revisi makalah metpen kelompok 10

98
REVISI MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN BISNIS PEMBUATAN PROPOSAL PENELITIAN Disusun Oleh: Berthus Yudhistira (105020201111010) Ratih Mardianti (105020201111027) Dear Satriya D. (105020202111003) Daniel (105020202111005) JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: nanok-fitriadi

Post on 27-Oct-2015

166 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

REVISI MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

PEMBUATAN PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh

Berthus Yudhistira (105020201111010)

Ratih Mardianti (105020201111027)

Dear Satriya D (105020202111003)

Daniel (105020202111005)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI amp BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TAHUN 20112012

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat karunia dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ldquoPembuatan

Proposal Penelitianldquo Penulisan makalah ini di pergunakan untuk melengkapi

tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Bisnis Sholawal serta salam tetap

tercurah pada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing

kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang yaitu Agama

Islam

Dalam peyusunan makalah ini penulis menyadari tidak lepas dari bantuan

dan dorongan dari berbagai pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

Bapak Dr Achmad Sudiro SE MM selaku dosen pembimbing mata

kuliah Metodologi Penelitian Bisnis

Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari

sempurna Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

membangun sangat diharapkan demi kemajuan dan kesempurnaan penulisan di

masa yang akan datang

Penulis mohon maaf dengan segala ketulusan hati apabila dalam

penulisan ini terdapat kesalahan Penulis berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya

Malang Mei 2012

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A Pengertian Proposal 2

B Karakteristik Proposal 2

C Tujuan Proposal 2

D Kerangka Penulisan Proposal 3

1 Bagian Awal 3

2 Bagian IsiUtama 3

3 Bagian Penutup 7

BAB III PENUTUP 9

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu

makalah proposal penelitian skripsi dan skripsi Masing-masing karya tulis ilmiah

itu memiliki karakteristik tertentu Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas

perkuliahan proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan

penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sedangkan skripsi merupakan karya

ilmiah terakhir yang harus disusun mahasiswa dan dipertahankan di depan

sidang (ujian) akhir guna memperoleh gelar Sarjana

Mahasiswa dapat mengungkapkan pemikirannya lewat karya tulis ilmiah

secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan Karya tulis ilmiah ini

juga merupakan wahana komunikasi hasil penelitian ilmiah dengan masyarakat

akademik untuk diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan

kritik

Selain sebagai wahana komunikasi karya tulis ilmiah mahasiswa juga

merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis dan teoritis hasil

pengkajian dan penelitian ilmiah Dengan sifat dan kedudukan seperti ini maka

karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh

paradigma keilmuan pada bidang yang relevan

Dengan tetap mengacu kepada permikiran sebagaimana dikemukakan di

atas maka karya tulis ilmiah dapat dikatakan mengemban dua misi utama yaitu

1) Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan

hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah 2) Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan

Proposal penelitian merupan langkah awal bagi mahasiswa untuk menulis

laporan penelitian (skripsi) untuk itu dalam kesempatan ini kami akan membahas

sistematika dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan proposal

penelitian

BAB II

PEMBAHASAN

A Pengertian Proposal

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan

penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi

mahasiswa Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan

sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan

penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan

bahan skripsinya

B Karakteristik Proposal

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik

sebagai berikut

a Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan

guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi

b Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan

yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam

penelitian tersebut

c Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis

mahasiswa

d Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan

memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan

praktisi di lapangan

C Tujuan Proposal

Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat

terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui

proposal penelitian akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan

D Kerangka Penulisan Proposal

Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi

dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun

berdasarkan ketentuan sebagai berikut

1 Bagian Awal

Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul

halaman persetujuan dan daftar isi

a Halaman Sampul Judul

Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah

berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf

kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi

oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk

mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen

Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan

b Halaman Persetujuan

Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap

mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan

persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta

mengetahui ketua bagian

c Daftar Isi

Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap

dengan nomor halamannya

2 Bagian IsiUtama

Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang

masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan

a Judul Penelitian

Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi

skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif

bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan

permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas

mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal

mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula

mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk

penafsiran ganda

Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana

penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau

data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri

pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba

mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi

kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya

dipecah menjadi sub judul

b Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian

yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong

dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada

Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya

sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta

dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi

pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip

tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah

manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi

panel majalah ilmiah koran atau internet

Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan

penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan

dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan

fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang

akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus

dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti

c Perumusan Masalah

Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai

berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti

masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

atau Bagaimana (How)

Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

disimpulkan

d Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

atau pertanyaan penelitian

Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

atau ldquoUntuk menganalisirdquo

e Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

yang mendasar

a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

tersebut

b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

dengan hasil penelitian seperti

1 Pembantu kebijakan

2 Dunia usaha atau industri

3 Meningkatkan pelayanan

4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

f Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

dari karya ilmiah

Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

tahun terakhir)

Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

untuk melakukan penelitian yang diusulkan

Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

g Metode Penelitian

Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

bagaimana menganalisis hasil penelitian

Metode Penelitian memuat uraian tentang

Metode pendekatan yang digunakan

Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

tersebut diperoleh

Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

dan metode pendekatan yang dipergunakan

Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

yang diteliti

h Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

3 Bagian Akhir

Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

daftar pustaka dan daftar lampiran

a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

dapat disajikan matriks atau uraian

b Daftar Pustakat

Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

adalah

Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

kepustakaan yang sudah kuno)

Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

pembahasan

Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

c Daftar Lampiran

Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

dalam teks

BAB III

KESIMPULAN

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

DAFTAR PUSTAKA

Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

diakses tanggal 08 Mei 2012)

Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

Mei 2012)

Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya Malang

LAMPIRAN

CONTOH PROPOSAL

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

MUKHLISA PUTRI

NIM 0810230111

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 2: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat karunia dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ldquoPembuatan

Proposal Penelitianldquo Penulisan makalah ini di pergunakan untuk melengkapi

tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Bisnis Sholawal serta salam tetap

tercurah pada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing

kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang yaitu Agama

Islam

Dalam peyusunan makalah ini penulis menyadari tidak lepas dari bantuan

dan dorongan dari berbagai pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

Bapak Dr Achmad Sudiro SE MM selaku dosen pembimbing mata

kuliah Metodologi Penelitian Bisnis

Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari

sempurna Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

membangun sangat diharapkan demi kemajuan dan kesempurnaan penulisan di

masa yang akan datang

Penulis mohon maaf dengan segala ketulusan hati apabila dalam

penulisan ini terdapat kesalahan Penulis berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya

Malang Mei 2012

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A Pengertian Proposal 2

B Karakteristik Proposal 2

C Tujuan Proposal 2

D Kerangka Penulisan Proposal 3

1 Bagian Awal 3

2 Bagian IsiUtama 3

3 Bagian Penutup 7

BAB III PENUTUP 9

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu

makalah proposal penelitian skripsi dan skripsi Masing-masing karya tulis ilmiah

itu memiliki karakteristik tertentu Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas

perkuliahan proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan

penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sedangkan skripsi merupakan karya

ilmiah terakhir yang harus disusun mahasiswa dan dipertahankan di depan

sidang (ujian) akhir guna memperoleh gelar Sarjana

Mahasiswa dapat mengungkapkan pemikirannya lewat karya tulis ilmiah

secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan Karya tulis ilmiah ini

juga merupakan wahana komunikasi hasil penelitian ilmiah dengan masyarakat

akademik untuk diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan

kritik

Selain sebagai wahana komunikasi karya tulis ilmiah mahasiswa juga

merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis dan teoritis hasil

pengkajian dan penelitian ilmiah Dengan sifat dan kedudukan seperti ini maka

karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh

paradigma keilmuan pada bidang yang relevan

Dengan tetap mengacu kepada permikiran sebagaimana dikemukakan di

atas maka karya tulis ilmiah dapat dikatakan mengemban dua misi utama yaitu

1) Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan

hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah 2) Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan

Proposal penelitian merupan langkah awal bagi mahasiswa untuk menulis

laporan penelitian (skripsi) untuk itu dalam kesempatan ini kami akan membahas

sistematika dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan proposal

penelitian

BAB II

PEMBAHASAN

A Pengertian Proposal

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan

penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi

mahasiswa Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan

sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan

penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan

bahan skripsinya

B Karakteristik Proposal

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik

sebagai berikut

a Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan

guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi

b Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan

yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam

penelitian tersebut

c Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis

mahasiswa

d Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan

memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan

praktisi di lapangan

C Tujuan Proposal

Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat

terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui

proposal penelitian akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan

D Kerangka Penulisan Proposal

Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi

dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun

berdasarkan ketentuan sebagai berikut

1 Bagian Awal

Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul

halaman persetujuan dan daftar isi

a Halaman Sampul Judul

Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah

berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf

kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi

oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk

mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen

Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan

b Halaman Persetujuan

Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap

mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan

persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta

mengetahui ketua bagian

c Daftar Isi

Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap

dengan nomor halamannya

2 Bagian IsiUtama

Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang

masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan

a Judul Penelitian

Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi

skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif

bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan

permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas

mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal

mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula

mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk

penafsiran ganda

Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana

penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau

data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri

pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba

mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi

kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya

dipecah menjadi sub judul

b Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian

yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong

dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada

Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya

sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta

dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi

pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip

tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah

manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi

panel majalah ilmiah koran atau internet

Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan

penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan

dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan

fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang

akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus

dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti

c Perumusan Masalah

Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai

berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti

masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

atau Bagaimana (How)

Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

disimpulkan

d Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

atau pertanyaan penelitian

Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

atau ldquoUntuk menganalisirdquo

e Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

yang mendasar

a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

tersebut

b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

dengan hasil penelitian seperti

1 Pembantu kebijakan

2 Dunia usaha atau industri

3 Meningkatkan pelayanan

4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

f Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

dari karya ilmiah

Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

tahun terakhir)

Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

untuk melakukan penelitian yang diusulkan

Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

g Metode Penelitian

Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

bagaimana menganalisis hasil penelitian

Metode Penelitian memuat uraian tentang

Metode pendekatan yang digunakan

Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

tersebut diperoleh

Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

dan metode pendekatan yang dipergunakan

Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

yang diteliti

h Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

3 Bagian Akhir

Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

daftar pustaka dan daftar lampiran

a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

dapat disajikan matriks atau uraian

b Daftar Pustakat

Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

adalah

Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

kepustakaan yang sudah kuno)

Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

pembahasan

Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

c Daftar Lampiran

Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

dalam teks

BAB III

KESIMPULAN

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

DAFTAR PUSTAKA

Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

diakses tanggal 08 Mei 2012)

Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

Mei 2012)

Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya Malang

LAMPIRAN

CONTOH PROPOSAL

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

MUKHLISA PUTRI

NIM 0810230111

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 3: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A Pengertian Proposal 2

B Karakteristik Proposal 2

C Tujuan Proposal 2

D Kerangka Penulisan Proposal 3

1 Bagian Awal 3

2 Bagian IsiUtama 3

3 Bagian Penutup 7

BAB III PENUTUP 9

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu

makalah proposal penelitian skripsi dan skripsi Masing-masing karya tulis ilmiah

itu memiliki karakteristik tertentu Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas

perkuliahan proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan

penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sedangkan skripsi merupakan karya

ilmiah terakhir yang harus disusun mahasiswa dan dipertahankan di depan

sidang (ujian) akhir guna memperoleh gelar Sarjana

Mahasiswa dapat mengungkapkan pemikirannya lewat karya tulis ilmiah

secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan Karya tulis ilmiah ini

juga merupakan wahana komunikasi hasil penelitian ilmiah dengan masyarakat

akademik untuk diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan

kritik

Selain sebagai wahana komunikasi karya tulis ilmiah mahasiswa juga

merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis dan teoritis hasil

pengkajian dan penelitian ilmiah Dengan sifat dan kedudukan seperti ini maka

karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh

paradigma keilmuan pada bidang yang relevan

Dengan tetap mengacu kepada permikiran sebagaimana dikemukakan di

atas maka karya tulis ilmiah dapat dikatakan mengemban dua misi utama yaitu

1) Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan

hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah 2) Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan

Proposal penelitian merupan langkah awal bagi mahasiswa untuk menulis

laporan penelitian (skripsi) untuk itu dalam kesempatan ini kami akan membahas

sistematika dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan proposal

penelitian

BAB II

PEMBAHASAN

A Pengertian Proposal

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan

penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi

mahasiswa Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan

sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan

penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan

bahan skripsinya

B Karakteristik Proposal

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik

sebagai berikut

a Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan

guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi

b Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan

yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam

penelitian tersebut

c Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis

mahasiswa

d Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan

memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan

praktisi di lapangan

C Tujuan Proposal

Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat

terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui

proposal penelitian akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan

D Kerangka Penulisan Proposal

Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi

dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun

berdasarkan ketentuan sebagai berikut

1 Bagian Awal

Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul

halaman persetujuan dan daftar isi

a Halaman Sampul Judul

Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah

berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf

kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi

oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk

mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen

Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan

b Halaman Persetujuan

Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap

mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan

persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta

mengetahui ketua bagian

c Daftar Isi

Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap

dengan nomor halamannya

2 Bagian IsiUtama

Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang

masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan

a Judul Penelitian

Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi

skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif

bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan

permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas

mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal

mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula

mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk

penafsiran ganda

Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana

penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau

data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri

pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba

mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi

kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya

dipecah menjadi sub judul

b Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian

yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong

dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada

Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya

sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta

dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi

pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip

tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah

manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi

panel majalah ilmiah koran atau internet

Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan

penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan

dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan

fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang

akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus

dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti

c Perumusan Masalah

Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai

berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti

masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

atau Bagaimana (How)

Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

disimpulkan

d Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

atau pertanyaan penelitian

Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

atau ldquoUntuk menganalisirdquo

e Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

yang mendasar

a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

tersebut

b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

dengan hasil penelitian seperti

1 Pembantu kebijakan

2 Dunia usaha atau industri

3 Meningkatkan pelayanan

4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

f Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

dari karya ilmiah

Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

tahun terakhir)

Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

untuk melakukan penelitian yang diusulkan

Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

g Metode Penelitian

Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

bagaimana menganalisis hasil penelitian

Metode Penelitian memuat uraian tentang

Metode pendekatan yang digunakan

Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

tersebut diperoleh

Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

dan metode pendekatan yang dipergunakan

Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

yang diteliti

h Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

3 Bagian Akhir

Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

daftar pustaka dan daftar lampiran

a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

dapat disajikan matriks atau uraian

b Daftar Pustakat

Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

adalah

Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

kepustakaan yang sudah kuno)

Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

pembahasan

Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

c Daftar Lampiran

Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

dalam teks

BAB III

KESIMPULAN

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

DAFTAR PUSTAKA

Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

diakses tanggal 08 Mei 2012)

Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

Mei 2012)

Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya Malang

LAMPIRAN

CONTOH PROPOSAL

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

MUKHLISA PUTRI

NIM 0810230111

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 4: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

BAB I

PENDAHULUAN

Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu

makalah proposal penelitian skripsi dan skripsi Masing-masing karya tulis ilmiah

itu memiliki karakteristik tertentu Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas

perkuliahan proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan

penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sedangkan skripsi merupakan karya

ilmiah terakhir yang harus disusun mahasiswa dan dipertahankan di depan

sidang (ujian) akhir guna memperoleh gelar Sarjana

Mahasiswa dapat mengungkapkan pemikirannya lewat karya tulis ilmiah

secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan Karya tulis ilmiah ini

juga merupakan wahana komunikasi hasil penelitian ilmiah dengan masyarakat

akademik untuk diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan

kritik

Selain sebagai wahana komunikasi karya tulis ilmiah mahasiswa juga

merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis dan teoritis hasil

pengkajian dan penelitian ilmiah Dengan sifat dan kedudukan seperti ini maka

karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh

paradigma keilmuan pada bidang yang relevan

Dengan tetap mengacu kepada permikiran sebagaimana dikemukakan di

atas maka karya tulis ilmiah dapat dikatakan mengemban dua misi utama yaitu

1) Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan

hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah 2) Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan

Proposal penelitian merupan langkah awal bagi mahasiswa untuk menulis

laporan penelitian (skripsi) untuk itu dalam kesempatan ini kami akan membahas

sistematika dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan proposal

penelitian

BAB II

PEMBAHASAN

A Pengertian Proposal

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan

penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi

mahasiswa Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan

sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan

penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan

bahan skripsinya

B Karakteristik Proposal

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik

sebagai berikut

a Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan

guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi

b Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan

yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam

penelitian tersebut

c Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis

mahasiswa

d Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan

memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan

praktisi di lapangan

C Tujuan Proposal

Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat

terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui

proposal penelitian akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan

D Kerangka Penulisan Proposal

Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi

dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun

berdasarkan ketentuan sebagai berikut

1 Bagian Awal

Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul

halaman persetujuan dan daftar isi

a Halaman Sampul Judul

Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah

berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf

kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi

oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk

mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen

Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan

b Halaman Persetujuan

Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap

mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan

persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta

mengetahui ketua bagian

c Daftar Isi

Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap

dengan nomor halamannya

2 Bagian IsiUtama

Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang

masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan

a Judul Penelitian

Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi

skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif

bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan

permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas

mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal

mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula

mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk

penafsiran ganda

Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana

penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau

data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri

pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba

mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi

kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya

dipecah menjadi sub judul

b Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian

yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong

dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada

Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya

sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta

dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi

pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip

tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah

manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi

panel majalah ilmiah koran atau internet

Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan

penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan

dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan

fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang

akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus

dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti

c Perumusan Masalah

Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai

berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti

masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

atau Bagaimana (How)

Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

disimpulkan

d Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

atau pertanyaan penelitian

Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

atau ldquoUntuk menganalisirdquo

e Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

yang mendasar

a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

tersebut

b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

dengan hasil penelitian seperti

1 Pembantu kebijakan

2 Dunia usaha atau industri

3 Meningkatkan pelayanan

4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

f Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

dari karya ilmiah

Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

tahun terakhir)

Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

untuk melakukan penelitian yang diusulkan

Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

g Metode Penelitian

Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

bagaimana menganalisis hasil penelitian

Metode Penelitian memuat uraian tentang

Metode pendekatan yang digunakan

Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

tersebut diperoleh

Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

dan metode pendekatan yang dipergunakan

Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

yang diteliti

h Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

3 Bagian Akhir

Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

daftar pustaka dan daftar lampiran

a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

dapat disajikan matriks atau uraian

b Daftar Pustakat

Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

adalah

Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

kepustakaan yang sudah kuno)

Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

pembahasan

Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

c Daftar Lampiran

Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

dalam teks

BAB III

KESIMPULAN

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

DAFTAR PUSTAKA

Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

diakses tanggal 08 Mei 2012)

Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

Mei 2012)

Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya Malang

LAMPIRAN

CONTOH PROPOSAL

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

MUKHLISA PUTRI

NIM 0810230111

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 5: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

BAB II

PEMBAHASAN

A Pengertian Proposal

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan

penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi

mahasiswa Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan

sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan

penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan

bahan skripsinya

B Karakteristik Proposal

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik

sebagai berikut

a Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan

guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi

b Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan

yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam

penelitian tersebut

c Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis

mahasiswa

d Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan

memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan

praktisi di lapangan

C Tujuan Proposal

Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat

terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui

proposal penelitian akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan

D Kerangka Penulisan Proposal

Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi

dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun

berdasarkan ketentuan sebagai berikut

1 Bagian Awal

Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul

halaman persetujuan dan daftar isi

a Halaman Sampul Judul

Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah

berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf

kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi

oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk

mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen

Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan

b Halaman Persetujuan

Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap

mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan

persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta

mengetahui ketua bagian

c Daftar Isi

Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap

dengan nomor halamannya

2 Bagian IsiUtama

Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang

masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan

a Judul Penelitian

Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi

skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif

bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan

permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas

mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal

mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula

mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk

penafsiran ganda

Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana

penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau

data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri

pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba

mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi

kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya

dipecah menjadi sub judul

b Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian

yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong

dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada

Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya

sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta

dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi

pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip

tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah

manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi

panel majalah ilmiah koran atau internet

Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan

penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan

dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan

fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang

akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus

dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti

c Perumusan Masalah

Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai

berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti

masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

atau Bagaimana (How)

Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

disimpulkan

d Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

atau pertanyaan penelitian

Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

atau ldquoUntuk menganalisirdquo

e Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

yang mendasar

a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

tersebut

b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

dengan hasil penelitian seperti

1 Pembantu kebijakan

2 Dunia usaha atau industri

3 Meningkatkan pelayanan

4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

f Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

dari karya ilmiah

Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

tahun terakhir)

Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

untuk melakukan penelitian yang diusulkan

Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

g Metode Penelitian

Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

bagaimana menganalisis hasil penelitian

Metode Penelitian memuat uraian tentang

Metode pendekatan yang digunakan

Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

tersebut diperoleh

Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

dan metode pendekatan yang dipergunakan

Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

yang diteliti

h Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

3 Bagian Akhir

Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

daftar pustaka dan daftar lampiran

a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

dapat disajikan matriks atau uraian

b Daftar Pustakat

Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

adalah

Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

kepustakaan yang sudah kuno)

Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

pembahasan

Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

c Daftar Lampiran

Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

dalam teks

BAB III

KESIMPULAN

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

DAFTAR PUSTAKA

Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

diakses tanggal 08 Mei 2012)

Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

Mei 2012)

Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya Malang

LAMPIRAN

CONTOH PROPOSAL

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

MUKHLISA PUTRI

NIM 0810230111

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 6: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

D Kerangka Penulisan Proposal

Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi

dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun

berdasarkan ketentuan sebagai berikut

1 Bagian Awal

Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul

halaman persetujuan dan daftar isi

a Halaman Sampul Judul

Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah

berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf

kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi

oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk

mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen

Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan

b Halaman Persetujuan

Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap

mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan

persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta

mengetahui ketua bagian

c Daftar Isi

Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap

dengan nomor halamannya

2 Bagian IsiUtama

Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang

masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian

tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan

a Judul Penelitian

Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi

skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif

bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan

permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas

mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal

mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula

mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk

penafsiran ganda

Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana

penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau

data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri

pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba

mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi

kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya

dipecah menjadi sub judul

b Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian

yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong

dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada

Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya

sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta

dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi

pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip

tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah

manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi

panel majalah ilmiah koran atau internet

Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan

penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan

dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan

fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang

akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus

dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti

c Perumusan Masalah

Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai

berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti

masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

atau Bagaimana (How)

Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

disimpulkan

d Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

atau pertanyaan penelitian

Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

atau ldquoUntuk menganalisirdquo

e Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

yang mendasar

a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

tersebut

b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

dengan hasil penelitian seperti

1 Pembantu kebijakan

2 Dunia usaha atau industri

3 Meningkatkan pelayanan

4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

f Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

dari karya ilmiah

Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

tahun terakhir)

Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

untuk melakukan penelitian yang diusulkan

Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

g Metode Penelitian

Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

bagaimana menganalisis hasil penelitian

Metode Penelitian memuat uraian tentang

Metode pendekatan yang digunakan

Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

tersebut diperoleh

Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

dan metode pendekatan yang dipergunakan

Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

yang diteliti

h Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

3 Bagian Akhir

Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

daftar pustaka dan daftar lampiran

a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

dapat disajikan matriks atau uraian

b Daftar Pustakat

Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

adalah

Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

kepustakaan yang sudah kuno)

Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

pembahasan

Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

c Daftar Lampiran

Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

dalam teks

BAB III

KESIMPULAN

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

DAFTAR PUSTAKA

Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

diakses tanggal 08 Mei 2012)

Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

Mei 2012)

Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya Malang

LAMPIRAN

CONTOH PROPOSAL

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

MUKHLISA PUTRI

NIM 0810230111

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 7: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi

skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif

bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan

permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas

mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal

mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula

mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk

penafsiran ganda

Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana

penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau

data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri

pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba

mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi

kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya

dipecah menjadi sub judul

b Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian

yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong

dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada

Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya

sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta

dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi

pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip

tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah

manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi

panel majalah ilmiah koran atau internet

Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan

penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan

dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan

fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang

akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus

dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti

c Perumusan Masalah

Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai

berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti

masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

atau Bagaimana (How)

Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

disimpulkan

d Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

atau pertanyaan penelitian

Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

atau ldquoUntuk menganalisirdquo

e Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

yang mendasar

a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

tersebut

b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

dengan hasil penelitian seperti

1 Pembantu kebijakan

2 Dunia usaha atau industri

3 Meningkatkan pelayanan

4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

f Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

dari karya ilmiah

Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

tahun terakhir)

Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

untuk melakukan penelitian yang diusulkan

Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

g Metode Penelitian

Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

bagaimana menganalisis hasil penelitian

Metode Penelitian memuat uraian tentang

Metode pendekatan yang digunakan

Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

tersebut diperoleh

Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

dan metode pendekatan yang dipergunakan

Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

yang diteliti

h Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

3 Bagian Akhir

Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

daftar pustaka dan daftar lampiran

a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

dapat disajikan matriks atau uraian

b Daftar Pustakat

Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

adalah

Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

kepustakaan yang sudah kuno)

Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

pembahasan

Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

c Daftar Lampiran

Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

dalam teks

BAB III

KESIMPULAN

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

DAFTAR PUSTAKA

Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

diakses tanggal 08 Mei 2012)

Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

Mei 2012)

Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya Malang

LAMPIRAN

CONTOH PROPOSAL

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

MUKHLISA PUTRI

NIM 0810230111

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 8: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji

orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat

Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah

pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung

kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti

Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)

Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who

atau Bagaimana (How)

Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing

peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan

disimpulkan

d Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang

hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk

mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau

menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem

ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus

atau pertanyaan penelitian

Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan

penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan

ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo

atau ldquoUntuk menganalisirdquo

e Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan

secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang

telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal

yang mendasar

a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan

sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu

tersebut

b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil

penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait

dengan hasil penelitian seperti

1 Pembantu kebijakan

2 Dunia usaha atau industri

3 Meningkatkan pelayanan

4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

f Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

dari karya ilmiah

Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

tahun terakhir)

Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

untuk melakukan penelitian yang diusulkan

Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

g Metode Penelitian

Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

bagaimana menganalisis hasil penelitian

Metode Penelitian memuat uraian tentang

Metode pendekatan yang digunakan

Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

tersebut diperoleh

Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

dan metode pendekatan yang dipergunakan

Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

yang diteliti

h Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

3 Bagian Akhir

Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

daftar pustaka dan daftar lampiran

a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

dapat disajikan matriks atau uraian

b Daftar Pustakat

Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

adalah

Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

kepustakaan yang sudah kuno)

Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

pembahasan

Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

c Daftar Lampiran

Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

dalam teks

BAB III

KESIMPULAN

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

DAFTAR PUSTAKA

Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

diakses tanggal 08 Mei 2012)

Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

Mei 2012)

Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya Malang

LAMPIRAN

CONTOH PROPOSAL

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

MUKHLISA PUTRI

NIM 0810230111

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 9: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

3 Meningkatkan pelayanan

4 Pemecahan masalah ditingkat operasional

5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian

f Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para

ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan

pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka

hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut

Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli

dari karya ilmiah

Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari

buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5

tahun terakhir)

Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan

gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan

Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan

penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan

untuk melakukan penelitian yang diusulkan

Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun

kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian

Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka

g Metode Penelitian

Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai

dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga

bagaimana menganalisis hasil penelitian

Metode Penelitian memuat uraian tentang

Metode pendekatan yang digunakan

Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni

menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang

diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun

sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan

tersebut diperoleh

Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui

wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur

pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)

Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

dan metode pendekatan yang dipergunakan

Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

yang diteliti

h Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

3 Bagian Akhir

Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

daftar pustaka dan daftar lampiran

a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

dapat disajikan matriks atau uraian

b Daftar Pustakat

Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

adalah

Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

kepustakaan yang sudah kuno)

Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

pembahasan

Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

c Daftar Lampiran

Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

dalam teks

BAB III

KESIMPULAN

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

DAFTAR PUSTAKA

Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

diakses tanggal 08 Mei 2012)

Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

Mei 2012)

Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya Malang

LAMPIRAN

CONTOH PROPOSAL

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

MUKHLISA PUTRI

NIM 0810230111

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 10: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau

lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti

dan metode pendekatan yang dipergunakan

Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi

kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran

danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi

yang diteliti

h Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta

jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan

banyaknya bab dan sub bab yang digunakan

3 Bagian Akhir

Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian

daftar pustaka dan daftar lampiran

a Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan

kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi

pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian

lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan

menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya

dapat disajikan matriks atau uraian

b Daftar Pustakat

Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan

pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah

seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya

Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan

usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka

adalah

Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis

Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk

kepustakaan yang sudah kuno)

Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian

Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

pembahasan

Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

c Daftar Lampiran

Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

dalam teks

BAB III

KESIMPULAN

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

DAFTAR PUSTAKA

Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

diakses tanggal 08 Mei 2012)

Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

Mei 2012)

Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya Malang

LAMPIRAN

CONTOH PROPOSAL

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

MUKHLISA PUTRI

NIM 0810230111

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 11: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik

dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam

pembahasan

Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam

daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian

c Daftar Lampiran

Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang

disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran

dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran

dalam teks

BAB III

KESIMPULAN

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

DAFTAR PUSTAKA

Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

diakses tanggal 08 Mei 2012)

Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

Mei 2012)

Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya Malang

LAMPIRAN

CONTOH PROPOSAL

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

MUKHLISA PUTRI

NIM 0810230111

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 12: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

BAB III

KESIMPULAN

Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian

yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal

sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana

kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan

memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga

bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir

DAFTAR PUSTAKA

Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

diakses tanggal 08 Mei 2012)

Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

Mei 2012)

Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya Malang

LAMPIRAN

CONTOH PROPOSAL

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

MUKHLISA PUTRI

NIM 0810230111

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 13: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

DAFTAR PUSTAKA

Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)

(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm

diakses tanggal 08 Mei 2012)

Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi

Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)

(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13

Mei 2012)

Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya Malang

LAMPIRAN

CONTOH PROPOSAL

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

MUKHLISA PUTRI

NIM 0810230111

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 14: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

LAMPIRAN

CONTOH PROPOSAL

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh

MUKHLISA PUTRI

NIM 0810230111

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 15: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo

Yang disusun oleh

Nama Mukhlisa Putri

NIM 0810230111

Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1 Devi Pusposari SEMSiAk

NIP 19751105 200312 2 001

(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 Nurul Fachriyah DraMSAAk

NIP 19690609 199303 2 004

(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3 Anita Wijayanti SEMSAAk

NIP 19791217 200812 2 002

(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Mengetahui Maret 2012

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak

NIP 19690814 199402 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 16: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIi

DAFTAR TABELiii

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang1

12 Perumusan Masalah1

13 Batasan Masalah10

14 Tujuan Penelitian11

15 Kontibusi Penelitian11

16 Sistematika Penulisan12

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi14

211 Pengertian Persepsi14

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18

214 Aspek-aspek Persepsi20

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22

221 Pengertian UMKM22

222 Hambatan UMKM24

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)26

231 Intisari SAK ETAP26

232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 17: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37

2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38

2334 Kinerja Keuangan UMKM38

BAB III METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian40

32 Unit Analisis41

33 Sumber Data41

34 Teknik Pengumpulan Data42

35 Teknik Analisis Data43

DAFTAR PUSTAKA45

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 18: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada

Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3

Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034

Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5

Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23

Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 19: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan

perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas

ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri

karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian

yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu

survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar

kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan

peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat

membantu upaya mengurangi pengangguran

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku

ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)

UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis

dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah

guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 20: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat

itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar

bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi

jumlah pengangguran

Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM

adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional

UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian

di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional

dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi

pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari

satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar

serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun

memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini

Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor

usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam

perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan

menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha

yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga

pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang

mencapai 1872 (Niode Idris 2008)

Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam

penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 21: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari

4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil

dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional

sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141

Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah

belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan

posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis

ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar

Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003

dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai

bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis

ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian

nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun

kemudian tergeser kembali oleh usaha besar

Tabel 11

Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997

dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)

No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

1Usaha Mikro dan Kecil

171048 (4045) 183125 (4111) + 706

2Usaha Menengah

78524 (1741) 75975 (1561) - 325

3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 22: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut

dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada

tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar

mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah

ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha

ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur

perekonomian nasional

Tabel 12

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003

No Skala Usaha 1997 2000 2003

Pertumbuhan

2000-2003

1Usaha Mikro dan Kecil

39704661 38669335 42326519 946

2Usaha Menengah

60449 54632 61986 1346

3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368

Jumlah 39767207 38725940 42390749 946

Sumber wwwdepkopgoid (diolah)

Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis

ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima

tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan

komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya

saingnya pada masa yang akan datang

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 23: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288

Tabel 13

Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia

No

Skala Usaha

Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)

Pangsa ()

Jumlah (Unit)

Pangsa ()

Jumlah

1 Usaha Mikro

49287276 9891 50697659 9890 1410383 286

2 Usaha Kecil (UK)

498565 100 520221 101 21656 434

3 Usaha Menengah (UM)

38282 008 39657 008 1375 359

UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288

4 Usaha Besar (UB)

4463 001 4372 001 (91) (204)

Jumlah 49828568 51261909 1433323 28

Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan

kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-

2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap

Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga

berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau

5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 24: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp

17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

PDB Nasional menurut harga berlaku

1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623

2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga

berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556

Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun

2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau

9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243

Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama

perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya

mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang

relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya

terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 25: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan

arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan

baru yang tangguh

Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu

UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal

manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada

umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah

finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum

bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan

maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)

Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah

kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem

pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi

pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit

untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)

Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik

terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk

mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat

berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan

karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia

dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu

berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 26: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan

lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang

kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan

dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas

tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah

agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya

pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan

pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan

sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak

UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang

dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang

dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan

yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 27: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan

kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan

usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang

sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)

Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur

standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang

mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas

karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)

Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus

mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan

perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)

Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti

bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal

tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah

pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP

mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala

dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan

dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang

Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) pada UMKMrdquo

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 28: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

21 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

pada UMKM

13 Batasan Masalah

Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini

memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari

permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data

Penulis membatasi masalah sebagai berikut

1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota

Malang

2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM

14 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 29: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik

15 Kontribusi Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut

151 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya

literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi

152 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak

sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain

1 Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan

akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan

standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas

perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan

pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi

2 Bagi UMKM

Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 30: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

3 Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai

masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana (S1)

153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang

Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan

sebagai acuan untuk riset-riset mendatang

16 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika

penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum

tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian

batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan

masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 31: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan

metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang

objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang

meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai

penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran

mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan

dengan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 32: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

21 Persepsi

211 Pengertian Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam

Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti

atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran

obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran

terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku

dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna

kepada lingkungan mereka

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam

hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat

mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai

penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu

terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan

perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 33: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan

bertindak

Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua

pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit

mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu

Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari

bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi

berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih

pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini

akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara

saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu

Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 34: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti

212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu

Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek

yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan

memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen

individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap

dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada

Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi

merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut

1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia

2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris

3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang

stimulus yang diterima reseptor

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 35: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi

yaitu berupa tanggapan dan perilaku

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap yaitu

1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada

2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi

3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman

cakrawala serta pengetahuan individu

Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi yaitu

1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda

2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap

informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima

dan diserap

3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 36: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari

dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik

Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang

memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari

1 Pelaku persepsi (perceiver)

2 Objek atau yang dipersepsikan

3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau

gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins 2003)

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 37: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor

atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor

yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang

diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain

Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu

1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus

2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat

3 Faktor-faktor pengaruh kelompok

4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan

individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya

lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi

(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan

214 Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 38: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat

(1991) ada tiga yaitu

1 Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi

yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut

2 Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai

yang dimilikinya

3 Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya

Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa

sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu

1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 39: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap

Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi

terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap

merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa

sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau

berperilaku

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut

22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

221 Pengertian UMKM

Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai

perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total

asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 40: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih

mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil

menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah

menyerap antara 5-19 tenaga kerja

Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan

yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 41: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Tabel 21

Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No URAIAN KRITERIAASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar

3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar

Sumber wwwdepkopgoid

Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM

(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total

angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu

sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan

mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM

selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin

ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan

PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari

kondisi tersebut

Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM

merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang

permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit

usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp

10000000000 dan belum memiliki status badan hukum

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 42: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

222 Hambatan UMKM

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM

berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit

menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar

UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif

rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)

Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur

modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta

7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial

Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu

masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam

masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)

1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal

2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM

3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang

cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit

yang dikucurkan kecil

4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh

ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai

5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 43: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya

manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan

manajerial dan finansial

Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen

(non finansial) adalah

1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang

disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan

teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya

informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain

karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai

dengan keinginan pasar

3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya

untuk mengembangkan SDM

4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

231 Intisari SAK ETAP

SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan

standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil

dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi

ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 44: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan

standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam

menyusun laporan keuangan mereka

Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah

sebagai berikut

Bab 1 Ruang Lingkup

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan

Bab 4 Neraca

Bab 5 Laporan Laba Rugi

Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

Bab 7 Laporan Arus Kas

Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan

Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan

Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu

Bab 11 Persediaan

Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

Bab 13 Investasi pada Joint Venture

Bab 14 Properti Investasi

Bab 15 Aset Tetap

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 45: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Bab 16 Aset Tidak Berwujud

Bab 17 Sewa

Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi

Bab 19 Ekuitas

Bab 20 Pendapatan

Bab 21 Biaya Pinjaman

Bab 22 Penurunan Nilai Aset

Bab 23 Imbalan Kerja

Bab 24 Pajak Penghasilan

Bab 25 Mata Uang Pelaporan

Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan

Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bab 29 Ketentuan Transisi

Bab 30 Tanggal Efektif

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan

untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 46: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia

untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan

atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang

merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi

SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini

per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi

SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP

kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan

memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan

tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan

daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada

BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP

yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan

SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 47: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten

Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini

untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January

2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang

menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi

persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan

SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan

publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan

berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK

ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-

ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi

persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut

dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan

232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum

Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK

yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih

sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 48: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP

Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah

entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa

akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak

terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari

2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan

untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan

penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan

SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK

Tabel 22

Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang

Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)

Sama dengan PSAK

kecuali informasi yang

disajikan dalam neraca

yang menghilangkan pos

Aset keuangan Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

Kewajiban berbunga jangka panjang

Aset dan kewajiban pajak tangguhan

Kepentingan

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 49: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

nonpengendalian2 Laporan Laba

Rugi Laporan laba rugi

komprehensif Informasi yang disajikan

dalam laporan Laba Rugi Komprehensif

Laba rugi selama periode Pendapatan

komprehensif lain selama periode

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah

laporan laba rugi

komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain

4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

Catatan atas laporan keuangan

Struktur Pengungkapan kebijakan

Akuntansi Sumber estimasi

ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK

kecuali pengungkapan

modal

5 Laporan Arus Kas

Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas

pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan

dividen pajak penghasilan transaksi non-kas

Sama dengan PSAK

kecuali

Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung

Arus kas mata uang asing tidak diatur

6 Laporan keuangan (LK)

konsolidasi dan terpisah

Persyaratan penyajian LK konsolidasi

Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan

Tidak diatur (Bab 12)

7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 50: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

akuntansi

estimasi dan kesalahan

Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari

aktivitas normal Operasi yang tidak

dilanjutkan Perubahan estimasi

Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan

Akuntansi Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

penerapan kebijakan akuntansi

Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan Estimasi akuntansi

Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)

8 Instrumen Keuangan Dasar

Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan

Impairment menggunakan incurred loss concept

Derecognition Hedging dan derivatif

Ruang lingkup investasi pada efek tertentu

Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)

9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian

jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada

perusahaan

Ruang lingkup entitas asosiasi

Ruang lingkup entitas asosiasi dan

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 51: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

asosiasi dan

entitas anak

Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 15)

entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi

metode biaya Entitas anak

metode ekuitas

11 Investasi pada

perusahaan asosiasi dan

entitas anak

Jointly controlled operation asset and entity

Metode akuntansi Metode konsolidasi

proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED

PSAK 12 PBAPBOPBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya

12 Property Investasi

Metode akuntansi

Model nilai wajarModel biaya

Metode akuntansi

model biaya

13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi

Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi

Pengukuran biaya perolehan

Pengakuan pengeluaran selanjutnya

Penyusutan Tidak perlu review nilai

residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja

Sama dengan PSAK

kecuali

Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi

Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

Tidak perlu review nilai residu

14 Asset Tidak Berwujud

Prinsip umum untuk pengakuan

Pengakuan awal pengukuran selanjutnya

Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun

Penurunan nilai

Sama dengan PSAK

kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha

Menggunakan metode pembelian

Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 52: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa

Klasifikasi bersifat principle based

Laporan keuangan lessee dan

Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)

lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha

Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi

Sama dengan PSAK

16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk

badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk

badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK

kecuali

1048696 Reorganisasi

1048696 Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK

18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman

langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-

persediaan Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK

kecuali

Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset

Tidak mengatur penurunan nilai goodwill

Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 53: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17

20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC

Imbalan jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK

kecuali untuk manfaat

pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan

21 Pajak Penghasilan

Menggunakan deferred tax concept

Pengakuan dan pengukuran pajak kini

Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

Menggunakan tax payable concept

Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan

22 Mata Uang Pelaporan

Mata uang pencatatan dan pelaporan

Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK

Mata Uang Pelaporan

Mata uang fungsional Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional

Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)

23 Peristiwa setelah akhir

periode pelaporan

Peristiwa yang memerlukan penyesuaian

Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihakpihak

yang mempunyai

hubungan istimewa

Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus

Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas

bumi

Tidak diatur

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 54: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Akuntansi pertambangan umum

Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan

asuransi26 Ketentuan

Transisi Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)

Perpindahan dari dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010

Sumber wwwiaiglobalorid

233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP

2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan

ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 55: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam

memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk

mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi

2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari

1 neraca

2 laporan laba rugi

3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan

seluruh perubahan dalam ekuitas atau

perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

4 laporan arus kas dan

5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 56: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara

langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut

1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas

2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi

3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban

2334 Kinerja Keuangan UMKM

Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara

penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi

Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk

pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham

Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran

laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih

lanjut sebagai berikut

1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 57: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal

2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 58: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

31 Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu

yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian

berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode

penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan

dalam penelitiannya

Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu

metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada

penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi

tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach

(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian

kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran

menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah

kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi

32 Unit Analisis

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 59: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis

deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan

akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini

analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik

mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk

mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti

berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 60: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

33 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data

sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data

yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data

yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti

yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai

keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-

orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut

Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang

34 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 61: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan

secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan

wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap

muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan

wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih

memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan

menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk

lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden

juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan

Supomo 2002153)

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 62: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan

dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan

pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian

kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara

penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal

Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali

oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat

Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk

mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris

harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan

perasaan persepsi dan pemikiran partisipan

Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai

berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak

berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)

Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus

dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara

ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan

dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan

sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini

bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran

partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada

partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 63: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam

pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam

penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan

bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu

Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam

penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat

data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan

yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang

sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner

survei yang tertulis

35 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-

unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada

orang lain

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang

jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus

sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam

penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang

diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 64: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas

dalam analisa data yaitu

1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan

2 Penyajian Data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan

Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif

3 Penyimpulan Data

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah

diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif

hipotesis atau teori

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 65: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

DAFTAR PUSTAKA

______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008

Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)

Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 66: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi

IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI

Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE

Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int

Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia

Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta

Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary

Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4

Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia

Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data
Page 67: Revisi Makalah MetPen Kelompok 10

Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia

Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

  • Bab 1 Pendahuluan
  • Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
  • Bab 3 Metodologi Penelitian
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • 31 Pendekatan Penelitian
  • 33 Sumber Data
  • Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
  • 34 Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152) Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002153)
  • Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
  • Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
  • 1 Reduksi Data
  • Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
  • 2 Penyajian Data
  • Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif
  • 3 Penyimpulan Data