rizal_epidemiologi_diare.docx

1
Epidemiologi Secara umum kematian akibat diare pada anak di dunia mencapai 42.000 kasus per minggu, 6000 kasus per hari, 4 kasus setiap menit dan 1 kematian setiap 14 detik.Dari jumlah tersebut, total episode diare pada bayi kurang dari 11 bulan sebanyak 475 juta kali dan usia 1-4 tahun sekitar 945 juta per tahun. (Press Release, WHO, 2002). Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang termasuk Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun (Lukacik M, 2007). Di banyak negara berkembang, anakanak menderita diare lebih dari 12 kali pertahun, dan menjadi penyebab kematian sebesar 15-34% dari semua kematian. Diperkirakan kematian karena diare mencapai 4-6 jutaper tahun, kebanyakan terjadi pada anak- anak (Aman, 2004). Survey Morbiditas Diare tahun 2010 yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI, didapatkan pada tahun 2000 angka kematian balita akibat diare di Indonesia adalah 1.278 per 1000 turun menjadi 1.100 per 1000 pada tahun 2003 dan naik lagi pada tahun 2006 kemudian turun pada tahun 2010. Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 di Indonesia penyebab terbanyak kematian bayi atau anak usia < 1 tahun adalah diare (31,4%) dan pneumonia (23,8%), dimana pada anak balita diperoleh hasil yang sama yaitu terbanyak adalah diare (25,2%) dan pneumonia (15,5%). 14 provinsi di Indonesia mempunyai prevalensi diare di atas prevalensi nasional, dengan prevalensi tertinggi terjadi di Aceh dan terendah di Yogyakarta. Di Aceh pada tahun 2008 proporsi kasus diare pada balita mencapai 44,5% yaitu dengan jumlah 58.116 kejadian, sedangkan pada tahun 2007, 44,3%. Berdasarkan jenis diare didapatkan persentase diare di Aceh yaitu diare akut (80,8%), diare melanjut (12,5%), dan diare persisten (6,7%) (Sulaiman Yusufet al.,2010). Di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam kurun waktu 3 tahun yakni dari tahun 2001 sampai dengan 2003 secara keseluruhan terjadi peningkatan kasus diare yang sangat tinggi yakni 3,9 per 1000 pada tahun 2001 dan 15,1 per 1000 pada tahun 2003 (Depkes RI, 2004a).

Upload: ahmad-khoirul-rizal

Post on 24-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rizal_Epidemiologi_diare.docx

Epidemiologi

Secara umum kematian akibat diare pada anak di dunia mencapai 42.000 kasus per minggu, 6000 kasus per hari, 4 kasus setiap menit dan 1 kematian setiap 14 detik.Dari jumlah tersebut, total episode diare pada bayi kurang dari 11 bulan sebanyak 475 juta kali dan usia 1-4 tahun sekitar 945 juta per tahun. (Press Release, WHO, 2002).

Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang termasuk Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun (Lukacik M, 2007). Di banyak negara berkembang, anakanak menderita diare lebih dari 12 kali pertahun, dan menjadi penyebab kematian sebesar 15-34% dari semua kematian. Diperkirakan kematian karena diare mencapai 4-6 jutaper tahun, kebanyakan terjadi pada anak-anak (Aman, 2004).

Survey Morbiditas Diare tahun 2010 yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI, didapatkan pada tahun 2000 angka kematian balita akibat diare di Indonesia adalah 1.278 per 1000 turun menjadi 1.100 per 1000 pada tahun 2003 dan naik lagi pada tahun 2006 kemudian turun pada tahun 2010.

Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 di Indonesia penyebab terbanyak kematian bayi atau anak usia < 1 tahun adalah diare (31,4%) dan pneumonia (23,8%), dimana pada anak balita diperoleh hasil yang sama yaitu terbanyak adalah diare (25,2%) dan pneumonia (15,5%). 14 provinsi di Indonesia mempunyai prevalensi diare di atas prevalensi nasional, dengan prevalensi tertinggi terjadi di Aceh dan terendah di Yogyakarta.

Di Aceh pada tahun 2008 proporsi kasus diare pada balita mencapai 44,5% yaitu dengan jumlah 58.116 kejadian, sedangkan pada tahun 2007, 44,3%. Berdasarkan jenis diare didapatkan persentase diare di Aceh yaitu diare akut (80,8%), diare melanjut (12,5%), dan diare persisten (6,7%) (Sulaiman Yusufet al.,2010). Di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam kurun waktu 3 tahun yakni dari tahun 2001 sampai dengan 2003 secara keseluruhan terjadi peningkatan kasus diare yang sangat tinggi yakni 3,9 per 1000 pada tahun 2001 dan 15,1 per 1000 pada tahun 2003 (Depkes RI, 2004a).