proposal ulfa revisi
DESCRIPTION
pendidikanTRANSCRIPT
1
JUDUL: PERBEDAAN HASIL BELAJAR YANG DIAJAR DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES
DAN PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP CAHAYA
SISWA KELAS VIII SMP 4 BANDA ACEH
1.1 Latar Belakang Masalah
Fisika mempelajari segala gelaja alam serta materi dalam lingkup ruang dan
waktu. Belajar Fisika akan lebih menarik apabila digabung dengan kegiatan nyata.
Belajar dengan banyak melakukan praktikum, pengamatan, dan menggunakan
berbagai media pembelajaran lebih menyenangkan dan melatih siswa
mengembangkan aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.
Pemanfaatan media pembelajaran yang baik dapat membuat belajar Fisika
menjadi lebih menarik. Media pembelajaran merupakan alat atau sarana yang dapat
menyalurkan pesan dan merangsang pikiran siswa serta mendorong terjadinya proses
belajar. Seperti yang diungkapkan Arsyad (2010:81), “Salah satu ciri media
pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi
kepada penerima yaitu siswa. Sebagian media dapat mengolah pesan dan respons
siswa sehingga media itu sering disebut media interaktif”. Media pembelajaran yang
dapat digunakan untuk membuat siswa aktif adalah bisa berupa media visual, audio,
dan komputer. Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
perlu direncanakan dan dirancang secara sistematik agar media pembelajaran itu
efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran yang
digunakan harus disesuaikan dengan materi yang ingin diajarkan kepada siswa.
2
Selain merencanakan media yang tepat, guru juga harus bisa memilih model
pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses belajar mengajar. Menurut istarani
(2011:1), “Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang
meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan
guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak
langsung dalam proses belajar mengajar”. Guru harus bisa memilih model
pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi dan dapat membuat siswa aktif, kreatif
dan inovatif.
Ada beberapa model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif. Dalam
hal ini saya akan mengambil dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran
Examples non Examples dan model pembelajaran Picture and Picture . Kedua model
pembelajaran tersebut sama-sama menggunakan media gambar sebagai media
pembelajaran. Dengan penggunaan media pembelajaran berupa gambar tersebut,
guru bisa mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Walaupun kedua
model pembelajaran tersebut menggunakan media pembelajaran yang sama, tetapi
memiliki proses atau prosedur yang berbeda.
Model Pembelajaran Examples non Examples adalah suatu rangkaian
penyampaian materi dengan menggunakan media gambar. Menurut Bruce dalam
Putra (2012:18), “Model Pembelajaran Examples non Examples merupakan model
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan
media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar
tersebut”.
3
Berdasarkan hasil penelitian Wijaya (2013) tentang pengaruh model Example
non Example terhadap hasil belajar IPS kelas V sekolah dasar. Dari hasil pengamatan
dalam penelitian tersebut guru masih menggunakan metode konvesional, yaitu hanya
ceramah dan tanpa menggunakan media. Peneliti meilihatsiswa memang tidak ribut
dan terkesan memperhatikan guru, namun pada saat guru bertanya hanya ada tiga
anak yang mengacungkan tangan. Setelah dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Examples non Examples ternyata terdapat
pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pada data hasil pre-test yang telah dilakukan,
didapat data rata-rata skor pre-test sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan
model Examples non Examples sebesar 60,27 dan rata-rata hasil post-test setelah
diberi perlakuan dengan menggunakan model Examples non Examples sebesar 80,22.
Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa hasil post-test siswa lebih besar
dibandingkan hasil pre-test, ini berartiterjadi perubahan hasil belajar sebesar 19,95.
Model Pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran
yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan yang logis.
Model pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.
Berdasarkan hasil penelitian Saleh (2012) tentang penerapan pembelajaran
Picture and Picture untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN 27. Dari
hasil pengamatan awal didapat kesimpulan bahwa rendahnya hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam di kelas IV SDN 27 yaitu ketika guru menjelaskan, ternyata
sebagian besar siswa kurang memperhatikan, hal ini disebabkan karena guru masih
menggunakan cara-cara lama dalam mengajar dan paling sering menggunakn metode
ceramah, sehingga siswa menjadi pasif. Setelah dilakukan pembelajaran dengan
4
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif type Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil pembelajaran IPA di kelas IV SDN Pontianak Tenggara. Hal ini
dapat dilihat adanya peningkatan yaitu dari skor yang diperoleh pada tiap-tiap
komponen mengalami peningkatan dan Siklus I dengan skor rata-rata sebesar 2,56
dan meningkat pada Siklus II menjadi 3,54 dengan selisih kenaikan sebesar 0,98.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut yang menjadi pertanyaan bagi penulis
adalah bagaimana hasil belajar siswa jika kedua model pembelajaran tersebut
diterapkan di SMP 4 Banda Aceh pada materi yang sama. Sehingga perlu melakukan
penelitian dengan judul Perbedaan Hasil Belajar yang Diajar dengan Model
Pembelajaran Examples Non Examples dan Picture And Picture pada Konsep
Cahaya Siswa Kelas VIII SMP 4 Banda Aceh.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: adakah perbedaan hasil belajar yang diajar dengan model pembelajaran
Examples non Examples dan Picture and Picture pada konsep cahaya siswa kelas
VIII SMP 4 Banda Aceh?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar yang diajar dengan model pembelajaran Examples non Examples dan Picture
and Picture pada konsep cahaya siswa kelas VIII SMP 4 Banda Aceh.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
guru.
1. Penulis, dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
2. Bagi guru Fisika khususnya, sebagai bahan informasi yang berguna dan
meningkatkan wawasan guru tentang pentingnya penggunaan model
pembelajaran dalam proses belajar mengajar Fisika pada siswa SMP.
1.5 Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Examples non Examples dan
Picture and Picture pada konsep cahaya siswa kelas VIII SMP 4 Banda Aceh.
1.6 Definisi Istilah
1. Perbedaan adalah suatu hal yang tidak sama antara satu hal dengan yang lain.
2. Hasil belajar adalah perubahan prilaku secara keseluruhan baik dalam
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
3. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.
4. Model pembelajaran Examples non Examples merupakan suatu rangkaian
penyampaian materi ajar kepada siswa dengan menunjukkan gambar-gambar
6
yang relevan yang telah dipersiapkan dan diberikan kepada siswa untuk
menganalisisnya secara bersama dalam kelompok.
5. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan suatu rangkaian
penyampaian materi ajar dengan menunjukkan gambar-gambar konkrit
kepada siswa sehingga siswa dapat memahami secara jelas tentang materi
ajar yang disampainkan kepada siswa.
1.7 Landasan Teori
1. Belajar
Belajar merupakan usaha untuk terjadinya perubahan tingkah laku atau
perubahan sikap individu menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Arsyad (2010:1)
menyebutkan bahwa: “Belajar adalah salah satu proses yang kompleks yang terjadi
pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya”.
Menurut Sadiman, dkk (2008:2), “Belajar adalah suatu proses yang kompleks
yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi
hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku menyangkut
baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor)
maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif)”.
Jadi belajar adalah suatu proses yang dialami oleh setiap manusia sepanjang
hidupnya, untuk memperoleh pengetahuan, perubahan tingkah laku, dan
keterampilan.
7
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan terjadinya perubahan tingkah laku pada seseorang
yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Menurut Bloom dalam Thobroni dan Arif (2013:23), “Hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik”.
Menurut Suprijono dalam Thobroni dan Arif (2013:22), “Hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan”. Kemudian Sanjaya (2008:13) menjelaskan bahwa hasil belajar
berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan
khusus yang direncanakan.
Jadi hasil belajar siswa dapat dilihat dari perubahan tingkah laku, sikap dan
keterampilannya.
3. Media Pembelajaran
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut
media pembelajaran. Arsyad (2010:6) menjelaskan bahwa: “Media pendidikan
memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat
keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan
pancaindera. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisi yang dikenal sebagai
software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat
keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa”. Senada dengan
yang diungkapkan oleh Sadiman, dkk (2008:7), “Media adalah bentuk-bentuk
8
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya
dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca”.
Menurut Arsyad (2010:105), “Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan
dalam pemilihan dan kemudahan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan
memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum tersedia maka guru berupaya
untuk mengembangkannya sendiri”. Media tersebut meliputi:
1. Media berbasis visual (yang meliputi gambar, chart, grafik, transparasi,
dan slide).
2. Media berbasis audio-visual (video dan audio-tape).
3. Media berbasis komputer (komputer dan video interaktif).
4. Model Pembelajaran
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi,
metoda atau prosedur. Model pembelajaran merupakan suatu rancangan atau pola
yang digunakan guru dalam proses mengajar di kelas. Menurut Arends dalam Trianto
(2007:5), “Model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu
termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya”.
Adapun Joyce dalam Trianto (2007:5) mengemukakan maksud dari model
pembelajaran adalah: “Suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain”.
9
Jadi model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan oleh guru
sebagai pedoman dalam proses mengajar. Guru harus dapat memilih model
pembelajaran yang sesuai materi yang ingin diajarkan.
5. Model Pembelajaran Examples Non Examples
Model pembelajaran Examples non Examples merupakan model
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan
media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar
tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi tingkat mengenai apa yang ada di dalam
gambar. Penggunaan Model pembelajaran Examples non Examples ini lebih
menekankan pada konteks analisis siswa.
Menurut Istarani (2011:9), “ Model pembelajaran Examples non Examples
yaitu suatu rangkaian penyampaian materi ajar kepada siswa dengan menunjukkan
gambar-gambar yang relevan yang telah dipersiapkan dan diberikan kesempatan
kepada siswa untuk menganalisisnya bersama teman dalam kelompok yang kemudia
dimintai hasil diskusi yang dilakukannya”.
Model pembelajaran Examples non Examples menggunakan gambar dapat
melalui OHP, proyektor, atau media yang paling sederhana yaitu poster. Dengan
demikian yang memandu guru dalam penyampaian materi ajar kepada siswa adalah
gambar-gambar. Segala jenis dan bentuk uraian yang dilakukan guru berangkat dari
gambar yang ada. Dari gambar guru menjelaskan seluas-luas, sedalam-dalam dan
sepanjang-panjangnya materi ajar kepada siswa.
10
Langkah-langkah model pembelajaran Examples non Examples menurut
Istarani (2011:9) adalah sebagai berikut:
1) Guru dapat menyiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2) Guru menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan melalui OHP.3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik
untuk memperhatikan/menganalisis gambar.4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi analisis
gambar tersebut dicatat pada kertas.5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.6) Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.7) Kesimpulan.
6. Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran Picture and Picture merupakan pembelajaran kooperatif
yang menggunakan media gambar. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam
proses pembelajaran. Istarani (2011:7) menjelaskan bahwa: “Picture and Picture
merupakan suatu rangkaian penyampaian materi ajar dengan menunjukkan gambar-
gambar konkrit kepada siswa sehingga siswa dapat memahami secara jelas tentang
makna hakiki dari materi ajar yang yang disampaikan kepadanya”.
Jadi, bahan utama dari penggunaan model penggunaan model Picture and
Picture adalah gambar-gambar yang menyangkut materi pembelajaran. Adapun
langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture meurut Istarani (2011:7)
adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.2) Menyajikan materi sebagai pengantar.3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi.4) Guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian untuk
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
11
6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7) Kesimpulan.
1.8 METODE PENELITIAN
1. Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (2010:173), “Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian”. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VIII SMP 4 Banda Aceh yang terdiri dari 4 kelas.
Untuk memudahkan penelitian, maka peneliti hanya mengambil 2 kelas
sebagai sampel. Dimana 2 kelas tersebut memiliki kemampuan siswa yang sama.
Pemilihan sampel dilakukan secara sampling purposive. Menurut Sugiyono
(2010:124), “Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu”.
2. Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan
menggunakan dua kelas tetapi perlakuan yang berbeda. Dua kelas tersebut yaitu
kelas dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Examples non
Examples dan kelas dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
Picture and Picture. Pemilihan ini adalah untuk mendapatkan pembanding sebagai
acuan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan hasil belajar siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran Examples non Examples dan Picture and
Picture pada siswa kelas VIII SMP 4 Banda Aceh.
12
3. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, digunakan instrumen penelitian.
Menurut Arikunto (2010:203), “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah”. Penulis menggunakan instrumen dalam bentuk tes tertulis
berupa pre-test dan post-test yang dapat digunakan untuk mengetahui perbandingan
penguasaan materi dengan menggunakan Model Pembelajaran Examples non
Examples dan Picture and Picture.
4. Teknik Pengolahan Data
1) Uji Normalitas
Langkah yang pertama dilakukan untuk menguji data pre-test adalah
mengetahui terlebih dahulu apakah data tersebut berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak. Teknik yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas data adalah dengan menggunakan Chi Kuadrat.
X2=∑ ( f 0−f h )2
f h
..........(1) (Arikunto, 2006:290)
Keterangan:
X2 = nilai Chi Kuadrat
f 0 = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data
f h = frekuensi yang diharapkan
13
2) Uji Homogenitas
Setelah mengetahui bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas. Rumus yang
digunakan adalah:
F=VariansterbesarVarians Terkecil ..........(2) (Sugiyono, 2010:275)
3) Uji t
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan rumus
statistik uji t dengan cara sebagai berikut:
1. Menyusun data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan
mentabulasikannya kedalam daftar distribusi frekuensi, sehingga akan
mempermudah pengolahan data.
2. Mencari rata-rata ( x ) dari tiap-tiap kelas dengan menggunakan rumus:
x=∑ f i x i
∑ f i
..........(3) (Sudjana, 2001:67)
3. Menghitung varians ( S2 ) dengan menggunakan rumus:
S2=n∑ f i x i
2−(∑ f i xi )2
n (n−1 )..........(4) (Sudjana, 2001:95)
Keterangan: x=¿ nilai rata-rata
S2=¿ varians
n=¿ banyaknya data
f i=¿ frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas
14
x i=¿ tanda kelas interval
Untuk hipotesis sebagai berikut:
H0 : μ1=μ2 Tidak ada perbedaan hasil belajar yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Examples non Examples dan
Picture and Picture pada konsep cahaya siswa kelas VIII SMP 4
Banda Aceh.
Ha : μ1≠ μ2 Terdapat perbedaan hasil belajar yang diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran Examples non Examples dan Picture and Picture
pada konsep cahaya siswa kelas VIII SMP 4 Banda Aceh.
Dengan kriteria pengujian hipotesis adalah:
Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak dan H a diterima
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan H a ditolak
Untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik uji t sebagai berikut:
S2=(n1−1 ) S1
2+( n2−1 ) S22
n+n2−2..........(5) (Sudjana, 2001:239)
t=X1− X2
S √ 1n1
+ 1n2
..........(6) (Sudjana, 2001:239)
Keterangan:
t ¿ harga t observasi atau t hitung
x1=¿ rata-rata nilai kelas pertama
15
x2=¿ rata-rata nilai kelas kedua
S ¿ simpangan baku gabungan
n1=¿ banyaknya data pada kelas pertama
n2=¿ banyaknya data pada kelas kedua
S12=¿ varians siswa kelas pertama
S22=¿ varians siswa kelas kedua
16
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: MEDIA PERSADA
Putra, Aan Surya. 2012. Skripsi: Penerapan Metode Pembelajaran Examples Non Example Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Mekanik Dasar Kelistrikan Kelas X Di Smk Negeri 2 Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta
Sadiman, Arief S, dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Saleh, Nuraini. 2012. Penerapan Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Kelas Iv Sdn 27. Universitas Tanjungpura
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: KENCANA
Sudjana. 2001. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA
Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wijaya, Hendra. 2013. Pengaruh Model Example Non Example Terhadap Hasil Belajar Ips Kelas V Sekolah Dasar. Universitas Tanjungpura
17