revisi makalah 09.pdf
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
1/26
MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar
Studi Islam II
Disusun Oleh :
( Kelompok 9 Farmasi 2B )
Nada Aprilia 11151020000075
Nadiah khairunnisa 11151020000065
Shella Desilia Pratiwi 11151020000071
Nadzifah R Putri 11151020000084
Dosen Pembimbing : Siti Nadroh , M.Ag
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
2/26
Page | ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patut kita panjatkan pada Rabb semesta alam Allah SWT, atas
berkat karuniadan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada pemimpin terbaik sepanjang masa
rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan kepada
umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini telah kami susun dengan sederhana dan mudah dipahami. Apabila adakesalahan dalam penulisan makalah ini, kami berharap pembaca berkenan memberikan
saran serta kritikan untuk melengkapi makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam pembelajaran dan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-
hari.
Ciputat, 19 Maret 2016
Penyusun
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
3/26
Page | iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................2
Daftar isi......3
BAB I PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang ....................................................................... 4
B. RumusanMasalah .................................................................. 4
C.
TujuanMakalah ..................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Teori Masuknya Islam Studi Keislaman Timur
Tengah....................................................................................5
B. Corak Paham Keislaman Yang Masuk Ke Indonesia............6
C.
Para Tokoh Yang Berperan Dalam Membawa Islam Ke
Indonesia................................................................................11
D. Pengaruh Islam Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia....17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 24
LAMPIRAN .................................................................................. 25
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
4/26
Page | 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Innaddiina inda Allahi al-Islam, sesungguhnya agama yang diridhai Allah
adalah Islam. Banyak masyarakat Muslim yang belum mengetahui tentang sejarah
masuknya Islam di Indonesia sebaiknya, sebagai masyarakat Muslim harusnya
mengetahui tentang agama kita sendiri secara Kaffah, keseluruhan. Bangsa yang
besar adalah bangsa yang belajar dari sejarah, maka untuk menjadi masyarakat
Islam yang besar, kita pun harus belajar dari sejarah masuknya Islam di Indonesia.
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai
pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad Masehi sudah ada
rute-rute pelayaran dan perdagangan antar kepulauan Indonesia dengan berbagai
daerah didataran Asia Tenggara.
Wilayah barat Nusantara dan sekitar malaka sejak masa kuno merupakan
wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana
menarik para pedagang, serta menjadi daerah lintasan penting antara cina dan india.
Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke 1 dan ke 7 M
sering disinggahi pedagang asing.
Islam dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia karna Islam
adalah agama rahmatan lilalamin, rahmat bagi seluruh alam. Islam mengapus
konsep kasta dan perbedaan status social, Islam agama yang dapat melengkapi
seluruh aspek kehidupan masyarakat. Islam mengajarkan persatuan, persaudaraan
atas ummat.
Atas dasar hal tersebut, kami menyusun makalah ini, agar kita bisa sama-
sama mempelajari tentang bagaimana Islam masuk ke Indonesia. Dan melengkapi
Indonesia.
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
5/26
Page | 5
B. RumusanM asalah
a.
Mengetahui teori masuknya Islam ke Indonesia
b. Mengetahui corak paham keislaman yang masuk ke Indonesia
c. Mengetahui sejarah para tokoh yang berperan membawa islam ke indonesia
d.
Mengetahui pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia dalam
bidang; adat istiadat, tradisi, budaya, dan lain-lain.
C. Tujuan Makalah
Makalah ini disusun dengan tujuan menyelesaikan tugas dan sebagai salah satu
media pembelajaran yang diharapkan dapat berguna sebagai salah satu referensi
pembelajaran. Setelah terselesaikannya makalah ini, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pembaca dan semoga pembaca dapat memahami
kembali sejarah masuknya Islam ke Indonesia.
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
6/26
Page | 6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori masuknya Islam Studi Keislaman Timur Tengah
Teori yang menjelaskan tentang masuknya Islam ke Indonesia cukup variatif
sesuai dengan bukti historis yang para sejarawan temukan. Suatu teori menyebutkan
bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M, ada pula yang menyebutkan
pada awal abad ke-13 M.
Menurut Hanum Asrohah1
menyebutkan bahwa ada tiga teori tentang prosesislamisasi di Indonesia, yakni pertama, teori bahwa Islam dibawa ke Nusantara
melalui para pedangang Gujarat dan Arab Saudi. Kedua, Islam juga tersebar di
Indonesia melalui para ulama (mullah). Atau dengan kata lain, menurut teori ini
proses islamisasi di Indonesia pernah dilakukan juga melalui jalur-jalur pendidikan
sebagai mana yang pernah dilakukan Maulana Malik Ibrahim, Syekh Ishak dan
sebagain. Dan ketiga, melalui jalur kekuasaan keraton. Teori ini mengindikasikan
bahwa raja-raja di Nusantara ketika itu memiliki peran dan pengaruh signifikandalam penyebaran Islam di Indonesia. Seorang raja yang telah masuk Islam biasanya
akan diikuti oleh rakyat secara serentak sementara Uka Tjandrasasmita sebagaimana
dikutip Badri Yatim menyebutkan bahwa saluran-saluran islamisasi melaui enam2
cara yaitu :
1. Jalur Perdagangan
Tradisi berdagang dengan cara berpindah dari satu negara ke negara lainnya
(nomaden) merupakan satu tradisi dan karakteristik yang pernah dikembangkan
oleh bangsa-bangsa Arab, India, dan Gujarat. Bahkan bisnisberdagang dijadikan
sebagai jalan alternatif dalam mengais rizki sekaligus penyebaran Islam di dunia,
termasuk penyebaran Islam di Indonesia.
1Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam,Jakarta :Logos, 2002 h.141
22Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada 2004, h.201
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
7/26
Page | 7
Pada masa awal, saudagar-saudagar muslim dikenal cukup mendominasi
perdagangan di Nusantara. Hubungan pergaulan antara pedagang Muslim dengan
penduduk setempat pada akhirnya dapat menarik hati penduduk setempat untuk
memeluk Islam.
2. Jalur Perkawinan
Penyebaran Islam di Indonesia banyak didukung dengan adanya hubungan
perkawinan antara bangsawan yang notabene pedagang Muslim dengan para wanita
dari para bangsawan. Mungkin tidak sedikit para ulama (mullah) yang mengajarkan
ilmu-ilmu keislaman pada masyarakat Indonesia yang kemudian diambil menantu
oleh para bangsawan terkemuka. Sebut saja Sunan Ampel (Raden Rahmat) kawin
dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Djati kawin dengan kawunganten, dan
sebagainya.
3. Jalur Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau sufi, mengajar teosofi yang bercampur mahir
dalam soal-soal magic dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan.
Diantara mereka ada juga yang mengawini putri-putri bangsawan setempat. Dengan
tasawuf, bentuk islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai
persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu,
sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Di antara ahli-ahli tasawuf
yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran di
Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh Syeh Lemah Abang dan
Sunan Penggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih berkembang di abad ke-19
M bahkan di abad ke-20 M ini.
4. Jalur Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok
yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama. Di
pesantren atau pondok-pondok itu, calon agama, guru agama, dan kiai mendapat
pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
8/26
Page | 8
mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di
Ampel Denta Surabaya dan Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren Giri ini banyak
yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Islam.
5. Jalur Kesenian
Saluran islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan
wayang. Dikata, Sunan Kalijaga adalah tokoh yanng paling mahir dalam
mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia
meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat.
Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabrata dan Ramayana,
tetapi dalam cerita itu disisipkan ajaran-ajaran dan nama-nama Islam. Kesenian-
kesenian lain juga dijadikan alat islamisasi, seperti sastra (hikayat, adat dan
sebagainya), seni bangunan,dan seni ukur.
6. Jalur Politik
Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam terlebih
dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini.
Disamping itu, baik di Sumatra dan Jawa maupun di Indonesia bagian timur, demi
kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam secara politis banyak menarik para
penduduk kerajaan bukan Islam itu masih Islam.
B. Corak Paham Keislaman Yang Masuk KeIndonesia
Corak menurut KBBI arti ke tiganya adalah sifat (paham, macam, bentuk)
tertentu3. Corak awal paham keislaman di Nusantara dapat di lihat dari tiga aspek
penting yang terdapat dalam kehidupan masyarakat yaitu aspek politik, aspek
hukum, dan aspek bahasa. Corak paham keislaman ini dipengaruhi oleh tasawuf.
Tasawuf, pengajar-pengajar tasawuf, atau para sufi, mengajarkan teosofi
yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
Mereka mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan
menyembuhkan4.
3KBBI
4Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam,hlm., 203
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
9/26
Page | 9
Dalam aspek politik dengan cara perlahan dan bertahap, tanpa menolak
dengan keras terhadap sosial kultural masyarakat sekitar, Islam memperkenalkan
toleransi dan persamaan derajat. Ditambah lagi kalangan pedagang yang mempunyai
orientasi kosmopolitan, panggilan Islam ini kemudian menjadi dorongan untuk
mengambil alih kekuasaan politik dari tangan penguasa yang masih kafir.Pengambil
alihan kekuasaan dari penguasa yang masih kafir ini merupakan konflik yang terjadi
antara rakyat dengan penguasa. Karena, rakyat yang sudah memeluk agama Islam
menginginkan kehidupan yang adil di bawah pimpinan yang adil pula. Maka dalam
hal ini, keadilan tersebut akan sangat mungkin didapatkan apabila pemimpin sudah
memeluk Islam dan melaksanakan ajarannya.
Islam semakin tersosialisasi dalam masyarakat Nusantara dengan mulai
terbentuknya pusat kekuasaan Islam. Kerajaan Samudera Pasai diyakini sebagai
kerajaan Islam pertama di Indonesia. Bukti paling kuat yang menjelaskan tentang itu
adalah ditemukannya makam Malik al-Shaleh yang terletak di kecamatan Samudera
di Aceh Utara. Makam tersebut menyebutkan bahwa, Malik al-Shaleh wafat pada
bulan Ramadhan 696 H/ 1297 M. Dalam Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah
Melayu Malik, Malik al-Shaleh digambarkan sebagai penguasa pertama kerajaan
Samudera Pasai. Pada tahap-tahap selanjutnya, banyak kerajaan-kerajaan Islam yang
berdiri di wilayah Nusantara, seperti kerajaan Aceh, Demak, Pajang, Mataram,
Ternate, Tidore, dan sebagainya.Banyaknya kerajaan Islam yang berdiri di wilayah
Nusantara tidak terlepas dari adanya peran para ulama yang dekat dengan Raja.
Dengan demikian, terjadi kontak antara Raja dengan ulama, yang selanjutnya
mengislamkan raja kemudian diikuti oleh rakyatnya. Pada tahap berikutnya, raja
yang muslimpun akan membantu penyebaran dan pengembangan agama Islam ke
wilayah-wilayah di Nusantara, dan diikuti dengan banyaknya kerajaan Islam yang
berdiri.
Dalam aspek hukum, Adanya sebuah kerajaan, akan melahirkan undang-undang
untuk mengatur jalannya kehidupan di sebuah kerajaan. Karena dengan undang-
undang inilah masyarakat akan diatur. Sebelum masuknya Nusantara, telah ada
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
10/26
Page | 10
sistem hukum yang bersumber dari hukum Hindu dan tradisi lokal (hukum adat).
Berbagai perkara dalam masyarakat diselesaikan dengan kedua hukum tersebut.
Setelah agama Islam masuk, terjadi perubahan tata hukum. Hukum Islam
berhasil menggantikan hukum Hindu di samping berusaha memasukkan pengaruh
ke dalam masyarakat dengan mendesak hukum adat, meskipun dalam batas-batas
tertentu hukum adat masih tetap bertahan. Pengaruh hukum Islam tampak jelas
dalam beberapa segi kehidupan dan berhasil mengambil kedudukan yang tetap bagi
penganutnya.
Berbagai kitab undang-undang yang ditulis pada masa-masa awal Islam di
Nusantara yang menjadi panduan hukum bagi negara dan masyarakat, memang
bersumber dari kitab-kitab karya ulama Sunni di berbagai pusat keilmuan dan
kekuasaan Islam di Timur Tengah. Kitab undang-undang Melayu menunjukkan
ajaran-ajaran syariah sebagai bagian integral dalam pembinaan tradisi politik di
kawasan ini.Sebagai contoh, yaitu kitab Undang-Undang Melaka. Kitab undang-
undang ini menunjukkan kuatnya pengaruh unsur-unsur hukum Islam, khususnya
yang berasal dari Mazhab Syafii.
Undang-Undang Melaka pada intinya meletakkan beberapa prinsip
pertemuan antara hukum Islam dan adat setempat. Pertama, gagasan tentang
kekuasaan dan dan sifat daulat ditentukan berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Kedua,
pemeliharaan ketertiban umum dan penyelesaian perkara hukum didasarkan pada
ketentuan-ketentuan Islam dan adat. Ketiga, hukum kekeluargaan pada umumnya
didasarkan pada ketentuan-ketentuan fiqh Islam. Keempat, hukum dagang
dirumuskan berdasarkan praktek perdagangan kaum Muslimin. Kelima, hukum yang
berkaitan dengan kepemilikan tanah umumnya berdasarkan adat.Dengan demikian,
dalam perkembangan tradisi politik Melayu di Nusantara, pembinaan hukum
dilakukan dengan mengambil prinsip-prinsip hukum Islam, dan mempertahankan
ketentuan-ketentuan adat yang dipandang tidak bertentangan dengan hukum Islam.
Dalam aspek bahasa, Kedalaman pengaruh bahasa Arab dalam politik Islam
di Asia Tenggara (nusantara) tidak diragukan lagi banyak berkaitan dengan sifat
penyebaran Islam di kawasan, khususnya pada masa-masa awal. Hal ini berbeda
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
11/26
Page | 11
dengan Islamisasi di wilayah Persia dan Turki yang melibatkan penggunaan militer,
Islamisasi di Nusantara pada umumnya berlangsung damai.Konsekuensi dari sifat
proses penyebaran itu sudah jelas.
Wilayah Muslim Asia Tenggara (Nusantara) menerima Islam secara berangsur-
angsur. Dengan demikian, Muslim Melayu tidak mengadopsi budaya Arab secara
keseluruhan , bahkan warna lokal cukup menonjol dalam perjalanan Islam di
kawasan ini. Walaupun kurang terarabisasi, bahasa Arab memainkan peran penting
dalam kehidupan sosial keagamaan kaum Muslim.Berbagai suku bangsa Melayu
tidak hanya mengadopsi peristilahan Arab, tetapi juga aksara Arab yang kemudian
sedikit banyak disesuaikan dengan kebutuhan lidah lokal.
Dari aspek tersebut, kemunculan Islam dan penerimaan aksara Arab merupakan
langkah signifikan bagi sebagian penduduk di Nusantara untuk masuk ke dalam
kebudayaan tulisan.
C. Para Tokoh Yang Berperan dalam Membawa Islam Ke Indonesia
Proses penyebaran Islam di wilayah Nusantara tidak dapat dilepaskan dari
peran aktif yang dilakukan oleh para ulama. Melalui merekalah Islam dapat diterima
dengan baik dikalangan masyarakat Nusantara. Para ulama yang pertama kali
menyebarkan Islam di Nusantara antara lain sebagai berikut:
1.Hamzah Fansuri
Hamzah Fansuri hidup pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, sekitar
tahun 1590. Pengembaraan intelektualnya tidak hanya di Fansur, Aceh. Tetapi juga
ke India, Persia, Makkah dan Madinah. Karena itu ia menguasai berbagai bahasa
selain bahasa Melayu. Dalam pengembaraannya itu, ia sempat mempelajari ilmufiqih, tauhid, tasawuf, sejarah dan sastra Arab. Usai menjalani pengembaraan
intelektualnya, Hamzah Fansuri kembali ke kampung halamannya di Fansur, Aceh,
untuk mengajarkan keilmuan Islam yang diperolehnya dari guru-guru yang
didatanginya di negeri-negeri yang telah disinggahi. Ia mengajarkan keilmuan Islam
tersebut di Dayah (pesantren) di Obob Simpangkanan, Singkel.
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
12/26
Page | 12
2.Syamsudin Al-Sumatrani
Syamsudin Al-Sumatrani merupakan salah seorang ulama terkemuka di Aceh
dan Nusantara yang hidup pada abad ke-16. Syamsudin Al-Sumatrani memiliki
peran dan posisi penting di istana kerajaan Aceh Darussalam, karena is berprofesi
sebagai Qadli (Hakim Agung), juga kedekatannya dengan Sultan Iskandar Muda
sebagai seorang Syeikh Al Islam. Syeikh Al Islam merupakan gelar tertinggi untuk
ulama, kadi, imam atau syeikh, penasihat raja, imam kepala, anggota tim
perundingan dan juru bicara Kerajaan Aceh Darussalam. Karya-karya Syamsudin
Al-Sumatrani adalah Jaubar Al-Haqaid, Risalah Al-Baiyyin al-Mulahaza Al-
Muwahhidin Wa Al-Mubiddinfi Dzikr Allah, Mirah Al-Mukminin, Syarah Rubai
Hamzah Fansuri, Syarah Syair Ikan Tongkol.
3.Nuruddin Ar-Raniri
Nuruddin Ar-Raniri dilahirkan di Ranir (sekarang Render), sebuah pelabuhan
tua di Gujarat. Ayahnya berasal dari keluarga imigran Arab Hadramy, Arab Selatan,
yang menetap di Gujarat India. Meskipun ia keturunan Arab, Ar-Raniri dianggap
lebih dikenal sebagai seorang ulama Melayu dari pada India atau Arab. Raniri
diangkat sebagai Syeikh Al Islam, pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Tsani.
Dengan memperoleh dukungan dari sultan, Ar-Raniri mulai melancarkan berbagai
pembaruan pemikiran Islam di tanah Melayu, khususnya di Aceh. Selama lebih
kurang tujuh tahun, ia menentang doktrin wujudiah yang diajarkan oleh Hamzah
Fansuri dan Syamsudin Al-Sumatrani. Diantara karya Ar-Raniri adalah Shiratal
Mustaqiem dalam bidang tasawuf, dan Durratul Aqaid bisyarbil-Aqaid dalam
bidang akidah Islam.
4.Syeikh Muhammad Yusuf Al-Makassari
Muhammad Yusuf bin Abdullah Abul Mahasin Al-Tajul-Khalwati Al-
Makassari, dilahirkan di Moncong Loe, Gowa, Sulawesi Selatan pada tanggal 3 Juli
1626 M/1037 H. Ia berasal dari keluarga yang taat beragama. Ia belajar bahasa
Arab, fikih, tauhid, dan tasawuf kepada Sayid Ba Alwi bin Abdullah Al-Allaham
Al-Thahir, seorang Arab yang menetap di Bontoala. Setelah berusia 15 tahun, ia
melanjutkan pelajarannya di Cikoang dengan Jalaluddin Al-Aydid, seorang guru
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
13/26
Page | 13
pengembara yang datang dari Aceh ke Kutai, sebelum sampai di Cikoang.Diantara
karyanya adalah menyalin kitab Ad-Durrah Al-Fakbira (Mutiara yang
Membanggakan), dan Risalah fil-Wujud (Tulisan tentang Wujud).
5.Syeikh Muhammad bin Umar An-Nawawi Al-Bantani
Muhammad bin Umar An-Nawawi Al-Bantani lahir di Tanara, Serang, Banten
pada tahun 1230 H/1813 M. Sejak kecil ia dan kedua saudaranya, Tamim dan
Abmad, di didik ayahnya dalam bidang agama, ilmu kalam, ilmu nahwu, fikih dan
tafsir. Selain itu ia juga belajar dari Haji Sabal, ulama terkenal saat itu, dan dari
Raden Haji Yusuf di Purwakarta Jawa Barat.
Syeikh Nawawi A-Bantani termasuk salah seorang ulama Nusantara yang cukup
berpengaruh dan sangat dihormati, bukan hanya di kalangan komunitas melayu
Nusantara tetapi juga oleh masyarakat Haramain secara keseluruhan. Posisi sosial
keagamaan dan intelektual yang dimilikinya memberi kesempatan kepadanya untuk
mengajar pada berbagai halaqah di Masjidil Haram sejak tahun 1860, khususnya di
Mahad Nashr Al-Maarif Ad-Diniyah, hingga akhirnya ia memperoleh gelar
sebagai Syeikh Al-Hijaz.
6.Syeikh Ahmad Khatib Minangkabau
Syeikh Ahmad Khatib Minangkabau lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada
tahun 1276 H/1855 M. Ayahnya adalah seorang jaksa di Padang, sedangkan ibunya
adalah anak dari Tuanku Nan Renceh, seorang ulama terkemuka dari golongan
Padri. Ahmad Khatib kecil memperoleh pendidikan awal pada sekolah pemerintah
yang didirikan Belanda, yaitu sekolah rendah dan sekolah guru di kota kelahirannya.
Kemudian pada tahun 1876, Ahmad Khatib melanjutkan pendidikan agamanya di
Makkah, tempat kelak ia memperoleh kedudukan tinggi dalam mengajarkan agama
dan imam dari madzhab Syafii di Masjidil Haram.
7. Wali Songo
Walisongo dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke-
14 M. Mereka tinggal ditiga wilayah penting pantai utara pulau Jawa, yaitu
Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur, Demak, Kudus, Muria di Jawa
Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat. Walisongo adalah era berakhirnya dominasi
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
14/26
Page | 14
Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam.
Mereka adalah simbol penyebaran agama Islam di Indonesia, khususnya di Jawa.
Tentu banyak tokoh lain yang berperan. Namun peran mereka yang sangat besar
dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan
masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung membuat para Walisongo ini
banyak disebut dibanding yang lain.
Pendapat lain yang mengatakan bahwa walisongo adalah sebuah majelis dakwah
yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik pada tahun 1404 M. Walisongo
adalah pembaruan masyarakat pada masanya. Pengaruhnya mereka terasakan dalam
berragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari
kesehatan, bercocok tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan,
hingga ke pemerintahan. Adapun sembilan nama yang dikenal Walisongo tersebut
adalah Sunan Gresik, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria,
Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang dan Sunan Gunung Jati.
a) Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim adalah nama salah seorang
Walisongo, yang dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah
Jawa. Ia dimakamkan di desa Gapurosukolilo Kota Gresik Jawa Timur. Maulana
Malik Ibrahim dianggap termasuk salah seorang yang pertama-tama menyebarkan
agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali senior di antara para Walisongo
lainnya. Beberapa vers babad menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa
orang. Daerah yang ditujunya pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah
daerah Leran, Kecamatan Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Ia
lalu mulai menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur, dengan mendirikan
mesjid pertama di desa Pasucinan, Manyar.
Pertama-tama yang dilakukannya ialah mendekati masyarakat melalui
pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa diperlihatkannya di dalam
pergaulan sehari-hari. Ia tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan
hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kebaikan
yang dibawa oleh agama Islam. Berkat keramah-tamahannya, banyak masyarakat
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
15/26
Page | 15
yang tertarik masuk ke dalam agama Islam. Sebagaimana yang dilakukan para wali
awal lainnya, aktivitas pertama yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim ialah
berdagang. Ia berdagang di tempat pelabuhan terbuka, yang sekarang dinamakan
desa Roomo, Manyar.
Perdagangan membuatnya dapat berinteraksi dengan masyarakat banyak,
selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut serta dalam kegiatan
perdagangan tersebut sebagai pelaku jual-beli, pemilik kapal atau pemodal. Setelah
cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan
kunjungan ke ibukota Majapahit di Trowulan. Raja Majapahit meskipun tidak
masuk Islam tetapi menerimanya dengan baik, bahkan memberikannya sebidang
tanah di pinggiran kota Gresik. Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama
desa Gapura. Cerita rakyat tersebut diduga mengandung unsur-unsur kebenaran
mengingat menurut Groeneveldt pada saat Maulana Malik Ibrahim hidup, di ibukota
Majapahit telah banyak orang asing termasuk dari Asia Barat.
Demikianlah, dalam rangka mempersiapkan kader untuk melanjutkan
perjuangan menegakkan ajaran-ajaran Islam, Maulana Malik Ibrahim membuka
pesantren-pesantren yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam di
masa selanjutnya. Hingga saat ini makamnya masih diziarahi orang-orang yang
menghargai usahanya menyebarkan agama Islam berabad-abad yang silam. Setiap
malam Jumat Legi, masyarakat setempat ramai berkunjung untuk berziarah. Ritual
ziarah tahunan atau hauljuga diadakan setiap tanggal 12 Rabiul Awwal, sesuai
tanggal wafat pada prasasti makamnya. Pada acara haul biasa dilakukan
khataman Al-Quran, mauludan (pembacaan riwayat Nabi Muhammad), dan
dihidangkan makanan khas bubur harisah.
b)
Sunan Ampel
Dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel
Surabaya. Ia disebutkan masih berkerabat dengan salah seorang istri atau selir dari
Brawijaya raja Majapahit. Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh
para wali lainnya. Ia menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban
bernama Arya Teja.
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
16/26
Page | 16
c) Sunan Bonang
Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465 M, dengan nama Raden Maulana
Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang
adalah sebuah desa di Kabupaten Rembang. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525
M, dan saat ini makam aslinya berada di Desa Bonang. Namun, yang sering
diziarahi adalah makamnya di kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua
karena konon, saat beliau meninggal, kabar wafatnya beliau sampai pada seorang
muridnya yang berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi beliau sampai
ingin membawa jenazah beliau ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat
membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian beliau.
Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban
yang mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang.
Mereka memperebutkannya. Dalam Serat Darmo Gandhul, Sunan Bonang disebut
Sayyid Kramat merupakan seorang Arab keturunan Nabi Muhammad.
d) Sunan Drajat
Dia juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin,
menyebarkan Islam di daerah Gresik/Sedayu. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan
Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat banyak
berdakwah kepada masyarakat kebanyakan Ia menekankan kedermawanan, kerja
keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat, sebagai pengamalan dari agama
Islam. Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan,
bertempat di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang macapat
Pangkur disebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan Singomengkok peninggalannya
terdapat di Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan
wafat wafat pada 1522.
e) Sunan Giri
Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri
Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik Jawa Timur. Ia lahir di Blambangan
tahun 1442. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan, yaitu Raden
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
17/26
Page | 17
Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih,Raden Ainul Yaqindan Joko Samudra. Ia
dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik.
Sunan Giri merupakan buah pernikahan dari Maulana Ishaq, seorang mubaligh
Islam dari Asia Tengah, dengan Dewi Sekardadu, putrid Menak Sembuyu penguasa
wilayah Blambangan pada masa-masa akhir Majapahit. Namun kelahirannya
dianggap telah membawa kutukan berupa wabah penyakit di wilayah tersebut. Maka
ia dipaksa ayahandanya untuk membuang anak yang baru dilahirkannya itu, lalu
Dewi Sekardadu dengan rela menghanyutkan anaknya itu ke laut/selat bali sekarang
ini. Kemudian, bayi tersebut ditemukan oleh sekelompok awak kapal (pelaut) dan
dibawa ke Gresik. Di Gresik, dia diadopsi oleh seorang saudagar perempuan pemilik
kapal, Nyai Gede Pinatih. Karena ditemukan di laut, dia menamakan bayi
tersebut Joko Samudra.
Ketika sudah cukup dewasa, Joko Samudra dibawa ibunya ke Ampeldenta (kini
di Surabaya) untuk belajar agama kepada Sunan Ampel. Tak berapa lama setelah
mengajarnya, Sunan Ampel mengetahui identitas sebenarnya dari murid
kesayangannya itu. Kemudian, Sunan Ampel mengirimnya dan Makdhum Ibrahim
(Sunan Bonang), untuk mendalami ajaran Islam di Pasai. Mereka diterima oleh
Maulana Ishaq yang tak lain adalah ayah Joko Samudra. Di sinilah, Joko Samudra,
yang ternyata bernama Raden Paku, mengetahui asal-muasal dan alasan mengapa
dia dulu dibuang.
f) Sunan Kudus
Nama aslinya Syeikh Jafar Shodik menyebarkan ajaran Islam di daerah Kudus.
Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam pemerintahan
Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang dan hakim peradilan negara. Ia
banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Diantara yang
pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya
Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal ialah
Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam.
Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.
g) Sunan Kalijaga
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
18/26
Page | 18
Nama aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya menyebarkan ajaran Islam di
daerah Demak. Ia adalah murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan
kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain kesenian
wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk Ilir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul
umumnya dianggap sebagai hasil karyanya. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga
disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq.
h) Sunan Muria
Salah seorang Walisongo yang banyak berjasa dalam menyiarkan agama Islam
di pedesaan Pulau Jawa adalah Sunan Muria. Beliau lebih terkenal dengan nama
Sunan Muria karena pusat kegiatan dakwahnya dan makamnya terletak di Gunung
Muria (18 km di sebelah utara Kota Kudus sekarang).5
Beliau adalah putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama aslinya
Raden Umar Said, dalam berdakwah ia seperti ayahnya yaitu menggunakan cara
halus, ibarat menganbil ikan tidak sampai keruh airnya. Muria dalam menyebarkan
agama Islam. Sasaran dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan dan rakyat
jelata. Beliau adalah satu-satunya wali yang mempertahankan kesenian gamelan dan
wayang sebagai alat dakwah dan beliau pulalah yang menciptakan tembang Sinom
dan kinanthi. Beliau banyak mengisi tradisi Jawa dengan nuansa Islami seperti
nelung dino, mitung dino, ngatus dino dan sebagainya6.
Lewat tembang-tembang yang diciptakannya, sunan Muria mengajak umatnya
untuk mengamalkan ajaran Islam. Karena itulan sunan Muria lebih senang
berdakwah pada rakyat jelata daripada kaum bangsawan. Cara dakwah inilah yang
menyebabkan suna Muria dikenal sebagai sunan yang suka berdakwak tapa ngeli
yaitu menghanyutkan diri dalam masyaraka
i)
Sunan Gunung Jati
Nama aslinya Syarif Hidayatullah, adalah putra Syarif Abdullah putra Nurul
Alam putra Syekh Jamaluddin Akbar. Dari pihak ibu, ia masih keturunan keraton
5Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam,,..,hlm 199
6Budiono Hadi Sutrisno,Sejarah Walisongo Misi Pengislaman di Tanah Jawa,.. hlm. 137-
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
19/26
Page | 19
Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga Maharaja. Sunan
Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya,
yang sesudahnya kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama
Maulana Hasanuddin, juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan
agama Islam di Banten, sehingga kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya
Kesultanan Banten.
D. Pengaruh Islam dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia
Dalam persoalan politik kehadiran Islam di beberapa tempat mendorong
terjadinya perubahan pola kekuasaan dan melahhirkan kesatuan-keesatuan politik
Islam dalam bentuk kesultanan7. Agama Islam juga membawa berbagai pandangan
baru yang revolusioner untuk masa itu. Bagi Nurcholis Majid kondisi Islam yang
seperti itu dengan dua alasan sebagai berikut, pertama, sifat Islam sebagai aagama
egaliter radikal yang berakibat pada penyudahan system kasta masyarakat Hindu
Nusantara dan penghentian praktek sati (keharusaan seorang janda untuk terjun ke
bara api yang juga digunakan untuk membakar jenazah suaminya). Kedua, Islam
dengan kesadaran hukukmnya yang amat kuat telah dilengkapi penduduk Nusantara
khususnya para pedagang dengan sistem hukum yang berjangkauan internasional
yang mampu mendukung kegiatan perdagangan dalam konteks ekonomi global yang
saat itu sedang dalam kekuasaan Islam.
Dalam bidang ekonomi sosial juga Islam telah membuka massyarakat untuk
senantiasa berlaku adil dalam melakukan transaksi, tidak berbuat curang dalam
timbangan, harus ada kesepakatan antara penjual dan pembeli serta bagaimana
konsep keseimbangan, tidak boros atau tidak berlebihan yang dianjurkan al-Quran
juga mampu menciptakan suasana kehidupan manusia yang sehat, damai dan
sejahtera.
E. Pengaruh Islam Sebelum Kemerdekaan
7Nurcholis Majid, Tradisi Islam: Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan Indonesia, Jakarta:
Paramadina, 1997,h.17
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
20/26
Page | 20
Sejak kedatangan Islam di Indonesia paling tidak telah menumbuhkan semangat
baru lagi bagi masyarakat yang waktu itu masih depan yang cukup cerah atau
terarah. Tampilan Islam dengan tidak serta merta menolak ajaran-ajaran agama
terdahulu dipandang masyarakat sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai
dan norma agama yang selama ini masyarakat Indonesia yakini. Sehingga pada
gilirannya masyarakat dapat menerima Islam sebagai sesuatu ajaran utuh yang dapat
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses pengamalan Islam tidk dalam
konteks ibadah, akidah, tetapi bagaimana Islam telah dipraktekkan masyarakat
dalam kancah politik.
Dalam kancah politik, Islam memiliki doktrin bahwa rasa nasionalisme terhadap
tanah air, cinta tanah air (hubbul wathan) menjadi cirri mendasar agama Islam itu
sendiri. Doktrin yang dimiliki agama Islam tersebut yang pada akhirnya menggugah
rasa nasionalisme yang kuat terhadap hati mayoritas masyarakat Muslim di
Indonesia untuk berjuang dalam mempertahankan bumi pertiwi.
F. Pengaruh Islam Setelah Kemerdekaan
Pasca kemerdekaan umat Islam terus berusaha dan berjuang terutama dalam
rangka pembinaan moralitas bangsa, mengisi pembangunan, perbaikan pendidikan,
dan perbaikan sumber daya manusia Indonesia. Kehadiran Departemen Agama
(Depag) dapat dikatakan satu diantaraa banyak kontribusi yang dilakukan umat
Islam. Departemen ini didirikan 3 januari 19498berdasarkan UUD 1945 pasal 29
bahwa Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan bahwa Negara
menjamin kemerdekaan atas tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan itu.
Perananan umat Islam dalam mengisi kemerrdekaan dapat dilihat dari berrbagai
serangkaian usaha, tindakan yang kemudian menimbas kepada lahirnya organisasi
seperti, MUI, ICMI, Bank Muamalat Indonesia (BMI), lembaga pemerintahan
seperti Depag RI, perrundang-undangan sepeerti undang-undangan peradilan agama,
8Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ensliklopedia Islam(Jakarta :Djambatan, 2002)
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
21/26
Page | 21
Kompilasi Hukum Islam (KHI), serta berbagai kegiatan yang bernuansa Islam
seperti festifal isriqlal, labelisasi halal, dan lain sebagainya.
Selain itu juga, lahirnya lembaga-lembaga keagamaan seperti Majlis Talim,
Masjid, Pesantren-salaf dan modern, serta munculnya fenomena Islamic Boarding
School merupakan kontribusi riil yang coba dimaninkan umat Islam. Kehadiran
lembaga-lembaga tersebut secara tidak langsung telah member warna tersendiri bagi
perjalanan sejarah Sistem Pendidikan Naional.
Dengan demikian, umat Islam Indonesia sebagai masyarakat yang mayoritas
telah membuktikan dirinya sebagai masyarakat yang memiliki kemampuan serta
mampu berperan dalam berbagai hal, baik dalam institusi, birokrasi, perpolitikan,
maupun dalam lembaga pendidikan formal, informal, dan non forma.
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
22/26
Page | 22
BAB III
KESIMPULAN
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
23/26
DAFTAR PUSTAKA
1. Kartanegara, Mulyadhi.Menyelami Lubuk Tasawuf. Jakarta : Penerbit Erlangga,2006.
2. Al-Taftazani, Abu WafaAl Ghanimi.Tasawuf Islam telaah historis dann
perkembangannya. Jakarta : Gaya Media Pratama, 2008.
3. Muhyidin, Mohd. Said dan Asep.Tasawuf: Pengertian, Sejarah Lahir dan
Perkembangannya. Jakarta : IAIN Syarif Hidayatullah, 1996.
4. Prof. Dr.M.Solihi M.Ag dan Prof.Dr.Rosihon Anwar, M.Ag.Ilmu Tasawuf.
Bandung : Pustaka Setia, 2014.
5. RI, Kementrian Agama.Al-Qur'an Karim. Bandung : Insan, 2012.
6. Nata, Abudin.Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT Raja Grafindo, 1996.
7. Nasution, Drs. H. Ahmad Bangun.Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT RajagrafindoPersad, 2013.
8. Al-Faruqi, Ismail R. Al-Faruqi dan Lois Lamya.Atlas Budaya Islam. Bandung :
Mizan, 2000.
9. Zahri, Mustafa.Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya : Bina Ilmu, 1997.
10.Luis Makhluf, Al-Munjid fi Al-Lughat wa Al-Alam, Dar Al-Masyriq, Beirut,
1986.Al-Munjit fi Al-Lughat wa Al-A'lam. Beirut : Dar Al-Masyriq, 1986.
11.Atjeh, Aboe Bakar.Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf. Solo : Ramadhani, 1984.
12.Schimel, Annemarie.Dimensi Mistik dalam Islam, terj. Supardi Djoko Damono
dkk. Jakarta : Pustaka Firdaus, 1986.
13.Nasution, Harun.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid II. Jakarta : UIN
Press, 1986.
14.Nasution, Yasir.Manusia Menurut Al-Ghazali. Jakarta : Rajawali Press, 1998.
Page | vii
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
24/26
LAMPIR
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
25/26
sumber:http://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-kebudayaan-luar-terhadap.html,
Sumber:https://pardedejabijabi.wordpress.com/2011/03/08/budaya-indonesia-hasil-akulturasi-budaya-
hindu-budhadan-islam/
Sumber:http://www.guruipsku.com/2014/11/kehidupan-sosial-masyarakat-indonesia.html
Sumber:http://youchenkymayeli.blogspot.co.id/2012/05/akulturasi-antara-tradisi-lokal-hindu.html
http://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-kebudayaan-luar-terhadap.htmlhttp://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-kebudayaan-luar-terhadap.htmlhttp://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-kebudayaan-luar-terhadap.htmlhttps://pardedejabijabi.wordpress.com/2011/03/08/budaya-indonesia-hasil-akulturasi-budaya-hindu-budhadan-islam/https://pardedejabijabi.wordpress.com/2011/03/08/budaya-indonesia-hasil-akulturasi-budaya-hindu-budhadan-islam/https://pardedejabijabi.wordpress.com/2011/03/08/budaya-indonesia-hasil-akulturasi-budaya-hindu-budhadan-islam/https://pardedejabijabi.wordpress.com/2011/03/08/budaya-indonesia-hasil-akulturasi-budaya-hindu-budhadan-islam/http://www.guruipsku.com/2014/11/kehidupan-sosial-masyarakat-indonesia.htmlhttp://www.guruipsku.com/2014/11/kehidupan-sosial-masyarakat-indonesia.htmlhttp://www.guruipsku.com/2014/11/kehidupan-sosial-masyarakat-indonesia.htmlhttp://youchenkymayeli.blogspot.co.id/2012/05/akulturasi-antara-tradisi-lokal-hindu.htmlhttp://youchenkymayeli.blogspot.co.id/2012/05/akulturasi-antara-tradisi-lokal-hindu.htmlhttp://youchenkymayeli.blogspot.co.id/2012/05/akulturasi-antara-tradisi-lokal-hindu.htmlhttp://youchenkymayeli.blogspot.co.id/2012/05/akulturasi-antara-tradisi-lokal-hindu.htmlhttp://www.guruipsku.com/2014/11/kehidupan-sosial-masyarakat-indonesia.htmlhttps://pardedejabijabi.wordpress.com/2011/03/08/budaya-indonesia-hasil-akulturasi-budaya-hindu-budhadan-islam/https://pardedejabijabi.wordpress.com/2011/03/08/budaya-indonesia-hasil-akulturasi-budaya-hindu-budhadan-islam/http://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-kebudayaan-luar-terhadap.html -
7/26/2019 REVISI MAKALAH 09.pdf
26/26
Sumber :http://kangdatsirahmad.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-perkembangan-dan-dinamika-islam_15.html
Sumber :http://dickaerlangga.blogspot.co.id/2012/03/akulturasi-budaya.html
Sumber :http://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-kebudayaan-luar-terhadap.html
http://kangdatsirahmad.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-perkembangan-dan-dinamika-islam_15.htmlhttp://kangdatsirahmad.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-perkembangan-dan-dinamika-islam_15.htmlhttp://kangdatsirahmad.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-perkembangan-dan-dinamika-islam_15.htmlhttp://kangdatsirahmad.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-perkembangan-dan-dinamika-islam_15.htmlhttp://dickaerlangga.blogspot.co.id/2012/03/akulturasi-budaya.htmlhttp://dickaerlangga.blogspot.co.id/2012/03/akulturasi-budaya.htmlhttp://dickaerlangga.blogspot.co.id/2012/03/akulturasi-budaya.htmlhttp://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-kebudayaan-luar-terhadap.htmlhttp://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-kebudayaan-luar-terhadap.htmlhttp://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-kebudayaan-luar-terhadap.htmlhttp://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-kebudayaan-luar-terhadap.htmlhttp://dickaerlangga.blogspot.co.id/2012/03/akulturasi-budaya.htmlhttp://kangdatsirahmad.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-perkembangan-dan-dinamika-islam_15.htmlhttp://kangdatsirahmad.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-perkembangan-dan-dinamika-islam_15.html