ringkasan eksekutif
TRANSCRIPT
RINGKASAN EKSEKUTIF
PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI DI KAWASAN PANTAI
BALONGAN INDRAMAYU, JAWA BARAT
(Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
DISUSUN OLEH :
LOLA NURUL AFIFAH230210100027
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2013
Ringkasan Eksekutif
Pembangunan Pengaman Pantai Di Kawasan Pantai Balongan Indramayu,
Jawa Barat
Pantai Balongan yang terdapat di Kabupaten Indramayu cukup terkenal
karena sebagai kawasan kilang minyak yang sering menjadi pusat perhatian dunia
terutama negara pemburu minyak. Dan pantai ini sekarang tertutup oleh sampah
yang menyebabkan pengikisan pantai sehingga menjadikan kemunduran garis
pantai dan dapat menghilangkan berbagai sarana dan prasarana di pesisir pantai.
Untuk menanggulangi terjangan ombak pada bibir pantai dan menyelamatkan
situs budaya setempat maka pemerintah kabupaten melalui PT. Cerah Ceria Selalu
merencanakan pembangunan pengaman pantai. Memperhatikan status kegiatan
pembangunan pengaman pantai, maka rencana kegiatan ini dapat dimasukkan
pada kategori rencana pembangunan dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi
sebagaimana telah digariskan pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 308 Tahun 2005.
Dalam pembangunan pengaman pantai ini perlu adanya pembuatan ruang
lingkup studi supaya kajian yang dibahas tidak jauh melenceng sesuai dengan
jenis pembangunan yang akan dilaksanakan. Ruang lingkup studi yang perlu
diperhatikan adalah
1. Rencana usaha kegiatan penyebab dampak
Kegiatan yang akan dilakukan secara garis besar mengenai pembangunan
pengaman pantai dan pengembangan pertumbuhan mangrove atau hutan
bakau di sekitar pantai balongan kabupaten Indramayu. Kegiatan yang perlu
ditelaah karena menimbulkan dampak penting yaitu :
a. Kegiatan Pra Konstruksi meliputi, survey dan perijinan, pematokan
kawasan pembangunan, penyewaan lahan, mobilisasi peralatan
danrekruitmen tenaga kerja
b. Kegiatan Konstruksi meliputi, mobilisasi material, penyiapan stockyard,
pembangunan causeway, pembangunan penahan gelombang dan
penimbunan lahan serta penanaman mangrove.
c. Kegiatan Pasca Konstruksi meliputi, demobilisasi alat dan bahan,
pelepasan tenaga kerja, pemeliharaan mangrove dan pembersihan lahan
kerja.
2. Rona lingkungan hidup awal
Rona lingkungan yang dilihat meliputi pengikisan bibir pantai yang terjadi
dari perubahan arus, pembangunan seawall yang akan menyebabkan
perubahan sirkulasi air laut, proses sedimentasi akibat tumpukan sampah,
lahan pertambakan dan mangrove yang rusak yang kemudian dijadikan lokasi
pembangunan seawall dan terakhir tambak-tambak yang tergenang oleh
tumpukan sampah dikembalikan lagi ke fungsi semula.
3. Wilayah studi
Wilayah studi meliputi batas proyek yang merupakan lokasi daerah
proyek, batas ekologi yang meliputi ekosistem pesisir dan perairan dan batas
sosial yang ditentukan berdasarkan latar belakang sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat di sekitar proyek serta batas administrasi meliputi desa-desa di
sekitar pantai Balongan ini.
a) Rona Awal Lingkungan
Pada dasarnya meliputi 3 aspek utama yaitu fisika kimia, biologi, dan
sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat.
1. Pada komponen fisika kimia meliputi,
• Iklim = Kabupaten Indramayu, berdasarkan klasifikasi Köppen,
termasuk pada wilayah dengan iklim tropis. Suhu di Kabupaten
Indramayu pada siang hari berkisar antara 180C dan 280C dengan
kelembaban udara antara 70 dan 80%. Angka curah hujan rata-rata per
tahun adalah 1.590 mm; dan jumlah hari hujan rata-rata 91 hari per
tahun.
Kualitas Air = Hasil monitoring kualitas air laut di pesisir utara Jawa
Barat (BPLHD) Provinsi Jawa Barat, 2006) diperoleh informasi
bahwa kondisi perairan laut di pesisir utara Jawa Barat adalah
tercemar sedang dengan nilai Indeks Pencemaran berkisar dari 7,391 –
9,843.
Ruang, Tanah, dan Lahan = Pengumpulan data tanah dilakukan dengan
pengumpulan data primer dan data sekunder. Jenis tanah di daerah
penelitian secara garis besar terdapat dua jenis tanah, yaitu tanah
aluvial dan grumusol, dengan masing-masing tanah diambil 5 sampel
tanah dengan maksud untukdapat mewakili seluruh karakteristik tanah
(sifat fisik, kimia dan kesuburan). Pengumpulan data primer dilakukan
dengan pengukuran langsung di lapangan menggunakan bor tangan
(hand auger) lengkap dengan soil test kit untuk sidik cepat sifat fisik,
seperti: tekstur, kedalaman solum, drainase dan sifat kimia tanah
lapangan.
• Batimetri = Dari segi topografi, sebagian besar wilayah pesisir
Kabupaten Indramayu merupakan dataran dengan kemiringan tanah
antara nol dan 2%. Ketinggian wilayah berkisar antara 8 dan 100 meter
DPL; bagian Barat Daya ketinggian wilayah antara nol dan 3 meter
DPL, bagian tengah antara 3 dan 25 meter DPL, bagian Selatan antara
25 dan 100 meter DPL.
• Oseanografi = Berdasarkan data prakiraan dari dua stasiun (Tanjung
Priok dan Cirebon), tipe pasut di wilayah pantaiutara Jawa Barat
termasuk kategori campuran mengarah ke semidiurnal. Kisaran
maksimum tinggi pasang dan surut terbesar adalah 1 meter dan kisaran
tinggi pasang dan surut kedua adalah 0,5 - 0,7 meter (Bapeda Provinsi
Jawa Barat, 2007).
• Hidrologi = Dari hasil pemeriksaan Dinkeskab. Indramayu terhadap
503.355 keluarga, ada 53,26% yang memiliki sarana air dengan
proporsi 2,14% tercemar sangat tinggi; 7,54% tercemar tinggi; 38,47%
tercemar sedang; dan 52,54% tercemar rendah. Hal ini berarti kualitas
sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat masih relative
rendah (Dinkeskab. Indramayu 2007).
2. Pada Komponen Biologi meliputi,
• Biologi darat = Jenis kangkung laut (Ipomea batatas) merupakan jenis
tumbuhan yang paling dominan yang mengisi formasi paling depan
berbatasan langsung dengan air laut. Selanjutnya ditemukan beberapa
jenis tumbuhan herba kategori gulma diantaranya rumput lari, ilalang,
jarong, kakacangan, ceplukan serta tumbuhan deruju yang merupakan
tumbuhan khas ekosistem estuaria.
• Biologi laut = Vegetasi laut yang tumbuh disekitar lokasi
pembangunan pengaman pantai antara lain adalah ekosistem
mangrove. Ekosistem mangrove ini merupakan habitat bagi banyak
biota – biota laut lain seperti ikan-ikan kecil, moluska, benthos dan
lain sebagainya.
3. Pada komponen sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat meliputi,
• Demografi = Jumlah penduduk Kabupaten Indramayu pada akhir tahun
2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008 berturut-turut 1.672.573, 1.686.582,
1.697.986, 1.709.128, dan 1.717.793 jiwa. Laju pertumbuhan
penduduk periode dari tahun 2000 sampai 2006 rata-rata adalah 1,32.
Kepadatan penduduk per km2 adalah 837,67 jiwa; tertinggi di
Kecamatan Balongan 2.209.22 jiwa per km2 dan terrendah di
Kecamatan Cantigi 260,01 jiwa per km2.
• Ekonomi = Data PDRB Kabupaten Indramayu dari tahun 2001-2005
menunjukkan bahwa ada peningkatan dari tahun ketahun, namun pada
sektor industry pengolahan tahun 2003 mengalami penurunan. Ditinjau
secara sektoral, presentase PDRB yang tertinggi diperoleh dari sektor
Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar 43,88 %.
• Kesehatan Masyarakat = Keadaan umum kesehatan masyarakat di
Kabupaten Indramayu menunjukkan paningkatan dari tahun ke tahun.
Angka kematian bayi atau AKB dan kematian ibu hamil atau AKIH
yang menjadi bagian indikator derajat kesehatan masyarakat
menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun.
b) Prakiraan Dampak Kegiatan
TAHAP PRA KONSTRUKSI
Kegiatan survey lapangan dan pengurusan perijinan diprakirakan akan
menimbulkan dampak positif terhadap presepsi dan sikap masyarakat yang ada
dilingkungan proyek, yaitu di daerah Balongan, Indramayu. Kegiatan ini antara
lain meliputi kegiatan :
Pengukuran dan pengamatan lingkungan
Wawancara dengan masyarakat
Pengumpulan data sekunder
Pengurusan perijinan pada dinas-dinas terkait
Kegiatan pematokan kawasan pembangunan proyek akan terbentang
sepanjang sisi pantai Balongan, Indramayu. Pematokan relatif terbatas sehingga
diprakirakan tidak akan terlalu banyak menimbulkan gangguan bagi aktifitas
masyarakat. Pematokan kawasan ini akan berbentuk pemberitahuan dengan
papan-papan pengumuman, pembatas area untuk di laut berupa bendera-bendera
yang terapung maupun rambu khusus. Hal ini akan menimbulkan dampak positif
dari presepsi dan sikap masyarakat.
TAHAP KONSTRUKSI
Mobilisasi material ini didatangkan dari kota besar terdekat yang ada.
Sebaran dampak yang akan terjadi diprakirakan akan terbatas hanya sepanjang
jalur transportasi yang sensitif terhadap penurunan kualitas udara, yaitu jalur yang
dekat dengan permukiman penduduk.
Dampak kualitas udara akibat mobilisasi material ini tidak signifikan karena
tidiak melebihi baku mutu dan penyebarannya hanya terbatas dilokasi tanpa
proyek. Manusia yang terkena dampak ini adalah para pekerja proyek, sehingga
dampak mobilisasi material ini adalah negatif.
Dibandingkan dengan mobilisasi peralatan, mobilisasi material
diprakirakan akan mengganggu lalu lintas di uda titik penting, yaitu jalur darat
dan jalur perairan. Kerusakan jalan diprakiran kecil terjadi akibat mobilisasi
material mengingat frekuensi serta jenis kendaraan yang digunakan selama
mobilisasi material. Timbulnya bahaya kecelakaan dijalan dapat menimbulkan
presepsi dan sikap negatif dari masyarakat. Kegiatan mobilisasi material
diprakirakan akan menimbulakn dampak negatif terhadap lingkungan.
Penyiapan stockyard akan merubah ruang dan lahan yang ada sehingga
deperkirakan akan menimbulkan dampak negative meskipun tidak signifikan.
Selain itu akan menyebabkan penurunan kualitas udara yang menyebabkan
terganggunya vegetasi darat dan kesehatan masyarakat. Secara umum kegiatan
penyiapan stockyard ini akan menimbulkan dampak negative terhadap
lingkungan.
Kegiatan pembangunan penahan gelombang pada jarak kurang lebih 30
meter dari garis pantai diprakirakan tidak berdampak pada perubahan tinggi
gelombang. Kegiatan pembangunan ini juga diprakirakan tidak berdampak besar
terhadap perubahan arus baik dari segi arah maupun kecepatannya. Kegiatan
pembangunan ini akan mengganggu kualitas air laut yang telah ada. Kegiatan ini
akan menambah kekeruhan air laut pada saat peletakan batu dan kubus beton.
Dengan begitu biota laut juga akan terganggu habitatnya dan secara alamiah akan
berpindah tempat. Dengan begitu kegiatan pembangunan penahan gelombang ini
akan berdampak negative terhadap kualitas air laut dan biota laut.
Penggunaan alat – alat berat juga akan menyebabkan timbulnya kebisingan
di sekitar lokasi proyek. Intensitas kebisingan yang ditimbulkan dari alat berat ini
akan menimbulkan kebisingan melebihi baku mutu sebesar 70 dBA (SK MENLH
No. 48/96) di lokasi kerja saja. Dengan begitu kegiatan pembangunan penahan
gelombang akan menimbulkan dampak negative pada aspek fisik kebisingan.
TAHAP PASCA KONSTRUKSI
Dengan berakhirnya kegiatan konstruksi, maka semua peralatan berat
dikembalikan kembali ke asalnya dari lokasi proyek. Alat-alat ini dikembalikan
melalui jalur perairan sehingga akan mengakibatkan gangguan lalu lintas pda
darat dan laut. Hal ini merupakan dampak negatif. Dilihat dari kualitas udara,
maka kegiatan ini mengakibatkan penurunan kualitas udara akibat emisi yang dari
kendaraan yang mengangkut alat berat tersebut. Karenanya hal ini dikategorikan
sebagai dampak negatif.
Pemeliharaan perlu dilakukan agar manfaat bangunan yang telah jadi
dipakai secara optimal. Untuk pemeliharaan ini diperlukan tenaga pemelihara agar
tujuan pemeliharaan dapat tercapai.. Kegiatan ini menimbulkan dampak positif
karena akan menimbulkan pendapatan bagi masyarakat..
Setelah semua kegatan proyek sudah selesai selanjutnya kontrak kerja
tenaga ahli maupun tenaga kasar akan selesai. Kondisi seperti ini akan
menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat. Terutama pada masyarakat
yang bekerja saat proyek berlangsung, kesempatan kerja akan hilang.
Pelepasan tenaga kerja merupakan dampak langsung dari berakhirnya
kegiatan proyek. Karena sifat rekruitmen pekerja adalah kontrak maka ketika
terjadi pelepasan tenaga kerja diprakirakan tidak akan menimbulkan keresahan
pada masyarakatsehingga presepsi dan sikap masyarakat yang terbentuk akan
positif.
c) Evaluasi Dampak Besar dan Penting
TAHAP PRA KONSTRUKSI
Pada tahap pra kontruksi ini diperkirakan tidak akan berpengaruh terhadap
aspek-aspek lingkungan fisik, kimia dan biologi. Tetapi memiliki dampak yang
cukup penting terhadap respon masyarakat baik secara sosial, ekonomi, dan
budaya. Dampak yang berpengaruh yaitu rencana rekruitmen tenaga kerja untuk
pembangunan breakwater di daerah tersebut dan sekitarnya. Yang dianggap
penting dalam pra kontruksi ini adalah perizinan dan kerjasama dengan pihat
pemerintah dan lembaga daerah terkait.. Kerja sama dan wawancara dengan pihak
pemerintah terkait serta petinggi desa disekitarnya mengenai perizinan
pembangunan breakwater ini.
Persebaran Kegiatan pematokan kawasan pembangunan Proyek relatif
terbatas, yaitu terbentang dari sebagian wilayah pantai Balongan, Indramayu.
Pematokan ini juga diupayakan tidak mengganggu aktivitas masyarakat sehari-
hari, misal pemasangan papan pengumumam, waktu pematokan yang
diperkirakan tidak akan terlalu lama sehingga menyebabkan perubahan mendasar
komponen sosial yaitu persepsi dan sikap. Dampak negatif ini diangga tidak
penting sehingga tidak perlu dikelola dan dipantau. Pembelian lahan yang bersifat
permanen yang akan menyebabkan beberapa perubahan dalam kepemilikan
pemerintah baik dari lahan dan pembangunan wilayah konservasi sehingga
dianggap penting.
Dampak pada udara juga akan berpengaruh karena pembangunan besar dari
lahan kosong menjadi tempat pembangunan breakwater. Selain itu dampak udara
ini akan berpengaruh juga pada dampak kesehatan masyarakat sehingga dalam
pembangunan ini harus mennjukan kualitas pencemaran udara masih dibawah
baku mutu yang ditetapkan. Hal ini akan berpengaruh pada penggunaan alat yang
akan mengeluarkan emisi ke udara sehingga dianggap penting.
Perekrutan tenaga kerja akan menimbulkan gangguan kesehatan karena
sampah yang akan bertumpuk dari tenaga kerja. Tetapi jika pemeliharaan
lingkungan dan kebersihan dampak ini dianggap dampak negatif tidak penting.
TAHAP KONSTRUKSI
Pengangukutan bahan ke tempat lokasi dengan jarak yang cukup dekat dari
melalui jalur laut dan lokasi di wilayah pesisir akan menyebabkan terganggunya
kualitas udara dari emisi kendaraan. Tetapi dampak negatif ini bernilai kecil
sehingga tidak diangga penting. Selain itu kawasan yang masih alami dan sedikit
pemukiman tidak akan terlau memberi dampak yang besar saat proyek
dilaksanakan sehingga dianggap tidak terlalu penting.
TAHAP PASCA KONSTRUKSI
Pasca kontruksi, akan di demobilisasikan dan dikembalikan ketempat asal
menggunakan jalur laut sehingga dalam prosesnya membutuhkan transportasi laut
seperti kapal besar penganggkut alat berat sehingga akan ada gangguan kecil dari
limbah bahan bakar. Tetapi pengembalian alat ini tidak akan berlangsung lama
sekitar 1-2 bulan sehingga tidak akan memiliki dampak negatif berkepanjangan
sehingga dianggap tidak penting.
Jalur darat tidak akan dipakai karena belum adanya jalur jalan raya yang
dapat dilalui oleh kendaraan roda empat besar seperti truk. Daerah Balongan,
Indramayu juga merupakan jalur lalu lintas yang tidak terlalu padat sehingga tidak
akan memberikan dampak negatif untuk lalu lintas laut.
Demobilisasi tidak melalu jalan dengan jangka waktu lama dan pdaerah
yang jarang pemukiman sehingga tidak menimbulkan damak negatif pada daerah
pemukiman. Darah jalur sepanjang pantai menuju dermaga yang akan mengalami
dampak tetepi tidak akan terlalu besar dikarenakan jalur yang cukup singkat
sehingga tidak dianggap penting.
Kualitas udara tidak akan berdampak besar karena jalur laut yang
dugunakan sehingga tidak akan membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk
pengangkutan alat-alat.
Pasca kontruksi untuk breakwater diperlukan pemeliharaan berkala.
Pengecekan kelayakan struktur breakwater perlu dilakukan berkala sesuai jangka
waktunya sehingga tidak terjadi kerusakan dini pada struktur breakwater. Dari
semua ini maka pemeliharaan kontruksi dianggap penting dan positif.