revisi proposal

76
PENGARUH PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SDN 2 PENDOSAWALAN KALINYAMATAN JEPARA I.PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalambelajar yangdilakukan oleh pengajar atau guru adalah mendidik dan mengembangkan diri siswa. Siswa akan dibantu pengalaman-pengalaman guna membentuk kehidupannya seb dengan harapan nantinya mampu mandiri ditengah-tengah masy semakin komplek. Dengan belajar siswa diharapkan nantinya mempunyai kem untuk mengembangkan berfikirnya dan akanmendapatkan tambahan informasi. Informasi yang didapatkan siswa itu bukan yang dibutuhkan saat ini, tetapi informasi yang berguna s untuk mengembangkan diri, dan untuk menindak lanjuti dari didapatkannya. Perolehan informasi siswa tersebut tid profesionalisme guru. Profesionalisme dalam mengajar danmembantu siswa akan memepengaruhi perkembangan belajar dan prestasi akan mendapatkan kepuasan pelayanan dalam proses belajar m dilaksanakan di dalam kelas atau di sekolah. etika guru telah mendapatkan informasi tentang seberapa besar pengetahuan awal siswa, kemampuan berfikir siswa, inf 1

Upload: farid-makruf

Post on 07-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

65

PENGARUH PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN

MIND MAPPING DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP

PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

DI SDN 2 PENDOSAWALAN KALINYAMATAN JEPARA I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam belajar yang dilakukan oleh pengajar atau guru adalah mendidik dan mengembangkan diri siswa. Siswa akan dibantu mendapatkan pengalaman-pengalaman guna membentuk kehidupannya sebagai individu dengan harapan nantinya mampu mandiri ditengah-tengah masyarakat yang semakin komplek.Dengan belajar siswa diharapkan nantinya mempunyai kemampuan untuk mengembangkan berfikirnya dan akan mendapatkan tambahan informasi. Informasi yang didapatkan siswa itu bukan semata informasi yang dibutuhkan saat ini, tetapi informasi yang berguna sebagai cikal bakal untuk mengembangkan diri, dan untuk menindak lanjuti dari apa yang telah didapatkannya. Perolehan informasi siswa tersebut tidak bisa lepas dari profesionalisme guru. Profesionalisme dalam mengajar dan membantu siswa akan memepengaruhi perkembangan belajar dan prestasi siswa. Siswa akan mendapatkan kepuasan pelayanan dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas atau di sekolah.Ketika guru telah mendapatkan informasi tentang seberapa besar pengetahuan awal siswa, kemampuan berfikir siswa, informasi yang telah diperoleh siswa atau kemampuan belajar siswa, akan memudahkan guru menetukan metode dan penggunaan media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran. Tentunya metode dan media ini berguna untuk mencapai prestasi yang diharapkan. Pemilhan metode dan media belajar harus berhubungan dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dan yang hadir dalam diri siswa. Ketika siswa berada dalam keadaan siaga, kemudian ada rangsangan informasi dari luar, maka akan ada rangsangan dari dalam yang meresponnya, keduanya bersentuhan dan terangkat ke memori kerja dan menjadi alam kesadaran. Aktifitas ini kemudian menjadi informasi baru dalam alam sadar (Yamin, 2007:101).Prestasi belajar siswa pada ranah kognitif merupakan hasil yang didapatkan dari pendekatan proses, dan yang dihasilkan dari reasoning, insight, atau berfikir. Siswa belajar tidak lain adalah sebuah proses diajaknya siswa untuk berfikir induktif atau diduktif, maka mereka harus mempunyai kemampuan mencari hubungan-hubungan yang logis, rasional, dan mampu menggunakan fikirannya secara maksimal.Pemindahan atau transfer materi dalam pengajaran kepada siswa bisa diperoleh dari pembelajaran yang bersifat belajar bermakna, yakni setiap pembelajaran yang didapatkan siswa harus memberi makna secara langsung. Selanjutnya bantuan kepada siswa dapat dilakukan oleh guru dengan bentuk bantuan pengembangan fikiran melalui belajar peta konsep. Karena peta konsep akan dapat menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna antar konsep-konsep yang tertuang dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik. Pete konsep yang dibuat terdiri satu kata atau beberapa kata yang dihubungkan antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk proposisi (Yamin, 2007:117).Belum optimalnya prestasi siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam (PAI) terlihat pada pencapaian rata-rata nilai ulangan harian. Nilai harian siswa yang termasuk katagori tuntas belum semua siswa dapat mencapainya. Hal ini dapat terlihat pada tabel berikut:Tabel.1

Prestasi belajar ranah kognitif PAI siswa SDN 2 Pendosawalan Kalinyamatan Jepara semerter gasal Tahun Pelajaran 2011/2012

NoKelasJumlah SiswaJumlah siswa tuntasprosentasi

1IV a302066,67

2IV b342264,71

3V a281967,86

4V b271866,67

5VI a271762,96

6VI b251768,00

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa prestasi belajar PAI siswa belum memenuhi ketuntasan secara klasikal. Belajar kalsikal dapat terpenuhi apabila siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70%. Sedangkan ketuntasan siswa paling tinggi hanya 68.00%. Sehinga pembelajaran belum dapat dikatakan tuntas.Kegagalan pencapaian ketuntasan minimal secara klasikal tidak sepenuhnya terletak pada siswa, tetapi ada faktor lain yang berkaitan diantaranya sarana prasarana, guru, metode pembelajaran, media pembelajaran, alat evaluasi, bakat, minat belajar anak.Sarana pembelajaran terlihat pada buku pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dimiliki sekolah juga masih terbasas, dimana satu buku dipergunakan untuk dua siswa dipinjam secara bergantian. Karena keterbatasan buku tersebut, tidak setiap hari siswa dapat mempergunakan sebagai bahan belajar di rumah, setiap anak tidak bisa mencatat materi secara efektif pada hal-hal yang perlu dicatat dan mana yang tidak perlu dicatat. Anak mengalami kesulitan tekhnik mencatat atas materi yang begitu banyak, ditambah lagi adanya beban tugas yang mereka harus kerjakan, seperti adanya tugas yang sama dari mata pelajaran yang lain.Sebagai alternatif jawaban terhadap masalah-masalah diatas sangat diperlukan sebuah metode pembelajaran sehingga dapat memperoleh suatu hasil yang efektif dan efisien. Sebagai metode pembelajaran yang sudah lama digunakan yaitu metode ceramah perlu dikembangkan secara terencana dengan mengaplikasikan penggunaan bahan pengait dalam pengorganisasian bahan. Metode pembelajaran yang merupakan cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yan ditetapkan, maka fungsi metode pembelajaran akan menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran (Umar, 2005:31).Tidak hanya metode pembelajaran didalam metodologi pengajaran ada juga media pembelajaran yang menjadi alat bantu mengajar. Dalam pembelajaran perangkat berikutnya adalah sarana untuk melihat prestasi siswa yang diharapkan setelah kegiatan pembelajaran yaitu apa yang disebut evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengukur atau menetukan taraf tercapai tidaknya sebuah pembelajaran. Dengan media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa, yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi prestasi belajar yang ingin dicapai.Berdasarkan permaslahan diatas, maka metode pembelajaran Mind Mapping adalah media yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, karena Mind Mapping adalah metode yang mengoptimalkan aktifitas otak kanan dan otak kiri. Dengan penggabunga informasi pengetahuan yang ditimbulkan dari kemampuan penggabungan tulisan dan gambar atau lambang sehingga membentuk pancaran keaktifan siswa belajar.

Prestasi belajar juga bisa didapatkan dari metode ceramah karena siswa akan melakukan aktifitas yang sama dan susasana yang bisa dikondisikan, pemberian materi pembelajaran dapat dilakukan dalam waktu yang singkat dan cepat. Penggunaan metode ceramah akan melatih konsentrasi dengan menggunakan pendengarannya sehingga siswa dapat menangkap dan menyimpulkan isi bahan pelajaran. tetapi terlepas dari kelebihannya metode ceramah ada kekurangan diantaranya hanya bersifat central yaitu berpusat pada guru, guru juga tidak bisa mengontrol dengan pasti atas kemampuan yang dimiki siswa. Prestasi siswa juga bisa didapatkan dan ditingkatkan dari penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran Grafis (bagan) yang berfungsi membantu siswa menunjukkan hubungan satu masalah dengan masalah yang lainnya, perbandingan, jumlah relatif, perkembangan, proses dan klasifikasi.

Begitu pula prestasi belajar bisa diperoleh dari penggunaan Multimedia pembelajaran yang berupa slide (Power Point). Karena penggunan Multimedia (Power Point) dapat disisipkan atau disertakan suara (audio) yang diprogram sedemikian rupa secara sinkron dan otomatis sehingga menimbulkan kesan hidup.

Dari variabel-variabel tersebut diatas maka penulis akan meneliti tentang prestasi siswa yang menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dengan prestasi siswa yang menggunakan metode pembelajaran ceramah, Prestasai siswa yang menggunakan media pembelajaran Grafis (Bagan) dengan prestasi siswa yang menggunakan pembelajaran multi (Power Point) adalah subyek yang akan diteliti.Maka penulis ingin mengetahui seberapa besar perbedaan prestasi belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan metode ceramah. Penulis juga ingin mengetahu perbandingan prestasi belajar siswa yang mengguanakan media pembelajaran Grafis (Bagan) dan prestasi siswa yang menggunakan pembelajaran Multimedia (Power Point), dan interaksi antara menggunakan metode pembelajaran dan menggnakan media pembelajaran terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa di SDN 2 Pendosawalan.

Untuk itu penulis mengangkat penelitian ekperimen dengan judul Pengaruh pelaksanaan Metode pembelajaran Mind Mapping dan Media pembelajaran terhadap Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN 2 Pendosawalan Kalinyamatan Jepara.B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah yang disampaikan diatas, maka dapat diuraikan pokok permasalahannya sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan prestasi belajar PAI antara siswa yang belajar menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dengan metode Ceramah di SDN 2 Pendosawalan?.2. Adakah perbedaan prestasi belajar PAI antara siswa yang belajar menggunakan media Grafis (Bagan) dengan Multimedia (Power Point) di SDN 2 Pendosawalan?.

3. Adakah pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan media pembelajaran terhadap prestasi belajar PAI siswa di SDN 2 Pendosawalan?.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar PAI antara siswa yang belajar menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dengan metode Ceramah di SDN 2 Pendosawalan.

2. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar PAI antara siswa yang belajar menggunakan media Grafis (Bagan) dengan Multimedia (Power Point) di SDN 2 Pendosawalan.3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan media pembelajaran terhadap prestasi belajar PAI siswa di SDN 2 Pendosawalan.D. MANFAAT PENELITIAN

Setelah penelitian ini dapat dilaksanakan, maka peneliti berharap akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan kepada para pendidik khususnya guru PAI untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang bagaimana penggunaan metode Mind Mapping dan penggunaan metode ceramah dengan menggunakan media pembelajaran media Grafis (Bagan) dan menggunakan Multimedia (Power Point) untuk meningkatkan prestasi belajar PAI siswa.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah akan memberikan masukan kepada berbagai pihak yang berkompeten dalam pendidikan, yaitu:

a. Guru dapat menggunakan metode Mind Mapping dan metode ceraman dan menggunakan media Grafis (Bagan) dengan multimedia (Power Point) dalam proses pembelajaran PAI.b. Siswa dapat meningkatkan kemampuan Mind Mapping dan mendapatkan informasi yang maksimal melalui media Grafis (Bagan) dan multimedia (Power Point) dalam belajar sehingga dapat memperoleh Prestasi belajar yang maksimal.c. Kepala Sekolah dan pengambil keputusan untuk memberikan dukungan yang maksimal dan positif kepada siswa dan guru agar dalam proses belajar dan mengajar dapat menggunakan metode belajar dan menggunakan media sehingga dapat tercapai Prestasi belajar siswa.d. KKG (Kelompok Kerja Guru) Pendidikan Agama Islam sebagai bahan diskusi dan pengembangan metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, untuk diterapkannya metode-metode belajar, baik metode belajar yang sudah ada maupun inovasi pembelajaran yang mungkin dapat diciptakan.E. Tinjauan PustakaUntuk membedakan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya, penulis telah mencari dan menemukan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan pembahasan Pengaruh pelaksanaan Metode pembelajaran Mind Mapping dan Media pembelajaran terhadap Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI).

Peneliti berupaya untuk melakukan kajian terhadap hasil penelitian yang telah ada. Peneliti melakukan upaya ini untuk menghindari pengulangan dari hasil-hasil penelitian sebelumnya. Peneliti telah melakukan upaya kajian yang berkaitan dengan kecerdasan emosional dan ditemukan hasil-hasil penelitian antara lain:Fitriani (2008) dalam tesisnya yang berjudul Pengaruh strategi Mind Mapping terhadap Motivasi dan Prestasi belajar siswa mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di kelas VIII MTsN Rancagoong Cianjur , Tesis untuk Magister IAIN Walisongo, meneliti tentang bagaimana pengaruh strategi Mind Mapping terhadap Motivasi dan pengaruh strategi Mind Mapping terhadap Prestasi belajar.

Muhlison (2010) dalam tesisnya yang berjudul Penerapan metode Mind Mapping dan pengaruhnya dalam pendekatan aktifitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Ahlaq kelas IX B MTs Nurul Huda Telogo Rejo Grobogan. Tesis untuk Magister IAIN Walisongo, meneliti tentang bagaimana penerapan metode Mind Mapping pada mata pelajaran Aqidah Ahlaq kelas IX B MTs Nurul Huda Telogo Rejo Grobogan, dan pengaruh metode Mind Mapping dalam pendekatan akktifitas siswa, serta pengaruh metode Mind Mapping terhadap Hasil belajar siswa.

Berdasarkan dari kedua penelitian yang sudah ada tersebut, keduanya belum membahas tentang perbedaan prestasi belajar dengan menggunakan metode Mind mapping dengan metode ceramah dan menggunakan media grafis (Bagan) dengan Multimedia (Power Point).

Dengan asumsi tersebut maka penelitian ini dilakukan di SDN 2 Pendosawalan Kalinyamatan Jepara dengan alasan: 1. SDN 2 Pendosawalan Kalinyamatan Jepara termasuk SD Negeri yang berada di bawah UPT Kecamatan Kalinyamatan. Sekolah ini mempunyai jumlah siswa yang cukup besar yaitu 249 siswa dan mempunyai dua belas kelas. Keadaan seperti ini tidak dimiliki oleh sekolah-sekolah dasar Negeri yang lain di wilayah Kecamatan Kalinyamatan, karena mereka hanya mempunyai masing-masing satu kelas saja. 2. Adanya jumlah kelas yang pararel masing-masing tingkatannya maka bisa dijadikan subyek penelitian, karena adanya kelas pembanding atau kelas kontrol guna mendapatkan hasil penelitian yang optimal.3. Dengan jumlah siswa yang cukup banyak yaitu 249 siswa terdiri dari 12 kelas, maka pembelajaran sering dilakukan dengan metode-metode pembelajaran, sehingga pembelajaran bisa efektif dan efisien.4. Adanya kelas pararel dan prosedur penerimaan siswa pada awal masuk sekolah yang tidak terlalu selektif, maka keaktifan anak akan berbeda-beda sehingga menarik untuk dijadikan bahan penelitian.5. Sejak dari tahun 2005 sampai tahun 2011 SDN 2 Pendosawalan selalu masuk tiga besar dalam kegiatan lomba MAPSI (Mata Pelajaran dan Seni Islami) tingkat kecamatan Kalinyamatan, Sehingga sering terpilih untuk mewakili ke tingkat Kabupaten Jepara, maka prestasi belajar siswa menarik untuk diteliti.II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. LANDASAN TEORI

1. METODE PEMBELAJARANSecara umum metode dapat diartikan suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan pembelajaran metode dapat didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Hamruni, 2009:6).

Metode pembelajaran dapat didefinisikan sebagai prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran dapat juga diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan metode belajar yang dipilih dalam pembelajaran terkait langsung dengan usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga pencapaian pengajaran akan diperoleh secara maksimal.

Dalam pemakaian secara umum metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran metode adalah sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian salah satu ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru diantaranya ketrampilan memilih metode. Pemilihan metode terkait langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga pencapaian tujuan pengajaran akan dapat diperoleh secara optimal. Sekalipun untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan, pembelajaran tidak hanya menggunakan metode yang sesuai, tetapi juga ada beberapa hal yang sepadan dengan itu diantaranya; model, pendekatan, strategi, dan teknik.

Secara ringkas dan sebagai perbandingan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pada tutorial. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar.

Sementara pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan akan merujuk pada pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karena itu pendekatan dalam pembelajaran dapat bersumber dari pendekatan tertentu, misalanya pendekatan belajar yang berpusat pada guru dan pendekatan belajar yang berpusat pada siswa (Hamruni, 2009:6).

Startegi berarti pilihan pola kegiatan belajar mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan secara efektif. Untuk melaksanakan tugas secara profesional guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan. Strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam melaksanakan rencana mengajar, artinya usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode, alat, serta evaluasi agar dapat mempengaruhi siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sabri, 2005:2).

Adapun teknik merupakan penjabaran metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode, yaitu cara yang harus dilakukan agar metode yang dibuat dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Dari paparan diatas maka strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat menerapkan beberapa metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode. Oleh karena itu kedudukan metode balajar merupakan salah satu komponen bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Sekalipun masih ada lagi kedudukan yang sama pentingnya dengan metode, diantara komponen itu adalah media pembelajaran, materi pelajaran, proses belajar mengajar, sikap pengajar, sikap peserta didik dan semua yang terdapat dalam keseluruhan komponen pendidikan (Hamruni, 2009:7).

Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan pembelajaran. Metode-metode tersebut diantaranya: ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, dan lain sebagainya. Dari beberapa metode pembelajaran yang telah ada kesemuanya adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang digunakan oleh guru pada saat menyajikan pelajaran, baik secara individu maupun secara kelompok. Penyajian tersebut bertujuan agar tercapanya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Menurut Sabri (2005:52) bahwa penggunaan metode pembelajaran harus memperhatikan beberapa hal diantaranya:

1. Metode yang dipergunakan harus mampu membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.

2. Metode pembelajaran dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, seperti siswa akan mampu melakukan inovasi dan siswa dapat melaksanakan ekploitasi.3. Metode yang dilaksanakan dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya dari siswa itu sendiri.4. Metode pembelajaran dapat menjamin dan meningkatkan perkembangan kegiatan kepribadian siswa.5. Metode yang dilaksanakan dapat memdidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan mampu mendapatkan cara untuk memperoleh pengetahuannya melalui usaha sendiri.6. Metode pembelajaran dapat memanamkan nilai-nilai dan sikap yang dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Memilih metode pembelajaran yang tepat akan bisa menciptakan proses belajar mengajar yang menarik. Karena ketepatan metode yang dipergunakan sangat tergantung dengan tujuan belajar, isi pelajaran, proses belajar mengajar, dan kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Sekaligus untuk penerapan metode pembelajaran harus mempertimbangkan ketepatan metode tersebut apakah hanya untuk jumlah siswa yang besar, atau sebaliknya hanya tepat untuk jumlah siswa yang sedikit. Juga apakah tepat bila digunakan didalam kelas atau bisa juga diperguanakan di luar kelas (Sabri, 2005:53).

1.1 METODE MIND MAPPINGMind Mapping atau sebagian orang menyebut peta pikiran merupakan salah satu bentuk blueprint tentang apa yang sedang kita pikirkan tentang suatu permasalahan, materi, ide atau bentuk pemikiran lainnya yang tertulis dengan menggunakan prinsip kerja pikiran manusia. Prinsip-prinsip kerja pikiran manusia yang dimaksudkan diantaranya skema, asosiasi serta pembentukan representasi mental (Yovan, 2010:179).Mind Mapping adalah sebuah metode pembelajaran yang mengoptiomalkan aktivitas otak kanan dan otak kiri karena menggabungkan tulisan, urutan penulisan, hubungan antar kata, warna, gambar dan bentuk. Metodepembelajaran Mind mapping dalam penggunaannya adalah menggunakan potensi dan kapasitas seseorang. Metode ini membentuk pancaran sehingga aktivitas belajar dan berfikir menjadi lebih menyenangkan. Metode pembelajaran yang memudahkan siswa memahami materi pelajaran, menimbulkan minat dan motivasi belajar. Mind mapping merupakan metode pembelajaran yang diharapkan terjadi peningkatan prestasi dan prestasi belajar bagi siswa sehingga sesuai dengan kriteria prestasi dan dapat meneruskan pokok bahasan selanjutnya.Mind mapping menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebenar-benarnya. Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung, mind mapping lebih merangsang secara visual daripada metode pencatatan tradisional, yang cenderung linear dan satu warna (Yovan, 2010: 9).Pembuatan Mind Mapping akan menerapkan pengelompokan, pengatagorian, penyususnan materi secara hiararki yang jelas. Penulisan susunan dan urutan kelompok-kelompok tersebut diaplikasikan dalam bentuk diagram bebas. Pembuatan Mind Mapping berdasarkan kata kunci yang menadasari tiap ide pikiran suatu materi sehingga untuk mencatatnya tidak perlu menuliskan kembali semua kata, melainkan hanya kata kunci yang mewakili maksud pemikiran. Oleh karena itu Mind Mapping mendorong kita hanya membuat gambar atau sketsa yang menunjukkan representasi mental dan ide.Prinsip yang dipakai dalam Mind Mapping adalah prinsip asosiasi yaitu prinsip yang menghubungkan anatara ide materi antara materi satu dengan materi yang lainnya secara bebas tanpa ada batasan-batasan penulisan yang lebih husus. Penulisan hubungan kata kunci itu sendiri merupakan dasar asosiasi sehingga dengannya kita bisa mempermudah diri kita untuk mengingat keseluruhan materi yang dibahas dalam Mind Mapping (Yavan, 2010:180).Mind Mapping mempunyai keunggulan yang sangat luas, seperti halnya manfaat proses berfikir bagi seorang yang tidak ada batasnya. Diantara keunggulannya adalah: 1. Ide permasalahan dapat didefinisikan dengan sangat jelas.

2. Mampu membuat berkonsentrasi pada permasalahan yang sedang dihadapi.3. Pada saat bersamaan kita kita dapat melihat gambaran keseluruhan (overview) permasalahan sekaligus detail permasalahannya (inview).4. Adanya hubungan antar informasi yang jelas sehingga setiap informasi terasosiasi satu dengan yang lainnya.5. Ada hierarki antar informasi, mana yang lebih penting dan mana yang sifatnya hanya detail.6. Unsur-unsur informasinya berupa kata kunci (keyword) yang sifatnya bebas dan fleksibel sehingga memungkinkan daya asosiasi dapat berkembang secara terus menerus.7. Tampak unik dan menarik sehingga bisa membantu daya ingat (Windura, 2008:5).Maka menurut Buzan dalam Olivia (2008:11) yang membandingkan antara catatan standar/umum dengan Mind Mapping, maka catatan standar/umum mempunyai kelemahan diantaranya:

1. Dibutuhkan waktu lebih lama untuk melihat hubungan antara satu ide ke ide lain.Materi pengulangan akan tampak seolah-olah sebagai materi baru, karena mungkin berada pada bab yang berbeda.

2. Waktu akan banyak tersita guna mencari kata pengingat kunci atau kata penting. Apalagi bila berada dalam catatan yang rapat.3. Kelemahan yang lain adalah sistem mencatat bisa bertentangan dengan cara kerja otak, karena setiap kali ada gagasan yang terpikirkan serta telah dituangkan dalam lembaran, akan terlupakan karena harus berlanjut kehalaman berikutnya. Akhirnya kata kunci terjadi pemisahan dan satu sama lainnya tidak terlihat berhubungan.4. Terjadi pemborosan waktu, waktu akan habis hanya untuk mencatat kata-kata yang tidak ada hubungan dengan memori atau hanya membaca kembali pada kata-kata yang tidak diperlukan.

1.2 KEGUNAAN METODE MIND MAPPINGKegunaan dan aplikasi Mind Mapping dalam bidang pendidikan dan pembelajaran diantaranya untuk; meringkas, mengkaji ulang (review), mencatat, mengajar, bedah buku (in-depth book analysis), presentasi, penelitia, menejemen waktu (Time Management).

Dalam mengaplikasikan Mind Mapping untuk keperluannya bisa dilakukan dengan membuat titik pusat sebagai pokok bahasan, kemudian pembutan subbab dari materi yang dipelajari. Jika materi sangat asing bagi kita atau anak, maka pembuatan cabang utama bisa merupakan bentuk pertanyaan-pertanyaan dasar seperti; mengapa?, apa?, dimana?, siapa?, bagaimana?, kapan?. Untuk pembuatan cabang diusahakan meliuk, bukan melengkung atau sekedar lurus. Pembuatan pangkal tebal selanjutnya dibuat menipis. Dilanjutkan dengan semakin jauh dari pusat, maka dibuuat semakin menipis. Panjang dari cabang yang dibuat sesuai dengan panjang kata kunci atau gambar diatasnya. Pembuatan cabang dapat dibuat kesegala arah yang dikehendaki atau sesuai dengan kebutuhan. Pembuatan kata adalah berupa kata kunci (key word) kata ditulis diatas cabang, penulisan kata ditulis dengan cara semakin keluar maka ditulis semakin kecil ukuran hurufnya. Adapun tulisan tegak maksimal kemiringannya dibuat 45O. Pembuatan gambar dibuat gambar dan kode, dimensi denagan varasi sebanyak mungkin. Untuk warna dibuat warna yang berwarna-warni dan hidup. Sedangkan untuk tata ruang tergantung dari kebutuhan dan tergantung dari lebarnya kertas (Windura, 2008:73).Dengan Mind Mapping akan membantu dan memanfaatkan kedua belah otak ketika berfikir. Hal itu juga diyakini mampu membuka fikiran sebebas-bebasnya. Dari beberapa hal yang telah dikemukakan diatas metode pembelajaran Mind Mapping bisa membantu anak cinta belajar, karena catatanya akan terlihat lebih menarik dan sistematis sehingga lebih mudah dihafal dan dimengerti.

Penentuan metode belajar ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan oleh guru adalah:

a. Tujuan belajar

Tujuan ini adalah keinginan yang hendak dicapai dalam setiap interaksi edukatif.

b. Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya.

Perbedaan dalam individu dari anak didik, karena dari perbedaan individu diantaranya perbedaan biologis, intelektual dan psikologis anak yang berbeda-beda.

c. Situasi dengan berbagai keadaannya.

Dalam hal ini situasi dari waktu ke waktu pasti mengalami perubahan yang bisa terjadi karena kondisi psikologis peserta didik.

d. Fasilitas dengan kualitas dan kuantitasnya.

Metode yang digunakan harus menyesuaikan dengan fasilitas kelengkapan yang dimiliki sekolah baik secara kualitas maupun kuantitasnya (Djamarah, 2000:184).Pelaksanaan pembelajaran dan belajar hanya secara verbal terkadang kurang membawa hasil yang maksimal bagi peserta didik. Maka untuk mendapatkan hasil yang maksimal dikembangkanlah konsep belajar secara realitas. Konsep belajar secara riel ini adalah dengan pelaksanaan belajar sambil bekerja (learning by doing) belajar sambil melaksanakan aktivitas ternyata lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan dalam benak anak didik (Djamarah,2000:67).

Akan tetapi dari metode belajar yang dilaksanakan hampir tidak ada yang sia-sia, karena dengan metode belajar dapat mendatangkan hasil belajar, baik dalam waktu dekat atau dalam waktu yang relatif cukup lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan sebagai dampak langsung (intruktional effects, efek intruksional dan tujuan intruksional). Sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang relatif lama dikatakan sebagai dampak pengiring (nurturant effects, efek pengiring atau tujuan pengiring) (Djamarah,2000:193).

1.3 Metode CeramahDalam bahasa Iggris metode ceramah disebut dengan istilah lectuaring method atau telling method. Metode ini merupakan metode yang sering digunakan karena metode ini sangat mudah untuk dilakukan. Metode ceramah adalah tekhnik penyampaian pesan secara lesan oleh guru dimuka kelas. Peran murid disini sebagai penerima pesan, mendengarkan, memperhatikan dan mencatat keterangan-keterangan guru bilamana diperlukan (Usman, 2005:34). Ceramah sebagai metode juga bisa didefinisikan merupakan cara penyampaian sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai. Dari definisi-definisi tersebut bahwa substansi metode ceramah yaitu menerangkan materi pelajaran kepada anak didik dengan penuturan kata-kata atau lisan . Metode ceramah dikenal juga sebagai metode kuliah, karena umumnya banyak digunakan di Perguruan Tinggi (Arief, 2004:136).Metode ceramah yang dilaksanakan dalam pembelajaran dengan pertimbangan:

1. Pesan yang disampaikan oleh guru berupa fakta atau informasi.2. Jumlah siswanya terlalu banyak.

3. Guru dapat berbicara dengan baik, mempunyai kewibawaan dan mampu merangsang belajar siswa.

Metode ceramah yang dilakukan dalam pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, baik kepada guru, siswa atau dalam proses pembelajaran itu sendiri.

Kelebihan penggunaan metode ceramah diantaranya:

1. Penggunaan waktu yang efisien dan pesan yang disampaikan oleh guru dapat sebanyak mungkin diberikan.2. Pengorganisasian kelas lebih sederhana, dan tidak memerlukan pengelompokan siswa secara khusus.

3. Guru selalu bisa memotivasi siswa dan memberikan dorongan terhadap siswa dalam belajar.

4. Fleksibelitas dalam penggunaan waktu dan bahan pelajaran. Jika bahan terlalu banyak dan alokasi waktu sedikit dapat dijelaskan hanya pada pokok-pokok permasalahannya saja.

Adapun kelemahan-kelemahan penggunaan metode ceramah pada pembelajaran diantaranya:

1. Guru seringkali mengalami kesulitan dalam mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

2. Siswa bersifat pasif dan sering keliru menyimpulkan pelajaran yang diberikan oleh guru.

3. Bila guru menyampaikan bahan pelajaran terlalu banyak dalam tempo yang relatif singkat, akan terkesan adanya pemaksaan terhadap kemampuan siswa yang diajar.

4. Cenderung membosankan dan perhatian siswa bisa berkurang.

Dari kelebihan dan kekurangan menggunakan metode pembelajaran ceramah, agar lebih baik pelaksanaan metode ceramah menurut Usman (2005: 35) diperlukan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dalam menerangkan pembelajaran hendaknya menggunakan kata-kata yang sederhana, jelas dan mudah dipahami oleh siswa.

2. Menggunkan visualisasi untuk membantu menjelaskan pokok bahasan yang disampaikan.3. Mengulang kata-kata dan istilah secara jelas, sehingga dapat membantu, khususnya pada siswa yang mengalami kelambatan pemahaman dan daya tangkap.

4. Merinci bahan yang disampaikan, dengan memberikan ilustrasi, menghubungkan materi dengan contoh-contoh yang kongrit.

5. Tetap mencari umpan balik sewaktu melakukan ceramah.

6. Adanya rekapitulasi yaitu pengingatan kembali dengan contoh-contoh, keterangan-keterangan, fakta dan lain sebagainya serta pengulangan rumusan-rumusan masalah yang dianggap penting.

Dari pelaksananaan ini tentunya sebelumya telah disiapkan beberapa hal, diantaranya syarat dan langkah pelaksanaan metode ceramah agar sesuai dengan tujuan intruksional yang telah dibuat sebelumya. Syarat penggunaan metode ceramah dalam pengaplikasiannya pada pembelajaran menurut Arief (2004: 138) diantaranya; Guru yang menyampaikan adalah guru yang baik berwibawa dan mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas. Bahan pelajaran lebih banyak sedangkan alokasi waktu sedikit. Bahan yang akan disampaikan merupakan topik baru yang mengandung informasi, penjelasan atau uraian. Keterbatasan media lain kecuali harus ceramah. Guru mampu menjadi orator yang baik dan bersemangat serta dapat menarik perhatan siswa.Selanjutnya langkah-langkah penggunaan metode ceramah dalam aplkasinya adalah sebagai berikut:

a. Persiapan

Persiapan yang dimaksud disini adalah menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan dibahas pada pelajaran tersebut. Guru juga mempersiapkan appersepsi untuk membantu siswa dalam memahami pelajaran yang akan disampaiakan.

b. Langkah Penyajian.

Pada langkah ini guru menyajikan bahan pelajaran yang berkenaan dengan pokok-pokok masalah.

c. Langkah Generalisai.

Dalam hal ini unsur yang sama dan yang berbeda dihimpun untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulan mengenai pokok-pokok masalah.

d. Langkah Aplikasi pengguanaan.

Pada langkah ini kesimpulan atau konklusi yang diperoleh digunakan dalam berbagai situasi sehingga nayata makna kesimpulannya.2. MEDIA PEMBELAJARANMedia belajar adalah alat bantu dalam pembelajaran yang dipadukan dengan metode pembelajaran dalam metodologi pembelajaran yang diatur oleh guru. Media pembelajaran akan bermanfaat untuk mempertinggi proses belajar siswa, yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi prestasi belajar sesuai yang diharapkan.Menurut Sudjana (2005:2) Manfaat Media pembelajaran yang dipergunakan dalam pembelajaran diantaranya:

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Bahan belajar akan lebh jelas Maknanya sehingga lebih dipahami oleh siswa.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi dan tidak membosankan dan guru tidak kehabisan tenaga dalam mengajar.d. Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi ada aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan dan lain-lain.

Media pembelajaran juga mempermudah pengaturan dan pemberian petunjuk kepada siswa tentang apa yang seharusnya dilakukan dari media yang digunakan tersebut, Sehingga guru tidak selalu menuturkan melalui kata-kata atau ceramah. Penggunaan dan pemeilihan media pembelajaran harus mengedepankan faktor fungsi dan peranannya. Fungsi dan perannya adalah untuk membantu meningkatkan proses belajar dan peningkatan prestasi belajar. Jadi tidak hanya berdasarkan dari segi kecanggihan dan mahalnya media yang digunakan. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat tergantung dari tujuan pembelajaran, bahan pengajaran, kemudahan memperoleh media yang dibutuhkan, serta kemampuan guru dalam menggunakan media tersebut dalam pembelajaran.Untuk memilih media pembelajaran menurut Sudjana (2005:4) sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:1. Ketepatan tujuan pengajaran

Artinya: media pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan terutama tujuan intruksional yang memuat unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa.

2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran.

Artinya: bantuan media pembelajaran akan lebih bermamfaat untuk siswa guna memudahkan pemahaman dari pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi.

3. Kemudahan memperoleh media.Artinya: media yang dipergunakan mudah diperoleh, setidak-tdaknya mudah dibuat oleh guru sendiri.4. Ketrampilan guru dalam menggunakannya.

Artinya: media yang digunakan guru itu sendiri harus mampu menggunakannya tanpa bantuan orang lain.

5. Tersedianya waktu untuk menggunakannya.

Artinya: dalam menggunakan media harus sesuai dengan alokasi waktu belajar yang telah dijadwalkan.

6. Sesuai dengan taraf fikir siswa.

Artinya: makna yang terkandung dalam media yang digunakan dapat dipahami oleh siswa.

2.1 Media Grafis (Bagan)Grafis atau grafika yang berasal dari bahasa Yunani graphikos mengandung pengertian melikiskan atau menggambarkan garis-garis. Sebagai kata sifat, grafis diartikan sebagai penjelas yang hidup, uraian yang kuat, atau penyajian yang efektif (Sudjana, 2005:27).Definisi ini dipadukan dengan pengertian praktis, maka grafis merupakan media yang dapat mengkomunikasikan fakta-fakta dan gagasan-gagasan secara jelas dan kuat. Grafis sebagai media pembelajaran dapat mengkombinasikan fakta-fakta, gagasan secara jelas dan kat melalui perpaduan antara ungkapan kata-kata dan gambar. Nilai media grafis terletak pada kemampuan dalam menarik perhatian, minat dalam menyampaiakan jenis informasi tertentu secara cepat. Karena peran utamanya adalah menvisualisasikan fakta-fakta dan gagasan-gagasan dalam bentuk ringkas dan padat.Maka media grafis merupakan media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan kata-kata dan gambar. Media seperti ini sangat tepat untuk menyampaiakan bentuk informasi dalam bentuk rangkuman yang dipadatkan.

Pengungkapan grafis ini dapat berbentuk bagan, diagram, poster dan komik. Sedangkan bagan sebagai jenis presentasi untuk menvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai faktor pokok atau gagasan. Fungsi yang utama dari bagan adalah menunjukkan hubungan, perbandingan, jumlah, relatif, perkembangan, proses, klasifikasi dan organisasi.

Ada beberapa macam jenis bagan sebagai media pembelajaran diantaranya adalah: bagan pohon, bagan air, bagan arus dan bagan tabel. Bagan pohon dikembangkan dari dasar yang terdiri atas beberapa akar menuju batang tunggal. Kemudian cabang-cabang pohon tersebut menggambarkan perkembangan serta hubungan. Bagan air merupakan kebalikan dari bagan pohon. Bagan ini untuk menunjukan bagaimana berbagai unsur penting dikombinasikan sehingga membentuk sesuatu. Bagan arus yaitu bagan yang diperuntukkan untuk mempertunjukkan fungsi, hubungan dan proses. Sedangkan bagan tabel merupakan urutan hubungan sesuatu, seperti yang terdapat pada garis waktu atau tabel-tabel waktu yang kemudian dapat dipertunjukkan pada bagian tabel.2.2 Multimedia (Power Point)Ada beberapa arti yang didefinisikan dari kata Multimedia. Makna yang pertama, multimedia dapat diartikan seseorang yang duduk diterminal komputer dan menerima presentasi yang terdiri atas; teks on-screen, grafik atau animasi on-screen, dan suara yang datang dari speker komputer.Kedua, multimedia dapat diartikan sebagai presentasi live saat sekelompok orang duduk dalam ruangan sambil memandang gambar-gambar yang disajikan dalam satu atau lebih layar lebar dan mendengarkan suara yang disampaiakn oleh pembicara.

Multi media sebagai presentasi dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk verbal misalnya menggunkan kata yang tercetak atau terucapkan, sekaligus menggunakan gambar-gambar yaitu materi yang disajikan dalam bentuk gambar. Termasuk bisa menggunakan grafik statis (termasuk: ilustrasi, grafik, foto, dan peta) atau menggnakan grafik dinamis seperti animasi dan vidio (Mayer, 2009:3).Power point merupakan program untuk menyusun presentasi. Aplikasi presentasi ini sangat populer dan banyak digunakan baik dalam dunia pendidikan maupun diluar dunia pendidikan untuk menyajikan informasi kepada siswa atau orang lain. Dewasa ini power point telah dijadikan sebagai program standar untuk mengolah presentasi atau penyajian bahan ajar, dan elemen grafis sebagai penunjang presentasi. Dengan keunggulan dan sistem pengoperasian yang has, power pint mempunyai banyak kelebihan, dibanding dengan program-program yang sejenis (Prabawati, 2009:2). Slide (film bingkai) pada power point adalah jenis multimedia yang paling mudah dibuat oleh guru. Sistem multimedia ini serbaguna, mudah digunakan, dan cukup efektif untuk pembelajaran kelompok atau perseorangan dan sekaligus untuk belajar mandiri. Dengan desain slide multimedia dapat membawa dampak yang dramatis dan tentunya saja dapat meningkatkan prestasi belajar. Media pembelajaran slide power point ini dapat digunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan tulisan dan gambar. Penampilan power point yang berbentuk slide ini bisa ditampilkan dalam bentuk satu narasi yang sesuai sebagai pengantar dan pembelajaran pendahuluan dari satu unit pelajaran. Narasi lain dapat disertakan terutama untuk menyajikan pelajaran secara lebih rinci (Arsyad, 2005:154).Keefektifan penyajian pelajaran melalui multi media (power point) memerlukan perhatian khusus atas faktor-faktor sebagai berikut:

a. Mempertimbangkan sajian konsep-konsep dan gagasan-gagasan dimunculkan satu-persatu. Karena jika pesan yang dimunculkan lebih dari satu, baik melalui visual maupun verbal akan bisa memecah perhatian siswa, sehingga kedua pesan itu tidak terserap oleh siswa.b. Bidang penayangan dilayar dengan tujuan-tujuan tertentu untuk menyampaikan pesan materi pelajaran. Satu gambar yang ditayangkan di layar perlu tetap di proyeksikan ke layar selama diperlukan, sehingga siswa dapat memahami pesan yang terkandung dalam visual tersebut.

c. Susunan unsur-unsur gambar dan hubungan antara unsur-unsur itu, dengan pertimbangan bahwa pesan utama diletakkan di tengah-tengah layar dan informasi lainnya pada ruang di sisi-sisi rauangan.d. Tidak terlalu banyak narasi, bida mengoptimalkan gambar-gambar yang menyajikan informasi atau pesan-pesan.Power Point sebagai multimedia pembelajaran adalah suatu pesan instruksional yang merupakan komunikasi yang ditujukan untuk meningkatkan pembelajaran. Dalam mempresentasikan suatu pesan intruksional pada murid, maka dalam prakteknya para perancang pesan punya dua pilihan format utama yaitu kata dan gambar. Kata disini meliputi ucapan dan tek cetak. Dan gambar disini adalah meliputi grafik statis (misalnya: ilustrasi dan foto) dan grafis dinamis (misalnya: animasi dan vidio).Multimedia (Power Point) dalam PembelajaranBagaimana pesan multimedia dapat meningkatkan meaningful learning atau pembelajaran yang penuh makna menurut Mayer (2009:6) disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:1. Bahwa pesan multimedia dapat dirancang sejalan dengan bagaimana otak manusia bekerja. Hal ini dimaksudkan karena manusia mempunyai dua sistem pemprofesan informasi, satu untuk materi-materi verbal dan yang satunya adalah untuk materi-materi visual. Penalaran bagi presentasi multimedia yakni mampu dibuat untuk menyajikan materi dalam kata-kata dan gambar-gambar sehingga merupakan sebuah presentasi yang bisa memanfaatkan kapasitas manusia sepenuhnya untuk memproses informasi.2. Pembelajaran dapat berpusat pada siswa.Multimedia Power Point sebagai mode presentasi materi dengan menggunakan dua atau lebih mode prosentasi. Fokusnya pada cara bagaimana materi itu disajikan, bagaimana penggunaan kata dan gambar. Maka multimedia yang berbasis computer materi bisa disajikan secara verbal sebagai narasi atau tek on-screen dan secara pictorial sebagai grafik statis atau animasi. Dalam multimedia Power Point berbasis ceramah, materi bisa disajikan secara verbal sebagai pidato dan secara pictorial sebagai proyeksi grafis atau video. Dalam buku tek multimedia Power Point bisa disajikan secara verbal sebagai tek cetak dan secar pictorial sebagai grafik statis. Pandangan ini bersifat pada learen-centered (terpusat pada siswa) hal ini dapat diasumsikan bahwa siswa bisa menggunakannya kembali dengan berbagai sistem untuk mempresentasikan kembali pengetahuan yang telah didapatkannya.3. PRESTASI BELAJARBelajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman. Dalam kontek sekolah belajar adalah suatu proses yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman siswa sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan terhadap proses belajar dan hasil penilaian pendidikan terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksinal yang menyangkut isi pelajaran dan prilaku yang diharapkan dari siswa

Prestasi belajar merupakan puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar ini dapat meliputi beberapa aspek diantaranya aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (tingkah laku) (Olivia, 2010:73).Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang utama dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah. Kegiatan belajar bertujuan agar dapat menghasilkan perubahan-perubahan yang ada dilamnya yaitu dalam bidang penegetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis dan evaluasi. Sehingga dalam proses pembelajaran dan sesudah berlangsungnya belajar adalah adanya produk yang dihasilkan atau adanya hasil dari proses tersebut. Dalam proses belajar yang diharapkan dari hasil proses belajar adalah prestasi belajar. Maka prestasi belajar bisa didefinisasikan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. (Sudjana, 2001:22).Perubahan tingkah laku seseorang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat yang dimilik oleh seseorang. Tetapi ada pada perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi tersebut sebagai suatu hasil dari olahan atau pengalaman (Mulyasa, 1997: 84).Prestasi belajar menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengalaman belajar telah dipahami siswa, maka untuk itu dilakukan evaluasi hasil belajar. Melalui hasil belajar akan diketahui pula apakah proses belajar itu sendiri telah berlangsung secara efektif. Untuk itu juga beberapa kegiatan yang telah dilakukan dalam pembelajaran mulai dari pendekatan, strategi pemilihan metode, model pembelajaran dan teknik belajar dilaukan.

3.1 FAKTOR-FAKTOR PRESTASI BELAJARPrestasi belajar yang yang dimiliki siswa dalam proses pembelajaran dan sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal siwa dan faktor eksternal siswa.

3.2 Faktor internal

Faktor internal siswa diantaranya adalah minat karena siswa akan merasa senang untuk melakukan sesuatu selama sesuai dengan minatnya. Selanjutnya adalah bakat, bakat merupakan kapasitas untuk belajar dan karena itu bakat bisa terwujud kalau sudah mendapatkan latihan. Sikap juga merupakan faktor internal, karena sikap menjadikan seseorang akan menerima atau menolak sesuatu berdasarkan penilainnya pada obyek yang dinilainya apakah akan bergun atau tidak bagi dirinya. Faktor internal lagi adalah motivasi berprestasi, semakin tinggi motivasi untuk bisa berprestasi seseorang akan baik prestasi yang diraihnya. Ada lagi faktor internal yang sering mendapatkan perhatian khusus yaitu kemampuan intelektual dan kepribadian yang dimilki siswa. Kedua aspek ini bisa dideteksi oleh ahli yang berkompeten seperti misalnya psikolog. Sehingga ada beberapa sekolah untuk mengetahui kemampuan intelektual siswanya telah dilakukan melalui pemeriksaan psikologi atau test intelegensi, dimana dari kegiatan tersebut hasilnya berupa gambaran intelegensi anak lengkap dengan angka-angkanya. Ketika ada permasalahan dimana orang tua atau wali murid dan guru telah mengetahui secara keilmuan bahwa intelegensi anak-anaknya tergolong diatas rata-rata anak lain, tetapi ternyata prestasi disekolah biasa-biasa saja, atau malah dibawah rata-rata tidak bisa menerimanya. (Hakim, tth:12).

Dari penjelasan diatas maka faktor internal siswa tidak semuanya mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, tetapi perlu mempertimbangkan faktor eksternal dari luar siswa atau diperlukannya perlakuan yang dilakukan terhadap siswa agar prestasi yang diharapkan sesuai yang telah direncanakan dapat dipenuhi.

3.3 Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat dan faktor waktu. Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seorang, dan tentu saja merupakan faktor pertama dan utama pula dalam menetukan keberhasilan siswa.

Kondisi lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kondisi belajar, termasuk kecukupan guru dan kemampuan guru serta kesesuaian/kompetensi guru pada mata pelajaran yang dipelajari siswa. Sarana dan prasanara belajar yang terpenuhi, begitu juga teman yang baik dan tata tertip yang baik serta disiplin yang tinggi dari semua warga sekolah.

Lebih lanjut Hakim (tth:8) menjelaskan bahwa lingkungan sekolah termasuk yang ada didalamnya yaitu semua warga sekolah termasuk guru, akan mempunyai mempengaruhi prestasi siswa. Sekalipun kriteria guru baik adalah relatif, tetapi dengan guru yang baik adalah adanya kesesuaian antara guru dan murid. Kesesuaian ini mengandung maksud siswa mempunyai minat yang tinggi pada pelajaran yang dipelajari. Guru yang sesuai adalah guru yang mempunyai dan mampu menerapkan metode dan menggunakan media pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswanya. Maka siswa akan berusaha menyesuaikan diri dengan gurunya. Bila hal itu terjadi maka motivasi belajar akan tingggi.

Sekalipun demikian Prestasi belajar yang baik kadang tidak bisa didapatkan oleh siswa dikarenakan siswa mengalami kesulitan belajar, walaupun siswa telah sekuat tenaga dan pikiran untuk belajar. Ada pula pemahman yang didapat tetap sedikit dan cenderung menurun. Untuk mengatasi hal tersebut maka proses belajar memerlukan metode dan media yang tepat agar masalah kesulitan dapat dihindari. Metode dan media belajar yang tepat akan memungkinkan seorang siswa dapat menguasai ilmu dengan lebih mudah dan cepat sesuai dengan kapasitas tenaga dan fikiran yang dikeluarkan. Tidak hanya itu tetapi akan memungkinkan juga belajar siswa akan lebih efektif dan efisien seta siswa terhindar dari beban fikiran yang terlalu berat dalam mempelajari suatu bidang studi (Hakim, tth:7).

Proses belajar mengajar merupakan kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi dapat mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan. Prestasi yang diharapkan diantaranya terjadinya perubahan-perubahan tingkah laku dan peningkatan intelektua yang lebih tinggi, perbaikan moral dan sosial sehingga bisa mandiri baik sebagai mahluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Untuk menghasilkan harapan itu semua membutuhkan bahan pelajaran. Bahan pelajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Dari metodologi pembelajaran yang dibantu oleh guru ada tiga aspek yang paling menonjol yakni metode pembelajaran dan media pembelajaran serta penilaian hasil belajar atau pestasi belajar . Metode pembelajaran dan media pembelajaran ini sebagai alat bantu untuk mengajar dan belajar. Sedangkan penilaian prestasi belajar adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai atau tidakknya proses pembelajaran yang telah diselenggarakan.Baik metodologi pembelajaran dan media pembelajaran akan dapat meningkatkan proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi prestasi belajar yang dicapainya. Keadaan ini karena metode dan media pembelajaran dapat mempertinggi proses dan prestasi belajar berkenaan dengan taraf berfikir siswa. Taraf berfikir manusia adalah mengukuti taraf perkembangan yang dimulai dari berfikir kongrit menuju berfikir abstak, mulai berfikir sederhana menuju berfikir kompleks. Dengan metode dan media pembelajaran hal-hal yang tahapannya abstrak dapat dikongkritkan, hal-hal yang kompeks dapat disederhanakan (Sudjana, 2005:3). B. KERANGKA BERFIKIR

Kerangka berfikir merupakan model konseptual bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting, sekaligus sebagai penjelasan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2007:91).1. Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Prestasi belajar PAI

Metode yang merupakan suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu, maka Metode sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik pada saat pembelajarn dilangsungkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan tersebut adalah sesuatu yang telah direncanakan sesuai dengan pembelajaran yang diselenggarakan. Tujuan dilaksanakknnya pembelajaran adalah adanya perubahan dan prestasi yang dimiliki oleh peserta didik setelah kegiatan pembelajaran. Guru menggunakan metode pembelajaran adalah usaha agar mampu melaksanakan pengajaran sesuai situasi kondisi siswa yang diajar. Maka metode juga merupakan hal yang harus dikuasai guru sebagai ketrampilan untuk menampilkan pengajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan mampu membangkitkan motif belajar siswa, merangsang belajar lebih lanjut, dapat menanamkan nilai dan sikap yang dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.Metode Mind Mapping merupakan metode mendapatkan informasi belajar dengan cara mengoptimalkan aktifitas otak kanan dan kiri karena menggabungkan tulisan, urutan penulisan, hubungan antar kata, warna dan gambar dan bentuk dengan prinsip penggunaan potensi kapasitas seseorang itu sendiri. Prinsip belajar menggunakan metode Mind Mapping akan membentuk pancaran sehingga aktivitas belajar dan berfikir menjadi lebih menyenagkan. Ketika rasa senang ada pada siswa maka akan memudahkan siswa memahami materi pelajaran, yang pada gilirannya akan terjadi peningkatan prestasi belajar.Metode yang kedua, adalah metode ceramah merupakan penyampaian materi pelajaran dan menjelaskan materi pelajaran dengan cara penuturan lesan kepada siswa. Dengan ceramah guru dapat menyampaikan fakta atau informasi serta dapat selalu merangsang belajar siswa bersamaan dengan penyampaian materi. Metode ceramah akan menjadikan waktu menjadi efisien dan pengorganisasian kelas lebih sederhana, karena tidak memerlukan pengelompokan khusus, gurupun selalu ada kesempatan selalu dapat memberikan motivasi kepada anak. Tetapi dengan metode ceramah juga guru tidak dapat mengukur pemahaman siswa atas materi yang diberikan. Siswa juga bersifat pasif dan dimungkinkan juga akan terjadi kekeliruan dalam penyimpulan terhadap materi pembelajaran yang diterimanya. Dilihat dari bahan pelajaran bila terlalu banyak, terkesan adanya pemaksaan terhadap siswa atas kemampuan siswa yang diajar. Maka prestasi siswa dengan metode ceramah yang diharapkan tidak bisa optimal.2. Pengaruh Media Pembelajaran terhadap Prestasi belajar PAI

Media belajar adalah alat bantu dalam pembelajaran yang dipadukan dengan metode pembelajaran dalam metodologi pembelajaran yang diatur oleh guru. Media pembelajaran akan bermanfaat untuk mempertinggi proses belajar siswa, yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi prestasi belajar sesuai yang diharapkan.Media grafis (bagan) merupakan media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan kata-kata dan gambar. Media ini untuk menyampaiakan bentuk informasi dalam bentuk rangkuman yang dipadatkan. Bagan dalam fungsinya diperuntukkan untuk mempertunjukkan fungsi, hubungan dan proses. Multi media sebagai presentasi dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk verbal misalnya menggunkan kata yang tercetak atau terucapkan, sekaligus menggunakan gambar-gambar yaitu materi yang disajikan dalam bentuk gambar. Termasuk bisa menggunakan grafik statis atau menggunakan grafik dinamis seperti animasi dan vidio.Power point merupakan program untuk menyusun presentasi. Aplikasi presentasi ini untuk menyajikan informasi kepada siswa. Power point telah dijadikan sebagai program standar untuk mengolah presentasi atau penyajian bahan ajar, dan elemen grafis sebagai penunjang presentasi. Dengan keunggulan dan sistem pengoperasian yang has, power pint mempunyai banyak kelebihan. Slide (film bingkai) pada power point adalah jenis multimedia yang paling mudah dibuat oleh guru. Sistem multimedia ini serbaguna, mudah digunakan, dan cukup efektif untuk pembelajaran kelompok atau perseorangan dan sekaligus untuk belajar mandiri. Dengan desain slide multimedia dapat membawa dampak yang dramatis dan tentunya saja dapat meningkatkan prestasi belajar. Media pembelajaran slide power point ini dapat digunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan tulisan dan gambar. Penampilan power point yang berbentuk slide ini bisa ditampilkan dalam bentuk satu narasi yang sesuai sebagai pengantar dan pembelajaran pendahuluan dari satu unit pelajaran. Narasi lain dapat disertakan terutama untuk menyajikan pelajaran secara lebih rinci.

3. Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Media Pembelajaran terhadap Prestasi belajar PAI

Dari metodologi pembelajaran yang dibantu oleh guru ada tiga aspek yang paling menonjol yakni metode pembelajaran dan media pembelajaran serta penilaian hasil belajar atau pestasi belajar . Metode pembelajaran dan media pembelajaran ini sebagai alat bantu untuk mengajar dan belajar. Sedangkan penilaian prestasi belajar adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai atau tidakknya proses pembelajaran yang telah diselenggarakan.Baik metodologi pembelajaran dan media pembelajaran akan dapat meningkatkan proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi prestasi belajar yang dicapainya. Keadaan ini karena metode dan media pembelajaran dapat mempertinggi proses dan prestasi belajar berkenaan dengan taraf berfikir siswa. Taraf berfikir manusia adalah mengukuti taraf perkembangan yang dimulai dari berfikir kongrit menuju berfikir abstak, mulai berfikir sederhana menuju berfikir kompleks. Dengan metode dan media pembelajaran hal-hal yang tahapannya abstrak dapat dikongkritkan, hal-hal yang kompeks dapat disederhanakan.4. Konstalasi Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka dirumuskan konstalas penelitian yang akan digunakan sebagai faktorial 2 X 2. Sebab ada dua variabel bebas, yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran. Metode pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu metode Mind Mapping dan metode ceramah. Media pembelajaran dibagi mendadi dua yaitu media pembelajaran grafis (Bagan) dan multimedia (Power point). Maka tabel penelitiannya adalah sebagai berikut:

Tabel. 2

Kontalasi Metode Pembelajaran dan Media Pembelajaran

Media PembelajaranMetode PembelajaranTotal B

A1(Mind Mapping)A2(Ceramah)

B1

Grafis (Bagan)11 > 21 ^ ^

12 > 221^

2

B2 Multimedia (Power point)

Total A1 > 2

Keterangan:

11 : Rata-rata skor prestasi belajar siswa yang mengikuti metode pembelajaran Mind Mapping dengan media grafis (Bagan)21 : Rata-rata skor prestasi belajar siswa yang mengikuti metode pembelajaran ceramah dengan media grafis (Bagan)12 : Rata-rata skor prestasi belajar siswa yang mengikuti metode pembelajaran Mind Mapping dengan multimedia (Power point) 22 : Rata-rata skor prestasi belajar siswa yang mengikuti metode pembelajaran ceramah dengan multimedia (Power point) 1 : Total skor prestasi belajar siswa yang mengikuti media Grafis (Bagan).

2 : Total skor prestasi belajar siswa yang mengikuti mulmedia (Power Point)1 : Total skor prestasi belajar siswa yang mengikuti metode Mind Mapping

2 : Total skor prestasi belajar siswa yang mengikuti metode ceramahC. PENGAJUAN HIPOTESIS

Agar penelitian ini lebih terarah dan memberikan tujuan maka diperlukan adanya hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang merupakan jawaban dari teori yang telah dikemukakan (Sugiyono, 2007: 9).

Maka hipotesis yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar menggunakan metode pembelajaran Mind mapping dengan metode Ceramah di SDN 2 Pendosawalan.2. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang belajar menggunakan media Grafis (Bagan) dengan Multimedia (Power Point) di SDN 2 Pendosawalan.3. Terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan media pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa di SDN 2 Pendosawalan.

III. METODE PENELITIANDalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positisme yang memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif, kongrit, teramati, terukur dan hubungan gejalanya bersifat sebab akibat. Proses penelitiannya bersifat deduktif, untuk mejawab rumusan masalah. Rumusan masalah didapatkan dari penggunaan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesisnya. Pengambilan data atau data yang didapatkan adalah data angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring) (Sugiono,2007:14). Adapun metode penelitian dalam penelitian ini adalah eksperimen. Dimana penelitian eksperimen ini adalah sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2007:107), dengan disain Intact-Grop Comparison yaitu disain yang diperlakukan pada satu bagian untuk eksperimen (diberi perlakuan) dan sebagian yang lain sebagai kelompok kontrol (diberi perlakuan yang berbeda).Perlakuan masing-masing kelompok diperlakkan berbeda, kelompok satu diberlakukan dengan pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping, kelompok yang kedua diberlakukan dengan pembelajaran metode ceramah, kelompok yang ketiga diberlakukan pembelajaran dengan media Grafis (Bagan), dan kelompok keempat diberlakukan dengan pembelajaran menggunakan Multimedia (Power Point).1. Lokasi dan waktu penelitian a. Lokasi Penelitian : SDN 2 Pendosawalan Kalinyamatan Jepara. Alamat: Jalan Gotri-Pancur Desa Pendosawalan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara.b. Waktu Penelitian : Bulan Desember 2011 Pebuari 2012B. POPULASI DAN SAMPEL1. PopulasiMenurut Sugiyono (2007: 297) populasi berarti wilayah generalisasi yang terdiri atas: subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel berarti bagian dari populasi.Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 2 Pendosawalan, dan penentuan sampel menggunakan teknik Probability Sampling, yaitu pengambilan sampel yang memberi kesempatan bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk menjadi sampel. Dari jenis Random sampling, yaitu pengambilan secara acak dari populasi yang didinginkan tanpa memperhatikan strata ayng ada pada populasi.2. Sampel

Adapun pengambilan sampel sesuai dengan tujuan awal sebagai penelitian eksperimen, dilkaukan pada kelas V (lima). Siswa kelas lima yang berjumlah 56 siswa dibagi 4 (empat) secara random (undian). Dari empat bagian tersebut diberlakukan satu bentuk pembelajaran pada masing-masing bagian. Dalam menentukan penggunaan metode dan penggunaan media pembelajaran juga dilakukan dengan undian. Pada undian terpilih pertama dilakukan dengan metode Mind Mapping dan menggunakan media Grafis (bagan), bagian terpilih kedua digunakan metode Mind Mapping dan menggunakan multimedia, bagian terpilih ketiga diperlakukan metode ceramah dan menggunakan media Grafis (Bagan) dan bagian terpilih keempat diperlakukan dengan metode ceramah dan menggunakan Multimedia (Power Point).Pemilihan siswa kelas V (lima) sebagai subyek penelitian dengan pertimbangan:1. Siswa kelas V (lima) dipilih karena termasuk kelas tinggi yang sudah mempunyai kemampuan baca dan tulis yang optimal dibanding dengan tinkatan kelas dibawahnya.2. Tidak dipilihnya siswa kelas VI (enam) sebagai subyek eksperimen karena siswa kelas VI (enam) pada semester II sudah mempersiapkan Ujian Akhir Sekolah.

3. Siswa kelas V (lima) dipilih karena termasuk kelas tinggi yang lebih gampang diarahkan dalam pembelajaran dibanding dengan kelas yang berada dibawahnya.

C. VARIABEL DAN INSTRUMEN PENELITIANPenelitian yang dilakukan mempunyai dua varabel bebas dan satu variabel terikat. variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2007: 61). Variabel bebas terdiri dari dua macam yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran. Variabel Metode pembelajaran terdiri dari metode pembelajaran Mind Mapping dan metode pembelajaran Ceramah. Sedangkan variabel Media pembelajaran terdiri dari media Grafis (Bagan) dan Multimedia (Power Point). Karena masing-masing variabel bebas terdiri dari dua macam yang digarap secara bersama-sama, maka desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktorial 2x2. Adapun variabel terikat dalam penelitian in adalah Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI).

1. Prestasi BelajarPrestasi belajar merupakan puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar ini dapat meliputi beberapa aspek diantaranya aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (tingkah laku).

Prestasi belajar PAI siswa kels V (lima) akan diperoleh dengan instrumen yang berbentuk tes sebagai alat ukur. Alat ukur tersebut berupa serangkaian pertanyaan yang akan diajukan kepada masing-masing siswa. Tes digunakan untuk mengetahui prestasi siswa kelas V (lima) SDN 2 Pendosawalan Kalinyamatan Jepara setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran dan media pembelajaran. Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar PAI berbetuk pilihan ganda dengan jumlah 50 butir soal. Tes tersebut berdasarkan standar kompotensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum SD semester Genap tahun pelajaran 2011/2012.2. Kisi-kisi Tes prestasi belajar PAIPenyusunan kisi-kisi tes prestasi belajar PAI siswa kelas V disusun mengambil standar dan kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum PAI SD sebagai berikut:

Tabel.3Kisi-kisi prestasi belajar PAI

Kelas V semester genap tahun pelajaran 2011/2012

Materi pokokStandar KompetensiKompetensi dasarNomor soalAspek yang diukurBentuk soal

Rasul-rasul Allah SWT7. Mengenal Rasul-rasul Allah7.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul Allah1,

13, K1

K 5

PilganPilgan

7.2 Menyebutkan nama-nama Rasul Allah4, 17, 18, 12, 45, 46, 47, 48, K 1K5Pilgan Pilgan Pilgan Pilgan Pilgan

7.3 Menyebutkan sifat-siafat Rasul Allah2, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 24, 25, 26, 27, K 1

K2PilganPilgan Pilgan PilganPilgan

Pilgan

7.4 Menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi3, 417, 28,

14, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 49, 50K 1

K2

K4

K5Pilgan Pilgan PilganPilgan Pilgan Pilgan Pilgan Pilgan Pilgan

7.5 Membedakan Nabi dan Rasul15, 16, 19, 20, 22, 23, 38, 4321K5K6Pilgan Pilgan Pilgan Pilgan Pilgan

7.6 Menjelaskan hikmah beriman kepada Rasul 39, 40, 42, 44K6Pilgan Pilgan

3. Bentuk Tes dan Penskoran

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pilihan ganda. Pilihan ganda yaitu tes yang terdiri dari suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap, selanjutnya pertanyaan atau pernyataan yang belum lengkap itu harus diisi dengan memilih salah satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Kemungkinan dari jawaban yang tela disediakan adalah merupakan jawaban yang benar, dan yang lain merupakan pengecoh. Tes yang digunakan dalam penelitian ini memberikan satu kunci jawaban untuk tiap butir soal dengan tiga buah pengecoh. Butir soal yang diberikan untuk mengetahu prestasi belajar PAI sebanyak 50 soal. Setiap pilihan jawaban yang betul akan mendapatkan skor 1 (satu), sedangkan pada pilihan jawaban yang salah akan memperoleh skor 0 (nol). Nilai maksimal yang didaptkan adalah 1 X 50 = 50.4. Uji coba tes (instrumen)Butir soal pilihan ganda sebagai uji intrumen prestasi belajar PAI untuk menguji prestasi belajar akan diujicobakan kepada siswa yang tidak termasuk kelas eksperimen. Dari hasil tes tersebut diuji validitas dan uji reabelitasnya yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa setelah dilakukan eksperimen. D. TEKNIK ANALISIS DATA1. Analisis IntrumenUntuk analisis instrumen didapatkan dari hasil soal pilihan ganda pada variable prestasi siswa yang berbentuk data kuantitatif dari angka-angka yang dikretireakan. Sebelum dianalisis lebih lanjut maka diuji analisis validitas dan reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner yaitu jika mampu menggungkapkan sesuatu yang akan diukur. Reabilitas adalah alat yang dijadikan alat ukur suatu kuesioner yang merupakon indikator dari variabel. Suatu quesioner dikatakan reabel jika jawaban nantinya stabil (Hartono, 2006: 41). Validitas diperoleh dari pengujian validitas kontruksi (Contruct Validity). Pengujian validitas kontruksi yaitu dari analisis faktor yang dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, kemudian mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Dari hasil korelasi tiap faktor diambil yang lebih besar dan berkorelasi positif dari angka yang besarnya di kehendaki. Selanjutnya instrumen-instrumen itu dikorekasikan dengan variabel Y. Pengujian validitas dilakukan dengan program SPSS (Statiscal Product and Service Solution)17.00. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesionaer bisa dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Pengukuran validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel, dengan hipotesa: Ha = skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk, Ho = skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor kontruk. Uji signifikasi dilakukan dengan point biserial dengan cara membandingkan nilai hitung korelasi dengan nilai hitung r pada tabel pada df = n-k dengan data pada kolom Corected Item-Total Correlation. Jika data pada kolom lebih besar dari tabel dan nilai r positif, maka pertanyaan tersebut dikatakan valid.Sedangkan uji reabilitas dilakukkan dengan pengujian internal consistensi yang dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan KR 20 dengan mengambil skor dikotomi (1 dan 0). Intrumen prestasi belajar reabilitasnya dihitung dengan rumus KR 20 setelah data didapatkan dari masing-masing item soal dari responden yang diuji coba. Sebelum harga-harga dimasukkan dalam rumus maka harus dihitung varians totalnya terlebih dulu. Selanjutnya harga yang didapatkan dimasukkan kedalam rumus KR 20.

2. Analisis Data

Teknik analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan Analisis varian ganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahu interaksi dua variabel bebas yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran dalam mempengaruhi variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa. Langkah awal akan dilakukan untuk memberikan diskripsi data hasil belajar yang diperoleh melalui tes. Data yang sudah dimasukkan akan dicari skor rata-rata (mean) dan standar deviasi (s). Penghitungan ini untuk mengetahui kecenderungan dan penyebaran skor masing-masing kelompok, yaitu kelompok siswa yang menggunakan metode Mind Mapping dan metode ceramah dan siswa yang menggunakan media Grafis (Bagan) dengan Multimedia (Power Point). Dengan menggunakan program SPSS (Statiscal Product and Service Solution)17.00.Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka dilakukan uji asumsi (uji prasyarat).a. Uji Asumsi

Dalam penelitian ini uji asumsi yang dilakukan oleh peneliti adalah homogenitas. Homogenitas merupakan syarat untuk penghitungan Anava yaitu data dalam kelompok-kelompok sampel harus dalam kondisi relatif sejenis atau menunjukkan homogen, yang akan digunakan untuk membandingkan secara adil. Uji homogenitas meliputi data dari hasil prestasi belajar PAI A1 A2 (hasil belajar yang menggunakan metode Mind Mapping dan hasil belajar yang menggunakan metode ceramah). Hasil prestasi belajar PAI B1 B2 (prestasi belajar yang menggunakan media Grafis (Bagan) dan prestasi belajar yang menggnakan multimedia (Power Point).Untuk mengetahui homogenitas varian dalam kelompok adalah dengan jalan menemukan harga Fmax. Pada uji homogenitas, harga F yang diharapkan adalah harga F yang tidak sekinifikan, yaitu harga F empirik lebih kecil daripada harga F teoritik yang terdapat pada tabel. Makna harga F yang tidak seknifikan akan menunjukkan tidak adanya perbedaan, yang juga bisa diartikan sama, sejenis atau tidak heterogen. Uji asumsi homogenitas dilakukan sebelum dilaksanakan analisis varian. Hal ini karena hakekatnya anava digunakan untuk membandingkan varian dalam kelompok, dan katagori-katagori tersebut baru dapat dibandingkan secara adil apabila harga varian pada masing-masing katagori bersifat homogen (Winarsunu, 2002:105).Menghitung homoginitas dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statiscal Product and Service Solution)17.00. guna mengetahui apakah asumsi data antar kelompok itu mempunyai varian yang sama (homogen) atau tidak. Penghitungan homogenitas ini dilakukan dengan menggunakan Uji Levens. Uji ini berguna untuk menguji hipotesis nihil yang menyatakan bahwa masing-masing varian dari varian terikat (dependen) tidak terdapat perbedaan. Untuk keperluan tersebut dapat disiapkan hipotesis pada varian yang akan diuji. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:H O = Varian variabel terikat adalah sama (homogen).

H a = Varian variabel terikat adalah tidak sama (hetrogen)Pengambilan keputusan diambil didasarkan pada hasil probabilitas yang diperoleh dengan ketentuan:

a. Jika nilai probalitas lebih besar dari 0,05 maka HO diterima

b. Jika nilai probalitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha ditolak.

Untuk mendapatkan hasil homogenitas didapatkan dari pengolahan data yang di analisis menggunakan setting dari input data. Dari tabel akan diperoleh test hitung sebesar n dengan nilai probabilitas sebesar n. Apabila angka probabilitas lebih besar dari pada nilai tes hitung, maka hipotesis nihil dapat diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Yang berarti bahwa varian variabel terikat adalah sama (homogen). Sehingga memenuhi persyaratan analisis varian. Dengan demikian proses analisis varian dapat dilaksanakan.b. Analisis varian ganda (Uji Hipotesis)Pada analisis ini digunakan analisis varian yang merupakan analisis statistik parametik guna menguji perbedaan antara kelompok-kelompok data yang berasal dari dua kelompok yang berasal dari dua variabel. Kelompok data (pengamatan) dua variabel bebas yaitu metode dengan menggunakan Mind Mapping dengan metode ceramah dan media Grafis (Bagan) dengan Multimedia (Power Point) dengan satu variabel terikat yaitu prestasi belajar. Kedudukan anava ini berfungsi untuk uji beda dari variabel-variabel metode pembelajaran yaitu prestasi yang menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dan prestasi yang menggunakan metode ceramah dengan prestasi yang menggunakan media Grafis (Bagan) dan prestasi yang menggunakan multimedia (Power Point). Anava faktorial yang dilakukan pada dua variabel bebas akan memiliki empat varian antar kelompok dan varian interaksi.Analisis yang dilaksanakan adalah hasil dari output SPSS 17.00 untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan prestasi dari dua variabel bebas yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran. Analisis ini untuk menguji hipotesis:a. Variabel X1

1. Ho = Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara menggunakan metode pembelajaran dengan Mind Mapping dengan metode pembelajaran ceramah.2. Ha = Ada perbedaan prestasi belajar antara menggunakan metode pembelajaran dengan metode pembelajaran ceramah.

b. Variabel X2

1. Ho = Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara menggunakan media Grafis (Bagan) dengan menggunakan Multi media (Power Point).

2. Ha = Ada perbedaan prestasi belajar antara menggunakan media Grafis (bagan) dengan menggunakan Multimedia (Power Point). c. Interaksi menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dengan Keaktifan siswa terhadap prestasi belajar siswa.

1. Ho = Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran Mind Mapping dan media pembelajaran terhadap prestasi belajar.

2. Ha = Ada interaksi antara metode pembelajaran Mind Mapping dan media pembelajaran terhadap prestasi belajar.

Dengan menggunakan analisis SPSS 17.00 untuk anava dua arah analisis akan didapatkan hasil dari subjek-subjek yang diteliti dalam analisis data sesuai dengan faktor yang berada antar masing-masing subjek. Ringkasan statistik deskriptif dari data yang dianalisis, berupa mean dan standar deviasi. Pengaruh (efek) masing-masing subjek, faktor yang akan diuji, jumlah kuadrat (JK) dari faktor yang dianalisis, derajat kebebasan (dk), rata-rata kuadrat (RK) faktor yang dianalisis, F rasio, dan signifikasi. Nilai mean (rata-rata) yang diperoleh dari masing-masing kelompok yang dapat dipergunakan untuk membandingkan antar varian.Untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda dan mana yang tidak berbeda. dapat dilakukan dengan membandingkan bila F hitungnya menunjukkan ada perbedaan. kalau F hitung menunjukkan tidak ada perbedaan tentu analisis sesudah anava tidak perlu dilakukan.E. SISTEMATIKA PENELITIAN

Sistematika penelitian ini terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu : bagian awal,bagian inti dan bagian akhir. Bagian awal merupakan pertanggung jawaban peneliti secara akademis yang berisi: halaman judul, abstrak peneiitian, persetujuan pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.

Bagian inti, berisi lima bab untuk memberikan gambaran penelitian. Terdiri dari pendahuluan, kajian teori, metodologi penelitian, analisis dan kesimpulan,dengan perincian:

Bab I menentukan pondasi dasar sebagai landasandalam proses penelitian, sehingga penelitian ini menjadi lebih terarah. Pada bab ini peneliti mengemukakan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,tujuan penelitian, signifikansi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penelitian.

Bab II peneliti mengkaji landasan teori dan hipotesis yang akan dijadikan pijakan dalam membangun konsep tentang metode Mind Mapping dan media pembelajaran terhadap Prestasi belajar PAI . Bab kedua ini akan mengkaji tentang konsep metode Mind Mapping yang meliputi pengertian Mind Mapping, prosedur Mind Mapping, kelebihan-kelebihan Mind Mapping; media pembelajaran yang meliputi pengertian media pembelajaran, macam-macam media pembelajaran, kelebihan dan kekurangan media pembelajaran,; Prestasi belajar yang meliputi Pengertian belajar dan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, bentuk-bentuk prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, tujuan dan fungsi hasil belajar, pengukuran prestasi belajar PAI; dan Pendidikan Agama Islam yang meriputi: pengertian Pendidikan Agama Islam, Ruang lingkup Pendidikan AgamaIslam, Tujuan Pendidikan Agama Islam.

Bab III peneiiti memaparkan mengenai metodologi penelitian. Bab ini mendeskripsikan tentang metode penelitian yang digunakan, variabel dan definisi operasional, waktu dan lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan untuk mencari pengaruh antar variabel, dan pengujian hipotesis.

Bab IV peneiliti akan memaparkan mengenai hasil penelitian. Bab ini mendeskripsikan tentang deskripsi data, uji persyaratan, uji hipotesis, dan uraian hasil penelitian.

Bab V ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh peneliti setelah melakukan analisis terhadap pengaruh metode Mind Mapping dan keaktifan siswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.

Bagian akhir berisi daftar pustaka, lampiran, dan Biodata peneliti. Daftar Pustaka merupakan rujukan ilmiah dan menjadi sumber bahan penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan secara akademis, sedangkan lampiran merupakan unsur pendukung yang terkait dengan penelitian tesis. Lampiran ini memuat informasi dan bukti otentik yang peneliti dapatkan di lapangan. Adapun daftar riwayat hidup merupakan informasi dari biodata peneliti yang dimiliki selama ini.Kisi-kisi prestasi belajar ranah kognitif

Kelas V semester Genap tahun pelajaran 2011/2012

1. Iman kepada Rasul merupakan iman yang ke....(K1)

a. Satu

b. Dua

c.tiga

d.empat

2. Sifat wajib rasul ada.....(K1)

a. Satu

b. Dua

c.tiga

d.empat3. Rasul ulul Azmi berjumlah.....(K1)

a. Satu

b. Dua

c.tiga

d.empat4. Jumlah Rasul yang wajib kita imani berjumlah....(K1)

a. duapuluhb. Duapuluh limac.tigapuluhd.tiga puluh lima5. Sifat Muhal rosul berjumlah....(K1)

a. Satu b.dua c. Tigad. empat6. Jumlah Sifat Jaiz rasul ada....(K1)

a.Satu b.dua c. Tiga

d. empat7. Rasul yang mempunyai ketabahan dan kesabaran yang sangat luar biasa disebut rasul....(K2)

a. Ulil albab b. Ulul azmi c. Ulil Absord. Ulin Nihayah8. Sidiq adalah sifat wajib rasul yang artinya....(K2)

a. Cerdas b. Dapat dipercayac. Menyampaikand. Benar9. Amanah adalah sifat wajib rasul yang artinya....(K2)

a. Benar b. Dapat dipercayac. Menyampaikand. cerdas

10. Tabligh adalah sifat wajib rasul yang artinya...(K2)

a. Benar b. Cerdasc. Menyampaikand. Dapat dipercaya11. Fathonah adalah sifat wajib rasul yang artinya.....(K2)

a. Menyampaikan b. Dapat dipercayac. Benard. cerdas

12. Nabi yang sekaligus sebagai rasul yang pertama adalah......(K5)

a. Adam AS b. Idris ASc. Musa ASd. Nuh AS

13. Mempercayai bahwa Allah mempunyai Rasul yang diutus untuk memberi membimbing umat manusia merupakan ....(K5)

a. Iman kepada Allah b. Iman Kepada Rasul

c. Iman kepada Kitab

14. Salah satu nama Rasul Ulul Azmi dibawah adalah....(K5)

a. Nabi Salehb. Nabi Harun

c. Nabi Yusuf

d. Nabi Isa

15. Seorang laki-laki yang mendapatkan wahyu untuk dirinya sendiri juga umatnya disebut...(K5)

a. Nabi b. Ulamac. Rasuld. Wali

16. Seorang laki-laki yang mendapatkan wahyu tetapi hanya untuk dirinya sendiri tetapi tidak wajib menyampaikan kepada umatnya disebut....(K5)

a. Rasul

b. Ulamac. Nabi

d. Wali

17. Jumlah Nabi yang diutus oleh Allah berjumlah...(K1)

a. 25

b. 5

c. 24.000d. 313

18. Jumlah rasul-rasul Allah adalah...(K1)

a. 25

b. 5

c. 24.000d. 313

19. Kejadian yang luar biasa yang dimiliki oleh para rasul untuk mengalahkan musuh-musuhnya disebut....(K5)

a. Karomahb. Wahyuc. Mujizatd. Irhas

20. Tujuan utama diutusnya Nabi Muhammad saw adalah untuk menyempurnakan ....(K5)

a. Negara

b. Pergaulan c. Masyarakat

d. Ahlaq

21. Nabi Muhammad saw adalah nabi terakhir tetapi kedudukannya sebagai pemimpinnya para nabi maka nabi Muhammad disebut...(K6)

a. Khatimatul ambiyab. Rasulc. Sayidul mursalind. Al-amin

22. Rasul selalu dijaga dari kesalahan oleh Allah SWT, karena para rasul di.... oleh Allah SWT (K5)

a. Masumb. Mafuc. Bimbing

d. Jaga

23. Nabi Muhammad selalu dipercaya dan tidak pernah berkata dusta, maka Nabi Muhammad saw terkenal dengan julukan...(K5)

a. Al-Karimb. Al-khoirc. As-Shobur

d. Al-Amin

24. Rasul mustahil bersifat Khidib, karena rasul tidak mungkin bersifat....(K2)

a. Bohongb. Dustac. Menyembunyikan

d. Bodoh

25. Rasul mustahil bersifat Khianat, karena rasul tidak mungkin bersifat....(K2)

a. Menyembunyikanb. Dustac. Bohong

d. Bodoh

26. Rasul mustahil bersifat Kitman, karena rasul tidak mungkin bersifat....(K2)

a. Dusta

b. Bohongc. Menyembunyikan

d. Bodoh

27. Rasul mustahil bersifat Baladah, karena rasul tidak mungkin bersifat....(K2)

a. Bohongb. Dustac. Menyembunyikan

d. Bodoh

28. Diantara rasul ulul azmi kecuali...(K4)

a. Musa ASb. Isa ASc. Nuh ASd. Ismail AS

29. Mujizat nabi Nuh As adalah....(K5)

a. Tidak mempan dibakarb. Membuat Kapalc.Tongkatnya berubah jadi ulard.bisa bicara diwaktu bayi

30. Mujizat nabi Ibrahim As adalah.........(K5)

a. Tongkatnya berubahb. Membuat Kapalc. Tidak mempan dibakard. bisa bicara diwaktu bayi

31. Mujizat nabi Musa As adalah .....(K5)

a. Membuat Kapalb. Tidak mempan dibakarc.Tongkatnya berubah menjadi ular

d. bisa bicara diwaktu bayi

32. Mukjizat nabi Isa AS adalah.....(K5)

a. bisa bicara diwaktu bayib. Membuat Kapalc.Tongkatnya berubah menjadi ulard. Tidak mempan dibakar33. Mujizat Nabi Muhammad saw adalah....(K5)

a. Tidak mempan dibakarb. Alquranc.Tongkatnya berubah menjadi ulard. menghidupkan orang yang sudah mati

34. Mujizat yang mampu menghidupkan burung yang terbuat dari tanah liat adalah nabi...(K5)

a. Nabi Muhammad b. Nabi Ibrahimc. Nabi Isad. Nabi Ismail

35. Raja yang kafir dan dzhalim yang dapat dikalahkan oleh nabi Musa adalah...(K5)

a. Firaun

b. Namrudc. Jaludd. Abrahah

36. Musuh nabi musa tenggelam di....(K5)

a. Samudra atlantik b. Laut merahc. Sungai Nill d.Sungai merah

37. Putra nabi Nuh yang tidak mau beriman dan tetap kafir yang akhirnya tengelam bernama...(K5)

a. Ismail

b. Yusufc. Kanand. Isha

38. Kejadian yang luar bisa yang dimiliki calon nabi atau sebelum menjadi nabi dinamakan....(K5)

a. Wahyu b. Mujizatc. Irhas

d. Ilham

39. Dibawah ini adalah keteladanan dari Nabi muhammad disaat kecil keculi...(K6)

a. Giat membantu keluargab. Rajin belajarc. Sabard. Rajin bekerja

40. Diantara keteladan yang bisa dicontoh dari Nabi Ibrahim saat menghadapi musuh yang kafir adalah...(K6)

a. Berani

b. Takutc. Biasa sajad. Melarikan diri

41. Umat nabi Nuh yang selamat dari banjir berjumlah.... orang (K1)

a. 30 b. 40

c. 50

d.60

42. Supaya mendapatkan tempat disurga, maka ketika kita mendapat musibah harus........ (K6)

a. Meratapb. Menggerutu

c. Sabard. Marah-marah

43. Diatara ibadah yang diterima Nabi Muhammad saat isra miraj adalah ibadah....(K5)

a. Khitan

b. Haji

c. Shalatd. Haji

44. Orang yang meninggalkan solat berarti meruntuhkan ......(K6)

a. Agama b. Islamc. Masjidd. Ajaran

45. Ibu angkat nabi musa bernama...(K5)

a. Fatimah b. Khatijahc. Aisyahd. Asiyah46. Agama yang dibawa Nabi Isa adalah agama.....(K5)

a. Majusi b. Nasranic. Yahudid. Islam

47. Ibu nabi Isa AS bernama...(K5)

a. Aminahb. Khatijahc. Asiyahd. Maryam

48. Kota tempat lahirnya nabi muhammad saw adalah...(K5)

a. Madinahb. Makahc. Yamand. Palestina

49. Mampu berbicara diwaktu bayi adalah mujizat nabi....(K5)

a. Nabi Isa AS b. Nabi Muhammad sawc. Nabi Musa ASd. Nabi Nuh AS

50. Nabi Muhammad diberi wahyu Allah melalui malaikat....(K5)

a. Mikail b.Israfilc. Jibril

d. Izroil

DAFTAR PUSTAKA

Arief Armai, 2004, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers.

Arsyad Azhar, 2005, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grasindo Persada.Busan Tony, The Ultimate Book of Mind Mapping, Purwoko Susi, Buku Pintar Mind Mapping,2005 Jakarta: Gramedia.

Dimyati, Mardjiono, 2009, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah Bahri Syaiful, 2000, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Idukatif, Jakarta: Rineka Cipta.

Gulo W, 2007, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Jakarta: Imtima Hakim Thursan, tth, Belajar Secara Efektif, Jakarta: Niaga Swadaya.

Hamruni, 2009, Stategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, Yogyakarta: FT UIN Sunan Kalijaga.Masrukhin, Statistik Inferensial Aplikasi Program SPSS, Kudus: Media Ilmu Press.Mayer E. Richard, 2009, Multi Media Learning Prinsip-prnsip dan Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Mulyasa E., 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Olivia Femi, 2008, Gembira Belajar dengan Mind Mapping Bantu Anak Menguasai Senjata Rahasia para Jenius untuk Melejtkan Prestasi di sekolah, Jakarta: Elex Media Komputindo.

Olivia Femi, 2010, Tools For Study Skill Teknik Ujian Efektif, Jakarta: Gramedia.Prabawati Ari, 2009, Microsoft Power Point 2007, Semarang: Wahana Computer.

Sabri Ahmad, 2005, Stategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta: Quantum Teaching.Sambas Ali, Maman Abdurrahman, 2009, Analisis Korelasi, Regresi, Dan jalur Dalam Penelitian, Bandung: Pustaka Setia