehingga menyebabkan pengendapan agregat,

    kebocoron- kebocoran melalui acuan dan lain - lain, harus dihindarkan.

    Beton harus dicorkan lapis demilapis dengan tidak mwlebihi 460mm

    tebalnya . Lapis- lapis ini harus dijaga supaya mempunyai pengikatan satu

    sama lain yang baik. Adukan Beton Monolitik

    Pada pertemuan dari balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya

    dicorkan serentak atau berseling, yaitu beton beton yang bermutu tinggi

    dicorkan dahulu, atau berselang tidak lebih dari 20 menit antara

    waktu pengecoar kedua mutu beton Beton tersebut digetarkan sampai kedua

    mutu beton tersebut mengikat bersama.

    Curing dan Perlindungan Atas Beton

    Beton harus dilindugi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap

    matahari, angin, hujan atai aliran air dan pengerusakan secara mekanis atau

    pengeringan sebelum waktunya. Semua permukaan beton yang terbuka

    harus dijaga tetap basah selama 4 hari dengan menyemprotkan air atau

    menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut. Terutama pada

    pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas

    beton harus diperhatikan. Pelaksana Pekerjaan/kontraktor harus bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.

    Bekisting (Formwork)

    Bekisting yang dibuat dari kayu dan besi harus memenuhi syarat - syarat

    kekuatan. Daya tahan dan mempunyai permukaan yang baik untuk

    pekerjaan finishing. Pelaksana Pekerjaan/kontraktor harus memberikan

    sampel dan perhitungan kekuatan bahan yang akan dipakai untuk bekisting,

    untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.

  • Bekisting harus dipasang sesuai dengan ukuran-ukuran jadi yang ada di

    dalam gambar dan menjamin bahwa ukuran - ukuran tersebut tidak akan

    berubah sebelum dan selama pengecoran.

    Bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya air selama pengecoran, tetap lurus (tidak

    berubah bentuk) dan tidak bergoyang.

    Bekisting harus dibersihkan dari potongan-potongan seperti kayu, paku,

    tahi gergaji, tanah dan sebagainya yang akan/dapat merusak beton yang

    sudah jadi pada waktu pembongkaran bekisting.

    Bekisting untuk bagian konstruksi (pelat, balok dan kolom) diharuskan

    memakai multiplek dengan ketebalan minimal 9 mm dan cukup kuat,

    disesuaikan dengan jarak rusuk-rusuk pengaku bekisting.

    Untuk mengejar kecepatan pengecoran strukturaal, maka disyaratkan agar Pelaksana Pekerjaan/kontraktormembuat panel-panel bekisting yang standar untuk bagian konstruksi yang typical.

    Pembongkaran Bekisting

    Pembongkarn bekisting dilakukan sesuai dengan standard dalam SKBI

    1.4.53.1989. Bagian - bagian konstrksi yang akan dibongkar bekistingnya harus sudah

    dapat memikul berat sendiri dan baban - baban pelaksana.

    Acuan - acuan bagian konstuksi di bawah ini boleh dilepas dalam waktu

    sebagai berikut:

    - Sisi - sisi balok, dinding dan kolom yang,

    tidak di bebani... ........................................................................ .2 hari

    - Plat beton (tidak penyangga tidak dilepas)... ............................................. ..7 hari

    - Tiang - tiang penyangga plat... ............................................... .28 hari - Tiang - tiang penyangga balok

    Yang tidak dibebani ... ............................................................. ..16 hari

    - Tiang -tiang penyangga overstek (cantilever)... ........................................................................... .28 hari

    Pekerjaan pembongkaran bekisting harus dilaporkan dan disetujui

    sebelumnya oleh Konsultan Pengawas.

    Apabila setelah bekisting di bongkar ternyata terdapat bagian - bagian

    beton yang keropos atau cacat konstuksi maka Pelaksana

  • Pekerjaan/Kontrator harus segera memberitahukan kepada Konsultan

    Pengawas, untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian atau

    menutupnya

    Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut menjadi tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

    Alat - alat di dalam Beton

    Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong konstruksi , beton yang sudah jadi tampa

    sepengetahuan dan seijin Konsutan Pengawas . Ukuran dari pembuatan

    lubang, pemasangan alat - alat di dalam beton, pemsangan sparing dan

    sebagainya harus menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

    Beton Kedap Air

    Untuk pembuatan beton kedp air (sesuai dengan gambar - gambar), maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor terlebih dahulu harus meminta persetujuan Konsultan Pengawas prihal bahan waterproofing (additive) sebagai

    campuran dalam adukan beton dan proporsi adukannya.

    Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor bertanggungjawab atas pekerjaan

    pembuat beton kedap air tersebut . Apabila dikemudian hari ternyata

    kedapatan bocor atau terjadi rembesan maka Kontraktor harus mengadakan perbaikan - perbaikan dengan biaya dari Kontraktor sendiri .

    Prosedur perbaikan tersebut harus sesuai dengan petunjuk dari Konsultan

    Pengawas sedemikian rupa sehungga tidak merusak bagian - bagian lain

    yang sudah selesai .

    Beton Rabat

    Beton rabat dan kansteen dibuat dari adukan 1 pc : 3 ps : 5 kr, sehingga menghasilkan

    mutu beton dengan kuat tekan kurang lebih fc = 15 mPa.

    Bahan-bahan semen, pasir dan koral harus sesuai dengan persyaratan umum bahan yang telah di bahas sebelumnya dalam syrat-syarat ini (memenuhi syarat SK.SNI T- 15-1991-03).

    Pemasangan/Pelaksanaan:

    Pengerjaan harus sesuai dengan gambar dan mendapat petunjuk serta

    persetujuan Konsultan supervisi.

    Tanah harus dipadatkan dalam keadaan rata.

    Antara tanah dan beton rabat harus diberi pasir urug dengan ketebalan

    sesuai ketentuan/sesuai dengan gambar.

  • 21

    2.3 PEKERJAAN LANTAI

    A. UMUM

    Persyaratan :

    - Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai

    dikerjakan. Apabila dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan

    persetujuan Konsultan Menejemen Konstruksi.

    - Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan terhadap peil lantai dan kemiringannya.

    - Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.

    Pelaksanaan:

    - Tanah dasar terlebih dahulu harus diurug dengan tanah dan dipadatkan kemudian diberi lapisan pasir urug padat menurut ukuran yang telah ditentukan. Pemadatan pasir dilakukan dengan penyiraman air.

    - Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Konsultan Menejemen Konstruksi, Konsultan Perancang dan Pemberi

    Tugas.

    - Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup lantai yang dipakai.

    B. Lantai Keramik

    Persyaratan Bahan :

    Ukuran : 30 & 30 cm seperti tercantum pada gambar dan

    20 x25 cm untuk Km/Wc.

    Produksi : Roman/Royal, Setara

    Warna : Ditentukan kemudian

    Kualitas : Kualitas nomor satu

    Type : Permukaan doff, extruded

    Tangga dengan anti slip

    Persyaratan lain:

    - Warna sama rata.

    - Tidak ada cacat/pecah/retak pada pinggirannya.

    - Mempunyai lapisan keras cukup tebal.

    - Sisi-sisinya saling tegak lurus.

    - Ukuran rata-rata sama.

    Pemasangan/Pelaksanaan:

    - Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan, agar pasangan tidak turun/retak sewaktu menerima beban diatasnya.

  • - Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari

    debu, cat dan kotoran lainnya. Kemudian dikasarkan agar pelekat adukan

    spesi lebih sempurna.

    - Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus

    terisi padat dengan semen.

    - Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga

    pengambilan as pemasangan.

    - Naad keramik diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan asam, basa

    serta kedap air. Warna perekat naad ini disesuaikan dengan warna

    keramik.

    - Pengisian/pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah

    keramik dipasang.

    - Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat

    dengan kuat pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus

    dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran lain.

    - Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena

    adukan/air semen.

    - Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik pada

    waktu pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum

    mengering/mengeras.

    - Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu

    hingga bersih.

    - Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi baik, tidak

    miring, tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.

    - Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau

    bahan-bahan pembersih lunak yang ada di pasaran.

    - Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat

    baja atau bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.

    - Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada

    beberapa bagian harus disediakan alur-alur expansion. Alur-alur

    expansion ini harus diisi dengan bahan yang elastis/sealant sesuai dengan

    gambar dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. - Pada bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus dilakukan

    dengan menggunakan mesin gelombang.

    2.4 PEKERJAAN FINISHING DINDING

    A. U m u m

    Persyaratan:

    - Sebelum pekerjaan finishing dinding dilakukan, bagian-bagian yang dipersyaratkan harus waterproof, harus diberi lapisan waterproofing

    terlebih dahulu. Bagian-bagian tersebut diantaranya :

    Dinding bagian luar yang bertemu dengan lapisan tanah. Dinding disekeliling KM/WC termasuk dinding bak kamar mandi.

  • Bahan dan jenis bahan waterproofing tersebut sesuai dengan RKS ini, dipasang sesuai dengan gambar dan menurut instruksi pabrik,

    serta mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

    Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk mementukan warna yang akan dipakai.

    Pelaksanaan:

    - Sebelum pekerjaan finishing tersebut dilakukan, Pelaksana

    Pekerjaan/Kontraktor harus menyerahkan sample dan keterangan teknis

    tentang cara pemasangannya, untuk mendapat persetujuan Konsultan.

    - Apapun yang akan terjadi sesudah pemasangan finishing dinding tersebut selesai menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Pelaksana

    Pekerjaan/kontraktor Utama.

    B. Dinding Pasangan Batu Bata

    Persyaratan Bahan:

    - Ukuran : + 10 x 10 x 18 cm - Produksi : Lokal - Kualitas : Baik - Persyaratan lain :

    Matang, keras

    Ukuran sama rata, saling tegak lurus

    Tidak mengandung batu, tidak berlubang-lubang, tidak retak-retak

    Memenuhi persyaratan-persyaratan PUBI 1982

    Pemasangan/Pelaksanaan:

    - Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyerahkan sample dari bata yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

    - Batu bata yang ternyata tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari site.

    - Pada waktu pemasangan, semua bata yang dipergunakan harus dibasahi/direndam dengan air dan batu-batu tersebut harus bebas dari kotoran yang melekat.

    - Batu bata harus dipasang dengan baik, rata, horisontal, sambungan- sambungannya harus sama rata, sudut persegi, naad tegak tidak segaris

    (silang), permukaan baik dan rata.

    - Pada penghentian-penghentian pasangan harus dipakai penggigian miring. Pada hubungan-hubungan dengan tiang-tiang beton atau pada

    ujung pasangan harus bergerigi. Semua pasangan harus terikat kuat

    dengan kolom, dinding-dinding beton, balok atau pelat beton dan bagian

    struktur lainnya. - Adukan 1 pc : 2 pc dipergunakan untuk:

    Dinding dalam sampai tinggi 30 cm dari lantai dalam

  • Dinding luar sampai tinggi 30 cm dari lantai dalam

    Dinding KM/WC luar dan dalam sampai tinggi 150 cm dari lantai dalam

    Sementara untuk dinding-dinding yang lain mempergunakan adukan 1 ps

    : 4 ps.

    - Pemasangan dilakukan secara bertahap, dimana tiap tahapan tidak boleh

    melebihi ketinggian 1 m, kecuali bila ada persetujuan dari Konsultan.

    - Penguatan untuk pasangan bata dilakukan menurut kebutuhan atau atas

    petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas. Kolom praktis untuk penguat

    pasangan bata harus dibuat sedemikian rupa, sehingga maksimum setiap

    luas 12 m2 bidang pasangan bata harus dikelilingi oleh penguat (kolom-

    kolom praktis) tersebut.

    - Pada sisi tegak yang berhubungan dengan beton/kolom harus dipasang

    angkur 10 mm (3/8) dan sepanjang sisi tegak tersebut harus dicor dengan adukan 1 pc : 2 ps, setebal minimal5 cm.

    - Penguatan beton juga diberikan pada daerah-daerah pembukaan, seperti

    bagian atas pintu/jendela dan lubang-lubang lainnya, sesuai dengan

    petunjuk Konsultan.

    - Bila pemasangan selesai, maka adukan-adukan semen yang menempel

    pada pasangan batu bata harus segera dibuang.

    - Adukan yang tumpah kebawah pada waktu pemasangan bata, adukan

    bekas dan yang sudah ditinggalkan lebih dari 2 jam tidak boleh dipakai/

    dicampurkan dengan adukan yang baru. - Untuk plester (finishing)disyaratkan memakai :

    Campur 1pc : 2 ps dinding bata trasram dan dinding bata.

    Campur 1pc : 4 ps untuk dinding biasa.

    Ketebalan plester adalah 1 - 2 cm, kemudian dirapikan dan dihaluskan

    dengan Portland cement murni.

    Pelaksana pekerjaan/ kontraktor harus menjamin bahwa plester dinding

    tersebut benar-benar rapi, rata dan tidak bergelombang.

    C. Dinding keramik

    Persyaratan Bahan :

    - Ukuran keramik - Kualitas - Type - Persyaratan lain

    : 20 x 25 cm untuk KM, WC,

    : Nomor satu.

    : Ditentukan kemudian.

    :

  • Bahan keramik tidak boleh ada cacat/retak-retak

    Permukaan rata.

    Ukuran presiss/akurat.

    Pemasangan/Pelaksanaan

    - Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton dibersihkan dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa semen yang menempel, kemudian

    permukaan yang tertera dalam gambar hingga rata dan tidak

    bergelombang.

    - Kemudian permukaan plesteran tersebut dikasarkan (dengan menggaruk menyilang) agar lapisan yang akan dipasang terikat kuat.

    - Keramik tile dipasang dengan menggunakan semen setebal minimal 1 cm. Dengan lebar naad sesuai dengan rekomondasi dari pabrik ( 2 mm). Naad ini diisi dengan semen putih hingga mencapai permukaan yang rata

    dan tegak lurus. Kemudian dibersihkan dengan air keras.

    - Pemotongan keramik harus dilakukan dengan mesin. - Pada bagian-bagian sudut-sudut/pojok-pojok/tekukan-tekukan pendek, harus dipasang bahan-bahan yang khusus dibuat untuk itu (tile

    accessories).

    2.5 PEKERJAAN PLAFOND

    Lingkup Pekerjaan Meliputi:

    1. Penyediaan bahan-bahan untuk rangka plafond dan penutup plafond.

    2. Pemasangan rangka plafond.

    3. Pemasangan penutup plafond dan list plafond profil.

    Bahan dan Peralatan:

    1. Untuk rangka plafond digunakan kayu kwalitas baik, yaitu kayu klas II

    seperti kapur atau setaraf. Sebagai batang induk dipakai kayu 5/7 cm dan

    sebagai rangka pembagi dipakai 5/5 cm.

    2. Sebagai penutup plafond pada seluruh ruangan digunakan plywood produksi lokal dengan ketebalan 3,6 mm.

    3. Sebagai list dipakai list plafond 3/3 cm.

    4. Bila diperlukan sebagai bahan penggantung rangka plafond digunakan

    kayu 5/7 cm jenis kayu kapur.

    P e l a k s a n a a n:

    1. Sebelum dipakai semua bahan-bahan terlebih dahulu harus diperiksa dan

    diterima oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

    2. Sebelum pemasangan rangka plafond, sisi sebelah bawah kayu harus

    diserut sampai rata.

    3. Ukuran bidang plafond adalah 60 cm x 120 cm yang dibuat secara sistem

    papan catur.

    4. Jarak antara bidang plafond (nat) dibuat dengan jarak minimal 0,5 cm dan

    di cat.

    5. Jarak paku plafond maksimal 15 cm.

    6. Pemasangan tutup plafond harus dikerjakan dengan baik, rapi, permukaan

    waterpass dan tidak boleh ada bagian-bagian yang melengkung.

    7. List profil 3/3 cm dipasang pada pertemuan plafond dengan dinding.

    Pemasangan list plrofil harus kuat dan rapi

  • 2.6 PEKERJAAN ATAP

    A. Umum Persyaratan Umum:

    Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun

    sebelum dilaksanakan harus dipersentasikan terlebih dahulu kepada

    Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.

    B. Atap Genteng Metal

    Persyaratan bahan:

    - Ukuran : Standard pabrik - Produksi : Decrabon, setara - Warna : Sesuai permintaan Pemberi tugas - Kualitas : Terbaik.

    Pemasangan/Pelaksanaan:

    - Pemasangan dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman, sesuai dengan petunjuk pabrik dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

    - Pemasangan genteng metal harus memenuhi persyaratan dari pabrik dalam hal :

    Cara pemotongan bahan atap.

    Penentuan jarak dan ukuran reng, kaso dan gording. Cara pemasangan pada nok, jurai dan sebagainya, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kekuatannya.

    - Untuk pemasangan pada sudut atau patokan harus diberi bahan pelindung (isolation).

    C. PEKERJAAN KONSTRUKSI RANGKA ATAP

    Persyaratan pelaksanaan pekerjaan dan Spesifikasi Teknis Rangka Atap baja

    ringan adalah sebagai berikut:

    a. Pekerjaan Persiapan 1. Pekerjaan ini meliputi survey lokasi pekerjaan untuk menghitung struktur rangka atap baja ringan menggunakan software yang telah diakui oleh badan / lembaga teknik.

    2. Hasil perhitungan merupakan syarat mutlak yang harus diberikan kepada PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) sebagai jaminan

    pekerjaannya sudah aman.

    3. Hasil perhitungan juga harus diberitahukan ke konsultan dan dilengkapi dengan berita acara penyerahan hasil perhitungan.

    4. Pengiriman barang terlebih dahulu diperiksa bersama antara konsultan, BPP (Badan Pemeriksa Pembangunan) serta penyedia

    barang.

    5. Penyedia jasa mampu mengeluarkan garansi resmi dari pabrik yang meliputi garansi Bahan/material, Struktur dan Pemasangan minimal 10 Tahun.

  • 6. Setelah barang dinyatakan layak maka rekanan dapat melanjutkan pekerjaan.

    b. Lingkup Pekerjaan

    Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke lokasi, pabrikasi dan

    ereksi termasuk penggunaan penopang sementara dan seluruh

    pekerjaan pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam gambar

    kerja, yang diantaranya adalah :

    1. Pekerjaan rangka atap ( roof truss ) 2. Pekerjaan reng ( roof butten ) 3. Pekerjaan jurai dalam ( vallay gutter )

    c. Persyaratan Bahan

    1. Material harus diproduksi oleh fabrikan yang sudah memilki sertifikasi ISO minimal ISO 9001:2000, atau ISO 14001:2004 untuk memastikan konsistensi kwalitas mutu yang baik.

    2. Material menggunakan baja mutu tinggi G550 dengan modulus elastisitas baja 2,1 x 10

    5 Mpa dan modulus geser 8 x 10

    4 Mpa.

    3. Lapisan pelindung korosi harus zinc-Aluminium (Zincalume), komposisi 55% Aluminium, 43% Zinc, 1,5% Silicon Aloy. Bukan Galvalume atau galvanis biasa.

    4. Material harus bersertifikat produk SNI 4096:2007, atau setara dan diprinting oleh fabrikan disetiap material sehingga memudahkan

    untuk verifikasi dilapangan.

    5. Profil Material : a. Profil rangka atap menyesuaikan profil masing-masing fabrikan,

    tinggi profil minimal 75mm dengan ketebalan 0,80 TCT (Total

    Coating Ticknes).

    b. Profil reng menyesuaikan profil masing-masing fabrikan, tinggi profil minimal 38mm dengan ketebalan 0,50 TCT (Total Coating

    Ticknes).

    c. Material harus memiliki merk dagang terdaftar (Brand Register) dan diprinting oleh fabrikan disetiap material untuk memudahkan

    verifikasi dilapangan.

    6. System Koneksi menggunakan SDS (Self Drilling Screw), dengan ketentuan teknis sebagai berikut :

    a. Bahan sesuai standart AISI 1022 (Heat Threated Carbon Steel)

    b. Kuat geser : 8.8 kN ; Kuat tarik minimum : 15,3 kN ; Kuat torsi minimum : 13,2 kN.

    c. Kelas ketahanan korosi minimum : Class 2 (Minimum Corossion Rating)

    d. Persyaratan Desain

    1. Desain rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar yang telah

    direkomendasikan oleh HAKI atau badan / lembaga teknik, untuk memastikan kelayakan analisa strukturnya.

  • 2. Pada saat sebelum melakukan pekerjaan wajib menyerahkan gambar kerja dan engineering sheet ( hasil perhitungan structural secara

    terperinci).

    3. Data persyaratan teknis dan hasil perhitungan structural adalah sebagai bahan pertimbangan yang harus dipenuhi untuk penentuan kelayakan design.

    Dan dapat mengeluarkan perhitungan teknis/soft drawing dari hasil

    perhitungan software

    4. Konfigurasi pembebanan yang digunakan :

    Dead Load Top Chord (Beban Mati Batang Utama Atas) a. Beban Atap

    1. Jenis genteng keramik / beton : 60-75 Kg/m 2. Jenis Asbes : 20 Kg/m 3. Jenis Metal : 10 Kg/m

    b. Variasi beban tambahan ex.Ornamen GRC, tangki air panas, dll

    Live Load Top Chord (Beban Hidup batang Utama Atas)

    c. Beban Hujan : 25 Kg/m

    d. Beban Terpusat Orang dan alat : 110 Kg

    e. Beban angin : 30 m/s

    Dead Load Bottom Chard (Beban Mati Batang Utama Atas)

    f. Beban plafon (ceiling) : 20-25 Kg/m

    g. Variasi beban tambahan ex.lampu gantung,

    AC cassette, dll

    Live Load Bottom Chord

    Bawah)

    h. Beban terpusat Orang+ alat

    e. Persyaratan Pra Konstruksi

    : 50 Kg/m (pertitik)

    (Beban Hidup Batang Utama

    : 110 Kg

    1. Penyedia barang wajib meneliti kebenaran terhadap semua ukuran-

    ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya

    ukuran pada gambar kerja adalah ukuran jadi / finish.

    2. Perubahan bahan / detail karena alasan tertentu harus diajukan ke

    Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan

    persetujuan secara tertulis. 3. Pengiriman tenaga kerja selambat-lambatnya 1-2 hari setelah material sampai lokasi proyek.

    f. Persyaratan Konstruksi

    1. Latar Belakang

    a. Pelaksana pemasangan harus dilaksanakan oleh fabrikan yang sudah minimum memiliki sertifikasi ISO 9001:2008 atau ISO

    Fabrikasi structural baja termasuk instalasinya, atau setara.

    Untuk memastikan konsistensi kwalitas instalasi / pemasangan sehingga kwalitas terjamin sesuai Standart Operasional Prosedur (SOP) fabrikan yang telah

    dipersyaratkan.

  • b. Team pemasangan harus mempunyai sertifikasi / surat ijin pemasangan oleh fabrikan minimal 1 orang dalam satu team

    installer, untuk memastikan kwalitas pemasangan.

    2. Tujuan

    Tujuan yang ingin di capai adalah mendapatkan data yang lengkap agar perencanaan sesuai dengan pelaksanaan di lapangan.

    3. Peralatan Peralatan yang digunakan antara lain :

    a) Selang air b) Meteran c) Alat tulis (pensil,kertas,karet penghapus) d) Palu dan Paku e) Waterpas f) Siku g) Benang

    4. Pengukuran dan perataan permukaan ring balok/ balok tumpuan

    a. Pengukuran dan perataan permukaan yang dilakukan meliputi

    :

    1) Seluruh ring balok yang akan menjadi tumpuan truss, kaso/jack rafter, jural.

    2) Seluruh balok anak / balok tengah apabila bentanganya lebih dari 11m.

    3) Elevasi/ketinggian seluruh ring balok dan apabila terjadi perbedaan ketinggian ring balok.

    b. Pengukuran Ring balok

    Terlebih dahulu lakukan pengukuran seluruh ring balok dengan ukuran sisi luar dari ring balok yang diambil. Catat

    dan buat sketsanya diatas kertas dan tampilkan ukurannya sedetail mungkin.

    a. Pengukuran balok anak/balok tengah Jika satu bangunan ukuran lebarnya lebih dari 11 m, maka

    diperlukan balok anak / balok tengah di tengah bangunan.

    Ukurlah jarak balok anak dengan balok tumpuan atau ring

    balok tepi luar dengan ditambahkan lebar balok anak / tengah

    tersebut.

    b. Ketinggian elevasi ring balok Jika penggunaan rangka atap bangunan lebih dari satu lantai

    atau terdapat perbedaan tinggi ringbalok, maka perlu

    dilakukan pengukuran perbedaan tingginya. Setelah semua

    pengukuran dilakukan makatahap selanjutnya adalah

    pelevan/pertain permukaan ring balok dan anak balok/balok

    tengah dengan menggunakan adukan mortar.

  • g. Langkah-langkahnya : 1) Persiapkan benang, meteran, selang air, paku, palu, alat tulis. 2) Isi selang air dan keluarkan seluruh udara yang terdapat pada selang tersebut.

    3) Tetapkan satu titik acuan atau permukaan ring balok tertinggi

    sebagai acuan dan tempatkan ujung selang air tersebut disana,

    kemudian ujung selang yang lain arahkan ke sekeliling ring balok

    bangunan, setiap titik yang dijadikan acuan diberi tanda

    ketinggian bias dari kayu triplek lalu dipaku dan diberi tanda,

    lanjutkan ke seluruh bangunan. Sehingga terdapat patok-patok

    tanda acuan ketinggian.

    4) Dilanjutkan dengan pemasangan benang pada tanda di patok- patok tersebut. Benang ditarik kearah masing-masing patok

    tersebut sehingga mendapat acuan ketinggian / elevasi yang sama

    pada ringbalok sebagai acuan penambahan adukan mortarnya.

    Agar benang tidak terjadi lendutan maka batasi jarak antar patok

    atas tidak terlalu jauh.

    5) Balok anak/Balok tengah jangan lupa dilakukan perataan / pelevelan juga jika memang diperlukan.

    6) Pelevelan / perataan permukaan ring balok dilakukan jauh hari sebelum truss diletakkan pada ringbalok.

    h. Fabrikasi

    1. Peralatan a. Mesin Potong Baja

    Untuk memotong baja batangan sepanjang 11m menjadi batang-batang kecil sesuai dengan ukuran di gambar kerja.

    b. Gunting Baja

    Untuk memotong notch/coakan-coakan kecil.

    c. Mesin Bor Tangan

    Untuk mengscrew baut ke batangan baja, lebih baik yang

    memiliki control kecepatan. d. Peralatan Standar Tukang

    Meteran, siku, palu, benang, waterpas, alat tulis/ spidol dan

    lain-lain. 2. Persiapan Gambar Kerja

    Gambar kerja yang diberikan meliputi :

    a. Gambar tampak atas bangunan.

    b. Gambar denah penetapan kuda-kuda.

    c. Gambar detail perakitan masing-masing kuda-kuda. 3. Persiapan Areal Kerja

    Areal kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga perakitan kuda-

    kuda tidak tergganggu (dapat menjadi acuan kuda-kuda yang

    terbesar/utama yang diambil dari gambar detail perakitan kuda- kuda).

    4. Pemotongan material

    Material di potong-potong untuk membuat batang pembentuk kuda-

    kuda disesuaikan dengan panjang batang yang tertera di gambar

    kerja. Hasil potongan tersebut dikumpulkan dan di beri ukuran,

    nomor truss untuk masing-masing kuda-kuda. Sisi potongan yang

    tidak bagus dirapihkan sehingga kemungkinan karat bias dihindari.

  • 5. Perakitan kuda-kuda

    Setelah batang-batang truss terpotong-potong sesuai ukuran yang

    tertera di gambar kerja dilanjutkan dengan pekerjaan perakitan

    kuda-kuda. Batang atas (top chord) dan batang batang bawah

    (bottom chord) terlebih dahulu dipersiapkan, setelah dilakukan dan

    di bentuk (belum discrew) lalu coakan dipotong (dalam mm) sesuai

    dengan gambar kerja. Coakan untuk batang atas dilakukan sisi

    bawah/sayap bawah material sedangkan untuk coakan di batang

    bawah di bagian atas material. Tentukan terlebih dahulu titik

    tengah dari bentangan kuda-kuda, tandai posisinya. Kemudian tarik

    meteran sesuaikan dengan ketinggian kuda-kuda yang terdapat pada

    gambar kerja. Dilanjutkan dengan proses penyikuan kuda-kuda dan

    dilakukan penyecrewan 1 pcs terlebih dahulu di batang atas dan

    batang bawah. Ukuran screw untuk kuda-kuda 12x24-20 cm.

    Untuk batang atas terdapat Apex Plate. Apex Plate material di

    potong 15cm, dan di belah sayapnya / coakan kemudian di pasang

    dibawah pertemuan antara batang atas sebelah kanan dan batang

    atas sebelah kiri.

    Dilanjutkan dengan pemasangan web/ batang pembagi dengan panjang material dan jarak antar web/batang pembagi disesuaikan

    dengan gambar kerja untuk perlakuan dari banyaknya screw setiap

    koneksi berdasarkan beban penutup atap :

    a. Genteng keramik, beton, asbes : 3 Pcs setiap koneksi b. Genteng metal, spandek : 2 Pcs setiap koneksi

    6. Erection/ Pengaturan kuda-kuda pada Ring balok Setelah semua kuda-kuda yang terdapat pada gambar kerja telah

    selesai dirakit dilanjutkan dengan pekerjaan Erection kuda-kuda.

    Sebelumnya ring balok diukur terlebih dahulu untuk penentuan

    jarak antar kuda-kuda disesuaikan dengan gambar kerja. Kemudian

    ring balok di tandai dengan spidol untuk penempatan kuda-kuda.

    Kuda-kuda di lot/ditimbang kelurusan terhadap bangunan. Untuk

    pertemuan/joint dengan ring balok menggunakan L breket dengan

    perlakuan bagian bawah duduk di atas ring balok dan dipasang

    Dynabolt. Untuk Bagian samping di screw kekuda-kuda.

    7. Pemasangan Reng / Top span Setelah semua kuda-kuda telah berdiri sesuai dengan urutan

    penempatan yang ada di gambar kerja. Dilanjutkan dengan pemasangan reng dengan terlebih dahulu dilakukan pemasangan

    Ceiling Batten /batang pengaku antara kuda-kuda. Materialnya

    menggunakan reng/top span. Pemasangannya diatas batang bawah / bottom chord dengan jarak antara ceiling batten / batang pengaku kuda-kuda 1,2 meter.

    Kemudian pemasangan ikatan angin material menggunakan reng/top

    span dipasang miring di web sebaris antar kuda-kuda. Dipasang

    sedemikian rupa sehingga membentuk silang (X).

    Dilanjutkan dengan pemasangan reng, terlebih dahulu mengukur

    panjang dari penutup atapnya, karena masing-masing genteng memiliki ukuran yang berbeda-beda. Ukur batang atas/top chordnya

    kemudian di bagi dengan panjang genteng / penutup atapnya.

  • Reng di screw bagian atas bagian bawahnya ke kuda-kuda. Untuk

    ukuran screw reng adalah 10x16-16 mm.

    Pekerjaan fabrikasi material harus sesuai dengan gambar kerja yang di keluarkan oleh pihak Distributor dan telah disetujui oleh konsultan pengawas.

    Sambungan

    Alat penyambung antara elemen rangka atap yang digunakan untuk

    fabrikasi dan instalasi adalah baut mekanik sendiri (self drilling screw) dengan ketentuan :

    - Pemasangan baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar kerja.

    - Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan kemampuan putaran alat minimal 2000 rpm.

    - Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus, bersih. - Pemasangan Ceiling Batten dan Win Bracing harus benar sesuai

    dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak Pabrik

    TRUSS.

    D. PEKERJAAN LISPLANK

    Listplank papan menggunakan kayu ulin gergaji mesin ukuran 2 / 20

    diserut hingga betul - betul halus, rata, disambung dengan sambungan ekor

    burung tertutup (pada tampak luar terlihat satu garis tegak lurus). Kayu tidak boleh ada cacat - cacat. Semua kayu listplank yang dipakai harus

    cukup tua, kering tanpa cacat dan dari kualitas baik.

    2.7 PEKERJAAN PENGECATAN A. Umum

    - Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :

    Dinding/ bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

    Dinding/bagian yang akan dicat tidak basah lembab atau berdebu.

    Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada bidang yang cukup luas dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

    - Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimana cat

    tersebut diproduksi atau tenaga ahli pengecatan dengan pengawas/petunjuk dari pabrik cat tersebut.

    - Sesuai dengan ketentuan-ketentuan NI-4. - Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan warna sesuai dengan petunjuk Perancang dan Pemberi tugas.

    - Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya namun sebelum dilaksakan harus dipresentasikan kepada Pemberi Tugas untuk

    menentukan warna yang akan dipakai.

  • B. Cat Dinding Dalam Persyaratan bahan:

    - Produksi : ICI, (Catylac), Setara.

    - Warna : Ditentukan kemudian. - Kualitas : Vinyl Acrylic Emulsion. - Persyaratan Lain : Highly acylic emulsion interior wall paint.

    Pemasangan/Pelaksanaan

    - Pengerjaan pengecatan harus dikerjakan di bawah pengawasan spesialis dari pabrik yang ditunjuk, dan disertai dengan bukti garansi tidak kurang dari 1 tahun.

    - Pekerjaan pengecatan baru boleh dikerjakan setelah :

    Dinding plester yang akan dicat betul-betul kering dan tidak berdebu,bagian-bagian yang retak dan pecah diperbaiki, sedang

    bagian yang kotor dibersihkan, dimana hal itu telah selesai

    diperiksa dan disetujui Konsultan Menejemen Konstruksi.

    Semua permukaan dinding diplamur. Didahului dengan percobaan-percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-bagian yang akan dicat.

    - Bila persyaratan-persyaratan tersebut di atas telah dipenuhi, maka

    dilakukan persiapan-persiapan :

    Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan dan pengapuran (efflorescence) yang biasanya

    terdapat pada tembok baru, dengan amplas (emerald paper),

    kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih.

    Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali, dipakai lapisan Alkali Resisting Primer.

    Pada bagian-bagian di mana terdapat rembesan air dipakai lapisan plamur Acrylic Wall filter.

    - Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan amplas halus.

    - Pengecatan akhir dilakukan berulang kali (2 - 3 kali) sampai mencapai

    warna yang dikehendaki dengan memakai semprot/roller.

    C. Cat Dinding Luar

    Persyaratan bahan:

    - Produksi : ICI, (Catylac), Setara. - Warna : Ditentukan kemudian. - Kualitas : Weather Shield Emulsion. - Persyaratan Lain : Highly weather resistant exterior wall paint.

    Pemasangan/Pelaksanaan

    - Pengerjaan pengecatan harus dikerjakan di bawah pengawasan spesialis dari pabrik yang ditunjuk, dan disertai dengan bukti garansi tidak kurang

    dari 1 tahun.

  • - Pekerjaan pengecatan baru boleh dikerjakan setelah:

    Dinding plester yang akan dicat betul-betul kering dan tidak berdebu,bagian-bagian yang retak dan pecah diperbaiki, sedang

    bagian yang kotor dibersihkan, dimana hal itu telah selesai

    diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas.

    Semua permukaan dinding diplamur.

    Didahului dengan percobaan-percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-bagian yang akan dicat.

    - Bila persyaratan-persyaratan tersebut di atas telah dipenuhi, maka dilakukan persiapan-persiapan :

    Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan dan pengapuran (efflorescence) yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan amplas (emerald paper),

    kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih.

    Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali, dipakai lapisan Alkali Resisting Primer.

    Pada bagian-bagian di mana terdapat rembesan air dipakai lapisan plamur Acrylic Wall filter.

    - Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan amplas halus. - Pengecatan akhir dilakukan berulang kali (2 - 3 kali)sampai mencapai

    warna yang dikehendaki dengan memakai semprot/roller.

    D. Cat Logam

    Persyaratan bahan:

    - Produksi - Warna - Kualitas

    Pemasangan/pelaksanaan

    : ICI, (Catylac), Setara.

    : Ditentukan kemudian. :

    Khusus Logam.

    - Permukaan dibersihkan dari semua debu, kotoran minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara memcuci dengan solvent yang cocok. - Kemudian dilap dengan kain bersih. - Hilangkan semua karat dan kerak dengan mengerok/menggosok permukaan dengan sikat baja.

    - Sebelum diberi cat, permukaan besi/baja baru yang telah dimenie harus dibersihkan dari debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya.

    - Bagian-bagian logam dimana menienya sudah cacat harus disikat dengan sikat baja atau dikerok untuk menghilangkan karat, kemudian berilah menie tersebut diatas.

    - Setelah seluruh bidang logam tersebut rata, bersih dan halus, pengecatan akhir dimulai lapis demi lapis secara merata, sesuai dengan petunjuk

    pabrik.

    E. Cat Plafond

    Persyaratan bahan :

    - Produksi - Warna - Kualitas

    : ICI, (Catylac), Setara.

    : Ditentukan kemudian.

    : Acrylic dan Emulsion.

  • Pemasangan/Pelaksanaan

    - Pengerjaan pengecatan harus dikerjakan di bawah pengawasan spesialis dari pabrik yang ditunjuk, dan disertai dengan bukti garansi tidak kurang

    dari 1 tahun.

    - Pekerjaan pengecatan baru boleh dikerjakan setelah :

    Plafond yang akan dicat betul-betul kering dan tidak berdebu,bagian-bagian yang retak dan pecah diperbaiki, sedang

    bagian yang kotor dibersihkan, dimana hal itu telah selesai

    diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas.

    Didahului dengan percobaan-percobaan pengecatan pada plafond yang akan dicat.

    - Bila persyaratan-persyaratan tersebut di atas telah dipenuhi, maka pengecatan akhir dilakukan berulang kali (2 - 3 kali) sampai mencapai warna yang dikehendaki dengan memakai semprot/roller.

    2.8 PEKERJAAN KUSEN PINTU/JENDELA

    A. Umum Pekerjaan ini meliputi: - Pekerjaan Daun Pintu/Jendela - Pekerjaan Kaca - Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung

    B. Pekerjaan Daun Pintu/Jendela

    Pintu kayu panel

    Rangka pintu/jendela : Kayu Bengkirai, ukuran sesuai gambar detail.

    List profil : Kayu bengkirai, ramin atau sungkai.

    Tebal total : 40 mm.

    Ukuran : Sesuai gambar detail.

    Persyaratan lain : Seluruh pintu/kayu dihias dengan list profil sesuai

    dengan gambar rencana. Engsel dari kuningan, 3

    buah di setiap pintu. Sistem pengunci dengan lidah

    siang (latch bolt), lidah malam (dead bolt), pengunci

    satu langkah.

    P e l a k s a n a a n:

    1. Semua bahan harus diperiksa dan mendapat persetujuan Dirkesi/Pengawas Lapangan.

    2. Rangka kayu harus diserut dahulu sampai rata, lalu dimeni. 3. Kaca dipasang dalam sponingnya dengan dempul dan les kaca. Pendempulan harus cukup sehingga kaca cukup rapat dan tidak bergetar

    akibat tekanan angin. Kaca yang retak atau gompel akibat pemasangan

    kurang baik atau kurang hati-hati harus segera diganti.

    4. Daun pintu yang tidak memakai lapisan tekwood aluminium dan daun jendela harus diserut rata, diamplas dan kemudian dicat.

    5. Setiap daun pintu diberi 3 (tiga) buah engsel kupu-kupu dengan peredam/cincin plastik kwalitas baik. Sedangkan untuk daun jendela

    diberi 2 (dua) buah engsel.

  • 6. Pemasangan seluruh jalusi ventilasi harus baik dan rata serta dipaku secukupnya.

    C. Pekerjaan Kaca

    - Lingkup pekerjaan kaca meliputi, pengadaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pemasangan kaca-kaca jendela, pintu dan lain-lain.

    - Bahan yang digunakan adalah Kaca Putih Polos standard dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya seperti disebut dalam gambar atau

    syarat dan spesifikasi khusus.

    - Kaca harus dipasang tegak lurus dan distel dengan hati-hati sampai kerenggangan yang memadai.

    - Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan sehinga tidak mengganggu.

    - Setelah selesai dipasang, kaca dibersihkan. Dan yang retak, pecah atau gores-gores harus diganti.

    D. Pekerjaan Kunci Dan Alat Penggantung

    Lingkup Pekerjaan Meliputi:

    Penyediaan bahan engsel, kunci, pegangan dan lain-lain serta pemasangan pada pintupintu

    dan jendela-jendela.

    Bahan dan Peralatan:

    Alat-alat Penggantung

    Kunci Pintu 2 Slaag

    Merk : Nyale, setara

    Penggunaan :Seluruh pintu sesuai gambar rencana

    Finish : Kuningan

    Engsel Pintu

    Merk : Nyale, setara

    Penggunaan :Seluruh pintu & jendela sesuai gambar

    Finish : Kuningan

    Handel Pintu

    Merk : Nyale, setara

    Penggunaan :Seluruh pintu sesuai gambar rencana

    Finish : Kuningan

    P e l a k s a n a a n:

    1. Semua pintu memakai engsel masing-masing 3 (tiga) buah, untuk jendela masing-masing 2 (dua) buah engsel. Jendela dilengkapi dengan

    grendel-grendel dan hak angin.

    2. Untuk pintu utama diberi kunci tanam kwalitas baik, merk akan ditentukan kemudian oleh Direksi, sedangkan untuk kunci pintu lainnya

    diberi merk yale atau yang setaraf. 3. Semua alat-alat penggantung dan pengunci untuk kunci pintu dan jendela harus dipasang dengan baik serta lengkap, sesuai dengan sistem pembukaanya.

  • 4. Pemasangan engsel pengunci dan alat penggantung harus menggunakan sekrup yang sesuai, pemakaian paku tidak diperbolehkan.

    2.9 PEKERJAAN DRAINASE

    A. Umum

    Pekerjaan drainase meliputi pembuatan dan pemasangan saluran terbuka

    pembuang air kotor, saluran tertutup pembuang air kotor, dan bangunan

    drainase lainnya sesuai dengan arah, kemiringan dan dimensi seperti

    tercantum pada gambar rencana. Pada prinsipnya semua pekerjaan drainase harus sudah selesai sebelum pekerjaan halaman selesai.

    B. Pekerjaan Saluran Terbuka

    Saluran Terbuka Pasangan Batu Gunung

    Dibawah dasar saluran dipasang aanstamping batu gunung, lapisan pasir

    urug yang dipadatkan dan cor beton. Untuk pasangan batu kali dipakai pasir

    pasang dan portland cement. Sebelum diadakan galian harus diadakan

    pengukuran kemiringan dasar saluran. Hasil galian harus rapi dan

    kemiringan dasar saluran harus bisa mengalirkan air sebagai ketepan

    rencananya.

    Pada tepi badan jalan yang merupakan batas dengan saluran harus dibuat

    kemiringan 1 : 1 untuk mencegah longsoran dari badab jalan. Tanah galian

    saluran yang tidak terpakai harus dibuang ke tempat lain.

    C. Pekerjaan Galian

    Pekerjaan galian yang dimaksud disini adalah galian untuk pembuatan

    saluran-saluran dan bangunan-bangunan untuk drainase. Pekerjaan ini

    termasuk pekerjaan untuk mengisi kembali lubang-lubang galian selebihnya

    dengan material yang baik, membuang kelebihan material, pengeringan

    yang perlu, pemompaan, perlindungan, membuat batas-batas tepi konstruksi

    dan pembongkaran yang perlu sehubungan dengan itu. Disini tidak

    dibedakan antara galian pada bahan tanah biasa maupun galian taman batu,

    Pada galian batu, alat yang digunakan harus terlebih dahulu mendapat

    persetujuan Konsultan Pengawas.

    Pelaksana pekerjaan/kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas

    sebelum mengerjakan galian, sehingga penampang, peil dan pengukuran

    dapat dilakukan pada keadaan tanah yang belum terganggu.

    Tidak ada tambahan biaya/pembayaran untuk galian ini, akan tetapi harus

    sudah termasuk harga satuan dari masing-masing bangunan konstruksi yang

    memerlukan galian tersebut sebagaimana tercantum dalam penawaran.

  • 2.10. PEKERJAAN INSTALASI AIR / SANITAIR

    1. Pada setiap KM/WC dipasang bak mandi dari pasangan dinding bata dilapis tegel

    keramik 20 x 20 cm dipasang closed jongkok porselin ex. KIA.

    2. Untuk saluran dari closed digunakan pipa PVC diameter 4 type S-10 atau AW dihubungkan sampai septicktank, sedangkan untuk saluran air bekas digunakan pipa PVC

    diameter 2 yang langsung dibuang ke parit.

    3. Pada lubang-lubang pembuangan air bekas lantai KM/WC harus dipasang Advour

    (floordrain) dari plat kuningan. 4. Pipa-pipa diluar harus ditanam ditanah kira-kira sedalam 40 cm.

    5. Sebagai pensuplai air bersih dipakai air yang ditampung didalam bak/tong fibre glass

    kapasitas 2 x 1200 liter dipasang diatas menara ulin (lihat gambar).

    6. Pekerjaan pembuatan saluran air hujan dilaksanakan dari pasangan bata merah

    dilaksanakan seperti gambar dengan kemiringan 1 : 500. Pemasangan saluran air hujan

    dilaksanakan dengan spasi 1 Pc : 2 Psr dan diplester halus dan rapi dengan spesi 1 Pc :

    2 Psr saluran air hujan dilaksanakan sampai pada saluran pembuangan induk.

    7. Pekerjaan pembuatan septictank dan sumur peresapan dibuat dari pasangan batu bata

    merah atau lapisan ijuk yang sesuai gambar rencana.

    2.11 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

    Untuk keperluan ini pemborong dapat menugaskan pihak ketiga

    (instlatur) dengan mempunyai sertifikat dari PLN atau mempunyai surat

    dari DMR setempat dengan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari

    direksi secara tertulis. Pemborong bertanggung jawab atas pekerjaan

    instalasi yang dimaksud.

    Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut pemborong harus

    meembuat gambar/diagram instalasi dengan skala 1 : 100 dan mendapatkan

    persetujuan dari Direksi.

    A. Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi

    - Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan dalam uraian ini dengan menggunakan tegangan/voltage : 220 VA. - Menurut segala petunjuk dari Direksi. - Menurut peraturan yang masih berlaku di Indonesia pada waktu ini.

    - Pekerjaan harus diserahkan dari kepada Direksi tepat waktunya yang telah ditetapkan.

    - Penjelasan dari bahan-bahan: Pemakaian bahan-bahan harus barang baru yang tidak ada cacat,

    berkualitas baik dan menurut syarat keamanan cacat, berkealitas

    baik dan menurut syarat keamanan kerja.

    Sebelum bahan tersebut dipasang, supaya diperlihatkan dulu kepada Direksi untuk diperiksa kwalitasnya dan mendapat persetujuan pemasangan.

    Barang yang sudah afkir, dalam waktu 2 x 24 jam harus sudah dikeluarkan dari pekerjaan, jika pemborong tidak mengindahkan,

    Direksi berhak menyelenggarakan atas biaya pemborong.

  • B. Peraturan Pekerjaan Instalasi

    - Pekerjaan pemasangan pipa:

    Pemasangan pipa-pipa seluruhnya ditanam didalam tembok sedemikian rupa, sehingga bila ditutup (diplester) oleh pemborong tidak menonjol keluar.

    Pipa-pipa yang ditanam didalam tembok harus diikat kuat-kuat dengan klem dan pipa yang dipergunakan adalah naloos ex Union

    sambungan berdrat yang kemudian dimeni.

    Pasangan pipa-pipa yang diletakkan diatas kayu harus diberi lapak

    (klos) yang jarak pasangannya satu sama lain 1 meter.

    Pada tiap-tiap pasangan pipa jarak 8 meter harus diberi tredoos.

    Dimana pasangan pipa ada kemungkinan air dapat berkumpul

    supaya dipasang inspektube.

    Jumlah penarikan kawat dalam pipa harus sesuai dengan tabel (daftar) sebagai pedoman yang masih berlaku di Indones