resume tpp hayati

4
Resume tpp KAJIAN APLIKASI PUPUK HAYATI DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) PADA POLYBAG Unsur hara utama yang banyak dibutuhkan tanaman tetapi jumlah atau ketersediaanya sering kurang atau tidak mencukupi di dalam tanah ialah N, P, dan K. Oleh karena itu ketiga unsur ini ditambahkan dalam bentuk pupuk (Soepardi, 1983). Aplikasi pupuk kimia secara terus-menerus dengan dosis yang meningkat setiap tahunnya justru dapat menyebabkan tanah menjadi keras dan keseimbangan unsur hara tanah terganggu (Pranata, 2010). Sifat biologis tanah menurun sehingga aktivitas jasad renik dalam tanah terganggu. Dengan demikian, proses penguraian bahan organik tanah terhambat dan tingkat kesuburan tanah menurun (Cahyono, 2003). Menyebabkan produksi pertanian menurun, kondisi seperti ini dapat merugikan petani. Pupuk hayati bukanlah pupuk biasa yang secara langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi ke dalam tanah. Pupuk hayati menambahkan nutrisi melalui proses alami, yaitu fiksasi nitrogen atmosfer, menjadikan fosfor bahan yang terlarut, dan merangsang pertumbuhan tanaman melalui sintesis zat-zat yang mendukung pertumbuhan tanaman (Vessey, 2003). Bahan dan Metode Penelitian dilaksanakan di green house Dinas Pertanian UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura, Desa Lebo – Sidoarjo pada bulan Maret – Juni 2012. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 13 perlakuan setiap perlakuan diulang 3 kali. Terdapat 4 macam konsentrasi pupuk hayati (0, 5, 10, 15 mL/tanaman) dan NPK 5 g/tanaman dengan 3 waktu pemupukan yaitu 5 HBT, 25 HST, dan 45 HST. Sehingga perlakuan pada penelitian ini adalah P0, P5(1x), P5(2x), P5(3x), P10(1x), P10(2x), P10(3x), P15(1x), P15(2x), P15(3x), NPK(1x), NPK(2x), dan NPK(3x). Hasil Penelitian Secara keseluruhan dari gambar histogram dan data di tabel menunjukkan bahwa jenis perlakuan menggunakan pupuk hayati baik pemupukan satu kali, dua kali, maupun tiga kali pada konsentrasi 15 mL/tanaman, memberikan hasil lebih baik pada pertambahan tinggi tanaman kacang hijau (V.radiata) dibandingkan dengan

Upload: jauhar-arifin

Post on 19-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Resume tpp

KAJIAN APLIKASI PUPUK HAYATI DALAM MENINGKATKANPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG HIJAU(Vigna radiata L.) PADA POLYBAG

Unsur hara utama yang banyak dibutuhkan tanaman tetapi jumlah atau ketersediaanya sering kurang atau tidak mencukupi di dalam tanah ialah N, P, dan K. Oleh karena itu ketiga unsur ini ditambahkan dalam bentuk pupuk (Soepardi, 1983). Aplikasi pupuk kimia secara terus-menerus dengan dosis yang meningkat setiap tahunnya justru dapat menyebabkan tanah menjadi keras dan keseimbangan unsur hara tanah terganggu (Pranata, 2010). Sifat biologis tanah menurun sehingga aktivitas jasad renik dalam tanah terganggu. Dengan demikian, proses penguraian bahan organik tanah terhambat dan tingkat kesuburan tanah menurun (Cahyono, 2003). Menyebabkan produksi pertanian menurun, kondisi seperti ini dapat merugikan petani.Pupuk hayati bukanlah pupuk biasa yang secara langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi ke dalam tanah. Pupuk hayati menambahkan nutrisi melalui proses alami, yaitu fiksasi nitrogen atmosfer, menjadikan fosfor bahan yang terlarut, dan merangsang pertumbuhan tanaman melalui sintesis zat-zat yang mendukung pertumbuhan tanaman (Vessey, 2003).Bahan dan MetodePenelitian dilaksanakan di green house Dinas Pertanian UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura, Desa Lebo Sidoarjo pada bulan Maret Juni 2012. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 13 perlakuan setiap perlakuan diulang 3 kali. Terdapat 4 macam konsentrasi pupuk hayati (0, 5, 10, 15 mL/tanaman) dan NPK 5 g/tanaman dengan 3 waktu pemupukan yaitu 5 HBT, 25 HST, dan 45 HST. Sehingga perlakuan pada penelitian ini adalah P0, P5(1x), P5(2x), P5(3x), P10(1x), P10(2x), P10(3x), P15(1x), P15(2x), P15(3x), NPK(1x), NPK(2x), dan NPK(3x).

Hasil PenelitianSecara keseluruhan dari gambar histogram dan data di tabel menunjukkan bahwa jenis perlakuan menggunakan pupuk hayati baik pemupukan satu kali, dua kali, maupun tiga kali pada konsentrasi 15 mL/tanaman, memberikan hasil lebih baik pada pertambahan tinggi tanaman kacang hijau (V.radiata) dibandingkan denganperlakuan menggunakan NPK (kontrol positif) dan kontrol negatif. Perlakuan terbaik dicapai oleh P15(3x) pada umur tanaman 8 minggu daripada perlakuan lainnya.Berdasarkan analisis statistik dari data pertumbuhan vegetatif tanaman kacang hijau, hanya parameter tinggi tanaman, biomassa akar dan jumlah bintil akar yang berpengaruh nyata. Hasil tertinggi dicapai oleh perlakuan P15(3x) dengan rata-rata tinggi tanaman 41,10 cm/tanaman, biomassa akar 0,53 g/tanaman, dan jumlah bintil akar 10 bintil/tanaman. Sedangkan parameter biomassa tanaman, jumlah bunga, jumlah cabang, dan panjang akar tidak berpengaruh nyata menurut statistik.Berdasarkan analisis statistik dari data pertumbuhan generatif atau produksi tanaman kacang hijau, hanya parameter berat polong dan berat biji total kacang hijau yang berpengaruh nyata. Hasil tertinggi dicapai oleh perlakuan P15(3x) dengan rata-rata berat polong 0,82 g/tanaman dan berat biji total 5,41 g/tanaman. Sedangkan parameter jumlah polong dan berat 100 biji tidak berpengaruh nyata menurut statistik. Perlakuan P15(3x) juga memiliki nilai efektivitas pupuk hayati (RAE) tertinggi 347,47% dan produktivitas lahan tertinggi 9 Kw/Ha daripada perlakuan pupuk hayati lainnya.PembahasanPertambahan tinggi tanaman kacang hijau (V. radiata) pada umur tanaman ke-2, 4, 6, dan 8 minggu ST (Setelah Tanam) lebih cepat terjadi pada perlakuan menggunakan pupuk hayati dengan konsentrasi 5 mL (P5), 10 mL (P10), dan 15 mL (P15) bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol positif (NPK) dan kontrol negatif (P0). Perlakuan terbaik dicapai oleh pupuk hayati dengan konsentrasi 15 mL dan jumlah pemupukan tiga kali (P15(3x)). Pemberian pupuk hayati dengan konsenrasi 15 mL sebanyak tiga kali tidak hanya berpengaruh terhadap tinggi tanaman kacang hijau (V. radiata) saja, namun juga mempengaruhi biomassa akar, jumlah bintil akar, berat polong, dan berat biji total. Sesuai dengan penelitian Risnawati (2010) bahwa formula pupuk hayati pelet ILeTRIsoy-2 yang diberikan saat tanam mampu meningkatkan berat kering biji 5,73 g/tanaman dibandingkan dengan kontrol 3,51 g/tanaman. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka semakin tinggi pula berat biji tanaman. Begitu juga dengan penelitian Muslifa (2009) konsentrasi tertinggi dengan pupuk konsorsium mikroba 30 mL (M0P30) mempengaruhi berat polong (700 154,11 g/tanaman) dan berat kering biji (188,00 53,57 g/tanaman). Hal ini dapat disebabkan oleh konsentrasi 30 mL merupakan dosis yang optimum untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Berbedanya kemampuan diantara inokulasi pupuk hayati karena berbedanya kemampuan strain Rhizobium mengikat N bebas dari udara (Wahyuni, 2009).Efektivitas pupuk hayati merupakan salah satu upaya untuk mencapai renewable input dalam sistem pertanian berkelanjutan dengan memelihara kesehatan dan kualitas tanah dan mengurangi ketergantungan pupuk kimia melalui proses biologi (Saraswati, 2007). Efektivitas pupuk hayati pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan P15(3x) menghasilkan nilai tertinggi bila dibandingkan dengan jenis perlakuan pupuk hayati lainnya, yaitu sebesar 347,37 %. Dengan produktivitas lahan tertinggi yaitu sebesar 9 Kw/Ha. Hasil panen kacang hijau nasional atau di Indonesia tahun 2011 (Anonimus, 2012) menghasilkan produktivitas 11,48 kw/Ha. Bila dibandingkan dengan produktivitas pupuk hayati perlakuan P15(3x) 9 Kw/Ha yang tepaut jauh. Simarmata (1995) mengemukakan bahwa penggunaan berbagai pupuk hayati pada lahan marginal di Indonesia ternyata mampu meningkatkan ketersediaan hara dan hasil berbagai tanaman antara 20-100%, serta dapat menekan pemakaian pupuk hayati buatan dan meningkatkan efisiensi pemupukan. Sehingga, konsentrasi pupuk hayati 15 mL/tanaman dengan tiga kali pemupukan merupakan pupuk hayati yang paling efektif untuk diaplikasikan terhadap tanaman kacang hijau (V.radiata) sebagai alternatif pengganti pupuk kimia.