resume pkp aptkr
DESCRIPTION
resume, apotecharyTRANSCRIPT
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKERFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS ANDALASNo : Dok 02/PKPA/14Tanggal : 26-09-2014Mengganti No : -
Tanggal : 4-02-2010
RESUME
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)
IDENTITAS PRIBADI
NamaBenny14
No. BP1341012145
AngkatanI
A. TEMPAT DAN JADWAL PKPA
1. Rumah SakitRSSN Bukittinggi30 Jun 2014 20 Sept 2014
2. Industri/PemerintahanLAFI-AD Bandung1 Okt 2014 31 Okt 2014
3. ApotekApotek Djaya Amdeni, Padang17 Nov 2014 31 Des 2014
B. RESUME PKPA
1RUMAH SAKITKegiatan PKP Apoteker di RSSN Bukittinggi yakni :
Fungsi klinik yang dilaksanakan pada instalasi rawat inat bangsal interne, bangsal neuro, instalasi farmasi dan instalasi anak yang menangkut pada informasi obat dan konseling obat pada pasien dan keluarga pasien, montoring efek samping obat
Fungsi klinik
Kegiatan yang dilakukan yakni visite bersama apoteker, analisa kasus bersama apoteker dan dokter. Untuk Analisa kasus yang dilakukan,berdasarkan data rekam medis pasien yang telah ditentukan,lalu mengisikan pada dokumen farmasi pasein di mana dokumen farmasi pasien tersebut memiliki lembar pengobatan, lembar pengkajian obat, lembar monitoring efek samping obat, form rencana kerja farmasi dan lembar pemantauan, lembar konseling. Selain melihat pada Rekam medis pasien data untuk analisa kasus dapat juga ditanyakan langsung kepada pasien dan keluarganya. Setelah Dokumen Farmasi dapat dilengkapai maka dilakukan peninjauan pustaka dan memantau kondisi pasien setiap hari dan melakukan diskusi kepada apoteker pembimbing yang telah di tetapkan.
Fungsi managemen:
Perencanaan ,pengedaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan
Fungsi Managemen
Kegiatan yang dilakukan di instalasi farmasi diantaranya adalah
1) Kegiatan pada Unit Penyimpanan Perbekalan Farmasi Standar (UPPFS)
Mempelajari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian farmasi standar
2) Kegiatan pada Unit Penyimpanan Perbekalan Farmasi Individual (UPPFI) Mempelajari Perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi individu.
Distribusi perbekalan standar di RSSN Bukittinggi:
1) Pendistribusian perbekalan farmasi (obat dan alkes) dilakukan oleh UPPFS melalui Loket Pelayanan Distribusi ke ruangan-ruangan.
2) Permintaan bahan laboratorium/reagen dan X-Ray Film untuk Gedung Pusat Diagnostik Terpadu (GPDT) dilayani dari UPF GPDT, sedangkan di luar permintaan GPDT dilayani langsung melalui UPPFS. 3) Oksigen tabung didistribusikan ke ruangan-ruangan sesuai permintaan ruangan.
Prosedur pendistribusian perbekalan individual di RSSN Bukittinggi :
Prosedur operasional PIO di RSSN Bukittinggi :
1. Menerima permintaan informasi obat.
2. Mengunpulkan latar belakang permasalahan dan sumber informasi yang digunakan.
3. Menelusuri sumber data
4. Memformulasikan jawaban sesuai permintaan.
5. Memantau dan menindaklanjuti
6. Melakukan dokumentasi.
Alur pelayanan resep di Instalasi Rawat Darurat RSSN Bukittinggi : Lantai 1
Prosedur Pelayanan Obat Pasien di Apotek rawat jalan RSSN Bukittinggi :
Aktivitas
Dokumen/ Catatan Mutu
Keterangan
Alur pelayanan resep di Apotek IRNA RSSN Bukittinggi untuk pasien rawat inap dilakukan secara UDD
GBPT : Alur pelayanan Resep BU/ICU/ICCU/NICU (kebutuhan di luar bahan dasar) yang bersumber dari BLUD:
2INDUSTRI
Perencanaan dan pengadaan barang untuk produksi obat Lafi Ditkesad disusun berdasarkan data pola penyakit dari daerah, dan laporan dari masing-masing Kesehatan Daerah Militer (Kesdam), Satuan Kesehatan (Satkes) dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) dengan penyesuaian antara daftar kebutuhan obat dengan anggaran yang tersediaProses produksi dimulai dari penimbangan bahan baku yang akan digunakan dan dikeluarkan dari Instalsimpan berdasarkan catatan pengolahan bets untuk setiap produk. Bahan baku obat yang telah dikeluarkan dari Instalsimpan selanjutnya memasuki tahap pengolahan pada masing-masing seksi produksi, yaitu seksi sediaan non betalaktam dan seksi sediaan betalaktam.1. Seksi sediaan non betalaktamSeksi sediaan non betalaktam dikepalai oleh seorang kepala seksi (Apoteker) yang bertanggung jawab kepada Kainstalprod. Pada seksi ini dilakukan kegiatan produksi sediaan tablet, kapsul, sediaan sirup, salep, cairan obat luar. Kegiatan pada produksi sediaan tablet meliputi penimbangan, pencampuran, pengeringan, granulasi, pencetakan, penyalutan dan stripping. Hasil dari seksi ini kemudian dikirim ke seksi kemas untuk dikemas.2. Seksi sediaan betalaktam
Seksi sediaan betalaktam dikepalai oleh seorang Apoteker. Produksi Betalaktam di Lafi Ditkesad telah mendapatkan sertifikat CPOB untuk lima jenis sediaan, contohnya sirup kering, kapsul, kaplet.
Proses produksi betalaktam dilakukan di gedung yang terpisah dengan produksi non betalaktam untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang. Gedung produksi betalaktam telah dilengkapi dengan sistem pengaturan udara (Air Handling System), air washer, air shower, dan ruang penyangga. Lantai, dinding dan langit-langit dilapisi oleh bahan epoksi untuk memudahkan pembersihan.3. Seksi sefalosporin
Produksi Sefalosporin belum dimulai karena masih mempersiapkan untuk pengajuan sertifikat injeksi serbuk steril. Pembagian ruangan berdasarkan tingkat kebersihan telah dilakukan, yaitu ruang kelas A (di bawah Laminar Air Flow, di dalam ruangan cubicle), ruang kelas B, ruang C serta kelas D.
Sistem pengaturan udara (AHS atau AHU) di ruang produksi produk steril injeksi telah memenuhi syarat. Tekanan udara di ruangan dengan tingkat kebersihan lebih tinggi (ruang produksi steril) memiliki tekanan udara lebih positif dari ruang dengan tingkat kebersihan yang lebih rendah.4. Seksi kemas
Kasi kemas Lafi Ditkesad dijabat seorang Apoteker yang bertanggung jawab kepada Kepala Instalprod. Pengemasan dilakukan pada produk ruahan tablet, kapsul, sirup dan salep. Pengawasan mutu hendaklah mencakup semua kegiatan analitik yang dilakukan di laboratorium termasuk pengambilan sampel, pemeriksaan pengujian bahan awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi. Kegiatan ini mencakup juga uji stabilitas, program pemantauan lingkungan, pengujian yang dilakukan dalam rangka validasi, penanganan sampel pertinggal, menyusun dan memperbaharui spesifikasi bahan, produk serta metode pengujiannya.Bagian pengawasan mutu dalam suatu pabrik obat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa:
1. Bahan awal untuk produksi obat memenuhi spesifikasi yang ditetapkan untuk identitas, kekuatan, kemurnian, kualitas, dan keamanannya.
2. Tahapan produksi obat telah dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan dan telah divalidasi sebelumnya antara lain melalui evaluasi, dokumentasi, dan produksi.
3. Semua pengawasan selama proses dan pemeriksaan laboratorium terhadap suatu bets obat telah dilaksanakan dan bets tersebut memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sebelum didistribusikan.4. Suatu bets obat memenuhi persyaratan mutunya selama waktu peredaran yang ditetapkan.
Area laboratorium pengujian mutu hendaklah terpisah secara fisik dari ruang produksi agar terbebas dari sumber cemaran maupun getaran yang dapat berpengaruh terhadap hasil pengujian. Laboratorium fisiko-kimia, mikrobiologi, dan kimia hendaklah terpisah satu sama lain karena perbedaan jenis pengujian, peralatan dan bahan-bahan penguji yang terdapat di setiap laboratorium.
Kegiatan bagian pengawasan mutu yang dipersyaratkan dalam CPOB adalah sebagai berikut:
a. Penanganan baku pembanding
b. Penyusunan spesifikasi dan prosedur pengujian
c. Penanganan contoh pertinggal
d. Validasi
e. Pengawasan terhadap bahan awal, produk antara, produk ruahan, dan obat jadi meliputi spesifikasi, pengambilan contoh, pengujian untuk bahan-bahan tersebut, serta in process controlf. Pengujian ulang bahan yang diluluskan
g. Pengujian stabilitas
h. Penanganan terhadap keluhan produk dan produk kembalian.
Bagian pengawasan mutu memiliki wewenang khusus untuk memberikan keputusan akhir meluluskan atau menolak atas mutu bahan baku, produk obat ataupun hal lain yang mempengaruhi mutu obat.
Dokumentasi dan prosedur pelulusan yang diterapkan bagian pengawasan mutu hendaklah menjamin bahwa pengujian yang diperlukan telah dilakukan sebelum bahan digunakan dalam produksi dan produk disetujui sebelum didistribusikan. Personil pengawasan mutu hendaklah memiliki akses ke area produksi untuk pengambilan sampel dan penyelidikan yang diperlukan.
Pengawasan Mutu di Lafi Ditkesad merupakan bagian yang independen dari bagian lain dan di bawah tanggung jawab seorang Apoteker. Pengawasan mutu Lafi Ditkesad telah dilengkapi dengan sarana yang memadai berupa laboratorium pengujian kimia, fisika maupun mikrobiologi. Kegiatan Pengawasan Mutu yang dilakukan di Lafi Ditkesad meliputi :
1. Sampling 2. Testing (Pengujian)
3. Spesifikasi
4. Inspeksi
Dokumentasi dan prosedur pelulusan yang diterapkan bagian pengawasan mutu hendaklah menjamin bahwa pengujian yang diperlukan telah dilakukan sebelum bahan digunakan dalam produksi dan produk disetujui sebelum didistribusikan ke Daerah Militer (Kesdam), Satuan Kesehatan (Satkes) dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).
peran apoteker yaitu menjadi kepala seksi produksi, maupun kepala seksi kemas, yang mengawasi jalannya proses produksi dan mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi. Saat melakukan praktek, kegiatan produksi sedang tidak dilakukan. Namun, penulis mendapat kesempatan untuk melihat ruangan maupun mesin produksi hingga batasan tertentu.
3APOTEKTata cara pemberian izin apotek:
Pelayanan Resep
Alur pelayanan resep : resep masuk ( dicek kelengkapan R/ pasien ( tanyakan kembali nama dan alamat pasien ( dihitung harga obat pada R/ ( dikonfirmasikan kepada pasien, pasien setuju ( diberi no. R/ ( penyiapan R/ ( penulisan etiket ( pembungkusan obat ( pengecekan kembali ( serah terima obat kepada pasien dengan pengecekan kembali dan disertakan informasi obat.
Administrasi Apotek Meliputi :
Buku penjualan obat dan barang bebas
Buku penerimaan barang
Buku resep
Buku pesanan barang
Buku daftar harga
Buku pemakaian obat golongan narkotika dan buku pemakaian obat golongan psikotropika
Blanko copy resep
Blanko pesanan narkotika adan blanko pesanan psikotropika
Blanko surat pemesanan dan kartu stok gudang dan kartu stok harian dan blanko kwitansi
Pengelolaan Perbekalan Farmasi Barang dipesan berdasarkan kepada jenis barang yang sudah habis pada hari sebelumnya atau persediaan barang di ruang peracikan tinggal sedikit. Banyaknya jumlah barang yang dipesan tergantung pada tingkat pemakaian oleh konsumen. Pemesanan barang dilakukan dengan mengamprah semua barang yang diperlukan ke gudang Apotek Djaya Amdeni. Selain itu pemesanan atau pembelian barang juga dapat dilakukan melalui PBF dengan menggunakan surat. Surat pesanan dibuat rangkap dua yang terdiri dari warna putih (asli) dan warna kuning untuk arsip. Sedangkan untuk keperluan yang mendadak dalam jumlah yang sedikit sementara persediaan habis atau terbatas maka dapat dilakukan di apotek lain untuk memenuhi permintaan pasien. Pemesanan obat juga dapat dilakukan melalui telpon yang diikuti dengan surat pemesanan barang jika barang yang dipesan telah datang.
Untuk obat golongan narkotika dipesan oleh apotek dengan menggunakan surat pemesanan khusus narkotika yang dibuat dan ditandatangani oleh APA. Surat pesanan narkotika ini dibuat rangkap empat, satu lembar pertama untuk apotek dan tiga lembar lainnya untuk PBF Kimia Farma yang diberi wewenang oleh pemerintah untuk mengadakan penjualan obat narkotika.
Konseling PasienKonseling pasien di apotek ditujukan kepada pasien penderita penyakit kronis, yang membutuhkan perhatian khusus agar tercapai terapi yang diinginkan. Konseling juga dilakukan terhadap pasien dengan pemakaian obat secara khusus (suppos, dll).
4SARAN BAGI PSPA
Yang perlu dipersiapkan dan dibekali kepada mahasiswa apoteker sebelum berpraktek sehingga mahasiswa dapat berpraktek sesuai standar kompetensi apoteker yang telah ditetapkan: kemampuan untuk membaca resep, mengenal istilah-istilah medis, menulis cepat.
5FLOW CHART
C. PENGESAHAN
Nama mahasiswaTanda Tangan
Service and caring (apotek, rumahsakit, dll )
Regulation (BPOM, Dinkes, IAI)
Distributor (PBF)
Manufacturing (industri)
Petugas UPF mengajukan permintaan perbekalan kefarmasian
form permintaan dikirim satu hari sebelum jadwal serah terima
Petugas UPPFI menerima form permintaan
satu hari setelah form permintaan diterima
Petugas UPPFI mempersiapkan perbekalan kefarmasian sesuai form permintaan
perbekalan farmasi siap diserahterimakan pada siang hari
Petugas UPPFI menghubungi petugas UPF
Petugas UPPFI melakukan serah terima kepada petugas UPF disertai form pengiriman
Resep Dokter
Dokter
Pasien
UPF IRD
Pasien
Ward Floor Stock,
Individual Prescription
Resep
Mulai
Staf Apotek
Menerima PermintaanObat
Staf Apotek
Melakukan Verifikasi Permintaan
Resep Lengkap
Tidak
Staf Apotek
Menyiapkan Obat & Membuat Copy Resep & Medical Record
Proses Penyerahan Obat
Selesai
Staf Apotek
Konfirmasi ke Dokter
Yang bersangkutan
Resep
Medical Report
Form Copy Resep
Resep dokter
Resep diserahkan ke petugas farmasi ruangan
Asisten Apoteker memeriksa resep & kelengkapan persyaratan administrasi
Apoteker mengkaji penggunaan obat
Tidak ada masalah
Ada masalah
Ada masalah
Tidak ada masalah
Diskusi dengan dokter
Keluarga pasien diminta melengkapi persyaratan
Asisten Apoteker menyiapkan obat secara Unit Dose Dispensing untuk 1 hari
Asisten apoteker melakukan serah terima obat dengan perawat ruangan
Perawat memberikan obat kepada pasien sesuai jam pemberian obat
Asisten apoteker meng-entry resep sesuai dengan jumlah yang digunakan pasien
Peresepan
Asisten Apoteker
Ruangan
UPF Lt.1
(dilakukan skrining resep)
Penyiapan resep oleh AA
Koreksi ulang oleh AA/apoteker
Penyerahan ke ruangan ICU/ICCU/BU/NICU
Oleh AA dengan perawat
Pengkajian resep (apoteker)
Keluarga Pasien
Kasir
Informasi obat dan biaya
_1481400540.xls