(revisi) kelompok 7 radiokimia

22
REAKTOR NUKLIR Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Radiokimia dengan dosen pembimbing Bu Dani Oleh : Mustangin 10 David Gunawan 11 Bulan Tahta Alfina 11 Hilda Emilia Fahriyani 115090200111018 Nurul Khikmah 11 Wahyu Dita saputri 11 1

Upload: eyelogz-wyza

Post on 05-Dec-2014

28 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: (REVISI) Kelompok 7 Radiokimia

REAKTOR NUKLIR

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Radiokimia dengan dosen pembimbing

Bu Dani

Oleh :

Mustangin 10

David Gunawan 11

Bulan Tahta Alfina 11

Hilda Emilia Fahriyani 115090200111018

Nurul Khikmah 11

Wahyu Dita saputri 11

Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Brawijaya

1

Page 2: (REVISI) Kelompok 7 Radiokimia

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat dan hidayahnya, kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Reaktor

Nuklir dengan tepat waktu.

Shalawat serta salam tidak lupa juga diucapkan kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW karena berkat Beliaulah kita semua dibimbing dan dituntun ke

alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat

sekarang ini.

Kami menyada r i bahwa da l am penu l i s an maka l ah i n i mas ih j auh da r i

kesempurnaan. Oleh karena itu, kami dengan hati terbuka mengharapkan kritik dan saran

yang besifat membangun untuk kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.

Apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Mudah-

mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan atas perhatiannya kami

ucapkan terima kasih.

Malang, 15 Maret 2013

2

Page 3: (REVISI) Kelompok 7 Radiokimia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................. ……………... 2

DAFTAR ISI............................................................................... ……………... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................... ……………... 4

1.2 Rumusan Masalah................................................................. ……………... 5

1.3 Tujuan.................................................................................... ……………... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Jenis-Jenis Reaktor Nuklir.................................................... ……………... 6

2.2 Proses Produksi Bahan Bakar Nuklir untuk Reaktor Nuklir. ……………... 7

2.2.1 Fabrikasi Perangkat Bakar…………………………. ……………... 8

2.3 Sistem Pengamanan pada Reaktor Nuklir…………………. ……………... 9

2.4 Cara Pengolahan Limbah yang Masih Bisa Diolah Kembali

Menjadi Bahan Bakar Reaktor Nuklir.

……………... 10

2.4.1 Pengolahan Limbah dari Bahan Bakar Basis

Uranium

……………... 11

2.4.2 Pengolahan Limbah dari Bahan Bakar Basis

Thorium

……………... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………... 14

3.2 Saran ……………... 14

DAFTAR PUSTAKA ……………... 15

3

Page 4: (REVISI) Kelompok 7 Radiokimia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan di bidang teknologi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini terlihat dari

banyaknya aplikasi yang telah digunakan oleh masyarakat luas. Teknologi yang sedang dalam

proses pengembangan salah satunya adalah teknologi nuklir. Teknologi ini bisa dimanfaatkan

dalam berbagai aspek, baik dalam bidang industri, kedokteran, pertanian maupun bidang bidang

lainnya. Teknologi nuklir ini memiliki banyak kelebihan, selain bersih dan tidak mencemari

lingkungan, harga listrik yang murah yang didukung dengan harga bahan bakar nuklir yang

lebih murah dari harga minyak bumi atau batubara saat ini serta volume bahan bakar nuklir

yang diperlukan pun jauh lebih kecil sehingga harga transportasinya relatif murah. Oleh karena

itu teknologi inilah yang digunakan dalam mengatasi masalah kebutuhan energi listrik yang

terus menerus meningkat. Kebutuhan energi listrik ini berbanding terbalik dengan kondisi bahan

bakar yang digunakan sebagai pembangkit listrik salah satunya adalah batubara. Untuk itu perlu

diadakannya pembaharuan atau peningkatan bahan bakar yang digunakan, maka saat ini

teknologi nuklir mengembangkan bahan bakar Uranium yang berfungsi sebagai pembangkit

energi listrik.

Reaktor nuklir merupakan suatu alat dimana bahan bakar nuklir yang mengalami reaksi

pembelahan di dalam teras reactor. Dari reaksi pembelahan ini akan dihasilkan energy thermal,

fluks neutron dan zat-zat radioaktif. Didalam reactor nuklir terjadi reaksi pembelahan yang

menghasilkan energy yang sangat tinggi sehingga keselamatan reactor nuklir diperlukan .

Pengembangan reactor nuklir untuk menghasilkan listrik ini, dikenal dengan Pembangkit Listrik

Tenaga Nuklir (PLTN). Prinsip kerja PLTN pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik

konvensional, yakni uap yang dihasilkan akan mengalir ke turbin dan menggerakkan generator

sehingga menghasilkan listrik.

Sebagai seorang mahasiswa kimia maka diperlukan pengetahuan tentang reactor nuklir

karena reactor nuklir termasuk dalam aplikasi ilmu kimia. Oleh karena itu untuk mengetahui

tentang reactor nuklir maka kami menyusun makalah tentang reactor nuklir.

4

Page 5: (REVISI) Kelompok 7 Radiokimia

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis-jenis reactor nuklir?

2. Bagaimana proses produksi bahan bakar nuklir untuk reactor nuklir?

3. Bagaimana system pengamanan pada reactor nuklir?

4. Bagaimana cara pengolahan limbah yang masih bisa diolah kembali menjadi bahan

bakar reactor nuklir?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui jenis-jenis reactor nuklir

2. Mengetahui proses produksi bahan bakar nuklir untuk reactor nuklir

3. Mengetahui sistem pengamanan pada reactor nuklir

4. Mengetahui cara pengolahan limbah yang masih bisa diolah kembali menjadi bahan

bakar reactor nuklir.

5

Page 6: (REVISI) Kelompok 7 Radiokimia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis-jenis Reaktor Nuklir

Pengembangan energi nuklir untuk tujuan sipil seperti reaktor nuklir untuk pembangkit

daya listrik dimulai secara intensif setelah konferensi Genewa bertajuk "On the peaceful uses of

atomic energy" yang di sponsori oleh PBB tahun 1955. Reaktor nuklir dalam perkembangannya

memiliki berbagai macam jenis dan teknologi yang digunakan. Berdasarkan tipe reaksi nuklir,

dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu reaktor nuklir fisi dan reaktor nuklir fusi. Reaktor

nuklir fisi dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Reaktor termal (thermal reactor)

Reaktor termal merupakan reaktor nuklir dengan proses reaksi fisi yang mempunyai

bahan moderasi neutron yang dapat memperlambat neutron hingga mencapai energy

termal. Dalam reaktor jenis ini, biasanya pendingin juga berfungsi sebagai moderator

neutron, reaktor jenis ini umumnya menggunakan pendingin air dalam tekanan tinggi

untuk meningkatkan titik didih air pendingin.

2. Reaktor cepat (fast reactor)

Reaktor nuklir dengan proses fisi yang terjadi pada energi neutron yang tinggi (fast

neutron). Reaktor jenis ini tidak memiliki moderator neutron, dan menggunakan bahan

pendingin yang kurang memoderasi neutron.

Terdapat banyak tipe reaktor thermal yang digunakan, seperti :

1. Reaktor air ringan (light water moderated reactor atau LWR).

Reaktor ini pada awalnya dirancang untuk tenaga penggerak kapal selam angkatan laut

Amerika. Dengan modifikasi secukupnya dan peningkatan daya seperlunya kemudian

digunakan dalam PLTN.

2. Reaktor berpendingin air berat (heavy water moderated reactor atau HWR)

Suatu tipe reaktor nuklir yang menggunakan air berat sebagai bahan moderatornya,

sehingga pemanfaatan neutronnya optimal. Gas pendingin dinaikkan temperaturnya

sampai pada tingkat yang cukup tinggi sehingga efisiensi termal reaktor ini dapat

ditingkatkan.

6

Page 7: (REVISI) Kelompok 7 Radiokimia

3. Reaktor berpendingin gas (gas-cooled reactor)

Setelah perang dunia berakhir reaktor GCR adalah salah satu tipe reaktor yang didesain-

ulang di Inggris maupun Perancis.Reaktor ini menggunakan bahan bakar logam uranium

alam, moderator grafit pendingin gas karbondioksida. Bahan kelongsong terbuat dari

paduan magnesium (Magnox), oleh karena itu reaktor ini disebut sebagai reaktor

Magnox.

4. Reaktor berpendingin gas suhu tinggi (high temperature gas-cooled reactor atau

HTGR).

Reaktor ini menggunakan gas helium sebagai pendingin. Karakteristika menonjol yang

unik dari reaktor HTGR ini adalah konstruksi teras didominasi bahan moderator grafit,

temperatur operasi dapat ditingkatkan menjadi tinggi dan efisiensi pembangkitan listrik

dapat mencapai lebih dari 40 %.

Sedangkan reaktor nuklir fusi merupakan teknologi reaktor nuklir yang masih dalam

tahap eksperimental, secara umum menggunakan hydrogen sebagai bahan bakarnya.

2.2 Proses Produksi Bahan Bakar Nuklir untuk Reaktor Nuklir

Rangkaian proses produksi bahan bakar nuklir terdiri dari penambangan bijih uranium,

pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi logam uranium. Logam

uranium selanjutnya diubah menjadi elemen bakar nuklir melalui proses fabrikasi. Bahan bakar

nuklir kemudian dimasukkan ke dalam reaktor dan mengalami reaksi inti. Untuk lebih jelasnya,

berikut merupakan penjelasan mengenai proes pembuatan bahan bakar nuklir untuk reactor

nuklir meliputi:

Bongkahan Yellow Cake (dalam wadah drum 200 liter) dihancurkan dan kemudian

diayak. Butiran yang lolos ayakan dilarutkan dalam asam nitrat (HNO3) membentuk

larutan uranil nitrat (UNH) untuk umpan proses pemurnian. Pelarutan ini sekaligus

memisahkan unsur-unsur pengotor yang tak larut dalam asam nitrat. Pemisahan

dilakukan dengan cara sentrifugasi.

Larutan UNH bebas pengotor tak larut, dibawa ke seksi pemurnian untuk diambil

pengotor terlarut dengan metode ekstraksi pelarut organik (TBP-Kerosene). Proses

pemurnian ini menggunakan dua Mixer Settler, yang pertama untuk ekstraksi

(pengambilanpengotor) dan yang kedua untuk re-ekstraksi (pengambilan U-murni).

Proses ekstraksi diawali dengan mereaksikan UNH dengan TBP - Kerosene. Reaksi ini

7

Page 8: (REVISI) Kelompok 7 Radiokimia

menghasilkan kompleks organik (UO2(NO3)2.TBP) yang larut dalam kerosene. Oleh

karena pengotor tidak beraksi dengan TBP dan tetap berada dalam fasa air, maka

pengotor dapat dipisahkan dari uranium fasa organic dalam kerosene.

Proses re-ekstrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan uranium fasa organic dengan

asamnitrat encer. Uranium dalam fasa organic akan bereaksi dengan asam nitrat

membentuk fasa air UNH yang terpisah dari TBP-Kerosene. Larutan UNH murni ini

kemudian dipekatkan dengan cara penguapan, dan selanjutnya direaksikan dengan

NH4OH membentuk endapan ammonium diuranate (ADU - (NH4)2U2O7). Endapan

ADU dipisahkan dari air induknya dengan sentrifugasi.

Endapan ADU yang diperoleh kemudian dikeringkan dengan aliran udara panas dan

selanjutnya dikalsinasi pada temperatur 700oC dalam atmosfir udara. Proses ini akan

menghasilkan serbuk U3O8. Untuk mendapatkan serbuk UO2, dilakukan proses reduksi

oksida terhadap serbuk U3O8. Proses dilakukan dengan cara memanaskan serbuk U3O8

pada temperature 700oC dalam atmosfir gas hidrogen.

Serbuk UO2 hasil reduksi kemudian dipasifkan dengan cara mengalirkan campuran

udara dan nitrogen pada suhu kamar. Proses ini bertujuan agar UO2 yang diperoleh

terlindungi dari kontak dengan uap air yang terkandung di udara. Apabila tidak

dipasivasi, UO2 hasil reduksi akan bereaksi dengan uap air yang terkandung dalam udara

membentuk U3O8 kembali.

2.2.1 Fabrikasi Perangkat Bakar

Proses fabrikasi perangkat bakar di IEBE meliputi: pembuatan pelet UO2 sinter,

pembuatan komponen perangkat bakar (spacer,pad, end cap, end plate, dan penyiapan

kelongsong), perakitan elemen bakar dan perangkat bakar. Bahan dasar yang digunakan

meliputi serbuk UO2 alam, zircaloy-2 (tube, stripdanbar), serbuk grafit, dan beryllium strip.

Salah satu komponen utama elemen bakar nuklir reactor daya tipe LWR maupun HWR

adalah pelet UO2 densitas tinggi berbentuk silindris. Pelet ini dibuat dari serbuk UO2 melalui

proses kompaksi dingin dan sintering suhu tinggi (1700oC) dalam suasana gas hidrogen.

Tujuan peletisasi UO2 adalah mendapatkan densitas bahan bakar yang tinggi (94 – 96%

densitas teori), menciptakan kungkungan yang kuat bagi nuklida hasil fisi, serta mendapat

kangeometri yang seragam dan standar sesuai persyaratan.

Proses peletisasi diawali dari pencampuran serbuk UO dengan pelumas Zn-stearat dan

8

Page 9: (REVISI) Kelompok 7 Radiokimia

kemudian dikompakan dengan mesin kompaksi. Kompakan UO2 yang diperoleh kemudian

dihancurkan lagi dan dibentuk butiran-butiran melalui proses crushing, granulating and

sieving.

Proses granulasi dilakukan mengingat serbuk UO2 yang digunakan adalah serbuk hasil

proses pengendapan ADU yang berukuran halus dan berbentuk tidak beraturan sehingga sangat

sulit dikompakkan secaradingin (cold pressing).

Butiran UO2 kemudian dilakukan proses pengompakan akhir secara dingin menjadi pellet

mentah (green pellet) yang harus memenuhi persyaratan dimensi dan densitas (50 - 60%

densitas teori). Densitas pellet mentah yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh tekanan

pengompakkan, karakteristik serbuk, dan adanya bahan tambahan atau aditif.

Pengompakan akhir dilakukan dengan mesin tekan tipe double acting press yang dapat

beroperasi secara kontinyu. Pengompakan akhir ini dilakukan pada tekanan yang lebih tinggi

dibandingkan tekanan pada pengompakan awal agar diperoleh densitas pellet mentah 5 - 6

gr/cm3 atau 50 - 60% densitas teori. Untuk mendapatkan pellet berderajat keramik dan memiliki

densitas tinggi (sekitar 95% densitas teori) dilakukan proses penyinteran terhadap pellet mentah.

Secara umum penyinteran didefinisikan sebagai suatu proses dimana serbuk yang

dicetak-tekan menjadi massa yang kompak melalui pemanasan pada temperatur di bawah titik

leburnya. Di IEBE proses penyinteran pelet UO2 dilakukan pada temperature sekitar 1700 oC

selama 3– 4jam dalam suasana atmosfir reduksi (gas H2). Proses sintering ini akan

menghasilkan pelet UO2 berderajat keramik yang keras dan kuat dengan densitas 95 – 96 %

densitas teori UO2.

2.3 Sistem Pengamanan pada Reaktor Nuklir

Sistem keselamatan reaktor dirancang mampu menjamin agar unsur-unsur radioaktif di

dalam teras reaktor tidak terlepas ke lingkungan, baik dalam operasi normal atau kejadian yang

tidak diinginkan. Maka dari itu reaktor nuklir memiliki sistem keamanan yang ketat dan

berlapis-lapis. Karena digunakan sistem berlapis, maka sistem pengamanan ini dinamakan

penghalang ganda yang terdiri dari :

1. Penghalang pertama adalah matrik bahan bakar nuklir. Lebih dari 99 & unsur hasil fisi

akan tetap terikat secara kuat dalam matriks bahan bakar ini.

9

Page 10: (REVISI) Kelompok 7 Radiokimia

2. Penghalang kedua adalah kelongsong bahan bakar. Apabila ada unsur hasil fisi yang

terlepas dari matriks bahan bakar, maka unsur tersebut akan tetap terperangkap di

dalam kelongsong yang dirancang tahan bocor.

3. Penghalang ketiga adalah sistem pendingin. Seandainya masih ada unsur hasil fisi yang

terlepas dari kelongsong, maka unsur tersebut akan terlarut dalam air pendingin primer

sehingga tetap terkungkung dalam tangki reaktor.

4. Penghalang keempat adalah perisai beton. Tangki reaktor disangga oleh bangunan

berbentuk kolam dari beton yang dapat berperan sebagai penampung air pendingin

apabila terjadi kebocoran.

5. Penghalang kelima dan keenam adalah sistem pengungkung reaktor secara keseluruhan

yang terbuat dari pelat baja dan beton setebal dua meter serta kedap udara.

Sistem pengamanan reaktor nuklir dapat digambarkan sebagai berikut

2.4 Cara Pengolahan Limbah yang Masih Bisa Diolah Kembali Menjadi Bahan Bakar Reaktor Nuklir.

Limbah radioaktif merupakan produk samping dari hasil pemanfaatan teknologi nuklir

yang mengandung unsur-unsur radioaktif . Unsur-unsur radioaktif ini masih memancarkan

radiasi sehingga tidak boleh dibuang secara langsung ke lingkungan karena berpotensi

merugikan kesehatan manusia. Pengolahan limbah radioaktif bertujuan untuk mengurangi

paparan radiasi yang melebihi nilai batas yang diizinkan.

Reaktor nuklir umunya menggunakan bahan bakar nuklir berbasis uranium (UO2)

maupun berbasis torium (ThO2, campuran ThO2 - UO2). Selama pemakaiannya di dalam

reaktor, bahan bakar tersebut mengalami reaksi penangkapan neutron yang menghasilkan bahan

10

Page 11: (REVISI) Kelompok 7 Radiokimia

bakar baru misalnya Pu-239, U-233 dan hasil belah. Bahan bakar pasca pemakaian di reaktor

ternyata masih mengandung bahan fisil yang bisa dimanfaatkan lagi, selain itu sisa bahan bakar

yang tidak memenuhi syarat untuk diolah kembali menjadi bahan bakar reactor nuklir, maka

dilakukan pengoalahan limbah radioaktif.

Tujuan pengolahan limbah yang masih mengandung unsure-unsur bahan bakar nuklir

adalah untuk memungut dan memurnikan kembali sisa U-235, Pu-239 yang terbentuk, dan

pemisahan unsur hasil fisi. Bahan fisil yang terambil dari proses ulang selanjutnya dapat dipakai

untuk pembuatan elemen bakar nuklir baru. Pengolahan kembali limbah nuklir bekas dapat

dilakukan secara proses basah dan proses kering.

Pengolahan limbah nuklir bekas dengan cara basah (aqueous) yang diakukan dengn

metode ekstraksi. Untuk dapat melakukan ekstraksi, maka bahan bakar di dalam elemen bakar

bekas harus dipisahkan lebih dahulu dari kelongsong, kemudian dilakukan pelarutan dengan

asam nitrat. Metode tersebut sangat selektif karena energi yang dibutuhkan sedikit, dapat

dilakukan secara catu maupun sinambung, mudah dikendalikan dari jarak jauh, mempunyai

efisiensi tinggi serta unsur-unsur dapat diperoleh secara murni. Proses pemisahan bahan bakar

nuklir tersebut tergantung dari jenis bahan bakar nuklir. Cara pengolahan bahan bakar berbasis

uranium (UO2), dan bahan bakar berbasis torium (ThO2, campuran ThO2 - UO2) berbeda.

2.4.1 Pengolahan Limbah dari Bahan Bakar Basis Uranium

Pengolahan limbah nuklir dari bahan bakar berbasis uranium dilakukan dengan metoda

ekstraksi dengan menggunakan berbagai jenis pelarut. Proses ekstraksinya ada beberapa

macam, misalnya :

1. Proses Redox

Pada proses redox, digunakan pelarut organik metil isobutil keton (hekson) serta larutan

penggaram aluminium nitrat yang ditambahkan dalam fasa air untuk memperbaiki pemisahan

antara uranium dan plutonium. Proses Redox dilakukan pada suasana acid defiency. Pada proses

11

Page 12: (REVISI) Kelompok 7 Radiokimia

tersebut uranium lebih mudah terekstraksi ke fasa organik pada valensi VI, sedangkan

plutonium pada valensi IV.

2. Proses Hekson-25

Pada proses ini digunakan pelarut hekson seperti pada proses redox dan larutan penggaram

aluminium nitrat, tetapi tujuan proses ini untuk memungut dan memisahkan uranium diperkaya

tinggi dengan U-235 20 % dari hasil belah.

3. Proses TBP-25

Proses ini juga bertujuan untuk pemungutan dan pemisahan uranium diperkaya dengan U-

235 20 % dari hasil belah, tetapi menggunakan esktraktan Tri-n-butil pospat (TBP) konsentrasi

5 % dan larutan penggaram aluminium nitrat dan asam nitrat.

4. Proses Purex

Pada proses ini digunakan ekstraktan TBP dan larutan penggaram asam nitrat untuk memungut

dan memisahkan uranium dan plutonium dari unsur-unsur hasil belah. Proses Purex memiliki

kelebihan dibandingkan dengan yang lain yaitu pengurangan volum limbah, fleksibel dalam

kondisi proses dan biaya operasi rendah. Purex bertujuan untuk pengambilan ulang (recovery)

secara ekstraksi dari bahan bakar uranium dan plutonium, dan pemisahannya dari unsur-unsur

hasil belah yang terbentuk selama reaktor beroperasi. Proses Purex menggunakan ekstraktan

TBP yang diencerkan dalam karbon tetra klorida (CCl4) atau hidrokarbon rantai lurus misalnya

kerosen, n-dodekan, n-heksan, dsb.

2.4.2 Pengolahan Limbah dari Bahan Bakar Basis Thorium

Penanganan limbah nuklir bekas dari bahan bakar berbasis torium pada prinsipnya sama

dengan bahan bakar nuklir berbasis uranium.

1. Proses Thorex

Pengolahan limbah bahan bakar bekas basis torium untuk pemisahan/pemurnian bahan fisil

dan fertile dengan menggunakan proses Thorex yang dirancang berdasarkan teknologi proses

kering radioaktif dengan pemisahan seefisien dan seekonomis mungkin. Proses Thorex

berlangsung secara kontinyu dengan pendinginan relatif pendek. Pengolahan limbah nuklir

dengan proses Thorex meliputi 3 proses yaitu ekstraksi, partisi dan stripping.

12

Page 13: (REVISI) Kelompok 7 Radiokimia

2. Proses Hekson-U-233

Proses Hekson – U-233 bertujuan untuk merekoveri dan dekontaminasi U-233. Setelah

pelarutan bahan bakar bekas, larutan diatur kondisinya untuk umpan ekstraksi yang dimasukkan

pada bagian tengah kolom. U-233 diekstraksi dengan pelarut hekson. Torium, Pa-233 dan hasil

fisi masih berada pada fasa air. Torium nitrat berada dalam umpan dan bertindak sebagai larutan

penggaram. Fasa organik mengandung 99,9 % U-233 dialirkan ke dasar kolom striping. Untuk

radiasi bahan umur panjang (>100 hari) dan pendinginan periode pendek (<12 bulan),

diperlukan siklus dekontaminasi agar Pa-233 meluruh habis, dan fasa air diolah ulang untuk

mendapatkan rekoveri U-233 secara maksimal.

3. Proses Interim-23

Proses Interim-23 juga bertujuan merekoveri dan mendekontaminasi U-233, namun dengan

menggunakan pelarut TBP 1,5 % dalam pengencer hidrokarbon. Setelah proses pelarutan bahan

bakar bekas torium, umpan dibuat sesuai dengan kondisi yang diperlukan lalu dimasukkan ke

dalam kolom ekstraksi U-233. Hasil fisi, protaktinium dan torium masih berada dalam fasa air

(rafinat). Larutan Al(NO3)3 digunakan untuk mengambil torium dan hasil fisi dari fasa organik.

Ekstrak yang mengandung U- 233 dimasukkan ke dalam kolom striping. Produk fasa air

diproses lebih lanjut pada siklus berikutnya yaitu penukar ion dengan resin Dowex-50. Pelarut

bekasnya kemudian diregenerasi agar dapat digunakan kembali.

13

Page 14: (REVISI) Kelompok 7 Radiokimia

\

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan tipe reaksi nuklir, dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu reaktor nuklir

fisi dan reaktor nuklir fusi.

2. Rangkaian proses produksi bahan bakar nuklir terdiri dari penambangan bijih uranium,

pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi logam uranium.

3. Reaktor nuklir memiliki sistem keamanan yang ketat dan berlapis-lapis yang urutannya

adalah matrik, kelongsong, sistem pendingin, perisai beton, dan kubah beton.

4. Pengolahan kembali limbah nuklir bekas dapat dilakukan secara proses basah(ekstraksi)

dan proses kering.

3.2 Saran

14

Page 15: (REVISI) Kelompok 7 Radiokimia

DAFTAR PUSTAKA

Herhady,R. Didiek dan Sigit.2000.Proses Pengolahan Limbah Nuklir Bekas.Bandung:BATAN

www.batan.go.id/ tipe PLTN

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/pafi4446/f1c.htm

http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,14-id,34731-lang,id-c,teknologi-

t,Jenis+Jenis+Reaktor+Nuklir++Bag++I+-.phpx

http://www.infonuklir.com/read/detail/130/tipe-dan-karakteristik-reaktor-

nuklir#.UT7kmFIplYw

http://www.infonuklir.com/read/detail/10/proses-produksi-bahan-bakar-nuklir-di-iebe-

batan#.UUG3hKVqJbw)

www.warintek.ristek.go.id/ nuklir /bahan-bakar

15