revisi peraturan tentang fasilitasi udararakorfal.com/rakor08/08 revisi pm 61 tahun 2015 tentang...

DISAMPAIKAN PADA RAKOR FAL

BALI, 28 AGUSTUS 2017

REVISI PERATURAN

TENTANG FASILITASI

UDARA

HARMONISASI DAN SINKRONISASI PERATURAN NASIONAL TENTANG FASILITASI UDARA DENGAN ICAO ANNEX 9 ON FACILITATION

KESESUAIAN ANNEX 9 AMANDEMEN 25 DENGAN PERATURAN NASIONAL MENJADI KEY PERFORMANCE INDICATOR AUDIT OLEH ICAO

TUJUAN

MERUPAKAN SUMBER PEDOMAN UTAMA

FASILITASI UDARA

TEXT DALAM ANNEX 9 DIFORMULASIKAN

SEDEMIKIAN RUPA UNTUK DAPAT

DENGAN MUDAH DIADOPSI KE DALAM

PERATURAN NASIONAL

ICAO ANNEX 9 ON FACILITATION

PRINSIP-PRINSIP UTAMA (GENERAL PRINCIPLES) ANNEX 9:

1. BERLAKU UNTUK SEMUA OPERASI PENERBANGAN SIPIL

INTERNASIONAL

2. MEMAKSIMALKAN EFEKTIVITAS WAKTU PEMROSESAN

PENUMPANG DAN BARANG

3. TETAP MENGUTAMAKAN KEAMANAN (OPTIMAL LEVEL OF

SECURITY) DAN KEPATUHAN ATAS PERATURAN YANG

BERLAKU (COMPLIANCE WITH THE LAW)

4. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROSEDUR

PENGAWASAN PERBATASAN (RISK MANAGEMENT ON

BORDER CONTROL AND RELEASE OF GOODS)

5. PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI


TOTAL TERDIRI DARI 452 KETENTUAN:

71 KETENTUAN BERUPA DEFINISI ISTILAH-ISTILAH

234 KETENTUAN BERUPA STANDARD (KETENTUAN YG BERSIFAT NECESSARY DAN NON-COMPLIANCE WAJIB DILAPORKAN KEPADA ICAO)

147 KETENTUAN BERUPA RECOMMENDED PRACTICE (KETENTUAN YANG SECARA UMUM DAPAT DIPRAKTEKKAN DAN NEGARA-NEGARA ANGGOTA ICAO DIMINTA UNTUK MENERAPKANNYA


PERATURAN MENGENAI FAL PADA DIREKTORAT

JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KEMENTERIAN

PERHUBUNGAN:

PERATURAN MENTERI NO 61 TAHUN 2015 TENTANG

FASILITASI UDARA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN

UDARA NOMOR KP 541 TAHUN 2014 TENTANG

FASILITAS KEGIATAN FACILITATION (FAL) DI BANDAR

UDARA INTERNASIONAL

PERATURAN TERKAIT FAL

PM 61 TAHUN 2015 DISUSUN BERPEDOMAN KEPADA ANNEX 9 AMANDEMEN KE-24 SEDANGKAN YANG SAAT INI BERLAKU ADALAH ANNEX 9 AMANDEMEN KE-25

DARI 452 KETENTUAN ANNEX 9 YG BERLAKU SAAT INI, SUDAH 263 KETENTUAN YANG TERMUAT DALAM PM 61 TAHUN 2015

ADA 189 KETENTUAN YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN UNTUK DIMASUKKAN KE DALAM REVISI PM 61 TAHUN 2015

DARI 263 KETENTUAN YANG SUDAH TERMUAT DALAM PM 61 TAHUN 2015, 41 KETENTUAN MASIH PERLU UNTUK DIPERBAIKI ATAU DISESUAIKAN

REVISI PM 61 TAHUN 2015

BEBERAPA KETENTUAN YG DIPERTIMBANGKAN

UNTUK MASUKKAN DALAM REVISI:

DEFINISI-DEFINISI:

ADMISSION,

AUTHORIZED ECONOMIC OPERATOR,

AUTOMATED BORDER CONTROL,

GROUND EQUIPMENT,

ICAO PUBLIC KEY DIRECTORY,

RISK MANAGEMENT,

SINGLE WINDOW,

UNACCOMPANIED BAGGAGE

REVISI PM 61 TAHUN 2015 (LANJUTAN)




Airport FAL programme task (Program FAL Bandara) Annex 9 SARPs

Establish, review and amend, as necessary, procedures for entry and clearance

of flights at the airport concerned. (Menyusun dan mengevaluasi prosedur

kedatangan dan keberangkatan pesawat di bandar udara)

Recommended Practice 6.1.1; Standards 6.1.2 to 6.1.4 and 8.17

Review regularly all parties’ performance with respect to meeting the 45-

minute goal for processing inbound passengers and the 60-minute goal for

processing outbound passengers. Use time studies and queue analysis to

determine where adjustments should be made. (Mengevaluasi secara berkala

kinerja semua pihak terkait dalam pemenuhan target 45 menit bagi

pemrosesan penumpang datang dan target 60 menit bagi pemrosesan

penumpang berangkat. Time studies dan analisis antrian agar digunakan

dalam menentukan langkah-langkah perbaikan.)

Recommended Practices 3.38 and 3.41

Establish modern systems for immigration and customs inspection, using

applicable technology. Collaborate in setting up automated passenger

clearance systems. (Mengembangkan sistem pengawasan imigrasi dan bea

cukai yang modern dengan penerapan teknologi. Berkolaborasi untuk

mengembangkan sistem pemrosesan penumpang secara otomatis.)

Standards 3.42, 3.52, 4.7, 6.20 and 6.21





Make necessary changes in traffic flows and checkpoints in the

airport to cope with rising traffic volumes. (Melakukan

perubahan-perubahan yang diperlukan dalam mengatur alur

penumpang dan menentukan checkpoints di Bandar udara untuk

mengatasi peningkatan jumlah penumpang.)

Recommended Practice 6.1.1

Improve the quality and quantity of signage in the inspection

facilities in order to reduce customer confusion. (Meningkatkan

kuantitas dan kualitas signage (penanda) di daerah pemeriksaan

dalam rangka mengurangi kebingungan penumpang.)

Recommended Practices 6.9 and

6.12

Review staffing of inspection stations – work shifts, overtime, etc.

– and seek adjustments to meet traffic demands. (Mengevaluasi

ketersedian SDM pada pos-pos pemeriksaan termasuk pembagian

shift, lembur, dan sebagainya, dan melakukan penyesuaian-

penyesuaian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

penumpang.)

Recommended Practice 6.3





Provide input on behalf of resident aircraft operators and

inspection agencies to the design of new airports or new

inspection facilities. (Menyampaikan masukan terhadap desain

bandar udara baru atau fasilitas pemeriksaan baru mewakili

operator penerbangan dan institusi-institusi pemeriksa.)

Standards 6.1.4 and 6.2

Monitor and improve delivery of baggage to the customs inspection

area. (Memonitor dan meningkatkan penghantaran bagasi ke daerah

pemeriksaan bea cukai.)

Recommended Practices 6.8 and

6.22

Coordinate facilitation, narcotics control, aviation security and

dangerous goods handling procedures so that the objectives of all

four programmes are met. (Mengkoordinasikan antara kegiatan

fasilitasi udara dengan pengawasan narkotika, keamanan

penerbangan, dan prosedur penanganan barang-barang berbahaya

sehingga tujuan dari keempat kegiatan-kegiatan tersebut dapat

tercapai.)

Standard 8.19





Do not forget cargo! Coordinate the activities and requirements of the

various inspection agencies in order to assure prompt clearance and delivery

of air cargo shipments. Provide adequate facilities for loading/unloading and

for secure storage of cargo while awaiting customs clearance. (Penanganan

kargo udara. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dan persyaratan-

persyaratan dari berbagai institusi pengawasan dalam rangka memastikan

kelancaran pemrosesan dan penghantaran kargo udara. Menyediakan

fasilitas yang memadai untuk bongkar muat dan penyimpanan kargo

sebelum diproses oleh bea cukai.)

Standard 4.27; Recommended

Practices 4.30, 4.30.1 and 4.31 and

6.31 to 6.34 incl.

Set up and maintain electronic systems for cargo manifesting, customs

clearance, and delivery. (Mengembangkan dan memelihara sistem

elektronik untuk pengelolaan manifest, customs clearance, dan

penghantaran kargo.)

Standards 4.5 and 4.17





Customer service: Review regularly all parties’ performance with respect to

meeting the 3-hour goal for completion of inspection formalities and make

adjustments where necessary and feasible. (Layanan Pelanggan:

Mengevaluasi secara berkala kinerja semua pihak terkait dalam pemenuhan

target 3 jam bagi penyelesaian proses pemeriksaan dan melakukan

penyesuaian-penyesuaian yang dibutuhkan dan realistis untuk mencapai

target 3 jam tersebut.)

Recommended Practices 4.30, 4.30.1

and 4.31

Review inspection agency staffing of cargo clearance area – work shifts,

overtime, etc. – and seek adjustments to meet customer needs.

(Mengevaluasi ketersedian SDM pada pos-pos pemeriksaan kargo termasuk

pembagian shift, lembur, dan sebagainya, dan melakukan penyesuaian-

penyesuaian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.)

Standards 6.1.3 and 6.42

BEBERAPA KETENTUAN YG DIPERTIMBANGKAN UNTUK DIMASUKKAN DALAM REVISI:

CONTRACTING STATES SHALL REGULARLY UPDATE SECURITY FEATURES IN NEW VERSIONS OF THEIR TRAVEL DOCUMENTS, TO GUARD AGAINST THEIR MISUSE AND TO FACILITATE DETECTION OF CASES WHERE SUCH DOCUMENTS HAVE BEEN UNLAWFULLY ALTERED, REPLICATED OR ISSUED.

CONTRACTING STATES SHALL ISSUE A SEPARATE PASSPORT TO EACH PERSON, REGARDLESS OF AGE


BEBERAPA KETENTUAN YG DIPERTIMBANGKAN UNTUK DIMASUKKAN DALAM REVISI:

CONTRACTING STATES REQUIRING THAT PASSENGER DATA BE TRANSMITTED ELECTRONICALLY THROUGH AN ADVANCE PASSENGER INFORMATION SYSTEM SHALL NOT ALSO REQUIRE A PASSENGER MANIFEST IN PAPER FORM.

WHEN INTRODUCING OR AMENDING REGULATIONS AND PROCEDURES FOR THE RELEASE AND CLEARANCE OF GOODS CARRIED BY AIR, CONTRACTING STATES SHALL CONSULT WITH AIRCRAFT OPERATORS AND OTHER PARTIES CONCERNED


BEBERAPA KETENTUAN YG AKAN DIREVISI/DISESUAIKAN:

DISINFECTION. THE PROCEDURE WHEREBY HEALTH MEASURES ARE TAKEN TO CONTROL OR KILL INFECTIOUS AGENTS ON A HUMAN OR ANIMAL BODY, IN OR ON AFFECTED PARTS OF AIRCRAFT, BAGGAGE, CARGO, GOODS OR CONTAINERS, AS REQUIRED, BY DIRECT EXPOSURE TO CHEMICAL OR PHYSICAL AGENTS. (DALAM ANNEX 9)

HAPUS HAMA (DISINFEKSI) ADALAH PROSEDUR PEMBASMIAN AGEN INFEKSIUS SEPERTI VIRUS DAN BAKTERI. (DALAM PM 61/2015)



STORES (SUPPLIES). A) STORES (SUPPLIES) FOR CONSUMPTION; AND B) STORES (SUPPLIES) TO BE TAKEN AWAY. (DALAM ANNEX 9)

PERSEDIAAN (STORE) ADALAH BARANG-BARANG YANG DAPAT UNTUK DIJUAL ATAU TIDAK, YANG DIMAKSUDKAN UNTUK DIKONSUMSI OLEH PENUMPANG DAN AWAK PESAWAT PADA SAAT PENERBANGAN, SERTA BARANG-BARANG YANG DIPERLUKAN UNTUK OPERASI DAN PERAWATAN PESAWAT UDARA TERMASUK BAHAN BAKAR DAN PELUMAS (DALAM PM 61/2015)



CONTRACTING STATES SHALL NOT REQUIRE AN AIRCRAFT OPERATOR TO CARRY A PASSENGER FROM A POINT OF DEPARTURE OR TRANSIT, TO THE INTENDED FINAL DESTINATION, WHEN THE TRAVEL DOCUMENT PRESENTED BY THAT PASSENGER IS DETERMINED BY THE STATE TO BE FRAUDULENT, FALSIFIED, OR COUNTERFEIT, OR IS HELD BY A PERSON OTHER THAN TO WHOM THE DOCUMENT WAS LEGITIMATELY ISSUED. (DALAM ANNEX 9)

PENYELENGGARA ANGKUTAN UDARA TIDAK DIWAJIBKAN UNTUK MEMBAWA PENUMPANG (KECUALI ORANG YANG DIDEPORTASI (DEPORTEE)) DARI TEMPAT KEBERANGKATAN ATAU TRANSIT KE TEMPAT TUJUAN, YANG MEMPUNYAI DOKUMEN PERJALANAN PALSU, ATAU TERIDENTIFIKASI BUKAN MILIKNYA (DALAM PM 61/2015)


PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

PERHUBUNGAN UDARA NOMOR KP 541 TAHUN

2014 TENTANG FASILITAS KEGIATAN

FACILITATION (FAL) DI BANDAR UDARA

INTERNASIONAL

ADALAH PERATURAN YANG MENGATUR

FASILITAS-FASILITAS DI BANDAR UDARA GUNA

MENDUKUNG KEGIATAN FASILITASI UDARA

REVISI KP 541 TAHUN 2014

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

PERHUBUNGAN UDARA NOMOR KP 541 TAHUN

2014 TENTANG FASILITAS KEGIATAN

FACILITATION (FAL) DI BANDAR UDARA

INTERNASIONAL

ADALAH PERATURAN YANG MENGATUR

FASILITAS-FASILITAS DI BANDAR UDARA GUNA

MENDUKUNG KEGIATAN FASILITASI UDARA

REVISI KP 541 TAHUN 2014 (LANJUTAN)

Pasal 10 Ayat 1 Untuk melaksanakan kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, diperlukan ruang dan/atau area untuk melakukan kegiatan dan/atau penempatan peralatan dalam bentuk : :

a. ruang pengawas untuk superv isor imigrasi dan ruang kepala unit ;

b. ketersedian pasokan l istr ik dan koneksitas jar ingan teknologi informasi ;

c . ruang laborator ium forensik dokumen;

d . ruang control room;

e . ruang makan dan ist i rahat untuk petugas imigrasi ;

f . ruang ars ip ;

g . ruang tata usaha;

h . ruang rapat pimpinan dan ruang brief ing khusus petugas imigrasi ;

a. belum diperlukan kecuali 5

bandara besar

e. untuk dihapus

f. belum diperlukan

g. untuk dihapus

h. untuk dihapus

Diusulkan untuk revisi pasal ini

REVISI KP 541 TAHUN 2014 (LANJUTAN)

AKAN DILAKUKAN RAPAT PEMBAHASAN ANTAR

KEMENTERIAN MELIBATKAN SEMUA UNSUR YANG

TERKAIT FASILITASI UDARA SETELAH PELAKSANAAN

RAKOR FAL

REVISI PERATURAN TERKAIT FAL

END OF PRESENTATION

TERIMA KASIH

revisi peraturan tentang fasilitasi udararakorfal.com/rakor08/08 revisi pm 61 tahun 2015 tentang...

Documents