proposal ulfa revisi

24
1 JUDUL: PERBEDAAN HASIL BELAJAR YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES DAN PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP CAHAYA SISWA KELAS VIII SMP 4 BANDA ACEH 1.1 Latar Belakang Masalah Fisika mempelajari segala gelaja alam serta materi dalam lingkup ruang dan waktu. Belajar Fisika akan lebih menarik apabila digabung dengan kegiatan nyata. Belajar dengan banyak melakukan praktikum, pengamatan, dan menggunakan berbagai media pembelajaran lebih menyenangkan dan melatih siswa mengembangkan aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Pemanfaatan media pembelajaran yang baik dapat membuat belajar Fisika menjadi lebih menarik. Media pembelajaran merupakan alat atau sarana yang dapat menyalurkan pesan dan merangsang pikiran siswa serta mendorong terjadinya proses belajar. Seperti yang diungkapkan Arsyad (2010:81), “Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa

Upload: suly-kinta-pratama

Post on 10-Apr-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Ulfa Revisi

1

JUDUL: PERBEDAAN HASIL BELAJAR YANG DIAJAR DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

DAN PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP CAHAYA

SISWA KELAS VIII SMP 4 BANDA ACEH

1.1 Latar Belakang Masalah

Fisika mempelajari segala gelaja alam serta materi dalam lingkup ruang dan

waktu. Belajar Fisika akan lebih menarik apabila digabung dengan kegiatan nyata.

Belajar dengan banyak melakukan praktikum, pengamatan, dan menggunakan

berbagai media pembelajaran lebih menyenangkan dan melatih siswa

mengembangkan aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.

Pemanfaatan media pembelajaran yang baik dapat membuat belajar Fisika

menjadi lebih menarik. Media pembelajaran merupakan alat atau sarana yang dapat

menyalurkan pesan dan merangsang pikiran siswa serta mendorong terjadinya proses

belajar. Seperti yang diungkapkan Arsyad (2010:81), “Salah satu ciri media

pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi

kepada penerima yaitu siswa. Sebagian media dapat mengolah pesan dan respons

siswa sehingga media itu sering disebut media interaktif”. Media pembelajaran yang

dapat digunakan untuk membuat siswa aktif adalah bisa berupa media visual, audio,

dan komputer. Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar

perlu direncanakan dan dirancang secara sistematik agar media pembelajaran itu

efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran yang

digunakan harus disesuaikan dengan materi yang ingin diajarkan kepada siswa.

Page 2: Proposal Ulfa Revisi

2

Selain merencanakan media yang tepat, guru juga harus bisa memilih model

pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses belajar mengajar. Menurut istarani

(2011:1), “Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang

meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan

guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak

langsung dalam proses belajar mengajar”. Guru harus bisa memilih model

pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi dan dapat membuat siswa aktif, kreatif

dan inovatif.

Ada beberapa model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif. Dalam

hal ini saya akan mengambil dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran

Examples non Examples dan model pembelajaran Picture and Picture . Kedua model

pembelajaran tersebut sama-sama menggunakan media gambar sebagai media

pembelajaran. Dengan penggunaan media pembelajaran berupa gambar tersebut,

guru bisa mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Walaupun kedua

model pembelajaran tersebut menggunakan media pembelajaran yang sama, tetapi

memiliki proses atau prosedur yang berbeda.

Model Pembelajaran Examples non Examples adalah suatu rangkaian

penyampaian materi dengan menggunakan media gambar. Menurut Bruce dalam

Putra (2012:18), “Model Pembelajaran Examples non Examples merupakan model

pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan

media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar

tersebut”.

Page 3: Proposal Ulfa Revisi

3

Berdasarkan hasil penelitian Wijaya (2013) tentang pengaruh model Example

non Example terhadap hasil belajar IPS kelas V sekolah dasar. Dari hasil pengamatan

dalam penelitian tersebut guru masih menggunakan metode konvesional, yaitu hanya

ceramah dan tanpa menggunakan media. Peneliti meilihatsiswa memang tidak ribut

dan terkesan memperhatikan guru, namun pada saat guru bertanya hanya ada tiga

anak yang mengacungkan tangan. Setelah dilakukan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Examples non Examples ternyata terdapat

pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pada data hasil pre-test yang telah dilakukan,

didapat data rata-rata skor pre-test sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan

model Examples non Examples sebesar 60,27 dan rata-rata hasil post-test setelah

diberi perlakuan dengan menggunakan model Examples non Examples sebesar 80,22.

Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa hasil post-test siswa lebih besar

dibandingkan hasil pre-test, ini berartiterjadi perubahan hasil belajar sebesar 19,95.

Model Pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran

yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan yang logis.

Model pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.

Berdasarkan hasil penelitian Saleh (2012) tentang penerapan pembelajaran

Picture and Picture untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN 27. Dari

hasil pengamatan awal didapat kesimpulan bahwa rendahnya hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam di kelas IV SDN 27 yaitu ketika guru menjelaskan, ternyata

sebagian besar siswa kurang memperhatikan, hal ini disebabkan karena guru masih

menggunakan cara-cara lama dalam mengajar dan paling sering menggunakn metode

ceramah, sehingga siswa menjadi pasif. Setelah dilakukan pembelajaran dengan

Page 4: Proposal Ulfa Revisi

4

menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif type Picture and Picture dapat

meningkatkan hasil pembelajaran IPA di kelas IV SDN Pontianak Tenggara. Hal ini

dapat dilihat adanya peningkatan yaitu dari skor yang diperoleh pada tiap-tiap

komponen mengalami peningkatan dan Siklus I dengan skor rata-rata sebesar 2,56

dan meningkat pada Siklus II menjadi 3,54 dengan selisih kenaikan sebesar 0,98.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut yang menjadi pertanyaan bagi penulis

adalah bagaimana hasil belajar siswa jika kedua model pembelajaran tersebut

diterapkan di SMP 4 Banda Aceh pada materi yang sama. Sehingga perlu melakukan

penelitian dengan judul Perbedaan Hasil Belajar yang Diajar dengan Model

Pembelajaran Examples Non Examples dan Picture And Picture pada Konsep

Cahaya Siswa Kelas VIII SMP 4 Banda Aceh.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah: adakah perbedaan hasil belajar yang diajar dengan model pembelajaran

Examples non Examples dan Picture and Picture pada konsep cahaya siswa kelas

VIII SMP 4 Banda Aceh?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar yang diajar dengan model pembelajaran Examples non Examples dan Picture

and Picture pada konsep cahaya siswa kelas VIII SMP 4 Banda Aceh.

Page 5: Proposal Ulfa Revisi

5

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan

guru.

1. Penulis, dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

2. Bagi guru Fisika khususnya, sebagai bahan informasi yang berguna dan

meningkatkan wawasan guru tentang pentingnya penggunaan model

pembelajaran dalam proses belajar mengajar Fisika pada siswa SMP.

1.5 Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar

yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Examples non Examples dan

Picture and Picture pada konsep cahaya siswa kelas VIII SMP 4 Banda Aceh.

1.6 Definisi Istilah

1. Perbedaan adalah suatu hal yang tidak sama antara satu hal dengan yang lain.

2. Hasil belajar adalah perubahan prilaku secara keseluruhan baik dalam

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

3. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal

sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.

4. Model pembelajaran Examples non Examples merupakan suatu rangkaian

penyampaian materi ajar kepada siswa dengan menunjukkan gambar-gambar

Page 6: Proposal Ulfa Revisi

6

yang relevan yang telah dipersiapkan dan diberikan kepada siswa untuk

menganalisisnya secara bersama dalam kelompok.

5. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan suatu rangkaian

penyampaian materi ajar dengan menunjukkan gambar-gambar konkrit

kepada siswa sehingga siswa dapat memahami secara jelas tentang materi

ajar yang disampainkan kepada siswa.

1.7 Landasan Teori

1. Belajar

Belajar merupakan usaha untuk terjadinya perubahan tingkah laku atau

perubahan sikap individu menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Arsyad (2010:1)

menyebutkan bahwa: “Belajar adalah salah satu proses yang kompleks yang terjadi

pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya

interaksi antara seseorang dengan lingkungannya”.

Menurut Sadiman, dkk (2008:2), “Belajar adalah suatu proses yang kompleks

yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi

hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah

adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku menyangkut

baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor)

maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif)”.

Jadi belajar adalah suatu proses yang dialami oleh setiap manusia sepanjang

hidupnya, untuk memperoleh pengetahuan, perubahan tingkah laku, dan

keterampilan.

Page 7: Proposal Ulfa Revisi

7

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan terjadinya perubahan tingkah laku pada seseorang

yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Menurut Bloom dalam Thobroni dan Arif (2013:23), “Hasil belajar mencakup

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

Menurut Suprijono dalam Thobroni dan Arif (2013:22), “Hasil belajar adalah

pola-pola perbuatan nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan

keterampilan”. Kemudian Sanjaya (2008:13) menjelaskan bahwa hasil belajar

berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan

khusus yang direncanakan.

Jadi hasil belajar siswa dapat dilihat dari perubahan tingkah laku, sikap dan

keterampilannya.

3. Media Pembelajaran

Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan

instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut

media pembelajaran. Arsyad (2010:6) menjelaskan bahwa: “Media pendidikan

memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat

keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan

pancaindera. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisi yang dikenal sebagai

software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat

keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa”. Senada dengan

yang diungkapkan oleh Sadiman, dkk (2008:7), “Media adalah bentuk-bentuk

Page 8: Proposal Ulfa Revisi

8

komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya

dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca”.

Menurut Arsyad (2010:105), “Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan

dalam pemilihan dan kemudahan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan

memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum tersedia maka guru berupaya

untuk mengembangkannya sendiri”. Media tersebut meliputi:

1. Media berbasis visual (yang meliputi gambar, chart, grafik, transparasi,

dan slide).

2. Media berbasis audio-visual (video dan audio-tape).

3. Media berbasis komputer (komputer dan video interaktif).

4. Model Pembelajaran

Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi,

metoda atau prosedur. Model pembelajaran merupakan suatu rancangan atau pola

yang digunakan guru dalam proses mengajar di kelas. Menurut Arends dalam Trianto

(2007:5), “Model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu

termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya”.

Adapun Joyce dalam Trianto (2007:5) mengemukakan maksud dari model

pembelajaran adalah: “Suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam

tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di

dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain”.

Page 9: Proposal Ulfa Revisi

9

Jadi model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan oleh guru

sebagai pedoman dalam proses mengajar. Guru harus dapat memilih model

pembelajaran yang sesuai materi yang ingin diajarkan.

5. Model Pembelajaran Examples Non Examples

Model pembelajaran Examples non Examples merupakan model

pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan

media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar

tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi tingkat mengenai apa yang ada di dalam

gambar. Penggunaan Model pembelajaran Examples non Examples ini lebih

menekankan pada konteks analisis siswa.

Menurut Istarani (2011:9), “ Model pembelajaran Examples non Examples

yaitu suatu rangkaian penyampaian materi ajar kepada siswa dengan menunjukkan

gambar-gambar yang relevan yang telah dipersiapkan dan diberikan kesempatan

kepada siswa untuk menganalisisnya bersama teman dalam kelompok yang kemudia

dimintai hasil diskusi yang dilakukannya”.

Model pembelajaran Examples non Examples menggunakan gambar dapat

melalui OHP, proyektor, atau media yang paling sederhana yaitu poster. Dengan

demikian yang memandu guru dalam penyampaian materi ajar kepada siswa adalah

gambar-gambar. Segala jenis dan bentuk uraian yang dilakukan guru berangkat dari

gambar yang ada. Dari gambar guru menjelaskan seluas-luas, sedalam-dalam dan

sepanjang-panjangnya materi ajar kepada siswa.

Page 10: Proposal Ulfa Revisi

10

Langkah-langkah model pembelajaran Examples non Examples menurut

Istarani (2011:9) adalah sebagai berikut:

1) Guru dapat menyiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2) Guru menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan melalui OHP.3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik

untuk memperhatikan/menganalisis gambar.4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi analisis

gambar tersebut dicatat pada kertas.5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.6) Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan

materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.7) Kesimpulan.

6. Model Pembelajaran Picture and Picture

Model pembelajaran Picture and Picture merupakan pembelajaran kooperatif

yang menggunakan media gambar. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam

proses pembelajaran. Istarani (2011:7) menjelaskan bahwa: “Picture and Picture

merupakan suatu rangkaian penyampaian materi ajar dengan menunjukkan gambar-

gambar konkrit kepada siswa sehingga siswa dapat memahami secara jelas tentang

makna hakiki dari materi ajar yang yang disampaikan kepadanya”.

Jadi, bahan utama dari penggunaan model penggunaan model Picture and

Picture adalah gambar-gambar yang menyangkut materi pembelajaran. Adapun

langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture meurut Istarani (2011:7)

adalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.2) Menyajikan materi sebagai pengantar.3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan

dengan materi.4) Guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian untuk

memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

Page 11: Proposal Ulfa Revisi

11

6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

7) Kesimpulan.

1.8 METODE PENELITIAN

1. Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto (2010:173), “Populasi adalah keseluruhan objek

penelitian”. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas VIII SMP 4 Banda Aceh yang terdiri dari 4 kelas.

Untuk memudahkan penelitian, maka peneliti hanya mengambil 2 kelas

sebagai sampel. Dimana 2 kelas tersebut memiliki kemampuan siswa yang sama.

Pemilihan sampel dilakukan secara sampling purposive. Menurut Sugiyono

(2010:124), “Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu”.

2. Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan

menggunakan dua kelas tetapi perlakuan yang berbeda. Dua kelas tersebut yaitu

kelas dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Examples non

Examples dan kelas dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

Picture and Picture. Pemilihan ini adalah untuk mendapatkan pembanding sebagai

acuan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan hasil belajar siswa yang diajar

dengan menggunakan model pembelajaran Examples non Examples dan Picture and

Picture pada siswa kelas VIII SMP 4 Banda Aceh.

Page 12: Proposal Ulfa Revisi

12

3. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, digunakan instrumen penelitian.

Menurut Arikunto (2010:203), “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah

dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga

lebih mudah diolah”. Penulis menggunakan instrumen dalam bentuk tes tertulis

berupa pre-test dan post-test yang dapat digunakan untuk mengetahui perbandingan

penguasaan materi dengan menggunakan Model Pembelajaran Examples non

Examples dan Picture and Picture.

4. Teknik Pengolahan Data

1) Uji Normalitas

Langkah yang pertama dilakukan untuk menguji data pre-test adalah

mengetahui terlebih dahulu apakah data tersebut berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak. Teknik yang dapat digunakan untuk menguji

normalitas data adalah dengan menggunakan Chi Kuadrat.

X2=∑ ( f 0−f h )2

f h

..........(1) (Arikunto, 2006:290)

Keterangan:

X2 = nilai Chi Kuadrat

f 0 = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data

f h = frekuensi yang diharapkan

Page 13: Proposal Ulfa Revisi

13

2) Uji Homogenitas

Setelah mengetahui bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas. Rumus yang

digunakan adalah:

F=VariansterbesarVarians Terkecil ..........(2) (Sugiyono, 2010:275)

3) Uji t

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan rumus

statistik uji t dengan cara sebagai berikut:

1. Menyusun data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan

mentabulasikannya kedalam daftar distribusi frekuensi, sehingga akan

mempermudah pengolahan data.

2. Mencari rata-rata ( x ) dari tiap-tiap kelas dengan menggunakan rumus:

x=∑ f i x i

∑ f i

..........(3) (Sudjana, 2001:67)

3. Menghitung varians ( S2 ) dengan menggunakan rumus:

S2=n∑ f i x i

2−(∑ f i xi )2

n (n−1 )..........(4) (Sudjana, 2001:95)

Keterangan: x=¿ nilai rata-rata

S2=¿ varians

n=¿ banyaknya data

f i=¿ frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas

Page 14: Proposal Ulfa Revisi

14

x i=¿ tanda kelas interval

Untuk hipotesis sebagai berikut:

H0 : μ1=μ2 Tidak ada perbedaan hasil belajar yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran Examples non Examples dan

Picture and Picture pada konsep cahaya siswa kelas VIII SMP 4

Banda Aceh.

Ha : μ1≠ μ2 Terdapat perbedaan hasil belajar yang diajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran Examples non Examples dan Picture and Picture

pada konsep cahaya siswa kelas VIII SMP 4 Banda Aceh.

Dengan kriteria pengujian hipotesis adalah:

Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak dan H a diterima

Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan H a ditolak

Untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik uji t sebagai berikut:

S2=(n1−1 ) S1

2+( n2−1 ) S22

n+n2−2..........(5) (Sudjana, 2001:239)

t=X1− X2

S √ 1n1

+ 1n2

..........(6) (Sudjana, 2001:239)

Keterangan:

t ¿ harga t observasi atau t hitung

x1=¿ rata-rata nilai kelas pertama

Page 15: Proposal Ulfa Revisi

15

x2=¿ rata-rata nilai kelas kedua

S ¿ simpangan baku gabungan

n1=¿ banyaknya data pada kelas pertama

n2=¿ banyaknya data pada kelas kedua

S12=¿ varians siswa kelas pertama

S22=¿ varians siswa kelas kedua

Page 16: Proposal Ulfa Revisi

16

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi

Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: MEDIA PERSADA

Putra, Aan Surya. 2012. Skripsi: Penerapan Metode Pembelajaran Examples Non Example Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Mekanik Dasar Kelistrikan Kelas X Di Smk Negeri 2 Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta

Sadiman, Arief S, dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Saleh, Nuraini. 2012. Penerapan Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Kelas Iv Sdn 27. Universitas Tanjungpura

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: KENCANA

Sudjana. 2001. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA

Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wijaya, Hendra. 2013. Pengaruh Model Example Non Example Terhadap Hasil Belajar Ips Kelas V Sekolah Dasar. Universitas Tanjungpura

Page 17: Proposal Ulfa Revisi

17