revised - laporan final ikm fii-b 09
TRANSCRIPT
Hubungan antara sikap dan persepsi terhadap rokokHubungan antara sikap dan persepsi terhadap rokok
dengan perilaku merokok pada warga dengan perilaku merokok pada warga RW RW 06 06 KKelurahanelurahan
Rejowinangun Rejowinangun KKecamatan Kota Gede Kodya Yogyakartaecamatan Kota Gede Kodya Yogyakarta
Dian Prasetyo Wibisono
(KU/11648)
Aini Zahidah Ismail (KU/11618)
David Budi Wibowo (KU/11598)
Rizki Tsalatshita (KU/11659)
Reiza Pratama (KU/11539)
Kukhan A/L Arjunan
FAKULTAS KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADAUNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTAYOGYAKARTA
20102010
i
HALAMAN PENGESAHAN
Hubungan antara sikap dan persepsi terhadap rokokHubungan antara sikap dan persepsi terhadap rokok
dengan perilaku merokok pada warga dengan perilaku merokok pada warga RW RW 06 06 KKelurahanelurahan
Rejowinangun Rejowinangun KKecamatan Kota Gede Kodya Yogyakartaecamatan Kota Gede Kodya Yogyakarta
Dian Prasetyo Wibisono
(KU/11648)
Aini Zahidah Ismail (KU/11618)
David Budi Wibowo (KU/11598)
Rizki Tsalatshita (KU/11659)
Reiza Pratama (KU/11539)
Kukhan A/L Arjunan
Telah disahkan
Pembimbing Materi
ii
dr.Haripurnomo, DR.PH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan hidayatNya maka kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan Ilmu Kesehatan
Masyarakat (IKM) di RW VI, Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede, Kotamadya
Yogyakarta.
Laporan ini berisi bahasan mengenai hasil pelaksanaan kegiatan IKM di wilayah kerja
Puskesmas Kotagede II periode 22 Maret-3 April 2010 dengan judul Hubungan Sikap dan
Persepsi Terhadap Rokok dengan Perilaku Merokok pada Warga RW 06 Kelurahan
Rejowinangun Kecamatan Kotagede Kotamadya Yogyakarta. Rangkaian kegiatan ini
dapat terlaksana dengan baik dan lancar antara lain tak lepas dari dukungan dan masukan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. dr. Haripurnomo, Dr.PH selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan selama menjalani stase IKM
2. Drs. Abdul Wahab, MPH selaku pembimbing lapangan yang telah menyumbangkan
banyak waktu untuk membimbing kami selama stase IKM
3. dr. Lana selaku Kepala Puskesmas Kotagede II
4. Kepala Kecamatan Kotagede
5. Kepala Kelurahan Rejowinangun
6. Kepala RW VI, RT 17, 18, 19, dan 20
7. Ibu Hartomo dan Ibu Elly selaku koordinator ibu-ibu PKK
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuannya demi kelancaran kegiatan ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna
dan banyak kekurangannya, untuk itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.
Yogyakarta, April 2010
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
I.1. Gambaran umum wilayah kerja RW VI, Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede, Kotamadya Yogyakarta 1
I.1.1 Letak Wilayah dan Keadaan geografis 1I.1.2. Data Kependudukan dan Infrastruktur 1I.2. Permasalahan 5I.2.1 Latar belakang Masalah 51.2.2 Rumusan masalah 81.3. Tujuan penelitian 81.4. Manfaat penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKAII.1. Persepsi Merokok 9II.2. Sikap Merokok 10II.3. Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan 10II.4. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku 11II.5. Landasan Teori 12II.6. Kerangka Konsep 13
BAB III METODE PENELITIAN
III. 1. Rancangan Penelitian 14III.2. Lokasi Penelitian 14III.3. Populasi dan Sampel Penelitian 14III.4. Pengumpulan Data 14III.5. Variabel Penelitian 15III.6. Definisi Operasional Variabel 15III.7. Instrumen Penelitian 15III.8. Jalannya Penelitian 16
III. 9. Analisis Data 17III.10.Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian 17
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
IV.1. Analisa Data 19IV.1.1 Karakteristik Dasar Responden Kelurahan Rejowinangun RW 06 19IV.1.2. Prevalensi merokok di Kelurahan Rejowinangun RW 06 20IV.1.3. Perilaku merokok, sikap dan persepsi terhadap merokok pada warga RW 06 21IV.1.4 Hubungan Sikap dan Persepsi Terhadap Merokok Dengan Perilaku Merokok 22IV.2. Pembahasan 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARANV.1. Kesimpulan 25V.2. Saran 25
iv
DAFTAR PUSTAKA 26
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Karakteristik Penduduk RW 06 5Tabel 1.2: Data karakteristik morbiditas warga RW 06 7Tabel 1.3: Data penyakit di RW 06 7Tabel 4.1 Karakteristik Responden 19Tabel 4.2 Distribusi perilaku, sikap, dan persepsi terhadap merokok 20Tabel 4.3 Prevalensi warga yang merokok di RW 06 21Tabel 4.4. Hubungan sikap dan persepsi masyarakat terhadap merokok dengan perilaku merokok dikalangan warga RW06 22
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Daftar 10 besar penyakit total di Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede Tahun 2009
6Gambar 1.2. Daftar 10 besar penyakit baru di Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan
Kotagede Tahun 2009 6
Gambar 1.3. Health Belief Model sebagai prediksi perilaku sehat 13
v
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Gambaran umum wilayah kerja RW VI, Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan
Kotagede, Kotamadya Yogyakarta
I.1.1 Letak Wilayah dan Keadaan geografis
Kelurahan Rejowinangun terletak di Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta dengan
luas wilayah 124,095 ha, terdiri dari 13 RW dan 49 RT dengan batas wilayah sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan
Sebelah Selatan : Kelurahan Prenggan, Kecamatan Kotagede
Sebelah Barat : Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo
Sebelah Timur : Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan
Lokasi penelitian berada di Rukun Warga 6, Kelurahan Rejowinangun yang memiliki
luas wilayah 5,25 ha,dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Umbulharjo
Sebelah Selatan : Wilayah RW 4 Kelurahan Rejowinangun
Sebelah Barat : RW 5 kelurahan Rejowinangun
Sebelah Timur : Wilayah kecamatan Banguntapan
Berdasarkan ketinggian tanahnya Rukun Warga 6, kelurahan Rejowinangun terletak 114 m
dari permukaan laut. Berdasarkan topografinya terletak pada dataran rendah dengan curah
hujan 2000 mm/th. Suhu udara rata-rata 27-32 0C. Wilayah kerja RW 6 meliputi RT 17, RT
18, RT 19 dan RT 20.
I.1.2. Data Kependudukan dan Infrastruktur
A. Jumlah Penduduk Kelurahan Rejowinangun:
Laki-laki : 6118 jiwa
Perempuan : 6020 jiwa
Total : 12138 jiwa
B. Jumlah kepala keluarga :
1
Kelurahan Rejowinangun : 2585 KK
RW 6 : 231 KK
C. Jumlah penduduk Kelurahan Rejowinangun berdasarkan usia
0-4 tahun : 213 jiwa
5-14 tahun : 1.169 jiwa
15-59 tahun : 3.709 jiwa
> 60 tahun : 602 jiwa
D. Jumlah penduduk Kelurahan Rejowinangun berdasarkan mata pencaharian
Swasta : 2641 orang
PNS : 679 orang
ABRI : 53 orang
Pedagang/wiraswasta : 1716 orang
Petani : 34 orang
Pertukangan : 48 orang
Pemulung : 2 orang
Pensiunan : 287 orang
Penyedia Jasa : 236 orang
E. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Rejowinangun
Kelurahan Rejowinangun merupakan wilayah yang terdiri dari 13 RW dan 49 RT.
Jumlah keseluruhan penduduk 12.138 orang, terdiri dari 6.118 penduduk laki-laki dan 6.020
penduduk wanita.
Belum sekolah : 1355 orang
SD : 1059 orang
SLTP : 1303 orang
SLTA : 3431 orang
Akademi : 800 orang
Sarjana (S1-S3) : 2553 orang
F. Jumlah penduduk berdasarkan agama di Kelurahan Rejowinangun
Islam : 10.896 orang
Kristen : 497 orang
2
Katholik : 682 orang
Hindu : 39 orang
G. Sarana/prasarana Sosial-Ekonomi di Kelurahan Rejowinangun1
Sarana/prasarana pendidikan
Taman Kanak-kanak : 0 buah
Sekolah dasar : 6 buah
SMP : 0 buah
Sarana/prasarana peribadatan
Masjid : 16 buah
Mushola : 7 buah
Gereja : 1 buah
Vihara : 0 buah
Pura : 0 buah
Sarana/prasarana Kesenian, Olahraga, dan Kepemudaan
Lapangan sepak bola : 0 buah
Lapangan basket : 0 buah
Lapangan voli : 4 buah
Lapangan bulu tangkis: 18 buah
Lapangan tenis meja : 16 buah
Lain-lain : 0 buah
Sarana/prasarana Kesehatan, KB, peranan wanita
Puskesmas : 1
Jumlah pos KB : 15 pos
Praktek dokter umum : 3 orang
Praktek dokter gigi : 1 orang
Sarana prasarana transportasi dan komunikasi
Kelurahan Rejowinangun dapat diakses dengan kendaraan roda empat dan sudah di-
hubungkan dengan jalan beraspal. Jarak kelurahan ke ibukota kotamadya kurang lebih
3 km. Jarak dari ibukota propinsi Dati I kurang lebih 5 km.
Transportasi :
Sepeda : 2577 buah
Dokar/delman : 2 buah
3
Becak : 37 buah
Sepeda motor : 5339 buah
Taksi : 14 buah
Mobil dinas : 16 buah
Mobil pribadi : 261 buah
Bus kota : 0 buah
Bus Umum : 1 buah
Truk : 11 buah
Komunikasi :
Pemilikan pesawat telpon : 1386 buah
Pemilikan pesawat TV : 4996 buah
Pemilikan pesawat radio : 839 buah
Perdagangan dan Jasa Perdagangan :
Pasar lingkungan : 1 buah (100 kios)
Pasar kota : 0 buah
Toko : 98 buah
Warung : 55 buah
Kaki lima : 79 buah
Jasa :
Bank : 2 orang
Pengacara : 2 orang
Travel biro : 0 orang
Notaris : 1 orang
Psikolog : 0 orang
H. Keadaan lingkungan
Untuk kehidupan sehari-haru, sumber air minum dan yang digunakan untuk keperluan
mencuci berasal dari air sumur dan sebagian air PAM. Sebagian besar warga membuang
sampah di bak sampah umum yang disediakan oleh pemerintah setempat. Mayoritas warga
hanya memiliki taman dan halaman yang relatif sempit karena tingkat hunian yang padat dan
dengan kondisi lingkungan yang sempit.
I.I. 3 Data Kependudukan RW 06
A. Jumlah Penduduk RW 6 :
4
Laki-laki : 476 jiwa
Perempuan : 417 jiwa
Total : 893 jiwa
B. Tabel 1.1 Karakteristik Penduduk RW 06
Jenis N %Umur
0- 4 32 3.6
5 – 14 160 17.9
15 – 59 16 70.1
> 60 626 8.4
Pekerjaan PNS 35 6
Pegawai Swasta 130 24
Wiraswasta 122 22
Pensiunan 30 5
Lain - lain 232 42
Tingkat Pendidikan SD 127 23
SMP 88 16
SMA 200 37
Perguruan Tinggi 108 20
Tidak Sekolah 22 4
I.2. Permasalahan
I.2.1 Latar belakang Masalah
Dari hasil analisis dan observasi yang dilakukan di RW 06 Kelurahan Rejowinangun
didapatkan fakta bahwa, merokok merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
cukup serius. Fakta ini dapat dibuktikan dari beberapa aspek, diantaranya adalah dari hasil
wawancara dengan salah satu koordinator warga yang menyatakan bahwa, hampir disetiap
rumah atau KK di RW 06 minimal ada satu anggota keluarga yang merupakan perokok aktif.
Penyakit penyakit yang berhubungan dengan merokok contohnya, Infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA) dan hipertensi memiliki insidensi cukup tinggi di kelurahan
Rejowinangun pada umumnya dan RW 06 pada khususnya. Hal ini dapat dilihat dari data
kunjungan yang diperoleh dari Puskesmas Kotagede II dimana penyakit infeksi saluran nafas
dan hipertensi merupakan dua penyakit paling banyak dari sepuluh besar penyakit terbanyak
pada periode 2009 (Gambar 1,1).
5
Penyakit Mata LainnyaDiare
Penyakit Dan Kelainan Saraf LainDiabetes Mellitus
InfeksiLain-Lain
Penyakit OtotHipertensi
ISPA Lain pada Saluran NafasISPA
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
Total
Gambar 1,1. Daftar 10 besar penyakit total di Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede Tahun 2009
DMAsma Bronkial
AnemiaUrtikaria
Karies GigiHipertensi
GastritisPenyakit Jaringan Periodental
DiareInfluenza
0 100 200 300 400 500 600 700
Total
Gambar 1,2: Daftar 10 besar penyakit baru di di Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede Tahun 2009
Tabel 1.1: Data karakteristik morbiditas warga RW 06n %
Jenis Kelamin
pria 21 34,4 %
wanita 40 65,6 %
6
Umur
Mean 57,9
Min 8
Max 86
Tabel 1.2: Data penyakit di RW 06.Penyakit n %
Hipertensi 33 41,3 %
Myalgia 6 7,5 %
DM 5 6,3 %
ISPA 5 6,3 %
OA 2 2,5 %
Gastritis 2 2,5 %
Lain-lain 8 33,6 %
Bila dilihat dari data tahun 2010 dan pada tahun-tahun sebelumnya angka kejadian
infeksi saluran pernafasan akut dan hipertensi pada kunjungan ke Puskesmas Kotagede II
mengalami selalu menduduki peringkat teratas dalam insidensi jumlah kasus penyakit secara
keseluruhan peningkatan baik jumlah kasus baru maupun jumlah kasus secara keseluruhan
(Gambar 1,1 dan 1,2).
Berdasarkan informasi yang dari pengurus RW 06 didapatkan fakta bahwa terdapat
satu kejadian mortalitas yang disebabkan oleh penyakit stroke. Hal ini semakin menguatkan
bahwa merokok merupakan salah satu hal yang menjadi momok kesehatan warga di RW 06.
Puskesmas Kotagede II sebenarnya telah melihat dan menyadari bahwa rokok adalah
masalah serius yang benar – benar harus ditangani. Beberapa program telah dilakukan untuk
menangani masalah merokok ini. Salah satu program tersebut adalah klinik berhenti
merokok. Klinik merupakan kerjasama antara Dinas kesehatan dan juga quit tobbaco
Indonesia yang berpusat di UGM. Tujuan dari program ini adalah memberikan suatu bantuan
bagi para perokok aktif untuk menghentikan kebiasaan merokok. Program lain dari klinik
merokok ini adalah dengan memberikan promosi kesehatan secara langsung bagi para kader.
Sampai saat ini telah dilakukan tiga kali penyuluhan yaitu pada bulan oktober,
November dan maret 2009. Namun keefektifan dari program-program ini dapat dikatakan
masih jauh dari harapan karena partisipasi warga yang masih rendah. Tingkat kesadaran
masyarakat untuk program klinik berhenti merokok masih belum berjalan dengan baik
7
karena menurut data hanya 13 orang saja yang berkunjung. Tingkat kepatuhan untuk datang
kembali ke klinik merokok ini juga tidak ada, masyarakat hanya akan dating kembali bila
mereka merasa sakit.
1.2.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka, timbul keinginan peneliti untuk mengetahui
sejauh mana sikap dan persepsi masyarakat RW 06 kelurahan rejowinangun kecamatan
Kotagede terhadap merokok.
1.3. Tujuan penelitian
Tujuan umum: untuk mengetahui sejauh mana sikap dan persepsi masyarakat RW 06
kelurahan rejowinangun kecamatan Kotagede terhadap merokok.
Tujuan khusus: untuk meningkatkan kesadaran terhadap bahaya merokok
1.4. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap dan persepsi masyarakat
tentang merokok sehingga menjadi masukan untuk warga RW 06 kelurahan Rejowinangun
untuk menangani masalah kesehatan masyarakat khususnya tentang merokok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Persepsi Merokok
8
Persepsi diartikan sebagai pandangan individu dari lingkungannya atau sebaai
gambaran subjektif internal terhadap dunia luar (Mantra, 1990). Atkizon (1993) menyebutkan
bahawa persepsi adalah proses pengorganisasian dan penafsiran stimulus atau rangsangan
sehingga individu akan memberikan interpertasi dari objek tertentu dan akan memberikan
hasilnya. Persepsi menjadikan seseorang membuat keputusan dan membentuk fungsi kognitif
sebagai respons terhadap lingkungannya. Rakhmat (2002) mengemukakan bahwa persepsi
adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menyimpulkan pesan.
Menurut Ma’art (1992), persepsi merupakan hasil proses pengamatan seseorang yang
berasal dari komponen kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar,
pengetahuan, pendidikan dan sosial budaya. Persepsi merupakan mata rantai perubahan
sikap. Adanya perbedaan individu yang memandang realita menyebabkan persepsi yang
berbeda-beda pula pada masing-masing individu walaupun objek yang dipersepsikan sama,
sebab masing-masing individu mempersepsikan situasi atau objek dengan caranya sendiri
(Lugo dan Hershey, 1981).
Merokok sebagai suatu bentuk perilaku mungkin pula menimbulkan persepsi tertentu
pada seseorang, sebagaimana dikatakan oleh Ajzen dan Fisbhein (1975) bahwa setiap orang
akan memiliki persepsi yang bersifat negatif terhadap suatu objek. Menurut Salafudin (1992)
persepsi terhadap merokok ini dapat terbentuk melalui melihat, mendengar, membaca atau
berdasarkan penglihatan iklan dalam hal ini memberikan pengaruh yang cukup besar dalam
membentuk persepsi konsumen atau calon konsumen terhadap merokok.
Berdasarkan pengertian persepsi diatas dapat dikatakan bahwa persepsi terhadap
merokok adalah tanggapan individu mengenai merokok yang terbentuk dari melihat,
mendengar, atau melalui pengalaman yang bersifat positif atau negatif atau karena adanya
pengaruh faktor internal dan eksternal.
II.2. Sikap Merokok
Sikap adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan banyak
didefinisikan. Ada yang menganggap sikap hanyalah motif sosiogenis yang diperoleh melalui
proses belajar (Sherif dan Sheif dalam Sarlito, 2000). Sikap adalah kecenderungan
9
berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai, sikap bukan
perilaku tetapi merupakan kecendrungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu
terhadap objek sikap (Rahmat 2000). Sikap merupakan kesiapan untuk beraksi apabila
diperhadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon (Allport dalam Aswar,
1997). Pengertian lain dikemukakan oleh Bimo Walgito (1978) bahwa sikap itu mempunyai
objek tertentu, mencerminkan pendapat atau keyakinan seseorang terhadap objek yang relatif
dan ajeg.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sikap adalah
kecenderungan individu untuk bertindak dan memerlukan proses penyesuaian. Respon hanya
akan timbul jika individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki timbulnya
reaksi individual. Respon edukatif memberi keyakinan nilai terhadap stimulus dalam bentuk
baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau
tidak suka kemudian mengkristalkan sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap.
Sikap terhadap merokok adalah bagaimana pandangan individu tersebut terhadap
merokok. Pandangan seseorang terhadap merokok akan memberikan gambaran bagaimana
kecenderungan individu dalam memberikan suatu respons yang berhubungan dengan aktifitas
merokok.
Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok adalah faktor individu dan
faktor lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang
berpengaruh terhadap sikap warga untuk merokok adalah timbul dari diri warga itu sendiri
ataupun faktor eksternal yang ada di sekitarnya.
II.3. Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh para dokter tentang bahaya merokok terhadap
kesehatan ditemukan sejumlah penyakit yang berbahaya antara lain adalah: gangguan
pembuluh darah, kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker paru, penyakit bronkhitis kronis,
emfizema dan gangguan janin dalam kandungan Wynder et al. cit Aditama ( 2000). Adalah
terkenal bahwa merokok meningkatkan lebih besar risiko kematian prematur dan sejumlah
penyakit kronis, terutama penyakit kardiovaskuler, obstruksif penyakit pernafasan dan
kanker, WHO (1998). Lingkungan yang rusak akibat merokok (ETS) adalah penyebab ketiga
penyebab kematian dan penyakit yang dicegah setelah merokok aktif dan penyalahgunaan
akohol, suatu study telah memperlihatkan risiko penyakit kardiovaskuler, (Pitsavos.C et
al.,2002 ).
10
Merokok dapat mempengaruhi fisiologis alat-alat reproduksi, dalam berbagai kasus
penelitian telah membuktikan bahwa adanya perubahan ereksi, perubahan siklus haid,
gangguan fungsi ciliary pada tuba falopi, penurunan kualitas cairan semen atau cairan sperma
(Panayiotis et al. 1998) hal ini akan terdampak pada kesuburan alat reproduksi wanita dan
pria. Penelitian di Denmark yang melibatkan 1069 pasangan yang sedang berusaha untuk
mengatasi masalah ketidaksuburan selama tahun 1977-1980, mendapatkan hasil dari grup A
menunjukan hubungan merokok dengan ketidak suburan, gangguan fungsi rahim dan sperma
yang tidak normal, rasio kemungkinan lebih besar dari yang tidak merokok (Bank Dunia,
2000).
II.4. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh empat faktor: pikiran, perasaan, pengetahuan,
kepercayaan dan sikap (WHO 1998 ) : (1) pikiran dan perasaan dibentuk oleh pengetahuan,
keyakinan, sikap dan nilai (2) pengetahuan yang datang dari pengalaman, pengetahuan dapat
diperoleh melalui informasi yang diberikan guru, orang tua, teman sebaya, buku dan media
massa (3) keyakinan yang diturunkan dari orang tua yang dihormati (4) sikap yang
merefleksikan kesukaan dan ketidaksukaan yang datang dari pengalaman, kadang -kadang
situasi dapat menyebabkan orang bertindak tidak sesuai dengan sikapnya walaupun
sebenarnya sikapnya juga tidak berubah. Proses pembentukkan dan ata u perubahan perilaku
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor-
faktor tersebut antara lain susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan belajar.
Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi; persepsi adalah
pengalaman yang dihasilkan melalui indra penglihatan, penciuman, pendengaran, - setiap
orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda meskipun objeknya sama, (Notoatmojo
2000 ).
Berperilaku atau melakukan sesuatu pasti ada penyebabnya, demikian pula perilaku
merokok. Perilaku merokok merupakan perilaku yang sangat kompleks karena merupakan
interaksi kognitif, lingkungan sosial, psikologis, dan fisiologis. Faktor risiko yang
menyebabkan seorang warga merokok adalah motivasi sosial, dan personal, penerimaan
sosial, media massa dan harga rokok yang murah, Gethel et al., (1989). Warga yang hidup
dalam tekanan kehidupan, pendidikan rendah, faktor demografi yang berhubungan dengan
perokok adalah perokok laki-laki dan penghasilan yang rendah.
11
II.5. Landasan Teori
Teori Health Belief Model yaitu teori mengenai fakta-fakta yang menyebabkan orang
melakukan tindakan pencegahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah
persepsi keseriusan masalah kesehatan yang dihadapi, kemungkinan mereka terkena penyakit
dan adanya stimulus dari luar. Persepsi itu sendiri dipengaruhi oleh variabel demografi, ras
pendidikan, pekerjaan dan variabel psikososial seperti status sosial, tekanan sosial,
(Rosnstock cit Glanz et al 1996).
Persepsi individu terhadap kerentanan dan bahaya suatu penyakit akan mendorong
seseorang untuk menghindari penyakit tersebut dengan cara berperilaku sehat sedangkan
persepsi terhadap keuntungan dan hambatan akan mempengaruhi keputusan tindakan mana
yang akan diambil. Adanya rangsangan diperlukan sebagai pencetus dalam pengambilan
keputusan faktor pencetus ini biasa bersifat internal maupun eksternal.
WHO (1998) menyebutkan adanya 4 faktor manusia melakukan sesuatu yaitu; (1)
pikiran dan perasaan dibentuk oleh pengetahuan, keyakinan, sikap dan nilai; (2) pengetahuan
yang datang dari pengalaman yang diperoleh melalui informasi yang diberikan oleh orang
lain seperti orang tua, guru, teman sebaya buku, media masa (3) keyakinan yang ditentukan
oleh orang tua, kakek ataupun orang yang dihormati, manusia biasanya akan menerima
keyakinan tanpa membuktikan hal itu benar atau salah (4) sikap yang merefleksi kesukaan
atau ketidaksukaan serta didapat juga dari pengalaman, Notoatmojo(2000). Hal ini juga
dikemukakan oleh Fishben dan Ajzen dalam Notoatmojo (2000), yang mengatakan bahwa
sikap merupakan faktor afektif yang dipengaruhi oleh faktor keyakinan (aspek konatif) dan
mempengaruhi perilaku. Selanjutnya pernyataan ini diformulasikan dalam teori Reasoned
Action yang mengatakan bahwa manusia selalu rasional dalam membuat penggunaan yang
sistematik tentang informasi yang dipunyainya dan selalu mempertimbangkan implikasi dari
tindakan tertentu. Berdasarkan kerangka teori tersebut peneliti memilih Health Belief
Model sebagai landasan teori dalam penelitian, dalam hal ini Becker mengembangkan suatu
bentuk model kepercayaan kesehatan (Health Belief Model ) yang merupakan penjabaran
dari model sosiopsikologis. Ada empat
variabel dalam model ini yang mempengaruhi individu untuk melakukan tindakan
pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit yang diderita, yaitu:
1. Persepsi kerentanan dan berat ringannya penyakit adalah seseorang yang akan
melakukan tindakan pencegahan atau pengobatan terhadap suatu penyakit suatu
penyakit. Jika dia dan keluarganya merasa rentan
12
2. Persepsi tentang bahaya atau ancaman suatu penyakit apabila individu mengalami an-
caman dan kegawatan dari suatu penyakit tertentu.
3. Umur, jenis kelamin, pengetahuan, dan faktor personal, sosial ekonomi dapat mem-
pengaruhi persepsi seseorang untuk bertindak.
4. Pesan melaui media massa, orang lain, keluarga dan mendapat penyuluhan merupakan
pemacu langkah untuk seseorang bertindak.
Untuk lebih jelas terlihat pada gambar ini :
Gambar 1 . Health Belief Model sebagai Prediksi Perilaku sehat .
II.6. Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel dependen
13
Persepsi tentang merokok
Sikap tentang merokok
Demografio Umuro Pekerjaano pendidikan
Perilaku merokok
Persepsi Kerentanan
Berat/Ringan Penyakit
Persepsi Ancaman Penyakit
Umur, Personal, Jenis Kelamin, Pengetahuan
Kemungkinan melangkah
Pemacuh langkah:
Pendidikan, media informasi
Perubahan perilaku
BAB III
METODE PENELITIAN
II. 1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode cross sectional dengan rancang
bangun deskriptif. Data dikumpulkan secara primer dengan menggunakan daftar pertanyaan
terstruktur (kuesioner) dan wawancara dengan responden.
II.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah RW VI, Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan
Kotagede Kotamadya Yogyakarta.
II.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga RW VI, Kelurahan Rejowinangun
Kecamatan Kotagede Kotamadya Yogyakarta dengan kriteria inklusi berusia 15 tahun atau
lebih dan berjenis kelamin laki-laki.
Sampel pada penelitian ini adalah warga RW VI yang berjenis kelamin laki-laki dan
berusia 15 tahun atau lebih. Sampel dihitung berdasarkan rumus:
N0 = Z 2 .P.Q N = No
d2 1+(No-1)/N
= (1,96) 2 .0,6.0,4 = 92,16
(0,1)2 1+(91,16)/N
= 3,84.0,6.0,4 = 92,16
0,01 1,25
= 92,16 = 73.28
Dari perhitungan dengan rumus di atas, didapatkan jumlah sampel minimal yang
dibutuhkan sebanyak 73 warga.
14
II.4. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang sikap
dan persepsi masyarakat RW VI, Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede tentang
merokok. Responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner dan setelah selesai diserahkan
kepada peneliti atau tim pengumpul data.
Data sekunder didapatkan dari data-data yang terdapat di Puskesmas Kotagede II dan
Kantor Kelurahan Rejowinangun yang meliputi data tentang kependudukan dan data penyakit
terbanyak di wilayah tersebut.
II.5. Variabel Penelitian
Varibel dalam penelitian ini meliputi :
1. Variabel Independen, yaitu demografi, sikap, dan persepsi
2. Variabel Dependen, yaitu perilaku merokok.
II.6. Definisi Operasional Variabel
1. Demografi : Studi ilmiah tentang kependudukan yang meliputi usia, mata
pencaharian, tingkat pendidikan.
2. Sikap : Pernyataan setuju dan tidak setuju terhadap merokok dan risiko
terhadap kesehatan. Sikap positif jika responden tidak setuju dengan
merokok. Sikap negatif jika responden setuju dengan merokok.
3. Persepsi : Pandangan subjek tentang merokok dan risiko yang terjadi akibat
merokok. Persepsi positif jika tanggapannya bahwa merokok adalah
hal yang buruk. Persepsi negatif jika tanggapannya merokok adalah hal
yang tidak mengganggu kesehatannya.
II.7. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner yang didapatkan dari
penelitian terdahulu yang disusun oleh Pattinasarany (2004), dan dari Global Youth Tobacco
Survey (2001). ). Kuesioner terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama tentang karakteristik
responden yang diungkap melalui nama, umur, jenis kelamin, tinggal dengan siapa tingkat
pendidikan, asal sekolah. Bagian kedua mengungkap pernyataan tentang pandangan subjek
terhadap merokok dan risiko kesehatan terhadap merokok. Bagian ketiga mengungkap
pernyataan tentang sikap terhadap aktifitas merokok
15
Kuesioner persepsi tentang merokok mempunyai skor 0-1 pada setiap item, persepsi
baik dberi nilai 1 dan persepsi negatif diberi nilai 0, selanjutnya skor dijumlahkan
menentukan distribusi normal. Apabila hasilnya tidak menunjukkan distribusi normal maka
nilainya ditentukan berdasarkan nilai lebih dari median dikategorikan persepsi baik dan nilai
kurang atau sama dengan median dikategorikan persepsi negatif Kuesioner sikap terdiri dari
pernyataan setuju dan tidak setuju tentang aktivitas merokok pada remaja. Setiap pernyataan
mempunyai skor untuk pernyataan yang bersifat favorabel:4 – 0 dan pernyataan yang bersifat
unfavorabel:0 – 4. Skor tiap aitem di jumlahkan untuk mendapatkan skor total selanjutnya
apabila nilai > median dikategorikan sikap negatif dan nilai = median dikategorikan sikap
positif atau sikap baik terhadap merokok.
II.8. Jalannya Penelitian
Hari/ Tanggal Kegiatan
16
Senin,
22 Maret 2010
-Pretest dan pengarahan di Fakultas Kedokteran UGM
-Observasi lapangan dan penjajakan ke kantor Kecamatan
Kotagede, Kelurahan Rejowinangun, Puskesmas Kotagede II dan
RW VI
-Menemui Kepala RW VI, RT 17, 18, 19, 20.
Selasa,
23 Maret 2010
-Observasi lapangan
-Mendatangi dan menanyakan perihal masyarakat, kondisi lingkun-
gan, dan masalah-msalah kesehatan yang dihadapi warga setempat.
-Diskusi masalah kesehatan dengan koordinator Ibu-Ibu PKK.
Rabu,
24 Maret 2010
-Diskusi kelompok untuk menentukan topik, judul dan metode
penelitian dan pembagian tugas
-Mencari referensi
-Membuat kuesioner
-Diskusi dengan pembimbing penelitian mengenai kuesioner.
-Pelaksanaan penyebaran kuesioner (pengumpulan data)
Kamis,
25 Maret 2010
-Melanjutkan pelaksanaan penyebaran kuesioner (pengumpulan
data)
-Melakukan kunjungan ke Puskesmas Kotagede II untuk mengam-
bil data sekunder.
-Menanyakan kepada pihak puskesmas tentang program Klinik Berhenti
Merokok.
Jumat,
26 Maret 2010
- Rekapitulasi data sekunder
-Penghitungan atau skoring kuesioner
Sabtu
27 Maret 2010
-Melakukan analisis data
Hari/ Tanggal Kegiatan
17
Senin,
29 Maret 2010
-Melakukan analisis data
Selasa
30 Maret 2010
-Melakukan survei dan pembelajaran tentang Puskesmas
-Melakukan penulisan hasil penelitian
Rabu
31 Maret 2010
-Kunjungan ke Puskesmas Kotagede II
-Pembelajaran Posyandu di Puskesmas Ngampilan
-Penulisan laporan
Khamis
1 April 2010
-Ujian
-Editing penulisan laporan
Jum’at
2 April 2010
-Editing penulisan laporan
Sabtu
3 April 2010
-Pengumpulan laporan
II. 9. Analisis Data
Pengolahan data menggunakan fasilitas program komputer dengan langkah-langkah :
1. Editing yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan data
2. Coding yaitu proses pemberian kode pada setiap variabel yang terkumpul.
3. Entri yaitu memasukkan data ke dalam komputer
4. Cleaning yaitu data yang telah di entri di cek kembali untuk memastikan bahwa
data telah bersih dari kesalahan dan siap dianalisis
Analisis yang digunakan yaitu bivariat yang digunkan untuk menguji hubungan
varibel dependen dan independen dengan uji statistik chi square. Hasilnya
dianalisis berdasarkan kekuatan hubungan dengan tingkat kepercayaan 95% dan
nilai kemaknaan = 0.05.
Data diolah menggunakan software SPSS 15.0 dan Microsoft Excel.
II.10. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian
1. Keterbatasan Penelitian
18
Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain keterbatasan waktu dalam pengumpulan data
berupa pembagian kuesioner yang disebabkan masyarakat yang memiliki waktu bekerja yang
panjang. Hal ini disiasati dengan mencari waktu luang masyarakat atau setelah pulang
bekerja.
2. Kelemahan Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian banyak yang menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini karena
alasan pribadi.
b. Pengisian Kuesioner
Tidak semua pengisian kuesioner diawasi oleh tim peneliti disebabkan karena luas
lingkungan dan keterbatasan waktu responden.
BAB IVANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
19
IV.1. Analisa Data
IV.1.1. Karakteristik Dasar Responden Kelurahan Rejowinangun RW 06
Tabel 3.1 Karakteristik Responden
Jenis N %Umur
≤17 3 3.3
18-21 11 12.0
22-30 16 17.4
31-45 28 30.4
>45 34 37.0Pekerjaan
PNS 8 8.7
Pegawai Swasta 27 29.3
Wiraswasta 22 23.9
Buruh 10 10.9
Pelajar 16 17.4
Pensiunan 9 9.8Tingkat Pendidikan
SD 3 3.3
SMP 16 17.4
SMA 53 57.6
D3 2 2.2
S1 17 18.5
S2 1 1.1
Berdasarkan tabel 13.1 responden terbanyak adalah usia di atas 45 tahun (37.0 %)
atau sebanyak 34 orang dan responden paling sedikit berusia di awah 17 tahun (3.3%) atau
sebanyak 3 orang dari 92 sampel penelitian. Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilihat
bahwa dari 92 responden yang ikut dalam penelitian ini, sebagian besar, yakni 27 orang
bekerja sebagai pegawai swasta dan 22 orang bekerja sebagai wiraswasta. Pegawai Negeri
Sipil merupakan jenis pekerjaan yang paling sedikit dengan jumlah 8 orang.
Tahap pendidikan pada warga laki- laki RW 06 dikelompokkan menjadi lima yaitu
SD, SMP, SMA, D3, S1 dan S2. Dari total 92 warga laki- laki, paling banyak berpendidikan
SMA dan seorang lulusan S2. Taburan di kelas- kelas lain adalah seperti berikut: lulusan
SMP 16 orang, lulusan S1 17 orang, lulusan SD 3 orang, dan lulusan D3 sebanyak dua
orang.
IV.1.2. Prevalensi merokok di Kelurahan Rejowinangun RW 06
Tabel 3.3 Prevalensi warga yang merokok di RW 06
20
Jenis n %Pengalaman Merokok
Pernah 68 73.9
Tidak pernah 24 26.1Usia Merokok Pertama Kali
≤17 43 63.2
18-21 14 20.6
22-30 7 10.3
31-45 4 5.9Merokok Saat Ini
Ya 46 67.6
Tidak 22 32.4Jumlah Rokok tiap hari
≤5 40 58.8
6-10 9 13.2
10-15 18 26.5
>15 1 1.5Dahulu merokok & sudah berhenti
Ya 22 67.6
Tidak 46 32.4Umur berhenti merokok
≤17 2 9.1
18-21 5 22.7
22-30 6 27.3
31-45 7 31.8
>45 2 9.1
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat kelurahan Rejowinangun RW
06 yang mengikuti penelitian dengan mengisi kuisioner yang diikuti oleh 92 orang
didapatkan hasil yaitu masyarakat yang pernah merokok sebanyak 68 orang (73%) dan yang
belum pernah merokok yaitu sebanyak 24 orang (26,1%). Ditilik dari umur merokok pertama
kalinya, sebagian besar responden, 47 orang (63.2%) menjawab kurang dari 17 tahun. Seiring
dengan bertambahnya usia, berkurang pula jumlah orang yang merokok untuk pertama
kalinya.
Dari 68 orang yang pernah merokok, 46 orang (67.6%) masih merokok sampai saat
ini, dan 22 sudah berhenti (32.4%). Jumlah rokok yang dikonsumsi warga kelurahan
Rejowinangun RW 06 bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari 68 warga
laki- laki di Kelurahan Rejowinangun RW 06 mengonsumsi 5 atau kurang, batang rokok
setiap hari (58.8%) dan hanya seorang yang mengonsumsi lebih dari 15 batang rokok per hari
(1.5%). Data lain menunjukkan sebanyak 9 warga laki- laki mengonsumsi 6 hingga 10 batang
rokok per hari (13.2%) dan 18 warga lagi mengonsumsi 10 hingga 15 batang rokok per hari
(26.5%).
21
Dari 22 orang responden yang sekarang sudah berhenti merokok, 2 orang berada pada
rentang usia 14-17 tahun (9.1%), 5 orang pada rentang usia 18-21 tahun (22.7%). Masyarakat
pada rentang usia 22- 30 tahun yang berhenti merokok sebanyak 6 orang (27.3%), 7 orang
pada rentang usia 31-45 tahun (31.8%), dan hanya 2 orang berada pada rentang usia diatas 45
tahun (9,1%). Dari data diatas usia yang paling banyak berhenti merokok dari masyarakat
Rejowinangun RW 06 yang mengikuti penelitian yaitu masyarakat yang berada pada rentang
usia 31-45 tahun.
IV.1.3. Perilaku merokok, sikap dan persepsi terhadap merokok pada warga RW 06
Tabel 3.2 Distribusi perilaku, sikap, dan persepsi terhadap merokok
Jenis n %Perilaku
Merokok 46 50.0
Tidak Merokok 46 50.0Sikap
Positif/ Anti Rokok 44 47.8
Negatif/ Pro Rokok 48 52.2Persepsi
Positif/ Anti Rokok 57 62.0
Negatif/ Pro Rokok 35 38.0
Dari 92 responden yang ikut dalam penelitian ini, sebanyak 46 orang mengatakan
masih merokok saat ini dan 46 sisanya sudah tidak lagi merokok saat ini. Berdasarkan data
diatas,diketahui 38% daripada semua 92 orang responden di RW 06 mempunyai persepsi
negatif dan 62% lagi mempunyai persepsi positif terhadap tabiat merokok. Sedangkan,
52,2% daripada 92 responden mempunyai sikap negatif merokok, berbanding 47,8% yang
mempunyai sikap positif merokok. Hal ini menunjukkan jumlah warga yang memiliki sikap
pro rokok lebih banyak dan berbanding terbalik dengan persepsi warga yang mayoritas anti
rokok.
IV.1.4 Hubungan Sikap dan Persepsi Terhadap Merokok Dengan Perilaku Merokok
Tabel 3.4. Hubungan sikap dan persepsi masyarakat terhadap merokok dengan perilaku
merokok dikalangan warga RW06.
Perilaku merokokP value OR 95% CIYa Tidak
22
n (%) n (%)Sikap terhadap merokok
Negatif 34 (70,8) 14 (29,2) 0.000 6,476 2,608 – 16,084Positif 12 (27,3) 32 (72,7)
Persepsi terhadap merokokNegatif 25 (71,4) 10 (28,6) 0.001 4.286 1.726 – 10.643Positif 21 (36,8) 36 (63,2)
Data diolah dengan menggunakan tes Chi-square.
Tabel 3.4 menerangkan hubungan sikap dan persepsi warga tentang merokok secara
terpisah dengan perilaku merokok. Dari tabel tersebut dapat diketahui proporsi warga yang
merokok mempunyai sikap negatif tentang merokok 34 orang (37%) dan sikap positif tentang
merokok 12 orang (13%). Sedangkan didapatkan, proporsi warga yang merokok mempunyai
persepsi negatif tentang merokok 25 orang (27.2%) dan persepsi positif tentang merokok 21
orang (22.8%).
Hasil uji statistik ternyata menunjukkan hubungan signifikan antara sikap maupun
persepsi tentang merokok dengan perilaku merokok. Hal ini berarti menunjukkan bahwa
sikap dan persepsi terhadap rokok merupakan salah satu prediktor warga berperilaku
merokok.
Tabel 3.4 juga menunjukkan hubungan antara sikap remaja tentang merokok dengan
perilaku merokok. Dari tabel tersebut dapat diketahui proporsi warga dengan sikap negative
(persepsi petugas kesehatan) terhadap aktifitas merokok memiliki kecenderungan 6.5 kali
lebih besar untuk merokok dibandingkan warga dengan sikap positif tentang merokok. Selain
itu Tabel 2. juga menunjukkan hubungan persepsi warga tentang merokok dengan perilaku
merokok. Dari tabel tersebut dapat diketahui proporsi warga yang merokok mempunyai
persepsi negative tentang merokok 25 orang (27.2%) dan persepsi positif tentang merokok 21
orang (22.8%).
IV.2. PembahasanMelihat dari sebaran data, mayoritas responden adalah warga dalam golongan
produktif dengan sebagian besar bekerja di bidang pegawai swasta dan wiraswasta. Sebagian
besar tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh sampai SMA,sehingga boleh dibilang
tingkat edukasi dari sebagian besar responden adalah kelas menengah.
23
Ditinjau dari pengalaman merokok,didapatkan data bahwa 73.9% responden pernah
merokok, namun dari total responden, hanya 50% saja yang masih merokok hingga saat ini.
23.9% responden yang pernah merokok lainnya mengaku telah berhenti. Hasil ini
menunjukkan bahwa proporsi perokok di Indonesia tidak jauh berbeda dari penelitian
terdahulu yang menunjukkan bahwa proporsi perokok laki-laki di Indonesia mencapai lebih
dari 54.5% (Susenas, 2001).
Data yang menarik ditunjukkan dari usia pertama kali ketika responden mulai
merokok. 63.2% mengaku merokok pertama kali ketika usia ≤17 tahun, apabila ditelusuri
hingga usia ≤21 tahun, maka jumlah responden yang merokok ada 83.8%. Hasil ini lebih
tinggi dibandingkan hasil dari Global Tobacco Youth Survey yang menunjukkan bahwa
58.93% orang mulai merokok ketika berada di kisaran usia 15-19 tahun. Di Indonesia sendiri
rata-rata umur mulai merokok semakin bertambah muda dari tahun ke tahun (Susenas,
2001).Salah satu hal yang mengkhawatirkan adalah adanya responden yang mulai merokok
dari usia 6 tahun. Ketika ditelusuri lebih lanjut, responden terkait tinggal di salah di daerah
tersebut memang merokok ketika usia dini.
Dari jumlah rokok yang dikonsumsi sendiri sebagian besar menghabiskan 5 atau satu
daerah di Pulau Jawa yang komoditas utamanya adalah rokok. Mayoritas penduduk kurang
batang rokok setiap harinya. Berdasarkan penelitian serupa terdahulu, Susenas menyebutkan
bahwa bagi perokok pria berusia 10 tahun ke atas, rata-rata mengonsumsi rokok 11 batang
per hari. Dari sini kita bias lihat bahwa sekalipun jumlah perokok yang hampir sama dengan
penelitian terdahulu, namun jumlah rokok yang dikonsumsi harian jauh berbeda. Apabila
secara nasional prevalensi perokok diklasifikasikan sebagai perokok sedang (11-21 batang
per hari), maka warga responden dalam penelitian ini termasuk dalam perokok ringan (≤10
batang per hari).
Dari data penelitian ini, 22 orang (23%) telah berhenti merokok. Dari jumlah ini,
sebagian besar berhenti merokok di usia 31-45 tahun (31.8%) dan paling sedikit di kelompok
umur ≤17 tahun atau <45 tahun (9.1%). Dikatakan dalam suatu penelitian bahwa semakin
muda usia seseorang ketika mulai merokok pertama kali, maka semakin sulit bagi orang itu
untuk berhenti merokok. Begitu juga dengan semakin rendah tingkat pendidikannya, maka
akan semakin sulit bagi seorang perokok untuk dimotivasi berhenti merokok (Breslau dan
Peterson, 1996).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap tentang
merokok dan persepsi tentang merokok dengan perilaku merokok warga Kelurahan
Rejowinangun RW 06. Hal ini berarti hipotesis yang ditentukan ditolak. Hal ini membuktikan
24
bahwa sikap dan persepsi masyarakat tentang merokok menjadi prediktor yang cukup baik
terhadap perilaku merokok di masyarakat.
Beberapa ahli mengatakan bahwa persepsi memiliki arti penting dalam pembentukan
sikap dan perilaku seseorang (Hershey dan Taylor, 1995). Seseorang akan kesulitan
mengubah respon terhadap suatu obyek apabila tidak memiliki sedikitpun gambaran terhadap
obyek yang dihadapinya. Demikian pula warga setempat tidak akan mempedulikan masalah
merokok apabila warga tidak mengetahui sama sekali tentang masalah merokok.
Berdasarkan hasil analisis yang didapat, terdapat adanya hubungan antara sikap
terhadap merokok dengan perilaku merokok warga Kelurahan Rejowinangun RW 06. Hal ini
berarti bahwa semakin tinggi sikap negatif tentang merokok akan mendorong warga setempat
untuk merokok. Demikian pula jika semakin tinggi sikap positif warga tentang merokok akan
mendorong mereka untuk menghindari rokok.
Sikap merokok menunjukkan bagaimana pandangan individu tersebut terhadap
merokok dan bagaimana kecenderungan individu memberikan respon yang berhubungan
dengan aktifitas merokok. Dengan demikian bila warga setempat mempunyai sikap terhadap
merokok itu baik atau buruk, suka atau tidak suka, dapat mencerminkan keinginan terhadap
merokok itu.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
25
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan oleh peneliti, dapat
diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan signifikan antara sikap maupun
persepsi terhadap merokok dengan perilaku merokok warga Kelurahan Rejowinangun
RW 06.
V.1. Saran
Berdasarkan hasil penelitian bahwa sikap maupun persepsi yang positif terhadap
perilaku merokok akan berpengaruh pada perilaku merokok, maka diperlukan suatu
tindakan preventif dan kuratif tentang bahaya atau dampak negative merokok. Saran-
saran dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Kelurahan setempat, diperlukan adanya suatu promosi kesehatan dan diskusi
grup terfokus serta menggalakkan program berhenti merokok, dalam hal ini pent-
ingnya sosialisasi tentang klinik berhenti merokok serta dorongan untuk ikut
berpartisipasi di dalamnya. Selain itu Kelurahan setempat dapat menerapkan be-
berapa macam peraturan yang membatasi aktivitas merokok, di antaranya misal-
nya melarang warga untuk merokok di saat acara suatu perkumpulan, khususnya
pertemuan desa/ kampung. Lainnya mungkin seperti larangan merokok saat
kegiatan di kampung, misalnya ronda malam. Serta mungkin juga menyediakan
tempat khusus bagi mereka yang hendak merokok.
2. Bagi Keluarga, sangat dibutuhkan peranan anggota keluarga lainnya dalam men-
dukung dan mendorong anggota keluarga mereka yang merokok untuk berhenti
merokok maupun terus mengingatkan konsekuensi-konsekuensi yang akan di-
hadapi bila terus merokok (dampak negative merokok).
3. Bagi warga yang merokok dapat lebih terbuka untuk menerima dan mengikuti
promosi kesehatan tentang merokok serta menyikapi lebih objektif tentang peri-
laku merokok dalam kaitannya dengan melakukan suatu tindakan nyata dalam us-
aha untuk berhenti merokok
DAFTAR PUSTAKA
26
Aditama, T.Y., 2000. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Mahasiswa Akademi Perawat dan Perawat Serta Mahasiswa Fakultas Kedokteran dalam masalah Rokok. Journal Respirologi Indonesia. 20: 60-63.
Aditama T. Y., 2000. Rokok dan Kesehatan. Universitas Indonesia, Jakarta
Ajzen I, 1988, Altitude Personality and Behaviour. Open Universitas Press Bristol.
Anonim, 2002. Survei Terpadu MEndukung Indonesia Sehat 2010. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Aswar S, 1997. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelopor Yoyakarta.
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Hilgard, E.R., 1993. Pengantar Psikologi, Erlangga Surabaya.
Breslau, N. dan Peterson, E.L., 1996. Smoking cessation in young adults: age at initiation of cigarette smoking and other suspected influences. Am J Public Health, Feb;86(2):214-20.
Bimo Walgito, 1978. Psikologi Sosial Andi Offset. Yogyakarta.
Gathel, R.J., Baum, A. Krants, D.S. 1989. Introduction to health Psychology. New York: Mc Graw Hill Book Company.
Mar’at, 1991. Sikap manusia, perubahan serta pengukurannya. Chalia. Indonesia Bandung.
Notoatmojo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta Jakarta.
Panayotis M., Zavos and Zarmakpofisz, P. N., 1998. Impact of Cigarette Smoking Human Reproduction. University of Kentucky, Lexigton, Ky.
Pitsavos C, Panagiotakos DB., Chrysohou C, Skoumas J., Stefanadis C, (2002). Assocation between exposure to environmental tobacco smoke and development of acute coronary syndrome. Tob Control ; (11) 220-225.
Publikasi Bank Dunia, 2000. Meredam Wabah, Pemerintah dan Aspek ekonomi Pengawasan Terhadap Tembakau. Bank Dunia, Jakarta.
Rakhmat, J 2002, Psikologi Komunikasi Rosdakaya, Bandung
Report on the Results of the Global Youth Tobacco Survey in Indonesia-Jakarta. Available: http://www.cdc.gov/tobacco/gyts/factsheets/indonesia-jakarta.htm
Salafudin,A., 1992. Intensitas Merokok dan Kecenderungan Memilih Stategi Menghadapi Masalah pada Siswa SMTA di Yogyakarta. Tesis Fakultas Psikologi, UGM Yogyakarta.
27