ricky

21
Pemeriksaan Pada Bayi Ricky Suryamin* 102012141 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA Alamat Korespondensi: Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 e-mail: [email protected] Pendahuluan Setiap anak, setelah lahir akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan adalah suatu perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran. 1 Pertumbuhan dan perkembangan tersebut dapat berlangsung cepat dan juga lambat tergantung perawatan yang didapat oleh anak tersebut. Sehingga dengan begitu dapat dinilai pertumbuhan dan perkembangan anak dari beberapa pemeriksaan. Dari pemeriksaan-pemeriksaan ini, akan berguna dikemudian hari karena sudah menjadi Rekam medik sebagai bukti perkembangan dan pertumbuhan anak di masa lalu dan hal-hal yang mempengaruhi hasil dari rekam medik. Allo Anamnesis 1

Upload: rickysuryamin

Post on 27-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ricky

Pemeriksaan Pada Bayi

Ricky Suryamin*

102012141

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

Alamat Korespondensi: Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

e-mail: [email protected]

Pendahuluan

Setiap anak, setelah lahir akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan adalah suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan adalah

suatu perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang

paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran.1 Pertumbuhan dan

perkembangan tersebut dapat berlangsung cepat dan juga lambat tergantung perawatan yang

didapat oleh anak tersebut. Sehingga dengan begitu dapat dinilai pertumbuhan dan

perkembangan anak dari beberapa pemeriksaan. Dari pemeriksaan-pemeriksaan ini, akan

berguna dikemudian hari karena sudah menjadi Rekam medik sebagai bukti perkembangan

dan pertumbuhan anak di masa lalu dan hal-hal yang mempengaruhi hasil dari rekam medik.

Allo Anamnesis

- Apakah Anak lahir normal atau prematur?

- Riwayat Kehamilan

- Riwayat Persalinan

1

Page 2: Ricky

Klasifikasi Umur Kehamilan

Preterm <37 minggu(<259 hari)

Term 37-42 minggu

posterm >42 minggu(>294 hari)

Tabel 1. Klasifikasi Berdasar Umur Kehamilan.

Frekuensi Denyut Jantung

Frekuensi denyut jantung normal saat lahir antara 120 dan 160 denyut per menit. Denyut di

atas 100 per menit biasanya menunjukkan asfiksia dan penurunan curah jantung.

Upaya bernapas

Bayi normal akan megap-megap saat lahir, menciptakan upaya bernapas dalam 30 detik, dan

mencapai pernapasan yag menetap pada frekuensi 30-60 kali permenit pada usia 2 sampai 3

menit. Apnea dan pernapasan yang lambat atau tidak teratur terjadi oleh berbagai sebab,

termasuk asidosis berat, asfiksia, infeksi janin, kerusakan system saraf pusat, atau pemberian

obat pada ibu (barbiturat, narkotik, dan trankuilizer).

Tonus otot

Semua bayi normal menggerak-gerakkan semua anggota tubuhnya secara aktif segera

setelah lahir. Bayi yang tidak dapat melakukan hal tersebut atau bayi dengan tonus otot yang

lemah biasanya asfiksia, mengalami depresi akibat obat, atau menderita kerusakan system

saraf pusat.

Kepekaan Refleks

Respon normal pada pemasukkan kateter ke dalam faring posterior melalui lubang hidung

adalah menyeringai, batuk, atau bersin.

Warna Kulit

2

Page 3: Ricky

Hampir semua bayi berwarna biru saat lahir. Mereka berubah menjadi merah muda setelah

tercapai ventilasi yang efektif. Hampir semua bayi memiliki tubuh serta bibir yang berwarna

merah muda, tetapi sianotik pada tangan serta kaknya (akrosianosis) 90 detik setelah lahir.

Sianosis menyeluruh setelah 90 detik terjadi pada curah jantung yang rendah,

methemoglobinemia, polisitemia, penyakit jantung kongenital jenis sianotik, perdarahan

intracranial, penyakit membrane hialin, aspirasi darah atau meconium, obstruksi jalan napas,

paru-paru hipoplastik, hernia diafragmatika, dan hipertensi pulmonal persisten. Kebanyakan

bayi yang pucat saat lahir mengalami vasokonstriksi perifer. Vasokonstriksi biasanya

disebabkan oleh asfiksia, hipovolemia, atau asidosis berat. Alkalosis respiratorik (misal,

akibat ventilasi bantuan yang terlalu kuat), penghangatan berlebihan, hipermagnesemia, atau

konsumsi alcohol akut pada ibu dapat menyebabkan vasodilatasi nyata serta plethora perifer

yang mencolok. Plethora juga terjadi bila bayi menerima transfusi darah per plasenta dalam

jumlah besar dan hipervolemik.

APGAR Score

Kegunaan skor ini adalah untuk memaksa pemeriksa memeriksa anak secara sistematis dan

untuk mengevaluasi berbagai factor yang mungkin berkaitan dengan masalah

kardiopulmonal. Skor 0, 1, atau 2 diberikan pada masing-masing dari kelima variable, 1 dan 5

menit setelah lahir. Skor 10 berarti bahwa seluruh tubuh bayi berwarna merah muda dan

memiliki tanda vital normal, sedangkan skor 0 berarti bahwa bayi apnea dan tidak memiliki

denyut jantung. Terdapat hubungan terbalik anatara skor Apgar dengan derajat asidosis serta

hipoksia. Skor 4 atau kurang pada usia 1 menit berhubungan dengan peningkatan insidensi

asidosis,

sedangkan skor 8-10 biasanya berhubungan dengan ketahanan hidup yang normal. Skor 4

atau kurang pada 5 menit berhubungan dengan peningkatan insidensi asidosis, distress

pernapasan, serta kematian. Meskipun demikian, banyak neonates yang lahir dengan skor

Apgar rendah ternyata tidak asidotik. Pada beberapa kasus, asfiksia terjadi sedemikian

akutnya sampai tidak dicerminkan dalam pH darah. Selain itu, proses lain selain asfiksia

(prematuritas ekstrim sendiri, anestesi atau sedasi ibu, dan patologi system saraf pusat) dapat

menghasilkan akor yang rendah memerlukan resusitasi. Penentuan skor Apgar harus

diteruskan setiap 5 menit, sampai skor mencapai nilai 7.2,3

3

Page 4: Ricky

Skor 0 1 2

Frekuensi denyut

jantung

Tidak ada Kurang dari

100/menit

Lebih dari 100/menit

Upaya bernapas Tidak ada Lambat, tidak teratur Baik, menangis

Tonus otot Lemas Ekstrimitas sedikit

fleksi

Gerakan aktif

Kepekaan

reflex(respon trhadap

kateter dalam

hidung)

Tidak ada Menyeringai Meneringai dan

batuk atau bersin

Warna kulit Biru pucat Tubuh merah muda,

ekstremitas biru

Seluruh tubuh merah

muda

Tabel 2. Apgar Score.

Nilai apgar 1 menit Nilai apgar 5 menit

8-10 Normal 8-10 Normal

5-7 Depresi sistem saraf 0-7 Resiko tinggi untuk disfungsi

sistem saraf sentrak dan organ

lainnya

0-4 Depresi berat yang memerlukan

resusitasi segera

Tabel 3. Penilaian Apgar Score.

Antropometri

Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh yang

dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak. Untuk menilai

prtumbuhan anak, juga sering di gunak ukuran-ukuran antropometri yang dibedakan menjadi

2 kelompok yaitu :

4

Page 5: Ricky

1. Tergantung umur

- Berat badan (BB) terhadap umur.

- Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur.

- Lingkar kepala(LK) terhadap umur.

- Lingkar lengan atas (LLA) terhadap umur.

Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat, karena tidak

semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahirnya.

2. Tidak tergantung umur

- Berat badan terhadap tinggi badan.

- Lingkar lengan atas terhadap tinggi badan (Quacker Arm Circumference measuring stick).

- Lain-lain LLA dibandingakan dengan standar/baku, lipatan kulit pada tricep, subskapular.

Abdominal dibandingkan dengan baku. Kemudian hasil pengukuran antropometrik tersebut

dibandingkan dengansuatu baku tertentu, misalnya baku Harvard, NCHS, atau bakuaan

nasional.disamping itu masih ada antropometrik lainya, yang dipakai untuk keperluan khusus,

misalnya pada kasus-kasus dengan kelainan bawaan atau untuk menentukan jenis perawakan,

antara lain adalah

1. Lingkar dada, lingkar perut dan lingkar leher.

2. Panjang jarak antara 2 titik tubuh, seperti biakromial untuk lebar bahu,

bitrokanterik untuk lebis pinggul, bitemporaluntuk lebar kepala, dll.

a. Berat badan

Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap

kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan

hasil peningkatan/penurunan hasil semua jaringan yang ada pada tubuh , antara lain tulang,

otok, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik

pada saat ini untuk mengetehui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak , karena sensitif

terhadap perubahan sedikit saja, pengukurannya objektif dan dapat diulang. Kerugiannya,

indikator berat badan ini tidak sensitif terhadap proporsi tubuh, misalnya pendek gemuk atau

tinggi kurus.

5

Page 6: Ricky

Klasifikasi Berat(gram)

BBL terlalu rendah <1000

BBL sangat rendah <1500

BBL rendah <2500

BBL normal >2500

Tabel 4. Klasifikasi Berdasar Berat Badan Lahir

Gambar 1. Pengukuran Berat Bayi dengan Infant Scale.

b. Tinggi badan

Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting, keistimewaannya

adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi

maksimal dicapai. Walaupun kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi badan

meningkat pesat pada masa bayi,kembali(pacu tumbuh adolesen), selanjutnya melambat lagi

dan akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun. Tulang-tulang anggota gerak berhenti

bertambah panjang, tetapi ruas-ruas tulang belakang berlanjut tumbuh sampai 30 tahun.

6

Page 7: Ricky

Keutungan indikator TB ini adalah pengukurannya objektif dan dapat diulang, alat dapat

dibuat sendiri, murah dn mudah dibawa, merupakan indikator yang baik untuk gangguan

pertumbuhan fisik yang sudah lewat, sebagai perbandingan terhadap perubahan perubahan

relatif, seperti terhadap nilai BB dan LLA.

Kerugiannya adalah perubahan tinggi badan relatif pelan, sukar mengukur tinggi badan

yang tepat, kadang-kadang diperlukan lebih dari seorang tenaga. Disamping itu

dibutuhkan 2 macam teknik pengukuran, pada anak umur kurang dari 2 tahun

denganposisis tidur terlentang(panjang supinasi pada umur lebih dari 2 tahun dengan

posisi berdiri. Panjang suspensi pada umumnya 1 cm lebih panjang, dari pada tinggi

berdiri pada anak yang sama meski diukur dengan pengukuran yang terbaik dan secara

cermat.2,3

Gambar 2. Pengukuran Panjang Bayi dengan Infantometer.

c. Lingkaran kepala

7

Page 8: Ricky

Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial . dipakai untuk menaksirkn

pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan kecil. Sehingga pada

lingkar kepala (LK) yang lebih kecil dari normal(mikrosefali), maka menunjukkan adanya

retardasi metal. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada

hidrosefalus akan menigkatan volume kepala, sehingga LK lebih besar dari normal. Sampai

saat ini yang dipakai sebagai acuan untuk LK ini adalah kurve LK dari Nellhaus yang

diperoleh dari 14 penelitian didunia. Pertumbuhan LK yang paling pesat adalah pada 6 bulan

pertama kehidupan, yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi lahir manjadi 44 cm pada

umur 6 bulang. Sedangkan pada umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Oleh

karena itu manfaat pengukuran LK terbatas pada 6 bukan pertama sampai umur 2 tahun.3

LK yang kecil pada umumnya sebagai :

- Variasi normal

- Bayi kecil

- Keturunan

- Retardasi mental

- Kraniostenosis

Sedangkan LK yang besar pada umumnya disebabkan oleh :

- Variasi normal

- Bayi besar

- Hidranensefali

- Tumor serebri

- Keturunan

- Efusi subdural

Untuk menilai apakah kepala yang kecil/besar tersebut diatas masih dalam batas-batas

normal/tidak, harus diperhatikan gejala-gejala klinik yang menyertai.

8

Page 9: Ricky

Gambar 3. Pengukuran Lingkar Kepala pada Bayi

d. Lingkar lengan atas

Lingkar lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang

tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan. LLA

dipakai untuk minilai keadaan gizi/tumbuh kembang ppada kelompok umur prasekolah. Laju

tumbuh lambat, dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur satu tahun. Selanjutnya

tidak banyak perubahan selama 1-3 tahun. Keuntungan penggunaan LLA ini adalah alatnya

murat, bisa di buat sendiri, mudah dibawa, cepat penggunaannya, dapat digunakan oleh

tenaga yang tidak terdidik. Kerugiannya adalah LLA hanya indentifikasi anak dengan

gangguan gizi/pertumbuhan yang berat, sukar

menentukan pertengahan LLA tanpa menekan jaringan, dan hanya untuk anak umur 1-3

tahun.3

e. Lipatan kulit

Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleksi tumbuh

kembang jaringan dibawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi. Dalam keadaan

defisiensi, lipatan kulit nenipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi berlebihan.

Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih, khususnya

pada kasus obesitas.

9

Page 10: Ricky

Imunisasi

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan

sesesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit tersebut. Imunisasi ini diberikan

kepada anak-anak sampai lanjut usia tergantung dengan jenis imunisasinya. Namun, karena

daya tahan tubuh orang dewasa lebih baik dari pada anakanak, maka imunisasi lebih

difokuskan kepada anak-anak. Imunisasi dibagi menjadi dua yaitu:4

1. Imunisasi aktif yaitu pemberian satu atau lebih antigen agen yang infeksius pada

seseorang individu untuk merangsang sistem imun untuk memproduksi antibodi yang akan

mencegah infeksi. Antibodi dapat timbul secara alami, tetapi paling sering sengaja diberikan.

Antibodi dapat memberi perlindungan seumur hidup atau perlindungan sementara waktu.

Beberapa vaksin perlu diulangi pemberianya pada interval tertentu.

2. Imunisasi pasif yaitu perpindahan antibodi yang telah dibentuk yang dihasilkan

oleh host lain. Antibodi ini dapat timbul secara alami atau sengaja diberikan. Keberhasilan

pemberian imunisasi berkaitan dengan faktor kualitas dan kuantitas vaksin karena vaksin

yang baik dapat mengaktifasi antigen presenting cell (APC). Pengaktifan antigen presenting

cell (APC) berguna untuk mempresentasikan antigen dan memproduksi interleukin,

mengaktifasi sel T dan sel B untuk membentuk sel memori mengaktifasi sel T dan sel Tc

terhadap beberapa epitop untuk mengatasi variasi respon imun karena adanya polimorfisme

Major Histocomptability (MHC) yang berhubungan dengan faktor genetik, sehingga memberi

antigen yang persisten untuk merangsang sel B setiap saat menjadi sel plasma yang berfungsi

membentuk antibodi atau daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh pada anak akan menjadi

maksimal jika diberikan imunisasi secara lengkap dan bertahap. Imunisasi dasar yang harus

di berikan kepada anak yaitu sebagai berikut:4

1. Vaksin Bacillus Calmette Guerine (BCG)

Vaksinasi BCG ditunjukan untuk mengurangi resiko tuberculosis berat dan sebaiknya

diberikan kepada anak yang berusia kurang dari 2 bulan. Efek proteksi yang timbul setelah 8-

12 minggu pasca penyutikan, bervariasi antara 0-80%. Lokasi Penyuntikan: Lengan kanan

atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di

paha.

10

Page 11: Ricky

2. Vaksin Difteria-pertusis-tetanus (DPT)

Vaksinasi DPT diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan dengan interval 4-6 minggu. Ulangan

DPT4 diberikan 1 tahun setelah DPT3 yaitu pada usia 18-24 bulan dan pada anak sekolah

diberikan DT5 pada BIAS dan DT6 atau TT diberikan pada usia 12 tahun. Reaksi kejadian

ikutan pasca imunisasi (KIPI) bersifat sementara seperti lemas, demam, bengkak dan

kemerahan ditempat suntikan, deman tinggi dan iritabel. Kontradiksi terutama pada anak

yang bereaksi berlebihan pada suntikan pertama, riwayat kejang demam.

3. Vaksin Polio

Vaksinasi polio diberikan untuk mencegah kecacatan pada anak. Vaksinasi polio ini dibagi

menjadi 2 yaitu polio hidup melalui mulut (OPV) dan polio mati yang disuntikan. Oral polio

vaccine (OPV) diberikan pada bayi baru lahir (BBL), kemudian diteruskan pada usia 2-3

bulan sesuai jadwal imunisasi rutin. Secara bersamaan dapat diberikan bersama DPT dan

HiB. Bila dalam 10 menit setelah pemberian OPV dimuntahkan maka vaksin harus diberikan

kembali. Indikasi kontra yaitu panas tinggi, muntah diare. Untuk Inactive polio-myelitis

vaccine (IPV) diberikan 3 kali berturut-turut setiap 2 bulan.Lokasi: Bisa lewat suntikan

(Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV), atau lewat mulut

(Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV). Di tanah air, yang digunakan adalah OPV.

4. Vaksin Campak atau MMR (Measles-Mumps-Rubella)

Mencegah penyakit campak, gondong, dan campak jerman. Umur pemberian yaitu 15-

24bulan atau lebih. Vaksin campak ada 2 macam yaitu vaksin hidup yang dilemahkan (tipe

Edmonston B) dan vaksin yang mati. Vaksinasi campak dianjurkan diberiki kepada anak usia

6 bulan atau pada anak usia 6bulan, ulang setelah usia 15bulan atau pada usia masuk sekolah

(6-7 tahun) pada kelas 1SD. Vaksinasi jangan diberikan pada mereka yang sedang menderita

panas tinggi, mendapat terapi imunosupresi, wanita hamil, riwayat alergi pada pemberian

vaksin sebelumnya atau pada komponen vaksin.

5. Vaksin Hepatitis B

11

Page 12: Ricky

Ada 3 jenis vaksin hepatitis B yaitu plasma, rokombinan dan vaksin polipeptida.

Suntikan pertama dapat diberikan sejak bayi. Suntikan kedua 1-2bulan stelah suntikan

pertama dan suntikan ketiga diberikan 5bulan setelah suntikan kedua atau bulan setelah

suntikan pertama. Reaksi KIPI yang mugkin ditemukan adalah nyeri setempat, bengkak,

panas, nyeri sendi atau otot, reaksi anafilaksis, syndroma Guillian Barre. Lokasi: Pada anak

di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral (antero

= otot-otot di bagian depan; lateral = otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tak dianjurkan

karena bisa mengurangi efektivitas vaksin.

6. TIPA

Mencegah penyakit demam tifoid dan demam paratifoid. Umur pemberian yaitu saat

umur 21bulan, 2tahun, dan 5tahun.

7. Varicella (Cacar air)

Mencegah infeksi varisela. Umur pemberian yaitu lebih dari satu tahun dan ulangan

umur 18 tahun.4

12

Page 13: Ricky

Gambar 4. Jadwal Imunisasi IDAI

Nutrisi

Telah disebutkan bahwa untuk bertumbuh dan berkembang, anak membutuhkan zat gizi yang

esensial mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air yang harus

dikonsumsi secara seimbang, dengan jumlah yang sesuai kebutuhan pada tahapan usianya.

Khusus selama periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat seperti masa pranatal,

usia bayi, atau remaja akan membutuhkan lebih banyak kalori dan protein. Anak dapat

mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan hanya karena kurang adekuatnya

asupan zat gizi tersebut. Asupan nutris yang berlebihan juga dapat menimbulkan dapak yang

buruk pula bagi kesehatan anak, misalnya terjadii penumpukan kadar lemak yang berlebihan

dalam sel atau jaringan, bahkan pada pembuluh darah sehingga bila anak sakit, pertumbuhan

dan perkembangan juga terganggu. Penyebab status nutrisi kurang pada anak:

1. Asupan nutrisi yang tidak adekuat baik secara kuantitatif maupun kualitatif

2. Hiperaktivitas fisik atau istirahat yang kurang adekuat

3. Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi

4. Stres emosi yang dapat menurunkan nafsu makan atau absorpsi makanan yang

tidak adekuat.5

ASI Eksklusif

Waktu 6 bulan yang direkomendasikan oleh WHO untuk memberikan ASI ekskusif bukan

tanpa alasan. Para ahli menyatakan bahwa manfaat ASI akan meningkat jika bayi hanya

diberi saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan itu sesuai dengan pemberian

ASI eksklusif, serta lamanya pemberian ASI bersama sama dengan makanan padat setelah

bayi berumur 6 buan. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif

selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan

hidup, pertumbuhan, dan perkembangan bayi. ASI memberi semua energi dan gizi yang

dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi

tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak

seperti diare dan radang paru paru, serta mempercepat pemuihan bi;a sakit.6

13

Page 14: Ricky

Daftar Pustaka

1. Supartini Y. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC; 2004.h.49.

2. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC, 1995

3. Behrman, Kligman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 1. Ed 15. Jakarta :

EGC, 2000

4. Brahm U, Pendit, Hartawan B, Iqbal M, Yurita. Pedoman klinis pediatri. Jakarta:Buku

Kedokteran EGC; 2005.

5. Nadesul H. Membesarkan bayi menjadi anak pintar. Jakarta: Buku Kompas; 2007.

6. Yuliarti N. Keajaiban ASI. Yogyakarta: C. V ANDI OFFSET; 2010.h.31.

14