ricky
TRANSCRIPT
Pemeriksaan Pada Bayi
Ricky Suryamin*
102012141
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA
Alamat Korespondensi: Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
e-mail: [email protected]
Pendahuluan
Setiap anak, setelah lahir akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan adalah suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan adalah
suatu perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang
paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran.1 Pertumbuhan dan
perkembangan tersebut dapat berlangsung cepat dan juga lambat tergantung perawatan yang
didapat oleh anak tersebut. Sehingga dengan begitu dapat dinilai pertumbuhan dan
perkembangan anak dari beberapa pemeriksaan. Dari pemeriksaan-pemeriksaan ini, akan
berguna dikemudian hari karena sudah menjadi Rekam medik sebagai bukti perkembangan
dan pertumbuhan anak di masa lalu dan hal-hal yang mempengaruhi hasil dari rekam medik.
Allo Anamnesis
- Apakah Anak lahir normal atau prematur?
- Riwayat Kehamilan
- Riwayat Persalinan
1
Klasifikasi Umur Kehamilan
Preterm <37 minggu(<259 hari)
Term 37-42 minggu
posterm >42 minggu(>294 hari)
Tabel 1. Klasifikasi Berdasar Umur Kehamilan.
Frekuensi Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung normal saat lahir antara 120 dan 160 denyut per menit. Denyut di
atas 100 per menit biasanya menunjukkan asfiksia dan penurunan curah jantung.
Upaya bernapas
Bayi normal akan megap-megap saat lahir, menciptakan upaya bernapas dalam 30 detik, dan
mencapai pernapasan yag menetap pada frekuensi 30-60 kali permenit pada usia 2 sampai 3
menit. Apnea dan pernapasan yang lambat atau tidak teratur terjadi oleh berbagai sebab,
termasuk asidosis berat, asfiksia, infeksi janin, kerusakan system saraf pusat, atau pemberian
obat pada ibu (barbiturat, narkotik, dan trankuilizer).
Tonus otot
Semua bayi normal menggerak-gerakkan semua anggota tubuhnya secara aktif segera
setelah lahir. Bayi yang tidak dapat melakukan hal tersebut atau bayi dengan tonus otot yang
lemah biasanya asfiksia, mengalami depresi akibat obat, atau menderita kerusakan system
saraf pusat.
Kepekaan Refleks
Respon normal pada pemasukkan kateter ke dalam faring posterior melalui lubang hidung
adalah menyeringai, batuk, atau bersin.
Warna Kulit
2
Hampir semua bayi berwarna biru saat lahir. Mereka berubah menjadi merah muda setelah
tercapai ventilasi yang efektif. Hampir semua bayi memiliki tubuh serta bibir yang berwarna
merah muda, tetapi sianotik pada tangan serta kaknya (akrosianosis) 90 detik setelah lahir.
Sianosis menyeluruh setelah 90 detik terjadi pada curah jantung yang rendah,
methemoglobinemia, polisitemia, penyakit jantung kongenital jenis sianotik, perdarahan
intracranial, penyakit membrane hialin, aspirasi darah atau meconium, obstruksi jalan napas,
paru-paru hipoplastik, hernia diafragmatika, dan hipertensi pulmonal persisten. Kebanyakan
bayi yang pucat saat lahir mengalami vasokonstriksi perifer. Vasokonstriksi biasanya
disebabkan oleh asfiksia, hipovolemia, atau asidosis berat. Alkalosis respiratorik (misal,
akibat ventilasi bantuan yang terlalu kuat), penghangatan berlebihan, hipermagnesemia, atau
konsumsi alcohol akut pada ibu dapat menyebabkan vasodilatasi nyata serta plethora perifer
yang mencolok. Plethora juga terjadi bila bayi menerima transfusi darah per plasenta dalam
jumlah besar dan hipervolemik.
APGAR Score
Kegunaan skor ini adalah untuk memaksa pemeriksa memeriksa anak secara sistematis dan
untuk mengevaluasi berbagai factor yang mungkin berkaitan dengan masalah
kardiopulmonal. Skor 0, 1, atau 2 diberikan pada masing-masing dari kelima variable, 1 dan 5
menit setelah lahir. Skor 10 berarti bahwa seluruh tubuh bayi berwarna merah muda dan
memiliki tanda vital normal, sedangkan skor 0 berarti bahwa bayi apnea dan tidak memiliki
denyut jantung. Terdapat hubungan terbalik anatara skor Apgar dengan derajat asidosis serta
hipoksia. Skor 4 atau kurang pada usia 1 menit berhubungan dengan peningkatan insidensi
asidosis,
sedangkan skor 8-10 biasanya berhubungan dengan ketahanan hidup yang normal. Skor 4
atau kurang pada 5 menit berhubungan dengan peningkatan insidensi asidosis, distress
pernapasan, serta kematian. Meskipun demikian, banyak neonates yang lahir dengan skor
Apgar rendah ternyata tidak asidotik. Pada beberapa kasus, asfiksia terjadi sedemikian
akutnya sampai tidak dicerminkan dalam pH darah. Selain itu, proses lain selain asfiksia
(prematuritas ekstrim sendiri, anestesi atau sedasi ibu, dan patologi system saraf pusat) dapat
menghasilkan akor yang rendah memerlukan resusitasi. Penentuan skor Apgar harus
diteruskan setiap 5 menit, sampai skor mencapai nilai 7.2,3
3
Skor 0 1 2
Frekuensi denyut
jantung
Tidak ada Kurang dari
100/menit
Lebih dari 100/menit
Upaya bernapas Tidak ada Lambat, tidak teratur Baik, menangis
Tonus otot Lemas Ekstrimitas sedikit
fleksi
Gerakan aktif
Kepekaan
reflex(respon trhadap
kateter dalam
hidung)
Tidak ada Menyeringai Meneringai dan
batuk atau bersin
Warna kulit Biru pucat Tubuh merah muda,
ekstremitas biru
Seluruh tubuh merah
muda
Tabel 2. Apgar Score.
Nilai apgar 1 menit Nilai apgar 5 menit
8-10 Normal 8-10 Normal
5-7 Depresi sistem saraf 0-7 Resiko tinggi untuk disfungsi
sistem saraf sentrak dan organ
lainnya
0-4 Depresi berat yang memerlukan
resusitasi segera
Tabel 3. Penilaian Apgar Score.
Antropometri
Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh yang
dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak. Untuk menilai
prtumbuhan anak, juga sering di gunak ukuran-ukuran antropometri yang dibedakan menjadi
2 kelompok yaitu :
4
1. Tergantung umur
- Berat badan (BB) terhadap umur.
- Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur.
- Lingkar kepala(LK) terhadap umur.
- Lingkar lengan atas (LLA) terhadap umur.
Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat, karena tidak
semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahirnya.
2. Tidak tergantung umur
- Berat badan terhadap tinggi badan.
- Lingkar lengan atas terhadap tinggi badan (Quacker Arm Circumference measuring stick).
- Lain-lain LLA dibandingakan dengan standar/baku, lipatan kulit pada tricep, subskapular.
Abdominal dibandingkan dengan baku. Kemudian hasil pengukuran antropometrik tersebut
dibandingkan dengansuatu baku tertentu, misalnya baku Harvard, NCHS, atau bakuaan
nasional.disamping itu masih ada antropometrik lainya, yang dipakai untuk keperluan khusus,
misalnya pada kasus-kasus dengan kelainan bawaan atau untuk menentukan jenis perawakan,
antara lain adalah
1. Lingkar dada, lingkar perut dan lingkar leher.
2. Panjang jarak antara 2 titik tubuh, seperti biakromial untuk lebar bahu,
bitrokanterik untuk lebis pinggul, bitemporaluntuk lebar kepala, dll.
a. Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap
kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan
hasil peningkatan/penurunan hasil semua jaringan yang ada pada tubuh , antara lain tulang,
otok, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik
pada saat ini untuk mengetehui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak , karena sensitif
terhadap perubahan sedikit saja, pengukurannya objektif dan dapat diulang. Kerugiannya,
indikator berat badan ini tidak sensitif terhadap proporsi tubuh, misalnya pendek gemuk atau
tinggi kurus.
5
Klasifikasi Berat(gram)
BBL terlalu rendah <1000
BBL sangat rendah <1500
BBL rendah <2500
BBL normal >2500
Tabel 4. Klasifikasi Berdasar Berat Badan Lahir
Gambar 1. Pengukuran Berat Bayi dengan Infant Scale.
b. Tinggi badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting, keistimewaannya
adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi
maksimal dicapai. Walaupun kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi badan
meningkat pesat pada masa bayi,kembali(pacu tumbuh adolesen), selanjutnya melambat lagi
dan akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun. Tulang-tulang anggota gerak berhenti
bertambah panjang, tetapi ruas-ruas tulang belakang berlanjut tumbuh sampai 30 tahun.
6
Keutungan indikator TB ini adalah pengukurannya objektif dan dapat diulang, alat dapat
dibuat sendiri, murah dn mudah dibawa, merupakan indikator yang baik untuk gangguan
pertumbuhan fisik yang sudah lewat, sebagai perbandingan terhadap perubahan perubahan
relatif, seperti terhadap nilai BB dan LLA.
Kerugiannya adalah perubahan tinggi badan relatif pelan, sukar mengukur tinggi badan
yang tepat, kadang-kadang diperlukan lebih dari seorang tenaga. Disamping itu
dibutuhkan 2 macam teknik pengukuran, pada anak umur kurang dari 2 tahun
denganposisis tidur terlentang(panjang supinasi pada umur lebih dari 2 tahun dengan
posisi berdiri. Panjang suspensi pada umumnya 1 cm lebih panjang, dari pada tinggi
berdiri pada anak yang sama meski diukur dengan pengukuran yang terbaik dan secara
cermat.2,3
Gambar 2. Pengukuran Panjang Bayi dengan Infantometer.
c. Lingkaran kepala
7
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial . dipakai untuk menaksirkn
pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan kecil. Sehingga pada
lingkar kepala (LK) yang lebih kecil dari normal(mikrosefali), maka menunjukkan adanya
retardasi metal. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada
hidrosefalus akan menigkatan volume kepala, sehingga LK lebih besar dari normal. Sampai
saat ini yang dipakai sebagai acuan untuk LK ini adalah kurve LK dari Nellhaus yang
diperoleh dari 14 penelitian didunia. Pertumbuhan LK yang paling pesat adalah pada 6 bulan
pertama kehidupan, yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi lahir manjadi 44 cm pada
umur 6 bulang. Sedangkan pada umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Oleh
karena itu manfaat pengukuran LK terbatas pada 6 bukan pertama sampai umur 2 tahun.3
LK yang kecil pada umumnya sebagai :
- Variasi normal
- Bayi kecil
- Keturunan
- Retardasi mental
- Kraniostenosis
Sedangkan LK yang besar pada umumnya disebabkan oleh :
- Variasi normal
- Bayi besar
- Hidranensefali
- Tumor serebri
- Keturunan
- Efusi subdural
Untuk menilai apakah kepala yang kecil/besar tersebut diatas masih dalam batas-batas
normal/tidak, harus diperhatikan gejala-gejala klinik yang menyertai.
8
Gambar 3. Pengukuran Lingkar Kepala pada Bayi
d. Lingkar lengan atas
Lingkar lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang
tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan. LLA
dipakai untuk minilai keadaan gizi/tumbuh kembang ppada kelompok umur prasekolah. Laju
tumbuh lambat, dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur satu tahun. Selanjutnya
tidak banyak perubahan selama 1-3 tahun. Keuntungan penggunaan LLA ini adalah alatnya
murat, bisa di buat sendiri, mudah dibawa, cepat penggunaannya, dapat digunakan oleh
tenaga yang tidak terdidik. Kerugiannya adalah LLA hanya indentifikasi anak dengan
gangguan gizi/pertumbuhan yang berat, sukar
menentukan pertengahan LLA tanpa menekan jaringan, dan hanya untuk anak umur 1-3
tahun.3
e. Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleksi tumbuh
kembang jaringan dibawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi. Dalam keadaan
defisiensi, lipatan kulit nenipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi berlebihan.
Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih, khususnya
pada kasus obesitas.
9
Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
sesesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit tersebut. Imunisasi ini diberikan
kepada anak-anak sampai lanjut usia tergantung dengan jenis imunisasinya. Namun, karena
daya tahan tubuh orang dewasa lebih baik dari pada anakanak, maka imunisasi lebih
difokuskan kepada anak-anak. Imunisasi dibagi menjadi dua yaitu:4
1. Imunisasi aktif yaitu pemberian satu atau lebih antigen agen yang infeksius pada
seseorang individu untuk merangsang sistem imun untuk memproduksi antibodi yang akan
mencegah infeksi. Antibodi dapat timbul secara alami, tetapi paling sering sengaja diberikan.
Antibodi dapat memberi perlindungan seumur hidup atau perlindungan sementara waktu.
Beberapa vaksin perlu diulangi pemberianya pada interval tertentu.
2. Imunisasi pasif yaitu perpindahan antibodi yang telah dibentuk yang dihasilkan
oleh host lain. Antibodi ini dapat timbul secara alami atau sengaja diberikan. Keberhasilan
pemberian imunisasi berkaitan dengan faktor kualitas dan kuantitas vaksin karena vaksin
yang baik dapat mengaktifasi antigen presenting cell (APC). Pengaktifan antigen presenting
cell (APC) berguna untuk mempresentasikan antigen dan memproduksi interleukin,
mengaktifasi sel T dan sel B untuk membentuk sel memori mengaktifasi sel T dan sel Tc
terhadap beberapa epitop untuk mengatasi variasi respon imun karena adanya polimorfisme
Major Histocomptability (MHC) yang berhubungan dengan faktor genetik, sehingga memberi
antigen yang persisten untuk merangsang sel B setiap saat menjadi sel plasma yang berfungsi
membentuk antibodi atau daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh pada anak akan menjadi
maksimal jika diberikan imunisasi secara lengkap dan bertahap. Imunisasi dasar yang harus
di berikan kepada anak yaitu sebagai berikut:4
1. Vaksin Bacillus Calmette Guerine (BCG)
Vaksinasi BCG ditunjukan untuk mengurangi resiko tuberculosis berat dan sebaiknya
diberikan kepada anak yang berusia kurang dari 2 bulan. Efek proteksi yang timbul setelah 8-
12 minggu pasca penyutikan, bervariasi antara 0-80%. Lokasi Penyuntikan: Lengan kanan
atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di
paha.
10
2. Vaksin Difteria-pertusis-tetanus (DPT)
Vaksinasi DPT diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan dengan interval 4-6 minggu. Ulangan
DPT4 diberikan 1 tahun setelah DPT3 yaitu pada usia 18-24 bulan dan pada anak sekolah
diberikan DT5 pada BIAS dan DT6 atau TT diberikan pada usia 12 tahun. Reaksi kejadian
ikutan pasca imunisasi (KIPI) bersifat sementara seperti lemas, demam, bengkak dan
kemerahan ditempat suntikan, deman tinggi dan iritabel. Kontradiksi terutama pada anak
yang bereaksi berlebihan pada suntikan pertama, riwayat kejang demam.
3. Vaksin Polio
Vaksinasi polio diberikan untuk mencegah kecacatan pada anak. Vaksinasi polio ini dibagi
menjadi 2 yaitu polio hidup melalui mulut (OPV) dan polio mati yang disuntikan. Oral polio
vaccine (OPV) diberikan pada bayi baru lahir (BBL), kemudian diteruskan pada usia 2-3
bulan sesuai jadwal imunisasi rutin. Secara bersamaan dapat diberikan bersama DPT dan
HiB. Bila dalam 10 menit setelah pemberian OPV dimuntahkan maka vaksin harus diberikan
kembali. Indikasi kontra yaitu panas tinggi, muntah diare. Untuk Inactive polio-myelitis
vaccine (IPV) diberikan 3 kali berturut-turut setiap 2 bulan.Lokasi: Bisa lewat suntikan
(Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV), atau lewat mulut
(Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV). Di tanah air, yang digunakan adalah OPV.
4. Vaksin Campak atau MMR (Measles-Mumps-Rubella)
Mencegah penyakit campak, gondong, dan campak jerman. Umur pemberian yaitu 15-
24bulan atau lebih. Vaksin campak ada 2 macam yaitu vaksin hidup yang dilemahkan (tipe
Edmonston B) dan vaksin yang mati. Vaksinasi campak dianjurkan diberiki kepada anak usia
6 bulan atau pada anak usia 6bulan, ulang setelah usia 15bulan atau pada usia masuk sekolah
(6-7 tahun) pada kelas 1SD. Vaksinasi jangan diberikan pada mereka yang sedang menderita
panas tinggi, mendapat terapi imunosupresi, wanita hamil, riwayat alergi pada pemberian
vaksin sebelumnya atau pada komponen vaksin.
5. Vaksin Hepatitis B
11
Ada 3 jenis vaksin hepatitis B yaitu plasma, rokombinan dan vaksin polipeptida.
Suntikan pertama dapat diberikan sejak bayi. Suntikan kedua 1-2bulan stelah suntikan
pertama dan suntikan ketiga diberikan 5bulan setelah suntikan kedua atau bulan setelah
suntikan pertama. Reaksi KIPI yang mugkin ditemukan adalah nyeri setempat, bengkak,
panas, nyeri sendi atau otot, reaksi anafilaksis, syndroma Guillian Barre. Lokasi: Pada anak
di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral (antero
= otot-otot di bagian depan; lateral = otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tak dianjurkan
karena bisa mengurangi efektivitas vaksin.
6. TIPA
Mencegah penyakit demam tifoid dan demam paratifoid. Umur pemberian yaitu saat
umur 21bulan, 2tahun, dan 5tahun.
7. Varicella (Cacar air)
Mencegah infeksi varisela. Umur pemberian yaitu lebih dari satu tahun dan ulangan
umur 18 tahun.4
12
Gambar 4. Jadwal Imunisasi IDAI
Nutrisi
Telah disebutkan bahwa untuk bertumbuh dan berkembang, anak membutuhkan zat gizi yang
esensial mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air yang harus
dikonsumsi secara seimbang, dengan jumlah yang sesuai kebutuhan pada tahapan usianya.
Khusus selama periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat seperti masa pranatal,
usia bayi, atau remaja akan membutuhkan lebih banyak kalori dan protein. Anak dapat
mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan hanya karena kurang adekuatnya
asupan zat gizi tersebut. Asupan nutris yang berlebihan juga dapat menimbulkan dapak yang
buruk pula bagi kesehatan anak, misalnya terjadii penumpukan kadar lemak yang berlebihan
dalam sel atau jaringan, bahkan pada pembuluh darah sehingga bila anak sakit, pertumbuhan
dan perkembangan juga terganggu. Penyebab status nutrisi kurang pada anak:
1. Asupan nutrisi yang tidak adekuat baik secara kuantitatif maupun kualitatif
2. Hiperaktivitas fisik atau istirahat yang kurang adekuat
3. Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi
4. Stres emosi yang dapat menurunkan nafsu makan atau absorpsi makanan yang
tidak adekuat.5
ASI Eksklusif
Waktu 6 bulan yang direkomendasikan oleh WHO untuk memberikan ASI ekskusif bukan
tanpa alasan. Para ahli menyatakan bahwa manfaat ASI akan meningkat jika bayi hanya
diberi saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan itu sesuai dengan pemberian
ASI eksklusif, serta lamanya pemberian ASI bersama sama dengan makanan padat setelah
bayi berumur 6 buan. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan
hidup, pertumbuhan, dan perkembangan bayi. ASI memberi semua energi dan gizi yang
dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi
tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak
seperti diare dan radang paru paru, serta mempercepat pemuihan bi;a sakit.6
13
Daftar Pustaka
1. Supartini Y. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC; 2004.h.49.
2. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC, 1995
3. Behrman, Kligman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 1. Ed 15. Jakarta :
EGC, 2000
4. Brahm U, Pendit, Hartawan B, Iqbal M, Yurita. Pedoman klinis pediatri. Jakarta:Buku
Kedokteran EGC; 2005.
5. Nadesul H. Membesarkan bayi menjadi anak pintar. Jakarta: Buku Kompas; 2007.
6. Yuliarti N. Keajaiban ASI. Yogyakarta: C. V ANDI OFFSET; 2010.h.31.
14