retorika

20
TAHAP PENYUSUNAN PIDATO Penggunaan bahasa dan pemilihan kata-kata, impact untuk memungkinkan anda memperoleh kefasihan yang memukau. Akhir bab ini membicarakan cara membuka dan menutup pidato (bagian yang menentukan dalam komposisi pidato). PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI PIDATO Banyak cara menyusun pesan pidato, tetapi semuanya harus didasari dengan tiga prinsip komposisi. Prinsip-prinsip ini ialah kesatuan (unity), pertautan (coherence) dan titik-berat (emphasis). Kesatuan (unity) Komposisi yang baik harus merupakan kesatuan yang utuh. Ini meliputi kesatuan dalam isi, tujuan, dan sifat (mood). 1. Isi Dalam isi, harus ada gagasan tunggal yang mendominasi seluruh uraian, yang menentukan dalam pemilihan bahan-bahan penunjang. 2. Tujuan Komposisi juga harus mempunyai satu macam tujuan. Satu di antara yang tiga, menghibur, memberitahukan, dan mempengaruhi. 3. Sifat (mood) Kesatuan juga harus tampak dalam sifat pembicaraan (mood). Sifat ini mungkin serius, informal, formal, anggun, atau bermain-main. Untuk mempertahankan kesatuan ini bukan saja

Upload: defvidefvi

Post on 04-Aug-2015

164 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: RETORIKA

TAHAP PENYUSUNAN PIDATO

Penggunaan bahasa dan pemilihan kata-kata, impact untuk memungkinkan anda

memperoleh kefasihan yang memukau. Akhir bab ini membicarakan cara membuka dan menutup

pidato (bagian yang menentukan dalam komposisi pidato).

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI PIDATO

Banyak cara menyusun pesan pidato, tetapi semuanya harus didasari dengan tiga prinsip

komposisi. Prinsip-prinsip ini ialah kesatuan (unity), pertautan (coherence) dan titik-berat

(emphasis).

Kesatuan (unity)

Komposisi yang baik harus merupakan kesatuan yang utuh. Ini meliputi kesatuan dalam

isi, tujuan, dan sifat (mood).

1. Isi

Dalam isi, harus ada gagasan tunggal yang mendominasi seluruh uraian, yang

menentukan dalam pemilihan bahan-bahan penunjang.

2. Tujuan

Komposisi juga harus mempunyai satu macam tujuan. Satu di antara yang tiga,

menghibur, memberitahukan, dan mempengaruhi.

3. Sifat (mood)

Kesatuan juga harus tampak dalam sifat pembicaraan (mood). Sifat ini mungkin serius,

informal, formal, anggun, atau bermain-main. Untuk mempertahankan kesatuan ini bukan

saja diperlukan ketajaman pemikiran, tetapi juga kemauan kuat untuk membuang hal-hal

yang mubazir.

Pertautan (coherence)

Pertautan menunjukkan urutan bagian uraian yang berkaitan satu sama lain. Pertautan

menyebabkan perpindahan dari pokok yang satu kepada pokok yang launnya berjalan lancar.

Sebaliknya, hilangnya pertautan menimbulkan gagasan yang tersendat-sendat atau khalayak

tidak mampu menarik gagasan pokok dari seluruh pembicaraan.

Page 2: RETORIKA

Untuk memelihara pertautan dapat dipergunakan tiga cara : ungkapan penyambung

(connective phrases), paralelisme dan gema (echo).

1. Ungkapan penyambung connective phrases adalah sebuah kata atau lebih yang

digunakan untuk merangkaikan bagian-bagian.

2. Paralisme ialah mensejajarkan struktur kalimat yang sejenis dengan ungkapan yang sama

untuk setiap pokok pembicaraan.

3. Gema (echo) berarti kata atau gagasan dalam kalimat terdahulu diulang kembali pada

kalimat baru.

Titik-berat (emphasis)

Titik berat menunjuk pada bagian-bagian penting yang patut diperhatikan. Hal-hal yang

harus dititikberatkan bergantung kepada isi komposisi pidato, tetapi pokok-pokoknya hampir

sama. Titik-berat dalam tulisan dapat dinyatakan dengan tanda garis bawah, huruf miring, atau

huruf besar.

MENTUSUN PESAN PIDATO

H. A. Overstreet, ahli ilmu jiwa untuk mempengaruhi manusia, berkata, "let your speech

march". Suruh pidato Anda berbaris tertib, seperti barisan tentara dalam suatu pawai. Ini

memerlukan organisasi yang baik. Pengorganisasian pesan dapat dilihat menurut isi pesan itu

sendiri atau dengan mengikuti proses berpikir manusia. Yang pertama kita sebut organisasi pesan

(message organization) dan yang ke- dua pengaturan pesan (message arrangement).

Organisasi Pesan (message organization)

Ada enam macam urutan dalam organisasi pesan :

1. Deduktif

Dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama, kemudian memperjelasnya dengan

keterangan penunjang, penyimpulan dan bukti.

2. Induktif

Kita mengemukakan perincian-perincian dan kemudian menarik kesimpulan

Page 3: RETORIKA

3. Kronologis

Pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa.

4. Logis

Pesan disusun berdasarkan sebab – ke – akibat atau akibat – ke – sebab.

5. Spasial

Pesan disusun berdasarkan tempat. Cari ini dipergunakan kalau pesan berhubungan

dengan subjek geografis atau keadaan fisik lokasi.

6. Topikal

Pesan disusun berdasarkan topic pembicaraan : klasifikasinya dari yang penting kepada

yang kurang penting, dayng yang mudah kepada yang sukar, dari yang dikenal kepada

yang asing.

Pengaturan Pesan (message arrangement)

Bila pesan sudah terorganisasi d ngan baik, kita masih perlu menyesuaikan organisasi ini dengan

cara berpikir khalayak. Ada lima pengaturan pesan dalam proses berpikir Wlilliam James yang

diterjemahkan oleh Raymond S.Ross, yaitu :

1. Perhatian dan kesadaran akan adanya kesulitan.

2. Pengenalan masalah dan kebutuhan.

3. Pemisahan keberatan dan sanggahan dalam mencari penyelesaian terbaik.

4. Penjajagan dan visualisasi pemecahan yang ditawarkan

5. Penilaian rencana yang menghasilkan diterima atau ditolaknya pemecahan masalah.

SISTEM PENYUSUNAN PESAN

Raymond S.Ross menganjurkan sistem penyusunan pesan sebagai berikut :

1. Perhatian, timbulkan perhatian sehingga khalayak memiliki perasaan yang sama tentang

masalah yang dihadapinya.

2. Kebutuhan, bangkitkan minat dan terangkan perlunya masalah tersebut di atas dengan

menghubungkannya pada kebutuhan pribadi dan daya tarik motif.

Page 4: RETORIKA

3. Rencana, jelaskan pemecahan masalah tersebut dengan melihat pengalaman masa lalu,

pengetahuan dan kepribadian khalayak.

4. Keberatan, kemukakan keberatan-keberatan, kontra argumentasi atau pemecahan

lainnya.

5. Penegasan kembali, bila arah tindakan yang diusulkan telah terbukti paling baik,

tegaskan kembali pesan tersebut dengan ikhtisar, tinjauan singkat, kata-kata pengingat

dan visualisasi.

6. Tindakan, tunjukkan secara jelas tindakan yang harus mereka lakukan.

Ada juga sistem penyusunan pesan dari Alan H. Monroe yang ia sebut lima tahap urutan

bermotif :

1. Tahap Perhatian. Khalayak dapat memperhatikan pesan pidato secara sengaja, karena ia

berkeinginan untuk mendengarnya. Tetapi seorang juru pidato harus berusaha

membuatnya menaruh perhatian, walaupun sebelumnya khalayak tertarik dengan hal-hal

yang lain. Tahap perhatian terdapat pada pembukaan pidato.

2. Tahap kebutuhan. Jenis tahap ini disesuaikan dengan tujuan pidato. Pada tahap ini kita

dapat menggunakan empat macam teknik pengembangan : 1 Pernyataan (statement) :

pernyataan masalah tertentu atau pentingnya informasi yang akan disampaikan, 2.

Ilustrasi (Ilustration) : menceritakan beberapa buah contoh untuk menggambarkan

kebutuhan, 3. Ramifikasi (ramification) : penambahan contoh tambahn dan teknik-teknik

dalam mengembangkan bahasan untuk menambah kesan dan keyakinan, 4. Penunjukkan

(pointing) : menunjukkan hubungan antara kebutuhan itu dengan orang lain yang diajak

bicara.

3. Tahap pemuasan. Pada tahap ini kita berusaha agar khalayak menyetujui gagasan yang

kita kemukakan atau memahami pokok yang kita sampaikan. Menyetujui dalam pidato

persuasive dan memahami dalam pidato informatif. Dalam pidato persuatif kita

menggunakan lima macam teknik pengembangan :

1. Pernyataan, menyatakan dengan tegas sikap, keyakinan dan tindakan yang diharapkan

dari khalayak.

2. Penjelasan, mengusahakan agar gagasan yang ditawarkan itu dapat dimengerti benar.

Page 5: RETORIKA

3. Demonstrasi teoretis, tunjukkan bagaimana keyakinan atau tindakan yang diusulkan

secara logis mengatasi masalah yang diajukan pada tahap kebutuhan.

4. Pengalaman praktis, memberikan contoh-contoh aktual yang menunjukkan bahwa

gagasan kita itu terbukti benar dan bermanfaat.

5. Penolakan keberatan, menunjukkan jawaban-jawaban gagasan kita bila terdapat

penolakan atau keberatan dan memperhatikan bagaimana gagasan kita mengatasi

kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.

Dalam pidato informatif, tahap ini merupakan tahap yang paling penting dan merupakan

bagian terbesar dari seluruh pidato. Di sini terdapat tiga teknik pengembangan :

1. Ikhtisar pendahuluan, di sini diterangkan pokok-pokok pembicaraan suatu tujuan

singkat dari seluruh pembahasan.

2. Informasi terinci, pokok-pokok di atas dijelaskan satu per satu.

3. Ikhtisar akhir, pikiran-pikiran pokok direkapitulasi, ditambah dengan kesimpulan.

4. Tahap visualisasi, Tahap ini umumnya terdapat pada pidato persuasive. Visualisasi

berarti membayangkan pelaksanaan gagasan pada waktu mendatang.

5. Tahap tindakan, Tahap ini biasanya terdapat pada pidato persuasi juga. Fungsinya

ialah merumuskan tahap visualisasi dalam bentuk sikap dan keyakinan tertentu, atau

tindakan yang nyata. Tahap ini tidak boleh terlalu panjang. Dan tahap ini merupakan

penutup pidato.

MEMBUAT GARIS BESAR PIDTO

Garis-garis besar (outline) pidato merupakan pelengkap yang amat berharga bagi

pembicara yang berpengalaman dan keharusan bagi pembicara baru. Garis besar adalah peta

bumi bagi komunikator yang akan memasuki daerah kegiatan retorika. Peta ini memberikan

petunjuk dan arah yang akan dituju.

Ciri-Ciri Garis Besar Pidato yang Baik

1. Garis besar terdiri dari tiga bagian: pengantar, isi, dan penutup. Dengan menggunakan

urutan bermotif dari Alan H. Monroe, kita dapat membaginya menjadi lima bagian:

Page 6: RETORIKA

perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi, dan tindakan. Perhatian ditempatkan pada

pengantar; kebutuhan, pemuasan, dan visualisasi pada isi; tindakar. pada penutup pidato.

2. Lambang yang digunakan untuk menunjukkan bagian-bagian tidak boleh

membingungkan. Sistem lambang yang tidak tertib akan mengaburkan pikiran pokok dan

pikiran penunjang. Ada dua macam sistem lambang: sistem angka dan sistem kombinasi.

3. Pikiran pokok dan penunjang dibedakan dengan penulisan yang menjorok ke dalam.

Pemyataan yang mempunyai kedudukan sama berada pada garis vertikal yang sama

pula.

Macam-macam Garis Besar

Sesuai dengan tahap persiapan atau pengalaman pembicara, Alan H. Monroe

menunjukkan tiga macam garis besar: garis besar lengkap (fullcontent outline), garis besar

singkat (key-word outline), garis besar alur teknis (outline of technical plot).

1. Garis besar lengkap diperlukan dalam proses pengembangan pidato yang digunakan

pembicara bukan ahli dalam penyajiannya. Pikiran- rikiran pokok ditulis dengan kalimat-

kalimat yang sempurna, dan dibawahnya disertakan lengkap bahan-bahan yang

digunakan untuk memperjelas uraian.

2. Garis besar singkat diperlukan hanya sebagai pedoman atau pengingat. Biasanya

digunakan oleh pembicara ahli dalam proses penyampaian pidato, dalamnya hanya ditulis

inti-inti pembicaraan saja. Orang lain mungkin tidak dapat membacanya.

3. Garis besar alur teknis dapat ditulis sejajar dengan garis besar lengkap iiletakkan pada

kertas lain. Pada jenis garis besar ini dijelaskan teknik- reknik pidato seperti: gaya

bahasa, cara penyajian fakta, daya tarik dan sebagainya.

MEMILIH KATA-KATA

Glenn R. Capp dan Richard Capp, Jr. merumuskan ketentuan-ketentuan retorika itu

sebagai berikut: Bahasa lisan harus menggunakan kata-kata yang jelas, tepat, dan menarik.

Kata-kata Harus Jelas.

Ini berarti bahwa kata-kata yang dipilih tidak boleh menimbulkan arti ganda (ambigues),

tetap dapat mengungkapkan gagasan secara cermat, yaitu dengan :

Page 7: RETORIKA

1. Gunakan istilah yang spesifik (tertentu)

Ada kata-kata yang terlalu umum artinya sehingga mengundang tafsiran bermacam-

macam. Ada pula kata-kata yang artinya sudah tertentu. Pernyataan "Uang ini dapat

diambil secara teratur", lebih baik diganti dengan"uang ini dapat diambil sekali sebulan".

Tetapi "sekali sebulan" lebih tepat lagi diganti dengan "setiap tanggal 1 tiap bulan’.

2. Gunakan kata-kata yang sederhana

Berpidato adalah berkomunikasi dan bukan "unjuk gigi". Karena nilai komunikasinya,

kata-kata yang diucapkan harus dapat dipahami dengan cepat.

3. Hindari istilah-istilah teknis

Ciri dunia modern ialah berkembangnya spesialisasi yang mempertinggi kemampuan,

tetapi juga mengkotak-kotak manusia dalam dunianya sendiri. Masing-masing

mengembangkan kata- kata yang dipahami oleh mereka sendiri.

4. Berhemat dalam penggunaan kata-kata

Seringkali kalimat yang panjang menjadi jelas setelah kata-kata yang berlebih-lebihan

dibuang.Termasuk penghematan kata adalah menghindari gejala kerancuan

(kontaminasi).

5. Gunakan perulangan atau pernyataan kembali gagasan yang'sama dengan kata yang

berbeda

Dalam komunikasi tulisan, orang dapat melihat pokok pembicaraan dari judul atau

subjudul. Dalam komunikasi lisan, gagasan utama hanya dapat diketahui dari perulangan.

Kata-kata Harus Tepat

Ini berarti kata-kata yang digunakan hams sesuai dengan kepribadian komunikator, jenis

pesan, keadaan khalayak, dan situasi komunikasi. Kata-kata dalam pertemuan resmi lebih "kaku"

dibandingkan dalam pertemuan informal. Pembicara yang bersemangat menggunakan kata- kata

yang berapi-api, tetapi juru pidato yang kalem memilih kata- kata yang biasa. Walaupun ada

perbedaan seperti itu - untuk memperoleh ketepatan kata - prinsip-prinsip berikut ini selalu harus

diperhatikan.

Page 8: RETORIKA

Hindari kata-kata klise

Kata klise ialah kata yang sudah terlalu sering dipergunakan atau tidak sesuai lagi dengan

perkembangan zaman.

1. Gunakan bahasa pasaran secara hati-hati

Bahasa pasaran (slang) ialah bahasa yang dipergunakan bukan oleh orang yang terpelajar,

tetapi diterima dalam percakapan sehari- hari. Dalam perkembangan banyak kata pasaran

yang sudah diterima dalam bahasa baku seperti: bisa (dapat), dimengerti, diberhentikan.

Tetapi dalam pertemuan resmi kata-kata ini masih belum dapat diterima. Bahasa pasaran

dapat dipergunakan dalam acara-acara sosial yang santai, walaupun pembicara harus

membatasi diri untuk tidak menggunakan bahasa tersebut secara berlebih-lebihan.

2. Hati-hati dalam penggunaan kata-kata pungut

Kata-kata asing sebaiknya dihindari, kalau tidak ditemukan istilah Indonesianya.

Seringkali kata-kata asing itu hanya dapat dipahami dalam lingkungan yang amat

terbatas.

3. Hindari vulgarisme dan kata-kata yang tidak sopan

Vulgarisme ialah kata-kata kampungan yang hanya digunakan oleh masyarakat rendahan.

Pepdengar-eenderung menganggap orang vulgaris sebagai orang yang berwatak jelek,

sehingga akan menolak pesan yang disampaikannya.

4. Jangan menggunakan penjulukan

Penjulukan (name calling) adalah pemberian nama jelek pada sesuatu atau seseorang

yang tidak kita senangi. Penjulukan biasanya membangkitkan respon emosional,

menghambat proses berpikir, walaupun kadang-kadang dapat memperoleh hasil yang

cepat. Pada zaman Orde Lama lawan-lawan politik dijuluki "kontrarevolusi", "unsur

subversif"agen nekolim", "komunis-fotobi", dan sebagainya.

5. Jangan menggunakan eufemisme yang berlebih-lebihan

Eufemisme ialah ungkapan pelembut yang biasanya menggantikan kata-kata yang

"terasa" kurang enak. Eufemisme biasanya digunakan karena takut menyinggung

perasaan tetapi terlalu banyak eufemisme juga mengaburkan pengertian.

Page 9: RETORIKA

Kata-kata Harus Menarik

Selain harus jelas dan pantas (clear and appropriate), kata-kata juga harus menimbulkan

kesan yang kuat, hidup dan merebut perhatian. Untuk itu, di bawah kita tuturkan beberapa

petunjuk:

1. Pilihlah kata-kata yang menyentuh langsung diri khalayak

Bahasa lisan sebaiknya bergaya percakapan, langsung dan komunikatif. Kata-katanya

menyangkut pengalaman dan menyentuh kepentingan mereka. Dengan penduduk desa,

gunakan kata-katayang digunakan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

2. Gunakan kata berona

Kata berona (colorfull word) ialah kata yang dapat melukiskan sikapj dan- perasaan atau

keadaan. Warna kata dipengaruhi oleh asosiasi dengan pengalaman tertentu. Kata "pro-

paganda" sekarang mempunyai warna yang surarm karena pernah digunakan jelek dalam

Perang Dunia Kedua. Jadi pemakaian kata dapat meninggikan atau merendahkan warna

kata, bahkan dapat membangkitkan asosiasi emosional. Kata-kata “kuli",

"buruh" ,"pegawai", "karyawan", "babu", "pelayan", "pembantu rumah tangga/, "bodoh",

"bebal", "tolol", "idiot", masing-masing mempunyai warna emosional yang berlainan.

3. Gunakan bahasa yang figuratif

Bahasa figuratif ialah bahasa yang dibentuk begitu rupa sehingga menimbulkan kesan

yang indah. Untuk itu biasanya digunakan gaya bahasa (figure of speech). Gaya bahasa

yang paling sering dipergunakan ialah asosiasi, metafora, personifikasi, dan antitesis.

4. Gunakan kata-kata tindak (action words)

Kata tindak menggunakan kata-kata aktif. Kalimat, "Diharapkan dari pertemuan ini

gagasan baik dapat dirumuskan oleh semua peserta" akan lebih baik diganti dengan "Kita

berharap dengan pertemuan ini semua peserta dapat merumuskan gagasan baik".

CARA MEMBUKA PIDATO

Pembukaan pidato adalah bagian penting dan menentukan. Kegagalan dalam membuka

pidato akan menghancurkan seluruh komposisi dan presentasi pidato. Tujuan utama pembukaan

pidato ialah membangkitkan perhatian, memperjelas latar belakang pembicaraan dan

menriptakan kesan yang baik menge'nai komunikator ”Perhatian akan menentukan tindakan",

Page 10: RETORIKA

kata William James. Tetapi kesan pertama akan menentukan sikap. Karena itu seorang

pembicara harus memulai pembicaraannya dengan penuh kesungguhan, sehingga ia kelihatan

mantap, berwibawa, dan mampu

Bagaimana cara-cara membuka pidato dan berapa banyak waktu yang dibutuhkannya amat

bergantung kepada topik, tujuan, situasi, khalayak, dan hubungan antara komunikator dengan

komunikan. Sebagai pedoman, Anda dapat memilih satu di antara cara-cara di bawah ini:

1. Langsung menyebutkan pokok persoalan

Komunikator menyebutkan hal yang- akan dibicarakannya dan memberikan kerangka

pembicaraannya. Cara ini biasanya dilakukan bila topik adalah pusat perhatian khalayak.

2. Melukiskan latar-belakang masalah

Komunikator menerangkan sejarah topik, membatasi pengertian, dan menyatakan

masalah-masalah utamanya. Mengapa timbul persoalan itu, apa hubungannya dengan

khalayak, dan mengapa dipilih masalah itu.

3. Menghubungkan dengan peristiwa mutakhir atau kejadian yang tengah menjadi pusat

perhatian khalayak

Dengan menambatkan pembicaraan kepada fokus perhatian khalayak, kita mempunyai

peluang yang baik untuk memasukkan ide-ide kita dan menimbulkan kesan yang kuat.

4. Menghubungkan dengan peristiwa yang sedang diperingati.

Ini biasanya dilakukan dalam pidato untuk memperingati hari bersejarah, bangunan baru,

atau orang besar yang sudah tiada.

5. Menghubungkan dengan tempat komunikator berpidato

Tempat berlangsungnya pertemuan seperti bangunan, lapang, taman, di depan patung,

dan sebagainya. Dapat dijadikan dasar pembukaan pidato. Yang dihubungkan ialah

kejadian historis, fungsi, atau hal-hal lain yang relevan dengan pokok pembicaran.

6. Menghubungkan dengan suasana emosi (mood) yang tengah meliputi khalayak

Suasana riang dan suasana sedih memerlukan cara pembukaan yang berbeda. Dengan

mendasari pidato kita pada suasana emosi khalayak, mereka dapat dibawa dengan mudah

kepada gagasan kita sendiri.

Page 11: RETORIKA

7. Menghubungkan dengan kejadian sejarah yang terjadi di masa lalu

Bila kita ingin menunjukkan pentingnya persoalan yang dikemukakan, atau

perkembangan yang telah dicapai, alusio historis menanamkan kesan yang kuat.

8. Menghubungkan dengan kepentingan vital pendengar

Dengan menghubungkan pokok pembicaraan pada hal-hal penting dalam kehidupan

pendengar atau pada kepentingan tertentu yang khas bagi pendengar Anda, maka

khalayak akan terlibat langsung dalam pembicaraan. Mereka merasa bahwa topik

berkenaan dengan kepentingan meraka saja, serta bukan kepentingan kelompok lain.

9. Memberikan pujian pada khalayak atas prestasi mereka.

Bila khalayak memiliki keistimewaan tertentu atau telah melakukan usaha yang dapat

dibanggakan, pembukaan dengan menyebut keistimewaan tersebut akan menyenangkan

mereka.

10. Memulai dengan pernyataan yang mengejutkan

Cara ini disebut juga the shock technic. Khalayak dikejutkan dengan pernyataan fakta

atau opini yang luar biasa. Keluarbiasaan ini dapat dilihat dari segi isinya atau bentuk

penyusunannya (editing-nya).

11. Mengajukan pertanyaan provokatif atau serentetan pertanyaan

Pertanyaan yang baik dapat mendorong khalayak untuk memikirkan jawabannya.

Pertanyaan itu haruslah yang erat kaitannya baik dengan kepentingan khalayak

maupun dengan isi pidato. Rentetan pertanyaan dapat pula menjadi pedoman

pembicara dan menyatukan seluruh uraian.

12. Menyatakan kutipan

Yang dikutip dapat berupa ucapan pejabat atau orang terkemuka, syair, puisi, tulisan

pengarang ternama atau ayat-ayat kitab suci.

13. Menceritakan pengalaman pribadi

Pengalaman pembicara yang menarik dapat membuka minat pendengar. Pengalaman

tersebut akan dapat membuka minat pendengar. Pengalaman tersebut akan terasa

"dekat" dan "nyata", sebab orang yang mengalaminya hadir di tengah khalayak.

14. Mengisahkan cerita faktual, fiktif atau situasi hipotetis

Manusia senang mendengarkan "dongeng" atau dibawa untuk membayangkan situasi

Page 12: RETORIKA

rekaan di masa kini atau masa yang akan datang.

15. Menyatakan teori atau prinsip-prinsip yang diakui kebenarannya

Supaya menarik, selain harus relevan dengan pokok pembicaraan, teori itu harus pula

luarbiasa dan disajikan secara dramatis.

16. Membuat humor

Pembukaan jenis ini adalah yang paling sukar. Beberapa penulis bahkan tidak

menganjurkannya sama sekali. Bila berhasil, pembukaan seperti ini amat berkesan

bagi pendengar. Bila gagal, bukan saja khalayak, pembicara pun akan diganggu oleh

kekecewaan.

CARA MENUTUP PIDATO

Permulaan dan akhir pidato adalah bagian-bagian yang paling menentukan. Kalau

permulaan pidato harus dapat mengantarkan pikiran dan menambatkan perhatian kepada

pokok pembicaraan, maka penutup pidato harus dapat memfokuskan pikiran dan perasaan

khalayak pada gagasan utama atau kesimpulan penting dari seluruh isi pidato. Karena itu

penutup pidato harus dapat menjelaskan seluruh tujuan komposisi, memperkuat daya persuasi,

mendorong pemikiran dan tindakan yang diharapkan, menciptakan klimaks dan menimbulkan

kesan terakhir yang positif.

Ada dua macam penutup yang buruk: berhenti tiba-tiba tanpa memberikan gambaran

komposisi yang sempurna, atau berlarut-larut tanpa pengetahuan di mana harus berhenti.

Untuk menghindari hal seperti ini, penutup pidato harus direncanakan sebelumnya lebih baik.

1. Menyimpulkan atau mengemukakan ikhtisar pembicaraan

Manusia sanggup mengingat banyak hal, tetapi hanya sanggup mengingat jelas beberapa

hal saja. Karena itu pokok-pokok utama disebutkan kembali. Cara yang paling mudah

ialah membilangnya dalam urutan satu, dua, tiga, dan seterusnya.

2. Menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat dan kata yang berbeda

Hal Ini dapat dilakukan setelah menyebutkan ikhtisar pidato atau tanpa ikhtisar pidato

Page 13: RETORIKA

3. Mendorong khalayak untuk bertindak (Appeal for Action)

Pidato persuasif selalu ditujukan untuk memperoleh tindakan tertentu dari khalayak.

Tindakan itu dapat berupa respon fisik seperti mencoblos partai tertentu, mengikuti

program KB, menyum- bangkan dana, dan sebagainya. Tindakan itu dapat pula berupa

hal- hal abstrak seperti penerimaan usul atau gagasan.

4. Mengakhiri dengan klimaks

Akhir pidato merupakan puncak seluruh uraian. Menuju penutup pidato, uraian menjadi

lebih penting dan lebih patut mendapat perhatian.

5. Mengatakan kutipan sajak, kitab suci, peribahasa, atau ucapan ahli

Kutipan dapat menambah keindahan komposisi, asalkan kutipan itu ada kaitannya dengan

tema yang dibicarakan atau menunjukkan arah tindakan yang harus dilakukan.

6. Menceritakan contoh yang berupa ilustrasi dari tema pembicaraan

Ilustrasi itu haruslah berbentuk cerita yang menarik perhatian dan menghidupkan

jalannya uraian. Panjang-pendeknya cerita dapat disesuaikan dengan waktu yang tersedia.

7. Menerangkan maksud sebenarnya pribadi pembicara

Ini akan efektif sekali, bila pembicara memiliki prestise yang tinggi di mata khalayaknya.

8. Memuji dan menghargai khalayak

Pujian efektif tentu saja adalah pujian yang wajar, ikhlas dan tidak berlebih-lebihan.

Dengan pujian, pembicara akan meninggalkan pendengar dalam keadaan puas dan

bahagia.

9. Membuat pernyataan yang humoris atau anekdot lucu

Kalau bukan ahlinya, penutup cara ini adalah yang paling sukar. Bila berhasil, kita akan

meninggalkan mereka dalam keadaan tertawa.

Dengan mengetahui teknik-teknik membuka dan menutup pidato, bagi Anda terbuka

beberapa alternatif yang dapat Anda pilih. Tetapi pada akhirnya, mutu teknik-teknik itu

bergantung kepada kreativitas Anda sendiri.